1 STRATEGI QUANTUM QUOTIENT UNTUK PEMEROLEHAN KETERAMPILAN SHOLAT SISWA DI SMPN 17 PONTIANAK Iswartinah, Aunurrahman, Syahwani Umar Program Studi Magister Teknologi Pembelajaran FKIP UNTAN, Pontianak Email: [email protected] Abstrak: Strategi Quantum Quotient untuk Pemerolehan Keterampilan Sholat Siswa di SMPN 17 Pontianak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan strategi Quantum Quotient dalam pembelajaran Agama Islam untuk pemerolehan keterampilan sholat untuk kelas VII di SMP 17 Pontianak. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggambarkan fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dengan bentuk penelitian wawancara. Teknik pengumpulan data yaitu teknik observasi langsung, teknik komunikasi langsung, dan teknik dokumenter. Alat pengumul data adalah lembar observasi dan pedoman wawancara. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi Quantum Quotient dengan langkah yang tepat dapat meningkatkan pemerolehan keterampilan sholat di SMPN 17 Pontianak. Kata kunci: Quantum Quotient, Keterampilan Sholat, Agama Islam Abstract: Quantum Quotient strategy in learning prayer skill in SMPN 17 pontianak. This reseach is aimed to describe the use of Quantum Quotient Strategy in learning prayer skill for islamic subject of VII grader in SMPN 17 Pontianak. This reseach is descriptive research which described the real phenomenons with interview reseach design. The techniques of data collecting are with direct observation, direct comunication, and documentary. The tools of data collecting are observation sheet and interview instruction sheet. The data explanation used qualitative descrptive analysis. The result of this ressearch showed that the use of Quantum Quotient strategy with the right procedure can improve the prayer skill of junior hingh school 17 pontianak. Keywords: Quantum Quotient, Prayer Skill, Islamic Subject S holat merupakan kewajiban bagi setiap muslim dan pembelajaran yang tak pernah habis dikupas dari hal-hal yang sederhana dan wajib sampai ke masalah khilafiyah. Maka dari itu, pembelajaran sholat terdapat dalam pelajaran agama islam dari bangku sekolah dasar hingga menegah atas. Tentunya pembelajaran sholat tersebut terus meningkat sesuai dengan jenjang belajar siswa. Di penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada jenjang kelas tujuh sekolah menegah pertama di SMPN 17 pontianak. Pada observasi pra penelitian didapati siswa banyak yang belum memahami hukum-hukum sholat, belum bisa melafalkan bacaan sholat dengan benar, dan belum melakukan gerakan yang benar. Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan menyiapkan metode yang sesuai untuk siswa. 2 Kesulitan siswa yang pertama adalah pada hafalan. Tak dapat dipungkiri bahwa dalam pembelajaran sholat terdapat banyak hafalan mulai dari bacaan sholat, hukum-hukum sholat hingga dalil-dalil tentang sholat. Pembeljaran yang singkat dan materi yang banyak membuat siswa kesulitan untuk menghafal. Kesulitan yang kedua adalah dari segi siswa itu sendiri, siswa banyak yang malas dalam belajar. Membangkitkan motivasi siswa perlu strategi tersendiri. Oleh karenanya, diperlukan metode yang dapat membuat siswa menghafal lebih cepat namun ingat lebih lama serta membangkitkan motivasi siswa belajar. Strategi quantum quotient dipilih sebagai metode yang sesuai. Dalam strategi quotient dapat menggunakan berbagai metode dan teknik belajar yang menerapkan student-centered dimana siswa yang lebih aktif dikelas dari pada guru. Proses belajar yang menyenangkan inilah yang membuat siswa lebih betah belajar. Teori-teori pendidikan yang melandasi Quantum Quotient yakni acclereted learning dari Lazanov, multiple intellegence dari gardner, neuro linguistic programing dari grinder dan bandler, cooperative learning dari Johnson and johnson dan elements of effective instruction dari hunter. Accelerated learning adalah teori belajar yang membuat pencapaian belajar menjadi lebih cepat. Accelerated Learning sebagai salah satu teknik yang digunakan di dalam Quantum Quotient bertujuan untuk menggugah sepenuhnya kemampuan belajar para pebelajar, membuat belajar menjadi menyenangkan dan memuaskan bagi mereka, dan memberikan sumbangan sepenuhnya pada