Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik Modul 7 PEMECAHAN MASALAH DALAM BILANGAN PECAHAN, DAN PERBANDINGAN Oleh: Maulana PENDAHULUAN Pada Bahan Belajar Mandiri (BBM) sebelum ini, Anda telah dibekali beberapa strategi untuk memecahkan masalah non-rutin dalam matematika. Adapun pada BBM 5 ini, Anda dihadapkan pada beberapa kajian matematika dengan permasalahan-permasalahan non-rutin yang perlu untuk dipecahkan atau dicarikan solusinya. BBM 7 ini memfokuskan kajian pada materi pemecahan masalah dalam bilangan pecahan, dan perbandingan, yang disusun menjadi dua kegiatan belajar, yaitu: Kegiatan Belajar 1:Bilangan Pecahan, dan Kegiatan Belajar2:Perbandingan. Setiap kegiatan belajar yang Anda pelajari, satu sama lainnya memiliki keterkaitan yang erat, sehingga diharapkan Anda mampu mempelajari dan memahaminya secara tuntas. KOMPETENSI DASAR Setelah Anda mempelajari BBM ini, diharapkan Anda dapat memahami dan terampil melakukan pemecahan masalah matematik yang berhubungan dengan topik bilangan pecahan, dan perbandingan. INDIKATOR Setelah mempelajari materi dalam BBM ini, Anda diharapkan dapat: 1. Memahami konsep pecahan dan aplikasinya. 2. Menggunakan sifat-sifat dan operasi dalam pecahan untuk memecahkan permasalahan matematik. Maulana Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik 3. Terampil melakukan pemecahan masalah matematik yang berhubungan dengan topik pecahan. 4. Memahami konsep, prinsip, dan aturan-aturan dalam bahasan perbandingan dan aplikasinya. 5. Terampil melakukan pemecahan masalah matematik yang berhubungan dengan topik perbandingan. Untuk membantu Anda mencapai tujuan/indikator tersebut, BBM ini diorganisasikan menjadi tiga Kegiatan Belajar (KB) sebagai berikut: KB 1: Pecahan KB 2: Perbandingan. Untuk membantu Anda dalam mempelajari BBM ini, silakan perhatikan beberapa petunjuk belajar berikut ini: 1. Bacalah dengan teliti bagian pendahuluan ini sampai Anda memahami secara tuntas tentang apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari BBM ini. 2. Bacalah sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci dari katakata yang dianggap baru. Carilah pengertian kata-kata kunci tersebut dalam kamus atau ensiklopedia yang Anda miliki. 3. Tangkaplah pengertian demi pengertian melalui pemahaman sendiri dan tukar pikiran dengan mahasiswa lain atau dengan tutor Anda. 4. Untuk memperluas wawasan, baca dan pelajari sumber-sumber lain yang relevan. Anda dipersilakan untuk mencari dan menggunakan berbagai sumber, termasuk dari internet. 5. Mantapkan pemahaman Anda dengan mengerjakan latihan dan melalui kegiatan diskusi dalam kegiatan tutorial dengan mahasiswa lainnya atau dengan teman sejawat. 6. Jangan lewatkan untuk mencoba menyelesaikan setiap permasalahan yang dituliskan pada setiap akhir kegiatan belajar. Hal ini berguna untuk mengetahui apakah Anda sudah memahami dengan benar kandungan BBM ini. Maulana Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik Selamat belajar! Tetaplah bersemangat! Ingatlah, kemampuan yang Anda miliki sebenarnya jauh lebih hebat daripada yang Anda pikirkan! Maulana Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik KEGIATAN BELAJAR 1 PECAHAN PENGANTAR Pecahan merupakan konsep matematika yang sangat penting karena aplikasinya yang begitu luas, banyak digunakan dalam kehidupan kesehaian. Cakupan materi dalam Kegiatan Belajar 1 ini antara lain: Pengertian Pecahan, Jenis Pecahan, Pecahan Murni dan Pecahan Tidak Murni, Pecahan Senilai, Membandingkan Pecahan, Mengubah Pecahan ke Bentuk Lain, Sifat dan Operasi Pecahan, dan Bentuk Baku. Kajian materi ini dapat dikatakan sebagai prasyarat untuk menempuh Kegiatan Belajar selanjutnya. Adapun setiap kajian materi tersebut disuguhkan dalam bentuk pemecahan masalah matematik. INDIKATOR Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 1 ini, Anda diharapkan dapat: 1. Memahami konsep pecahan dan aplikasinya. 2. Menggunakan sifat-sifat dan operasi dalam pecahan untuk memecahkan permasalahan matematik. 3. Terampil melakukan pemecahan masalah matematik yang berhubungan dengan topik pecahan. URAIAN Apakah kamu pernah merayakan hari ulang tahun bersama keluargamu? Acara tiup lilin dan potong kue ulang tahun merupakan salah satu acara yang paling dinanti dalam peristiwa tersebut. Bagaimana caranya agar kamu dapat membagi kan kue ulang tahun secara merata kepada seluruh tamu undangan agar semua tamu undangan dapat mencicipi lezatnya kue ulang tahunmu? Maulana Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik PENGERTIAN BILANGAN PECAHAN Apakah kamu masih ingat dengan materi bilangan bulat yang telah kamu pelajari padaKB sebelumnya? Ternyata, tidak semua masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dapat dinyatakan dengan konsep bilangan bulat. Contohnya, ketika kamu ingin membagi kue ulang tahun untuk diberikan kepada tiga temanmu, maka kue ulang tahun yang diperoleh tiap orangnya tidak dapat dinyatakan dengan konsep bilangan bulat, tetapi kita dapat menyatakannya dengan konsep bilangan pecahan. Perhatikan gambar berikut! 1 bagian 3 1 bagian 3 1 bagian 3 Bentuk bilangan a , dengan b tidak sama dengan nol, a kita namakan pembilang b dan b kita namakan penyebut, maka bilangan tersebut dinamakan bilangan pecahan. Bilangan pecahan adalah nilai bilangan antara dua bilangan bulat yang ditulis a , b 0 , a disebut pembilang dan b disebut penyebut. Pecahan negatif diperoleh b ketika pembilang atau penyebutnya merupakan bilangan bulat negatif. Contoh: 1. 1 1 ditulis 2 2 2. 