BAB III

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu fungsi pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang
bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Pasar
modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat menjadi media pertemuan
antara investor dan industri. Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk
bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan
investasi dan tingkat return yang akan diperoleh dari investasi tersebut. Perasaan aman
ini diantaranya diperoleh karena para investor memperoleh informasi yang jelas, wajar,
dan tepat waktu sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasinya. Return
memungkinkan investor untuk membandingkan keuntungan aktual ataupun keuntungan
yang diharapkan yang disediakan oleh berbagai investasi pada tingkat pengembalian
yang diinginkan. Disisi lain, return pun memiliki peran yang sangat signifikan dalam
menentukan nilai dari suatu investasi.
Laporan keuangan adalah salah satu sumber potensial yang lazim digunakan oleh
para investor sebagai dasar pengambilan keputusan penanaman modal, adanya
informasi yang dipublikasikan akan merubah keyakinan para investor, hal ini dapat
dilihat dari reaksi pasar, harga saham, dan reaksi tingkat keuntungan, laporan keuangan
dikatakan mempunyai kandungan informasi apabila dengan dipublikasikannya laporan
keuangan akan menyebabkan para investor bereaksi untuk melakukan penjualan atau
1
pembelian saham, selanjutnya reaksi tersebut akan tercermin dalam perubahan return
saham diseputar tanggal publikasi laporan keuangan.
Manfaat laporan keuangan tersebut menjadi optimal bagi investor apabila investor
dapat menganalisis lebih lanjut melalui analisis rasio keuangan. Rasio keuangan
berguna untuk memprediksi keuangan perusahaan dan sebagai pedoman bagi investor
mengenai kinerja masa lalu, sekarang dan masa mendatang.
Rasio keuangan yang berasal dari laporan keuangan ini sering disebut faktor
fundamental perusahaan. Rasio yang terdapat dalam laba (profitabilitas), terutama
diantaranya yaitu return on assets (ROA) dan return on equity (ROE).
Banyak masyarkat menginvestasikan modalnya di industri properti dikarenakan
harga tanah yang cenderung naik. Penyebabnya adalah supply tanah bersifat tetap
sedangkan demand akan selalu besar seiring pertambahan penduduk dan harga tanah
bersifat rigid, artinya penentu harga bukannlah pasar tetapi orang yang menguasai
tanah.
Investasi di bidang properti pada umumnya bersifat jangka panjang dan akan
bertumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Namun sejak krisis ekonomi tahun
1998, banyak perusahaan pengembang mengalami kesulitan karena memiliki hutang
Dollar Amerika dalam jumlah besar, suku bunga kredit melonjak hingga 50% sehingga
pengembang kesulitan membayar cicilan kredit.
Menurunya kinerja perusahaan akan direspon investor di pasar modal sehingga
mempengaruhi harga pasar saham. Namun pada tahun 2004, bisnis properti mengalami
masa kejayaan seperti tahun 1996, dikarenakan siklus perkembangan properti setiap
tujuh tahun sekali mengalami perubahan. Tahun 2008 properti mencapai puncaknya
2
dan menuju titik balik sehingga developer sudah mengantisipasi kemungkinan risiko
yang muncul di periode akan datang. Pertumbuhan industri properti secara sektoral
diikuti pula kenaikan saham-saham properti di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Berdasarkan pembahasan tersebut penulis tertarik untuk mengambil judul ini
sebagai bahan analisis dengan judul: “ANALISIS PENGARUH ROA DAN ROE
TERHADAP RETURN SAHAM PADA INDUSTRI PROPERTY DAN REAL
ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA (2005-2006)”.
B. Perumusan Masalah
Sebagaimana telah diuraikan dalam latar belakang tersebut, untuk itu penulis
merumuskan permasalahan pada: Apakah terdapat pengaruh yang signifikan ROA dan
ROE terhadap return saham pada industri property dan real estate di Bursa Efek
Indonesia tahun 2005 dan 2006?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dan manfaat yang dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui secara jelas apakah ROA dan ROE berpengaruh secara
signifikan terhadap return saham pada industri property dan real estate tahun 2005
dan 2006?
3
2. Manfaat penelitian
a. Bagi penulis
Untuk menambah pengetahuan dan menerapkan ilmu yang selama ini telah
didapat serta sebagai bahan perbandingan antara teori yang penulis dapatkan
dengan kenyataan yang diterapkan dalam dunia kerja yang sesungguhnya.
b.Bagi investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi investor dan calon investor
sebagai pertimbangan bagi investor dalam analisis fundamental yang dilakukan
untuk mengambil keputusan investasi.
c. Bagi pembaca
Sebagai bahan masukan atau bacaan untuk menambah wawasan dan pengetahuan
serta sebagai bahan referensi atau perbandingan.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Laporan Keuangan
1. Pengertian laporan keuangan
Laporan keuangan menurut Accounting Principle Board (APB) Statement No.4
mendefinisikan laporan keuangan sebagai berikut:
Laporan keuangan adalah informasi yang diakumulasi dan proses dalam
akuntansi keuangan dan secara periodik diakomodasi kepada para pemakai
laporan keuagan dirancang untuk memenuhi kebutuhan para pemakainya,
terutama para pemilik dan kreditur.
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu
perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan
merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomi
suatu perusahaan.
Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi bagi analis dalam
proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi
keuangan, hasil usaha perusahaan dalam periode dan arus kas perusahaan dalam
periode tertentu.
2. Tujuan laporan keuangan
Tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna
untuk pengambilan keputusan ekonomi. Para pemakai laporan akan menggunakannya
untuk meramalkan, membandingkan dan menilai dampak keuangan yang timbul dari
keputusan ekonomi yang diambilnya. Informasi mengenai dampak keuangan yang
timbul tersebut sangat berguna bagi pemakai untuk meramalkan, membandingkan dan
5
menilai arus kas. Seandainya nilai uang tidak stabil, maka hal ini harus dijelaskan
dalam laporan keuagan. Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila yang
dilaporkan tidak saja aspek kuantitatif saja tetapi mencakup penjelasan-penjelasan
lainnya yang dirasa perlu dan informasi ini harus factual dan dapat diukur secara
objektif.
Menurut PSAK No.1 tujuan laporan keuangan adalah:
Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat begi sejumlah
besar pemakaian dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama
sebagai besar pemakai, namun demikian laporan keuangan tidak menyediakan semua
informasi yang mungkin dibutuhkan dalam pengambilan keputusan ekonomi karena
secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian dimasa lalu dan tidak
diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.
Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen atau
pertanggung-jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggung-jawaban
manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi.
Keputusan ini misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka
dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti
manajemen.
Menurut APB Statement No.4 tujuan laporan keuangan digolongkan sebagai
berikut:
6
a. Tujuan khusus
Laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha
dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
b. Tujuan umum
(1)
Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi
dan kewajiban perusahaan dengan maksud untuk menilai kekuatan dan
kelemahan perusahaan, menunujukan posisi keuangan dan investasinya,
menilai
kemampuan
untuk
menyelesaikan
uatang-utangnya
serta
menunjukan kemampampuan sumber-sumber kekayaannya yang ada untuk
pertumbuhan perusahaan.
(2)
Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih
yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba dengan maksud
memberikan gambaran tentang deviden yang diharapkan pemegang saham,
menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban kepada
kreditur, supplier, pegawai, pajak, mengumpulkan dana untuk perluasan
perusahaan, memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan
dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengawasan, menunjukan
tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan laba dalam jangka panjang.
