BAB II LANDASAN TEORI

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Investasi dan Portofolio
1.
Pengertian Investasi
Investasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang
untuk menempatkan uang atau dana pada suatu aktiva disuatu awal
periode dengan maksud untuk mendapatkan hasil pada akhir periode
dimasa yang akan datang (Kamaruddin Ahmad 2004 : 3).
"Investasi
pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah
dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa
mendatang". (Abdul Halim 2003 : 02).
Menurut (Jogiyanto 2000 : 7) investasi dibagi menjadi:
a.
Investasi dalam financial asset dan real asset
Financial asset (asset keuangan) merupakan investasi yang dilakukan
investor kedalam bentuk tabungan dan surat berharga. Investasi real
asset (asset riil) merupakan investasi yang dilakukan investor kedalam
bentuk kekayaan riil seperti rumah, tanah, dan sebagainya.
b.
Investasi jangka panjang dan Investasi jangka pendek
Investasi jangka
panjang
adalah
investasi
yang
memiliki
umur
ekonomis lebih dari satu tahun, sedangkan investasi jangka pendek
merupakan
investasi
sampai satu tahun.
yang memiliki
umur ekonomis
kurang atau
Portofolio dapat diartikan sebagai kombinasi dari berbagai
investasi
(difersifikasi).
Meiakukan
portofolio
investasi
berarti
mengkombinasikan berbagai surat berharga yang dimaksudkan untuk
mengurangi resiko investasi. Konsep dasar portofolio adalah prinsip
diversifikasi. Dengan meiakukan diversifikasi maka investor dapat
mengurangi tingkat pengembalian yang diharapkan atas portofolio
tersebut.
Menurut Suad Husnah (1998:48),
Dasar-Dasar Teori Portofolio
dan Analisis Sekuritas, bahwa untuk mengambil keputusan portofolio
diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Meiakukan kebijakan investasi
b.
Meiakukan analisis sekuritas
c.
Pembentukan portofolio
d.
Meiakukan revisi portofolio
e.
Evaluasi kinerja portofolio
Analisis investasi atau suatu sekuritas berupa saham dilakukan
dengan menghitung nilai yang diharapkan (return) serta resiko yang
terdapat pada masing-masing saham tersebut.
Pada kenyataannya
seorang investor meiakukan investasi tidak hanya pada satu jenis
saham saja tetapi pada beberapa jenis saham. Mereka meiakukan
diversifikasi dengan membentuk portofolio.
'
PERPUSTAKAA* UMB
Harac
2.
Tujuan Investasi
Menurut Kamaruddin Ahmad (2004 ; 3), ada beberapa alasan
seseorang berinvestasi, antara lain :
3.
a.
Mendapatkan penghidupan yang layak dimasa yang akan datang.
b.
Mengurangi tekanan inflasi.
c.
Dorongan untuk menghemat pajak
Risiko Investasi
Menurut
Pandji
Anoraga
dan
Piji
Pakarti
(2003:78)
dalam
melaksanakan investasi, investor diharapkan memahami adanya beberapa
risiko antara lain :
a)
Risiko Finansial, yaitu risiko yang diterima investor akibat dari ke
tidak
mampuan
emiten
saham/obligasi
memenuhi
kewajiban
pembayaran deviden/bunga.
b)
Risiko Pasar, yaitu risiko akibat menurunya harga pasar subtansial
bagi keseluruhan saham maupun saham tertentu akibat perubahan
tingkat inflasi ekonomi, keuangan negara,
perubahan manajeman
perusahaan atau kebijakan pemerintah.
c)
Risiko Psikologis, yaitu risiko bagi investor yang bertindak secara
emosional dalam menghadapi perubahan harga saham berdasarkan
optimisme dan pesimisme yang dapat menyebabkan kenaikan dan
penurunan harga saham. Jika banyak investor yang membeli saham
melebihi supply yang tersedia dalam pasar maka akan mendorong
akan harga keseluruhan semakin meningkat, keadaan ini dikenal
dengan nama "bull market". Sedangkan apabila banyak investor
menjual
sahamnya
sehingga
mendorong
harga
yang
makin
menurun disebut "bearmarkef\
B. Pasar Modal dan Bursa Efek
1.
Pengertian
Pengertian pasar modal dalam arti sempit adalah "Suatu tempat
dimana efek-efek diperdagangkari" . Dahlan Siamat 2004 : 249).
Menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2003 : 75) pasar modal
pada hakikatnya adalah
"Jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klim jangka
panjang, penambahan financial Assets (dan hutang) pada saat
yang
sama,
memungkinkan
investor
untuk
mengubah
dan
menyesuaikan portofolio investasi (melalw pasar sekunder/'.
Definisi lain mengenai pasar modal adalah "bagian output yang
digunakan oleh perusahaan-perusahaan swasta guna menghasilkan output
dimasa mendatang" (Paul R Krugman dan Maurince Obstfeld 2001:10).
Pengertian pasar modal yang tercantum dalam pasal 1 Keputusan
Presiden No. 60 tahun 1998 tertanggal 20 Desember 1998 tetang Pasar
Modal adalah "Bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan
panawaran dan permintaan dana jangka panjang dalam bentuk efek".
Secara formal, pasar modal didefinisikan sebagai suatu pasar untuk
berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang dapat
diperjual belikan, baik itu kedalam bentuk hutang atau modal sendiri yang
diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan swasta. Pada dasarnya, pasar
modal merupakan sarana pertemuan antara penjual dan pembeli dana,
dimana dana yang digunakan ditujukan untuk jangka panjang. Dana yang
terkumpul tersebut akan dipergunakan sebagai pengembangan perusahaan
emiten lebih lanjut. Tempat penawaran dan penjualan efek ini dilakukan
oleh institusi resmi yang dikenal sebagai Bursa Efek.
Bursa efek merupakan suatu tempat dalam artian fisik dimana
dilakukan
perdagangan
instrument
keuangan
yang
berjangka
panjang (Suad Husnah 1998 :29).
Dengan
demikian
bursa
efek
tempat
secara
fisik
dimana
diperdagangkan instrument keuangan di pasar modal. Di Indonesi saat ini
terdapat dua bursa efek, yaitu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya.
Fungsi
menciptakan
penawaran.
harga
Bursa
efek
Efek
wajar
adaiah
menjaga
melalui
kontinuitas
mekanisme
pasardan
permintaan
dan
10
2.
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pasar Modal
Pasar modal merupakan pertemuan supply dan demand akan dana
jangka panjang yang transferable. Menurut Pandji Anoraga (2003 : 97),
ada beberapa faktor yang mempengaruhi pasar modal, yaitu :
3.
a.
Penawaran dan permintaan sekuritas.
b.
Kondisi politik dan ekonomi.
c.
Nilai tukar rupiah {Exchange Rate).
d.
Hukum dan peraturan.
e.
Peranan lembaga pendukung pasar modal.
Pelaku Pasar Modal
Menurut Kamaruddin Ahmad (2004 : 3), yang disebut para pelaku
pasar modal adalah:
a.
Emiten
Perusahaan
yang
menerbitkan
saham
atau
perusahaan
yang
memperoleh dana dari masyarakat umum.
b.
Investor
Masyarakat (perorangan/lembaga) yang menanamkan dananya kepada
perusahaan dengan cara membeli saham atau obligasi yang diterbitkan
oleh perusahaan.
c.
Lembaga Pendukung
Lembaga pendukung atau penunjang berfungsi sebagai pendukung
dalam beroperasinya pasar modal. Dalam
menjalankan fungsinya
11
iembaga pendukung menyediakan jasa yang dibutuhkan oleh emiten
dan investor.
Lembaga pendukung dalam pasar modal terdiri dari :
1)
Penjamin Emisi (Under Writer)
2) Wali Amanat {Trustee)
3) Perantara Pedagang Efek (Broker)
4) Pedagang Efek (Dealer)
5)
Perusahaan Surat Berharga (Securities Company)
6) Perusahaan Pengelola Dana (Investment Company)
7) Kantor Administrasi Efek.
C. Saham
1.
Pengertian Saham
Menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2003: 58) saham adalah
"Surat berharga sebagai bukti penyertaan atau kepemilikan indivindu
maupun institusi dalam suatu perusahaan".
Menurut E.A Koetin (2002:20) Saham adalah "Kertas dicetak
dengan bagus, yang membuktikan bahwa pemegangnya turut serta atau
berpartisipasi dalam modal suatu perusahaan, biasanya suatu perusahaan
Perseroan Terbatas. Kertas ini yang biasanya berpindah iangan kalau
seorang pemegang sahamnya menjual miliknya"
Saham (Stock) pada dasamya adalah bukti pemilikan atas suatu
perusahaan
berbentuk
Perseroan
Terbatas
(PT).
