BAB II LANDASAN TEORI A. Investasi dan Portofolio 1. Pengertian Investasi Investasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menempatkan uang atau dana pada suatu aktiva disuatu awal periode dengan maksud untuk mendapatkan hasil pada akhir periode dimasa yang akan datang (Kamaruddin Ahmad 2004 : 3). "Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang". (Abdul Halim 2003 : 02). Menurut (Jogiyanto 2000 : 7) investasi dibagi menjadi: a. Investasi dalam financial asset dan real asset Financial asset (asset keuangan) merupakan investasi yang dilakukan investor kedalam bentuk tabungan dan surat berharga. Investasi real asset (asset riil) merupakan investasi yang dilakukan investor kedalam bentuk kekayaan riil seperti rumah, tanah, dan sebagainya. b. Investasi jangka panjang dan Investasi jangka pendek Investasi jangka panjang adalah investasi yang memiliki umur ekonomis lebih dari satu tahun, sedangkan investasi jangka pendek merupakan investasi sampai satu tahun. yang memiliki umur ekonomis kurang atau Portofolio dapat diartikan sebagai kombinasi dari berbagai investasi (difersifikasi). Meiakukan portofolio investasi berarti mengkombinasikan berbagai surat berharga yang dimaksudkan untuk mengurangi resiko investasi. Konsep dasar portofolio adalah prinsip diversifikasi. Dengan meiakukan diversifikasi maka investor dapat mengurangi tingkat pengembalian yang diharapkan atas portofolio tersebut. Menurut Suad Husnah (1998:48), Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, bahwa untuk mengambil keputusan portofolio diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Meiakukan kebijakan investasi b. Meiakukan analisis sekuritas c. Pembentukan portofolio d. Meiakukan revisi portofolio e. Evaluasi kinerja portofolio Analisis investasi atau suatu sekuritas berupa saham dilakukan dengan menghitung nilai yang diharapkan (return) serta resiko yang terdapat pada masing-masing saham tersebut. Pada kenyataannya seorang investor meiakukan investasi tidak hanya pada satu jenis saham saja tetapi pada beberapa jenis saham. Mereka meiakukan diversifikasi dengan membentuk portofolio. ' PERPUSTAKAA* UMB Harac 2. Tujuan Investasi Menurut Kamaruddin Ahmad (2004 ; 3), ada beberapa alasan seseorang berinvestasi, antara lain : 3. a. Mendapatkan penghidupan yang layak dimasa yang akan datang. b. Mengurangi tekanan inflasi. c. Dorongan untuk menghemat pajak Risiko Investasi Menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2003:78) dalam melaksanakan investasi, investor diharapkan memahami adanya beberapa risiko antara lain : a) Risiko Finansial, yaitu risiko yang diterima investor akibat dari ke tidak mampuan emiten saham/obligasi memenuhi kewajiban pembayaran deviden/bunga. b) Risiko Pasar, yaitu risiko akibat menurunya harga pasar subtansial bagi keseluruhan saham maupun saham tertentu akibat perubahan tingkat inflasi ekonomi, keuangan negara, perubahan manajeman perusahaan atau kebijakan pemerintah. c) Risiko Psikologis, yaitu risiko bagi investor yang bertindak secara emosional dalam menghadapi perubahan harga saham berdasarkan optimisme dan pesimisme yang dapat menyebabkan kenaikan dan penurunan harga saham. Jika banyak investor yang membeli saham melebihi supply yang tersedia dalam pasar maka akan mendorong akan harga keseluruhan semakin meningkat, keadaan ini dikenal dengan nama "bull market". Sedangkan apabila banyak investor menjual sahamnya sehingga mendorong harga yang makin menurun disebut "bearmarkef\ B. Pasar Modal dan Bursa Efek 1. Pengertian Pengertian pasar modal dalam arti sempit adalah "Suatu tempat dimana efek-efek