(3)
Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi
perusahaan dalam menghasilkan laba.
7
(4)
Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan
kewajiban.
(5)
Mengungkapan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai
laporan.
c. Tujuan kualitatif
(1)
Relevance, memilih informasi yang benar-benar dapat membantu pemakai
laporan dalam proses pengambilan keputusan.
(2)
Understandability, informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang
penting tetapi juga harus informasi yang dimengerti para pemakainnya.
(3)
Verifiability, hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang
akan menghasilkan pendapat yang sama.
(4)
Neutrality, laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak yang
berkepentingan. Informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan pihakpihak tertentu saja.
(5)
Timelines, laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan
keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat.
(6)
Comparability, informasi akuntansi harus dapat saling dibandingkan artinya
akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan
maupun perusahaan lain.
(7)
Completeness, informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup semua
kebutuhan yang layak dari para pemakai.
Kelompok pemakai laporan keuangan dibagi menjadi dua kelompok utama yaitu :
8
a. Pemakai internal, membutuhkan informasi untuk membatu merencanakan dan
mengendalikan kegiatan serta mengalokasikan sumber daya perusahaan.
b. Pemakai eksternal, membutuhkan informasi untuk menilai kemungkinan sumber
daya perusahaan.
Ada empat karakterisitk kualitatif pokok dari informasi keuangan agar berguna
bagi para penyusun laporan keuangan, pemakai laporan keuangan maupun auditor,
yaitu:
a. Dapat dipahami, kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan
keuangan adalah kemudahannya untuk segera dipahami oleh para pemakai. Untuk
maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang
aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari
informasi dengan ketekunan yang wajar.
b. Relevan, informasi memiliki relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai dengan membantu mereka mnegevaluasi peristiwa masa lalu,
masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka
dimasa lalu.
Informasi relevan dikaitkan dengan nilai umpan balik dan nilai prediktif informasi
tersebut artinya informasi yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki atau
menyesuaikan perkiraan awal, sedangkan nilai prediktif adalah informasi yang
dapat digunakan untuk memperkirakan keputusan yang akan diambil pada masa
yang akan datang.
c. Keandalan, agar dapat bermanfaat informasi harus handal (reliable), jadi
informasi harus memiliki kualitas.
9
d. Dapat diperbandingkan, pemakai harus dapat memperbandingkan laporan
keuangan
perusahaan
antar
periode
maupun
antar
perusahaan
untuk
mengindentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja perusahaan.
Laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi
keuangan, catatan dalan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan, disamping juga ternasuk jadwal dan informasi tambahan
yang berkaitan dengan laporan tersebut.
Neraca dimaksudkan untuk menyajikan keadaan keuangan perusahaan pada tanggal
tertentu sesuai dengan prisnsip akuntansi yang berlaku umum. Neraca tersebut
menyajikan tiga kelompok, yaitu, harta, utang dan modal.
Laporan laba-rugi untuk suatu periode menyajikan penghasilan, biaya, untung, rugi
dan laba/rugi bersih perusahaan yang diakui selama satu peride berdasarkan prinsip
akauntansi yang berlaku umum yang berasal dari hasil kegiatan mencari laba yang
dilakukan perusahaan selama periode itu.
Perubahan laba rugi ternyata tidak cukup untuk menggambarkan perubahan modal
suatu perusahaan selama suatu periode tertentu karena adanya perubahan yang berasal
dari sumber yang bukan dari aktivitas untuk mencari laba, maka dilengkap dengan
laporan laba ditahan dan laporan perubahan posisi keuangan. Laporan laba ditahan
menggambarkan laba bersih seperti yang tercantum dalam perhitungan laba rugi, deviden
yang dibayarkan kepada pemilik dan koreksi laba rugi periode sebelumnya. Sedangkan
laporan perubahan posisi keuangan menggambarkan sumber utama kenaikan dan
penurunan aktiva perusahaan pada suatu periode tertentu.
10
Sedangkan catatan atas laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan
yang dikeluarkan IAI dijelaskan bahwa catatan atas laporan keuangan mengungkapakan:
a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi
yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan tranaksi yang penting.
b. Informasi yang diwajibkan dalam penyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi
tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan
perubahan ekuitas.
c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi
diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
Keselurahan proses akuntansi keuangan serta penyajian laporan keuangan tersebut
diselenggarakan menurut prinsip-psinsip akuntansi yang diterima secara umum.
Pinsip-prinsip akuntansi itu diinginkan bersifat dinamis, artinya dapat menyesuaikan
diri dengan perubahan waktu, lingkungan dan kebutuhan akan informasi dari para
pemakai laporan keuangan. Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum saat ini
merupakan hasil usaha proses evolusi yang dapat diharapkan untuk dilanjutkan dimasa
akan datatang. Perubahan mungkin saja terjadi pada berbagai tingkatan dari prinsip
akuntansi yang diterima umum. Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dapat
berubah sebagai tanggapan terhadap perubahan kondisi ekonomi, sosial, IPTEK serta
terhadap permintaan pemakai agar informasi keuangan lebih bermanfaat.
11
B. Analisa Rasio Keuangan
Analisa Rasio (Ratio Analysis) adalah salah satu cara untuk menghitung dan
menginterpretasikan rasio keuangan untuk menganalisa dan melihat kinerja
perusahaan dari laporan keuangan perusahaan.
Analisa rasio dapat dilakukan secara cross section (Cross-Sectional Analysis), time
series (Time-Series Analysis), ataupun Combined Analysis (menggabungkan analisa
cross section dan analisa time series). Dengan Cross-Sectional Analysis berarti kita
membandingkan rasio keuangan perusahaan berbeda untuk waktu yang sama,
misalnya membandingkan perusahaan dengan pesaing utama ataupun dengan industri
(cara ini disebut dengan benchmarking). Dengan Time-Series Analysis, berarti kita
melakukan evaluasi atas perkembangan kinerja perusahaan melalui rasio keuangan
1. Pengertian rasio keuangan
Pengertian rasio sebenarnya adalah alat yang dinyatakan dalam aritmetical terms
yang dapat digunakan untuk menjelaskan beberapa macam data keuangan. Macamnya
rasio banyak sekali, karena rasio dapat digunakan menurut kebutuhan penganalisa.
Rasio keuangan digunakan untuk membandingkan risiko dan tingkat imbal hasil
dari berbagai perusahaan untuk membantu investor dan kreditor membuat keputusan
investasi dan kredit yang baik (White et al., 2002).
2. Macam-macam rasio keuangan
Pada dasarnya macam rasio keuangan banyak sekali, karena rasio dapat dibuat
menurut penganalisis. Apabila dilihat dari sumbernya dari mana rasio itu dibuat,
maka rasio-rasio dapat dikelompokan kedalam 5 (lima) kategori dasar, yaitu :
12
1) Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek
yang jatuh tempo. Jadi rasio likuiditas mengukur kemampuan tersebut. Rasio
likuiditas merupakan indikator yang baik apakah perusahaan memiliki masalah
dalam arus kas atau tidak. Ukuran yang sering digunakan adalah Current ratio
(CR) dan Quick (Acid-Test) Ratio (QR).
a) Current ratio
Current ratio mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendek, dan merupakan ukuran yang paling sering digunakan. Dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Current Asset
Current Ratio = ---------------------------Current Liabilities
Dalam menghitung current ratio perlu diperhatikan adanya manipulasi data
(windows dressing), dengan cara mengurangi jumlah hutang lancar yang
mungkin diimbangi dengan mengurangi aktiva lancer.
b) Quick (acid-test) ratio
Quick (acid-test) ratio adalah ukuran yang sama dengan current ratio, tanpa
memperhitungkan persediaan (persediaan adalah harta lancar yang paling
tidak likuid karena tidak mudah dijual, dan kalaupun dijual biasanya dengan
kredit/tidak tunai). Dapat dirumuskan sebagai berikut:
Current Asset - Inventory
Quick Ratio = ------------------------------------Current Liabilities
13
Ratio ini lebih akurat karena hanya membandingkan aktiva yang sangat likuid
dengan hutang lancar.
