laporan tahunan 2012

advertisement
LAPORAN TAHUNAN 2012
BIDANG USAHA :
REAL ESTATE, PENGEMBANG DAN
KONTRAKTOR
KANTOR PUSAT
GEDUNG RIBENS AUTOCARS,
JL. RS. FATMAWATI NO. 188, JAKARTA 12420
1|Page
Ikhtisar Data Keuangan Penting
……………………………………
2
Informasi Harga Saham
……………………………………
4
Komposisi Pemegang Saham
……………………………………
5
Sambutan Dewan Komisaris
……………………………………
8
Laporan Direksi
……………………………………
9
Profil Perusahaan
……………………………………
11
Struktur Perseroan
……………………………………
14
Struktur Organisasi
……………………………………
15
Susunan Manajemen
……………………………………
16
Riwayat Hidup Singkat Dewan Komisaris & Direksi
……………………………………
17
Sumber Daya Manusia
……………………………………
19
Analisis & Pembahasan Manajemen
……………………………………
20
Tata Kelola Perusahaan
……………………………………
25
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
……………………………………
31
Laporan Audit & Laporan Keuangan
……………………………………
33
1|Page
Dalam Jutaan Rupiah
PENJELASAN
2012
2010
2011
P en ju ala n Ber si h
41.729
15.725
15.782
L ab a Ko tor
19.295
7.388
6.720
L ab a (R ugi ) U s ah a
9.110
(931)
144
L ab a (R ugi ) seb elu m P aj ak
4.009
(13.172)
789
L ab a (R ugi ) Ber s ih
1.923
(13.960)
469
16.401
15.958
(4.295)
16.401
15.958
(4.295)
(0,3)
(0,3)
(0,4)
21.012
5.735
46.027
66.087
68.717
66.682
599
814
291
65.246
34.258
75.515
152.812
135.937
117.301
8.335
10.464
7.786
10.938
10.464
7.786
141.867
125.466
109.508
7
7
7
141.874
125.473
109.508
326.722.500
326.722.500
326.722.500
5,50
(42,73)
1,43
M o dal Ke rja Ber sih
54.309
23.794
67.730
Ju ml ah In ve st a si
51.781
59.075
27.496
L ab a (R ugi ) Ko mpr ehe ns i f
L ab a (R ugi ) Ko mpr ehe ns i f y ang dap at
di atrib u sik an k epad a:
P e mili k E ntit a s Ind uk
K epe nti nga n N on - Pe nge nda li
K a s & S et ara K a s da n As e t K eu ang an L ain ny a
A s et Re al E s ta t
A s et Te tap
A kti va L an car
A kti va
K ew ajib an L an car
K ew ajib an
E kui ta s ya ng d apa t Di atr ibu si ka n k epad a
P e mili k E ntit a s Ind uk
K epe nti nga n N on - Pe nge nda li
Ju ml ah Ek uit a s
Ju ml ah Sa ha m ya ng bered ar (l em bar )
L ab a (r ugi ) ber si h per sa ha m
2|Page
Dalam Persentase
2012
RASIO
2011
2010
L ab a (r ugi ) ber si h/ J u mla h Akt iva
1,26
(10,27)
0,40
L ab a (r ugi ) ber si h/ Ek uit a s
1,36
(11,13)
0,43
L ab a (r ugi ) ber si h/ Pe nju al an B er sih
4,61
(88,78)
2,97
782,77
327,39
969,94
K ew ajib an /Ek uit a s
7,71
8,34
7,12
K ew ajib an / Ju ml ah Akt iv a
7,16
7,70
6,64
L ab a (r ugi ) K ot or ter had ap P enj ua la n Ber si h
46,24
46,98
42,58
L ab a Ko mpr ehe n si f t erh ada p P enj ua la n Ber si h
39,30
101,48
(27,22)
L a nc ar (A ktiv a l an car / ke waj iba n l anc ar )
Penjualan Bersih
Aktiva
(dalam juta Rp)
(dalam juta Rp)
41,729
152,812
2012
15,725
15,782
2011
2010
2012
Kewajiban
(dalam juta Rp)
10,938
135,937
2011
141,874
10,464
2011
2010
Ekuitas
(dalam juta Rp)
125,473
109,508
7,793
2012
117,301
2010
2012
2011
2010
3|Page
TRIWULAN
2012
JUMLAH
SAHAM YANG
BEREDAR
KAPITALISASI
PASAR
(Rp)
TERTINGGI
(Rp)
TERENDAH
(Rp)
PENUTUPAN
(Rp)
VOLUME
PERDAGANGAN
SAHAM
I
326.722.500
29.405.025.000
110
83
90
18.267.000
II
326.722.500
31.038.637.500
82
115
95
16.619.000
III
326.722.500
71.878.950.000
295
79
220
261.072.500
IV
326.722.500
46.721.317.500
250
127
143
128.509.000
TRIWULAN
2011
JUMLAH
SAHAM YANG
BEREDAR
KAPITALISASI
PASAR
(Rp)
TERTINGGI
(Rp)
TERENDAH
(Rp)
PENUTUPAN
(Rp)
I
326.722.500
28.751.580.000
104
69
88
217.624.000
II
326.722.500
29.731.747.500
99
84
91
57.903.500
III
326.722.500
28.751.580.000
101
73
88
23.506.500
IV
326.722.500
28.098.135.000
92
77
88
9.437.000
VOLUME
PERDAGANGAN
SAHAM
Pada tanggal 27 Agustus 2012 dan tanggal 31 Agustus 2012, Bursa Efek Indonesia menghentikan
sementara perdagangan saham Perseroan dikarenakan adanya peningkatan harga kumulatif pada saham
Perseroan. Penghentian sementara atas perdagangan saham Perseroan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai
dibuka kembali oleh Bursa Efek Indonesia masing-masing pada tanggal 28 Agustus 2012 dan tanggal 26
September 2012.
4|Page
Pemegang Saham yang memiliki 5% atau lebih saham yang ditempatkan dan disetor penuh :
No.
Nama
1
Richard Wiriahardja
2
Jumlah Saham
Persentase Saham
118.529.000
36,28
PT Artha Era Primayasa
62.663.875
19,18
3
Michella Ristiadewi
27.500.000
8,42
4
Maria Floretina Tulolo
18.336.125
5,61
Kepemilikan Saham oleh Komisaris & Direksi :
No.
Nama
Jumlah Saham
Persentase Saham
1
Richard Wiriahardja
118.529.000
36,28
2
Michella Ristiadewi
27.500.000
8,42
3
Maria Floretina Tulolo
18.336.125
5,61
Struktur Pemegang Saham Perseroan :
No.
Nama
Jumlah Saham
Persentase Saham
1
Institusi Domestik
66.164.375
20,25%
2
Individu Domestik
259.508.125
79,43%
3
Institusi Asing
421.500
0,13%
4
Individu Asing
628.500
0,19%
5|Page
PEMEGANG SAHAM UTAMA DAN
PENGENDALI BAIK LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG
RICHARD WIRIAHARDJA
99,23%
PT ARTHA ERA PRIMAYASA
36,28
58,57
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
40%
PT TIARA RAYA BALI INTERNATIONAL
(Hotel)
19,18%
99,93%
PT BHASKARA MUTU SENTOSA
(Properti)
6|Page
Nama Entitas Anak Perusahaan dan Perusahaan Asosiasi :
PT Bhaskara Mutu Sentosa merupakan Anak Perusahaan yang dimiliki Perseroan. PT Bhaskara Mutu
Sentosa bergerak di bidang properti yang berlokasi di Jalan Raya Cipondoh, Tangerang.
PT Tiara Raya Bali International merupakan Perusahaan Asosiasi dari Perseroan yang bergerak di bidang
perhotelan. Saat ini PT Tiara Raya Bali International telah membangun hotel bintang lima dengan brand
Hotel Le Meridien Bali Jimbaran yang resmi beroperasi pada tanggal 9 Mei 2013.
Kronologis Pencatatan Saham Perseroan
Pada tanggal 19 Desember 1997, Perseroan mencatatkan sahamnya yang seluruhnya berjumlah
260.000.000 lembar pada Bursa Efek Jakarta. Dalam penawaran Umum saham perdananya (IPO),
Perseroan menawarkan 70.000.000 lembar saham kepada masyarakat dengan harga penawaran Rp.
500,- setiap sahamnya, beserta dikonversikannya Obligasi Konversi Mandatori menjadi saham sejumlah
40.000.000 lembar saham pada saat pertama kali saham dicatatkan di Bursa Efek Jakarta. Penawaran
saham perdana tersebut disertai waran dengan perbandingan 4 : 1 (4 lembar saham berhak atas 1 lembar
waran secara cuma-cuma), sehingga jumlah waran yang diterbitkan sebanyak 27.500.000 waran.
Pada bulan September 2000, Perseroan melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu dengan menerbitkan 190.000.000 saham seri A dengan nilai nominal Rp. 500 per saham
dan 66.722.500 saham seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 200 per lembar sahamnya.
7|Page
Para Pemegang Saham yang Terhormat,
Kami mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan segala Rahmat dan KuasaNya maka
Perseroan telah melampaui tahun 2012 dengan baik dan memasuki tahun yang baru yaitu tahun 2013.
Terlepas dari perekonomian global yang masih pada kondisi tidak menentu, perekonomian nasional di tahun
2012 masih pada tingkat yang baik, stabil dan kondusif dimana terjadi peningkatan sebesar 6,2%. Pertumbuhan
ekonomi ini didukung salah satunya oleh kuatnya permintaan domestik khususnya konsumsi rumah tangga dan
investasi. Masih baiknya pertumbuhan ekonomi juga turut didukung oleh stabilitas makro ekonomi dan system
keuangan dimana pada tahun 2012 ini tercatat inflasi masih rendah, volatilitas nilai tukar terjaga begitupun suku
bunga kredit. Kesemua faktor ini turut memberikan kontribusi nilai positif bagi dunia usaha nasional khususnya
sektor properti. Momentum ini dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Management dengan menjalankan strategi
dan kebijakan yang telah disusun sebelumnya sehingga pada akhir tahun 2012 Perseroan dapat menumbuhkan
tingkat penjualannya dengan angka yang cukup baik.
Hasil yang positif inilah yang membuat Perseroan berkeyakinan bahwa di tahun mendatang hasil yang ingin
dicapai dapat lebih meningkat lagi. Terlepas dari kemungkinan adanya risiko-risiko eksternal yang dapat
mempengaruhi iklim bisnis secara keseluruhan, namun dengan tetap mempertahankan prinsip-prinsip kerja yang
dianut Perseroan dan didukung oleh perekonomian yang baik, maka Dewan Direksi optimis bahwa kebijakan
yang telah disiapkan dan disusun oleh Management dapat membawa Perseroan ke jenjang yang lebih tinggi
lagi.
Seiring dengan itu, Dewan Komisaris juga menyampaikan bahwa Perseroan tetap mempertahankan Tata Kelola
Perusahaan yang baik. Dalam hal ini Direksi, Divisi Audit Internal dan Komite Audit memastikan bahwa
peraturan yang dibuat berjalan sebagaimana. Semua pihak bersinergi untuk memastikan bahwa penerapan
Tata Kelola Perusahaan tetap dilakukan dengan baik.
Sebagai penutup, kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas setiap dukungan dari Pemegang
Saham, kerja keras Direksi beserta seluruh karyawan dan kerjasama yang baik dari para Mitra Usaha. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa membimbing dan melimpahkan rahmatNya bagi kita semua.
Dewan Komisaris,
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
Richard Wiriahardja, SE
Komisaris Utama
Maria Florentina Tulolo, SE
Komisaris
Rosa L. Putri , SH
Komisaris Independen
8|Page
Para Pemegang Saham yang terhormat,
Pertama-tama kami ingin memanjatkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih
dan karuniaNya sehingga Perseroan dapat bekerja dengan penuh dedikasi dan profesionalisme
dalam mencapai hasil yang baik di tahun 2012.
Sepanjang tahun 2012, kinerja keuangan Perseroan meningkat secara signifikan dibandingkan
tahun 2011.
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, Perseroan
membukukan penjualan bersih sebesar Rp. 41,729 juta atau mengalami peningkatan sebesar
165,37%.
Dari sisi Laba Usaha terdapat peningkatan sebesar 1.078,43% menjadi Rp. 9.110
juta, sedangkan Laba Bersih Perseroan juga meningkat sebesar 113,77% menjadi Rp. 1.923
juta. Sejalan dengan itu, maka Laba per Saham turut pula mengalami peningkatan dari rugi per
saham sebesar Rp. 42,73 pada tahun buku 2011 menjadi laba per saham sebesar Rp. 5,50 di
tahun 2012.
Pencapaian kinerja yang baik ini selain didukung oleh kinerja positif perekonomian nasional juga
tidak terlepas dari hasil implementasi kebijakan strategis Manajemen yang dibarengi dengan
penerapan efektifitas dan efisiensi operasi, manajemen keuangan yang terstruktur serta kerja
keras dari semua pihak terkait.
Salah satu ekspansi yang dilakukan oleh Perseroan adalah dengan melakukan akuisisi saham
sebanyak 28.000 saham pada PT Tiara Raya Bali International (TRBI) di tahun 2011. PT TRBI
memiliki lahan di Jimbaran Bali dan diatas lahan tersebut telah dibangun hotel bintang lima
dengan bran Le Meridien. Pembangunan hotel tersebut telah selesai dan rencananya Grand
Opening akan dilakukan pada bulan Mei 2013.
Memasuki tahun 2013, pertumbuhan perekonomian nasional diprediksikan berada di kisaran
6,3-6,8% dengan tingkat inflasi berada di kisaran 4,5%. Kondisi perekonomian diharapkan tetap
stabil sepanjang persiapan menjelang penyelenggaraan pemilihan umum di tahun 2014.
9|Page
Terlepas dari itu, iklim perekonomian yang sangat mendukung bagi pertumbuhan usaha
khususnya sektor property, dan oleh karenanya dengan tetap berupaya mempertahankan
prestasi kerja yang telah dicapai dan ditunjang pula dengan profesionalisme dan dedikasi yang
tinggi maka Perseroan optimis di tahun 2013 akan mencapai hasil yang lebih baik lagi.
Managemen percaya bahwa Tata Kelola Perusahaan yang Baik merupakan instrumen penting
dalam pertumbuhan Perseroan.
Oleh karenanya, pelaksanaan dan penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik dalam Perseroan tetap menjadi perhatian utama Manajemen. Dalam
pelaksanaannya, Unit Internal Audit juga turut berperan di dalam dalam melakukan pengawasan
dan evaluasi implementasinya sehingga pencapaian efektivitas manajemen risiko dan
pengendalian internal menjadi lebih maksimal. Dewan Komisaris beserta Komite Audit guna
turut di dalam memberikan ide-ide positif yang berguna untuk meningkatkan kinerja Perseroan.
Hal ini dilakukan melalui pertemuan rutin antara Direksi dan Komisaris, juga Direksi dengan
seluruh jajaran staff dan karyawan yang membahas permasalahan yang ada sehingga dapat
segera diselesaikan.
Akhir kata, Dewan Direksi mengucapkan terima kasih kepada Dewan Komisaris yang
senantiasa memberikan pengarahan dan masukan yang berharga, kepada seluruh karyawan
atas kerja keras dan profesionalisme serta kepada mitra usaha atas kerjasama yang baik yang
terjalin selama ini. Semoga di tahun mendatang kami tetap mampu memberikan yang terbaik
dalam mewujudkan rencana dan target Perseroan.
Dewan Direksi,
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI TBK
P. Okto Luther, SH
Direktur Utama
Michella R. Wiriahardja, BASc(Hon)
Direktur
Supadmi, SE
Direktur Independen
10 | P a g e
Visi Perseroan
Menjadi pemian utama dan terdepan di bidang
penyediaan dan pengembangan perumahan yang
terjangkau dan berkualitas bagi golongan
masyarakat berpendapatan menengah ke bawah
Misi Perseroan
Memaksimalkan seluruh sumber daya Perseroan yang
ada demi tersedianya perumahan yang berkualitas
dengan harga terjangkau
Perseroan berdiri pada tanggal 22 Mei 1985.
Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang
penyediaan dan pengembangan perumahan bagi golongan masyarakat berpendapatan menengah ,
Perseroan mulai mengimplikasikan visi dan misinya melalui pembangunan komersialnya dengan
membangun proyek perumahan pertamanya yaitu Perumahan Bintang Metropol e.
Perumahan yang
berlokasi di Bekasi dibangun diatas lahan seluas 20 Ha. Perumahan ini memiliki akses public yang baik
karena jaraknya yang hanya 3 km dari pusat kota Bekasi serta sangat dekat dengan pusat perbelanjaan,
stasiun kereta api dan serta gerbang tol Bekasi. Dengan telah diresmikannya penggunaan jembatan
layang yang menghubungkan antara Bekasi Utara dan Bekasi Selatan, maka akses menuju ke
perumahan Bintang Metropole menjadi lebih mudah dan cepat.
Proyek perumahan kedua Perseroan yang berlokasi di kawasan Ciledug yang dikenal dengan Perumahan
Mahkota Simprug pertama kali dibuka pada tahun 1995. Proyek perumahan ini dikembangkan di atas
lahan seluas 45 Ha dan hingga kini masih terus dilakukan pengembangannya oleh Perseroan dengan
menghadirkan konsep dan type perumahan yang inovatif.
Pada tanggal 19 Desember 1997, Perseroan melakukan pencatatan saham yang seluruhnya berjumlah
260.000.000 lembar di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) dimana saat penawaran
perdananya, ditawarkan sebanyak 70.000.000 lembar saham kepada masyarakat dengan harga Rp. 500, setiap sahamnya, serta dikoversikannya obligasi konversi mandatory menjadi saham sejumlah
40.000.000 lembar pada saat pertama kali saham dicatat di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek
Indonesia).
11 | P a g e
Bulan Januari 1998, Perseroan melakukan penambahan saham dalam PT Bhaskara Mutu Sentosa dari
sebelumnya 20% menjadi 99,93% yang mana Anak Perusahaan ini memiliki lokasi yang nantinya akan
dikembangkan di wilayah Cipondoh-Tangerang seluas 15 hektar.
Pada bulan April 2010, Perseroan telah memperoleh ijin lokasi tanah seluas 15 hektar yang berlokasi
Kerawang Timur.
Pada tanggal 5 Desember 2011, Perseroan melakukan penyertaan saham sebanyak 28.000 saham atau
mencerminkan kepemilikan sebesar 40% di PT Tiara Raya Bali International (TRBI), sebagaimana yang
tertuang dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Tiara Raya Bali
International tertanggal 5 Desember 2011. Atas transaksi penyertaan ini, Perseroan telah menyampaikan
keterbukaan informasi kepada pemegang saham sebagaimana diatur di dalam Peraturan BAPEPAM -LK
No. IX.E.1, lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. Kep-412/BL/2009 tanggal 25 November 2009
tentang “Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu” dan Peraturan No. IX.E.2,
Lampiran Ketua BAPEPAM-LK No. Kep-614/BL/2011 tanggal 28 November 2011 tentang “Transaksi
Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama”.
