hubungan antara konsumsi karbohidrat dan kolesterol terhadap

advertisement
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN KOLESTEROL
TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES
MELITUS TIPE II RAWAT JALAN DI RSUD Dr. MOEWARDI
Karya Tulis ilmiah ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Ijazah DIII Gizi
Disusun Oleh :
DYAH AYU APRITASARI MAHENDRI
J300120028
PROGRAM STUDI ILMU GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN KOLESTEROL
TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES
MELITUS TIPE II RAWAT JALAN DI RSUD Dr. MOEWARDI
Diajukan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian studi akhir
pada Program Studi Gizi FIK UMS
Disusun Oleh :
DYAH AYU APRITASARI MAHENDRI
J 300 120 028
PROGRAM STUDI ILMU GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
i
PROGRAM STUDI DIII ILMU GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH
ABSTRAK
DYAH AYU APRITASARI MAHENDRI. J300120028
HUBUNGAN KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN KOLESTEROL TERHADAP
KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II
RAWAT JALAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA.
Pendahuluan : Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit degeneratif,
akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ tubuh secara bertahap
menurun dari waktu ke waktu karena usia ataupun gaya hidup yang dipilih. Kadar
glukosa darah yang tinggi dapat disebabkan karena adanya beberapa faktor
seperti konsumsi makanan yang tinggi lemak, karbohidrat sederhana dan
makanan olahan dengan kurang aktifitas fisik dan olahraga berkaitan dengan
peningkatan kadar gula darah.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan konsumsi karbohidrat dan kolesterol
terhadap kadar glukosa darah pada penderita DM Tipe II Rawat Jalan di RSUD
Dr. Moewardi Surakarta.
Metode Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
observasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampel yang digunakan
sejumlah 55 pasien diabetes melitus tipe II rawat jalan di RSUD Dr.Moewardi
Surakarta. Pengambilan data dengan cara sequentional sampling. Konsumsi
karbohidrat dan kolesterol diperoleh dengan cara recall 24 jam selama 4 hari. Uji
statistik korelasi pearson Product Moment.
Hasil : Rata-rata konsumsi karbohidrat 230,25 ± 57,315 dan rata-rata konsumsi
kolesterol 210,94 ± 101,28.Uji hubungan konsumsi karbohidrat dengan kadar
GDP yaitu p=0,299 dan GD2JPP yaitu p=0,258. Uji hubungan konsumsi
kolesterol dengan kadar GDP yaitu p=0,388 dan GD2JPP yaitu p=0,18.
Kesimpulan :Tidak ada hubungan antara konsumsi karbohidrat dengan kadar
glukosa darah GDP dan GD2JPP dan tidak ada hubungan antara konsumsi
kolesterol dengan kadar glukosa darah GDP tetapi ada hubungan antara
konsumsi kolesterol dengan kadar glukosa darah GD2JPP.
Kata kunci : konsumsi karbohidrat, konsumsi kolesterol, kadar glukosa darah.
Kepustakaan : 29 :1994-2011
ii
DEPARTMENT OF DIPLOMA IN NUTRITION
FACULTY OF HEALTH SCIENCE
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF SURAKARTA
RESEARCH PAPERS
ABSTRACT
DYAH AYU APRITASARI MAHENDRI. J300120028
RELATIONSHIP BETWEEN CARBOHYDRATE AND CHOLESTEROL
INTAKES, AND GLUCOSE LEVELS IN TYPE II DIABETES MELITUS
OUTPATIENTS AT Dr. MOEWARDI HOSPITAL OF SURAKARTA.
Introduction: Diabetes melitus is a degenerative disease, due to the function
and structure of the tissue or organ of the body gradually decrease over time due
to age or lifestyle. High blood glucose levels can be affected by consumption of
foods high in fat, simple carbohydrates and processed foods along with less
physical activity and exercise.
Objective: To determine the relationship between the carbohydrates and
cholesterol intakes and blood glucose levels in type II diabetes melitus at
outpatients at Dr. Moewardi Hospital of Surakarta.
Methods: This research was an obsevasional with cross-sectional design.
Number of subjects was 55 diabetes melitus type II outpatients at Dr. Moewardi
Hospital of Surakarta. Retrieval of subject by sequentional sampling. Intake of
carbohydrates and cholesterol data were obtained through recall 24-hours for 4
days.
Results: The average consumption of carbohydrate intake was 230,25 ± 57,315
gram. The average cholesterol intake was 210,94 ± 101,28 mg. Corelation
between carbohydrate intake and fasting blood sugar showed p value=0,299 and
blood sugar 2 hours post-prandial with p value =0,258. Correlation test between
intake fasting blood sugar levels showed p value=0,388 and blood sugar 2 hours
post-prandial with p value=0,18.
Conclusions: There was no relationship between the consumption carbohydrate
intake and blood glucose levels of fasting blood sugar and blood sugar 2 hours
post-prandial and there was no association between consumption of cholesterol
in the blood glucose levels of fasting blood sugar but there was a relationship
between cholesterol intake and blood glucose levels blood sugar 2 hours postprandial .
Keywords: carbohydrate intake, cholesterol intake, blood glucose levels.
Bibliography: 29 : 1994-2011
iii
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN KOLESTEROL
TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES
MELITUS TIPE II RAWAT JALAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
Karya Tulis Ilmiah ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Ijazah D III Gizi
Disusun Oleh :
DYAH AYU APRITASARI MAHENDRI
J 300 120 028
PROGRAM STUDI ILMU GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
iv
MOTTO
“Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh direbut
oleh manusia ialah menundukkan diri.”(Ibu Kartini)
“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.”(P.Syrus)
“Ketergesaan dalam setiap usaha membawa kegagalan.”(Herodotus)
“Hidup ini tidak boleh sederhana, hidup ini harus HEBAT & BERMANFAAT Yang
sederhana adalah SIKAPNYA.”(Mario Teguh)
“Orang – orang yang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka
terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka
bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi.(Ernest
Newman)
“Orang- orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal
yang harus dikerjakan, entah mereka mereka menyukainya atau tidak.”(Aldus
Huxley)
“Malu Bukanlah Kalah Di Dalam Persaingan Untuk Mendapatkan Dunia ini
Sahabat.”
“Biarkan waktu yang membawa takdirnya.Kodrat kita selalu berikhtiar,
berdo’adanberusaha. Yakin Bisa!!”
viii
PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan untuk:
1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah.
2. Kedua Orang Tuaku yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan
baik secara moral maupun material.
3. Ibu Luluk Ria Rakhma, S.Gz., M.Gizi, selaku Dosen Pembimbing dan Ibu
Nur Lathifah M., S.Gz., MS, selaku Dosen Pembimbing II terimakasih atas
bimbingannya selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Semua teman-teman serta sahabat DIII Gizi angkatan 2012.
5. Semua orang yang telah membantu dan telah memotivasi dalam
penyusunan KTI ini, terimakasih atas bantuannya dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah Ini.
ix
RIWAYAT HIDUP
Nama
: Dyah Ayu Apritasari Mahendri
Tempat, TanggalLahir
: Grobogan, 27 April 1994
JenisKelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Dsn Karang Malang RT 02 RW 03 Tambahrejo,
Kecamatan wirosari ,Kabupaten Grobogan.
RiwayatPendidikan
: 1. Lulus TK Pertiwi 1 Tambahrejo.
2. Lulus SD Negeri 02 Wirosari.
3. Lulus SMP N 1 Wirosari.
4. Lulus SMA Negeri 1 Wirosari
5. Mahasiswa Prodi DIII Ilmu Gizi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
x
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga
dapat menyelesaikan proposal dengan judul “Hubungan Antara Konsumsi
Karbohidrat dan Kolesterol terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe II Rawat Jalan di RSUD Dr.Moewardi Surakarta”.
Penyusunan proposal ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan guna
memperoleh nilai untuk Mata Kuliah Karya Tulis Ilmiah di Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dalam penyusunan proposal
ini, penulis banyak menemui kendala dan hambatan, namun berkat bimbingan,
arahan, dan bantuan berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu
perkenankanlah dengan setulus hati penulis menyampaikan rasa terima kasih
kepada:
1. Ibu Setyaningrum Rahmawaty, A., M.Kes., Ph.D, selaku Kepala Prodi Gizi
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
2. Ibu Luluk Ria Rakhma, S.Gz., M.Gizi, selaku Dosen Pembimbing I yang
telah sabar memberikan bimbingan, saran, dan motivasi bagi penulis.
3. Ibu Nur Lathifah M., S.Gz., MS, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
sabar memberikan bimbingan, saran, dan motivasi bagi penulis.
4. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian tugas ini, baik secara
langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu
per satu.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN................................................................... i
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ............................................................ ii
ABSTRAK BAHASA INGGRIS ............................................................... iii
HALAMAN JUDUL .................................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................. v
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ vi
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... vii
MOTTO ................................................................................................ viii
PERSEMBAHAN .................................................................................... ix
RIWAYAT HIDUP .................................................................................. x
KATA PENGANTAR .............................................................................. xi
DAFTAR ISI .......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xviii
BAB 1 PENDAHULUAN .. ...................................................................... 1
A.Latar Belakang ... . .. . ..................................................................... `1
B. Rumusan Masalah . ...................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .. . ...................................................................... 6
1. Tujuan umum ... . ...................................................................... 6
2. Tujuan Khusus .. . ...................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian . . ...................................................................... 7
BAB 2 TINJAUN PUSTAKA ............................................................. 7
A.Definisi . ... . .. ... . . ...................................................................... 8
B. Klasifikasi .. .. .. . ...................................................................... 8
C. Patofisiologi .... ...................................................................... 9
D. Yang mempengaruhi gula darah ............................................. 11
1. Faktor mempengaruhi gula darah ..................................... 11
2. Konsumsi Karbohidrat .. .... . .............................................. 11
3. Konsumsi Kolesterol ..... .... . .............................................. 13
4. Konsumsi Lemak
....... .... . .............................................. 14
5. Kadar Glukosa darah .... .... . .............................................. 16
6. Kerangka teori
........ ... ............................................... 19
7. Kerangka konsep ........ ... ............................................... 19
xiii
E. Hipotesis ... ............. ....... .... . .............................................. 20
BAB III METODE PENELITIAN . ............................................... 21
A.Jenis Penelitian ........ ........ ... ............................................... 21
B. Waktu dan tempat penelitian . ............................................... 21
1. Waktu Penelitian .. ........ ... ............................................... 21
2. Tempat Penelitian ........ ... ............................................... 21
C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................ 22
1. Populasi . .... ........ ........ ... ............................................... 22
2. Sampel .. .... ........ ........ ... ............................................... 23
D. Variabel Penelitian ... ........ ... ............................................... 24
1. Variabel bebas ..... ........ ... ............................................... 23
2. Variabel Terikat .... ........ ... ............................................... 23
E. Definisi Operasional . ........ ... ............................................... 25
F. Pengumpulan Data ... ........ ... ............................................... 25
1. Jenis dan Sumber Data . ... ............................................... 25
2. Cara Pengambilan Data ... ............................................... 26
G. Jalannya Penelitian .. ........ ... ............................................... 27
H. Pengolahan dan Analisis Data .............................................. 28
1. Pengolahan Data . ........ ... ............................................... 28
2. Analisis Data ........ ........ ... ............................................... 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN ........................................... 31
A.Gambaran Umum .. ........ ... ............................................... 31
B. Karakteristik Subyek Penelitian ......................................... 33
C. Distribusi konsumsi ....... ... ............................................... 35
D. Hubungan Karbohidrat dengan Glukosa Darah ................. 36
E.Hubungan Kolesterol dengan Glukosa Darah . ................... 37
F. Keterbatasan Penelitian . ... ........................... ................... 38
BAB V PENUTUP ........ ........ ... ........................... ................... 39
xiv
A.Kesimpulan .. ........ ........ ... ........................... ................... 39
B. Saran.. ... .... ........ ........ ... ........................... ................... 40
DAFTAR PUSTAKA .... ........ ... ............................................... 41
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Definisi Operasional ................................................................. 25
Tabel 2. Coding Jenis Kelamin .............................................................. 28
Tabel 3. 5 besar penyakit di poli penyakit dalam .................................... 32
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin........................................... 34
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Umur .... ...... ............................................ 34
Tabel 6. Distribusi Karbohidrat dan kolesterol........... ............................. 35
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Kerangka teori Penelitian .............................................................. 19
2.Kerangka konsep Penelitian .......................................................... 19
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Ketersediaan Menjadi Responden
Lampiran 2 From Recall 24 Jam
Lampiran 3 Rekapan Nama Responden
Lampiran 4 Hasil uji Korelasi Spearman dan Pearson
xviii
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Diabetes
mellitus
(DM)
adalah
salah
satu
penyakit
degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ
tubuh secara bertahap menurun dari waktu ke waktu karena usia
ataupun gaya hidup yang dipilih. Penyakit ini dikenal sebagai
penyakit yang diakibatkan oleh pola hidup yang modern, dimana
orang lebih suka makan makanan siap saji dan kurangnya aktifitas
fisik dan lebih memanfaatkan teknologi seperti menggunakan
kendaraan bermontor dari pada berjalan kaki (Nurhasan, 2000).
Diabetes melitus merupakan kelompok dengan resistensi
insulin dan defisiensi insulin relative (Soegondo, 2006). Diabetes
melitus sering kali tidak dapat dirasakan gejalanya pada stadium
awal dan tetap tidak terdiagnosis selama bertahun tahun sampai
terjadi berbagai macam komplikasi. Adanya DM perlu diperhatikan
bila ada keluhan seperti poliuri, polidipsi, polifagi, dan penurunan
berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya (Engelgau,
2001).
1
Diabetes melitus kini menjadi ancaman yang serius bagi
manusia di dunia. Pada tahun 2003, WHO memperkirakan 194 juta
jiwa atau 5,1 % dari 3,8 milyar penduduk dunia usia 20-79 tahun
menderita Diabetes melitus, dan pada tahun 2025 meningkat
menjadi 333 juta jiwa (Madina, 2011). Berdasarkan laporan Rumah
Sakit dan Puskesmas, prevalensi Diabetes melitus yang tergantung
terhadap insulin di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2008 sebesar
0,16% mengalami peningkatan bila di bandingkan pada tahun 2007
sebesar 0,09%. Sedang prevalensi Diabetes melitus yang tidak
tergantung dengan insulin yang lebih dikenal sebagai Diabetes
melitus tipe 2, mengalami peningkatan dari 0,83% pada tahun 2006,
menjadi 0,96% pada tahun 2007, dan 1,25 % pada tahun 2008
(Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2008).
Diabetes melitus tidak dapat disembuhkan melainkan dapat
dikendalikan glukosa darahnya melalui diet, olahraga, dan obat –
obatan.
Untuk
diperlukan
dapat
mencegah
pengendalian
Diabetes
adanya
melitus
komplikasi
yang
baik
kronis,
yang
mempunyai sasaran dengan kriteria nilai yang baik diantaranya gula
darah puasa 80 - <100mg/dL, 2 jam sesudah makan 80 – 144
mg/dl, kolesterol total <200mg/dL, trigliserida <155mg/Dl, IMT 18,5
– 22,9 kg/m², dan tekanan darah <130/80 mmHg (Perkeni, 2006).
Kadar glukosa darah yang tinggi dapat disebabkan karena
adanya beberapa faktor yaitu : konsumsi makanan yang tinggi
lemak, karbohidrat sederhana dan makanan olahan dengan kurang
2
aktifitas fisik dan olahraga berkaitan dengan peningkatan kadar gula
darah (Erliensty, 2009).
Pada pasien Diabetes melitus terjadi kelainan metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak akibat dari kekurangan jumlah serta
fungsi insulin yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa
darah. Apabila jumlah karbohidrat lebih dari kemampuan tubuh
untuk membakarnya sebagai sumber energi, maka karbohidrat akan
dikonversasikan ke lemak (American Diabetes Acociation, 2004).
Mengkonsumsi karbohidrat sederhana terlalu banyak hal ini
akan menyebabkan hormon insulin cepat diproduksi dan membuat
gula darah masuk ke sel otot atau pun sel hati. Jika tempat
penyimpanan gula sudah penuh yakni otot atau hati, gula akan di
simpan di dalam sel lemak dan di dalam sel lemak gula akan di
ubah menjadi lemak (Turoan,2012).
Lemak merupakan sumber energi terbesar yang dapat
menyebabkan obesitas. Pada orang yang obesitas sel-sel lemak
tersebut akan menghasilkan beberapa zat yang digolongkan
sebagai adipositokin. Zat tersebut menyebabkan resistensi terhadap
insulin. Akibat resistensi insulin, gula darah sulit masuk ke dalam sel
sehingga gula di dalam darah tinggi atau hiperglikemi (Kariadi,
2009).
Pada penderita Diabetes melitus terjadinya resistensi insulin
yang menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah, tekanan
3
darah, hiperinsulinemia dan ketidaknormalan fungsi lemak yang di
tandai dengan adanya peningkatan kadar kolesterol darah, LDL dan
penurunan HDL ataupun peningkatan kadar trigliserida dalam darah
yang merupakan faktor independen terhadap penyakit jantung
(American Diabetes Acociation, 2004).
Kolesterol yaitu suatu zat lemak yang beredar di dalam darah,
diproduksi oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh, tetapi
kolesterol berlebih akan menimbulkan masalah terutama pada
pembuluh darah jantung dan otak. Darah mengandung 80%
kolesterol yang di produksi oleh tubuh sendiri dan 20% berasal dari
makanan. Kolesterol yang diproduksi terdiri dari 2 jenis kolesterol
HDL dan kolesterol LDL. Bila kolesterol LDL jumlahnya berlebih di
dalam darah akan diendapkan pada dinding pembuluh darah dan
membentuk bekuan yang dapat menyumbat pembuluh darah,
sedangkan kolesterol HDL mempunyai fungsi membersihkan
pembuluh darah dari kolesterol LDL yang berlebihan. Selain itu ada
trigliserida yang terbentuk sebagai hasil dari metabolisme makanan
yang berbentuk lemak dan juga berbentuk karbohidrat dan protein
yang berlebihan, yang tidak seluruhnya dibutuhkan sebagai sumber
energi (Siswono, 2006).
Pada penderita DM apabila kadar insulin berkurang di dalam
darah, maka gula darah tidak bisa diproses menjadi energi
akibatnya kadar glukosa darah akan meningkat berlebihan. Glukosa
yang meningkat secara berlebihan akan merusak pembuluh darah,
4
karena gula tidak bisa diproses menjadi energi pada penderita DM.
Maka energi akan dibuat dari sumber seperti protein dan lemak.
Akibatnya, kolesterol yang terbentuk di metabolisme lemak akan
menumpuk dan mengancam pembuluh darah. Pada pasien DM tipe
II, endapan di lemak (kolesterol) akan disimpan di dinding sel dan
akan mengurangi jumlah reseptor insulin sedangkan reseptor insulin
sel tidak mampu menangkap gula dan mengakibatkan glukosa
darah menjadi tinggi ( Baras, 2003).
Hasil penelitian mengatakan bahwa resiko perkembangan
Diabetes
melitus,
kemungkinan
berkaitan
dengan
konsumsi
makanan tinggi energi, kurangnya aktifitas fisik dan olahraga dalam
jangka waktu yang lama. Ketidakseimbangan antara konsumsi
makanan tinggi energi dengan pengeluaran energi dalam aktifitas
dalam jangka waktu yang lama memungkinkan terjadinya obesitas,
resistensi insulin dan Diabetes melitus (Shuldier, 2001).
Di RSUD Dr.Moewardi Surakarta pada tahun 2014 terdapat
penderita
Diabetes mellitus sebesar 8170 penderita dan pada
tahun 2015 bulan januari sampai juli 2015 penderita Diabetes
melitus sudah mencapai 3958 penderita (RSUD Dr. Moewardi
Surakarta, 2015).
Oleh karena itu, peneliti menjadi tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai hubungan konsumsi karbohidrat dan kolesterol
terhadap kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Mellitus
Tipe II Rawat Jalan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang akan
dikaji pada penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara
konsumsi karbohidrat dan kolesterol terhadap kadar glukosa darah
pada penderita DM Tipe II rawat jalan di RSUD Dr.Moewardi ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan konsumsi karbohidrat dan
kolesterol terhadap kadar glukosa darah pada penderita DM
Tipe II Rawat Jalan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
2. Tujuan khusus
a) Mendiskripsikan konsumsi karbohidrat pada pasien Diabetes
Melitus Tipe II Rawat Jalan di RSUD Dr.Moewardi.
b) Mendiskripsikan konsumsi kolesterol pada pasien Diabetes
Melitus Tipe II Rawat Jalan di RSUD Dr.Moewardi.
c) Mendiskripsikan glukosa darah pada pasien Diabetes
Melitus Tipe II Rawat Jalan di RSUD Dr.Moewardi.
d) Menganalisis hubungan konsumsi karbohidrat dengan kadar
glukosa darah pada penderita Diabetes Melitus Tipe II
Rawat Jalan di RSUD Dr.Moewardi.
