BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Atribut produk adalah unsur-unsur pada produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk ini bisa berupa warna, kemasan, mutu, dan sebagainya. Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat atas atribut yang dimiliki oleh sebuah produk dan membentuk nilai untuk membeli. Dan biasanya, keputusan pembelian konsumen adalah membeli produk dengan atribut yang paling disukai (Tjiptono, 2001). Dodol merupakan produk yang banyak digemari dan dikonsumsi oleh masyarakat sebagai makanan ringan (snack). Dodol ini sering digunakan sebagai hidangan untuk pesta, makanan untuk keluarga serta oleh-oleh makanan kecil khas yang dibawa keluar daerah. Salah satu merk dodol yang ada di Kudus yaitu Citra Persada yang dibuat oleh CV. Mubarokfood Cipta Delicia. Dodol merk Citra Persada sendiri mempunyai aneka rasa meliputi rasa Coklat, Durian, Original, Kismis, Jahe Susu dan Rumput Laut. Masing-masing rasa dikemas sendiri-sendiri sehingga kalangan masyarakat harus mengeluarkan biaya yang lebih untuk menikmati dodol dengan rasa yang berbeda-beda. pihak produsen sadar akan keadaan ini padahal perusahaan berharap dodol ini bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Berdasarkan riset marketing terhadap produk-produk dodol sejenis yang memiliki variasi dalam satu kemasan mendorong pihak CV. Mubarokfood Cipta Delicia akan mengikuti jejak para pesaingnya seperti menerbitkan produk dodol aneka rasa dalam bentuk satu kemasan dengan harapan masyarakat luas akan dapat membeli dodol Citra Persada baik dengan harga premium sampai dengan harga yang sangat ekonomis. 1 Produsen Dodol Citra Persada belum berpuas diri dalam hal pemasaran produknya, sehingga perlu memperluas jangkauan penjualannya meliputi semua kalangan, selama ini sebagian masyarakat masih berpendapat bahwa dodol merk “Citra Persada” harganya relatif mahal untuk dapat menikmati semua rasa, sehingga masyarakat golongan bawah merasa kesulitan dan terkesan mahal untuk membeli dodol tersebut, padahal pihak manajemen tidak sependapat dengan presepsi masyarakat tersebut, namun pihak CV. Mubarokfood Cipta Delicia mengakui bahwa dodol ini tidak memiliki pilihan dalam kemasannya, sehingga masyarakat yang berkantong tipis akan kesulitan untuk membeli beberapa rasa tersebut, yang ada kemasan dodol dikemas dalam satu rasa sehingga harga jualnyapun cukup mahal untuk semua rasa. Melihat animo masyarakat terhadap produk dodol merk Citra Persada yang begitu besar, pihak CV. Mubarokfood Cipta Delicia merumuskan bagaimana mengemas produk dodol ini dapat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat yang ingin merasakan kenikmatan semua rasa Dodol Citra Persada dalam satu kemasan. Menyimak pemaparan yang dilakukan oleh Supervisor Marketing CV. Mubarokfood Cipta Delicia melalui wawancara dan sharing pandapat yang dilakukan penulis dengan M. Kirom, Amd pada tanggal 29 Juli 2014 di kantor CV. Mubarokfood Cipta Delicia jika dilihat permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh manajemen perusahaan Mubarokfood Cipta Delicia adalah tidak adanya pilihan kemasan yang ditawarkan kepada masyarakat sehingga Dodol Citra Persada tersebut akan sulit mendapatkan segmentasi pasar disekitar jawa tengah. Merujuk pada hal diatas penulis merasa perlu adanya pengembangan dalam kemasan produk Dodol Citra Persada dengan mengeluarkan seri kemasan yang memuat aneka rasa dalam rangka memasarkan dodol tersebut di jawa tengah dan sekitarnya, sehingga dodol merk "Dodol Citra Persada" ini bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. 2 1.2 Rumusan masalah a. Bagiamana merancang kemasan dodol Citra Persada Aneka Rasa sebagai kemasan baru dari dodol Citra Persada? 1.3 BatasanMasalah Batasan pada objek perancangan berupa perancangan kemasan produk Dodol Aneka Rasa Citra Persada kepada target marketnya. 1.4. Tujuan Perancangan a. Menciptakan kemasan dodol Citra Persada Aneka Rasa dalam rangka mendapatkan perhatian dan respon / awareness konsumen hingga tertarik untuk membeli. 1.5. Manfaat perancangan a. Bagi Masyarakat Umum • Supaya masyarakat dapat merasakan dodol aneka rasa dalam satu kemasan. • Memudahkan khalayak sasaran semua golongan untuk membeli produk Dodol Citra Persada untuk aneka rasa dalam satu kemasan. b. Bagi Perusahaan • Membangun awarness yang kuat bagi masyarakat penggemar Dodol Citra Persada dengan pilihan kemasan aneka rasa dan harga yang sangat variatif namun tetap terjangkau. • Menguatkan image dan identitas produk Dodol murah dalam menunjang kebutuhan di masyarakat. c. Bagi Perancang 3 • Dapat menerapkan metode penelitian dan perancangan media kemasan yang telah di pelajari selama perkuliahan. • Perancang dapat menambah wawasan mengenai arti dan manfaat komunikasai visual bagi identitas produk melalui kemasan. • Perancang mampu mengaplikasikan strategi diferensiasi pada media kemasan dengan efektif. d. Bagi Institusi • Sebagai referensi yang dapat digunakan sebagai bahan pengembangan terutama mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah desain untuk perancangan komunikasi visual khususnya kemasan 1.6. Metode analisis Data Metode analisis akan menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yaitu dengan cara pengumpulan data yang diperoleh akan diuraikan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan situasi yang terjadi dilapangan yang di kategorikan ataupun dalam bentuk lainnya, seperti foto, dokumen, dan catatan-catatan lapangan pada saat penelitian dilakukan. dimana data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT. Proses analisis adalah usaha untuk menemukan jawaban dari permasalahan dalam perancangan. 1.7. TinjauanTeoritis 1.7.1. Tinjauan Kemasan 4 Marianne Rosner Klimchuk dan Sandra A. Krasovec (2006) menyatakan kata “kemasan” mengimplikasikan hasil akhir proses mengemas. Cenadi (2000) menyatakan kemasan dapat didefinisikan sebagai seluruh kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus atau kemasan suatu produk.Kemasan meliputi tiga hal, yaitu merek, kemasan itu sendiri dan label. Ada tiga alasan utama untuk melakukan pembungkusan, yaitu: 1. Kemasan memenuhi syarat keamanan dan kemanfaatan. Kemasan melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke konsumen.Produk-produk yang dikemas biasanya lebih bersih, menarik dan tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh cuaca. 2. Kemasan dapat melaksanakan program pemasaran. Melalui kemasan identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah pertukaran oleh produk pesaing. Kemasan merupakan satusatunya cara perusahaan membedakan produknya. 3. Kemasan merupakan suatu cara untuk meningkatkan laba perusahaan.Oleh karena itu perusahaan harus membuat kemasan semenarik mungkin. Dengan kemasan yang sangat menarik diharapkan dapat memikat dan menarik perhatian konsumen. Selain itu, kemasan juga dapat mangurangi kemungkinan kerusakan barang dan kemudahan dalam pengiriman.(hair et al., melalui Oscar 2010 h 11). 1.7.2. Definisi Mengemas • Menurut Marianne Rosner Klimchuk dan Sandra A. Krasovec (2006), mengemas merupakan tindakan membungkus atau menutup suatu barang ataus ekelompok barang. • Menurut Kotler dan Amstrong (2007) pengemasan merupakan kegiatan mendesain dan memproduksi wadah atau pembungkus produk. 