ANALISIS PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING DAN UTANG

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING DAN UTANG
LUAR NEGERI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
PERIODE TAHUN 2000:1-2008:4
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat S-2 Magister
Ekonomi & Studi Pembangunan
333
Disusun Oleh:
Disusun oleh:
Diyah Nur Widowati
NIM : S4209013
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
SURAKARTA
commit
to user
2010
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk :
v Allah SWT yang telah memberiku kekuatan baik fisik maupun materi untuk
menjalankan kehidupan.
v Bapak, Ibu, dan Mertuaku yang tiada hentinya mencurahkan ketulusan
kasih sayang dan pengorban.
v Cintaku TOTO HERU SUNARTO yang telah memberikan support dan
membimbingku jadi wanita sholehah.
v Kakak, adik, saudara, dan semua teman yang setia serta selalu
menyayangi sepanjang hidupku.
v Dua bidadari kecilku ( ’Ainayya Hanif Nabila dan Athaya Aufa Nabila ).
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS PENGARUH UTANG LUAR NEGERI DAN PENANAMAN
MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
PERIODE TAHUN 2000:1-2008:4
Diyah Nur Widowati
S4209013
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah
pengaruh utang luar negeri dan penanaman modal asing terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia periode tahun 2000:1-2008:4. Data yang digunakan dalam
penelitian ini ialah data sekunder triwulanan yang bersifat time series dari periode
tahun 2000:1-2008:4. Data-data tersebut diperoleh dari Statistik Ekonomi dan
Keuangan Indonesia, yakni Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik, dan Badan
Koordinasi Penanaman Modal. Untuk membuktikan hipotesis penelitian
digunakan model ekonometrika dengan metode Error Correction Model (ECM).
Bertolak dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa variabel utang luar
negeri dan penanaman modal asing berdasarkan hasil uji secara bersama-sama
sebagai berikut: semua variabel secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada taraf signifikansi 5%, hal ini
ditunjukkan dengan nilai F statistik sebesar 0,005875. Sedangkan secara individu,
variabel utang luar negeri (ULN) dalam jangka pendek berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi (RPDB), ditunjukkan dengan koefisien
0,369679, sedangkan untuk jangka panjang ULN pengaruh positif 0,369735 dan
signifikan terhadap RPDB. Variabel penanaman modal asing (PMA) dalam
jangka pendek berpengaruh positif dan signifikan terhadap RPDB dengan
koefisien 0,369658, sedangkan PMA dalam jangka panjang pengaruh positif dan
signifikan terhadap RPDB sebesar 0,369652
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diajukan
beberapa saran antara lain: (1) Sebaiknya pemerintah segera membenahi
reformasi, regulasi, dan birokrasi di seluruh aspek pembangunan ekonomi.
commit to user
Dengan upaya tersebut, diharapkan dapat menarik investor asing untuk
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menanamkan modalnya di Indonesia dan tercipta iklim investasi yang kondusif.
Selain itu, pemerintah juga harus melakukan promosi aktif mengenai dunia usaha
untuk meningkatkan kualitas SDM dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja.
(2) Jumlah utang luar negeri tiap tahun selalu naik dengan alasan untuk
meningkatkan
modal
atau
kapital.
Sebaiknya
pemerintah
tidak
selalu
menggunakan hal itu sebagai alasannya. Harus ada pengontrol atau manajemen
utang yang baik sehingga penggunaannya efisien dan tidak membebani negara.
Kata Kunci: RPDB, Utang Luar Negeri, Penanaman Modal Asing , dan ECM.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolong dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusu ”
(Al-Baqarah: 46)
Tiap detik yang diberikan-Nya adalah sebuah kesempatan, dan tiap kesempatan
adalah karunia untuk menjadikan hidup lebih berharga dan bermakna
(penulis)
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas izin dan pertolongan-Nya, tesis dengan
judul “Pengaruh Utang Luar Negeri dan Penanaman Modal Asing Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode Tahun 2000:1 – 2008:4)” dapat penulis
selesaikan.
Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
gelar Magister pada Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan
Universitas Sebelas Maret Surakarta Program Pasca Sarjana Magister Ekonomi
dan Studi Pembangunan. Dalam proses penulisan tesis ini, tentunya tidak terlepas
dari bantuan, bimbingan, arahan, petunjuk, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Guntur Riyanto, M. Si. selaku pembimbing I yang telah meluangkan
waktu, tenaga, serta pikiran dalam membimbing dan memberikan masukan
yang berarti dalam penyusunan tesis ini.
2. Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M. Si. selaku pembimbing II yang juga telah
meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran dalam membimbing dan memberikan
masukan yang berarti dalam penyusunan tesis ini.
3. Dr. JJ. Sarungu, M. S. selaku Ketua Program Studi Magister Ekonomi dan
Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang secara langsung maupun tidak langsung telah banyak membantu penulis
selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi UNS Program Pasca Sarjana
Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan.
4. Seluruh Dosen Program Pasca Sarjana Magister Ekonomi dan Studi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta
seluruh staf dan karyawan yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan
pelayanan kepada penulis.
5. Keluarga yang senantiasa selalu mendoakan dan memberi dorongan kepada
penulis.
6. Teman-teman di Fakultas Ekonomi UNS Program Pasca Sarjana
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, baik secara langsung
maupun
tidak
langsung,
atas
bantuannya
kepada
penulis
hingga
terselesaikannya penelitian ini.
Demikian tesis ini penulis susun, tentunya masih banyak kekurangan yang
perlu dibenahi. Meskipun demikian, penulis tetap berharap semoga karya ini dapat
bermafaat bagi seluruh pihak yang membaca dan terkait dengan tesis ini.
Surakarta, Oktober 2010
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...………………………………...........ii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………............iii
ABSTRAK ......................................................................................................................iv
HALAMAN MOTTO ………………………………………………….........……….....v
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………….............vi
KATA PENGANTAR ............………………………………………………………...vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ..........................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah .............................................................................1
B. Perumusan Masalah ...................................................................................8
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................8
D. Manfaat Penelitian …..…………………………………………………...9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ….…………………................................................10
1. Pertumbuhan Ekonomi ……….……………………………………..10
2. Utang Luar Negeri ….………………………….................................20
3. Penanaman Modal Asing ……………………………………………24
B. Studi Terdahulu …………………………………...……….……....37
C. Kerangka Pemikiran ……..………………………………..……….44
D. Hipotesis ….……………………………….……………………………..45
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ….…………………………………………....47
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Jenis dan Sumber Data ..........................................………………..47
C. Definisi Operasional Variabel …………………………….…….....47
D. Metode Analisa Data .........………………………………………..49
1. Spesifikasi dan Pemilihan Model........................................................49
a. Uji Pemilihan Model ...................................................................50
b. Uji Stationeritas dan Derajat Integrasi .........................................50
c. Uji Kointegrasi …..........................................................................51
d. Analisis Error Correction Model(ECM) …...................................51
2. Uji Statistik …......................................………………………….…..53
a. Uji Statistik t ….............................................................................53
b. Uji Statistik f ….............................................................................54
c. Koefisien Determinasi ...................................................................55
3. Uji Asumsi Klasik ...............................................................................56
a. Uji Multikolinearitas .....................................................................56
b. Uji Heteroskedastisitas .................................................................56
c. Uji Autokoresi ..............................................................................57
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Variabel Yang Diteliti .....…..…………………….………….59
1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ….………...…….61
2. Perkembangan Utang Luar Negeri Indonesia ....…………………...62
3. Perkembangan Penanaman Modal Asing Indonesia ………….........64
B. Estimasi Model Analisis ………………………………………………..66
C. Hasil dan Analisis Data ….......................................................................67
1. Uji Pemilihan Model .........................................................................67
a. Model Linear ...............................................................................68
b. Model Log Linear ........................................................................68
2. Uji Stasioneritas dan Derajat Integrasi ....…..……………………....69
a. Uji Akar-akar Unit .......................................................................69
b. Uji Derajat Integrasi .....................................................................71
3. Uji Kointegrasi ...................................................................................72
commit to user
4. Hasil Estimasi Error Correction Model (ECM) ….…..….................73
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Uji Statistik ......……………………………………………...............77
a. Uji Statistik t .....……………………………………......….........77
b. Uji Statistik f .....………………………………………...............78
c. Koefisien Determinasi ......…………………………………........79
6. Uji Asumsi Klasik .....………………………………………..….......79
a. Uji Multikolinearitas .....………………………………...............79
b. Uji Heteroskedastisitas .....……………………………................81
c. Uji Autokorelasi ...........................................................................82
7. Interpretasi Ekonomi .....……………………………………….........85
a. Pengaruh Utang Luar Negeri terhadap
Pertumbuhan Ekonomi .....…..………...……………......……….85
b. Pengaruh Penanaman Modal Asing terhadap
Pertumbuhan Ekonomi .................................................................85
c. Pengaruh Variabel Utang Luar Negeri terhadap Pertumbuhan
Ekonomi ......................................................................................86
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......……………………………………………………….....88
B. Saran ......…………………………………………………………..….....88
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................
LAMPIRAN ................................................................................................................
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
TABEL
4.1
Halaman
Data Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi (RPDB),
Utang Luar Negeri (ULN) dan Penanaman Modal Asing (PMA),
di Indonesia Tahun 2000:1 – 2008:4 ........................................................60
4.2
Uji MWD Linier .....................................................................…………..68
4.3
Uji MWD Log Linier ................................................................................68
4.4
Uji Stasioneritas ........................................................................................70
4.5
Uji Derajat Integrasi ..................................................................................71
4.6
Uji Kointegrasi ..........................................................................................72
4.7
Uji Stasioneritas dengan metode DF dan ADF ........................................73
4.8
Estimasi dengan Error Correction Model .................................................74
4.9
Koefisien Jangka Panjang dari Estimasi Fungsi .......................................76
4.10
Pengaruh Variabel Independen Jangka Pendek ........................................77
4.11
Pengaruh Variabel Independen Jangka Panjang .......................................78
4.12
Uji Klein ....................................................................................................80
4.13
Uji Park. .....................................................................................................82
4.14
Uji Langrange Multiplier Test ..................................................................83
4.15
Uji Multiplier Test untuk model Monotaris ..............................................84
4.16
Perbandingan Hipotesis dan Hasil Data Menggunakan
Metode Analisis Error Corection Model (ECM) .....................................87
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
Halaman
2.1 Kurva Marginal Effisiensi of invesment ........................................................33
2.2 Kerangka Pemikiran .....……………………………………………………..45
3.1 Grafik Perkembangan Produk Domestik Bruto Indonesia
Tahun 2000:1-2008:4 .....………………………………………………........62
3.2 Grafik Perkembangan Utang Luar Negeri
Indonesia Tahun 2000:1 - 2008:4 ..................................................................64
3.3 Grafik Perkembangan Penanaman Modal Asing Indonesia
Tahun 2000:1 - 2008:4 ...................................................................................65
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Data Penelitian
Lampiran 2
Hasil Uji MWD Linier
Lampiran 4
Hasil Uji MWD Log-Linier
Lampiran 5
Hasil Uji Akar-akar unit
Lampiran 6
Uji Derajat Integrasi Dickey Fuller Test Ordo 1 [I(1)] untuk
LKURS
Lampiran 21
Uji Derajat Integrasi Dickey Fuller Test Ordo 1 [I(1)] untuk LDC
Lampiran 22
Uji Derajat Integrasi Augmented Dickey Fuller Test Ordo 1 [I(1)]
untuk LCD
Lampiran 23
Uji Derajat Integrasi Augmented Dickey Fuller Test Ordo 1 [I(1)]
untuk LGNP
Lampiran 24
Uji Derajat Integrasi Augmented Dickey Fuller Test Ordo 1 [I(1)]
untuk LGE
Lampiran 25
Uji Derajat Integrasi Augmented Dickey Fuller Test Ordo 1 [I(1)]
untuk LKURS
Lampiran 26
Uji Derajat Integrasi Augmented Dickey Fuller Test Ordo 1 [I(1)]
untuk LDC
Lampiran 27
Estimasi OLS untuk Model Keysian
Lampiran 28
Uji Kointegrasi Dickey Fuller Test Ordo 0 [I(0)] Untuk Residu
OLS Model Keynesian
Lampiran 29
Uji Kointegrasi Dickey Augmented Dickey Fuller Ordo 0 [I(0)]
untuk Residu OLS Model Keynesian
Lampiran 30
Estimasi OLS untuk Model Monetaris
Lampiran 31
Uji Kointegrasi
Lampiran 33
Estimasi dengan Error Correction Model (ECM) untuk Model
Keynesian
Lampiran 34
Estimasi dengan Error Correction Model (ECM) untuk Model
commit to user
Monetaris
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 35
Correlation Matrix untuk Model Keynesian
Lampiran 36
Hasil Uji Park untuk Model Keynesian
Lampiran 37
Hasil Uji Park untuk Model Monetaris
Lampiran 38
Uji Lagrange Multiplier Test untuk Model Keynesian
Lampiran 39
Uji Lagrange Multiplier Test untuk Model Monetaris
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah satu indikator
untuk menilai keberhasilan pembangunan suatu negara dan menjadi sasaran
utama
pembangunan
pembangunan
bagi
banyak
dimaksudkan
untuk
negara
berkembang.
mempercepat
Pelaksanaan
pencapaian
tingkat
kesejahteraan hidup yang tinggi bagi penduduknya. Selain itu, pertumbuhan
yang tinggi juga dimaksudkan untuk mengejar ketertinggalan pembangunan
dibandingkan dengan negara lain. Namun dalam pencapaian pertumbuhan
ekonomi yang tinggi, sebagian besar negara berkembang mengalami hambatan
terutama dalam hal dana untuk membiayai berbagai kegiatan pembangunan
yang dilaksanakan.
Bila ditinjau secara makro, salah satu tujuan pembangunan adalah
untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Kebijakan
pemerintah untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah dengan melaksanakan
pembangunan disegala bidang yang tentunya memerlukan dana yang sangat
besar untuk membiayai pembangunan sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai.
Langkah yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah terus berupaya mencari sumbersumber pembiayaan baru bagi pembangunan baik yang berasal dari dalam
commit to user
1
2
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
negeri ataupun luar negeri. Pembiayaan yang berasal dari luar negeri ini dapat
berupa investasi asing dan utang luar negeri.
Seringkali negara beranggapan bahwa berhasil tidaknya programprogram pembangunan di suatu negara akan dinilai berdasarkan tinggi
rendahnya tingkat pertumbuhan output dan pendapatan nasional. Bahkan, baik
buruknya kualitas kebijakan pemerintah dan tinggi atau rendahnya mutu
aparatnya di bidang ekonomi secara keseluruhan biasanya diukur berdasarkan
kecepatan pertumbuhan output nasional yang dihasilkannya.
Setiap
periode
dalam
suatu
masyarakat
akan
menambah
kemampuannya untuk memproduksikan barang dan jasa, hal ini disebabkan
oleh penambahan faktor-faktor yang berlaku. Banyak negara tidak selalu
dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang sesuai dengan perkembangan
kemampuan produksi yang dimiliki oleh faktor-faktor produksi yang semakin
meningkat.
Dibanyak
negara sering kali
didapati
keadaan
dimana
pertumbuhan ekonomi jauh lebih rendah daripada potensi pertumbuhan yang
sebenarnya dapat dicapai. Di negara-negara berkembang atau sebagai ”dunia
ketiga” seperti Indonesia, konsep Produk Domestik Bruto adalah konsep yang
lebih bagus dipakai daripada konsep pendapatan nasional lainnya. Produk
Domestik Bruto sebagai nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan
atau dihasilkan oleh suatu negara dalam jangka waktu tertentu (Sukirno,
2000).
Menurut Todaro, terdapat tiga faktor atau komponen utama dalam
pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa : (1) akumulasi modal, meliputi
semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan
commit to user
3
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
fisik, dan modal atau sumber daya manusia (2) pertumbuhan penduduk, yang
beberapa tahun selanjutnya akan memperbesar jumlah angkatan kerja (3)
kemajuan teknologi (Lincolin Arsyad, 1992).
Sehingga dalam menyelenggarakan pemerintahan, suatu negara
memerlukan anggaran dana yang memadai untuk memenuhinya. Terlepas dari
status Negara yang disandang, baik maju maupun berkembang, setiap negara
di dunia ini mempunyai hubungan ekonomi dengan negara lain. Hubungan
tersebut termasuk diantaranya arus aliran uang keluar dan uang masuk, dimana
uang keluar bisa berupa aliran pinjaman. Sedangkan uang masuk diantaranya
bisa berupa devisa, investasi, maupun pinjaman.
Indonesia yang bisa dikatakan sebagai negara berkembang dan selama
perjalanannya, perekonomian Indonesia telah mengalami pasang surut.
Indonesia juga termasuk negara yang menggunakan sumber dana yang berasal
dari dalam dan luar negeri bagi pembangunannya. Permasalahannya sama
yaitu dana yang berasal dari dalam negeri tidak mencukupi, sehingga
pemerintah harus mencari dana dari luar negeri bagi tumbuh dan
berlangsungnya kegiatan ekonomi negara.