kebahagiaan, kecerdasan, kompetensi, dan keberhasilan mereka sebagai manusia (Meier, 2000). Metode pendekatan accelerated learning adalah somatis (terus bergerak akftif), auditori (mendengar dan mengucapkan kata-kata), visual (dengan melihat media visual yang sesuai dengan pembelajaran), intelektual (menciptakan pengetahuan bukan hanya menyimpan informasi). Metode pendekatan accelerated learning yang biasa disingkat SAVI ini juga diterapkan dalam quantum quotient. Multiple intellegence menggaungkan bahwa jenis kecerdasan bukan hanya satu tapi ada 8 jenis kecerdasan yakni spasial, logis-matematis, interpersonal, music, natural, body (kinestetik), intrapersonal, linguistik yang bisa disingkat menjadi SLIM N BIL. Dalam quantum quotient, siswa dirangsang dalam delapan jenis kecerdasan tersebut. Neuro lingusitic programmping (NLP) adalah ilmu yang menggabungkan cara kerja otak, bahasa dan pola pikir. Collingwood (2001) mendefinisikannya, “NLP studies the way people take information from the world, how to they describe it to themselves with their sense, filter it with their beliefs and value and act on the result”. Dengan mempelajari NLP guru dapat menjadi pembicara yang berpengaruh dan siswa “terhipnotis” dengan perkataan guru tersebut. Dalam pembelajaran dengan quantum Quotient, kelas dituntut meriah dan bergairah, oleh karenanya diperlukan kemampuan verbal yang baik agar maknyanya dapat tersampaikan ke siswa. Cooperative learning memusatkan pada pembelajaran dengan sistem kelompok dan target kelompok. Komalasari (2011) menjelaskan bahwa Cooperative Learning adalah suatu strategi pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 3 terdiri dari 2 sampai 5 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Pembelajaran dengan cooperative learning juga digunakan dalam strategi quantum quotient agar siswa mampu bekerjasama dengan teman sejawat dan menciptakan kecerdasan interpersonal. Hunter menemukan beberapa elemen penting dalam mengajar/ memberi instruksi. Elemen tersebut antara lain: menghubungkan pelajaran yang lalu dengan hari ini, menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan materi yang dipelajari, memberikan model ke siswa, memberikan latihan terbimbing, memberikan pertanyaan untuk menguji pemahaman, latihan mandiri, dan memberikan review atas pembeljaran yang sudah berlangsung. Dengan melakukan instruksi dengan lebih terstruktur, siswa akan belajar dengan lebih baik. Dalam strategi quantum quotient, ada enam langkah tahap pembelajaran yang dikenal dengan istilah TANDUR (tumbuhkan, alami, namai,demonstrasikan, ulangi, rayakan). Kusmana (2011) menjelaskan tumbuhkan berarti menumbuhkan semangat dan gairah siswa untuk belajar, selanjutnya siswa mengalami pengalaman belajar dan mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya, kemudian siswa dilatih untuk menamai, memberikan konsep, berlatih berfikir, dan menemukan cara belajar yang tepat, langkah berikutnya adalah mendemonstrasikan apa yang sudah dia pelajari, lalu siswa mengulangi pelajaran guna memberikan penguatan, terakhir adalah merayakan kesuksesan belajar untuk memebrikan penghargaan sekaligus memotivasi siswa. Strategi quantum quotient ini merupakan cara untuk pengkodean sehingga membantu proses penyimpanan dan menyerap kembali baik dalam ingatan jangka panjang maupun jangka pendek. Dalam strategi quantum quotient, fungsi otak kanan diaktifkan karena anak dilatih untuk bercerita, berimajinasi, menyanyi dan menggambar, sehingga suatu materi menjadi sesuatu yang unik, menarik dan menyenangkan. Dengan demikian anak menjadi lebih mudah menghafal. Di dalam strategi quantum quotient terdapat beberapa teknik antara lain untuk menghafal cepat. Cara teknik menghafal cepat yang pertama adalah sistem control. Menurut Agus Ngermanto (2005) bahawa cara menggunakan sistem kontrol adlah dengan membuat cantolan, mengasosiasiakan dengan materi yang dihafal, mengimajinasikan secaa kreatif. Cara kedua adalah dengan menyanyi/kata penanda. Menurut sistem Markowitz (1999)) bahwa kata penanda adalah alat mengingat dengan mengasosiasikan menggunakan objek konkrit. Contoh dari kata penanda adalah lagu dua mata saya. Selanjutnya dalah dengan gerakan. Menurut Agus Ngermanto (2005) bahwa