15 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap perusahaan, baik yang sudah besar ataupun yang masih kecil,
memerlukan pengelolaan keuangan korporasi yang baik agar tujuan yang sudah
ditetapkan oleh perusahaan dapat tercapai. Pada saat perusahaan tersebut masih
kecil, persoalan manajemen yang dihadapi masih sedikit dan relatif sederhana,
berbeda saat perusahaan tersebut sudah menjadi besar. Perusahaan yang sudah
berkembang menjadi perusahaan yang besar tentu saja menghadapi persoalan
manajemen yang lebih besar dan relatif kompleks, termasuk dalam hal keputusan
keputusan pengelolaan keuangan yang harus dilakukan sebaik mungkin (Asri,
2013).
Setiap keputusan yang diambil oleh manajemen perusahaan harus mengacu
pada tujuan utama yaitu memaksimalkan nilai perusahaan (value of the firm) yang
pada akhirnya juga memaksimalkan kekayaan dan kesejahteraan para pemegang
saham (shareholders’ wealth). Nilai perusahaan dianggap sebagai indikator
kemampuan perusahaan dalam menciptakan arus kas bebas di masa depan, dan
perusahaan dikatakan bernilai tinggi apabila mampu menghasilkan arus kas bebas
yang besar di masa depan (Asri, 2013).
15
Kemampuan manajemen dalam menaikkan nilai perusahaan tergantung pada
keberhasilannya dalam membuat keputusan keuangan, baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Adapun keputusan tersebut terkait dalam tiga hal, yaitu
keputusan dalam penggunaan dana untuk investasi (investment decisions),
keputusan pemilihan sumber dana untuk membiayai investasi tersebut (financing
decisions), dan keputusan terkait pembagian laba kepada para pemegang saham.
(dividend decisions) (Asri, 2013). Pembuatan keputusan terkait keuangan
perusahaan harus dilakukan secara cermat, karena dalam dunia bisnis yang
semakin berkembang menuntut pengelolaan keuangan yang semakin baik pula.
Bisa saja kesalahan dalam pengelolaan keuangan dan pembuatan keputusan
tersebut membuat perusahaan kalah bersaing. Perusahaan yang mampu bersaing
tentu saja membutuhkan dana dalam jumlah yang tidak sedikit untuk membuat
perusahaannya semakin besar dan bertahan ditengah persaingan dunia usaha yang
semakin ketat.
Banyaknya dana yang diperlukan perusahaan menjadi hal penting lain yang
harus dipikirkan oleh perusahaan, karena perusahaan juga harus memikirkan
pembagian laba untuk para pemegang saham mereka (dividend decisions). Disisi
lain jumlah dana internal perusahan terbatas dan perusahaan tidak bisa terus
mengandalkan sumber pendanaan eksternal dari utang, karena hal tersebut akan
menaikkan default risk perusahaan. Ketika sumber pendaaan dari utang sudah
mencapai titik maksimal, maka sumber pendanaan lain yang bisa diandalkan
perusahaan adalah sumber pendanaan ekuitas.
16
Sumber pendanaan ekuitas yang bisa digunakan oleh perusahaan adalah
melalui pasar modal, yaitu sebuah tempat jual-beli sekuritas untuk memenuhi
kebutuhan pendanaan jangka panjang perusahaan melalui kepemilikan saham,
obligasi, reksadana, maupun surat berharga derivatif (Brealey et al., 2010). Pasar
modal diyakini mampu memberikan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk
melakukan ekspansi karena menjadi tempat investasi masyarakat yang
mempunyai likuiditas yang cukup tinggi. Likuiditas yang dimaksud yaitu
perusahaan dapat dengan cepat menjual sekuritas kemudian mendapatkan dana
dari hasil penjualan sekuritas tersebut. Investor yang membeli sekuritas pun bisa
dengan cepat menjualnya kembali kepada investor lain. Hal tersebut menjadi poin
penting yang menarik para investor untuk berinvestasi di pasar modal yang tidak
bisa mereka dapatkan jika berinvestasi di asset lainnya.
