ASUHAN KEBIDANAN PADA NIFAS NORMAL TERHADAP Ny. DEVI FERAWATI DI BPS PONIRAH MARGOREJO METRO SELATAN Disusun Oleh FITRI DWI WULANDARI NIM. 12242013 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNG KARANG PROGRAM STUDI KEBIDANAN METRO TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur bagi Allah SWT yang senantiasa mendampingi kita dalam setiap kegiatan dan pekerjaan, yang selalu memberi kita kesehatan dan sehingga penulis dapat menyusun Laporan Asuhan Kebidanan ini tepat pada waktunya.. Makalah ini berjudul “ASUHAN KEBIDANAN PADA NIFAS NORMAL TERHADAP Ny. DEVI FERAWATI DI BPS PONIRAH, MARGOREJO METRO SELATAN Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu menyusun makalah ini terutama pada pembimbing Institusi dan pembimbing lapangan yang telah banyak sekali mendukung. Kami menyadari bahwa penyusunan Makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami berharap saran dan kritik dari pembaca untuk perbaikan penyusunan di masa yang akan datang. Dan kami berharap Makalah ini berguna bagi kita semua. Amin. Metro, Mei 2014 FITRI DWI WULANDARI NIM. 12242013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nifas merupakan suatu akhir dari proses yang dialami oleh wanita setelah mengalami kehamilan dan persalinan. Dalam melewati proses masa nifas seorang wanita harus mendapatkan penatalaksanaan yang benar karena hal ini sangat berpengaruh terhadap fisik dan psikologis ibu pada masa nifas ini. Hal tersebut terbukti dari banyaknya ibu yang mengalami infeksi pada masa nifas dan mengalami komplikasi pada masa nifas yang dihadapinya. Angka kesakitan dan kematian pada masa nifas terutama di negara berkembang masih besar. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 20% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam kurun waktu 7 hari setelah lahir. Dengan pemantauan melekat dan asuhan pada ibu dan bayi masa nifas tersebut dapat mengurangi angka tersebut (Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Perinatal,2002). Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik bagi ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. (Buku Acuan Nasional, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2006). Asuhan sayang ibu membantu ibu dan keluarganya untuk merasa aman dan nyaman selama proses persalinan. Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu (Depkes, 2004). Asuhan sayang ibu yang dapat dilakukan : 1. Menganjurkan ibu untuk selalu berdekatan dengan bayinya (rawat gabung). 2. Membantu ibu untuk mulai membiasakan menyusui dan menganjurkan pemberian ASI sesuai permintaan. 3. Mengajarkan ibu dan keluarganya mengenai nutrisi dan istirahat yang cukup setelah melahirkan. 4. Menganjurkan suami dan anggota keluarganya untuk memeluk bayi dan mensyukuri kelahiran bayinya. 5. Mengajarkan ibu dang anggota-anggota keluarganya tentang bahaya dan tanda- tanda bahaya yang dapat diamati dan anjurkan mereka untuk mencari pertolongan jika terdapat masalah atau kekhawatiran. (http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/17/asuhan-persalinan) Dengan melihat kenyataan di atas, maka penulis ingin mempelajari lebih lanjut dalam menajement kebidanan pada ibu nifas normal sehingga dapat menjaga kesehatan ibu yang sedang dalam masa nifas secara fisik maupun psikologis. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dalam masa nifas. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang perawatan kesehatan dini dan nutrisi dalam mas nifas. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen kebidanan yang tepat pada ibu nifas normal. 