kementrian kesehatan republik indonesia politeknik

advertisement
ASUHAN KEBIDANAN PADA NIFAS NORMAL
TERHADAP Ny. DEVI FERAWATI
DI BPS PONIRAH MARGOREJO
METRO SELATAN
Disusun Oleh
FITRI DWI WULANDARI
NIM. 12242013
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN METRO
TAHUN 2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur bagi Allah SWT yang senantiasa mendampingi kita dalam
setiap kegiatan dan pekerjaan, yang selalu memberi kita kesehatan dan sehingga
penulis dapat menyusun Laporan Asuhan Kebidanan ini tepat pada waktunya..
Makalah ini
berjudul
“ASUHAN
KEBIDANAN PADA
NIFAS
NORMAL TERHADAP Ny. DEVI FERAWATI DI BPS PONIRAH,
MARGOREJO METRO SELATAN
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu
menyusun makalah ini terutama pada pembimbing Institusi dan pembimbing
lapangan yang telah banyak sekali mendukung.
Kami menyadari bahwa penyusunan Makalah ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kami berharap saran dan kritik dari pembaca untuk perbaikan
penyusunan di masa yang akan datang. Dan kami berharap Makalah ini berguna
bagi kita semua. Amin.
Metro,
Mei 2014
FITRI DWI WULANDARI
NIM. 12242013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nifas merupakan suatu akhir dari proses yang dialami oleh wanita
setelah mengalami kehamilan dan persalinan. Dalam melewati proses masa
nifas seorang wanita harus mendapatkan penatalaksanaan yang benar karena
hal ini sangat berpengaruh terhadap fisik dan psikologis ibu pada masa nifas
ini. Hal tersebut terbukti dari banyaknya ibu yang mengalami infeksi pada
masa nifas dan mengalami komplikasi pada masa nifas yang dihadapinya.
Angka kesakitan dan kematian pada masa nifas terutama di negara
berkembang masih besar. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat
kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 20% kematian ibu akibat kehamilan
terjadi setelah persalinan, dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam
kurun waktu 7 hari setelah lahir. Dengan pemantauan melekat dan asuhan
pada ibu dan bayi masa nifas tersebut dapat mengurangi angka tersebut
(Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Perinatal,2002).
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan
masa kritis baik bagi ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60%
kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian
masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. (Buku Acuan Nasional, Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2006).
Asuhan sayang ibu membantu ibu dan keluarganya untuk merasa aman
dan nyaman selama proses persalinan. Asuhan sayang ibu adalah asuhan
dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang
ibu (Depkes, 2004).
Asuhan sayang ibu yang dapat dilakukan :
1.
Menganjurkan ibu untuk selalu berdekatan dengan bayinya (rawat
gabung).
2.
Membantu ibu untuk mulai membiasakan menyusui dan menganjurkan
pemberian ASI sesuai permintaan.
3.
Mengajarkan ibu dan keluarganya mengenai nutrisi dan istirahat yang
cukup setelah melahirkan.
4.
Menganjurkan suami dan anggota keluarganya untuk memeluk bayi dan
mensyukuri kelahiran bayinya.
5.
Mengajarkan ibu dang anggota-anggota keluarganya tentang bahaya
dan tanda- tanda bahaya yang dapat diamati dan anjurkan mereka
untuk mencari pertolongan jika terdapat masalah atau kekhawatiran.
(http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/17/asuhan-persalinan)
Dengan melihat kenyataan di atas, maka penulis ingin mempelajari lebih
lanjut dalam menajement kebidanan pada ibu nifas normal sehingga dapat
menjaga kesehatan ibu yang sedang dalam masa nifas secara fisik maupun
psikologis. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dalam masa nifas.
Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang perawatan kesehatan
dini dan nutrisi dalam mas nifas.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan
kebidanan dengan menggunakan manajemen
kebidanan yang tepat pada ibu nifas normal.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menguraikan konsep dasar dan manajemen kebidanan pada
ibu nifas normal.
b. Mampu mengidentifikasi masalah dan melakukan analisa data yang
terkumpul.
c. Mampu mengidentifikasi diagnosa masalah dan kebutuhan.
d. Mampu menganatisipasi masalah potensial dan diagnosa lain.
e. Mampu mengevaluasi kebutuhan segera.
f. Mampu membuat perencanaan segera.
g. Mampu melaksanakan rencana tindakan.
h. Mengevaluasi hasil.
