Farmaka Volume 4 Nomor 4 1 Review Article OVERVIEW FARMAKOEPIDEMIOLOGI Indah Utami Putri Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran Jl. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor 45363 ABSTRAK Farmakoepidemiologi adalah suatu studi cabang ilmu yang menghubungkan disiplin ilmu epidemiologi dan farmasi klinik bertujuan untuk mendalami efek suatu obat terhadap suatu populasi. Farmakoepidemiologi dapat mengevaluasi hasil treatment, sehingga diperoleh keamanan dan efikasi yang lebih baik ketika digunakan pada pasien. Studi memiliki peranan penting dalam melihat keberhasilan ataupun kegagalan terapi obat yang diberikan. Farmakoepidemiologi juga memberikan rekomendasi pengambilan keputusan yang tepat dalam pemilihan terapi obat agar dapat menurunkan derajat mortalitas dalam suatu populasi akibat ketidaktepatan dalam pengobatan. Dengan menggunakan metode studi pustaka, sehingga dapat diuraikan definisi, sejarah, prinsip serta aplikasi epidemiologi, farmakologi, dan farmasi klinik dalam pengembangan farmakoepidemiologi melalui artikel berikut. Kata kunci: Farmakoepidemiologi, epidemiologi, farmakologi, farmasi klinik ABSTRACT Pharmacoepimiology is a branch of science that linked epidemiology and clinical pharmacy and aimed to explore the effect of drugs on a population. Pharmacoepidemiology evaluated treatment in order to achieve better safety and efficacy when used by patient. The following study has important role to show success or failure of a given drug therapy. Pharmacoepidemiology also provide recommendations appropriate decision in selection of drug therapy given in order that reduce the mortality degree in inaccuracies treatment in population. By using literature study, following review article described definition, history, principle and application epidemiology, pharmacology, and clinical pharmacy in development of pharmacoepidemiology. Keywords: Pharmacoepidemiology, epidemiology, pharmacology, clinical pharmacy. PENDAHULUAN Untuk menghindari kejadian Setiap tahun di Amerika setidaknya tersebut , mulai dikembangkan suatu ilmu 100.000 orang meninggal dan 1,5 juta yang menghubungkan penggunaan obat pasien di rawat di rumah sakit akibat efek dengan pengaruh klinisnya pada suatu samping dari obat, padahal 20 – 70 % dari populasi, pasien di rumah sakit dapat dihindari dari farmakoepidemiologi[4,8].Farmakoepidemi efek samping obat yang tidak diinginkan[3]. ologi mulai berkembang sekitar tahun 1960 yang dinamakan Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157 Farmaka Volume 4 Nomor 4 ketika obat golongan hipnotik, yaitu 2 demam berdarah dengue pada 50 tahun thalidomide menyebabkan efek teratogenik terakhir mengalami peningkatan sebesar 30 pada sebagian endemik[7]. Berawal dari kali lipat terutama pada negara yang kejadian tersebut dibentuk suatu studi untuk memiliki iklim tropis dan khususnya mengetahui hubungan antara obat dengan menyerang daerah pedesaan. Jumlah kasus pengaruh klinisnya agar dapat menghindari DBD di Indonesia cenderung meningkat efek samping yang merugikan. Sehingga dan setiap tahunnya selalu menjadi KLB di menginisiasi beberapa negara di Eropa beberapa provinsi, rentang tahun 1998 – untuk membentuk suatu badan yaitu 2004 ditemukan penderita DBD sebanyak International for 79.480 dengan angka kematian lebih dari tahun 800 orang. Tercatat 95% dari penderita Strom, DBD berada dalam kelompok umur <15 Society Pharmacoepidemiology 1989[2]. Menurut (ISPE) Brian farmakoepidemiologi L. dapat diartikan tahun [1] .Dari kasus di atas dapat diketahui sebagai suatu studi yang mempelajari angka penyebaran penyakit infeksi endemik manfaat serta efek dari suatu obat