PT TRBI ini memiliki hotel dengan Brand International berbintang 5 dan beroperasi di bawah Manajemen
Starwood Hotel & Resort, yang memiliki beberapa Brand kuat seperti St. Regis, W, Westin, Sheraton,
Luxury Collection dan Le Meridien.
Dan untuk hotel di Bali ini, diberikan Brand Le Meridien Bali
Jimbaranlahan di Jimbaran Bali yang diatas lahan tersebut telah didirikan Hotel Le Meridien yang
beroperasi secara resmi mulai tanggal 9 Mei 2013.
Visi
Menghadirkan kepada dunia pengalaman
keramahan Bali dengan keindahan, kehangatan
dan kenyamanan Hotel berkelas International
Misi
Untuk melebihi impian para tamu setia kami setiap
saat dengan keramahan, kehangatan dan keperdulian
serta pelayanan professional dengan standard
International
12 | P a g e
KANTOR PUSAT
Gedung Ribens Autocars
Jl. RS. Fatmawati No. 188, Jakarta
Tel. 021 - 751 1441, 750 5000, Fax 021 – 751 1025
Email : [email protected] Website :www.ristiagroup.co.id
PERUMAHAN BINTANG METROPOL
Jl. KH Mochtar Tabrani
Perjuangan, Bekasi
Tel. 021-887 1006, Fax 021-887 1007
PERUMAHAN MAHKOTA SIMPRUG
Jl. Dr. Ciptomangunkusumo
d/h Jl. Dr. H. Mencong, Cileduk Tangerang
Tel.021-732 6983, Fax 021-730 5980
LE MERIDIEN BALI JIMBARAN
Jl. Bukit Permai
Jimbaran, Bali
Tel. 0361-8466 888, Fax 0361-8948 777
13 | P a g e
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk
Perumahan Bintang Metropol
Perumahan Mahkota Simprug
99,93%
PT BHASKARA MUTU SENTOSA
Bergerak di bidang Properti
Jl. Raya Cipondoh, Tangerang
40,00%
PT TIARA RAYA BALI INTERNATIONAL
Bergerak di bidang Perhotelan
Hotel Le Meridien
Bali Jimbaran
14 | P a g e
DEWAN KOMISARIS
Richard R. Wiriahardja – Komisaris Utama
Maria Florentina Tulolo – Komisaris
Rosa L. Putri – Komisaris Independen
KOMITE AUDIT
Rosa L Putri – Ketua
Anita P. Putri – Anggota
Meina Mutya - Anggota
CORPORATE SECRETARY
Suhsih Boentoro
DEWAN DIREKSI
P. Okto Luther – Direktur Utama
Michella Ristiadewi – Direktur
Supadmi - Direktur
UNIT AUDIT INTERNAL
Anitasari – Ketua
Dedy Indra - Anggota
MANAGER
SALES & MARKETING
Dedy Setiawan
MANAGER
TEHNIK
Patkurokhman
MANAGER
KEU & ADMIN
Herny Widjaja
SUPERVISOR
SUPERVISOR
SUPERVISOR
STAFF
STAFF
STAFF
PELAKSANA
15 | P a g e
Susunan pengurus Perseroan untuk tahun 2012
adalah sebagai berikut :
DEWAN KOMISARIS
RICHARD WIRIAHARDJA, SE – Komisaris Utama
MARIA FLORENTINA TULOLO, SE – Komisaris
ROSA LESTARI PUTRI, SH – Komisaris Independen
DEWAN DIREKSI
PARNINGOTAN OKTO LUTHER, SH - Direktur Utama
MICHELLA RISTIADEWI WIRIAHARDJA, BASc (HON) – Direktur
SUPADMI, SE – Direktur Independen
Nama Lembaga Penunjang & Profesi Penunjang Pasar Modal :
AUDITOR INDEPENDEN
K A P . A N W A R & R E K A N
Member of DFK INTERNATIONAL
Gedung Permata Kuningan Lt. 5
Jl. Kuningan Mulia Kav 9C, Setiabudi, Jakarta
Telp. 83780750
BADAN ADMINISTRASI EFEK
PT SINARTAMA GUNITA
Plaza BII, Tower I, Lantai 9
Jl. MH. Thamrin No. 51, Jakarta
Telp. 021-3922332
Kantor Notaris
Ny. Henny Singgih
Jl. Rasajasa III No. 17,
Jakarta 12110
Tel. 021-7205889
16 | P a g e
RICHARD WIRIAHARDJA , SE – KOMISARIS UTAMA
Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1953. Lulus tahun 1981 dengan
gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia dan memulai kariernya sebagai Sales
Engineer PT Metrodata Indonesia 1978 -1979.
Kemudian menjabat sebagai A sisten
General Manager Grup Harapan 1979 -1982, Direktur Utama P T Hidayat Utama Sejahtera
1982-1990, Direktur PT Bintang Mitra Semestaraya 1989 -1999, Direktur PT Cahaya
Kharisma Teguhmandiri 1991 -1998, Komisaris Utama PT Roda Panggon Harapan Tbk.
1992-1993, Direktur PT Alvita Sunta 19 92 -1996, Komisaris Utama PT Erses Sejahtera
1992-1996, Direktur Utama PT Sinar Slipi Sejahtera 1992 -1997, Direktur PT Bhaskara
Mutu Sentosa 1992 -1996, Direktur Utama PT Laksayudha Abadi 1993 -1999, Komisaris
Utama PT Sinar Kompas Utama 1992 -2004, Direktur Utama PT Suryagajah Maspertiwi
1995-1997, Komisaris Utama 1997 -2004, Komisaris P T Maxima Perdana Finance 1997 1998, Direktur Utama PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk untuk periode 1985 -1994 dan
1997-2005, Komisaris PT Citra Kebu n Raya Agri (d/h PT Ciptojaya Kontrindoreksa Tbk)
1997-2009, Komisaris Utama PT Muribens Otograha 2001 -2002, Komisaris Utama PT
Roda Panggon Harapan Tbk 1998 -2001, Direktur Utama PT Roda Panggon Harapan Tbk
2001-2007, Komisaris PT Citra Kebun Raya Agri Tb k 2007-2009, Komisaris PT Royal Oak
Development Asia Tbk 2007 -2010, Direktur PT Tiara Bali International 2008 – 2010.
Hingga saat ini memegang jabatan antara lain: sebagai Direktur PT Bumi M ahligai
Sejahtera sejak tahun 1989, Komisaris PT First Asia Ca pital (d/h PT Panin Capital) se jak
tahun 1991, Komisaris PT Artha Era Primayasa sejak tahun 1999, Komisaris Utama PT
Bintang Mitra Semestaraya Tbk sejak tahun 1999, Komisaris Utama PT Ribens Autocar s
sejak tahun 2002, Komisaris PT Sinar Kompas Utama sejak tahun 2004, Komisaris Utama
PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk sejak 2008 dan Komisaris PT Tiara Raya Bali
International sejak tahun 2010.
MARIA FLORENTINA TULOLO , SE - KOMISARIS
Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1956. Lulus dengan gelar Sarjana
Ekonomi dari Universitas Trisakti tahun 1984. Dari tahun 1980 -1996 menjabat sebagai
Komisaris PT B intang Mitra Semestaraya Tbk dan dengan jabatan yang sama juga di PT
Bhaskara Mutu Sentosa dari tahun 1992 -1996. Pada tahun 1985 -2001 menjabat sebagai
Direktur PT Ristia B intang Mahkotsejati Tbk. Pada tahun 1992 hingga tahun 2001,
menjabat sebagai Komisaris PT Roda Panggon Harapan Tbk. Pada tahun 2001 menjabat
sebagai Komisaris Perseroan hingga kini.
ROSA LESTARI P UTRI, S H – KOMISARIS INDEPENDEN
Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1974. Menyelesaikan studi di
Australia pada tahun 1997 dan pada tahun 2002 memperoleh gelar Sarjana Hukum dari
Universitas Tarumanegara. Memulai karir di Sinar Mas Group mulai dari tahun 1997
sampai tahun 2000. Sejak tahun 2000 – 2007 menjabat sebagai Corporate Secretary PT
Roda Panggon Harapan Tbk. Pada tahun 2005, menjabat sebagai Direktur PT Ribens
Autocars dan pada tahun 2006 - 2010 menjabat sebagai Direktur tidak terafiliasi
Perseroan. Pada tahun 2010, menjabat sebagai Komisaris Independent Perseroan.
17 | P a g e
PARNINGOTAN OKTO LUTHER , SH – DIREKTUR UTAMA
Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1964. Lulus pada tahun 1989
dengan gelar Sarjana Hukum dari Universitas K risten Indonesia . Memulai k arirnya
sebagai Kredit Legal Officer PT Bank Surya Tbk di tahun 198 9 -1996. Menjabat sebagai
Legal Manager PT Bank Victoria International tahun 1996 -1997. Menjabat sebagai
Direktur Utama PT Surya Gajah Mas Pertiwi tahun 1997 -2005.
Menjabat sebagai
Corporate Secretary PT Ciptojaya Kontrindoreksa Tbk tahun 1998 -2009.
Menjabat
sebagai D irektur Utama PT Muribens Oto tahun 2000 -2002. Menjabat sebagai Direktur
Utama PT Ribens Autocars tahun 2002 -2005 dan tahun 2005 hingga saat ini menjabat
sebagai Direk tur. Menjabat sebagai Komisaris PT Surya Gajah MasPertiwi dari tahun
2005-2008. Menjabat sebagai Direktur PT Surya Gajah Mas Pertiwi sejak tahun 2008
hingga saat ini. Menjabat sebagai Direktur PT Citra Kebun Raya Agri Tbk dari Pebr uari
2008-2009.
Menjabat sebagai Direktur PT Royal Oak Development Asia Tbk dari
Pebruari 2008 -2009. Menjabat sebagai Direktur PT Bhaskara Mutu Sentosa dari tahun
2008 hingga saat ini. Menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak tahun 2010
hingga saat ini.
MICHELLA RISTIADEWI WIRIAHARDJA , BASc (HON) – DIREKTUR
Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tahun 1984. Lulus pada tahun 2008
dengan gelar BASc (HONS) dari University of British Colombia, Canada.
Memulai
karirnya di perusahaan konsultan infrastruktur terkemuka di Vancouver, Canada, Hatch
Mott MacDonald sejak tahun 2007 – 20 10 dengan jabatan terakhir sebagai Structural
Engineer. Sejak tahun 2010 hingga saat ini menjabat sebagai Direktur di Perseroan.
SUPADMI, S E – DIREKTUR INDEPENDEN
Warga Negara Indonesia, lahir di Banyuwangi pada tahun 1970. Lulus dari STIE Malang
pada tahun 19 93 dengan gelar Sarjana Ekonomi. Memulai karirnya tahun 199 4 di PT
Kanisah Senggora hingga tahun 1997. Menjadi Manager Accounting pa da PT Ganesha
Kencana sejak tahun 1997 -2000. Pada tahun 2001 sampai tahun 2007 menjabat sebagai
Komisaris PT Roda Panggon Harapan Tbk. Pada tahun tahun 2011 hingga sekarang
menjabat sebagai Direktur Independen P erseroan .
18 | P a g e
Perseroan menyadari bahwa sumber daya manusia merupakan salah satu aset penting bagi pertumbuhan
Perseroan. Oleh karenanya, Perseroan senantiasa membina dan mendorong karyawan untuk terus giat di dalam
meningkatkan kinerjanya. Untuk tahun 2012, sumber daya manusia yang dimiliki Perseroan adalah sebanyak 50
karyawan yang mana terdapat penurunan sebesar 4% jika dibandingkan dengan tahun 2011 dimana Perseroan
memiliki 52 karyawan.
Adapun komposisi karyawan Perseroan menurut jenjang manajemen dan pendidikan dapat dilihat sebagaimana di
bawah ini :
Komposisi karyawan tetap Perseroan menurut jenjang manajemen:
Direksi & Komisaris
Manajer
2011
Supervisor
2012
Staff
Pelaksana
0
5
10
15
20
25
30
Komposisi karyawan tetap perseroan menurut jenjang pendidikan:
Sarjana
Sarjana Muda/Diploma
2011
2012
SLTA/Sederajat
Lain-lain
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Secara berkala Perseroan mengirimkan karyawan-karyawannya untuk mengikuti seminar maupun workshop
khususnya di bidang sales dan marketing, real estat yang menunjang keahlian karyawan di bidang perumahan. Di
masa mendatang, penambahan jenis seminar akan dilakukan guna menambah nilai kompetensi karyawan
Perseroan.
19 | P a g e
TINJAUAN USAHA DAN ANALISIS KINERJA KEUANGAN
Kinerja perekonomian Nasional pada tahun 2012 semakin membaik di tengah perekonomian
dunia yang masih diliputi ketidakpastian.
Tingkat pertumbuhan ekonomi masih dapat
dipertahankan pada tingkat 6,2% dengan inflasi yang terkendali di angka 4,3%. Pertumbuhan
ekonomi ini lebih banyak ditunjang oleh kuatnya permintaan domestik dikarenakan kondisi
ekonomi makro dan system keuangan kondusif sehingga memungkinkan sektor usaha dan
sektor rumah tangga melakukan kegiatan ekonominya dengan lebih baik.
Kondisi perekonomian yang baik inilah yang yang menjadi salah satu faktor penunjang
tercapainya target yang telah disusun di tahun sebelumnya. Untuk tahun buku yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2012, informasi segmen usaha Perseroan dan Anak Perusahaan
adalah sebagai berikut :
Persentase (%)
Penjualan Bersih PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk
100,00
Laba (Rugi) Usaha
103,80
PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk
(3,80)
PT Bhaskara Mutu Sentosa
Jumlah
100,00
Jumlah Aktiva
PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk
76,73
PT Bhaskara Mutu Sentosa
23,27
Jumlah
100,00
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, Perseroan membukukan penjualan
bersih sebesar Rp. 41.729 juta atau mengalami kenaikan sebesar Rp 26.004 juta atau 165,37%
jika dibandingkan dengan yang dibukukan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2011 sebesar Rp. 15.725 juta. Kenaikan penjualan ini disebabkan karena adanya type
baru di perumahan Mahkota Simprug yang diminati oleh konsumen.
20 | P a g e
Sedangkan untuk kenaikan penjualan di perumahan di Bintang Metropol dikarenakan lokasi
perumahan
menjadi
sangat
strategis
karena
dekat
dengan
jembatan
layang
yang
menghubungkan Bekasi Selatan dan Utara.
Adapun jumlah penjualan unit rumah di tahun 2012, sebanyak
134 unit dengan luas tanah yang
terjual 112.874 meter persegi, yang mana terdapat peningkatan sebanyak 69 unit bangunan jika
dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu sebanyak 65 unit dengan luas tanah yang terjual 6.857 meter
persegi. Selama tahun 2012, penjualan terbesar di perumahan Bintang Metropole adalah unit type
39/90 dan 39/120 masing-masing sebanyak 29 dan 23 unit, sedangkan di tahun 2011, unit yang
terjual masing masing adalah 18 dan 5 unit bangunan. Sedangkan penjualan terbesar di Perumahan
Mahkota Simprug adalah unit type 33/72 dan 33/78 yang merupakan unit type rumah baru.
Berikut ini adalah proforma penjualan dan laba (rugi) usaha untuk tahun 2012 dan 2011 dengan
menerapkan dampak peningkatan harga tanah yang terjadi sampai triwulan I tahun 2013 :
Dalam jutaan rupiah, kecuali perubahan harga
Proyek
Tahun
Perubahan
Harga
Penjualan
Historis
Proforma
Laba (rugi) Usaha
Historis
Proforma
Bintang
Metropol dan
2012
700.000
41.729
45.902
Mahkota
2011
600.000
600.000
600.000
9.110
600.000
13.283
600.000
Simprug
Pada tanggal 31 Desember 2012, Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp. 1.923 juta atau
mengalami peningkatan sebesar Rp.15.883 juta atau 113,77% dibandingkan dengan tahun 2011
dimana Perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp.13.960 juta.
Hal ini disebabkan karena
terdapat peningkatan penjualan bersih serta penurunan atas kerugian yang direalisasi atas penjualan
aset keuangan yang tersedia untuk dijual.
21 | P a g e
Dari sisi aktiva Perseroan tercatat pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp. 152.812 juta atau
mengalami kenaikan sebesar Rp 16.875 juta atau 12,41% dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar
Rp 135.937 juta. Hal ini terutama disebabkan adanya peningkatan pada akun Kas dan Bank, Piutang
Usaha Pihak ketiga serta persediaan real estat.
Dari sisi kewajiban, Perseroan mencatat pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp. 10.938 juta
atau meningkat sebesar Rp. 474 juta atau 4,53% dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Rp.
10.464 juta. Hal ini antara lain disebabkan adanya peningkatan pada hutang pajak, hutang usaha
pihak ketiga, hutang lain-lain, liabilitas imbalan kerja jangka panjang dan beban masih harus
dibayar.
Peningkatan pada akun Hutang Pajak Perseroan disebabkan adanya peningkatan pajak pertambahan
nilai, pajak penjualan final dan pajak penghasilan pasal 4(2).
Peningkatan pada akun Hutang usaha pihak ketiga disebabkan adanya peningkatan Hutang
Supplier/Kontraktor seiring dengan peningkatan penjualan.
Peningkatan pada akun hutang lain-lain disebabkan adanya peningkatan kewajiban yang berupa
honorarium pihak ketiga.
Peningkatan pada akun liabilitas imbalan kerja jangka panjang disebabkan karena terdapat
peningkatan jumlah nilai pencadangan kewajiban kesejahteraan karyawan.
Untuk beban usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp.
10.296 juta, terdapat peningkatan sebesar Rp. 1.886 juta dibandingkan dengan tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp. 8.410 juta. Hal ini disebabkan adanya Peningkatan
pada biaya komisi penjualan, iuran dan perizinan.
Pada
tanggal
31
Desember
2012
dan
2011,
rasio
kewajiban
terhadap
ekuitas
adalah
7,71% dan 8,34.%. Sedangkan rasio kewajiban terhadap jumlah aktiva pada tanggal 31 Desember
2012 dan 2011 adalah 7,16% dan 7,70%.
Rasio Solvabilitas pada tahun 2011 – 2012 menurun
disebabkan oleh peningkatan pada total aktiva terutama pada akun Kas dan Bank. Untuk Tingkat
kolektibilitas piutang Perseroan pada tahun 2012 adalah 2 hari.
