perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING DAN UTANG LUAR NEGERI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1-2008:4 Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat S-2 Magister Ekonomi & Studi Pembangunan 333 Disusun Oleh: Disusun oleh: Diyah Nur Widowati NIM : S4209013 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN SURAKARTA commit to user 2010 i perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERSEMBAHAN Karya ini kupersembahkan untuk : v Allah SWT yang telah memberiku kekuatan baik fisik maupun materi untuk menjalankan kehidupan. v Bapak, Ibu, dan Mertuaku yang tiada hentinya mencurahkan ketulusan kasih sayang dan pengorban. v Cintaku TOTO HERU SUNARTO yang telah memberikan support dan membimbingku jadi wanita sholehah. v Kakak, adik, saudara, dan semua teman yang setia serta selalu menyayangi sepanjang hidupku. v Dua bidadari kecilku ( ’Ainayya Hanif Nabila dan Athaya Aufa Nabila ). commit to user iii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS PENGARUH UTANG LUAR NEGERI DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1-2008:4 Diyah Nur Widowati S4209013 Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh utang luar negeri dan penanaman modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia periode tahun 2000:1-2008:4. Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data sekunder triwulanan yang bersifat time series dari periode tahun 2000:1-2008:4. Data-data tersebut diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia, yakni Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik, dan Badan Koordinasi Penanaman Modal. Untuk membuktikan hipotesis penelitian digunakan model ekonometrika dengan metode Error Correction Model (ECM). Bertolak dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa variabel utang luar negeri dan penanaman modal asing berdasarkan hasil uji secara bersama-sama sebagai berikut: semua variabel secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada taraf signifikansi 5%, hal ini ditunjukkan dengan nilai F statistik sebesar 0,005875. Sedangkan secara individu, variabel utang luar negeri (ULN) dalam jangka pendek berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi (RPDB), ditunjukkan dengan koefisien 0,369679, sedangkan untuk jangka panjang ULN pengaruh positif 0,369735 dan signifikan terhadap RPDB. Variabel penanaman modal asing (PMA) dalam jangka pendek berpengaruh positif dan signifikan terhadap RPDB dengan koefisien 0,369658, sedangkan PMA dalam jangka panjang pengaruh positif dan signifikan terhadap RPDB sebesar 0,369652 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diajukan beberapa saran antara lain: (1) Sebaiknya pemerintah segera membenahi reformasi, regulasi, dan birokrasi di seluruh aspek pembangunan ekonomi. commit to user Dengan upaya tersebut, diharapkan dapat menarik investor asing untuk iv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menanamkan modalnya di Indonesia dan tercipta iklim investasi yang kondusif. Selain itu, pemerintah juga harus melakukan promosi aktif mengenai dunia usaha untuk meningkatkan kualitas SDM dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja. (2) Jumlah utang luar negeri tiap tahun selalu naik dengan alasan untuk meningkatkan modal atau kapital. Sebaiknya pemerintah tidak selalu menggunakan hal itu sebagai alasannya. Harus ada pengontrol atau manajemen utang yang baik sehingga penggunaannya efisien dan tidak membebani negara. Kata Kunci: RPDB, Utang Luar Negeri, Penanaman Modal Asing , dan ECM. commit to user v perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOTTO Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolong dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusu ” (Al-Baqarah: 46) Tiap detik yang diberikan-Nya adalah sebuah kesempatan, dan tiap kesempatan adalah karunia untuk menjadikan hidup lebih berharga dan bermakna (penulis) commit to user vi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT atas izin dan pertolongan-Nya, tesis dengan judul “Pengaruh Utang Luar Negeri dan Penanaman Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode Tahun 2000:1 – 2008:4)” dapat penulis selesaikan. Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Magister pada Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta Program Pasca Sarjana Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan. Dalam proses penulisan tesis ini, tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, arahan, petunjuk, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Guntur Riyanto, M. Si. selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran dalam membimbing dan memberikan masukan yang berarti dalam penyusunan tesis ini. 2. Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M. Si. selaku pembimbing II yang juga telah meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran dalam membimbing dan memberikan masukan yang berarti dalam penyusunan tesis ini. 3. Dr. JJ. Sarungu, M. S. selaku Ketua Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang secara langsung maupun tidak langsung telah banyak membantu penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi UNS Program Pasca Sarjana Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan. 4. Seluruh Dosen Program Pasca Sarjana Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta seluruh staf dan karyawan yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan pelayanan kepada penulis. 5. Keluarga yang senantiasa selalu mendoakan dan memberi dorongan kepada penulis. 6. Teman-teman di Fakultas Ekonomi UNS Program Pasca Sarjana commit to user vii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, baik secara langsung maupun tidak langsung, atas bantuannya kepada penulis hingga terselesaikannya penelitian ini. Demikian tesis ini penulis susun, tentunya masih banyak kekurangan yang perlu dibenahi. Meskipun demikian, penulis tetap berharap semoga karya ini dapat bermafaat bagi seluruh pihak yang membaca dan terkait dengan tesis ini. Surakarta, Oktober 2010 commit to user viii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .........................................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...………………………………...........ii HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………............iii ABSTRAK ......................................................................................................................iv HALAMAN MOTTO ………………………………………………….........……….....v HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………….............vi KATA PENGANTAR ............………………………………………………………...vii DAFTAR ISI ...................................................................................................................ix DAFTAR TABEL ..........................................................................................................xii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah .............................................................................1 B. Perumusan Masalah ...................................................................................8 C. Tujuan Penelitian .......................................................................................8 D. Manfaat Penelitian …..…………………………………………………...9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ….…………………................................................10 1. Pertumbuhan Ekonomi ……….……………………………………..10 2. Utang Luar Negeri ….………………………….................................20 3. Penanaman Modal Asing ……………………………………………24 B. Studi Terdahulu …………………………………...……….……....37 C. Kerangka Pemikiran ……..………………………………..……….44 D. Hipotesis ….……………………………….……………………………..45 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ….…………………………………………....47 commit to user ix perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id B. Jenis dan Sumber Data ..........................................………………..47 C. Definisi Operasional Variabel …………………………….…….....47 D. Metode Analisa Data .........………………………………………..49 1. Spesifikasi dan Pemilihan Model........................................................49 a. Uji Pemilihan Model ...................................................................50 b. Uji Stationeritas dan Derajat Integrasi .........................................50 c. Uji Kointegrasi …..........................................................................51 d. Analisis Error Correction Model(ECM) …...................................51 2. Uji Statistik …......................................………………………….…..53 a. Uji Statistik t ….............................................................................53 b. Uji Statistik f ….............................................................................54 c. Koefisien Determinasi ...................................................................55 3. Uji Asumsi Klasik ...............................................................................56 a. Uji Multikolinearitas .....................................................................56 b. Uji Heteroskedastisitas .................................................................56 c. Uji Autokoresi ..............................................................................57 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Variabel Yang Diteliti .....…..…………………….………….59 1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ….………...…….61 2. Perkembangan Utang Luar Negeri Indonesia ....…………………...62 3. Perkembangan Penanaman Modal Asing Indonesia ………….........64 B. Estimasi Model Analisis ………………………………………………..66 C. Hasil dan Analisis Data ….......................................................................67 1. Uji Pemilihan Model .........................................................................67 a. Model Linear ...............................................................................68 b. Model Log Linear ........................................................................68 2. Uji Stasioneritas dan Derajat Integrasi ....…..……………………....69 a. Uji Akar-akar Unit .......................................................................69 b. Uji Derajat Integrasi .....................................................................71 3. Uji Kointegrasi ...................................................................................72 commit to user 4. Hasil Estimasi Error Correction Model (ECM) ….…..….................73 x perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5. Uji Statistik ......……………………………………………...............77 a. Uji Statistik t .....……………………………………......….........77 b. Uji Statistik f .....………………………………………...............78 c. Koefisien Determinasi ......…………………………………........79 6. Uji Asumsi Klasik .....………………………………………..….......79 a. Uji Multikolinearitas .....………………………………...............79 b. Uji Heteroskedastisitas .....……………………………................81 c. Uji Autokorelasi ...........................................................................82 7. Interpretasi Ekonomi .....……………………………………….........85 a. Pengaruh Utang Luar Negeri terhadap Pertumbuhan Ekonomi .....…..………...……………......……….85 b. Pengaruh Penanaman Modal Asing terhadap Pertumbuhan Ekonomi .................................................................85 c. Pengaruh Variabel Utang Luar Negeri terhadap Pertumbuhan Ekonomi ......................................................................................86 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ......……………………………………………………….....88 B. Saran ......…………………………………………………………..….....88 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... LAMPIRAN ................................................................................................................ commit to user xi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL TABEL 4.1 Halaman Data Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi (RPDB), Utang Luar Negeri (ULN) dan Penanaman Modal Asing (PMA), di Indonesia Tahun 2000:1 – 2008:4 ........................................................60 4.2 Uji MWD Linier .....................................................................…………..68 4.3 Uji MWD Log Linier ................................................................................68 4.4 Uji Stasioneritas ........................................................................................70 4.5 Uji Derajat Integrasi ..................................................................................71 4.6 Uji Kointegrasi ..........................................................................................72 4.7 Uji Stasioneritas dengan metode DF dan ADF ........................................73 4.8 Estimasi dengan Error Correction Model .................................................74 4.9 Koefisien Jangka Panjang dari Estimasi Fungsi .......................................76 4.10 Pengaruh Variabel Independen Jangka Pendek ........................................77 4.11 Pengaruh Variabel Independen Jangka Panjang .......................................78 4.12 Uji Klein ....................................................................................................80 4.13 Uji Park. .....................................................................................................82 4.14 Uji Langrange Multiplier Test ..................................................................83 4.15 Uji Multiplier Test untuk model Monotaris ..............................................84 4.16 Perbandingan Hipotesis dan Hasil Data Menggunakan Metode Analisis Error Corection Model (ECM) .....................................87 commit to user xii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR GAMBAR Halaman 2.1 Kurva Marginal Effisiensi of invesment ........................................................33 2.2 Kerangka Pemikiran .....……………………………………………………..45 3.1 Grafik Perkembangan Produk Domestik Bruto Indonesia Tahun 2000:1-2008:4 .....………………………………………………........62 3.2 Grafik Perkembangan Utang Luar Negeri Indonesia Tahun 2000:1 - 2008:4 ..................................................................64 3.3 Grafik Perkembangan Penanaman Modal Asing Indonesia Tahun 2000:1 - 2008:4 ...................................................................................65 commit to user xiii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Data Penelitian Lampiran 2 Hasil Uji MWD Linier Lampiran 4 Hasil Uji MWD Log-Linier Lampiran 5 Hasil Uji Akar-akar unit Lampiran 6 Uji Derajat Integrasi Dickey Fuller Test Ordo 1 [I(1)] untuk LKURS Lampiran 21 Uji Derajat Integrasi Dickey Fuller Test Ordo 1 [I(1)] untuk LDC Lampiran 22 Uji Derajat Integrasi Augmented Dickey Fuller Test Ordo 1 [I(1)] untuk LCD Lampiran 23 Uji Derajat Integrasi Augmented Dickey Fuller Test Ordo 1 [I(1)] untuk LGNP Lampiran 24 Uji Derajat Integrasi Augmented Dickey Fuller Test Ordo 1 [I(1)] untuk LGE Lampiran 25 Uji Derajat Integrasi Augmented Dickey Fuller Test Ordo 1 [I(1)] untuk LKURS Lampiran 26 Uji Derajat Integrasi Augmented Dickey Fuller Test Ordo 1 [I(1)] untuk LDC Lampiran 27 Estimasi OLS untuk Model Keysian Lampiran 28 Uji Kointegrasi Dickey Fuller Test Ordo 0 [I(0)] Untuk Residu OLS Model Keynesian Lampiran 29 Uji Kointegrasi Dickey Augmented Dickey Fuller Ordo 0 [I(0)] untuk Residu OLS Model Keynesian Lampiran 30 Estimasi OLS untuk Model Monetaris Lampiran 31 Uji Kointegrasi Lampiran 33 Estimasi dengan Error Correction Model (ECM) untuk Model Keynesian Lampiran 34 Estimasi dengan Error Correction Model (ECM) untuk Model commit to user Monetaris xiv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Lampiran 35 Correlation Matrix untuk Model Keynesian Lampiran 36 Hasil Uji Park untuk Model Keynesian Lampiran 37 Hasil Uji Park untuk Model Monetaris Lampiran 38 Uji Lagrange Multiplier Test untuk Model Keynesian Lampiran 39 Uji Lagrange Multiplier Test untuk Model Monetaris commit to user xv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunan suatu negara dan menjadi sasaran utama pembangunan pembangunan bagi banyak dimaksudkan untuk negara berkembang. mempercepat Pelaksanaan pencapaian tingkat kesejahteraan hidup yang tinggi bagi penduduknya. Selain itu, pertumbuhan yang tinggi juga dimaksudkan untuk mengejar ketertinggalan pembangunan dibandingkan dengan negara lain. Namun dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi, sebagian besar negara berkembang mengalami hambatan terutama dalam hal dana untuk membiayai berbagai kegiatan