3 3 ditulis 4 4 Maulana Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik Contoh 7.1.1: Dua buah roti yang sama besar dibagikan kepada 5 orang anak. Berapa bagiankah setiap anak tersebut mendapatkan roti? Jawaban: Secara sederhana, dapat ditulis 2 : 5 = 2 5 Contoh 7.1.2: Gambar berikut memperlihatkan sebuah lingkaran yang dibagi menjadi 8 daerah yang sama besar. (i) (ii) Berapa bagiankah setiap daerah yang diarsir pada gambar di atas? Jawaban: Secara sederhana dapat ditulis: (i) 2 8 (ii) 5 8 Contoh 7.1.3: Tentukan mana pembilang dan penyebut dari pecahan berikut: a. 3 4 b. 7 5 Jawaban: a. 3 disebut pembilang dan 4 disebut penyebut b. 7 disebut pembilang dan 5 disebut penyebut Maulana Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik JENIS BILANGAN PECAHAN 1. Pecahan Biasa Ada banyak nama untuk bilangan seperenam, di antaranya adalah: 2 3 4 5 , , , , 12 18 24 30 dan sebagainya. Nama-nama seperti itu disebut nama biasa atau nama pecahan biasa. 2. Pecahan Campuran Pecahan yang memiliki campuran nama bilangan bulat dan nama pecahan biasa disebut pecahan campuran. a b merupakan pecahan campuran karena memiliki c nama bilangan bulat yaitu a dan nama pecahan biasa yaitu a b . Pecahan campuran c b (c a ) b dengan c 0 dapat dinyatakan pula dengan pecahan biasa . c c 3. Pecahan Desimal Pecahan dengan menggunakan nama desimal disebut pecahan desimal. Contoh: 1 3 nama desimalnya 0,5 dan nama desimalnya 0,75. 2 4 4. Persen Persen mengandung arti perseratus, dilambangkan “%”. Persen adalah nama lain dari suatu pecahan dengan penyebut 100. Contoh: 25 persen ditulis 25% atau dapat pula dinyatakan 25 a . Untuk setiap pecahan dengan b 0 dapat 100 b dinyatakan dalam bentuk persen menjadi a a = 100% . b b 5. Permil Permil mengandung arti perseribu, dilambangkan “ 0 00 ”. Permil adalah nama lain dari suatu pecahan dengan penyebut 1000. Contoh: 25 permil ditulis 25 0 00 atau dapat pula dinyatakan a 25 . Untuk setiap pecahan dengan b 0 dapat b 1000 dinyatakan dalam bentuk permil menjadi Maulana a a = 1000 0 00 . b b Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik PECAHAN MURNI DAN PECAHAN TIDAK MURNI Dengan memperhatikan pembilang dan penyebutnya, suatu bilangan pecahan dapat kita golongkan ke dalam pecahan murni dan pecahan tidak murni. Pecahan a kita sebut pecahan murni, apabila nilai a selalu lebih kecil daripada b nilai b. Contoh: 1 2 3 a , , . Sedangkan pecahan kita sebut pecahan tidak murni, 2 5 4 b apabila nilai a selalu lebih besar daripada nilai b. Contoh: 52 9 10 , , . 91 5 6 Khusus untuk pecahan tidak murni dapat kita nyatakan dalam bentuk pecahan campuran dan cara mengubahnya kita pelajari pada subbab berikutnya. a dengan a b merupakan pecahan tidak murni. b a dengan a b merupakan pecahan murni. b Contoh 7.1.4: Manakah di antara pecahan-pecahan berikut yang merupakan pecahan murni dan pecahan tidak murni! a. 225 99 b. 100 99 c. 49 50 d. 2 5 Jawaban: a. Karena 225 lebih besar daripada 99, maka pecahan 225 merupakan pecahan 99 tidak murni. b. Karena 100 lebih besar daripada 99, maka pecahan tidak murni. Maulana 100 merupakan pecahan 99 Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik c. Karena 49 lebih kecil daripada 50, maka pecahan 49 merupakan pecahan 50 murni. d. Karena 2 lebih kecil daripada 5, maka pecahan 2 merupakan pecahan murni. 5 PECAHAN SENILAI Perhatikan gambar berikut! (i) (ii) Gambar di atas menunjukkan dua lingkaran yang sama, tetapi gambar (i) dibagi menjadi 8 bagian, sehingga daerah yang diarsir menunjukan pecahan 4 dan 8 gambar (ii) dibagi menjadi 4 bagian, sehingga daerah yang diarsir menunjukan pecahan 2 . Karena pada kedua gambar tersebut daerah arsirannya sama besar, 4 maka pecahan 4 dan 8 2 memiliki nilai yang sama. Secara singkat dapat kita 4 katakan bahwa 4 2 senilai dengan . 8 4 Kemudian, jika kita mengamati lebih lanjut, ternyata hubungan, yaitu kita dapat memperoleh 4 2 dan memiliki 8 4 2 4 dari pecahan dengan cara membagi 4 8 4 4 : 2 2 . Begitu juga pembilang dan penyebutnya dengan bilangan 2 8 8 : 2 4 Maulana Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik sebaliknya kita dapat memperoleh 4 2 dari pecahan , yaitu dengan cara 8 4 2 2 x2 4 . mengalikan pembilang dan penyebutnya dengan bilangan 2 4 4 x2 8 Dari uraian di atas kita dapat menyimpulkan bahwa untuk mendapatkan pecahan senilai dari suatu pecahan dapat kita lakukan dengan membagi atau mengalikan pembilang dan penyebutnya dengan angka yang sama. Pecahan senilai adalah pecahan-pecahan yang sama nilainya dan dapat diperoleh dengan mengalikan bilangan yang sama pada pembilang dan penyebut dari suatu pecahan. a ak a a: j atau b mk b b: j Contoh 7.1.6: Tentukan pecahan-pecahan yang senilai dengan pecahan 3 ! 2 Jawaban: - - - Kalikan pembilang dan penyebutnya dengan angka 2, maka diperoleh 3 3x 2 6 2 2 x2 4 Kalikan pembilang dan penyebutnya dengan angka 3, maka diperoleh 3 3 x3 9 2 2 x3 6 Kalikan pembilang dan penyebutnya dengan angka 4, maka diperoleh 3 3x 4 12 , dan seterusnya. 2 2 x4 8 - MEMBANDINGKAN DUA PECAHAN Apakah kamu senang makan martabak telor? Misalnya di rumah, kamu punya satu orang adik. Kebetulan malam itu ayah membeli sebuah martabak telor dan dibagikan kepada kedua orang anaknya, yaitu kamu dan adikmu. Kamu Maulana Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik mendapatkan 2 1 bagian dan adikmu mendapatkan bagian dari martabak telor 5 4 yang dibeli ayah. Siapakah yang mendapatkan bagian martabak telor yang lebih banyak? Mengapa? Agar kau dapat menjawab permasalahan tersebut, alangkah lebih baiknya jika kamu ikuti penjelasan mengenai cara membandingkan dua pecahan berikut ini. Selamat mengikuti! Untuk dapat membandingkan dua pecahan, ada tiga hal penting yang harus kamu perhatikan, yaitu: 1. a a p p lebih dari , ditulis > . b b r r 2. a a p p sama dengan , ditulis = . b b r r 3. a a p p kurang dari , ditulis < . b b r r Untuk mengetahui hubungan antara dua pecahan, samakan dahulu penyebut pada kedua pecahan yang dibandingkan tersebut. Contoh 7.1.7: Apakah hubungan antara kurang dari 1 1 1 1 1 dan ? Apakah lebih dari atau sebaliknya 8 10 8 10 8 1 ? 