Visio-Cover Kodifikasi Laporan bulanan(2).vsd

advertisement
Lampiran 1
Contoh perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum bagi Bank
sebagai Penyedia Kredit Pendukung
Bank
memiliki
modal
sebesar
Rp1.250.000,00
dan
ATMR
sebesar
Rp15.350.000,00. Bank tersebut hendak melakukan pengalihan aset senilai
Rp4.500.000,00, dengan asumsi sebagai berikut:
Nilai aset keuangan yang dialihkan (NAKYD) adalah sebesar nilai buku.
Perolehan dari pengalihan aset keuangan adalah sebesar nilai buku (tidak
terdapat keuntungan atau kerugian).
Penerbitan EBA sebesar nilai aset keuangan yang dialihkan.
Pembayaran atas pengalihan aset keuangan dilakukan secara tunai.
Underlying EBA berupa tagihan kepada pihak ketiga dengan bobot risiko
100%.
Sebelum
Setelah
Sekuritisasi Aset
Sekuritisasi Aset
1.250.000 (c)
1.250.000
15.350.000 (d)
10.850.000
Modal
ATMR
(15.350.000 – 4.500.000)
KPMM
Nilai Aset Keuangan Yang Dialihkan (NAKYD) (a)
ATMR atas NAKYD [ 4.500.000 x 100%]
Beban Modal [8% x NAKYD]
(b)
8,14%
4.500.000
4.500.000
360.000
11,52%
1. Contoh perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum bagi Bank sebagai
Kreditur Asal yang menyediakan Kredit Pendukung berupa fasilitas
penanggung risiko pertama dan fasilitas penanggung risiko kedua yang
memenuhi persyaratan:
Fasilitas penanggung
risiko pertama
Fasilitas penanggung
risiko kedua
(e)
Jumlah
350.000 (7,78% dari NAKYD)
Formula
[{(e) ⎟ (a)} x 100%]
(f)
100.000 (2,22% dari NAKYD)
[{(f) ⎟ (a)} x 100%]
47 Jumlah
Faktor pengurang
(g)
modal atas Fasilitas
penanggung risiko
pertama
ATMR atas Fasilitas (h)
penanggung risiko
kedua
Modal setelah
Sekuritisasi Aset dan
Fasilitas
ATMR setelah
Sekuritisasi Aset dan
Fasilitas
KPMM Bank setelah
Sekuritisasi Aset dan
Fasilitas
Formula
350.000 (nilai terkecil antara beban
modal dengan fasilitas)
[(b) >< (e)]
100.000
[(f) x 100%]
900.000
[(c) - (g)]
10.950.000
[(d) + (h)]
8,22%
2. Contoh perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum bagi Bank sebagai
Kreditur Asal yang menyediakan Kredit Pendukung berupa fasilitas
penanggung risiko pertama yang tidak memenuhi persyaratan karena
melebihi 10% dari Nilai Aset Keuangan yang Dialihkan.
Jumlah
Formula
Fasilitas penanggung (i)
500.000 (11,11% dari NAKYD) [{(i) ⎟ (a)} x 100%]
risiko pertama
Faktor
pengurang (j)
360.000 (nilai terkecil antara beban
[(b) >< (i)]
modal dengan fasilitas)
modal atas Fasilitas
penanggung
risiko
pertama
ATMR atas Fasilitas
(k)
500.000
[(i) x 100%]
penanggung risiko
pertama
Modal setelah Sekuritisasi
890.000
[(c) - (j)]
Aset dan Fasilitas
ATMR setelah Sekuritisasi 11.350.000
[(d) + (k)]
Aset dan Fasilitas
KPMM Bank setelah
7,84%
Sekuritisasi Aset dan
Fasilitas
48 3. Contoh perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum bagi Bank bukan
sebagai Kreditur Asal yang menyediakan Kredit Pendukung:
Jumlah
Sebelum penyediaan
Fasilitas
Modal
ATMR
KPMM
Kredit Pendukung
Faktor pengurang modal
atas Kredit Pendukung
Setelah penyediaan Fasilitas
Modal
ATMR
KPMM
Formula
(l) 1.800.000
(m) 15.000.000
(n)
(o)
12,00%
500.000 (11,11% dari NAKYD) [{(n) : (a)}x100%]
360.000 (Nilai terkecil
[(b) >< (n)]
antara beban
modal dengan
kredit pendukung)
1.440.000
15.000.000
[(l) - (o)]
[(m)]
9,60%
49 Lampiran 2
Contoh perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum bagi Bank
sebagai Penyedia Fasilitas Likuiditas
Bank
memiliki
modal
sebesar
Rp1.250.000,00
dan
ATMR
sebesar
Rp15.350.000,00. Bank tersebut hendak melakukan pengalihan aset senilai
Rp4.500.000,00, dengan asumsi sebagai berikut:
Nilai aset keuangan yang dialihkan (NAKYD) adalah sebesar nilai buku.
Perolehan dari pengalihan aset keuangan adalah sebesar nilai buku (tidak
terdapat keuntungan atau kerugian).
Penerbitan EBA sebesar nilai aset keuangan yang dialihkan.
Pembayaran atas pengalihan aset keuangan dilakukan secara tunai.
Underlying EBA berupa tagihan kepada pihak ketiga dengan bobot risiko
100%.
Modal
ATMR
Sebelum
Setelah
Sekuritisasi Aset
Sekuritisasi Aset
1.250.00 (c)
1.250.000
15.350.000 (d)
10.850.000
(15.350.000 – 4.500.000)
KPMM
Nilai Aset Keuangan Yang Dialihkan (NAKYD) (a)
ATMR atas NAKYD [ 4.500.000 x 100% ]
Beban Modal [8% x NAKYD]
(b)
8,14%
4.500.000
4.500.000
360.000
11,52%
1. Contoh perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum bagi Bank sebagai
Kreditur Asal yang juga sebagai penyedia Fasilitas Likuiditas yang memenuhi
persyaratan:
Jumlah
Formula
Fasilitas Likuiditas
(e)
450.000 (10,00% dari NAKYD) [{(e):(a)} x 100%]
ATMR atas Fasilitas
(f)
450.000
[(e) x 100%]
Likuiditas
Modal setelah Sekuritisasi Aset 1.250.000
[(c)]
dan Fasilitas
ATMR setelah Sekuritisasi
11.300.000
[(d) + (f)]
50 Jumlah
Aset dan Fasilitas
KPMM Bank setelah
Sekuritisasi Aset dan Fasilitas
Formula
11,06%
2. Contoh perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum bagi Bank sebagai
Kreditur Asal yang juga menyediakan Fasilitas Likuiditas yang tidak
memenuhi persyaratan karena melebihi 10% dari Nilai Aset Keuangan yang
Dialihkan:
Jumlah
Fasilitas Likuiditas
Faktor pengurang modal
atas Fasilitas Likuiditas
(g)
(h)
Formula
500.000 (11,11% dari NAKYD)
360.000 (nilai
terkecil
antara
beban
modal
dengan
fasilitas)
500.000
ATMR atas Fasilitas
(i)
Likuiditas
890.000
Modal setelah Sekuritisasi
Aset dan Fasilitas
11.350.000
ATMR setelah Sekuritisasi
Aset dan Fasilitas
KPMM Bank setelah
7,84%
Sekuritisasi Aset dan Fasilitas
[{(g) ⎟ (a)} x 100%]
[(b) >< (g)]
[(g) x 100%]
[(c) - (h)]
[(d) + (i)]
3. Contoh perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum bagi Bank bukan
sebagai Kreditur Asal yang memberikan Fasilitas Likuiditas yang tidak
memenuhi persyaratan:
Jumlah
Sebelum penyediaan Fasilitas
Modal
ATMR
KPMM
Fasilitas Likuiditas
Faktor pengurang modal atas Fasilitas
Likuiditas
Setelah penyediaan Fasilitas
Modal
ATMR
KPMM
(j)
(k)
(l)
(m)
1.800.000
15.000.000
12,00%
450.000
360.000
1.440.000
15.000.000
9,60%
Formula
[(b) >< (l)]
[(j) -(m)]
[(k)]
51 Lampiran 3
Contoh perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum bagi Bank
sebagai Pemodal
Bank
memiliki
modal
sebesar
Rp1.250.000,00
dan
ATMR
sebesar
Rp15.350.000,00. Bank tersebut hendak melakukan pengalihan aset senilai
Rp4.500.000,00 dengan asumsi sebagai berikut:
Nilai aset keuangan yang dialihkan (NAKYD) adalah sebesar nilai buku.
Perolehan dari pengalihan aset keuangan adalah sebesar nilai buku (tidak
terdapat keuntungan atau kerugian).
Penerbitan EBA sebesar nilai aset keuangan yang dialihkan.
Pembayaran atas pengalihan aset keuangan dilakukan secara tunai.
Underlying EBA berupa tagihan kepada pihak ketiga dengan bobot risiko
100%.