pembangunan yang dilaksanakan. Bila ditinjau secara makro, salah satu tujuan pembangunan adalah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Kebijakan pemerintah untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah dengan melaksanakan pembangunan disegala bidang yang tentunya memerlukan dana yang sangat besar untuk membiayai pembangunan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Langkah yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah terus berupaya mencari sumbersumber pembiayaan baru bagi pembangunan baik yang berasal dari dalam commit to user 1 2 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id negeri ataupun luar negeri. Pembiayaan yang berasal dari luar negeri ini dapat berupa investasi asing dan utang luar negeri. Seringkali negara beranggapan bahwa berhasil tidaknya programprogram pembangunan di suatu negara akan dinilai berdasarkan tinggi rendahnya tingkat pertumbuhan output dan pendapatan nasional. Bahkan, baik buruknya kualitas kebijakan pemerintah dan tinggi atau rendahnya mutu aparatnya di bidang ekonomi secara keseluruhan biasanya diukur berdasarkan kecepatan pertumbuhan output nasional yang dihasilkannya. Setiap periode dalam suatu masyarakat akan menambah kemampuannya untuk memproduksikan barang dan jasa, hal ini disebabkan oleh penambahan faktor-faktor yang berlaku. Banyak negara tidak selalu dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang sesuai dengan perkembangan kemampuan produksi yang dimiliki oleh faktor-faktor produksi yang semakin meningkat. Dibanyak negara sering kali didapati keadaan dimana pertumbuhan ekonomi jauh lebih rendah daripada potensi pertumbuhan yang sebenarnya dapat dicapai. Di negara-negara berkembang atau sebagai ”dunia ketiga” seperti Indonesia, konsep Produk Domestik Bruto adalah konsep yang lebih bagus dipakai daripada konsep pendapatan nasional lainnya. Produk Domestik Bruto sebagai nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan atau dihasilkan oleh suatu negara dalam jangka waktu tertentu (Sukirno, 2000). Menurut Todaro, terdapat tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa : (1) akumulasi modal, meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan commit to user 3 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id fisik, dan modal atau sumber daya manusia (2) pertumbuhan penduduk, yang beberapa tahun selanjutnya akan memperbesar jumlah angkatan kerja (3) kemajuan teknologi (Lincolin Arsyad, 1992). Sehingga dalam menyelenggarakan pemerintahan, suatu negara memerlukan anggaran dana yang memadai untuk memenuhinya. Terlepas dari status Negara yang disandang, baik maju maupun berkembang, setiap negara di dunia ini mempunyai hubungan ekonomi dengan negara lain. Hubungan tersebut termasuk diantaranya arus aliran uang keluar dan uang masuk, dimana uang keluar bisa berupa aliran pinjaman. Sedangkan uang masuk diantaranya bisa berupa devisa, investasi, maupun pinjaman. Indonesia yang bisa dikatakan sebagai negara berkembang dan selama perjalanannya, perekonomian Indonesia telah mengalami pasang surut. Indonesia juga termasuk negara yang menggunakan sumber dana yang berasal dari dalam dan luar negeri bagi pembangunannya. Permasalahannya sama yaitu dana yang berasal dari dalam negeri tidak mencukupi, sehingga pemerintah harus mencari dana dari luar negeri bagi tumbuh dan berlangsungnya kegiatan ekonomi negara. Pinjaman luar negeri merupakan arus masuk modal dari luar ke dalam negeri. Sedangkan definisi formal dari pinjaman luar negeri adalah penerimaan atau pemberian yang dapat digunakan untuk meningkatkan investasi guna menunjang pertumbuhan ekonomi. Bila ditinjau dari fungsinya, pinjaman merupakan salah satu alternatif sumber pembiayaaan yang diperlukan dalam pembangunan (Triboto dalam Yumanita, 2001). commit to user perpustakaan.uns.ac.id 4 digilib.uns.ac.id Pinjam meminjam uang antar negara merupakan salah satu bentuk hubungan perekonomian secara lintas negara yang kini lazim dilakukan. Hubungan tersebut dijalankan dengan harapan agar saling menguntungkan. Kasus yang sering dijumpai adalah negara berkembang meminjam dana kepada negara maju dengan tujuan sebagai penunjang pembangunan Negara berkembang. Dalam hal ini negara berkembang mendapat suntikan dana untuk memperlancar pembangunan dan negara maju dapat menyalurkan kredit sebagai bentuk langkah investasi masa depan. Dalam tata perekonomian global yang terintegrasi, pinjaman luar negeri bagi suatu negara adalah hal yang wajar. Yang kemudian menimbulkan masalah adalah bagaimana pinjaman tersebut dikelola, digunakan dan dilunasi (Afrianto, 2004). Terdapat dua hal pokok yang biasa melatarbelakangi meningkatnya utang luar negeri suatu negara. Penyebab pertama adalah negara tersebut sedang mengalami kemiskinan yang bisa diakibatkan oleh tekanan ekonomi, bencana alam, atau peristiwa yang tak terduga. Karena miskin, maka pemerintah tidak bisa mengentaskan rakyatnya dari kemiskinan mengingat terbatasnya dana yang dimiliki. Penyebab kedua adalah latar belakang ekonomi spesifik dari negara yang bersangkutan, seperti krisis utang luar negeri tahun 1982 yang disebabkan oleh meningkatnya harga minyak bumi dunia tahun 1973 hingga1974 dan tahun 1979 hingga 1980 yang diikuti dengan tingginya suku bunga tahun 1980 hingga 1982, turunnya harga barang serta volume ekspor yang terkait dengan resesi global pada tahun tersebut dan adanya masalah dalam manajemen perekonomian domestik (Purwanto, 2003). commit to user 5 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Secara garis besar, bangsa Indonesia telah mengalami tiga kali masalah pinjaman luar negeri. Pertama pada masa pertengahan tahun 1970-an dimana Pertamina kesulitan melunasi kewajibannya. Namun masa sulit ini bisa dihadapi sebab saat itu harga minyak mengalami kenaikan yang kemudian menjadi sumber devisa bagi negara Indonesia. Kedua, pada pertengahan tahun 1980-an yang mana hal ini disebabkan oleh imbas krisis yang melanda kawasan Amerika Latin. Akibatnya, lembaga keuangan dan investor asing mengurangi investasinya. Masa ini pun bisa dilalui karena adanya kenaikan harga minyak. Ketiga, adalah pada tahun 1998, dimana masalah pinjaman luar negeri dipicu oleh gejolak nilai tukar yang selanjutnya berkembang menjadi krisis ekonomi dan mempengaruhi kondisi perekonomian nasional. Hal ini berdampak pada banyaknya perusahaan yang mengurangi investasi dan produksi bahkan menutup usahanya sehingga banyak terjadi pemutusan hubungan kerja. Indonesia telah melakukan kebijakan utang luar negeri sejak tahun 1969 (Purwanto, 2003). Indonesia mengajukan utang luar negeri karena dua faktor seperti tersebut diatas, yaitu karena keadaan Indonesia yang masih miskin dan karena adanya pengaruh kondisi perekonomian dunia. Namun, isu ini merupakan masalah yang cukup serius bagi Indonesia. Permasalahan yang timbul antara lain adalah adanya beban pembayaran akibat jumlah utang yang besar, pemanfaatan yang belum optimal, manajemen yang belum efisien dan mendalam disamping kebijakan di masa depan yang belum jelas arahnya (Kusumaningtuti, 2004). commit to user perpustakaan.uns.ac.id 6 digilib.uns.ac.id Masalah utang luar negeri Indonesia berawal dari masa transisi pemerintahan orde lama menjadi orde baru yang dilatarbelakangi oleh buruknya kondisi perekonomian Indonesia. Pada masa itu terjadi kelangkaan pangan, minimnya tabungan pemerintah, tingginya inflasi dan fluktuatifnya nilai tukar rupiah (Purwanto, 2003: 8). Sebelum krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997, yang mendukung akan utang luar negeri tampak lebih dominan, terlepas dari kenyataan bahwa beberapa indikator keamanan utang luar negeri sebenarnya cukup memprihatinkan. Setelah krisis ekonomi menerpa Indonesia hingga kini, utang luar negeri masih saja mendapat kontra menjadi imperatif yang dominan. Pada kenyataannya, dengan indikator rasio total utang terhadap GNP sebesar 176,5% dan rasio total utang terhadap ekspor barang dan jasa sebesar 262,5 pada tahun 1998, Indonesia telah memasuki status severely indebted low income country. Sebagai perbandingan, saat Mexico mengalami krisis utang tahun 1983, besarnya total utang luar negeri terhadap GNP hanya mencapai angka 70% (Damayanti, 2002). Karena itu, utang luar negeri merupakan salah satu faktor dominan yang menyebabkan terjadinya krisis ekonomi. Namun demikian, para pakar yang mewakili pemerintah tampaknya tetap mengambil sikap konservatif bahwa utang luar negeri masih dibutuhkan negeri ini untuk memutar roda perekonomiannya. Mereka menjelaskan bahwa yang diperlukan hanyalah kehati-hatian dalam manejemen utang luar negeri Namun demikian, para pakar yang mewakili pemerintah tampaknya tetap mengambil sikap konservatif bahwa utang luar negeri masih dibutuhkan commit to user 7 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id negeri ini untuk memutar roda perekonomiannya, mereka menjelaskan bahwa yang diperlukan hanyalah kehati-hatian dalam manejemen utang luar negeri. Sementara itu, guna meningkatkan penanaman modal asing (PMA) di Indonesia, perlu diciptakan iklim investasi dan usaha yang lebih menarik. Sumber pertumbuhan ekonomi adalah adanya investasi dan kemajuan teknologi yang mampu memperbaiki kualitas modal atau sumber daya manusia dan fisik yang selanjutnya akan berhasil meningkatkan kualitas sumber daya melalui penemuan-penemuan baru serta inovasi (Parkin dan Bade, 1995). Sejalan dengan pemikiran tersebut, Rostow dalam bukunya The Stages of Economic Growth menyebutkan bahwa salah satu dari sekian banyak taktik pokok pembangunan untuk tinggal landas adalah pengerahan atau mobilisasi dana tabungan (dalam mata uang domestik maupun asing) guna menciptakan investasi dalam jumlah yang memadai untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi (Todaro dan Smith, 2003). Selanjutnya ketika kondisi di Indonesia mulai stabil, besar kemungkinan bagi para pengusaha asing masih tetap menaruh kepercayaan yang tinggi untuk menanamkan modalnya di Indonesia. PMA dapat diartikan sebagai penempatan uang atau modal dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau modal tersebut. Investasi yang dilakukan antar negara atau suatu negara terhadap negara lain merupakan upaya kerjasama suatu negara untuk mengembangkan modalnya baik berupa dana, ilmu, ataupun teknologi di negara lain. Sehingga keuntungan masingmasing dirasakan oleh investor dan penerima investor. PMA merupakan salah commit to user 8 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id satu sumber pembiayaan pembangunan nasional disamping ekspor, tabungan domestik dan bantuan luar negeri (Kuncoro, 2000). Berdasarkan latar belakang kondisi utang luar negeri dan Penanaman Modal Asing berpengaruh terhadap perekonomian maka diadakan penelitian yang berjudul ”ANALISIS PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING DAN UTANG LUAR NEGERI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1-2008:4” B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia? 2. Bagaimana pengaruh penanaman modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. 2. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh penanaman modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. commit to user 9 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wacana yang baik untuk menambah informasi dan wawasan bagi para pembaca yang tertarik dengan permasalahan faktor-faktor uang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. 2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pemerintah dalam menetapkan kebijakan perekonomian, khususnya yang berhubungan dengan penanaman modal asing dan utang luar negeri.. 3. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan referensi atau bahan acuan dan perbandingan bagi penelitian selanjutnya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pertumbuhan Ekonomi a. Konsep dan Pengertian Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang sangat penting dalam melakukan analisis pembangunan ekonomi pada suatu negara. Pertumbuhan ekonomi didefinisikan secara singkat adalah sebuah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang dan terlihat adanya aspek dinamis dalam suatu perekonomian, yaitu terlihat bagaimana perekonomian suatu negara yang berkembang atau berubah dari waktu ke waktu (Boediono, 1981). Suatu perekonomian dikatakan tumbuh apabila dalam jangka waktu yang cukup panjang mengalami kenaikan output per kapita. Sebaliknya jika selama jangka waktu yang cukup panjang tersebut, output per kapita menunjukkan kecenderungan yang semakin menurun, maka penurunan ini bukan pertumbuhan ekonomi. Menurut Todaro (2000), pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang dan jasa ekonomi kepada penduduknya. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan commit to user pembangunan ekonomi. 10 Karena penduduk dan 11 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id kebutuhan ekonomi semakin bertambah, maka penambahan pendapatan sangat dibutuhkan setiap tahunnya. Hal ini hanya bisa didapat lewat peningkatan output agregat (barang dan jasa) atau Produk Domestik Bruto (PDB) setiap tahun. Jadi dalam pengertian ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi adalah penambahan PDB yang berarti juga penambahan pendapatan nasional (Tulus Tambunan, 2001). Secara umum, pertumbuhan ekonomi lebih menunjuk pada perubahan yang bersifat kuantitatif (quantitative change) dan biasanya diukur dengan menggunakan data produk domestik bruto (PDB), atau pendapatan atau output perkapita (Muana Nanga, 2001). Dimana PDB merupakan total nilai pasar (total market value) dari barang-barang akhir dan jasa-jasa (final goods and services) yang dihasilkan di dalam suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu (biasanya satu tahun). Tiga faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat yaitu: akumulasi modal yang meliputi semua jenis investasi, pertumbuhan penduduk yang selanjutnya memperbanyak jumlah tenaga kerja, dan kemajuan teknologi (Lincolin Arsyad, 1992). Akumulasi modal negara dapat digunakan untuk pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dan sekaligus sebagai tabungan negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan commit to user 12 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan Ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal. Teknologi yang digunakan berkembang. Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk dan pengalaman kerja dan pendidikan menambah ketrampilan (Sadono Sukirno, 2000) Para ahli ekonomi dan politisi semua negara, baik itu negara kaya maupun miskin yang menganut sistem kapitalis, sosialis maupun campuran menganggap bahwa konsep pertumbuhan ekonomi adalah merupakan tolok ukur penilaian pertumbuhan suatu negara. Ada tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa yaitu : akumulasi modal yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya manusia, pertumbuhan penduduk yang diharapkan akan memperbanyak angkatan kerja sebagai salah satu faktor produksi, dan kemajuan teknologi. Akumulasi modal (capital accumulation) terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan di kemudian hari. commit to user 13 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Pengadaan pabrik baru, mesin-mesin, peralatan maupun bahan baku dapat meningkatkan stok modal (capital stock) secara fisik suatu negara (yaitu nilai riil atas seluruh barang modal produktif secara fisik) dan hal ini diharapkan dapat meningkatkan output di masa mendatang. Profesor Simon Kuznets memberikan definisi yang cukup rinci mengenai pertumbuhan ekonomi suatu negara. Menurut Kuznets (1971) “pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya” (Todaro dan Smith, 2003). Kenaikan kapasitas itu sendiri atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaianpenyesuaian teknologi, institusional (kelembagaan) dan ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada. b. Teori Pertumbuhan Ekonomi Dalam ilmu ekonomi terdapat banyak teori pertumbuhan, sehingga tidak ada suatu teori pertumbuhan yang menyeluruh, lengkap, dan merupakan satu-satunya teori pertumbuhan yang baku. Berikut teori pertumbuhan yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi diantaranya adalah (Lincolin Arsyad, 1992): 1) Teori Rostow Teori ini merupakan artikel Rostow yang dimuat dalam Economic Journal (Maret 1956) yang dikembangkan dalam buku yang berjudul The Stage of Economic Growth (1960). Menurut commit to user Rostow, ada 5 (lima) tahapan dalam proses pembangunan ekonomi 14 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id yang merupakan karakteristik perubahan ekonomi, sosial dan politik yang terjadi, antara lain yaitu:. a) Masyarakat Tradisional Masyarakat yang fungsi produksinya masih terbatas yang ditandai oleh cara produksi yang relatif masih primitif dan cara hidup masyarakat yang masih dipengaruhi oleh nilai-nilai kurang rasional, tetapi kebiasaan itu masih turun menurun. b) Tahap Prasyarat Tinggal Landas Tahap transisi di masyarakat untuk mempersiapkan diri agar mencapai pertumbuhan dengan menggunakan kekuatan sendiri. Namun pertumbuhan ekonomi hanya akan tercapai jika diikuti oleh kemampuan masyarakat untuk menggunakan ilmu pengetahuan modern dan membuat penemuan baru yang bisa menurunkan biaya produksi. c) Tahap Tinggal Landas Pada awal tahap tinggal landas, pertumbuhan ekonomi dapat dikatakan terjadi apabila terlihat adanya suatu perubahan drastis dalam masyarakat. Menurut Rostow terdapat 3 (tiga) ciri utama negara yang sudah mencapai masa tinggal landas, yaitu: terjadinya kenaikan investasi produktif dari 5 persen atau kurang menjadi 10 persen dari produk nasional bersih (Net National Product = NNP), terjadinya perkembangan satu atau beberapa sektor industri dengan tingkat pertumbuhan yang commit to user 15 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id sangat tinggi (leading sector). terjadinya kerangka dasar politik, sosial dan kelembagaan yang bisa menciptakan perkembangan sektor modern dan eksternalitas ekonomi yang bisa menyebabkan pertumbuhan ekonomi terus terjadi. d) Tahap Menuju Kedewasaan Merupakan tahap dimana masyarakat sudah secara efektif menggunakan teknologi modern pada hampir semua kegiatan produksi. e) Masa Konsumsi Energi Menurut Rostow, masa ini adalah tahap akhir dalam proses pembangunan masalah-masalah ekonomi. Masyarakat yang berkaitan dengan menekankan konsumsi kesejahteraan masyarakat bukan masalah produksi. 