2. Tujuan Khusus a. Mampu menguraikan konsep dasar dan manajemen kebidanan pada ibu nifas normal. b. Mampu mengidentifikasi masalah dan melakukan analisa data yang terkumpul. c. Mampu mengidentifikasi diagnosa masalah dan kebutuhan. d. Mampu menganatisipasi masalah potensial dan diagnosa lain. e. Mampu mengevaluasi kebutuhan segera. f. Mampu membuat perencanaan segera. g. Mampu melaksanakan rencana tindakan. h. Mengevaluasi hasil. C. Manfaat 1. Bagi Tenaga Kesehatan Menambah pengetahuan tenaga kesehatan tentang asuhan kebidanan pada ibu nifas 2. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai dokumentasi untuk perbandingan penelitian selanjutnya. 3. Bagi Penulis a. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai asuhan kebidanan ibu bersalin serta sebagai penerapan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan. b. sebagai pedoman sekaligus masukan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan pada ibu bersalin. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya + 6 minggu Periode nifas di bagi 3 : 1. Immediate puerperium : waktu 0 – 24 jam setelah persalinan 2. Early puerperium : waktu 1 – 7 hari post partum 3. Later puerperium : waktu 1 – 6 minggu setelah persalinan. Masa nifas atau post partum disebut juga puerperium yang berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “Parous” berarti melahirkan. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, biasanya berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan. Menurut Williams masa nifas secara harfiah didefinisikan sebagai masa persalinan selama dan segera setelah melahirkan, meliputi mingguminggu berikutnya pada waktu alat-alat reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil atau kembali normal. Menurut Vervney, H. dalam bukunya mengatakan bahwa periode pasca persalinan (post partum) ialah masa waktu antara kelahiran plasenta dan membran yang menandai berakhirnya periode intrapartum sampai waktu menuju kembalinya sistem reproduksi wanita tersebut kekondisi tidak hamil. Menurut Bennet, V.R dan Brown. L.K (1996) menuliskan bahwa puerperium adalah waktu mengenai perubahan besar yang berjangka pada periode transisi dari puncak pengalaman melahirkan untuk menerima kebahagian dan tanggung jawab dalam keluarga. Sedangkan menurut Christina.S. Ibrahim menyatakan bahwa masa nifas adalah masa seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali. B. Perubahan-perubahan Fisik pada Ibu Post Partum Ciri-ciri pada masa post partum meliputi perubahan-perubahan yang dianggap normal dan harus terjadi untuk mengembalikan fungsi-fungsi organ seperti sebelum hamil, perubahan-perubahan itu terdiri atas : 1. Tekanan Darah, pada proses persalinan akan terjadi peningkatan sekitar 12 mmHg untuk sitole dan 10 mmHg untuk diastole, kemudian pada pasca salin akan kembali stabil dan normal. 2. Suhu Badan, pasca salin dapat naik sekitar 0,20 C dari keadaan normal tetapi tidak lebih dari 360 C, setelah 12 jam pertama kelahiran, umumnya suhu badan kembali normal. Kenaikan suhu ini dimungkinkan karena adanya bendungan vaskuler dan limfatik. 3. Denyut Nadi, biasanya 60 – 80 denyut permenit kecuali pada keadaan persalinan yang lama dan sulit atau kehilangan banyak darah. Setiap denyut nadi yang melebihi 100 adalah abnormal dan hal ini mungkin disebabkan infeksi atau pendarahan post partum yang tertunda. Sebagian wanita mungkin mungkin saja memiliki apa yang disebut brakdikardi nifas (puerpera Bradycardia). Hal ini bisa berlanjut sampai beberapa jam setelah kelahiran anak. 4. Perubahan Sistem Ginjal Pelvis ginjal dan ureter yang teregang dan berdilatasi setelah persalinan sehingga akan menyebabkan kesulitan untuk kencing akibatnya terjadi overdistensi dari kandung kencing. Pelvik ginjal dan ureter dipengaruhi oleh progesterone yang mengarah