menghafal sambil melakukan gerakan sangat membantu mengaktifkan memori. Otak kita memiliki satu pusat kecerdasan yang disebut bodilykinestethyc intelligence atau kecerdasan gerak. Yang terakhir adalah konsonan kreatif. Konsonan kreatif digunakan untuk menghafal sesuatu yang berhubungan dengan angka-angka dan dibuat menjadi kalimat menarik sehingga mudah diingat. Selain membahas tentang quantum quotient, penulis juga akan membahas tentang pembelajaran sholat. Menurut bahasa, sholat berarti doa, sedangkan menurut syara’ berarti menghadapkan jiwa dan raga kepada Allah karena ketaqwaan hamba kepada-Nya, mengagungkan kebesaran-Nya dengan ikhlas dan 4 khusyu’ dalam bentuk perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, menurut cara-cara dan syarat-syarat yang telah ditentukan. Adapun kewajiban sholat yaitu setiap mukallaf wajib menjalankan sholat fardhu (sholat lima waktu) sehari semalam sebagai bukti keimanan dan keislaman seseorang. Selain itu ada juga syarat-syarat wajib sholat. Syarat wajib sholat adalah ketentuan orang yang diwajibkan untuk melaksakan ibadah sholat, antara lain: beragama islam, balig (dewasa), suci dari haid dan nifas (bagi wanita), berakal sehat, telah sampai dakwah kepadanya, dan jaga (tidak sedang tidur). Hal yang yang penting yang perlu diketahui tentang sholat lainnya adalah rukun sholat, sunnah sholat, dan hal yang membatalkan sholat. Rukun sholat adalah setiap bagian sholat yang apabila ketinggalan salah satunya dengan sengaja atau karena lupa maka sholatnya batal (tidak sah). Rukun sholat antara lain: berdiri bagi yang mampu, takbitarul ihram, membaca alfatehah, rukuk, i’tidal, sujud, bangun dari sujud, duduk diantara dua sujud, tuma’ninah dalam setiap rukun, tasyahud akhir, duduk tasyahud akhir, shalawat atas nabi pada tasyahud akhir, salam, dan tertib. Adapun sunnah sholat adalah yang jika dikerjakan mendapat pahala dan jika tidak apa-apa. Adapun sunnah sholat adalah mengangkat kedua tangan ketika takbir, membaca do'a istiftah/iftitah, membaca ta'awudz ketika memulai qiro'ah (bacaan), membaca surat dari Al-Qur'an setelah membaca Al-Fatihah pada dua rakaat yang awal, meletakkan dua tangan pada lutut selama rukuk, meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri selama berdiri, mengarahkan pandangan mata ke tempat sujud selama sholat (kecuali waktu tasyahud- pent), berbicara ketika sholat, tertawa, makan dan minum, berjalan terlalu banyak tanpa ada keperluan, tersingkapnya aurat, memalingkan badan dari kiblat, menambah rukuk, sujud, berdiri atau duduk secara sengaja, mendahului imam dengan sengaja. Melaksanakan sholat adalah wajib 'aini bagi setiap orang yang sudah mukallaf (terbebani kewajibansyari'ah), baligh (telah dewasa/dengan ciri telah bermimpi), dan 'aqil (berakal).Allah berfirman: “Dan tidaklah mereka diperintah kecuali agar mereka hanya beribadah/menyembah kepada Allah sahaja,mengikhlaskan keta'atan padaNya dalam (menjalankan) agama dengan hanif (lurus), agar merekamendirikan sholat dan menunaikan zakat, demikian itulah agama yang lurus". (Surat Al-Bayyinah:5). Sholat disyari'atkan sebagai bentuk tanda syukur kepada Allah, untuk menghilangkan dosa-dosa, ungkapankepatuhan dan merendahkan diri di hadapan Allah, menggunakan anggota badan untuk berbakti kepada-Nyayang dengannya bisa seseorang terbersih dari dosanya dan tersucikan dari kesalahan-kesalahannya danterajarkan akan ketaatan dan ketundukan. METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif, yaitu mengambarkan fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan sesuai keadaan yang sebenarnya, dengan prosedur pemecahan masalah berdasarkan keadaan sebagaimana adanya (apa adanya). Menurut Nawawi 5 (1994)penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah, diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak sebagaimana adanya. Sedangkan menurut Faisal (2008)bahwa yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah penelitian yang sekedar untuk melukiskan atau menggambarkan (deskripsi) sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti tanpa mempersoalkan hubungan antara variabel (jalin-menjalin antara variabel) yang dimaksudkan sebagai upaya eksploitasi dan kenyataan sosial. Sehubungan dengan hal itu, maka metode analisis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif sesuai dengan pendapat Miles dan Huberman (2014) yang menyatakan bahwa pendekatan kualitatif dasarnya adalah suatu proses penyelidikan dalam menganalisis fenomena/fakta dengan cara membandingkan, mereplikasi, mengkategorikan, mengklasifikasi, menyajikan dan melaksanakan verifikasi data, yang secara keseluruhan bertujuan untuk menemukan keseragaman pola dan sifat umum sesuatu yang diteliti. Penelitian ini untuk memperoleh gambaran secara sistematik, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungannya antar fakta. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Azwar (2004) yang mengatakan bahwa penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karaktersitik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu serta berusaha menggambarkan situasi atau kejadian yang nyata. Untuk mempertajam analisis permasalahan, maka fokus penelitian ini adalah penerapan strategi belajar Quantum Quotient dalam pembelajaran sholat siswa pada mata pelajaran PAI di SMPN 17 Pontianak. Mengumpulakan data merupakan pekerjaan penting dalam penelitian. Pada penelitian ini proses pengumpulan data menggunakan metode-metode penelitian. Agar sesuai dengan data yang diperlukan, dalam penelitian ini diperlukan beberapa metode pengumpulan data, yaitu: 1) Teknik Observasi; 2) Wawancara Mendalam; 3) Teknik Studi Dokumentasi. Setelah data penelitian terkumpul dari hasil pengamatan tersebut kemudian diadakan suatu analisis data yaitu proses pengorganisasian dan pengurutan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kecil seperti yang disarankan pada data Moleong (Moleong, 2006). Validitas data merupakan faktor yang penting dalam sebuah penelitian karena sebelum data dianalisis terlebih dahulu harus mengalami pemeriksaan. Teknik pengujian yang dipergunakan dalam menentukan validitas data dalam penelitian ini adalah menggunakan Triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan dengan memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data tersebut sebagai bahan pembanding atau pengecekan dari data itu sendiri. 6 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pelaksanaan strategi Quantum Quotient dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 17 Pontianak tergolong baik, hal ini ditunjukkan dengan antusias dari peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran dan para peserta didik lebih aktif serta saling memotivasi. Selain itu, pendidik juga melakukan pengawasan, pengarahan agar sesama peserta didik saling membantu dan memotivasi. Guru juga mengontrol kegiatan pembelajaran dengan cara memperingatkan peserta didik yang gaduh dan memberi hukuman dengan memberi tugas. Guru juga melakukan perencanaan dan penilaian dengan begitu proses pembelajaran bisa lebih baik. Strategi Quantum Quotietn juga mempengaruhi hasil prestasi belajar. Hal ini diketahui dari prestasi belajar siswa pada pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 17 Pontianak hal ini dapat dilihat dari hasil raport, dan tugas-tugas yang lain. Salah satu metode yang telah digunakan dalam penggalian data observasi, dengan mengadakan pengamatan lansung kepada guru PAI dan siswa, baik ketika pembelajaran berlangsung atau di luar jam pelajaran Dalam pembelajaran PAI tepatnya pada materi pemerolehan keterampilan sholat yang paling cocok dan efektif menggunakan teknik menghafal cepat, yang meliputi (sistem cantol, menyanyi, gerakan dan kosonan kreatif), menyanyi, dan gerakan. Teknik menghafal cepat disini dapat diperoleh dengan beberapa cara diantaranya: sistem cantolan, menyanyi atau kata penanda, gerakan dan kosonan kreatif. Untuk sistem cantolan kita membuat cantolan, mengasosiasikan dengan materi yang dihafal, mengimajinasikan secara kreatif, dan mengulanginya bila di perlukan Dalam pemerolehan keterampilan sholat beliau juga mengajak para siswa keluar kelas, misalnya untuk praktek sholat siswa diajak ke Musholla, praktek wudhu siswa diajak ke tempat wudhu atau kamar mandi, tujuan beliau untuk mengajak keluar kelas adalah agar siswa bisa langsung mempraktekkan materi Agama yang mereka pelajari, selain itu agar siswa merasa senang belajar di luar kelas dan