pada di Indonesia. Dengan bantuan farmakologi populasi[3]. Para praktisi kesehatan pun klinik maka kekeliruan dalam pengambilan merasakan kebermanfaatan yang signifikan keputusan terapi dapat di minimalisir. mengenai ilmu ini, dilihat dari pentingnya Farmakoepidemiologi peran dalam meningkatkan kualitas hidup lintas populasi menjelaskan [10] . Belum ada yang perkembangan sangat berperan dalam pengambilan keputusan terapi yang paling tepat untuk pasien [2,3,5,11] . Hal mendasar yang menjadi dalam pengembangan farmakoepidemiologi di Indonesia secara tantangan kronologis, namun sudah banyak penelitian farmakoepidemiologi adalah kurangnya yang mengimplementasikan epidemiologi sumber daya praktisi yang berkemampuan sendiri. Salah satunya prevalensi penyakit akibat ketiadaan edukasi yang memadai [10]. Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157 Farmaka Volume 4 Nomor 4 Namun tantangan – tantangan tersebut tidak 3 ilmiah terkait. Melalui situs Research Gate menjadikan sebuah permasalahan bagi (http://researchgate.net) kata kunci yang dunia kontribusi terkait yang dicari menunjukkan beberapa farmakoepidemiologi dapat memberikan jurnal dan artikel ilmiah yang dapat jasa pengobatan yang tepat bagi pasien, digunakan dalam pembuatan artikel review membantu ini. kesehatan karena industri mengidentifikasi farmasi kebutuhan untuk konsumen, Data Inkluasi dan Eksklusi membantu pengawasan regulasi dalam Artikel dan jurnal ilmiah yang efisiensi dan efikasi serta profil keamanan dimaksudkan merupakan naskah publikasi obat [11]. Tujuan penulisan artikel review ini 10 tahun terakhir (tahun 2006 – 2016). adalah untuk mengetahui definisi, sejarah, Dengan pencarian berdasarkan kata kunci, prinsip definition serta aplikasi epidemiologi, and expansion farmakologi, dan farmasi klinik dalam pharmacoepidemiology, pengembangan application farmakoepidemiologi melalui artikel berikut. principal epidemiology of and in pharmacoepidemiology, dan principal and application pharmacology and clinical pharmacy in pharmacoepidemiology. METODE Pencarian sumber acuan artikel Ekstrasi Data review ini dilakukan untuk mengambil dan Dari total 16 jurnal dan artikel ilmiah menyadur referensi berupa buku teori, serta satu buku teori yang diperoleh, jurnal ilmiah, dan artikel ilmiah yang dikerucutkan menjadi 10 artikel utama dan berkaitan dengan sumber data dalam satu buku teori yang terkait sumber data farmakoepidemiologi. dalam farmakoepidemiologi. Mesin pencari Google Schoolar digunakan untuk mencari beberapa kata kunci dalam pencarian artikel Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157 Farmaka Volume 4 Nomor 4 4 POKOK BAHASAN Tabel 1. Ringkasan jurnal dan artikel ilmiah Tahun Judul Jurnal Penulis Ringkasan Negara Pharmacoepidemiolog Shiro Tanaka, 2015 – Jepang Farmakoepidemiologi y in Japan: medical Kahori Seto, merupakan penelitian yang databases and research dan Koji terbilang baru yang dimulai achievement Kawakami pada sekitar tahun 1980. Dasar The Intriguing 2013 – Berlin of ilmu ini adalah epidemiologi klinik dengan Pharmacoepidemiolog Björn farmasi klinik y Wettermark menyediakan berupa yang informasi efikasi serta keamanan obat, pengawasan keamanan produk farmasetika, comparative effectiveness research (CER), dan cost-effective analysis (CEA)[2,11]. Menurut Ethical Guidelines Biomedical on Research Involving Human Subjects by Ministry Culture, of Education, Sports, Science Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157 Farmaka Volume 4 Nomor 4 5 andTechnology and Ministry of Health, Labour and Welfare, ada beberapa yang menjadi kelemahan studi berikut seperti belum ada nya protokol yang mencantumkan