Sebelum
Setelah
Sekuritisasi Aset
Sekuritisasi Aset
1.250.000 (c)
1.250.000
15.350.000 (d)
10.850.000
Modal
ATMR
(15.350.000 – 4.500.000)
KPMM
Nilai Aset Keuangan Yang Dialihkan (NAKYD) (a)
ATMR atas NAKYD [ 4.500.000 x 100%]
Beban Modal [8% x NAKYD]
(b)
8,14%
4.500.000
4.500.000
360.000
11,52%
1. Contoh perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum bagi Bank sebagai
Kreditur Asal yang juga sebagai Pemodal yang memenuhi persyaratan:
Investasi EBA – senior
tranche
Investasi EBA – junior
tranche
(e)
Jumlah
Formula
350.000 (7,78% dari NAKYD) [{(e) ⎟ (a)} x 100%]
(f)
100.000 (2,22% dari NAKYD) [{(f) ⎟ (a)} x 100%]
52 Faktor pengurang modal
atas Investasi EBA –
junior
(g)
ATMR atas investasi EBA (h)
– senior
Modal setelah Sekuritisasi
Aset
dan Investasi EBA – junior
ATMR setelah Sekuritisasi
Aset
dan Investasi EBA - senior
KPMM Bank setelah
Sekuritisasi Aset dan Investasi
EBA
Jumlah
100.000 (nilai terkecil antara
Formula
[(b) >< (f)]
beban modal dengan
investasi EBA –
junior)
350.000
1.150.000
11.200.000
[(e) x 100%]
[(c) - (g)]
[(d) + (h)]
10,27%
2. Contoh perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum bagi Bank sebagai
Kreditur Asal yang juga sebagai Pemodal yang membeli EBA (senior
tranche) dan memiliki EBA (junior tranche) melalui tukar-menukar dengan
aset keuangan yang dialihkan yang tidak memenuhi persyaratan:
Jumlah
Formula
Investasi EBA – senior
(i)
300.000 (6,67% dari NAKYD) [{(i) ⎟ (a)} x 100%]
tranche
Investasi EBA – junior
(j)
250.000 (5,56% dari NAKYD) [{(j) ⎟ (a)} x 100%]
tranche
Total EBA yang
(k)
550.000 (12,22% dari NAKYD) [{(k) ⎟ (a)} x 100%]
dimiliki
Faktor pengurang
(l)
360.000 (nilai terkecil antara
[(b) >< (k)]
beban modal dengan
modal atas investasi
investasi EBA)
EBA
ATMR atas investasi
(m)
550.000
[(k) x 100%]
EBA
Modal setelah Sekuritisasi
890.000
[(c) -(l)]
Aset dan Investasi EBA
ATMR setelah Sekuritisasi
11.400.000
[(d) + (m)]
Aset dan Investasi EBA
KPMM Bank setelah
7,81%
Sekuritisasi Aset dan
Investasi EBA
53 Lampiran 4
Contoh perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum Bank untuk
seluruh fasilitas yang disediakan Bank
Bank
memiliki
modal
sebesar
Rp1.500.000,00
dan
ATMR
sebesar
Rp15.000.000,00. Bank tersebut hendak melakukan pengalihan aset senilai
Rp4.500.000,00 dengan asumsi:
Nilai aset keuangan yang dialihkan (NAKYD) adalah sebesar nilai buku.
Perolehan dari pengalihan aset keuangan adalah sebesar nilai buku (tidak
terdapat keuntungan atau kerugian).
Penerbitan EBA sebesar nilai aset keuangan yang dialihkan.
Pembayaran atas pengalihan aset keuangan dilakukan secara tunai.
Underlying EBA berupa tagihan kepada pihak ketiga dengan bobot risiko
100%.
Modal
ATMR
Sebelum
Setelah
Sekuritisasi Aset
Sekuritisasi Aset
1.500.000 (c)
1.500.000
15.000.000 (d)
10.500.000
(15.000.000-4.500.000)
KPMM
Nilai Aset Keuangan Yang Dialihkan (NAKYD) (a)
ATMR atas NAKYD [ 4.500.000 x 100%]
Beban Modal [8% x NAKYD]
(b)
10,00%
4.500.000
4.500.000
360.000
14,29%
1. Contoh perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum bagi Bank sebagai
Kreditur Asal sekaligus sebagai Penyedia Kredit Pendukung dan Pemodal
EBA yang keduanya memenuhi persyaratan dengan total fasilitas tidak
melampaui batas maksimum 20% dari Nilai Aset Keuangan yang Dialihkan.
54 Jumlah
Formula
[{(e) ⎟ (a)} x 100%]
Fasilitas penanggung (e)
450.000 (10,00% dari NAKYD)
risiko pertama
Investasi EBA (f)
250.000 (5,56% dari NAKYD)
[{(f) ⎟ (a)} x 100%]
senior tranche
Total fasilitas
700.000 (15,56% dari NAKYD) [{(e)+ (f)} ⎟ (a) x 100%]
Faktor pengurang
(g)
360.000 (nilai terkecil antara
[(b) >< (e)]
beban modal dengan
modal atas Fasilitas
fasilitas)
penanggung risiko
pertama
ATMR atas investasi
(h)
250.000
[(f) x 100%]
EBA
Modal setelah
1.140.000
[(c) - (g)]
Sekuritisasi Aset dan
Fasilitas penanggung
risiko pertama
ATMR setelah
10.750.000
[(d) + (h)]
Sekuritisasi Aset dan
Investasi EBA
KPMM Bank setelah
10,60%
Sekuritisasi Aset dan
Fasilitas penanggung risiko
pertama serta Investasi EBA
2. Contoh perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum bagi Bank sebagai
Kreditur Asal sekaligus sebagai Penyedia Kredit Pendukung yang jumlah
fasilitasnya melampaui batas maksimum 10% dan sebagai Pemodal EBA
yang tidak melampaui batas maksimum 10% dengan total fasilitas tidak
melampaui batas maksimum 20%, dari Nilai Aset Keuangan yang Dialihkan.
Fasilitas penanggung
risiko pertama
Investasi EBA - senior
tranche
Total fasilitas
Faktor pengurang
modal atas Fasilitas
penanggung risiko
pertama
ATMR atas Fasilitas
penanggung risiko
(i)
Jumlah
500.000 (11,11% dari NAKYD)
Formula
[{(i) ⎟ (a)} x 100%]
(j)
250.000 (5,56% dari NAKYD)
[{(j) ⎟ (a)} x 100%]
(k)
750.000 (16,67% dari NAKYD) [{(i)+ (j)} ⎟ (a) x 100%]
360.000 (nilai terkecil antara
[(b) >< (i)]
beban modal
fasilitas)
(l)
500.000
dengan
[(i) x 100%]
55 Jumlah
pertama
ATMR atas investasi
(m)
EBA
Modal setelah Sekuritisasi
Aset dan Fasilitas
penanggung risiko pertama
ATMR setelah Sekuritisasi
Aset dan Fasilitas
penanggung risiko pertama
serta Investasi EBA
KPMM Bank setelah
Sekuritisasi Aset dan
Fasilitas penanggung risiko
pertama serta Investasi EBA
Formula
250.000
[(j) x 100%]
1.140.000
[(c) - (k)]
11.250.000
[(d) + (l) + (m)]
10,13%
3. Contoh perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum bagi Bank sebagai
Kreditur Asal sekaligus sebagai Penyedia Kredit Pendukung, Penyedia
Fasilitas Likuiditas dan Pemodal EBA masing-masing tidak melampaui batas
maksimum 10% dengan total fasilitas melampaui batas maksimum 20% dari
Nilai Aset Keuangan yang Dialihkan.
Jumlah
Formula
Fasilitas penanggung
(n) 300.000 (6,67% dari NAKYD)
[(n) ⎟ (a) x 100%]
risiko pertama
Fasilitas Likuiditas
(o) 400.000 (8,89% dari NAKYD)
[(o) ⎟ (a) x 100%]
Investasi EBA - senior
(p) 250.000 (5,56% dari NAKYD)
[(p) ⎟ (a) x 100%]
tranche
(21,11% dari NAKYD)
[{(n)+ (o) + (p)} ⎟ (a) x 100%]
Total fasilitas
950.000
Jumlah maksimum
(q) 900.000 (20% dari NAKYD)
fasilitas
Kelebihan fasilitas
(r)
50.000
[{(n)+ (o) + (p)} - (q)]
Faktor pengurang
(s) 300.000 (nilai terkecil antara
[(b) >< (n)]
beban modal dengan
modal atas Fasilitas
fasilitas)
penanggung risiko
pertama
[(o) x 100%]
ATMR atas Fasilitas
(t) 400.000
Likuiditas
[(p) x 100%]
ATMR atas Investasi
(u) 250.000
EBA
[(c) - (r) - (s)]
Modal setelah Sekuritisasi
1.150.000
Aset dan kelebihan
maksimum seluruh Fasilitas
serta Fasilitas penanggung
risiko pertama
56 ATMR setelah Sekuritisasi
Aset, Fasilitas Likuiditas,
Investasi EBA serta ATMR
atas Nilai Aset Keuangan
yang Dialihkan karena
melampaui batas maksimum
Fasilitas
KPMM Bank setelah
Sekuritisasi Aset dan
Fasilitas
Jumlah
15.650.000
Formula
[(d) +(t)+ (u) + (a)]
7,35%
4. Contoh perhitungan kewajiban penyediaan modal minimum bagi Bank sebagai
Kreditur Asal sekaligus sebagai Penyedia Kredit Pendukung melampaui batas
maksimum 10% dan Pemodal EBA tidak melampaui batas maksimum 10%,
tetapi total fasilitas melampaui batas maksimum 20% dari Nilai Aset
Keuangan yang Dialihkan.
