Leuser: Habitat Penting bagi Badak Sumatera

advertisement
**RILIS BERITA**
Kontak:
Wulan Pusparini
Species Conservation Specialist
Wildlife Conservation Society – Indonesia Program
+62 811-118-815
Kuswandono
Kepala Bidang Teknis Konservasi Taman Nasional
Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser – Kementerian LHK
+62 812-946-2109
Leuser: Habitat Penting bagi Badak Sumatera
Medan (28 September 2015) – Para peneliti menemukan secercah harapan untuk menyelamatkan
badak Sumatera – salah satu mamalia yang kritis terhadap ancaman kepunahan. Mereka berhasil
mengidentifikasi beberapa lokasi petak hutan yang penting bagi perlindungan intensif badak Sumatera.
Pernyataan ini disampaikan dalam sebuah publikasi ilmiah baru dari Wildlife Conservation Society (WCS)
dan University of Massachusetts - Amherst (UMass). Hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal akses
terbuka, Public Library of Science (PLoS) ONE pada edisi 16 September ini menyajikan data yang sangat
penting dalam mendukung usaha terakhir untuk mencegah kepunahan badak Sumatera.
Berdasarkan penelitian tersebut, badak Sumatera hanya menempati 237.100 hektar di bentang alam
Leuser, 63.400 hektar di Taman Nasional Way Kambas dan 82.000 hektar di Taman Nasional Bukit
Barisan Selatan, dari total area yang disurvei seluas 3 juta hektar di ketiga tempat tersebut. Selain itu,
penelitian ini juga mengidentifikasi lima Zona Perlindungan Intensif (Intensive Protection Zone-IPZ) yang
luar biasa penting dalam menyelamatkan badak sumatera, seperti yang disebutkan oleh Wulan
Pusparini, peneliti dari WCS sekaligus mahasiswa PhD dari UMass. “Sama seperti wilayah lainnya, di
Leuser, badak Sumatera hidup dalam populasi kecil dan terpisah-pisah. Dari total 3 juta hektar di pulau
Sumatera yang kami survei, hanya 13% area yang dihuni oleh badak Sumatera. Leuser menjadi satu
habitat penting karena luas wilayahnya yang paling besar dibandingkan dengan wilayah lain serta
populasinya yang masih menunjukkan tanda-tanda berkembangbiak” ujar Pusparini.
Noviar Andayani, Country Director Wildlife Conservation Society – Indonesia Program menegaskan,
”Badak Sumatera akan punah apabila tidak ada upaya yang dilakukan. Lima IPZ yang teridentifikasi
dalam penelitian ini harus ditetapkan secara formal dalam upaya peningkatan penegakan hukum. Kami
juga menyarankan pemerintah agar memastikan Zona Perlindungan Intensif terwujud dengan meninjau
ulang rencana pembangunan jalan baru di TN Bukit Barisan Selatan dan bentang Leuser. Penunjukkan
resmi kelima IPZ harus disertai penambahan jumlah polisi hutan yan memadai untuk menjaga kawasan
tersebut.”
Menanggapi penelitian ini, Andi Basrul, Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser, mengatakan,
”Mengingat pentingnya Leuser dalam upaya melestarikan badak Sumatera, kami akan berusaha secara
maksimal untuk menjaga Leuser agar badak mendapatkan habitat yang berkualitas. Kami akan
meningkatkan pengamanan kawasan dan penegakan hukum pada setiap oknum yang bermaksud untuk
merusak kawasan hutan. Kami juga mengajak Perguruan Tinggi di sekitar TNGL, antara lain di Medan,
Banda Aceh, Tapak Tuan, Kutacane dan lainnya dapat berpartisipasi dalam penelitian terkait badak dan
habitatnya di TNGL untuk memperkuat pemahaman dan dukungan akademisi lokal dalam konservasi di
TNGL.”
Badak Sumatera mengalami penurunan jumlah populasi secara drastis hingga ditetapkan sebagai hewan
yang kritis terhadap kepunahan menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature). Sekitar
dua ratus tahun yang lalu, badak Sumatera tersebar dari timur laut India hingga Kalimantan dan
berjumlah sekitar puluhan ribu ekor. Namun, permintaan yang luar biasa terhadap cula badak untuk
obat Tiongkok tradisional mengurangi jumlah spesies ini hingga kurang dari 100 ekor di alam liar, tanpa
populasi yang dapat bertahan secara alami di luar Pulau Sumatra.
Catatan Redaksi
 Penelitian “Rhinos in the Parks: An Island-Wide Survey of the Last Wild Popualtion of the Suamtran
Rhinoceros.” terbit pada edisi terkini PLOS ONE. Penulis adalah: Wulan Pusparini dari WCS dan ECo –
UMass Amherst, Paul R. Sievert, Todd K. Fuller, dan Timothy O. Randhir dari ECo – UMass Amherst
dan Noviar Andayani dari WCS.
 Taman Nasional Gunung Leuser (yang berada dalam bentang Leuser) dan Taman Nasional Bukit
Barisan Selatan dan Taman Nasional Kerinci Seblat termasuk dalam Situs Warisan Dunia Hutan
Tropis Sumatra (Tropical Rainforest Heritage of Sumatera – TRHS) oleh UNESCO karena sangat
penting bagi keanekaragaman hayati. Taman Nasional Way Kambas, terlepas dari luasnya yang
cenderung lebih kecil, masih menjadi rumah bagi badak, harimau dan gajah Sumatera.
Link ke jurnal ilmiah: http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0136643
Wildlife Conservation Society
Misi: melindungi satwa liar dan habitatnya melalui ilmu pengetahuan, aksi konservasi, pendidikan dan
menginspirasi masyarakat untuk menghargai alam. VISI: WCS bermimpi akan dunia di mana satwa liar hidup pada
tanah dan laut yang lestari, hidup berdampingan dengan masyarakat yang merangkul sekaligus mendapatkan
manfaat dari keanekaragaman makhluk hidup di dunia. Untuk mencapai misi kami, WCS, yang berbasis di Bronx
Zoo, mengontrol Program Konservasi Global di lebih dari 60 negara dan di seluruh wilayah laut di dunia serta lima
kebun binatang di New York, yang dikunjungi oleh 4 juta orang setiap tahun. WCS mengombinasikan keahliannya
di lapangan, kebun binatang dan akuarium untuk mencapai tujuan konservasinya. Kunjungi: www.wcs.org dan
http://indonesia.wcs.org/; https://www.facebook.com/wcsindonesia; https://twitter.com/WCS_ID.
Taman Nasional Gunung Leuser
Visi: TNGL Lestari dan Penyangga Pembangunan Berkelanjutan 2019
Misi: mewujudkan visi tersebut di tetapkan 5 (lima) misi pengelolaan TNGL sebagai berikut:
1. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi staf dalam rangka meningkatkan efektivitas pengelolaan untuk
mencapai tujuan pengelolaan.
2. Memantapkan legalitas batas kawasan yang disepakati dan diakui para pihak.
3. Mempercepat penataan kawasan dan pengelolaan kawasan berbasis resort serta pengawetan
keanekaragaman hayati dan ekosistemnya.
4. Mengoptimalkan pemanfaatan kawasan sesuai dengan potensinya, secara lestari.
5. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam membantu pengelolaan Taman Nasional
Gunung Leuser yang adil dan bertanggung jawab,
Kunjungi: http://gunungleuser.or.id ; https://www.facebook.com/pages/Taman-Nasional-Gunung-Leuser
Download