perlakuan isu etik yang terdiri informasi yang dari bersifat rahasia, penyingkapan studi dan konflik Sehingga dalam kepentingan. ada hasil keraguan yang lebih dominan bersifat hipotesis, bukan bersifat “confirmatory”[11] Pharmacoepidemiolog D. Pathak, R. 2010 y: A Complement to Dwiedi, Therapeutic Trials Gupta A. Tamilnadu – Kebutuhan manusia yang membutuhkan obat semakin banyak dari tahun ke tahun nya. Perlu suatu langkah yang tepat untuk menyembuhkan dengan cara dapat pasien memberikan obat yang tepat. Tantangan dalam hal tersebut adalah Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157 Farmaka Volume 4 Nomor 4 praktisi kesehatan 6 harus mempunyai dasar ilmu yang menjelaskan mengapa setiap individu mempunyai respon yang berbeda terhadap terapi obat yang diberikan[4]. Pharmacoepidemiolog yand Drug 2015 – India Patil JS Safety: Tata pelaksanaan farmakoepidemiologi Indian Scenario di India masih terbilang susah. Kurangnya praktisi yang memahami studi berikut, dan dana yang diperoleh tidak sebanding membuat para praktisi memilih untuk tidak mengembangkannya. Kejadian efek samping yang terjadi di India di atas 1% ketika dibandingkan dengan dunia sekitar 5%[9] Pharmacoepidemiolog y Education in US Esmond D. 2007 – Austin Nwokeji, PhD, Karen Colleges and Schools of Pharmacy Rascati, Leticia Pendidikan farmakoepidemiologi saat ini L. PhD, R. Moczygemba, sangat dibutuhkan terlihat dari survei yang diadakan dalam jurnal berikut. Dari 89 PharmD, kampus terakredasi dan Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157 Farmaka Volume 4 Nomor 4 and James P. Wilson, PhD 7 sekolah farmasi di US, 74 (83%) membutuhkan edukasi farmakoepidemiologi. Ilmu ini dirasa mempunyai peran penting dalam keputusan pengambilan dan pemantauan terapi obat[5]. An Agenda for UK Stephen J. W. 2012 – London Kebaruan Clinical Pharmacology Evans farmakoepidemiologi dalam Pharmacoepidemiolog dunia y menjadi ilmu kesehatan masih tantangan, contohnya kurang nya pelatihan mengenai ilmu ini akibat masih sedikit ekpertis yang mendalam ilmu berikut. Epidemiologi menjadi akar dalam pemahaman ini. Bukan hanya epidemiologi, farmakologi juga ilmu wajib dalam mendukung perkembangan farmakoepidemiologi. Namun, hubungan antara farmakoepidemiologi Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157 Farmaka Volume 4 Nomor 4 8 dengan farmakologi menjadi hilang sedikit demi sedikit akibat adanya interpretasi bias[12]. Pharmacoepidemiolog Judith K. Jones, 2012 – USA Setelah 20 tahun berdirinya y: Defining the Field Hugh H. Tilson, ISPE, belum ditentukan nya and its Core Content dan James D. konten Lewis pengembangan wajib untuk farmakoepidemiologi. Setelah dilakukan survei kepada member ISPE, diperoleh kompetensi ilmu yang bersifat sebagai pendukung farmakoepidemiologi, yaitu pharmacovigilance, analisis data, epidemiologi, farmasi klinik, regulasi serta decision making[6]. Pharmacoepidemiolog Pinar y Balcik Yalcin 2016 – Turki dan Farmakoepidemiologi memegang peranan penting Gulcan dalam Kahraman penggunaan dalam berbeda. memantau suatu populasi obat yang Apakah Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157 Farmaka Volume 4 Nomor 4 9 penggunaan obat tersebut maksimal efek terapi nya atau mengakibatkan samping efek yang buruk terhadap populasi tersebut. Farmakoepidemiologi membantu dunia kesehatan dalam pemantauan keamanan suatu obat. Farmakoepidemiologi mempunyai banyak hubungan dengan disiplin ilmu lainnya, yaitu farmasi klinik, epidemiologi, dan farmakoekonomi[10]. How can the Quality of François Alla, et 2012 – Perancis Dalam Medical farmakoepidemiologi Data in al membangun Pharmacovigilance, dibutuhkan suatu data yang