Setiap
unit
usaha
12
berbentuk
menetapkan
PT
wajib
modal
memitiki
dasar
saham.
(authorized
Anggaran
capital)
dasar
sebuah
perusahaan
PT
dengan
ketentuan tidak boleh lebih kecil dari Rp 20 juta. Pada saat pengesahan
pendirian PT, sekurang-kurangya 25% dari modal dasar, yang ditetapkan
dalam anggaran dasar tersebut, telah disetor penuh. Bukti penyetoran
itulah yang disebut saham. Umumnya, saham-saham itu memiliki nilai
nominal yang berfungsi antara Iain sebagai nilai minimum penyetoran dan
porsi pemilikan terhadap perusahaan. Karakteristik yuridis pemegang
saham, bisa digambarkan dengan tiga kata berikut;
a)
Limited risk, berarti pemegang saham hanya bertanggung jawab
sampai jumlah yang disetorkannya ke dalam perusahaan.
b)
Vllimate control, bermakna pemegang sahamlah yang (secara
kolektif) menetapkan tujuan dan arah perusahaan, dan
c)
Residual claim, menunjukkan posisi para pemegang saham sebagai
orang terakhir yang mendapat pembagian hasil usaha perusahaan
(dalam bentuk dividen) dan sisa aset dalam likuidasi, yaitu setelah
hak-hak para kreditur terpenuhi semuanya.
(kutipan dari internet www.solusihukum.com)
Jadi dapat disimpulkan bahwa saham merupakan surat berharga
yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT)
yang go public sebagai tanda kepemilikan dari sebagian perusahaan.
13
2.
Jenis-jenis Saham
Didalam praktek ekonomi dikenal berbagai macam saham dan
kualifikasinya. Menurut Kamaruddin Ahmad (2004 : 74) saham dapat
dibedakan berdasarkan atas peralihan hak, manfaat atau tagihan (klaim)
dan pemegang saham.
a.
Peralihan hak
Dilihat dari cara peralihannya, saham dapat dibagi atas :
1)
Saham Atas Unjuk {Bearer Stocks)
Pemilik dapat dengan mudah untuk mengalihkan saham tersebut
kepada
orang
lain
karena
diatas
sertifikat
saham
ini
tidak
tertuliskan nama pemiliknya.
2)
Saham Atas Nama {Registered Stocks)
Dalam peralihannya haruslah memenuhi prosedur tertentu yang
telah ditetapkan dan nama pemiliknya tercatat diatas sertifikat
saham tersebut.
b.
Tagihan {Klaim)
Ditinjau dari
segi manfaatnya, pada dasarnya dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu saham biasa {common stocks) dan saham preferen
{prefered stocks).
1)
Saham Biasa {Common Stocks)
Pemegang
saham
biasa
merupakan
pemilik
perusahaan
yang
sebenarnya. Saham biasa merupakan sumber dana yang permanen,
karena dana dari saham tersebut akan berada didalam perusahaan
PERPUSTAJv-VA> UMb]
14
dalam jangka waktu yang tidak terbatas selama perusahaan tetap
menjalankan kegiatan operasi. Pemegang saham biasa akan dapat
menikmati kenaikan laba yang diperoleh perusahaan.
2)
Saham Preferen {Prefered Stocks)
Seperti saham biasa, saham preferen juga memberikan pendapatan
yang relatif konstan, disamping itu biaya modal saham preferen
cenderung lebih tinggi dari biaya utang dikarenakan resiko yang
yang dihadapi pemegang saham lebih besar daripada pemegang
obligasi.
Pemegang
saham preferen memiliki
prioritas dalam
pembayaran deviden.
3.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Fluktuasi saham dipengaruhi oleh faktor-faktor ekstemal maupun
internal (Pandji Anoraga 2003: 61), yaitu :
a.
Faktor Ekstemal
1)
Tingkat suku bunga
2) Kebijakan moneter dan fiskal
3) Situasi perekonomian
b.
