1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahun

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tahun 2015 merupakan tahun pertama implementasi akuntansi berbasis
akrual di seluruh entitas pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Entitas
akuntansi dan entitas
pelaporan harus menyajikan laporan keuangan
berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berbasis akrual sesuai
dengan Lampiran I Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010. Berkaitan
dengan pelaksanaan akuntansi berbasis akrual tersebut, Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) pada tahun 2014 dan tahun 2015 melakukan pemeriksaan
kinerja pada pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Berdasarkan hasil
pemeriksaan kinerja tersebut BPK menyimpulkan bahwa persiapan pemerintah
pusat belum sepenuhnya efektif dalam mendukung SAP berbasis akrual pada
tahun
2015.
Permasalahan
yang
terungkap
ialah
aplikasi
Sistem
Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) dan Sistem Aplikasi Keuangan
Tingkat Instansi (SAKTI) belum dapat dimanfaatkan secara terintegrasi
(Pendapat BPK 2015). Sementara itu, persiapan Kementerian/Lembaga (K/L)
dalam rangka penerapan SAP berbasis akrual juga belum memadai, terutama
terkait dengan belum dilakukannya komunikasi internal K/L (19,23%),
pemetaan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) (36,53), dan pengalokasian
1
anggaran khusus (46,15%) untuk implementasi akuntansi berbasis akrual (Biro
Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN 2015).
Masalah ketidaksiapan juga dialami oleh pemerintah daerah. Masalah
tersebut ialah SDM yang kurang memadai, sosialisasi SAP akrual yang kurang
intensif, kebijakan dan sistem akuntansi kurang relevan, sistem belum
terintegrasi, alokasi anggaran khusus untuk pelaksanaan akuntansi belum ada,
struktur organisasi belum mengakomodasi pelaksanaan akuntansi berbasis
akrual, dan rencana pengembangan sistem/aplikasi pengelolaan keuangan
belum ada (Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN 2015). Selain itu,
masalah penerapan akuntansi berbasis akrual juga diungkapkan pada laporan
hasil pemeriksaan BPK pada triwulan ketiga tahun 2015 di pemerintah kota
Yogyakarta.
Masalah
tersebut
ialah
regulasi
dan
kebijakan
terkait
implementasi SAP belum relevan, kebutuhan SDM belum memadai, serta aset
dan teknologi informasi yang belum memadai. Berdasarkan masalah tersebut,
BPK menyimpulkan bahwa pemerintah kota Yogyakarta belum sepenuhnya
efektif dalam menerapkan SAP berbasis akrual (Ferri 2015). Masalah serupa
juga disampaikan oleh Kepala BPK Perwakilan Jawa Tengah saat menyerahkan
laporan hasil pemeriksaan pelaksanaan SAP berbasis akrual tahun 2015 pada
kabupaten yang menjadi sampel pemeriksaan. Kendala yang dialami ialah SDM
yang belum kompeten, regulasi dan sistem aplikasi yang belum selaras, dan
dokumen
perencanaan
yang
belum
komprehensif
(Laporan
Keuangan
Pemerintah 2015).
2
Penerapan SAP berbasis akrual merupakan tantangan bagi pemerintah
daerah. Meskipun beberapa hambatan dialami oleh pemerintah daerah, tetapi
SAP berbasis akrual harus dilaksanakan pada tahun 2015. Temuan BPK atas
kesiapan pemerintah dalam menerapkan SAP berbasis akrual harus segera
ditindaklanjuti agar tidak berdampak pada opini BPK atas kewajaran laporan
keuangan.
Undang-Undang
Nomor
15
Tahun
2004
tentang
Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara pasal 16 ayat 1 (satu)
menyatakan bahwa opini BPK atas laporan keuangan diberikan berdasarkan
empat kriteria, yaitu kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan,
kecukupan
pengungkapan
(adequate
disclosures),
kepatuhan
terhadap
peraturan perundang-undangan, dan efektivitas sistem pengendalian interen.
Atas dasar hal tersebut, evaluasi mengenai pelaksanaan akuntansi berbasis
akrual menjadi penting untuk dilakukan. Dengan evaluasi diharapkan dapat
diperoleh informasi kesesuaian pelaksanaan akuntansi berbasis akrual dengan
SAP berbasis akrual.
1.2 Problem Riset
Berdasarkan latar belakang di atas, ditengarai bahwa penerapan
akuntansi berbasis akrual pemerintah daerah pada konteks riset belum sesuai
dengan SAP berbasis akrual sebagaimana diatur dalam PP 71/2010.