Pharmacoepidemiolog bersifat paten. Sumber data y and Clinical Studies didapat dari informasi medis be Guaranteed? seseorang. Yang kualitas data dimana dapat memberikan kualitas hasil farmakoepidemiologi. Sehingga dapat dilihat Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157 Farmaka Volume 4 Nomor 4 10 keamanan dan efikasi terapi dari suatu populasi[6]. Introduction to Miquel Porta Pharmacodepimiology 2016 – Perancis Kombinasi farmakologi dengan epidemiologi dinamakan farmakoepidemiologi. Farmakoepidemiologi mempelajari studi efek obat terhadap khalayak manusia (populasi). Area farmakoepidemiologi dimulai dari uji pra klinik, fasa I mengenal keamanan obat, fasa II mempelajari efikasi obat, fasa 3 mengetahui dosis dan studi populasi, dan setelah pemasaran. Dengan kata lain, farmakoepidemiologi dapat diartikan sebagai kuantifikasi studi pola penggunaan obat dan efek samping obat[8]. Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157 Farmaka Volume 4 Nomor 4 Sejarah dan Perkembangan Farmakoepidemiologi Drug 11 diberi Administration(FDA) wewenang untuk mengevaluasi efisiensi farmakoepidemiologi obat dan mulai mengumpulkan laporan – terbilang cukup baru karena studi ini baru laporan mengenai efek samping obat yang mulai dihasilkan[8,10]. Perjalanan berkembang sekitar tahun Sepanjang tahun 2004 1960[4,10,12]. Didasari atas peristiwa efek hingga 2008 diperoleh kurang lebih dua juta teratogenik ketika laporan mengenai efek samping obat di AS. kemudian Dengan contoh obat yang ditarik dari yang mengonsumsi dihasilkan thalidomide, disusul dengan kejadian lainnya seperti pada rentang tahun – Amerika Serikat diantaranya 1980; Suprofen, Encainid HCl, Temofloxasin phenformin merupakan obat antidiabetes HCl, Flosequinan, dan Bromfenak Na[8]. oral yang menyebabkan asidosis dan Dibantu dicabut dari pasar tahun 1979, lalu Epidemiology Unit tahun 1970 memberikan debendox kontribusi yang besar dalam pengembangan adalah 1970 pasaran kombinasi obat dicyclomine, doxylamine, dan pyridoxine dengan pembentukan Drug awal farmakoepidemiologi[10]. memiliki efek terapi dalam mengatasi mual Kejadian tersebut juga menginisiasi dan muntah selama kehamilan dinyatakan beberapa negara Eropa yaitu UK, Perancis, mengakibatkan cacat pada sebagian bayi Jerman, dan Swedia untuk mengadakan sehingga dicabut dari pasaran pada tahun suatu 1980[7]. International World Health Origanization konferensi yang Conference bernama in (WHO) membentuk suatu grup studi untuk Pharmacoepidemiology tahun 1985 yang mempelajari efek samping yang terjadi, menghasilkan kesepakatan pembentukan yaitu The Committee on Safety of Medicines suatu badan yang bernama International tahun 1968 dan Medicines Act tahun Society for Pharmacoepidemiology (ISPE) 1968[10]. Di Amerika Serikat, Food and tahun 1989[7]. Awalnya disiplin ilmu ini Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157 Farmaka Volume 4 Nomor 4 dinamakan “farmasetikal epidemiologi” 12 valid, dikutip dari jurnal François Alla et al, yang mempunyai mengintegrasikan epidemiologi Kemudian tujuan untuk semakin valid suatu data yang mana hubungan antara kualitas dari data sangat baik, maka obat. pemilihan keputusan terapi pada seseorang diubah akan tepat. Selain itu dibutuhkannya dengan oleh Jan pengaruh Venulet namanya menjadi farmakoepidemiologi[7,10,12]. Tujuan – decision making mendapatkan hasil algorithm sagar yang tepat untuk pengobatan serta tujuan dari beberapa organisasi di atas merekomendasikan didasari atas keprihatinan atas efek samping kurangnya tenaga profesional[2]. yang dihasilkan suatu obat, sehingga Definisi dan Fungsi Studi bercita-cita ingin menurunkan angka kasus Farmakoepidemiologi