2) Teori Klasik Adam smith (1723-1790) dalam bukunya “An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nation” (1776) atau singkatnya “Wealth of Nation” menjelaskan mengenai proses pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang terjadi secara sistematis. Menurut Adam Smith ada dua aspek utama dari pertumbuhan ekonomi yaitu: a) Pertumbuhan Output (GDP) Total Menurut Adam Smith ada 3 (tiga) unsur pokok dalam sistem produksi suatu negara, yaitu: commit to user 16 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 1) Sumber daya alam yang tersedia. Merupakan sumber paling mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat. 2) Sumber daya insani. Artinya, dalam proses pertumbuhan output, sumber daya insani mempunyai peran pasif. Jumlah pendudukakan menyesuaikan diri dengan kebutuhan akan tenaga kerja dari masyarakat tersebut. 3) Stok barang modal yang ada. Artinya, unsur ini mempunyai peranan sentral karena menurut Adam Smith, semakin besar stok modal maka semakin besar kemungkinan dilakukan spesialisasi yang akhirnya dapat meningkatkan produktivitas kerja. b) Pertumbuhan Penduduk Menurut Adam Smith, jika tingkat upah yang berlaku lebih tinggi dari tingkat upah subsisten maka akan meningkatkan jumlah penduduk. Tingkat upah yang berlaku ditentukan oleh tarik-menarik antara kekuatan permintaan dan penawaran tenaga kerja. Sementara itu permintaan tenaga kerja ditentukan oleh stok modal dan tingkat output masyarakat. 3) Teori Neo Klasik Teori ini dikembangkan oleh Robert Solow dari MIT dan Trevor Swan dari Australian National University, yang terkenal dengan modelnya, Solow-Swan. Selain itu model pertumbuhan Neo-Klasik dikembangkan oleh model Harrod-Domar. Teori ini berkembang sejak tahun 1950-an. Menurut teori ini, pertumbuhan commit to user 17 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id ekonomi tergantung pada pertambahan penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi modal) dan tingkat kemajuan teknologi. Pandangan tersebut berdasarkan pada anggapan yang mendasari analisis klasik yaitu perekonomian akan tetap mengalami tingkat pengerjaan penuh (full employment) dan kapasitas peralatan modal akan tetap sepenuhnya digunakan sepanjang waktu. 4) Teori Schumpeter Teori Schumpeter dalam bukunya berjudul “The Theory of Economic Development” (1934) mengemukakan bahwa sistem kapitalisme adalah sistem yang paling baik untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang pesat. Faktor utama yang menyebabkan perkembangan ekonomi menurut Schumpeter adalah proses inovasi yang dilakukan oleh para wiraswasta. Kemajuan ekonomi atau peningkatan output total suatu masyarakat hanya bisa diterapkan c. Indikator Pertumbuhan Ekonomi Indikator yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi adalah tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). Berikut beberapa alasan mengapa yang digunakan sebagai indikator pertumbuhan ekonomi adalah PDB bukan indikator lainnya yaitu: 1) Produksi di dalam perekonomian. Artinya, peningkatan PDB juga commit tobalas user jasa kepada faktor produksi yang mencerminkan peningkatan 18 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id digunakan dalam aktivitas produksi tersebut.PDB adalah nilai tambah (value added) yang dihasilkan oleh aktivitas 2) PDB dihitung atas dasar konsep aliran (flow concept). Artinya, perhitungan PDB hanya mencakup nilai produk yang dihasilkan pada satu periode sebelumnya. Pemanfaatan konsep aliran, guna menghitung PDB yang memungkinkan kita untuk membandingkan jumlah output yang dihasilkan pada tahun ini dengan tahun sebelumnya. 3) Batas wilayah perhitungan PDB adalah negara atau perekonomian domestik. Hal ini memungkinkan kita untuk mengukur sejauh mana kebijaksanaan ekonomi yang diterapkan pemerintah mampu mendorong aktivitas perekonomian domestik. d. Faktor-faktor Penentu Pertumbuhan Ekonomi Menurut N. Gregory Mankiw (2003: 59), faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi: 1) Tenaga Kerja Faktor tenaga kerja adalah salah satu faktor produksi terpenting dalam kaitannya dengan peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara. Semakin banyak tenaga kerja, maka produktivitas juga akan meningkat. Namun hal itu tidak mutlak, setelah tingkat penggunaan tenaga kerja tertentu, jumlah produk total yang dapat dihasilkan tenaga kerja tersebut akan berkurang commit to kerja user tambahan menjadi negatif. atau produk marginal tenaga 19 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2) Kapital Barang-barang kapital penting artinya dalam mempertinggi koeefisienan pertumbuhan ekonomi. 3) Sumber Daya Alam dan Lingkungan Sumber daya alam akan dapat mempermudah usaha untuk mengembangkan perekonomian sesuatu negara. Tersedianya sumber daya alam yang cukup merupakan faktor pendorong keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara. 4) Teknologi Adalah cara untuk menghasilkan suatu jenis barang tertentu. Teknologi mampu meningkatkan produksi dan pendapatan bagi masyarakat. 5) Faktor Sosial Selain faktor ekonomi, faktor sosial juga mempunyai peranan yang penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Faktor sosial ini diantaranya keamanan, politik, adat istiadat, agama, sistem pemerintahan dan sebagainya.Apabila di dalam masyarakat terdapat beberapa keadaan dalam sistem sosial yang sangat menghambat pertumbuhan ekonomi, maka pemerintah haruslah berusaha untuk menghapuskan hambatan-hambatan tersebut. Perombakan dalam sistem sosial, seperti menghapuskan kekuasaan tuan tanah dan memberikan tanah kepada para petani commit to user 20 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id yang tidak memiliki tanah adalah suatu langkah yang perlu dilakukan. Adanya perombakan tersebut diharapkan masyarakat akan bekerja keras untuk mendapatkan pendapatan dan keuntungan yang lebih banyak. 2. Utang Luar Negeri a. Konsep dan Pengertian Utang Luar Negeri (Todaro, 1998) adalah seluruh pinjaman serta konsensional baik secara resmi dalam bentuk uang tunai maupun bentuk-bentuk aktiva yang lainnya secara umum ditujukan untuk mengalihkan sejumlah sumber daya negara-negara maju ke negara berkembang untuk kepentingan pembangunan atau mempunyai maksud sebagai distribusi pendapatan. Utang Luar Negeri (Basri, 2000) adalah sebagai bantuan berupa program dan bantuan proyek yang diperoleh dari negara lain. Pinjaman luar negeri atau utang luar negeri merupakan salah satu alternatif pembiayaan yang diperlukan dalam pembangunan dan dapat digunakan untuk meningkatkan investasi guna menunjang pertumbuhan ekonomi. b. Macam-macam Utang Luar Negeri Pinjaman luar negeri yang diterima negara-negara berkembang, secara garis besar dapat dibedakan menjadi (Siregar, 1990): commit to user 21 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 1) Pinjaman Resmi Official Development Fund (odf) adalah pinjaman pemerintah secara resmi bersyarat lunak, dari suatu negara untuk membantu pembangunan negara-negara berkembang disalurkan melalui lembaga keuangan bilateral negara yang bersangkutan. 2) Kredit Ekspor Adalah pinjaman setengah resmi dengan persyaratan setengah lunak yang sumber dananya berasal dari negara donor disebut Official financial support yang bersumber dari pihak perbankan dan lembaga keuangan swasta yang dijamin oleh pemerintah negara donor. 3) Pinjaman Swasta Pinjaman ini berasal dari bank-bank dan lembaga swasta yang diberikan atas dasar pertimbangan komersial sehingga berada dari kredit ekspor yang ditujukan untuk membantu pembangunan di negara berkembang. Sekaligus untuk menunjang peningkatan ekspor negara-negara industri. Bentuk lain dari pinjaman swasta adalah obligasi. Obligasi ini banyak dibeli oleh investor dibeberapa negara maju. Utang luar negeri biasanya timbul karena suatu negara mempunyai kekurangan kapital sehingga sumber-sumber dana di dalam negeri memang cukup sedikit. Apabila negara mempunyai pinjaman maka pengelolaan dari pinjaman negara itu sangat penting demi kestabilan dan pertumbuhan pendapatan nasional. commit to user 22 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Salah satu jalan untuk memecahkan masalah-masalah tersebut adalah mencari dan mendapatkan dana dari luar negeri dalam bentuk bantuan investasi asing langsung maupun dalam bentuk utang lainnya. Bahwa utang luar negeri merupakan suatu sumber dana untuk memenuhi kebutuhan investasi, guna pembangunan ekonomi yang lebih lengkap bukan pengganti sumber dana dari dalam negara (Suparmoko, 2000). Hasil dari pinjaman negara ini memainkan peranan yang sangat penting baik sebagai sumber dana pada saat terjadinya pinjaman maupun pada saat kita harus melunasi utang tersebut. Hal yang demikian ini dialami terutama negara-negara yang sedang dalam masa perkembangan. Pinjaman luar negeri adalah pinjaman yang berasal dari orang-orang atau lembaga negara lain. Pinjaman luar negeri mencakup pemindahan kekayaan dana dari negara yang meminjamkan (kreditur) ke negara peminjam (debitur) pada saat terjadinya pinjaman aliran kekayaan yang sebaiknya terjadi bila terdapat pembayaran bunga dan cicilan pokok pinjaman yang bersangkutan. Sebagai suatu ketentuan, maka pinjaman luar negeri dikenai bunga dengan tingkat yang tetap. (Suparmoko, 2000). Selama ada keyakinan dari investor mengenai perkembangan ekonomi disuatu negara, pembayaran kembali pokok pinjaman akan mudah sekali teratasi. Dalam keadaan yang demikian “interest-service ratio” yaitu pembayaran bunga dibagi dengan ekspor barang dan jasa dapat merupakan indikator yang lebih baik commit to user perpustakaan.uns.ac.id 23 digilib.uns.ac.id mengenai kemampuan suatu negara melakukan pembayaran ke luar negeri karena ini akibat-akibat yang timbul dari adanya pembayaran kembali atau pembelanjaan kembali. Apabila kita ingin mengukur kemampuan suatu negara dalam menciptakan sumber-sumber riil untuk membiayai impor dan “debt service” perbandingan antara pembayaran bunga dengan GNP sering dipakai untuk menggambarkan beban pinjaman ”debt service” atas kapasitas produksi suatu perekonomian, oleh karena itu hal yang paling penting untuk diingat ialah bahwa peranan dari pinjaman luar negeri itu adalah sebagai pelengkap dari dana yang berasal dari dalam negeri guna mempercepat proses pembangunan ekonomi. Sekarang masalahnya bagaimana kita dapat meminimkan beban pinjaman tersebut, sehingga pinjaman yang tertarik dapat benar-benar dimanfaatkan untuk menggiatkan dan mendorong pembangunan ekonomi di negara sedang berkembang. Guna mempertahankan pertumbuhan ekonomi pada suatu tertentu, penerimaan total devisa termasuk aliran dana ke dalam negeri (gross capital inflow) dan tabungan dalam negeri serta tersedianya devisa harus melebihi nilai impor barang-barang dan jasa-jasa serta investasi domestik sebesar pembayaran jasa-jasa pinjaman atau dengan kata lain jika perekonomian itu harus melakukan pembayaran bunga dan cicilan utang pada setiap tahun dengan suatu jumlah tertentu, maka jumlah output yang dihasilkan ditambah dengan aliran dana ke dalam negeri (capital inflow) commit to user 24 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id termasuk penggunaan persediaan devisa harus melebihi domestik serta investasi dengan jumlah sebesar pembayaran pinjaman (Suparmoko, 2000). 3. Penanaman Modal Asing a. Konsep dan Pengertian Penanaman modal atau lebih sering disebut investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian Dalam prakteknya, dalam usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai investasi meliputi pengeluaran/ pembelanjaan yaitu: 1) Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan 2) Perbelanjaan untuk membangun rumah tinggal, bangunan kantor dan lainnya. 3) Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan nasional (Sadono Sukirno, 2000) commit to user 25 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Michael P.Todaro, menyatakan sumber daya yang akan digunakan untuk meningkatkan pendapatan dan konsumsi dimasa yang akan datang disebut investasi. Investasi diartikan sebagai: Pengeluaran atau pembelanjaan penanaman-penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Investasi disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal Menurut Lewis (1993) investasi adalah permintaan barang dan jasa untuk menciptakan atau menambah kapasitas produksi atau pendapatan di masa mendatang. Investasi dapat dilakukan oleh swasta maupun pemerintah. Investasi yang dilakukan pemerintah disebut dengan pengeluaran pemerintah yaitu oleh semua pembelian barang dan jasa yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah (Boediono, 2003). Barang dan jasa dalam hal ini adalah merupakan hasil proses produksi. Pengeluaran aparatur misalnya pembelian tanah oleh Pemerintah dan pembayaran gaji pegawai tidak termasuk dalam pengeluaran investasi pemerintah. Setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu proporsi tertentu dari pendapatan nasionalnya jika hanya untuk mengganti barang-barang modal (gedung-gedung, peralatan, material yang commit to user 26 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id rusak). Namun jika untuk menumbuhkan perekonomian diperlukan investasi-investasi baru sebagai tambahan stok modal. Jika menganggap bahwa ada hubungan ekonomis secara langsung antara besarnya stok modal (K) dan output total (Y), maka setiap tambahan bersih terhadap stok modal (investasi baru) akan mengakibatkan kenaikan output total sesuai dengan rasio modaloutput tersebut. Dengan diasumsikan bahwa perekonomian berada dalam kondisi full employment maka peningkatan output secara otomatis akan berdampak terhadap peningkatan kebutuhan faktor produksi yang berupa penambahan kapital dan tenaga kerja. b. Jenis-jenis Investasi Secara umum didalam pembangunan ekonomi terdapat 4 jenis investasi, yaitu: 1) Investasi yang terdorong (Induced Investment) dan investasi otonom (automous Investment) Investasi yang terdorong (Induced Investment) yakni investasi yang sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan baik itu pendapatan daerah ataupun pendapatan pusat atau nasional.Investasi ini diadakan akibat adanya pertambahan permintaan yang mana adalah akibat pertambahan pendapatan. Jelasnya apabila pendapatan bertambah maka pertambahan konsumsi, sedangkan pertambahan konsumsi pada dasarnya adalah tambahan permintaan, dan apabila ada tambahan permintaan maka commit to user 27 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id akan mendorong berdirinya pabrik baru atau memperluas pabrik lama untuk dapat memenuhi tambahan permintaan tersebut. Investasi otonom (automous Investment) yakni investasi yang dilakukan oleh pemerintah karena disamping biayanya sangat besar juga investasinya ini tidak memberikan keuntungan, dimana besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh pendapatan pusat atau nasional tetapi dapat berubah karena adanya perubahan-perubahan faktor-faktor diluar pendapatan seperti tingkat teknologi, kebijakan pemerintah, harapan para pengusaha, dan sebagainya. Investasi ini dilaksanakan atau diadakan bukan karena pertambahan permintaan efektif. Besarnya investasi otonom tidak tergantung kepada besar kecilnya pendapatan nasional atau daerah. Investasi otonom berarti pembentukan modal yang tidak dipengaruhi oleh pendapatan nasional. Dengan perkataan lain tinggi rendahnya pendapatan nasional tidak menentukan investasi yang dilakukan perusahaan-perusahaan. Contohnya investasi bendungan untuk saluran irigasi tidak akan memberikan keuntungan langsung kepada pemerintahan, tetapi dengan irigasi akan dapat meningkatkan produksi hasil pertanian. Pembukaan dan Pembangunan prasarana jalan merupakan investasi otonom (Mulia Nasution, 1997). commit to user 28 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2) Public Investment dan Private Investment Public Investment adalah investasi atau penanaman modal yang dilakukan oleh pemerintah. Yang dimaksud dengan pemerintahan disini adalah baik pemerintah pusat atau daerah dan sifatnya resmi. Sedangkan private investment adalah investasi yang dilakukan swasta, dimana keuntungan yang menjadi prioritas utama berbeda dengan public investment yang diarahkan untuk melayani dan menciptakan kesejahteraan bagi rakyat banyak. 