6
e)
Menganalisis hubungan konsumsi kolesterol dengan kadar
glukosa darah pada penderita Diabetes Melitus Tipe II
Rawat Jalan di RSUD Dr.Moewardi.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi rumah sakit
Memberikan informasi bagi rumah sakit mengenai hubungan
antara konsumsi karbohidrat dan kolesterol pada penderita
Diabetes Melitus Tipe II.
2. Bagi Ahli Gizi di Rumah Sakit
Sebagai bahan untuk memperoleh data hubungan antara
konsumsi karbohidrat dan kolesterol yang dapat digunakan
sebagai pemberian konsultasi pada penderita Diabetes Melitus
Tipe II.
3. Bagi Pembaca
Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai hubungan
antara konsumsi karbohidrat dan kolesterol terhadap glukosa
darah pada penderita Diabetes Melitus Tipe II.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Diabetes Melitus
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang ditandai
dengan hiperglikemia dan intoleransi glukosa yang terjadi karena kelenjar
prankreas tidak dapat memproduksi insulin secara adekuat atau karena
tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Diabetes
mellitus diklasifikasikan menjadi 2 yaitu diabetes tipe I ditandai dengan
berkurangnya produksi insulin, dan diabetes mellitus tipe II disebabkan
ketidakmampuan tubuh menggunakan insulin secara efektif yang kemudian
mengakibatkan kelebihan berat badan dan kurangnya aktifitas fisik
(Perkeni, 2006 ).
DM disebut dengan kencing manis, merupakan hiperglikemia kronik
disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang
menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, pembuluh
darah disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan mikroskop
elektron (Bilous, 2002).
B. Klasifikasi Diabetes Melitus
Menurut jenisnya Diabetes Melitus dibagi menjadi 2 yaitu
1. Diabetes Melitus tipe 1
Diabetes ini sering disebut diabetes tergantung pada sumber
insulin dari luar yang disuntikkan. Diabetes tipe ini adalah kondisi
8
kenaikan kadar glukosa darah karena insulin tidak diproduksi oleh
pankreas. Dengan kata lain Diabetes Melitus tipe 1 tidak menghasilkan
kunci pintu sel sehingga glukosa dalam aliran darah tidak dapat masuk
ke dalam sel (Barnes, 2012).
2. Diabetes Melitus tipe II
Diabetes ini sering disebut diabetes tidak tergantung pada
insulin, karena para penderitanya umumnya tidak membutuhkan
pemberian insulin. Tidak seperti Diabetes tipe 1, Diabetes tipe II ini
bisa menghasilkan insulin atau bahkan bisa menghasilkan lebih
banyak insulin daripada orang normal. Masalah pada Diabetes tipe II
tidak terlalu menyangkut tentang kunci insulin tetapi lebih pada lubang
kunci yang membuat pintu bisa terbuka. Pada Diabetes tipe ini
memiliki kadar gula yang lebih tinggi sekaligus kadar insulin yang
rendah, normal ataupun tinggi pada waktu bersamaan. Pada Diabetes
tipe II ini sel sel lebih resisten terhadap insulin dan untuk menjaga
kadar gula darah di dalam sel tetap normal, tubuh menghasilkan kadar
glukosa konsentrasi tinggi di luar sel (Barnes, 2012).
C. Patofisilogi Diabetes Melitus
Hormon insulin sel beta di kelenjar pankreas . Dalam keadaan
normal, bila ada rangsangan pada sel beta, insulin disintesis dan
disekresikan ke dalam darah sesuai dengan kebutuhan tubuh untuk
keperluan regulasi glukosa darah. Salah satu komponen utama yang
memberikan rangsangan pada sel beta untuk memproduksi insulin karena
9
adanya peningkatan kadar glukosa darah (Manaf dalam Sudoyono,
2006).
1. Diebetes Melitus tipe I
Terjadi defisiensi insulin yang dihasilkan oleh sel beta pankreas,
karena
adanya
reaksi
autoimun
yang
disebabkan
adanya
peradangan pada sel beta insulitis. Hal ini menyebabkan timbulnya
antibodi terhadap
sel beta yang disebut dengan ICA (Islet Cel
Antibody). Reaksi antigen (sel beta) dengan antibody (ICA) yang di
timbulkan dapat menyebabkan hancurnya sel beta (Manaf dalam
Sudoyono, 2006).
2. Diabetes Melitus tipe II
Pada Diabetes Melitus tipe II sel beta pankreas tetap
memproduksi insulin bahkan lebih dari kadar normal, tetapi jumlah
reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang berkurang.
Hal ini akan menyebabkan glukosa yang masuk ke dalam sel akan
berkurang, sehingga sel akan kekurangan bahan bakar / glukosa dan
glukosa dalam pembuluh darah akan meningkat (Manaf dalam
Sudoyono, 2006).
10
D.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kadar Glukosa Darah Pada
Diabetes Melitus
Ada beberapa hal yang menyebabkan gula darah naik, yaitu kurang
berolahraga, bertambahnya jumlah makanan yang dikonsumsi,
meningkatnya stress dan faktor emosi, pertambahan berat badan dan
usia, serta dampak perawatan dari obat misalnya steroid (Kilvert,
2010).
a) Olahraga secara teratur dapat mengurangi resistensi insulin
sehingga insulin dapat dipergunakan lebih baik oleh sel-sel tubuh.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa peningkatan aktifitas fisik
(sekitar 30 menit/hari) dapat mengurangi resiko Diabetes.
Olahraga juga dapat digunakan sebagai usaha untuk membakar
lemak dalam tubuh sehingga dapat mengurangi berat badan bagi
orang diabetes (Kilvert, 2010).
b) Asupan makanan terutama melalui makanan berenergi tinggi atau
kaya akan karbohidrat dan serat yang rendah dapat mengganggu
stimulasi sel-sel beta pankreas dalam memproduksi insulin.
Asupan lemak di dalam tubuh juga perlu di perhatikan karena
sangat berpengaruh terhadap kepekaan insulin (Kilvert, 2010).
Ada beberapa faktor konsumsi makanan yang mempengaruhi
kadar glukosa darah :
1.
Konsumsi Karbohidrat
Konsumsi karbohidrat adalah banyaknya asupan dan jenis
bahan makanan yang dikonsumsi perhari. Kebutuhan energi
berlangsung
terus
sehingga
karbohidrat
harus
sering
11
dikonsumsi
sepanjang
hari.
Setiap
gram
karbohidrat
memberikan 4 kalori. Jumlah karbohidrat yang dikonsumsi
dari makanan utama dan selingan lebih penting dari pada
sumber atau tipe karbohidrat tersebut. Hal ini disebabkan
jumlah karbohidrat yang dikonsumsi dari makanan utama dan
selingan mempengaruhi kadar glukosa darah dan sekresi
insulin (American Diabetes Association, 2004).
Mekanisme karbohidrat adalah dengan kadar glukosa
darah adalah sebagai berikut: karbohidrat akan diserap dan
dipecah dalam bentuk monosakarida, terutama glukosa.
Penyerapan glukosa menyebabkan peningkatan kadar gula
darah dan meningkatkan sekresi insulin (Linder, 2000).
Sekresi insulin yang tidak mencukupi dan resistensi insulin
yang terjadi pada Diabetes melitus tipe 2 menyebabkan
terhambatnya proses penggunaan glukosa oleh jaringan
sehingga terjadi peningkatan glukosa didalam darah (Arora,
2005).
Karbohidrat sederhana lebih mudah dikonversi menjadi
glukosa karena struktur molekul terurai lebih cepat didalam
perut dan usus kecil. Oleh karena itu karbohidrat ini
meningkatkan kadar glukosa dalam aliran darah sangat cepat
(kurang dari 30 menit) (Annecollin, 2009).
Karbohidrat kompleks membutuhkan waktu untuk diubah
tubuh menjadi energi. Dengan demikian, makanan diproses
pelan-pelan dan tenaga diperoleh sedikit demi sedikit. Dengan
12
demikian, kita tidak cepat lapar dan energi tersedia dalam
waktu lama, cukup untuk aktivitas sehari penuh. Karbohidrat
kompleks tidak disaring dan memiliki lebih banyak serat,
sehingga tubuh kita memprosesnya lebih lama. Contoh dari
karbohidrat kompleks adalah : buah segar, sayur, roti
gandum, nasi merah, dan ubi manis (Akubugar, 2009).
Dari hasil penelitian Samaha dkk, menyatakan bahwa
pengurangan konsumsi karbohidrat dapat meningkatkan
sensitivitas insulin pada individu sehat dan menurunkan kadar
glukosa darah pada pasien Diabetes Melitus tipe II (Arora,
2005).
2.
Konsumsi Kolesterol
Diabetes Melitus adalah penyakit menahun yang ditandai
dengan peningkatan kadar gula darah di atas normal.
Penyakit ini terjadi karena tubuh kekurangan hormone insulin
(Soerjodibroto,
1997).
Apabila
kadar
insulin
berkurang
didalam darah maka gula darah akan diproses menjadi energi
akibatnya kadar gula dalam darah akan meningkat berlebihan.
Gula yang berlebihan akan merusak pembuluh darah, karena
gula tidak bisa diproses ke dalam energi pada penderita
Diabetes Melitus. Maka energi akan dibuat dari sumber lain
sepeti lemak dan protein. Akibatnya kolesterol yang terbentuk
dalam rantai metabolisme lemak dan protein bisa menumpuk
dan mengancam pembuluh darah. Proses aterosklerosis akan
13
menyerang pada semua pembuluh darah, terutama jaringan
pembuluh perifer, keadaan inilah yang menjadi dasar
timbulnya komplikasi Diabetes Melitus (Faisal baras, 2003).
Pada penderita Diabetes melitus, kadar kolesterol yang
meningkat
akan
mempercepat
penyakit
vaskuler
atherosklerotik. Hal tersebut merupakan komplikasi jangka
panjang. Kelebihan karbohidrat di dalam tubuh di ubah
menjadi lemak, perubahan ini terjadi didalam hati. Lemak ini
kemudian dibawa ke sel- sel lemak yang dapat menyimpan
lemak dalam jumlah yang tidak terbatas (Almatsier, 2001).
Oleh karena itu kondisi hiperglikemia yang terjadi dalam
jangka waktu yang lama akan menyebabkan perubahan
fungsi dan metabolisme lemak. Perubahan tersebut akan
menyebabkan kerusakan
jaringan dan kerusakan jaringan
inilah yang akan menimbulkan komplikasi – komplikasi. Untuk
menghindari resiko timbulnya komplikasi diabetik, penderita
Diabetes melitus harus mengontrol dan mengendalikan kadar
gula darah dalam jangka panjang. Pengendalian kadar gula
darah secara ketat akan memperbaiki pula kadar kolesterol
dalam darah.