22 | P a g e
PROSPEK USAHA
Untuk tahun 2013, Bank Indonesia memprediksikan bahwa perekonomian Nasional akan tumbuh
lebih tinggi yaitu di angka 6,3-6,8% dengan prediksi inflasi berada di kisaran 4,5%.
Permintaan
domestik diperkirakan juga masih menjadi kontribusi utama dalam pertumbuhan ekonomi khususnya
yang berasal dari pembelanjaan sektor usaha dan rumah tangga. Di sisi lain, meningkatnya jumlah
income kelompok middle class juga semakin memperkuat struktur keuangan masyarakat yang
mendukung pertumbuhan ekonomi.
Perpaduan antara pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk membuka peluang bisnis yang baik
bagi industri properti.
Dengan didukung faktor seperti suku bunga yang terjangkau bagi semua
lapisan, pada akhirnya dapat meningkatkan daya beli masyarakat sehingga sektor usaha terutama
bisnis properti semakin meningkat pula.
Perseroan akan berupaya untuk dapat memanfaatkan situasi ini dengan semaksimal mungkin guna
mencapai target yang telah ditetapkan.
Perseroan juga akan memfokuskan pada penyediaan
perumahan dengan mutu yang baik dan ramah lingkungan serta berorientasi kepada peningkatan
kepuasan konsumen.
Pembangunan jembatan layang yang menghubungkan wilayan Bekasi Selatan dengan Utara telah
diresmikan penggunaannya pada bulan April 2013.
Jembatan tersebut diharapkan akan sangat
bermanfaat dalam mengurangi tingkat kemacetan di wilayah Bekasi dan sekitarnya termasuk pula
lokasi perumahan yang dikembangkan oleh Perseroan. Dengan demikian jembatan layang tersebut
akan menjadi nilai tambah bagi perumahan yang dikelola oleh Perseroan.
Pada tahun sebelumnya, Perseroan telah melakukan akuisisi saham kepemilikan sebesar 40% pada PT
Tiara Raya Bali International (TRBI) yang bergerak di bidang perhotelan yaitu Hotel Le Meridien
Jimbaran-Bali.
Pada tanggal 9 Mei 2013, hotel Le Meridien Bali Jimbaran secara resmi mulai
beroperasi dan Perseroan optimis bahwa bisnis jasa perhotelan ini dapat memberikan kontribusi
positif yang berkesinambungan bagi perkembangan Perseroan pada masa mendatang.
23 | P a g e
STRATEGI PEMASARAN & PANGSA PASAR
Strategi Perseroan di tahun sebelumnya untuk memasarkan type
baru
telah
terbukti
menjadi
salah
satu
strategi
yang
membuahkan hasil yang cukup baik. Oleh karenanya di tahun
ini, Perseroan juga berencana untuk membuat type baru lainnya,
sehingga member alternative yang lebih banyak bagi konsumen
dalam memilih type rumah yang sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan dari masing masing konsumen.
Pangsa Pasar untuk industri properti secara keseluruhan masih sangat terbuka luas. Kebutuhan akan
perumahan tidak akan surut sepanjang ditunjang oleh kemampuan daya beli masyarakat yang baik.
Oleh karenanya, hal ini akan menjadi tantangan Perseroan guna memanfaatkan kesempatan yang
baik ini dengan mencapai hasil yang maksimal di tahun mendatang.
DIVIDEN
Pembagian dividen Perseroan kepada Pemegang Saham ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang
Saham dengan mempertimbangkan posisi keuangan atau tingkat kesehatan Perseroan dan Anak
Perusahaan.
Adapun rumusan pembagian dividen Perseroan adalah sebagai berikut :
Laba Bersih
Persentase Dividen Tunai terhadap Laba Bersih
Sampai dengan Rp. 15milyar
10% sampai 15%
Di atas Rp. 15 milyar
16% sampai 20%
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 25 Mei
2012 telah memutuskan tidak adanya pembagian dividen untuk tahun buku yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2011.
24 | P a g e
Dalam menjalankan usahanya, Perseroan senantiasa memiliki komitmen untuk terus bertumbuh dan
berkembang di masa mendatang. Untuk mencapai hal ini, Perseroan menyadari pentingnya
menjalankan usahanya sesuai dengan Tata Kelola Perusahaan yang. Dengan diterapkannya Tata
Kelola Perusahaan yang baik maka dapat menjadikan Perseroan menjadi lebih terarah didalam
mengimplementasikan kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan.
Guna tercapainya penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik diperlukan kerjasama yang baik
diantara fungsi pengurusan dan pengawasan di dalam perusahaan yang mencakup Komisaris, Direksi
Komite Audit, Sekretaris Korporasi dan Internal Audit. Hal ini diwujudkan dalam pengawasan dan
pemenuhan terhadap berbagai peraturan perundang-undangan baik yang dikeluarkan oleh Pemerintah
maupun Regulasi terkait lainnya seperti Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indon esia.
Sepanjang tahun 2012, Perseroan memastikan bahwa penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
telah dilakukan di semua lini yang tugas dan tanggung jawabnya meliputi antara lain :
DEWAN KOMISARIS
Tanggung jawab Dewan Komisaris diantaranya adalah melakukan pengawasan terhadap kebijakan
yang diambil oleh Direksi dalam menjalankan perusahaan. Di samping itu, Dewan Komisaris juga
bertanggung jawab di dalam memberikan nasehat atau masukan kepada Dewan Direksi sehubungan
dengan permasalahan yang berhubungan dengan pengembangan Perseroan, anggaran dan rencana
kerja tahunan dan pelaksanaan hal-hal yang telah diatur dalam Anggaran Dasar Perusahaan. Dewan
Komisaris juga memiliki akses penuh terhadap informasi maupun laporan yang ada dalam Perusahaan
dan dapat meminta penjelasan dari Direksi terkait informasi dan laporan tersebut.
Dalam menjalankan tugasnya, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit yang bertanggung jawab
langsung kepada Dewan Komisaris.
Pengangkatan dan pemberhentian Dewan Komisaris ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham
Untuk saat ini Dewan Komisaris Perseroan memiliki 3 anggota yang terdiri dari Komisaris Utama,
Komisaris dan Komisaris Independen. Adapun prosedur penetapan dan jumlah remunerasi yang
diterima oleh Dewan Komisaris juga ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dengan total
remunerasi Rp. 693.000.000. Sedangkan untuk pembagiannya diatur dalam Rapat Komisaris.
Pertemuan antara Dewan Komisaris dengan Dewan Direksi dilakukan sedikitnya satu kali setiap bulan
dengan tingkat kehadiran antara 90%-100%. Sedangkan pertemuan antara Dewan Komisaris dan
Komite Audit sedikitnya dua kali setiap bulan. Manakala diperlukan, maka rapat dengan Komite Audit
dapat diadakan secepatnya tanpa harus menunggu jadwal rapat selanjutnya.
25 | P a g e
DIREKSI
Direksi memiliki kewajiban menjalankan tugas utamanya dengan penuh tanggung jaw ab. Penetapan
kebijakan atau strategi bisnis, dilakukan oleh Dewan Direksi melalui mekanisme Rapat Direksi.
Kebijakan umum terkait pembagian tugas dan wewenang setiap Direksi juga diatur oleh Rapat Direksi
yang antara lain meliputi sebagai berikut :
Direktur Utama memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melakukan koordinasi diantara anggota
Direksi sehingga seluruh kegiatan bisnis Perseroan dan program kerja berjalan dengan baik sesuai
dengan visi, misi Perseroan.
Direktur Teknik dan Marketing memiliki tugas dan tanggung jawab di bidang teknik dan penjualan.
Direktur Keuangan memiliki tugas dan tanggung jawab di bidang keuangan, anggaran dan akutansi.
Secara keseluruhan tugas dan tanggung jawab Direksi Perseroan meliputi penetapan seluruh kebijakan,
strategi usaha dan program-program strategis yang diperlukan dalam rangka menjalankan usaha
Perseroan. Di samping itu, Direksi juga bertanggung jawab atas tercapainya integrasi dan sinergi
kebijakan dan penggunaan sumber daya guna mencapai sasaran dan tujuan Perseroan, Direksi juga
bertanggung jawab terhadap penyusunan perangkat kebijakan, penyelenggaraan administ rasi serta
supervisi dan pengembangan Perseroan.
Penetapan jumlah remunerasi dan tunjangan lainnya untuk Dewan Direksi ditetapkan dalam Rapat
Umum Pemegang Saham dan kewenangan pembagiannya diserahkan kepada Dewan Komisaris yang
mengaturnya melalui Rapat Dewan Komisaris.
Untuk jadwal pertemuan antara Dewan Komisaris dan Direksi diadakan sedikitnya satu kali setiap bulan
dengan tingkat kehadiran 100%. Sedangkan pertemuan antara anggota Direksi diadakan setiap minggu
dengan tingkat kehadiran 100%.
Guna mengikuti perkembangan industri properti, maka Dewan Direksi secara berkala mengikuti
berbagai seminar maupun pelatihan yang berkaitan dengan industri properti yang diselenggarakan baik
di dalam maupun di luar negeri.
Rapat Umum Pemegang Saham
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan diselenggarakan pada tanggal 25 Mei 2012 yang
secara musyawarah untuk mufakat telah memutuskan hal-hal sebagai berikut :
1. Menyetujui dan menerima baik Laporan Tahunan Direksi tentang jalannya Perseroan untuk tahun
buku 2011 ermasuk Laporan Tugas Penawasan Dewan Komisaris Perseroan; Mengesahkan
Perhitungan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun buku yang berakh ir pada
tanggal 31 Desember 2011 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik “Anwar & Rekan”
sebagaimana tercantum dalam laporannya Nomor AR/L-058/12 tanggal 19 Maret 2012 dengan
pendapat “Wajar Tanpa Pengecualian”.
26 | P a g e
Dengan demikian memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada
seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan
pengawasan yang telah mereka jalankan selama tahun buku yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2011 (acquit et de charge), sepanjang tindakan-tindakan mereka tersebut tercermin
dalam Laporan Posisi Kuengan (Neraca) Konsolidasian dan perhitungan Laba Rugi Konsolidasian
Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
2. Menyetujui Penunjukan Akuntan Publik “Anwar dan Rekan” untuk Tahun buku 2012 atau apabila
tidak tercapai kesepakatan memberi wewenang kepada Direksi dengan persetujuan Komisaris untuk
menunjuk Kantor Akuntan Publik lainnya yang terdaftar di Bapapem-LK dan pemberian wewenang
kepada Direksi Perseroan untuk menetapkan honorarium Akuntan Publik tersebut.
3. Menyetujui :
a. Pemberian gaji kepada anggota Dewan Komisaris seluruhnya sebesar Rp. 693.000.000, - per
tahun, dan pembagiannya diatur dalam Rapat Komisaris.
b. Memberikan pelimpahan kewenangan kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menetapkan
gaji dan tunjangan lainnya anggota Direksi melalui keputusan rapat Dewan Komisaris.
Keputusan RUPS Tahunan ini telah diumumkan pada Harian Ekonomi Neraca pada tanggal 28 Mei
2012.
KOMITE AUDIT
Pembentukan Komite Audit Perseroan dilakukan sejak tanggal 15 Juni 2001. Perubahan susunan
Komite Audit dilakukan pada tanggal 24 April 2012 dimana Ketua Komite Audit tetap dijabat oleh Rosa
Lestari Putri (Komisaris Independen), sedangkan anggota Komite Audit saat ini adalah Anita P. Putri
dan Meina Mutya.
Tugas pokok Komite Audit antara lain adalah memberikan pendapat atau masukan secara profesional
yang independen kepada Dewan Komisaris atas laporan yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan
Komisaris serta mengidentifikasikan hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris, antara lain
melalui kajian atas program audit serta tindak lanjutnya.
Pertemuan rutin antara Komite Audit dengan Dewan Komisaris diadakan dua kali dalam sebulan
dengan tingkat kehadiran 95%-100%. Manakala diperlukan, maka rapat tersebut dapat diadakan
secepatnya tanpa harus menunggu jadwal rapat selanjutnya.
Sepanjang tahun 2012, Komite Audit Perseroan melakukan fungsi pengawasannya dengan mengkaji
laporan keuangan bulanan, triwulan, enam bulan dan tahunan Perseroan serta memastikan bahwa
laporan keuangan tersebut telah mengikuti prinsip akutansi yang berlaku umum dan peraturan yang
diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan serta Bursa Efek Indonesia.
27 | P a g e
Komite Audit juga turut memberikan rekomendasi atas penunjukkan auditor independent, melakukan
tindak lanjut atas temuan yang diperoleh Manajemen dan melakukan penelaahan atas rencana kerja
tahunan.
Untuk tahun buku 2012, uraian singkat pelaksanaan tugas Komite Audit antara lain :
1. Melakukan penelaahan dan mengevaluasi hasil audit informasi keuangan Perseroan yang
mencakup laporan keuangan, proyeksi keuangan dan kinerja keuangan Perseroan.
2. Mengevaluasi independensi dan objektivitas perusahaan akuntan public.
3. Menilai kinerja dan efisiensi dari Internal Audit
4. Menilai kepatuhan Perseroan atas peraturan yang berlaku
5. Menyampaikan laporan kepada Dewan Komisaris perihal risiko yang dihadapi Perseroan dan
pelaksanaan pengelolaan risiko oleh Direksi serta hal lainnya yang memerlukan perhatian dari
Dewan Komisaris.
SEKRETARIS PERUSAHAAN
Sekretaris Perusahaan yang ditunjuk adalah Suhsih Boentoro, SE, warga Negara Indonesia, lahir di
Pangkal Pinang pada tahun 1970. Lulus tahun 1994 dengan gelar Sarjana Ekonomi di bidang
Akuntansi dari Universitas Atmajaya. Memulai kariernya di Arthur Andersen – Prasetio, Utomo & Co.,
Registered Public Accountants sejak tahun 1994 sampai pertengahan 1999. Semenjak Juni 1999 -2005
menjabat sebagai Direktur Perseroan. Di samping itu, menjabat juga sebagai Direktur Utama pada PT
Artha Era Primayasa dan Direktur pada PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk sejak tahun 1999 hingga
saat ini. Menjabat sebagai Sekretaris Perseroan sejak tahun 1999 hingga sekarang.
Salah satu cakupan tugas yang dijalankan oleh Sekretaris Perusahaan adalah bertanggung jawab atas
pelaksanaan komunikasi Perseroan ke pihak luar termasuk pendistribusian informasi yang berhubungan
dengan keuangan dan kinerja usaha kepada para Pemegang Saham, pasar modal dan masyarakat
umum.
Di samping mengikuti perkembangan pasar modal, sekretaris perusahaan juga memberikan pelayanan
informasi bagi masyarakat sebagai contact person dan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan
RUPS.
Untuk tahun buku 2012, uraian singkat pelaksanaan tugas Sekretaris Perusahaan antara lain adalah:
1. Telah mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan.
2. Telah mengadakan acara Public Expose Perseroan.
3. Mengikuti dan turut berpartisipasi dalam memberikan masukan dalam setiap pertemuan Rapat
Dewan Komisaris dan Rapat Direksi
4. Melakukan penyampaikan informasi terkait operasional Perseroan dalam rangka keterbukaan
informasi kepada Bapepam-LK, BEI dan KSEI.
28 | P a g e
UNIT AUDIT INTERNAL
Pembentukan Unit Audit Internal dilakukan dalam rangka membantu tugas Direksi dalam melakukan
evaluasi internal yang obyektif terhadap kegiatan usaha Perseroan secara keseluruhan. Hasil yang
diperoleh akan dibawakan kepada Dewan Direksi untuk menjadi salah satu dasar pembentukan
kebijakan dan strategi yang akan ditetapkan oleh Dewan Direksi sehingga tetap mengikuti prinsip Tata
Kelola Perusahaan yang Baik.
Pengangkatan dan pemberhentian Unit Audit Internal Perseroan dilakukan oleh Direktur Utama atas
persetujuan dari Dewan Komisaris. Dalam menjalankan tugasnya , Unit Internal Audit bertanggung
jawab kepada Direktur Utama. Unit Internal Audit Perseroan diketuai oleh Anitasari SE.
Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Unit Audit Internal mengacu kepada Piagam Unit Audit
Internal yang telah disahkan pada tanggal 5 Februari 2010. Piagam ini secara garis besar memuat
tujuan, struktur organisasi, tanggung jawab, wewenang, kode etik dan persyaratan serta
profesionalisme auditor.
Uraian singkat pelaksanaan tugas unit internal audit selama tahun buku 2012 sebaimana yang
tercantum dalam Piagam antara lain meliputi penyusunan dan pelaksanaan rencana audit internal
tahunan, melakukan pengujian dan evaluasi atas pelaksanaan pengendalian internal, melakukan
pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas kinerja di setiap departemen dan memberikan
rekomendasi atas hal yang memerlukan perbaikan atau improvement, membuat laporan hasil audit
untuk diserahkan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris, memantau dan melaporkan
pelaksanaan tindak lanjut dari penerapan rekomendasi yang telah diberikan.
SISTEM PENGENDALIAN INTEREN PERSEROAN
Sistem pengendalian internal Perseroan salah satunya dilakukan melalui pembuatan serangkaian
kebijakan dan prosedur standar di dalam menjalankan kegiatan operasional Perseroan. Sistem ini terus
dimonitor pelaksanaannya dan telah mengalami penyempurnaan untuk mencapai tingkat efektifitas dan
efisiensi yang baik di dalam meminimalkan risiko yang dapat timbul.
Seiring dengan berjalannya waktu dimana tingkat risiko yang dihadapi juga terus mengalami perubahan,
maka Unit Audit Internal dituntut untuk terus meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya. Unit
Audit Internal yang dalam hal ini merupakan mitra Management memiliki peran untuk dapat
meningkatkan kualitas pengendalian internal melalui penyediaan informasi yang cepat dan akurat guna
pengambilan keputusan Management dalam pencapaian target Perseroan.
Bentuk lain pengendalian interen juga dilakukan dengan cara melakukan pertemuan rutin dengan divisi
yang ada di Perseroan guna membahas progres pekerjaan dan masalah yang dihadapi baik secara
internal maupun eksternal. Pihak Unit Audit Internal akan membahas semua permasalahan termasuk
memberikan rekomendasi kepada pihak Management sehingga progress pekerjaan dapat berjalan
sesuai rencana dan permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat dan baik.
29 | P a g e
Di lain sisi, Dewan Komisaris dibantu Komite Audit juga berperan aktif dalam mengawasi pelaksanaan
kebijakan yang telah diputuskan Direksi dalam mengelola Perseroan dimana Dewan Komisaris
bertanggung jawab dalam memberikan nasehat atau masukan kepada Direksi.