diperdagangkari" . Dahlan Siamat 2004 : 249). Menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2003 : 75) pasar modal pada hakikatnya adalah "Jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klim jangka panjang, penambahan financial Assets (dan hutang) pada saat yang sama, memungkinkan investor untuk mengubah dan menyesuaikan portofolio investasi (melalw pasar sekunder/'. Definisi lain mengenai pasar modal adalah "bagian output yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan swasta guna menghasilkan output dimasa mendatang" (Paul R Krugman dan Maurince Obstfeld 2001:10). Pengertian pasar modal yang tercantum dalam pasal 1 Keputusan Presiden No. 60 tahun 1998 tertanggal 20 Desember 1998 tetang Pasar Modal adalah "Bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan panawaran dan permintaan dana jangka panjang dalam bentuk efek". Secara formal, pasar modal didefinisikan sebagai suatu pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik itu kedalam bentuk hutang atau modal sendiri yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan swasta. Pada dasarnya, pasar modal merupakan sarana pertemuan antara penjual dan pembeli dana, dimana dana yang digunakan ditujukan untuk jangka panjang. Dana yang terkumpul tersebut akan dipergunakan sebagai pengembangan perusahaan emiten lebih lanjut. Tempat penawaran dan penjualan efek ini dilakukan oleh institusi resmi yang dikenal sebagai Bursa Efek. Bursa efek merupakan suatu tempat dalam artian fisik dimana dilakukan perdagangan instrument keuangan yang berjangka panjang (Suad Husnah 1998 :29). Dengan demikian bursa efek tempat secara fisik dimana diperdagangkan instrument keuangan di pasar modal. Di Indonesi saat ini terdapat dua bursa efek, yaitu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Fungsi menciptakan penawaran. harga Bursa efek Efek wajar adaiah menjaga melalui kontinuitas mekanisme pasardan permintaan dan 10 2. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pasar Modal Pasar modal merupakan pertemuan supply dan demand akan dana jangka panjang yang transferable. Menurut Pandji Anoraga (2003 : 97), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pasar modal, yaitu : 3. a. Penawaran dan permintaan sekuritas. b. Kondisi politik dan ekonomi. c. Nilai tukar rupiah {Exchange Rate). d. Hukum dan peraturan. e. Peranan lembaga pendukung pasar modal. Pelaku Pasar Modal Menurut Kamaruddin Ahmad (2004 : 3), yang disebut para pelaku pasar modal adalah: a. Emiten Perusahaan yang menerbitkan saham atau perusahaan yang memperoleh dana dari masyarakat umum. b. Investor Masyarakat (perorangan/lembaga) yang menanamkan dananya kepada perusahaan dengan cara membeli saham atau obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan. c. Lembaga Pendukung Lembaga pendukung atau penunjang berfungsi sebagai pendukung dalam beroperasinya pasar modal. Dalam menjalankan fungsinya 11 iembaga pendukung menyediakan jasa yang dibutuhkan oleh emiten dan investor. Lembaga pendukung dalam pasar modal terdiri dari : 1) Penjamin Emisi (Under Writer) 2) Wali Amanat {Trustee) 3) Perantara Pedagang Efek (Broker) 4) Pedagang Efek (Dealer) 5) Perusahaan Surat Berharga (Securities Company) 6) Perusahaan Pengelola Dana (Investment Company) 7) Kantor Administrasi Efek. C. Saham 1. Pengertian Saham Menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2003: 58) saham adalah "Surat berharga sebagai bukti penyertaan atau kepemilikan indivindu maupun institusi dalam suatu perusahaan". Menurut E.A Koetin (2002:20) Saham adalah "Kertas dicetak dengan bagus, yang membuktikan bahwa pemegangnya