BAB 2 LANDASAN TOERI 2.1 Teori Dasar Jaringan Komputer Jaringan komputer saat ini sangat diperlukan dalam melakukan proses pengiriman data dari suatu tempat ketempat lain. Tanpa adanya jaringan maka kemungkinan proses pengiriman data akan terhambat. 2.1.1 Definisi Jaringan Komputer Jaringan adalah kombinasi perangkat keras, perangkat lunak, dan pengkabelan (cabelling) yang memungkinkan berbagai alat komputasi berkomunikasi satu sama lain. Selain itu jaringan komputer juga dapat diartikan sebagai kumpulan beberapa komputer dan peralatan lain yang saling terhubung dengan menggunakan aturanaturan tertentu. Hubungan ini dapat terjadi menggunakan media fisik berupa kabel ataupun melalui gelombang radio, infrared, bahkan satelit. Setiap peralatan yang tersambung ke jaringan disebut node. Beberapa jenis jaringan berdasarkan areanya adalah LAN (Local Area Network), MAN (Medium Area Network), WAN (Wide Area Network)., perangkat lain seperti printer, hub, dan sebagainya yang saling Universitas Sumatera Utara terhubung satu sama lain melalui media perantara. Media perantara ini biasa berupa media kabel ataupun media tanpa kabel (nirkabel). Informasi berupa data akan mengalir dari satu komputer ke komputer lainnya atau dari satu komputer ke perangkat lain, sehinngga masing-masing komputer yang terhubung tersebut biasa saling bertukar data atau berbagai perangkat keras. 2.1.2 Tipe Jaringan Komputer Dalam jaringan komputer terdapat 3 (tiga) peranan yang dapat dijalankan oleh komputer-komputer di dalam LAN (Local Area Network). Peran pertama dapat menjadi client yaitu hanya sebagai pengguna tetapi tidak menyediakan sumber daya jaringan untuk dibagi dan dipakai oleh anggota jaringan lain. Peran kedua dapat menjadi peer yaitu menjadi klien yang menggunakan sekaligus menyediakn sumber daya jaringan yang disebut peer-to-peer. Peran terakhir yaitu dapat menjadi server yang menyediakan sumber daya jaringan. Berdasarkan peranan diatas, selanjutnya jaringan komputer terbagi atas 3 (tiga) bagian yaitu : 1. Jaringan berbasis server dan client-server didefinisikan dengan kehadiran server di dalam suatu jaringan yang menyediakan mekanisme pengamanan dan pengolahan jaringan tersebut. Jaringan ini terdiri banyak klien dann satu atau lebih server. Klien yang biasa disebut sebagia komputer front-end yang meminta layanan seperti penyimpanan dan pencetakan data ke printer jaringan sedangkan server yang sering disebut sebagai komputer back-end menyampaikan permintaan tersebut ketujuan yang tepat. Universitas Sumatera Utara 2. Jaringan peer-to-peer adalah jaringan yang tidak melibatkan sumber daya terlalu tinggi. Pada setiap komputer tidak terdapt batasan yang khusus dalam mengakses data dan menggunakan sumber daya. Pada jaringan ini tidak terdapat ketergantungan dalam setiap komputer. 3. Jaringan Hybird adalah jaringan komputer yang memiliki semua yang terdapat pada dua tipe jaringan di atas. Ini berarti bahwa pengguna dalam jaringan hybrid ini dapat mengakses sumber daya yang dishare atau dibagi oleh jaringan peer-to-peer sedangkan di waktu yang bersamaan juga dapat memanfaatkan sumber daya yang disediakan oleh komputer server. 2.1.3 Peralatan Jaringan Komputer Dalam membangun sebuah jaringan komputer dibutuhkan perangkat keras khusus yang berhubungan dengan kebutuhan jaringan yang akan dibangun. Berikut adalah beberapa perlatan jaringan yang umum digunakan untuk jaringan berbasis nirkabel. 1. NIC (Network Interface Card) merupakan perlatan yang berhubungan langsung dengan komputer dan didesain agar komputer-komputer jaringan dapat saling berkomunikasi. NIC juga menyediakan akses ke media fisik jaringan. Bagaimana bit-bit data (seperti tegangan listrik, arus, gelombang elektromagnetik, dan besaran fisik lainnya) dibentuk akan ditentukan oleh NIC. NIC contoh alat yang bekerja pada layar pertama atau layar physical. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1 Contoh NIC 2. HUB merupakan peralatan yang dapat menggandakan frame data yang bersal dari salah satu komputer ke semua port yang ada pada hub tersebut. Sehingga semua komputer yang berhubungan dengan port hub akan menerima data juga. Gambar 2.2 Contoh HUB 3. Repeater merupakan salah satu contoh active hub. Reveater merupakan peralatan yang dapat menerima signal kemudioan memperkuat dan mengirim kembali signal tersebut ke tempat lain. Sehingga signal dapat menjangkau tempat-tempat yang jauh karena repeater bekerja pada besaran fisik seperti tegangan listrik, arus listrik, gelombang elektromagnetik untik itu repeater dalam kategori peralatan yang bekerja pada layar physical. Universitas Sumatera Utara 4. Brigde merupakan peralatan yang dapat menghubungkan beberapa segmen dalam sebuah jaringan. Berbeda dengan hub, bridge dapat mempelajari MAC address tujuan. Sehingga jika sebuah computer mengirim data untuk komputer tertentu, maka bridge akan mengirim data melalui port yang terhubung dengan computer tujuan saja. Jika bridge belum mengetahui port mana yang terhubung dengan komputer tujuan, maka kan mencoba mengirim pesan broadcast ke semua port (kecuali port computer yang mengirim). Jika port tujuan telah diketahui, maka untuk selanjutnya hanya port itu saja yang akan dikirim data. Bridge juga dapat mem-filter trafik di antara 2 (dua) segmen LAN. Bridge bekerja di layar Data Link. Gambar 2.3 Contoh Bridge 5. Router merupakan peralatan jaringan yang dapat menghubungkan satu jaringan dengan jaringan yang lain. Sepintas lalu router mirip dengan bridge, namun router lebih cerdas dibandingkan dengan bridge. Router bekerja menggunakan routing table yang disimpan di memorinya untuk membuat keputusan tentang ke mana dan bagaimana paket dikirimkan. Router dapat memutuskan rute terbaik yang kan ditempuh oleh paket data. Router akan memutuskan media fisik jaringan yang disukai dan yang tidak disukai. Protokol routing dapat mengatisipasi berbagai kpndisi yang tidak dimiliki oleh peralatan bridge. Router bekerja pada layar network. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.4 Contoh Router 6. Network Switch selain repeater, bridge, dan router terdapat sejumlah perlatan switching yang dapat digunakan dalam membangun internetwork. Perlatan switch didesain dengan tujuan yang berbeda dengan repeater, bridge, dan router. Jika perangkat jaringan yang terhubung pada sebuah LAN terlalu banyak, maka kebutuhan transmisi meningkat melebihi kapasitas yang mampu dilayani oleh media tranmisi jaringan. Cara kerja switch mirip dengan bridge, sehingga kadangkala switch disebut sebagai multiple bridge dan setiap host yang terkoneksi akan mendapatkan full bandwidth. Switch memiliki beberapa kelebihan dibandingkan bridge antara lain dalam hal forwarding method paket yang dilewatkan. Gambar 2.5 Contoh Switch Universitas Sumatera Utara 7. Gateway bekerja dan bertugas melewatkan paket antara jaringan dengan protokol yang berbeda, sehingga perbedaan tersebut tidak tampak pada lapisan aplikasi. Kadangkala gateway biasa disebut IP router. Gateway bekerja pada layar application. 