3.
Konsumsi lemak
Tujuan diet yang utama dalam kaitannya dengan lemak
makanan
pada
penyandang
Diabetes
melitus
adalah
membatasi asupan lemak jenuh dan kolesterol dari makanan.
14
Lemak jenuh merupakan determinan diet yang penting untuk
menentukan
kadar
LDL-kolesterol
di
dalam
plasma
(Snehalatha, 2009). Aspek paling penting yang berhubungan
dengan komposisi diet adalah konsumsi lemak jenuh <10%
dari total energi atau bahkan <8% bagi pasien dengan risiko
kardiovaskuler
tinggi.
Adanya
rekomendasi
kuat,
yaitu
tingginya risiko menderita penyakit kardiovaskuler pada
pasien diabetes dan kenyataan bahwa asupan lemak jenuh
memberikan efek terhadap metabolisme lemak (meningkatkan
kolesterol LDL), resistensi insulin dan tekanan darah (Riccard,
2005).
Penyandang Diabetes melitus tampaknya lebih sensitif
terhadap kolesterol dalam makanan ketimbang populasi yang
bukan Diabetes melitus. Asupan kolesterol sebaiknya juga
dikurangi (Riccard, 2005). Juga dianjurkan untuk mengurangi
asupan asam lemak tak jenuh trans karena jenis lemak ini
memberikan efek yang merugikan pada kadar LDL kolesterol
plasma. Makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi yang
perlu dibatasi adalah terutama dari daging, makanan laut
{seafood), produk susu, seperti kejudan es krim. Selain itu
perlu
membatasi konsumsi
makanan
seperti
:
snack,
margarin, makanan yang dipanggang atau dibakar dan
makanan olahan yang banyak mengandung lemak trans
(Snehalatha,2009).
15
c) Interaksi antara pituitary, adrenal gland, pancreas dan liver sering
terganggu akibat stress dan penggunaan obat-obatan. Gangguan
organ-organ tersebut mempengaruhi metabolisme ACTH ,kortisol,
glucagon merangsang glukoneogenesis di liver yang akhirnya
meningkatkan kadar gula dalam darah (Tobing, 2008).
d) Konsumsi obat pada pengelolaan Diabetes Melitus tanpa
dekompensasi metabolik dimulai dengan pengaturan makan dan
disertai dengan kegiatan jasmani yang cukup. Bila setelah itu
kadar glukosa darah masih belum memenuhi sasaran yang
metabolik yang diinginkan, pasien diberikan obat hipoglikemi oral
atau suntikan insulin sesuai indikasi (PERKENI, 1998 dalam
Qurratueni, 2009). Obat anti hipoglikemi pada umunya hanya
digunakan untuk mengobati individu yang menderita Diabetes
Melitus Tipe II, cara kerja obat anti hipoglikemi yaitu merangsang
sel beta pankreas untuk mengeluarkan insulin atau mengurangi
absorpsi glukosa didalam usus, sehingga dapat menurunkan
kadar glukosa darah (Soewondo, 2002 dalam Qurratueni, 2009).
E.
Kadar Glukosa Darah
1) Pengertian
Glukosa darah merupakan bentuk paling sederhana dari
molekul gula,
yang merupakan produk akhir dari pencernaan
karbohidrat dan bentuk dimana karbohidrat diserap dari usus ke
dalam aliran darah. Terkadang orang menyebutnya gula anggur
16
atau dekstrosa. Di dalam tubuh didapat dari hasil akhir pencernaan
amilum, sukrosa, maltosa dan laktosa ( Erliensty, 2009).
Glukosa di dalam darah berfungsi sebagai penyedia energi bagi
seluruh sel – sel dan jaringan tubuh. Pada keadaan fisiologis Kadar
Glukosa Darah sekitar 80 – 120 mg/dl. Kadar glukosa darah dapat
meningkat melebihi normal disebut hiperglikemia, keadaan ini
dijumpai pada penderita DM (Erliensty, 2009).
2) Efek Makanan Terhadap Glukosa Darah
Makanan memegang peranan dalam peningkatan kadar
glukosa darah. Pada proses makan, makanan yang dimakan akan
dicerna di dalam saluran cerna dan kemudian akan diubah menjadi
suatu menjadi suatu bentuk gula yang disebut glukosa. Selanjutnya
gula ini akan diserap oleh dinding usus dan kemudian beredar di
dalam aliran darah. Inilah sebabnya setelah makan akan terdapat
kenaikan kadar gula didalam darah lalu gula tersebut akan
didistribusikan ke dalam sel-sel tubuh ( Hartini, 2009).
3) Gula darah pada Diabetes Melitus tipe II
Didalam darah, kadar gula selalu fluktuatif bergantung pada
asupan makanan. Kadar paling tinggi tercapai pada satu jam
sesudah makan. Satu jam setelah makan, gula didalam darah akan
mencapai kadar paling tinggi, normalnya tidak melebihi
100cc
darah (180mg/dl). Kadar 180mg/dl disebut ambang ginjal dimana
ginjal bisa menahan gula pada kadar tersebut. Lebih dari angka
17
tersebut ginjal tidak dapat menahan gula pada kadar tersebut dan
kelebihan gula akan keluar bersama urin, jadilah kencing manis.
Pada penderita Diabetes melitus terdapat masalah dengan efek
kerja insulin dalam hal ini memasukkan gula ke dalam sel tidak
sempurna sehingga gula darah tetap tinggi. Hal ini dapat meracuni
dan menyebabkan rasa lemah dan tidak sehat serta menyebabkan
komplikasi dan gangguan metabolisme lain. Apabila tidak bisa
mendapatkan energi yang cukup dari gula, tubuh akan mengolah
zat-zat lain didalam tubuh untuk diubah menjadi energi. Zat-zat itu
adalah lemak dan protein. Penggunaan atau penghancuran lemak
dan protein menyebabkan turunnya berat badan (Kariadi, 2009).
18
F. Kerangka teori
Pola makan :
1. konsumsi
karbohidrat
2. konsumsi
kolesterol
stress
Aktifitas fisik
yang kurang
Glukosa Darah
Obesitas
Konsumsi Obat
Gambar.1
Sumber Suhartono, (2009), Seisyuhada,( 2009), Kilvert, (2010), Faisal Baras,
(2003).
G. Kerangka konsep
Konsumsi
Karbohidrat
Glukosa Darah
Konsumsi
Kolesterol
Gambar. 2
19
H. Hipotesis
Hipotesis alternatife dari penelitian ini adalah :
1) Ada hubungan antara konsumsi karbohidrat dengan kadar glukosa
darah pada penderita Diabetes melitus.
2) Ada hubungan antara konsumsi kolesterol dengan kadar glukosa
darah pada penderita Diabetes melitus.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah observasi, yaitu peneliti melakukan
pengamatan pada subyek penelitian dalam kurun waktu tertentu dengan
melakukan pendekatan cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan konsumsi karbohidrat dan kolesterol terhadap
glukosa darah pada pasien Diabetes melitus rawat jalan di RSUD
Dr.Moewardi Surakarta.
B.
Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu
Proses pembuatan proposal dilaksanakan bulan November 2014.
Proses perijinan tempat untuk melaksanakan penelitian atau
pengambilan data dilaksanakan bulan Juni 2015. Sedangkan proses
pengambilan data dilaksanakan bulan juli sampai agustus 2015.
2. Tempat
Penelitian dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, dengan
alasan:
a.
RSUD Dr. Moewardi merupakan salah satu rumah sakit rujukan
daerah, sehingga di harapkan sampel yang akan didapatkan bisa
mewakili populasi daerah karesidenan Surakarta.
21
b.
RSUD Dr. Moewardi Surakarta merupakan rumah sakit pendidikan
kelas A sehingga lebih kondusif untuk peneliti menjalankan proses
penelitian.
C. Populasi dan Subyek Penelitian
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua pasien yang terdiagnosis Diabetes
melitus tipe 2 rawat jalan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
a. Kriteria Inklusi
1) Penderita Diabetes Melitus yang bersedia menjadi responden
2) Penderita Diabetes Melitus yang memiliki data kadar glukosa
darah.
3) Dapat berkomunikasi verbal dengan baik dan dapat melihat.
b. Kriteria Eksklusi
1) Penderita Diabetes Melitus yang mengalami gangguan dengan
berkomunikasi.
2) Selama pengambilan data, subyek penelitian pindah alamat.
3) Selama pengambilan data, subyek penelitian meninggal dunia.
22
2. Subyek
a. Jumlah subyek
Perhitungan besar subyek menggunakan rumus menurut
Lameslow(1997) sebagai berikut:
= 50,03 ( dibulatkan menjadi 50) Untuk mengantisipasi
kehilangan responden selama penelitian, maka ada
tambahan 10% dari subyek (10% + 50 = 5 menjadi 55
orang).
Keterangan :
n
q
: perkiraan jumlah besar subyek
: 1 -p
Z1-𝛼/2 : Statistik Z (misalnya Z= 1,96 untuk
=0,05)
d
: delta, presisi absolute atau margin of eror yang
diinginkan dikedua sisi proporsi (misal + I – 5%)
p
: perkiraan proporsi
23
b. Teknik Sampling atau Cara Pengambilan Sampling
Teknis atau cara pengambilan sampel adalah sequentional
sampling yaitu cara pemilihan sampel yang termasuk dalam
Probability sampling yang dilakukan dengan cara subyek yang
datang dan memenuhi kriteria dimasukkan dalam penelitian sampai
jumlah subyek yang di perlukan terpenuhi.
D. Variabel Penelitian
Variabel Penelitian ini terdiri dari :
1. Variabel Bebas
: Konsumsi karbohidrat, konsumsi kolesterol
2. Variabel Terikat meliputi
: Kadar glukosa darah.
24
A. Definisi operasional
No
Variabel
1
Glukosa darah
2
Konsumsi
karbohidrat
3
Konsumsi
kolesterol
Tabel 1
Definisi Operasional
Definisi Operasional
Skala ukur
Jumlah glukosa yang
terdapat di dalam darah
penderita DM pemeriksaan
laboratorium dengan satuan
mg/dL,yang dalam
penelitian ini meliputi kriteria
pengendalian kadar gula
darah puasa dan gula darah
2 jam sesudah makan
terakhir.
Konsumsi makan pasien
yang dihitung dari sumber
bahan makanan karbohidrat
dan yang dihitung
menggunakan recall selama
4 hari.