4)
Situasi bisnis internasional
5)
Perubahan dalam perilaku investasi
Faktor Internal
1) Laba perusahaan
2) Deviden yang dibagikan
PERPUSTAKAA* JJMB
15
3)
Arus kas perusahaan
4) Perubahan mendasar dalam industri atau perusahaan
D. Go Public
1. Pengertian Go Public
Penawaran umum sering disebut dengan istilah go public. Istilah
ini semakin sering didengar seiring dengan semakin maraknya instrumen
pasar modal,
khususnya
saham
yang merupakan salah
satu alternatif
investasi. Menurut Panji Anoraga dan Piji Pakarti (2003 : 46) Go Public
adalah "Penawaran saham alau obligasi kepada masyarakal umum untuk
pertama kalinya". Pertama kali disini berarti bahwa pihak penerbit pertama
kalinya melakukan penjualan saham atau obligasi.
2. Syarat - syarat Go Public
Menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2003 : 50) syarat-syarat
bagi perusahan yang akan melakukan go public yaitu:
a) Emiten berkedudukan di Indonesia.
b)
Pemegang saham minimal 300 orang.
c)
Modal disetor penuh sekurang-kurangnya tiga milyar rupiah.
d)
Setelah diaudit, selama dua tahun buku terakhir berturut-turut
memperoleh laba.
e)
Laporan keuangan telah diperiksa akuntan publik selama dua
tahun terakhir berturut-turut dengan pernyataan wajar tanpa
pengecualian untuk tahun terakhir.
f)
Untuk perbankan harus memenuhi kriteria sebagai bank sehat
dan
memenuhi
kecukupan
modal
sesuai
ketentuan
Bank
Indonesia.
E. lndeks Harga Saham
1.
Pengertian lndeks Harga Saham
lndeks
harga
saham
merupakan
menggambarkan pergerakan harga saham.
indikator
utama
yang
Menurut Pandji Anoraga dan
Piji Pakarti (2003 : 100) secara sederhana indeks harga saham adalah
"Suatu angka yang digunakan untuk membandingkan suatu peristiwa
dibandigkan dengan peristiwa lainya ".
2.
Jenis Indeks Harga Saham
Menurut Tjipno Darmadji dan Hendy M (2001:95) di bursa efek
terdapat lima jenis indeks antara lain:
a.
Indeks Individual, menggunakan indeks harga masing-masing saham
terhadap harga dasarnya.
•
Perhitungan indeks ini yaitu :
•
Harga pasar/harga dasar x 100.
17
•
BEJ memberi angka dasar IHSI 100 ketika saham diluncurkan
pada pasar perdana.
b.
Indeks Harga Saham Sektoral, menggunakan semua saham yang
termasuk dalam masing-masing sektor.
•
Perhitungan harga dasar dari masing-masing sektor didasarkan
pada kurs/harga akhir setiap saham tanggal 28 Desember 1995.
•
c.
Indeks ini mulai diberlakukan tanggal 2 Januari 1996.
Indeks LQ 45, menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan
Hkuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan
(setiap awal Februari dan Agustus). Dengan demikian saham yang
terdapat dalam indeks tersebut akan berubah.
d.
Indeks Harga Saham Gabungan, menggunakan semua saham yang
tercatat sebagai komponen penghitungan indeks. Tanggal 10 Agustus
1982 ditetapkan sebagai hari dasar.
e.
Indeks Syariah, merupakan indeks terakhir yang dikembangkan oleh
BEJ bekerjasama dengan Danareksa Investment Management.
3.
Jenis-jenis Indeks Harga Saham Sektoral
Di BEJ sektoral terbagi atas sembilan sektor, yaitu :
a. Sektor-sektor primer
1)
Pertanian
2)
Pertambangan
b. Sektor-sektor sekunder (Industri Manufaktur)
18
3) Industri Dasar Dan Kimia
4) Aneka Industri
5) Industri Barang Kosumsi
c. Sektor-sektor tersier (jasa)
6)
Properti dan Real Estate
7)
Transportasi dan Infrastruktur
8)
Keuangan
9)
Perdagangan, Jasa dan Investasi
Dalam penelitian ini sektor yang akan digunakan adalah sektor industri
barang konsumsi, dan perhitungan untuk mencari Indeks Harga Saham Barang
Konsumsi adalah:
IHSBK=
Nilai Pasar = jumlah saham tercatat * harga terakhir
.
