BAB V PEMBAHASAN

advertisement
BAB V
PEMBAHASAN
A. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan deskripsi dan analisis data literasi statistik
pada bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Literasi Statistik Siswa Bergaya Kognitif Field Dependent
Literasi Statistik siswa bergaya kognitif field
dependent pada tahap memahami data adalah mampu
membaca data dalam bentuk tabel atau grafik/diagram dan
sedikit tidak teliti serta kurang percaya dengan apa yang
disampaikan.
Pada tahap interpretasi data, siswa bergaya kognitif
field dependent menjelaskan berbagai informasi berdasarkan
grafik/diagram yang disajikan belum menggungkapkan
keseluruhan informasi dari data tersebut. Selain itu, siswa
kognitif field dependent melakukan perhitungan sederhana
yang dapat digunakan untuk mendukung penjelasan informasi
statistik dan penarikan kesimpulan dari data tersebut. Hal ini
sesuai dengan pendapat Ainley yang menyatakan bahwa
menginterpretasi data yang sajiannya dalam bentuk grafik
masih merupakan sesuatu yang dianggap sulit oleh beberapa
kalangan. Siswa kognitif field dependent dalam menjelaskan
maupun meyimpulkan data masih cenderung dari sumber
informasi yang sudah ada, berpikir kritis belum terlihat. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Crowl yang menyatakan
orang bergaya kognitif field dependent cenderung bergantung
pada sumber informasi.
Pada tahap mengomunikasikan data, siswa bergaya
kognitif field dependent merasa bingung sebelum menyajikan
data. Hal ini sesuai dengan pendapat Charles yang
menyatakan siswa yang memiliki gaya kognitif field
dependent cenderung mudah terganggu dan mudah bingung
sehingga kurang memiliki kemampuan menyelesaikan tugas
serta cenderung berpikir global, mamandang objek
sebagai satu kesatuan dengan lingkungannya, sehingga
persepsinya mudah terpengaruh oleh perubahan lingkungan.
Mereka menyajikan data dalam bentuk diagram batang atau
cartesius sesuai dengan informasi yang ingin disampaikan.
94
95
2.
Siswa bergaya kognitif field dependent informasi yang
disampaikan langsung pada intinya. Jika dihadapkan pada
suatu data siswa bergaya kognitif field dependent merasa
kesulitan jika menyampaikan langsung secara lisan. Mereka
akan lebih mudah menyampaikan dengan menggambar
terlebih dahulu kemudian mendeskripsikannya. Hal ini sesuai
dengan pendapat S. Nasution bahwa siswa yang bergaya
kognitif field dependent memiliki karakteristik cara bicaranya
yang lambat.
Literasi Statistik Siswa Bergaya Kognitif Field
Independent
Literasi Statistik siswa bergaya kognitif field
independent pada tahap memahami data adalah mampu
membaca data dalam bentuk tabel atau grafik/diagram dengan
baik dan tepat. Mereka sangat yakin dan tidak ada keraguan
dengan apa yang disampaikan.
Pada tahap interpretasi data siswa bergaya kognitif
field independent mampu menjelaskan data yang termuat
dalam sajian grafik maupun tabel. Mereka mencoba
menggabungkan informasi dari sumber lain yang masih
dalam cakupan konteks data yang tersaji untuk mendukung
penjelasan yang disampaikan serta melakukan perhitungan
matematika (selisih). Sejalan dengan pendapat Crowl orang
yang memiliki gaya kognitif field indepdndent cenderung
mandiri dalam mencermati informasi tanpa bergantung pada
sumber informasi. Kesimpulan yang diambil berdasarkan data
yang ada dan dapat memberikan masukan/pendapatnya.
Dalam interpretasi data, berpikir kritis siswa bergaya kognitif
field independent dapat terlihat. Hal ini sesuai dengan
menurut Slameto seseorang dengan field independent lebih
kritis dibandingkan dengan seseorang field dependent.
Meskipun demikian, penjelasan yang disampaikan masih
belum mengungkap keseluruhan informasi yang termuat
dalam sajian data yang ada. Hal ini sesuai dengan pendapat
Ainley yang menyatakan bahwa menginterpretasi data yang
sajiannya dalam bentuk grafik masih merupakan sesuatu yang
dianggap sulit oleh beberapa kalangan.
Sedangkan dalam mengomunikasikan data siswa
bergaya kognitif field independent mampu menginformasikan
96
data sesuai dengan sajian data yang dibuatnya. Mereka
menyajikan data dalam bentuk grafik garis. siswa bergaya
kognitif field independent akan lebih mudah menyampaikan
informasi secara lisan. Hal ini sesuai dengan pendapat S.
Nasution bahwa siswa yang bergaya kognitif field
independent memiliki karakteristik cara bicaranya yang cepat
atau lancar.
B. Diskusi Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis hasil penelitian, literasi statistik siswa
bergaya kognitif field dependent dan field independent memiliki
persamaan dan perbedaan. Dalam hal memahami data, siswa
dengan masing-masing tipe mampu membaca data yang disajikan
dalam bentuk tabel atau grafik/diagram. Hal tersebut terlihat ketika
peneliti mengajukan pertanayaan-pertanyaan saat wawancara
berlangsung. Dalam hal menginterpretasi data, siswa dengan
masing-masing tipe sudah mencoba menggali informasi yang
disajikan, namun belum menjelaskan secara rinci. Meskipun
berpikir kritis siswa bergaya field independent terlihat pada tahap
interpretasi.
Adapun perbedaan literasi statistik siswa bergaya kognitif
field dependent dan field independent yaitu, dalam hal
mengomunikasikan data. Siswa bergaya kognitif field dependent
menyajikan data dalam bentuk diagram batang dan cartesius.
Menyampaikan informasi langsung pada intinya dan lebih mudah
menyampaikan informasi jika ada bendanya yaitu menggambar
terlebih dahulu kemudian mendeskripsikannya. Sedangkan, siswa
bergaya kognitif field independent menyajikan data dalam bentuk
grafik garis dan informasi yang disampaikan tidak langsung pada
intinya, lebih menjelaskan keseluruhan informasi/detail. Lebih
mudah menyampaikan informasi secara lisan.
Download