turut serta atau berpartisipasi dalam modal suatu perusahaan, biasanya suatu perusahaan Perseroan Terbatas. Kertas ini yang biasanya berpindah iangan kalau seorang pemegang sahamnya menjual miliknya" Saham (Stock) pada dasamya adalah bukti pemilikan atas suatu perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Setiap unit usaha 12 berbentuk menetapkan PT wajib modal memitiki dasar saham. (authorized Anggaran capital) dasar sebuah perusahaan PT dengan ketentuan tidak boleh lebih kecil dari Rp 20 juta. Pada saat pengesahan pendirian PT, sekurang-kurangya 25% dari modal dasar, yang ditetapkan dalam anggaran dasar tersebut, telah disetor penuh. Bukti penyetoran itulah yang disebut saham. Umumnya, saham-saham itu memiliki nilai nominal yang berfungsi antara Iain sebagai nilai minimum penyetoran dan porsi pemilikan terhadap perusahaan. Karakteristik yuridis pemegang saham, bisa digambarkan dengan tiga kata berikut; a) Limited risk, berarti pemegang saham hanya bertanggung jawab sampai jumlah yang disetorkannya ke dalam perusahaan. b) Vllimate control, bermakna pemegang sahamlah yang (secara kolektif) menetapkan tujuan dan arah perusahaan, dan c) Residual claim, menunjukkan posisi para pemegang saham sebagai orang terakhir yang mendapat pembagian hasil usaha perusahaan (dalam bentuk dividen) dan sisa aset dalam likuidasi, yaitu setelah hak-hak para kreditur terpenuhi semuanya. (kutipan dari internet www.solusihukum.com) Jadi dapat disimpulkan bahwa saham merupakan surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang go public sebagai tanda kepemilikan dari sebagian perusahaan. 13 2. Jenis-jenis Saham Didalam praktek ekonomi dikenal berbagai macam saham dan kualifikasinya. Menurut Kamaruddin Ahmad (2004 : 74) saham dapat dibedakan berdasarkan atas peralihan hak, manfaat atau tagihan (klaim) dan pemegang saham. a. Peralihan hak Dilihat dari cara peralihannya, saham dapat dibagi atas : 1) Saham Atas Unjuk {Bearer Stocks) Pemilik dapat dengan mudah untuk mengalihkan saham tersebut kepada orang lain karena diatas sertifikat saham ini tidak tertuliskan nama pemiliknya. 2) Saham Atas Nama {Registered Stocks) Dalam peralihannya haruslah memenuhi prosedur tertentu yang telah ditetapkan dan nama pemiliknya tercatat diatas sertifikat saham tersebut. b. Tagihan {Klaim) Ditinjau dari segi manfaatnya, pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu saham biasa {common stocks) dan saham preferen {prefered stocks). 1) Saham Biasa {Common Stocks) Pemegang saham biasa merupakan pemilik perusahaan yang sebenarnya. Saham biasa merupakan sumber dana yang permanen, karena dana dari saham tersebut akan berada didalam perusahaan PERPUSTAJv-VA> UMb] 14 dalam jangka waktu yang tidak terbatas selama perusahaan tetap menjalankan kegiatan operasi. Pemegang saham biasa akan dapat menikmati kenaikan laba yang diperoleh perusahaan. 2) Saham Preferen {Prefered Stocks) Seperti saham biasa, saham preferen juga memberikan pendapatan yang relatif konstan, disamping itu biaya modal saham preferen cenderung lebih tinggi dari biaya utang dikarenakan resiko yang yang dihadapi pemegang saham lebih besar daripada pemegang obligasi. Pemegang saham preferen memiliki prioritas dalam pembayaran deviden. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Fluktuasi saham dipengaruhi oleh faktor-faktor ekstemal maupun internal (Pandji Anoraga 2003: 61), yaitu : a. Faktor Ekstemal 1) Tingkat suku bunga 2) Kebijakan moneter dan fiskal 3) Situasi perekonomian b. 4) Situasi bisnis internasional 5) Perubahan dalam perilaku investasi Faktor Internal 1) Laba perusahaan 2) Deviden yang dibagikan PERPUSTAKAA* JJMB 15 3) Arus kas perusahaan 4) Perubahan mendasar dalam industri atau perusahaan D. Go Public 1. Pengertian Go Public Penawaran umum sering disebut dengan istilah go public. Istilah ini semakin sering didengar seiring dengan semakin maraknya instrumen pasar modal, khususnya saham yang merupakan salah satu alternatif investasi. Menurut Panji Anoraga dan Piji Pakarti (2003 : 46) Go Public adalah "Penawaran saham alau obligasi kepada masyarakal umum untuk pertama kalinya". Pertama kali disini berarti bahwa pihak penerbit pertama kalinya melakukan penjualan saham atau obligasi. 2. Syarat - syarat Go Public Menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2003 : 50) syarat-syarat bagi perusahan yang akan melakukan go public yaitu: a) Emiten berkedudukan di Indonesia. b) Pemegang saham minimal 300 orang. c) Modal disetor penuh sekurang-kurangnya tiga milyar rupiah. d) Setelah diaudit, selama dua tahun buku terakhir berturut-turut memperoleh laba. e) Laporan keuangan telah diperiksa akuntan publik selama dua tahun terakhir berturut-turut dengan pernyataan wajar tanpa pengecualian untuk tahun terakhir. f) Untuk perbankan harus memenuhi kriteria sebagai bank sehat dan memenuhi kecukupan modal sesuai ketentuan Bank Indonesia. E. lndeks Harga Saham 1. Pengertian lndeks Harga Saham lndeks harga saham merupakan menggambarkan pergerakan harga saham. indikator utama yang Menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2003 : 100) secara sederhana indeks harga saham adalah "Suatu angka yang digunakan untuk membandingkan suatu peristiwa dibandigkan dengan peristiwa lainya ". 2. Jenis Indeks Harga Saham Menurut Tjipno Darmadji dan Hendy M (2001:95) di bursa efek terdapat lima jenis indeks antara lain: a. Indeks Individual, menggunakan indeks harga masing-masing saham terhadap harga dasarnya. • Perhitungan indeks ini yaitu : • Harga pasar/harga dasar x 100. 17 • BEJ memberi angka dasar IHSI 100 ketika saham diluncurkan pada pasar perdana. b. Indeks Harga Saham Sektoral, menggunakan semua saham yang termasuk dalam masing-masing sektor. • Perhitungan harga dasar dari masing-masing sektor didasarkan pada kurs/harga akhir setiap saham tanggal 28 Desember 1995. • c. Indeks ini mulai diberlakukan tanggal 2 Januari 1996. Indeks LQ 45, menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan Hkuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal Februari dan Agustus). Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan berubah. d. Indeks Harga Saham Gabungan, menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen penghitungan indeks. Tanggal 10 Agustus 1982 ditetapkan sebagai hari dasar. e. Indeks Syariah, merupakan indeks terakhir yang dikembangkan oleh BEJ bekerjasama dengan Danareksa Investment Management. 3. Jenis-jenis Indeks Harga Saham Sektoral Di BEJ sektoral terbagi atas sembilan sektor, yaitu : a. Sektor-sektor primer 1) Pertanian 2) Pertambangan b. Sektor-sektor sekunder (Industri Manufaktur) 18 3) Industri Dasar Dan Kimia 4) Aneka Industri 5) Industri Barang Kosumsi c. Sektor-sektor tersier (jasa) 6) Properti dan Real Estate 7) Transportasi dan Infrastruktur 8) Keuangan 9) Perdagangan, Jasa dan Investasi Dalam penelitian ini sektor yang akan digunakan adalah sektor industri barang konsumsi, dan perhitungan untuk mencari Indeks Harga Saham Barang Konsumsi adalah: IHSBK= Nilai Pasar = jumlah saham tercatat * harga terakhir . _ x ,00 Nilai Dasar = jumlah saham tercatat x harga perdana Perhitungan harga dasar didasarkan pada kurs/harga akhir setiap saham tanggal 28 Desember 1995, untuk