Pinjaman luar negeri merupakan arus masuk modal dari luar ke dalam
negeri. Sedangkan definisi formal dari pinjaman luar negeri adalah
penerimaan atau pemberian yang dapat digunakan untuk meningkatkan
investasi guna menunjang pertumbuhan ekonomi. Bila ditinjau dari fungsinya,
pinjaman merupakan salah satu alternatif sumber pembiayaaan yang
diperlukan dalam pembangunan (Triboto dalam Yumanita, 2001).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
4
digilib.uns.ac.id
Pinjam meminjam uang antar negara merupakan salah satu bentuk
hubungan perekonomian secara lintas negara yang kini lazim dilakukan.
Hubungan tersebut dijalankan dengan harapan agar saling menguntungkan.
Kasus yang sering dijumpai adalah negara berkembang meminjam dana
kepada negara maju dengan tujuan sebagai penunjang pembangunan Negara
berkembang. Dalam hal ini negara berkembang mendapat suntikan dana untuk
memperlancar pembangunan dan negara maju dapat menyalurkan kredit
sebagai bentuk langkah investasi masa depan.
Dalam tata perekonomian global yang terintegrasi, pinjaman luar
negeri bagi suatu negara adalah hal yang wajar. Yang kemudian menimbulkan
masalah adalah bagaimana pinjaman tersebut dikelola, digunakan dan dilunasi
(Afrianto, 2004).
Terdapat dua hal pokok yang biasa melatarbelakangi meningkatnya
utang luar negeri suatu negara. Penyebab pertama adalah negara tersebut
sedang mengalami kemiskinan yang bisa diakibatkan oleh tekanan ekonomi,
bencana alam, atau peristiwa yang tak terduga. Karena miskin, maka
pemerintah tidak bisa mengentaskan rakyatnya dari kemiskinan mengingat
terbatasnya dana yang dimiliki. Penyebab kedua adalah latar belakang
ekonomi spesifik dari negara yang bersangkutan, seperti krisis utang luar
negeri tahun 1982 yang disebabkan oleh meningkatnya harga minyak bumi
dunia tahun 1973 hingga1974 dan tahun 1979 hingga 1980 yang diikuti
dengan tingginya suku bunga tahun 1980 hingga 1982, turunnya harga barang
serta volume ekspor yang terkait dengan resesi global pada tahun tersebut dan
adanya masalah dalam manajemen perekonomian domestik (Purwanto, 2003).
commit to user
5
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Secara garis besar, bangsa Indonesia telah mengalami tiga kali masalah
pinjaman luar negeri. Pertama pada masa pertengahan tahun 1970-an dimana
Pertamina kesulitan melunasi kewajibannya. Namun masa sulit ini bisa
dihadapi sebab saat itu harga minyak mengalami kenaikan yang kemudian
menjadi sumber devisa bagi negara Indonesia. Kedua, pada pertengahan tahun
1980-an yang mana hal ini disebabkan oleh imbas krisis yang melanda
kawasan Amerika Latin. Akibatnya, lembaga keuangan dan investor asing
mengurangi investasinya. Masa ini pun bisa dilalui karena adanya kenaikan
harga minyak. Ketiga, adalah pada tahun 1998, dimana masalah pinjaman luar
negeri dipicu oleh gejolak nilai tukar yang selanjutnya berkembang menjadi
krisis ekonomi dan mempengaruhi kondisi perekonomian nasional. Hal ini
berdampak pada banyaknya perusahaan yang mengurangi investasi dan
produksi bahkan menutup usahanya sehingga banyak terjadi pemutusan
hubungan kerja. Indonesia telah melakukan kebijakan utang luar negeri sejak
tahun 1969 (Purwanto, 2003).
Indonesia mengajukan utang luar negeri karena dua faktor seperti
tersebut diatas, yaitu karena keadaan Indonesia yang masih miskin dan karena
adanya pengaruh kondisi perekonomian dunia. Namun, isu ini merupakan
masalah yang cukup serius bagi Indonesia. Permasalahan yang timbul antara
lain adalah adanya beban pembayaran
akibat jumlah utang yang besar,
pemanfaatan yang belum optimal, manajemen yang belum efisien dan
mendalam disamping kebijakan di masa depan yang belum jelas arahnya
(Kusumaningtuti, 2004).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
6
digilib.uns.ac.id
Masalah utang luar negeri Indonesia berawal dari masa transisi
pemerintahan orde lama menjadi orde baru yang dilatarbelakangi oleh
buruknya kondisi perekonomian Indonesia. Pada masa itu terjadi kelangkaan
pangan, minimnya tabungan pemerintah, tingginya inflasi dan fluktuatifnya
nilai tukar rupiah (Purwanto, 2003: 8).
Sebelum krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997,
yang mendukung akan utang luar negeri tampak lebih dominan, terlepas dari
kenyataan bahwa beberapa indikator keamanan utang luar negeri sebenarnya
cukup memprihatinkan. Setelah krisis ekonomi menerpa Indonesia hingga
kini, utang luar negeri masih saja mendapat kontra menjadi imperatif yang
dominan.
Pada kenyataannya, dengan indikator rasio total utang terhadap GNP
sebesar 176,5% dan rasio total utang terhadap ekspor barang dan jasa sebesar
262,5 pada tahun 1998, Indonesia telah memasuki status severely indebted
low income country. Sebagai perbandingan, saat Mexico mengalami krisis
utang tahun 1983, besarnya total utang luar negeri terhadap GNP hanya
mencapai angka 70% (Damayanti, 2002). Karena itu, utang luar negeri
merupakan salah satu faktor dominan yang menyebabkan terjadinya krisis
ekonomi. Namun demikian, para pakar yang mewakili pemerintah tampaknya
tetap mengambil sikap konservatif bahwa utang luar negeri masih dibutuhkan
negeri ini untuk memutar roda perekonomiannya. Mereka menjelaskan bahwa
yang diperlukan hanyalah kehati-hatian dalam manejemen utang luar negeri
Namun demikian, para pakar yang mewakili pemerintah tampaknya
tetap mengambil sikap konservatif bahwa utang luar negeri masih dibutuhkan
commit to user
7
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
negeri ini untuk memutar roda perekonomiannya, mereka menjelaskan bahwa
yang diperlukan hanyalah kehati-hatian dalam manejemen utang luar negeri.
Sementara itu, guna meningkatkan penanaman modal asing (PMA) di
Indonesia, perlu diciptakan iklim investasi dan usaha yang lebih menarik.
Sumber pertumbuhan ekonomi adalah adanya investasi dan kemajuan
teknologi yang mampu memperbaiki kualitas modal atau sumber daya
manusia dan fisik yang selanjutnya akan berhasil meningkatkan kualitas
sumber daya melalui penemuan-penemuan baru serta inovasi (Parkin dan
Bade, 1995).
Sejalan dengan pemikiran tersebut, Rostow dalam bukunya
The
Stages of Economic Growth menyebutkan bahwa salah satu dari sekian
banyak taktik pokok pembangunan untuk tinggal landas adalah pengerahan
atau mobilisasi dana tabungan (dalam mata uang domestik maupun asing)
guna menciptakan investasi dalam jumlah yang memadai untuk mempercepat
laju pertumbuhan ekonomi (Todaro dan Smith, 2003).
Selanjutnya ketika kondisi
di
Indonesia
mulai
stabil,
besar
kemungkinan bagi para pengusaha asing masih tetap menaruh kepercayaan
yang tinggi untuk menanamkan modalnya di Indonesia. PMA dapat diartikan
sebagai penempatan uang atau modal dengan harapan untuk memperoleh
tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau modal tersebut. Investasi
yang dilakukan antar negara atau suatu negara terhadap negara lain merupakan
upaya kerjasama suatu negara untuk mengembangkan modalnya baik berupa
dana, ilmu, ataupun teknologi di negara lain. Sehingga keuntungan masingmasing dirasakan oleh investor dan penerima investor. PMA merupakan salah
commit to user
8
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
satu sumber pembiayaan pembangunan nasional disamping ekspor, tabungan
domestik dan bantuan luar negeri (Kuncoro, 2000).
Berdasarkan latar belakang kondisi utang luar negeri dan Penanaman
Modal Asing berpengaruh terhadap perekonomian maka diadakan penelitian
yang berjudul ”ANALISIS PENGARUH PENANAMAN MODAL ASING
DAN
UTANG
LUAR
NEGERI
TERHADAP
PERTUMBUHAN
EKONOMI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1-2008:4”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh penanaman modal asing terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh utang luar negeri terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia.
2. Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh penanaman modal asing
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
commit to user
9
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wacana yang baik untuk
menambah informasi dan wawasan bagi para pembaca yang tertarik
dengan permasalahan faktor-faktor uang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi.
2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pemerintah dalam
menetapkan kebijakan perekonomian, khususnya yang berhubungan
dengan penanaman modal asing dan utang luar negeri..
3. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan referensi
atau bahan acuan dan perbandingan bagi penelitian selanjutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pertumbuhan Ekonomi
a. Konsep dan Pengertian
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang
sangat penting dalam melakukan analisis pembangunan ekonomi pada
suatu negara. Pertumbuhan ekonomi didefinisikan secara singkat
adalah sebuah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang
dan terlihat adanya aspek dinamis dalam suatu perekonomian, yaitu
terlihat bagaimana perekonomian suatu negara yang berkembang atau
berubah dari waktu ke waktu (Boediono, 1981). Suatu perekonomian
dikatakan tumbuh apabila dalam jangka waktu yang cukup panjang
mengalami kenaikan output per kapita. Sebaliknya jika selama jangka
waktu yang cukup panjang tersebut, output per kapita menunjukkan
kecenderungan yang semakin menurun, maka penurunan ini bukan
pertumbuhan ekonomi.
Menurut Todaro (2000), pertumbuhan ekonomi diartikan
sebagai kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang
bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang dan jasa ekonomi
kepada penduduknya. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi
kelangsungan
commit to user
pembangunan
ekonomi.
10
Karena
penduduk
dan
11
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kebutuhan
ekonomi
semakin
bertambah,
maka
penambahan
pendapatan sangat dibutuhkan setiap tahunnya. Hal ini hanya bisa
didapat lewat peningkatan output agregat (barang dan jasa) atau
Produk Domestik Bruto (PDB) setiap tahun. Jadi dalam pengertian
ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi adalah penambahan PDB yang
berarti juga penambahan pendapatan nasional (Tulus Tambunan,
2001).
Secara umum, pertumbuhan ekonomi lebih menunjuk pada
perubahan yang bersifat kuantitatif (quantitative change) dan biasanya
diukur dengan menggunakan data produk domestik bruto (PDB), atau
pendapatan atau output perkapita (Muana Nanga, 2001). Dimana PDB
merupakan total nilai pasar (total market value) dari barang-barang
akhir dan jasa-jasa (final goods and services) yang dihasilkan di dalam
suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu (biasanya satu
tahun).
Tiga faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
suatu masyarakat yaitu: akumulasi modal yang meliputi semua jenis
investasi, pertumbuhan penduduk yang selanjutnya memperbanyak
jumlah tenaga kerja, dan kemajuan teknologi (Lincolin Arsyad, 1992).
Akumulasi modal negara dapat digunakan untuk pertumbuhan
ekonomi yang berkesinambungan dan sekaligus sebagai tabungan
negara tersebut.
Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan
commit to user
12
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.
Masalah pertumbuhan Ekonomi dapat dipandang sebagai masalah
makro ekonomi dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode
lainya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa
akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena
faktor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam
jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang
modal. Teknologi yang digunakan berkembang. Disamping itu tenaga
kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk dan
pengalaman kerja dan pendidikan menambah ketrampilan (Sadono
Sukirno, 2000)
Para ahli ekonomi dan politisi semua negara, baik itu negara
kaya maupun miskin yang menganut sistem kapitalis, sosialis maupun
campuran menganggap bahwa konsep pertumbuhan ekonomi adalah
merupakan tolok ukur penilaian pertumbuhan suatu negara. Ada tiga
faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap
bangsa yaitu : akumulasi modal yang meliputi semua bentuk atau jenis
investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal
atau sumber daya manusia, pertumbuhan penduduk yang diharapkan
akan memperbanyak angkatan kerja sebagai salah satu faktor produksi,
dan kemajuan teknologi.
Akumulasi modal (capital accumulation) terjadi apabila
sebagian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan
tujuan memperbesar output dan pendapatan di kemudian hari.
commit to user
13
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pengadaan pabrik baru, mesin-mesin, peralatan maupun bahan baku
dapat meningkatkan stok modal (capital stock) secara fisik suatu
negara (yaitu nilai riil atas seluruh barang modal produktif secara fisik)
dan hal ini diharapkan dapat meningkatkan output di masa mendatang.
Profesor Simon Kuznets memberikan definisi yang cukup rinci
mengenai pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Menurut Kuznets (1971) “pertumbuhan ekonomi adalah
kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang
bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada
penduduknya” (Todaro dan Smith, 2003). Kenaikan kapasitas itu
sendiri atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaianpenyesuaian teknologi, institusional (kelembagaan) dan ideologis
terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada.
b. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Dalam ilmu ekonomi terdapat banyak teori pertumbuhan,
sehingga tidak ada suatu teori pertumbuhan yang menyeluruh, lengkap,
dan merupakan satu-satunya teori pertumbuhan yang baku. Berikut
teori pertumbuhan yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi
diantaranya adalah (Lincolin Arsyad, 1992):
1) Teori Rostow
Teori ini merupakan artikel Rostow yang dimuat dalam
Economic Journal (Maret 1956) yang dikembangkan dalam buku
yang berjudul The Stage of Economic Growth (1960). Menurut
commit
to user
Rostow, ada 5 (lima)
tahapan
dalam proses pembangunan ekonomi
14
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang merupakan karakteristik perubahan ekonomi, sosial dan
politik yang terjadi, antara lain yaitu:.
a) Masyarakat Tradisional
Masyarakat yang fungsi produksinya masih terbatas
yang ditandai oleh cara produksi yang relatif masih primitif
dan cara hidup masyarakat yang masih dipengaruhi oleh
nilai-nilai kurang rasional, tetapi kebiasaan itu masih turun
menurun.
b) Tahap Prasyarat Tinggal Landas
Tahap transisi di masyarakat untuk mempersiapkan diri
agar mencapai pertumbuhan dengan menggunakan kekuatan
sendiri. Namun pertumbuhan ekonomi hanya akan tercapai jika
diikuti oleh kemampuan masyarakat untuk menggunakan ilmu
pengetahuan modern dan membuat penemuan baru yang bisa
menurunkan biaya produksi.
c) Tahap Tinggal Landas
Pada awal tahap tinggal landas, pertumbuhan ekonomi
dapat dikatakan terjadi apabila terlihat adanya suatu perubahan
drastis dalam masyarakat. Menurut Rostow terdapat 3 (tiga)
ciri utama negara yang sudah mencapai masa tinggal landas,
yaitu: terjadinya kenaikan investasi produktif dari 5 persen atau
kurang menjadi 10 persen dari produk nasional bersih (Net
National Product = NNP), terjadinya perkembangan satu atau
beberapa sektor industri dengan tingkat pertumbuhan yang
commit to user
15
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sangat tinggi (leading sector). terjadinya kerangka dasar
politik, sosial dan kelembagaan yang bisa menciptakan
perkembangan sektor modern dan eksternalitas ekonomi yang
bisa menyebabkan pertumbuhan ekonomi terus terjadi.
d) Tahap Menuju Kedewasaan
Merupakan tahap dimana masyarakat sudah secara
efektif menggunakan teknologi modern pada hampir semua
kegiatan produksi.
e) Masa Konsumsi Energi
Menurut Rostow, masa ini adalah tahap akhir dalam
proses pembangunan
masalah-masalah
ekonomi. Masyarakat
yang
berkaitan
dengan
menekankan
konsumsi
kesejahteraan masyarakat bukan masalah produksi.
2) Teori Klasik
Adam smith (1723-1790) dalam bukunya “An Inquiry Into
the Nature and Causes of the Wealth of Nation” (1776) atau
singkatnya “Wealth of Nation” menjelaskan mengenai proses
pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang terjadi secara
sistematis. Menurut Adam Smith ada dua aspek utama dari
pertumbuhan ekonomi yaitu:
a) Pertumbuhan Output (GDP) Total
Menurut Adam Smith ada 3 (tiga) unsur pokok dalam
sistem produksi suatu negara, yaitu:
commit to user
16
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Sumber daya alam yang tersedia. Merupakan sumber paling
mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat.
2) Sumber daya insani. Artinya, dalam proses pertumbuhan
output, sumber daya insani mempunyai peran pasif. Jumlah
pendudukakan menyesuaikan diri dengan kebutuhan akan
tenaga kerja dari masyarakat tersebut.
3) Stok barang modal yang ada. Artinya, unsur ini mempunyai
peranan sentral karena menurut Adam Smith, semakin
besar stok modal maka semakin besar kemungkinan
dilakukan spesialisasi yang akhirnya dapat meningkatkan
produktivitas kerja.
b) Pertumbuhan Penduduk
Menurut Adam Smith, jika tingkat upah yang berlaku
lebih
tinggi
dari
tingkat
upah
subsisten
maka
akan
meningkatkan jumlah penduduk. Tingkat upah yang berlaku
ditentukan oleh tarik-menarik antara kekuatan permintaan dan
penawaran tenaga kerja. Sementara itu permintaan tenaga kerja
ditentukan oleh stok modal dan tingkat output masyarakat.