berasal dari dua kata yang terdiri dari “pharmaco” yang efek samping obat. metode berarti obat dan “epidemiology” yang farmakoepimiologi memberikan suatu nilai berarti populasi besar[4,10]. Dengan kata lain positif dalam dunia kesehatan ke depannya. farmakoepidemiologi adalah studi yang Namun keterbatasan data yang tersedia mempelajari hubungan pengaruh klinis akibat membuat suatu obat terhadap suatu populasi[1-12]. perkembangan farmakoepimiologi sedikit Cakupan area studi farmakoepidemiologi terhambat. Contoh data yang tersedia dan dimulai dari efek samping obat, pola menjadi data mayor adalah resep obat dan kebermanfaatan obat, efikasi obat, dan data medis komputerisasi. Data yang pemantauan pemasaran obat. Studi yang bersifat rahasia memang menjadi ancaman menghubungkan akibat regulasi yang ketat[2,11],. Data yang farmasi klinik, farmakologi, biostatistik, digunakan demografi, Kebaruan bersifat rahasia dalam studi farmakoepidemiologi hendaknya bersifat dan ilmu epidemiologi, sains sosial telah berkembang pesat[4]. Kebermanfaatannya Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157 Farmaka Volume 4 Nomor 4 sangat dirasakan di era sekarang karena 13 Topik farmakoepidemiologi dibagi menjadi dapat mengoptimalkan kebutuhan obat dan tiga, yaitu aplikasi dari prinsip epidemiologi membantu dalam dalam penggunaan obat dan efek nya pada memutuskan terapi obat yang tepat dan suatu populasi, menghitung probabilitas telah menjadi hal yang fundamental dalam kebermanfaat atau pun efek samping obat meningkatkan efisiensi dan efikasi suatu dalam populasi, dan metode yang kontinu obat[2,9]. Farmakoepidemilogi pun sudah dalam memantau obat agar tidak terjadi berubah fokus dari yang awalnya melihat efek – efek merugikan ke depan nya. efek samping suatu obat dan faktor resiko Kadangkala farmakoepidemiologi susah menjadi output dari suatu terapi dilihat dari dibedakan dengan drug utilization, untuk aspek keberhasilan terapi maupun ekonomi melihat perbedaan utama antara dua ilmu [2] tersebut, para tenaga medis . Farmakoepidemiologi perbedaan farmakoepidemiologi spesifiknya yaitu fokus pada menggabungkan dua cabang ilmu, yaitu kuantifikasi terapi; manfaat dan resiko obat epidemiologi[2,3,4,8,10]. pada kelompok pasien, sedangkan drug Berdasarkan pengertian farmakologi adalah utilization lebih berfokus pada efek paparan studi yang menjelaskan efek obat dalam obat[2,10]. tubuh Prinsip dan Aplikasi Epidemiologi dalam farmakologi dan manusia, tentunya dari sisi farmakodinamik maupun farmakokinetik. Farmakoepidemiologi Sedangkan epidemiologi sendiri diartikan Epidemiologi didefinisikan sebagai sebagai studi yang menentukan faktor – ilmu yang mempelajari distribusi dan faktor yang menjelaskan kejadian serta penyebab suatu kejadian kesehatan dalam distribusi penyakit pada suatu populasi. komunitas atau populasi tertentu dan Epidemiologi dibagi menjadi berdasarkan hasilnya penyakit infeksi dan kronik epidemiologi. masalah kesehatan. Farmakoepidemiologi digunakan untuk mengontrol Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157 Farmaka Volume 4 Nomor 4 dijadikan sebagai epidemiologi. sub ilmu dalam terhadap populasi. awalnya menjelaskan mengenai efek obat terhadap etiologi manusia dan farmasi klinik berfungsi dalam penyakit infeksi, lalu berkembang ke menginvestigasi efisiensi dan keamanan penyakit obat. Farmasi klinik dibagi menjadi dua dipelajari Epidemiologi obat 14 Farmakologi untuk mengetahui kronik. Dan farmakoepidemiologi sekarang digunakan untuk aspek, yaitu farmakokinetik melihat penyebab dengan menggunakan mempelajari metode dan ilmu tertentu untuk mengawasi distribusi, metabolisme dan ekskresi suatu