36. Hand Foot and Mouth Disease Definisi : Penyakit tangan

advertisement
36.
Hand Foot and Mouth Disease
Definisi : Penyakit tangan-kaki-dan-mulut adalah infeksi virus yang
bersifat akut, self limiting, menular dari satu orang ke orang
lain.
Etiologi : Virus Coxsakie A16, terkadang disebabkan oleh strain lain.
Gambaran Klinis :
- Menyerang anak anak dan dewasa muda
- Sering muncul pada musim panas
- Sering menimbulkan epidemi
- Terdapat gejala prodromal : demam, mulut terasa panas
- Pada telapak terdapat rash  Makula merah  vesikel
- Pada rongga mulut terdapat makula merah  vesikel  ulser
- Selalu ada manifestasi oral : vesikel kecil (berjumlah 5-30) yang
cepat pecah  meninggalkan ulserasi dangkal yang nyeri
(berdiameter 2-6mm) dan dikelilingi oleh lingkaran merah.
- Lesi pada kulit : paling sering pada tepi lateral dan permukaan
dorsal jari tangan dan kaki berupa vesikel kecil kecil yang
dikelilingi oleh garis kemerahan tipis. Dapat ditemukan di
telapak tangan, telapak kaki dan pantat.
- Penyakit berlangsung selama 5-8 hari.
DD :
- ulkus aftosa
- Infeksi herpes simpleks
- Infeksi varicella zoster
- Herpangina
- Gingivostomatitis herpetika
Perawatan :
- Self limiting 1-2 minggu
- Perawatan suportif
- Batasi kontak dengan orang lain
37.
Hemangioma
Definisi : merupakan proliferasi pembuluh darah yang jinak dan
relatif umu terjadi, terutama pada anak anak.
Etiologi : Perkembangan
Gambaran Klinis :
- Terdapat 2 bentuk utama hemangioma ; Kapiler dan Kavernosa.
- Bentuk kapiler : tampak sebagai daerah kemerahan yang datar
berisi kapiler kecil kecil dalam jumlah banyak.
- Bentuk kavernosa : tampak sebagai lesi yang lebih tinggi
dibandingkan sekitarnya, berwarna merah tua dan terdiri dari
sinus sinus yang mengalami dilatasi dan berisi darah.
- Ciri khas dari hemangioma adlah menghilangnya warna merah
jika mendapat tekanan, dan warna akan timbul lagi jika tekanan
dilepaskan.
Pemeriksaan Lab : Pemeriksaan Histopatologi
DD
-
:
Granuloma Piogenikum
Limfangioma
Hematoma Traumatik
Sarkoma kaposi
Melanoma ganas
Perawatan :
- Bedah eksisi ataukrioterapi atau terapi laser.
- Beberapa hemangioma kapiler dapat mereda dan sembuh
spontan.
38.
Herpangina
Definisi : Herpangina adalah infeksi virus yang bersifat akut dan self
limiting.
Etiologi : Virus Coxsakie Group A, tipe 1-6, 8, 10, 22 dan kadang
disebabkan oleh tipe lain.
Ecovirus
Gambaran Klinis :
-
-
-
Sangat menular namun terbatas. Menyebar melalui saliva yang
terinfeksi.
Memiliki onset akut berupa : demam, radang tenggorokan,
disfagia, sakit kepala, malaise diikuti oleh eritema difus dan
vesikel.
Vesikel yang terbentuk berukuran kecil, berjumlah banyak,
dengan segera akan pecah dan meninggalkan ulserasi nyeri
yang akan sembuh dalam 7-10 hari.
Ciri khas lesi ini adalah terdapat di palatum molle dan uvula,
tonsil pitar, dan dinding faring posterior.
Insidensi puncak selama musim panas dan musim gugur.
Sering menyerang anak anak dan dewasa muda.
Disgnosis dibuat secara ekslusif berdasarkan gambaran klinis.
DD :
- Ulkus aftosa herpetiformis
- Ulkus aftosa
- Infeksi herpes simpleks primer
- Faringitis limfonodular akut
- Eritema moltiforme
- Sindroma FAPA
- Hand-foot-mouth disease.
Perawatan : Suportif
39.
Herpes Labialis / Recurrent Intraoral Herpes Simplex Infection (RIH)
Definisi : merupakan infeksi virus herpes simplex atau bentuk
rekuren dari infeksi herpes
simplex.