10 Jawaban: Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyamakan dahulu penyebut pada kedua pecahan tersebut dengan cara mencari KPK dari 8 dan 10. Setelah kita mengetahui bahwa KPK dari 8 dan 10 adalah 40, selanjutnya Maulana 1 1 …. berubah 8 10 Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik menjadi 5 4 …. (Mari kita cari tahu, kenapa jadi seperti itu?). Langkah 40 40 terakhir, kita tinggal melihat bilangan yang terdapat pada pembilang, yaitu bilangan 4 dan 5. Kalau menurut kamu mana yang lebih besar nilainya, bilangan 4 atau bilangan 5? Karena bilangan 5 lebih besar nilainya dari bilangan 4, maka kita dapat menyimpulkan bahwa 5 4 1 1 . Dan hal itu berarti bahwa . 40 40 8 10 MENGUBAH BENTUK PECAHAN KE BENTUK LAIN Mengubah Bentuk Pecahan ke Bentuk Desimal Dua konsep yang harus dipahami benar dalam topik ini, yaitu konsep pecahan biasa dan pecahan desimal. Dalam topik ini, kita akan mencoba belajar mengubah bentuk pecahan biasa ke pecahan desimal atau sebaliknya. Perhatikan beberapa contoh 7.1.8 berikut. 1. 35 0,35 100 2. 3 3 25 75 0,75 4 4 25 100 3. 3 3 125 375 0,375 8 8 125 1000 Dalam menyelesaikan pengubahan bentuk pecahan biasa ke pecahan desimal, kamu harus selalu mengubah dulu penyebut agar merupakan bilangan perpangkatan 10, yaitu 10, 100, 1000, dan seterusnya. Pada contoh 2 dan 3 kamu Maulana Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik dapat melihat bagaimana proses yang harus dilakukan untuk mengubah 3 3 dan 4 8 ke dalam bentuk pecahan desimal. Lalu bagaimana cara yang harus kamu lakukan agar dapat mengubah dari bentuk pecahan desimal ke bentuk pecahan biasa? Berikut ini disajikan beberapa contoh mengenai hal tersebut. 1. 0,75 (7 1 1 7 5 70 5 75 ) (5 ) 10 100 10 100 100 100 100 2. 0.375 (3 1 1 1 3 7 5 300 70 5 375 ) (7 ) (5 ) 10 100 1000 10 100 1000 1000 1000 1000 1000 Suatu pecahan yang mempunyai penyebut 10, 100, 1000 dan seterusnya disebut pecahan desimal. Ada dua macam pecahan desimal, yaitu: 1. Pecahan desimal yang jelas, misalnya: 1 25 35 , , dan . 10 100 100 2. Pecahan desimal yang masih harus ditentukan, misalnya: untuk 3 . Nama desimal 4 3 75 adalah 0,75 dan pecahan desimalnya adalah . 4 100 MENGUBAH BENTUK PECAHAN KE BENTUK PERSEN Perhatikan beberapa contoh berikut. 1. 1 1 50 50 50% 2 2 50 100 2. 3 3 20 60 60% 5 5 20 100 3. 75% 75 Maulana 1 75 75 : 25 3 100 100 100 : 25 4 Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik MENGUBAH BENTUK PECAHAN KE BENTUK PERMIL Perhatikan beberapa contoh berikut. 1. 7 7 50 350 350 0 00 20 20 50 1000 2. 75 0 00 75 1 75 75 : 25 3 1000 1000 1000 : 25 40 MENGUBAH BENTUK PECAHAN KE BENTUK PECAHAN CAMPURAN Perhatikan beberapa contoh berikut. 1. 2. 19 15 4 4 4 3 3 5 5 5 5 5 2 7 (6 2) 7 12 7 19 6 6 6 6 Ketika kamu mengubah bentuk pecahan ke bentuk lainnya atau sebaliknya, kamu dapat membuat pecahan dalam bentuk yang paling sederhana. Suatu pecahan dikatakan sederhana apabila pembilang dan penyebutnya tidak mempunyai faktor persekutuan lagi, kecuali 1. Misalnya, sederhanakanlah pecahan 27 27 27 : 9 3 . ! Maka 36 36 36 : 9 4 OPERASI PADA BILANGAN PECAHAN PENJUMLAHAN PECAHAN Dalam operasi penjumlahan ada dua hal penting yang harus diperhatikan. Pertama, ketika kamu akan menjumlahkan pecahan dengan penyebutnya yang telah sama, maka kamu dapat secara langsung menjumlahkan pembilangpembilangnya saja. Maulana Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik Contoh 7.1.9: 2 6 26 8 5 5 5 5 Kedua, ketika kamu akan menjumlahkan pecahan dengan penyebutnya yang tidak sama, maka kamu harus mengubah dulu pecahan tersebut sehingga penyebutnya yang baru merupakan kelipatan persekutuan terkecil dari penyebut-penyebut semula. Contoh 7.1.10: 2 4 2 5 4 3 10 12 22 3 5 3 5 5 3 15 15 15 Agar lebih mudahnya, perhatikan formula berikut ini: a c ac b b b a c ad cb b d bd SIFAT PENJUMLAHAN PADA PECAHAN 4. Sifat Komutatif Penjumlahan a c c a b b b b 5. Sifat Asosiatif Penjumlahan a c d a c d ( ) ( ) b b b b b b PENGURANGAN PADA PECAHAN Perhatikan contoh berikut. Maulana Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik 1. 5 4 1 8 8 8 2. 3 2 3 8 2 7 24 14 10 7 8 7 8 7 8 56 56 56 Agar lebih mudahnya, perhatikan kedua formula berikut ini: a c ac b b b a c ad cb b d bd SIFAT PENGURANGAN PADA PECAHAN Pengurangan Pecahan Tidak Bersifat Komutatif a c c a b b b b PERKALIAN PECAHAN Pada operasi perkalian pecahan berlaku pengerjaan-pengerjaan seperti berikut ini. 1. a 1 a b b Contoh: 2 1 2 5 5 2. 1 1 1 1 a b a b ab Contoh: 1 1 1 4 3 12 3. p q pq a b ab Contoh: 2 1 2 1 2 5 12 5 12 60 SIFAT OPERASI PERKALIAN PADA PECAHAN 1. Sifat Komutatif Perkalian a c c a b d d b Maulana Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik 2. Sifat Asosiatif Perkalian a c p a c p ( ) ( ) b d q b d q 3. Sifat Distributif Perkalian terhadap Penjumlahan a c p a c a p ( ) ( )( ) b d d b d b d 4. Sifat Distributif Perkalian terhadap Pengurangan a c p a c a p ( ) ( )( ) b d d b d b d 5. Sifat Perkalian Pecahan dengan Bilangan 1 a a 1 b b 6. Sifat Perkalian Pecahan dengan Bilangan 0 a a 0 0 0 b b 7. Sifat Urutan Pecahan a c ad cb b d PEMBAGIAN PECAHAN Dalam operasi pembagian pecahan, sembarang a c dan dengan b 0 dan b d d 0 berlaku: a a d a d a c b a d : b c b c , c c d b d 1 b c d d c Maulana d c adalah kebalikan dari c d Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik Contoh: 3 5 3 2 6 : 7 2 7 5 35 PEMANGKATAN PECAHAN a a a a a ( ) n .... , b b b b b b 0 , n bulat positif. Sifat-Sifat Pemangkatan Pecahan: a a a 2 2 2 2 1. ( ) m ( ) n ( ) m n Contoh: ( ) 2 ( ) 4 ( ) 2 4 ( )6 b b b 3 3 3 3 a a a 2. ( ) m : ( ) n ( ) m n b b b 2 2 2 2 Contoh: ( ) 4 : ( ) 2 ( ) 4 2 ( ) 2 3 3 3 3 a a 3. [( ) m ]n ( ) m n b b 2 2 2 Contoh: [( ) 2 ]4 ( ) 2 4 ( )8 3 3 3 OPERASI PADA BILANGAN DESIMAL PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PADA BILANGAN DESIMAL Pada operasi penjumlahan dan pengurangan, kamu perlu memperhatikan dua hal penting, yaitu tanda koma diletakkan dalam satu lajur dan angka ratusan, puluhan, satuan, persepuluhan, perseratusan dan seterusnya diletakkan pada satu lajur pula. Contoh 7.1.11: a. 0,653 + 0,383 = …….. b. 0,789 – 0,123 = ……… Jawaban: a. 0,653 0,383 1,036 Maulana b. 0,789 + 0,123 – 0,666 Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik PERKALIAN PADA BILANGAN DESIMAL Proses pengerjaan perkalian pada bilangan desimal harus memperhatikan hal berikut, yaitu banyak tempat desimal dari hasil kali diperoleh dengan menjumlahkan banyak tempat desimal dari pengali-pengalinya. Contoh 7.1.12: 0,35 0,21 dua tempat desimal 0,0735 dua tempat desimal empat tempat desimal PEMBAGIAN PADA BILANGAN DESIMAL Contoh 7.1.13: 15,235 : 0,5 ........ Jawaban: 15,235 10 152,35 30,47 0,5 10 5 Tiga aturan yang harus Anda pahami untuk proses pembulatan pecahan desimal, yaitu: 1. Untuk membulatkan bilangan sampai 1 tempat desimal, maka kamu harus memperhatikan angka di belakang koma. 2. Jika angka yang akan dibulatkan lebih dari atau sama dengan 5, maka angka di depannya bertambah satu. 3. Jika angka yang akan dibulatkan kurang dari 5, maka angka di depannya tetap. Maulana Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik Contoh 7.1.14: 1. 0,35 jika ingin dibulatkan menjadi satu angka di belakang koma (satu desimal), maka menjadi 0,4 (aturan 2). 2. 0,34 jika ingin dibulatkan menjadi satu angka di belakang koma (satu desimal), maka menjadi 0,3 (aturan 3). 3. Bilangan 163 jika dibulatkan ke puluhan terdekat menjadi 160. Kenapa? Karena angka batas pada tempat bilangan puluhan yaitu bilangan 3 kurang dari 3, maka kita kita dapat membuangnya. 4. Bilangan 165 jika dibulatkan ke puluhan terdekat menjadi 170. Mengapa? Lihat aturan 2. 5. Bila angka di belakang batas sama dengan 5 dan ada angka selain nol yang mengikutinya, tambahkan 1 pada angka di depannya. 2,725006 ke perseratusan terdekat adalah 2,73. 6. Bila angka di belakang batas sama dengan 5 dan tidak angka selain nol yang mengikutinya, genapkan angka di depannya. 5,455 ke perseratusan terdekat adalah 5,46. BENTUK BAKU Bentuk baku bilangan adalah penulisan bilangan yang menggunakan bilangan berpangkat dengan bilangan pokok 10. Penulisan bentuk baku ini biasanya digunakan untuk bilangan yang sangat besar maupun yang sangat kecil. Ada dua aturan penting dalam penulisan bentuk baku, yaitu: 1. Bentuk baku bilangan yang sangat besar dapat dinyatakan dengan a 10 n , dengan 1 a 10 dan n merupakan bilangan asli. Contoh: 283,9 2,839 100 2,839 102 2. Bentuk baku bilangan yang sangat kecil dapat dinyatakan dengan a 10 n , dengan 1 a 10 dan n merupakan bilangan asli. Contoh: 0,0000012 1,2 106 Maulana Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik Untuk mempermudah kamu dalam membuat bentuk baku dari sebuah bilangan, lakukan langkah-langkah berikut ini. 1. Tentukan nilai a. 2. Tentukan nilai n. Contoh: Tulislah bilangan 15.000.000 dalam bentuk baku! Jawab: Lakukan langkah pertama terlebih dahulu. Cari nilai a sehingga memenuhi aturan 1 a 10 . Nilai a yang memenuhi aturan tersebut adalah 1,5. Selanjutnya kita akan menentukan nilai n dengan cara menggeser tanda koma ke kanan untuk mengubah 1,5 menjadi 15.000.000. Ternyata untuk mengubah 1,5 menjadi 15.000.000 kita harus menggeser tanda koma sebanyak 7 kali yang berarti n=7. Dengan demikian kita dapat mengetahui bahwa bentuk baku dari 15.000.000 adalah 1,5 107 . Contoh 7.1.15: Tulislah bilangan-bilangan di bawah ini dalam bentuk baku! a. 5.600.000 b. 0,000095 Jawaban: a. Pertama, tentukan dahulu nilai a. Nilai a dari 5.600.000 adalah 5,6 karena 1 5,6 10 . Kemudian kita tentukan nilai n dengan cara menggeser tanda koma desimal untuk mengubah 5,6 menjadi 5.600.000. Ternyata untuk mengubah 5,6 menjadi 5.600.000 kita harus menggeser tanda koma sebanyak 6 kali yang berarti n = 6. Jadi, bentuk baku dari 5.600.000 adalah 5,6 106 . b. Nilai a dari 0,000095 adalah 9,5 karena 1 9,5 10 . Untuk mengubah 9,5 menjadi 0,000095 kita harus menggeser tanda koma ke kiri sebanyak 5 kali yang berarti n = 5. Jadi, bentuk baku dari 0,000095 adalah 9,5 105 . Maulana Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik LATIHAN 7.1 1. Jika sebuah pekerjaan dikerjakan oleh A, maka dalam satu hari pekerjaan itu selesai sepertiganya. Sedangkan bila dilakukan oleh B, maka satu pekerjaan akan diselesaikannya dalam enam hari. Jika mereka berdua melakukannya bersama-sama, berapa hari pekerjaan itu dapat diselesaikan? 2. Seorang nenek dengan 5 cucu, memiliki sebidang tanah kebun berbentuk persegi yang di dalamnya terdapat kolam berbentuk persegi pula, serta sepuluh pohon jeruk yang sama besarnya. Si nenek berpesan, “Cucu-cucuku… mungkin umur nenek tidak lama lagi… dan nenek tidak memiliki apa-apa untuk diberikan kepada kalian kecuali kebun dengan sepuluh pohon jeruknya. Tolong, kalian bagi rata kebun tersebut, hingga kalian masing-masing memperoleh luas kebun yang sama, dengan dua pohon jeruk di dalamnya…” Dapatkah Anda memecahkan masalah ini? Bagaimana caranya? Keterangan: = pohon jeruk. 3. Misalkan a dan b biangan bulat yang berbeda, sehingga: Tentukanlah nilai Maulana a ! b ab a 10b 2. b 10a Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik JAWABAN LATIHAN 7.1 1. Jika sebuah pekerjaan dikerjakan oleh A, maka dalam satu hari pekerjaan itu selesai sepertiganya. Sedangkan bila dilakukan oleh B, maka satu pekerjaan akan diselesaikannya dalam enam hari. Jika mereka berdua melakukannya bersama-sama, berapa hari pekerjaan itu dapat diselesaikan? Permasalahan tersebut dapat dinyatakan kembali seperti ini: Jika A mengerjakan, maka selesai 1 bagiannya dalam sehari. 3 Jika B mengerjakan, maka selesai 1 bagiannya dalam sehari. 6 Atau, pernyataan lain yang masih ekuivalen: Jika A mengerjakan, maka pekerjaan selesai dalam 3 hari. Jika B mengerjakan, maka pekerjaan selesai dalam 6 hari. Kemudian, kita akan memisalkan si A dan si B berunding untuk mengerjakan bersama-sama, sehingga terjadi percakapan seperti ini. A: “Mari kita selesaikan pekerjaan ini bersama-sama, agar kita dapat lebih cepat menyelesaikannya.” B: “Baiklah, tapi bagaimana caranya?” A: “Aku akan mulai mengerjakannya dari sebelah kiri, sedangkan kamu bekerja mulai dari sebelah kanan. Pada akhirnya nanti kita akan bertemu di pertengahan.” B: “Ide yang bagus. Ayo, kita mulai!” Dari percakapan yang sengaja kita buat tersebut, kita akan melukis modelnya berupa gambar berikut: Maulana Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik Dengan demikian, dari ilustrasi tersebut kita menemukan jawabannya, yakni jika A dan B bekerja bersama-sama, maka pekerjaan itu selesai dalam waktu 2 hari. 2. Salah satu caranya adalah di bawah ini. tentukan oleh Anda beebrapa cara lainnya! Keterangan: = pohon jeruk. 