Jumlah
Formula
Fasilitas penanggung
(v)
500.000 (11,11% dari NAKYD)
[(v) ⎟ (a) x 100%]
risiko pertama
[(w) ⎟ (a) x 100%]
Investasi EBA - senior
(w)
450.000 (10,00% dari NAKYD)
tranche
Total fasilitas
950.000 (21,11% dari NAKYD) [{(v)+ (w)} ⎟ (a)x 100%]
Jumlah maksimum
(x)
900.000 (20,00% dari NAKYD)
fasilitas
Kelebihan fasilitas
(y)
50.000
[{(v)+ (w)} - (x)]
Faktor pengurang modal (z)
360.000 (nilai terkecil antara
[(b) >< (v)]
atas Fasilitas penanggung
beban modal dengan
risiko pertama
fasilitas)
ATMR atas Fasilitas
(aa)
500.000
[(v) x 100%]
penanggung risiko
pertama
[(w) x 100%]
ATMR atas Investasi EBA (bb)
450.000
Modal setelah Sekuritisasi Aset
1.090.000
[(c) - (y) - (z)]
dan Fasilitas penanggung risiko
pertama serta kelebihan maksimum
seluruh Fasilitas
ATMR setelah Sekuritisasi Aset
15.950.000
[(d) + (aa) + (bb) + (a)]
dan Fasilitas penanggung risiko
pertama, Investasi EBA serta
ATMR atas Nilai Aset Keuangan
yang Dialihkan karena melampaui
batas maksimum Fasilitas
KPMM Bank setelah Sekuritisasi
6,83%
Aset dan Fasilitas
57 Lampiran 55
Lampiran
PEDOMAN PENYUSUNAN
STANDARD OPERATING PROCEDURE
ADMINISTRASI KREDIT PEMILIKAN RUMAH
DALAM RANGKA SEKURITISASI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/4/PBI/2005 tanggal 20 Januari
2005 tentang Prinsip Kehati-Hatian Dalam Aktivitas Sekuritisasi Aset Bagi Bank
Umum disebutkan bahwa kelangsungan usaha bank tergantung pada kemampuan dan
efektifitas bank dalam mengelola risiko kredit. Sekuritisasi aset merupakan alternatif
cara mitigasi risiko kredit. Penyelenggaraan sekuritisasi aset kredit bank di samping
perlu memperhatikan dan memenuhi prinsip kehati-hatian dalam rangka menghindari
bank dari kemungkinan menghadapi risiko yang lebih besar juga perlu didukung
dengan administrasi kredit yang baik. Kebutuhan masyarakat akan perumahan yang
terus meningkat perlu didukung pasokan pembiayaan yang sustainable. Sehubungan
dengan hal tersebut, sekuritisasi kredit pemilikan rumah merupakan alternatif dalam
rangka mendukung kesinambungan pasokan pembiayaan perumahan. Dalam rangka
mendukung efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan sekuritisasi kredit pemilikan
rumah sekaligus mendukung pengembangan pasar sekunder kredit pemilikan rumah
yang sehat serta tetap memperhatikan aspek transparansi dan perlindungan nasabah
debitur kredit pemilikan rumah, perlu dilakukan pembakuan proses administrasi kredit
pemilikan rumah yang dicakup pada Standard Operating Procedure Administrasi
Kredit Pemilikan Rumah Dalam Rangka Sekuritisasi (SOP KPR).
B.
Cakupan Pedoman Penyusunan SOP KPR
Pedoman Penyusunan SOP KPR merupakan acuan minimum bagi bank dalam
rangka membakukan proses administrasi KPR yang ditujukan untuk mendukung
kelancaran dan efisiensi proses sekuritisasi KPR bank. Pedoman Penyusunan SOP
KPR mencakup pembakuan proses administrasi penyelenggaraan KPR sejak dari
tahap originasi, yaitu bank sebagai originator KPR sampai dengan KPR disekuritisasi
yaitu bank sebagai servicer KPR
59 C.
Kewajiban Menyelenggarakan Administrasi KPR
Dalam
rangka
menyelenggarakan
administrasi
KPR
yang
baik
serta
memperhatikan aspek transparansi informasi dan aspek perlindungan debitur KPR,
setiap bank wajib memiliki SOP KPR tertulis yang paling kurang mencakup
pembakuan proses administrasi KPR yang sesuai dengan Pedoman Penyusunan SOP
KPR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
D.
Dasar Hukum Pedoman Penyusunan SOP KPR
Bank Indonesia memberikan perhatian yang besar terhadap aktivitas perbankan
dalam menyalurkan KPR. Penyaluran KPR penting untuk senantiasa memperhatikan
prinsip kehati-hatian dalam rangka mendukung mitigasi risiko kredit melalui
sekuritisasi. Penyelenggaraan administrasi KPR yang baik akan membantu bank untuk
melakukan sekuritisasi KPR dengan lebih efisien. Dengan demikian, dasar hukum
Pedoman Penyusunan SOP KPR adalah :
1.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/4/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang
Prinsip Kehati-Hatian Dalam Aktivitas Sekuritisasi Aset Bagi Bank Umum.
2.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/6/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang
Transparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah.
E.
Definisi
1.
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah kredit konsumi untuk kepemilikan
rumah tinggal berupa rumah tapak atau rumah susun atau apartemen (tidak
termasuk rumah kantor dan rumah toko) dengan agunan berupa rumah tinggal
yang diberikan bank kepada debitur perorangan dengan jumlah maksimum
pinjaman yang ditetapkan berdasarkan nilai agunan.
2.
Loan to Value Ratio (LTVR) adalah angka rasio antara jumlah pinjaman yang
dapat diberikan oleh bank terhadap nilai agunan.
3.
Sekuritisasi KPR adalah penerbitan surat berharga oleh penerbit efek beragun
aset berupa KPR yang didasarkan pada pengalihan aset berupa KPR dari
Kreditur Asal yang diikuti dengan pembayaran yang berasal dari hasil penjualan
efek beragun aset berupa KPR kepada investor.
60 4.
Efek Beragun Aset Kredit Pemilikan Rumah (EBA KPR)
adalah surat
berharga yang diterbitkan oleh Penerbit berdasarkan aset berupa KPR yang
dialihkan oleh Kreditur Asal.
5.
Penerbit EBA KPR adalah badan hukum, Kontrak Investasi Kolektif Efek
Beragun Aset (KIK EBA) atau bentuk lain sesuai ketentuan yang berlaku, yang
mempunyai tujuan khusus melakukan aktivitas sekuritisasi aset berupa KPR.
6.
Kreditur Asal (Originator) KPR adalah pihak yang mengalihkan aset berupa
KPR kepada Penerbit.
7.
Penyedia Jasa (Servicer) KPR adalah pihak yang menatausahakan, memproses,
mengawasi,
dan
melakukan
tindakan-tindakan
lainnya
dalam
rangka
mengupayakan kelancaran dari arus kas aset berupa KPR yang dialihkan kepada
Penerbit sesuai perjanjian antara pihak tersebut dengan Penerbit, termasuk
memberikan peringatan kepada Reference Entity apabila terjadi keterlambatan
pembayaran, melakukan negosiasi dan menyelesaikan tuntutan.
8.
Reference Entity adalah pihak yang berutang atau mempunyai kewajiban
membayar dari aset berupa KPR yang dialihkan.
9.
Refinancing KPR adalah aktivitas penyediaan dana kembali oleh Bank melalui
penggantian pinjaman KPR debitur.
10. Repurchase Agreement (Repo) KPR adalah transaksi jual beli aset berupa KPR
yang mewajibkan penjual untuk membeli kembali aset berupa KPR yang
bersangkutan sesuai dengan jangka waktu yang diperjanjikan.
61 B A B II
MANAJEMEN RISIKO
Dalam rangka mendukung penyelenggaraan administrasi KPR yang baik
sehingga memperlancar dan mempermudah proses sekuritisasi yang merupakan
bagian dari mitigasi risiko kredit, diperlukan perhatian dari Dewan Komisaris dan
Direksi Bank. SOP KPR wajib mencakup mengenai tanggung jawab Direksi dan
pengawasan aktif Dewan Komisaris terkait dengan penyelenggaraan administrasi
KPR yang paling kurang terdiri dari :
1.
Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi;
2.
Kecukupan kebijakan, sistem dan prosedur;
3.
Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian
risiko; dan
4.
A.
1.
Sistem pengendalian intern.
Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi
Pengawasan aktif Dewan Komisaris paling kurang mencakup :
a.
memberikan persetujuan atas SOP KPR Bank dalam rangka pembakuan
proses administrasi KPR; dan
b.
mengevaluasi pelaksanaan tanggung jawab Direksi terhadap implementasi
SOP KPR.
2.
Pengawasan aktif Direksi paling kurang mencakup :
a.
menetapkan SOP KPR Bank yang mencakup pembakuan proses
administrasi KPR dan merupakan bagian dari kebijakan penyaluran KPR
oleh Bank berdasarkan persetujuan Dewan Komisaris;
b.
memastikan bahwa pelaksanaan administrasi KPR di Kantor Pusat dan
Kantor Cabang Bank telah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan di
dalam SOP KPR;
62 c.
melakukan evaluasi SOP KPR Bank secara berkala, termasuk melakukan
penyesuaian sehingga sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan
d.
memastikan bahwa SOP KPR Bank telah disebar luaskan dan
disosialisasikan kepada seluruh pegawai unit KPR.
B.
Kecukupan Kebijakan, Sistem dan Prosedur
Bank wajib memiliki kebijakan, sistem dan prosedur dalam menyelenggarakan
administrasi KPR yang paling kurang mencakup :
1.
kebijakan yang mengatur mengenai penetapan unit organisasi dan pegawai Bank
dalam rangka penyelenggaraan proses administrasi KPR sejak dari tahap
originasi sampai dengan KPR disekuritisasi;
2.
kebijakan dan prosedur penata usahaan dokumen KPR;
3.
kebijakan dalam rangka pengembangan sistem aplikasi untuk pemrosesan data
dan/atau informasi berbasis teknologi; dan
4.
kebijakan dalam rangka pengembangan sistem aplikasi untuk pelaporan kinerja
debitur KPR.
C.
Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Pengendalian Risiko
Dalam rangka mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko
penyelenggaraan adminsitrasi KPR, Bank wajib memastikan bahwa :
1.
calon debitur KPR telah memahami hak dan kewajibannya yang terkait dengan
pengadministrasian data dan informasi KPR debitur sebagaimana tercakup di
dalam perjanjian KPR;
2. pegawai Bank pada unit kerja penyelenggaraan administrasi KPR telah melakukan
verifikasi dalam rangka meyakini bahwa penatausahaan dokumen telah
dijalankan sesuai prosedur yang berlaku; dan
3.
penatausahaan dokumen KPR untuk setiap debitur dilakukan secara terpisah
dengan memisahkan antara penatausahaan dokumen KPR yang merupakan aset
bank dan KPR yang sudah disekuritisasi.
63 D.
Sistem Pengendalian Intern
Dalam rangka mendukung efektifitas penyelenggaraan sistem pengendalian
intern di dalam penyelenggaraan administrasi KPR, maka Bank wajib :
1. melakukan evaluasi dan audit secara berkala terhadap kesesuaian penyelenggaraan
administrasi KPR dengan SOP KPR bank; dan
2.
menindak lanjuti dan menata usahakan dokumen hasil temuan audit terhadap
penyelenggaraan administrasi KPR yang mencakup tanggapan Pengurus Bank
atas hasil audit tersebut termasuk batas waktu perbaikannya.