8. Modem digunakan sebagai penghubung jaringan LAN dengan internet. Gambar 2.6 Contoh Modem 9. Access Point (AP) merupakan salah satu perangkat yang dapat mendukung akses jaringan tanpa kabel atau wireless LAN. Wireless divice jenis AP menggunkan gelombang radio sebagai media tranmisinya. Fungsi utama dari AP adalah sebagai pusat koneksi. AP dapat dikatakan mempunyai fungsi seperti switch pada jaringan tranmisi kabel. AP menyediakan perangkat seperti radio penerima yang mampu menerima gelombang lain dari AP atau media wireless lain seperti USB wireless. Selain itu AP juga menyimpan perangkat lunak yang mampu berkomunikasi dan mengenkripsikan data serta port virtual untuk menghubungkannya dengan jaringan wired (jaringan yang menggunakan kabel). Universitas Sumatera Utara Gambar 2.7 Contoh AP 2.2 Jaringan Komputer Tanpa Kabel / Wireless LAN Teknologi wireless dapat diartikan teknologi tanpa kabel. Teknologi wireless menggunakan udara sebagai media perantara untuk melakukan pertukaran data. Teknologi wireless tidak hanya diterapkan pada dunia komputer saja tetapi juga pada bidang telekomunikasi. 2.2.1 Mengenal Jaringan Wireless Teknologi wireless sangat cocok dan banyak digunakan sebagai pengganti kabel-kabel seperti kabel mouse, kabel jaringan LAN dan bahkan kabel WAN (Wide Area Network). Semakin jauh daya jangkauan wireless semakin tinggi juga kebutuhan hardware yang diperlukan. Teknologi wireless yang popular untuk kelompok LAN adalah Wi-Fi. Kecepatan transfer data Wi-Fi yang saat ini sudah mencapai 54 Mps. Memang masih tidak sebanding dengan kecepatan dengan kabel UTP yang sudah Universitas Sumatera Utara mencapai 1 Gbps. Walau demikian sebagian besar pengguna merasa kecepatan ini sudah memadai. 2.2.2 Standarisasi Jaringan Wireless Untuk sebuah teknologi yang bersifat massal sebuah standarisasi sangatlah dibutuhkan. Standarisasi akan memberikan banyak keuntungan di antaranya adalah : 1. Pembuatan hardware yang berbeda biasa saling bekerja sama. Tentunya tidaklah sangat efisien wireless di satu merk laptop hanya bisa berhubungan dengan perlatan yang berasal dari merek yang sama. 2. Pembuatan hardware tambahan biasa membuat perlatan yang berlaku untuk semua peraltan berdasarkan informasi dari standarisasi yang telah ada. 3. Penghematan dan perkembangan teknologi yang jauh lebih cepat. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh IEEE (Institute Of Electrical Engineers) merupakan organisasi non-profit yang mendedikasikan kerja kerasnya demi kemajuan teknologi. Pada tahun 1980 IEEE membuat sebuah bagian yang mengurusi standarisasi LAN dan MAN (Metropolitan Area Network). Bagian ini kemudian dinamakan sebagai 802, angka 80 menunjukkan tahun dan angka 2 (dua) menunjukkan bulan dibentuknya kelompok kerja ini. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa internet wireless adalah sebagian dari hasil kerja 802. Bagian ini dibagi menjadi beberapa bagian yang lebih kecil dan lebih spesifik yang dinamakan sebagai unit kerja. Unit kerja ini diberikan nama berupa angka yang berurutan di belakang 802. Berikut adalah contoh unit kerja dan bidang yang mereka tangani. Tabel 2.1 Unit kerja standarisasi LAN dan WAN Unit Kerja Bidang yang Ditangani 802.1 Higher Layar LAN Protokol 802.3 Ethernet Working Group 802.11 Wireless Working Group 802.15 Wireless Personal Area Network (WAPN) Working Group 802.16 Broadband Wireless Access Working Group 802.17 Reselient Pacet Ring Working Group 802.18 Radio Regulator TAG 802.19 Coexistence TAG Mobile Broadcast Wireless Access (MBWA) Working 802.20 Group 802.21 Media Independent Handoff Working Group 802.22 Wireless Region Area Network Unit kerja yang mengurusi tentang wireless LAN terbagi-bagi menjadi beberapa unit, namun tidak lagi ditandai dengan tanda titik dan angka tetapi dengan huruf a, b, c sehingga menjadi unit 802.11a, 802.11b, 802.11c dan seterusnya. Universitas Sumatera Utara 2.2.4 Topologi Jaringan Komputer Dalam struktur jaringan tidak hanya terdapat topologi jaaringan dengan menggunakan kabel UTP tetapi secra teori pada jaringan wireless juga terdapat topologi-topologi yang dapat digunakan untuk mengakses internet ataupun melakukan transfer data. Ada 2 (dua) topologi yang dapat dibentuk dari topologi jaringan wireless. Topologi yang dimaksud adalah : 1. Topologi Ad Hoc Topologi Ad Hoc sama seperti topologi jaringan peer-to-peer. Artinya jaringan yang dibangun hanya menggunakan komponen wireless device tanpa menggunakan access point sebagai penghubung antar komputer. 