1.7.3. Desain Kemasan • Marianne Rosner Klimchuk dan Sandra A. Krasovec (2006) menyatakan desain kemasan adalah bisnis kreatif yang mengkaitkan 5 bentuk, struktur,material, warna, citra, tipografi, dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Desain kemasan berlaku untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengelarkan, menyimpan, mengidentifikasi, dan membedakan sebuah produk dipasar. • Bhakti (2001) dalam Natadjaja (2002) menyatakan kemasan seharusnya merupakan kesan singkat dari citra produk yang ingin disampaikan oleh pabrik, dan kemasan tersebut haruslah terpadu dengan fungsi produk. Desain kemasan memerlukan banyak pemikiran dan tentu saja bukan suatu hal yang mudah. Yang paling penting, kemasan tersebut harus menunjukkan identitas sebuah 1.7.4. Tinjauan Pemasaran 1.7.4.1. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan kumpulan proses untuk membuat,mengkomunikasikan, dan mengirimkan nilai-nilai kepada konsumen dan untukmengatur hubungan dengan konsumen dalam langkah memperoleh keuntungansecara organisasi maupun stakeholder. (Kotler dan Keller, 2009) Banyak orang mendefinisikan pemasaran hanya penjualan dan periklanan dan tidak heran setiap hari kita dihujani dengan iklan televisi, iklan surat kabar, suratpenawaran, dan kunjungan wiraniaga. Oleh karena itu, anda mungkin heranmengetahui bahwa penjualan dan periklanan hanya merupakan puncak gunung es pemasaran. Sebuah perusahaan yang didirikan mempunyai tujuan utama, yaitu mencapai tingkat keuntungan tertentu, pertumbuhan perusahaan atau peningkatan pangsa pasar.Di dalam pandangan konsep pemasaran, tujuan perusahaan ini dicapai melalui keputusan konsumen.Keputusan konsumen diperoleh setelah kebutuhan dan keinginan konsumen dipenuhi melalui kegiatan pemasaran yang terpadu.Kotler (2002, Hal 15) mengemukakan bahwa pemasaran mempunyai tujuan membangun hubungan jangka panjang yang 6 saling memuaskan dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan utama pelanggan, pemasok, distributor dalam rangka mendapatkan serta mempertahankan referensi dan kelangsungan bisnis jangka panjang mereka.Program pemasaran meliputi tindakan-tindakan pemasaran yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap produk, diantaranya mengubah harga, memodifikasi kampanye iklan, merancang promosi khusus, menentukan pilihan saluran distribusi dan sebagainya.Dalam penerapannya, kerap kali berbagai program pemasaran dipadukan atau dilaksanakan secara bersama-sama, dan kadangkala manajer pemasaran harus memilih program pemasaran yang terbaik karena keterbatasan sumber daya. Strategi pemasaran merupakan strategi untuk melayani pasar atau segmen pasar yang dijadikan target oleh seorang pengusaha. Oleh karena itu strategi pemasaran merupakan kombinasi dari bauran pemasaran yang akan diterapkan oleh pengusaha untuk melayani pasarnya. Bauran pemasaran ini haruslah diatur sedemikian rupa sehingga akan dapat berfungsi sebagai senjata yang tepat dalam perbandingannya dipasar melawan pesaing-pesaing. Oleh karena itu maka senjata itu harus disesuaikan dengan keadaan pasar serta kondisi persaingan yang dihadapinya, dimana jenis kombinasi bauran pemasaran yang meliputi : produk, harga, saluran distribusi dan promosi. Strategi pemasaran pada umumnya mempunyai peranan yang sangat penting untuk menghadapi lingkungan yang dinamis, dan pada akhirnya memperoleh keunggulan tertentu atau berhasil untuk meningkatkan laba tertentu.Strategi pemasaran yang ditetapkan harus ditinjau dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar dan lingkungan pasar tersebut. 1.7.4.2. Konsep –Konsep Inti Pemasaran Untuk menjelaskan definisi pemasaran maka menurut Kotler dan Keller (2009) perlu memperhatikan juga istilah-istilah penting seperti : 7 kebutuhan, keinginan,dan permintaan produk; target pasar, positioning, dan segmentasi; penawaran dan brand; nilai dan kepuasan; marketing channel; supply chain; kompetitor; lingkungan pasar. a. Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan Konsep paling dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia.Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kehilangan. Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Semua ini termasuk kebutuhan fisik dasar akan makanan, pakaian, kehangatan, dan keamanan; kebutuhan sosial akan rasamemiliki dan kasih sayang; dan kebutuhan individu akan pengetahuan danmengekspresikan diri. Keinginan adalah bentuk kebutuhan manusia yangdihasilkan oleh budaya dan kepribadian individual. Bila didukung oleh daya beli, keinginan menjadi permintaan. b. Target, positioning, segmentasi Sebelum memasarkan suatu produk, marketer harus mengidentifikasi profil daripembeli dengan cara menguji dari sisi demografi, psikografi, dan perbedaankebiasaan antar pembeli. Setelah mengidentifikasi segmen pasar, makamemutuskan untuk menentukan target pasar sebagai kesempatan terbesar.Perusahaan membentuk penawaran pasar untuk memposisikan produknya. Perusahaan harus hati-hati dalam memilih target dan mempersiapkan program pemasaran. c. Penawaran dan brands Nilai proposisi yang tidak dapat diukur secara fisik adalah penawaran, yang mana Perlu dikombinasikan dengan produk, pelayanan, informasi, dan pengalamannya. Brand merupakan penawaran dari sumber daya yang diketahui. Seperti contoh Mc Donald diasosiasikan sebagai makanan cepat saji untuk 8 hamburger, untuk anak-anak, ceria. Semua perusahaan bekerja keras membangun image yang kuat, menguntungkan, dan unik. d. Nilai, Kepuasan, dan Mutu Nilai bagi pelanggan merupakan perbedaan antara nilai yang dinikmati pelanggan karena memiliki serta menggunakan suatu produk dan biaya untuk memiliki produk tersebut.Kepuasan pelanggan tergantung pada anggaran kinerja produk dalam menyerahkan nilai relatif terhadap harapan pembeli.Bila prestasi produk jauh lebih rendah ketimbang harapan pelanggan, pembelinya tidak puas, begitu juga sebaliknya.Mutu mempunyai dampak langsung pada prestasi produk, dan demikian dengan kepuasan pelanggan. e. Marketing Channel Untuk meraih target pasar, marketer menggunakan tigas jenis marketing channel yaitu communication channel yaitu melalui surat kabar, radio, televisi, dan medialainnya; distribusi channel yaitu melalui distribusi penjualan; dan service channel untuk membawa transaksi dengan pembeli potensial. f. Supply chain Adalah saluran distribusi yang panjang dari bahan baku menuju komponen, sampai produk akhir dan dibawa ke pembeli terakhir. 1.7.4.3. Teori Prilaku Konsumen Dalam bukunya, Schiffman (2007) menyatakan bahwa pengertian tentang perilaku konsumen adalah penelitian bagaimana seseorang membuat keputusan untukmenggunakan sumber daya yang dimilikinya (waktu, uang, dan usaha) pada suatukegiatan konsumsi yang berkaitan.Konsumen berdasarkan perilaku konsumsinya dapat dibedakan menjadi dua, yaitupersonal 9 consumer dan organizational consumer.Seorang personal consumerbiasanya membeli suatu produk atau jasa untuk kepentingannya sendiri atau untukdigunakan dalam rumah tangga. Dengan kata lain produk atau jasa yang dibelilangsung digunakan oleh pembelinya (end user), sedangkan organizationalconsumer adalah semua jenis produk, peralatan dan jasa untuk menjalakankepentingan organisasi baik untuk organisasi profit maupun organisasi non profit,lembaga pemerintah dan institusi lain seperti sekolah, rumah rumah sakit, danpenjara.Seseorang yang melakukan pembelian suatu produk tidak selalu bertindak sebagaiuser (pengguna) atau menggunakan produk tersebut sendiri karena bisa sajaseseorang membeli suatu produk untuk digunakan bersama-sama. Seseorangmarketer harus mampu mendefinisikan kepada siapa promosi suatu produk. 