RISIKO USAHA
Perseroan sebagai sebagai perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan perumahan memiliki
risiko-risiko usaha yang dapat mempengaruhi tingkat kinerja Perseroan. Salah satu risiko yang ada
adalah dari segi perekonomian. Naik turunnya kondisi perekonomian nasional khususnya akan sangat
mempengaruhi tingkat suku bunga, laju inflasi dan nilai tukar mata uang asing. Kondisi perekonomian
yang tidak stabil akan berakibat kepada kenaikan harga bahan baku dan sangat mempengaruhi
kemampuan daya beli masyarakat yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat penjualan
Perseroan. Oleh karenanya, Management akan selalu mencermati indikasi perekonomian dan
menyesuaikan kebijakan Perseroan sehingga mampu beradaptasi dengan perubahan -perbuahan yang
terjadi.
Risiko lainnya adalah persaingan usaha dengan perusahan properti lainnya khususnya yang berada di
wilayah pengembangan yang sama dengan Perseroan. Guna menghadapi permasalahan ini,
Perseroan menyadari bahwa perumahan yang ditawarkan harus memberikan mutu dan kualitas
perumahan serta pelayanan yang lebih baik. Oleh karenanya, Perseroan selalu berupaya untuk
memberikan yang lebih kepada kepada konsumen menjadi hal ini menjadi faktor yang signifikan dalam
menghadapi persaingan.
Risiko lainnya seperti terjadinya perubahan perundang-undangan yang terkait dengan industri properti
dan bencana alam merupakan salah satu risiko yang juga dapat mempengaruhi kinerja Perseroan.
Sedapat mungkin Perseroan berupaya untuk meminimalkan dampaknya bagi Peseroan dengan
menerapkan kebijakan yang dapat tepat untuk menghadapi hal tersebut.
SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN
Untuk saat ini Perseroan belum memiliki kebijakan tersendiri yang mengatur perihal system pelaporan
pelanggaran. Akan tetapi, untuk setiap pelaporan terjadinya pelanggaran tetap diterima dengan baik
dan dijaga kerahasiannya dimana pelaporan ini akan menjadi dasar untuk pemeriksaan lanjutan.
30 | P a g e
Dalam menjalankan usahanya, Perseroan tidak hanya berjalan sendiri melainkan juga memiliki tanggung
jawab baik kepada lingkungan sekitar, karyawan maupun konsumen Perseroan. Tanggung jawab dalam
lingkungan hidup terwujud salah satunya dalam bentuk menjaga kelestarian di tempat kegiatan usaha
berlangsung. Hal ini dilakukan melalui kegiatan penanaman pohon guna mengurangi emisi gas karbon dan
memastikan saluran air selalu bersih dari sampah sehingga lingkungan sekitar menjadi bersih dan sehat.
Dari segi praktik ketenagakerjaan, Perseroan tidak memberlakukan perbedaan status antara pihak pria
maupun wanita. Prestasi merupakan kunci penting di dalam menjalankan pekerjaan dan kesempatan selalu
terbuka bagi pihak yang ingin maju dan terus meraih prestasi di bidangnya masing -masing karena
Perseroan menyadari bahwa sumber daya manusia merupakan salah satu aset yang penting bagi
pertumbuhan Perseroan ke depannya. Tingkat perpindahan karyawan juga sangat kecil, demikian juga
dengan tingkat kecelakaan kerja nyaris tidak pernah terjadi.
Mempekerjakan tenaga kerja yang berasal dari lingkungan sekitar perumahan yang dikembangkan
Perseroan sudah sejak dulu dilakukan.
Demikian juga dengan perbaikan sarana umum dan turut
berpartisipasi dalam kegiatan yang bersifat sosial maupun keagamaan.
Perseroan menyadari bahwa konsumen juga merupakan aset yang penting bagi Perseroan.
Oleh
karenanya, Perseroan akan selalu berusaha meningkatkan pelayanan kepada konsumen. Tanggung jawab
produk yang diberikan kepada konsumen adalah dengan menyediakan perumahan dengan mutu dan
kualitas yang baik dengan harga yang terjangkau. Dalam hal terjadi pengaduan dari konsumen, maka
sedapat mungkin pengaduan tersebut diselesaikan dalam waktu yang singkat dan dicarikan pemecahannya
secepatnya sehingga kasus serupa tidak kembali berulang di masa mendatang.
Selama tahun 2012, Perseroan baru dapat meluangkan dana sebesar Rp. 66 juta berkaitan dengan
tanggung jawab sosial terhadap masyarakat sekitar. Ke depannya, diharapkan partisipasi Perseroan dapat
lebih meningkat dan berpartisipasi dalam bidang yang lebih luas lagi.
31 | P a g e
Laporan Tahunan 2012 ini telah disetujui oleh seluruh Anggota Dewan Komisaris dan
Direksi pada bulan Maret 2013 dan Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab
penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan ini.
RICHARD WIRIAHARDJA, SE
Komisaris Utama
MARIA FLORENTINA TULOLO, SE
Komisaris
ROSA LESTARI PUTRI, SH
Komisaris Independen
PARNINGOTAN OKTO LUTHER, SH
Direktur Utama
MICHELLA RISTIADEWI WIRIAHARDJA, BASc (HON)
Direktur
SUPADMI, SE
Direktur
32 | P a g e
33 | P a g e
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
Laporan Keuangan Konsolidasian
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
Daftar Isi
Halaman
Laporan Auditor Independen
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian……….........................................................................
1 - 3
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian……................................................................
4 - 5
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian.................................................................................
6
Laporan Arus Kas Konsolidasian…….........................................................................................
7
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian…………............................................................
8 - 43
*******************************
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2012
2011
ASET
Kas dan bank
2f,4,23,24
20.774.697.156
2.162.064.005
Aset keuangan yang tersedia untuk dijual
2f,2g,5,23,24
237.500.000
3.572.500.000
Piutang usaha - Pihak ketiga
2f,2g,6,23,24
13.563.470.419
5.161.424.980
2i,2p,7
30.663.880.497
23.354.916.412
6.875.000
6.875.000
2h,8
51.543.220.544
55.503.099.484
2i,2p,9
35.423.244.634
45.362.581.812
598.967.613
813.749.765
152.811.855.863
135.937.211.458
Persediaan real estat
Biaya dibayar di muka
Penyertaan saham pada entitas asosiasi
Tanah yang belum dikembangkan
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi
penyusutan sebesar Rp 1.648.932.117
pada tahun 2012 dan Rp 1.423.557.965
pada tahun 2011
2j,2k,3,10
JUMLAH ASET
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
1
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2012
2011
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS
Hutang usaha - Pihak ketiga
Hutang lain-lain - Pihak ketiga
Hutang pajak
Beban masih harus dibayar
2f,11,23,24
3.056.225.470
1.852.563.920
2f,23,24
89.500.000
74.734.178
3,12
574.987.300
138.216.579
2f,13,23,24
297.455.225
267.828.073
Uang muka penjualan - Pihak ketiga
2o,14
4.317.199.667
5.868.441.871
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang
2l,3,15
2.602.276.037
2.262.006.977
10.937.643.699
10.463.791.598
JUMLAH LIABILITAS
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
2
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan)
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2012
2011
EKUITAS
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk
Modal saham - Nilai nominal saham Seri A
Rp 500 dan saham Seri B Rp 200
Modal dasar - 1.013.311.000 saham Seri A
dan 66.722.500 saham Seri B
Modal ditempatkan dan disetor penuh
- 260.000.000 saham Seri A dan
66.722.500 saham Seri B
16
Biaya emisi saham
2m
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas
sepengendali
Kerugian yang belum direalisasi dari perubahan
nilai wajar aset keuangan yang tersedia
untuk dijual
143.344.500.000
143.344.500.000
(1.611.076.661)
(1.611.076.661)
2n,25
(156.057.830)
(156.057.830)
2f,5
(43.750.000)
(14.521.676.979)
17
2.300.000.000
(1.966.458.161)
2.300.000.000
(3.889.625.610)
Saldo laba (defisit)
Telah ditentukan penggunaannya
Belum ditentukan penggunaannya
Sub-jumlah
141.867.157.348
125.466.062.920
7.054.816
7.356.940
JUMLAH EKUITAS
141.874.212.164
125.473.419.860
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
152.811.855.863
135.937.211.458
Kepentingan Nonpengendali
2d
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
3
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2012
2011
PENJUALAN BERSIH
2o,18
41.729.192.546
15.724.942.574
BEBAN POKOK PENJUALAN
2o,19
(22.434.320.111)
(8.337.433.862)
19.294.872.435
7.387.508.712
(10.296.002.033)
111.272.749
(8.410.380.927)
149.856.664
(58.086.635)
LABA KOTOR
Beban usaha
Laba penjualan aset tetap
Penghasilan (beban) usaha lainnya - bersih
2o,20
2j,10
2o
LABA (RUGI) USAHA
Penghasilan bunga - bersih
Kerugian yang direalisasi atas
penjualan aset keuangan yang
tersedia untuk dijual
Bagian atas rugi dari entitas asosiasi
9.110.143.151
2o
2f,5
2h,8
LABA (RUGI) SEBELUM BEBAN PAJAK
PENGHASILAN
BEBAN PAJAK PENGHASILAN
2q,12
LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN
291.987.720
2.505.960.151
(1.432.926.979)
(3.959.878.940)
(14.250.282.905)
(496.900.516)
4.009.324.952
(13.172.325.456 )
(2.086.459.627)
1.922.865.325
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
4
(931.102.186)
(788.113.029)
(13.960.438.485)
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN (lanjutan)
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN (lanjutan)
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN
Penyesuaian reklasifikasi atas kerugian yang
belum direalisasi dari perubahan nilai wajar
aset keuangan yang tersedia untuk dijual
Kerugian yang belum direalisasi dari
perubahan nilai wajar aset keuangan
yang tersedia untuk dijual
2012
2011
1.922.865.325
(13.960.438.485)
14.512.926.979
31.787.080.405
2f,5
(35.000.000)
(1.868.750.000)
JUMLAH PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN
14.477.926.979
29.918.330.405
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN
BERJALAN
16.400.792.304
15.957.891.920
LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN YANG
DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA
Pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali
1.923.167.449
(302.124)
(13.960.094.702)
(343.783)
JUMLAH
1.922.865.325
(13.960.438.485)
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN
BERJALAN YANG DAPAT
DIATRIBUSIKAN KEPADA
Pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali
16.401.094.428
(302.124)
15.958.235.703
(343.783)
JUMLAH
16.400.792.304
15.957.891.920
LABA (RUGI) PER SAHAM YANG DAPAT
DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK
ENTITAS INDUK
2r,21
5,50
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
5
(42,73)
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk
Saldo 1 Januari 2011
Selisih Nilai
Transaksi
Restrukturisasi
Entitas
Sepengendali
Biaya Emisi
Saham
Modal Saham
143.344.500.000
Kerugian Yang
Belum Direalisasi
Dari Perubahan
Nilai Wajar
Aset Keuangan
Yang Tersedia
Untuk Dijual
(1.611.076.661 )
(156.057.830)
Saldo Laba (Defisit)
Telah
Ditentukan
Penggunaannya
Belum
Ditentukan
Penggunaannya
(44.440.007.384)
2.300.000.000
Rugi tahun 2011
-
-
-
-
-
Pendapatan komprehensif
lain (lihat Catatan 5)
-
-
-
29.918.330.405
-
Saldo 31 Desember 2011
143.344.500.000
(1.611.076.661 )
(156.057.830)
(14.521.676.979)
2.300.000.000
Jumlah
10.070.469.092 109.507.827.217
(13.960.094.702) (13.960.094.702)
-
Kepentingan
Nonpengendali
7.700.723
(343.783)
Jumlah
Ekuitas
109.515.527.940
(13.960.438.485)
29.918.330.405
-
29.918.330.405
(3.889.625.610) 125.466.062.920
7.356.940
125.473.419.860
Rugi tahun 2012
-
-
-
-
-
1.923.167.449
1.923.167.449
Pendapatan komprehensif
lain (lihat Catatan 5)
-
-
-
.14.477.926.979
-
-
14.477.926.979
-
14.477.926.979
Saldo 31 Desember 2012
143.344.500.000
(1.966.458.161) 141.867.157.348
7.054.816
141.874.212.164
(1.611.076.661 )
(156.057.830)
(43.750.000)
2.300.000.000
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
6
(302.124)
1.922.865.325
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan
Pembayaran kas kepada:
Kontraktor dan pemasok
Karyawan dan pihak-pihak lainnya
Kas yang dihasilkan dari (digunakan untuk)
operasi
Penghasilan bunga - bersih
Pembayaran pajak penjualan final
12
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi
2012
2011
31.775.904.899
17.357.785.263
(18.600.285.465)
(9.274.058.049)
(10.546.558.034)
(7.909.269.910)
3.901.561.385
291.987.720
(1.950.323.954)
(1.098.042.681)
2.505.960.151
(748.337.056)
2.243.225.151
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Hasil penjualan dari aset keuangan
yang tersedia untuk dijual
Perolehan aset tetap
Hasil penjualan aset tetap
Perolehan aset keuangan yang tersedia
untuk dijual
Penyertaan saham pada entitas asosiasi
659.580.414
5
10
10
16.380.000.000
(10.592.000)
-
39.581.797.500
(781.600.000)
177.000.000
5
8
-
(281.250.000)
(56.000.000.000 )
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)
Aktivitas Investasi
16.369.408.000
(17.304.052.500)
ARUS KAS UNTUK AKTIVITAS PENDANAAN
Pembayaran hutang pembiayaan konsumen
-
(15.819.256)
18.612.633.151
(16.660.291.342)
KAS DAN BANK AWAL TAHUN
2.162.064.005
18.822.355.347
KAS DAN BANK AKHIR TAHUN
20.774.697.156
2.162.064.005
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH
KAS DAN BANK
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
7
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum
PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta No. 114 tanggal
22 Mei 1985 yang dibuat di hadapan Notaris Lieke Lianadevi Tukgali, S.H., yang kemudian diubah
berdasarkan Akta No. 30 tanggal 14 Oktober 1985 dari Notaris yang sama mengenai perubahan
maksud dan tujuan Perusahaan. Akta Pendirian dan perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-31.HT.01.01.Th.86 tanggal
4 Januari 1986 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 70, Tambahan
No. 3745 tanggal 2 September 1997.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta
No. 70 tanggal 24 Juni 2011 yang dibuat di hadapan Notaris Siti Pertiwi Henny Singgih, S.H., antara
lain sehubungan dengan perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan. Perubahan
tersebut telah diterima dan dicatat dalam Database Sisminbakum Departemen Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-0069438.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 22 Agustus
2011.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama
bergerak dalam bidang real estat dan kontraktor. Pada saat ini kegiatan utama Perusahaan adalah
sebagai pengembang (developer) untuk perumahan Bintang Metropole dan Mahkota Simprug yang
masing-masing berlokasi di Bekasi dan Tangerang.
Perusahaan berkedudukan di Gedung Ribens Autocars, Jalan R.S. Fatmawati No. 188, Jakarta
Selatan dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Februari 1994.
Perusahaan tidak memiliki entitas induk (ultimate parent) oleh karena tidak terdapat pemegang
saham dengan kepemilikan lebih dari 50%.
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Pada tanggal 4 Desember 1997, Perusahaan telah memperoleh Surat Pernyataan Efektif
No. S-2786/PM/1997 dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana sejumlah 70.000.000 saham biasa atas nama kepada masyarakat
dengan nilai nominal dan harga penawaran masing-masing sebesar Rp 500 per saham yang disertai
dengan penerbitan 27.500.000 waran yang melekat pada saham dengan harga pelaksanaan Rp 500
untuk setiap waran. Waran tersebut berlaku sampai dengan tanggal 18 Desember 2000 dan sampai
dengan tanggal tersebut tidak ada hak waran yang dilaksanakan.
Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Indonesia [dahulu Bursa Efek
Jakarta (BEJ)] pada tanggal 19 Desember 1997.
Pada tanggal 30 September 2000, Perusahaan menerbitkan 190.000.000 saham Seri A dengan nilai
nominal Rp 500 per saham dan 66.722.500 saham Seri B dengan nilai nominal Rp 200 per saham.
Penerbitan saham tersebut berasal dari penambahan modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu (HMETD) yang telah disetujui oleh Direksi BEJ melalui Pengumuman No. PENG140/BEJ.EEM/09-2000 tanggal 19 September 2000.
8
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN (lanjutan)
c. Entitas Anak
Ringkasan informasi mengenai Entitas Anak yang dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan
Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Nama Entitas Anak
PT Bhaskara Mutu Sentosa (PT BMS)
Tempat
Kedudukan
Persentase
Kepemilikan
Jakarta
99,93%
Bidang
Usaha
Tahun Awal
Kegiatan
Komersial
Pengembangan
Belum beroperasi
tanah di Tangerang
Jumlah Aset
Sebelum Konsolidasi
2012
2011
18.699.722.665
18.698.951.871
d. Komisaris, Direksi, Komite Audit serta Karyawan
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris Independen
:
:
:
Richard Rachmadi Wiriahardja
Maria Florentina Tulolo
Rosa Lestari Putri
Dewan Direksi
Direktur Utama
Direktur
Direktur
:
:
:
Parningotan Okto Luther
Michella Ristiadewi
Supadmi
Adapun susunan komite audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah
sebagai berikut:
2012
Ketua
Anggota
:
:
Rosa Lestari Putri
Meina Mutya
Anita Pranowo
2011
Rosa Lestari Putri
Nobel Alamsyah
Fitri Afiaty Handayani
Dewan Komisaris (selain Komisaris Independen) dan Dewan Direksi adalah personil manajemen
kunci Perusahaan. Manajemen kunci tersebut memiliki kewenangan dan tanggungjawab untuk
merencanakan, memimpin dan mengendalikan aktivitas Perusahaan.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah keseluruhan karyawan tetap Perusahaan dan
Entitas Anak masing-masing adalah sebanyak 50 dan 52 orang (tidak diaudit).
e. Penerbitan Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian ini telah diotorisasi untuk diterbitkan oleh Dewan Direksi
Perusahaan, selaku pihak yang bertanggungjawab atas penyusunan dan penyelesaian laporan
keuangan konsolidasian, pada tanggal 20 Maret 2013.
9
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
a. Kepatuhan terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Laporan keuangan konsolidasian telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) di Indonesia yang meliputi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) serta peraturan terkait yang diterbitkan oleh Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK), khususnya Peraturan
No. VIII.G.7, Lampiran dari Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. Kep 347/BL/2012 tanggal
25 Juni 2012 tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan
Publik”.
b. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian
Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian,
adalah dasar akrual. Laporan keuangan konsolidasian tersebut diukur berdasarkan biaya perolehan
(historical cost), kecuali untuk beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain
sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi akun yang terkait.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) di
mana penerimaan serta pengeluaran kas dan bank diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan.