Jika current ratio lebih tinggi dibandingkan quick ratio ini menunjukan
adanya investasi yang sangat besar dalam persediaan.
2) Aktivitas
Rasio Aktivitas mengukur seberapa cepat perusahaan menghasilkan penjualan
atau cash (ditunjukkan dengan seberapa cepat beberapa account dikonversikan
menjadi penjualan/cash).
a) Inventory Turn Over (ITO)
Inventory turn over mengukur aktivitas persediaan perusahaan, ditunjukkan
dengan rumus :
Cost of Goods Sold
Inventory Turn Over (ITO) = --------------------------Inventory
b) Average Collection Period (ACP)
Average collection period menunjukkan lama waktu yang dibutuhkan untuk
mengkonversi piutang menjadi cash (menagih piutang). Dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Account Receivables
Average Collection Period = ----------------------------Average sales per day
c) Average Payment Period (APP)
Average payment period adalah lama waktu yang dibutuhkan untuk melunasi
hutang dagang perusahaan (account payable). Dapat dirumuskan sebagai
berikut:
14
Account Payable
Average Payment Period = ----------------------------------Average purchase per day
d) Total Asset Turnover (TATO)
Total asset turnover mengukur efisiensi penggunaan asset perusahaan dalam
menghasilkan penjualan, dan dihitung sebagai :
Sales
Total Asset Turnover = ------------------Total Asset
3) Leverage (Hutang)
Hutang menunjukkan adanya dana dari pihak di luar perusahaan yang
digunakan untuk menghasilkan laba. Makin besar hutang perusahaan untuk
mendanai asset, maka makin besar financial leverage (financial leverage
menunjukkan adanya beban tetap yang berasal dari fixed-cost financing -berupa
pembayaran bunga hutang- dalam menghasilkan laba perusahaan). Sehingga
dengan kata lain, makin tinggi hutang makin besar risiko perusahaan, dan makin
besar pula potensi perolehan labanya. (jadi makin tinggi risiko, makin tinggi
returnnya).
Ada dua jenis pengukuran hutang, yaitu degree of debt indebtedness dan ability to
service debt.
Degree of debt indebtedness mengukur jumlah hutang relative terhadap pos
neraca yang signifikan lainnya, misalnya debt ratio. Ability to service debt
mengukur kemampuan melakukan pembayaran yang dibutuhkan secara tetap
selama perusahaan berhutang. Jika pembayaran dilakukan untuk beban tetap,
15
maka disebut coverage ratio, misalnya times interest earned dan fixed-payment
coverage.
a) Debt ratio
Debt ratio mengukur proporsi total asset yang dibiayai oleh kreditor. Dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Total Debt
Debt ratio = -----------------------Total Assets
Makin tinggi debt ratio, makin besar financial leverage, dan makin besar
pula proporsi dana kreditor yang digunakan untuk menghasilkan laba.
b) Times Interest Earned Ratio (Interest Coverage Ratio)
Times interest earned ratio mengukur kemampuan perusahaan membayar
beban bunga. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
Earning Before Interest and Taxes
Times Interest Earned Ratio = ------------------------------------------Interest
Rasio ini mengukur risiko, maka makin kecil Times interest earned ratio
makin besar risikonya (tidak mampu membayar bunga hutang). Nilai yang
dianggap baik bagi perusahaan berada di antara 3,0 – 5,0.
c) Fixed Payment Coverage Ratio
Fixed payment coverage ratio mengukur kemampuan perusahaan melunasi
semua beban tetap yang ada, misalnya pembayaran bunga dan pokok
pinjaman, sewa guna, dan dividen saham preferen. Dapat dirumuskan
sebagai berikut:
16
Earning Before Interest and Taxes + Lease Payment
Fixed-Payment = -----------------------------------------------------------------Coverage Ratio I+ L + (Principal Payment +PS Dividend) x
[1/(1-T)]
Keterangan : I = Interest
L = Lease payment
PS = Preferred Stock
T = corporate tax rate
Rasio ini mengukur risiko, maka makin kecil Fixed Payment coverage ratio
makin besar risikonya, baik bagi perusahaan maupun bagi kreditor.
Sebaliknya makin besar rasionya, makin kecil risiko perusahaan tidak
mampu menutup beban tetapnya.
4) Profitabilitas / Rentabilitas
Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Ada
banyak cara mengukur profitabilitas sehingga pengukurannya dikaitkan pada
penjualan yang dihasilkan perusahaan, asset yang digunakan, maupun investasi
yang dilakukan pemegang saham.
a) Gross profit margin
Gross profit margin mengukur prosentase laba yang diperoleh sesudah
perusahaan menghasilkan produk. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
Sales – Cost of Goods Sold
Gross profit
Gross Profit Margin = ------------------------------------ = -------------------Sales
Sales
b) Operating profit margin
Operating profit margin mengukur prosentase laba yang diperoleh sesudah
perusahaan membayar semua biaya produksi dan biaya operasi (berarti tidak
termasuk pembayaran biaya bunga, pajak dan dividen saham preferen).
17
Operating profit margin dapat dikatakan sebagai ukuran laba yang
sebenarnya.
c) Net profit margin
Net profit margin mengukur prosentase laba yang diperoleh sesudah
perusahaan membayar semua biaya-biaya yang terjadi, termasuk biaya bunga,
pajak dan dividen saham preferen. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
Earning available for common stockholders
Net Profit Margin = ----------------------------------------------------------Sales
Untuk melihat keberhasilan perusahaan dalam industrinya, Net profit margin
merupakan ukuran yang baik (walaupun tiap industri mempunyai ukuran yang
berbeda).
d) Earning Per Share (EPS)
Earning per share menunjukkan laba per lembar saham yang menjadi hak
pemegang saham biasa. EPS juga menjadi perhatian manajemen dan menarik
minat calon investor. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
Earning available for common stockholders
Earning Per Share = --------------------------------------------------------------Number of shares of commonstock outstanding
e) Return on Total Assets (ROA)
Return on total assets mengukur keberhasilan manajemen menggunakan
asetnya untuk menghasilkan laba. (Dalam beberapa literature, ROA sering
disebut sebagai Return on Investment – ROI). Dapat dirumuskan sebagai
berikut:
18
Earning available for common stockholders
Return on Total Assets = -------------------------------------------------------Total Assets
Ratio ini menunjukan produktivitas dari seluruh dana perusahaan (modal
asing dan modal sendiri). Semakin tinggi ratio ini semakin baik.
f) Return on Common Equity (ROE)
Return on common equity mengukur presentase laba yang diperoleh atas
investasi yang dilakukan pemegang saham. Dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Earning available for common stockholders
Return on Common Equity = -----------------------------------------------------Common Stock Equity
.