Etiologi : Reaktifasi HSV 1 Laten
Faktor predisposisi : Demam, menstruasi, stress, radiasi UV,
trauma.
Gambaran Klinis :
- Herpes labialis : berlokasi pada vermilion border, RIH : Mukosa
berkeratin
- Bentuk lesi vesikel
- Herpes labialis : memiliki gejala prodromal pada area yang akan
muncul lesi yaitu muncul rasa panas atau terbakar  muncul
papul  vesikel  ulser  krusta.
- RIH : pada pasien imunokompeten. Muncul ulser dengan tepi
eritema berukuran 1-5mm, single atau kluster.
DD :
- Herpes Labialis : Eritema multiforme  Krusta kemerahan
- RIH : NUG
Ulkus traumatikus
Perawatan :
- Kurangi faktor predisposisi
- Penggunaan sun screen
- Antivirus topikal ( efektif pada masa masih gejala prodromal )
40.
Herpes Zoster
Definisi : Herpes zoster / Shingles adalah infeksi virus yang bersifat
self limiting.
Etiologi : Reaktifasi Virus Varicella zoster.
Faktor predisposisi yang sering kali menimbulkan reaktifasi
virus adaah AIDS,
leukimia, limfoma dan bentuk keganasan lainnya, radiasi,
obat obatan imuno
supresif dan sitotoksik, serta usia tua.
Gambaran Klinis :
- Daerah yang paling sering terkena adalah dermatom thorakal,
servical, trigeminal dan lumbosakral.
-
-
-
Gejala prodromal berupa : sakit kepala, pulpitis, malaise,
demam, terdapat rasa panas pada mulut, kesemutan. Terjadi
sebelum timbul lesi di mulut atau kulit, atau keduanya.
Setelah 2-4 hari, vesikel berkelompok berkembang. Dalam 2-3
hari, lesi berkembang menjadi pustula dan ulserasi akan tertutup
oleh krusta.
Lesi bertahan 2-3 minggu.
Lesi unilateral yang merupakan pola khas dari herpes zoster.
Manifestasi oral terjadi ketika cabang kedua dan ketiga nervus
trigeminus terlibat.
Komplikasi yang sering ditemukan adalah Post herpetic
trigeminal neuralgia, terkadang terjadi osteomielitis, nekrosis
tulang rahang dan tanggalnya gigi.
DD :
- Herpes simpleks
- Eritema multifome
- Pemphigus Vulgaris
- Mucous membran pemphigoid
Perawatan :
- Self limiting 2-4 minggu.
- Apabila terdapat scar berikan Analgesik dan sedatif untuk
menghilangkan nyeri.
- Acyclovir atau velacyclovir dan famcyclovir adalah obat antiviral
yg digunakan.
- Ibuprofen (bila perlu)
41.
Hiperplasia Gingiva – Akibat Leukimia
Definisi : merupakan proses inflamasi kronis yang menimbulkan
pembesaran gingiva.
Etiologi : Plak gigi
Faktor lokal dan sistemik dapat terlibat pada kerentanan
jaringan terhadap flora
mikroba dalam mulut, serta respon dari host .
Gambaran Klinis :
- Papila interdental dan marginal gingiva yang difus, merah,
membengkak dan ukurannya bertambah akibat fibromatosis
serta edema pada jaringan ikat.
- Stipling menghilangm perdarahan gingiva saat dilakukan
sentuhan ringan dan terbentuknya Pseudo pocket bahkan
setelah stimulasi lokal ringan.
- Diagnosis dibuat berdasarkan gambaran klinis.
DD :
- Gingivitis karena kehamilan
- Gingivitis karena bernafas melalui mulut
- Leukimia
Perawatan :
- Meningkatkan kesehatan dan kebersihan mulut
- Menghilangkan faktor penyebab
- Bedah rekonstruksi untuk hiperplasia yang parah
Pembesaran Gingiva akibat leukimia
Gambaran Klinis :
- Gingiva yang berwarna merah kebiruan, permukaan licin berkilat
dan konsistensinya agak padat. Hal ini terjadi karena adanya
proliferasi leukosit ke jaringan ikat.