C. Manfaat
1.
Bagi Tenaga Kesehatan
Menambah pengetahuan tenaga kesehatan tentang asuhan kebidanan
pada ibu nifas
2.
Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai dokumentasi untuk perbandingan penelitian selanjutnya.
3.
Bagi Penulis
a. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai asuhan kebidanan
ibu bersalin serta sebagai penerapan ilmu yang telah didapat selama
perkuliahan.
b. sebagai pedoman sekaligus masukan untuk lebih meningkatkan mutu
pelayanan asuhan kebidanan pada ibu bersalin.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali
alat kandungan yang lamanya + 6 minggu
Periode nifas di bagi 3 :
1. Immediate puerperium
: waktu 0 – 24 jam setelah persalinan
2. Early puerperium
: waktu 1 – 7 hari post partum
3. Later puerperium
: waktu 1 – 6 minggu setelah persalinan.
Masa nifas atau post partum disebut juga puerperium yang berasal dari
bahasa latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” berarti
melahirkan. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil,
biasanya berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, namun secara
keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan.
Menurut Williams masa nifas secara harfiah didefinisikan sebagai
masa persalinan selama dan segera setelah melahirkan, meliputi mingguminggu berikutnya pada waktu alat-alat reproduksi kembali ke keadaan tidak
hamil atau kembali normal.
Menurut Vervney, H. dalam bukunya mengatakan bahwa periode
pasca persalinan (post partum) ialah masa waktu antara kelahiran plasenta dan
membran yang menandai berakhirnya periode intrapartum sampai waktu
menuju kembalinya sistem reproduksi wanita tersebut kekondisi tidak hamil.
Menurut Bennet, V.R dan Brown. L.K (1996) menuliskan bahwa
puerperium adalah waktu mengenai perubahan besar yang berjangka pada
periode transisi dari puncak pengalaman melahirkan untuk menerima
kebahagian dan tanggung jawab dalam keluarga.
Sedangkan menurut Christina.S. Ibrahim menyatakan bahwa masa
nifas adalah masa seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk
memulihkan kesehatannya kembali.
B. Perubahan-perubahan Fisik pada Ibu Post Partum
Ciri-ciri pada masa post partum meliputi perubahan-perubahan yang
dianggap normal dan harus terjadi untuk mengembalikan fungsi-fungsi organ
seperti sebelum hamil, perubahan-perubahan itu terdiri atas :
1. Tekanan Darah, pada proses persalinan akan terjadi peningkatan sekitar
12 mmHg untuk sitole dan 10 mmHg untuk diastole, kemudian pada pasca
salin akan kembali stabil dan normal.
2. Suhu Badan, pasca salin dapat naik sekitar 0,20 C dari keadaan normal
tetapi tidak lebih dari 360 C, setelah 12 jam pertama kelahiran, umumnya
suhu badan kembali normal. Kenaikan suhu ini dimungkinkan karena
adanya bendungan vaskuler dan limfatik.
3. Denyut Nadi, biasanya 60 – 80 denyut permenit kecuali pada keadaan
persalinan yang lama dan sulit atau kehilangan banyak darah. Setiap
denyut nadi yang melebihi 100 adalah abnormal dan hal ini mungkin
disebabkan infeksi atau pendarahan post partum yang tertunda. Sebagian
wanita mungkin mungkin saja memiliki apa yang disebut brakdikardi nifas
(puerpera Bradycardia). Hal ini bisa berlanjut sampai beberapa jam setelah
kelahiran anak.
4. Perubahan Sistem Ginjal
Pelvis ginjal dan ureter yang teregang dan berdilatasi setelah persalinan
sehingga akan menyebabkan kesulitan untuk kencing akibatnya terjadi
overdistensi dari kandung kencing. Pelvik ginjal dan ureter dipengaruhi
oleh progesterone yang mengarah pada dilatasi dan statis urine, ini akan
menyebabkan peningkatan resiko infeksi selama kehamilan. Efek
progesteron akan menghilang setelah kelahiran plasenta. Selama
persalinan kandung kemih akan naik ke dalam abdomen dengan
memperlonggar ureter sedikit demi sedikit sehingga sering kali ureter
mengalami memar. Ureter yang memar akan menyebabkan nyeri kencing
dan kandung kencing mudah membesar. Penggosongan yang tidak
sempurna dan adanya sisa urine yang berlebihan akan menyebabkan
gangguan pada ginjal, kecuali bila diambil langkah-langkah untuk
mempengaruhi ibu dalam melakukan buang air kencing sehingga efek dari
trauma selama persalinan pada kandung kemih dan ureter akan
menghilang.