_
x ,00
Nilai Dasar = jumlah saham tercatat x harga perdana
Perhitungan harga dasar didasarkan pada kurs/harga akhir setiap saham
tanggal 28 Desember 1995, untuk saham baru harga perdana merupakan harga
dasarnya.
F. Nilai Tukar Mata Uang
1. Pengertian Fluktuasi Nilai Tukar Mata Uang
Pengertian
Fluktuasi
menurut
Collins
(1998:241)
"Fluktuasi
merupakan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan nilai tukar mata uang
19
negara-negara yang meliputi nilai uang setiap negara yang diukur dengan
mata uang lain".
Menurut
Sadono
Sukirno
(2004
:
397)
kurs
valuta
asing
dapat
didefinisikan "Sejumlah uang domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya
rupiah yang dibutuhkan unyuk memperoleh satu unit mata uang asing". Yaitu
kurs yang menunjukan bahwa US $1,00 sama dengan Rp 9.400,- yang berarti
untuk memperoleh satu dollar Amerika Serikat dibutuhkan 9.400 rupiah
Indonesia.
Setiap negara mempunyai mata uangnya sendiri dan mempunyai nilai
yang berbeda satu sama yang lain, sehingga pada saat mata uang suatu negara
dipertukarkan
dengan
mata
uang
begara
lainnya,
maka
haruslah
ada
penyesuaian perbandingan mata uang tersebut. lni dinamakan dengan nilai
tukar mata uang atau kurs mata uang. Beberapa ahii berpendapat tentang nilai
tukar (kurs) yaitu "Harga suatu mata uang terhadap mata uang lainya"
(Solvatore 1997 : 10). Defmisi lain menurut Dahlan Siamat (2004 : 234),
"Harga suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang lairi\
Dalam transaksi ekonomi dan keuangan internasional dikenal dua jenis
mata uang, yaitu :
a.
Hard Currency
Hard currency atau juga disebut convertible currency adalah mata uang
yang nifainya relatif stabil dan kadang-kadang mengalami kenaikan nilai
terhadap mata uang lainnya. Mata uang seperti ini umumnya berasal dari
negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Iain-lain.
20
b. Soft Currency
Mata uang yang bersifat lemah yang jarang digunakan sebagai alat
pembayaran dan kesatuan hitung karena nilainya relative tidak stabil dan
sering mengalami depresiasi atau penurunan nilai mata uang. Soft currency
pada umumnya berasal dari negara-negara yang sedang berkembang
seperti Indonesia, Malaysia, dan negara berkembang lainnya.
2. Fluktuasi Nilai Tukar Mata Uang
a.
Depresiasi
Suatu penurunan harga mata uang terhadap mata uang lainnya.
b.
Apresiasi
Kenaikan harga nilai suatu mata uang terhadap mata uang lain.
Bila mata uang suatu negara mengalami depresiasi maka ekspornya
bagipihakluar negri menjadi semakin murah, sedangkan impor untuk
negara itu menjadi semakin mahal, apresiasi nenimbulkan dampakyang
sebaliknya,harga produk negara
negara itu bagi pihak luar negri
maakin mahal sedangkan sedangkan harga impor bagi penduduk
domestik menjadi lebih murah (Paul Rkrugman dan Maurince Obstfeld
(2001 :43).
3.
Sistem Nilai Tukar {Exchange Rate System)
Menurut JeffMadura{1997:156) ada beberapa macam system kurs
valuta asing yang dikenal saat ini, antara lain :
««■*.«• -«■
'■•i'ii'
PERPUSTAKAAf*
"*ttluba"nv*
21
a.
Sistem Kurs Tetap {Fixed Exchange Rate)
Dalam sistem kurs tetap, nilai dari mata uang yang ditentukan terhadap
nilai mata uang asing dengan nilai yang konstan selama beberapa
periode oleh bank sentral. Untuk mempertahankan kurs tersebut stabil,
maka pemerintah dalam ha! ini bank sentral haruslah mempunyai
cadangan devisa yang besar untuk melakukan intervensi pasar.
1) Kelemahan Kurs Tetap
Sebagai contoh, asumsikan bahwa hanya ada dua negara di dunia
ini, Indonesia dan AS, perdagangan kedua negara ini cukup
signifikan., jika AS mengalami laju inflasi yang lebih
tinggi
daripada Indonesia maka konsumen AS akan membeli lebih
banyak barang di Indonesia dan Indonesia akan mengurangi impor
barang-barang AS
(karena meningkatnya barang-barang AS).