- Rasa sakit dan perdarahan gingiva juga dialami pasien leukemia
akibat pembuluh darah yang melebar.
- Penentuan diagnosis leukemia melalui indikator pembesaran
gingiva memerlukan pemeriksaan klinis, darah, dan biopsi.
42.
Hiperplasia Gingiva – Akibat obat obatan
Definisi : Pembengkakan gingiva oleh karena obat merupakan
kelainan yang relatif umum
terjadi, disebabkan oleh karena penggunaan berbagai
macam obat.
Etiologi : Obat Phenytoin, ciclosporin dan calcium chanel blockers.
Gambaran Klinis :
-
-
-
Pertumbuhan gingiva yang berlebihan biasanya berhubungan
dengan dosis obat, lama pengobatan, konsentrasi dalam serum
dan keberadaan plak.
Marginal gingiva dan papila interdental membesar dan kenyal,
permukaan dapat halus, stipling atau berlobus, dapat disertai
inflamasi atau tanpa inflamasi.
Pembesaran gingiva dapat terlokalisata atau generalisata dan
sebagian atau seluruhnya menutupi mahkota gigi.
Pada kasus yang parah, ada kesulitan dalam mengunyah
makanan dan berbicara.
Diagnosis ditentuka berdasarkan riwayat kesehatan pasien dan
berdasarkan gambaran klinis.
DD :
- Fibromatosis gingiva herediter
- Gingivitis karena bernafas melalui mulut
- Leukimia
- Penyakit Crohn
- Amiloidosis
Perawatan :
- Meningkatkan kesehatan mulut
- Gingivektomi
- Menghentikan penggunaan obat yang merupakan penyebabnya
43.
HIV / AIDS dengan lesi oral
AIDS ( Aquired Immunodeficiency Syndrome) adalah
penyakitmenular yang disebabkan oleh virus HIV ( Human
Immunodeficiency Virus ). Virus HIV terkandung dalam darah, air
mata, saliva, ASI serta cairan tubuh dan organ orang yang terinfeksi.
Manifestasi oral dari penyakit HIV sering kali timbul banyak,
bersamaan dan rekuren.

NUG ( Necrotizinf Ulceratif Gingivitis )
-
-
-
-

Umumnya ditemukan pada pasien HIV.
Keadaan ini ditandai dengan kemunculan mendadak gingiva
yang bengkak, berdarah, berwarna merah, dan sakit yang
disertai bau mulut.
Papila interdental menjadi tumpul dan membulat, mengalami
ulserasi dan tertutup lapisan nekrotik yang berwarna abu abu,
tanpa kerusakan tulang.
Hal ini terjadi disebabkan oleh ; organisme fusiformis dan
sporochetal dan immunosupresi merupakan penyebab yang
ikut berperan disini.
Menggunaan metroidazole diberikan apabila disertai dengan
tanda tanda konstitusional berupa ; demam, lemas dan
limfadenopati.
NUP ( Necrotizinf Ulceratif Periodontitis )
-
-
NUP merupakan kerusakan perlekatan periodontal dan tulang
alveolar yang berlangsung cepat dan destruktif.
Awalnya timbul manifestasi pada bagian anterior jaringan
periodontal, kemudia menyebar ke posterior, dan memiliki
kecenderungan yang khas untuk berjalan ke daerah gigi
incisif dan molar.
Disebabkan oleh : bakteri yang berhubungan dengan
immunosupresi yang mencolok.
-
-

Kandidiasis

Ada rasa nyeri, perdarahan gingiva spontan, edema gingiva,
ulserasi dan nekrosis, kerusakan tulang alveolar yang cepat
dan tidak teratur, penyembuhan luka yang tertunda, serta
penyebaran ke mukosa lain yang berdekatan.
Perawatan yang dapat dilakukan untuk mengontron infeksi ini
adalah dengan menggunakan antibiotik.
Infeksi ringan dari jamur yang menyerang kulit atau mukosa
Disebabkan oleh : Candida Albicansyang terlalu banyak
Paling sering terjadi pada pasien HIV dan sering merupakan
manifestasi oral pertama
Infeksi biasanya bersifat kronis, berwarna merah / putih /
datar / menonjol / nodular.