3) Teori Neo Klasik
Teori ini dikembangkan oleh Robert Solow dari MIT dan
Trevor Swan dari Australian National University, yang terkenal
dengan modelnya, Solow-Swan. Selain itu model pertumbuhan
Neo-Klasik dikembangkan oleh model Harrod-Domar. Teori ini
berkembang sejak tahun 1950-an. Menurut teori ini, pertumbuhan
commit to user
17
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ekonomi tergantung pada pertambahan penyediaan faktor-faktor
produksi (penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi modal) dan
tingkat kemajuan teknologi. Pandangan tersebut berdasarkan pada
anggapan yang mendasari analisis klasik yaitu perekonomian akan
tetap mengalami tingkat pengerjaan penuh (full employment) dan
kapasitas peralatan modal akan tetap sepenuhnya digunakan
sepanjang waktu.
4) Teori Schumpeter
Teori Schumpeter dalam bukunya berjudul “The Theory of
Economic Development” (1934) mengemukakan bahwa sistem
kapitalisme adalah sistem yang paling baik untuk menciptakan
pembangunan
ekonomi
yang
pesat.
Faktor
utama
yang
menyebabkan perkembangan ekonomi menurut Schumpeter adalah
proses inovasi yang dilakukan oleh para wiraswasta. Kemajuan
ekonomi atau peningkatan output total suatu masyarakat hanya bisa
diterapkan
c. Indikator Pertumbuhan Ekonomi
Indikator yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan
ekonomi adalah tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB).
Berikut beberapa alasan mengapa yang digunakan sebagai indikator
pertumbuhan ekonomi adalah PDB bukan indikator lainnya yaitu:
1) Produksi di dalam perekonomian. Artinya, peningkatan PDB juga
commit tobalas
user jasa kepada faktor produksi yang
mencerminkan peningkatan
18
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digunakan dalam aktivitas produksi tersebut.PDB adalah nilai
tambah (value added) yang dihasilkan oleh aktivitas
2) PDB dihitung atas dasar konsep aliran (flow concept). Artinya,
perhitungan PDB hanya mencakup nilai produk yang dihasilkan
pada satu periode sebelumnya. Pemanfaatan konsep aliran, guna
menghitung PDB yang memungkinkan kita untuk membandingkan
jumlah output yang dihasilkan pada tahun ini dengan tahun
sebelumnya.
3) Batas wilayah perhitungan PDB adalah negara atau perekonomian
domestik. Hal ini memungkinkan kita untuk mengukur sejauh
mana kebijaksanaan ekonomi yang diterapkan pemerintah mampu
mendorong aktivitas perekonomian domestik.
d. Faktor-faktor Penentu Pertumbuhan Ekonomi
Menurut N. Gregory Mankiw (2003: 59), faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi:
1) Tenaga Kerja
Faktor tenaga kerja adalah salah satu faktor produksi
terpenting dalam kaitannya dengan peningkatan Produk Domestik
Bruto (PDB) suatu negara. Semakin banyak tenaga kerja, maka
produktivitas juga akan meningkat. Namun hal itu tidak mutlak,
setelah tingkat penggunaan tenaga kerja tertentu, jumlah produk
total yang dapat dihasilkan tenaga kerja tersebut akan berkurang
commit
to kerja
user tambahan menjadi negatif.
atau produk marginal
tenaga
19
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Kapital
Barang-barang kapital penting artinya dalam mempertinggi
koeefisienan pertumbuhan ekonomi.
3) Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Sumber daya alam akan dapat mempermudah usaha untuk
mengembangkan perekonomian sesuatu negara. Tersedianya
sumber daya alam yang cukup merupakan faktor pendorong
keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara.
4) Teknologi
Adalah cara untuk menghasilkan suatu jenis barang
tertentu.
Teknologi
mampu
meningkatkan
produksi
dan
pendapatan bagi masyarakat.
5) Faktor Sosial
Selain faktor ekonomi, faktor sosial juga mempunyai
peranan yang penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Faktor sosial ini diantaranya keamanan, politik, adat istiadat,
agama, sistem pemerintahan dan sebagainya.Apabila di dalam
masyarakat terdapat beberapa keadaan dalam sistem sosial yang
sangat menghambat pertumbuhan ekonomi, maka pemerintah
haruslah berusaha untuk menghapuskan hambatan-hambatan
tersebut. Perombakan dalam sistem sosial, seperti menghapuskan
kekuasaan tuan tanah dan memberikan tanah kepada para petani
commit to user
20
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang tidak memiliki tanah adalah suatu langkah yang perlu
dilakukan. Adanya perombakan tersebut diharapkan masyarakat
akan bekerja keras untuk mendapatkan pendapatan dan keuntungan
yang lebih banyak.
2. Utang Luar Negeri
a. Konsep dan Pengertian
Utang Luar Negeri (Todaro, 1998) adalah seluruh pinjaman
serta konsensional baik secara resmi dalam bentuk uang tunai maupun
bentuk-bentuk aktiva yang lainnya secara umum ditujukan untuk
mengalihkan sejumlah sumber daya negara-negara maju ke negara
berkembang untuk kepentingan pembangunan atau mempunyai
maksud sebagai distribusi pendapatan.
Utang Luar Negeri (Basri, 2000) adalah sebagai bantuan berupa
program dan bantuan proyek yang diperoleh dari negara lain.
Pinjaman luar negeri atau utang luar negeri merupakan salah satu
alternatif pembiayaan yang diperlukan dalam pembangunan dan dapat
digunakan
untuk
meningkatkan
investasi
guna
menunjang
pertumbuhan ekonomi.
b. Macam-macam Utang Luar Negeri
Pinjaman
luar
negeri
yang
diterima
negara-negara
berkembang, secara garis besar dapat dibedakan menjadi (Siregar,
1990):
commit to user
21
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Pinjaman Resmi
Official Development Fund (odf) adalah pinjaman pemerintah
secara resmi bersyarat lunak, dari suatu negara untuk membantu
pembangunan negara-negara berkembang disalurkan melalui
lembaga keuangan bilateral negara yang bersangkutan.
2) Kredit Ekspor
Adalah pinjaman setengah resmi dengan persyaratan setengah
lunak yang sumber dananya berasal dari negara donor disebut
Official financial support yang bersumber dari pihak perbankan
dan lembaga keuangan swasta yang dijamin oleh pemerintah
negara donor.
3) Pinjaman Swasta
Pinjaman ini berasal dari bank-bank dan lembaga swasta
yang diberikan atas dasar pertimbangan komersial sehingga berada
dari kredit ekspor yang ditujukan untuk membantu pembangunan
di negara berkembang. Sekaligus untuk menunjang peningkatan
ekspor negara-negara industri. Bentuk lain dari pinjaman swasta
adalah obligasi. Obligasi ini banyak dibeli oleh investor dibeberapa
negara maju.
Utang luar negeri biasanya timbul karena suatu negara
mempunyai kekurangan kapital sehingga sumber-sumber dana di
dalam negeri memang cukup sedikit. Apabila negara mempunyai
pinjaman maka pengelolaan dari pinjaman negara itu sangat
penting demi kestabilan dan pertumbuhan pendapatan nasional.
commit to user
22
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Salah satu jalan untuk memecahkan masalah-masalah tersebut
adalah mencari dan mendapatkan dana dari luar negeri dalam
bentuk bantuan investasi asing langsung maupun dalam bentuk
utang lainnya. Bahwa utang luar negeri merupakan suatu sumber
dana untuk memenuhi kebutuhan investasi, guna pembangunan
ekonomi yang lebih lengkap bukan pengganti sumber dana dari
dalam negara (Suparmoko, 2000).
Hasil dari pinjaman negara ini memainkan peranan yang
sangat penting baik sebagai sumber dana pada saat terjadinya
pinjaman maupun pada saat kita harus melunasi utang tersebut. Hal
yang demikian ini dialami terutama negara-negara yang sedang
dalam masa perkembangan. Pinjaman luar negeri adalah pinjaman
yang berasal dari orang-orang atau lembaga negara lain. Pinjaman
luar negeri mencakup pemindahan kekayaan dana dari negara yang
meminjamkan (kreditur) ke negara peminjam (debitur) pada saat
terjadinya pinjaman aliran kekayaan yang sebaiknya terjadi bila
terdapat pembayaran bunga dan cicilan pokok pinjaman yang
bersangkutan. Sebagai suatu ketentuan, maka pinjaman luar negeri
dikenai bunga dengan tingkat yang tetap. (Suparmoko, 2000).
Selama ada keyakinan dari investor mengenai perkembangan
ekonomi disuatu negara, pembayaran kembali pokok pinjaman
akan mudah sekali teratasi. Dalam keadaan yang demikian
“interest-service ratio” yaitu pembayaran bunga dibagi dengan
ekspor barang dan jasa dapat merupakan indikator yang lebih baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
23
digilib.uns.ac.id
mengenai kemampuan suatu negara melakukan pembayaran ke luar
negeri karena ini akibat-akibat yang timbul dari adanya
pembayaran kembali atau pembelanjaan kembali. Apabila kita
ingin mengukur kemampuan suatu negara dalam menciptakan
sumber-sumber riil untuk membiayai impor dan “debt service”
perbandingan antara pembayaran bunga dengan GNP sering
dipakai untuk menggambarkan beban pinjaman ”debt service”
atas kapasitas produksi suatu perekonomian, oleh karena itu hal
yang paling penting untuk diingat ialah bahwa peranan dari
pinjaman luar negeri itu adalah sebagai pelengkap dari dana yang
berasal dari dalam negeri guna mempercepat proses pembangunan
ekonomi. Sekarang masalahnya bagaimana kita dapat meminimkan
beban pinjaman tersebut, sehingga pinjaman yang tertarik dapat
benar-benar dimanfaatkan untuk menggiatkan dan mendorong
pembangunan ekonomi di negara sedang berkembang.
Guna mempertahankan pertumbuhan ekonomi pada suatu
tertentu, penerimaan total devisa termasuk aliran dana ke dalam
negeri (gross capital inflow) dan tabungan dalam negeri serta
tersedianya devisa harus melebihi nilai impor barang-barang dan
jasa-jasa serta investasi domestik sebesar pembayaran jasa-jasa
pinjaman atau dengan kata lain jika perekonomian itu harus
melakukan pembayaran bunga dan cicilan utang pada setiap tahun
dengan suatu jumlah tertentu, maka jumlah output yang dihasilkan
ditambah dengan aliran dana ke dalam negeri (capital inflow)
commit to user
24
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
termasuk penggunaan persediaan devisa harus melebihi domestik
serta investasi dengan jumlah sebesar pembayaran pinjaman
(Suparmoko, 2000).
3. Penanaman Modal Asing
a. Konsep dan Pengertian
Penanaman modal atau lebih sering disebut investasi dapat
diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanam-penanam
modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan
perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan
memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam
perekonomian
Dalam prakteknya, dalam usaha untuk mencatat nilai
penanaman modal yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang
digolongkan sebagai investasi meliputi pengeluaran/ pembelanjaan
yaitu:
1) Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan
peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis
industri dan perusahaan
2) Perbelanjaan untuk membangun rumah tinggal, bangunan kantor
dan lainnya.
3) Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan
mentah dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir
tahun penghitungan pendapatan nasional (Sadono Sukirno, 2000)
commit to user
25
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Michael P.Todaro, menyatakan sumber daya yang akan
digunakan untuk meningkatkan pendapatan dan konsumsi dimasa
yang akan datang disebut investasi.
Investasi diartikan sebagai:
Pengeluaran atau pembelanjaan penanaman-penanaman
modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan
perlengkapan-perlengkapan
produksi
untuk
menambah
kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang
tersedia dalam perekonomian. Investasi disebut juga dengan istilah
penanaman modal atau pembentukan modal
Menurut Lewis (1993) investasi adalah permintaan barang
dan jasa untuk menciptakan atau menambah kapasitas produksi
atau pendapatan di masa mendatang. Investasi dapat dilakukan oleh
swasta maupun pemerintah. Investasi yang dilakukan
pemerintah disebut dengan pengeluaran pemerintah yaitu
oleh
semua
pembelian barang dan jasa yang dilakukan oleh pemerintah pusat
dan daerah (Boediono, 2003).
Barang dan jasa dalam hal ini adalah merupakan hasil
proses produksi. Pengeluaran aparatur misalnya pembelian tanah
oleh Pemerintah dan pembayaran gaji pegawai tidak termasuk
dalam pengeluaran investasi pemerintah.
Setiap perekonomian dapat menyisihkan suatu proporsi
tertentu dari pendapatan nasionalnya jika hanya untuk mengganti
barang-barang modal (gedung-gedung, peralatan, material yang
commit to user
26
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
rusak). Namun jika untuk menumbuhkan perekonomian diperlukan
investasi-investasi baru sebagai tambahan stok modal. Jika
menganggap bahwa ada hubungan ekonomis secara langsung
antara besarnya stok modal (K) dan output total (Y), maka setiap
tambahan bersih terhadap stok modal (investasi baru) akan
mengakibatkan kenaikan output total sesuai dengan rasio modaloutput tersebut. Dengan diasumsikan bahwa perekonomian berada
dalam kondisi full employment maka peningkatan output secara
otomatis akan berdampak terhadap peningkatan kebutuhan faktor
produksi yang berupa penambahan kapital dan tenaga kerja.
b. Jenis-jenis Investasi
Secara umum didalam pembangunan ekonomi terdapat 4
jenis investasi, yaitu:
1) Investasi yang terdorong (Induced Investment) dan investasi
otonom (automous Investment)
Investasi yang terdorong (Induced Investment) yakni
investasi yang sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan baik itu
pendapatan
daerah
ataupun
pendapatan
pusat
atau
nasional.Investasi ini diadakan akibat adanya pertambahan
permintaan yang mana adalah akibat pertambahan pendapatan.
Jelasnya apabila pendapatan bertambah maka pertambahan
konsumsi, sedangkan pertambahan konsumsi pada dasarnya adalah
tambahan permintaan, dan apabila ada tambahan permintaan maka
commit to user
27
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
akan mendorong berdirinya pabrik baru atau memperluas pabrik
lama untuk dapat memenuhi tambahan permintaan tersebut.
Investasi otonom (automous Investment) yakni investasi
yang dilakukan oleh pemerintah karena disamping biayanya sangat
besar juga investasinya ini tidak memberikan keuntungan, dimana
besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh pendapatan pusat atau
nasional tetapi dapat berubah karena adanya perubahan-perubahan
faktor-faktor diluar pendapatan
seperti tingkat teknologi,
kebijakan pemerintah, harapan para pengusaha, dan sebagainya.
Investasi
ini
dilaksanakan
atau
diadakan
bukan
karena
pertambahan permintaan efektif. Besarnya investasi otonom tidak
tergantung kepada besar kecilnya pendapatan nasional atau daerah.
Investasi otonom berarti
pembentukan modal yang tidak
dipengaruhi oleh pendapatan nasional. Dengan perkataan lain
tinggi rendahnya pendapatan nasional tidak menentukan investasi
yang dilakukan perusahaan-perusahaan. Contohnya investasi
bendungan
untuk
saluran
irigasi
tidak
akan
memberikan
keuntungan langsung kepada pemerintahan, tetapi dengan irigasi
akan dapat meningkatkan produksi hasil pertanian. Pembukaan dan
Pembangunan prasarana jalan merupakan investasi otonom (Mulia
Nasution, 1997).
commit to user
28
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Public Investment dan Private Investment
Public Investment adalah investasi atau penanaman modal
yang dilakukan oleh pemerintah. Yang dimaksud dengan
pemerintahan disini adalah baik pemerintah pusat atau daerah dan
sifatnya resmi. Sedangkan private investment adalah investasi
yang dilakukan swasta, dimana keuntungan yang menjadi prioritas
utama berbeda dengan public investment yang diarahkan untuk
melayani dan menciptakan kesejahteraan bagi rakyat banyak.
3) Domestic Investment dan Foreign Investment
Domestic Investment adalah penanaman modal negeri
sedangkan Foreign Investment adalah penanaman modal asing.
Sebuah negara yang memiliki banyak sekali faktor-faktor produksi
alam namun tidak memiliki faktor produksi modal (capital) yang
cukup untuk mengolah sumber-sumber yang dimilikinya itu, akan
mengundang modal asing ini, agar supaya sumber-sumbernya yang
ada dapat dimanfaatkan sepenuhnya.
4) Gross Investment dan Net Investment
Gross investment adalah total seluruh investasi yang
diadakan atau dilaksanakan pada suatu waktu. Jadi mencakup
segala jenis investasi, baik itu automous maupun included, baik
private maupun public, pendek kata seluruh investasi yang
dilakukan suatu negara (daerah) pada atau selama sesuatu periode
commit to user
waktu tertentu dinamakan groos investment.
29
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Neti investment (investmen netto) adalah selisih antara
investasi bruto dengan penyusutan. Apabila misalnya investasi
bruto tahun ini adalah dua puluh lima juta sedangkan penyusutan
yang terjadi selama tahun yang lalu adalah sebesar sepuluh juta
maka itu
berarti bahwa investasi netto adalah sebesar
limabelas juta.
c. Penentu-penentu Tingkat Investasi
Faktor-faktor utama yang menentukan tingkat investasi
adalah:
1) Keuntungan yang diramalkan
Ramalan
mengenai
keuntungan
masa
depan
akn
memberikan gambaran kepada para pengusaha mengenai jenisjenis investasi yang kelihatannya mempunyai prospek yang baik
dan dapat dilaksanakan dan besarnya investasi yang harus
dilakukan untuk mewujudkan tambahan barang-barang modal yang
diperlukan.