1.7.4.4. Proses Pengambilan Keputusan Dalam pengertian umum, suatu keputusan merupakan seleksi dari satu atau dualebih alternatif. Pada proses pengambilan keputusan, konsumen melewatibeberapa tahapan dimana mereka mendapatkan, mengkonsumsi dan menggunakanproduk, jasa, dan ide. Menurut Mowen (1995), pada proses yang paling kompleks,proses pengambilan keputusan terdiri dari lima tahapan, yaitu terdiri dari : a. Pengenalan Masalah (Problem Recognition) b. Pencarian Informasi (Search) c. Evaluasi dan Seleksi (Alternative Evaluation) d. Pembelian dan Pemilihan Tempat Pembelian (Choice) e. Proses Pasca Pembelian (Post Acquisition Processes) Dalam tahap pengenalan masalah, konsumen menyadari bahwa mereka membutuhkan sesuatu, apabila dorongan untuk memenuhi kebutuhan itu kuat maka dapat mendorong orang untuk masuk ke tahap kedua, yaitu mencari informasi. Tahap ini bisa menjadi sangat luas atau terbatas, tergantung pada tingkat keterlibatan (involvement) konsumen. Pada tahap ketiga, konsumen mengevaluasi 10 alternatif yang tersedia untuk memecahkan masalahnya. Dalam tahap ini terjadi pembentukan attitude dari alternatif. Tahap keempat, konsumen memutuskan alternatif yang dipilihnya. Akhirnya, tahap pasca pembelian. Konsumen menggunakan produk atau jasa yang mereka dapatkan. 1.7.5. Segmentasi Pasar Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar keseluruhan suatu produk atau jasa yang bersifat heterogen ke dalam beberapa segmen, dimana masing-masing segmennya cenderung homogen dalam segala aspek. Pemasar memandang suatu pasar tertentu terdiri dari banyak bagian yang lebih kecil yang masing-masing bagian memiliki karakteristik tertentu yang sama. (Fandy Tjiptono, 2008: 69). Adapun pengelompokan segmen pasar Dodol Citra Persada yaitu: Segmentasi Geografis dengan variabel wilayah, ukuran kota, kepadatan dan iklim. Berdasarkan pengelompokan geografis Dodol Aneka Rasa Citra Persada memilih segementasi di kawasan kabupaten kudus dan sekitarnya. Segmentasi Demografis berdasarkan variabel-variabel usia, jenis kelamin, siklus hidup keluarga, penghasilan, pekerjaan,pendidikan, agama,ras dan kewarganegaraan. Berdasarkan pengelompokan Demografis segmen dari Dodol Aneka Rasa Citra Persada memilih usia antara 12 - 50 tahun dan penghasilan menengah kebawah. Segmentasi Psikografis mengelompokan pasar dalam variabel kelas sosial, gaya hidup dan kepribadian . Segmentasi Perilaku dengan variabel berdasarkan peristiwa, manfaat, status pengguna, tingkat pengguna, status kesetiaan, tahap kesiapan membeli dan sikap terhadap produk. (Fandy Tjiptono, 2008: 7273) . 1.7.6. Tinjauan Desain Komunikasi Visual 11 1.7.6.1. Pengertian Desain Kata desain dapat diuraikan sebagai berikut, desain merupakan suatu kerangka bentuk, rancangan (Hasan, 2002: 25), yang dibuat dengan sebaik mungkin yang nantinya dapat menginformasikan pesan kepada sasaran secara maksimal dan menarik. Sedangkan pada buku Enseklopedia Nasional Indonesia desain berasal dari kata latin Designore, yang secara umum berarti sketsa atau rencana suatu karya seni, gedung ataupun mesin yang akan dibuat. Dikatakan oleh : Sumbo Tinarbuko dalam bukunya Semiotika Komunikasi Visua (2008) bahwa Desain Komunikasi Visual sebagai Solusi dan pemecahan masalah. Secara etemologis desain berasal dari kata designo (italia) yang artinya gambar (Sachari, 2004:4) Keputusan pertama dalam desain adalah menentukan bentuk, ukuran dan proporsi area desain dalam hal ini berkaitan dengan pemilihan media, Pemilihan media yang tepat dan efektif gunanya untuk mencapai sasaran yang dituju (Kusmiati, 1999: 126). Penggunaan bahan kertas sebagai bahan baku turut menentukan bentuk fisik dalam mengeksekusi konsep kreatif. Secara umum, kertas dengan ukuran-ukuran tertentu (A4 hingga A5) inilah yang banyak digunakan. 1.7.6.2. Unsur dan Prinsip Desain Komunikasi Visual Untuk menghasilkan desain yang berkualitas diperlukan berbagai pertimbangan dalam mengorganisasikan elemen-elemen grafis sesuai dengan prinsip-prinsip desain. Dimana lebih lanjut prinsip-prinsip desain itu adalah: Unsur dalam setiap hasil karya desain grafis dan DKV terdiri dari bagian-bagian yang bisa dipelajari secara terpisah Sadjiman (1997). Pada setiap hasil karya desain pasti ada minimal satu dari unsur berikut: 1. Garis (Line) 12 Sebuah garis adalah unsur desain yang menghubungkan antara satu titik poin dengan titik poin yang lain sehingga bisa berbentuk gambar garis lengkung (curve) atau lurus (straight). Garis Gambar 1.1. contoh garis 2. Bentuk (Shape) Bentuk adalah segala hal yang memiliki diameter tinggi dan lebar. Bentuk dasar yang dikenal orang adalah kotak, lingkaran dan segitiga. Pada desain komunikasi visual kita akan mempelajari betuk dasar dan bentuk turunan. Bentuk Gambar 1.2. contoh Bentuk 3. Tekstur (Texture) 13 Tekstur merupakan nilai raba pada permukaan suatu benda, tekstur dalam konteks desain kebanyakan hanya bersifat semu, dalam artian hanya memberikan kesan pada suatu permukaan atau tidak nyata. Tekstur Gambar 1.3. Contoh Tekstur 4. Ruang (Space) Ruang merupakan jarak antara suatu bentuk dengan bentuk lainnya, pada praktek desain dapat dijadikan unsur untuk memberi efek estetika desain dan dinamika desain grafis. Sebagai contoh, tanpa ruang Desainer tidak akan tahu mana kata dan mana kalimat atau paragraf. Tanpa ruang Desainer tidak tahu mana yang harus dilihat terlebih dahulu, kapan harus membaca dan kapan harus berhenti sebentar. Dalam bentuk fisiknya pengidentifikasian ruang digolongkan menjadi dua unsur, yaitu obyek (figure) dan latar belakang (background). Ruang 14 Gambar 1.4. Contoh Ruang 5. Ukuran (Size) Ukuran dalam dunia desain dapat memberikan penekananpenekanan tertentu dari sebuah besar-kecilnya sebuah objek. Besar kecilnya sebuah ukuran dapat memberikan kemudahan bagi para pembaca dalam memilih sebuah informasi yang dianggap penting karena secara tidak langsung pembaca dapat langsung diarahkan kesuatu objek dengan penekanan-penekanan tertentu. Ukuran Gambar 1.5. Contoh Ukuran 6. Warna (Color) Warna kemasan merupakan hal pertama yang dilihat konsumen (eye catching) dan mungkin mempunyai pengaruh yang terbesar untuk menarik konsumen. Pengaruh utama dari warna adalah menciptakan reaksi psikologis dan fisiologis tertentu, yang dapat digunakan sebagai daya tarik dari disain kemasan seperti asumsi yang diutarakan menurut Danger (1992,51) yang menyatakan bahwa “Warna adalah salah satu dari dua unsur yang 15 menghasilkan daya tarik visual, dan kenyataannya warna lebih berdaya tarik pada emosi daripada akal.” “Color creates emotion, triggers memory, and gives sensation” (Warna menciptakan emosi, memicu memory dan memberi sensasi diutarakan oleh Gael Towey selaku Creative Director Martha Stewart Living Omnimedia yang terdapat di dalam buku Designing Brand Identity (2009,128)). Warna oranye dan merah merupakan warna-warna yang menyolok dan dinilai mempunyai daya tarik yang besar. Selera suatu negara atau bangsa dapat dipertegas dengan warna, seperti warna kuning yang disukai rakyat Asia seperti Cina, Jepang, dan Korea. Warna-warna yang sederhana lebih mudah diingat dan memiliki kekuatan besar dalam menstimulasi penjualan. Pemilihan warna oleh konsumen sangat sukar ditentukan. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor lingkungan dan budaya, karena pemilihan warna tidak pernah tetap, tetapi senantiasa berubah. Masing-masing warna dapat memberikan respon secara psikologis. Faktor-faktor yang menentukan pemilihan warna di antaranya adalah kondisi ekonomi, tingkat umur, jenis kelamin. Salah satu fungsi warna antara lain menurut handout sistem labeling pada kemasan pangan yaitu: 1) Menunjukkan ciri produk : warna kemasan dapat menunjukkan karakteristik produk yang dikemasnya yang juga berhubungan erat dengan rasa pada makanan, seperti warna merah dapat berarti pedas atau mungkin rasa manis 2) Menunjukkan kualitas produk : warna dapat disosialisasikan dengan kualitas suatu produk, seperti warna emas, maroon dan ungu sering dikaitkan sebagai produk mahal dan simbol status, 16 sedangkan untuk produk-produk murah atau produk konsumsi masa sering ditunjukkan dengan warna kuning. Persyaratan yang diperlukan untuk memilih warna dalam pengemasan dan pemasaran adalah sebagai berikut : 1) Warna kemasan hendaknya menarik, merangsang rasa, pandangan dan penciuman dengan penampilan visualnya sehingga menimbulkan minat pembeli. 