Dapat mengenai setiap permukaan mucosa oral
Janis kandidiasis yang sering terjadi adalah : Eritema gingiva
linear, kandidiasis pseudomembran
Infeksi virus
- Varicella Zoster
- Citomelo virus ( CMV )
Mengenai hampir 100% pria HIV
Memiliki predileksi terhadap kelenjar saliva  Xerostomis
Pembengkakan kelenjar parotis
Ulserasi yang timbul tidak spesifik, aftosa, dapat menyerang
mukosa manapun.
Ulserasi timbul jika kadal CD4 < 100sel/mm3
- Virus Epstein-Barr dan Hairy Leukoplakia
Hairy Leukoplakia adalah lesi putih yang menonjol pada tepi
lateral lidah yang berhubungan dengan EBV dan
immunosupresi.
Lesi awal tampak seperti plak yang tersusun vertikal, putih,
besar, bilateral.

Lesi yang sudah matang dapat menutupi seluruh permukaan
lateral dan dorsum lidah serta meluas ke permukaan bukal
dan palatum.
Lesi umumnya tidak bergejala dan tidak dapat di gosok.
- Human Papiloma Virus (HPV)
Dapat memicu terjadinya papiloma squamosa, Veruka
Vulgaris, Hiperplasia epitel vocal ( penyakit Heck ) dan
kondiloma akuminata.
Keganasan pada rongga mulut
- Sarkoma Kaposi
-
Merupakan tumor proliferasi vaskular endotelial yang
terdapat pada kulit dan mukosa.
Awalnya timbul makula atau bercak merah yang tidak
bergejala.
Tumor kemudia membesar menjadi plak yang berwarna
merah kebiruan. Lesi tahap lanjut tampak berupa nodula yang
berlous lobus, berwarna ungu, yang mengalami ulserasi dan
nyeri. Sering timbul di palatum keras, gingiva dan mukosa
bukal.
Lesi sering kali multiple.
Apabila lesi mirip eritroplakia, purpura, hemangioma,
granuloma piogenik dan angiomatosis basilaris  periksa
biopsi.
Terapi radiasi lokal dan suntik obat kemotherapeuti secara
langsung atau agen sklerosing terbukti efektif.
Limfoma Non Hodgkin ( NHL )
NHL dan KSS ( Karsinoma skuamous sel ) dihubungkan
dengan infeksi HIV sebagai akibat dari imunitas yang
abnormal.
Berupa masa nodular yang berpriliferasi secara cepat
berwarna ungu pada palatal retromolar.
KSS paling sering ditemukan berupa lesi putih kemerahan
atau ulserasi pada tepi posterior lidah, dasar mulut atau
gingiva.
Perawatan yang dapat dilakukan adalah : kemoterapi dan
terapi radiasi.
44.
Infeksi Mononukleosis
Definisi : Mononukleosis Infeksiosa adalah penyakit yang ditandai
dengan demam, nyeri tenggorokan dan pembesaran kelenjar
getah bening, yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr, salah
satu dari virus herpes.
Setelah menyususp ke dalam sel-sel di hidung dan
tenggorokan, virus ini akan menyebar kelimfosit B (sel darah
putih yang bertanggungjawab terhadap
pembentukan antibodi).
Infeksi virus Epstein-Barr sering terjadi dan bisa menyerang
anak-anak, remaja dan dewasa. Sekitar 50% anak-anak
Amerika mengalami infeksi ini sebelum usia 5 tahun. Tetapi
virus ini tidak terlalu menular.
Remaja atau dewasa muda biasanya mendapatkan infeksi ini
melalui ciuman atau hubungan intim lainnya dengan orang
yang terinfeksi.
Etiologi : Virus Epstein Barr.
Virus Epstein-Barr dihubungkan dengan limfoma Burkitt,
sejenis kanker yang terjadi terutama di Afrika.
Virus ini juga berperan dalam tumor limfosit B tertentu pada
penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penerima
organ cangkokan atau penderita AIDS) dan pada beberapa
kanker hidung dan tenggorokan.
Gejala Klinis :
-
-
Pada anak-anak dibawah 5 tahun, infeksi tidak menunjukkan
gejala.
Pada remaja dan dewasa muda, bisa menimbulkan gejala,
bisa juga tidak.
Masa inkubasi (masa antara infeksi dan timbulnya gejala)
bisasanya berlangsung selama 30-50 hari.