3. Misalkan a dan b biangan bulat yang berbeda, sehingga: Maka untuk menentukan nilai a adalah: b ab a 10b 2 dikali dengan b(b 10a ) b 10a a (b 10a ) b(a 10b) 2b(b 10a ) ab 10a 2 ab 10b 2 2b 2 20ab 10a 2 18ab 8b 2 0 dibagi dengan 2b 2 . Maulana ab a 10b 2. b 10a Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik 2 a a 5 9 4 0 b b a a 5 4 1 0 b b a 4 b 5 RANGKUMAN 1. Bentuk bilangan a , dengan b tidak sama dengan nol, a kita namakan b pembilang dan b kita namakan penyebut, maka bilangan tersebut dinamakan bilangan pecahan. 2. Jenis-jenis bilangan pecahan: Pecahan Biasa, Pecahan Campuran, Pecahan Desimal, Persen, Permil. 3. Dengan memperhatikan pembilang dan penyebutnya, suatu bilangan pecahan dapat kita golongkan ke dalam pecahan murni dan pecahan tidak murni. Pecahan a kita sebut pecahan murni, apabila nilai a selalu lebih kecil b daripada nilai b. Sedangkan pecahan a kita sebut pecahan tidak murni, b apabila nilai a selalu lebih besar daripada nilai b. 4. Pecahan senilai adalah pecahan-pecahan yang sama nilainya dan dapat diperoleh dengan mengalikan bilangan yang sama pada pembilang dan penyebut dari suatu pecahan. a ak a a: j atau b mk b b: j 5. Ada dua aturan penting dalam penulisan bentuk baku, yaitu: Bentuk baku bilangan yang sangat besar dapat dinyatakan dengan a 10 n , dengan 1 a 10 dan n merupakan bilangan asli. Maulana Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik Bentuk baku bilangan yang sangat kecil dapat dinyatakan dengan a 10 n , dengan 1 a 10 dan n merupakan bilangan asli. TES FORMATIF 7.1 1. Riana dan Ira ingin mengecat pagar. Riana dapat menyelesaikan pengecatan pagar oleh dirinya sendiri dalam waktu 3 jam, sedangkan Ira menyelesaikannya dalam 4 jam. Pukul 12.00 siang mereka mulai mengecat pagar bersama-sama. Akan tetapi pada suatu waktu mereka bertengkar. Mereka bertengkar selama 10 menit dan dalam masa itutidak satu pun yang melakukan pengecatan. Setelah pertengkaran tersebut, Ira pergi dan Riana mentelesaikan pengecatan pagar sendirian. Jika Riana menyelesaikan pengecatan pukul 14.25, pada pukul berapakah pertengkaran dimulai? A. 12.30 C. 13.30 B. 13.00 D. 13.45 2. Misalkan: a E. 14.00 12 2 2 3 2 10012 12 2 2 3 2 10012 dan b ... ... 1 3 5 2001 3 5 7 2003 Tentukan bilangan bulat yang nilainya paling dekat ke a – b. A. 499 C. 501 B. 500 D. 502 E. 503 1 1 1 1 1 3. 1 1 1 1 1 ... 4 5 6 n 2 n 3 A. 1 n3 C. 3( n 2) n3 B. 3 n3 D. 4 ( n 2) n3 E. 4 (n 2)( n 3) 4. Misalkan m dan n bilangan bulat positif yang memenuhi berapakah m 2 n 2 ? A. 600 Maulana C. 400 D. 100 1 1 4 , m n 7 Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik B. 576 D. 200 5. Jarak sebuah bintang dari bumi adalah 375 juta km. Nyatakan jarak tersebut ke dalam bentuk baku! A. 375 106 km C. 37,5 107 km B. 3,75 106 km D. 37,5 108 km E. 3,75 108 km UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT Cocokkanlah hasil jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 7.1 yang ada di bagian belakang modul ini. Kemudian hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar dan gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1. Rumus: Tingkat Penguasaan Jumlah Jawaban Anda yang Benar 100% 5 Arti penguasaan yang Anda capai: 90% – 100% : sangat baik 80% – 89% : baik 70% – 79% : cukup – 69% : kurang Bila tingkat penguasaan Anda telah mencapai 80% ke atas, Anda dapat melanjutkan ke Kegiatan Belajar 2. Selamat dan sukses! Akan tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi lagi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum Anda kuasai. Maulana Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik KEGIATAN BELAJAR 2 PERBANDINGAN PENGANTAR Dalam Kegiatan Belajar 2 ini, materi yang dicakup antara lain adalah : Pengertian Perbandingan, Perbandungan Senilai dan Berbalik Nilai, dan Skala. Setiap kajian materi tersebut disuguhkan dalam bentuk pemecahan masalah matematik. Materi Perbandingan ini sangat erat kaitannya dengan materi yang Anda pelajari pada Kegiatan Belajar 1, yakni Pecahan. Oleh karena itu, semakin Anda menguasai materi Pecahan, akan lebih memudahkan Anda untuk menuntaskan Kegiatan Belajar 2 ini. INDIKATOR Setelah mempelajari materi dalam Kegiatan Belajar 3 ini, Anda diharapkan dapat: 1. Memahami konsep, prinsip, dan aturan-aturan dalam bahasan perbandingan dan aplikasinya. 2. Terampil melakukan pemecahan masalah matematik yang berhubungan dengan topik perbandingan. URAIAN Tahukah Anda, juara dunia Formula Satu (F-1) 2005? Pemuda Spanyol ini telah membuat rekor sebagai juara dunia F-1 termuda sepanjang sejarah. Fernando Alonso berhasil mematahkan rekor sang juara dunia sebelumnya, raja F-1 berkebangsaan Jerman, Michael Schumacher. Walaupun baru juara dunia F-1 yang pertama kalinya, tetapi Fernando Alonso membuktikan bahwa dirinya sudah mulai dapat disejajarkan dengan Michael Schumacher sekali pun yang sudah juara Maulana Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik dunia F-1 lima kali. Berapa perbandingan gelar juara yang telah diraih Alonso dan Michael Schumacher di ajang F-1? PENGERTIAN PERBANDINGAN Ajang F-1 merupakan salah satu olah raga yang paling digemari oleh sebagian besar masyarakat olah raga dunia. Siapa yang tidak kenal dengan nama besar Michael Schumacher dan Fernando Alonso yang namanya kian melambung setelah dirinya mampu menjuarai F-1 dalam usia yang masih sangat muda dalam catatan sejarah F-1. Michael Schumacher telah menjadi juara dunia sebanyak lima kali, sedangkan Fernando Alonso baru sekali merengkuh gelar juara dunia F-1. Dari informasi tersebut kita dapat membandingkan gelar juara yang pernah diraih oleh Michael Schumacher dan Fernando Alonso sebagai berikut. 