64 B A B III
PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KPR
Dalam rangka menyelenggarakan proses administrasi KPR sehingga mampu
mendukung kelancaran dan efisiensi proses sekuritisasi KPR serta memperhatikan
aspek transparansi dan perlindungan debitur KPR, penyelenggaraan KPR oleh
perbankan perlu didukung oleh pembakuan proses administrasi KPR sejak tahap
originasi KPR sampai dengan KPR disekuritisasi.
A.
Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Originasi KPR
Dalam rangka originasi KPR oleh Unit KPR, Bank
wajib paling kurang
memisahkan pelaksanaan 5 proses sebagai berikut :
1.
Penawaran KPR
Dalam rangka penawaran KPR, Bank wajib menyediakan dokumen penawaran
KPR tersendiri yang merupakan dokumen yang disampaikan kepada nasabah
dalam rangka penawaran KPR yang paling kurang mencakup informasi sebagai
berikut :
a.
Persyaratan calon debitur KPR yang paling kurang mencakup
persyaratan kewarga negaraan dan persyaratan penghasilan.
b.
Persyaratan KPR yang paling kurang mencakup :
1)
Persyaratan agunan KPR yaitu :
a)
Hak Tanggungan (HT) atas Tanah dan Bangunan;
b)
Akta Jaminan Fidusia atas :
(1) semua tagihan, hak, wewenang dan klaim uang ganti rugi
asuransi yang timbul berdasarkan polis asuransi kerugian
dan asuransi jiwa debitur; dan
(2) tagihan kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah
yang timbul karena terdapatnya pemutusan hak debitur atas
tanah sebelum jatuh waktu berakhirnya hak tersebut.
65 2)
Persyaratan minimum uang muka KPR sebagai berikut :
a)
paling kurang 20% (dua puluh per seratus) dari nilai harga jual
tanah dan bangunan; atau
b)
apabila uang muka KPR kurang dari 20% (dua puluh per seratus)
dari nilai harga jual tanah dan bangunan, maka KPR wajib
dijamin oleh lembaga penjamin dengan besarnya penjaminan
yang ditetapkan berdasarkan rasio antara jumlah maskimum
pemberian KPR oleh Bank dibandingkan dengan nilai agunan.
3)
Persyaratan asuransi yang mencakup kewajiban untuk :
a)
asuransi jiwa untuk masing-masing debitur KPR dengan nilai
pertanggungan yang paling kurang sama dengan nilai KPR yang
diberikan Bank;
b)
asuransi umum yang paling kurang mencakup proteksi terhadap
kebakaran dengan nilai pertanggungan paling kurang sama
dengan hasil penilaian bangunan rumah pada saat pemberian
KPR; dan
c)
asuransi wajib dilengkapi dengan suatu bankers clause untuk
kepentingan Bank sebagai originator.
4)
Biaya KPR yang akan menjadi beban debitur KPR dan rinciannya.
5)
Penalti yang dikenakan untuk pelunasan KPR yang dipercepat
(prepayment penalty) dan pinalti atas keterlambatan debitur dalam
pemenuhan kewajibannya.
6)
Kriteria dan persyaratan yang harus dipenuhi debitur untuk bisa
melakukan refinancing KPR.
7)
Persyaratan dokumen untuk pengajuan permohonan KPR.
c. Porsi pemberian KPR oleh Bank diatur sebagai berikut :
1) porsi pemberian KPR oleh Bank
paling tinggi sebesar
80%
(delapan puluh per seratus) dari harga jual tanah dan bangunan,
sehingga angka rasio antara
jumlah maksimum KPR yang bisa
66 diberikan bank terhadap nilai agunan (Loan to Value Ratio)
paling
tinggi adalah 80% (delapan puluh per seratus);
2) formula untuk penetapan jumlah maksimum KPR sebagai berikut :
Jumlah Maksimum KPR yang bisa diberikan bank =
80% x nilai taksasi terhadap harga jual tanah dan bangunan yang
terendah antara penilaian bank dan
penilaian
independent
appraisal
d.
Sistem perhitungan angsuran KPR dan metode pembayaran angsuran
KPR.
e.
Kebijakan bunga KPR dan sistem perhitungan bunga KPR yang
mencakup hal-hal sebagai berikut :
2.
1)
tingkat bunga KPR;
2)
bunga KPR tetap atau bunga KPR yang bisa disesuaikan;
3)
formula perhitungan bunga KPR; dan
4)
kondisi yang menyebabkan terjadinya penyesuaian bunga KPR.
Analisis Permohonan KPR
Dalam rangka memelihara konsistensi di dalam melakukan analisis
permohonan KPR, Bank wajib paling kurang membakukan hal-hal sebagai
berikut :
a.
metode dan formula dalam rangka melakukan penilaian atas kemampuan
membayar calon debitur;
3.
b.
metode dan formula dalam rangka melakukan penilaian atas agunan;
c.
kriteria independent appraisal dalam rangka melakukan penilaian agunan;
d.
format Laporan Analisis Permohonan KPR; dan
e.
format Laporan Penilaian Agunan.
Pengambilan Keputusan KPR
Dalam rangka pengambilan keputusan KPR, Bank wajib menetapkan
prosedur baku paling kurang dalam rangka
:
67 a. menyampaikan keputusan secara tertulis tentang penerimaan atau penolakan
permohonan KPR calon debitur termasuk alasan apabila dilakukan
penolakan;
b. mengevaluasi hasil pengambilan keputusan kredit dalam rangka memastikan
tidak terdapatnya penyimpangan di dalam proses pengambilan keputusan
KPR serta menetapkan kebijakan perbaikan yang diperlukan; dan
c.
menatausahakan dokumen keputusan kredit dari masing-masing pemohon
KPR.
4.
Pelaksanaan Akad Kredit
Dalam rangka pelaksanaan akad kredit, Bank wajib menetapkan prosedur
baku paling kurang dalam rangka memastikan :
a.
Kelengkapan dan kebenaran dokumen yang dipersyaratkan untuk akad
kredit.
b.
Terdapatnya surat keterangan resmi (cover note) dari Notaris yang
menyatakan bahwa seluruh berkas agunan asli yang belum diterima masih
digunakan dalam proses administrasi di instansi Pemerintah yang
berwenang dan akan diserahkan kepada Bank pada waktu yang sudah
disepakati setelah proses administrasi dimaksud selesai dilakukan.
c.
Perjanjian Kredit paling kurang mencakup hal-hal sebagai berikut :
1)
Perjanjian KPR harus memuat :
a)
pernyataan debitur bahwa agunan yang diserahkan kepada Bank
tidak sedang dijaminkan kepada pihak lain; dan
b)
pernyataan debitur untuk tidak menjaminkan kembali agunan
yang telah diserahkan kepada Bank.
2)
Perjanjian KPR didukung oleh dokumen yang :
a)
memadai dan masih berlaku;
b)
dapat dilaksanakan berdasarkan hukum Indonesia; dan
c)
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia.
68 3)
Perjanjian KPR memuat klausula yang menentukan bahwa hubungan
antara kreditur dan debitur serta pernyataan jaminan antara kreditur
awal dan debitur terkait dinyatakan berakhir, dalam hal terdapat
pelunasan penuh atas jumlah yang wajib dibayar oleh debitur
berdasarkan perjanjian KPR.
4)
Perjanjian KPR memuat mekanisme penagihan angsuran KPR dan
kemungkinan penggunaan jasa pihak ketiga untuk melaksanakan
penagihan angsuran KPR secara kolektif.
5) Perjanjian KPR memuat sistem perhitungan suku bunga KPR, termasuk
kemungkinan perubahan suku bunga KPR dan kondisi yang
mendasari terjadinya perubahan suku bunga KPR serta waktu
pemberlakukan perubahan suku bunga KPR.
6) Perjanjian KPR memuat persetujuan debitur kepada bank yang
memungkinan bank untuk melakukan penjualan putus dalam rangka
sekuritisasi atau kemungkinan untuk melakukan Repo terhadap KPR
debitur.
7)
Perjanjian KPR memuat hak dan tanggung jawab Bank dan debitur
KPR dalam rangka pelaksanaan eksekusi agunan.
8)
Perjanjian KPR memuat persetujuan debitur kepada Bank untuk
menggunakan data/informasi terkait debitur dan/atau agunan KPR
dalam rangka melakukan sekuritisasi KPR.
5.
Pencairan Kredit
Dalam rangka pencairan kredit, Bank wajib menetapkan prosedur baku paling
kurang dalam rangka :
a.
Memastikan telah dipenuhinya kewajiban calon debitur KPR yaitu paling
kurang sebagai berikut :
1)
menyerahkan dokumen pendukung permohonan KPR yang sah yang
antara lain terdiri dari sertifikat hak atas tanah, Perjanjian Pengikatan
Jual Beli (PPJB) atau Akta Jual Beli (AJB), Izin Mendirikan
Bangunan (IMB) dan lampirannya, Sertifikat Hak Tanggungan atas
tanah dan bangunan yang telah ditanda tangani oleh calon debitur
69 KPR, dan polis asuransi jiwa dan polis asuransi kerugian atas
bangunan;
2)
menanda
tangani
perjanjian-perjanjian
yang
terkait
dengan
pengikatan agunan; 3)
memberikan kuasa kepada Notaris atau PPAT untuk menyerahkan
secara langsung kepada Bank dokumen-dokumen yang terkait dengan
agunan seperti sertifikat hak atas tanah dan bangunan, Sertifikat Hak
Tanggungan atas tanah dan bangunan dan/atau Sertifikat Fidusia yang
disampaikan oleh penjual tanah dan bangunan; 4)
membuka rekening pada Bank sebagai Kreditur Asal KPR dan
memberikan kuasa pendebetan rekening tersebut kepada Bank dalam
rangka pembayaran angsuran KPR; dan 5)
b.
melunasi biaya KPR. Menata usahakan dokumen pencairan kredit dari masing-masing debitur
KPR.
B.