5. Perubahan hematologis
Selama minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma
serta faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama post
partum kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah
lebih mengental dengan peningkatan viskositas sehingga peningkatan
faktor pembekuan darah.
Leukositosis yang meningkat dimana jumlah sel darah putih dapat
mencapai 12.000 selama persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa hari
pertama dari masa post partum. Jumlah sel darah putih tersebut masih bisa
naik lagi sampai 22.000 atau 30.000 tapa adanya kondisi patologis jika
wanita tersebut mengalami persalinan lama. Jumlah Hemoglobine,
hematokrit dan eriytrosit akan sangat bervariasi pada masa awal-awal post
partumsebagai akibat dari volume darah, volume plasenta dan tingkat
volume sel darah yang berubah-ubah.
Semua tingkatan ini akan dipengaruhi oleh status gizi dan hidrasi wanita
tersebut. Kira-kira kelahiran dan masa post partum terjadi kehilangan
darah sekitar 200 – 200 ml selama persalinan. Penurunan volume dan
peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan dengan peningkatan
hemotokrit dan hemoglobine pada hari ke 3 – 7 persalinan dan akan
kembali normal dalam 4 – 2 minggu post partum.
6. Perubahan Peritoneum dan dinding abdomen
Selama beberapa hari peritoneum yang membungkus dibentuk menjadi
lipatan dan kerutan. Ligamentum latum dan rotundum jauh lebih kendor
sebagai akibat putusnya serat elastis kulit dan sistensi rahim waktu hamil,
dinding rahim kecuali strie. Tidak jarang uterus menjadi retropleksi.
7. Perubahan sitem endokrin
a. Hormon Plasenta
Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan, plasenta
lactogen tidak dapat dideteksi dalam 24 jam. Human Chorionic
Gonadotropin turun dengan cepat dan menetap sampai 10 % dalam 3 jam
hingga hari ke-7 sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke-3 post
partum.
b. Hormon Pituitary
Prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui
menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH meningkat pada fase
konsentrasi folikuler pada minggu ke-3, dan LH tetap rDyah hingga
ovulasi terjadi.
c. Hipotalamik-Pituitary-Ovarium
Untuk wanita post partum yang menyusui tidak menyusui akan
mempengaruhi lamanya ia mendapat menstruasi. Sering kali menstruasi
pertama bersifat anovulasi yang dikarenakan rendahnya kadar estrogen
dan progesterone. Diantaranya wanita laktasi sekitar 12 % memperoleh
menstruasi selama 6 minggu dan 42 % setelah 12 minggu. Diantara yang
tidak laktasi 40 % menstruasi selama 6 minggu, 62 % setelah 12 minggu
dan 90 % setelah 24 minggu. Untuk wanita laktasi 80 % menstruasi
pertama anovulasi dan untuk wanita yang tidak laktasi 20 % siklus
pertama anovulasi.
Variabel yang mempengaruhi siklus menstruasi mungkin disebabkan oleh
rangsangan menghisap yang berbeda pada tiap individu. Pemberian
minuman susu formula sebagai pendamping ASI dan menyusui kurang
dari 6 kali/hari akan ikut berpegaruh. Setelah bersalin kadar oksitosin dan
prolaktinakan meningkat sehingga pada ovarium akan terjadi penurunan
hormon estrogen dan progesteron yang menyebabkan terjadimya
penurunan FSH dan LH pada kelenjar hipofise.
8. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Pada kehamilan terdapat aliran darah dari ibu ke janin melalui plasenta, dan
setelah plasenta lahir aliran darah ini akan terhenti. Sehingga volume darah
ibu akan meningkat, menyebabkan bertambahnya beban jantung ibu.
Hal ini diatasi oleh jantung dengan proses hemokonsentrasi sampai perlahanlahan volume darah kembali normal seperti sediakala. Juga demikian halnya
pada pembuluh darah akan kembalai keukuran semula.
9. Perubahan sistem gastrointestinal
Penggosongan usus spontan terhambat 2 – 3 hari karena penurunan kontraksi
otot, pembengkakan perineal yang disebabkan oleh episiotomi, luka dan
haemoroid.