Irving Fisher menjelaskan bahwa di pasar modal pada dasarnya terdapat dua
kelompok yang saling berhadapan dengan kepentingan dan kesempatan yang
sama untuk memetik manfaat yang sebesar-besarnya. Kelompok pertama adalah
kelompok yang kekurangan dana (perusahaan) yang memanfaatkan pasar modal
sebesar-besarnya dengan menerbitkan saham atau obligasi. Kelompok kedua
adalah kelompok yang kelebihan dana (investor) yang bisa memperoleh manfaat
sebesar-besarnya dengan cara membeli saham atau obligasi (Asri, 2013).
Perusahaan yang baru pertama kali menjual saham perusahaannya ke publik maka
proses tersebut disebut sebagai Initial Public Offering (IPO) atau penawaran
saham perdana ke publik (Hanafi, 2004).
17
Investor dihadapkan pada berbagai keputusan investasi di pasar modal.
Adapun keputusan yang dimaksud yaitu sebuah keputusan untuk menanamkan
dana yang dimiliki pada sebuah asset dengan harapan memperoleh return sesuai
dengan kesediaannya dalam menerima risiko investasi tersebut (Asri, 2013).
Investor dianggap sebagai makhluk yang rasional dalam melakukan investasi di
pasar modal, yaitu makhluk yang selalu berfikir sebelum memutuskan,
mempunyai preferensi, serta mampu mengevaluasi dan membandingkan
informasi sehingga hubungan antara risiko dan return harapan bersifat linier atau
searah (Asri, 2013:26). Namun menurut Tuede (2002), investor biasanya justru
berperilaku tidak rasional atau cenderung normal di pasar modal. Hal tersebut
tentu berbanding terbalik dengan asumsi yang menyatakan bahwa investor selalu
bertindak rasional dan tidak membuat kesalahan dalam mengambil keputusan
investasi di pasar modal.
Berdasarkan asumsi pasar yang efisien dan investor berperilaku rasional,
seharusnya volatilitas pasar rendah sebagai akibat dari informasi-informasi yang
identik. Namun kenyataannya seringkali berbeda, dimana investor dapat
menciptakan volatilitas harga yang tinggi saat dihadapkan pada sebuah informasi
yang sama. Keganjilan tersebut memunculkan asumsi lain terkait investor pasar
modal dengan memasukkan faktor psikologis, faktor perilaku, dan faktor
sosiologi dalam pengambilan keputusan (Ricciardi dan Simon, 1999). Statman
(2008) pun menyatakan bahwa investor adalah manusia normal, bukan rasional.
18
Semakin berkembangnya pemahaman mengenai teori investasi memunculkan
pemikiran lain terkait yang disebut dengan keuangan keperilakuan (behavioral
finance) sebagai alternatif dari teori-teori keuangan yang sudah ada (Asri,
2013:222). Teori keperilakuan keuangan diharapkan mampu menjelaskan
penyimpangan yang mungkin terjadi akibat perilaku tidak rasional yang
dilakukan investor di pasar modal (Asri, 2013:223).
Behavioral Finance mengkombinasikan teori-teori keuangan dengan ilmu
Psikologi dengan harapan hal tersebut mampu menjelaskan hal-hal yang sebagian
besar dianggap tidak rasional yang dilakukan oleh investor di pasar modal (Wang,
et al., 2011). Perilaku tidak rasional yang dilakukan investor tersebut tidak lepas
dari pengaruh emosi dalam pengambilan keputusan (Asri, 2012:98). Emosi bisa
berpengaruh baik pada psikologis manusia maupun pada fisik seseorang. Emosi
sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor, diantarannya adalah faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi suasana hati seseorang yang
biasa dikaitkan dengan kecenderungan orang dalam bertindak atau melakukan
sesuatu, seperti rasa marah, menyesal, takut, gembira, bahkan cinta. Sedangkan
faktor eksternal yang berperan dalam menentukan emosi, perilaku, serta
keputusan yang akan diambil seseorang diantaranya adalah tempat, waktu,
suasana dan penunjangnya seperti suhu, cuaca, bau, warna, dan lain sebagainya
(Asri, 2013:103).