saham baru harga perdana merupakan harga dasarnya. F. Nilai Tukar Mata Uang 1. Pengertian Fluktuasi Nilai Tukar Mata Uang Pengertian Fluktuasi menurut Collins (1998:241) "Fluktuasi merupakan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan nilai tukar mata uang 19 negara-negara yang meliputi nilai uang setiap negara yang diukur dengan mata uang lain". Menurut Sadono Sukirno (2004 : 397) kurs valuta asing dapat didefinisikan "Sejumlah uang domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan unyuk memperoleh satu unit mata uang asing". Yaitu kurs yang menunjukan bahwa US $1,00 sama dengan Rp 9.400,- yang berarti untuk memperoleh satu dollar Amerika Serikat dibutuhkan 9.400 rupiah Indonesia. Setiap negara mempunyai mata uangnya sendiri dan mempunyai nilai yang berbeda satu sama yang lain, sehingga pada saat mata uang suatu negara dipertukarkan dengan mata uang begara lainnya, maka haruslah ada penyesuaian perbandingan mata uang tersebut. lni dinamakan dengan nilai tukar mata uang atau kurs mata uang. Beberapa ahii berpendapat tentang nilai tukar (kurs) yaitu "Harga suatu mata uang terhadap mata uang lainya" (Solvatore 1997 : 10). Defmisi lain menurut Dahlan Siamat (2004 : 234), "Harga suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang lairi\ Dalam transaksi ekonomi dan keuangan internasional dikenal dua jenis mata uang, yaitu : a. Hard Currency Hard currency atau juga disebut convertible currency adalah mata uang yang nifainya relatif stabil dan kadang-kadang mengalami kenaikan nilai terhadap mata uang lainnya. Mata uang seperti ini umumnya berasal dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Iain-lain. 20 b. Soft Currency Mata uang yang bersifat lemah yang jarang digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung karena nilainya relative tidak stabil dan sering mengalami depresiasi atau penurunan nilai mata uang. Soft currency pada umumnya berasal dari negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, Malaysia, dan negara berkembang lainnya. 2. Fluktuasi Nilai Tukar Mata Uang a. Depresiasi Suatu penurunan harga mata uang terhadap mata uang lainnya. b. Apresiasi Kenaikan harga nilai suatu mata uang terhadap mata uang lain. Bila mata uang suatu negara mengalami depresiasi maka ekspornya bagipihakluar negri menjadi semakin murah, sedangkan impor untuk negara itu menjadi semakin mahal, apresiasi nenimbulkan dampakyang sebaliknya,harga produk negara negara itu bagi pihak luar negri maakin mahal sedangkan sedangkan harga impor bagi penduduk domestik menjadi lebih murah (Paul Rkrugman dan Maurince Obstfeld (2001 :43). 3. Sistem Nilai Tukar {Exchange Rate System) Menurut JeffMadura{1997:156) ada beberapa macam system kurs valuta asing yang dikenal saat ini, antara lain : ««■*.«• -«■ '■•i'ii' PERPUSTAKAAf* "*ttluba"nv* 21 a. Sistem Kurs Tetap {Fixed Exchange Rate) Dalam sistem kurs tetap, nilai dari mata uang yang ditentukan terhadap nilai mata uang asing dengan nilai yang konstan selama beberapa periode oleh bank sentral. Untuk mempertahankan kurs tersebut stabil, maka pemerintah dalam ha! ini bank sentral haruslah mempunyai cadangan devisa yang besar untuk melakukan intervensi pasar. 1) Kelemahan Kurs Tetap Sebagai contoh, asumsikan bahwa hanya ada dua negara di dunia ini, Indonesia dan AS, perdagangan kedua negara ini cukup signifikan., jika AS mengalami laju inflasi yang lebih tinggi daripada Indonesia maka konsumen AS akan membeli lebih banyak barang di Indonesia dan Indonesia akan mengurangi impor barang-barang AS (karena meningkatnya barang-barang AS). Reaksi ini akan menyebabkan menurunnya produksi di AS dan meningkatnya pengganguran. Hal ini juga bisa menyebabkan naiknya laju inflasi di Indonesia karena tajamnya peningkatan atas barang-barang Indonesia relatif terhadap penawarannya. Jadi dalam sistem nilai kurs tetap inflasi yang tinggi di AS bisa menciptakan laju inflasi di Indonesia. 