3
1.3 Pertanyaan Riset
Merujuk pada problem riset, maka pertanyaan yang diajukan pada
penelitian ini ialah bagaimana derajat/tingkat kesesuaian penerapan akuntansi
berbasis akrual terhadap SAP pada lima pemerintah daerah tersebut?
1.4 Tujuan Riset
Tujuan dari penelitian ini ialah mengevaluasi penerapan akuntansi
berbasis akrual pada lima pemerintah daerah
berdasarkan SAP berbasis
akrual dengan cara menilai tingkat akrual masing-masing entitas yang diteliti.
1.5 Konteks Riset
Penelitian ini akan mengevaluasi pelaksanaan akuntansi berbasis
akrual. Evaluasi yang dilakukan meliputi pengakuan empat kelompok transaksi
akrual. Empat kelompok itu ialah konversi aset menjadi beban, belanja yang
belum dibayar, perolehan aset yang belum dibayar, dan pendapatan yang belum
diterima kasnya. Evaluasi dilakukan pada lima pemerintah daerah. Satuan
Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) yang mewakili lima pemerintah daerah itu
ialah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Provinsi DIY, Dinas
Pajak dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta, Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bantul, Dinas Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sleman, dan Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar.
4
1.6 Kontribusi Riset
Hasil riset ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada
beberapa pihak, antara lain.
a. Bagi pemerintah kabupaten/kota/provinsi, hasil penelitian ini dapat
digunakan untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan akuntansi berbasis
akrual dan mengembangkan kebijakan akuntansi.
b. Bagi Kementerian Keuangan atau Kementerian Dalam Negeri, hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam mengembangkan
kebijakan/regulasi yang berkaitan dengan akuntansi berbasis akrual.
c. Penelitian penerapan akuntansi berbasis akrual ini diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang tertarik untuk
melakukan kajian lebih mendalam mengenai evaluasi akuntansi berbasis
akrual pada pemerintah daerah/pusat di Indonesia.
5
1.7 Proses Riset
Untuk
memperoleh
kejelasan
dan
membentuk
struktur
penelitian
dikembangkan sebuah kerangka kerja sebagai berikut:
Evaluasi implementasi
akuntansi berbasis akrual
Kriteria pengakuan
transaksi akrual sesuai
dengan SAP berbasis akrual
Pengakuan transaksi akrual
pada pemerintah daerah
Kesesuaian pengakuan
transaksi akrual pemerintah
daerah dengan SAP berbasis
akrual
Alat analisis:
Teknik deskriptif persentase
Kesimpulan hasil penelitian
Gambar 1.1 Kerangka Kerja Penelitian
Pada penelitian ini, pelaksanaan evaluasi implementasi akuntansi
berbasis akrual dilakukan dengan cara membandingkan pelaksanaan akuntansi
6
berbasis akrual pada satu sampel entitas pemerintah daerah dengan SAP
berbasis akrual. Elemen yang dibandingkan hanya fokus pada pengakuan
transaksi akrual yang telah ditentukan. Data transaksi akrual diperoleh melalui
pengumpulan
data
secara
kualitatif,
yaitu
wawancara,
observasi,
dan
dokumentasi. Data pencatatan transaksi akrual tersebut akan dibandingkan
dengan kriteria yang diatur pada SAP berbasis akrual. Data pencatatan
transaksi akrual dinilai menggunakan nilai kontinum (range) berdasarkan
jangka waktu pencatatan. Hasil penilaian tersebut menunjukkan tingkat akrual
entitas.
1.8 Sistematika Penulisan
Penelitian ini dibagi dalam lima bab dengan sistematika penulisan
sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bab pembuka yang terdiri atas uraian latar belakang,
problem riset, pertanyaan riset, tujuan riset, konteks riset, kontribusi
riset, proses riset, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini membahas tentang akuntansi berbasis akrual di dunia
internasional, regulasi akuntansi berbasis akrual di Indonesia dan
standar akuntansi pemerintahan, akuntansi berbasis akrual, dan
penelitian sebelumnya mengenai masalah penelitian.
7
BAB III METODE RISET
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum obyek penelitian,
rasionalitas obyek penelitian, metode penelitian, metode pengumpulan
data, analisis data, dan validitas dan reliabilitas data.
BAB IV HASIL RISET DAN DISKUSI
Bab ini menjelaskan temuan di lapangan yang menggambarkan fakta
untuk menjawab pertanyaan penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bagian ini memuat simpulan yang menunjukkan bagaimana hasil
didapatkan serta rencana aksi yang dapat dilakukan sebagai tindak
lanjut atas hasil temuan.
8
Download