3) Domestic Investment dan Foreign Investment Domestic Investment adalah penanaman modal negeri sedangkan Foreign Investment adalah penanaman modal asing. Sebuah negara yang memiliki banyak sekali faktor-faktor produksi alam namun tidak memiliki faktor produksi modal (capital) yang cukup untuk mengolah sumber-sumber yang dimilikinya itu, akan mengundang modal asing ini, agar supaya sumber-sumbernya yang ada dapat dimanfaatkan sepenuhnya. 4) Gross Investment dan Net Investment Gross investment adalah total seluruh investasi yang diadakan atau dilaksanakan pada suatu waktu. Jadi mencakup segala jenis investasi, baik itu automous maupun included, baik private maupun public, pendek kata seluruh investasi yang dilakukan suatu negara (daerah) pada atau selama sesuatu periode commit to user waktu tertentu dinamakan groos investment. 29 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Neti investment (investmen netto) adalah selisih antara investasi bruto dengan penyusutan. Apabila misalnya investasi bruto tahun ini adalah dua puluh lima juta sedangkan penyusutan yang terjadi selama tahun yang lalu adalah sebesar sepuluh juta maka itu berarti bahwa investasi netto adalah sebesar limabelas juta. c. Penentu-penentu Tingkat Investasi Faktor-faktor utama yang menentukan tingkat investasi adalah: 1) Keuntungan yang diramalkan Ramalan mengenai keuntungan masa depan akn memberikan gambaran kepada para pengusaha mengenai jenisjenis investasi yang kelihatannya mempunyai prospek yang baik dan dapat dilaksanakan dan besarnya investasi yang harus dilakukan untuk mewujudkan tambahan barang-barang modal yang diperlukan. 2) Tingkat bunga Tingkat bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberi keuntungan kepada para pengusaha dan dapat dilaksanakan. Para pengusaha hanya akan melaksanakan keinginan untuk menanam modal apabila tingkat pengembalian modal dari penanaman modalnya itu, yaitu persentasi keuntungan netto(tetapi commit to user 30 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id sebelum dikurangi bunga uang yang dibayar) modal yang diperoleh lebih besar dari tingkat bunga. 3) Ramalan mengenai keadaan ekonomi dimasa depan Dalam membuat ramalan mengenai keadaan masa depan pada hakikatnya para pengusaha harus bertanya: apakah keadaan masa depan menunjukan bahwa keuntungan yang cukup besar akan diperoleh dari pengembangan kegiatan ekonomi yang sedang dibuat atau direncanakan. Ramalan yang menunjukan bahwa keadaan perekonomian akan menjadi lebih baik lagi pada masa depan yaitu diramalkan bahwa harga-harga akan tetap stabil dan pertumbuhan ekonomi maupun pertambahan pendapatan masyarakat akan berkembang dengan pesat, merupakan keadaan yang akan mendorong pertumbuhan investasi 4) Kemajuan teknologi Kegiatan para pengusaha untuk menggunakan teknologi yang baru dikembangkan didalam kegiatan produksi atau manajemen dinamakan mengadakan pembaharuan atau inovasi. Pada umumnya makin banyak perkembangan teknologi yang dibuat, makin banyak pula kegiatan pembaharuan yang akan dilakukan oleh pengusaha untuk melaksanakan pembaharuanpembaharuan, para pengusaha harus membeli barang-barang modal yang baru, dan adakalanya juga harus mendirikan bangunanto user bangunan pabrik commit /industri yang baru. Maka makin banyak 31 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id pembaharuan yang akn dilakukan, makin tinggi tingkat investasi yang akan tercapai. 5) Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya Dalam kebanyakan analisis mengenai penentu pendapatan nasional pada umumnya dianggap investasi yang dilakukan para pengusaha adalah berbentuk investasi otonomi. Tingkat pendapatan nasional yang tinggi akan mempebesar pendapatan masyarakat, dan selanjutnya pendapatan masyarakat yang tinggi tersebut akan memperbesar permintaan terhadap barang-barng dan jasa-jasa. Maka keuntungan perusahaan akan bertambah tinggi dan ini akan mendorong dilakukannya lebih banyak investasi. Dengan perkataan lain, apabila pendapatan nasional bertambah tinggi, mak investasi akan bertambah tinggi pula.(Mulia Nasution,1997) d. Teori Investasi 1) Teori Konvensional (klasik) Teori konvensional (klasik) tentang investasi pada pokoknya didasarkan atas teori produktivitas batas (Marginal Productivity) dari faktor produksi modal. Menurut teori ini besarnya kapital yang akan diinvestasikan dalam proses produksi ditentukan oleh produktivitas marginalnya dibandingkan dengan tingkat bunga. Sehingga investasi itu akan terus dilakukan bilamana produktifitas batas dari investasi itu masih lebih tinggi daripada tingkat yang akan diterimanya bila commit to user 32 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id seandainya modal itu dipinjamkan dan tidak diinvestasikan (Sobri, 1984). Teori klasik dapat disederhanakan sebagai berikut: a) Suatu investasi akan dijalankan bilamana pendapatan dari investasi itu lebih besar dari tingkat bunga. Dalam membandingkan antara pendapatan riil investasi (I) dengan tingkat suku bunga, maka tidaklah boleh dilupakan bahwa untuk barang-barang modal umumnya mempunyai masa penggunaan yang panjang (durable) dan tidak hanya sekali pakai. Sehingga pendapatan dari investasi adalah terdiri dari jumlah-jumlah pendapatan yang akan diterima setiap akhir tahun, selama penggunaan barang modal itu dalam produksi. (Sobri, 1984). b) Investasi dalam suatu barang modal adalah menguntungkan bilamana biaya (ongkos) plus bunga, lebih kecil dari hasil pendapatan yang diharapkan dari investasi. 2) Teori J.M Keynes Masalah investasi, baik penentuan jumlah maupun kesempatan untuk melakukan investasi, oleh keynes didasarkan atas konsep Marginal Efficienci Of Invesment (MEI), yaitu bahwa investasi itu dijalankan oleh seorang pengusaha bilamana MEI masih lebih tinggi daripada tingkat bunga. Jelaslah investasi ditentukan oleh faktor-faktor lain diluar interest rate, (Sobri, 1984). Secara grafis maka MEI itu digambarkan sebagai suatu kurva yang menurun. Kurva ini menggambarkan jumlah investasi commit to user 33 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id yang akan terlaksana pada setiap bunga. Menurunnya kurva MEI ini antara lain disebabkan oleh dua hal yaitu : a) Bahwa semakin banyak jumlah investasi yang terlaksana dalam masyarakat, makin rendahlah efisiensi marginal investasi itu. Sebab makin banyak investasi yang terlaksana dalam berbagai lapangan ekonomi, maka semakin sengitlah persaingan para investor sehingga MEI itu menurun. b) Biaya semakin banyak investasi dilakukan, maka ongkos dari barang modal menjadi lebih tinggi. Dari grafik MEI ini dapatlah dinyatakan bahwa semakin rendah pendapatan maka banyaklah investasi yang dijalankan. (Sobri, 1987 ). Gambar 2.1 : Kurva Marginal Effisiensi of invesment GNP MEI Investasi Y Sumber : (H. Sobri, 144) Menurut teori Keynes tentang investasi, jelas bahwa pertimbangan pokok untuk terlaksananya investasi adalah faktor commit to user efisien marginal itu sendiri. Efisiensi marginal dari investasi ini 34 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id sangat penting tergantung dari perkiraan-perkiraan dan perhitungan pengusaha terhadap perkembangan situasi ekonomi masa depan. Sebab tingkat MEI tidak dapat ditentukan secara pasti. Pandangan kedepan bagi pengusaha sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomis maupun faktor-faktor psikologis. Menghubungkan antara pengusaha dengan kemungkinan untuk mengadakan investasi perlulah diketahui tentang keberanian berentrepreneur seorang pengusaha yang tidak dimiliki semua pengusaha yang lain (Sobri, 1984). Melihat kondisi Indonesia yang demikian, maka meningkatnya modal sangat berperan penting untuk meningkatkan perekonomian. Oleh karenan itu, pemerintah dan swasta berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui perhimpunan dana yang diarahkan pada kegiatan ekonomi produksi yaitu dengan menambah penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing. Pemasukan modal asing sangat diperlukan untuk mempercepat pembangunan industrialisasi ekonomi. pembangunan ekonomi Modal dapat asing dalam menciptakan kesempatan kerja. Modal asing juga membantu memodernisasi masyarakat dan memperkuat sektor negara maupun sektor swasta. Penggunaan modal asing yang demikian penting untuk mempercepat pembangunan ekonomi negara-negara terbelakang (Jhingan, 2000) commit to user 35 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 3) Teori Harrod Domar Teori Harrod-Domar merupakan perluasan dari analisis Keynes mengenai kegiatan ekonomi secara nasional dan masalah tenaga kerja. Analisis Keynes dianggap kurang lengkap karena tidak membicarakan masalah-masalah ekonomi jangka panjang. Teori Harrod-Domar ini menganalisis syarat-syarat yang diperlukan agar perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang. Dengan kata lain, teori ini berusaha menunjukkan syarat yang dibutuhkan agar perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dengan mantap (steady growth) (Arsyad, 1999). Teori Harrod-Domar ini mempunyai beberapa asumsi yaitu (Arsyad, 1999): 1) Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment) dan barang-barang modal yang terdiri dalam masyarakat digunakan secara penuh. 2) Perekonomian terdiri dari 2 (dua) sektor yaitu rumah tangga dan perusahaan. 3) Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya pendapatan nasional, berarti fungsi tabungan dimulai dari titik nol. 4) Kecenderungan untuk menabung (Marginal Propensity to Save = MPS) besarnya tetap, demikian juga ratio antara modaloutput (Capital-Output Ratio=COR) dan rasio pertambahan modal-output (Incremental Capital-Output Ratio = ICOR). commit to user 36 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Menurut teori Harrod-Domar, setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu proporsi tertentu dari pendapatan nasionalnya jika hanya untuk mengganti barang-barang modal (gedung-gedung, peralatan, material) yang rusak. Namun demikian, untuk menumbuhkan perekonomian tersebut, diperlukan investasiinvestasi baru sebagai tambahan stok modal. Jika dianggap bahwa ada hubungan ekonomis secara langsung antara besarnya stok modal (K) dan output total (Y), maka setiap tambahan bersih terhadap stok modal (investasi baru) akan mengakibatkan kenaikan output total sesuai dengan rasio modal-output tersebut. Ada beberapa kelemahan dari teori Harrod-Domar ini yang patut untuk dikemukakan yaitu: 1) MPS dan ICOR Tidak Konstan. Menurut teori ini, kecenderungan untuk menabung (MPS) dan ICOR diasumsikan konstan. Padahal kenyataannya kedua hal tersebut mungkin sekali berubah dalam jangka panjang dan ini berarti memodifikasi persyaratan persyaratan pertumbuhan yang mantap yang diinginkan 2) Proporsi Penggunaan Tenaga Kerja dan Modal Tidak Tetap. Asumsi bahwa tenaga kerja dan modal dipergunakan dalam proporsi yang tetap tidaklah dapat dipertahankan. Pada umumnya tenaga kerja dapat menggantikan modal dan perekonomian dapat bergerak lebih mulus ke arah lintasan pertumbuhan yang mantap. Dalam kenyataannya, lintasan ini commit to user 37 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id tidak begitu stabil sehingga perekonomian harus mengalami indasi kronis atau pengangguran kronis jika G tidak berhimpit dengan Gw. 3) Harga Tidak akan Tetap Konstan. Model Harrod-Domar ini mengabaikan perubahan-perubahan harga pada umumnya. Padahal perubahan harga selalu terjadi di setiap waktu dan sebaliknya dapat menstabilkan situasi yang tidak stabil. 4) Suku Bunga Berubah. Asumsi bahwa suku bunga tidak mengalami perubahan adalah tidak re-levan dengan analisis yangbersangkutan. Suku bunga dapat berubah dan pada akhirnya akan mempengaruhi investasi. B. Studi Terdahulu Siti Aisyah (1997), penelitian ini berjudul “Bantuan Luar Negeri Dampak Dan peranannya Dalam perekonomian Indonesia Kurun Waktu 1969-1990”. Jurnal tersebut mempunyai tujuan untuk mengetahui sejauh mana peranan dan dampak bantuan luar negeri serta penanaman modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi dan tabungan domestik dibandingkan dengan ekspor , pendapatan per kapita dan pertumbuhan angkatan kerja. Metode penelitian yang dipakai adalah menggunakan data sekunder yang diperoleh dari beberapa penerbitan sumber data dan studi kepustakaan seperti : BPS, IFS, Nota Keuangan RAPBN dan APBN RI, World Tables dari World Bank dan sumber data lain. Alat analisis yang digunakan adalah model Rana dan Drowling dengan sedikit modifikasi untuk meneliti tentang dampak bantuan luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Model ini merupakan commit to user 38 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id model persamaan simultan yang terdiri atas dua persamaan, yaitu persamaan pertumbuhan dan persamaan tabungan. Kemudian teknik penaksiran modelnya memakai teknik penaksiran Two-Stage Least Square (2SLS). Hasil yang diperoleh ternyata menunjukkan bahwa baik dampak total maupun dampak langsung PMA berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi negatif terhadap tabungan domestik. Sementara itu variabel bantuan luar negeri mempunyai dampak total dan dampak langsung yang relatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan positif terhadap tabungan domestik. Ghatak (1998) melakukan riset pengaruh ekspor tehadap pertumbuhan ekonomi. Riset tresebut dilakukan di Korea Selatan dengan data sekunder dengan periode pengamatan tahun 1950-1994. Model ekonometri dinamis digunakan dalam riset ini. Model termaksud adalah Vector Autoregression (VAR), Bayesian VAR (BVAR), dan Vector Error Correction Model (VECM). Hasil riset menununjukkan bahwa yang mempengaruhi pertumbuhan pendapatan riil per kapita adlah ekspor, investasi, pengeluaran pemerintah, dan kebijakan kurs. Model yang terbaik untuk memprediksi pertumbuhan ekonomi adalah VECM dibandingkan model VAR dan BVAR. Suyatno (2003), penelitian ini berjudul “Hutang Luar Negeri, Penanaman Modal Asing (PMA), Ekspor, dan Peranannya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 1975-2000”. Metode dalam penelitian ini digunakan anaisis regresi berganda Ordinary Least Square atau OLS. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa koefisien dari hasil commit to user 39 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id estimasi variabel hutang luar negeri dan PMA memberikan tanda negatif, artinya mengindikasikan variabel tersebut berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pengaruh tersebut tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Sesuai hasil analisis regresi diperoleh bahwa hasil uji t-hitung yang lebih kecil daripada t-tabel dengan derajat signifikan 0,025 persen, yaitu (±2,064). Sementara variabel ekspor terbukti mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan dari hasil t-hitung (3,957) lebih besar dari t-tabel (±2,064). Pengaruh tersebut juga bersifat positif yang ditunjukkan nilai koefisien mempunyai nilai positif sebesar 1,508, yang berarti setiap variabel ekspor meningkat sebesar 1 persen maka variabel pertumbuhan ekonomi akan meningkat sebesar 1,508 persen. Dari nilai masing-masing variabel, diartikan bahwa Ho ditolak untuk variabel ekspor, dan Ho diterima untuk variabel hutang luar negeri dan penanaman modal asing. Awokuse (2003) melakukan pengujian export-led growth hypothesis (ELGH) untuk kasus negara Kanada. Periode pengamatan dalam riset tersebut antara tahun 1961.1 - 2000.4. data yang digunakan data kuartalan atau triwulanan. Metode ekonometrika yang disusun diestimasi dengan pendekatan vector error correction model (VECM) dan vector autoregression (VAR). juga dilakukan uji kausalitas Granger (1998) dengan pengembangan yang dilakukan oleh Toda dan Yamamoto (1995). Hasil estimasi mendukukng (ELGH) dan uji kausalitas terbukti hanya satu arah. Dengan demikian untuk kasus Kanada terbukti bahwa ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. commit to user 40 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Maulidyah dan Yuni (2005), penelitian ini meneliti mengenai ”Studi Dampak Hutang Luar Negeri dan Investasi Asing dalam Perekonomian Indonesia (1967-1997). Data penelitian adalah data sekunder, yakni data Pendapatan Nasional Bruto (GDP), Investasi Asing Langsung (FDI), dan Total Hutang Luar Negeri Indonesia (FD). Alat analisis dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan Model Koreksi Kesalahan atau Error Correction Model (ECM). Hasilnya, selama rentan waktu 1967-1997, estimasi model ECM memperlihatkan hasil yang buruk. Dengan begitu model ECM tidak mampu menjelaskan fenomena dampak hutang luar negeri dan investasi asing dalam perekonomian Indonesia. Tidak lolosnya hasil estimasi model ECM dari uji spesifikasi model membawa kemungkinan terjadinya kesalahan spesifikasi yang dapat meliputi: (1) Pengabaian variabel-variabel yang relevan dalam model estimasi, (2) Penyertaan variabel yang tidak diperlukan dalam model estimasi, (3) Bentuk fungsi yang tidak tepat, (4) Terjadinya kesalahan pengukuran, (5) Tidak tepatnya spesifikasi stochastis error term. Ali dan Issei (2005: 1-11) juga melakukan riset pengaruh bantuan asing terhadap pertumbuhan ekonomi. Data yang digunakan dalam pengamatan merupakan data sekunder dari tahun 1975-2000. Pengamatan dilakukan terhadap negara-negara di seluruh dunia. Model yang digunakan adalah model ekonometrika. Ada tiga hal penting dari riset ini. Pertama, pengaruh bantuan asing terhadap pertumbuhan ekonomi adalah tidak linier. Kedua, lingkungan yang baik adalah penting bagi bantuan asing agar dapat berjalan. Ketiga, terbukti bahwa bantuan asing dapt mendorong pertumbuhan ekonomi. commit to user perpustakaan.uns.ac.id 41 digilib.uns.ac.id Edward M. Jankovic (2008), penelitian yang berjudul “IMPROVING THE FINANCIAL SETTING FOR FDI INFLOWS INTO CZECH REPUBLIC AND SLOVAKIA” ini bertujuan untuk membantu negara-negara aksesi rencana kebijakan dan strategi untuk kemerdekaan. Sebuah pembatasan dari penelitian ini adalah sepuluh tahun rentang waktu yang diteliti. Memperbarui studi ini di empat sampai enam tahun akan menjadi proyek berharga karena statistik lebih banyak dan variasi dapat dijalankan. Peningkatan FDI perlu dilakukan banyak negara 'dalam melanjutkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, memungkinkan mereka untuk mengikuti jalan mereka sendiri. Amerika Serikat terus sangat tergantung pada modal asing untuk membiayai pertumbuhan domestik dan internasional, tidak peduli betapa maju suatu perekonomian, atau mungkin lebih maju perekonomian, bagusnya tingkat perdagangan dan investasi asing akan membawa kepada tingkat ekonomi yanga maju. Meninjau kembali pemikiran Hugh Saint Victor, perdagangan dan perniagaan yang terbaik akan menjadi solusi untuk pertumbuhan ekonomi dan kemajuan. Sebuah alasan praktis untuk mempromosikan sebuah lingkungan keuangan yang lebih stabil di Ceko dan Slowakia adalah untuk menarik arus keuangan yang masuk dalam membantu membiayai berbagai kegiatan dan program yang diperlukan dari aksesi untuk menjadi anggota Uni Eropa dan meningkatkan standar hidup dan kualitas hidup. Menggunakan dan meningkatkan pasar domestik adalah penting untuk keuntungan jangka panjang, namun kebutuhan yang harus datang dari FDI, arus masuk keuangan lainnya, sindikasi pinjaman, dan mekanisme pembiayaan yang fleksibel. Jadi ada kebutuhan investor asing untuk melihat negara-negara ini sebagai commit to user 42 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id destinasi yang aman untuk investasi. Akses ke pasar modal juga bervariasi memungkinkan bangsa-bangsa untuk memperoleh atau menjual aset asing sesuai dengan kebutuhan, sehingga meningkatkan stabilitas. Soma Ghofur (2008), penelitian ini berjudul “ Analisis Pengaruh Inflasi, Penanaman Modal Asing, dan Utang Luar Negeri Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia (Tahun 1981-2005)”. Metode dalam penelitian ini digunakan analisis model ekonometrika dengan metode Error Correstion Model (ECM). Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa variabel inflasi, penanaman modal asing dan utang luar negeri pemerintah berdasarkan hasil uji secara bersama-sama, semua variabel secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada taraf signifikansi 5% dengan probabilitas 0,00. Sedangkan secara individu, variabel inflasi (INF) baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi (RPDB). Untuk jangka pendek INF ditunjukkan dengan koefisien -1,127497, sedangkan untuk jangka panjang INF ditunjukkan dengan koefisien -0,254573. Variabel penanaman modal asing (PMA) dalam jangka pendek berpengaruh negatif dan signifikan terhadap RPDB dengan koefisien -0,832901, sedangkan PMA dalam jangka panjang berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap RPDB dengan koefisien 0,000083. Variabel utang luar negeri pemerintah (UP) dalam jangka pendek berpengaruh negatif dan signifikan terhadap RPDB dengan koefisien -0,832958, sedangkan UP dalam jangka panjang berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap RPDB dengan koefisien -0,000028. commit to user 43 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Bhattarai (2009) melakukan riset yang bertujuaan untuk mengetahui pengaruh bantuan asing terhadap pertumbuhan ekonomi, dalam hal ini PDB riil per kapita, di negara Nepal dalam jangka panjang. Periode riset dilakukan pada tahun 1983-2002. Alat analisis digunakan ekonometrika, khususnya uji kointegrasi dan mekanisme koreksi kesalahan. Dalam riset ini dimasukkan variabel stabilitas ekonomi makro, pengembangan sektor keuangan, dan keterbukaan kedalam model. Hasil riset menunjukkan bahwa bantuan asing mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan PDB riil per kapita dalam jangka panjang. Efektivitas bantuan asing sangat bergantung dari kebijakan dan pengelolaan dari bantuan tersebut. Muna dan Norma (2009) ,penelitian ini berjudul “An Analysis Of Export Performance And Economic Growth Of Malaysia Using Co- integration And Error Correction Models”. Penelitian tersebut menguji hubungan antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi dalam ekonomi Malaysia 1960-2005. Menggabungkan fungsi produksi, dan perdagangan internasional dan teori-teori pembangunan, variabel ditentukan dan diperkirakan dengan menggunakan tes kointegrasi model koreksi kesalahan. Multivarian hasil kointegrasi mengungkapkan bahwa terdapat satu variabel kointegrasi dalam penaksiran. Ini berarti bahwa variabel-variabel ini secara bersama-sama dapat mencapai kondisi stasioner dan seimbang dalam jangka panjang. Dari penaksiran model, dapat dilihat bahwa ada hubungan positif antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang dan jangka pendek pada tingkat signifikansi 5 persen dalam ekonomi Malaysia. Selain itu, hasil menunjukkan bahwa modal memiliki dampak positif pada pertumbuhan ekonomi dalam commit to user 44 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id jangka pendek dan jangka panjang, tetapi tenaga kerja memiliki dampak pada pertumbuhan ekonomi hanya dalam jangka panjang. Untuk impor, terbukti bahwa ia memiliki hubungan negatif dengan pertumbuhan ekonomi. Jamal Husein (2009) ,penelitian ini berjudul “Export-Led Growth Hypothesis: A Multivariate Cointegration And Causality Evidence For Jordan”. Bukti empiris yang mendukung pertumbuhan yang dipicu hipotesis ekspor (ELG) tidak meyakinkan. Banyak penelitian sebelumnya mungkin telah gagal sejak mereka menguji hipotesis ELG menggunakan model bivariat. Studi-studi lain yang digunakan kointegrasi dan model koreksi kesalahan dalam kerangka multivarian, tetapi gagal untuk menangani isu-isu penting dari pengujian akar unit dan panjang lag optimal ketika pengujian untuk kointegrasi. Dan Dhawn Biswal (1999), studi ini mengkaji hipotesis ELG untuk Yordania dalam kerangka multivariat dengan memasukkan syarat-syarat perdagangan sebagai variabel ketiga yang tersedia dan dengan menggunakan data tahunan (1969-2005). Menggunakan Johansen dan Saikkonen dan Lütkepohl kointegrasi koreksi kesalahan dan pemodelan untuk menguji jangka panjang dan jangka pendek hubungan antara PDB, ekspor, dan syarat-syarat perdagangan. Studi ini menemukan bahwa GDP riil, ekspor, dan syarat-syarat perdagangan kointegrasi. Bukti menunjukkan jangka panjang dua arah kausalitas antara ekspor riil dan GDP riil. Hasil studi ini menunjukkan bahwa mempromosikan ekspor melalui kebijakan promosi ekspor akan memberikan kontribusi untuk pertumbuhan ekonomi di Yordania. commit to user 45 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Dalam penelitian saya ini, saya melihat pengruh penanaman modal asing dan utang luar negeri terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2000-2008 setelah krisis moneter tahun 1998 yang manguncang Indonesia. Metode dalam penelitian ini digunakan analisis model ekonometrika dengan metode Error Correstion Model (ECM). C. Kerangka Berpikir Utang luar negeri dan penanaman modal asing akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Untuk mempermudah pemahaman dalam penelitian ini, digambarkan suatu kerangka pemikiran yang sistematis, sebagai berikut: Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Pengaruh Utang Luar Negeri dan Penanaman Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Penanaman Modal Asing Pertumbuhan Ekonomi (RPDB) Sumber Dana Luar Negeri Neto Utang Luar Negeri Pemerintah Keterangan: Sumber dana untuk pembangunan dapat berasal dari dua sumber, yaitu sumber dana luar negeri dan dalam negeri. Dana dari luar negeri yaitu berupa utang luar negeri dan penanaman modal asing yang merupakan stok kapital atau tambahan modal dan diperlukan pemerintah guna membiayai commit to user pembangunan-pembangunan yang dilakukan pemerintah dengan tujuan 46 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dana dari luar negeri ini digunakan untuk memacu meningkatnya investasi dalam negeri dan dapat memicu kenaikan sumber daya ekonomi yang lebih besar sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan yang dikemukakan dalam perumusan masalah yang harus dibuktikan kebenarannya. Dari perumusan masalah yang telah disusun, maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut: 1. Diduga utang luar negeri berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. 2. Diduga penanaman modal asing berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk menerangkan hubungan antara pengaruh penanaman modal asing dan utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia periode tahun 2000:1 – 2008:4. B. Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dan diperoleh dari Statatistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia dari BI, Biro Pusat Statistik (BPS), Badan Koordinasi Penanaman Modal dan dari sumber-sumber lainnya yang lebih relevan. Data yang digunakan adalah data time series triwulanan dan diambil mulai dari periode tahun 2000:1 – 2008:4. Dikarenakan data yang digunakan adalah data sekunder, yang sebelumnya telah tersedia di dinas atau instansi yang terkait maka metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan studi kepustakaan yaitu mengumpulkan berbagai data-data maupun teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti. C. Definisi Operasional Variabel Data yang diteliti dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua variabel, yaitu variabel dependen atau variabel tak bebas dan variabel independen atau variabel yang menjelaskan. Variabel independen adalah variabel yang bersifat menentukan atau yang mempengaruhi variabel dependen dan sebaliknya variabel yang dipengaruhi tergantung oleh variabel commit to user 47 48 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id independen.Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi. Variabel independen dalam penelitian ini adalah penanaman modal asing dan aliran neto utang luar negeri. 1. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari nilai pendapatan nasionalnya. Pendapatan nasional adalah nilai akhir seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara selama kurun waktu tertentu, biasanya 1 tahun. Pertumbuhan ekonomi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi yang dihitung dari : RPDBt = PDBt - PDBt -1 X 100% ........................................................ (3.1) PDBt -1 PDB tersebut terlebih dahulu diubah kedalam angka indeks dengan tahun dasar 2000. Perubahan ke dalam angka indeks tersebut dimaksudkan untuk mengetahui perbandingan antara PDB pada suatu waktu tertentu dengan PDB pada waktu yang berbeda. Indeks PDB dengan metode sederhana ini dapat dirumuskan sebagai berikut : (Zainal Mustafa, 1985:92) Is = PDBn x100 ................................................................................... (3.2) PDB0 Dimana : PDBn = PDB pada tahun tertentu PDB0 = PDB pada tahun dasar . commit to user 49 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2. Penanaman Modal Asing Penanaman modal asing merupakan investasi yang dilakukan oleh swasta asing ke suatu negara tertentu. Penanaman modal asing yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penanaman modal asing yang disetujui oleh pemerintah menurut sektor yang jumlahnya dalam juta dolar. 3. Aliran Neto Utang Luar Negeri Pemerintah Utang luar negeri adalah bantuan dari luar untuk menutupi kekurangankekurangan antara lain modal dan sumber-sumber pembiayaan pembangunan lainnya untuk memicu pertumbuhan ekonomi. Aliran neto utang luar negeri pemerintah yang dimaksud adalah penerimaan pinjaman dan bantuan luar negeri dalam jangka pendek maupun panjang dikurangi dengan pelunasan pinjaman yang nilainya dalam juta dolar. D. Metode Analisis Data 1. Spesifikasi dan Pemilihan Model Analisis data digunakan untuk membuktikan hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Analisis data dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh indikator yang diwakili oleh penanaman modal asing (PMA) dan utang luar negeri (ULN) terhadap pertumbuhan ekonomi (RPDB). Penelitian ini menggunakan Error Correction Model (ECM) untuk mengetahui perubahan pertumbuhan ekonomi sebagai akibat perubahan variabel-variabel independen yang mempengaruhinya. commit to user 50 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id a. Uji Pemilihan Model Dalam penelitian empiris, sebaiknya model yang akan digunakan diuji terlebih dahulu, apakah sebaiknya menggunakan bentuk linear atau log-linear. Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam pemilihan bentuk fungsi model empirik antara lain metode transformasi Box-Cox, metode yang dikembangkan MacKinnon, White, dan Davidson atau lebih dikenal dengan MWD test, metode Bara dan McAleer atau dikenal dengan B-M test dan metode yang dikembangkan Zarembka (Modul Laboratorium Ekonometrika, 2006: 80). Penelitian ini akan menggunakan metode yang dikembangkan oleh MacKinnon, White, dan Davidson (MWD test) untuk memilih bentuk fungsi model empirik. b. Uji Stationeritas dan Derajat Integrasi · Uji Akar-akar Unit Uji ini dimasuksudkan untuk mengamati stationer tidaknya suatu variabel. Keadaan stationer adalah keadaan dimana karakteristik proses stokastik atau random tidak berubah selama kurun waktu yang berjalan. Hal ini diperlukan untuk membentuk persamaan yang mampu menggambarkan keadaan variabel di masa lalu dan di masa yang akan datang. Pengujian akar-akar unit dilakukan dengan menggunakan Dickey-Fuller (DF) dan Augmented Dickey-Fuller (ADF) Test. · Uji Derajat Integrasi Uji derajat integrasi dimasudkan untuk mengetahui pada derajat commit to user ke berapa data yang diamati akan stasioner. Pengujian ini dilakukan 51 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id apabila uji akar-akar unit mengemukakan fakta bahwa data yang diamati merupakan perluasan dari akar-akar unit. c. Uji Kointegrasi Pengujian ini merupakan kelanjutan dari akar-akar unit dan uji derajat integrasi. Untuk dapat melakukan uji kointegrasi harus diyakini dahulu bahwa variabel-variabel ini memiliki derajat integrasi yang sama atau tidak. Apabila variabel-variabel yang terkait berkointegrasi maka terdapat hubungan jangka panjang antar variabel tersebut. d. Analisis Error Correction Model (ECM) Pada penelitian ini data yang diguanakan adalah data runtun waktu (time series). Oleh karena data yang digunakan adalah runtun waktu, sehingga akan digunakan model linier dinamik metode koreksi kesalahan (ECM) untuk mengetahui pengaruh variabel baik jangka pendek maupun jangka panjang. Penurunan model dinamik dapat digunakan dengan menggunakan dua pendekatan. Pertama, pendekatan Autoregresive Disrtributed Lag (ADL) dan kedua, pendekatan fungsi biaya kuadrat (Quadratic Cost Function). Pendekatan ADL dilakukan dengan cara memasukkan variabel kelambanan di dalam model, sedangkan pendekatan fungsi biaya kuadrat dianggap bahwa model terjadi ketidakseimbangan (disequilibrium cost) dan biaya penyesuaian (adjusment cost). Fungsi biaya kuadrat tersebut terdiri dari fungsi biaya kuadrat tunggal dan fungsi biaya kuadrat majemuk. commit to user 52 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Para ahli ekonomi memandang bahwa fungsi biaya kuadrat tunggal merupakan fungsi biaya yang paling cocok dibandingkan fungsi biaya kuadrat majemuk, sehingga fungsi biaya kuadrat tunggal banyak digunakan dalam model ekonomi. Domowitz dan Elbadawi menawarkan fungsi biaya kuadrat tunggal yang cocok untuk menurunkan ECM yaitu dengan memasukkan vektor yang mempengaruhi variabel dependen pada komponen biaya penyesuaian. Penurunan ECM didapat persamaan sebagai berikut: DRPDB = c 0 + c 1 DPMA t + c 2 DULN t + c 3 BPMA t + c 4 BULN t + c 5 ECT Keterangan RPDB : Pertumbuhan ekonomi PMA : Penanaman modal asing ULN : Aliran neto utang luar negeri pemerintah DRPDB : Perubahan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang DPMA : Perubahan penanaman modal asing dalam jangka panjang DULN : Perubahan aliran neto utang luar negeri dalam jangka panjang B : Backward lag operator ECT : Biaya ketidakseimbangan perubahan ekonomi akibat variabel-variabel bebas dalam model c0 : Intersep c1, c2 : Koefisien asli regresi ECM dalam jangka panjang c3, c4 : Koefisien commit regresi dalam to userjangka pendek 53 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id c5 : Koefisien ECT Dimana: DRPDB : RPDBt - RPDBt-1 BPMA : PMAt-1 DPMA : PMAt - PMAt-1 BULN : ULNt-1 DULN : ULNt - ULNt-1 ECT : PMAt-1 + ULNt-1 - RPDBt-1 2. Uji Statistik Setelah dinyatakan tidak terdapat masalah atau penyimpangan terhadap asumsi klasik maka dilanjutkan uji statistik ini untuk mengetahui kebenaran hipotesis. Untuk itu perlu dilakukan pengujian yaitu uji t, uji F, uji R2. a. Uji Statistik t Uji t adalah pengujian koefisien regresi secara individual untuk mengetahui kemampuan dari masing-masing variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen, dengan menganggap variabel lain tetapi dengan menggunakan derajat keyakinan 5%. Hipotesis yang akan diuji adalah (Gujarati, 1995: 119): Ho : b1, = 0 berarti variabel independent secara individu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Ha : b1 ¹ 0 berarti variabel independent secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen. commit to user 54 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Rumus t hitung adalah : thitung = b1 Se( b1 ) Di mana : b1 : Koefisien regresi Se( b1 ) : Standar error koefisien regresi Kriteria pengujian adalah : a) Apabila nilai –t tabel < t hitung < +t tabel, maka Ho diterima. Artinya variabel independen secara signifikan. Atau jika nilai probabilitasnya < tingkat a (derajat signifikan) maka koefisien regresi signifikan pada tingkat tertentu. b) Apabila nilai t hitung < -t tabel atau t hitung > + t tabel, maka Ho dotolak. Artinya variabel independen mampu mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. b. Uji Statistik F Pengujian secara serentak ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama, dengan menentukan hipotesis sebagai berikut (Gujarati, 1995 : 134) : Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0 Ho : b1 ¹ b2 ¹ b3 ¹ b4 ¹ 0 Kemudian menentukan F-hitung dengan rumus : F-hitung = [R2/(k-1) : (1-R2)/(N-k)] commit to user 55 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Dimana: R2 : Koefisien determinan N : Jumlah observasi/sample K : Jumlah Variabel Kriteria pengujian adalah : a) Apabila nilai F hitung < F tabel, maka Ho diterima, Ha ditolak. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa semua koefisien regresi secara bersama-sama tidak signifikan pada taraf signifikan 5 persen. b) Apabila nilai F hitung > F tabel, maka Ho ditolak, Ha diterima. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa semua koefisien regresi secara bersama-sama signifikan pada taraf signifikan 5 persen. c. Koefisien Determinasi R2 merupakan koefisien determinasi yang digunakan untuk mengetahui prosentase variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen. Ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketepatan yang paling baik dalam analisis regresi, yang ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi R2 adjusted antara nol dan satu. Koefisien determinasi nol berarti variabel independen bila mendekati satu berarti variabel independen semakin berpengaruh terhadap variabel dependen. Rumus adjusted R2 adalah sebagai berikut : {1 - (1 - R 2 )} /( N - k ) N - k -1 commit to user Adjusted R 2 = 56 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Dimana : R2 : Koefisien determinasi N : Jumlah Observasi K : Jumlah Variabel 3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana terdapatnya lebih dari satu hubungan linear pasti di antara beberapa atau semua variabel independen dari model regresi (Gujarati, 1995 : 320). Salah satu asumsi model klasik yang menjelaskan ada tidaknya hubungan antara beberapa atau semua variabel dalam model regresi. Jika dalam model terdapat multikolinearitas maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan tinggi. Untuk menguji bermasalah atau tidaknya multikolinearitas, dilakukan pengujian dengan metode Klein, yaitu membandingkan nilai (r2) dengan nilai R2. apabila nilai R2 > (r2), berarti tidak terjadi gejala multikolinearitas, sedangkan apabila nilai R2 < (r2) berarti terjadi gejala multikolinearitas. b. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas terjadi jika gangguan muncul dalam fungsi regresi yang mempunyai variabel yang tidak sama, sehingga penaksir OLS tidak efisien. Salah satu cara yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas commit to user adalah dengan 57 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id menggunakan uji Park. Metode ini terdiri dari dua tahap. Yang pertama dilakukan regresi memperhitungkan adanya masalah heteroskedastisitas. Dari hasil regresi tersebut maka diperoleh nilai residualnya. Kemudian nilai residual tadi dikuadratkan dan diregresikan dengan variabel-variabel independen sehingga diperoleh persalamaan sebagai berikut: ei = αo + α1 X1 + α2X2 + α3X3 + … + αnXn Dari hasil regresi tahap dua tadi kemudian dilakukan uji t. jikan nilai probabilitas semua variabel independen signifikan, maka terjadi heteroskedastisitas. c. Uji Autokorelasi Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian obeservasi yang diurutkan menurut waktu atau ruang (Gujarati, 1995: 400-401). Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat autokorelasi diantara rangkaian variabel yang diperoleh. Pengujian terhadap gejala autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji statistik Durbin-Watson, yaitu dengan membandingkan angka Durbin-Watson yang diperoleh dari perhitungan analisa regresi dengan angka Durbin-Watson dalam tabel dengan derajat kebebasan (N-k) dan tingkat signifikan tertentu. Angka Durbin-Watson dalam tabel menunjukkan nilai distribusi antar batas bawah (dL) dan batas atas (dU). Tetapi untuk model dinamis, seperti ECM, uji DurbinWatson tidak bisa digunakan untuk menguji ada atau tidaknya commit to user 58 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id autokorelasi, karena DW statistic secara asimtotik akan bias mendekati nilai 2 (Arief, 1993: 15). Sedangkan pada penelitian ini untuk mendetetksi ada tidaknya masalah autokorelasi akan digunakan Lagrange Multiplier Test. Uji ini dilakukan dengan meregresi semua variabel bebas dan variabel tak bebas, kemudian dilakukan uji Breusch Godfrey terhadap residu dari hasil model tersebut. Kriteria pengujiannya adalah jika nilai probabilitas Obs R-squarednya lebih besar dari probablilitas 5%, maka dalam model tidak terdapat masalah autokorelasi. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia dan variabel-variabel independen yang mempengaruhinya yaitu utang luar negeri dan penanaman modal asing di Indonesia dengan menggunakan data time series triwulanan tahun 2000:1-2008:4. Penelitian ini juga akan menganalisis hubungan variabel-variabel independen tersebut dalam mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2000:1-2008:4. Sementara itu, teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan model Error Correction Model (ECM). Untuk keperluan tersebut, bab ini akan dibagi dalam dua bagian. Pertama, menguraikan hasil analisis data secara deskriptif kualitatif, baik dengan menggunakan bahasa verbal, statistik maupun grafik atau gambar dengan tujuan untuk melihat perkembangan variabel yang sedang diamati. Kedua, membahas hasil penemuan empirik dengan menggunakan alat analisis yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya. A. Deskripsi Variabel Yang Diteliti Data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa data time series. Data analisis dalam bentuk data tahunan mulai periode triwulanan 2000:1-2008:4. Seluruh data yang digunakan diolah dan dianalisis menggunakan program E-views versi 4.0. commit to user 59 perpustakaan.uns.ac.id 60 digilib.uns.ac.id Tabel 4.1 Data Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi (RPDB), Penanaman Modal Asing (PMA) dan Utang Luar Negeri (ULN) di Indonesia Tahun 2000:1-2008:4 TAHUN RPDB ULN* PMA* (%) (Juta US $) (Juta US $) 2000:1 4,20 239492 2557 2000:2 5,20 236806 4689 2000:3 4,40 226453 29476 2000:4 5,20 218091 9211 2001:1 4,80 204112 8918 2001:2 3,80 193922 3074 2001:3 3,20 195606 4660 2001:4 1,60 181731 7748 2002:1 2.67 184162 3358 2002:2 3.87 187012 4365 2002:3 4.25 181770 7161 2002:4 3.82 181299 9257 2003:1 4.45 177699 6108 2003:2 3.65 178034 4624 2003:3 3.97 178812 4225 2003:4 4.35 184651 15457 2004:1 4.38 182377 3472 2004:2 4.38 173492 4026 2004:3 5,10 168126 10297 2004:4 6.65 172982 10568 2005:1 6.25 163572 8729 2005:2 5.63 155871 3259 2005:3 5.63 150568 9086 2005:4 4,90 147308 5401 2006:1 4.98 148371 4216 2006:2 4,96 134168 6127 2006:3 5,87 125585 7433 2006:4 6.11 116617 7784 2007:1 6.09 113829 20579 2007:2 6.41 109025 13539 2007:3 6.51 104927 11684 2007:4 6.25 97839 8625 2008:1 6.25 100428 7323 2008:2 6.42 96393 2733 2008:3 6,40 90141 3567 2008:4 5.18 86576 1056 *dideflasikan terhadap nilai Suku Bunga Internasional (SBI) Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia beberapa edisi Bank Indonesia, beberapa edisi Badan Pusat Statistik dan Badan Koordinasi Penanaman Modal. commit to user 61 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Pertumbuhan ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Perhitungan PDB ada dua jenis yaitu PDB riil yang dihitung dengan harga konstan dan PDB nominal yang dihitung dengan harga berlaku. Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2005 tidak sebaik tahun 2004, tapi tetap tumbuh secara gradual dengan kenaikan diperkirakan berkisar setengah sampai satu persen. Ini karena pertumbuhan ekonomi Indonesia terpengaruh dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia, investasi yang mengalami rebound, integrasi ekonomi meningkat, persaingan makin ketat, harga minyak tinggi, suku bunga naik, dan nilai tukar dolar AS melemah. Perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui data laju Produk Domestik Bruto (PDB) selama periode penelitian dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut: commit to user 62 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Gambar 4.1 Grafik Perkembangan Produk Domestik Bruto Indonesia Tahun 2000:1-2008:4 RPDB 7 6 5 4 3 2 1 00 01 02 03 04 05 06 07 08 RPDB Sumber: Hasil olahan E-Views 4.0 Berdasarkan grafik 4.1 diatas, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami puncak keterpurukannya pada tahun 2001:4, dimana pada triwulan ke IV 2001 pertumbuhan ekonomi Indonesia mempunyai angka 1,60 persen. Namun seiring berjalannya waktu pertumbuhan ekonomi Indonesia berangsur-angsur kembali meningkat seperti. Jadi dari kurun waktu tahun 2000 triwulan I sampai tahun 2008 triwulan IV laju pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat berfluktuasi. 2. Perkembangan Utang Luar Negeri Indonesia Utang luar negeri terbagi menjadi utang pemerintah maupun swasta. Utang luar negeri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah utang luar negeri pemerintah. Utang luar negeri terjadi sebagai akibat dari masih rendahnya akumulasi tabungan domestik sehingga mampu menjadi salah satu ancaman stabilitas perekonomian. Utang luar negeri tidak hanya commit to user memberi tekanan pada defisit anggaran, tetapi juga pada cadangan devisa. 63 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Awalnya tujuan dari utang luar negeri adalah sebagai dana pendamping untuk pelaksanaan pembangunan, namun karena adanya persetujuan utang luar negeri terus menerus mengakibatkan utang luar negeri dijadikan andalan untuk melaksanakan pembangunan di Indonesia. Penyebab meningkatnya utang luar negeri tersebut adalah penerimaan pemerintah dari ekspor belum dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri sementara itu impor terus meningkat. Penyebab lainnya adalah karena utang luar negeri Indonesia tidak hanya digunakan untuk membiayai kebutuhan dalam negeri tetapi juga untuk membayar akumulasi dari cicilan pokok dan bunga utang luar negeri. Sementara itu, pembayaran utang luar negeri baik pokok maupun bunganya memakan porsi yang besar di APBN. Pada tahun anggaran 2000-2003, sekitar 13-15 persen penerimaan dalam negeri dipakai untuk membayar utang luar negeri. Pada tahun 2005 Indonesia menganggarkan pembayaran utang luar negeri Rp 71,9 triliun atau terdiri dari pembayaran cicilan pokok Rp 46,8 triliun dan pembayaran bunga Rp 25,1 triliun. Pemerintah juga masih mengandalkan pertumbuhan PDB untuk mengurangi beban pembayaran utang. Dengan PDB yang lebih tinggi, sangat diharapkan rasio utang semakin mengecil. Cara ini menjadi masalah kalau beban pembayaran utang tinggi dan APBN tidak bisa lagi dipakai sebagai instrumen pertumbuhan ekonomi. Perkembangan utang luar negeri pemerintah di Indonesia selama periode penelitian dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut : commit to user 64 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Gambar 4.2 Grafik Perkembangan Utang Luar Negeri Pemerintah Indonesia Tahun 2000:I-2008:IV ULN 280000 240000 200000 160000 120000 80000 00 01 02 03 04 05 06 07 08 ULN Sumber: Hasil olahan E-Views 4.0 3. Perkembangan Penanaman Modal Asing di Indonesia Penanaman modal asing (PMA) berperan penting dalam proses pembangunan ekonomi negara-negara maju dan berkembang. Di Indonesia, kondisi tingkat penanaman modal asing selama periode penelitian mengalami pasang surut. Hal ini karena pemerintah saat itu sangat membatasi hadirnya investor asing Indonesia. Selain itu reputasi Indonesia yang kurang baik di mata kalangan investor asing membuat mereka enggan untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Akan tetapi karena kehadiran investasi asing sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, pemerintah terus berupaya untuk menarik minat investor asing agar bersedia menanamkan modalnya ke Indonesia. Hal tersebut dilakukan dengan mengupayakan terciptanya iklim investasi yang kondusif melalui deregulasi dan debirokratisasi. commit to user 65 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Saat ini ketika kondisi Indonesia mulai stabil kembali, sangat diharapkan bagi masyarakat untuk menarik investor asing kembali meningkat. Kendati situasi politik di Indonesia akhir-akhir ini sempat memanas yang ditandai dengan berbagai kerusuhan di berbagai daerah dan isu teroris, investasi asing yang masuk masih tetap mengalir. Ini adalah bukti bahwa tingkat iklim investasi Indonesia masih menarik, sebagai bukti Indonesia masih tetap menjadi tujuan investasi yang menarik dan para pengusaha asing masih tetap menaruh kepercayaan yang tinggi untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Perkembangan penanaman modal asing di Indonesia selama periode penelitian dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut: Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Penanaman Modal Asing Indonesia Tahun 2000:I-2008:IV PMA 30000 25000 20000 15000 10000 5000 0 00 01 02 03 04 05 06 PMA Sumber: Hasil olahan E-Views 4.0 commit to user 07 08 perpustakaan.uns.ac.id 66 digilib.uns.ac.id B. Estimasi Model Analisis Penelitian ini menggunakan model analisis Error Correction Model (ECM) atau model koreksi kesalahan untuk menganalisis pengaruh antara variabel antara variabel independen terhadap variabel dependen. Model Error Correction Model (ECM) merupakan salah satu pendekatan model linear dinamis yang berkaitan dengan perilaku data runtut waktu. Model ini merupakan metode pengujian yang dapat digunakan untuk mencari model kesinambungan jangka pendek dan jangka panjang. Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia 2000-2008. Model Error Correction Model (ECM) adalah sebagai berikut : DRPDB = c 0 + c 1 DPMA t + c 2 DULN t + c 3 BPMA t + c 4 BULN t + c 5 ECT Keterangan RPDB : Pertumbuhan ekonomi PMA : Penanaman modal asing ULN : Aliran neto utang luar negeri pemerintah DRPDB : Perubahan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang DPMA : Perubahan penanaman modal asing dalam jangka panjang DULN : Perubahan aliran neto utang luar negeri dalam jangka panjang B : Backward lag operator ECT : Biaya ketidakseimbangan perubahan ekonomi akibat variabel-variabel bebas dalam model c0 : Intersep c1, c2 : Koefisien asli regresi ECM commit to dalam user jangka panjang 67 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id c3, c4 : Koefisien regresi dalam jangka pendek c5 : Koefisien ECT Dimana: DRPDB : RPDBt - RPDBt-1 BPMA : PMAt-1 DPMA : PMAt - PMAt-1 BULN : ULNt-1 DULN : ULNt - ULNt-1 ECT : PMAt-1 + ULNt-1 - RPDBt-1 C. Hasil dan Analisis Data 1. Uji Pemilihan Model Dalam melakukan suatu studi empiris, sebaiknya peneliti perlu melakukan pemilihan bentuk fungsi model empiris karena teori ekonomi tidak secara spesifik menunjukkan ataupun mengatakan apakah sebaiknya bentuk fungsi suatu model empirik dinyatakan dalam bentuk linear ataukah log-linear atau bentuk fungsi lainnya. Penelitian ini menggunakan MWD test untuk melakukan pemilihan bentuk fungsi model. Rule of thumb dari uji MWD adalah bila Z1 signifikan secara statistik, maka kita menolak hipotesis yang menyatakan bahwa model yang benar adalah bentuk linear atau dengan kata lain model yang benar adalah log-linear. Bila Z2 signifikan secara statistik, maka kita menolak hipotesis yang menyatakan bahwa model yang benar adalah bentuk log-linear atau dengan kata lain model yang benar adalah linear. Hasil uji MWD adalah: commit to user 68 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id a. Model Linier Tabel 4.2 Hasil Uji MWD Linier Dependent Variable: DRPDB Variable Coefficient C -8.518934 DPMA 0.365960 DULN 0.366100 BPMA 0.365966 BULN 0.366043 ECT1 -0.366019 Z1 -1.065748 R-squared 0.416550 Adjusted R-squared 0.291525 S.E. of regression 0.597278 Sum squared resid 9.988751 Log likelihood -27.71980 Durbin-Watson stat 1.359774 Sumber: Hasil olahan E-Views 4 Std. Error t-Statistic 46.19920 -0.184396 0.124755 2.933433 0.124652 2.936964 0.124749 2.933619 0.124653 2.936502 0.124680 -2.935673 8.686253 -0.122694 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic) Prob. 0.8550 0.0066 0.0066 0.0066 0.0066 0.0066 0.9032 0.028000 0.709601 1.983989 2.295058 3.331739 0.013270 Dari hasil uji MWD untuk model linier dapat kita lihat bahwa Z1 tidak signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5% (Z1= 0,9032). Hal tersebut berarti model linier dapat digunakan. b. Model Log-Linier Tabel 4.3 Hasil Uji MWD Log-Linier Dependent Variable: DRPDB Variable Coefficient Std. Error t-Statistic C -7.801499 15.59058 -0.500398 DLPMA 0.431446 0.267691 1.611732 DLULN 9.022044 3.409715 2.645982 BLPMA 0.371736 0.308479 1.205060 BLULN 0.915804 1.457743 0.628235 ECT2 -0.377627 0.129107 -2.924904 Z2 -0.000956 0.002492 -0.383645 R-squared 0.363936 Mean dependent var Adjusted R-squared 0.227637 S.D. dependent var S.E. of regression 0.623627 Akaike info criterion Sum squared resid 10.88951 Schwarz criterion Log likelihood -29.23076 F-statistic Durbin-Watson stat 1.558167 Prob(F-statistic) Sumber: Hasil olahan E-Views 4 commit to user Prob. 0.6207 0.1182 0.0132 0.2383 0.5349 0.0068 0.7041 0.028000 0.709601 2.070329 2.381399 2.670126 0.035489 69 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Dari hasil uji MWD untuk model log-linier dapat kita lihat Z2 tidak signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5% (Z2 = 0,7041). Hal tersebut berarti model log-linier dapat digunakan. Berdasarkan hasil uji MWD di atas, yaitu MWD linear dan MWD log-linear dapat diketahui bahwa Z1 tidak signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5% (Z1 = 0,9032) sedangkan Z2 juga tidak signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5% (Z2 = 0,7041). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa baik model linier maupun log-linier dapat digunakan dalam penelitian ini. Namun melihat hasil dari perhitungan MWD di atas, hasil perhitungan menggunakan model linier lebih baik. Maka dalam penelitian ini model yang digunakan adalah model linier. 2. Uji Stationeritas dan Derajat Integrasi Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data runtut waktu atau time series. Untuk data runtut waktu harus memenuhi uji stasionaritas dahulu sebelum data tersebut dianalisis menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square). Uji stasionaritas dilakukan dengan uji akarakar unit (unit root test), uji derajat integrasi (integration test), dan uji kointegrasi (cointegration test). Uji ini sebagai prasyarat untuk melakukan estimasi model dinamis. a. Uji Akar-akar Unit Pengujian akar-akar unit untuk semua variabel yang digunakan dalam analisis runtut waktu perlu dilakukan untuk memenuhi commit to user 70 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id kesahihan analisis ECM (Error Correction Model). lni berarti bahwa data yang dipergunakan harus bersifat stasioner, atau dengan kata lain perilaku data yang stasioner memiliki varians yang tidak terlalu besar dan mempunyai kecenderungan untuk mendekati nilai rata-ratanya. Pengujian stasioneritas data yang dilakukan terhadap seluruh variabel dalam model penelitian yang penulis ajukan, didasarkan pada Dickey Fuller (DF) Test dan Augmented Dickey Fuller (ADF) Test, yang perhitungannya menggunakan bantuan komputer dengan program E-Views 4. Pengujian akar-akar unit dilakukan dengan memasukkan intersep namun tidak memasukkan trend waktu pada uji DF, dan dengan memasukkan intersep dan trend waktu pada uji ADF. Untuk uji akar-akar unit ini, apabila nilai hitung mutlak DF dan ADF lebih kecil dari nilai kritis mutlak MacKinnon maka variabel tersebut tidak stasioner, sebaliknya jika nilai hitung mutlak DF dan ADF lebih besar dari nilai kritis mutlak MacKinnon maka variabel tersebut stasioner. Hasil uji stasioneritas data dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut: Tabel 4.4 Nilai Uji Stasioneritas Dengan Metode DF dan ADF pada Ordo 0. Variabel RPDB PMA ULN Nilai Hitung Mutlak DF ADF 1,767258 3,119530 3,924866* 3,894801** 0,782125 1,911334 Sumber: Hasil olahan E-Views 4 Keterangan : *** Stasioner pada level 1% Keterangan : *** Stasioner pada level 5% Keterangan : *** Stasioner pada level 10% commit to user 71 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa pada ordo nol belum semua variabel stasioner. Pada uji DF variabel RPDB dan ULN belum stasioner. Sedangkan pada uji ADF, semua variabel tidak stasioner kecuali variabel PMA. Oleh karena itu perlu dilakukan uji derajat integrasi untuk mengetahui pada derajat berapa semua variabel dalam model akan stasioner b. Uji Derajat Integrasi Uji derajat integrasi digunakan untuk mengetahui pada derajat berapa data yang diamati stasioner. Apabila data belum stasioner pada derajat satu maka pengujian harus dilanjutkan pada derajat berikutnya sampai data yang diamati stasioner. Hasil dari uji DF dan uji ADF pada ordo 1 dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut. Tabel 4.5 Nilai Uji Stasioneritas Dengan Metode DF dan ADF pada Ordo 1. Nilai Hitung Mutlak DF ADF RPDB 3,865477* 3,738701** PMA 8,117393* 7,893884* ULN 3,741529** 3,667533** Sumber : Hasil olahan E-Views 4 Keterangan : *** Stasioner pada level 1% Keterangan : *** Stasioner pada level 5% Keterangan : *** Stasioner pada level 10% Variabel Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa koefisien nilai hitung mutlak baik DF maupun ADF semua variabel sudah stasioner (pada a = 5%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel RPDB, PMA dan ULN stasioner pada ordo 1. commit to user 72 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 3. Uji Kointegrasi Setelah uji stasioneritas melalui uji akar-akar unit dan derajat integrasi dipenuhi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji kointegrasi untuk mengetahui parameter jangka panjang. Uji statistik yang sering dipakai adalah uji CRDW, uji DF dan uji ADF. Namun, dalam penelitian ini digunakan metode Engel-Granger untuk menguji kointegrasi variabel-variabel yang ada, dengan memakai uji statistik DF dan ADF untuk melihat apakah residual regresi kointegrasi stasioner atau tidak. Untuk menghitung nilai DF dan ADF terlebih dahulu adalah membentuk persamaan regresi kointegrasi dengan metode kuadrat terkecil biasa (OLS). Untuk model persamaan regresi kointegrasi dengan metode kuadrat terkecil biasa (OLS) adalah sebagai berikut: RPDB = c 0 + c 1 PMA t + c 2 ULN t + et Hasil akhir dari pengolahan uji kointegrasi ini ditunjukkan oleh tabel 4.6 sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Estimasi dengan OLS Dependent Variable: RPDB Variable Coefficien Std. Error t-Statistic t C 7.427706 0.638279 11.63709 ULN -1.78E-05 3.70E-06 -4.814050 PMA 4.87E-05 2.86E-05 1.699211 R-squared 0.431911 Mean dependent var Adjusted R-squared 0.397482 S.D. dependent var S.E. of regression 0.927212 Akaike info criterion Sum squared resid 28.37085 Schwarz criterion Log likelihood -46.79497 F-statistic Durbin-Watson stat 0.902395 Prob(F-statistic) Sumber : Hasil olahan E-Views 4.1 commit to user Prob. 0.0000 0.0000 0.0987 4.938333 1.194522 2.766387 2.898347 12.54477 0.000089 73 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Dari hasil regresi kointegrasi diperoleh nilai residunya, kemudian nilai residual tersebut diuji dengan menggunakan uji Dickey Fuller (DF) dan Augmented Dickey Fuller (ADF) untuk melihat apakah nilai residual tersebut stasioner atau tidak. Hasil pengujian dengan uji DF dan ADF adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Nilai Uji Stasioneritas Dengan Metode DF dan ADF pada Ordo 0. Nilai Hitung Mutlak DF ADF RESIDU 3,008659** 3,271140*** Sumber : Hasil olahan E-Views 4 Keterangan : *** Stasioner pada level 1% Kete ** Stasioner pada level 5% Kete *** Stasioner pada level 10% Variabel Dari tabel 4.7, dapat disimpulkan bahwa koefisien nilai hitung mutlak baik DF maupun ADF pada residual regresi berkointegrasi stasioner pada ordo 0 (pada a = 10%). Dengan kata lain, semua variabel pada model mampu membentuk himpunan variabel yang berkointegrasi. 4. Hasil Estimasi Error Correction Model (ECM) Pendekatan Model Koreksi Kesalahan (ECM) akan menjelaskan parameter jangka pendek maupun jangka panjang atas variabel-variabel yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Hasil pengolahan yang telah dilakukan dengan menggunakan program komputer E-Views 4 dengan model regresi linier ECM ditampilkan hasil pengolahan data sebagai berikut: commit to user 74 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Tabel 4.8. Estimasi dengan Error Correction Model (ECM). Dependent Variable: DRPDB Variable Coefficien t C -2.851858 DULN 0.369735 DPMA 0.369652 BULN 0.369679 BPMA 0.369658 ECT -0.369670 R-squared 0.416237 Adjusted R-squared 0.315588 S.E. of regression 0.587048 Sum squared resid 9.994122 Log likelihood -27.72921 Durbin-Watson stat 1.362111 Sumber : Hasil olahan E-Views 4 Std. Error t-Statistic Prob. 0.961832 -2.965026 0.119005 3.106895 0.118997 3.106389 0.119005 3.106405 0.118991 3.106610 0.119003 -3.106390 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic) 0.0060 0.0042 0.0042 0.0042 0.0042 0.0042 0.028000 0.709601 1.927383 2.194014 4.135533 0.005875 Dari Tabel 4.8 di atas, estimasi model dinamis ECM dapat diperoleh fungsi regresi OLS sebagai berikut: DRPDB = -2,851858 + 0,369652DPMA t + 0,369735DULN t + 0,369658 BPMA t + 0,369679 BULN t - 0,369670ECT Keterangan DRPDB :Perubahan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang (%) DPMA :Perubahan penanaman modal asing dalam jangka panjang (Juta US$) DULN :Perubahan aliran neto utang luar negeri dalam jangka panjang (Juta US$) BPMA :Penanaman modal jangka pendek atau tiga bulan sebelumnya (%) commit to user 75 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id BULN :Pendapatan nasional jangka pendek atau tiga bulan sebelumnya (Juta US$) ECT : Error Correction Term Berdasarkan hasil perhitungan dengan analisis ECM untuk model di atas, dapat diketahui besarnya nilai variabel ECT (Error Correction Term) signifikan pada derajat keyakinan 5% dan menunjukkan tanda negatif. ECT tersebut merupakan indikator apakah spesifikasi model dianggap baik atau tidak. Maka dapat disimpulkan spesifikasi model tersebut sudah valid. Koefisien ECT menunjukkan angka -0,369670 berarti bahwa proporsi biaya keseimbangan dan pergerakan pertumbuhan ekonomi pada periode sebelumnya yang disesuaikan pada periode sekarang adalah sekitar -0,369670%, sedangkan tingkat signifikansi ECT menunjukkan angka 0,0042 berarti signifikan pada tingkat signifikansi 5%. Hal ini berarti bahwa spesifikasi model yang dipakai adalah tepat dan mampu menjelaskan variasi dinamis. Variabel jangka pendek dari model persamaan tersebut ditunjukkan oleh BPMA dan BULN. Koefisien regresi jangka pendek dari regresi ECM ditunjukkan oleh besarnya koefisien pada variabel-variabel jangka pendek di atas. Variabel jangka panjang dari model persamaan tersebut ditunjukkan oleh DPMA dan DULN. Sedangkan koefisien regresi jangka panjang dengan simulasi dari regresi ECM diperoleh dari : commit to user 76 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Konstanta: c0 /c5 = -2.851858 / - 0.369670 = 7,7146049 DPMA: (c3 + c5)/c5 =(0.369658 - 0.369670)/ -0.369670 = 0,0000325 DULN: (c4 + c5)/c5 = (0.369679 - 0.369670)/ -0.369670= -0,0000243 Dari hasil simulasi di atas dapat kita lihat bahwa hasil estimasi ECM konsisten dengan hasil yang diperoleh dari regresi kointegrasi. Sebagai contoh, elastisitas pertumbuhan ekonomi jangka panjang ECM sebesar 7,7146049, sedangkan elastisitas pertumbuhan ekonomi regresi kointegrasi sebesar 7,427706. Tabel 4.9 di bawah ini menunjukkan koefisien jangka panjang dari masing-masing variabel yang diamati, yang terdiri atas koefisien asli ECM dan koefisien yang menunjukkan simulasi ECM jangka panjang. Tabel 4.9. Koefisien Jangka Panjang dari Estimasi Fungsi Pertumbuhan Ekonomi dengan Pendekatan ECM. Variabel Kostantan DPMA DULN Koefisien Asli -2,851858 0,369652 0,369735 Koefisien Simulasi 7,7146049 0,0000325 -0,0000243 Sumber: Hasil olahan E-Views 4 Dengan demikian hubungan jangka panjang regresi model ECM dapat dituliskan sebagai berikut: DRPDB = 7,7146049 + 0,0000325DPMA t - 0,0000243DULN t + 0,369658 BPMA t + 0,369679 BULN t - 0,369670ECT commit to user 77 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 5. Uji Statistik a. Uji Statistik t Uji t adalah uji secara individual semua koefisien regresi yang bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabe dependennya. Hasil pengujian dengan uji statisik t adalah sebagai berikut: 1) Pengaruh Variabel Independen Jangka Pendek Pengujian secara individual dari koefisien regresi masingmasing variabel bebas jangka pendek dengan menggunakan model ECM diperoleh hasil seperti dalam tabel 4.10 berikut ini: Tabel 4.10 Pengaruh Variabel Independen Jangka Pendek Variabel t - statistik Prob. Kesimpulan BPMA 3,106610 0,0042 Signifikan pada a = 5% BULN 3,106405 0,0042 Signifikan pada a = 5% Sumber: Hasil olahan E-Views 4 · Koefisien dari variabel BPMA sebesar 0,369658 dengan probabilitas 0,0042 signifikan dan positif pada tingkat signifikansi 5%, artinya variabel BPMA secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen DRPDB pada tingkat signifikansi 5%. · Koefisien dari variabel BULN sebesar 0,369679 dengan probabilitas 0,0042 signifikan dan positif pada tingkat signifikansi 5%, artinya variabel BULN secara individu commit to user 78 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id berpengaruh terhadap variabel dependen DRPDB pada tingkat signifikansi 5%. 