2. Topologi Infrastruktur Pada topologi ini dibutuhkan sebuah access point (AP) sebagai media penghubung. Klien sebagai anggota jaringan harus melalui access point terlebih dahulu sebelum dapat berhubungan dengan klien lain atau server. 2.3 TCP / IP TCP merupakan singkatan dari Tranmission Control Protocol sedangkan IP ialah Internet Protocol. TCP / IP merupakan protokol standar yang dimiliki oleh semua sistem operasi. Protokol adalah prosedur yang mengatur beberapa fungsi yang ada pada setiap komputer. Protokol mengijinkan adanya hubungan antar komputer sehungga dapat saling bertukar informasi atau saling berkirim data. Tugas protokol Universitas Sumatera Utara adalah mengatur hubungan/komunikasi data saat komunikasi data itu dimulai sampai berakhir. Ada beberapa protokol yang saling berhubungan dengan internet : 1. UDP (User Datagram Protocol) 2. FTP (File Transfer Protokol) yaitu protokol yang digunakan untuk melakukan transfer data. Pengambilan data dari server disebut Download dan pengiriman data ke server disebut Upload. 3. HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) yaitu protokol yang digunakan untuk mentransfer halaman web di internet. 4. SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) yaitu protokol yang digunakan untuk mengirim data e-mail. 5. DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) yaitu protokol yang dapat menentukan nomor IP pada setiap komputer yang terhubung padanya. Selain itu TCP / IP adalah sebuah sistem dengan 4 (empat) buah lapisan yaitu : 1. Link layer disebut juga data-link layer atau network interface layer yang terdiri dari device driver dalam sistem operasi dan network interface card yang terdapat dalam komputer. Bersama-sama menangani seluruh detail perangkat keras dari penghubung fisik denga kebel atau media komunikasi lainnya yang digunakan. 2. Network layer disebut juga internet layer menangani perpindahan paket diseputar jaringan, mengarahkan paket (routing). 3. Transport layer menyediakan sebuah aliran data antar dua komputer untuk application layer diatasnya. Universitas Sumatera Utara 4. Application layer menangani aplikasi yang ada secara detail. 2.3.1 IP Address IP address terdiri dari bilangan biner sepanjang 32 bit yang dibagi atas 4 segmen. Tiap segmen terdiri atas 8 bit yang berarti memiliki nilai decimal dari 0 -255. Range address yang digunkan ialah dari 00000000.00000000.00000000.00000000 sampai dengan 11111111.11111111.11111111.11111111. IP address biasanya direpresentasikan dalam bilangan decimal. Adapun beberapa contoh IP address adalah 44.132.1.20 167.205.9.35 Ilustrasi IP address dalam decimal dan biner dapat dilihat dari table 2.2 Tabel 2.2 Ilustrasi IP address dalam decimal dan biner Decimal 167 205 9 35 Biner 10100111 11001101 00001001 00100011 IP address dapat dipisahkan menjadi 2 (dua) bagian yakni bagian network (bitbit network) dan bagian host (bit-bit host). Bit network berperan dalam identifikasi suatu network dari network yang lain sedangkan bit host berperan dalam mengidebtifikasi host dalam suatu network jadi seluruh host yang tersambung dalam 1 (satu) jaringan memiliki bit network yang sama. Sebagian dari bit-bit bagian awal dari IP address merupakan network bit sedangkan sisanya untuk host. Ada 3 (tiga) kelas address yang utama dalam TCP / IP yakni kelas A, kelas B, kelas C. Untuk dapat Universitas Sumatera Utara menandai kelas satu dengan kelas yang lain dibuatlah beberapa peraturan sebagai berikut : 1. Oktet pertama dari kelas A harus dimulai dengan angka biner 0. 