22 b. Sistem Kurs Mengambang (Floating Exchange Rate) Kurs valuta akan ditentukan oleh kekuatan pasar tanpa intervensi pemerintah,sistemi ini ditetapkan berdasarkan demand dan supply dipasar, sehingga nilainya selalu berubah-ubah dalam transaksi jual beli. 1) Keungulan Sistem Nilai Tukar Bebas Dari sudut pandang makro, berkenaan dengan stabilitas global, sistem mengambang bebas lebih menguntungkan. Sebagai contoh,. konsekuensi dari tingginya inflasi di AS, meningkatnya permintaan AS atas barang-barang Indonesia akan menimbulkan tekanan kenaikan nilai rupiah Indonesia. Rupiah akan mengalami apresiasi akibat faktor pasar ini (sementara dalam sistem nilai tukar tetap, tidak dibiarkan berfluktuasi). Jadi masalah-masalah yang dialami sebuah negara kemungkinan besar tidak akan menular ke negaranegara lain dalam sistem nilaitukar mengambang bebas. 2) Kelemahan Sistem NilaiTukar Mengambang Bebas Dalam contoh sebelumnya, Indonesia agak terisolasi dari masaiahmasalah AS akibat sistem nilai tukar mengambang bebas. Meskipun ini suatu keuntungan bagi Indonesia tapi merupakan kerugian bagi negara yang awalnya mengalami masalah ekonomi (AS). 23 c. Sistem Mengambang Terkendali {Managed Floating Exchange Rate) Sistem nilai tukar ini berada diantara sistem nilai tukar mengambang bebas dan nilai tukar tetap. Sistem ini menyerupai sistem mengambang bebas karna nilai tukar dibiarkan berfluktuasi setiap hari dan tidak ada batasan resmi. Tetapi menyerupai sistem nilai tukar tetap pemerintah dapat dan kadang-kadang melakukan intervensi untuk mencegah valuta mereka berfluktuasi terlalu tajam ke satu arah. Tipe sistem ini dikenal dengan nama sistem mengambang terkendali. d. Sistem Nilai Tukar Terpatok (PeggedExchange Rate System) Sistem nilai tukar ini dilakukan dengan cara mengaitkan nilai mata tukar mata uang lokal dengan nilai mata uang negara lain atau sejumlah mata uang tertentu. Misalnya negara-negara di eropa yang tergabung dalam European Economic Community (EEC) menjalankan sistem plegged yang dikenal sebagai snake system yang kemudian dirubah menjadi European Monetary System (EMS) dengan cara setiap mata uang anggota EEC dikaitkan nilainya dengan European Currency Unit (ECU) dan dapat berfuktuasi dalam batas 2,25% diatas atau dibawah kurs tengah. 24 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Nilai Kurs Mata Uang Kurs mata uang dinegara yang menganut sistem kurs bebas akan berubah sesuai dengan kondisi pasar, artinya nilai kurs bergantung pada permintaan dan penawaran mata uang suatu negara. Penawaran valuta asing berasal dari eksportir, yaitu transaksi kredit pada neraca pembayaran intemasionai, sementara permintaan valuta asing berasal dari pembayaran yang dilakukan oleh importer atas barang yang dibelinya diluar negri. Permintaan dan penawaran valuta asing dipengaruhi oleh faktor : a. Perbedaan Supply dan Demand Foreign Currency Valas atau forex sebagai benda ekonomi mempunyai permintaan dan penawaran pada bursa valas aX&uforex market. Sumber-sumber penawaran atau supply valas terdiri atas : 1) Ekspor barang dan jasa yang menghasilkan valas 2) Impor modal dan transfer valas dari luar negeri ke dalam negeri Sumber-sumber permintaan atau demand valas tersebut terdiri atas : 1) Impor barang dan jasa yang menggunakan valas atau forex 2) Ekspor