pada dilatasi dan statis urine, ini akan menyebabkan peningkatan resiko infeksi selama kehamilan. Efek progesteron akan menghilang setelah kelahiran plasenta. Selama persalinan kandung kemih akan naik ke dalam abdomen dengan memperlonggar ureter sedikit demi sedikit sehingga sering kali ureter mengalami memar. Ureter yang memar akan menyebabkan nyeri kencing dan kandung kencing mudah membesar. Penggosongan yang tidak sempurna dan adanya sisa urine yang berlebihan akan menyebabkan gangguan pada ginjal, kecuali bila diambil langkah-langkah untuk mempengaruhi ibu dalam melakukan buang air kencing sehingga efek dari trauma selama persalinan pada kandung kemih dan ureter akan menghilang. 5. Perubahan hematologis Selama minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama post partum kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas sehingga peningkatan faktor pembekuan darah. Leukositosis yang meningkat dimana jumlah sel darah putih dapat mencapai 12.000 selama persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa hari pertama dari masa post partum. Jumlah sel darah putih tersebut masih bisa naik lagi sampai 22.000 atau 30.000 tapa adanya kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama. Jumlah Hemoglobine, hematokrit dan eriytrosit akan sangat bervariasi pada masa awal-awal post partumsebagai akibat dari volume darah, volume plasenta dan tingkat volume sel darah yang berubah-ubah. Semua tingkatan ini akan dipengaruhi oleh status gizi dan hidrasi wanita tersebut. Kira-kira kelahiran dan masa post partum terjadi kehilangan darah sekitar 200 – 200 ml selama persalinan. Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan dengan peningkatan hemotokrit dan hemoglobine pada hari ke 3 – 7 persalinan dan akan kembali normal dalam 4 – 2 minggu post partum. 6. Perubahan Peritoneum dan dinding abdomen Selama beberapa hari peritoneum yang membungkus dibentuk menjadi lipatan dan kerutan. Ligamentum latum dan rotundum jauh lebih kendor sebagai akibat putusnya serat elastis kulit dan sistensi rahim waktu hamil, dinding rahim kecuali strie. Tidak jarang uterus menjadi retropleksi. 7. Perubahan sitem endokrin a. Hormon Plasenta Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan, plasenta lactogen tidak dapat dideteksi dalam 24 jam. Human Chorionic Gonadotropin turun dengan cepat dan menetap sampai 10 % dalam 3 jam hingga hari ke-7 sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke-3 post partum. b. Hormon Pituitary Prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke-3, dan LH tetap rDyah hingga ovulasi terjadi. c. Hipotalamik-Pituitary-Ovarium Untuk wanita post partum yang menyusui tidak menyusui akan mempengaruhi lamanya ia mendapat menstruasi. Sering kali menstruasi pertama bersifat anovulasi yang dikarenakan rendahnya kadar estrogen dan progesterone. Diantaranya wanita laktasi sekitar 12 % memperoleh menstruasi selama 6 minggu dan 42 % setelah 12 minggu. Diantara yang tidak laktasi 40 % menstruasi selama 6 minggu, 62 % setelah 12 minggu dan 90 % setelah 24 minggu. Untuk wanita laktasi 80 % menstruasi pertama anovulasi dan untuk wanita yang tidak laktasi 20 % siklus pertama anovulasi. Variabel yang mempengaruhi siklus menstruasi mungkin disebabkan oleh rangsangan menghisap yang berbeda pada tiap individu. Pemberian minuman susu formula sebagai pendamping ASI dan menyusui kurang dari 6 kali/hari akan ikut berpegaruh. Setelah bersalin kadar oksitosin dan prolaktinakan meningkat sehingga pada ovarium akan terjadi penurunan hormon estrogen dan progesteron yang menyebabkan terjadimya penurunan FSH dan LH pada kelenjar hipofise. 