2. Oktet pertama dari kelas B harus dimulai dengan angka biner 10. 3. Oktet pertama dari kelas C harus dimulai dengan angka biner 110. Oleh sebab itu Alamat IP dari masing-masing kelas harus dimulai dengan angka 1 tertentu pada tabel pertama seperti terlihat pada Tabel 2.3 Tabel 2.3 Jumlah IP Adress pada masing-masing kelas Kelas Jumlah Maksimum Jumlah Maksimum Network host per network Range A 1-126 127 16777214 B 128-191 16384 65534 C 192-223 2097152 254 Disamping itu ada beberapa aturan tambahan antara lain : 1. Angka 127 di octet pertama digunakan untuk loopback. 2. Network ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0 atau 1. 3. Host ID tidak boleh semuanya terdiri atas angka 0 atau 1. Agar jaringan dapat mengetahui kelas mana yang dipakai oleh suatu alamat IP untuk itu dipergunakan default subnet mask. Setiap alamat IP harus memiliki default subnet mask. Angka decimal 255 atau 11111111 dari default subnet mask menandakan bahwa octet yang bersangkutan dari alamat IP adalah untuk Network ID. Universitas Sumatera Utara Untuk angka decimal 0 atau biner 00000000 dari default subnet mask menandakan bahwa oktet yang bersangkutan dari alamat IP adalah untuk Host ID. Contoh : Alamat IP 25.20.5.31 Default subnet mask 255.0.0 Berada di kelas Alamat IP A 172.20.5.31 Default subnet mask 255.255.0.0 Berada di kelas Alamat IP B 195.20.5.31 Default subnet mask 255.255.255.0.0 Berada di kelas C Jadi kelas suatu alamat IP dapat ditentukan dengan memperhatikan angka oktet pertama dan subnet mask alamat IP yang bersangkutan. Kelas A memberikan paling sedikit jumlah network ID dan sangat banyak host ID. Hal ini karena hanya oktet pertama yang dipakai oleh network ID sedangkan ketiga oktet lainnya sebagai host ID. Kelas B memberikan jumlah host yang sama untuk host ID dan network ID sedangkan kelas C memberikan lebih banyak network ID dibandingkan dengan host ID. Pemberian alamat IP untuk digunakan di internet diatur oleh badan internasional yang bernama interNIC. Dalam pemberian alamat interNIC hanya memberikan network ID sedangkan host IDnya diatur oleh pemilik alamat IP itu sendiri.sistem Universitas Sumatera Utara ynag mengatur translasi anatar suatu alamat situs dengan alamat IP lainnya disebut DNS (Domain Name System). Adapun bagian-bagian IP adalah : 1. Net ID Net ID merupakan alamat yang telah ditetapkan ole jaringan fisik. Net ID telah menjadi ketetapan untuk setiap kelas yang digunakan dan tidak dapat diganti dengan nomor lain. 2. Host ID Berbeda dengan net ID, host ID dapat mengganti nomornya dengan urutan nomor yang dibutuhkan. Host ID merupakan nomor IP yang dapat mewakili setiap individu atau setiap PC (Personal Computer) dalam suatu jaringan. Adapun cara untuk membedakan antara host ID dengan net ID dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel 2.4 membedakan net ID dengan host ID kelas A 0-127 0-255 0-255 0-255 0nnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh Hhhhhhhh network ID host ID Tabel 2.5 membedakan net ID dengan host ID kelas B 128-191 0-255 0-255 0-255 10nnnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh Hhhhhhhh network ID host ID Universitas Sumatera Utara Tabel 2.6 membedakan net ID dengan host ID kelas C 192-223 0-255 0-255 0-255 10nnnnnnn Nnnnnnnn nnnnnnnn Nnnnnnnn network ID host ID 2.3.2 Broadcasting Bit-bit dari network ID dan host ID tidak semua berupa angka biner 0 atau 1. Jika semua host ID dan Network ID semuanya berupa angka biner 1 yang dapat ditulis sebagai 255.255.255.255, maka