Mata uang fungsional dan mata uang penyajian yang digunakan di dalam penyusunan laporan
keuangan konsolidasian ini adalah Rupiah.
c. Perubahan Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian konsisten
dengan tahun sebelumnya, kecuali untuk hal-hal yang terkait dengan penerapan beberapa SAK,
baik baru ataupun revisi, yang berlaku efektif 1 Januari 2012. Perubahan SAK yang memiliki dampak
signifikan terhadap penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian adalah:
•
PSAK No. 24 (Revisi 2010) tentang “Imbalan Kerja” yang memperkenalkan alternatif pengakuan
keuntungan (kerugian) aktuarial di mana seluruhnya dapat diakui melalui pendapatan
komprehensif lainnya. PSAK revisi ini juga menambahkan beberapa ketentuan mengenai
pengungkapan seperti antara lain,
-
persentase atau jumlah setiap kategori utama yang membentuk nilai wajar dari aset
program,
deksripsi naratif mengenai dasar yang digunakan untuk menentukan ekspektasi tingkat imbal
hasil aset program secara keseluruhan,
jumlah nilai kini liabilitas imbalan pasti dan nilai wajar aset program untuk tahun berjalan dan
empat tahun sebelumnya serta,
jumlah penyesuaian yang muncul atas aset dan liabilitas program untuk tahun berjalan dan
empat tahun sebelumnya.
Manajemen Perusahaan tetap memilih untuk menggunakan pendekatan koridor seperti tahun
sebelumnya dalam pengakuan terhadap keuntungan (kerugian) aktuarial (lihat Catatan 2l).
10
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
c. Perubahan Kebijakan Akuntansi (lanjutan)
•
PSAK No. 60 tentang “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” yang mengabungkan dan
memperluas sejumlah persyaratan pengungkapan atas instrumen keuangan. Prinsip utama dari
PSAK baru ini adalah untuk mengungkapkan informasi yang memadai sedemikian rupa
sehingga memungkinkan pengguna laporan keuangan konsolidasian untuk mengevaluasi
signifikansi instrumen keuangan yang dimiliki oleh Perusahaan dan Entitas Anak terhadap
kinerja dan posisi keuangan. PSAK baru ini juga menambahkan ketentuan mengenai
pengungkapan risiko, manajemen risiko dan analisis sensitivitas untuk instrumen keuangan atas
perubahan dari risiko-risiko yang terkait. Beberapa ketentuan baru lainnya adalah,
-
pengungkapan kualitatif dan kuantitatif atas dampak dari risiko-risiko keuangan,
penambahan pengungkapan untuk hal-hal yang mempengaruhi jumlah laba komprehensif di
mana keuntungan dan kerugian dipisahkan berdasarkan kategori instrumen keuangan,
pengungkapan nilai wajar untuk setiap kelompok aset dan liabilitas keuangan serta
pengungkapan hirarki nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diukur dengan nilai wajar
pada tanggal pelaporan.
Kebijakan akuntansi Perusahaan telah diubah dan beberapa pengungkapan juga telah ditambahkan
untuk menyesuaikan dengan ketentuan transisi dari masing-masing SAK tersebut.
Perubahan SAK yang relevan lainnya, yang juga berlaku efektif 1 Januari 2012, namun tidak
memiliki dampak signifikan terhadap penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian
adalah sebagai berikut:
• PSAK No. 16 (Revisi 2011) tentang “Aset Tetap” yang mengatur perlakuan akuntansi untuk aset
tetap sehingga pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi
pada aset tetap dan perubahannya. Bahasan utama di dalam akuntansi terhadap aset tetap
adalah pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, beban penyusutan dan kerugian penurunan
nilai yang harus diakui.
• PSAK No. 46 (Revisi 2010) tentang “Pajak Penghasilan” yang mengatur perlakuan akuntansi
untuk konsekuensi pajak kini dan masa depan atas (a) pemulihan masa depan dari jumlah
tercatat aset (liabilitas) yang diakui di dalam laporan posisi keuangan dan (b) transaksi-transaksi
dan kejadian lain pada periode kini yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian. Standar
revisi ini juga terkait dengan aset pajak tangguhan yang timbul dari rugi fiskal atau kredit pajak
yang belum dimanfaatkan serta penyajian dan pengungkapan pajak penghasilan di dalam
laporan keuangan konsolidasian.
• PSAK No. 50 (Revisi 2010) tentang “Instrumen Keuangan: Penyajian” yang mengatur mengenai
prinsip-prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan untuk saling
hapus antara aset dan liabilitas keuangan. Prinsip di dalam PSAK ini melengkapi prinsip
mengenai pengakuan dan pengukuran atas aset dan liabilitas keuangan yang diatur dalam
PSAK No. 55 (Revisi 2011).
• PSAK No. 55 (Revisi 2011) tentang “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” yang
mengatur mengenai prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran aset dan liabilitas keuangan
serta kontrak untuk pembelian atau penjualan intrumen non-keuangan. Ketentuan mengenai
penyajian informasi instrumen keuangan diatur dalam PSAK No. 50 (Revisi 2010) sedangkan
mengenai pengungkapan diatur dalam PSAK No. 60.
11
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
c. Perubahan Kebijakan Akuntansi (lanjutan)
•
•
PSAK No. 56 (Revisi 2011) tentang “Laba per Saham” yang mengatur mengenai prinsip-prinsip
penentuan dan penyajian laba per saham sehingga meningkatkan daya banding antar entitas
yang berbeda dalam periode yang sama atau antara periode yang berbeda dalam entitas yang
sama. PSAK revisi ini menekankan pada faktor penyebut dalam perhitungan laba per saham.
ISAK No. 25 tentang “Hak atas Tanah” yang mengatur mengenai perlakuan biaya pengurusan
legal yang timbul dalam perolehan awal atau perpanjangan hak atas tanah.
d. Prinsip-prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan, selaku Entitas Induk dan
seluruh Entitas Anak (lihat Catatan 1c) sebagai suatu entitas ekonomi tunggal. Entitas Anak adalah
entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan
memilki, baik secara langsung atapun tidak langsung, lebih dari setengah (50%) kekuasaan suara
pada Entitas Anak.
Entitas Anak dikonsolidasian sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal ketika Perusahaan memperoleh
pengendalian, sampai dengan tanggal ketika Perusahaan kehilangan pengendalian atas Entitas
Anak. Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang
sama untuk tiap transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa, kecuali dinyatakan lain.
Seluruh saldo, penghasilan dan beban intra Perusahaan dan Entitas Anak yang material, termasuk
keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari transaksi intra Perusahaan dan Entitas Anak
dan dividen, dieliminasi secara penuh.
Kepentingan Nonpengendali (KNP) adalah bagian dari ekuitas Entitas Anak yang tidak dapat
diatribusikan baik secara langsung ataupun tidak langsung kepada Perusahaan. KNP disajikan
pada bagian ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian ekuitas
yang dapat diatribusikan kepada Perusahaan, selaku Entitas Induk. Seluruh laba rugi komprehensif
konsolidasian diatribusikan kepada Perusahaan dan KNP, bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP
memiliki saldo defisit.
Perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan atas Entitas Anak namun tanpa kehilangan
pengendalian, dicatat sebagai transaksi ekuitas. Jika Perusahaan kehilangan pengendalian atas
Entitas Anak maka Perusahaan pada tanggal hilangnya pengendalian tersebut:
- menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas Entitas Anak pada
jumlah tercatatnya;
- menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;
- mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima dan distribusi saham (jika ada);
- mengakui setiap sisa investasi pada Entitas Anak pada nilai wajarnya;
- mereklasifikasi bagian Perusahaan atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai
pendapatan komprehensif lain ke laporan laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke
saldo laba dan;
- mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan
laba rugi komprehensif konsolidasian.
12
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
e. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi
Perusahaan dan Entitas Anak melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi sebagaimana
didefinisikan di dalam PSAK No. 7 (Revisi 2010) mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”.
Berdasarkan PSAK tersebut,
(1) Orang atau anggota keluarga terdekatnya dikatakan memiliki relasi dengan Perusahaan dan
Entitas Anak jika orang tersebut:
(i) memiliki pengendalian ataupun pengendalian bersama terhadap Perusahaan dan Entitas
Anak,
(ii) memiliki pengaruh signifikan terhadap Perusahaan dan Entitas Anak, atau
(iii) merupakan personil manajemen kunci dari Perusahaan dan Entitas Anak ataupun Entitas
Induk.
(2) Suatu entitas dikatakan memiliki relasi dengan Perusahaan dan Entitas Anak jika memenuhi
salah satu dari hal berikut ini:
(i) entitas tersebut dengan Perusahaan dan Entitas Anak adalah anggota dari kelompok usaha
yang sama,
(ii) merupakan entitas asosiasi atau ventura bersama dari Perusahaan dan Entitas Anak (atau
entitas asosiasi atau ventura bersama tersebut merupakan anggota suatu kelompok usaha
di mana Perusahaan dan Entitas Anak adalah anggota dari kelompok usaha tersebut),
(iii) entitas tersebut serta Perusahaan dan Entitas Anak adalah ventura bersama dari pihak
ketiga yang sama,
(iv) satu entitas yang merupakan ventura bersama dari Perusahaan dan Entitas Anak serta
entitas lain yang merupakan entitas asosiasi dari Perusahaan dan Entitas Anak,
(v) entitas yang merupakan suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari
Perusahaan dan Entitas Anak atau entitas yang terkait dengan Perusahaan dan Entitas
Anak. Jika Perusahaan dan Entitas Anak adalah penyelenggara program tersebut, maka
entitas sponsor juga berelasi dengan Perusahaan dan Entitas Anak,
(vi) entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam
angka (1) di atas,
(vii) entitas yang dipengaruhi secara signifikan oleh orang yang diidentifikasi dalam angka (1) (i)
atau orang yang bersangkutan merupakan personil manajemen kunci dari entitas tersebut
(atau Entitas Induk dari entitas).
Seluruh transaksi signifikan dengan pihak-pihak yang berelasi diungkapkan dalam Catatan atas
Laporan Keuangan Konsolidasian.
f.
Instrumen Keuangan
Aset Keuangan
Pengakuan Awal
Aset keuangan diakui apabila Perusahaan dan Entitas Anak memiliki hak kontraktual untuk
menerima kas atau aset keuangan lainnya dari entitas lain. Seluruh pembelian atau penjualan aset
keuangan secara reguler diakui pada tanggal transaksi yaitu tanggal ketika Perusahaan dan Entitas
Anak berketetapan untuk membeli atau menjual suatu aset keuangan.
13
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
f.
Instrumen Keuangan (lanjutan)
Aset Keuangan (lanjutan)
Pengukuran pada Saat Pengakuan Awal
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang
dapat diatribusikan secara langsung, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi (fair value through profit or loss) (FVTPL). Aset keuangan yang diukur pada
FVTPL pada saat pengakuan awal juga diukur sebesar nilai wajar namun biaya transaksi yang
timbul seluruhnya langsung dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Pengukuran aset keuangan setelah pengukuran awal tergantung pada bagaimana aset keuangan
yang bersangkutan dikelompokkan yaitu:
(i)
Aset keuangan FVTPL di mana aset tersebut diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan
(held for trading) atau pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh manajemen (apabila
memenuhi kriteria-kriteria tertentu) untuk diukur pada kelompok ini.
Aset keuangan dalam kelompok ini diukur pada nilai wajarnya tanpa dikurangi biaya transaksi
yang mungkin terjadi saat penjualan atau pelepasan lain. Seluruh keuntungan atau kerugian
yang timbul dari perubahan nilai wajar, termasuk selisih kurs, bunga dan dividen, diakui pada
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Perusahaan dan Entitas Anak tidak memiliki aset keuangan yang dikelompokkan dalam kategori
ini.
(ii) Pinjaman yang diberikan dan piutang (loans and receivables) di mana merupakan aset
keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak memiliki
kuotasi di pasar aktif. Kelompok aset keuangan ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi
dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai (jika ada).
Kelompok aset keuangan ini meliputi akun kas, bank dan piutang usaha.
(iii) Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity) yaitu aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan
serta Perusahaan dan Entitas Anak mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki
aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Kelompok aset ini diukur pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai (jika
ada).
Perusahaan dan Entitas Anak tidak memiliki aset keuangan yang dikelompokkan dalam kategori
ini.
14
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
f.
Instrumen Keuangan (lanjutan)
Aset Keuangan (lanjutan)
Pengukuran setelah Pengakuan Awal (lanjutan)
(iv) Aset keuangan yang tersedia untuk dijual (available for sale) adalah aset keuangan non-derivatif
yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau aset keuangan yang tidak dikelompokkan ke
dalam salah satu dari tiga (3) kategori di atas. Aset keuangan tersedia untuk dijual dinyatakan
sebesar nilai wajar tanpa harus dikurangi biaya transaksi yang mungkin terjadi saat penjualan
atau pelepasan lain. Perubahan nilai wajar dari aset keuangan diakui sebagai pendapatan
komprehensif lain [kecuali untuk kerugian penurunan nilai, laba (rugi) selisih kurs dan bunga
yang dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif] sampai aset keuangan tersebut
dihentikan pengakuannya. Pada saat penghentian pengakuan, akumulasi keuntungan atau
kerugian yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya direklasifikasi dari
ekuitas ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai penyesuaian reklasifikasi.
Seluruh akun investasi pada saham yang diperdagangkan di bursa efek dikelompokkan pada
kategori ini.
Penghentian Pengakuan
Pengakuan aset keuangan dihentikan, jika dan hanya jika, hak kontraktual atas arus kas yang
berasal dari aset keuangan tersebut telah berakhir atau Perusahaan dan Entitas Anak telah, secara
substansial, mentransfer aset keuangan dan transfer tersebut telah memenuhi kriteria penghentian
pengakuan.
Pada saat penghentian aset keuangan, selisih antara nilai tercatat dan jumlah dari 1) pembayaran
yang diterima (termasuk aset baru yang diperoleh dikurangi liabilitas baru yang ditanggung) dan
2) keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya
diakui sebagai laba atau rugi.
Liabilitas Keuangan
Pengakuan dan Pengukuran
Perusahaan dan Entitas Anak mengakui liabilitas keuangan pada saat timbulnya liabilitas kontraktual
untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lainnya kepada entitas lain.
Pada saat pengakuan awal, dalam hal liabilitas keuangan tidak diukur pada nilai wajar (FVTPL),
liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara
langsung dengan liabilitas tersebut.
Setelah pengakuan awal, Perusahaan dan Entitas Anak mengukur seluruh akun liabilitas keuangan,
yang meliputi seluruh akun hutang dan beban masih harus dibayar, pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Perusahaan dan Entitas Anak tidak
memiliki liabilitas keuangan FVTPL.
15
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
f.
Instrumen Keuangan (lanjutan)
Liabilitas Keuangan (lanjutan)
Penghentian Pengakuan
Perusahaan dengan Entitas Anak menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika,
liabilitas tersebut berakhir di mana kewajiban yang ditetapkan di dalam kontrak telah dilepaskan atau
dibatalkan atau kedaluarsa.
Saling Hapus antar Instrumen Keuangan
Aset dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan
konsolidasian, jika dan hanya jika, 1) Perusahaan dan Entitas Anak saat ini memiliki hak yang dapat
dipaksakan secara hukum dengan entitas lain untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah
diakui dan 2) berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan
menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Estimasi Nilai Wajar
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan
kuotasi harga penutupan di pasar aktif yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan
konsolidasian.
Apabila pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, Perusahaan dan Entitas Anak dapat
menetapkan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian yang meliputi penggunaan transaksi
pasar wajar terkini antar pihak-pihak yang memiliki pengetahuan memadai dan berkeinginan,
referensi nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisis arus kas yang
didiskonto atau model penetapan harga opsi.
g. Penurunan Nilai dan Tidak Tertagihnya Aset Keuangan
Sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2011) tentang “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran”, seluruh aset keuangan atau kelompok aset keuangan, kecuali yang diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL), dievaluasi terhadap kemungkinan penurunan nilai.
Penurunan nilai dan kerugian penurunan nilai diakui, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang objektif
mengenai penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa merugikan, yang terjadi
setelah pengakuan awal aset keuangan atau kelompok aset keuangan, yang berdampak pada
estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan di mana dapat
diestimasi secara andal.
Bukti objektif penurunan nilai dapat meliputi indikasi pihak peminjam atau kelompok pihak peminjam
memiliki kesulitan keuangan signifikan, wanprestasi atau tunggakan pembayaran bunga atau pokok,
terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi
keuangan lainnya dan pada saat data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan
yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, seperti meningkatnya tunggakan atau suatu
kondisi yang berkorelasi dengan wanprestasi.
16
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
g. Penurunan Nilai dan Tidak Tertagihnya Aset Keuangan (lanjutan)
Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi
Kerugian penurunan nilai diukur sebagai selisih antara jumlah tercatat aset dengan nilai kini estimasi
arus kas masa depan yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif pada saat pengakuan awal
dari aset tersebut. Jumlah tercatat aset keuangan tersebut, disajikan setelah dikurangi baik secara
langsung maupun menggunakan akun cadangan. Kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian.
Apabila pada periode berikutnya jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan penurunan tersebut
dapat dikaitkan secara objektif dengan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka rugi
penurunan nilai yang lalu dipulihkan, baik secara langsung ataupun dengan menggunakan akun
cadangan. Namun demikian pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan jumlah tercatat aset
melebihi biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan. Jumlah pemulihan aset keuangan
tersebut diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan
Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya
tidak dapat diukur secara handal serta aset keuangan berjangka pendek lainnya dicatat pada biaya
perolehan. Penurunan yang signifikan atau berkepanjangan atas nilai wajar dari investasi ekuitas dan
aset keuangan tersebut di bawah biaya perolehannya merupakan suatu bukti objektif penurunan nilai.
Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan tersebut diukur berdasarkan selisih antara jumlah
tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan
dengan tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa.
Kerugian penurunan tersebut tidak dapat dipulihkan.
Untuk aset keuangan yang tersedia untuk dijual
Jika penurunan nilai wajar atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual telah diakui dalam
pendapatan komprehensif lain dan terdapat bukti objektif bahwa aset tersebut mengalami penurunan
nilai secara signifikan, maka kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam pendapatan
komprehensif lain direklasifikasi dari ekuitas ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai
penyesuaian reklasifikasi meskipun aset tersebut belum dihentikan pengakuannya.
Pemulihan penurunan nilai atas investasi pada instrumen ekuitas tidak diakui dalam laba atau rugi
melainkan melalui pendapatan komprehensif lain.
h. Penyertaan Saham pada Entitas Asosiasi
Entitas asosiasi adalah suatu entitas di mana Perusahaan mempunyai pengaruh signifikan dan bukan
merupakan entitas anak ataupun bagian partisipasi dalam ventura bersama. Pengaruh signifikan
adalah kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional
investee, tetapi tidak mengendalikan ataupun mengendalikan bersama atas kebijakan tersebut.