1. Michael Schumacher menjadi juara dunia F-1 empat kali lebih banyak dibanding raihan gelar juara yang pernah diraih Fernando Alonso. Dalam contoh ini, kita membandingkan raihan gelar juara kedua pembalap F-1 dengan menentukan selisihnya, yaitu 5 – 1 = 4. 2. Michael Schumacher menjadi juara dunia F-1 lima kali dari yang pernah dicapai Fernando Alonso. Dalam contoh ini, kita membandingkan pencapaian juara dunia yang telah diraih oleh kedua pembalap dengan menentukan hasil baginya, yaitu 5 atau ditulis 5 : 1 . 1 Apa yang dapat Anda simpulkan sementara ini? Perbandingan adalah pembagian antara dua satuan yang sama. Contoh: Kita memiliki kemeja A dan dasi A, serta kemeja B dan dasi B. Ketika kita ingin membandingkan kedua benda tersebut dengan tepat, benda mana saja yang dapat kita bandingkan? Apakah kemeja A akan kita bandingkan dengan dasi B atau sebaliknya dasi B kita bandingkan dengan kemeja A untuk melihat dasi dan Maulana Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik kemeja mana yang lebih mahal harganya? Yang tepat, kita akan dapat membandingkan dasi atau kemeja mana yang lebih mahal jika kita membandingkan kemeja A dengan kemeja B, serta dasi A dan dasi B untuk melihat mana yang lebih mahal di antara keduanya. Perbandingan dapat dinyatakan dalam a atau a : b , dan dibaca a berbanding b, b b 0 . Adapun syarat sebuah perbandingan adalah: 1. Satuan-satuan yang diperbandingkannya sejenis. 2. Perbandingannya dibuat dalam bentuk pecahan yang paling sederhana dan dinyatakan dengan bilangan bulat positif. 3. Perbandingan dapat disederhanakan bentuknya tanpa menggunakan satuan. Contoh 7.2.1: Umur ayah adalah 40 tahun dan umur ibu adalah 35 tahun. Ayah dan ibu memiliki seorang anak yang masih duduk di bangku SMU dengan umur 17 tahun. a. Berapa perbandingan umur ayah terhadap umur ibu? b. Berapa perbandingan umur ayah terhadap anaknya yang masih duduk di bangku SMU? c. Berapa perbandingan umur ibu terhadap anak tersebut? Jawaban: Ingat, syarat sebuah perbandingan adalah satuan atau besaran yang dibandingkannya harus sejenis. Dalam contoh ini satuan/besaran yang akan kita bandingkan adalah besaran yang sejenis, yaitu besaran umur. a. umur ayah : umur ibu = 40 : 35, ditulis 40 8 . 35 7 40 . 17 35 c. umur ibu : umur anak = 35 : 17, ditulis . 17 b. umur ayah : umur anak = 40 : 17, ditulis Maulana Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik Contoh 7.2.2: Sederhanakanlah perbandingan-perbandingan berikut. a. 20 : 45 = …. b. 4 2 1 : 3 ... 6 3 Jawaban: Perhatikan cara menyederhanakan perbandingan berikut ini. a. 20 : 45 20 45 : 4:9 5 5 4 2 10 11 10 3 30 : 5 : 11 b. 1 : 3 6 3 6 3 6 11 66 Contoh 7.2.3: Jika kecepatan mobil A adalah 250 km/jam dan perbandingan antara kecepatan mobil A dan mobil B adalah 5 : 6. Berapa kecepatan mobil B? Jawaban: Kecepatan mobil A : kecepatan mobil B = 5 : 6, jika kecepatan mobil A adalah 250 km/jam, maka kecepatan mobil B adalah, kecepatan mobil A 5 kecepatan mobil B 6 5 kecepatan mobil B 6 kecepatan mobil A 6 kecepatan mobil A 5 6 kecepatan mobil B 250 300 5 kecepatan mobil B Jadi, kecepatan mobil B adalah 300 km/jam. Maulana Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik PERBANDINGAN SENILAI Agar Anda dapat memahami mengenai konsep perbandingan senilai, perhatikan tabel berikut ini. Banyak jam tangan Harga (Rp) Keterangan 1 15.000 Baris ke-1 2 30.000 Baris ke-2 3 45.000 Baris ke-3 4 60.000 Baris ke-4 5 75.000 Baris ke-5 A B Baris ke-6 Jika kita perhatikan tabel tersebut, maka kita dapat melihat bahwa besar harga untuk satu buah jam tangan dalam setiap baris adalah: 15.000 30.000 45.000 60.000 75.000 A 15.000 1 2 3 4 5 B Contoh di atas merupakan penjelasan mengenai konsep perbandingan senilai, yaitu perbandingan harga jam tangan yang jika jumlah jam tangannya terus bertambah, maka harganya pun terus bertambah pula. Perbandingan senilai merupakan suatu bentuk perbandingan yang jika salah satu besaran yang diperbandingkannya naik, maka besaran yang lainnya pun ikut naik. Sebaliknya, jika salah satu besaran yang diperbandingkan turun, maka besaran yang lainnya pun ikut turun. Ada dua cara untuk menghitung perbandingan senilai, yaitu: 1. Berdasarkan Nilai Satuan Contoh 7.2.4: Harga 3 buah komik Rp.45.000,00. Berapa harga 6 buah komik? Maulana Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik Jawaban: Untuk dapat mengetahui berapa harga 6 buah komik, kita harus mengetahui terlebih dahulu harga satuan sebuah komik. Informasi apa yang dapat kita jadikan modal untuk dapat menjawab soal itu? Perhatikan kalimat pertama pada soal, Harga 3 buah komik Rp.45.000,00. Informasi itu sangat membantu kita agar dapat menjawab permasalahan yang diajukan. Kalau harga 3 buah komik Rp.45.000,00, berapa harga sebuah komik? Harga 1 buah komik = 45.000 15.000 3 Setelah kita mengetahui bahwa harga 1 komik Rp.15.000,00, maka kita dapat mencari harga 6 buah komik sebagai berikut. Harga 6 buah komik = 6 harga 1 buah komik = 6 15.000 90.000 Jadi, harga 6 buah komik adalah Rp.90.000,00.- 2. Berdasarkan Perbandingan Cara kedua untuk menghitung perbandingan senilai adalah dengan cara perbandingan. Kita akan mencoba menyelesaikan permasalahan pada contoh soal di atas dengan cara perbandingan sebagai berikut. Banyak komik Harga (Rp) 3 45.000 6 x Perbandingan harga komik dan harganya dapat ditulis dalam bentuk 3 : 6 = 45.000 : x. Dalam bentuk yang lain dapat ditulis, menjadi: 3 x 6 45.000 Maulana 3 45.000 dan dapat diselesaikan 6 x Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik x 6 45.000 3 x 90.000 Jadi, ternyata jawabannya sama dengan cara menghitung perbandingan berdasarkan nilai satuan, yaitu Rp.90.000,00. Perbandingan senilai didasarkan pada dua cara, yaitu: 1. Berdasarkan nilai satuan. 