modal dan transfer valas dari dalam negeri keluar negeri Sesuai dengan teori mekanisme pasar, setiap perubahan permintaan dan penawaran valas yang terjadi di bursa valas tentu akan merubah harga atau nilai valas tersebut yang ditunjukan oleh kurs valuta. b. Posisi Balance OfPayment (BOP) Balance of payment atau neraca pembayaran Intemasionai adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang semua transaksi ekonomi 25 Intemasional yang meliputi perdagangan, keuangan, dan moneter antara penduduk suatu negara dan penduduk luar negri untuk suatu periode tertentu, biasanya satu tahun catatan transaksi ekonomi Intemasional yang terdiri atas ekspor dan impor barang, jasa dan modal pada suatu periode tertentu akan menghasilkan suatu posisi saido positif (surplus) atau negatif (deficit) atau equilibrium. c. Pertumbuhan pendapatan Semakin tinggi tingkat pertumbuhan pendapatan (relatif terhadap negara lain), maka semakin besar kemungkinan untuk melakukan impor yang berarti permintaan valuta asing makin meningkat, dan kurs valuta asing cenderung meningkat (harga mata uang sendiri akan menurun). d. Suku bunga Kenaikan suku bunga dalam negeri akan mengakibatkan aliran modal masuk, sehingga penawaran valuta asing akan turun nilainya sementara harga mata uang sendiri akan naik, sebaliknya jika suku bunga diluar negri lebih tinggi dari pada suku bunga dalam negeri, maka akan terjadi aliran modal keluar yang menyebabkan naiknya permintaan valuta asing sehingga harga kurs mata uang dalam negeri akan turun. e. Inflasi Menurut teori purchasing power parity, perbandingan nilai mata uang suatu negara dengan negara lainya ditentukan oleh tingkat harga dimasing- masing negara. Misalnya 1 kg gandum di Amerika Serikat adalah $ 1 sementara di Indonesia harganya Rp 8.000,-, maka kurs mata uang dollar 26 Amerika Serikat adalah RP 8.000,- untuk setiap dollar Amerika Serikat. Jika suatu saat harga gandum di Amerika Serikat tetap sedangkan di Indonesia menjadi Rp 9.000,-, maka nilai kurs menjadi Rp 9.000,- untuk setiap dollar Amarika Serikat. Dengan demikian, adanya inflasi pada suatu negara akan menurunkan nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan dibandingkan negara Iainya. f. Kebijakan pemerintah Dalam keadaan perekonomian yang lesu biasanya pemerintah melakukan inisiatif dengan malakukan pengeluaran pemerintah yang besar. Kenaikan pengeluaran ini secara langsung akan meningkatkan pendapatan masyarakat, akibatnya nilai kurs mata uang sendin akan turun karma adanya permintaan valuta asing yang meningkat. g. Faktor-faktor lain Terdapat sejumlah faktor lain yang mempengaruhi perubahan nilai kurs mata uang suatu negara yang tidak selalu berhubungan dengan situasi perekonomian. Misalnya situasi politik yang tidak stabil akan memicu aliran modal keluar yang akan menurunkan nilai kurs mata uang suatu negara. Tmgkat inflasi mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap perubahan kurs mata uang suatu negara. Pelaku pasar memperhitungkan tingkat bunga berdasarkan tingkat bunga nominal setelah dikurangi inflasi. Jika tingkat bunga yang diharapkan tetap sementara inflasi naik, maka tingkat bunga nominal akan naik. Kenaikan tingkat bunga ini merupakan 27 suatu forward premium atas kurs suatu negara. Artinya kenaikan tingkat suku bunga akan menaikan nilai kurs mata uang suatu negara relatif terhadap negara lainya. Indonesia memiliki tingkat bunga nominal yang tinggi serta inflasi yang juga tinggi, sehingga tingkat bunga yang nil relatif rendah, ini yang menyebabkan nilai kurs rupiah tetap melemah dibandingkan nilai kurs mata uang lainya.