Rasio
Konsumsi kolesterol yang
dilihat dari sumber bahan
makanan yang mengandung
lemak, dihitung
mengguanakan recall
selama 4 hari.
Rasio
Rasio
B. Pengumpulan Data
1. Jenis dan Sumber data
a)
Data Primer, meliputi data tentang konsumsi karbohidrat, data
konsumsi kolesterol.
b)
Data Sekunder, meliputi nama penderita, jenis kelamin, umur,
alamat penderita, kadar gula darah puasa, dan kadar gula darah
2 jam sesudah makan.
25
2. Cara Pengambilan Data
a)
Wawancara Langsung
Proses pengumpulan data dengan cara komunikasi yang
dilakukan secara langsung kepada subyek untuk menggali data
identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, dan alamat) dan
data konsumsi karbohidrat dan kolesterol dengan recall 24 jam.
b)
Pengukuran langsung
Proses pengumpulan data dengan cara recall 24 jam yaitu
menanyakan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi pasien
selama 24 jam ke belakang untuk mengetahui konsumsi
karbohidrat dan kolesterol.
c)
Pengukuran Tidak langsung
Pengambilan data kadar glukosa darah dari rekam medik.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. From recall 24 jam
Digunakan
untuk
mengetahui
konsumsi
karbohidrat
dan
kolesterol pada subyek.
2. Tabel URT
Digunakan untuk mengkonversi berat makanan dalam URT
(Ukuran Rumah Tangga) menjadi dalam bentuk gram.
26
3. Program nutrisurvey dan SPSS
Program nutri 2008 digunakan untuk mengolah data hasil recall
24 jam sehingga diperoleh data konsumsi karbohidrat dan
kolesterol dan SPSS digunakan untuk analisis data.
C. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
a)
Penyusunan proposal
b)
Mengajukan surat ijin penelitian ke RSUD Dr. Moewardi
Surakarta.
c)
Mengajukan survei pendahuluan untuk mengetahui karakteristik
sampel penelitian
d)
Presentasi proposal penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
a) Melakukan koordinasi dengan pihak rumah sakit dan instalasi gizi.
b) Pengumpulan data dengan cara wawancara langsung (umur, jenis
kelamin, konsumsi karbohidrat dan kolesterol) dan pengamatan
rekam medis ( tentang kadar glukosa darah).
c) Pengolahan hasil recall 24 jam dengan program nutrisurvey yang
nantinya
akan
membandingkan
konsumsi
karbohidrat
dan
kolesterol diperoleh dari hasil recall 24 jam yang dibandingkan
dengan kebutuhan dikalikan 100%.
3. Tahap Akhir
a) Pengolahan data menggunakan SPSS
27
b) Hasil penelitian yang telah diolah kemudian akan diuraikan dan
dibahas melalui analisis univariat dan bivariat.
D. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan data meliputi tahap:
a. Editing
Proses editing yaitu melakukan pemeriksaan data, kejelasan
penulisan data baik identitas. Data-data yang melalui proses editing
adalah data identitas (umur, alamat dan jenis kelamin) dan kadar
glukosa darah.
b. Coding
Proses coding yaitu melakukan pemberian kode untuk
mempermudah
pengolahan
dan
proses
selanjutnya
melalui
tindakan pengklasifikasian data.
1)
Jenis kelamin
Tabel 2
Coding untuk jenis kelamin
Kode
1
Klasifikasi
Untuk jenis kelamin laki-laki
2
Untuk jenis kelamin perempuan
c. Entry Data
Data yang dimasukkan pada proses entry yaitu data nama,
umur, jenis kelamin, kadar glukosa darah dan tingkat konsumsi
karbohidrat dan kolesterol ke dalam program SPSS kemudian akan
diolah menggunakan uji statistik.
28
d. Cleaning,
Cleaning yaitu melakukan pembersihan data untuk memeriksa
adanya kesalahan data pada saat pemasukan.
e. Tabulating
Data yang di sajikan dalam bentuk tabel adalah data tentang
karakteristik sampel meliputi umur, jenis kelamin, kadar glukosa
darah dan tingkat konsumsi karbohidrat dan kolesterol.
2. Analisis data
a. Analisis Univariat
Analisis ini digunakan untuk menjelaskan gambaran variabel
bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini. Variabel bebas
meliputi Karbohidrat dan kolesterol. sedangkan variabel terikatnya
adalah kadar glukosa darah
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk menganalisa hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat menggunakan uji One
Kolmogorove Smirnov untuk menguji kenormalan data kemudian uji
korelasi pearson Product Moment karena datanya berdistribusi
normal,
dasar
pengambilan
keputusan
hipotesis
penelitian
berdasarkan pada tingkat signifikan nilai p, sebagai berikut :
1) Jika nilai p < 0,05 maka H0 ditolak, berarti ada hubungan antara
konsumsi karbohidrat dan kolesterol terhadap glukosa darah
pada klien Diabetes Mellitus rawat jalan di RSUD Dr. Moewardi.
29
2) Jika nilai p ≥ 0,05 maka H0 diterima, berarti tidak ada hubungan
antara konsumsi karbohidrat dan kolesterol terhadap glukosa
darah pada klien Diabetes Mellitus rawat jalan di RSUD Dr.
Moewardi.
30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
1. Gambaran RSUD Dr. Moewardi
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Moewardi Surakarta
adalah rumah sakit milik pemerintah daerah tingkat I Jawa Tengah yang
beralamatkan di Jalan Kolonel Soetarto Nomor 132 Surakarta dan
merupakan rumah sakit tipe A. RSUD Dr. Moewardi merupakan rumah
sakit pendidikan (teaching hospital) bagi calon dokter (PDDS I) Fakultas
Kedokteran
Universitas
Sebelas
Maret
Surakarta
dan
Program
Pendidikan Dokter Spesialis I. RSUD Dr. Moewardi juga ditetapkan
sebagai Rumah Sakit rujukan wilayah Eks Karesidenan Surakarta dan
sekitarnya, Jawa Timur bagian barat dan Jawa Tengah bagian tenggara.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Moewardi Surakarta
memiliki 2 pelayanan kesehatan, yaitu pelayanan rawat jalan dan rawat
inap. Pelayanan medis di RSUD Dr.Moewardi Surakarta terdiri dari
Intensive Care Unit (ICU), Intensive Cardiac Unit (ICCU), Pediatric Care
Unit (PICU), penyakit dalam, kardiologi, bedah, anak, obstetri, ginekologi,
perinatologi, penyakit kulit dan kelamin, paru, jiwa, gigi, mulut, radioterapi,
perinatologi dan telinga hidung tenggorokan (THT).
Poli penyakit dalam merupakan ruang perawatan rawat jalan
penyakit dalam untuk pasien hipertensi, diabetes melitus, jantung, ginjal,
kelainan kelenjar tiroid dan lain-lain. Poli penyakit dalam terdiri dari 12
31
ruangan yaitu konsultasi, ruang onkologi, ruang pemeriksaan BB, TB, dan
tensi, ruang perawat, ruang ginjal hipertensi dan ruang pemeriksaan gula
darah. Pengambilan data penelitian ini dilaksanakan di ruang tunggu
pasien diabetes melitus poli penyakit dalam dengan subyek sebanyak 55
responden. Pemeriksaan penyakit diabetes melitus dilakukan di hari
selasa dan rabu di setiap minggunya. Penyakit Diabetes melitus
menempati urutan ke 2 dari 5 besar penyakit di poli penyakit dalam.
Berikut adalah 5 besar penyakit di poli penyakit dalam :
tabel 3.
5 besar penyakit di poli penyakit dalam
Penyakit
Kode ICD
no
1
2
3
4
5
Esensial(primer) hipertensi
Non-insulin-dependent diabetes
melitus tanpa komplikasi
Diabetes yang tidak ditentukan
tanpa komplikasi
Osteoarthritis
Penyakit jantung tanpa
hipertensi (kongestif)
I10
E11.9
Jumlah
pasien
7.526
3.323
E14.9
2.292
M19.9
I11.9
2.159
1.598
2. Poli Gizi
Poli gizi RSUD Dr. Moewardi Surakarta adalah poli klinik yang
memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan status serta kode
etik yang berlaku dan melaksanakan fungsi pendidikan kesehatan
dirumah sakit dengan sebaik-baiknya yang diabdikan bagi kepentingan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
RSUD Dr. Moewardi memberikan pelayanan gizi klinis, yang
memberikan pelayanan konsultasi gizi pasien rawat jalan, poliklinik
cendana, dan konsultasi gizi pasien rawat inap. Kegiatan pelayanan gizi
yang dilakukan yaitu pelayanan makan pasien (VVIP, biasa, diet dan
32
formula WHO), konsultasi gizi ruang rawat inap, penyuluhan pada ibu
hamil dan menyusui, pengembangan gizi terapan dan konsultasi gizi
rawat jalan. Berdasarkan data survey pendahuluan juga diketahui bahwa
jumlah seluruh pasien rawat jalan di RSUD Dr. Moewardi pada bulan
januari sampai juli 2015 sebanyak 3958. Di poli penyakit dalam pada
bulan agustus pasien diabetes melitus rawat jalan yang berkonsultasi gizi
yaitu sebesar 9 orang.
B. Karakteristik Subyek Penelitian
Diabetes Mellitus merupakan penyakit
kronik yang tidak dapat
disembuhkan, tetapi sangat potensial untuk
dikendalikan melalui
pengelolaan DM. Diabetes Mellitus juga merupakan penyakit yang
berhubungan dengan gaya hidup, oleh karena itu berhasil tidaknya
pengelolaan DM sangat tergantung dari pasien itu sendiri dalam
mengendalikan kondisi penyakitnya dengan menjaga kadar glukosa
darahnya dapat tetap terkendali (Tjokroprawiro, 2006).
Ada beberapa hal yang menyebabkan gula darah naik, yaitu kurang
berolahraga,
bertambahnya
jumlah
makanan
yang
dikonsumsi,
meningkatnya stress dan faktor emosi, pertambahan berat badan dan
usia, serta dampak perawatan dari obat misalnya steroid (Kilvert, 2010).
Subyek penelitian ini adalah pasien Diabetes Melitus Tipe II melakukan
rawat jalan di poliklinik RSUD Dr.Moewardi Surakarta yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi. Karakteristik subyek berdasarkan umur dan
jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4 dan tabel 5.
33
Tabel 4.
