BAB IV HASIL SIMULASI Pada bab ini akan menjelaskan hasil simulasi. Beberapa parameter dievaluasi dan dianalisa berdasarkan simulasi yang dilakukan. Adapun parameter yang diukur adalah: - Perbandingan paket terkirim (packet delivery ratio), adalah jumlah paket data yang diterima dibagi dengan jumlah paket data yang dibangkitkan. - End-to-end delay, waktu kedatangan paket data pada destination dikurangi waktu paket data yang dibangkitkan oleh source. - Routing Overhead, adalah jumlah pesan AODV yang ditransmisikan. 4.1 Skenario Simulasi Untuk mengevaluasi dan menganalisa kinerja dari protokol routing AODV pada jaringan ad hoc hybrid, dilakukan sebuah simulasi dan dilakukan beberapa kali simulasi. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai simulasi, skenario dan parameter yang digunakan dan kinerja yang akan diukur. Simulasi ini dilakukan pada sebuah laptop Intel Pentium Dual-Core T2130, 1.86 GHz, RAM 2 GB, dan dengan sistem operasi Linux Ubuntu 10.4. Skenario simulasi seperti terlihat pada Gambar 4.2 yang terdiri dari 5 buah node, 2 gateway, 2 router dan 2 host. Kelima node tersebut menggunakan tipe data User Datagram Protokol (UDP). Sedangkan topologi simulasi ini adalah 1000 x 800 meter berbentuk persegi panjang. Dua buah gateway diletakkan pada dua titik yang berbeda, menggunakan koordinat x,y dalam satuan meter, untuk node yang satu pada posisi titik koordinat (100,150) dan satunya lagi pada titik koordinat (300,150). Seluruh simulasi ini berlangsung selama 500 detik. Waktu yang digunakan untuk memulai pengiriman paket data adalah sepuluh detik setelah simulasi berlangsung. Setelah itu, kelima mobile node tersebut secara terus menerus mengirimkan paket data sampai satu detik sebelum simulasi berhenti. Node yang dituju oleh setiap node adalah salah satu dari dua host, yang dipilih secara acak. Deklarasi asumsi parameter yang digunakan seperti pada dibawah ini Gambar 4.1 Skenario Simulasi Pada simulasi ini, dipilih nilai untuk pause time dan kecepatan minimum juga maksimum dari mobile node tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1. 4.1.1 Parameter Beberapa parameter yang digunakan pada simulasi ini bisa dilihat pada Tabel 4.1. Jangkauan transmisi adalah jarak maksimum yang masih memungkinkan, antara dua node, yaitu 250 meter. Jika sebuah node bergerak menjauhi node lebih dari 250 meter atau diluar jangkauan transmisi, maka node tersebut disimpulkan tidak dapat berkomunikasi dengan node yang lain. Tabel. 4.1 Parameter Pada Simulasi Parameter Nilai Jangkauan Transmisi 250 m Waktu Simulasi 500 dtk Ukuran Topologi 1000 x 800 m Jumlah node Ad hoc 5 Jumlah source 2 Jumlah gateway 2 Tipe Trafik UDP Packet rate 5 paket/ dtk Packet size 512 bytes Pause time 10 dtk Maximum speed 5 m/dtk 4.2 Hasil Pengukuran Simulasi Pada bagian ini akan diberikan hasil pengukuran simulasi. 4.2.1 Perbandingan Paket Terkirim Pada bagian ini akan dianalisa perbandingan paket terkirim (packet delivery ratio) pada simulasi jaringan ad hoc pada ns-2 Network Simulator. Packet delivery ratio pada simulasi ini adalah sebagai perbandingan antara jumlah paket yang dikirim dan jumlah paket sink yang diterima pada node tujuan. Perbandingan Paket Terkirim = Σ Paket yang diterima oleh sinks Σ Paket yang dikirim oleh source Perbandingan paket terkirim ini dinyatakan dalam persentase untuk menunjukkan jumlah paket yang sampai ke tujuan (destination). Pada (Riri FS dkk 2004) telah dilakukan simulasi menggunakan skenario yang hampir sama begitu juga beberapa parameternya. Perbedaan utamanya adalah bahwa pada skenario simulasi yang dilakukan pada Tesis ini digunakan 4 node. Hasil analisa seperti terlihat pada Gambar 4.2 menggambarkan packet delivery ratio berbanding dengan pause time. Pengukuran grafik-grafik ini dilakukan dengan menjalankan file “packet_delivery.pl”, yang dapat dilihat pada lampiran. Paket yang datang dihitung dari format file trace baru didalam ns-2.34. format file trace baru dapat dilihat seperti berikut : s ‐t 2.940360065 ‐Hs 7 ‐Hd 0 ‐Ni 7 ‐Nx 456.80 ‐Ny 493.60 ‐Nz 0.00 ‐Ne ‐1.000000 ‐Nl MAC ‐Nw ‐‐‐ ‐Ma 0 ‐Md ffffffff ‐Ms 3 ‐Mt 800 Ii 40 ‐Is 8388610.255 ‐Id ‐1.255 Arti dari file trace diatas dapat dilihat pada Tabel 4.2. Gambar 4.2 memperlihatkan grafik perbandingan paket terkirim (packet delivery ratio). Hasil yang didapat dengan simulasi memperlihatkan rasio mendekati 92 % untuk 2 source node. Pada 100 detik pertama simulasi berjalan, terjadi kenaikan. Hal ini dipengaruhi oleh rute tabel yang berubah, sehingga tabel rute juga berubah. Sehingga node harus menyebarkan kembali pesan HELLO, route request (RREQ) sampai didapatkan route reply (RREP). Tabel 4.2. Keterangan Contoh Data File Trace Simbol Keterangan Nilai S Sender - T Waktu (detik) 2.940360065 Hs Node Sumber 7 Hd Node Tujuan 0 Ni Node ID 7 Nx Koordinat x 456.80 Ny Koordinat y 493.60 Nz Koordinat z 0.00 Ne Tingkat Energi 1.000000 N1 Tingkat Trace MAC Nw Event Node 0 Ma Tingkat MAC 0 Md Ethernet Tujuan ffffffff Ms Ethernet Asal 3 Mt Tipe Ethernet 800 Ii Informasi Tingkat 40 Paket Is Alamat Port 8388610.255 Sumber Id Alamat Port Tujuan 1.255 Gambar 4.2. Perbandingan Paket Terkirim Pada Simulasi 4.2.2 End-to-End Delay Pada bagian ini dilakukan pengukuran end-to-end delay pada node didalam simulasi jaringan ad hoc. Gambar 4.3 menggambarkan rata-rata end-toend delay dengan pause time 100 detik. Dapat dilihat bahwa end-to-end delay berkisar 0.003497 detik untuk 2 source. Gambar 4.3. Rata-rata End-to-end Delay Pada Simulasi 4.2.3 Routing Overhead Routing overhead adalah jumlah seluruh routing paket yang dikirimkan selama simulasi. Bagi paket-paket yang ditransmisikan melalui multiple hop, atau setiap transmisi yang melalui satu hop, dihitung sebagai satu transmisi. Routing overhead = Σ Pengiriman paket routing Routing overhead penting untuk membandingkan masalah skalabilitas dari protokol routing, adaptasi pada lingkungan bandwidth rendah (lowbandwidth), dan efisiensi didalam penggunaan sumber daya baterai. Pada Thomas Staub membandingkan routing overhead untuk protokol yang berbeda. Dapat dilihat bahwa routing ini berasal dari paket yang diteruskan didalam tingkat trace router (RTR). Angka routing overhead pada (Riri FS dkk 2004) didapat lebih besar dari hasil penelitian Thomas Staub , hal ini dikarenakan jumlah node pada penelitian ini lebih banyak dibanding pada , yaitu menggunakan 100 mobile node, Thomas Staub menggunakan 50 mobile node. Gambar 4.4 memperlihatkan rata-rata routing overhead dari AODV. Terlihat adanya bentuk kurva yang tiba-tiba menurun secara drastis. Hal ini dikarenakan pada awal simulasi node terus menyebarkan RREQ ke semua node sampai didapatkannya RREP, sehingga hal ini menyebabkan menurunnya bandwidth. Gambar 4.4. Rata-rata Routing Overhead Pada Simulasi