Ratio ini menunjukan produktivitas dari dana-dana pemilik perusahaan
didalam perusahaannya sendiri. Semakin tinggi ratio ini semakin baik karena
posisi modal pemilik perusahaan semakin kuat.
5) Pasar
Rasio pasar menghubungkan nilai pasar perusahaan dengan beberapa indikator
pengukuran akunting, misalnya price earning ratio dan market to book ratio.
a) Price Earning Ratio (PER atau P/E Ratio)
Price earning ratio mengukur kesediaan investor untuk membayar setiap uang
(dollar) laba yang diperoleh perusahaan. Makin tinggi nilai PER makin tinggi
kepercayaan investor pada perusahaaan atas kinerja yang akan datang. PER
juga merupakan indikator atas nilai saham perusahaan. Dapat dirumuskan
sebagai berikut:
19
Market price per share of common stock
Price Earning Ratio = ----------------------------------------------------Earning per Share
b) Market to Book Ratio (M/B)
Market to book ratio memberikan satu penilaian tentang bagaimana investor
melihat kinerja perusahaan, yaitu dengan menghubungkan nilai pasar dengan
nilai buku perusahaan. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
Common stock Equity
Book Value per Share = ---------------------------------------------------------of common stock
Number of shares of commonstock outstanding
Market Price per share of Common Stock
Market to Book Ratio = ---------------------------------------------------Book Value per share of Common Stock
C. Saham
1. Pengertian harga saham
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling
popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika
memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan
instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu
memberikan tingkat keuntungan yang menarik.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak
(badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan
modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan,
20
klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).
Pengertian saham menurut Siamat (2004:268) adalah:
“Saham adalah surat bukti atau tanda kepemilikian bagian modal pada suatu
perseroan terbatas.”
Pengertian saham menurut buku Panduan Pemodal Seri I (2006:23) adalah:
“Bukti penyertaan modal di suatu perusahaan, atau merupakan bukti kepemilikan
atas suatu perusahaan”.
Sedangkan pengertian harga saham menurut Widoatmojo (2000:45) adalah:
1. Harga nominal (par value) adalah nilai yang ditetapkan oleh emiten, untuk
menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan.
2. Harga perdana adalah harga sebelum saham tersebut dicatatkan ke bursa
efek.
3. Harga pasar yaitu harga jual dari investor yang satu dengan investor yang
lain.
4. Harga pembukaan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli saat
jam bursa dibuka.
5. Harga penutupan adalah harga yang diminta penjual atau pembeli pada saat
akhir bursa.
6. Harga tertinggi adalah harga yang pa;ing tinggi yang terjasi pada hari bursa
itu. Harga terendah adalah harga yang paling rendah yang terjadi pada hari
bursa itu.
7. Harga rata-rata adalah perata-rata dari harga tertinggi dan terendah
8. Harga ini juga bisa dicatat untuk transaksi harian, bulanan atau tahunan.
2. Jenis-jenis saham
Terdapat dua jenis saham, yaitu:
1) Common Stock
Adalah saham yang sifat pemberian dividennya tidak tentu, dalam arti bahwa
besar dividen yang dibagikan tergantung bagaimana keuntungan yang diperoleh
21
perusahaan penerbitnya. Jika emiten sebagai perusahaan penerbit saham sedang
berada pada posisi gemilang dan sanggup memperoleh laba besar, tentu saja para
pemegang saham akan turut menikmati dividen yang besar pula sesuai dengan
porsi jumlah saham yang dimilikinya.
2) Preferred Stock
Adalah saham yang sifat pemberian dividennya bisa disepakati antara investor
dengan perusahaan penerbit saham. Dividen akan ditetapkan terlebih dahulu
melalui perjanjian penetapan penerimaan dividen dan besarnya dividen biasanya
tetap. Tetapi seandainya perusahaan sedang jatuh, pemilik saham preferen akan
dinomorduakan dari pemilik obligasi tetapi dinomorsatukan dari pemilik saham
biasa.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham
Harga pasar saham dapat berubah-ubah setiap saat. Widoatmodjo (2000:81)
menyatakan bahwa:
“Faktor utama yang menyebabkan harga pasar saham berubah adalah adanya
persepsi yang berbeda dari masing-masing investor, sesuai dengan informasi
yang dimiliki. Persepsi tersebut dicerminkan melalui kemampuannya untuk
memberikan keuntungan (rate return). Apabila sebagaian besar investor suatu
saham mempunyai persepsi bahwa rate of return saham tersebut tidak memadai
lagi, maka mereka akan mengambi; keputusan untuk menjualnnya. Kalau ini
terjadi maka, harga saham akan menurun”
Dan faktor-faktor yang mempengaruhi Rate of Return (ROR) menurut
(Widoatmodjo, 2000:81-82) adalah sebagai berikut:
22
1) Tingkat pengembalian tanpa risiko
Apabila kita menginvestasikan modal kita ke alat investasi yang tidak
mengandung risiko. Di Indonesia, sarana investasi yang dianggap tidak memiliki
risiko adalah deposito dan tabungan.
2) Premi risiko
Premi risiko ini menunjukan seberapa besar kerugian investor apabila dia
menanamkan modalnya untuk pembelian saham biasa. Investor akan menanggung
risiko berupa kemungkinan masuknya pesaing baru, resesi ekonomi, atau yang
lain. Dengan menambahkan premi risiko ke dalam tingkat pengembalian tanpa
risiko, berarti investor telah berusaha meminimumkan risiko yang harus
ditanggungnya dalam investasi saham biasa, yaitu dengan menuntut tingkat
pengembalian yang lebih tinggi dari tingkat pengembalian tanpa risiko.
3) Indeks beta
Indeks beta ini menunjukan sensitivitas suatu saham terhadap keseluruhan
pergerakan harga saham. Apabila kita menginginkan ROR yang tinggi, tentu saja
kita bisa memilih saham yang indeks beta tinggi.
4) Tingkat pertumbuhan dividen
ROR saham biasa bisa datang dari dua jurusan, yaitu dividen dan capital gain.
Oleh karena ini, tingkat pertumbuhan dividen harus dimasukkan sebagai faktor
yang mempengaruhi ROR.
4. Keuntungan saham
Para investor tidak begitu saja membeli saham sebelum melakukan penelitian
terlebih dahulu terhadap emiten (perusahaan yang mengeluarkan saham). Salah satu
23
bahan pertimbangan bagi investor adalah kemampuan emiten dalam menghasilkan
laba. Jika laba meningkat, maka secara teoritis harga saham akan meningkat pula.
Harga saham akan bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran
yang terjadi atas saham tersebut. Tinggi rendahnya harga saham lebih banyak
dipengaruhi oleh pertimbangan pembeli atau penjual tentang kondisi internal dan
eksternal perusahaan.
Publikasi laporan keuangan emiten merupakan saat yang ditunggu-tunggu oleh
para investor di bursa saham karena dari laporan keuangan itulah para investor dapat
mempengaruhi perkembangan emiten, yang digunakan salah satu pertimbangan untuk
membeli atau menjual saham yang dimilikinya.
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau
memiliki saham, yaitu:
1) Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan
berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah
mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal
ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham
tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham
tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang
berhak mendapatkan dividen.
Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai artinya kepada
setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah
tertentu untuk setiap saham atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti
24
kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga
jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya
pembagian dividen saham tersebut.