Pedoman Penyelenggaraan Service KPR Oleh Bank
Dalam menjalankan fungsi sebagai Penyedia Jasa (Servicer) KPR,
Bank wajib
melakukan hal-hal yang paling kurang sebagai berikut :
1. membangun komunikasi dengan debitur KPR melalui unit Customer Loan Service
(CLS);
Unit
Customer Loan Service Bank paling kurang mencakup fungsi-fungsi
sebagai berikut :
a.
melayani kebutuhan informasi debitur KPR;
b.
memastikan penyelenggaraan penagihan angsuran KPR yang sesuai dengan
kebijakan Bank; dan
c.
2.
memastikan terselesaikannya permasalahan pinjaman KPR dari debitur.
menatausahakan dokumen KPR yang merupakan aset bank dan KPR yang sudah
disekuritisasi;
70 Dalam rangka penatausahaan dokumen KPR yang merupakan aset bank dan
dokumen KPR yang sudah disekuritisasi, Bank wajib memiliki prosedur baku
paling kurang dalam rangka :
a. penerimaan, penatausahaan, peminjaman dan penyerahan kembali dokumen
KPR;
3.
b.
pemeliharaan dokumen KPR; dan
c.
pengamanan dokumen KPR.
mengelola data dan informasi KPR yang merupakan aset bank dan KPR yang
sudah disekuritisasi;
Dalam rangka pengelolaan data dan informasi KPR yang merupakan aset
bank dan KPR yang sudah disekuritisasi, Bank wajib paling kurang memiliki
sistem informasi untuk :
a.
mendukung pemantauan dan penyusunan laporan rutin kinerja debitur
KPR; dan
b.
menyampaikan informasi kinerja debitur KPR dalam rangka memenuhi
kewajiban transparansi kepada investor EBA KPR, bagi Bank yang telah
melakukan sekuritisasi KPR.
4.
memantau secara perodik kinerja debitur KPR yang menjadi aset Bank dan
kinerja debitur KPR yang sudah disekuritisasi;
Dalam rangka pemantauan secara periodik kinerja debitur KPR yang
menjadi aset Bank dan KPR yang sudah disekuritisasi, Bank wajib paling kurang
:
a.
memiliki format baku laporan kinerja debitur KPR yang paling kurang
mencakup informasi tentang pembayaran angsuran KPR, tunggakan KPR,
perubahan status debitur KPR, terjadinya pelunasan KPR yang dipercepat
(prepayment) dan terjadinya refinancing; dan
b.
memiliki informasi mengenai kinerja debitur yang bersangkutan
atas
fasilitas kredit dari Bank selain KPR termasuk kartu kredit.
5.
mendukung proses penyelesaian pembayaran angsuran KPR (collection);
Dalam rangka mendukung kelancaran penyelesaian pembayaran angsuran
KPR (collection), Bank wajib paling kurang menyusun sistem dan prosedur
71 operasional mengenai collection baik yang dilakukan oleh unit kerja Bank
dengan menggunakan tenaga collector yang merupakan pegawai Bank maupun
dengan menggunakan jasa pihak ketiga termasuk alternatif tindak lanjut
penanganan permasalahan collection.
6.
melaksanakan eksekusi agunan;
Dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan eksekusi agunan, Bank
wajib paling kurang melakukan hal-hal sebagai berikut :
a.
menetapkan prosedur baku dalam rangka eksekusi agunan;
b.
memastikan proses dan tahapan eksekusi agunan berjalan sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku; dan
c.
C.
menetapkan jangka waktu penyelesaian eksekusi agunan.
Pedoman Penyelenggaraan Service KPR Oleh Pihak Ketiga
Dalam menjalankan fungsi sebagai Penyedia Jasa (Servicer) KPR, Bank dapat
menunjuk pihak ketiga untuk dan atas nama Bank bertindak sebagai Penyedia Jasa
(Servicer) KPR terbatas pada :
1.
penyelenggaraan penatausahaan dokumen KPR;
Dalam rangka penyelenggaraan penatausahaan dokumen KPR oleh pihak
ketiga, Bank wajib paling kurang memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.
terdapatnya kriteria yang paling kurang memperhatikan aspek keamanan
dan kerahasiaan dokumen KPR debitur dalam rangka seleksi pihak ketiga
yang menjadi mitra Bank sebagai penyelenggara penatausahaan dokumen
KPR; dan
b.
terdapatnya perjanjian kerjasama secara tertulis antara Bank dengan pihak
penyelenggara penatausahaan dokumen KPR yang paling kurang memuat :
2.
1)
wewenang dan tanggung jawab kedua belah pihak;
2)
mekanisme penyelesaian permasalahan; dan
3)
hal-hal yang menyebabkan berakhirnya perjanjian kerjasama.
penyelenggaraan penyelesaian pembayaran angsuran KPR (collection) atau
penyelenggaraan eksekusi agunan;
72 Dalam rangka penyelenggaraan penyelesaian pembayaran angsuran KPR
(collection) atau penyelenggaraan eksekusi agunan oleh pihak ketiga, Bank
wajib paling kurang memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.
terdapatnya kriteria dalam rangka seleksi pihak ketiga yang akan menjadi
mitra Bank sebagai penyelenggara collection atau penyelenggara eksekusi
agunan;
b.
terdapatnya pedoman tertulis yang ditetapkan oleh Bank sebagai acuan
penyelenggaraan collection atau penyelenggaran eksekusi agunan oleh
pihak ketiga; dan
c.
terdapatnya perjanjian kerjasama secara tertulis antara Bank dengan pihak
penyelenggara collection atau penyelenggara eksekusi agunan yang paling
kurang memuat :
1)
wewenang dan tanggung jawab kedua belah pihak;
2)
mekanisme penyelesaian permasalahan; dan
3)
hal-hal yang menyebabkan berakhirnya perjanjian kerjasama.
73 B A B IV
SUMBER DAYA MANUSIA
Penyelenggaraan administrasi KPR perlu didukung oleh sumber daya manusia
(SDM) yang kompeten dan memahami peranan dari administrasi KPR yang baik di
dalam mendukung kelancaran dan efisiensi proses sekuritisasi KPR. Bank
penyelenggara KPR wajib memiliki kebijakan SDM untuk menetapkan petugas
administrasi KPR. Kebijakan SDM Bank dalam rangka mendukung penyelenggaraan
administrais KPR paling kurang mencakup hal-hal sebagai berikut :
1.
Penetapan pegawai Bank yang ditunjuk sebagai petugas administrasi KPR.
2.
Penetapan kriteria kompetensi sebagai dasar penunjukan SDM Bank sebagai
petugas administrasi KPR yang paling kurang mencakup :
3.
a.
pengetahuan di bidang pembiayaan perumahan; dan
b.
pengalaman bekerja di unit KPR Bank.
Penyusunan Pedoman Kerja tertulis bagi petugas administrasi KPR yang
memuat tugas pokok dan tanggung jawab petugas administrasi KPR pada saat
bertindak sebagai Kreditur Asal (Originator) KPR dan sebagai Penyedia Jasa
(Servicer) KPR.
4.
Menyelenggarakan pelatihan secara berkala dalam rangka meningkatkan
kompetensi petugas administrasi KPR dan/atau mengikut sertakan petugas
administrasi KPR di dalam pelatihan yang terkait dengan pengetahuan di bidang
pembiayaan perumahan.
74 Lampiran 6 Format Laporan Transaksi Derivatif Bank
Bank ………..
REKAPITULASI TRANSAKSI DERIVATIF
Periode tanggal :*)
POSISI VALUTA ASAL
(dalam Rupiah)
Long
Short
(2)
(3)
TRANSAKSI
(menurut jenis transaksi)
(1)
Dalam Jutaan Rupiah
KEUNTUNGAN/(KERUGIAN)
Keuntungan
Kerugian
Total
Kumulatif Neto
(4)
(5)
(6)=(4)+(5)
I. Dengan Pergerakan Dana
1. Nilai Tukar
2. Suku Bunga
3. Kombinasi 1 dan 2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
II. Tanpa Pergerakan Dana
1. Nilai Tukar
2. Suku Bunga
3. Kombinasi 1 dan 2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Jumlah
Modal bank:
Margin deposit nasabah pihak terkait :
Margin deposit nasabah bukan pihak terkait :
0
0
0
Persentase Kerugian = Jumlah Total Kumulatif Neto x 100%
Modal Bank
75 *) Diisi sesuai dengan periode :
a. Minggu I setiap tanggal 1 s/d 7
b. Minggu II setiap tanggal 8 s/d 15
c. Minggu III setiap tanggal 16 s/d 23
d. Minggu IV setiap tanggal 24 s/d akhir bulan
76 Lampiran 7 7
Lampiran
Format Laporan Transaksi Derivatif Bank
Bank ……..
REKAPITULASI TRANSAKSI DERIVATIF
Periode tanggal :*)
POSISI VALUTA ASAL
(dalam Rupiah)
Long
Short
(2)
(3)
TRANSAKSI
(menurut pihak lawan transaksi)
(1)
I. Dengan Pergerakan Dana
1. Transaksi dengan Nasabah Pihak Terkait
a. Bank
b. Non-Bank
2. Transaksi dengan Nasabah Bukan Pihak Terkait
a. Bank
b. Non-Bank
II. Tanpa Pergerakan Dana
1. Transaksi dengan Nasabah Pihak Terkait
a. Bank
b. Non-Bank
2. Transaksi dengan Nasabah Bukan Pihak Terkait
a. Bank
b. Non-Bank
Jumlah
Modal bank:
Margin deposit nasabah pihak terkait :
Margin deposit nasabah bukan pihak terkait :
Dalam Jutaan Rupiah
KEUNTUNGAN/(KERUGIAN)
Keuntungan
Kerugian
Total
Kumulatif Neto
(4)
(5)
(6)=(4)+(5)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
77 Persentase Kerugian = Jumlah Total Kumulatif Neto x 100%
Modal Bank
*) Diisi sesuai dengan periode :
a. Minggu I setiap tanggal 1 s/d 7
b. Minggu II setiap tanggal 8 s/d 15
c. Minggu III setiap tanggal 16 s/d 23
d. Minggu IV setiap tanggal 24 s/d akhir bulan
78 Lampiran 8
PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN TRANSAKSI DERIVATIF
Laporan Transaksi Derivatif yang wajib disampaikan kepada Bank Indonesia
adalah Laporan Rekapitulasi Transaksi Derivatif seperti contoh format pada
lampiran 1 dan 2 pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/31/PBI/2005 tanggal
15 September 2005 atau pada Tabel 1 dan 2 pada Petunjuk Pengisian Laporan
Transaksi Derivatif ini. Untuk keperluan pengisian format laporan tersebut,
dapat digunakan format kertas kerja seperti pada Tabel 1a s/d 8b sebagai acuan.