Pengaruh signifikan dianggap ada jika Perusahaan memiliki, baik secara langsung maupun tidak
langsung, 20% atau lebih hak suara pada investee.
17
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
h. Penyertaan Saham pada Entitas Asosiasi (lanjutan)
Penyertaan saham pada entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas sejak tanggal
penyertaan tersebut memenuhi definisi entitas asosiasi. Dalam metode ekuitas, penyertaan saham
diakui sebesar biaya perolehan awal ditambah atau dikurang dengan bagian Perusahaan atas laba
atau rugi setelah beban pajak dari entitas asosiasi sejak tanggal perolehan dan bagian atas laba atau
rugi tersebut dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Penerimaan dividen dari
entitas asosiasi mengurangi jumlah tercatat penyertaan saham. Penyesuaian juga dilakukan manakala
terdapat perubahan dalam proporsi bagian Perusahaan atas entitas asosiasi yang timbul dari
pendapatan komprehensif lain entitas asosiasi tersebut.
Perusahaan menghentikan pengakuan bagian atas kerugian lebih lanjut dari entitas asosiasi ketika
bagian atas rugi tersebut sama atau telah melebihi kepentingan pada entitas asosiasi. Tambahan
kerugian dicadangkan dan liabilitas diakui hanya apabila Perusahaan memiliki kewajiban konstruktif
atau hukum untuk melakukan pembayaran atas nama entitas asosiasi. Jika entitas asosiasi
melaporkan laba, maka Perusahaan akan mulai mengakui bagian atas laba hanya setelah bagian
tersebut sama dengan bagian atas rugi yang belum diakui.
Periode laporan keuangan entitas asosiasi yang digunakan dalam menerapkan metode ekuitas di atas
sama dengan periode laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak.
Penggunaan metode ekuitas dihentikan sejak tanggal Perusahaan tidak lagi memiliki pengaruh
signifikan (di mana kehilangan tersebut tidak mengakibatkan entitas asosiasi menjadi entitas anak
ataupun ventura bersama) dan mencatat penyertaan saham tersebut pada nilai wajar. Setiap selisih
yang timbul antara 1) nilai wajar penyertaan saham yang tersisa dan hasil pelepasan sebagian
penyertaan saham entitas asosiasi dengan 2) jumlah tercatat penyertaan saham pada tanggal
hilangnya pengaruh signifikan, diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
i. Aset Real Estat
Aset real estat meliputi 1) persediaan real estat yaitu bangunan rumah dalam penyelesaian, kavling
tanah dan bangunan rumah yang tersedia untuk dijual serta 2) tanah yang sedang dan/atau belum
dikembangkan (jika ada) di mana seluruhnya dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya
perolehan atau nilai realisasi neto (the lower of cost or net realizable value).
Biaya perolehan tanah yang sedang dikembangkan meliputi biaya perolehan tanah prapengembangan ditambah dengan biaya pengembangan langsung, kapitalisasi biaya pinjaman dan
biaya tidak langsung lainnya yang dapat diatribusikan pada pengembangan aset real estat (lihat
Catatan 2p).
Biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan meliputi biaya pra-perolehan dan perolehan tanah
ditambah kapitalisasi biaya pinjaman dan biaya lainnya sehubungan dengan biaya perolehan tanah.
Akumulasi biaya tersebut akan dipindahkan ke tanah yang sedang dikembangkan pada saat
pengembangan tanah dimulai (lihat Catatan 2p).
Biaya perolehan bangunan rumah yang sedang dikonstruksi meliputi biaya yang secara langsung
berhubungan dengan proyek, biaya tidak langsung lainnya yang dapat diatribusikan pada aktivitas
pengembangan proyek dan kapitalisasi biaya pinjaman (lihat Catatan 2p).
18
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
j. Aset Tetap
Pada saat pengakuan awal, aset tetap diukur pada biaya perolehan yang meliputi harga pembelian,
biaya pinjaman dan biaya lainnya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke
lokasi dan kondisi yang diperlukan. Biaya perolehan juga termasuk biaya penggantian bagian aset
tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Setelah pengakuan awal,
Perusahaan dan Entitas Anak menggunakan model biaya di mana seluruh aset tetap diukur sebesar
biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai (jika ada).
Seluruh biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya.
Penyusutan dihitung sejak aset siap untuk digunakan dengan menggunakan metode garis lurus
(straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap yang bersangkutan
sebagai berikut:
Tahun
Bangunan
Peralatan dan perabot kantor
Kendaraan
20
5
5
Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan aset tetap ditelaah dan dilakukan penyesuaian
secara prospektif, jika perlu, pada setiap akhir periode laporan keuangan konsolidasian.
Sebagaimana diatur di dalam ISAK No. 25 tentang “Hak atas Tanah”, biaya hak legal atas tanah
ketika tanah pertama kali diperoleh, baik dalam bentuk Hak Guna Usaha, Hak Bangunan dan Hak
Pakai, diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah dan tidak disusutkan, kecuali terdapat bukti
yang mengindikasikan bahwa perpanjangan atau pembaruan hak atas tanah kemungkinan besar atau
pasti tidak diperoleh. Biaya pengurusan perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah diakui
sebagai bagian dari aset takberwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atau umur
ekonomi tanah, mana yang lebih pendek.
Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa
depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari
penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan
jumlah tercatat dari aset tetap) diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada
periode aset tersebut dihentikan pengakuannya.
k. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
Sesuai dengan PSAK No. 48 (Revisi 2009) tentang "Penurunan Nilai Aset", pada setiap tanggal
pelaporan, manajemen menilai apakah terdapat indikasi suatu aset non-keuangan mengalami
penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, maka manajemen membuat estimasi jumlah
terpulihkan (recoverable amount) atas aset tersebut.
19
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
k. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan (lanjutan)
Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara 1) nilai
wajar aset atau unit penghasil kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual dengan 2) nilai pakainya,
kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset
atau kelompok aset lain. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto
didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang
menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Sedangkan
dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar
terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut, Perusahaan dan Entitas Anak
menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset.
Apabila nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut
dipertimbangkan mengalami penurunan nilai dan jumlah tercatat aset diturunkan nilainya menjadi
sebesar jumlah terpulihkannya. Rugi penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian.
Penilaian yang dilakukan pada setiap tanggal pelaporan juga menguji apakah terdapat indikasi bahwa
rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya mungkin tidak ada lagi atau mungkin
telah menurun. Jika terdapat indikasi tersebut, maka manajemen mengestimasi jumlah terpulihkan
aset atau UPK tersebut. Kerugian penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya akan
dibalik hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah
terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai yang terakhir diakui. Dalam hal ini, jumlah tercatat
aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Pembalikan tersebut dibatasi sehingga jumlah tercatat aset
tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, setelah dikurangi penyusutan,
seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun
sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan aset disesuaikan di periode mendatang untuk
mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar yang
sistematis selama sisa umur manfaatnya.
l. Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang
PSAK No. 24 (Revisi 2010) tentang “Imbalan Kerja“ mengharuskan Perusahaan dan Entitas Anak
untuk mengakui seluruh imbalan kerja yang diberikan melalui program perjanjian formal dan informal,
peraturan perundang-undangan atau peraturan industri, yang mencakup imbalan pasca-kerja, imbalan
kerja jangka pendek dan jangka panjang lainnya, pesangon pemutusan hubungan dan imbalan
berbasis ekuitas.
Perhitungan imbalan pasca kerja jangka panjang didasarkan pada ketentuan di dalam Undangundang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dengan menggunakan metode aktuarial
Projected Unit Credit. Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban
apabila akumulasi neto dari keuntungan atau kerugian aktuarial yang belum diakui pada akhir periode
pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar di antara 10% dari nilai kini liabilitas imbalan
pasti atau 10% dari nilai wajar aset program (jika ada) pada tanggal tersebut. Keuntungan atau
kerugian aktuarial ini dibagi selama rata-rata sisa masa kerja ekspektasian dari para karyawan.
20
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
l. Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang (lanjutan)
Selanjutnya, biaya jasa lalu dibebankan pada saat imbalan tersebut telah menjadi hak (vested)
dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vest. Jika
imbalan tersebut menjadi vest segera setelah program imbalan pasti diperkenalkan atau program
tersebut diubah, biaya jasa lalu segera diakui.
Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti pada laporan posisi keuangan konsolidasian
merupakan jumlah neto dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada akhir periode pelaporan (yang
didiskontokan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi pemerintah pada pasar aktif) ditambah
keuntungan (dikurangi kerugian) yang belum diakui, dikurangi biaya jasa lalu yang belum diakui serta
dikurangi nilai wajar aset program yang akan digunakan untuk penyelesaian liabilitas secara langsung
(jika ada).
m. Biaya Emisi Saham
Biaya emisi saham merupakan seluruh biaya yang berkaitan dengan penerbitan efek ekuitas
sebagaimana diatur dalam peraturan BAPEPAM-LK. Biaya-biaya seperti biaya pencatatan saham di
bursa atas saham yang sudah beredar, biaya yang berkaitan dengan dividen saham atau pemecahan
saham dan biaya lain yang tidak dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan efek ekuitas,
dibebankan langsung pada laporan laba rugi komprehensif.
n. Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
Sebagaimana diatur di dalam PSAK No. 38 (Revisi 2004) tentang “Akuntansi Restrukturisasi Entitas
Sepengendali”, pengalihan aset, liabilitas, saham dan instrumen kepemilikan lainnya di antara entitas
sepengendali tidak menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun entitas
sepengendali dan juga tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi pemilikan atas aset,
saham, liabilitas atau instrumen lainnya yang dipertukarkan. Oleh karena itu, aset maupun liabilitas
yang pemilikannya dialihkan tersebut dicatat sesuai dengan nilai buku berdasarkan metode penyatuan
kepemilikan. Entitas sepengendali itu sendiri adalah pihak-pihak yang baik secara langsung maupun
tidak langsung (melalui satu atau lebih perantara) mengendalikan atau dikendalikan oleh atau berada
di bawah pengendali yang sama.
Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku sehubungan dengan transaksi restrukturisasi
antara entitas sepengendali, disajikan sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas
Sepengendali” pada bagian ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.
Saldo akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dapat berubah pada saat
adanya transaksi resiprokal di antara entitas sepengendali yang sama; peristiwa kuasi reorganisasi,
hilangnya status substansi sepengendalian antara entitas yang pernah bertransaksi serta pelepasan
aset, liabilitas, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang mendasari terjadinya selisih transaksi
restrukturisasi entitas sepengendali kepada pihak ketiga.
o. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan dari penjualan real estat diakui berdasarkan PSAK No. 44 tentang “Akuntansi
Pengembangan Real Estat”. Berdasarkan PSAK tersebut maka:
21
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
o. Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan)
1. Penjualan bangunan rumah, ruko, bangunan sejenis lain beserta kavling tanahnya diakui dengan
metode akrual penuh (full accrual method) apabila telah memenuhi seluruh kriteria berikut:
a. Proses penjualan telah selesai.
b. Harga jual akan tertagih.
c. Tagihan Perusahaan dan Entitas Anak tidak akan bersifat subordinasi di masa yang akan
datang terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli.
d. Perusahaan dan Entitas Anak telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit
bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansial adalah penjualan
serta Perusahaan dan Entitas Anak tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara signifikan
dengan unit bangunan tersebut.
2. Penjualan kavling tanah tanpa bangunan diakui dengan metode akrual penuh apabila pada saat
pengikatan jual beli seluruh kriteria berikut ini telah terpenuhi:
a. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang disepakati dan
jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli.
b. Harga jual akan tertagih.
c. Tagihan Perusahaan dan Entitas Anak tidak akan bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain
yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang.
d. Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga Perusahaan dan Entitas Anak tidak
berkewajiban lagi untuk menyelesaikan kavling tanah yang dijual, seperti kewajiban untuk
mematangkan kavling tanah atau kewajiban untuk membangun fasilitas-fasilitas pokok yang
dijanjikan oleh atau yang menjadi kewajiban Perusahaan dan Entitas Anak, sesuai dengan
pengikatan jual beli atau ketentuan peraturan perundang-undangan.
e. Hanya kavling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan Perusahaan dan Entitas
Anak dalam pendirian bangunan di atas kavling tanah tersebut.
Seluruh penerimaan hasil penjualan bangunan rumah dan kavling tanah yang belum memenuhi
persyaratan di atas, ditangguhkan dan transaksi tersebut diakui dengan metode deposit serta
dikelompokkan sebagai akun “Uang Muka Penjualan” pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
Penerimaan dari tanda jadi untuk pembelian yang batal, biaya administrasi, penghasilan bunga dari
para pembeli, biaya perbaikan (yang tidak ditanggung oleh kontraktor), biaya pemeliharaan sebelum
penyerahan dan beban usaha lainnya diakui pada saat terjadinya (basis akrual).
p. Kapitalisasi dan Metode Alokasi Biaya Proyek Pengembangan Real Estat
Beban aktivitas pengembangan real estat yang dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat
adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
Beban pra-perolehan tanah
Beban perolehan tanah
Beban yang secara langsung berhubungan dengan proyek
Beban yang dapat diatribusikan pada aktivitas pengembangan real estat
Beban pinjaman
22
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
p. Kapitalisasi dan Metode Alokasi Biaya Proyek Pengembangan Real Estat (lanjutan)
Beban yang dialokasikan sebagai beban proyek adalah:
1. Beban pra-perolehan tanah atas tanah yang tidak berhasil diperoleh
2. Kelebihan beban dari hasil yang diperoleh atas pembangunan sarana umum yang
dikomersialkan, yang dijual atau dialihkan sehubungan dengan penjualan unit.
Apabila akumulasi biaya ke proyek pengembangan lebih rendah dari realisasi pendapatan pada
masa depan maka selisihnya akan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian
tahun berjalan. Atas perbedaan yang terjadi manajemen akan melakukan penyisihan secara
periodik. Jumlah penyisihan tersebut akan mengurangi nilai tercatat proyek dan dibebankan ke
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan.
Beban yang telah dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat dialokasikan ke setiap unit real
estat dengan metode identifikasi khusus (Specific Identification Method).
Pengkajian atas estimasi dan alokasi biaya dilakukan pada setiap akhir tahun pelaporan sampai
proyek selesai secara substansial. Jika terjadi perubahan mendasar, Manajemen akan melakukan
revisi dan realokasi biaya. Metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian aktivitas
pengembangan adalah berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan dibandingkan dengan jumlah
biaya yang harus dikeluarkan (cost to cost basis).
Beban yang diakui pada saat terjadinya adalah biaya yang tidak berhubungan dengan proyek real
estat.
Biaya pengembangan tanah, termasuk tanah yang digunakan sebagai jalan dan prasarana atau area
yang tidak dijual lainnya, dialokasikan ke proyek berdasarkan luas area yang dapat dijual.
q. Pajak Penghasilan
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 71/2008 yang ditetapkan pada tanggal
4 November 2008, efektif 1 Januari 2009, penghasilan dari penjualan atau pengalihan tanah
dan/atau bangunan untuk pengembang real estat dikenakan pajak final sebesar 5% yang dihitung
dari nilai penjualan atau pengalihan dan beban yang berhubungan dengan kegiatan tersebut tidak
dapat dikurangkan untuk tujuan perhitungan pajak penghasilan badan.
Perbedaan antara jumlah tercatat aset atau liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan
final dengan dasar pengenaan pajaknya tidak diakui sebagai aset atau liabilitas pajak tangguhan.
Beban pajak kini sehubungan dengan penghasilan yang menjadi subjek pajak penghasilan final
diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada tahun berjalan.
Selisih antara jumlah pajak penghasilan final yang telah dibayar dengan jumlah yang dibebankan
sebagai beban pajak penghasilan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian diakui sebagai
pajak dibayar di muka atau hutang pajak.
23
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
r.
Laba (Rugi) per Saham
Laba (rugi) per saham dihitung dengan membagi laba (rugi) yang dapat diatribusikan kepada
Perusahaan selaku Entitas Induk selama tahun berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham
yang beredar selama tahun yang bersangkutan.
s. Segmen Operasi
Segmen operasi disajikan dengan cara yang sesuai dengan pelaporan internal yang diberikan oleh
para manajer segmen kepada pembuat keputusan operasional. Segmen operasi tersebut dikelola
secara independen oleh tiap-tiap manajer yang bertanggungjawab atas kinerja dari masing-masing
segmen operasi yang ada dalam lingkup wewenangnya. Sedangkan pembuat keputusan
operasional adalah pihak yang melakukan penelaahan terhadap laporan segmen di mana laporan
tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja
segmen.
3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan,
estimasi dan asumsi yang akan mempengaruhi jumlah-jumlah pendapatan, beban, aset dan liabilitas
yang dilaporkan, dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi pada akhir periode pelaporan. Adanya
ketidakpastian terkait dengan asumsi dan estimasi dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap
jumlah tercatat aset dan liabilitas pada periode pelaporan berikutnya.
a. Pertimbangan Manajemen
Pertimbangan pengelompokan aset dan liabilitas keuangan (yang dibuat oleh manajemen dalam
rangka penerapan kebijakan akuntansi) memiliki pengaruh signifikan atas jumlah-jumlah yang diakui
dalam laporan keuangan konsolidasian. Pengelompokan atas aset dan liabilitas tertentu sebagai
aset dan liabilitas keuangan mempertimbangkan bahwa definisi yang ditetapkan PSAK No. 55
(Revisi 2011) telah dipenuhi. Tiap-tiap kelompok memberikan dampak pengukuran yang berbedabeda (lihat Catatan 2f).
b. Sumber Estimasi Ketidakpastian
Asumsi dan sumber utama dari estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki
risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas untuk
tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Manajemen mendasarkan asumsi dan estimasi pada
tolak ukur yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Keadaan dan asumsi
mengenai perkembangan masa depan yang ada saat ini dapat berubah akibat perubahan pasar atau
situasi di luar kendali Perusahaan dan Entitas Anak. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi
terkait pada saat terjadinya.
24
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
b. Sumber Estimasi Ketidakpastian (lanjutan)
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang
Penentuan liabilitas dan beban imbalan kerja jangka panjang Perusahaan dan Entitas Anak
bergantung pada pemilihan asumsi aktuarial yang digunakan. Asumsi tersebut termasuk antara lain,
tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat
kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang
ditetapkan sebelumnya, diperlakukan sesuai dengan kebijakan akuntansi sebagaimana diuraikan
dalam Catatan 2l atas laporan keuangan konsolidasian.