8. Perubahan Sistem Kardiovaskuler Pada kehamilan terdapat aliran darah dari ibu ke janin melalui plasenta, dan setelah plasenta lahir aliran darah ini akan terhenti. Sehingga volume darah ibu akan meningkat, menyebabkan bertambahnya beban jantung ibu. Hal ini diatasi oleh jantung dengan proses hemokonsentrasi sampai perlahanlahan volume darah kembali normal seperti sediakala. Juga demikian halnya pada pembuluh darah akan kembalai keukuran semula. 9. Perubahan sistem gastrointestinal Penggosongan usus spontan terhambat 2 – 3 hari karena penurunan kontraksi otot, pembengkakan perineal yang disebabkan oleh episiotomi, luka dan haemoroid. 10. Perubahan sistem muskuloskletal Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6 – 8 minggu setelah persalinan sebagai upaya relaksasi yang disebabkan pembesaran uterus selama kehamilan. 11. Perubahan Traktus Urinarius Fungsi ginjal normal dalam beberapa bulan setelah persalinan, diaforesis terjadi pada malam hari pada hari ke 2-3 persalinan sebagai mekanisme untuk mengurangi tahan cairan pada kehamilan. Distensi kandung kemih segera terjadi sebagai akibat pengembalian metabolisme cairan pada kehamilan dan dimobilisasi pada eliminasi akhir produk katabolisme protein. Kontraksi kandung kemih sering kali pulih dalam 2 – 7 hari persalinan dengan pengosongan kandung kemihyang edekuat. 12. Buah Dada / Lactasi Hormon progesteron dan estrogen ini menghambat pengeluaran prolaktin. Dengan lahirnya placenta kadar estrogen dan progesteron menurun sehingga penekanan prolaktin meningkat dalam darah dan merangsang sel-sel acini untuk produksi ASI. Ada 2 refleksi yang memegang peranan dalam proses pembentukan: 1. Refleksi Prolaktin Reflek ini merupakan reflek neuron hormon yang mengatur produksi ASI kontinuitas sekresi prolaktin tergantung pada : a) Hisapan bayi b) Seringnya menyusui c) Jarak antara waktu menyusui 2. Reflek Let Down Reflek pemancaran ASI karena rangsangan pada papila dan areola mamae waktu bayi menghisap. Reflek ini merupakan reflek psikosomatik yang sangat dipengaruhi oleh emosi. 13. Perubahan Traktus Genetalia a. Involusi Corvus Uteri Setelah pengeluaran plasenta, tinggal fundus uteri kira-kira pertenghahan umbilikus dengan simfisis atau sedikit lebih tinggi. Corpus sebagian besar terbungkus oleh serosa dan dilapisi oleh desidu, dan tampak iskhemik karena pembuluh darah tertekan oleh kontraksi, dalam 2 hari uterus dalam ukuran yang sama kemudian mengkerut sehingga dalam 2 minggu organ ini masuk ke rongga panggul dan mencapai ukuran semula setelah 4 minggu. Jumlah sel otot tidak berkurang banyak dan ukuran sel yang berkurang kerena pelepasan plasenta dan membran mengikuti sertakan lapisan spongiosa desidua dan bagian desidua tetap ada di uterus. Tabel 1.“Perubahan yang terjadi pada Uterus” menurut Myles Involusi Plasenta lahir Akhir minggu 1 Akhir minggu 2 Akhir minggu 6 Berat Uterus TFU Diameter Bekas Plasenta Servik lembut & lunak 900 gram sepusat 12.2 Cm 420 gram 1/2 pusatsymphisis 7.2 Cm 2 Cm 200 gram tidak teraba 2 Cm 1 Cm 60 gram sebesar hamil 2 minggu 2.2 Cm Membelah b. Involusi Tempat Plasenta (William, 1913) Ekstruksi lengkap dengan plasenta memerlukan waktu sampai 6 minggu. Setelah kelahiran berukuran sebesar telapak tangan lalu mengecil dengan cepat pada akhir minggu Pertama dengan ukuran diameter 3 – 4 cm. c. Regenerasi Endometrium Dalam 2–3 hari kelahiran, desidua yang tertinggal di uterus berdiferensiasi menjadi 2 lapisan. Lapisan superficial menjadi nekrotik dan terkelupas bersam lokhea, dan lapisan basal sebagai sumber pembentukan endometrium baru.Proses regenerasi berjalan cepat kecuali ditempat plasenta karena permukaan lain lebih cepat tertutup stroma dan epitel dalam satu minggu atau