terapi obat dalam penurunan resiko efek obat, dengan kata lain kadar obat dalam samping. epidemiologidalam plasma dan farmakodinamik mempelajari farmakoepidemiologi adalah deskriptif dan hubungan dosis obat dengan efek yang menganalisis yang dihasilkan. Dengan mengetahui dua aspek digunakan adalah untuk melihat percobaan tersebut, maka dapat diketahui apakah obat klinik sebelum pemasaran, sehingga dapat tersebut disimpulkan epidemiologi seseorang sehingga dapat diputuskan obat memegang peranan penting dalam fasa pra tersebut memiliki potensi terapi atau pemasaran dalam industri farmasetika[10]. tidak[10]. Peranan metode. Metode bahwa mekanisme yang bermanfaat atau absorpsi, merugikan Prinsip dan Aplikasi Farmakologi dan Farmasi Klinik dalam Farmakoepidemiologi Farmakoepidemiologi adalah ilmu Farmakoepidemiologi bentuk implementasi epidemiologi dengan KESIMPULAN dari adalah metode pertimbangan – yang mempelajari hubungan efek obat terhadap suatu populasi. Dengan menjembatani dua cabang ilmu, yaitu pertimbangan berdasarkan farmasi klinik farmakologi dan epidemiologi, tujuan yang berfokus kepada pengaruh efek suatu farmakoepidemiologi akan tercapai. Tujuan Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157 Farmaka Volume 4 Nomor 4 dari farmakoepidemiologi adalah untuk 15 [2] Björn Wettermak. The intriguing future mengawasi efektivitas suatu obat agar tidak of pharmacoepidemiology. Eur J Clin terjadi hal – hal yang merugikan khalayak Pharmacol. 2013;69(1):43-51. banyak, sehingga diperolah keputusan [3] BL, Strom, SE Kimmel, S. Hennessy. pengobatan yang tepat agar meningkatkan Pharmacoepidemiology, tingkat kualitas hidup. Wiley-Blackwell; 2012. 5th Edition. [4] D. Pathak, R. Dwiedi, A. Gupta. Pharmacoepidemiology: A Complement to UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada Ibu Sofa Dewi Therapeutic Trials. Int. Journal of Alfian selaku pembimbing pertama dan Pharmacy and Technology. 2010;2(1):54- Bapak Rizky Abdulah selaku pembimbing 59. kedua. [5] Esmond D. Nwokeji, Karen L. Rascati, Leticia R. Moczygemba, James P. Wilson. Pharmacoepidemiology Education in US KONFLIK KEPENTINGAN Seluruh penulis menyatakan Colleges and Schools Journal of of Pharmacy. mempunyai konflik kepentingan dengan American Pharmaceutical penelitian, kepenulisan (authorship), dan Education. 2007;71(4):[4 p]. atau publikasi artikel ini. [6] François Alla, et al. How can the Quality of Medical Data in Pharmacovigilance, Pharmacoepidemiology PUSTAKA [1] Aryu Candra. Demam Berdarah and Clinical Studies be Guaranteed?. Thérapie Juillet- Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan Août. 2013;68(4):217–223. Faktor [7] Judith K. Jones, Hugh H. Tilson, James Risiko 2010;2(2):110-119. Penularan. Aspirator. D. Lewis. Pharmacoepidemiology: defining the field and its core content. Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157 Farmaka Volume 4 Nomor 4 Pharmacoepidemiology and Drug Safety. 16 [11] Shiro Tanaka, Kahori Seto, Koji 2011. Kawakami. [8] Miquel Japan: medical databases and research Pharmacodepimiology. Drug Intelligence achievement. Journal of Pharmaceutical and Clinical Pharmacy. 2016. Health Care and Scineces. 2015;1(16):[4 p]. [9] Patil JS. Pharmacoepidemiologyand [12] Stephen J. W. Evans. An Agenda for Drug UK Indian Introduction in to Safety: Porta. Pharmacoepidemiology Scenario. Adv Clinical Pharmacology Pharmacoepidemiol Drug Saf. 2015;4(3). Pharmacoepidemiology. British Journal of [10] Clinical Pharmacology. 2012;73(6):973- Pinar Yalcin Balcik, Gulcan Kahraman. Pharmacoepidemiology. IOSR 978. Journal of Pharmacy. 2016;6(2):57-62. Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157