alamat ini disebut flooded broadcast. Jika host ID semua berupa angka 0, maka alamat IP ini menyatakan lamat network jaringan yang bersangkutan. Jika host ID semuanya berupa angka biner 1, maka alamat IP ini ditujukan untuk semua host didalam jaringan yang bersangkutan yang dipergunakan untuk mengirim pesan (broadcast) kepada semua host yang berada di dalam jaringan lokal tersebut. Contoh : Alamat IP : 192.168.0.1 Subnet mask : 255.255.255.0 Dapat juga ditulis : 192.168.0/24 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.7 Alaamt IP, subnet mask, broadcast, dan network address 192 168 0 1 Decimal 11000000 10101000 00000000 00000001 Biner Subnet 255 255 255 0 Decimal mask 11111111 11111111 11111111 00000000 Biner 192 168 0 255 Decimal 11000000 10101000 00000000 11111111 Biner Network 192 168 0 0 Decimal address 11000000 10101000 00000000 00000000 Biner Alamat IP Broadcast Network ID Host ID 2.3.3 Subnetting Jika sorang pemilik sebuah alamat IP kelas B misal dengan network ID 130.200.0.0 memerlukan lebih dari satu network ID, maka seseorang itu harus mengajukan permohonan kepada InterNIC untuk mendapatkan alamat IP baru. Namun ketersedian alamat IP pada saat ini sangat terbatas karena semakin banyaknya jumlah situs-situs internet. Untuk menghindari itu semua ada suatu teknik yang digunakan untuk memprbanyak network ID dari satu buah network ID yang sudah ada ini dinamakan dengan subnetting di mana sebagian host ID dikorbankan untuk dipakai dalam membuat network ID tambahan. Sebagai contoh untuk alamat IP 130.200.0.0 (10000010.11001000.00000000.00000000) dengan default subnet mask 255.255.0.0 selubungi default subnet mask 255.255.0.0 dengan 244. Hitung dengan rumus 256 – 224 = 32, untuk itu kelompok subnet yang dapat dipakai adalah hanya kelipatan 32 Universitas Sumatera Utara yaitu 32, 64, 96, 128, 160 dan 192. Dengan demikian kelompok alamat IP yang dapat dipakai adalah : 130.200.32.1 sampai 130.200.63.254 130.200.64.1 sampai 130.200.95.254 130.200.96.1 sampai 130.200.127.254 130.200.128.1 sampai 130.200.159.254 130.200.160.1 sampai 130.200.191.254 130.200.192.1 sampai 130.200.223.254 Tabel 2.8 Subnetting kelas A #host per subnet #bit masked #subnet Subnet mask mask 1 INVALID INVALID - 2 2 255.192.0.0 4194303 3 6 255.224.0.0 2097150 4 14 255.240.0.0 1048574 5 30 255.248.0.0 524286 6 62 255.252.0.0 262142 7 126 255.254.0.0 131070 8 254 255.255.0.0 65534 9 510 255.255.128.0 32766 10 1022 255.255.192.0 16382 11 2046 255.255.224.0 8910 Universitas Sumatera Utara 12 4094 255.255.240.0 4094 13 8910 255.255.248.0 2040 14 16382 255.255.252.0 1022 15 32766 255.255.254.0 510 16 65534 255.255.255.0 254 17 131070 255.255.255.128 126 18 262142 255.255.255.192 62 19 524286 255.255.255.224 30 20 1048574 255.255.255.240 14 21 2097150 255.255.255.248 6 22 4194302 255.255.255.252 2 23 - 255.255.255.254 INVALID 24 - 255.255.255.255 INVALID Tabel 2.9 Subnetting kelas B #host per subnet #bit masked #subnet Subnet mask mask 1 INVALID 255.255.192 - 2 2 255.255.224.0 16382 3 6 255.255.240.0 8910 4 14 255.255.248.0 4094 5 30 255.255.252.0 2046 6 62 255.255.254.0 1022 Universitas Sumatera Utara 7 126 255.255.255.0 510 8 254 255.255.255.128 254 9 510 255.255.255.192 126 10 1022 255.255.255.224 62 11 2046 255.255.255.240 30 12 4094 255.255.255.248 14 13 8910 255.255.255.252 6 14 16382 255.255.255.254 2 15 32766 255.255.255.255 INVALID 16 65534 255.255.192. INVALID Tabel 2.10 Subnetting kelas C #host per subnet #bit masked #subnet Subnet mask mask 1 INVALID INVALID - 2 2 255.255.255.192 62 3 6 255.255.255.224 30 4 14 255.255.255.240 14 5 30 255.255.255.248 6 6 62 255.255.255.252 2 7 126 255.255.255.254 INVALID 8 254 255.255.255.255 INVALID Universitas Sumatera Utara