tidak bosan karena harus belajar di kelas. Dalam pemerolehan keterampilan sholat beliau memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau mengeluarkan pendapat agar mereka berani mengungkapkan gagasan/pendapatnya kepada orang lain dan melatih mental mereka untuk berani mengeluarkan pendapat. Menurut beliau strategi Quantum Quotient sangat membantu dalam pemerolehan keterampilan sholat untuk mempermudah menyampaikan materi. Strategi Quantum Quotient sangat berpengaruh pada kecerdasan manusia yang mampu mengoptimalkan seluruh potensi diri secara seimbang, sinergi dan komprehensif yang meliput kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual. Setelah Quantum Quotient diterapkan prestasi siswa meningkat. Di sini bisa dilihat dari keaktifan mereka, mereka lebih kretif, pemahaman siswa, minat siswa untuk belajar dan motivasi siswa untuk belajar. 7 Ada beberapa perbedaan pemerolehan keterampilan sholat siswa sebelum Quantum Quotient diterapkan dan sesudahnya, ini dilihat dari keaktifan yang dulu mereka hanya mendengarkan penjelasan guru dan tidak berani mengeluarkan pendapat kini mereka berani bertanya dan mengeluarkan pendapatnya, motivasi belajar sholat siswa kini lebih meningkat, siswa juga labih kreatif. Di dalam pembelajaran Agama beliau juga sering memberikan umpan balik kepada siswa lebih meningkatkan hasil belajarnya dan termotivasi untuk belajar lagi. Dalam pembelajaran PAI guru menggunakan beberapa sumber belajar diantaranya ini digunakan sesuai dengan materi yang diajarkan. Pembahasan Shalat adalah kegiatan berhadap hati kepada Allah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam dan memenuhi beberapa syarat yang ditentukan. Hikmah shalat harus dapat dirasakan oleh anak, dan harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya sebagai hamba Allah yang bertaqwa, yaitu dengan bentuk : 1) Senantiasa melakukan shalat lima waktu dengan tepat waktu, 2) Melakukan perbuatan-perbuatan sunnah dalam shalat 3) Melaksanakan shalat dengan berjamaah, 4) Senantiasa melakukan shalat sunnah. Berbeda dengan model sekolah pada umumnya, Quantum quetions menerapkan konsep dasar “Integrated-Activity” dan “Integrated-Curriculum”. Artinya seluruh program dan aktivitas anak yang ada di sekolah mulai dari belajar, hiburan dan beribadah dikemas dalam suatu sistem pendidikan. Sistem pembelajaran quantum quetions memfokuskan segala program pendidikan yang seluruh aktivitas berada di sekolah. Dengan begitu diharapkan dapat bermanfaat untuk pembinaan generasi sholih dan sholihah. Quantum quetions juga membentuk siswa agar berprestasi belajar dalam proses pembelajaran yang berkualitas yakni mendapat kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu maupun kelompok sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Dengan demikian prestasi belajar yang dimaksimalkan. Dalam quantum quetions dibagi menjadi tiga macam, pertama prestasi yang bersifat kognitif, yang termasuk prestasi bersifat kognitif yaitu ingatan, pemahaman, penerapan, pengamatan, analisis,sintesis dan lain-lain. Misalnya seorang siswa dapat menyebutkan atau menguraikan kembali materi pelajaran yang sudah dipelajari pada minggu lalu, maka siswa tersebut bisa dikatakan prestasi dalam kognitifnya. Kedua adalah Prestasi yang bersifat afektif, yang termasuk prestasi yang bersifat afektif yaitu sikap menghargai, penerimaan, penolakan dan lain-lain. Misalnya seorang siswa dapat menunjukan sikap menerima atau menolak terhadap suatu pernyataan atau suatu permasalahn. Ketiga prestasi yang bersifat psikomotorik, yang termasuk prestasi yang bersifat psikomotorik ayaitu kecakapan, ekdperimen verbal dan nonverbal, ketrampilan bertindak dan gerak. Misalnya seorang siswa menerima pelajaran 8 tentang adab sopan santun kepada orang tua, maka si anak ini mengaplikasikan pelajaran tersebut kedalam kehidupan sehari-harinya. Dengan demikian apabila siswa udah memenuhi atau mendapatkan dan menjalankan ke tiga ranah tersebut, maka bisa dikatakan seorang guru sudah berhasil dalam meningkatkan kualitas pembelajarannya, karena dalam proses belajar mengajar yang dititikberatkan adalah ketiga cara tersebut. Metode quantum quetions juga terfokus pada hubungan yang dinamis dalam lingkungan