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
Frekuensi
20
35
55
Persentase
36,4%
63,6%
100%
Hasil menunjukkan bahwa jumlah subyek untuk perempuan lebih banyak
sebesar 63,6% dibanding dengan laki laki sebesar 36.4 % karena perempuan
rentan terhadap suatu penyakit. Hal tersebut kemungkinan karena pada usia 40
tahun ke atas wanita sudah mengalami masa menapouse . Pada masa ini
estrogen dan progesteron naik turun tidak teratur. Estrogen berkurang dapat
menyebabkan resistensi insulin sehingga glukosa darah akan meningkat
(Tandra, 2008).
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Umur
N
Umur
55
Minimum
39
Maksimum
72
Mean
57.96
Standar
Deviasi
6.885
Hasil menunjukkan bahwa menurut umur penderita yang menderita
Diabetes Melitus Tipe II yaitu di umur 57 tahun. Resiko untuk menderita
Diabetes Melitus meningkat seiring dengan meningkatnya umur : >45 harus
dilakukan pemeriksaan Diabetes Melitus (Perkeni dalam Astrine, 2012). Hal ini
disebabkan oleh komposisi tubuh yang berubah, penurunan kegiatan fisik
(coon, 1992 dalam iglay, 2007). Berdasarkan SKRT (2004), persentase
hiperglikemia pada umur 45 – 55 tahun lebih tinggi 2,2% dibandingkan
dengan kelompok umur 35 – 44 tahun.
34
Diabetes Melitus tipe II juga terjadi pada orang dengan usia diatas 55
tahun, hal ini berhubungan dengan bertambahnya usia seseorang akan
bertambah pula berat badan mereka (Touchette, 2005 dalam Astrine, 2012).
Menurut The Hormone Foundation, orang yang mengalami penuaan akan
mengalami perubahan yaitu produksi dan sekresi hormon termasuk insulin
sehingga pada orang yang sudah tua rentan terkena Diabetes Melitus.
C. Distribusi Konsumsi Karbohidrat, Kolesterol dan Kadar Glukosa Darah
Distribusi hasil karbohidrat, kolesterol, kadar glukosa darah puasa (GDP)
dan kadar glukosa darah 2 jam Post Prandial (GD2JPP) dapat dilihat pada
Tabel 6 berikut ini :
Tabel 6
Distribusi karbohidrat, kolesterol dan kadar glukosa darah
GDP (mg/dl)
GD2JPP (mg/dl)
Karbohidrat (gram)
Kolesterol
Minimum
101
128
108.35
15.00
Maksimum
181
315
308.92
453.70
Rata-rata
123.27
175.49
230.2563
210.9499
Deskripsi Kadar Glukosa Darah Puasa (GDP) memiliki nilai minimum 101
mg/dl, nilai maksimal 181 mg/dl, dan rata-rata 123,27 mg/dl sedangkan
menurut Perkeni (2004) Kadar GDP normal yaitu 100 – 125 mg/dl dan kadar
GDP tidak normal yaitu >125mg/dl. Berdasarkan hasil rata – rata maka nilai
Kadar Glukosa Darah puasa termasuk dalam nilai normal. Kadar glukosa
darah 2 jam Post Prandial (GD2JPP) memiliki nilai minimum 128 mg/dl, nilai
maksimal 315 mg/dl dan rata- rata 175,49 mg/dl, sedangkan menurut
Perkeni (2004) Kadar GD2JPP Normal yaitu 140-199 mg/dl dan Kadar
GD2JPP tidak normal yaitu >199mg/dl. Berdasarkan nilai rata – rata maka
35
nilai Kadar glukosa darah 2 jam Post Prandial (GD2JPP) termasuk dalam
nilai normal. Konsumsi Karbohidrat memiliki nilai minimum 108,35 gram, nilai
maksimum 308,92 dan rata-rata 230,2563 gram. Konsumsi kolesterol
memiliki nilai minimum 15 mg, nilai maksimal 453,70 mg dan rata- rata
210,94 mg.
Dapat disimpulkan bahwa konsumsi karbohidrat dan kolesterol yang
jumlah nya sedikit atau banyak tidak mempengaruhi kenaikan kadar glukosa
darah pada pasien Diabetes Melitus Rawat Jalan di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta, karena konsumsi atau kebiasaan makan bukan satu – satunya
faktor yang berpengaruh dan memegang peranan penting dalam melakukan
pengendalian kadar glukosa darah, melainkan masih banyak faktor lain yang
mendukung untuk terkendalinya kadar glukosa darah yaitu : melakukan
aktifitas atau olahraga yang rutin dan teratur dan mengkonsumsi obat
antidiabetes sesuai dengan instruksi dari tim medik (Suyono, 2002).
D. Hubungan Konsumsi Karbohidrat dengan Kadar Glukosa Darah Pada
Penderita Diabetes Melitus Tipe II.
Karbohidrat merupakan salah satu sumber energi utama. Presentasi
Karbohidrat menyumbang setengah atau lebih dari total energi di dalam diit.
Hasil uji hubungan konsumsi karbohidrat terhadap Kadar GDP dan GD2JPP
yaitu untuk hasil konsumsi karbohidrat dengan GDP p =0,299 (>0,05) berarti
tidak ada hubungan antara konsumsi karbohidrat terhadap kadar GDP
pasien Diabetes Melitus tipe II. Sedangkan untuk konsumsi karbohidrat
dengan GD2JPP yaitu hasil p=0,258 (>0,05) berarti tidak ada hubungan
antara konsumsi karbohidrat terhadap GD2JPP pasien Diabetes Melitus Tipe
36
II . Tidak adanya hubungan konsumsi karbohdrat dengan kadar glukosa
darah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendukung untuk
terkendalinya kadar glukosa darah yaitu : melakukan aktifitas atau olahraga
yang rutin dan teratur dan mengkonsumsi obat antidiabetes sesuai dengan
instruksi dari tim medik (Suyono, 2002). Pasien Diabetes Melitus Tipe II
rawat jalan di RSUD Dr,moewardi rutin mengkonsumsi obat walaupun
konsumsi karbohidrat nya banyak tetapi kadar glukosa darahnya tetap
terkontrol.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Witasari dkk
(2009) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan konsumsi karbohidrat
dengan kadar GDS, dengan hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,346 (>0,05).
Berbeda dengan penelitian Yekti (2014) yang menyatakan bahwa konsumsi
karbohidrat berhubungan bermakna dengan kadar glukosa darah puasa.
Hubungan ini bersifat positif sehingga semakin tinggi jumlah karbohidrat
yang dikonsumsi dari makanan utama dan selingan lebih penting dari
daripada sumber atau tipe karbohidrat tersebut. Hal ini disebabkan jumlah
karbohidrat
yang
dikonsumsi
dari
makanan
utama
dan
selingan
mempengaruhi kadar kadar glukosa darah dan sekresi insulin (American
Diabetes Association, 2004).
E. Hubungan konsumsi kolesterol dengan Glukosa Darah Pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe II.
Hasil penelitian konsumsi kolesterol dengan Kadar GDP dan
GD2JPP yaitu untuk hasil konsumsi kolesterol dengan kadar GDP p=0,388
(>0,05) H0 diterima berarti tidak ada hubungan konsumsi kolesterol dengan
37
kadar GDP pada penderita Diabetes Melitus Tipe II. Sedangkan untuk
konsumsi kolesterol dengan dengan kadar GDP2JPP yaitu p=0,18 (<0,05)
H0 ditolak maka ada hubungan konsumsi kolesterol dengan kadar GD2JPP.
Menurut Siswanti (2010) mengatakan bahwa penderita Diabetes Melitus
kematian utama disebabkan oleh penyakit kardioserebrovaskular, pasien
Diabetes Melitus sangat penting untuk menekan kolesterol. Menurut Yanti
(2008) mengatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kadar
kolesterol dengan kejadian PJK pada Diabetes Melitus Tipe II (P=0,032)
dan kolesterol total >200mg/dl merupakan faktor resiko untuk terjadinya PJK
pada Diabetes Melitus Tipe II.
F. Keterbatasan Penelitian
1. Pada analisis sampel tidak memperhatikan faktor perancu seperti :
melakukan aktifitas atau olahraga yang rutin dan teratur, mengkonsumsi
obat antidiabetes sesuai dengan instruksi dari tim medik, riwayat penyakit
keluarga dan lama sakit.
2. Penelitian ini tidak menggambarkan tentang stress, proses pencernaan
yang berpengaruh secara langsung pada kenaikan kadar glukosa darah.
3. Hasil perhitungan konsumsi makan sangat bergantung dari daya ingat
responden dan dilakukan melalui telefon.
38
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Konsumsi Karbohidrat memiliki nilai minimum 108,35 gram, nilai
maksimum 308,92 dan rata-rata 230,2563 gram.
2. Konsumsi kolesterol memiliki nilai minimum 15 mg, nilai makmismal
453,70 mg dan rata- rata 210,94 mg.
3. Kadar Glukosa Darah Puasa (GDP) memiliki nilai minimum 101 mg/dl,
nilai maksimal 181 mg/dl, dan rata-rata 123,27 mg/dl.
4. Kadar glukosa darah 2 jam Post Prandial (GD2JPP) memiliki nilai
minimum 128 mg/dl, nilai maksimal 315 mg/dl dan rata- rata 175,49
mg/dl.
5. Tidak ada hubungan konsumsi karbohidrat dengan kadar GDP dan
kadar GD2JPP pada pasien Diabetes Melitus Tipe II Rawat Jalan di
RSUD Dr.Moewardi Surakarta.
6. Tidak ada hubungan konsumsi kolesterol dengan kadar GDP pada
pasien Diabetes Melitus Tipe II Rawat Jalan di RSUD Dr.Moewardi
Surakarta.
7. Ada hubungan antara konsumsi kolesterol dengan kadar GD2JPP
pada pasien Diabetes Melitus Tipe II Rawat Jalan di RSUD
Dr.Moewardi Surakarta.
39
B. Saran
1. Bagi Pasien
Penderita Diabetes Melitus diharapkan dapat menjaga pola makan
dan selalu cek rutin / rawat jalan setiap sebulan sekali.
2. Bagi Peneliti
Untuk peneliti lebih lanjut disarankan mempertimbangkan faktor
resiko lain yang berkaitan dengan terjadinya penyakit Diabetes
Melitus terutama pola makan yang baik.
40
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
American Diabetes Association. 2004 .Dietary carbohydrate(amount and type)
inmprevention and managemen diabetes. (Statement). Diabetes
Care.;27:2266-2274.
Arora SK, M.C Farlance.SI. 2005. The case for low carbohydrate diets in diabetes
management. Nutr dan Metab. (16) 2
Baras, Faisal .2003. Mencegah jantung dengan Menekan kolesterol. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Bilous. 2002. Seri Kesehatan Bimbingan Konsensus Dokter pada Diabetes. Dian
Rakyat. Jakarta.