10. Perubahan sistem muskuloskletal
Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6 – 8 minggu setelah persalinan
sebagai upaya relaksasi yang disebabkan pembesaran uterus selama
kehamilan.
11. Perubahan Traktus Urinarius
Fungsi ginjal normal dalam beberapa bulan setelah persalinan, diaforesis
terjadi pada malam hari pada hari ke 2-3 persalinan sebagai mekanisme untuk
mengurangi tahan cairan pada kehamilan. Distensi kandung kemih segera
terjadi sebagai akibat pengembalian metabolisme cairan pada kehamilan dan
dimobilisasi pada eliminasi akhir produk katabolisme protein. Kontraksi
kandung kemih sering kali pulih dalam 2 – 7 hari persalinan dengan
pengosongan kandung kemihyang edekuat.
12. Buah Dada / Lactasi
Hormon progesteron dan estrogen ini menghambat pengeluaran prolaktin.
Dengan lahirnya placenta kadar estrogen dan progesteron menurun sehingga
penekanan prolaktin meningkat dalam darah dan merangsang sel-sel acini
untuk produksi ASI.
Ada 2 refleksi yang memegang peranan dalam proses pembentukan:
1. Refleksi Prolaktin
Reflek ini merupakan reflek neuron hormon yang mengatur produksi ASI
kontinuitas sekresi prolaktin tergantung pada :
a) Hisapan bayi
b) Seringnya menyusui
c) Jarak antara waktu menyusui
2. Reflek Let Down
Reflek pemancaran ASI karena rangsangan pada papila dan areola mamae
waktu bayi menghisap. Reflek ini merupakan reflek psikosomatik yang
sangat dipengaruhi oleh emosi.
13. Perubahan Traktus Genetalia
a. Involusi Corvus Uteri
Setelah
pengeluaran
plasenta,
tinggal
fundus
uteri
kira-kira
pertenghahan umbilikus dengan simfisis atau sedikit lebih tinggi. Corpus
sebagian besar terbungkus oleh serosa dan dilapisi oleh desidu, dan
tampak iskhemik karena pembuluh darah tertekan oleh kontraksi, dalam 2
hari uterus dalam ukuran yang sama kemudian mengkerut sehingga dalam
2 minggu organ ini masuk ke rongga panggul dan mencapai ukuran
semula setelah 4 minggu. Jumlah sel otot tidak berkurang banyak dan
ukuran sel yang berkurang kerena pelepasan plasenta dan membran
mengikuti sertakan lapisan spongiosa desidua dan bagian desidua tetap ada
di uterus.
Tabel 1.“Perubahan yang terjadi pada Uterus” menurut Myles
Involusi
Plasenta
lahir
Akhir
minggu 1
Akhir
minggu 2
Akhir
minggu 6
Berat
Uterus
TFU
Diameter
Bekas
Plasenta
Servik
lembut &
lunak
900 gram
sepusat
12.2 Cm
420 gram
1/2 pusatsymphisis
7.2 Cm
2 Cm
200 gram
tidak teraba
2 Cm
1 Cm
60 gram
sebesar hamil
2 minggu
2.2 Cm
Membelah
b. Involusi Tempat Plasenta (William, 1913)
Ekstruksi lengkap dengan plasenta memerlukan waktu sampai 6
minggu. Setelah kelahiran berukuran sebesar telapak tangan lalu mengecil
dengan cepat pada akhir minggu Pertama dengan ukuran diameter 3 – 4
cm.
c. Regenerasi Endometrium
Dalam 2–3 hari kelahiran, desidua
yang tertinggal di uterus
berdiferensiasi menjadi 2 lapisan. Lapisan superficial menjadi nekrotik dan
terkelupas bersam lokhea, dan lapisan basal sebagai sumber pembentukan
endometrium baru.Proses regenerasi berjalan cepat kecuali ditempat
plasenta karena permukaan lain lebih cepat tertutup stroma dan epitel
dalam satu minggu atau sepuluh hari dan pulih kembali dlam minggu ke-3.
Pengelupasan desidua menimbulkan sekret vagina dengan jumlah berbeda
yang disebut lokhea. Secara mikroskofik lokhea terdiri dari eritrosit,
kelupasan desidua, sel epitel dan bakteri.