4 (empat) gejala utamanya adalah:




Lemah
Demam
Nyeri tenggorokan
Pembengkakan kelenjar getah bening.
Tidak semua penderita mengalami keermpat gejala tersebut.
Biasanya infeksi dimulai dengan perasaan sakit (tidak enak
badan) yang berlangsung selama beberapa hari sampai 1
minggu.
Kemudian timbul demam, nyeri tenggorokan dan pembesaran
kelenjar getah bening. Biasanya demam mencapai 39,4?
Celsius, pada sore hari atau awal malam hari.
Tenggorokan bisa terasa sangat sakit dan bisa terbentuk
bahan seperti nanah di belakang tenggorokan.
Kelenjar getah bening di berbagai tempat bisa membesar,
tetapi yang paling sering adalah kelenjar getah bening leher.
Kelemahan biasanya timbul pada minggu ke2-3.
Diagnosa :
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Tetapi gejala
mononukleosis infeksiosa tidak khas, dan bisa menyerupai penyakit
infeksi lainnya.
Pemeriksaan darah bisa memperkuat diagnosis, yaitu ditemukannya
antibodi terhadap virus Epstein-Barr.
Tubuh juga biasanya menghasilkan limfosit B baru untuk
menggantikan limfosit yang terinfeksi. Limfosit ini memiliki bentuk
yang khas yang bisa dilihat melalui mikroskop.
Perawatan :
Disarankan untuk beristirahat sampai demam, nyeri tenggorokan
dan perasaan sakit hilang.
Karena ada resiko pecahnya limpa, penderita tidak boleh
mengangkat beban berat dan berolah raga selama 6-8 minggu,
meskipun tidak ditemukan pembesaran limpa.
Untuk demam dan nyeri, diberikan sindrome Reye, yang bisa
berakibat fatal.
Beberapa komplikasi, seperti pembengkakan saluran pernafasan,
bisa diobati dengan kortikosteroid.
Meskipun asiklovir bisa mengurangi jumlah virus Epstein-Barr, tetapi
efeknya terhadap gejala sangat kecil.
Kebanyakan penderita akan sembuh sempurna. Lamanya penyakit
bervariasi.
Fase akut berlangsung selama 2 minggu, setelahnya penderita bisa
melakukan aktivitas sehari-hari. Tetapi kelemahan bisa menetap
sampai beberapa minggu, bahkan lebih.
Walaupun jarang (kurang dari 1%), penyakit ini bisa berakhir dengan
kematian.
Kematian biasanya merupakan akibat dari komplikasi, seperti
peradangan otak, pecahnya limpa atau penyumbatan saluran
pernafasan.
45.
Kandidal Leukoplakia
Definisi : kandidiasis yang disebabkan oleh Kebiasaan merokok
sangat erat hubungannya sebagai factor penyerta dalam
etiologi kelainan ini. Memiliki potensi untuk berubah kea rah
keganasan
Yang paling penting diperhatikan : lesi bersifat praganas
Dalam waktu 10 tahun, 7% kasus akan berubah menjadi
ganas
Diperlukan pemeriksaan ulang jangka panjang
Gejala Klinis :
-
Rasa sakit di komisura bibir
-
Di komisura bibir ditemukan daerah berwarna putih yang
menempel cekat pada jaringan di bawahnya
- Lesi bersifat unilateral atau bilateral
- Tampilan lesi bisa halus atau berbintik-bintik
- Dapat disertai ulserasi
- Jarang senbuh sama sekali walaupun sudah digunakan
antijamur sistemik
- Pasien harus dianjurkan untuk segera menghentikan
kebiasaan merokok
Pemeriksaan :
Biopsi diperlukan untuuk menentukan diagnosis kandidal,
leukoplakia, karena mikrorganisme ditemukan intraepitel, tidak
di atas permukaan mukosa
Biopsi eksisi mungkin perlu dilakukan untuk menghilangkan lesi
bila terpi antijamur tidak berhasil
46.