Dari banyaknya elemen yang berperan dalam mempengaruhi keputusan yang
akan diambil seseorang tersebut, faktor cuaca merupakan salah satu faktor
19
eksternal
yang
menarik
untuk
diteliti.
Penelitian-penelitian
terdahulu
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh elemen cuaca terhadap emosi atau
suasana hati seseorang dalam bertindak termasuk dalam membuat keputusan
investasi di pasar modal. Beberapa penelitian tersebut diantaranya dilakukan oleh
Saunders (1993) yang meneliti mengenai pengaruh cloud cover di kota New York
yang merupakan letak New York Stock Exchange terhadap 3 indeks saham,
Hirsleifer dan Shumway (2001) yang meneliti pengaruh cuaca terhadap return
saham di 26 bursa saham internasional. Kemudian ada Kamstra, Kramer dan Levi
(2003) yang meneliti mengenai perubahan orientasi risiko seseorang akibat
perubahan musim yang melibatkan variabel sinar matahari yang dikenal dengan
Seasonal Affective Disorder (SAD).
Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu tersebut diketahui bahwa variabel
cuaca khususnya sinar matahari mempunyai pengaruh terhadap mood seseorang
dalam bertindak, termasuk dalam mengambil keputusan investasi. Hollwich
(1979) melakukan penelitian mengenai dampak penyinaran matahari terhadap
tubuh manusia dan menemukan bahwa sinar matahari menstimulasi fisiologi
maupun psikologi manusia dan hal tersebut teregulasi melalui mata seseorang.
Howarth dan Hoffman (1984) pun menemukan bahwa suhu, kelembaban udara,
dan penyinaran matahari merupakan elemen-elemen cuaca yang mempunyai
pengaruh yang cukup besar terhadap mood seseorang. Hirshleifer (2001)
menjelaskan lebih lanjut mengenai pengaruh sinar matahari terhadap mood,
pengambilan keputusan, dan harga saham.
20
Ada beberapa penelitian di Indonesia yang menjadikan elemen cuaca sebagai
objek utama penelitian, diantaranya adalah yang dilakukan oleh Muryanti (2004)
yang meneliti mengenai pengaruh tingkat curah hujan terhadap return Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan penelitian
yang dilakukan oleh Ratri (2013) yang meneliti mengenai pengaruh cloud cover
terhadap return IHSG di BEI. Kedua penelitian tersebut mendapatkan temuan
yang cukup menarik, dimana kedua elemen cuaca dalam penelitian tersebut
berpengaruh positif terhadap return saham.
Selain di pasar saham sekunder, penelitian yang menjadikan variabel cuaca
sebagai objek utama penelitian juga dilakukan di pasar primer, seperti yang
dilakukan oleh Dolvin dan Pyles (2007). Penenlitian tersebut menemukan bahwa
perubahan lama penyinaran matahari yang diatribusikan dalam variabel Seasonal
Affective Disorder (SAD) akibat perubahan musim juga mengubah mood
seseorang khususnya dalam menanggung risiko investasi di pasar saham primer
untuk saham-saham yang baru diperdagangkan pertama kali di publik atau yang
dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO).