2)
Capital gain
Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000
kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal
tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang
dijualnya.
5. Risiko saham
Sebagai instrument investasi, saham memiliki risiko, antara lain:
1) Capital loss
Merupakan kebalikan dari Capital gain, yaitu suatu kondisi dimana investor
menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di
beli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus
mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham. Karena takut harga
saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut
sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.
b) Risiko likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan,
atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang
saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat
25
dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari
hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara
proporsional kepada seluruh pemegang saham, namun jika tidak terdapat sisa
kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari
likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang
saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus
mengikuti perkembangan perusahaan.
Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, hargaharga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan.
Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas
saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply dan demand
atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak
faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan
industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya
makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non
ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.
6. Pengertian Return Saham
Return adalah tingkat pengembalian minimum yang dibutuhkan untuk
menarik investor agar membeli atau memiliki sekuritas. Saham suatu perusahaan
bisa dinilai dari pengembalian (return) yang diterima oleh pemegang saham
perusahaan yang bersangkutan. Return bagi para pemegang saham bisa berupa
penerimaan dividen tunai maupun adanya perubahan harga saham pada suatu
26
periode (Ross, 2002). Dalam melakukan investasi dalam pasar modal, para
investor pasti mengaharpkan return dari saham yang telah ditanamkannya.
Menurut Sugiyanto (2003:109) : return adalah hasil yang diperoleh dari
investasi. Terdapat 2 jenis return yaitu:
1) Return realisasi (realized return)
Adalah return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data
historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu
pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai
dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko di masa
datang.
2) Return ekspektasi (expected return)
Adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa mendatang.
Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sah terjadi, return ekspektasi
sifatnya belum terjadi.
Dalam penelitian ini, return yang digunakan adalah return realisasi (realized
return) karena hanya memperhitungkan return yang telah terjadi dalam proses
tertentu.
7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham
Faktor-faktor yang mempengaruhi return saham yaitu:
1) Reaksi harga saham, dimana setiap penerbitan saham baru secara temporer
akan menekan harga saham. Jika harga saham jatuh karena meningkatnya
penawaran,maka saham akan menawarkan return yang lebih tinggi dari
pada saham lain dan investor akan tertarik untuk melakukannya.
27
2) Spread yaitu perbedaan antara selisih nilai jual suatu saham dengan nilai
beli saham.
3) Rasio yaitu perbandingan jumlah saham baru yang diterbitkan dengan
jumlah saham lama yang beredar.
4) Diskon (subspread) yaitu potongan harga pemesanan saham baru.
8. Perhitungan Return Saham
Tingkat hasil pengembalian (return) merupakan seberapa besarnya penerimaan
yang diterima dari suatu investasi dengan biaya investasi awalnya. Tingkat hasil
pengembalian atau rate of return adalah rasio selisih antara nilai akhir dengan
nilai awal terhadap nilai awal investasi atau biaya investasi awalnya.
Menurut Ross, Westerfild , Jordan, Bradford (2002:38), return saham dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Dimana:
Ri = Pt – P t-1
P t-1
Ri : Rata-rata tingkat pengembalian saham (return saham)
Pt : Harga pada tahun t
Pt-1: Harga pada tahun t-1
9. Hubungan ROA, ROE dan return saham
Analisis fundamental berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan, tentang
efektivitas dan efisiensi perusahaan mencapai sasarannya. Untuk menganalisis
kinerja perusahaan dapat digunakan rasio keuangan yang terbagi dalam lima
kelompok, yaitu rasio likuiditas, aktivitas, hutang, profiabilitas dan pasar (Gitman,
2003). Dengan analisis tersebut, para analisis mencoba memperkirakan harga
saham dimasa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor
28
fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan
menerapkan hubungan faktor-faktor sehingga diperoleh taksiran harga saham.
Umumnya faktor-faktor fundamental yang diteliti adalah nilai intrinsik, nilai
pasar, return on assets (ROA), return on equity (ROE), book value (BV), debt
equity ratio (DER), deviden earning, price earning ratio (PER), deviden payout
ratio (DPR), deviden yield dan likuiditas saham.
29
D. Bagan Kerangka Pemikiran
LAPORAN KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
- Rasio Keuangan
Ratio Profitabilitas : ROA dan ROE
RETURN SAHAM
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Gambaran Umum
Salah satu sektor industri yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah industri
properti dan real estat yang sampai dengan tahun ini 2008 telah terdaftar 39
perusahaan. Tiga puluh sembilan perusahaan yang telah terdaftar tersebut sebagian
besar berlokasi di Jakarta dengan lingkup usaha mulai dari perumahan, apartemen
sampai dengan gedung perkantoran.
Beberapa perusahaan tersebut antara lain PT. Bakrieland Development Tbk,
didirikan pada tanggal 12 Juni 1990 berdasarkan Akta Notaris John Leonard
Waworuntu, S.H., No.209, akta pendirian perusahaan disetujui oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.C2 1978.HT.01.01.TH.91
tanggal 31 Mei 1991. Perusahaan bergerak dalam bidang pembangunan, perdagangan
dan jasa, termasuk usaha bisnis manajemen dan penyertaan pada perusahaan yang
berhubungan dengan usaha real estat dan properti, serta dalam bidang infrastruktur.
Perusahaan berdomisili di Jakarta dan berkantor pusat di Gedung Wisma Bakrie 1
Lantai 6, Jl.H.R. Rasuna Said Kav.B1, Jakarta Selatan.
PT. Jakarta International Hotels & Development Tbk, didirikan pada tanggal 7
November 1969 dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Asing No.1/1967
berdasarkan Akta No.5 tanggal 7 November 1936 dari Soetrono Prawiroatmodjo, SH,
notaris di Jakarta, yang kemudian diubah dengan Akta No.42 tanggal 27 Januari 1970
dari notaris yang sama. Ruang lingkup perusahaan mencakup pembangunan hotel dan
31
penyelenggaraan jasa perhotelan,pembagunan real estate dan property, gedung
perkantoran, pusat perbelanjaan dan niaga beserta fasilitasnya. Kantor pusat
Perusahaan berkedudukan di Gedung Artha Graha – Lantai 15, Kawasan Niaga
Terpadu Sudirman Kav. 52-53, Jakarta.
PT. Lippo Karawaci Tbk, didirikan dengan nama PT. Tunggal Reksakencana pada
tanggal 15 Oktober 1990 berdasarkan akata Notaris Misahardi Wilamarta, S.H,
No.233. Ruang lingkup perusahaan adalah dalam bidang real estate, pengembangan
perkotaan (urban development), pembebasan/pembelian, pengelolaan, pematangan,
pengurugan dan penggalian tanah; membangun sarana dan prasarana/infrastruktur,
merencanakan, membangun gedung-gedung, perumahan, perkantoran, peridustrian,
perhotelan, rumah sakit, pusat perbelanjaan, pusat sarana olahraga dan sarana
penunjang termasuk tetapi tidak terbatas pada lapangan golf, klub-klub, restoran,
tempat-tempat hibiran lain, laboratuium medik, apotik beserta fasilitasnya. Perusahaan
berdomisili di 2121 Bulevar Gajah Mada No.01-01 Lippo Cyber Park, Lippo
Karawaci, Tangerang.