Darryl.E,
Barnes, MD. 2012.
Parama.Yogyakarta.
Program
Olahraga
Diabetes.PT
Citra
Aji
Dinas Kesehatan Jawa Tengah. 2011. Profil Kesehatan 2011. www. Dinkes Jateng
prov jateng prov. Go. Id. Di unduh pada tanggal 12 Oktober 2012.
Fox, C, J Kilvert , A .2010. Bersahabat dengan Diabetes tipe 2. Penebar Plus.
Depok.
Toruan, Phaidon L, dr., MM. Fat-loss Not Weight-loss for Diabetes: Sakit Tapi Sehat
. Jakarta: Transmedia.
Ucik Witasari, dkk. 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan, Asupan Karbohidrat dan
Serat Dengan Pengendalian Kadar Glukosa Darah Pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe 2.
Gondosari Aleysius. H. 2009. Karbohidrat Sederhana. Tersedia di http :
www:5elemen.com Diakses pada 6 juni, 2011.
Kariadi, SH. 2009. Diabetes Siapa Takut. Mizan Media Utama : Bandung.
Linder M. C, 2000. Biokimia nutrisi dan metabolisme. UI Press. Jakarta.32.
Madina. 2011. Diabetes Mellitus Ancaman Umat Manusia di Dunia.tersedia
di:http://madinask.com/index.php?option=com_content&view=article&i
d=4659: diabetesmellitus umat-manusiaManaf. 2006. Insulin;Mekanisme Sekresi dan Aspek Metabolisme. Dalam Sudoyo et
al, Buku ajar :Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi IV. Jakarta: Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Noris SL, Engelgau.2001. Effectiveness of Self-Management Training in Type 2
Diabetes; a systematic review of rando, Vol.31, Supplement 2, February
2008mized control trials. Diabetes Care, Vol. 24, No.3, pp 561-587,
March
Nurhasan.2000. Kiat Melawan Penyakit.Pustaka Pelajar.Jogjakarta.
Perkeni. 2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe II di
Indonesia.
Potter, P.A dan Perry, A.G .2006. Buku Ajar Fundamental: konsep, proses, dan
praktik. EGC : Jakarta.
Kariadi, Sri Hastuti. 2009. Diabetes : Panduan Lengkap Untuk Diabetisi. Mizan
Utama. Jakarta.
RSUD Dr. MoewardiSurakarta.2006. Profil dan Informasi Layanan RSUD Dr.
Moewardi Surakarta tahun ,2006.
Seisyuhada. 2009. Di unduh dari : http:// seisyuhada. Wordpress.com /
2009/05/11/mitosis-dan – meiosis / 20 November.pukul 12.05 WIB
Sidartawan Soegondo, dkk. 2006. Konsensus pengelolaan dan pencegahan
diabetes mellitus tipe 2. Pengurus besar perkumpulan Endokrinologi
Indonesia. Jakarta
Shuldiner, A . R, dkk. 2001. Resistin, Obesity, and Insulin Resistance – The
Emerging Role of the Adipocyte as an Endocrine Organ. N Engl J Med.
345 (18) : 1345 -6.
Suyono, dkk. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI, 2002.
Waspadji, dkk. 2003. Indeks Glikemik Berbagai Bahan Makanan Indonesia. Balai
Penerbitan FKUI, Jakarta.
WHO.1994.Prevention of diabetes mellitus. Technical Report Series.11-31.
Yekti Wirawanni dan Fitri R. 2014. hubungan konsumsi karbohidrat, konsumsi total
energi, konsumsi serat, beban glikemik, dan latihan jasmani dengan
kadar glukosa darah pada pasien Diabetes melitus tipe 2.
LAMPIRAN 1
Permohonan Menjadi Responden
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, adalah mahasiswa Fakultas
Ilmu Kesehatan Prodi DIII Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Nama : Dyah ayu Apritasari Mahendri
Nim
: J300120028
Yang akan mengadakan penelitian dengan judul “ HUBUNGAN
KONSUMSI
KARBOHIDRAT
DAN
KOLESTEROL
TERHADAP
KADAR
GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II RAWAT
JALAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA”
Untuk kegiatan tersebut maka peneliti mohon dengan hormat kesediaan
keikhlasan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk memberikan bantuan berupa
memberitahukan
pola
makan
selama
4
hari
dengan
keadaan
yang
sesungguhnya. Penelitian ini tidak akan memberikan dampak negatif terhadap
responden dan kerahasiaan dari identitas serta jawaban anda akan tetap saya
jaga, dan hanya dipergunakan untuk keperluan penelitian.
Apabila anda
bersedia menyetujui, maka saya mohon anda untuk
menandatangani lembar persetujuan yang akan saya sertakan ini. Atas perhatian
dan ketersediaannya sebagai responden, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Dyah ayu. A.M
Peneliti
Lembar Persetujuan Responden Penelitian
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
:
Jenis Kelamin
:
Tempat/ Tgl. Lahir
:
Alamat
:
Umur
:
No. Telp
:
Kadar GDP
:
Kadar G2JPP
:
Memberikan persetujuan menjadi responden serta berpartisipasi dalam
penelitian yang berjudul dengan “HUBUNGAN KONSUMSI KARBOHIDRAT
DAN
KOLESTEROL
TERHADAP
KADAR
GLUKOSA
DARAH
PADA
PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II RAWAT JALAN DI RSUD Dr.
MOEWARDI SURAKARTA”. Saya telah mendapatkan penjelasan tentang
tujuan, manfaat, cara pelaksanaan penelitian ini sejelas – jelasnya serta
diberikan kesempatan untuk berdiskusi. Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak
akan
berakibat
negatif
terhadap
saya,
maka
saya
bersedia
/
bersedia*berperan serta menjadi responden dalam penelitian ini.
Surakarta, Juli 2015
Responden
(.....................................)
Keterangan *) coret yang tidak perlu
tidak
LAMPIRAN 2
HUBUNGAN KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN KOLESTEROL TERHADAP
KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS RAWAT
JALAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
Nama
:
Alamat
:
DAFTAR RECALL MAKANAN RESPONDEN 4 KALI 24 JAM
Waktu
Hari 1
Makan pagi
Snack pagi
Makan Siang
Snack siang
Nama Makanan
Bahan Makanan
Berat (g)
URT
Makan
Malam
Hari 2
Makan Pagi
Snack pagi
Makan siang
Snack Siang
Makan
malam
Hari 3
Makan pagi
Snack pagi
Makan siang
Snack siang
Makan
malam
Hari ke 4
Makan Pagi
Snack pagi
Makan siang
Snack siang
Makan
malam
LAMPIRAN 3
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
`15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Nama
NY.KR
TN.HI
NY.SDR
NY.SA
NY.SS
NY.NN
NY.JM
NY.SR
NY.ST
NY.SM
NY.UB
NY.KJ
NY.ST
NY.R
NY.RT
NY.SD
TN.SG
TN.STM
TN.AJ
TN.J
TN.P
TN.SR2
TN.W
TN.SR
TN.R
TN.SP
TN.WD
NY.SM
NY.LG
Jenis Kelamin
Permpuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Umur (tahun)
GDP(mg/dl)
GD2JPP(mg/dl)
66 Tahun
58 Tahun
72 Tahun
53 Tahun
58 Tahun
49 Tahun
56 Tahun
66 Tahun
58 Tahun
52 Tahun
60 Tahun
67 Tahun
70 Tahun
59 Tahun
60 Tahun
58 Tahun
60 Tahun
61 Tahun
61 Tahun
60 Tahun
49 Tahun
62 Tahun
61 Tahun
50 Tahun
53 Tahun
46 Tahun
61 Tahun
59 Tahun
52 Tahun
124 mg/dl
145 mg/dl
116 mg/dl
119 mg/dl
139 mg/dl
115 mg/dl
120 mg/dl
118 mg/dl
125 mg/dl
148 mg/dl
169 mg/dl
118 mg/dl
121 mg/dl
119 mg/dl
117 mg/dl
132 mg/dl
116 mg/dl
142 mg/dl
181 mg/dl
152 mg/dl
122 mg/dl
112 mg/dl
121 mg/dl
113 mg/dl
120 mg/dl
118 mg/dl
121 mg/dl
151 mg/dl
109 mg/dl
132 mg/dl
153 mg/dl
152 mg/dl
148 mg/dl
151 mg/dl
162 mg/dl
150 mg/dl
142 mg/dl
161 mg/dl
208 mg/dl
315 mg/dl
128 mg/dl
140 mg/dl
151 mg/dl
192 mg/dl
200 mg/dl
182 mg/dl
211 mg/dl
242 mg/dl
255 mg/dl
171 mg/dl
169 mg/dl
147 mg/dl
154 mg/dl
145 mg/dl
162 mg/dl
157 mg/dl
207 mg/dl
176 mg/dl
Karbohidrat
(gram)
136,9 gram
275,65 gram
292,95 gram
290,95 gram
275,9 gram
122,52 gram
176,7 gram
126,02 gram
152,7 gram
216 gram
308,92 gram
108,35 gram
150,65 gram
131,6 gram
141,97 gram
146,52 gram
185,67 gram
163,9 gram
172,27 gram
239,1 gram
223,97 gram
182,42 gram
279,8 gram
227,62 gram
209,92 gram
210,9 gram
155,82 gram
269,17 gram
207,07 gram
Kolesterol
85,62 mg
200 mg
222,12 mg
204,375 mg
216 mg
380,02 mg
148 mg
15 mg
72,15 mg
212,25 mg
80,625 mg
146,5 mg
324,37 mg
276 mg
158,5 mg
374,175 mg
299,7 mg
196,8 mg
290,9 mg
453,7 mg
156,2 mg
137,5 mg
206,25 mg
18,87 mg
68,7 mg
210,97 mg
114,77 mg
317 mg
224,7 mg
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
TN.SY
NY.SY
TN.SN
NY.RS
TN.SJ
NY.NK
NY.T
NY.AS
NY.SK
NY.SW
NY.SSD
TN.PKS
TN.W
NY.T
NY.P
TN.D
NY.W
TN.J
TN.SH
NY.E
NY.SB
NY.SRD
NY.AC
NY.P
NY.SM
NY.NH
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