Sifat lokhea berubah seperti sekret luka yang berubah menurut tingkat
penyembuhan luka yang terdiri atas :
a) Lochea Rubra / Crenta
Pada hari 1-2 berwarna merah berisi lapisan decidua sisa-sisa choirum,
liquor omni, rambut lanugo, vernix caseosa dan kemungkinan pula
meconium.
b) Lochea Snaginalenta
Pada hari 3-7 berwarna coklat sedikit darah, banyak serum, selaput
lendir leucocytendum kuman penyakit yang telah mati.
c) Lochea Serosa
Pada hari 7-10 berwarna agak kuning, cair dan tidak berdarah lagi
d) Lochea Alba
Setelah 2 minggu berwarna kekuningan berisi selaput lendir
leucocytendan kuman penyakit yang lebih mati. Apabila lochea yang
dikeluarkan lebih lama kemungkinan :
d. Perubahan pada pembuluh darah uterus
Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh-pembuluh darah
yang besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran
darah yang banyak maka pembuluh darah mengalami obliterasi dan
pembuluh darah mengecil kembali mengalami hialinisasi seperti pada
ovariua setelah tejadi pembentukan korpus luteum.
e. Perubahan pada serviks dan vagina (Hanifa, 1999)
Beberapa hari setelah persalinan, ostium externum dapat dilalui oleh 2
jari, pinggir-pinggirnya tidak rata tetapi retak-retak karena robekan dalam
persalinan. Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh satu jari
saja dan lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas dari kanalis
servikalis. Pada serviks terbentuk otot-otot baru, karena hiperplasi ini dan
karena retraksi dari serviks, robekan serviks menjadi sembuh. Walaupun
begitu setelah involusi selesai, ostium exsternum tidak serupa dengan
keadaanya sebelum hamil. Pada umumya ostium externum lebih besar dan
tetap ada retak-retak serta robekan pada pinggirnya. Oleh karena robekan
kesamping ini terbentuk bibir depan dan bibir belakang dari serviks.
Vagina sangat diregang pada waktu persalinan, lambat laun akan mencapai
ukuran yang normal. Pada minggu ke 3 post partum rugae mulai Nampak
kembali. Hymen muncul sebagai potongan kecil dan diubah menjadi
curuncule multiformis sebagai khas pada wanita yang telah melahirkan.
C. Perubahan Psikologis Pada Ibu Post Partum
Masa dewasa merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola
kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Orang dewasa khususnya
seorang wanita diharapkan memainkan peranan baru seperti peran sebagai
seorang istri, orang tua (ibu), berkarier dan mengembangkan sikap-sikap baru,
keinginan-keinginan dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas baru ini.
Penyesuaian diri ini menjadi periode ini suatu periode khusus dan sulit dari
rentang kehidupan seorang wanita. Perlu diingat bahwa setiap wanita
membutuhkan kasih sayang, pengakuan dari manusia lain serta butuh dikenal,
butuh dihargai, butuh diperhatikan dan butuh mendapat dukungan dari orang
lain, keluarga dan teman terutama setelah melahirkan dimana pada periode ini
cukup sering seorang ibu menunjukan depresi ringan beberapa hari setelah
melahirkan. Depresi ringan setelah melahirkan tersebut merupakan akibat dari
beberapa faktor penyebab yang paling sering adalah:
1. Kekecewaan emosional yang mengikuti rasa puas dan takut yang dialami
kebanyakan wanita selama kehamilan dan persalinan karena adanya
perubahan peran.
2. Rasa sakit yang timbul pada masa nifas awal.
3. Kelelahan karena kurang tidur selam persalinan dan post partum.
4. Kecemasan
pada
kemampuan
untuk
merawat
bayinya
setelah
meninggalkan rumah sakit
5. Rasa takut menjadi tidak menarik lagi bagi suaminya (body image).
6. Riwayat perkawinan yang abnormal.
7. Riwayat kelahiran mati atau cacat.
Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dalam melewati
periode ini, bidan sebagai provider harus bertindak bijaksana, dapat
menunjukan rasa empati, menghargai dan menghormati setiap ibi bagaimana
adanya, misalnya memperhatikan dengan memberi ucapan selamat atas
kelahiran bayinya yang dapat memberikan perasaan senang pada ibu.