Kandidiasis Atropik Kronis Tanpa Penyakit Sistemik
Faktor prediposisi yang berperan adalah tertutupnya palatum dalam
jangka waktu lama oleh pelat gigi tiruan atau pelat ortodontik
Gejala klinis :
- Biasanya tidak ditemukan gejala
- Mukosa berwarna merah menyala
- Berhubungan dengan daerah palatum yang tertutup oleh pelat
terlihat sehat dengan warna normal
- Istilah “denture sore mouth” sebenarnya kurang tepat, karena
pasien sering kali tidak mengetahui keberadaan lesi tersebut
- Merupakan infeksi candida yang paling umum ditemukan
dengan insidens 25-50% pada pemakai gigi tiruan
47.
Kandidiasis Eritematus Akut Oral Tanpa Penyakit Sistemik
Definisi : kandidiasis yang ditemukan pada pasien yang sedang
mendapatkan pengobatan steroid dan antibiotic spectrum luas.
Gejala Klinis :
- Sering kali sakit
-
48.
Mukosa mulut terlihat merah menyala. Daerah manapun
dapat terlibat, termasuk palatum, lidah, dan mukosa bukal
Kandidiasis eritematosa, yang terlihat pada pasien HIV positif,
adalah lesi bersifat kronis
Kandidiasis atrofik tampil sebagai daerah merah, biasanya
ditemukan di palatum dan dorsum lidah
Kandidiasis Pseudomembran Akut Oral Tanpa Penyakit Sistemik
Definisi : Disebut juga Oral thrush, kandidiasis pseudomembran
akut. Tampak plak / pseudomembran, putih seperti sari susu,
mengenai mukosa bukal, lidah dan permukaan oral lainnya.
Pseudomembran tersebut terdiri atas kumpulan hifa dan sel ragi, sel
radang, bakteri, sel epitel, debris makanan dan jaringan nekrotik.
Bila plak diangkat tampak dasar mukosa eritematosa atau mungkin
berdarah dan terasa nyeri sekali
Gejala Klinis :
- Dapat tanpa gejala
- Dapat menimbulkan rasa sakit dalam rongga mulut
- Kurang nyaman saat menelan
- Kandidiasis pseudomembranosa tampil sebagai bercak
putih/kuning seperti krem di mukosa mulut, dapat dilepaskan
dari jaringan di bawahnya, meninggalkan daerah yang merah
dan mudah berdarah.
49.
Karsinoma Skuamous Sel
-
-
Karsinoma skuamous sel pada rongga mulut memiliki berbagai
variasi penampilan klinis dan dapat menyerupai berbagai
penyakit sehingga sulit untuk menentukan diagnosisnya.
Pola klinis lesi ini pada umumnya berupa masa / tumor eksofitik
yang tidak beraturan.
Pada permukaan tumor dapat terjadi ulserasi, bisa juga tidak,
dapat teraba ada indurasi saat dilakukan palpasi.
50.
Untuk mendapatkan diagnosis yang tepat perlu dilakukan
pemeriksaan histopatologi.
Kista kelenjar liur

Mukosel
-
-
-
Definisi : Atau disebut juga kista mukosa merupakan lesi
yang sering terjadi pada mukosa mulut, berasal dari kelenjar
saliva minor dan duktusnya.
Etiologi : Trauma minor lokal dan ruptur pada duktus atau
obstruksi duktus akibat sumbatan pada mukosa.
Gambaran klinis ;
 Berdasarkan patogenesisnya mukosel dibagi menjadi 2
 Mukosel ekstravasasi (umum). Disebabkan oleh karena
duktus yang ruptur akibat trauma dan tumpahan musin
pada jaringan lunak disekitarnya. Mengalami insidensi
puncaknya selama dekade kedua dan ketiga.
 Kista retensi mukus (tidak umum). Disebabkan oleh
dilatasi duktus akibat obstruksi. Umumnya terjadi pada
lansia.
 Merupakan pembengkakan yang tidak nyeri, berbentuk
kubah, soliter, berwarna kebiruan atau translusen,
disertai fluktuasi, ukurannya bervariasi.
 Gejala yang umum adalah kista ini biasannya membuang
sebagian isinya, kemudian terisi kembali oleh akumulasi
cairan baru.
 Daerah yang paling sering terkena adalah bibir bawah,
biasanya di lateral, di regio gigi premolar.
 Dapat juga terkena pada mukosa pipi, lidah, dasar mulut
dan palatum molle.
Pemeriksaan : histopatologis
DD : limfangioma, hemangioma, lipoma, karsinoma
mukoepidermoid, sindrom sjorgen, kista limfoepitelial.