Kertas kerja tersebut tidak perlu disampaikan kepada Bank Indonesia.
I. Rekapitulasi Transaksi Derivatif (Tabel 1 dan 2)
1. Kolom 2
Yang dilaporkan dalam kolom ini adalah penjumlahan dari seluruh posisi
long untuk masing-masing kelompok Transaksi Derivatif dalam valuta asal
yang pengisiannya dalam kolom ini dikonversikan ke dalam valuta Rupiah.
Pengelompokan dimaksud dilakukan sebagaimana kolom 1 pada Tabel 1 dan
2.
2. Kolom 3
Yang dilaporkan dalam kolom ini adalah penjumlahan dari seluruh posisi
short untuk masing-masing kelompok transaksi derivatif dalam valuta asal
dikonversikan ke dalam valuta Rupiah.
Pengelompokan dimaksud dilakukan sebagaimana kolom 1 pada Tabel 1 dan
2.
3. Kolom 4
Yang dilaporkan dalam kolom ini adalah penjumlahan keuntungan dalam
equivalen Rupiah dari seluruh posisi untuk masing-masing kelompok
79 Transaksi Derivatif selama tahun berjalan terhitung sejak tanggal 1 Januari
s/d tanggal akhir masa laporan. Pengelompokan dimaksud dilakukan
sebagaimana kolom 1 pada Tabel 1 dan 2.
4. Kolom 5
Yang dilaporkan dalam kolom ini adalah penjumlahan kerugian dalam
equivalen Rupiah dari seluruh posisi untuk masing-masing kelompok
Transaksi Derivatif selama tahun berjalan terhitung sejak tanggal 1
Januari s/d tanggal akhir masa laporan. Pengelompokan dimaksud
dilakukan sebagaimana kolom 1 pada Tabel 1 dan 2.
5. Kolom 6
Yang dilaporkan dalam kolom ini adalah penjumlahan (kumulatif)
keuntungan dan kerugian dalam Rupiah dan tercatat dalam perkiraan
rugi/laba untuk masing-masing kelompok selama tahun berjalan terhitung
sejak tanggal 1 Januari s/d tanggal akhir masa laporan. Pengelompokan
dimaksud dilakukan sebagaimana kolom 1 pada Tabel 1 dan 2.
II. Kertas Kerja Tabel 1a s/d 8b
1. Kolom 2 & 3
Kolom ini adalah penjumlahan (kumulatif) dari masing-masing posisi
baik long maupun short dalam valuta asal untuk setiap jenis pihak lawan
transaksi dan setiap jenis Transaksi Derivatif yang pengelompokannya
didasarkan kepada adanya pergerakan dana (Tabel 1a s/d 4b) dan tanpa
pergerakan dana (Tabel 5a s/d 8b).
Pengisian masing–masing posisi tersebut, baik long maupun short, tidak
dikompensasikan (set-off).
Pencatatan posisi long maupun short dalam valuta asal yang
ditatausahakan
oleh
masing-masing
bank
dilakukan
berdasarkan
kelaziman yang berlaku dalam praktek di pasar internasional, antara lain:
80 1.1 Untuk Transaksi Derivatif yang berkaitan dengan nilai tukar (Foreign
Exchange) posisi dimaksud adalah dilihat dari posisi reference currencynya.
Contoh :
a) Untuk transaksi currency forward USD/IDR maka pencatatan posisi
beli (long) maupun jualnya (short) adalah dengan melihat posisi USDnya sebagai reference currency sebesar nilai nominalnya.
b) Untuk transaksi forex swap (transaksi spot dan forward yang
dilakukan secara simultan ) dan forward – forward, maka pencatatan
posisi long maupun short-nya adalah dilihat dari posisi beli (long)
maupun posisi jual (short) dari reference currency yang tanggal jatuh
waktu/penyelesaiannya lebih panjang (far date atau forward date).
Dengan demikian apabila bank memiliki posisi beli swap USD/IDR
sebesar USD 5,000,000.00 dengan jangka waktu 6 bulan pada tingkat
premi swap Rp. 130.00 atau dengan kata lain bank sebenarnya
memiliki posisi jual spot sebesar USD 5,000,000.00 dan beli forward
sebesar USD 5,000,000.00 maka bank mencatat posisi forex swap
tersebut sebagai long swap USD/IDR sebesar USD 5,000,000.00.
c) Untuk transaksi currency option, pencatatan posisi long maupun
short-nya adalah dilihat dari posisi beli (long) maupun posisi jual
(short) dari reference currency-nya.
Dengan demikian, apabila bank memiliki posisi jual option call
USD/beli put JPY maka bank mencatat posisi tersebut sebagai short
call option USD/JPY sebesar nominal USD yang ditransaksikan.
d) Untuk transaksi currency futures, pencatatan posisinya adalah dilihat
dari posisi beli (long) maupun jual (short) dari indeks currency futures
yang dimiliki. Dengan demikian, apabila bank memiliki posisi jual
JPY futures maka bank mencatat posisi tersebut sebagai short JPY
81 futures sebesar nominal JPY yang ditransaksikan
1.2
Untuk Transaksi Derivatif yang berkaitan dengan suku bunga (interest
rate) maka pencatatan posisi dimaksud dilihat dari suku bunga yang
fixed sebesar nilai nominalnya yang biasanya nilai nominal dana
pokok tersebut tidak bergerak (no movement of fund) atau lazim
disebut sebagai notional amount.
Contoh :
a. Untuk Transaksi Derivatif interest rate swap/IRS maka yang dicatat
sebagai posisi long maupun short adalah dengan melihat posisi beli
(long) maupun melihat posisi jual (short) dari suku bunga yang
fixed sebesar nilai nominal notional amount yang ditransaksikan.
b. Untuk Transaksi Derivatif interest rate option (cap atau floor),
maka yang dicatat sebagai posisi long maupun short adalah dengan
melihat posisi beli (long) maupun posisi jual (short ) dari cap dan
floor suku bunga yang ditransaksikan.
c. Untuk Transaksi Derivatif forward rate agreement (FRA), maka
yang dicatat sebagai posisi long maupun short adalah dengan
melihat posisi beli (long) maupun posisi jual (short) dari interest
rate currency yang ditransaksikan dalam FRAs tersebut sebesar
nilai notional amount-nya.
1.3
Untuk Transaksi Derivatif yang merupakan kombinasi dari nilai tukar
dan suku bunga maka pencatatan posisi long maupun short-nya
mengacu pada kelaziman yang berlaku dalam praktek di pasar
international.
82 2. Kolom 4 dan 5
Kolom ini adalah penjumlahan (kumulatif) keuntungan dalam valuta asing
dan rupiah yang timbul dari masing-masing posisi, baik long maupun short,
untuk setiap jenis transaksi berdasarkan perhitungan mark to market.
3. Kolom 6 dan 7
Kolom ini adalah penjumlahan (kumulatif) kerugian dalam valuta asing dan
rupiah yang timbul dari masing-masing posisi, baik long maupun short,
untuk setiap jenis transaksi berdasarkan perhitungan mark to market.
4. Kolom 8
Kolom ini adalah kumulatif netto keuntungan dan kerugian dalam equivalen
Rupiah.
Konversi dari valuta asing dalam valuta Rupiah dilakukan dengan
menggunakan kurs indikasi Reuters [(bid+ask)/2] pukul 16.00 WIB pada
tanggal akhir masa laporan.
83 Format Laporan Transaksi
Derivatif Bank-Bank
Tabel 1
BANK ABC
REKAPITULASI TRANSAKSI DERIVATIF
Periode tanggal
s/d
Dalam jutaan rupiah **)
TRANSAKSI
(menurut jenis transaksi)
(1)
I. Dengan Pergerakan Dana
1. Nilai Tukar
2. Suku Bunga
3. Kombinasi 1 dan 2
II. Tanpa Pergerakan Dana
1. Nilai Tukar
2. Suku Bunga
3. Kombinasi 1 dan 2
Jumlah
Modal bank *) :
Margin Deposit nasabah pihak terkait :
Margin Deposit nasabah bukan pihak terkait:
POSISI VALUTA ASAL
KEUNTUNGAN/KERUGIAN
Keuntungan
(Kerugian)
(4)
(5)
Total
Kumulatif Neto
(6) = (4) + (5)
Long
(2)
Short
(3)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
*) Modal yang digunakan untuk laporan masa I, II, dan III adalah modal per
tanggal akhir bulan sebelumnya, sedangkan untuk laporan masa IV
menggunakan modal per tanggal akhir bulan yang bersangkutan.
Persentase keuntungan/(kerugian)= Jumlah Total Kumulatif Neto x 100%
Modal Bank
**)Untuk mengkonversikan nilai valuta asal ke dalam valuta rupiah
dipergunakan kurs indikasi Reuters [(bid+ask)/2] pukul 16.00 WIB pada
tanggal akhir masa laporan.
84 Format Laporan Transaksi
Derivatif Bank-Bank
Tabel 2
BANK ABC
REKAPITULASI TRANSAKSI DERIVATIF
Periode tanggal
s/d
Dalam jutaan rupiah
TRANSAKSI
(menurut pihak lawan transaksi)
(1)
Dengan Pergerakan Dana
1. Transaksi dengan Pihak Terkait
a. Bank
b. Non Bank
2. Transaksi dengan Bukan Pihak Terkait
a. Bank
b. Non Bank
II. Tanpa Pergerakan Dana
1. Transaksi dengan Pihak Terkait
a. Bank
b. Non Bank
2. Transaksi dengan Bukan Pihak Terkait
a. Bank
b. Non Bank
Jumlah
Modal bank *) :
Margin Deposit nasabah group bank :
Margin Deposit nasabah non group bank :
POSISI VALUTA ASAL
KEUNTUNGAN/KERUGIAN
Keuntungan
(Kerugian)
(4)
(5)
Total
Kumulatif Neto
(6) = (4) + (5)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Long
(2)
Short
(3)
0
0
I.