PT. Pudjiadi Prestige Tbk didirikan berdasarkan akta notaris Miryam Magdalena
Indriani Wiardi, S.H No.21 tanggal 11 September 1980 dan disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.Y.A5/156/12 tanggal 22
Januari
1983.
Ruang
lingkup
perusahaan
meliputi
bidang
pembagunan
perumahan,perkantoran dan apartemen. Perusahaan berkantor pusat di Jayakarta
Tower Jl. Hayam Wuruk 126, Jakarta.
32
Selain itu, perusahaan yang bergerak dalam bidang industri properti dan real estat
lainnya adalah PT. Summarecon Agung Tbk didirikan sesuai dengan Undang-undang
Penanaman Modal Dalam Negeri berdasarkan akta notaris Ridwan Suseto, S.H,
No.308 tanggal 26 November 1975. Ruang lingkup perusahaan terutama bergerak
dalam bidang pengembangan real estate, penyewaan property dan pengelolaan
fasilitas rekreasi dan restoran. Kantor pusat perusahaan berkedudukan di Plaza
Summarecon, Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian kausal, yaitu
metode yang digunakan untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas
(independent variables) terhadap variabel terikat tertentu (dependent variables).
Adapun penulis memilih metode penulisan kausal adalah karena penulis ingin
mengetahui secara statistik mengenai pengaruh ROA dan ROE terhadap return saham
sehingga dapat memberikan informasi tambahan bagi investor di Bursa Efek Jakarta
(BEJ).
ROA dan ROE merupakan variabel bebas (independent variable). Sedangkan
return saham merupakan variabel terikatnya (dependent variable).
C. Hipotesis
Informasi rasio dalam laba (profitabilitas) terutama ROA dan ROE membawa
muatan informasi ke pasar modal. Investor menggunakan informasi tersebut untuk
mengevaluasi kinerja perusahaan yang telah tercatat dipasar modal sebelum
33
mengambil keputusan untuk investasi pada saham perusahaan tertentu yang dianggap
dapat memberikan return yang lebih besar dengan perusahaan lainnya.
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0: Tidak Terdapat pengaruh yang signifikan ROA dan ROE terhadap return saham.
Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan ROA dan ROE terhadap return saham.
D. Sampel Penelitian
Penelitian ini mengambil sampel pada perusahaan industri properti dan real estat
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling, yaitu sampel yang akan digunakan harus memenuhi kriteria
sebagai berikut:
1. Perusahaan yang menyatakan laporan keuangan periode 31 Desember 2005
dan 31 Desember 2006.
2. Menyatakan listing saham bulan Maret dan April tahun 2006 dan 2007.
3. Perusahaan yang sahamnya aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
4. Selama periode pengamatan perusahaan memiliki data yang lengkap untuk
digunakan dalam penelitian ini.
Dengan kriteria tersebut didapat sampel perusahaan yang akan digunakan dalam
penelitian sebanyak 24 sampel dari 39 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI), yaitu sebagai berikut:
1. PT. Bakrieland Development Tbk (ELTY)
2. PT. Bhuwanatala Indah Permai Tbk (BIPP)
34
3. PT. Bintang Mitra Semestaraya (BMSR)
4. PT. Ciputra Development Tbk (CTRA)
5. PT. Ciputra Surya Tbk (CTRS)
6. PT. Dharmala Intiland Tbk (DILD)
7. PT. Duta Anggada Realty Tbk (DART)
8. PT. Duta Pertiwi Tbk (DUTI)
9. PT. Jakarta International Hotels & Development Tbk (JIHD)
10. PT. Jaya Real Property Tbk (JRPT)
11. PT. Karka Yasa Profilia Tbk (KARK)
12. PT. Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA)
13. PT. Kridaperdana Indahgraha (KPIG)
14. PT. Lippo Cikarang Tbk (LPCK)
15. PT. Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
16. PT. ModernLand Realty Tbk (MDLN)
17. PT. New Century Development Tbk (PTRA)
18. PT. Pakowon Jati Tbk (PWON)
19. PT. Pudjiadi Prestige Tbk (PUDP)
20. PT. Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk (RBMS)
21. PT. Roda Panggon Harapan Tbk (RODA)
22. PT. Summarecon Agung Tbk (SMRA)
23. PT. Suryainti Permata Tbk (SIIP)
24. PT. Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM)
35
E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran
1) Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:.
a) Return saham (Rit) adalah tingkat pengembalian yang diperoleh pemegang
saham bagi modal yang telah mereka tanamkan dalam suatu periode tertentu.
Return saham dalam penelitian ini dihitung dengan rasio selisih antara harga
saham bulan April dengan bulan Maret terhadap harga saham bulan Maret
pada tahun 2006 dan 2007, dengan rumusan sebagai berikut:
Ri = Pt – P t-1
P t-1
Dimana:
Ri : Rata-rata tingkat pengembalian saham (return saham)
Pt : Harga saham bulan April
Pt-1: Harga saham bulan Maret
b) Return On Assets (ROA) adalah rasio untuk mengukur kemampuan dari
modal yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan
laba bersih.
c) Return On Equity (ROE) adalah rasio untuk mengukur kemampuan dari
modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen
dan saham biasa.
2) Variabel Pengukuran
Variabel dependen adalah return saham dan variabel independen adalah ROA
dan ROE, dimana menggunakan skala pengukuran yang sama yaitu skala rasio.
36
F. Metode Pengumpulan Data
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam rangka mengumpulkan
data untuk penelitian ini dengan menggunakan data kepustakaan yang diperoleh
dengan membaca, mengumpulkan, mencatat,
mempelajari buku-buku, literatur,
diktat-diktat dan men-download situs website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI)
dengan alamat www.idx.co.id atau www.jsx.co.id. Data ini digunakan untuk
mendapatkan landasan teori yang akan diterapkan agar penjelasan dan penggunaan
suatu metode analisis serta pengambil keputusan dapat dilakukan dengan benar.
G. Metode Analisa Data
Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis untuk penelitian ini
adalah:
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi ini digunakan untuk memprediksi seberapa jauh pengaruh
antara variabel bebas (ROA dan ROE) dengan variabel terikat (return saham).
Metode analisis regresi linier berganda :
Yi = β + β1X1i + β2X2i
Dimana :
Yi
β
β1,β2
= Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan
= Harga y bila x = 0 (harga konstan)
= Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka
peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada
variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi
penurunan.
X1i, X2i= Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Koefisien Regresi β dan β1,β2 untuk persamaan regresi dapat dihitung :
37
β
=
β1,β2 =
(∑ Yi )(∑ X i ) − (∑ X i )(∑ X iYi )
n ∑ X i − (∑ X i ) 2
2
n∑ X iYi − (∑ X i )(∑ Yi )
n ∑ X i − (∑ X i ) 2
2
2. Uji regresi
Uji regresi ini digunakan untuk mengetahui berarti (signifikan) atau tidaknya
hubungan yang terjadi antara variabel X1 dan X2 terhadap Y yang telah dibentuk
oleh persamaan regresi. Adapun perhitungan dari regresi ini menggunakan SPSS
(Statistical Product and Service Solutions) versi 16 dengan hipotesis untuk uji
regresi adalah:
Nilai sig. < α berarti H0 ditolak.