Perawatan : Bedah eksisi atau Cyrosurgery.

Ranula
-
-
51.
Definisi : suatu bentuk mukosel yang terjadi secara eksklusif
pada dasar mulut.
Etiologi : trauma atau obstruksi duktur
Gambaran klinis ;
 Tampak sebagai pembengkakan dengan permukaan licin,
disertai fluktuasi, tidak nyeri, pada dasar mulut pada sisi
lateral.
 Warna bervariasi dari normal hingga translusen kebiruan
 Ukuran berkisar antara 1-3cm atau >
 Diagnosis dibuat berdasarkan gambaran klinis.
DD : kista dermoid, abses, hemangioma, limfangioma, kista
limfoepitel.
Perawatan : bedah eksisi atau marsupialisasi.
Kondiloma – Akuminata
Definisi : Kondiloma akuminata adalah jenis lesi jinak yang
ditularkan secara seksual. Terutama terjadi pada regio anogenital
dan jarang terjadi di dalam mulut.
Etiologi : HPV tipe 6 dan 11.
Gambaran Klinis :
- Lesi oral tampak sebagai lesi soliter, tp sering juga multiple,
kecil, dasarnya lebar, berbatas tegas, berupa masa eksfoliatik
- Memiliki warna putih atau normal atau coklat, biasanya bersifat
rekuren, berukuran 0.5 – 1 cm.
-
Daerah yang paling sering terkena adalah mukosa bibir, lidah,
gingiva, mukosa pipi dan palatum molle.
Lebih sering terjadi pada pasien HIV.
Lesi anogenital berupa lesi diskret atau multiple, dasarnya lebar
dan bertangkai, eksfoliatif, nodul kecil yang bentuknya
menyerupai bunga kol.
Pemeriksaan ; Lab, Histopatologi, hibridisasi in situ, Polymerase
chain reaction (PCR).
DD :
-
Papiloma
Veruka vulgaris
Focal epitelial hyperplasia
Xantoma veruciform
Sialadenoma papiliferum
Focal dermal hypoplasia sindrom
Kasinoma verukosa dini
Moluskum kontangiosum
Perawatan : Bedah eksisi, cyrosurgery, laser CO2, electrocauter,
podophylin topical.
52.
Leukodema
Definisi : merupakan variasi keadaan normal
Etiologi : merupakan keadaan normal
Gambaran Klinis :
- Memiliki ciri khas berupa mukosa berwarna putih keabuan
dengan pola opaleesen.
- Permukaan lesi sedikit berkerut dan gambaran yang khas
tersebut menghilang jika mukosa diregangkan.
- Lesi biasanya terjadi bilateral di mukosa pipi, jarang ditemukan
di lidah ataupun bibir.
DD : leukoplakia, hairy leukoplakia, lichen planus
Perawatan : 53.
Leukoplakia
Definisi : merupakan istilak klinis, lesi diidentifikasikan sebagai
bercak putih atau plak yang melekat erat pada mukosa mulut
dan tidak dapat diklasifikasikan sebagai penyakit yang lain.
Ini merupakan lesi pra kanker.
Etiologi : belum diketahui secara pasti.
Faktor predisposisi : tembakau, alkohol, friksi lokal yang
kronis, candida albicans, virus papiloma.
Gambaran klinis :
- Ada 3 variasi
- Homogenus ( umum )
- Speckled ( kurang umum )
- Verukosa ( Jarang )
- Bentuk speckled dan verukosa memiliki resiko untuk berubah
jadi kanken yang lebih besar.
- Presentasi rata rata dalam perubahan menjadi ganas adalah
sekitar 4-6%
- Paling sering mengenai mukosa pipi, lidah, dasar mulut, gingiva,
bibir bawah.
Pemeriksaan : histopatologis
DD : lichen planus, stomatitis kontak akibat kayu manis,
kandidiasis, hairy leukoplakia, reaksi lichen planus, gigitan kronis,
keratosis krn tembakau, leukodema, chemical burn, stomatitis
uremia, graf kulit, beberapa genodermatosis dan lupus eritematosis
Perawatan : eliminasi atau menghentikan faktor predisposisi,
senyawa retinoid sistemik. Eksisi bedah merupakan perawatan
pilihan.
Download