2) Tingkat bunga
Tingkat bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan
memberi
keuntungan
kepada
para
pengusaha
dan
dapat
dilaksanakan. Para pengusaha hanya akan melaksanakan keinginan
untuk menanam modal apabila tingkat pengembalian modal dari
penanaman modalnya itu, yaitu persentasi keuntungan netto(tetapi
commit to user
30
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sebelum dikurangi bunga uang yang dibayar) modal yang diperoleh
lebih besar dari tingkat bunga.
3) Ramalan mengenai keadaan ekonomi dimasa depan
Dalam membuat ramalan mengenai keadaan masa depan
pada hakikatnya para pengusaha harus bertanya: apakah keadaan
masa depan menunjukan bahwa keuntungan yang cukup besar akan
diperoleh dari pengembangan kegiatan ekonomi yang sedang
dibuat atau direncanakan. Ramalan yang menunjukan bahwa
keadaan perekonomian akan menjadi lebih baik lagi pada masa
depan yaitu diramalkan bahwa harga-harga akan tetap stabil dan
pertumbuhan
ekonomi
maupun
pertambahan
pendapatan
masyarakat akan berkembang dengan pesat, merupakan keadaan
yang akan mendorong pertumbuhan investasi
4) Kemajuan teknologi
Kegiatan para pengusaha untuk menggunakan teknologi
yang baru dikembangkan didalam kegiatan produksi atau
manajemen dinamakan mengadakan pembaharuan atau inovasi.
Pada umumnya makin banyak perkembangan teknologi yang
dibuat, makin banyak pula kegiatan pembaharuan yang akan
dilakukan oleh pengusaha untuk melaksanakan pembaharuanpembaharuan, para pengusaha harus membeli barang-barang modal
yang baru, dan adakalanya juga harus mendirikan bangunanto user
bangunan pabrik commit
/industri
yang baru. Maka makin banyak
31
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pembaharuan yang akn dilakukan, makin tinggi tingkat investasi
yang akan tercapai.
5) Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya
Dalam kebanyakan analisis mengenai penentu pendapatan
nasional pada umumnya dianggap investasi yang dilakukan para
pengusaha
adalah
berbentuk
investasi
otonomi.
Tingkat
pendapatan nasional yang tinggi akan mempebesar pendapatan
masyarakat, dan selanjutnya pendapatan masyarakat yang tinggi
tersebut akan memperbesar permintaan terhadap barang-barng dan
jasa-jasa. Maka keuntungan perusahaan akan bertambah tinggi dan
ini akan mendorong dilakukannya lebih banyak investasi. Dengan
perkataan lain, apabila pendapatan nasional bertambah tinggi, mak
investasi akan bertambah tinggi pula.(Mulia Nasution,1997)
d. Teori Investasi
1) Teori Konvensional (klasik)
Teori
konvensional
(klasik)
tentang
investasi
pada
pokoknya didasarkan atas teori produktivitas batas (Marginal
Productivity) dari faktor produksi modal.
Menurut teori ini besarnya kapital yang akan diinvestasikan
dalam proses produksi ditentukan oleh produktivitas marginalnya
dibandingkan dengan tingkat bunga. Sehingga investasi itu akan
terus dilakukan bilamana produktifitas batas dari investasi itu
masih lebih tinggi daripada tingkat yang akan diterimanya bila
commit to user
32
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
seandainya modal itu dipinjamkan dan tidak diinvestasikan (Sobri,
1984). Teori klasik dapat disederhanakan sebagai berikut:
a) Suatu investasi akan dijalankan bilamana pendapatan dari
investasi
itu
lebih
besar
dari
tingkat
bunga.
Dalam
membandingkan antara pendapatan riil investasi (I) dengan
tingkat suku bunga, maka tidaklah boleh dilupakan bahwa
untuk barang-barang modal umumnya mempunyai masa
penggunaan yang panjang (durable) dan tidak hanya sekali
pakai. Sehingga pendapatan dari investasi adalah terdiri dari
jumlah-jumlah pendapatan yang akan diterima setiap akhir
tahun, selama penggunaan barang modal itu dalam produksi.
(Sobri, 1984).
b) Investasi dalam suatu barang modal adalah menguntungkan
bilamana biaya (ongkos) plus bunga, lebih kecil dari hasil
pendapatan yang diharapkan dari investasi.
2) Teori J.M Keynes
Masalah
investasi,
baik
penentuan
jumlah
maupun
kesempatan untuk melakukan investasi, oleh keynes didasarkan
atas konsep Marginal Efficienci Of Invesment (MEI), yaitu bahwa
investasi itu dijalankan oleh seorang pengusaha bilamana MEI
masih lebih tinggi daripada tingkat bunga. Jelaslah investasi
ditentukan oleh faktor-faktor lain diluar interest rate, (Sobri,
1984). Secara grafis maka MEI itu digambarkan sebagai suatu
kurva yang menurun. Kurva ini menggambarkan jumlah investasi
commit to user
33
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang akan terlaksana pada setiap bunga. Menurunnya kurva MEI
ini antara lain disebabkan oleh dua hal yaitu :
a) Bahwa semakin banyak jumlah investasi yang terlaksana dalam
masyarakat, makin rendahlah efisiensi marginal investasi itu.
Sebab makin banyak investasi yang terlaksana dalam berbagai
lapangan ekonomi, maka semakin sengitlah persaingan para
investor sehingga MEI itu menurun.
b) Biaya semakin banyak investasi dilakukan, maka ongkos dari
barang modal menjadi lebih tinggi. Dari grafik MEI ini
dapatlah dinyatakan bahwa semakin rendah pendapatan maka
banyaklah investasi yang dijalankan. (Sobri, 1987 ).
Gambar 2.1 : Kurva Marginal Effisiensi of invesment
GNP
MEI
Investasi
Y
Sumber : (H. Sobri, 144)
Menurut teori Keynes tentang investasi, jelas bahwa
pertimbangan pokok untuk terlaksananya investasi adalah faktor
commit
to user
efisien marginal itu
sendiri.
Efisiensi marginal dari investasi ini
34
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sangat penting tergantung dari perkiraan-perkiraan dan perhitungan
pengusaha terhadap perkembangan situasi ekonomi masa depan.
Sebab tingkat MEI tidak dapat ditentukan secara pasti.
Pandangan kedepan bagi pengusaha sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor ekonomis maupun faktor-faktor psikologis.
Menghubungkan antara pengusaha dengan kemungkinan untuk
mengadakan investasi perlulah diketahui tentang keberanian berentrepreneur seorang pengusaha yang tidak dimiliki semua
pengusaha yang lain (Sobri, 1984).
Melihat
kondisi
Indonesia
yang
demikian,
maka
meningkatnya modal sangat berperan penting untuk meningkatkan
perekonomian. Oleh karenan itu, pemerintah dan swasta berupaya
meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui perhimpunan dana
yang diarahkan pada kegiatan ekonomi produksi yaitu dengan
menambah penanaman modal dalam negeri maupun penanaman
modal asing. Pemasukan modal asing sangat diperlukan untuk
mempercepat
pembangunan
industrialisasi
ekonomi.
pembangunan
ekonomi
Modal
dapat
asing
dalam
menciptakan
kesempatan kerja. Modal asing juga membantu memodernisasi
masyarakat dan memperkuat sektor negara maupun sektor swasta.
Penggunaan
modal
asing
yang
demikian
penting
untuk
mempercepat pembangunan ekonomi negara-negara terbelakang
(Jhingan, 2000)
commit to user
35
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Teori Harrod Domar
Teori Harrod-Domar merupakan perluasan dari analisis
Keynes mengenai kegiatan ekonomi secara nasional dan masalah
tenaga kerja. Analisis Keynes dianggap kurang lengkap karena
tidak membicarakan masalah-masalah ekonomi jangka panjang.
Teori
Harrod-Domar
ini
menganalisis
syarat-syarat
yang
diperlukan agar perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dalam
jangka panjang. Dengan kata lain, teori ini berusaha menunjukkan
syarat yang dibutuhkan agar perekonomian bisa tumbuh dan
berkembang dengan mantap (steady growth) (Arsyad, 1999).
Teori Harrod-Domar ini mempunyai beberapa asumsi yaitu
(Arsyad, 1999):
1)
Perekonomian
dalam
keadaan
pengerjaan
penuh
(full
employment) dan barang-barang modal yang terdiri dalam
masyarakat digunakan secara penuh.
2) Perekonomian terdiri dari 2 (dua) sektor yaitu rumah tangga
dan perusahaan.
3) Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan
besarnya pendapatan nasional, berarti fungsi tabungan dimulai
dari titik nol.
4) Kecenderungan untuk menabung (Marginal Propensity to Save
= MPS) besarnya tetap, demikian juga ratio antara modaloutput (Capital-Output Ratio=COR) dan rasio pertambahan
modal-output (Incremental Capital-Output Ratio = ICOR).
commit to user
36
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut teori Harrod-Domar, setiap perekonomian dapat
menyisihkan suatu proporsi tertentu dari pendapatan nasionalnya
jika hanya untuk mengganti barang-barang modal (gedung-gedung,
peralatan,
material)
yang
rusak.
Namun
demikian,
untuk
menumbuhkan perekonomian tersebut, diperlukan investasiinvestasi baru sebagai tambahan stok modal. Jika dianggap bahwa
ada hubungan ekonomis secara langsung antara besarnya stok
modal (K) dan output total (Y), maka setiap tambahan bersih
terhadap stok modal (investasi baru) akan mengakibatkan kenaikan
output total sesuai dengan rasio modal-output tersebut.
Ada beberapa kelemahan dari teori Harrod-Domar ini yang patut
untuk dikemukakan yaitu:
1) MPS
dan
ICOR
Tidak
Konstan.
Menurut
teori
ini,
kecenderungan untuk menabung (MPS) dan ICOR diasumsikan
konstan. Padahal kenyataannya kedua hal tersebut mungkin
sekali berubah dalam jangka panjang dan ini berarti
memodifikasi persyaratan persyaratan pertumbuhan yang
mantap yang diinginkan
2) Proporsi Penggunaan Tenaga Kerja dan Modal Tidak Tetap.
Asumsi bahwa tenaga kerja dan modal dipergunakan dalam
proporsi yang tetap tidaklah dapat dipertahankan. Pada
umumnya tenaga kerja dapat menggantikan modal dan
perekonomian dapat bergerak lebih mulus ke arah lintasan
pertumbuhan yang mantap. Dalam kenyataannya, lintasan ini
commit to user
37
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tidak begitu stabil sehingga perekonomian harus mengalami
indasi kronis atau pengangguran kronis jika G tidak berhimpit
dengan Gw.
3) Harga Tidak akan Tetap Konstan. Model Harrod-Domar ini
mengabaikan perubahan-perubahan harga pada umumnya.
Padahal perubahan harga selalu terjadi di setiap waktu dan
sebaliknya
dapat menstabilkan situasi yang tidak stabil.
4) Suku Bunga Berubah. Asumsi bahwa suku bunga tidak
mengalami perubahan adalah tidak re-levan dengan analisis
yangbersangkutan. Suku bunga dapat berubah dan pada
akhirnya akan mempengaruhi investasi.
B. Studi Terdahulu
Siti Aisyah (1997), penelitian ini berjudul “Bantuan Luar Negeri
Dampak Dan peranannya Dalam perekonomian Indonesia Kurun Waktu
1969-1990”. Jurnal tersebut mempunyai tujuan untuk mengetahui sejauh
mana peranan dan dampak bantuan luar negeri serta penanaman modal asing
terhadap pertumbuhan ekonomi dan tabungan domestik dibandingkan dengan
ekspor , pendapatan per kapita dan pertumbuhan angkatan kerja. Metode
penelitian yang dipakai adalah menggunakan data sekunder yang diperoleh
dari beberapa penerbitan sumber data dan studi kepustakaan seperti : BPS,
IFS, Nota Keuangan RAPBN dan APBN RI, World Tables dari World Bank
dan sumber data lain. Alat analisis yang digunakan adalah model Rana dan
Drowling dengan sedikit modifikasi untuk meneliti tentang dampak bantuan
luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Model ini merupakan
commit to user
38
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
model persamaan simultan yang terdiri atas dua persamaan, yaitu persamaan
pertumbuhan dan persamaan tabungan. Kemudian teknik penaksiran
modelnya memakai teknik penaksiran Two-Stage Least Square (2SLS). Hasil
yang diperoleh ternyata menunjukkan bahwa baik dampak total maupun
dampak langsung PMA berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi,
tetapi negatif terhadap tabungan domestik. Sementara itu variabel bantuan
luar negeri mempunyai dampak total dan dampak langsung yang relatif
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan positif terhadap tabungan
domestik.
Ghatak
(1998)
melakukan
riset
pengaruh
ekspor
tehadap
pertumbuhan ekonomi. Riset tresebut dilakukan di Korea Selatan dengan data
sekunder dengan periode pengamatan tahun 1950-1994. Model ekonometri
dinamis digunakan dalam riset ini. Model termaksud adalah Vector
Autoregression (VAR), Bayesian VAR (BVAR), dan Vector Error
Correction Model (VECM). Hasil riset menununjukkan bahwa yang
mempengaruhi pertumbuhan pendapatan riil per kapita adlah ekspor,
investasi, pengeluaran pemerintah, dan kebijakan kurs. Model yang terbaik
untuk memprediksi pertumbuhan ekonomi adalah VECM dibandingkan
model VAR dan BVAR.
Suyatno (2003), penelitian ini berjudul “Hutang Luar Negeri,
Penanaman Modal Asing (PMA), Ekspor, dan Peranannya Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 1975-2000”. Metode dalam
penelitian ini digunakan anaisis regresi berganda Ordinary Least Square atau
OLS. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa koefisien dari hasil
commit to user
39
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
estimasi variabel hutang luar negeri dan PMA memberikan tanda negatif,
artinya mengindikasikan variabel tersebut berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan ekonomi. Pengaruh tersebut tidak menunjukkan hubungan yang
signifikan. Sesuai hasil analisis regresi diperoleh bahwa hasil uji t-hitung yang
lebih kecil daripada t-tabel dengan derajat signifikan 0,025 persen, yaitu
(±2,064). Sementara variabel ekspor terbukti mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan dari hasil t-hitung
(3,957) lebih besar dari t-tabel (±2,064). Pengaruh tersebut juga bersifat positif
yang ditunjukkan nilai koefisien mempunyai nilai positif sebesar 1,508, yang
berarti setiap variabel ekspor meningkat sebesar 1 persen maka variabel
pertumbuhan ekonomi akan meningkat sebesar 1,508 persen. Dari nilai
masing-masing variabel, diartikan bahwa Ho ditolak untuk variabel ekspor,
dan Ho diterima untuk variabel hutang luar negeri dan penanaman modal
asing.
Awokuse (2003) melakukan pengujian export-led growth hypothesis
(ELGH) untuk kasus negara Kanada. Periode pengamatan dalam riset tersebut
antara tahun 1961.1 - 2000.4. data yang digunakan data kuartalan atau
triwulanan.
Metode
ekonometrika
yang
disusun
diestimasi
dengan
pendekatan vector error correction model (VECM) dan vector autoregression
(VAR). juga dilakukan uji kausalitas Granger (1998) dengan pengembangan
yang dilakukan oleh Toda dan Yamamoto (1995). Hasil estimasi
mendukukng (ELGH) dan uji kausalitas terbukti hanya satu arah. Dengan
demikian untuk kasus Kanada terbukti bahwa ekspor berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
commit to user
40
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Maulidyah dan Yuni (2005), penelitian ini meneliti mengenai ”Studi
Dampak Hutang Luar Negeri dan Investasi Asing dalam Perekonomian
Indonesia (1967-1997). Data penelitian adalah data sekunder, yakni data
Pendapatan Nasional Bruto (GDP), Investasi Asing Langsung (FDI), dan Total
Hutang Luar Negeri Indonesia (FD). Alat analisis dalam penelitian ini adalah
analisis regresi berganda dengan Model Koreksi Kesalahan atau Error
Correction Model (ECM). Hasilnya, selama rentan waktu 1967-1997, estimasi
model ECM memperlihatkan hasil yang buruk. Dengan begitu model ECM
tidak mampu menjelaskan fenomena dampak hutang luar negeri dan investasi
asing dalam perekonomian Indonesia. Tidak lolosnya hasil estimasi model
ECM dari uji spesifikasi model membawa kemungkinan terjadinya kesalahan
spesifikasi yang dapat meliputi: (1) Pengabaian variabel-variabel yang relevan
dalam model estimasi, (2) Penyertaan variabel yang tidak diperlukan dalam
model estimasi, (3) Bentuk fungsi yang tidak tepat, (4) Terjadinya kesalahan
pengukuran, (5) Tidak tepatnya spesifikasi stochastis error term.
Ali dan Issei (2005: 1-11) juga melakukan riset pengaruh bantuan
asing terhadap pertumbuhan ekonomi. Data yang digunakan dalam
pengamatan merupakan data sekunder dari tahun 1975-2000. Pengamatan
dilakukan terhadap negara-negara di seluruh dunia. Model yang digunakan
adalah model ekonometrika. Ada tiga hal penting dari riset ini. Pertama,
pengaruh bantuan asing terhadap pertumbuhan ekonomi adalah tidak linier.