2. Berdasarkan perbandingan. PERBANDINGAN BERBALIK NILAI Perhatikan tabel berikut ini. Kecepatan ( m det ik ) Waktu (detik) Keterangan 50 60 Baris ke-1 100 30 Baris ke-2 200 15 Baris ke-3 300 10 Baris ke-4 600 5 Baris ke-5 Kalau kita perhatikan dengan seksama, semakin besar nilai yang terdapat pada kolom kecepatan, maka nilai waktu semakin kecil. Mari kita uraikan beberapa perbandingan pada tabel di atas. Maulana Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik Kita lihat perbandingan pada baris 1 dan 2. Jika kecepatan dikali 2 (50 m det ik menjadi 100 m det ik ) , maka waktu dibagi 2 atau dikali 1 (60 detik menjadi 30 2 detik). 1. Pada baris ke-3 dan ke-6, jika kecepatan dikali 3 (200 m det ik menjadi 600 m det ik ), maka waktu dibagi 3 atau dikali 1 (15 detik menjadi 5 detik). 3 2. Pada baris ke-4 dan ke-5, jika kecepatan dikali 2 (300 m det ik menjadi 600 m det ik ), maka waktu dibagi 2 atau dikali 1 (10 detik menjadi 5 detik), dan 2 seterusnya. Pada tabel di atas, kita dapat melihat sebuah contoh mengenai konsep pebandingan berbalik nilai. Jika salah satu besaran nilainya bertambah, maka besaran lainnya yang diperbandingkan nilainya semakin berkurang. Perbandingan berbalik nilai adalah suatu bentu perbandingan yang jika salah satu besaran yang diperbandingkan nilainya bertambah, maka besaran lainnya nilainya semakin kecil. Bentuk umum perbandingan berbalik nilai: 1 a:b= a: b SKALA Apakah kamu pernah menggambar peta? Apakah kita mengambarkan suatu wilayah pada peta dengan ukuran yang sebenarnya? Ternyata tidak, karena dalam menggambar sebuah peta menggunakan konsep perrbandingan senilai, di mana perbandingan antara jarak-jarak wilayah yang digambarkan dalam peta dan jarak yang sesungguhnya adalah sama. Dalam sebuah peta, kita sering menemukan Maulana Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik istilah skala. Skala adalah perbandingan antara ukuran gambar pada peta dan ukuran benda sesungguhnya. Apa artinya 1 : 2.500.000? Arti dari 1 : 2.500.000 yang terdapat pada peta adalah bahwa dalam setiap 1 cm pada gambar mewakili 2.500.000 cm pada ukuran sebenarnya. Contoh 7.2.5: Tentukan skala pada peta, jika jarak 2 cm pada peta mewakili jarak 5 km! Jawaban: Skala = ukuran gambar : ukuran sebenarnya = 2 cm : 5 km = 2 cm : 500.000 cm = 1 : 250.000 Jadi, skala pada peta tersebut adalah 1 : 250.000. LATIHAN 7.2 1. Di suatu padang rumput, Syahda dan Ria melihat sekumpulan hewan ternak yang terdiri dari kambing dan ayam. Secara keseluruhan, Syahda melihat 13 ekor hewan. Sedangkan Ria melihat 38 kaki hewan. Berapa perbandingan jumlah kambing dan ayam yang ada di padang rumput tersebut? 2. Suatu gambar peta kota berskala 1 : 200. Tentukan jarak pada gambar peta kota tersebut jika jarak sebenarnya 8,5 km! 3. Sebuah bak mandi dapat terisi air penuh jika menggunakan 80 timba air dengan volume 12 liter. Berapa timba air yang diperlukan untuk mengisi bak mandi dengan volume 15 liter? JAWABAN LATIHAN 7.2: 1. Untuk menjawab permasalahan tersebut kita gunakan variabel yang kita susun menjadi persamaan sesuai dengan permasalahan. Misalnya kambing Maulana Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik dilambangkan dengan k dan ayam diberi lambang a, dan ingat bahwa kaki seekor kambing ada 4, serta seekor ayam mempunyai 2 kaki. Dari sini kita memperoleh suatu sistem persamaan linear: 4k 2a 38 k a 13 Kita dapat menyelesaikan sistem persamaan linear tersebut dengan berbagai cara, misalnya substitusi, eliminasi, grafik, atau gabungan antara subtitusi dan eliminasi. Mari kita selesaikan masalah ini! 4k 2a 38 dan k a 13 a 13 k sehingga: 4k 2(13 k ) 38 4k 26 2k 38 4k 2k 38 26 2k 12 k 6 Nilai k = 6 kita substitusikan ke dalam k a 13 sehingga: 6 a 13 a 13 6 a7 Jadi, hewan yang ada di padang rumput adalah 6 ekor kambing dan 7 ekor ayam. 2. Ukuran gambar = skala ukuran sebenarnya = 1 8,5km 200cm = 850000cm 4250cm 200cm Jadi, jarak gambar pada peta berskala 1 : 200 dengan jarak sebenarnya 8,5 km adalah 4250 cm. Maulana Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik 3. Untuk menjawab permasalahan pada nomor 3, silkan Anda perhatikan uraian berikut ini: Timba air Volume liter 80 12 x 15 Cara I (menggunakan perbandingan), yaitu: 80 12 x 15 x 12 80 15 15 x 12 80 x 12 80 15 x 64 Jadi, untuk dapat memenuhi bak mandi dengan volume 15 liter, kita membutuhkan 64 timba air. Cara II (menggunakan hasil kali), yaitu: Sebuah bak mandi dapat terisi penuh 80 12 liter = 960 liter. Jika kita ingin mengisi penuh bak mandi dengan timba bervolume 15 liter, maka kita membutuhkan 960 64 timba air. 15 Perbandingan senilai didasarkan pada dua cara, yaitu: 1. Berdasarkan perbandingan 2. Berdasarkan hasil kali Maulana Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik RANGKUMAN Perbandingan adalah pembagian antara dua satuan yang sama. Perbandingan dapat dinyatakan dalam a atau a : b , dan dibaca a berbanding b b, b 0 . Adapun syarat sebuah perbandingan adalah: Satuan-satuan yang diperbandingkannya sejenis. Perbandingannya dibuat dalam bentuk pecahan yang paling sederhana dan dinyatakan dengan bilangan bulat positif. Perbandingan dapat disederhanakan bentuknya tanpa menggunakan satuan. Perbandingan senilai merupakan suatu bentuk perbandingan yang jika salah satu besaran yang diperbandingkannya naik, maka besaran yang lainnya pun ikut naik. Sebaliknya, jika salah satu besaran yang diperbandingkan turun, maka besaran yang lainnya pun ikut turun. Perbandingan berbalik nilai adalah suatu bentu perbandingan yang jika salah satu besaran yang diperbandingkan nilainya bertambah, maka besaran lainnya nilainya semakin kecil. Bentuk umum perbandingan berbalik nilai: a:b= a: 1 b Skala adalah perbandingan antara ukuran gambar pada peta dan ukuran benda sesungguhnya. Maulana Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik TES FORMATIF 7.2 1. Suatu peta berskala 1 : 600.000. Berapakah jarak sebenarnya