BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu fungsi pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat menjadi media pertemuan antara investor dan industri. Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasi dan tingkat return yang akan diperoleh dari investasi tersebut. Perasaan aman ini diantaranya diperoleh karena para investor memperoleh informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasinya. Return memungkinkan investor untuk membandingkan keuntungan aktual ataupun keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh berbagai investasi pada tingkat pengembalian yang diinginkan. Disisi lain, return pun memiliki peran yang sangat signifikan dalam menentukan nilai dari suatu investasi. Laporan keuangan adalah salah satu sumber potensial yang lazim digunakan oleh para investor sebagai dasar pengambilan keputusan penanaman modal, adanya informasi yang dipublikasikan akan merubah keyakinan para investor, hal ini dapat dilihat dari reaksi pasar, harga saham, dan reaksi tingkat keuntungan, laporan keuangan dikatakan mempunyai kandungan informasi apabila dengan dipublikasikannya laporan keuangan akan menyebabkan para investor bereaksi untuk melakukan penjualan atau 1 pembelian saham, selanjutnya reaksi tersebut akan tercermin dalam perubahan return saham diseputar tanggal publikasi laporan keuangan. Manfaat laporan keuangan tersebut menjadi optimal bagi investor apabila investor dapat menganalisis lebih lanjut melalui analisis rasio keuangan. Rasio keuangan berguna untuk memprediksi keuangan perusahaan dan sebagai pedoman bagi investor mengenai kinerja masa lalu, sekarang dan masa mendatang. Rasio keuangan yang berasal dari laporan keuangan ini sering disebut faktor fundamental perusahaan. Rasio yang terdapat dalam laba (profitabilitas), terutama diantaranya yaitu return on assets (ROA) dan return on equity (ROE). Banyak masyarkat menginvestasikan modalnya di industri properti dikarenakan harga tanah yang cenderung naik. Penyebabnya adalah supply tanah bersifat tetap sedangkan demand akan selalu besar seiring pertambahan penduduk dan harga tanah bersifat rigid, artinya penentu harga bukannlah pasar tetapi orang yang menguasai tanah. Investasi di bidang properti pada umumnya bersifat jangka panjang dan akan bertumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Namun sejak krisis ekonomi tahun 1998, banyak perusahaan pengembang mengalami kesulitan karena memiliki hutang Dollar Amerika dalam jumlah besar, suku bunga kredit melonjak hingga 50% sehingga pengembang kesulitan membayar cicilan kredit. Menurunya kinerja perusahaan akan direspon investor di pasar modal sehingga mempengaruhi harga pasar saham. Namun pada tahun 2004, bisnis properti mengalami masa kejayaan seperti tahun 1996, dikarenakan siklus perkembangan properti setiap tujuh tahun sekali mengalami perubahan. Tahun 2008 properti mencapai puncaknya 2 dan menuju titik balik sehingga developer sudah mengantisipasi kemungkinan risiko yang muncul di periode akan datang. Pertumbuhan industri properti secara sektoral diikuti pula kenaikan saham-saham properti di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan pembahasan tersebut penulis tertarik untuk mengambil judul ini sebagai bahan analisis dengan judul: “ANALISIS PENGARUH ROA DAN ROE TERHADAP RETURN SAHAM PADA INDUSTRI PROPERTY DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA (2005-2006)”. B. Perumusan Masalah Sebagaimana telah diuraikan dalam latar belakang tersebut, untuk itu penulis merumuskan permasalahan pada: Apakah terdapat pengaruh yang signifikan ROA dan ROE terhadap return saham pada industri property dan real estate di Bursa Efek Indonesia tahun 2005 dan 2006? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan dan manfaat yang dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan penelitian Untuk mengetahui secara jelas apakah ROA dan ROE berpengaruh secara signifikan terhadap return saham pada industri property dan real estate tahun 2005 dan 2006? 3 2. Manfaat penelitian a. Bagi penulis Untuk menambah pengetahuan dan menerapkan ilmu yang selama ini telah didapat serta sebagai bahan perbandingan antara teori yang penulis dapatkan dengan kenyataan yang diterapkan dalam dunia kerja yang sesungguhnya. b.Bagi investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi investor dan calon investor sebagai pertimbangan bagi investor dalam analisis fundamental yang dilakukan untuk mengambil keputusan investasi. c. Bagi pembaca Sebagai bahan masukan atau bacaan untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta sebagai bahan referensi atau perbandingan. 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian laporan keuangan Laporan keuangan menurut Accounting Principle Board (APB) Statement No.4 mendefinisikan laporan keuangan sebagai berikut: Laporan keuangan adalah informasi yang diakumulasi dan proses dalam akuntansi keuangan dan secara periodik diakomodasi kepada para pemakai laporan keuagan dirancang untuk memenuhi kebutuhan para pemakainya, terutama para pemilik dan kreditur. Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomi suatu perusahaan. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi bagi analis dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan, hasil usaha perusahaan dalam periode dan arus kas perusahaan dalam periode tertentu. 2. Tujuan laporan keuangan Tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan ekonomi. Para pemakai laporan akan menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomi yang diambilnya. Informasi mengenai dampak keuangan yang timbul tersebut sangat berguna bagi pemakai untuk meramalkan, membandingkan dan 5 menilai arus kas. Seandainya nilai uang tidak stabil, maka hal ini harus dijelaskan dalam laporan keuagan. Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila yang dilaporkan tidak saja aspek kuantitatif saja tetapi mencakup penjelasan-penjelasan lainnya yang dirasa perlu dan informasi ini harus factual dan dapat diukur secara objektif. Menurut PSAK No.1 tujuan laporan keuangan adalah: Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat begi sejumlah besar pemakaian dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagai besar pemakai, namun demikian laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian dimasa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan. Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggung-jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggung-jawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. Menurut APB Statement No.4 tujuan laporan keuangan digolongkan sebagai berikut: 6 a. Tujuan khusus Laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. b. Tujuan umum (1) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi dan kewajiban perusahaan dengan maksud untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan, menunujukan posisi keuangan dan investasinya, menilai kemampuan untuk menyelesaikan uatang-utangnya serta menunjukan kemampampuan sumber-sumber kekayaannya yang ada untuk pertumbuhan perusahaan. (2) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba dengan maksud memberikan gambaran tentang deviden yang diharapkan pemegang saham, menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban kepada kreditur, supplier, pegawai, pajak, mengumpulkan dana untuk perluasan perusahaan, memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengawasan, menunjukan tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan laba dalam jangka panjang. (3) Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. 7 (4) Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban. (5) Mengungkapan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan. c. Tujuan kualitatif (1) Relevance, memilih informasi yang benar-benar dapat membantu pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan. (2) Understandability, informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting tetapi juga harus informasi yang dimengerti para pemakainnya. (3) Verifiability, hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak lain yang akan menghasilkan pendapat yang sama. (4) Neutrality, laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan. Informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan pihakpihak tertentu saja. (5) Timelines, laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat. (6) Comparability, informasi akuntansi harus dapat saling dibandingkan artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lain. (7) Completeness, informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan yang layak dari para pemakai. Kelompok pemakai laporan keuangan dibagi menjadi dua kelompok utama yaitu : 8 a. Pemakai internal, membutuhkan informasi untuk membatu merencanakan dan mengendalikan kegiatan serta mengalokasikan sumber daya perusahaan. b. Pemakai eksternal, membutuhkan informasi untuk menilai kemungkinan sumber daya perusahaan. Ada empat karakterisitk kualitatif pokok dari informasi keuangan agar berguna bagi para penyusun laporan keuangan, pemakai laporan keuangan maupun auditor, yaitu: a. Dapat dipahami, kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dipahami oleh para pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. b. Relevan, informasi memiliki relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mnegevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu. Informasi relevan dikaitkan dengan nilai umpan balik dan nilai prediktif informasi tersebut artinya informasi yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki atau menyesuaikan perkiraan awal, sedangkan nilai prediktif adalah informasi yang dapat digunakan untuk memperkirakan keputusan yang akan diambil pada masa yang akan datang. c. Keandalan, agar dapat bermanfaat informasi harus handal (reliable), jadi informasi harus memiliki kualitas. 