2) Warna yang digunakan diharapkan mempunyai nilai yang baik untuk diingat. Dapat menunjang ingatan dan pengakuan yang baik akan jenis atau produk tersebut 3) Untuk penjualan secara swalayan, kisaran warna harus dibatasi. Warna-warna murni yang cerah biasanya lebih disukai. Untuk penjualan dengan menggunakan pelayanan dan penjualan ”door to door”, ukuran kisaran warna yang lebih luas dapat digunakan. Seperti halnya warna cerah, warna-warna murni memiliki nilai emosional tertinggi dan harus digunakan pada penjualan secara swalayan. 4) Warna dipilih untuk menarik perhatian pembeli. Jenis kelamin, status ekonomi, kelompok umur, lokasi geografis dan faktor-faktor lain yang akan membantu dalam penentuan warna yang menarik untuk digunakan pada berbagai situasi pemasaran. 5) Warna-warna kemasan tidak hanya harus menciptakan atau menimbulkan minat dalam penyaluran dalam jumlah besar, tapi juga harus disenangi di rumah tangga. 6) Warna kemasan harus dapat mencirikan bagian-bagian kemasan. Bagian kemasan yang perlu diperlihatkan lebih tajam dapat diberi warna yang dominan. 17 Memutuskan warna mana yang akan mendapat efek terbanyak adalah hal yang tidak mudah. Eric P. Danger dalam buku Daya Tarik Terhadap Pelanggan (1992,24) berpendapat, warna dan variasinya harus dipilih secara hati-hati karena seleksi warna bukanlah ilmu pasti, sementara itu tidak mungkin menentukan warna dengan menanyakannya pada setiap orang mengenai warna yang mereka inginkan 7. Prinsip keseimbangan Keseimbangan adalah kesamaan distribusi dalam bobot. Bila dua benda dengan berat sama diletakan pada jarak yang sama terhadap suatu sumbu khayal, maka objek yang ada pada kedua belah sisi dari garis maya tampak seolah olah berbobot sama. Prinsip kesemimbangan dibagi menjadi tiga, yaitu: a) Keseimbangan simetris: sama dalam ukuran, bentuk, bangun, dan letak dari bagian-bagian atau objek-objek yang akan disusun di sebelah kiri dan kanan garis sumbu khayal. b) Keseimbangan Asimetris: Apabila garis, bentuk, bangun atau masa yang tidak sama dalam ukuran, isi atau volume, diletakan sedemikian rupa sehingga tidak mengikuti aturan keseimbangan simetris. c) Keseimbangan Horizontal: keseimbangan antara bidang bagian atas dan bidang bagian bawah diperoleh dengan penggunaan keseimbangan horizontal 1.7.6.3. Prinsip Desain Komunikasi Visual Definisi Desain Komunikasi Visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan kreatif, teknik dan media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual, termasuk audio dengan mengolah elemen desain grafis berupa bentuk gambar, huruf 18 dan warna, serta tata letaknya, sehingga pesan dan gagasan dapat diterima oleh sasarannya. Pesan visual harus kreatif (asli, inovatif dan lancar), komunikatif, efisien dan efektif, sekaligus indah/ estetis. Berbeda dengan prinsip desain grafis. Dalam ilmu desain grafis, selain prinsip-prinsip diatas ada beberapa prinsip utama komunikasi visual dari sebuah karya desain, yaitu: 1. Ruang Kosong (White Space) Ruang kosong dimaksudkan agar karya tidak terlalu padat dalam penempatannya pada sebuah bidang dan menjadikan sebuah obyek menjadi dominan. 2. Kejelasan (Clarity) Kejelasan atau clarity mempengaruhi penafsiran penonton akan sebuah karya. Bagaimana sebuah karya tersebut dapat mudah dimengerti dan tidak menimbulkan ambigu/ makna Desainer. 3. Kesederhanaan (Simplicity) Kesederhanaan menuntut penciptaan karya yang tidak lebih dan tidak kurang. Kesederhanaan seing juga diartikan tepat dan tidak berlebihan. Pencapaian kesederhanaan mendorong penikmat untuk menatap lama dan tidak merasa jenuh. 4. Emphasis (Point of Interest) Emphasis atau disebut juga pusat perhatian, merupakan pengembangan dominasi yang bertujuan untuk menonjolkan salah satu unsur sebagai pusat perhatian sehingga mencapai nilai artistic. . 1.7.6.4. Penulisan Teks 1. Teks/Copywriting Penulisan teks adalah naskah yang berupa kata-kata asli dari pengarang (Hasan, 2002: 159). Teks merupakan suatu penjelas dalam sebuah desain yang mempunyai sifat yang mudah dibaca, dipahami, dan dimengerti maksud yang ingin disampaikan. Selain itu 19 teks merupakan sederet kata yang menjelaskan suatu barang atau jasaSelain pada isinya sebuah copywriting terletak pada penampilannya, bagaimana ukuran serta cara mendesain tulisan dan judul, agar dapat menunjukan kepada pembaca mana pesan yang paling penting dan mana yang harus dibaca terlebih dahulu.Copywriting dikelompokkan dalambeberapa jenis yaitu: i. Identification identitas Headline, yang langsung menyebutkan nama atau merk dari produk atau jasa yangditawarkan. ii. Advice or Benefit Headline, yang memberikan janji, nasihat, manfaat atau mengarahkan tentang kelebihan produk secara langsung. iii. Information or News Headline, yang berisi berita atau informasi tentang suatu produk. iv. Selective Headline, suatu penawaran secara langsung yang ditujukan kepada konsumen khusus, yang menjadi sasaran pesannya. v. Command headline, isinya bersifat anjuran atau perintah kepada calon konsumen untuk menggunakan produk yang ditawarkan. vi. Question Headline, yang dikemukakan dengan gaya bertanya. vii. Curiosity or Provocative Headline, untuk membangkitkan kecemasan dan ketakutan pada diri pemirsanya, serta mengundang keingintahuan pemirsa terhadap apa yang ingin disampaikan. viii. Boast Headline, sifatnya membesar-besarkan melebihkan keunggulan suatu produk atau jasa. 2. Body copy 20 atau Bodycopy merupakan suatu penjelasan tentang produk serta memberitahukan secara lengkap tentang apa yang dijual. Bodycopy merupakan penjabaran yang logis dari ide atau tema sentral yang berada pada headline. Menurut JamesF. Engle (Agus Rijanto, 2001: 23) bodycopy dapat dikelompokkan menjadi: - Emotif or Mood, yang membawa pembaca pada suasana atau perasaan tertentu, serta membuat pembacanya mengasosiasikan pada peristiwa atau kesan-kesan tertentu. - Factual Hard Selling, langsung menyodorkan kehebatan produk dan langsung menyuruh pembaca untuk membeli atau menggunakan produk yang ditawarkan. - Factual Education, menjelaskan secara rasional dan faktual tentangkeuntungan atau kerugian, serta menyodorkan alternatif lain yangmemberi manfaat. - Narrative, memberikan Desainer serta gambaran tentang suatu produk tanpa pembaca terbawa dalam suasana tertentu, hanya seperti sebuah repotase dalam surat kabar. - Prestige, yang dikemukakan adalah image(citra) dari perusahaan yang membuat produk, akan tetapi bukan produknya itu sendiri. Jadi lebih menggambarkan bonafiditas dari perusahaan produsennya. - Picture and Caption (gambar dan keterangan), yang berisi paduan antaragambar (fotografi, Ilustrasi tangan, peta, diagram atau komik strip) dengan keterangannya. - Monolog or Dialog, berisi percakapan antara seseorang dengan dirinya sendiri atau orang lain. - Gimmick (iming-imingatau memperdaya), mengemukakan tentang suatuhal yang menggiurkan atau menarik hati yang kemudian baru dihubungkan atau diarahkan pada produk yang ditawarkan. 