antara 2 kota jika jarak pada peta 18 mm? A. 10,5 km C. 10,7 km B. 10,6 km D. 10,8 km. E. 10,9 km 2. Sebuah saluran air seharusnya dibuat dengan menggunakan pipa berdiameter 10 cm. Tetapi yang tesedia hanya pipa-pipa berdiameter 3 cm. agar kapasitas saluran tidak lebih kecil daripada yang diinginkan, berapa banyak pipa 3 cm yang perlu dipakai untuk mengganti satu pipa 10 cm. A. 10 C. 12. B. 11 D. 13 E. 14 3. Sebuah segitiga sama sisi, sebuah lingkaran, dan sebuah persegi memiliki keliling yang sama. Di antara ketiga bangun tersebut, manakah yang memiliki luas terbesar? A. Lingkaran. B. Segitiga sama sisi C. Persegi D. Lingkaran dan persegi E. Segitiga sama sisi dan persegi 4. Dalam suatu lingkaran berpusat di O yang luasnya L dibuat lingkaran yang sepusat dengan jari-jari setengah dari jari-jari lingkaran luarnya. Luas lingkaran kelima adalah... Maulana Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik A. 1 L 4 C. 1 L 32 B. 1 L 16 D. 1 L 64 E. 1 L. 256 5. Perhatikan gambar berikut: Segitiga ABC sama sisi dan luasnya 1 satuan. Di dalam segitiga ABC dibuat segitiga dengan titik sudutnya berimpit dengan pertengahan sisi-sisi segitiga pertama. Begitu seterusnya. Tentukan luas segitiga keenam! A. 1 4096 B. 1 1024 Maulana . C. 1 729 D. 1 64 E. 1 32 Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT Cocokkanlah hasil jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 7.2 yang ada di bagian belakang modul ini. Kemudian hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar dan gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2. Rumus: Tingkat Penguasaan Jumlah Jawaban Anda yang Benar 100% 5 Arti penguasaan yang Anda capai: 90% – 100% : sangat baik 80% – 89% : baik 70% – 79% : cukup – 69% : kurang Bila tingkat penguasaan Anda telah mencapai 80% ke atas, Anda dapat melanjutkanke BBM selanjutnya (BBM 8). Selamat dan sukses! Akan tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi lagi Kegiatan Belajar 2 BBM 7 ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai. Maulana Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 7.1 1. Jawaban: B. 13.00 Misalkan pekerjaan tersebut adalah x. VR x x dan V I 3 4 Misalkan mereka bertengkar setelah t jam mengecat bersama-sama, maka: 1 V DUA DUANYA .t V R 2 t x 4 x 1 x x .t . 2 t x 3 4 3 4 7x 3 1 .t x. t x 12 4 3 7 t 12 3 t 12 t 1 3 1 t 1 4 3 1 4 Jadi, keduanya mulai bertengkar mulai pukul: 12.00 + 1.00 = 13.00. 2. Jawaban: C. 501 12 2 2 3 2 10012 12 2 2 3 2 10012 ... a b ... 1 3 5 2001 3 5 7 2003 ab 12 2 2 3 2 2 2 10012 1000 2 ... 1 3 5 5 2001 2001 a b 1 1 1 1 ... a b 1001 (1001,5 0,5) 1001 2003 a b 500,5 Maulana 1001 1001 2003 1 1001 2 2003 Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik Bilangan bulat yang nilainya paling dekat ke a – b adalah 501. 3 1 1 1 1 1 3. Jawaban: B. 1 1 1 1 1 4 5 6 n 2 n 3 n 3 4. Jawaban D. 200. Misalkan m dan n bilangan bulat positif yang memenuhi berapakah m 2 n 2 . 1 1 4 m n 7 1 1 4 m n 7 1 1 7 1 m n 14 14 1 1 1 1 m n 2 14 diperoleh m = 2 dan n = 14. Jadi m 2 n 2 2 2 14 2 4 196 200 . 5. Jawaban: E. 375 juta km = 375.000.000 km = 3,75 108 km KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 7.2 1. Jawaban: D. 10,8 km. Ukuran sebenarnya = ukuran gambar : skala = 18 mm : 1 600.000cm = 1,8 cm : 1 600.000cm = 1,8 cm 600.000cm 1 = 1.080.000 cm = 10,8 km Maulana 1 1 4 , m n 7 Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik Jadi, jarak sebenarnya antara dua kota dengan skala peta 1 : 600.000 dan jarak pada peta 18 mm adalah 10,8 km. 2. Jawaban: C. 12. Misalkan n adalah jumlah pipa kecil yang diperlukan. n luas pipa kecil ≥ luas pipa besar 2 1 1 n 3 10 2 2 n 2 9 25 4 n 25 4 9 n 12 3. Jawaban: A. Lingkaran. Misalkan keliling = 12x. Setiap sisi segitiga = 4x Luasnya = 4 x 2 3 . Setiap sisi persegi = 3x Luasnya = 9x2. Lingkaran Keliling = 12x = 2R R Sehingga luas lingkaran = R 2 11,1x 2 4. Jawaban: E. 1 L. 256 L1 R 2 L 1 1 L2 ( R) 2 L 2 4 1 1 L3 ( R ) 2 L 4 16 1 1 L5 ( R ) 4 L 4 256 Maulana 6x Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik 5. Jawaban: B. 1 1024 Cara yang digunakan mirip dengan nomor 4. Glosarium assosiative commutative desimal distributive permil persen skala : sifat pengelompokkan : sifat pertukaran : dihubungan dengan atau didasarkan pada pokok sepuluh : sifat penyebaran : dibagi seribu : dibagi seratus : skala adalah perbandingan antara ukuran gambar pada peta dan ukuran benda sesungguhnya DAFTAR PUSTAKA Bryant, V. (1993). Aspectcs of Combinatorics: A Wide Ranging introduction. Cambridge: Cambridge University Press. Cabrera, G.A. (1992). A Framework for Evaluating the Teaching of Critical Thinking. Education 113 (1) 59-63. Copi, I.M. (1972). Introduction to Logic. New York: Macmillan. Durbin, J.R. (1979). Modern Algebra. New York: John Wiley & Sons. Gerhard, M. (1971). Effective Teaching Strategies With the Behavioral Outcomes Approach. New York: Parker Publishing Company, Inc. Lipschutz, S. (1981). Set Theory and Related Topics. Schaum Outline Series. Singapore: McGraw Hill International Book Company. Naga, D.S. (1980). Berhitung, Sejarah, dan Pengembangannya. Jakarta: PT. Gramedia. Purcell, E.J. dan Varberg, D. (1996). Kalkulus dan Geometri Analitis. Jakarta: Erlangga. Maulana Modul 7 Pemecahan Masalah Matematik Ruseffendi, E.T. (1984). Dasar-dasar Matematika Modern untuk Guru. Bandung: Tarsito. Ruseffendi, E.T. (1991). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Potensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito. Suryadi, D. (2005). Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Tidak Langsung serta Pendekatan Gabungan Langsung dan Tidak Langsung dalam Rangkan Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematik Tingkat Tinggi Siswa SLTP. Disertasi Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan. Thomas, D.A. (2002). Modern Geometry. California, USA: Pacific Grove. Wheeler, R.E. (1992). Modern Mathematics. Belmont, CA: Wadsworth. Maulana