Reaksi ini akan menyebabkan menurunnya produksi di AS dan
meningkatnya pengganguran. Hal ini juga bisa menyebabkan
naiknya laju inflasi di Indonesia karena tajamnya peningkatan atas
barang-barang Indonesia relatif terhadap penawarannya. Jadi dalam
sistem nilai kurs tetap inflasi yang tinggi di AS bisa menciptakan
laju inflasi di Indonesia.
22
b.
Sistem Kurs Mengambang (Floating Exchange Rate)
Kurs valuta akan ditentukan oleh kekuatan pasar tanpa intervensi
pemerintah,sistemi ini ditetapkan berdasarkan demand dan supply
dipasar, sehingga nilainya selalu berubah-ubah dalam transaksi jual
beli.
1) Keungulan Sistem Nilai Tukar Bebas
Dari sudut pandang makro, berkenaan dengan stabilitas global,
sistem mengambang bebas lebih menguntungkan. Sebagai contoh,.
konsekuensi dari tingginya inflasi di AS, meningkatnya permintaan
AS atas barang-barang Indonesia akan menimbulkan tekanan
kenaikan nilai rupiah Indonesia. Rupiah akan mengalami apresiasi
akibat faktor pasar ini (sementara dalam sistem nilai tukar tetap,
tidak dibiarkan berfluktuasi). Jadi masalah-masalah yang dialami
sebuah negara kemungkinan besar tidak akan menular ke negaranegara lain dalam sistem nilaitukar mengambang bebas.
2) Kelemahan Sistem NilaiTukar Mengambang Bebas
Dalam contoh sebelumnya, Indonesia agak terisolasi dari masaiahmasalah AS
akibat sistem nilai
tukar mengambang bebas.
Meskipun ini suatu keuntungan bagi Indonesia tapi merupakan
kerugian bagi negara yang awalnya mengalami masalah ekonomi
(AS).
23
c. Sistem Mengambang Terkendali {Managed Floating Exchange Rate)
Sistem nilai tukar ini
berada diantara sistem nilai tukar
mengambang bebas dan nilai tukar tetap. Sistem ini menyerupai
sistem mengambang bebas karna nilai tukar dibiarkan berfluktuasi
setiap hari dan tidak ada batasan resmi. Tetapi menyerupai sistem
nilai tukar tetap pemerintah dapat dan kadang-kadang melakukan
intervensi untuk mencegah valuta mereka berfluktuasi terlalu tajam
ke satu arah. Tipe sistem ini dikenal dengan nama sistem
mengambang terkendali.
d. Sistem Nilai Tukar Terpatok (PeggedExchange Rate System)
Sistem nilai tukar ini dilakukan dengan cara mengaitkan nilai mata
tukar mata uang lokal dengan nilai mata uang negara lain atau
sejumlah mata uang tertentu. Misalnya negara-negara di eropa yang
tergabung dalam European Economic Community (EEC) menjalankan
sistem plegged yang dikenal sebagai snake system yang kemudian
dirubah menjadi European Monetary System (EMS) dengan cara setiap
mata uang anggota EEC dikaitkan nilainya dengan European Currency
Unit (ECU) dan dapat berfuktuasi dalam batas 2,25% diatas atau
dibawah kurs tengah.
24
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Nilai Kurs Mata Uang
Kurs mata uang dinegara yang menganut sistem kurs bebas akan berubah
sesuai dengan kondisi pasar, artinya nilai kurs bergantung pada permintaan
dan penawaran mata uang suatu negara. Penawaran valuta asing berasal dari
eksportir, yaitu transaksi kredit pada neraca pembayaran intemasionai,
sementara permintaan valuta asing berasal dari pembayaran yang dilakukan
oleh importer atas barang yang dibelinya diluar negri.
Permintaan dan penawaran valuta asing dipengaruhi oleh faktor :
a.
Perbedaan Supply dan Demand Foreign Currency
Valas atau forex sebagai benda ekonomi mempunyai permintaan dan
penawaran pada bursa valas aX&uforex market.