Dalam memberikan dukungan dan suport bidan dapat melibatkan
suami, keluarga dan teman di dalam melaksanakan asuhan sehingga akan
melahirkan hubungan antar manusia yang baik, antar petugas dengan klien,
dan antar klien sendiri. Dengan adanya a good human realitionship
diharapkan akan memenuhi kebutuhan psikologis ibu setelah melahirkan
anak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Reva Rubin mengenai
perubahan pada masa post partum terdapat 3 fase, yaitu :
1. Fase Taking In
Sebagai suatu masa ketergantungan dengan ciri-ciri membutuhkan tidur
yang cukup, nafsu makan meningkat berharap untuk menceritakan
pengalaman partusnya dan bersikap sebagai penerima menunggu apa yang
disarankan dan apa yang diberikan.
2. Fase Taking Hold
Terlihat sebagai suatu usaha terhadap pelepasan diri dengan ciri-ciri
bertindak sebagai pengatur bergerak untuk bekerja, kecemasan makin
kuat, perubahan mood mulai terjadi dan susah mengerjakan tugas keibuan
3. Fase Letting Go
Periode terjadi biasanya setelah pulang kerumah dan sangat dipengaruhi
oleh waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga. Pada masa ini ibu
mengambil tugas atau tangung jawab terhadap perawatan bayi sehingga ia
harus
beradaptasi
terhadap
kebutuhan
bayi
yang
menyebabkan
berkurangnya hak ibu, kebebasan dan hubungan sosial. Pada umumnya
depresi post partum terjadi pada periode ini.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN NIFAS NORMAL TERHADAP Ny. DEVI
FERAWATI DI BPS PONIRAH MARGOREJO METRO SELATAN
TAHUN 2014
I. PENGKAJIAN
DATA SUBYEKTIF
Tanggal 07 Mei pukul 01.10 WIB
A. Identitas / Biodata
Nama Pasien/Klien : Ny. Devi Ferawati
Nama Suami : Tn.Ahmad
Umur
: 37 th
Umur
: 38 th
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Suku
: Jawa
Pendidikan
: DIII Keperawatan
Pendidikan
: DIII Kep.
Pekerjaan
: Perawat
Pekerjaan
: Perawat
Alamat
: Mulyojati,16c
Alamat
: Mulyojati
B. Anamnesa
1. Keluhan Utama
Ibu 2 jam pasca persalinan. Ibu mengeluh dan badannya terasa
pegal dan perut mulas.
2. Riwayat Kehamilan



Trimester I
: ANC 2x di bidan
Keluhan
: mual muntah di pagi hari
Therapi
: Vit B6, asam folat
Trimester II
: ANC 2x di bidan
Keluhan
: tidak ada keluhan,
Therapi
: Fe,Vit.c, asam folat
Trimester III
: ANC 3x di bidan
Keluhan
: tidak ada keluhan
Therapi
: Fe, kalsium, vit.c
3. Riwayat Persalinan
-
Waktu melahirkan
:07 Mei 2014 pukul 01.10 WIB
-
Jenis kelamin
: Laki-laki
-
BB
: 3200 gram
PB
: 50 cm
Apgar score
: 10
-
Jenis persalinan
: spontan pervaginam
-
Tempat persalinan
:BPS Ponirah
-
Plasenta
: lengkap
-
Lama persalinan
: 5 jam 15 menit
-
Kala I
: 4 jam 30menit
Kala II
: 30 menit
Kala III
: 15 0enit
Kala IV
: 2 jam
Jumlah perdarahan + 250 cc
Kala I
: Blood slym
Kala II
: 100 cc
Kala III
: 50 cc
Kala IV
: 100 cc
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Mobilisasi : ibu sudah dapat miring ke kanan dan ke kiri
5. Pola Kebutuhan Dasar
- Eliminasi
: Setelah melahirkan ibu sudah
BAK 2x BAB 1x
- Nutrisi
: ibu terbiasa makan 3x sehari,
sepiring nasi, lauk dan sayursayuran
- Istirahat
: tidur malam 6-7 jam setiap hari
- Aktifitas
: ibu sudah melakukan senam
nifas
- Personal hygiene
: ibu mandi 2x sehari, cuci
rambut 2 hari sekali, ganti baju
setiap habis mandi
- Keadaan psikososial
: ibu dan keluarga sangat bahagia
dengan kelahiran anaknya
- Riwayat kesehatan keluarga : ibu dan keluarga tidak ada yang
menderita penyakit menurun,
menular dan menahun.
II. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum
: baik
- Kesadaran
: compos mentis
- Status emosional
: stabil
2. Tanda vital
- Tekanan darah : 110/70mmHg
Nadi
: 82 x/m
- Pernapasan : 22x/m
Suhu
: 36,5 oC
3. Muka
- Kelopak mata
: simetris
- Konjungtiva
: merah muda
- Cloasma gravidarum
: tidak ada
- Sklera
: tidak ikterik
4. Mulut dan gigi
- Lidah dan geraham
: bersih
- Carries
: tidak ada
- Kelenjar thyroid : pembesaran thyroid
gigi
: tidak ada
- Kelenjar getah bening : pembesaran tidak ada
5. Dada
Jantung
: tidak terdengar mur-mur
Paru-paru
: tidak terdengar ronchi dan whezing
: bersih
Pernapasan
: teratur
Payudara: pembesaran : ada
puting susu : menonjol
Pengeluaran ASI : ada
simetris
Benjolan : tidak ada
nyeri :tidak kemerahan
: Kanan-kiri
: tidak
6. Punggung dan pinggang
Punggung : normal
nyeri sudut Costovertebre
: tidak
7. Ekstremitas atas
Oedema
: tidak ada
ketegangan
: tidak ada
Varises
: tidak ada
kemerahan
: tidak ada
8. Abdomen
Bekas operasi
: tidak ada
pembesaran
: ada
Konsistensi
: keras
benjolan
: tidak ada
Pembesaran liver
: tidak ada
kontraksi
: baik
TFU
: 1 jari dibawah pusat
Strie
: ada
Pemeriksaan diastasis recti : normal
9. Anogenital
Perineum :
Luka parut
: tidak ada
vulva vagina : warna merah kebiruan
luka
: tidak ada
fistula : tidak ada
varises
: tidak ada
pengeluaran pervaginam
: lochea rubra
warna
: merah kehitaman
lochea
: rubra
Anus
: tidak ada hemoroid
10. Kaki
oedema
: tidak ada
tanda hofman : tidak ada
varises
: tidak ada
kemerahan
: tidak ada
III. INTERPRETASI DATA DASAR
DIAGNOSA
Ibu P3A0 post partum 2 jam
Dasar
: 1. Ibu post partum jam 01.10 WIB, tanggal 07 Mei 2014
2. Ibu mengatakan ingin BAK tapi masih takut dan perut masih
mulas
3. Keadaan umum ibu baik, TTV normal, TFU : 1 jari dibawah
pusat, kontraksi uterus baik
Masalah : tidak ada
IV. ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALH POTENSIAL
Tidak ada
V.
IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN
YANG
MEMBUTUHKAN
TINDAKAN SEGERA DAN KOLABORASI
Tidak ada
VI. PERENCANAAN
1. Observasi dan jelaskan kondisi ibu saat ini
2. Jelaskan tanda bahaya setelah persalinan
3. Ajarkan pada ibu tentang post natal dan breastcare
4. Ajarkan pada ibu cara menjaga personal hygiene
5. Jelaskan tentang pentingnya kebutuhan nutrisi
6. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya
7. Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan ibu pada masa nifas.
VII.
PELAKSANAAN
1.
Mengobsevasi dan menjelaskan keadaan ibu
a. TD
: 110/70 mmHg
b. Pols
: 82 x/menit
c. RR
: 22 x/Menit
d. Temp : 37,2 oC
2.
Menjelaskan tentang pentingnya mobilisasi dini.
3.
Menjelaskan tanda bahaya pasca persalinan
a. Perdarahan pervaginam
b. Pengekuaran pervaginam berbau busuk
c. Sakit kepala terus menerus
d. Rasa sakit daerah punggung/pinggang
e. Bengkak tangan dan muka
4.
Mengajarkan ibu tentang post natal breastcare
5.
Mengajarkan pada ibu cara menjaga personal hygiene
6.
Menjelaskan tentang perlunya kebutuhan nutrisi
a. Konsumsi tambahan kalori, konsumsi protein dan makanan yang
mengandung vitamin dan mineral
b. Minum sedikitnya 3liter/hari
c. Member vit.A pada ibu
7.
Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya
8.
Melibatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan ibu pada masa
VIII. EVALUASI
1.
Ibu mengerti kondisinya saat ini
2.
Ibu mulai melakukan mobilisasi dini
3.
Ibu mengerti tentang tanda bahaya pasca persalinan
4.
Ibu mengerti dan dapat melakukan post natal breastcare
5.
Ibu mengerti cara menjaga personal hygiene
6.
Ibu mengerti tentang kebutuhan nutrisi
7.
Ibu sudah memberikan ASI kepada bayinya
8.