Meskipun Manajemen berkeyakinan bahwa asumsi pada tanggal pelaporan tersebut wajar dan telah
sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang
ditetapkan dapat mempengaruhi secara material liabilitas dan beban imbalan kerja karyawan.
Jumlah tercatat liabilitas imbalan kerja jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
masing-masing
adalah
sebesar
Rp
2.602.276.037
dan
Rp
2.262.006.977
(lihat Catatan 15).
Penyusutan Aset Tetap
Aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat
ekonomis dari aset yang bersangkutan yang berkisar antara 5 hingga 20 tahun, suatu kisaran yang
umumnya diperkirakan dalam industri sejenis. Perubahan dalam pola pemakaian dan tingkat
perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis serta nilai residu dari aset
tetap dan karenanya biaya penyusutan masa depan memiliki kemungkinan untuk diubah. Nilai
tercatat aset tetap pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar
Rp 598.967.613 dan Rp 813.749.765, sedangkan biaya penyusutan untuk tahun 2012 dan 2011
masing-masing adalah sebesar Rp 225.374.152 dan Rp 231.709.068 (lihat Catatan 10 dan 20).
Pajak Penghasilan
Perusahaan dan Entitas Anak selaku wajib pajak menghitung liabilitas perpajakannya secara self
assessment berdasarkan pada peraturan yang berlaku. Perhitungan tersebut dianggap benar
selama belum terdapat ketetapan dari Direktur Jenderal Pajak atas jumlah pajak yang terhutang atau
ketika sampai dengan jangka waktu lima (5) tahun (masa daluwarsa pajak) tidak terdapat ketetapan
pajak yang diterbitkan. Perbedaan jumlah pajak penghasilan yang terhutang dapat disebabkan oleh
beberapa hal seperti pemeriksaan pajak, penemuan bukti-bukti pajak baru dan perbedaan
interpretasi antara manajemen dan pejabat kantor pajak terhadap peraturan pajak tertentu.
Perbedaan hasil aktual dan jumlah tercatat tersebut dapat mempengaruhi jumlah tagihan pajak,
hutang pajak dan beban pajak. Saldo hutang pajak Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012
dan 2011 masing-masing adalah sebesar Rp 574.987.300 dan Rp 138.216.579 (lihat Catatan 12).
25
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4.
KAS DAN BANK
Akun kas dan bank seluruhnya dalam mata uang Rupiah dan terdiri dari:
2012
Kas
2011
-
2.975.000
Bank
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Victoria International Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia Syariah
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Pan Indonesia Tbk
PT Bank DKI
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Sinarmas Tbk
PT Bank DKI Syariah
14.966.836.818
2.209.174.768
1.363.578.160
743.157.520
449.956.570
396.391.954
334.432.442
230.837.270
73.891.681
4.158.695
2.281.278
349.288.241
1.025.927.866
12.959.473
199.156.303
316.127.157
99.068.337
64.796.843
73.435.819
4.478.685
13.850.281
Jumlah
20.774.697.156
2.162.064.005
Tidak terdapat pembatasan terhadap penggunaan dana kas dan bank ataupun penempatan dana kas
dan bank pada pihak-pihak berelasi.
5.
ASET KEUANGAN YANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL
Rincian akun ini adalah sebagai berikut:
% Kepemilikan
Biaya
Perolehan
Kerugian
Yang Belum
Direalisasi
Atas
Perubahan
Nilai Wajar
Nilai Wajar
Berdasarkan
Harga
Kuotasi Pasar
Tahun 2012
GEMS
0,002%
281.250.000
(43.750.000)
237.500.000
1,188%
0,002%
17.812.926.979
281.250.000
(14.512.926.979)
(8.750.000)
3.300.000.000
272.500.000
18.094.176.979
(14.521.676.979)
3.572.500.000
Tahun 2011
CKRA
GEMS
26
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5.
ASET KEUANGAN YANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL (lanjutan)
Perusahaan telah menjual seluruh investasi saham CKRA dan RODA masing-masing pada tanggal
29 Mei 2012 dan 1 Maret 2011. Penjualan saham-saham tersebut dilakukan melalui mekanisme
perdagangan di BEI. Rincian kerugian yang timbul sehubungan dengan transaksi penjualan investasi
saham tersebut adalah sebagai berikut:
2012
2011
Hasil penjualan saham
Dikurangi biaya perolehan
16.380.000.000
17.812.926.979
39.581.797.500
53.832.080.405
Kerugian yang direalisasi atas penjualan
aset keuangan yang tersedia untuk dijual
(1.432.926.979)
(14.250.282.905)
*) GEMS : PT Golden Energy Mines Tbk
CKRA : PT Citra Kebun Raya Agri Tbk
RODA : PT Royal Oak Development Asia Tbk
6.
PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA
Rincian akun piutang usaha berdasarkan tipe bangunan rumah dan kavling tanah yang dijual adalah
sebagai berikut:
2012
2011
Tipe 33/72
Tipe 39/120
Tipe 33/78
Tipe 38/90
Tipe 51/135
Tipe 38/75
Tipe 38/78
Tipe 32,5/69
Tipe 39/108
Tipe 36/69
Tipe 44/105
Tipe 32/75
Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp 100.000.000)
Jumlah
3.396.074.500
2.644.934.522
2.494.786.000
1.583.969.950
653.268.243
613.126.445
575.377.202
477.534.589
167.018.324
152.006.863
106.046.816
101.247.505
598.079.460
171.070.003
1.291.497.009
212.220.000
1.006.386.176
549.102.202
616.935.125
321.813.324
153.506.863
107.052.505
731.841.773
13.563.470.419
5.161.424.980
Rincian umur piutang usaha berdasarkan tanggal akta jual beli/akad kredit adalah sebagai berikut:
2012
Kurang dari 30 hari
31 - 60 hari
61 - 90 hari
1.456.527.496
824.948.500
133.601.000
27
2011
443.040.830
685.643.067
390.853.374
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6.
PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA (lanjutan)
2012
91 - 360 hari
Lebih dari 360 hari
Jumlah
2011
8.353.185.077
2.795.208.346
1.683.257.972
1.958.629.737
13.563.470.419
5.161.424.980
Saldo piutang usaha di atas seluruhnya dalam mata uang Rupiah di mana meliputi,
-
piutang kepada pihak bank atas transaksi penjualan real estat melalui fasilitas kredit kepemilikan
rumah (KPR) atas rumah-rumah inden dan,
sisa tagihan retensi yang masih belum dibayarkan oleh pihak bank terkait dengan fasilitas KPR di
atas.
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir
tahun, manajemen berkeyakinan tidak terdapat adanya bukti objektif atas penurunan nilai piutang dan
seluruh saldo piutang usaha tersebut dapat tertagih, sehingga tidak diperlukan adanya penyisihan
penurunan nilai atas piutang.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, tidak terdapat piutang usaha yang digunakan sebagai
jaminan atas pinjaman.
7.
PERSEDIAAN REAL ESTAT
Akun ini terdiri dari:
2012
2011
Tanah matang (kavling tanah)
Bangunan rumah tersedia untuk dijual
24.560.015.801
6.103.864.696
21.127.324.887
2.227.591.525
Jumlah
30.663.880.497
23.354.916.412
Perusahaan tidak mengasuransikan persediaannya karena manajemen berkeyakinan bahwa risiko
kerugian yang mungkin timbul atas persediaan tersebut tidak signifikan.
Sepanjang tahun 2012 dan 2011, jumlah persediaan yang diakui sebagai beban pokok penjualan
masing-masing adalah sebesar Rp 22.434.320.111 dan Rp 8.337.433.862.
Manajemen berkeyakinan bahwa pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, tidak terdapat peristiwa
atau keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai atas persediaan ataupun indikasi bahwa
nilai tercatat persediaan tersebut melampaui nilai realisasi netonya.
28
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8.
PENYERTAAN SAHAM PADA ENTITAS ASOSIASI
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Tiara Raya Bali
International (TRBI) No. 5 tanggal 5 Desember 2011 yang dibuat oleh Notaris SP. Henny Singgih, S.H.,
para pemegang saham TRBI telah menyetujui untuk menerbitkan 28.000 saham baru yang seluruhnya
diambil bagian dan telah disetor tunai oleh Perusahaan. Penyertaan tersebut mencerminkan
kepemilikan sebesar 40% dan Perusahaan memiliki pengaruh signifikan untuk berpartisipasi dalam
keputusan kebijakan keuangan dan operasional TRBI.
Ringkasan data keuangan TRBI adalah sebagai berikut:
2012
Jumlah aset
Jumlah liabilitas
Penjualan bersih (belum beroperasi secara komersial)
Rugi bersih
244.708.677.586
158.062.535.228
(9.899.697.349)
2011
133.667.865.299
37.122.025.592
(1.242.251.291)
Saham TRBI tidak memiliki kuotasi harga di pasar dan nilai wajarnya tidak dapat ditentukan secara
andal.
Adapun seluruh penyertaan ini dicatat dengan menggunakan metode ekuitas dengan rincian sebagai
berikut:
Tanggal
5 Desember 2011
31 Desember 2011
31 Desember 2012
9.
Bagian atas Rugi
Bersih Tahun Berjalan
(496.900.516)
(3.959.878.940)
Akumulasi Bagian
Atas Rugi Bersih
(496.900.516)
(4.456.779.456)
Nilai Tercatat
56.000.000.000
55.503.099.484
51.543.220.544
TANAH YANG BELUM DIKEMBANGKAN
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, akun ini seluruhnya merupakan tanah yang akan
dikembangkan oleh Perusahaan dan Entitas Anak pada masa mendatang masing-masing seluas
2
2
289.766 m dan 314.090 m yang berada di Tangerang, Bekasi dan Karawang. Berdasarkan Peraturan
Daerah Kota Tangerang Nomor 6 Tahun 2012 tanggal 13 Juli 2012 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Tangerang, bagian tanah yang belum dikembangkan atas nama Entitas Anak seluas
2
138.620 m yang terletak di kawasan Cipondoh, Tangerang merupakan kawasan ruang terbuka hijau.
Saldo akun ini pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar
Rp 35.423.244.634 dan Rp 45.362.581.812.
29
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. ASET TETAP
Rincian dan mutasi akun aset tetap adalah sebagai berikut:
2012
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir
Biaya Perolehan
Tanah
Bangunan
Peralatan dan
perabot kantor
Kendaraan
34.032.000
70.400.000
-
-
34.032.000
70.400.000
425.517.732
1.707.357.998
10.592.000
-
-
436.109.732
1.707.357.998
Jumlah Biaya
Perolehan
2.237.307.730
10.592.000
-
2.247.899.730
Akumulasi Penyusutan
Bangunan
Peralatan dan
perabot kantor
Kendaraan
54.266.655
3.520.000
-
57.786.655
347.278.403
1.022.012.907
27.810.819
194.043.333
-
375.089.222
1.216.056.240
Jumlah Akumulasi
Penyusutan
1.423.557.965
225.374.152
-
1.648.932.117
Nilai Buku
813.749.765
598.967.613
2011
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir
Biaya Perolehan
Tanah
Bangunan
Peralatan dan
perabot kantor
Kendaraan
34.032.000
70.400.000
-
-
34.032.000
70.400.000
425.517.732
1.106.849.358
781.600.000
181.091.360
425.517.732
1.707.357.998
Jumlah Biaya
Perolehan
1.636.799.090
781.600.000
181.091.360
2.237.307.730
50.746.655
3.520.000
-
54.266.655
314.762.668
980.287.598
32.515.735
195.673.333
153.948.024
347.278.403
1.022.012.907
1.345.796.921
231.709.068
153.948.024
1.423.557.965
Akumulasi Penyusutan
Bangunan
Peralatan dan
perabot kantor
Kendaraan
Jumlah Akumulasi
Penyusutan
Nilai Buku
291.002.169
813.749.765
30
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. ASET TETAP (lanjutan)
Beban penyusutan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011
masing-masing adalah sebesar Rp 225.374.151 dan Rp 231.709.068 yang seluruhnya dialokasikan ke
beban umum dan administrasi (lihat Catatan 20).
Rincian laba penjualan aset tetap untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 adalah
sebagai berikut:
Hasil penjualan aset tetap
Dikurangi nilai buku
177.000.000
27.143.336
Laba penjualan aset tetap
149.856.664
Pada tanggal 31 Desember 2012 dam 2011, aset tetap berupa kendaraan telah diasuransikan terhadap
seluruh risiko (all risk) dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 550.000.000 dan
Rp 625.000.000.
Manajemen berkeyakinan bahwa pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, tidak terdapat peristiwa
atau keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai atas aset tetap.
11. HUTANG USAHA - PIHAK KETIGA
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, akun ini seluruhnya merupakan hutang dalam mata uang
Rupiah kepada para kontraktor dan pemasok masing-masing dengan saldo sebesar Rp 3.056.225.470
dan Rp 1.852.563.920.
Rincian umur hutang usaha berdasarkan tanggal tagihan adalah sebagai berikut:
2012
2011
Kurang dari 30 hari
31 - 90 hari
91 - 180 hari
Lebih dari 180 hari
1.830.790.000
498.000.000
212.482.500
514.952.970
615.762.000
205.400.000
822.230.183
209.171.737
Jumlah
3.056.225.470
1.852.563.920
Tidak ada jaminan yang secara khusus diberikan oleh Perusahaan dan Entitas Anak atas hutang usaha.
31
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. PERPAJAKAN
Rincian hutang pajak adalah sebagai berikut:
2012
2011
Perusahaan
Pajak penghasilan
Pasal 4 (2)
Pasal 21
Pasal 23
Pajak penjualan final
Pajak pertambahan nilai
28.559.066
19.523.734
195.964.000
330.940.500
6.072.937
25.905.238
5.140.182
59.828.327
41.269.895
Jumlah
574.987.300
138.216.579
Perhitungan beban pajak penghasilan dan hutang pajak penjualan final yang dihitung dari nilai
penjualan bersih untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah
sebagai berikut:
2012
2011
Penjualan bersih menurut laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian
41.729.192.546
15.724.942.574
Penjualan yang menjadi objek pajak penjualan final
41.729.192.540
15.762.260.580
2.086.459.627
1.890.495.627
788.113.029
728.284.702
195.964.000
59.828.327
Beban pajak penjualan final (5%)
Dikurangi pajak penjualan final yang telah disetorkan
Jumlah hutang pajak penjualan final
Sesuai dengan PP No. 71/2008 (lihat Catatan 2q) nilai penjualan yang menjadi dasar pengenaan pajak
penjualan final adalah nilai yang tertinggi antara 1) nilai berdasarkan akta pengalihan hak atau 2) nilai
jual objek pajak tanah dan/atau bangunan yang bersangkutan. Perhitungan tersebut menjadi dasar
dalam penyusunan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) tahun 2012 dan 2011 yang disampaikan
kepada Kantor Pajak.
13. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR
Akun ini meliputi beban yang masih harus dibayarkan atas:
2012
2011
Sewa
Lain-lain
113.605.000
183.850.225
163.326.000
104.502.073
Jumlah
297.455.225
267.828.073
32
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. UANG MUKA PENJUALAN - PIHAK KETIGA
Rincian akun ini (berdasarkan tipe bangunan rumah dan kavling tanah yang dijual) adalah sebagai
berikut:
2012
2011
Tipe 51/135
Tipe 38/90
Tipe 78/75
Kavling tanah
Tipe 43/120
Tipe 39/120
Tipe 38/78
Tipe 45/114
Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp 100.000.000)
1.189.070.001
844.249.056
562.851.364
567.891.820
323.413.728
127.890.909
100.905.738
171.796.385
429.130.666
235.875.459
1.487.221.970
688.233.181
388.120.000
323.413.728
184.272.726
84.815.002
171.796.385
2.304.693.420
Jumlah
4.317.199.667
5.868.441.871
Seluruh saldo uang muka penjualan di atas adalah dalam mata uang Rupiah.