Persentase keuntungan/(kerugian)= JJumlah Total Kumulatif Neto x
100% Modal Bank
*) Modal yang digunakan untuk laporan masa I, II, dan III adalah modal per
tanggal akhir bulan sebelumnya, sedangkan untuk laporan masa IV
menggunakan modal per tanggal akhir bulan yang bersangkutan.
**)Untuk mengkonversikan nilai valuta asal ke dalam valuta rupiah
dipergunakan kurs indikasi Reuters [(bid+ask)/2] pukul 16.00 WIB pada
tanggal akhir masa laporan.
85 KERTAS KERJA
Tabel 1a
BANK ABC
RINCIAN TRANSAKSI DERIVATIF DENGAN PERGERAKAN DANA
Periode tanggal
s/d
(Dalam ribuan valuta asing dan jutaan rupiah)
TRANSAKSI/JENIS PRODUK
Keuntungan/ (Kerugian)
POSISI (dalam valuta asal)
Keuntungan
(1)
1.1 Transaksi Dengan Pihak Terkait -Bank
A. Nilai Tukar
1. Currency Forward
- USD/Rp
- USD/JPY
- ............ dsb
2. Forex SWAP
- USD/Rp
- USD/JPY
- ............ dsb
3. Currency Option
- Put Option
- USD/Rp
- USD/JPY
- ............ dsb
- Call Option
- USD/Rp
- USD/JPY
- ............ dsb
4. Currency Futures
- USD/SGD
- USD/JPY
- ............ dsb
5. Lain-lain (diluar angka 1 s.d 4)
Long
(2)
Short
(3)
Dalam Valas
(4)
Dalam Rp
(5)
(Kerugian)
Dalam Valas
(6)
Dalam Rp
(7)
Total
Kumulatif Neto
Dalam Rp
(8) = (5) + (7)
86 KERTAS KERJA
Tabel 1b
BANK ABC
RINCIAN TRANSAKSI DERIVATIF DENGAN PERGERAKAN DANA
Periode tanggal
s/d
(Dalam ribuan valuta asing dan jutaan rupiah)
Keuntungan/ (Kerugian)
TRANSAKSI/JENIS PRODUK
POSISI (dalam valuta asal)
Keuntungan
(1)
B. Suku Bunga
1. Interest Rate Swap
- Rp
- USD
- EUR
- ............ dsb
2. Interest Rate Option
- Rp
- USD
- EUR
- ............ dsb
3. FRAS
- Rp
- USD
- EUR
- ............ dsb
4. Interest Rate Futures
- USD
- EUR
- ............ dsb
5. Lain-lain (diluar angka 1 s.d 4)
Long
(2)
Short
(3)
Dalam Valas
(4)
Dalam Rp
(5)
(Kerugian)
Dalam Valas
(6)
Dalam Rp
(7)
Total
Kumulatif Neto
Dalam Rp
(8) = (5) + (7)
C. Lain-lain
(produk-produk lainnya selain A&B atau
kombinasi A&B
Jumlah
87 KERTAS KERJA
Tabel 2a
BANK ABC
RINCIAN TRANSAKSI DERIVATIF DENGAN PERGERAKAN DANA
Periode tanggal
s/d
(Dalam ribuan valuta asing dan jutaan rupiah)
TRANSAKSI/JENIS PRODUK
Keuntungan/ (Kerugian)
POSISI (dalam valuta asal)
Keuntungan
(1)
1.2 Transaksi Dengan Pihak Terkait –Non
Bank
A. Nilai Tukar
1. Currency Forward
- USD/Rp
- USD/JPY
- ............ dsb
2. Forex SWAP
- USD/Rp
- USD/JPY
- ............ dsb
3. Currency Option
- Put Option
- USD/Rp
- USD/JPY
- ............ dsb
- Call Option
- USD/Rp
- USD/JPY
- ............ dsb
4. Currency Futures
- USD/SGD
- USD/JPY
- ............ dsb
5. Lain-lain (diluar angka 1 s.d 4)
Long
(2)
Short
(3)
Dalam Valas
(4)
Dalam Rp
(5)
(Kerugian)
Dalam Valas
(6)
Dalam Rp
(7)
Total
Kumulatif Neto
Dalam Rp
(8) = (5) + (7)
88 KERTAS KERJA
Tabel 2b
BANK ABC
RINCIAN TRANSAKSI DERIVATIF DENGAN PERGERAKAN DANA
Periode tanggal
s/d
(Dalam ribuan valuta asing dan jutaan rupiah)
Keuntungan/ (Kerugian)
TRANSAKSI/JENIS PRODUK
POSISI (dalam valuta asal)
Keuntungan
(1)
B. Suku Bunga
1. Interest Rate Swap
- Rp
- USD
- EUR
- ............ dsb
2. Interest Rate Option
- Rp
- USD
- EUR
- ............ dsb
3. FRAS
- Rp
- USD
- EUR
- ............ dsb
4. Interest Rate Futures
- USD
- EUR
- ............ dsb
5. Lain-lain (diluar angka 1 s.d 4)
Long
(2)
Short
(3)
Dalam Valas
(4)
Dalam Rp
(5)
(Kerugian)
Dalam Valas
(6)
Dalam Rp
(7)
Total
Kumulatif Neto
Dalam Rp
(8) = (5) + (7)
C. Lain-lain
(produk-produk lainnya selain A&B
atau kombinasi A&B
Jumlah
89 KERTAS KERJA
Tabel 3a
BANK ABC
RINCIAN TRANSAKSI DERIVATIF DENGAN PERGERAKAN DANA
Periode tanggal
s/d
(Dalam ribuan valuta asing dan jutaan rupiah)
TRANSAKSI/JENIS PRODUK
Keuntungan/ (Kerugian)
POSISI (dalam valuta asal)
Keuntungan
(1)
1.3 Transaksi Dengan Bukan Pihak TerkaitBank
A. Nilai Tukar
1. Currency Forward
- USD/Rp
- USD/JPY
- ............ dsb
2. Forex SWAP
- USD/Rp
- USD/JPY
- ............ dsb
3. Currency Option
- Put Option
- USD/Rp
- USD/JPY
- ............ dsb
- Call Option
- USD/Rp
- USD/JPY
- ............ dsb
4. Currency Futures
- USD/SGD
- USD/JPY
- ............ dsb
5. Lain-lain (diluar angka 1 s.d 4)
Long
(2)
Short
(3)
Dalam Valas
(4)
Dalam Rp
(5)
(Kerugian)
Dalam Valas
(6)
Dalam Rp
(7)
Total
Kumulatif Neto
Dalam Rp
(8) = (5) + (7)
90 KERTAS KERJA
Tabel 3b
BANK ABC
RINCIAN TRANSAKSI DERIVATIF DENGAN PERGERAKAN DANA
Periode tanggal
s/d
(Dalam ribuan valuta asing dan jutaan rupiah)
Keuntungan/ (Kerugian)
TRANSAKSI/JENIS PRODUK
POSISI (dalam valuta asal)
Keuntungan
(1)
B. Suku Bunga
1. Interest Rate Swap
- Rp
- USD
- EUR
- ............ dsb
2. Interest Rate Option
- Rp
- USD
- EUR
- ............ dsb
3. FRAS
- Rp
- USD
- EUR
- ............ dsb
4. Interest Rate Futures
- USD
- EUR
- ............ dsb
5. Lain-lain (diluar angka 1 s.d 4)
Long
(2)
Short
(3)
Dalam Valas
(4)
Dalam Rp
(5)
(Kerugian)
Dalam Valas
(6)
Dalam Rp
(7)
Total
Kumulatif Neto
Dalam Rp
(8) = (5) + (7)
C. Lain-lain
(produk-produk lainnya selain A&B
atau kombinasi A&B
Jumlah
91 KERTAS KERJA
Tabel 4a
BANK ABC
RINCIAN TRANSAKSI DERIVATIF DENGAN PERGERAKAN DANA
Periode tanggal
s/d
(Dalam ribuan valuta asing dan jutaan rupiah)
TRANSAKSI/JENIS PRODUK
Keuntungan/ (Kerugian)
POSISI (dalam valuta asal)
Keuntungan
(1)
1.4 Transaksi Dengan Bukan Pihak TerkaitBukanBank
A. Nilai Tukar
1. Currency Forward
- USD/Rp
- USD/JPY
- ............ dsb
2. Forex SWAP
- USD/Rp
- USD/JPY
- ............ dsb
3. Currency Option
- Put Option
- USD/Rp
- USD/JPY
- ............ dsb
- Call Option
- USD/Rp
- USD/JPY
- ............ dsb
4. Currency Futures
- USD/SGD
- USD/JPY
- ............ dsb
5. Lain-lain (diluar angka 1 s.d 4)
Long
(2)
Short
(3)
Dalam Valas
(4)
Dalam Rp
(5)
(Kerugian)
Dalam Valas
(6)
Dalam Rp
(7)
Total
Kumulatif Neto
Dalam Rp
(8) = (5) + (7)
92 KERTAS KERJA
Tabel 4b
BANK ABC
RINCIAN TRANSAKSI DERIVATIF DENGAN PERGERAKAN DANA
Periode tanggal
s/d
(Dalam ribuan valuta asing dan jutaan rupiah)
Keuntungan/ (Kerugian)
TRANSAKSI/JENIS PRODUK
POSISI (dalam valuta asal)
Keuntungan
(1)
B. Suku Bunga
1. Interest Rate Swap
- Rp
- USD
- EUR
- ............ dsb
2. Interest Rate Option
- Rp
- USD
- EUR
- ............ dsb
3. FRAS
- Rp
- USD
- EUR
- ............ dsb
4. Interest Rate Futures
- USD
- EUR
- ............ dsb
5. Lain-lain (diluar angka 1 s.d 4)
Long
(2)
Short