21 - Editorial, meletakkan iklan dalam suatu rubrik dari media yang sesuai dengan iklan tersebut. - Testimonial, mengemukakan pendapat atau pujian dari seorang (tokoh ataupublic figure) maupun beberapa orang terhadap suatu produk. - Quotation (kutipan), berisi kutipan pendapat atau Desainer orang-orangterkenal dimana komentar-komentar itu digunakan serta diangkat sebagai temasentral iklan. - Back selling (pendukung jumlah), menggunakan pihak ketiga sebagaisarana untuk mencapai sasaran. Misalnya memanfaatkan ibu-ibu atau anak-anak untuk mendesak ayahnya agar membeli suatu produk yangditawarkan. 3. Slogan( Splash) Slogan (Kasali, 1992: 80 dan 106) merupakan kalimat atau katakata yang pada umumnya digunakan untuk lebih meyakinkan danmemperkuat sikap calon konsumen untuk memilih produk atau jasa yangditawarkan. Kalimat yang digunakan harus sederhana dan mudah diingat.Slogan kadangkala juga bisa digunakan sebagai headline atau isi naskah dalam iklan. 1.7.6.5. Analisa SWOT Menurut Drs. Robert Simbolon, MPA (1999), analisis SWOT merupakan suatu alat yang efektif dalam membantu menstrukturkan masalah, terutama dengan melakukan analisis atas lingkungan strategis, yang lazim disebut sebagai lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Dalam lingkungan internal dan eksternal ini pada dasarnya terdapat empat unsur yang selalu dimiliki dan dihadapi, yaitu secara internal memiliki sejumlah kekuatan-kekuatan (Strengths) dan kelemahan-kelemahan 22 (Weaknesses), dan secara eksternal akan berhadapan dengan berbagai peluang-peluang (Oppotunities) dan ancaman-ancaman (Threats). Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis SWOT adalah memahami seluruh informasi dalam suatu kasus, menganalisis situasi untuk mengetahui isu apa yang sedang terjadi dan memutuskan tindakan apa yang harus segera dilakukan utuk memecahkan masalah (Freddy merupakan singkatan weaknesses (kelemahan Rangkuti, dari strengths (kekuatan-kekuatan), kelemahan), peluang) dan threats (ancaman-ancaman). 23 2001:14). SWOT opportunities (peluang- BAB II IDENTIFIKASI DATA dan ANALISA DATA 2.1 Tinjauan Perusahaan 2.1.1. Data Perusahaan Gambar 2.1. Foto CV. Mubarokfood Cipta Delicia Mubarokfood Cipta Delicia adalah produsen Jenang Kudus dengan merk- merk terkenal : Mubarok, Viva, Mabrur, Sinar Tiga Tiga, Jawa Rasa, Baginda, dan Semesta. Mubarokfood Cipta Delicia mulai dirintis pada tahuin 1910 dan terus berkembang dengan menerapkan Sistem Menajemen Mutu ISO 9001 : 2000. Selain memproduksi Jenang Kudus, perusahaan juga terus melakukan inovasi-inovasi terbaru dengan memproduksi Dodol Indonesia dengan merk Citra Persada yang diolah dengan menggunakan teknologi Vacuum dan Produk tomat rasa kurma (Torakur) dengan merk Ala Jazeera. Untuk Memberikan jaminan mutu, perusahaan melakukan pengawasan secara ketat oleh Laboratorium/QC (aspek fisika, kimia, mikrobiologi). Pengawasan secara ketat diarahkan agar jenang Mubarok memiliki karakteristik khas : tekstur elastis, flavor dan cita rasa yang sangat lezat. Jenang Mubarok diolah secara higienis dengan mengacu pada Good 24 Manufacturing Practise (GMP) serta Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). Mubarokfood merupakan perusahaan terbesar dalam penguasaan pangsa pasar jenang di Indonesia dengan area pemasaran hampir semua kota di pulau Jawa, Pulau Bali, Pulau Batam, Pulau Sumatra, dan Pulau Sulawesi. Selain itu perusahaan juga telah berhasil menembus pasar luar negeri, diantaranya Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Hongkong, Abu Dhabi, Arab Saudi, Jepang, dan beberapa negara lain. Lokasi Kantor Pusat Jl. Sunan Muria No. 33 Kudus 59313 Jawa Tengah Indonesia Denah Lokasi Gambar 2.2. Denah CV. Mubarokfood Cipta Delicia 2.1.2. Sejarah Produk Sejarah berdirinya Jenang Kudus Mubarok dirintis oleh Ibu Hj. Alawiyah yang kemudian dikenal sebagai Generasi Pertama dari 25 produsen jenang Kudus. Lokasi penjualan terletak di Pasar Kudus, area yang sekarang dikenal sebagai tempat parkir para peziarah makam Sunan Kudus di Masjid Menara“Al-Aqsho”. Pada saat Ibu Hj. Alawiyah meninggal dunia usaha jenang dilanjutkan oleh putranya yang bernama H. Achmad Shochib, dengan demikian H. Achmad Shochib merupakan Generasi Kedua, adapun perusahaannya dikenal sebagai Perusahaan Jenang Sinar Tiga Tiga (PJ. Tiga Tiga). Di tangan beliau perusahaan sudah mulai berkembang dan diproduksi secara masal, disamping itu sudah mulai diperkenalkannya merk Sinar Tiga Tiga sebagai identitas produk. Disamping itu untuk mengantisipasi banyaknya pesaing yang mulai bermunculan maka pada Tahun 1975 perusahaan meluncurkan tiga merk baru, yaitu: Mubarok, Mabrur, dan Viva. Merk-merk baru tersebut terbukti mampu menjadi trend setter di industri jenang terbukti banyaknya pesaing yang meniru dari merkmerk baru tersebut, utamanya merk Mubarok. Pada tahun 1992, H. Achmad Shochib yang telah sepuh, menyerahkan tampuk kepemimpinan sebagai Direktur Utama kepada putranya H. Muhammad Hilmy, SE seorang lulusan fakultas Ekonomi UII Yogyakarta dan juga alumni Pondok Modern Gontor Ponorogo. H. Muhammad Hilmy, SE inilah yang kemudian mendirikan perusahaan CV. Mubarokfood Cipta Delicia (MCD) sebagai pengembangan dari (PJ. Tiga Tiga). Pada tanggal bulan Oktober 2010, CV. Mubarokfood Cipta Delicia memperkenalkan produk baru berupa dodol dengan berbagai varian rasa yang diberi merk Citra Persada. Citra Persada mempunyai 6 varian rasa yaitu original, rumput laut, kismis, Durian, Jahe susu dan chocolate with dodol. 26 - Visi Menjadikan Jenang Kudus Produksi Mubarokfood sebagai Produk Makanan Khas Indonesia berkelas dunia. - Misi * Memproduksi jenang kudus secara higienis, berkualitas baik dan memenuhi standart proses produksi nasional dan international. * Mengembangkan SDM dan manajemen yang kreatif - inovatif, amanah dan profesional * Berupaya terus menerus mengembangkan jaringan pemasaran dengan mengedepankan pelayanan prima dan kepuasan pelanggan. - Tujuan Mengembangkan Mubarokfood menjadi industri multi produk terkemuka yang berwawasan lingkungan, bernilai ekonomis dan sosial. 2.1.3. Karakteristik Kemasan Dari awal produksi Jenang sampai dodol, perusahaan tersebut terus mengembangkan kemasan dalam produknya dengan alasan bahwa perlunya ada pilihan rasa, harga dan volume isi dalam tiap-tiap kemasan. 2.1.4. Karakteristik Konsumen Ragam cita rasa produk dodol dari Mubarokfood dengan merk dagang Citra Persada ini menawarkan selera masing-masing konsumen. sebagai bentuk 27 kepedulian produsen kepada penikmat dodol.sehingga penikmat dodol bisa merasakan varian rasa dodol yang ditawarkan. Dalam hal penyajian dari masing-masing varian memiliki ciriciri tersendiri dalam bentuk penyajian visual untuk membedakan dari satu varian ke varian lainnya adalah: • Original Dengan spesifikasi rasa asli dodol isi 12pcs • Rumput laut Dodol dengan rasa rumput laut dengan kemasan yang berisi 10pcs • Kismis Dodol dengan rasa kismis dengan kemasan yang berisi 10pcs • Jahe dan Susu Dodol dengan rasa Jahe dan Susu dengan kemasan yang berisi 10pcs • Chocolate with Dodol Perpaduan dodol dengan rasa coklat dengan kemasan yang berisi 12pcs • Durian Dodol dengan cita rasa buah durian dengan kemasan yang berisi 12pcs 2.2. Data Pemasaran 2.2.1. Potensi Produk Adapun data mengenai harga jual dari tiap-tiap kemasan pada produk Dodol Citra Persada dapat diperlihatkan dari tabel berikut ini: 28 2.1. Tabel harga Jenis dodol isi Harga Original 12 pcs Rp. 11.500 Rumput Laut 10 pcs Rp. 10.300 Jahe dan Susu 10 pcs Rp. 11.000 Kismis 10 pcs Rp. 10.300 Durian 12 pcs Rp. 11.800 Sumber : CV. Mubarokfood Cipta Delicia 2.2.2. Potensi Pasar Posisi pemasaran perusahaan CV. Mubarokfood Cipta Delicia adalah membidik masyarakat yang menyukai dodol. Para pencinta dodol ini akan sangat selektif dalam memilih produk dodol. Perusahaan CV. Mubarokfood Cipta Delicia dodol unggulan telah menyiapkan beberapa produk seperti tadi di atas dalam rangka memberikan wacana pilihan pada masyarakat pencinta dodol ini sebuah produk yang bermutu dan memberikan kepuasan bagi penikmatnya. Memperluas pangsa pasar masih sangat mungkin dilakukan, mengingat pasar yang berada di luar pulau Jawa mempunyai daya serap yang cukup besar untuk produk dodol ini. Dengan mempertahankan mutu produk secara kontinyu, kemungkinan besar produk yang dihasilkan oleh CV. Mubarokfood Cipta Delicia akan dapat diterima di berbagai segmen pasar, termasuk pasar ekspor yang biasanya mensyaratkan mutu produk tinggi. Untuk jangka panjang, perusahaan dapat menunjuk outlet-outlet sebagai distributor pada daerah-daerah yang mempunyai potensi pasar besar. Hal ini dilakukan agar pihak perusahaan dapat memperoleh informasi yang akurat mengenai perkembangan pasar di area tersebut. Dengan cara itu, pula konsumen dapat dengan cepat mendapatkan informasi mengenai produk-produk dodol baru Mubarokfood Cipta Delicia. 