Kedua, lingkungan yang baik adalah penting bagi bantuan asing agar dapat
berjalan. Ketiga, terbukti bahwa bantuan asing dapt mendorong pertumbuhan
ekonomi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
41
digilib.uns.ac.id
Edward M. Jankovic (2008), penelitian yang berjudul “IMPROVING
THE FINANCIAL SETTING FOR FDI INFLOWS INTO CZECH REPUBLIC
AND SLOVAKIA” ini bertujuan untuk membantu negara-negara aksesi
rencana kebijakan dan strategi untuk kemerdekaan. Sebuah pembatasan dari
penelitian ini adalah sepuluh tahun rentang waktu yang diteliti. Memperbarui
studi ini di empat sampai enam tahun akan menjadi proyek berharga karena
statistik lebih banyak dan variasi dapat dijalankan. Peningkatan FDI perlu
dilakukan banyak negara 'dalam melanjutkan pertumbuhan ekonomi yang
lebih baik, memungkinkan mereka untuk mengikuti jalan mereka sendiri.
Amerika Serikat terus sangat tergantung pada modal asing untuk membiayai
pertumbuhan domestik dan internasional, tidak peduli betapa maju suatu
perekonomian, atau mungkin lebih maju perekonomian, bagusnya tingkat
perdagangan dan investasi asing akan membawa kepada tingkat ekonomi
yanga maju. Meninjau kembali pemikiran Hugh Saint Victor, perdagangan
dan perniagaan yang terbaik akan menjadi solusi untuk pertumbuhan ekonomi
dan kemajuan. Sebuah alasan praktis untuk mempromosikan sebuah
lingkungan keuangan yang lebih stabil di Ceko dan Slowakia adalah untuk
menarik arus keuangan yang masuk dalam membantu membiayai berbagai
kegiatan dan program yang diperlukan dari aksesi untuk menjadi anggota Uni
Eropa dan meningkatkan standar hidup dan kualitas hidup. Menggunakan dan
meningkatkan pasar domestik adalah penting untuk keuntungan jangka
panjang, namun kebutuhan yang harus datang dari FDI, arus masuk keuangan
lainnya, sindikasi pinjaman, dan mekanisme pembiayaan yang fleksibel. Jadi
ada kebutuhan investor asing untuk melihat negara-negara ini sebagai
commit to user
42
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
destinasi yang aman untuk investasi. Akses ke pasar modal juga bervariasi
memungkinkan bangsa-bangsa untuk memperoleh atau menjual aset asing
sesuai dengan kebutuhan, sehingga meningkatkan stabilitas.
Soma Ghofur (2008), penelitian ini berjudul “ Analisis Pengaruh
Inflasi, Penanaman Modal Asing, dan Utang Luar Negeri Pemerintah
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia (Tahun 1981-2005)”. Metode
dalam penelitian ini digunakan analisis model ekonometrika dengan metode
Error Correstion Model (ECM). Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa
variabel inflasi, penanaman modal asing dan utang luar negeri pemerintah
berdasarkan hasil uji secara bersama-sama, semua variabel secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada
taraf signifikansi 5% dengan probabilitas 0,00. Sedangkan secara individu,
variabel inflasi (INF) baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi (RPDB).
Untuk jangka pendek INF ditunjukkan dengan koefisien -1,127497, sedangkan
untuk jangka panjang INF ditunjukkan dengan koefisien -0,254573. Variabel
penanaman modal asing (PMA) dalam jangka pendek berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap RPDB dengan koefisien -0,832901, sedangkan PMA
dalam jangka panjang berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap RPDB
dengan koefisien 0,000083. Variabel utang luar negeri pemerintah (UP) dalam
jangka pendek berpengaruh negatif dan signifikan terhadap RPDB dengan
koefisien -0,832958, sedangkan UP dalam jangka panjang berpengaruh negatif
tetapi tidak signifikan terhadap RPDB dengan koefisien -0,000028.
commit to user
43
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bhattarai (2009) melakukan riset yang bertujuaan untuk mengetahui
pengaruh bantuan asing terhadap pertumbuhan ekonomi, dalam hal ini PDB
riil per kapita, di negara Nepal dalam jangka panjang. Periode riset dilakukan
pada tahun 1983-2002. Alat analisis digunakan ekonometrika, khususnya uji
kointegrasi dan mekanisme koreksi kesalahan. Dalam riset ini dimasukkan
variabel stabilitas ekonomi makro, pengembangan sektor keuangan, dan
keterbukaan kedalam model. Hasil riset menunjukkan bahwa bantuan asing
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan PDB riil
per kapita dalam jangka panjang. Efektivitas bantuan asing sangat bergantung
dari kebijakan dan pengelolaan dari bantuan tersebut.
Muna dan Norma (2009) ,penelitian ini berjudul “An Analysis Of
Export Performance And Economic Growth
Of Malaysia Using Co-
integration And Error Correction Models”. Penelitian tersebut menguji
hubungan antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi dalam ekonomi Malaysia
1960-2005. Menggabungkan fungsi produksi, dan perdagangan internasional
dan teori-teori pembangunan, variabel ditentukan dan diperkirakan dengan
menggunakan tes kointegrasi model koreksi kesalahan. Multivarian hasil
kointegrasi mengungkapkan bahwa terdapat satu variabel kointegrasi dalam
penaksiran. Ini berarti bahwa variabel-variabel ini secara bersama-sama dapat
mencapai kondisi stasioner dan seimbang dalam jangka panjang. Dari
penaksiran model, dapat dilihat bahwa ada hubungan positif antara ekspor dan
pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang dan jangka pendek pada tingkat
signifikansi 5 persen dalam ekonomi Malaysia. Selain itu, hasil menunjukkan
bahwa modal memiliki dampak positif pada pertumbuhan ekonomi dalam
commit to user
44
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
jangka pendek dan jangka panjang, tetapi tenaga kerja memiliki dampak pada
pertumbuhan ekonomi hanya dalam jangka panjang. Untuk impor, terbukti
bahwa ia memiliki hubungan negatif dengan pertumbuhan ekonomi.
Jamal Husein (2009) ,penelitian ini berjudul “Export-Led Growth
Hypothesis: A Multivariate Cointegration And Causality Evidence For
Jordan”. Bukti empiris yang mendukung pertumbuhan yang dipicu hipotesis
ekspor (ELG) tidak meyakinkan. Banyak penelitian sebelumnya mungkin
telah gagal sejak mereka menguji hipotesis ELG menggunakan model bivariat.
Studi-studi lain yang digunakan kointegrasi dan model koreksi kesalahan
dalam kerangka multivarian, tetapi gagal untuk menangani isu-isu penting dari
pengujian akar unit dan panjang lag optimal ketika pengujian untuk
kointegrasi. Dan Dhawn Biswal (1999), studi ini mengkaji hipotesis ELG
untuk Yordania dalam kerangka multivariat dengan memasukkan syarat-syarat
perdagangan sebagai variabel ketiga yang tersedia dan dengan menggunakan
data tahunan (1969-2005). Menggunakan Johansen dan Saikkonen dan
Lütkepohl kointegrasi koreksi kesalahan dan pemodelan untuk menguji jangka
panjang dan jangka pendek hubungan antara PDB, ekspor, dan syarat-syarat
perdagangan. Studi ini menemukan bahwa GDP riil, ekspor, dan syarat-syarat
perdagangan kointegrasi. Bukti menunjukkan jangka panjang dua arah
kausalitas antara ekspor riil dan GDP riil. Hasil studi ini menunjukkan bahwa
mempromosikan ekspor melalui kebijakan promosi ekspor akan memberikan
kontribusi untuk pertumbuhan ekonomi di Yordania.
commit to user
45
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam penelitian saya ini, saya melihat pengruh penanaman modal
asing dan utang luar negeri terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada tahun 2000-2008 setelah krisis moneter tahun 1998 yang manguncang
Indonesia.
Metode
dalam
penelitian
ini
digunakan
analisis
model
ekonometrika dengan metode Error Correstion Model (ECM).
C. Kerangka Berpikir
Utang luar negeri dan penanaman modal asing akan mendorong
pertumbuhan ekonomi. Untuk mempermudah pemahaman dalam penelitian
ini, digambarkan suatu kerangka pemikiran yang sistematis, sebagai berikut:
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Pengaruh Utang Luar Negeri dan
Penanaman Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia
Penanaman
Modal Asing
Pertumbuhan
Ekonomi
(RPDB)
Sumber Dana
Luar Negeri
Neto Utang Luar
Negeri
Pemerintah
Keterangan:
Sumber dana untuk pembangunan dapat berasal dari dua sumber,
yaitu sumber dana luar negeri dan dalam negeri. Dana dari luar negeri yaitu
berupa utang luar negeri dan penanaman modal asing yang merupakan stok
kapital atau tambahan modal dan diperlukan pemerintah guna membiayai
commit to user
pembangunan-pembangunan yang dilakukan pemerintah dengan tujuan
46
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dana dari luar negeri ini
digunakan untuk memacu meningkatnya investasi dalam negeri dan dapat
memicu kenaikan sumber daya ekonomi yang lebih besar sehingga dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan yang
dikemukakan dalam perumusan masalah yang harus dibuktikan kebenarannya.
Dari perumusan masalah yang telah disusun, maka dikemukakan hipotesis
sebagai berikut:
1. Diduga utang luar negeri berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia.
2. Diduga penanaman modal asing berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk menerangkan
hubungan antara pengaruh penanaman modal asing dan utang luar negeri
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia periode tahun 2000:1 – 2008:4.
B. Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dan diperoleh dari
Statatistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia dari BI, Biro Pusat Statistik
(BPS), Badan Koordinasi Penanaman Modal dan dari sumber-sumber lainnya
yang lebih relevan. Data yang digunakan adalah data time series triwulanan
dan diambil mulai dari periode tahun 2000:1 – 2008:4.
Dikarenakan data yang digunakan adalah data sekunder, yang
sebelumnya telah tersedia di dinas atau instansi yang terkait maka metode
yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan
studi kepustakaan yaitu mengumpulkan berbagai data-data maupun teori-teori
yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti.
C. Definisi Operasional Variabel
Data yang diteliti dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua
variabel, yaitu variabel dependen atau variabel tak bebas dan variabel
independen atau variabel yang menjelaskan. Variabel independen adalah
variabel yang bersifat menentukan atau yang mempengaruhi variabel
dependen dan sebaliknya variabel yang dipengaruhi tergantung oleh variabel
commit to user
47
48
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
independen.Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pertumbuhan ekonomi. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
penanaman modal asing dan aliran neto utang luar negeri.
1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari
nilai
pendapatan nasionalnya. Pendapatan nasional adalah nilai akhir seluruh
barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara selama kurun waktu
tertentu, biasanya 1 tahun. Pertumbuhan ekonomi yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi yang dihitung dari :
RPDBt =
PDBt - PDBt -1
X 100% ........................................................ (3.1)
PDBt -1
PDB tersebut terlebih dahulu diubah kedalam angka indeks dengan
tahun dasar 2000. Perubahan ke dalam angka indeks tersebut dimaksudkan
untuk mengetahui perbandingan antara PDB pada suatu waktu tertentu
dengan PDB pada waktu yang berbeda. Indeks PDB dengan metode
sederhana ini dapat dirumuskan sebagai berikut : (Zainal Mustafa,
1985:92)
Is =
PDBn
x100 ................................................................................... (3.2)
PDB0
Dimana : PDBn = PDB pada tahun tertentu
PDB0 = PDB pada tahun dasar
.
commit to user
49
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Penanaman Modal Asing
Penanaman modal asing merupakan investasi yang dilakukan oleh
swasta asing ke suatu negara tertentu. Penanaman modal asing yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah penanaman modal asing yang
disetujui oleh pemerintah menurut sektor yang jumlahnya dalam juta
dolar.
3. Aliran Neto Utang Luar Negeri Pemerintah
Utang luar negeri adalah bantuan dari luar untuk menutupi kekurangankekurangan
antara
lain
modal
dan
sumber-sumber
pembiayaan
pembangunan lainnya untuk memicu pertumbuhan ekonomi. Aliran neto
utang luar negeri pemerintah yang dimaksud adalah penerimaan pinjaman
dan bantuan luar negeri dalam jangka pendek maupun panjang dikurangi
dengan pelunasan pinjaman yang nilainya dalam juta dolar.
D. Metode Analisis Data
1. Spesifikasi dan Pemilihan Model
Analisis data digunakan untuk membuktikan hipotesis yang
diajukan dalam penelitian. Analisis data dalam penelitian ini digunakan
untuk mengetahui bagaimana pengaruh indikator yang diwakili oleh
penanaman modal asing (PMA) dan utang luar negeri (ULN) terhadap
pertumbuhan ekonomi (RPDB). Penelitian ini menggunakan Error
Correction Model (ECM) untuk mengetahui perubahan pertumbuhan
ekonomi sebagai akibat perubahan variabel-variabel independen yang
mempengaruhinya.
commit to user
50
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Uji Pemilihan Model
Dalam penelitian empiris, sebaiknya model yang akan
digunakan diuji terlebih dahulu, apakah sebaiknya menggunakan
bentuk linear atau log-linear. Ada beberapa metode yang dapat
digunakan dalam pemilihan bentuk fungsi model empirik antara lain
metode
transformasi
Box-Cox,
metode
yang
dikembangkan
MacKinnon, White, dan Davidson atau lebih dikenal dengan MWD
test, metode Bara dan McAleer atau dikenal dengan B-M test dan
metode
yang
dikembangkan
Zarembka
(Modul
Laboratorium
Ekonometrika, 2006: 80). Penelitian ini akan menggunakan metode
yang dikembangkan oleh MacKinnon, White, dan Davidson (MWD
test) untuk memilih bentuk fungsi model empirik.
b. Uji Stationeritas dan Derajat Integrasi
·
Uji Akar-akar Unit
Uji ini dimasuksudkan untuk mengamati stationer tidaknya
suatu variabel. Keadaan stationer adalah keadaan dimana karakteristik
proses stokastik atau random tidak berubah selama kurun waktu yang
berjalan. Hal ini diperlukan untuk membentuk persamaan yang mampu
menggambarkan keadaan variabel di masa lalu dan di masa yang akan
datang. Pengujian akar-akar unit dilakukan dengan menggunakan
Dickey-Fuller (DF) dan Augmented Dickey-Fuller (ADF) Test.
·
Uji Derajat Integrasi
Uji derajat integrasi dimasudkan untuk mengetahui pada derajat
commit to user
ke berapa data yang diamati akan stasioner. Pengujian ini dilakukan
51
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
apabila uji akar-akar unit mengemukakan fakta bahwa data yang
diamati merupakan perluasan dari akar-akar unit.
c. Uji Kointegrasi
Pengujian ini merupakan kelanjutan dari akar-akar unit dan uji
derajat integrasi. Untuk dapat melakukan uji kointegrasi harus diyakini
dahulu bahwa variabel-variabel ini memiliki derajat integrasi yang
sama atau tidak. Apabila variabel-variabel yang terkait berkointegrasi
maka terdapat hubungan jangka panjang antar variabel tersebut.
d. Analisis Error Correction Model (ECM)
Pada penelitian ini data yang diguanakan adalah data runtun waktu
(time series). Oleh karena data yang digunakan adalah runtun waktu,
sehingga akan digunakan model linier dinamik metode koreksi kesalahan
(ECM) untuk mengetahui pengaruh variabel baik jangka pendek maupun
jangka panjang.
Penurunan model dinamik dapat digunakan dengan menggunakan
dua pendekatan. Pertama, pendekatan Autoregresive Disrtributed Lag
(ADL) dan kedua, pendekatan fungsi biaya kuadrat (Quadratic Cost
Function). Pendekatan ADL dilakukan dengan cara memasukkan variabel
kelambanan di dalam model, sedangkan pendekatan fungsi biaya kuadrat
dianggap bahwa model terjadi ketidakseimbangan (disequilibrium cost)
dan biaya penyesuaian (adjusment cost). Fungsi biaya kuadrat tersebut
terdiri dari fungsi biaya kuadrat tunggal dan fungsi biaya kuadrat
majemuk.
commit to user
52
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Para ahli ekonomi memandang bahwa fungsi biaya kuadrat tunggal
merupakan fungsi biaya yang paling cocok dibandingkan fungsi biaya
kuadrat majemuk, sehingga fungsi biaya kuadrat tunggal banyak
digunakan dalam model ekonomi. Domowitz dan Elbadawi menawarkan
fungsi biaya kuadrat tunggal yang cocok untuk menurunkan ECM yaitu
dengan memasukkan vektor yang mempengaruhi variabel dependen pada
komponen biaya penyesuaian.