sepuluh hari dan pulih kembali dlam minggu ke-3. Pengelupasan desidua menimbulkan sekret vagina dengan jumlah berbeda yang disebut lokhea. Secara mikroskofik lokhea terdiri dari eritrosit, kelupasan desidua, sel epitel dan bakteri. Sifat lokhea berubah seperti sekret luka yang berubah menurut tingkat penyembuhan luka yang terdiri atas : a) Lochea Rubra / Crenta Pada hari 1-2 berwarna merah berisi lapisan decidua sisa-sisa choirum, liquor omni, rambut lanugo, vernix caseosa dan kemungkinan pula meconium. b) Lochea Snaginalenta Pada hari 3-7 berwarna coklat sedikit darah, banyak serum, selaput lendir leucocytendum kuman penyakit yang telah mati. c) Lochea Serosa Pada hari 7-10 berwarna agak kuning, cair dan tidak berdarah lagi d) Lochea Alba Setelah 2 minggu berwarna kekuningan berisi selaput lendir leucocytendan kuman penyakit yang lebih mati. Apabila lochea yang dikeluarkan lebih lama kemungkinan : d. Perubahan pada pembuluh darah uterus Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh-pembuluh darah yang besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak maka pembuluh darah mengalami obliterasi dan pembuluh darah mengecil kembali mengalami hialinisasi seperti pada ovariua setelah tejadi pembentukan korpus luteum. e. Perubahan pada serviks dan vagina (Hanifa, 1999) Beberapa hari setelah persalinan, ostium externum dapat dilalui oleh 2 jari, pinggir-pinggirnya tidak rata tetapi retak-retak karena robekan dalam persalinan. Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh satu jari saja dan lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas dari kanalis servikalis. Pada serviks terbentuk otot-otot baru, karena hiperplasi ini dan karena retraksi dari serviks, robekan serviks menjadi sembuh. Walaupun begitu setelah involusi selesai, ostium exsternum tidak serupa dengan keadaanya sebelum hamil. Pada umumya ostium externum lebih besar dan tetap ada retak-retak serta robekan pada pinggirnya. Oleh karena robekan kesamping ini terbentuk bibir depan dan bibir belakang dari serviks. Vagina sangat diregang pada waktu persalinan, lambat laun akan mencapai ukuran yang normal. Pada minggu ke 3 post partum rugae mulai Nampak kembali. Hymen muncul sebagai potongan kecil dan diubah menjadi curuncule multiformis sebagai khas pada wanita yang telah melahirkan. C. Perubahan Psikologis Pada Ibu Post Partum Masa dewasa merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Orang dewasa khususnya seorang wanita diharapkan memainkan peranan baru seperti peran sebagai seorang istri, orang tua (ibu), berkarier dan mengembangkan sikap-sikap baru, keinginan-keinginan dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas baru ini. Penyesuaian diri ini menjadi periode ini suatu periode khusus dan sulit dari rentang kehidupan seorang wanita. Perlu diingat bahwa setiap wanita membutuhkan kasih sayang, pengakuan dari manusia lain serta butuh dikenal, butuh dihargai, butuh diperhatikan dan butuh mendapat dukungan dari orang lain, keluarga dan teman terutama setelah melahirkan dimana pada periode ini cukup sering seorang ibu menunjukan depresi ringan beberapa hari setelah melahirkan. Depresi ringan setelah melahirkan tersebut merupakan akibat dari beberapa faktor penyebab yang paling sering adalah: 1. Kekecewaan emosional yang mengikuti rasa puas dan takut yang dialami kebanyakan wanita selama kehamilan dan persalinan karena adanya perubahan peran. 2. Rasa sakit yang timbul pada masa nifas awal. 3. Kelelahan karena kurang tidur selam persalinan dan post partum. 4. Kecemasan pada kemampuan untuk merawat bayinya setelah meninggalkan rumah sakit 5. Rasa takut menjadi tidak menarik lagi bagi suaminya (body image). 