29 buatan CV. Gambar 2.3. kemasan dus dodol citra persada rasa original (Foto M.H) Gambar 2.4. kemasan dus dodol citra persada rasa rumput laut (Foto M.H) Gambar 2.5. kemasan dus dodol citra persada rasa jahe susu (Foto M.H) 30 Gambar 2.6. kemasan dus dodol citra persada rasa kismis (Foto M.H) Gambar 2.7. kemasan dus dodol citra persada rasa Durian (Foto M.H) 2.2.3. Informasi Pesaing 2.2.3.1. Nama produk Pesaing “Dodol Picnic” Jenis Produk Dodol Nama Produsen : PT. Herlinah Cipta Pratama Garut, Jawa Barat - Indonesia 31 Lokasi Produsen : Jl. Pasundan 102, Garut, Jawa Barat 2.2.3.2. Latar Belakang Sejak lama, Garut terkenal sebagai penghasil makanan dodol yang memiliki cita rasa yang khas, produk tersebut banyak digemari masyarakat luas. Potensi inilah yang mendorong H. Iton Damiri pada tahun 1949 merintis pembuatan usaha Dodol Garut. Pada waktu itu perusahaan masih berskala rumah tangga dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 5 orang dan daerah pemasarannya terbatas sekitar kota Garut saja dan merek yang dikerluarkan "HALIMAH". Pada tahun 1950 mengeluarkan merek baru "FATIMAH". Pada tahun 1954 pabrik yang semula di Jalan Gunung Payung No. 21 pindah ke Jalan Ciledug No. 195. Pada tahun 1955 perusahaan terus melakukan perbaikan, pengembangan produk dan kemasan yanglebih baik serta perluasan pemasaran yang meliputi kota-kota besar di Pulau Jawa. Perusahaan ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga pada tahun 1957, Bapak H. Iton Damiri mengajak adiknya Bapak Aam Mawardi untuk bergabung. Pada tahun tersebut nama perusahaan yang dipakai adalah "HERLINAH" yang diambil dari salah satu nama keluarganya. Atas prakarsa Bapak Aam Mawardi merek dagang Purnama dan Halimah diganti dengan merek PICNIC. Merek dagang PICNIC selanjutnya didaftarkan ke Direktorat Patent pada tanggal 14 Juli 1959 dengan nomor registrasi 67595. Kemasan terbaru dodol terbuat dari kertas duplek dengan variasi kemasan 200gr, 5oogr dan 1000gr. Kemasan dus tersebut mempunyai dasar warna putih dengan strip biru disertai gambar buah-buahan sebagai background kemasan. Penggunaan gambar tersebut karena pada masa itu buah-buahan biasa ditambahkan sebagai penambah cita rasa dodol PICNIC. 32 Pada tahun 1969, pemasaran PICNIC mulai mencapai daerah-daerah diluar Jawa. Kemajuan ini menyebabkan perusahaan lain berlombalomba mengikuti jejak PICNIC memproduksi dodol sehingga timbul persaingan tidak sehat terlebih diantara para pengusaha terkait tersebut menggunakan kemasan yang hampir sama. DODOL GARUT PICNIC adalah makanan Khas Garut Jawa Barat Indonesia telah terkenal kelezatannya sehingga sangat cocok untuk dinikmati, mempunyai cita rasa yang khas dan cocok sebagai oleholeh. Kekhasannya, kelezatan dan kualitasnya sangat disukai oleh konsumen domestic maupun mancanegara sehingga DODOL PICNIC GARUT merupakan produk tradisional potensial dan mempunyai nilai jual tinggi. Produk DODOL GARUT PICNICmerupakan makanan tradisional yang terus dikembangkan dari waktu ke waktu melalui pengolahan yang higienis, pengawasan yang ketat dan terbuat dari bahan-bahan alami pilihan (tanpa bahan pengawet) sehingga tidak diragukan lagi mutunya, dijamin keasliannya, lezat dan bergizi. Pada tahun 1972 perusahaan didaftarkan ke PANITIA HIGIENIS MAKANAN DEPARTEMEN KESEHATAN RI dengan NOMOR REGISTRASI MD 2010250. Pada tahun berkenaan Bp. Aam Mawardi meninggal dunia, sehingga adiknya yaitu Bp. H. Muksin diperbantukan sebagai penanggungjawab pelaksana. Pada tahun 1973 perusahaan melakukan desain ulang kemasan untuk menghindari terjadinya pemalsuan akibat adanya persaingan tidak sehat. Desain diganti berwarna merah bit dengan background kemasan bergambar buah-buahan. Pada tahun 1979 terjadinya kemajuan pesat pada perusahaan, sehingga mendorong untuk mendirikan pabrik yang relative lebih besar supaya dapat meningkatkan produksinya. Tahun 1979 pabrik 33 yang relative lebih besar itu didirikan dengan luas kira-kira 5000m2, yang berlokasi di Jalan Pasundan No. 102. Tujuan pendirian pabrik yang besar adalah untuk meningkatkan kapasitas produksi dan meningkatkan kemajuan perusahaan. Pada tahun 1986, status perusahaan perseorangan diubah menjadi perusahaan berbadan hukum "Perseroan Terbatas" dengan nama perusahaan "PT. HERLINAH CIPTA PRATAMA" Sejak tahun 2000 terjadi regenerasi kepemimpinan diperusahaan dimana H. Ato Hermanto dipercaya menjadi Direktur perusahaan. Sejak saat itu perusahaan melakukan berbagai upaya perbaikan, penyempurnaan dan pengembangan dalam berbagai bidang diperusahaan meliputi : manajemen, produksi, pengembangan produk, pemasaran, administrasi, SDM dan diversifikasi produk aneka Dodol Garut. HIngga saat ini perusahaan sudah mampu menyerap tenaga kerja 230 orang dengan klasifikasi pendidikan dan keahlian. Kapasitas produksi berkisar 4-6 ton per hari dengan cakupan pemasaran meliputi seluruh wilayah kota besar di Indonesia. 2.2.3.3. Data Produk Gambar 2.8. Kemasan Dodol Picnic Special 34 2.3. Analisis Masalah 2.3.1. Masalah Umum Dodol Citra Persada adalah dodol yang memiliki segementasi menengah kebawah, disamping itu Dodol citra persada tidak memiliki varian kemasan aneka rasa untuk menarik pembeli, padahal Dodol Citra Persada ada rencana untuk melebarkan pemasarannya didalam wilayah jawa tengah dengan sudah dimulainya promosi secara luas. Produk Dodol Picnic adalah sebagai contoh produk dodol yang sudah lebih dulu ada namun Dodol Picnic pesaingnya tersebut memiliki varian dalam kemasan maupun isi dari kemasannya dari mulai kemasan berbentuk dus yang eksklusif sampai pada kemasan sachet berbagai ukuran sehingga masyarakat merasa mempunyai pilihan dalam membeli produk dodol sesuai harga yang terjangkau. 2.3.2 Masalah Khusus Dengan tidak adanya varian dalam kemasan, menjadikan Dodol Citra Persada kurang begitu populer dikalangan masyarakat, tidak seperti produk-produk pesaingnya sudah melakukan pengembangan dalam hal kemasan guna mendapatkan segmen pasar kalangan bawah maupun menengah ke atas, kemasan produk dalam satu dus yang berisi aneka rasa adalah sesuatu terobosan baru untuk dapat meraih pangsa pasar seluruh lapisan masyarakat, sehingga tak heran produk-produk pesaing diatas tadi mendapat sambutan yang luar biasa di pasaran. 