(3)
DalamValas
(4)
Dalam Rp
(5)
(Kerugian)
Dalam Valas
(6)
Dalam Rp
(7)
Total
Kumulatif Neto
Dalam Rp
(8) = (5) + (7)
C. Lain-lain
(produk-produk lainnya selain A&B
atau kombinasi A&B
Jumlah
93 KERTAS KERJA
Tabel 5a
BANK ABC
RINCIAN TRANSAKSI DERIVATIF TANPA PERGERAKAN DANA
Periode tanggal
s/d
(Dalam ribuan valuta asing dan jutaan rupiah)
TRANSAKSI/JENIS PRODUK
Keuntungan/ (Kerugian)
POSISI (dalam valuta asal)
Keuntungan
(1)
2.1.Transaksi Dengan Pihak Terkait -Bank
A. Nilai Tukar
1. Currency Forward
- USD/Rp
- USD/JPY
- ............ dsb
2. Forex SWAP
- USD/Rp
- USD/JPY
- ............ dsb
3. Currency Option
- Put Option
- USD/Rp
- USD/JPY
- ............ dsb
- Call Option
- USD/Rp
- USD/JPY
- ............ dsb
4. Currency Futures
- USD/SGD
- USD/JPY
- ............ dsb kecuali Valas/IDR
5. Lain-lain (diluar angka 1 s.d 4)
Long
(2)
Short
(3)
Dalam Valas
(4)
Dalam Rp
(5)
(Kerugian)
Dalam Valas
(6)
Dalam Rp
(7)
Total
Kumulatif Neto
Dalam Rp
(8) = (5) + (7)
94 KERTAS KERJA
Tabel 5b
BANK ABC
RINCIAN TRANSAKSI DERIVATIF TANPA PERGERAKAN DANA
Periode tanggal
s/d
(Dalam ribuan valuta asing dan jutaan rupiah)
Keuntungan/ (Kerugian)
TRANSAKSI/JENIS PRODUK
POSISI (dalam valuta asal)
Keuntungan
(1)
B. Suku Bunga
1. Interest Rate Swap
- Rp
- USD
- EUR
- ............ dsb
2. Interest Rate Option
- Rp
- USD
- EUR
- ............ dsb
3. FRAS
- Rp
- USD
- EUR
- ............ dsb
4. Interest Rate Futures
- USD
- EUR
- ............ dsb
5. Lain-lain (diluar angka 1 s.d 4)
Long
(2)
Short
(3)
Dalam Valas
(4)
Dalam Rp
(5)
(Kerugian)
Dalam Valas
(6)
Dalam Rp
(7)
Total
Kumulatif Neto
Dalam Rp
(8) = (5) + (7)
C. Lain-lain
(produk-produk lainnya selain A&B
atau kombinasi A&B
Jumlah
95 KERTAS KERJA
Tabel 6a
BANK ABC
RINCIAN TRANSAKSI DERIVATIF TANPA PERGERAKAN DANA
Periode tanggal
s/d
(Dalam ribuan valuta asing dan jutaan rupiah)
TRANSAKSI/JENIS PRODUK
Keuntungan/ (Kerugian)
POSISI (dalam valuta asal)
Keuntungan
(1)
2.2.Transaksi Dengan Pihak Terkait –Bukan
Bank
A. Nilai Tukar
1. Currency Forward
- USD/Rp
- USD/JPY
- ............ dsb
2. Forex SWAP
- USD/Rp
- USD/JPY
- ............ dsb
3. Currency Option
- Put Option
- USD/Rp
- USD/JPY
- ............ dsb
- Call Option
- USD/Rp
- USD/JPY
- ............ dsb
4. Currency Futures
- USD/SGD
- USD/JPY
- ............ dsb kecuali IDR
5. Lain-lain (diluar angka 1 s.d 4)
Long
(2)
Short
(3)
Dalam Valas
(4)
Dalam Rp
(5)
(Kerugian)
Dalam Valas
(6)
Dalam Rp
(7)
Total
Kumulatif Neto
Dalam Rp
(8) = (5) + (7)
96 KERTAS KERJA
Tabel 6b
BANK ABC
RINCIAN TRANSAKSI DERIVATIF TANPA PERGERAKAN DANA
Periode tanggal
s/d
(Dalam ribuan valuta asing dan jutaan rupiah)
Keuntungan/ (Kerugian)
TRANSAKSI/JENIS PRODUK
POSISI (dalam valuta asal)
Keuntungan
(1)
B. Suku Bunga
1. Interest Rate Swap
- Rp
- USD
- EUR
- ............ dsb
2. Interest Rate Option
- Rp
- USD
- EUR
- ............ dsb
3. FRAS
- Rp
- USD
- EUR
- ............ dsb
4. Interest Rate Futures
- USD
- EUR
- ............ dsb
5. Lain-lain (diluar angka 1 s.d 4)
Long
(2)
Short
(3)
Dalam Valas
(4)
Dalam Rp
(5)
(Kerugian)
Dalam Valas
(6)
Dalam Rp
(7)
Total
Kumulatif Neto
Dalam Rp
(8) = (5) + (7)
C. Lain-lain
(produk-produk lainnya selain A&B
atau kombinasi A&B
Jumlah
97 KERTAS KERJA
Tabel 7a
BANK ABC
RINCIAN TRANSAKSI DERIVATIF TANPA PERGERAKAN DANA
Periode tanggal
s/d
(Dalam ribuan valuta asing dan jutaan rupiah)
TRANSAKSI/JENIS PRODUK
Keuntungan/ (Kerugian)
POSISI (dalam valuta asal)
Keuntungan
(1)
2.3.Transaksi Dengan Bukan Pihak TerkaitBank
A. Nilai Tukar
1. Currency Forward
- USD/Rp
- USD/JPY
- ............ dsb
2. Forex SWAP
- USD/Rp
- USD/JPY
- ............ dsb
3. Currency Option
- Put Option
- USD/Rp
- USD/JPY
- ............ dsb
- Call Option
- USD/Rp
- USD/JPY
- ............ dsb
4. Currency Futures
- USD/SGD
- USD/JPY
- ............ dsb kecuali IDR
5. Lain-lain (diluar angka 1 s.d 4)
Long
(2)
Short
(3)
Dalam Valas
(4)
Dalam Rp
(5)
(Kerugian)
Dalam Valas
(6)
Dalam Rp
(7)
Total
Kumulatif Neto
Dalam Rp
(8) = (5) + (7)
98 KERTAS KERJA
Tabel 7b
BANK ABC
RINCIAN TRANSAKSI DERIVATIF TANPA PERGERAKAN DANA
Periode tanggal
s/d
(Dalam ribuan valuta asing dan jutaan rupiah)
Keuntungan/ (Kerugian)
TRANSAKSI/JENIS PRODUK
POSISI (dalam valuta asal)
Keuntungan
(1)
B. Suku Bunga
1. Interest Rate Swap
- Rp
- USD
- EUR
- ............ dsb
2. Interest Rate Option
- Rp
- USD
- EUR
- ............ dsb
3. FRAS
- Rp
- USD
- EUR
- ............ dsb
4. Interest Rate Futures
- USD
- EUR
- ............ dsb
5. Lain-lain (diluar angka 1 s.d 4)
Long
(2)
Short
(3)
Dalam Valas
(4)
Dalam Rp
(5)
(Kerugian)
Dalam Valas
(6)
Dalam Rp
(7)
Total
Kumulatif Neto
Dalam Rp
(8) = (5) + (7)
C. Lain-lain
(produk-produk lainnya selain A&B
atau kombinasi A&B
Jumlah
99 KERTAS KERJA
Tabel 8a
BANK ABC
RINCIAN TRANSAKSI DERIVATIF TANPA PERGERAKAN DANA
Periode tanggal
s/d
(Dalam ribuan valuta asing dan jutaan rupiah)
TRANSAKSI/JENIS PRODUK
Keuntungan/ (Kerugian)
POSISI (dalam valuta asal)
Keuntungan
(1)
2.4.Transaksi Dengan Bukan Pihak TerkaitBukan Bank
A. Nilai Tukar
1. Currency Forward
- USD/Rp
- USD/JPY
- ............ dsb
2. Forex SWAP
- USD/Rp
- USD/JPY
- ............ dsb
3. Currency Option
- Put Option
- USD/Rp
- USD/JPY
- ............ dsb
- Call Option
- USD/Rp
- USD/JPY
- ............ dsb
4. Currency Futures
- USD/SGD
- USD/JPY
- ............ dsb kecuali IDR
5. Lain-lain (diluar angka 1 s.d 4)
Long
(2)
Short
(3)
Dalam Valas
(4)
Dalam Rp
(5)
(Kerugian)
Dalam Valas
(6)
Dalam Rp
(7)
Total
Kumulatif Neto
Dalam Rp
(8) = (5) + (7)
100 KERTAS KERJA
Tabel 8b
BANK ABC
RINCIAN TRANSAKSI DERIVATIF TANPA PERGERAKAN DANA
Periode tanggal
s/d
(Dalam ribuan valuta asing dan jutaan rupiah)
Keuntungan/ (Kerugian)
TRANSAKSI/JENIS PRODUK
POSISI (dalam valuta asal)
Keuntungan
(1)
B. Suku Bunga
1. Interest Rate Swap
- Rp
- USD
- EUR
- ............ dsb
2. Interest Rate Option
- Rp
- USD
- EUR
- ............ dsb
3. FRAS
- Rp
- USD
- EUR
- ............ dsb
4. Interest Rate Futures
- USD
- EUR
- ............ dsb
5. Lain-lain (diluar angka 1 s.d 4)
Long
(2)
Short
(3)
Dalam Valas
(4)
Dalam Rp
(5)
(Kerugian)
Dalam Valas
(6)
Dalam Rp
(7)
Total
Kumulatif Neto
Dalam Rp
(8) = (5) + (7)
C. Lain-lain
(produk-produk lainnya selain A&B
atau kombinasi A&B
Jumlah
101 
Download