6. Riwayat perkawinan yang abnormal. 7. Riwayat kelahiran mati atau cacat. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dalam melewati periode ini, bidan sebagai provider harus bertindak bijaksana, dapat menunjukan rasa empati, menghargai dan menghormati setiap ibi bagaimana adanya, misalnya memperhatikan dengan memberi ucapan selamat atas kelahiran bayinya yang dapat memberikan perasaan senang pada ibu. Dalam memberikan dukungan dan suport bidan dapat melibatkan suami, keluarga dan teman di dalam melaksanakan asuhan sehingga akan melahirkan hubungan antar manusia yang baik, antar petugas dengan klien, dan antar klien sendiri. Dengan adanya a good human realitionship diharapkan akan memenuhi kebutuhan psikologis ibu setelah melahirkan anak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Reva Rubin mengenai perubahan pada masa post partum terdapat 3 fase, yaitu : 1. Fase Taking In Sebagai suatu masa ketergantungan dengan ciri-ciri membutuhkan tidur yang cukup, nafsu makan meningkat berharap untuk menceritakan pengalaman partusnya dan bersikap sebagai penerima menunggu apa yang disarankan dan apa yang diberikan. 2. Fase Taking Hold Terlihat sebagai suatu usaha terhadap pelepasan diri dengan ciri-ciri bertindak sebagai pengatur bergerak untuk bekerja, kecemasan makin kuat, perubahan mood mulai terjadi dan susah mengerjakan tugas keibuan 3. Fase Letting Go Periode terjadi biasanya setelah pulang kerumah dan sangat dipengaruhi oleh waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga. Pada masa ini ibu mengambil tugas atau tangung jawab terhadap perawatan bayi sehingga ia harus beradaptasi terhadap kebutuhan bayi yang menyebabkan berkurangnya hak ibu, kebebasan dan hubungan sosial. Pada umumnya depresi post partum terjadi pada periode ini. BAB III ASUHAN KEBIDANAN NIFAS NORMAL TERHADAP Ny. DEVI FERAWATI DI BPS PONIRAH MARGOREJO METRO SELATAN TAHUN 2014 I. PENGKAJIAN DATA SUBYEKTIF Tanggal 07 Mei pukul 01.10 WIB A. Identitas / Biodata Nama Pasien/Klien : Ny. Devi Ferawati Nama Suami : Tn.Ahmad Umur : 37 th Umur : 38 th Agama : Islam Agama : Islam Suku : Jawa Suku : Jawa Pendidikan : DIII Keperawatan Pendidikan : DIII Kep. Pekerjaan : Perawat Pekerjaan : Perawat Alamat : Mulyojati,16c Alamat : Mulyojati B. Anamnesa 1. Keluhan Utama Ibu 2 jam pasca persalinan. Ibu mengeluh dan badannya terasa pegal dan perut mulas. 2. Riwayat Kehamilan Trimester I : ANC 2x di bidan Keluhan : mual muntah di pagi hari Therapi : Vit B6, asam folat Trimester II : ANC 2x di bidan Keluhan : tidak ada keluhan, Therapi : Fe,Vit.c, asam folat Trimester III : ANC 3x di bidan Keluhan : tidak ada keluhan Therapi : Fe, kalsium, vit.c 3. Riwayat Persalinan - Waktu melahirkan :07 Mei 2014 pukul 01.10 WIB - Jenis kelamin : Laki-laki - BB : 3200 gram PB : 50 cm Apgar score : 10 - Jenis persalinan : spontan pervaginam - Tempat persalinan :BPS Ponirah - Plasenta : lengkap - Lama persalinan : 5 jam 15 menit - Kala I : 4 jam 30menit Kala II : 30 menit Kala III : 15 0enit Kala IV : 2 jam Jumlah perdarahan + 250 cc Kala I : Blood slym Kala II : 100 cc Kala III : 50 cc Kala IV : 100 cc 4. Riwayat Kesehatan Sekarang Mobilisasi : ibu sudah dapat miring ke kanan dan ke kiri 5. Pola Kebutuhan Dasar - Eliminasi : Setelah melahirkan ibu sudah BAK 2x BAB 1x - Nutrisi : ibu terbiasa makan 3x sehari, sepiring nasi, lauk dan sayursayuran - Istirahat : tidur malam 6-7 jam setiap hari - Aktifitas : ibu sudah melakukan senam nifas - Personal hygiene : ibu mandi 2x sehari, cuci rambut 2 hari sekali, ganti baju setiap habis mandi - Keadaan psikososial : ibu dan keluarga sangat bahagia dengan kelahiran anaknya - Riwayat kesehatan keluarga : ibu dan keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun, menular dan menahun. II. Data Obyektif 1. Pemeriksaan Fisik - Keadaan umum : baik - Kesadaran : compos mentis - Status emosional : stabil 2. Tanda vital - Tekanan darah : 110/70mmHg Nadi : 82 x/m - Pernapasan : 22x/m Suhu : 36,5 oC 3. Muka - Kelopak mata : simetris - Konjungtiva : merah muda - Cloasma gravidarum : tidak ada - Sklera : tidak ikterik 4. Mulut dan gigi - Lidah dan geraham : bersih - Carries : tidak ada - Kelenjar thyroid : pembesaran thyroid gigi : tidak ada - Kelenjar getah bening : pembesaran tidak ada 5. Dada Jantung : tidak terdengar mur-mur Paru-paru : tidak terdengar ronchi dan whezing : bersih Pernapasan : teratur Payudara: pembesaran : ada puting susu : menonjol Pengeluaran ASI : ada simetris Benjolan : tidak ada nyeri :tidak kemerahan : Kanan-kiri : tidak 6. Punggung dan pinggang Punggung : normal nyeri sudut Costovertebre : tidak 7. Ekstremitas atas Oedema : tidak ada ketegangan : tidak ada Varises : tidak ada kemerahan : tidak ada 8. Abdomen Bekas operasi : tidak ada pembesaran : ada Konsistensi : keras benjolan : tidak ada Pembesaran liver : tidak ada kontraksi : baik TFU : 1 jari dibawah pusat Strie : ada Pemeriksaan diastasis recti : normal 9. Anogenital Perineum : Luka parut : tidak ada vulva vagina : warna merah kebiruan luka : tidak ada fistula : tidak ada varises : tidak ada pengeluaran pervaginam : lochea rubra warna : merah kehitaman lochea : rubra Anus : tidak ada hemoroid 10. Kaki oedema : tidak ada tanda hofman : tidak ada varises : tidak ada kemerahan : tidak ada III. INTERPRETASI DATA DASAR DIAGNOSA Ibu P3A0 post partum 2 jam Dasar : 1. Ibu post partum jam 01.10 WIB, tanggal 07 Mei 2014 2. Ibu mengatakan ingin BAK tapi masih takut dan perut masih mulas 3. Keadaan umum ibu baik, TTV normal, TFU : 1 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik Masalah : tidak ada IV. ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALH POTENSIAL Tidak ada V. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN YANG MEMBUTUHKAN TINDAKAN SEGERA DAN KOLABORASI Tidak ada VI. PERENCANAAN 1. Observasi dan jelaskan kondisi ibu saat ini 2. Jelaskan tanda bahaya setelah persalinan 3. Ajarkan pada ibu tentang post natal dan breastcare 4. Ajarkan pada ibu cara menjaga personal hygiene 5. Jelaskan tentang pentingnya kebutuhan nutrisi 6. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya 7. Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan ibu pada masa nifas. VII. PELAKSANAAN 1. Mengobsevasi dan menjelaskan keadaan ibu a. TD : 110/70 mmHg b. Pols : 82 x/menit c. RR : 22 x/Menit d. Temp : 37,2 oC 2. Menjelaskan tentang pentingnya mobilisasi dini. 3. Menjelaskan tanda bahaya pasca persalinan a. Perdarahan pervaginam b. Pengekuaran pervaginam berbau busuk c. Sakit kepala terus menerus d. Rasa sakit daerah punggung/pinggang e. Bengkak tangan dan muka 4. Mengajarkan ibu tentang post natal breastcare 5. Mengajarkan pada ibu cara menjaga personal hygiene 6. Menjelaskan tentang perlunya kebutuhan nutrisi a. Konsumsi tambahan kalori, konsumsi protein dan makanan yang mengandung vitamin dan mineral b. Minum sedikitnya 3liter/hari c. Member vit.A pada ibu 7. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya 8. Melibatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan ibu pada masa VIII. EVALUASI 1. Ibu mengerti kondisinya saat ini 2. Ibu mulai melakukan mobilisasi dini 3. Ibu mengerti tentang tanda bahaya pasca persalinan 4. Ibu mengerti dan dapat melakukan post natal breastcare 5. Ibu mengerti cara menjaga personal hygiene 6. Ibu mengerti tentang kebutuhan nutrisi 7. Ibu sudah memberikan ASI kepada bayinya 8. Keluarga bersedia memenuhi kebutuhan ibu selama masa nifas CATATAN PERKEMBANGAN Tanggal 08 Mei 2014 jam : 08.00 wib S O : - : Ibu mengatakan sudah bisa tidur - Ibu mengatakan bayinya mau menyusu dengan baik - Ibu mengatakan perutnya masih mulas - Ibu mengatakan asinya lancar - Pemeriksaan tanda-tanda vital Keadaan umum ibu baik TD : 120/80 mmHg RR : 20 x/mnt Pols : 80 x/mnt Temp : 36,80C - Ibu terlihat segar,TFU :2 jari di bawah pusat,kontraksi baik, kandung kemih kosong A : a. Diagnosa P3A0 Ibu post partum hari ke-2 Dasar : - Ibu mengatakan perutnya masih sedikit mulas - Ibu mengatakan badannya masih pegal-pegal walau sudah bisa tidur dan bayi mau menyusu - Keadaan ibu baik,TTV : normal, TFU : 2 jari di bawah pusat,kandung kemih kosong,kontraksi uterus baik b. Masalah tidak ada P : 1. Beritahu kondisi ibu saat ini 2. Beri penyuluhan tentang nutrisi 3. Ajarkan ibu untuk senam nifas 4. Anjurkan pada ibun untuk mengganti pembalut minimal 3x sehari 5. Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini 6. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya dengan baik dan eksklusif 7. Anjurkan ibu untuk merawat talipusat dan menjaga kehangatan bayi BAB IV PEMBAHASAN Pada tanggal 08 Mei 2014 dilakukan pengkajian pada ibu nifas normal yaitu, Ny. Devi umur 37 tahun, ibu pasca persalinan hari ke-2, ibu mengatakan perutnya masih sedikit mulas, keadaan umum ibu baik dengan TD : 120/80 mmHg, pols : 80 x/mnt, temp : 36,8oC, RR : 20 x/mnt, TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, perut masih terasa mulas, pengeluaran vagina berupa lokhea rubra. Masalah yang terjadi adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang senam nifas. Maka asuhan utama yang diberikan berupa penyuluhan mengenai senam nifas. Manfaatnya untuk mempercepat proses involusi uteri,memperlancar pengeluaran lochea, memmbantu memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki sikap tubuh dan punggung setelah melahirkan, memperbaiki otot tonus,pelvis dan peregangan otot abdomen, memperbaiki juga memperkuat otot panggul dan membantu ibu untuk relaks dan segar pasca persalinan. Adapun teknik senam nifas yaitu, latihan hari pertama meliputi keggels, latihan otot dan dasar panggul, latihan penguatan otot perut, latihan pernapasan perut, latihan pergelangan kaki. Latihan hari ke 2-7 berupa latihan hari pertama ditambah dengan latihan kaki, latihan peregangan lengan dan bahu bagian atas. Latihan minggu 1 meliputi latihan hari pertama, hari ke 2-7, straight curl up, abdominal sit up, sit up, diagonal sit up. Diharapkan ibu dapat melakukan senam nifas dengan teratur. Sehingga dapat menanggulangi masalah yang dihadapi oleh ibu. BAB V PENUTUP Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayatNya penulis akhirnya dapat menyelesaikan studi kasus Asuhan Kebidanan pada Nifas normal terhadap Ny.Devi,di BPS PONIRAH,METRO. Dalam hal ini penulis menyadari mungkin Studi kasus Asuhan Kebidanan ini jauh dari kesempurnaan baik isi maupun cara penulisannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan dan penambahan pengetahuan di masa mendatang. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bantuan, baik matrial maupun spiritual sehingga tersusunnya studi kasus asuhan kebidanan, akhir kata, semoga studi kasus ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin. Metro, Mei 2014 FITRI DWI WULANDARI NIM. 12242013 DAFTAR PUSTAKA Prof dr. Hanifa Wiknjosastro, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 1999. Buku Acuan Nasional, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2002. Mochtar Rustam, MPH, Sinopsis Obstetri Jilid I, Jakarta, EGC, 1998. Fakultas Kedokteran UNPAD, Obstetri Fisiologi, Bandung, 1983.