Penurunan ECM didapat persamaan sebagai berikut:
DRPDB = c 0 + c 1 DPMA t + c 2 DULN t + c 3 BPMA t + c 4 BULN t +
c 5 ECT
Keterangan
RPDB
: Pertumbuhan ekonomi
PMA
: Penanaman modal asing
ULN
: Aliran neto utang luar negeri pemerintah
DRPDB
: Perubahan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang
DPMA
: Perubahan penanaman modal asing dalam jangka panjang
DULN
: Perubahan aliran neto utang luar negeri dalam jangka
panjang
B
: Backward lag operator
ECT
: Biaya ketidakseimbangan perubahan ekonomi akibat
variabel-variabel bebas dalam model
c0
: Intersep
c1, c2
: Koefisien asli regresi ECM dalam jangka panjang
c3, c4
: Koefisien commit
regresi dalam
to userjangka pendek
53
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c5
: Koefisien
ECT
Dimana:
DRPDB
: RPDBt - RPDBt-1
BPMA
: PMAt-1
DPMA
: PMAt - PMAt-1
BULN
: ULNt-1
DULN
: ULNt - ULNt-1
ECT
: PMAt-1 + ULNt-1 - RPDBt-1
2. Uji Statistik
Setelah dinyatakan tidak terdapat masalah atau penyimpangan
terhadap asumsi klasik maka dilanjutkan uji statistik ini untuk mengetahui
kebenaran hipotesis. Untuk itu perlu dilakukan pengujian yaitu uji t, uji F,
uji R2.
a. Uji Statistik t
Uji t adalah pengujian koefisien regresi secara individual untuk
mengetahui kemampuan dari masing-masing variabel independen
dalam mempengaruhi variabel dependen, dengan menganggap variabel
lain tetapi dengan menggunakan derajat keyakinan 5%. Hipotesis yang
akan diuji adalah (Gujarati, 1995: 119):
Ho : b1, = 0 berarti variabel independent secara individu tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
Ha : b1 ¹ 0 berarti variabel independent secara individu berpengaruh
terhadap variabel dependen.
commit to user
54
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Rumus t hitung adalah :
thitung
=
b1
Se( b1 )
Di mana :
b1
: Koefisien regresi
Se( b1 )
: Standar error koefisien regresi
Kriteria pengujian adalah :
a) Apabila nilai –t tabel < t hitung < +t tabel, maka Ho diterima.
Artinya variabel independen secara signifikan. Atau jika nilai
probabilitasnya < tingkat a (derajat signifikan) maka koefisien
regresi signifikan pada tingkat tertentu.
b) Apabila nilai t hitung < -t tabel atau t hitung > + t tabel, maka Ho
dotolak. Artinya variabel independen mampu mempengaruhi
variabel dependen secara signifikan.
b. Uji Statistik F
Pengujian secara serentak ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen
secara bersama-sama, dengan menentukan hipotesis sebagai berikut
(Gujarati, 1995 : 134) :
Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0
Ho : b1 ¹ b2 ¹ b3 ¹ b4 ¹ 0
Kemudian menentukan F-hitung dengan rumus :
F-hitung = [R2/(k-1) : (1-R2)/(N-k)]
commit to user
55
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dimana:
R2 : Koefisien determinan
N : Jumlah observasi/sample
K : Jumlah Variabel
Kriteria pengujian adalah :
a) Apabila nilai F hitung < F tabel, maka Ho diterima, Ha ditolak.
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa semua koefisien regresi
secara bersama-sama tidak signifikan pada taraf signifikan 5
persen.
b) Apabila nilai F hitung > F tabel, maka Ho ditolak, Ha diterima.
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa semua koefisien regresi
secara bersama-sama signifikan pada taraf signifikan 5 persen.
c. Koefisien Determinasi
R2 merupakan koefisien determinasi yang digunakan untuk
mengetahui prosentase variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh
variasi variabel independen.
Ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketepatan yang paling
baik dalam analisis regresi, yang ditunjukkan oleh besarnya koefisien
determinasi R2 adjusted antara nol dan satu. Koefisien determinasi nol
berarti variabel independen bila mendekati satu berarti variabel
independen semakin berpengaruh terhadap variabel dependen.
Rumus adjusted R2 adalah sebagai berikut :
{1 - (1 - R 2 )} /( N - k )
N - k -1
commit to user
Adjusted R 2 =
56
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dimana :
R2 : Koefisien determinasi
N : Jumlah Observasi
K : Jumlah Variabel
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas
merupakan
suatu
keadaan
dimana
terdapatnya lebih dari satu hubungan linear pasti di antara beberapa
atau semua variabel independen dari model regresi (Gujarati, 1995 :
320). Salah satu asumsi model klasik yang menjelaskan ada tidaknya
hubungan antara beberapa atau semua variabel dalam model regresi.
Jika dalam model terdapat multikolinearitas maka model tersebut
memiliki kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat
ditaksir dengan ketepatan tinggi.
Untuk menguji bermasalah atau tidaknya multikolinearitas,
dilakukan pengujian dengan metode Klein, yaitu membandingkan nilai
(r2) dengan nilai R2. apabila nilai R2 > (r2), berarti tidak terjadi gejala
multikolinearitas, sedangkan apabila nilai R2 < (r2) berarti terjadi
gejala multikolinearitas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas terjadi jika gangguan muncul dalam
fungsi regresi yang mempunyai variabel yang tidak sama, sehingga
penaksir OLS tidak efisien. Salah satu cara yang dilakukan untuk
mengetahui
ada
tidaknya heteroskedastisitas
commit to user
adalah
dengan
57
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menggunakan uji Park. Metode ini terdiri dari dua tahap. Yang
pertama
dilakukan
regresi
memperhitungkan
adanya
masalah
heteroskedastisitas. Dari hasil regresi tersebut maka diperoleh nilai
residualnya.
Kemudian
nilai
residual
tadi
dikuadratkan
dan
diregresikan dengan variabel-variabel independen sehingga diperoleh
persalamaan sebagai berikut:
ei = αo + α1 X1 + α2X2 + α3X3 + … + αnXn
Dari hasil regresi tahap dua tadi kemudian dilakukan uji t. jikan nilai
probabilitas semua variabel independen signifikan, maka terjadi
heteroskedastisitas.
c. Uji Autokorelasi
Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara
anggota serangkaian obeservasi yang diurutkan menurut waktu atau
ruang (Gujarati, 1995: 400-401). Uji ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah terdapat autokorelasi diantara rangkaian variabel
yang diperoleh. Pengujian terhadap gejala autokorelasi dilakukan
dengan menggunakan uji statistik Durbin-Watson, yaitu dengan
membandingkan
angka
Durbin-Watson
yang
diperoleh
dari
perhitungan analisa regresi dengan angka Durbin-Watson dalam tabel
dengan derajat kebebasan (N-k) dan tingkat signifikan tertentu. Angka
Durbin-Watson dalam tabel menunjukkan nilai distribusi antar batas
bawah (dL) dan batas atas (dU).
Tetapi untuk model dinamis, seperti ECM, uji DurbinWatson tidak bisa digunakan
untuk menguji ada atau tidaknya
commit to user
58
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
autokorelasi, karena DW statistic secara asimtotik akan bias mendekati
nilai 2 (Arief, 1993: 15). Sedangkan pada penelitian ini untuk
mendetetksi ada tidaknya masalah autokorelasi akan digunakan
Lagrange Multiplier Test.
Uji ini dilakukan dengan meregresi semua variabel bebas dan
variabel tak bebas, kemudian dilakukan uji Breusch Godfrey terhadap
residu dari hasil model tersebut. Kriteria pengujiannya adalah jika nilai
probabilitas Obs R-squarednya lebih besar dari probablilitas 5%, maka
dalam model tidak terdapat masalah autokorelasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada
penelitian
ini
akan
dijelaskan
mengenai
bagaimana
perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia dan variabel-variabel
independen yang mempengaruhinya yaitu utang luar negeri dan penanaman
modal asing di Indonesia dengan menggunakan data time series triwulanan
tahun 2000:1-2008:4. Penelitian ini juga akan menganalisis hubungan
variabel-variabel
independen
tersebut
dalam
mempengaruhi
tingkat
pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2000:1-2008:4.
Sementara itu, teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan
analisis regresi berganda dengan model Error Correction Model (ECM).
Untuk keperluan tersebut, bab ini akan dibagi dalam dua bagian. Pertama,
menguraikan hasil analisis data secara deskriptif kualitatif, baik dengan
menggunakan bahasa verbal, statistik maupun grafik atau gambar dengan
tujuan untuk melihat perkembangan variabel yang sedang diamati. Kedua,
membahas hasil penemuan empirik dengan menggunakan alat analisis yang
telah diuraikan dalam bab sebelumnya.
A. Deskripsi Variabel Yang Diteliti
Data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa data time
series. Data analisis dalam bentuk data tahunan mulai periode triwulanan
2000:1-2008:4. Seluruh data yang digunakan diolah dan dianalisis
menggunakan program E-views versi 4.0.
commit to user
59
perpustakaan.uns.ac.id
60
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.1 Data Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi (RPDB),
Penanaman Modal Asing (PMA) dan Utang Luar Negeri (ULN) di
Indonesia Tahun 2000:1-2008:4
TAHUN
RPDB
ULN*
PMA*
(%)
(Juta US $)
(Juta US $)
2000:1
4,20
239492
2557
2000:2
5,20
236806
4689
2000:3
4,40
226453
29476
2000:4
5,20
218091
9211
2001:1
4,80
204112
8918
2001:2
3,80
193922
3074
2001:3
3,20
195606
4660
2001:4
1,60
181731
7748
2002:1
2.67
184162
3358
2002:2
3.87
187012
4365
2002:3
4.25
181770
7161
2002:4
3.82
181299
9257
2003:1
4.45
177699
6108
2003:2
3.65
178034
4624
2003:3
3.97
178812
4225
2003:4
4.35
184651
15457
2004:1
4.38
182377
3472
2004:2
4.38
173492
4026
2004:3
5,10
168126
10297
2004:4
6.65
172982
10568
2005:1
6.25
163572
8729
2005:2
5.63
155871
3259
2005:3
5.63
150568
9086
2005:4
4,90
147308
5401
2006:1
4.98
148371
4216
2006:2
4,96
134168
6127
2006:3
5,87
125585
7433
2006:4
6.11
116617
7784
2007:1
6.09
113829
20579
2007:2
6.41
109025
13539
2007:3
6.51
104927
11684
2007:4
6.25
97839
8625
2008:1
6.25
100428
7323
2008:2
6.42
96393
2733
2008:3
6,40
90141
3567
2008:4
5.18
86576
1056
*dideflasikan terhadap nilai Suku Bunga Internasional (SBI)
Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia beberapa edisi Bank
Indonesia, beberapa edisi Badan Pusat Statistik dan Badan Koordinasi
Penanaman Modal. commit to user
61
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat
penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang
terjadi pada suatu negara. Pertumbuhan ekonomi yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Perhitungan
PDB ada dua jenis yaitu PDB riil yang dihitung dengan harga konstan dan
PDB nominal yang dihitung dengan harga berlaku.
Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2005 tidak
sebaik tahun 2004, tapi tetap tumbuh secara gradual dengan kenaikan
diperkirakan
berkisar
setengah
sampai
satu
persen.
Ini
karena
pertumbuhan ekonomi Indonesia terpengaruh dengan melambatnya
pertumbuhan ekonomi dunia, investasi yang mengalami rebound, integrasi
ekonomi meningkat, persaingan makin ketat, harga minyak tinggi, suku
bunga naik, dan nilai tukar dolar AS melemah.
Perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui data
laju Produk Domestik Bruto (PDB) selama periode penelitian dapat dilihat
pada gambar 4.1 berikut:
commit to user
62
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.1 Grafik Perkembangan Produk Domestik Bruto Indonesia
Tahun 2000:1-2008:4
RPDB
7
6
5
4
3
2
1
00
01
02
03
04
05
06
07
08
RPDB
Sumber: Hasil olahan E-Views 4.0
Berdasarkan grafik 4.1 diatas, pertumbuhan ekonomi Indonesia
mengalami puncak keterpurukannya pada tahun 2001:4, dimana pada
triwulan ke IV 2001 pertumbuhan ekonomi Indonesia mempunyai angka
1,60 persen. Namun seiring berjalannya waktu pertumbuhan ekonomi
Indonesia berangsur-angsur kembali meningkat seperti. Jadi dari kurun
waktu tahun 2000 triwulan I sampai tahun 2008 triwulan IV laju
pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat berfluktuasi.
2. Perkembangan Utang Luar Negeri Indonesia
Utang luar negeri terbagi menjadi utang pemerintah maupun
swasta. Utang luar negeri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah utang
luar negeri pemerintah. Utang luar negeri terjadi sebagai akibat dari masih
rendahnya akumulasi tabungan domestik sehingga mampu menjadi salah
satu ancaman stabilitas perekonomian. Utang luar negeri tidak hanya
commit to user
memberi tekanan pada defisit anggaran, tetapi juga pada cadangan devisa.
63
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Awalnya tujuan dari utang luar negeri adalah sebagai dana
pendamping untuk pelaksanaan pembangunan, namun karena adanya
persetujuan utang luar negeri terus menerus mengakibatkan utang luar
negeri dijadikan andalan untuk melaksanakan pembangunan di Indonesia.
Penyebab meningkatnya utang luar negeri tersebut adalah penerimaan
pemerintah dari ekspor belum dapat dipergunakan untuk mencukupi
kebutuhan dalam negeri sementara itu impor terus meningkat. Penyebab
lainnya adalah karena utang luar negeri Indonesia tidak hanya digunakan
untuk membiayai kebutuhan dalam negeri tetapi juga untuk membayar
akumulasi dari cicilan pokok dan bunga utang luar negeri.
Sementara itu, pembayaran utang luar negeri baik pokok maupun
bunganya memakan porsi yang besar di APBN. Pada tahun anggaran
2000-2003, sekitar 13-15 persen penerimaan dalam negeri dipakai untuk
membayar utang luar negeri. Pada tahun 2005 Indonesia menganggarkan
pembayaran utang luar negeri Rp 71,9 triliun atau terdiri dari pembayaran
cicilan pokok Rp 46,8 triliun dan pembayaran bunga Rp 25,1 triliun.
Pemerintah
juga
masih
mengandalkan
pertumbuhan
PDB
untuk
mengurangi beban pembayaran utang. Dengan PDB yang lebih tinggi,
sangat diharapkan rasio utang semakin mengecil. Cara ini menjadi
masalah kalau beban pembayaran utang tinggi dan APBN tidak bisa lagi
dipakai sebagai instrumen pertumbuhan ekonomi.
Perkembangan utang luar negeri pemerintah di Indonesia selama
periode penelitian dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut :
commit to user
64
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.2 Grafik Perkembangan Utang Luar Negeri Pemerintah
Indonesia Tahun 2000:I-2008:IV
ULN
280000
240000
200000
160000
120000
80000
00
01
02
03
04
05
06
07
08
ULN
Sumber: Hasil olahan E-Views 4.0
3. Perkembangan Penanaman Modal Asing di Indonesia
Penanaman modal asing (PMA) berperan penting dalam proses
pembangunan ekonomi negara-negara maju dan berkembang. Di
Indonesia, kondisi tingkat penanaman modal asing selama periode
penelitian mengalami pasang surut. Hal ini karena pemerintah saat itu
sangat membatasi hadirnya investor asing Indonesia. Selain itu reputasi
Indonesia yang kurang baik di mata kalangan investor asing membuat
mereka enggan untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Akan tetapi
karena kehadiran investasi asing sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan
ekonomi Indonesia, pemerintah terus berupaya untuk menarik minat
investor asing agar bersedia menanamkan modalnya ke Indonesia. Hal
tersebut dilakukan dengan mengupayakan terciptanya iklim investasi yang
kondusif melalui deregulasi
dan debirokratisasi.
commit
to user
65
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Saat ini ketika kondisi Indonesia mulai stabil kembali, sangat
diharapkan bagi masyarakat untuk menarik investor asing kembali
meningkat. Kendati situasi politik di Indonesia akhir-akhir ini sempat
memanas yang ditandai dengan berbagai kerusuhan di berbagai daerah dan
isu teroris, investasi asing yang masuk masih tetap mengalir. Ini adalah
bukti bahwa tingkat iklim investasi Indonesia masih menarik, sebagai
bukti Indonesia masih tetap menjadi tujuan investasi yang menarik dan
para pengusaha asing masih tetap menaruh kepercayaan yang tinggi untuk
menanamkan modalnya di Indonesia.
Perkembangan penanaman modal asing di Indonesia selama
periode penelitian dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut:
Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Penanaman Modal Asing
Indonesia Tahun 2000:I-2008:IV
PMA
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
00
01
02
03
04
05
06
PMA
Sumber: Hasil olahan E-Views 4.0
commit to user
07
08
perpustakaan.uns.ac.id
66
digilib.uns.ac.id
B. Estimasi Model Analisis
Penelitian ini menggunakan model analisis Error Correction Model
(ECM) atau model koreksi kesalahan untuk menganalisis pengaruh antara
variabel antara variabel independen terhadap variabel dependen. Model Error
Correction Model (ECM) merupakan salah satu pendekatan model linear
dinamis yang berkaitan dengan perilaku data runtut waktu. Model ini
merupakan metode pengujian yang dapat digunakan untuk mencari model
kesinambungan jangka pendek dan jangka panjang.
Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi di Indonesia 2000-2008. Model Error Correction
Model (ECM) adalah sebagai berikut :
DRPDB = c 0 + c 1 DPMA t + c 2 DULN t + c 3 BPMA t + c 4 BULN t + c 5 ECT
Keterangan
RPDB
: Pertumbuhan ekonomi
PMA
: Penanaman modal asing
ULN
: Aliran neto utang luar negeri pemerintah
DRPDB
: Perubahan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang
DPMA
: Perubahan penanaman modal asing dalam jangka panjang
DULN
: Perubahan aliran neto utang luar negeri dalam jangka panjang
B
: Backward lag operator
ECT
: Biaya ketidakseimbangan perubahan ekonomi akibat
variabel-variabel bebas dalam model
c0
: Intersep
c1, c2
: Koefisien asli regresi
ECM
commit
to dalam
user jangka panjang
67
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c3, c4
: Koefisien regresi dalam jangka pendek
c5
: Koefisien
ECT
Dimana:
DRPDB
: RPDBt - RPDBt-1
BPMA
: PMAt-1
DPMA
: PMAt - PMAt-1
BULN
: ULNt-1
DULN
: ULNt - ULNt-1
ECT
: PMAt-1 + ULNt-1 - RPDBt-1
C. Hasil dan Analisis Data
1. Uji Pemilihan Model
Dalam melakukan suatu studi empiris, sebaiknya peneliti perlu
melakukan pemilihan bentuk fungsi model empiris karena teori ekonomi
tidak secara spesifik menunjukkan ataupun mengatakan apakah sebaiknya
bentuk fungsi suatu model empirik dinyatakan dalam bentuk linear
ataukah log-linear atau bentuk fungsi lainnya. Penelitian ini menggunakan
MWD test untuk melakukan pemilihan bentuk fungsi model. Rule of thumb
dari uji MWD adalah bila Z1 signifikan secara statistik, maka kita
menolak hipotesis yang menyatakan bahwa model yang benar adalah
bentuk linear atau dengan kata lain model yang benar adalah log-linear.
Bila Z2 signifikan secara statistik, maka kita menolak hipotesis yang
menyatakan bahwa model yang benar adalah bentuk log-linear atau
dengan kata lain model yang benar adalah linear. Hasil uji MWD adalah:
commit to user
68
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Model Linier
Tabel 4.2 Hasil Uji MWD Linier
Dependent Variable: DRPDB
Variable
Coefficient
C
-8.518934
DPMA
0.365960
DULN
0.366100
BPMA
0.365966
BULN
0.366043
ECT1
-0.366019
Z1
-1.065748
R-squared
0.416550
Adjusted R-squared
0.291525
S.E. of regression
0.597278
Sum squared resid
9.988751
Log likelihood
-27.71980
Durbin-Watson stat
1.359774
Sumber: Hasil olahan E-Views 4
Std. Error
t-Statistic
46.19920 -0.184396
0.124755
2.933433
0.124652
2.936964
0.124749
2.933619
0.124653
2.936502
0.124680 -2.935673
8.686253 -0.122694
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)
Prob.
0.8550
0.0066
0.0066
0.0066
0.0066
0.0066
0.9032
0.028000
0.709601
1.983989
2.295058
3.331739
0.013270
Dari hasil uji MWD untuk model linier dapat kita lihat bahwa
Z1 tidak signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5% (Z1=
0,9032). Hal tersebut berarti model linier dapat digunakan.
b. Model Log-Linier
Tabel 4.3 Hasil Uji MWD Log-Linier
Dependent Variable: DRPDB
Variable
Coefficient Std. Error
t-Statistic
C
-7.801499 15.59058
-0.500398
DLPMA
0.431446 0.267691
1.611732
DLULN
9.022044 3.409715
2.645982
BLPMA
0.371736 0.308479
1.205060
BLULN
0.915804 1.457743
0.628235
ECT2
-0.377627 0.129107
-2.924904
Z2
-0.000956 0.002492
-0.383645
R-squared
0.363936 Mean dependent var
Adjusted R-squared
0.227637 S.D. dependent var
S.E. of regression
0.623627 Akaike info criterion
Sum squared resid
10.88951 Schwarz criterion
Log likelihood
-29.23076 F-statistic
Durbin-Watson stat
1.558167 Prob(F-statistic)
Sumber: Hasil olahan E-Views 4
commit to user
Prob.
0.6207
0.1182
0.0132
0.2383
0.5349
0.0068
0.7041
0.028000
0.709601
2.070329
2.381399
2.670126
0.035489
69
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari hasil uji MWD untuk model log-linier dapat kita lihat Z2
tidak signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5% (Z2 =
0,7041). Hal tersebut berarti model log-linier dapat digunakan.
Berdasarkan hasil uji MWD di atas, yaitu MWD linear dan
MWD log-linear dapat diketahui bahwa Z1 tidak signifikan secara
statistik pada tingkat signifikansi 5% (Z1 = 0,9032) sedangkan Z2 juga
tidak signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5% (Z2 =
0,7041). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa baik model linier
maupun log-linier dapat digunakan dalam penelitian ini. Namun
melihat hasil dari perhitungan MWD di atas, hasil perhitungan
menggunakan model linier lebih baik. Maka dalam penelitian ini
model yang digunakan adalah model linier.
2. Uji Stationeritas dan Derajat Integrasi
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data runtut
waktu atau time series. Untuk data runtut waktu harus memenuhi uji
stasionaritas dahulu sebelum data tersebut dianalisis menggunakan metode
OLS (Ordinary Least Square). Uji stasionaritas dilakukan dengan uji akarakar unit (unit root test), uji derajat integrasi (integration test), dan uji
kointegrasi (cointegration test). Uji ini sebagai prasyarat untuk melakukan
estimasi model dinamis.
a. Uji Akar-akar Unit
Pengujian akar-akar unit untuk semua variabel yang digunakan
dalam analisis runtut waktu perlu dilakukan untuk memenuhi
commit to user
70
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kesahihan analisis ECM (Error Correction Model). lni berarti bahwa
data yang dipergunakan harus bersifat stasioner, atau dengan kata lain
perilaku data yang stasioner memiliki varians yang tidak terlalu besar
dan mempunyai kecenderungan untuk mendekati nilai rata-ratanya.
Pengujian stasioneritas data yang dilakukan terhadap seluruh
variabel dalam model penelitian yang penulis ajukan, didasarkan pada
Dickey Fuller (DF) Test dan Augmented Dickey Fuller (ADF) Test,
yang perhitungannya menggunakan bantuan komputer dengan program
E-Views 4. Pengujian akar-akar unit dilakukan dengan memasukkan
intersep namun tidak memasukkan trend waktu pada uji DF, dan
dengan memasukkan intersep dan trend waktu pada uji ADF.
Untuk uji akar-akar unit ini, apabila nilai hitung mutlak DF dan
ADF lebih kecil dari nilai kritis mutlak MacKinnon maka variabel
tersebut tidak stasioner, sebaliknya jika nilai hitung mutlak DF dan
ADF lebih besar dari nilai kritis mutlak MacKinnon maka variabel
tersebut stasioner. Hasil uji stasioneritas data dapat dilihat pada tabel
4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4 Nilai Uji Stasioneritas Dengan Metode DF dan ADF
pada Ordo 0.
Variabel
RPDB
PMA
ULN
Nilai Hitung Mutlak
DF
ADF
1,767258
3,119530
3,924866*
3,894801**
0,782125
1,911334
Sumber: Hasil olahan E-Views 4
Keterangan : *** Stasioner pada level 1%
Keterangan : *** Stasioner pada level 5%
Keterangan : *** Stasioner pada level 10%
commit to user
71
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa pada ordo nol
belum semua variabel stasioner. Pada uji DF variabel RPDB dan ULN
belum stasioner. Sedangkan pada uji ADF, semua variabel tidak
stasioner kecuali variabel PMA. Oleh karena itu perlu dilakukan uji
derajat integrasi untuk mengetahui pada derajat berapa semua variabel
dalam model akan stasioner
b. Uji Derajat Integrasi
Uji derajat integrasi digunakan untuk mengetahui pada derajat
berapa data yang diamati stasioner. Apabila data belum stasioner pada
derajat satu maka pengujian harus dilanjutkan pada derajat berikutnya
sampai data yang diamati stasioner. Hasil dari uji DF dan uji ADF
pada ordo 1 dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5 Nilai Uji Stasioneritas Dengan Metode DF dan ADF
pada Ordo 1.
Nilai Hitung Mutlak
DF
ADF
RPDB
3,865477*
3,738701**
PMA
8,117393*
7,893884*
ULN
3,741529**
3,667533**
Sumber : Hasil olahan E-Views 4
Keterangan : *** Stasioner pada level 1%
Keterangan : *** Stasioner pada level 5%
Keterangan : *** Stasioner pada level 10%
Variabel
Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa koefisien nilai hitung
mutlak baik DF maupun ADF semua variabel sudah stasioner (pada a
= 5%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel RPDB, PMA dan
ULN stasioner pada ordo 1.
commit to user
72
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Uji Kointegrasi
Setelah uji stasioneritas melalui uji akar-akar unit dan derajat
integrasi dipenuhi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji
kointegrasi untuk mengetahui parameter jangka panjang. Uji statistik yang
sering dipakai adalah uji CRDW, uji DF dan uji ADF. Namun, dalam
penelitian ini digunakan metode Engel-Granger untuk menguji kointegrasi
variabel-variabel yang ada, dengan memakai uji statistik DF dan ADF
untuk melihat apakah residual regresi kointegrasi stasioner atau tidak.
Untuk menghitung nilai DF dan ADF terlebih dahulu adalah membentuk
persamaan regresi kointegrasi dengan metode kuadrat terkecil biasa
(OLS). Untuk model persamaan regresi kointegrasi dengan metode kuadrat
terkecil biasa (OLS) adalah sebagai berikut:
RPDB =
c 0 + c 1 PMA t + c 2 ULN t + et
Hasil akhir dari pengolahan uji kointegrasi ini ditunjukkan oleh
tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Estimasi dengan OLS
Dependent Variable: RPDB
Variable
Coefficien Std. Error t-Statistic
t
C
7.427706 0.638279 11.63709
ULN
-1.78E-05 3.70E-06 -4.814050
PMA
4.87E-05 2.86E-05 1.699211
R-squared
0.431911 Mean dependent var
Adjusted R-squared 0.397482 S.D. dependent var
S.E. of regression
0.927212 Akaike info criterion
Sum squared resid
28.37085 Schwarz criterion
Log likelihood
-46.79497 F-statistic
Durbin-Watson stat 0.902395 Prob(F-statistic)
Sumber : Hasil olahan E-Views 4.1
commit to user
Prob.
0.0000
0.0000
0.0987
4.938333
1.194522
2.766387
2.898347
12.54477
0.000089
73
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari hasil regresi kointegrasi diperoleh nilai residunya, kemudian
nilai residual tersebut diuji dengan menggunakan uji Dickey Fuller (DF)
dan Augmented Dickey Fuller (ADF) untuk melihat apakah nilai residual
tersebut stasioner atau tidak. Hasil pengujian dengan uji DF dan ADF
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7 Nilai Uji Stasioneritas Dengan Metode DF dan ADF
pada Ordo 0.
Nilai Hitung Mutlak
DF
ADF
RESIDU
3,008659**
3,271140***
Sumber : Hasil olahan E-Views 4
Keterangan : *** Stasioner pada level 1%
Kete
** Stasioner pada level 5%
Kete
*** Stasioner pada level 10%
Variabel
Dari tabel 4.7, dapat disimpulkan bahwa koefisien nilai hitung
mutlak baik DF maupun ADF pada residual regresi berkointegrasi
stasioner pada ordo 0 (pada a = 10%). Dengan kata lain, semua variabel
pada model mampu membentuk himpunan variabel yang berkointegrasi.
4. Hasil Estimasi Error Correction Model (ECM)
Pendekatan Model Koreksi Kesalahan (ECM) akan menjelaskan
parameter jangka pendek maupun jangka panjang atas variabel-variabel
yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Hasil pengolahan yang telah
dilakukan dengan menggunakan program komputer E-Views 4 dengan
model regresi linier ECM ditampilkan hasil pengolahan data sebagai
berikut:
commit to user
74
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.8. Estimasi dengan Error Correction Model (ECM).
Dependent Variable: DRPDB
Variable
Coefficien
t
C
-2.851858
DULN
0.369735
DPMA
0.369652
BULN
0.369679
BPMA
0.369658
ECT
-0.369670
R-squared
0.416237
Adjusted R-squared 0.315588
S.E. of regression
0.587048
Sum squared resid
9.994122
Log likelihood
-27.72921
Durbin-Watson stat 1.362111
Sumber : Hasil olahan E-Views 4
Std. Error
t-Statistic
Prob.
0.961832 -2.965026
0.119005 3.106895
0.118997 3.106389
0.119005 3.106405
0.118991 3.106610
0.119003 -3.106390
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.0060
0.0042
0.0042
0.0042
0.0042
0.0042
0.028000
0.709601
1.927383
2.194014
4.135533
0.005875
Dari Tabel 4.8 di atas, estimasi model dinamis ECM dapat
diperoleh fungsi regresi OLS sebagai berikut:
DRPDB = -2,851858 + 0,369652DPMA t + 0,369735DULN t +
0,369658 BPMA t + 0,369679 BULN t - 0,369670ECT
Keterangan
DRPDB
:Perubahan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang
(%)
DPMA
:Perubahan penanaman modal asing dalam jangka panjang
(Juta US$)
DULN
:Perubahan aliran neto utang luar negeri dalam jangka
panjang (Juta US$)
BPMA
:Penanaman modal jangka pendek atau tiga bulan
sebelumnya (%)
commit to user
75
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BULN
:Pendapatan nasional jangka pendek atau tiga bulan
sebelumnya (Juta US$)
ECT
: Error Correction Term
Berdasarkan hasil perhitungan dengan analisis ECM untuk model
di atas, dapat diketahui besarnya nilai variabel ECT (Error Correction
Term) signifikan pada derajat keyakinan 5% dan menunjukkan tanda
negatif. ECT tersebut merupakan indikator apakah spesifikasi model
dianggap baik atau tidak. Maka dapat disimpulkan spesifikasi model
tersebut sudah valid.
Koefisien ECT menunjukkan angka -0,369670 berarti bahwa
proporsi biaya keseimbangan dan pergerakan pertumbuhan ekonomi pada
periode sebelumnya yang disesuaikan pada periode sekarang adalah sekitar
-0,369670%, sedangkan tingkat signifikansi ECT menunjukkan angka
0,0042 berarti signifikan pada tingkat signifikansi 5%. Hal ini berarti
bahwa spesifikasi model yang dipakai adalah tepat dan mampu
menjelaskan variasi dinamis.
Variabel jangka pendek dari model persamaan tersebut ditunjukkan
oleh BPMA dan BULN. Koefisien regresi jangka pendek dari regresi ECM
ditunjukkan oleh besarnya koefisien pada variabel-variabel jangka pendek
di atas. Variabel jangka panjang dari model persamaan tersebut
ditunjukkan oleh DPMA dan DULN. Sedangkan koefisien regresi jangka
panjang dengan simulasi dari regresi ECM diperoleh dari :
commit to user
76
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Konstanta: c0 /c5 = -2.851858 / - 0.369670 = 7,7146049
DPMA: (c3 + c5)/c5 =(0.369658 - 0.369670)/ -0.369670 = 0,0000325
DULN: (c4 + c5)/c5 = (0.369679 - 0.369670)/ -0.369670= -0,0000243
Dari hasil simulasi di atas dapat kita lihat bahwa hasil estimasi
ECM konsisten dengan hasil yang diperoleh dari regresi kointegrasi.
Sebagai contoh, elastisitas pertumbuhan ekonomi jangka panjang ECM
sebesar 7,7146049, sedangkan elastisitas pertumbuhan ekonomi regresi
kointegrasi sebesar 7,427706.
Tabel 4.9 di bawah ini menunjukkan koefisien jangka panjang dari
masing-masing variabel yang diamati, yang terdiri atas koefisien asli ECM
dan koefisien yang menunjukkan simulasi ECM jangka panjang.
Tabel 4.9. Koefisien Jangka Panjang dari Estimasi Fungsi
Pertumbuhan Ekonomi dengan Pendekatan ECM.
Variabel
Kostantan
DPMA
DULN
Koefisien Asli
-2,851858
0,369652
0,369735
Koefisien Simulasi
7,7146049
0,0000325
-0,0000243
Sumber: Hasil olahan E-Views 4
Dengan demikian hubungan jangka panjang regresi model ECM
dapat dituliskan sebagai berikut:
DRPDB = 7,7146049 + 0,0000325DPMA t - 0,0000243DULN t +
0,369658 BPMA t + 0,369679 BULN t - 0,369670ECT
commit to user
77
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Uji Statistik
a. Uji Statistik t
Uji t adalah uji secara individual semua koefisien regresi yang
bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari masing-masing
variabel independen terhadap variabe dependennya. Hasil pengujian
dengan uji statisik t adalah sebagai berikut:
1) Pengaruh Variabel Independen Jangka Pendek
Pengujian secara individual dari koefisien regresi masingmasing variabel bebas jangka pendek dengan menggunakan model
ECM diperoleh hasil seperti dalam tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4.10 Pengaruh Variabel Independen Jangka Pendek
Variabel
t - statistik
Prob.