2.3.3. Pemecahan Masalah Mengingat Dodol ini sangat digemari oleh masyarakat seputar kawasan tersebut ataupun pembeli dari jauh yang sengaja datang hanya untuk membeli sebungkus dodol, karena dodol ini memiliki rasa khas tersendiri, namun 35 sebagian masyarakat masih berpendapat bahwa dodol merk “Citra Persada” harganya relative mahal sehingga masyarakat golongan bawah merasa terbebani dengan harga jual yang dipatok oleh CV. Mubarokfood Cipta Delicia, jika melihat animo masyarakat yang antusias terhadap dodol Citra Persada memaksa pihak manajemen CV. Mubarokfood Cipta Delicia merumuskan bagaimana harga produk dodol Citra Persada terjangkau oleh seluruh masyarakat yang ingin menikmati aneka rasa, dalam kaitan ini pihak manajemen berencana meluncurkan produk dengan kemasan aneka rasa. 2.3.4. Kelemahan dan Kelebihan Produk Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal perusahaan berupa kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses), serta kondisi eksternal perusahaan yang meliputi peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang berpengaruh terhadap Dodol Citra Persada , maka selanjutnya diidentifikasi faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancamannya. Hasil analisis tersebut digunakan untuk menetapkan posisi perusahaan dan digunakan untuk merumuskan alternatif strategi promosi usaha dengan menggunakan metode SWOT. a. Kelemahan Produk 1. Kualitas kemasan yang monoton Hal ini berkaitan dengan lemahnya sumber daya manusia dalam hal merumuskan konsep kemasan yang berimplikasi pada pemasaran 2. Kurangnya variasi dalam kemasan Belum adanya pengembangan kemasan dalam penyajian maupun isi 3. Biaya produksi yang semakin tinggi 36 Biaya produksi yang tinggi disebabkan adanya lonjakan harga diberbagi sektor. Berakibat pada biaya pengiriman bahan baku yamg meningkat. 4. Pemasaran yang belum optimal Kegiatan pemasaran Iebih banyak pada kegiatan penjualan sedangkan komponen lain yang ada dalam bauran pemasaran (marketing mix), 'yaitu penetapan harga belum dioptimalkan untuk meraih pangsa pasar yang masih luas. b. Kelebihan produk 1. Mutu Produk Produk yang dihasilkan mempunyai mutu baik dan dapat bersaing di pasaran. Hal ini dapat dirasakan , bahan baku sudah memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh produsen. Standar mutu meliputi kemasan, model dan bahan baku yang digunakan. Hasil tersebut sangat erat kaitannya dengan proses produksi yang dilakukan dan pemanfaatan teknologi yang digunakan. Pihak manajemen perusahaan mempunyai perhatian serius, komitmen yang kuat terhadap mutu dan selalu berusaha mensosialisasikan kebijakan mutu perusahaan CV. Mubarokfood Cipta Delicia kepada semua karyawannya. Di samping itu, adanya pengawasan pada setiap tahapan proses produksi memungkinkan produk terkontrol dengan baik dan apabila terjadi penyimpangan akan segera dilakukan koreksi dan perbaikan. Peralatan dan teknologi yang dimiliki mendukung dihasilkannya produk dengan mutu baik. 2. Varian rasa Dodol Citra Persada mempunyai varia rasa yang banyak seperti Original, Rumput Laut, Jahe dan Susu, Kismis, Durian. 37 3. Jalur distribusi sederhana Dengan belum terbentuknya program pemasaran yang luas, sementara ini menggunakan tempat khusus penjualan secara ritel supaya memudahkan target untuk memperoleh produk dodol yang berkualitas yang tidak terdapat di tempat lain. c. Opportunities 1. Banyak tempat wisata Banyaknya tempat wisata di jawa tengah yang mempunyai outlite penjualan oleh-oleh yang menjual dodol merk Citra Persada. 2. Masih banyak penikmat dodol Minat masyarakat akan dodol masih begitu banyak, baik dari lingkungan sekitar ataupun luar daerah. d. Threath 1. Persaingan yang begitu ketat, minimnya pendistribusian ke pasar. 2. Semakin maraknya berbagai merk dodol yang ditawarkan dalam berbagai bentuk kemasan. 2.3.5. Tabel SWOT Tabel 2.2. Analisis SWOT STRENGTH OPPORTUNITIES 1. Banyak tempat wisata 1. Mutu Produk 2. Rasa yang ditawarkan bervariatif. 2. Minat masyarakat terhadap dodol masih 3. Menggunakan proses teknologi besar. modern dalam produksinya WEAKNESS TREATH 1. Kemasan monoton 1. Persaingan yang begitu ketat, 2. Kurangnya variasi kemasan minimnya pendistribusian ke pasar. 3. pendistributoran yang belum optimal 2. Semakin maraknya berbagai merk dodol yang ditawarkan dalam berbagai bentuk kemasan. 38 2.3.6. Matrix SWOT Tabel 2.3. Matrix SWOT “ Dodol Citra Persada OPPORTUNITIES 1. Banyaknya tempat wisata 2. Minat masyarakat terhadap dodol masih banyak. TREATH 1. Persaingan yang begitu ketat, minimnya pendistribusian ke pasar. 2. kemasan pesaing yang beragam dan variatif STRENGTH 1. Mutu Produk 2. Rasa yang ditawarkan bervariatif. 3. Menggunakan proses teknologi modern dalam produksinya. S-O Strategi S-T strategi 1. Pencitraan dalam 1. Mengadakan even dalam karakter kemasan produk perkenalan kemasan baru dodol Citra Persada sebagai strategi untuk 2. Meningkatkan bersaing dengan pemasaran dodol Citra kompetitor lain. Persada dalam kemasan 2. Memberikan kualitas baru produk yang baik dan memberikan inotivasi kepada produk untuk menarik konsumen. WEAKNESS 1. kemasan monoton 2. kurangnya variasi kemasan 3. jalur distribusi yang kurang optimal W-O Strategi 1. Meningkatkan lagi kualitas dan menambah varian kemasan dan rasa yang lebih bervariatif untuk menarik minat masyarakat 2. Menyebar luaskan informasi mengenai pengembangan kemasan 39 W-T Strategi 1. Mengadakan even dalam perkenalan kemasan baru produk Dodol Citra Persada 2.3.7. Kesimpulan SWOT Berdasarkan matrix SWOT diatas maka diambil strategi: 1. Meningkatkan lagi kualitas dan menambah varian kemasan dan rasa yang lebih bervariatif untuk menarik minat masyarakat. 2. Mengadakan even dalam perkenalan kemasan baru produk Dodol Citra Persada. 40 BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1. Tujuan Perancangan Tujuan perancangan kemasan baru dodol Citra Persada aneka rasa dalam rangka mendapatkan perhatian dan respon / awareness konsumen hingga tertarik untuk membeli sehingga pangsa pasar semakin meluas. Tujuan utama Perancangan kemasan yang dilakukan oleh managemen CV. Mubarokfood Cipta Delicia adalah:: 1. Membantu dalam meningkatkan pemasaran produk untuk semua lapisan masyarakat. 2. Meningkatkan citra produk di masyarakat, 3. Meningkatkan pengembangan kemasan dalam meraih pangsa pasar yang lebih luas. 3.2. Strategi Perancangan Rivalitas di perusahaan pembuat dodol semakin ketat sehingga CV. Mubarokfood Cipta Delicia menerapkan strategi pembuatan kemasan baru untuk dodol Citra Persada dengan aneka rasa dalam satu kemasan. Strategi kemasan didesain untuk mempengaruhi konsumen baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk jangka pendek, strategi kemasan baru didesain untuk mempengaruhi konsumen agar mau mencoba produk; untuk jangka panjang, strategi kemasan didesain untuk mengembangkan loyalitas merek dan mendapatkan pangsa pasar yang besar. Secara spesifik, strategi dodol Citra Persada dalam persaingan meraih pangsa pasar mencakup sejumlah pendekatan yang mungkin, antara lain: 1. Menjadikan citra perusahaan CV. Mubarokfood Cipta Delicia sebagai pondasi sehingga memberikan pertahanan terbaik untuk 41 Dodol aneka rasa Citra Persada guna menghadapi rangkaian kekuatan persaingan yang ada. 2. Membuat beberapa kemasan aneka rasa sehingga konsumen dapat memilih kemasan yang cocok dan berimbas pada perluasan pangsa pasar 3.3. Kriteria Perancangan Kemasan memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap keputusan pembelian untuk itu CV. Mubarokfood Cipta Delicia dalam pembuatan kemasan dodol aneka rasa Citra Persada memuat unsurunsur : 1. Melindungi dan mengawetkan produk, seperti melindungi dari sinar ultraviolet, panas, kelembaban udara, oksigen, benturan, kontaminasi dari kotoran dan mikroba yang dapat merusak dan menurunkan mutu produk. 2. Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan informasi kepada konsumen melalui label yang terdapat pada kemasan. 3. Meningkatkan efisiensi, seperti: memudahkan penghitungan, memudahkan pengiriman dan penyimpanan. 