Nilai sig. ≥ α berarti H0 diterima
Dasar pengambilan keputusan, pada α = 0,05
3. Uji R2 (Koefisien Determinan)
Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 ( 0 ≤ R2 ≤1). Semakin besar
R2 (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan semakin
mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat dijelaskan
variabel dependen. Untuk memperoleh R2 dipakai rumus sebagai berikut:
R2 = ∑ ( Y* - Ý)2/k = Jumlah kuadrat regresi
∑ ( Y - Ý)2/k Jumlah kuadrat total
Y
Y*
Ý
k
dimana :
= nilai persamaan
= nilai Y yang ditaksir denganmodel regresi
= nilai rata-rata pengamatan
= jumlah variabel independent
38
4. Uji F
Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen secara
keseluruhan terhadap variabel dependen. Pengujian ini dengan membandingkan
nilai F hitung dengan F tabel. Untuk memperoleh nilai F hitung dipakai rumus berikut:
= Jumlah kuadrat regresi
R2 = ∑ ( Y* - Ý)2/k
∑ ( Y - Ý)2/ (n-k-1) Jumlah kuadrat residual
Y
Y*
Ý
n
k
dimana :
= nilai persamaan
= nilai Y yang ditaksir denganmodel regresi
= nilai rata-rata pengamatan
= jumlah pengamatan/sampel
= jumlah variabel independent
5. Uji t
Uji t dipakai unutk melihat signifikan dari pengaruh independen secara
individu terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat
konstan. Uji ini dilakukan dengan memperbandingkan t hitung dengan t tabel.
Untuk memperoleh nilai t hitung dipakai rumus berikut:
t hitung = bi – (βi)
se (bi)
, dimana
bi = koefisien variabel ke-i
βi = parameter ke-i yang dihipotesiskan
se (bi) = kesalahan standar bi
39
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Statistik Deskriptif
Berikut dalam tabel 1 disajikan daftar nama-nama perusahaan industri properti
dan real estat beserta ROA, ROE tahun 2005 dan 2006 serta return saham tahun
2006 dan 2007 yang didapat dalam perhitungan pada tabel 2 yaitu, sebagai berikut:
Tahun
2006
NO
INDUSTRI PROPERTI DAN REAL ESTAT
ROA
(%)
ROE
(%)
Tahun
2005
Rit
(%)
2007
ROA
(%)
ROE
(%)
Rit
(%)
2006
1
BHUWANATALA INDAH PERMAI
-13.61
-23.41
0.23
-4.17
-6.61
0.93
2
BINTANG MITRA SEMESTARAYA
-1.27
-1.53
0.29
-0.92
-1.10
6.42
3
CIPUTRA DEVELOPMENT
4
CIPUTRA SURYA
5.83
10.57
0.18
4.34
-239.12
8.22
13.49
22.35
1.31
9.32
18.59
0.52
5
DUTA ANGGADA REALTY
9.59
36.12
1.67
12.37
62.53
20.28
6
DHARMALA INTILAND
4.33
4,504.34
0.87
-0.75
18.54
9.99
7
DUTA PERTIWI
3.05
8.36
0.09
2.22
6.49
18.19
8
BAKRIELAND DEVELOPMENT
3.31
6.02
0.36
4.92
9.97
0.17
9
JAKARTA INTERNATIONAL
-3.28
-11.61
1.05
-5.97
-13.38
1.19
10
JAYA REAL PROPERTY
6.85
10.97
2.15
6.03
8.86
15.96
11
KARKA YASA PROFILIA
-0.46
-0.66
-0.44
0.28
0.42
1.36
12
KAWASAN INDUSTRI JABABEKA
2.24
2.63
-0.29
7.52
9.30
0.11
13
KRIDA PERDANA INDAHGRAHA
2.45
2.84
191.00
2.84
2.97
3.02
14
LIPPO CIKARANG
0.02
0.05
-0.01
0.43
1.08
3.68
15
LIPPO KARAWACI
5.47
15.66
1.30
8.59
19.87
-0.37
16
17
MODERNLAND REALTY
NEW CENTURY DEVELOPMENT
-0.22
1.42
-0.53
4.71
0.16
0.64
1.47
-62.80
3.04
-217.17
-0.65
2.36
18
PUDJIADI PRESTIGE LIMITED
0.24
0.32
-0.74
1.51
2.53
596.00
19
PAKUWON JATI
9.27
27.14
0.17
3.49
73.36
-0.95
20
RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI
0.36
0.48
0.17
-1.60
-2.19
1.60
21
RODA PANGGON HARAPAN
0.59
0.61
0.35
-2.69
-2.82
-0.48
22
SURYAINTI PERMATA
19.47
21.65
1.00
17.86
20.79
3.03
23
SURYAMAS DUTAMAKMUR
4.26
25.94
0.17
-3.30
-26.07
-0.97
24
SUMMARECON AGUNG
9.78
21.96
1.59
10.40
23.16
-0.31
Tabel 1. ROA, ROE dan Return saham
40
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Industri Properti dan Real Estat
BHUWANATALA INDAH PERMAI
BINTANG MITRA SEMESTARAYA
CIPUTRA DEVELOPMENT
CIPUTRA SURYA
DUTA ANGGADA REALTY
DHARMALA INTILAND
DUTA PERTIWI
BAKRIELAND DEVELOPMENT
Harga Saham (Milyar Rp)
Tahun 2007
Mar
Apr
Rit (%)
40,612
49,973
0.23
49
63
0.29
499,838
591,484
0.18
115,125
265,643
1.31
634
1,695
1.67
7,098
13,301
0.87
2,653
2,899
0.09
408,673
556,885
0.36
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
JAKARTA INTERNATIONAL
JAYA REAL PROPERTY
KARKA YASA PROFILIA
KAWASAN INDUSTRI JABABEKA
KRIDA PERDANA INDAHGRAHA
LIPPO CIKARANG
LIPPO KARAWACI
MODERNLAND REALTY
NEW CENTURY DEVELOPMENT
PUDJIADI PRESTIGE LIMITED
PAKUWON JATI
RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI
RODA PANGGON HARAPAN
SURYAINTI PERMATA
SURYAMAS DUTAMAKMUR
SUMMARECON AGUNG
23,904
6,430
5,369
309,055
3
2,130
120,656
6,894
24,589
404
919
24
57
25,512
862
62,773
49,100
20,236
3,023
217,945
576
2,102
278,100
7,989
40,404
107
1,074
28
77
51,014
1,012
162,877
1.05
2.15
-0.44
-0.29
191.00
-0.01
1.30
0.16
0.64
-0.74
0.17
0.17
0.35
1.00
0.17
1.59
Harga Saham (Milyar Rp) Tahun
2006
Mar
Apr
Rit (%)
806
1,558
0.93
12
89
6.42
35,472
327,214
8.22
262,914
398,756
0.52
1,499
31,893
20.28
2,434
26,757
9.99
582
11,168
18.19
102,088
118,981
0.17
43,955
1,680
136
291,393
55
71
925,834
288,635
608
5
115
15
23
4,617
4,776
309,004
96,086
28,501
321
324,175
221
332
586,728
100,913
2,043
2,985
6
39
12
18,616
123
213,414
1.19
15.96
1.36
0.11
3.02
3.68
-0.37
-0.65
2.36
596.00
-0.95
1.60
-0.48
3.03
-0.97
-0.31
Tabel 2. Perhitungan return saham
Berdasarkan tabel 1 dan 2 dapat dilihat nilai minimum return saham adalah -0,97
terdapat pada PT.Surya Dutamas tahun 2006 dan nilai maksimum sebesar 596
terdapat pada PT. Pudjiadi Prestige Limited tahun 2006. Nilai rata-rata 18,5952
dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 89,48672. Hal ini menunjukan
bahwa rata-rata pergerakan return saham pada industri properti dan real estat di
bursa mengalami penurun ditahun 2007 dibandingkan tahun 2006.