57 Tahun
56 Tahun
59 Tahun
57 Tahun
62 Tahun
63 Tahun
70 Tahun
60 Tahun
62 Tahun
45 Tahun
68 Tahun
46 Tahun
57 Tahun
60 Tahun
56 Tahun
60 Tahun
54 Tahun
46 Tahun
57 Tahun
63 Tahun
39 Tahun
47 Tahun
62 Tahun
59 Tahun
69 Tahun
57 Tahun
103 mg/dl
105 mg/dl
122 mg/dl
108 mg/dl
115 mg/dl
114 mg/dl
174 mg/dl
118 mg/dl
119 mg/dl
121 mg/dl
140 mg/dl
131 mg/dl
114 mg/dl
109 mg/dl
102 mg/dl
101 mg/dl
113 mg/dl
120 mg/dl
124 mg/dl
102 mg/dl
104 mg/dl
135 mg/dl
119 mg/dl
124 mg/dl
112 mg/dl
108 mg/dl
141 mg/dl
191 mg/dl
180 mg/dl
182 mg/dl
168 mg/dl
174 mg/dl
217 mg/dl
200 mg/dl
201 mg/dl
145 mg/dl
200 mg/dl
205 mg/dl
200 mg/dl
140 mg/dl
153 mg/dl
141 mg/dl
152 mg/dl
200 mg/dl
207 mg/dl
209 mg/dl
196 mg/dl
205 mg/dl
141 mg/dl
151 mg/dl
148 mg/dl
142 mg/dl
302,35 gram
190,17 gram
263,05 gram
282,2 gram
240,4 gram
252,95 gram
262,7 gram
287 gram
241,9 gram
264,125 gram
227,85 gram
270,02 gram
268,67 gram
295 gram
279,25 gram
298,22 gram
292,2 gram
276,02 gram
234,62 gram
245,15 gram
292,65 gram
292,65 gram
284,5 gram
28025 gram
227,42 gram
230,85 gram
234,05 mg
290,5 mg
219,7 mg
111,75 mg
29,5 mg
91,5 mg
273,75 mg
195,25 mg
268,15 mg
192,25 mg
346 mg
330,32 mg
252 mg
245,25 mg
174,7 mg
217,7 mg
297,5 mg
163,7 mg
206,8 mg
218,7 mg
392,12 mg
392,12 mg
35,62 mg
217,8 mg
248,75 mg
145 mg
LAMPIRAN 4
Frequencies
Jenis Kelamin
N
Valid
Missing
Statistics
Umur
GDP (mg/dl)
55
0
55
0
GD2JPP (mg/dl)
55
0
55
0
Karbohidrat
(gram)
55
0
Statistics
Kolesterol
Valid
Missing
N
55
0
Frequency Table
Frequency
Valid
L
P
Total
20
35
55
Frequency
Valid
39
45
46
47
49
50
52
53
54
56
57
58
59
60
61
62
63
66
67
68
69
70
1
1
3
1
2
1
2
2
1
3
5
4
4
7
4
4
2
2
1
1
1
2
Jenis Kelamin
Percent
Valid Percent
36.4
63.6
100.0
Umur
Percent
1.8
1.8
5.5
1.8
3.6
1.8
3.6
3.6
1.8
5.5
9.1
7.3
7.3
12.7
7.3
7.3
3.6
3.6
1.8
1.8
1.8
3.6
36.4
63.6
100.0
Valid Percent
1.8
1.8
5.5
1.8
3.6
1.8
3.6
3.6
1.8
5.5
9.1
7.3
7.3
12.7
7.3
7.3
3.6
3.6
1.8
1.8
1.8
3.6
Cumulative
Percent
36.4
100.0
Cumulative
Percent
1.8
3.6
9.1
10.9
14.5
16.4
20.0
23.6
25.5
30.9
40.0
47.3
54.5
67.3
74.5
81.8
85.5
89.1
90.9
92.7
94.5
98.2
72
Total
1
55
Frequency
Valid
101
102
103
104
105
108
109
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
124
125
131
132
135
139
140
142
145
148
151
152
169
174
181
Total
1
2
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
1
4
4
3
4
2
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
55
1.8
100.0
1.8
100.0
GDP (mg/dl)
Percent
Valid Percent
1.8
3.6
1.8
1.8
1.8
3.6
3.6
3.6
3.6
3.6
3.6
3.6
1.8
7.3
7.3
5.5
7.3
3.6
5.5
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
100.0
1.8
3.6
1.8
1.8
1.8
3.6
3.6
3.6
3.6
3.6
3.6
3.6
1.8
7.3
7.3
5.5
7.3
3.6
5.5
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
100.0
100.0
Cumulative
Percent
1.8
5.5
7.3
9.1
10.9
14.5
18.2
21.8
25.5
29.1
32.7
36.4
38.2
45.5
52.7
58.2
65.5
69.1
74.5
76.4
78.2
80.0
81.8
83.6
85.5
87.3
89.1
90.9
92.7
94.5
96.4
98.2
100.0
GD2JPP (mg/dl)
Frequency
Percent
Valid Percent
Valid
128
132
140
141
142
145
147
148
150
151
152
153
154
157
161
162
168
169
171
174
176
180
182
191
192
196
200
201
205
207
208
209
211
217
242
255
315
Total
1
1
2
3
2
2
1
2
1
3
2
2
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
5
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
55
1.8
1.8
3.6
5.5
3.6
3.6
1.8
3.6
1.8
5.5
3.6
3.6
1.8
1.8
1.8
3.6
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
3.6
1.8
1.8
1.8
9.1
1.8
3.6
3.6
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
100.0
1.8
1.8
3.6
5.5
3.6
3.6
1.8
3.6
1.8
5.5
3.6
3.6
1.8
1.8
1.8
3.6
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
3.6
1.8
1.8
1.8
9.1
1.8
3.6
3.6
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
100.0
Cumulative
Percent
1.8
3.6
7.3
12.7
16.4
20.0
21.8
25.5
27.3
32.7
36.4
40.0
41.8
43.6
45.5
49.1
50.9
52.7
54.5
56.4
58.2
60.0
63.6
65.5
67.3
69.1
78.2
80.0
83.6
87.3
89.1
90.9
92.7
94.5
96.4
98.2
100.0
Karbohidrat (gram)
Frequency
Percent
Valid Percent
Valid
108.35
122.52
126.02
131.60
136.90
141.97
146.52
150.65
152.70
155.82
163.90
172.27
176.70
182.42
185.67
190.17
207.07
209.92
210.90
216.00
223.97
227.42
227.62
227.85
230.85
234.62
239.10
240.40
241.90
245.15
252.95
262.70
263.05
264.13
268.67
269.17
270.02
275.65
275.90
276.02
279.25
279.80
280.25
282.20
284.50
287.00
290.95
292.20
292.65
292.95
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
3.6
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
3.6
1.8
Cumulative
Percent
1.8
3.6
5.5
7.3
9.1
10.9
12.7
14.5
16.4
18.2
20.0
21.8
23.6
25.5
27.3
29.1
30.9
32.7
34.5
36.4
38.2
40.0
41.8
43.6
45.5
47.3
49.1
50.9
52.7
54.5
56.4
58.2
60.0
61.8
63.6
65.5
67.3
69.1
70.9
72.7
74.5
76.4
78.2
80.0
81.8
83.6
85.5
87.3
90.9
92.7
295.00
298.22
302.35
308.92
Total
1
1
1
1
55
Frequency
Valid
15.00
18.87
29.50
35.62
68.70
72.15
80.63
85.62
91.50
111.75
114.77
137.50
145.00
146.50
148.00
156.20
158.50
163.70
174.70
192.25
195.25
196.80
200.00
204.38
206.25
206.80
210.97
212.25
216.00
217.70
217.80
218.70
219.70
222.12
224.70
234.05
245.25
248.75
252.00
268.15
273.75
276.00
290.50
290.90
297.50
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1.8
1.8
1.8
1.8
100.0
1.8
1.8
1.8
1.8
100.0
Kolesterol
Percent
Valid Percent
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
94.5
96.4
98.2
100.0
Cumulative
Percent
1.8
3.6
5.5
7.3
9.1
10.9
12.7
14.5
16.4
18.2
20.0
21.8
23.6
25.5
27.3
29.1
30.9
32.7
34.5
36.4
38.2
40.0
41.8
43.6
45.5
47.3
49.1
50.9
52.7
54.5
56.4
58.2
60.0
61.8
63.6
65.5
67.3
69.1
70.9
72.7
74.5
76.4
78.2
80.0
81.8
299.70
317.00
324.37
330.32
346.00
374.18
380.02
392.12
453.70
1
1
1
1
1
1
1
2
1
55
Total
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
3.6
1.8
100.0
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
1.8
3.6
1.8
100.0
83.6
85.5
87.3
89.1
90.9
92.7
94.5
98.2
100.0
Descriptives
Descriptive Statistics
Minimum
Maximum
N
Umur
GDP (mg/dl)
GD2JPP (mg/dl)
Karbohidrat (gram)
Kolesterol
Valid N (listwise)
55
55
55
55
55
55
39
101
128
108.35
15.00
72
181
315
308.92
453.70
Mean
57.96
123.27
175.49
230.2563
210.9499
Std. Deviation
6.885
17.417
35.097
57.31540
101.28710
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
GDP (mg/dl) GD2JPP (mg/dl)
N
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
55
123.27
17.417
.229
.229
-.100
1.697
.006
55
175.49
35.097
.148
.148
-.120
1.098
.179
Karbohidrat
(gram)
55
230.2563
57.31540
.151
.086
-.151
1.118
.164
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kolesterol
N
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
55
210.9499
101.28710
.082
.082
-.081
.611
.850
Korelasi Spearman antara Karbohidrat (KH) dengan GDP
Nonparametric Correlations
Correlations
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Karbohidrat (gram)
Spearman's rho
GDP (mg/dl)
Karbohidrat
(gram)
1.000
.
55
-.143
.299
55
GDP (mg/dl)
Korelasi Spearman antara Kolesterol dengan GDP
Nonparametric Correlations
Correlations
Kolesterol
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Kolesterol
Spearman's rho
GDP (mg/dl)
GDP (mg/dl)
1.000
.
55
.119
.388
55
.119
.388
55
1.000
.
55
Korelasi Pearson antara Karbohidrat (KH) dengan GD2JPP
Correlations
Correlations
Karbohidrat
(gram)
Pearson Correlation
Karbohidrat (gram)
1
.155
.258
55
.155
.258
55
1
55
55
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
GD2JPP (mg/dl)
GD2JPP (mg/dl)
Sig. (2-tailed)
N
-.143
.299
55
1.000
.
55
Korelasi Pearson antara Kolesterol dengan GD2JPP
Correlations
Correlations
Kolesterol
Pearson Correlation
Kolesterol
GD2JPP (mg/dl)
Sig. (2-tailed)
N
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
*
1
.317
.018
55
*
.317
.018
55
1
55
55
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
GD2JPP (mg/dl)
Download