kelas, seperti interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. Dalam metode ini proses belajar mengajar lebih terpusat pada siswa (student center) bukan guru (teacher center), sehingga siswa diberikan kebebasan untuk bereksplorasi menjadi lebih kreatif dan dinamis. Selain itu, Konsep pengembangan dan inovasi konsep pendidikan quantum quetions selain untuk mengembangkan kreatifitas yang mencakup integrasi dari kondisi tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Sistem pembelajaran quantum quetions merupakan pengemasan dalam hal cara belajar yang berorientasi pada kualitas pendidikan yang berlangsung selama sehari penuh dengan penggunaan format permainan yang menyenangkan dalam pembelajarannya. Hal ini diterapkan dalam sistem pembelajaran ini dengan tujuan agar proses belajar mengajar yang berlangsung dalam suasana yang menyenangkan, karena dilandasi dengan permainan yang menarik sehingga motivasi belajar siswa akan meningkat, walaupun berlangsung selama sehari penuh. Permainan dalam pembelajaran adalah salah satu aktifitas yang digunakan untuk mendorong tercapainya tujuan instruksional. Para pendidik sendiri juga akan tampil sebagai teladan yang mendampingi anakanak didiknya dalam mencapai perkembangan optimalnya. Dilaksanakannya program quantum quetions pada hakekatnya tidak hanya upaya menambah waktu dan memperbanyak materi pelajaran saja. Namun lebih dari itu adalah untuk mengkondisikan siswa agar memiliki pembiasaan hidup yang baik, ini yang pertama, Yang kedua adalah untuk pengayaan atau pendalaman konsep-konsep materi pelajaran yang telah ditetapkan oleh Diknas. Yang ketiga adalah memasukkan materi-materi keislaman kedalam bidang studi dan sebagai bidang studi tersendiri yang harus dikuasai oleh anak-anak sebagai bekal hidup. Keempat untuk pembinaan kejiwaan, mental dan moral anak. Maksudnya adalah memberikan keseimbangan antara kebutuhan rohani dan jasmani agar terbentuk kepribadian yang utuh. Oleh karena itu program quantum quetions dilengkapi dengan program rekreatif dalam pembelajaran agar tidak timbul kebosanan dalam menempuh studinya. Dilengkapi pula system komunikasi dan koordinasi hingga di rumah melalui buku penghubung. Maka program ini melibatkan secara utuh peran orang tua dalam membantu pendidikan. Dengan program ini diharapkan tidak terjadi ketimpangan pendidikan. 9 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, data di lapangan menunjukkan bahwa efektifitas penerapan strategi quantum quotient dalam pemerolehan keterampilan sholat dalam pembelajaran PAI sudah cukup baik. Dari hasil penelitian dari data lembar observasi menunjukkan bahwa jumlah nilai rata-rata pemahaman siswa meningkat. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka peniliti menyarankan agar strategi quantum question ini diterapkan di dalam KBM pada bidang studi PAI, karena berdasarkan hasil penelitian terbukti dapat meningkatkan pemahaman siswa. Disamping itu, guru perlu kreatif untuk mendesain model pembelajaran. Untuk siswa hendaknya menghayati dan mengikuti instruksi guru secara baik agar dapat meningkatkan pemahamannya. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat dikaji lebih lanjut untuk meningkatkan pemahan siswa. DAFTAR RUJUKAN Azwar, S. (2004). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offeset. Colligwood, C. C. J. (2001). The NLP Field Guide, Part 1: A Reference Manual of Practitioner Level Patterns. Sydney: Emergent Publication. Faisal, S. (2008). Format-format Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali Pers. Komalasari, K. (2011). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama. Kusmana, S. (2011). Model Pembelajaran Siswa Aktif. Jakarta: Sketsa Aksara Lalitya. Markowitz, K. E. J. (1999). The Great Memory Book. San Diego: The Brain Store, Inc. Meier, D. (2000). The Accelerated Learning Handbook. New York: The McGraw-Hill Companies. Miles, M. B. A. M. H. J. S. (2014). Qualitative Data Analysis: A Method Source Book. Arizona Sage. Moleong, L. J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. Nawawi, H. (1994). Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gajah Mada Press. Ngermanto, A. (2005). Quantum Quatient (QQ) Kecerdasan Quantum. Bandung: Nuansa.