Kesimpulan
BPMA
3,106610
0,0042 Signifikan pada a = 5%
BULN
3,106405
0,0042 Signifikan pada a = 5%
Sumber: Hasil olahan E-Views 4
·
Koefisien dari variabel BPMA sebesar 0,369658 dengan
probabilitas 0,0042 signifikan dan positif pada tingkat
signifikansi 5%, artinya variabel BPMA secara individu
berpengaruh terhadap variabel dependen DRPDB pada tingkat
signifikansi 5%.
·
Koefisien dari variabel BULN sebesar 0,369679 dengan
probabilitas 0,0042 signifikan dan positif
pada tingkat
signifikansi 5%, artinya variabel BULN secara individu
commit to user
78
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berpengaruh terhadap variabel dependen DRPDB pada tingkat
signifikansi 5%.
2) Pengaruh Variabel Independen Jangka Panjang
Pengujian secara individual dari koefisien regresi masingmasing variabel bebas jangka panjang dengan menggunakan model
ECM diperoleh hasil seperti dalam tabel 4.11 berikut ini:
Tabel 4.11 Pengaruh Variabel Independen Jangka Panjang.
Variabel t - statistik Prob.
Kesimpulan
DPMA
3,106389 0,0042 Signifikan pada a = 5%
DULN
3,106895 0,0042 Signifikan pada a = 5%
Sumber: Hasil olahan E-Views 4
·
Koefisien dari variabel DPMA sebesar 0,369652 dengan
probabilitas 0,0042 signifikan dan positif pada tingkat
signifikansi 5%, artinya variabel DPMA secara individu
berpengaruh terhadap variabel dependen DRPDB pada tingkat
signifikansi 5%.
·
Koefisien dari variabel DULN sebesar 0,369735 dengan
probabilitas 0,0042 signifikan dan positif
pada tingkat
signifikansi 5%, artinya variabel DULN secara individu
berpengaruh terhadap variabel dependen DRPDB pada tingkat
signifikansi 5%.
b. Uji Statistik F
Uji F adalah uji untuk mengetahui besarnya pengaruh yang
terjadi pada variabel-variabel independen secara bersama-sama dan
seberapa besarnya mempengaruhi variabel dependen. Besarnya nilai
commit to user
79
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
probabilitas (F-statistik) dalam model persamaan tersebut adalah
0,005875. Maka dapat dikatakan bahwa secara statistik semua
koefisien regresi tersebut signifikansi pada tingkat signifikansi 5%.
Hal ini berarti secara bersama-sama faktor jangka pendek dan jangka
panjang variabel penanaman modal asing dan variabel neto utang luar
negeri mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan
pertumbuhan ekonomi pada tingkat signifikansi 5%.
c. Koefisien Determinasi
Uji determinasi untuk mengetahui berapa persen variasi
perubahan variabel independen dapat menjelaskan variasi perubahan
variabel dependen. Berdasarkan hasil estimasi menunjukkan bahwa
nilai R 2 sebesar 0,416237 yang berarti 41,6237 % faktor jangka
pendek dan jangka panjang variable penanaman modal asing dan
variable neto utang luar negeri dapat menjelaskan variasi perubahan
pertumbuhan ekonomi. Sedangkan sisanya 58,3763 % dipengaruhi
oleh faktor lain di luar model.
6. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Multikolinieritas merupakan suatu keadaan dimana terjadi
satu atau lebih variabel bebas yang berkorelasi sempurna atau
mendekati sempurna dengan variabel lainnya. Akibat adanya
commit to user
80
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
multikolinieritas sempurana adalah koefisien yang diestimasikan tidak
dapat ditentukan dan standar error dari koefisien menjadi sangat besar.
Uji multikolineritas dalam penelitian ini menggunakan
metode Klein. Metode ini dilakukan dengan cara meregres setiap
variabel bebas dengan variabel bebas lainnya dan menghitung nilai
koefisien determinasi yang telah disesuaikan (r 2 ). Kemudian
dibandingkan nilai r 2 dengan nilai R 2 dari model ECM yang
dispesifikasikan seperti di atas. Jika ada satu atau lebih nilai koefisien
determinasi dari model regresi sederhana antara variabel bebas
nilainya lebih besar dari koefisien determinasi dari model ECM
(R 2 < r 2 ), maka dapat disimpulkan terjadi masalah multikolinieritas
dan sebaliknya.
Hasil dari uji Klein untuk variabel-variabel bebas dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.12 Hasil Uji Klein
Variabel
Kesimpulan
r2
R2
DPMA-DULN
0,000069 0,416237 Tidak terjadi multikolinieritas
DPMA-BPMA
0,430933 0,416237 terjadi multikolinieritas
DPMA-BULN
0,009962 0,416237 Tidak terjadi multikolinieritas
DULN-BPMA
0,012160 0,416237 Tidak terjadi multikolinieritas
DULN-BULN
0,012620 0,416237 Tidak terjadi multikolinieritas
BPMA-BULN
0,000026 0,416237 Tidak terjadi multikolinieritas
Sumber: Hasil olahan E-Views 4
Dari tabel 4.12 di atas dapat diketahui bahwa untuk semua
korelasi antar variabel bebas mempunyai nilai r2 yang lebih kecil
dibandingkan dengan nilai R2. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa spesifikasi model yang digunakan bebas dari masalah
commit to user
multikolinearitas kecuali pada variabel penanaman modal asing jangka
81
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
panjang (DPMA) dan variable penanaman modal jangka pendek
(BPMA).
Tanpa bermaksud melanggar kaidah BLUE (Best Linear
Unbiased Estimator), penulis menduga masalah multikolinearitas bisa
timbul karena sifat-sifat yang terkandung dalam kebanyakan variabel
ekonomi berubah bersama-sama sepanjang waktu. Misalnya, investasi,
penghasilan, konsumsi, harga-harga, suku bunga, dan harga saham
cenderung meningkat dalam masa-masa makmur (boom) dan menurun
dalam periode depresi. Menurut Gujarati (1995) multikolinearitas pada
dasarnya dalah fenomena sampel. Jadi kenyataannya, penaksirpenaksir
OLS
adalah
BLUE
meskipun
terdapat
masalah
multikoliearitas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas terjadi jika gangguan muncul dalam
fungsi regresi yang mempunyai varian yang tidak sama sehingga
penaksir OLS tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun sampel
besar (tetapi masih tidak bias dan konsisten). Untuk menguji ada
tidaknya masalah heteroskedastisitas dilakukan dengan uji Park.
Metode ini terdiri dari dua tahap. Yang pertama dilakukan
regresi memperhitungkan adanya masalah heteroskedastisitas. Dari
hasil regresi tersebut maka diperoleh nilai residualnya. Kemudian nilai
residual tadi dikuadratkan dan diregresikan dengan variabel-variabel
independen. Dari hasil regresi tahap dua tadi kemudian dilakukan uji t.
jika nilai probabilitas semua variabel independen signifikan, maka
commit to user
82
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji Park dapat dilihat pada tabel 4.13
berikut:
Tabel 4.13 Hasil Uji Park
Dependent Variable: RESID^2
Variable
Coefficien
t
C
0.038457
DULN
-0.082306
DULN^2
-3.82E-10
DPMA
-0.082324
DPMA^2
4.32E-10
ULN(-1)
-0.082245
ULN(-1)^2
-1.76E-10
PMA(-1)
-0.082298
PMA(-1)^2
-9.37E-10
ECT1
0.082257
ECT1^2
1.35E-10
R-squared
0.254887
Adjusted R-squared -0.055576
S.E. of regression
0.359770
Sum squared resid
3.106425
Log likelihood
-7.280029
Durbin-Watson stat 1.973661
Sumber: Hasil olahan E-Views 4
Std. Error
t-Statistic
Prob.
1.230999 0.031241
0.079857 -1.030665
2.25E-09 -0.169561
0.079843 -1.031076
1.36E-09 0.317802
0.079845 -1.030059
1.48E-10 -1.192078
0.079837 -1.030822
1.51E-09 -0.620899
0.079841 1.030263
1.47E-10 0.919454
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.9753
0.3130
0.8668
0.3128
0.7534
0.3133
0.2449
0.3129
0.5405
0.3132
0.3670
0.285546
0.350171
1.044573
1.533397
0.820989
0.612525
Dari kedua tabel di atas diketahui bahwa nilai probabilitas
dari semua variabel lebih dari tingkat signifikansi 5%, sehingga dapat
disimpulkan pada model tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
c. Uji Autokorelasi
Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai adanya korelasi
antar unsur-unsur variabel pengganggu sehingga penaksir tidak lagi
efisien baik dalam sample kecil ataupun besar. Dalam penelitian ini
untuk mendetetksi ada tidaknya masalah autokorelasi akan digunakan
Lagrange Multiplier Test.
commit to user
83
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Uji ini dilakukan dengan meregresi semua variabel bebas dan
variabel tak bebas, kemudian dilakukan uji Breusch Godfrey terhadap
residu dari hasil model tersebut.
Kriteria pengujiannya adalah jika nilai probabilitas Obs Rsquarednya lebih besar dari probablilitas 5%, maka dalam model tidak
terdapat masalah autokorelasi.
Tabel 4.14 Uji Lagrange Multiplier Test
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic
1.730419 Probability
3.976559 Probability
Obs*R-squared
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Variable
Coefficien
t
C
0.097104
DULN
-0.023459
DPMA
-0.023462
ULN(-1)
-0.023456
PMA(-1)
-0.023455
ECT1
0.023456
RESID(-1)
0.383030
RESID(-2)
-0.148195
R-squared
0.113616
Adjusted R-squared -0.116187
S.E. of regression
0.572798
Sum squared resid
8.858630
Log likelihood
-25.61862
Durbin-Watson stat 1.983545
Sumber: Hasil olahan E-Views 4
Std. Error
0.196289
0.136931
t-Statistic
Prob.
0.956123 0.101560
0.119214 -0.196784
0.119207 -0.196815
0.119214 -0.196755
0.119201 -0.196765
0.119212 0.196758
0.207200 1.848602
0.207557 -0.713998
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.9199
0.8455
0.8454
0.8455
0.8455
0.8455
0.0755
0.4814
1.40E-11
0.542167
1.921064
2.276572
0.494405
0.830208
Dari tabel 4.14 didapat Obs R-squarednya adalah sebesar
0,136931 maka pada model tidak terjadi masalah autokorelasi.
commit to user
84
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7. Interpretasi Ekonomi
a. Pengaruh Konstanta terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Hasil estimasi ECM menunjukkan bahwa nilai koefisien
konstanta sebesar -2,851858. Hal itu berarti, jika semua variabel
independen (penanaman modal asing dan netto utang luar negeri)
konstan,
perubahan
pertumbuhan
ekonomi
berkurang
sebesar
2,851858%. Nilai konstanta berpengaruh secara signifikan, hal ini
ditunjukkan oleh nilai t hitung yang signifikan secara statistik pada
taraf signifikansi 5%.
b. Pengaruh Penanaman Modal Asing terhadap Pertumbuhan
Ekonomi
Hasil estimasi ECM menunjukkan bahwa dalam jangka pendek
penanaman modal asing mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi. Dimana nilai koefisien penanaman
modal jangka pendek sebesar 0,369658. Hal ini berarti apabila variabel
independen lain konstan, setiap perubahan yang terjadi pada
penanaman modal asing sebesar 1% akan menyebabkan perubahan
pertumbuhan ekonomi sebesar 0,369658%.
Penanaman modal dalam jangka panjang mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Nilai koefisien
penanaman modal asing jangka panjang sebesar 0,369652. Hal ini
berarti apabila variabel independen lain konstan, setiap perubahan
yang terjadi pada penanaman modal asing sebesar 1% akan
menyebabkan perubahan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,369652%.
commit to user
85
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hasil analisis ini menunjukkan kesesuaian teori yang
dikemukakan Rostow dalam bukunya The Stages of Economic Growth
menyebutkan bahwa salah satu dari sekian banyak taktik pokok
pembangunan untuk tinggal landas adalah pengerahan atau mobilisasi
dana tabungan (dalam mata uang domestik maupun asing) guna
menciptakan
investasi
dalam
jumlah
yang
memadai
untuk
mempercepat laju pertumbuhan ekonomi (Todaro dan Smith, 2003).
Ini menunjukkan bahwa masih pentingnya invetasi/ penanaman modal
asing untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Pada pelaksanaanya di
Indonesia saat ini menerapankan
system desentralisasi melalui otonomi daerah. Dimana masing-masing
daerah lebih diberi keleluasaan untuk mengambil kebijakan, sehingga
pemerintah pusat dan tiap-tiap pemerintah daerah saling berlombalomba mempromosikan daerahnya untuk menarik investor baik dari
luar negeri maupun dalam negeri untuk menanamkan modal di
daerahnya. Ini menunjukkan bahwa masih pentingnya invetasi/
penanaman modal asing untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
di Indonesia.
c.
Pengaruh Variabel Utang Luar Negeri terhadap Pertumbuhan
Ekonomi
Variabel utang luar negeri dalam jangka pendek mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel pertumbuhan
ekonomi. Nilai koefisien utang luar negeri jangka pendek sebesar
0,369679. Hal ini berarti apabila variabel independen lain konstan,
commit to user
86
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
setiap perubahan yang terjadi pada variabel utang luar negeri sebesar
1% akan menyebabkan perubahan pada variabel pertumbuhan ekonomi
sebesar 0,369679%.
Variabel utang luar negeri dalam jangka panjang mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Nilai
koefisien utang luar negeri jangka panjang sebesar 0,369735. Hal ini
berarti apabila variabel independen lain konstan, setiap perubahan
yang terjadi pada variable utang luar negeri sebesar 1% akan
menyebabkan perubahan variable pertumbuhan ekonomi sebesar
0,369735%.
Utang luar negeri yang terjadi di Indonesia salah sebagai akibat
dari masih rendahnya akumulasi tabungan domestik sehingga mampu
menjadi salah satu ancaman stabilitas perekonomian. Sehingga utang
luar negeri tidak hanya memberi tekanan pada defisit anggaran, tetapi
juga pada cadangan devisa. Ini menunjukkan bahwa Indonesia masih
cukup tergantung dengan untang luar negeri. Hasil dari penelitian ini
juga menguat teori yang dikemukakan Rostow bahwa mobilisasi dana
tabungan (dalam mata uang domestik maupun asing) yang salah
satunya adalah dalam bentuk untang luar negeri akan mempengaruhi
peningkatan pertumbuhan ekonomi di Negara-negara berkembang
seperti yang terjadi di Indonesia.
commit to user
87
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.15 Perbandingan Hipotesis dan Hasil Analisis Data Menggunakan
Metode Analisis Error Correction Model (ECM)
Variabel Bebas
Penanaman Modal Asing (PMA)
Utang Luar Negeri (ULN)
Sumber: Hasil olahan E-Views 4.
Hasil Analisis Data
Variabel Jangka
Variabel
Hipotesis
Pendek
Jangka Panjang
+
signifikan (+)
signifikan (+)
+
signifikan (+)
signifikan (+)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
Dalam bab ini akan disajikan beberapa kesimpulan yang berkaitan
dengan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya. Dari
kesimpulan yang ada, penulis berusaha memberikan saran sehubungan dengan
permasalahan yang telah dikemukakan, sehingga hal ini dapat menjadi bahan
masukan bagi pihak-pihak yang berkaitan.
A. Kesimpulan
1. Pengaruh Utang Luar Negeri terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Hipotesis kedua yang menyatakan ada hubungan positif antara
pertumbuhan ekonomi dengan utang luar negeri terbukti kebenarannya.
Dalam jangka pendek dan jangka panjang mempunyai pengaruh yang
positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada α = 5%.
2. Pengaruh Penanaman Modal Asing terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Hipotesis pertama yang menyatakan ada hubungan positif antara
pertumbuhan
ekonomi
dengan
penanaman
modal
asing
terbukti
kebenarannya. Dalam jangka pendek dan jangka panjang mempunyai
pengaruh yang positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada α =
5%.
B. Saran
1. Pentingnya menciptakan stabilitas ekonomi makro yang mantap melalui
program-program reformasi, deregulasi, dan debirokratisasi di seluruh
aspek pembangunan ekonomi. Sehingga diharapkan dapat menarik minat
investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Selain itu juga
commit to user
88
89
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
akan tercipta iklim investasi yang kondusif. Selain itu pemerintah juga
dapat melakukan promosi aktif mengenai dunia usaha di Indonesia yang
dapat menjadi daya tarik pengusaha. Pemerintah juga harus berupaya
untuk meningkatkan kualitas SDM dan meningkatkan ketrampilan tenaga
kerja yang ada sehingga akan terjadi alih teknologi dan keahlian yang
efektif dari pekerja asing ke pekerja Indonesia selain itu juga dapat
menciptakan pekerja-pekerja yang andal.
2. Perlunya kehati-hatian dalam pengelolaan utang luar negeri. Ini dilihat dari
signifikanya pengaruh utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi
menunjukkan bahwa masih belum terpenuhinya modal atau capital dari
dalam negeri guna pembangunan dan mensejahterakan seluruh penduduk
Indonesia bukan mejadi alasan pemerintah untuk selalu meningkatkan
jumlah utang luar negeri tiap tahunnya. Namun harus diiringi dengan
kontroling atau manajemen utang yang baik sehingga pengunaanya
efisisen dan tidak menjadi beban negara. Selain itu pemerintah harus lebih
kretif guna memperoleh modal/ dana dari dalam negeri sendiri.
commit to user
Download