Berdasarkan peneltian-penelitian yang sudah dilakukan tersebut, menjadikan
variabel cuaca sebagai objek utama penelitian masih sangat menarik untuk
dilakukan, apalagi mengkaitkannya dengan perdagangan di pasar saham perdana
di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini merupakan replikasi penelitian yang
dilakukan oleh Dolvin dan Pyles (2007) mengenai pengaruh lama penyinaran
matahari terhadap initial return IPO. Selain itu, penelitian ini juga merupakan
21
penelitian lebih lanjut dari penelitian yang dilakukan oleh Ratri (2013) yang
meneliti pengaruh variabel cuaca, khususnya elemen cloud cover yang berkorelasi
sempurna dengan lama penyinaran matahari. Adapun perbedaannya terletak pada
variabel dependen yang diteliti, jika penelitian yang dilakukan oleh Ratri (2013)
menjadikan IHSG sebagai variabel dependen, maka penelitian ini menjadikan
initial return IPO atau tingkat underpricing sebagai variabel dependen penelitian.
Pasar saham perdana dipilih karena investasi yang dilakukan pada saham yang
baru pertama kali diperdagangkan di publik diindikasikan memiliki risiko yang
lebih tinggi dibandingkan saham yang diperdagangkan secara aktif di pasar saham
sekunder. Cuaca, khususnya penyinaran matahari yang dianggap lebih
mempengaruhi psikologi manusia, baik mood maupun perilaku, berdasarkan
penelitian-penelitian terdahulu dan investor-investor di pasar saham perdana juga
dianggap terpengaruh sehingga mempengaruhi keputusan investasinya yang dapat
dilihat dari minat belinya dan tercermin melalui initial return IPO.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang tersebut diatas, maka masalah
yang diteliti dalam penelitian ini adalah “Apakah cloud cover mempengaruhi
initial return Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI)?”
22
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
“Menguji pengaruh cuaca, khususnya cloud cover, terhadap initial return
Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam penelitian di
bidang ilmu manajemen keuangan. Kalangan akademisi sebaiknya juga
memperhitungkan Human Factor dalam melakukan analisis maupun
penelitian di bidang manajemen keuangan. Hal tersebut dikarenakan teoriteori konvensional di bidang keuangan yang semakin lama dianggap
kurang relevan dalam menjelaskan fakta yang terjadi di lapangan.
2. Bagi Emiten dan Investor Pasar Modal
Diharapkan penelitian ini dapat membantu perusahaan-perusahaan yang
ingin menjual saham perusahaan mereka di Bursa Efek Indonesia dalam
pemilihan waktu yang tepat. Sedangkan untuk para investor pasar modal,
penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan bahwa dalam
pengambilan keputusan ada banyak faktor yang harus diperhatikan, bukan
hanya dari sisi teoritis namun juga dari sisi psikologis.
23
3. Bagi Kalangan Praktisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan terhadap praktik
bisnis, khususnya terkait perdagangan efek dan pasar modal, bahwa dalam
manajemen keuangan tidak hanya mengenai teori-teori konvensional yang
dianggap bersifat statis, namun juga ada faktor manusia yang mempunyai
sifat dinamis. Dimana kedinamisan dalam diri manusia tersebut dicurigai
mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan investasi.
1.5. Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh cuaca, khususnya
cloud cover, terhadap initial return IPO;
2. Periode sampel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 10 tahun
mulai dari tahun 2004 – 2013;
3. Sampel yang diteliti meliputi perusahaan-perusahaan yang melakukan
penawaran saham perdana ke publik di Bursa Efek Indonesia (BEI)
selama periode pengamatan.
1.6. Sistematika Pembahasan
Adapun sistmatika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
24
Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian,
manfaat
penelitian,
lingkup
penelitian
dan
sistematika
pembahasan.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Bab ini membahas mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan variabelvariabel dalam penelitian ini. Berbagai hal tersebut diantaranya adalah
landasan teori, penelitian-penelitian terdahulu, dan pengembangan hipotesis
penelitian.
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai variabel-variabel penelitian, data yang
digunakan, teknik pengumpulan data, metodologi penelitian, analisis data, dan
teknik analisis dalam penelitian ini.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi analisis data dan pembahasan secara mendalam mengenai hasil
regresi yang diperoleh.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan hasil pembahasan dari bab-bab sebelumnya, yaitu
berupa kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan beberapa rekomendasi yang
berkaitan dengan hasil penelitian.
25
Download