15. LIABILITAS IMBALAN KERJA JANGKA PANJANG
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan dan Entitas Anak mencatat liabilitas imbalan
kerja jangka panjang berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh aktuaris independen yaitu PT Kaia
Magna Consulting. Sebagaimana diungkapkan dalam laporan aktuaris independen tersebut, yang
masing-masing bertanggal 3 Desember 2012 dan 6 Februari 2012, perhitungan dilakukan dengan
menggunakan metode “Projected Unit Credit” dan asumsi-asumsi utama sebagai berikut:
Tingkat diskonto
Tingkat kenaikan gaji
Usia pensiun
Tingkat mortalitas
Tingkat pensiun dini/pengunduran diri
2012
2011
5,82%
7%
55 tahun
TMI II tahun 1999
3%
6,34%
7%
55 tahun
TMI II tahun 1999
3%
Perubahan nilai kini dari liabilitas imbalan kerja jangka panjang selama tahun berjalan adalah sebagai
berikut:
2012
2011
Saldo awal tahun
Beban jasa kini
Beban bunga
Ekspektasi imbalan yang dibayarkan
Kerugian aktuarial
2.384.308.957
278.445.872
151.165.188
(93.000.000 )
51.964.271
1.794.874.364
225.645.448
152.564.321
211.224.824
Saldo akhir tahun
2.772.884.288
2.384.308.957
33
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15. LIABILITAS IMBALAN KERJA JANGKA PANJANG (lanjutan)
Rincian liabilitas imbalan kerja jangka panjang yang disajikan di dalam laporan posisi keuangan
konsolidasian adalah sebagai berikut:
2012
2011
Nilai kini liabilitas imbalan kerja karyawan
Biaya jasa lalu yang belum diakui
Keuntungan aktuaria yang belum diakui
2.772.884.288
(10.569.000)
(160.039.251)
2.384.308.957
(14.227.000)
(108.074.980)
Jumlah
2.602.276.037
2.262.006.977
Rincian beban imbalan kerja karyawan selama tahun berjalan adalah sebagai berikut:
2012
2011
Biaya jasa kini
Beban bunga
Amortisasi dari biaya jasa lalu yang belum diakui
- Non vested
278.445.872
151.165.188
225.645.448
152.564.321
3.658.000
3.658.000
Jumlah
433.269.060
381.867.769
Perubahan saldo liabilitas imbalan kerja jangka panjang adalah sebagai berikut:
2012
2011
Saldo awal tahun
Beban imbalan kerja - tahun berjalan (lihat Catatan 20)
Beban imbalan kerja yang dibayarkan - tahun berjalan
2.262.006.977
433.269.060
(93.000.000)
1.880.139.208
381.867.769
-
Saldo akhir tahun
2.602.276.037
2.262.006.977
Rincian nilai kini dari liabilitas imbalan kerja jangka panjang, defisit dan penyesuaian yang timbul atas
liabilitas program adalah sebagai berikut:
2012
2011
2010
2009
2008
Nilai kini liabilitas
imbalan kerja jangka panjang
Nilai wajar aset program
(2.772.884.288) (2.384.308.957) (1.794.874.364)
-
(929.991.062)
-
(666.004.263)
-
Defisit
(2.772.884.288)
(929.991.062)
(666.004.263)
Penyesuaian pada
liabilitas program
62.686.756
(2.384.308.957) (1.794.874.364)
155.943.083
34
120.783.028
40.441.483
26.463.308
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. MODAL SAHAM
Susunan pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 berdasarkan Daftar
Pemegang Saham yang diterbitkan oleh PT Sinartama Gunita, Biro Administrasi Efek, adalah sebagai
berikut:
2012
Modal Saham – Ditempatkan dan Disetor Penuh
Saham Seri A
(lembar)
Richard Rachmadi Wiriahardja
(Komisaris Utama)
PT Artha Era Primayasa
Michella Ristiadewi (Direktur)
Maria Florentina Tulolo (Komisaris)
Masyarakat (masing-masing kurang dari 5%)
Jumlah
Saham Seri B
(lembar)
Persentase
Kepemilikan
Jumlah
52.006.500
62.663.875
27.500.000
18.336.125
99.493.500
66.522.500
200.000
36,28%
19,18%
8,42%
5,61%
30,51%
39.307.750.000
31.331.937.500
13.750.000.000
9.168.062.500
49.786.750.000
260.000.000
66.722.500
100,00%
143.344.500.000
2011
Modal Saham – Ditempatkan dan Disetor Penuh
Saham Seri A
(lembar)
Richard Rachmadi Wiriahardja
(Komisaris Utama)
Exquisite Princess Investments Limited
Michella Ristiadewi (Direktur)
Golddecade Group Limited
Maria Florentina Tulolo (Komisaris)
Masyarakat (masing-masing kurang dari 5%)
Jumlah
Saham Seri B
(lembar)
Persentase
Kepemilikan
Jumlah
52.006.500
62.663.875
27.500.000
16.336.125
2.000.000
99.493.500
66.522.500
200.000
36,28%
19,18%
8,42%
5,00%
0,61%
30,51%
39.307.750.000
31.331.937.500
13.750.000.000
8.168.062.500
1.000.000.000
49.786.750.000
260.000.000
66.722.500
100,00%
143.344.500.000
Pengelolaan Modal
Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal
yang sehat antara jumlah liabilitas dan ekuitas guna mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan
bagi pemegang saham. Perusahaan mengelola dan melakukan penyesuaian terhadap struktur
permodalan berdasarkan perubahan kondisi ekonomi dan kebutuhan bisnis. Dalam rangka memelihara
dan mengelola struktur permodalan, Perusahaan dapat menyesuaikan atau menunda besaran
pembagian dividen kepada pemegang saham, menerbitkan saham baru, membeli kembali saham yang
beredar, mengusahakan pendanaan melalui pinjaman ataupun menjual aset untuk mengurangi
pinjaman. Kebijakan manajemen adalah mempertahankan secara konsisten struktur permodalan yang
sehat dalam jangka panjang guna mengamankan akses terhadap berbagai alternatif pendanaan pada
biaya pendanaan (cost of fund) yang wajar.
35
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. MODAL SAHAM (lanjutan)
Pengelolaan Modal (lanjutan)
Tidak ada ketentuan atau peraturan khusus yang ditetapkan bagi Perusahaan mengenai jumlah
permodalan selain dari yang diatur di dalam Undang-undang No. 1/1995 tanggal 7 Maret 1995
mengenai Perseroan Terbatas yang kemudian diubah dengan Undang-Undang No. 40/2007 tanggal
16 Agustus 2007.
Sebagaimana praktik yang berlaku umum, Perusahaan mengevaluasi struktur permodalan melalui rasio
hutang terhadap modal (gearing ratio) yang dihitung melalui pembagian antara hutang neto dengan
modal. Hutang neto adalah jumlah liabilitas sebagaimana disajikan di dalam laporan posisi keuangan
konsolidasian dikurangi dengan jumlah kas dan bank. Sedangkan modal meliputi seluruh komponen
ekuitas, termasuk KNP. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, perhitungan rasio tersebut adalah
sebagai berikut:
2012
2011
Jumlah liabilitas
Dikurangi kas dan bank
10.937.643.699
20.774.697.156
10.463.791.598
2.162.064.005
Hutang neto
(9.837.053.457)
8.301.727.593
Jumlah ekuitas
141.874.212.164
125.473.419.860
-0,069
0,066
Rasio hutang terhadap modal
17. SALDO LABA TELAH DITENTUKAN PENGGUNAANNYA
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2002, Perusahaan mengalokasikan
pembentukan cadangan umum sebesar Rp 2.300.000.000 dari saldo laba. Pencadangan ini dibentuk
sesuai dengan Undang-undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas yang kemudian diubah
dengan Undang-undang No. 40 Tahun 2007.
18. PENJUALAN BERSIH
Akun ini seluruhnya merupakan penjualan real estat dengan rincian (berdasarkan tipe bangunan rumah
dan kavling tanah) sebagai berikut:
2012
Bangunan rumah:
Tipe 33/72
Tipe 39/120
Tipe 38/90
Tipe 33/78
Tipe 32,5/69
9.005.600.000
8.880.820.438
8.248.130.518
8.245.000.000
3.768.528.750
36
2011
1.171.782.151
4.389.176.180
1.629.114.063
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18. PENJUALAN BERSIH (lanjutan)
2012
Bangunan rumah: (lanjutan)
Tipe 51/135
Tipe 38/75
Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp 1.000.000.000)
Sub-jumlah
Kavling tanah
Jumlah
2011
1.210.730.000
774.882.840
1.449.680.500
2.596.665.617
3.808.399.063
40.133.692.546
15.044.817.574
1.595.500.000
680.125.000
41.729.192.546
15.724.942.574
Sepanjang tahun berjalan, tidak terdapat pelanggan individual yang nilai transaksinya melebihi 10% dari
jumlah penjualan bersih kumulatif ataupun penjualan kepada pihak-pihak berelasi.
19. BEBAN POKOK PENJUALAN
Rincian beban pokok penjualan adalah sebagai berikut:
2012
2011
Bangunan rumah
Kavling tanah
13.020.111.829
9.414.208.282
5.318.237.326
3.019.196.536
Jumlah
22.434.320.111
8.337.433.862
Sepanjang tahun berjalan, tidak terdapat pemasok individual yang nilai transaksinya melebihi 10% dari
jumlah penjualan bersih kumulatif ataupun pembelian dari pihak-pihak berelasi.
20. BEBAN USAHA
Rincian beban usaha adalah sebagai berikut:
2012
2011
Penjualan
Komisi penjualan
Iklan dan promosi
1.357.173.552
313.019.209
694.223.970
277.366.798
Sub-jumlah
1.670.192.761
971.590.768
37
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20. BEBAN USAHA (lanjutan)
2012
2011
Umum dan administrasi
Gaji, upah dan tunjangan
Iuran dan perizinan
Keperluan dapur
Pajak bumi dan bangunan
Imbalan kerja karyawan (lihat Catatan 15)
Listrik dan air
Penyusutan (lihat Catatan 10)
Asuransi karyawan
Telepon dan faksimile
Lain-lain (masing-masing kurang dari Rp 100.000.000)
2.886.375.000
2.481.954.345
829.831.731
696.766.488
433.269.060
256.771.758
225.374.151
126.835.488
117.093.207
571.538.044
2.674.301.000
1.328.938.500
167.628.789
662.154.097
381.867.769
200.661.991
231.709.068
126.835.488
119.594.949
1.545.098.508
Sub-jumlah
8.625.809.272
7.438.790.159
10.296.002.033
8.410.380.927
Jumlah Beban Usaha
21. LABA (RUGI) PER SAHAM
Perhitungan laba (rugi) per saham sebagaimana disajikan di dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian adalah sebagai berikut:
2012
Laba (rugi) yang dapat diatribusikan kepada
pemilik Entitas Induk
Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar
2011
1.797.607.110
326.722.500
(13.960.094.702)
326.722.500
5.50
(42.73)
Laba (rugi) per Saham
22. KEPENTINGAN NONPENGENDALI
Rincian akun ini adalah sebagai berikut:
2012
2011
Saldo Awal
Bagian kepentingan nonpengendali atas
laba tahun berjalan
7.356.941
7.700.723
(302.124)
(343.782)
Saldo Akhir
7.054.817
7.356.941
38
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
23. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN
Perbandingan antara jumlah tercatat dan nilai wajar dari tiap kelompok aset dan liabilitas keuangan
Perusahaan dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
2012
Jumlah Tercatat
Aset Keuangan
Aset keuangan yang tersedia untuk
dijual (a)
Pinjaman yang diberikan dan piutang (b)
Liabilitas keuangan pada biaya
perolehan yang diamortisasi (b)
2011
Nilai Wajar
Jumlah Tercatat
Nilai Wajar
237.500.000
34.338.167.575
237.500.000
34.338.167.575
3.572.500.000
7.323.488.985
3.572.500.000
7.323.488.985
34.575.667.575
34.575.667.575
10.895.988.985
10.895.988.985
3.443.180.695
3.443.180.695
2.195.126.171
2.195.126.171
Metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai wajar aset dan liabilitas keuangan di atas
adalah sebagai berikut:
a. Nilai wajar dari aset keuangan yang tersedia untuk dijual (lihat Catatan 5) ditentukan berdasarkan
harga kuotasi di pasar aktif (hirarki nilai wajar tingkat 1). Nilai wajar tersebut mengacu kepada
harga penutupan (closed price) pada hari perdagangan terakhir di BEI.
b. Jumlah tercatat untuk kelompok aset dan liabilitas keuangan lainnya yang meliputi akun-akun kas
dan bank, piutang usaha, hutang usaha, hutang lain-lain dan beban masih harus dibayar telah
mendekati nilai wajarnya. Hal ini karena seluruh aset dan liabilitas keuangan tersebut berjangka
pendek.
24. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
Perusahaan dan Entitas Anak memiliki beberapa eksposur risiko atas instrumen keuangan dalam
bentuk risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko harga pasar. Mengingat bahwa seluruh transaksi usaha
dilakukan dalam mata uang Rupiah dan tidak adanya pendanaan dari pihak ketiga (hutang bank), maka
Perusahaan dan Entitas Anak relatif tidak memiliki ekposur risiko yang terkait dengan fluktuasi
perubahan nilai tukar mata uang asing ataupun perubahan suku bunga.
Kebijakan manajemen terhadap risiko keuangan dimaksudkan guna meminimumkan potensi dan
dampak keuangan merugikan yang mungkin timbul dari risiko-risiko tersebut pada besaran yang dapat
diterima (acceptable parameters). Dalam kaitannya dengan manajemen risiko keuangan tersebut,
Manajemen tidak memperkenankan adanya transaksi derivatif yang bertujuan spekulatif.
Berikut ini adalah ikhtisar kebijakan dan tujuan manajemen risiko keuangan Perusahaan dan Entitas
Anak:
39
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
a. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko di mana salah satu pihak yang terikat dalam kontrak atas instrumen
keuangan gagal memenuhi kewajibannya sehingga menyebabkan pihak lain mengalami kerugian
keuangan. Eksposur risiko kredit yang dihadapi Perusahaan terutama terkait dengan penempatan
(simpanan) dana di bank dan kredit (piutang) yang diberikan kepada pelanggan.
Guna meminimumkan eksposur yang ada atas simpanan dana di bank, Perusahaan hanya akan
menempatkan dana pada bank yang memiliki reputasi dan kredibilitas yang baik. Manajemen juga
senantiasa memantau kesehatan bank serta mempertimbangkan keikutsertaan bank dalam
Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS).
Terhadap eksposur yang terkait dengan dengan piutang, Perusahaan menerapkan manajemen
kredit dengan prinsip kehati-hatian di mana mencakup prosedur verifikasi kredit, pertimbangan atas
kredibilitas konsumen dan penetapan jaminan kredit dalam bentuk sertifikat kepemilikan
tanah/rumah. Manajemen juga senantiasa memantau kolektibilitas penagihan dan mengupayakan
secara maksimum pencapaian no bad debt. Selain dari itu dalam transaksi penjualan real estat,
manajemen juga melakukan kerjasama dengan pihak bank dalam bentuk penyediaan fasilitas KPR
sehingga dapat meminimumkan risiko kredit.
Perusahaan relatif tidak memiliki risiko kredit yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang
usaha. Adapun nilai maksimum dari eksposur risiko kredit yang terkait dengan pelanggan adalah
sebesar nilai tercatat piutang usaha sebagaimana diungkapkan pada Catatan 6.
Informasi mengenai aset keuangan yang belum jatuh tempo/tidak mengalami penurunan nilai dan
yang telah jatuh tempo namun tidak mengalami penurunan nilai juga diungkapkan pada Catatan 6.
b. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas (risiko pendanaan) adalah risiko di mana Perusahaan dan Entitas Anak akan
mengalami kesulitan memperoleh dana tunai ketika harus memenuhi komitmennya atas instrumen
keuangan. Tujuan pengelolaan terkait dengan risiko ini terutama adalah untuk menjaga tingkat kas
dalam besaran yang memadai guna mendanai kebutuhan operasional dan menutup liabilitas
(terutama liabilitas dalam jangka pendek).
Pengelolaan kas tersebut mencakup proyeksi hingga beberapa periode ke depan, menjaga profil
jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan serta memantau rencana dan realisasi arus kas. Sebagai
bagian dari upaya tersebut, manajemen juga senantiasa mengupayakan penagihan kepada
pelanggan secara tepat waktu.
Ikhtisar selisih likuiditas (liquidation gap) antara aset dan liabilitas keuangan berdasarkan arus kas
pembayaran kontraktual yang tidak didiskontokan adalah sebagai berikut:
40
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
b. Risiko Likuiditas (lanjutan)
2012
Kurang dari
1 Tahun
Lebih dari
1 Tahun
Jumlah
Aset Keuangan
Kas dan bank
Aset keuangan yang tersedia
untuk dijual
Piutang usaha - Pihak ketiga
20.774.697.156
-
20.774.697.156
237.500.000
10.768.262.073
2.795.208.346
237.500.000
13.563.470.419
Sub-jumlah
31.780.459.229
2.795.208.346
34.575.667.575
Liabilitas Keuangan
Hutang usaha – Pihak ketiga
Hutang lain-lain
Beban masih harus dibayar
3.056.225.470
89.500.000
297.455.225
-
3.056.225.470
89.500.000
297.455.225
Sub-jumlah
3.443.180.695
-
3.443.180.695
28.337.278.534
2.795.208.346
31.132.486.880
Selisih Likuiditas
2011
Kurang dari
1 Tahun
Lebih dari
1 Tahun
Jumlah
Aset Keuangan
Kas dan bank
Aset keuangan yang tersedia
untuk dijual
Piutang usaha – Pihak ketiga
2.162.064.005
-
2.162.064.005
3.572.500.000
3.202.795.243
1.958.629.737
3.572.500.000
5.161.424.980
Sub-jumlah
8.937.359.248
1.958.629.737
10.895.988.985
Liabilitas Keuangan
Hutang usaha - Pihak ketiga
Hutang lain-lain
Beban masih harus dibayar
1.852.563.920
74.734.178
267.828.073
-
1.852.563.920
74.734.178
267.828.073
Sub-jumlah
2.195.126.171
-
2.195.126.171
Selisih Likuiditas
6.742.233.077
1.958.629.737
8.700.862.814
41
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
c. Risiko Harga Pasar
Risiko harga pasar dalam hal ini adalah risiko di mana nilai wajar atau arus kas masa depan dari
suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan harga pasar (selain risiko yang
timbul dari risiko suku bunga atau risiko mata uang). Eksposur bagi Perusahaan atas risiko ini timbul
dari investasi pada saham yang diperdagangkan di BEI (risiko harga efek ekuitas) yang seluruhnya
dikelompokkan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual (lihat Catatan 5).
Apabila pada tanggal 31 Desember 2012, harga efek ekuitas tersebut bergerak naik atau turun
sebesar + 7,8% dan variabel lain diasumsikan konstan, maka jumlah laba komprehesif dan ekuitas
konsolidasian akan bergerak naik atau turun sebesar Rp 18.449.922. Persentase pergerakan efek
ekuitas tersebut didasarkan pada rata-rata perubahan harga penutupan saham yang bersangkutan
selama tahun 2012.
Manajemen menggabungkan antara kecenderungan pasar, kondisi fundamental saham dan bauran
portofolio dalam mengelola risiko ini dengan tujuan untuk mengoptimalkan imbal hasil (return on
investment) pada biaya dan risiko yang masih dapat diterima.
25. SELISIH NILAI TRANSAKSI RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI
Akun ini merupakan selisih yang timbul dari transaksi pembelian 99,93% saham PT BMS, Entitas Anak,
dari entitas sepengendali dan hubungan tersebut tidak bersifat sementara, pada tanggal
14 Januari 1998 dengan rincian sebagai berikut:
Imbalan yang dibayarkan
Bagian atas jumlah tercatat ekuitas bersih PT BMS
15.190.000.000
(15.033.942.170)
Selisih
156.057.830
26. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI
Rangkuman transaksi yang dilakukan dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut:
Persentase Terhadap
Jumlah Beban Usaha
2012
2011
2012
2011
Imbalan Kerja Manajemen Kunci
Imbalan jangka pendek
Imbalan pasca kerja jangka panjang
1.008.000.000
205.661.350
960.720.000
203.109.719
9.9%
2.0%
11.4%
2.4%
Jumlah
1.213.661.350
1.163.829.719
11.9%
13,8%
42
PT RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI Tbk DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2012 Dan 2011
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27. INFORMASI SEGMEN
Manajemen tidak menyajikan informasi segmen karena seluruh komponen bisnis Perusahaan dan
Entitas Anak tidak menghasilkan produk ataupun dioperasikan dalam risiko dan imbalan yang berbeda.
28. PENERBITAN DAN REVISI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
Pada tanggal 11 September 2012, DSAK-IAI telah menerbitkan PSAK No. 38 (Revisi
“Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali”. PSAK ini menggantikan PSAK No. 38 (Revisi
“Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dan juga sekaligus membatalkan PSAK
2012) tentang “Kombinasi Entitas Bisnis Entitas Sepengendali” yang telah disahkan
26 Januari 2012.
2012) tentang
2004) tentang
No. 38 (Revisi
pada tanggal
PSAK ini mengatur mengenai kombinasi bisnis di antara entitas sepengendali, baik untuk entitas yang
menerima bisnis maupun entitas yang melepaskan bisnis. PSAK ini berlaku efektif tanggal 1 Januari
2013.
Perusahaan sedang mengevaluasi mengenai penerapan PSAK ini dan belum dapat menentukan
kemungkinan dampak yang timbul terhadap laporan keuangan.
43
Download