Keluarga bersedia memenuhi kebutuhan ibu selama masa nifas
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 08 Mei 2014 jam : 08.00 wib
S
O
: -
:
Ibu mengatakan sudah bisa tidur
-
Ibu mengatakan bayinya mau menyusu dengan baik
-
Ibu mengatakan perutnya masih mulas
-
Ibu mengatakan asinya lancar
-
Pemeriksaan tanda-tanda vital
Keadaan umum ibu baik
TD
: 120/80 mmHg
RR
: 20 x/mnt
Pols
: 80 x/mnt
Temp : 36,80C
-
Ibu terlihat segar,TFU :2 jari di bawah pusat,kontraksi baik,
kandung kemih kosong
A
: a.
Diagnosa
P3A0 Ibu post partum hari ke-2
Dasar :
-
Ibu mengatakan perutnya masih sedikit mulas
-
Ibu mengatakan badannya masih pegal-pegal walau sudah
bisa tidur dan bayi mau menyusu
-
Keadaan ibu baik,TTV : normal, TFU : 2 jari di bawah
pusat,kandung kemih kosong,kontraksi uterus baik
b.
Masalah
tidak ada
P
:
1. Beritahu kondisi ibu saat ini
2. Beri penyuluhan tentang nutrisi
3. Ajarkan ibu untuk senam nifas
4. Anjurkan pada ibun untuk mengganti pembalut minimal 3x sehari
5. Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini
6. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya dengan baik dan eksklusif
7. Anjurkan ibu untuk merawat talipusat dan menjaga kehangatan
bayi
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada tanggal 08 Mei 2014 dilakukan pengkajian pada ibu nifas normal
yaitu, Ny. Devi umur 37 tahun, ibu pasca persalinan hari ke-2, ibu mengatakan
perutnya masih sedikit mulas, keadaan umum ibu baik dengan TD : 120/80
mmHg, pols : 80 x/mnt, temp : 36,8oC, RR : 20 x/mnt, TFU 2 jari di bawah pusat,
kontraksi uterus baik, perut masih terasa mulas, pengeluaran vagina berupa lokhea
rubra.
Masalah yang terjadi adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang senam
nifas. Maka asuhan utama yang diberikan berupa penyuluhan mengenai senam
nifas. Manfaatnya untuk mempercepat proses involusi uteri,memperlancar
pengeluaran lochea, memmbantu memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki sikap
tubuh dan punggung setelah melahirkan, memperbaiki otot tonus,pelvis dan
peregangan otot abdomen, memperbaiki juga memperkuat otot panggul dan
membantu ibu untuk relaks dan segar pasca persalinan.
Adapun teknik senam nifas yaitu, latihan hari pertama meliputi keggels,
latihan otot dan dasar panggul, latihan penguatan otot perut, latihan pernapasan
perut, latihan pergelangan kaki. Latihan hari ke 2-7 berupa latihan hari pertama
ditambah dengan latihan kaki, latihan peregangan lengan dan bahu bagian atas.
Latihan minggu 1 meliputi latihan hari pertama, hari ke 2-7, straight curl up,
abdominal sit up, sit up, diagonal sit up.
Diharapkan ibu dapat melakukan senam nifas dengan teratur. Sehingga
dapat menanggulangi masalah yang dihadapi oleh ibu.
BAB V
PENUTUP
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayatNya penulis
akhirnya dapat menyelesaikan studi kasus Asuhan Kebidanan pada Nifas normal
terhadap Ny.Devi,di BPS PONIRAH,METRO.
Dalam hal ini penulis menyadari mungkin Studi kasus Asuhan Kebidanan
ini jauh dari kesempurnaan baik isi maupun cara penulisannya. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan dan
penambahan pengetahuan di masa mendatang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberi bantuan, baik matrial maupun spiritual sehingga tersusunnya studi kasus
asuhan kebidanan, akhir kata, semoga studi kasus ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, Amin.
Metro, Mei 2014
FITRI DWI WULANDARI
NIM. 12242013
DAFTAR PUSTAKA
Prof dr. Hanifa Wiknjosastro, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta 1999.
Buku Acuan Nasional, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta, 2002.
Mochtar Rustam, MPH, Sinopsis Obstetri Jilid I, Jakarta, EGC, 1998.
Fakultas Kedokteran UNPAD, Obstetri Fisiologi, Bandung, 1983.
Download