2) Pengaruh Variabel Independen Jangka Panjang Pengujian secara individual dari koefisien regresi masingmasing variabel bebas jangka panjang dengan menggunakan model ECM diperoleh hasil seperti dalam tabel 4.11 berikut ini: Tabel 4.11 Pengaruh Variabel Independen Jangka Panjang. Variabel t - statistik Prob. Kesimpulan DPMA 3,106389 0,0042 Signifikan pada a = 5% DULN 3,106895 0,0042 Signifikan pada a = 5% Sumber: Hasil olahan E-Views 4 · Koefisien dari variabel DPMA sebesar 0,369652 dengan probabilitas 0,0042 signifikan dan positif pada tingkat signifikansi 5%, artinya variabel DPMA secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen DRPDB pada tingkat signifikansi 5%. · Koefisien dari variabel DULN sebesar 0,369735 dengan probabilitas 0,0042 signifikan dan positif pada tingkat signifikansi 5%, artinya variabel DULN secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen DRPDB pada tingkat signifikansi 5%. b. Uji Statistik F Uji F adalah uji untuk mengetahui besarnya pengaruh yang terjadi pada variabel-variabel independen secara bersama-sama dan seberapa besarnya mempengaruhi variabel dependen. Besarnya nilai commit to user 79 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id probabilitas (F-statistik) dalam model persamaan tersebut adalah 0,005875. Maka dapat dikatakan bahwa secara statistik semua koefisien regresi tersebut signifikansi pada tingkat signifikansi 5%. Hal ini berarti secara bersama-sama faktor jangka pendek dan jangka panjang variabel penanaman modal asing dan variabel neto utang luar negeri mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan pertumbuhan ekonomi pada tingkat signifikansi 5%. c. Koefisien Determinasi Uji determinasi untuk mengetahui berapa persen variasi perubahan variabel independen dapat menjelaskan variasi perubahan variabel dependen. Berdasarkan hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai R 2 sebesar 0,416237 yang berarti 41,6237 % faktor jangka pendek dan jangka panjang variable penanaman modal asing dan variable neto utang luar negeri dapat menjelaskan variasi perubahan pertumbuhan ekonomi. Sedangkan sisanya 58,3763 % dipengaruhi oleh faktor lain di luar model. 6. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas Multikolinieritas merupakan suatu keadaan dimana terjadi satu atau lebih variabel bebas yang berkorelasi sempurna atau mendekati sempurna dengan variabel lainnya. Akibat adanya commit to user 80 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id multikolinieritas sempurana adalah koefisien yang diestimasikan tidak dapat ditentukan dan standar error dari koefisien menjadi sangat besar. Uji multikolineritas dalam penelitian ini menggunakan metode Klein. Metode ini dilakukan dengan cara meregres setiap variabel bebas dengan variabel bebas lainnya dan menghitung nilai koefisien determinasi yang telah disesuaikan (r 2 ). Kemudian dibandingkan nilai r 2 dengan nilai R 2 dari model ECM yang dispesifikasikan seperti di atas. Jika ada satu atau lebih nilai koefisien determinasi dari model regresi sederhana antara variabel bebas nilainya lebih besar dari koefisien determinasi dari model ECM (R 2 < r 2 ), maka dapat disimpulkan terjadi masalah multikolinieritas dan sebaliknya. Hasil dari uji Klein untuk variabel-variabel bebas dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.12 Hasil Uji Klein Variabel Kesimpulan r2 R2 DPMA-DULN 0,000069 0,416237 Tidak terjadi multikolinieritas DPMA-BPMA 0,430933 0,416237 terjadi multikolinieritas DPMA-BULN 0,009962 0,416237 Tidak terjadi multikolinieritas DULN-BPMA 0,012160 0,416237 Tidak terjadi multikolinieritas DULN-BULN 0,012620 0,416237 Tidak terjadi multikolinieritas BPMA-BULN 0,000026 0,416237 Tidak terjadi multikolinieritas Sumber: Hasil olahan E-Views 4 Dari tabel 4.12 di atas dapat diketahui bahwa untuk semua korelasi antar variabel bebas mempunyai nilai r2 yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai R2. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa spesifikasi model yang digunakan bebas dari masalah commit to user multikolinearitas kecuali pada variabel penanaman modal asing jangka 81 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id panjang (DPMA) dan variable penanaman modal jangka pendek (BPMA). Tanpa bermaksud melanggar kaidah BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), penulis menduga masalah multikolinearitas bisa timbul karena sifat-sifat yang terkandung dalam kebanyakan variabel ekonomi berubah bersama-sama sepanjang waktu. Misalnya, investasi, penghasilan, konsumsi, harga-harga, suku bunga, dan harga saham cenderung meningkat dalam masa-masa makmur (boom) dan menurun dalam periode depresi. Menurut Gujarati (1995) multikolinearitas pada dasarnya dalah fenomena sampel. Jadi kenyataannya, penaksirpenaksir OLS adalah BLUE meskipun terdapat masalah multikoliearitas. b. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas terjadi jika gangguan muncul dalam fungsi regresi yang mempunyai varian yang tidak sama sehingga penaksir OLS tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun sampel besar (tetapi masih tidak bias dan konsisten). Untuk menguji ada tidaknya masalah heteroskedastisitas dilakukan dengan uji Park. Metode ini terdiri dari dua tahap. Yang pertama dilakukan regresi memperhitungkan adanya masalah heteroskedastisitas. Dari hasil regresi tersebut maka diperoleh nilai residualnya. Kemudian nilai residual tadi dikuadratkan dan diregresikan dengan variabel-variabel independen. Dari hasil regresi tahap dua tadi kemudian dilakukan uji t. jika nilai probabilitas semua variabel independen signifikan, maka commit to user 82 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji Park dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut: Tabel 4.13 Hasil Uji Park Dependent Variable: RESID^2 Variable Coefficien t C 0.038457 DULN -0.082306 DULN^2 -3.82E-10 DPMA -0.082324 DPMA^2 4.32E-10 ULN(-1) -0.082245 ULN(-1)^2 -1.76E-10 PMA(-1) -0.082298 PMA(-1)^2 -9.37E-10 ECT1 0.082257 ECT1^2 1.35E-10 R-squared 0.254887 Adjusted R-squared -0.055576 S.E. of regression 0.359770 Sum squared resid 3.106425 Log likelihood -7.280029 Durbin-Watson stat 1.973661 Sumber: Hasil olahan E-Views 4 Std. Error t-Statistic Prob. 1.230999 0.031241 0.079857 -1.030665 2.25E-09 -0.169561 0.079843 -1.031076 1.36E-09 0.317802 0.079845 -1.030059 1.48E-10 -1.192078 0.079837 -1.030822 1.51E-09 -0.620899 0.079841 1.030263 1.47E-10 0.919454 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic) 0.9753 0.3130 0.8668 0.3128 0.7534 0.3133 0.2449 0.3129 0.5405 0.3132 0.3670 0.285546 0.350171 1.044573 1.533397 0.820989 0.612525 Dari kedua tabel di atas diketahui bahwa nilai probabilitas dari semua variabel lebih dari tingkat signifikansi 5%, sehingga dapat disimpulkan pada model tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. c. Uji Autokorelasi Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai adanya korelasi antar unsur-unsur variabel pengganggu sehingga penaksir tidak lagi efisien baik dalam sample kecil ataupun besar. Dalam penelitian ini untuk mendetetksi ada tidaknya masalah autokorelasi akan digunakan Lagrange Multiplier Test. commit to user 83 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Uji ini dilakukan dengan meregresi semua variabel bebas dan variabel tak bebas, kemudian dilakukan uji Breusch Godfrey terhadap residu dari hasil model tersebut. Kriteria pengujiannya adalah jika nilai probabilitas Obs Rsquarednya lebih besar dari probablilitas 5%, maka dalam model tidak terdapat masalah autokorelasi. Tabel 4.14 Uji Lagrange Multiplier Test Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 1.730419 Probability 3.976559 Probability Obs*R-squared Test Equation: Dependent Variable: RESID Variable Coefficien t C 0.097104 DULN -0.023459 DPMA -0.023462 ULN(-1) -0.023456 PMA(-1) -0.023455 ECT1 0.023456 RESID(-1) 0.383030 RESID(-2) -0.148195 R-squared 0.113616 Adjusted R-squared -0.116187 S.E. of regression 0.572798 Sum squared resid 8.858630 Log likelihood -25.61862 Durbin-Watson stat 1.983545 Sumber: Hasil olahan E-Views 4 Std. Error 0.196289 0.136931 t-Statistic Prob. 0.956123 0.101560 0.119214 -0.196784 0.119207 -0.196815 0.119214 -0.196755 0.119201 -0.196765 0.119212 0.196758 0.207200 1.848602 0.207557 -0.713998 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic) 0.9199 0.8455 0.8454 0.8455 0.8455 0.8455 0.0755 0.4814 1.40E-11 0.542167 1.921064 2.276572 0.494405 0.830208 Dari tabel 4.14 didapat Obs R-squarednya adalah sebesar 0,136931 maka pada model tidak terjadi masalah autokorelasi. commit to user 84 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 7. Interpretasi Ekonomi a. Pengaruh Konstanta terhadap Pertumbuhan Ekonomi Hasil estimasi ECM menunjukkan bahwa nilai koefisien konstanta sebesar -2,851858. Hal itu berarti, jika semua variabel independen (penanaman modal asing dan netto utang luar negeri) konstan, perubahan pertumbuhan ekonomi berkurang sebesar 2,851858%. Nilai konstanta berpengaruh secara signifikan, hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung yang signifikan secara statistik pada taraf signifikansi 5%. b. Pengaruh Penanaman Modal Asing terhadap Pertumbuhan Ekonomi Hasil estimasi ECM menunjukkan bahwa dalam jangka pendek penanaman modal asing mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Dimana nilai koefisien penanaman modal jangka pendek sebesar 0,369658. Hal ini berarti apabila variabel independen lain konstan, setiap perubahan yang terjadi pada penanaman modal asing sebesar 1% akan menyebabkan perubahan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,369658%. Penanaman modal dalam jangka panjang mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Nilai koefisien penanaman modal asing jangka panjang sebesar 0,369652. Hal ini berarti apabila variabel independen lain konstan, setiap perubahan yang terjadi pada penanaman modal asing sebesar 1% akan menyebabkan perubahan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,369652%. commit to user 85 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Hasil analisis ini menunjukkan kesesuaian teori yang dikemukakan Rostow dalam bukunya The Stages of Economic Growth menyebutkan bahwa salah satu dari sekian banyak taktik pokok pembangunan untuk tinggal landas adalah pengerahan atau mobilisasi dana tabungan (dalam mata uang domestik maupun asing) guna menciptakan investasi dalam jumlah yang memadai untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi (Todaro dan Smith, 2003). Ini menunjukkan bahwa masih pentingnya invetasi/ penanaman modal asing untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pada pelaksanaanya di Indonesia saat ini menerapankan system desentralisasi melalui otonomi daerah. Dimana masing-masing daerah lebih diberi keleluasaan untuk mengambil kebijakan, sehingga pemerintah pusat dan tiap-tiap pemerintah daerah saling berlombalomba mempromosikan daerahnya untuk menarik investor baik dari luar negeri maupun dalam negeri untuk menanamkan modal di daerahnya. Ini menunjukkan bahwa masih pentingnya invetasi/ penanaman modal asing untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. c. Pengaruh Variabel Utang Luar Negeri terhadap Pertumbuhan Ekonomi Variabel utang luar negeri dalam jangka pendek mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi. Nilai koefisien utang luar negeri jangka pendek sebesar 0,369679. Hal ini berarti apabila variabel independen lain konstan, commit to user 86 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id setiap perubahan yang terjadi pada variabel utang luar negeri sebesar 1% akan menyebabkan perubahan pada variabel pertumbuhan ekonomi sebesar 0,369679%. Variabel utang luar negeri dalam jangka panjang mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Nilai koefisien utang luar negeri jangka panjang sebesar 0,369735. Hal ini berarti apabila variabel independen lain konstan, setiap perubahan yang terjadi pada variable utang luar negeri sebesar 1% akan menyebabkan perubahan variable pertumbuhan ekonomi sebesar 0,369735%. Utang luar negeri yang terjadi di Indonesia salah sebagai akibat dari masih rendahnya akumulasi tabungan domestik sehingga mampu menjadi salah satu ancaman stabilitas perekonomian. Sehingga utang luar negeri tidak hanya memberi tekanan pada defisit anggaran, tetapi juga pada cadangan devisa. Ini menunjukkan bahwa Indonesia masih cukup tergantung dengan untang luar negeri. Hasil dari penelitian ini juga menguat teori yang dikemukakan Rostow bahwa mobilisasi dana tabungan (dalam mata uang domestik maupun asing) yang salah satunya adalah dalam bentuk untang luar negeri akan mempengaruhi peningkatan pertumbuhan ekonomi di Negara-negara berkembang seperti yang terjadi di Indonesia. commit to user 87 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Tabel 4.15 Perbandingan Hipotesis dan Hasil Analisis Data Menggunakan Metode Analisis Error Correction Model (ECM) Variabel Bebas Penanaman Modal Asing (PMA) Utang Luar Negeri (ULN) Sumber: Hasil olahan E-Views 4. Hasil Analisis Data Variabel Jangka Variabel Hipotesis Pendek Jangka Panjang + signifikan (+) signifikan (+) + signifikan (+) signifikan (+) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB V PENUTUP Dalam bab ini akan disajikan beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya. Dari kesimpulan yang ada, penulis berusaha memberikan saran sehubungan dengan permasalahan yang telah dikemukakan, sehingga hal ini dapat menjadi bahan masukan bagi pihak-pihak yang berkaitan. A. Kesimpulan 1. Pengaruh Utang Luar Negeri terhadap Pertumbuhan Ekonomi Hipotesis kedua yang menyatakan ada hubungan positif antara pertumbuhan ekonomi dengan utang luar negeri terbukti kebenarannya. Dalam jangka pendek dan jangka panjang mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada α = 5%. 2. Pengaruh Penanaman Modal Asing terhadap Pertumbuhan Ekonomi Hipotesis pertama yang menyatakan ada hubungan positif antara pertumbuhan ekonomi dengan penanaman modal asing terbukti kebenarannya. Dalam jangka pendek dan jangka panjang mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada α = 5%. B. Saran 1. Pentingnya menciptakan stabilitas ekonomi makro yang mantap melalui program-program reformasi, deregulasi, dan debirokratisasi di seluruh aspek pembangunan ekonomi. Sehingga diharapkan dapat menarik minat investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Selain itu juga commit to user 88 89 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id akan tercipta iklim investasi yang kondusif. Selain itu pemerintah juga dapat melakukan promosi aktif mengenai dunia usaha di Indonesia yang dapat menjadi daya tarik pengusaha. Pemerintah juga harus berupaya untuk meningkatkan kualitas SDM dan meningkatkan ketrampilan tenaga kerja yang ada sehingga akan terjadi alih teknologi dan keahlian yang efektif dari pekerja asing ke pekerja Indonesia selain itu juga dapat menciptakan pekerja-pekerja yang andal. 2. Perlunya kehati-hatian dalam pengelolaan utang luar negeri. Ini dilihat dari signifikanya pengaruh utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi menunjukkan bahwa masih belum terpenuhinya modal atau capital dari dalam negeri guna pembangunan dan mensejahterakan seluruh penduduk Indonesia bukan mejadi alasan pemerintah untuk selalu meningkatkan jumlah utang luar negeri tiap tahunnya. Namun harus diiringi dengan kontroling atau manajemen utang yang baik sehingga pengunaanya efisisen dan tidak menjadi beban negara. Selain itu pemerintah harus lebih kretif guna memperoleh modal/ dana dari dalam negeri sendiri. commit to user