Sumber-sumber penawaran atau supply valas terdiri atas :
1) Ekspor barang dan jasa yang menghasilkan valas
2) Impor modal dan transfer valas dari luar negeri ke dalam negeri
Sumber-sumber permintaan atau demand valas tersebut terdiri atas :
1) Impor barang dan jasa yang menggunakan valas atau forex
2) Ekspor modal dan transfer valas dari dalam negeri keluar negeri
Sesuai dengan teori mekanisme pasar, setiap perubahan permintaan dan
penawaran valas yang terjadi di bursa valas tentu akan merubah harga atau
nilai valas tersebut yang ditunjukan oleh kurs valuta.
b.
Posisi Balance OfPayment (BOP)
Balance of payment atau neraca pembayaran Intemasionai adalah suatu
catatan yang disusun secara sistematis tentang semua transaksi ekonomi
25
Intemasional yang meliputi perdagangan, keuangan, dan moneter antara
penduduk suatu negara dan penduduk luar negri untuk suatu periode
tertentu, biasanya satu tahun catatan transaksi ekonomi Intemasional yang
terdiri atas ekspor dan impor barang, jasa dan modal pada suatu periode
tertentu akan menghasilkan suatu posisi saido positif (surplus) atau negatif
(deficit) atau equilibrium.
c.
Pertumbuhan pendapatan
Semakin tinggi tingkat pertumbuhan pendapatan (relatif terhadap negara
lain), maka semakin besar kemungkinan untuk melakukan impor yang
berarti permintaan valuta asing makin meningkat, dan kurs valuta asing
cenderung meningkat (harga mata uang sendiri akan menurun).
d.
Suku bunga
Kenaikan suku bunga dalam negeri akan mengakibatkan aliran modal
masuk, sehingga penawaran valuta asing akan turun nilainya sementara
harga mata uang sendiri akan naik, sebaliknya jika suku bunga diluar negri
lebih tinggi dari pada suku bunga dalam negeri, maka akan terjadi aliran
modal keluar yang menyebabkan naiknya permintaan valuta asing
sehingga harga kurs mata uang dalam negeri akan turun.
e.
Inflasi
Menurut teori purchasing power parity, perbandingan nilai mata uang
suatu negara dengan negara lainya ditentukan oleh tingkat harga dimasing-
masing negara. Misalnya 1 kg gandum di Amerika Serikat adalah $ 1
sementara di Indonesia harganya Rp 8.000,-, maka kurs mata uang dollar
26
Amerika Serikat adalah RP 8.000,- untuk setiap dollar Amerika Serikat.
Jika suatu saat harga gandum di Amerika Serikat tetap sedangkan di
Indonesia menjadi Rp 9.000,-, maka nilai kurs menjadi Rp 9.000,- untuk
setiap dollar Amarika Serikat. Dengan demikian, adanya inflasi pada suatu
negara akan menurunkan nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan
dibandingkan negara Iainya.
f.
Kebijakan pemerintah
Dalam keadaan perekonomian yang lesu biasanya pemerintah melakukan
inisiatif dengan malakukan pengeluaran pemerintah yang besar. Kenaikan
pengeluaran
ini
secara
langsung
akan
meningkatkan
pendapatan
masyarakat, akibatnya nilai kurs mata uang sendin akan turun karma
adanya permintaan valuta asing yang meningkat.
g.
Faktor-faktor lain
Terdapat sejumlah faktor lain yang mempengaruhi perubahan nilai kurs
mata uang suatu negara yang tidak selalu berhubungan dengan situasi
perekonomian. Misalnya situasi politik yang tidak stabil akan memicu
aliran modal keluar yang akan menurunkan nilai kurs mata uang suatu
negara.
Tmgkat inflasi mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap
perubahan kurs mata uang suatu negara. Pelaku pasar memperhitungkan
tingkat bunga berdasarkan tingkat bunga nominal setelah dikurangi inflasi.
Jika tingkat bunga yang diharapkan tetap sementara inflasi naik, maka
tingkat bunga nominal akan naik. Kenaikan tingkat bunga ini merupakan
27
suatu forward premium atas kurs suatu negara. Artinya kenaikan tingkat
suku bunga akan menaikan nilai kurs mata uang suatu negara relatif
terhadap negara lainya. Indonesia memiliki tingkat bunga nominal yang
tinggi serta inflasi yang juga tinggi, sehingga tingkat bunga yang nil relatif
rendah, ini yang menyebabkan nilai kurs rupiah tetap melemah
dibandingkan nilai kurs mata uang lainya.
Download