3.4. Rencana Aplikasi Kemasan Rencana pembuatan kemasan dodol aneka rasa Citra Persada berdasarkan segmentasi pasarnya terbagi menjadi dua: 1. Kemasan aneka rasa Eksklusif Dimensi ukuran eksklusif 18,5cm x 16cm x 8,5cm yang berbahan kertas ivory dan berbentuk kotak serta ada handle buat dibawa. 2. Kemasan aneka rasa Ekonomis kemasan ini dirancang kusus untuk segmentasi menengah kebawah dimana dimensi 17,5cm x 8cm x 3cm berupa box persegi panjang dan berbahan ivory menjadi pilihan. 42 Table 3.1. Rincian Kemasan dan harga Jenis Bahan Ukuran Eksklusif Kertas Ivory, ada Handle 18,5cm x 16cm x 8,5cm Rp. 50.000 Ekonomis Kertas Ivory 17,5cm x 8cm x 3cm 43 Harga Rp. 12.000 BAB IV VISUALISASI 4.1. Proses Desain 4.1.1. Studi Visual a. Data Visual Kemasan secara tidak langsung dapat mempengaruhi daya tarik untuk melakukan tindakan (pembelian), maka dari itu, desain kemasan harus di desain tidak hanya memenuhi fungsi melindungi produk tetapi memenuhi fungsi lain diantaranya : fungsi pengelompokkan, penempatan, penyimpanan, fungsi keamanan, fungsi Informasi, fungsi kemudahan fisik, dan fungsi marketing. Keseluruhan fungsi melebur menjadi satu melahirkan kemasan yang ideal. seperti desain gambar dibawah: Gambar 4.1. Kemasan Eksklusif (Sumber Google) 44 Gambbar 4.2. Kem masan Ekon nomis (Sum mber Googlee) Dataa visual yanng bebentukk logo ini berfungsi b seebagai penggikat pada setiap s kem masan dodol aneka rasa Citra Persaada Gambar 4.33. Logo Meerk Dodol Citra C Persadaa Gambar 4.44. Logo Meerk Dodol Citra C Persadaa d Cipta Dellicia Gaambar 4.5. Logo L CV. Mubarokfoo M 45 b. Font Pemilihan font pada kemasan dodol aneka rasa Citra Persada menggunakan font yang mudah dibaca seperti font berikut: 1. Harlow Solid Italic 2. Arial Black 3. Harvest c. Warna Pada desain kemasan dodol aneka rasa Citra Persada menggunakan full colour yang didominasi warna-warna brown dan warm hal ini sebagai 46 penggambaran akan warna dodol dan aneka rasa yang dibuat oleh CV. Mubarookfood Cipta Delicia. 4.1.2. Pengembangan Ide Bentuk Kemasan Ide pengembangan visual ini berawal dari wujud fisiknya dodol, dodol merupakan produk yang mudah meleleh jika terkena panas, untuk itu diperlukan kemasan plastik untuk melindungi produk dari cahaya, perubahan cuaca (kelembapan) dan semut. Plastik tidak cukup aman melindungi produk saat proses distribusi, untuk itu diperlukan kemasan luar untuk membungkus produk yang dibedakan menjadi 3 kategori diantaranya : a. Primary Packaging (kemasan yang bersentuhan langsung dengan produk) Primary packaging yang digunakan untuk mengemas produk dodol Citra Persada, menggunakan teknik karton lipat, berbentuk persegi panjang mengikuti wujud fisik dari produk dodol. Bentuk seperti ini sangat efektif melindungi dodol dari pengaruh luar yang dapat merusak isinya. Gambar 4.6. Bentuk lipatan Primary b. Secondary Packaging (Kemasan yang mewadahi primary packaging sekaligus) Kemasan luar yang membungkus produk, dibuat menggunakan karton dengan ukuran lebih besar untuk memuat primary packaging 47 sehingga tidak hanya dodol satu rasa saja namun bisa memuat beraneka rasa seperti tujuan dari CV. Mubarokfood Cipta Delicia. Gambar 4.7. Bentuk lipatan Secondary c. Tertiary Packaging (kemasan yang melindungi produk saat pengiriman) Tertiary Packaging pada perancangan ini tidak dibuat karena dari pihak CV. Mubarokfood Cipta Delicia sendiri sudah ada. pada tahapan konsep Layout sendiri mengadopsi Landmark kota Kudus berupa Masjid dan Menara kudus yang menjadi symbol bahwa dodol Citra Persada merupakan produk olahan kota kudus. penulis tetap akan menggunakan Logo dari CV. Mubarokfood Cipta Delicia dengan merk dagang Dodol Citra Persada yang telah menjadi branding. 48 4.1.3. Skets Kasar Gambar 4.8 sketsa layout Primary Box Gambar 4.9. Sketsa Layout Secondary Box 49 4.1.4. Pembuatan Final Artwork/Final Desain Gambar 4.10. Kemasan Primary Gambar 4.11. Kemasan Primary 50 Gambar 4.12. Kemasan Secondary 51 BAB V PENUTUP 3.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana merancang kemasan dodol Citra Persada aneka rasa sebagai upaya meningkatkan brand awareness, dari rumusan masalah perancangan yang diajukan, analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, ditarik beberapa kesimpulan sementara sebelum pengujian dilakukan. Adapun kesimpulan sementara yang dirumuskan adalah sebagai berikut : 1. Langkah awal merancang kemasan aneka rasa kemasan dodol Citra Persada yaitu menganalisa segmentasi, targeting, keterbatasan, peluang dan tantangan yang dihadapi 2. Konsep perancangan dirumuskan dari hasil analisa survei penelitian baik pendekatan wawancara, studi literatur. Dari survei ini diperoleh gagasan perancangan kemasan muncul sebagai konsep rumusan desain. 3. Gagasan perancangan kemasan dodol Citra Persada aneka rasa adalah meningkatkan brand awareness. Tema rumusan desain ekslusif dan ekonomis ditampilkan dalam proses perancangan kemasan ini, dan diimplementasikan dalam bentuk konsep kreatif, strategi komunikasi dan strategi material. Implementasi perancangan mengacu pada peran brand awareness, dimana hasil perancangan diharapkan mampu menimbulkan asosiasi positif untuk produknya, menimbulkan rasa suka terhadap produk dan layanan yang ditawarkan dari dodol Citra Persada, substansi atau komitmen dari produsen maupun konsumen dan pertimbangan merek dimana dodol ini diharapkan menjadi merek dengan top of mind yang tinggi. 52 3.2 Saran Dari kesimpulan setelah melakukan pengujian maka bagi produk dodol Citra Persada adalah sebagai berikut : 1. Program perancangan kemasan dodol Citra Persada aneka rasa yaitu segmentasi, targeting, keterbatasan, peluang selalu dianalisa dan di perbaiki. 2. Demi meningkatkan pemasaran, maka progam perancangan kemasan harus terus ditingkatkan serta menciptakan daya tarik pasar. Kritik dari pembeli sangat membantu, sehingga kritik dan saran perlu didengar sebagai bahan pertimbangan produsen. 53 DAFTAR PUSTAKA Bucholz dan Wordermann , 2001 Brand and Image Erlangga, Jakarta. Durioanto, Sugiarto, dan Sitinjak 2001, Peranan Merk, Balai Pustaka, Jakarta. Frank, Jefkin 2001, Periklanan Erlangga, Jakarta. Fandy, 2000, Pemasaran Jasa, Bayu Media Publishing, Yogyakarta. Fandy., 2008. Strategi Pemasaran. Penerbit Andi, Yogyakarta. Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. BPFE, Yogyakart Hasan, Alwi. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta. Kasali, Rhenald. 1992. Manajemen Periklanan Konsep dan aplikasinya Di Indonesia. Pustaka Utama Grafiti. Jakarta. Kotler,Philip.2002.Manajemen Pemasaran. Erlangga, Jakarta. Kotler dan Keller. 2009. Citra dan Merk. Balai Pustaka, Jakarta Lexy J. Moleong. 1990. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remadja Karya. Bandung Mowen 1995. Prilaku Konsumrn Erlangga, Jakarta. Nyoman Kutha Ratna. 2010. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Pamudji Suptandar, 1999. Teori Dasar Desain Komunikasi Visual. Djambatan, Jakarta. Riyanto, Agus 2001 Dasar-dasar Desain Komunikasi Visual Erlangga, Jakarta. 54 Sachari, Agus 2004.Pengantar Metodologi Penelitian Budaya Rupa. Erlangga, Jakarta. Schiffman 2007. Prilaku konsumen Erlangga, Jakarta Sihombing, Danton 2001 Tifografhy Erlangga, Jakarta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta: Bandung Sanyoto,E Sadjiman, 1997 Dasar-Dasar Tata rupa dan desain ( Nirmana) Penerbit Andi, Yogyakarta Soehadi. 2005. Definisi dan Pengertian Merk Penerbit Andi, Yogyakarta Tinarbuko, Sumbo 2008 Semiotika komunikasi Visual Penerbit Andi, Yogyakarta T. Hani Handoko. 2003. Manajemen. BPFE, Yogyakart Zain, 2001 Teori Warna Erlangga, Jakarta. 55 LAMPIRAN 56