Variabel independen ROA mempunyai nilai minimum sebesar -62.80 terdapat
pada PT. New Century Development tahun 2005 dan nilai maximum sebesar
19.47 terdapat pada PT. Surya Inti Permata tahun 2006. Nilai rata-rata 1,9702 dan
simpangan baku (standar deviasi) sebesar 11,25461. Hal ini menunjukan bahwa
rata-rata nilai kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam aktiva untuk
41
menghasilkan laba bersih pada industri properti dan real estat pada tahun 2006
mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2005.
Variabel independen ROE mempunyai nilai minimum sebesar -239,12
terdapat pada PT. Ciputra Development tahun 2005 dan nilai maximum sebesar
4.504,34 terdapat pada PT. Dharmala Intiland tahun 2006. Nilai rata-rata 92,8754
dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 652,28639. Hal ini menunjukan
bahwa rata-rat nilai kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilakn
keuntungan bagi pemegang saham preferen dan saham biasa pada industri
properti dan real estat pada 2006 mengalami penurunan dibandingkan pada tahun
2005..
Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk mengetahui karakteristik data
seperti nilai minimum, maximum, nilai rata-rata, dan seberapa jauh data-data
bervariasi. Hasil uji deskriptif data untuk perusahaan tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 3
Statistics
N
Valid
Return On
Return On
Assets
Equity
Return Saham
48
48
48
0
0
0
1.9702
92.8754
18.5952
11.25461
652.28639
89.48672
Minimum
-62.80
-239.12
-.97
Maximum
19.47
4504.34
596.00
Missing
Mean
Std. Deviation
42
B. Analisa Uji Regresi Berganda
Dalam analisa regresi harus dikembangkan sebuah persamaan regresi yang
mencari nilai variabel independen dan nilai variabel dependen yang telah diketahui.
Analisa regresi digunakan terutama untuk tujuan peramalan, selain itu, mempelajari
bagaimana eratnya antara suatu variabel independen dengan sebuah variabel
dependen. Pada penelitian ini menggunakan regresi linear berganda karena lebih
dari satu variabel independen. Dalam pengujian ini juga menggunakan program
SPSS versi 16 yang meliputi banyak perhitungan model regresi linear. Nilai
perhitungan variabel independen dan nilai variabel dependen dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
1. Nilai Koefisien Determinan
Berikut nilai koefisien determinan dari regresi linier berganda.
Tabel 4
Nilai Koefisien Determinan
Model Summaryb
Model
1
R
.028a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
.001
-.044
91.41688
Durbin-Watson
2.082
a. Predictors: (Constant), Return On Equity, Return On Assets
b. Dependent Variable: Return Saham
Pada tabel Model Summary tersebut dapat diketahui angka R Square adalah 0,001
(yaitu pengkruadratan dari koefisien determinan, atau 0,028 x 0,028 = 0,001). R
Square dapat disebut koefisien determinan, yang dalam hal ini berarti 0,1 %
return saham perusahaan dipengaruhi oleh ROA dan ROE, sementara sisanya
dipengaruhi oleh sebab-sebab lain dengan catatan semakin kecil angka R Square,
semakin lemah pengaruh kedua variabel bahkan tidak terdapat pengaruh.
43
2. Pengujian hipotesis
Berikut nilai F hitung dan nilai t hitung dari regresi linier berganda
Tabel 5
Nilai F Hitung
ANOVAb
Model
1
Sum of Squares
Regression
df
Mean Square
303.001
2
151.501
Residual
376067.061
45
8357.046
Total
376370.062
47
F
Sig.
.018
.982a
a. Predictors: (Constant), Return On Equity, Return On Assets
b. Dependent Variable: Return Saham
Dari uji ANOVA atau penentuan nilai F Test, didapat F Hitung adalah 0,018
dengan tingkat kepercayaan (95%) dan derajat kebebasan (df), α = 0,05 dan
derajat kebebasan (df) 2 : 45, maka hasilnya:
Sig
α
0.982 > 0,05
karena Sig > α, maka disimpulkan model regresi tidak dapat dipakai untuk
memprediksi return saham.
44
Tabel 6
Nilai t hitung
Coefficientsa
P
Standardized
Unstandardized Coefficients
a
Model
d
B
1
(Constant)
a
Std. Error
18.917
13.509
Return On Assets
.021
1.189
Return On Equity
-.004
.021
Coefficients
t
Beta
Sig.
1.400
.168
.003
.018
.986
-.028
-.190
.850
a. Dependent Variable: Return Saham
Pada tabel Coefficients tersebut diketahui bahwa nilai t Hitung sebesar 1,400
dengan tingkat kepercayaan (95%) dan derajat kebebasan (df), α = 0,05 maka
hasilnya:
Sig
α
0.168 > 0,05
Karena Sig > α, maka dapat diartikan bahwa Ho diterima dan tidak terdapat
pengaruh ROA dan ROE terhadap return saham.
Hal tersebut dikarenakan ROA dan ROE serta return saham tidak berhubungan
secara nyata dan pengaruh rasio keuangan terhadap return saham masih sangat
bervariatif, artinya selain dipengaruhi ROA dan ROE juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor fundamental lainnya seperti nilai intrinsik, nilai pasar, book value
(BV), debt equity ratio (DER), deviden earning, price earning ratio (PER),
deviden payout ratio (DPR), deviden yield dan likuiditas saham.
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya, maka penelitian ini
menyimpulkan bahwa, tidak terdapat pengaruh ROA dan ROE terhadap return saham
pada industri properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia tahun 2005 dan 2006.
Hal tersebut dikarenakan ROA dan ROE serta return saham tidak berhubungan
secara nyata dan pengaruh rasio keuangan terhadap return saham masih sangat
bervariatif, artinya selain dipengaruhi ROA dan ROE juga banyak dipengaruhi oleh
faktor-faktor fundamental lainnya seperti nilai intrinsik, nilai pasar, book value (BV),
debt equity ratio (DER), deviden earning, price earning ratio (PER), deviden payout
ratio (DPR), deviden yield dan likuiditas saham.
B. Saran-saran
Dari pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian, berikut ini beberapa yang dapat
penulis ajukan sebagai rekomendasi, yaitu sebagai berikut:
1. Para investor yang ingin berinvestasi saham di sektor industri properti dan real
estat, hendaknya mempertimbangkan faktor-faktor fundamental lainnya dan pasar
saham secara umum sebelum mengambil keputusan.
2. Keterbatasan yang ada dalam penelitian ini untuk disarankan kepada penelitian
selanjutnya. Keterbatasan penelitian ini yaitu pada data perusahaan yang kurang
optimal seperti keterbatasan sampel yang digunakan hanya berjumlah 24
46
perusahaan dan periode pengamatan dari tahun 2005 sampai 2006 serta hanya
mengambil perusahaan dari industri properti dan real estat yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Dengan konteks keterbatasan yang ada dalam penelitian
ini, maka penulis sarankan untuk dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya
antara lain dengan menambah jumlah variabel yang diteliti seperti price earning
ratio (PER), memperluas jenis industri yang diteliti seperti industri manufaktur
atau industri otomotif, serta menambah tahun penelitian dan jumlah perusahaan
yang diteliti.
47
Download