9 d. Dapat diperbandingkan, pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode maupun antar perusahaan untuk mengindentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja perusahaan. Laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dalan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan, disamping juga ternasuk jadwal dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut. Neraca dimaksudkan untuk menyajikan keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu sesuai dengan prisnsip akuntansi yang berlaku umum. Neraca tersebut menyajikan tiga kelompok, yaitu, harta, utang dan modal. Laporan laba-rugi untuk suatu periode menyajikan penghasilan, biaya, untung, rugi dan laba/rugi bersih perusahaan yang diakui selama satu peride berdasarkan prinsip akauntansi yang berlaku umum yang berasal dari hasil kegiatan mencari laba yang dilakukan perusahaan selama periode itu. Perubahan laba rugi ternyata tidak cukup untuk menggambarkan perubahan modal suatu perusahaan selama suatu periode tertentu karena adanya perubahan yang berasal dari sumber yang bukan dari aktivitas untuk mencari laba, maka dilengkap dengan laporan laba ditahan dan laporan perubahan posisi keuangan. Laporan laba ditahan menggambarkan laba bersih seperti yang tercantum dalam perhitungan laba rugi, deviden yang dibayarkan kepada pemilik dan koreksi laba rugi periode sebelumnya. Sedangkan laporan perubahan posisi keuangan menggambarkan sumber utama kenaikan dan penurunan aktiva perusahaan pada suatu periode tertentu. 10 Sedangkan catatan atas laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan IAI dijelaskan bahwa catatan atas laporan keuangan mengungkapakan: a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan tranaksi yang penting. b. Informasi yang diwajibkan dalam penyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas. c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar. Keselurahan proses akuntansi keuangan serta penyajian laporan keuangan tersebut diselenggarakan menurut prinsip-psinsip akuntansi yang diterima secara umum. Pinsip-prinsip akuntansi itu diinginkan bersifat dinamis, artinya dapat menyesuaikan diri dengan perubahan waktu, lingkungan dan kebutuhan akan informasi dari para pemakai laporan keuangan. Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum saat ini merupakan hasil usaha proses evolusi yang dapat diharapkan untuk dilanjutkan dimasa akan datatang. Perubahan mungkin saja terjadi pada berbagai tingkatan dari prinsip akuntansi yang diterima umum. Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dapat berubah sebagai tanggapan terhadap perubahan kondisi ekonomi, sosial, IPTEK serta terhadap permintaan pemakai agar informasi keuangan lebih bermanfaat. 11 B. Analisa Rasio Keuangan Analisa Rasio (Ratio Analysis) adalah salah satu cara untuk menghitung dan menginterpretasikan rasio keuangan untuk menganalisa dan melihat kinerja perusahaan dari laporan keuangan perusahaan. Analisa rasio dapat dilakukan secara cross section (Cross-Sectional Analysis), time series (Time-Series Analysis), ataupun Combined Analysis (menggabungkan analisa cross section dan analisa time series). Dengan Cross-Sectional Analysis berarti kita membandingkan rasio keuangan perusahaan berbeda untuk waktu yang sama, misalnya membandingkan perusahaan dengan pesaing utama ataupun dengan industri (cara ini disebut dengan benchmarking). Dengan Time-Series Analysis, berarti kita melakukan evaluasi atas perkembangan kinerja perusahaan melalui rasio keuangan 1. Pengertian rasio keuangan Pengertian rasio sebenarnya adalah alat yang dinyatakan dalam aritmetical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan beberapa macam data keuangan. Macamnya rasio banyak sekali, karena rasio dapat digunakan menurut kebutuhan penganalisa. Rasio keuangan digunakan untuk membandingkan risiko dan tingkat imbal hasil dari berbagai perusahaan untuk membantu investor dan kreditor membuat keputusan investasi dan kredit yang baik (White et al., 2002). 2. Macam-macam rasio keuangan Pada dasarnya macam rasio keuangan banyak sekali, karena rasio dapat dibuat menurut penganalisis. Apabila dilihat dari sumbernya dari mana rasio itu dibuat, maka rasio-rasio dapat dikelompokan kedalam 5 (lima) kategori dasar, yaitu : 12 1) Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo. Jadi rasio likuiditas mengukur kemampuan tersebut. Rasio likuiditas merupakan indikator yang baik apakah perusahaan memiliki masalah dalam arus kas atau tidak. Ukuran yang sering digunakan adalah Current ratio (CR) dan Quick (Acid-Test) Ratio (QR). a) Current ratio Current ratio mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek, dan merupakan ukuran yang paling sering digunakan. Dapat dirumuskan sebagai berikut: Current Asset Current Ratio = ---------------------------Current Liabilities Dalam menghitung current ratio perlu diperhatikan adanya manipulasi data (windows dressing), dengan cara mengurangi jumlah hutang lancar yang mungkin diimbangi dengan mengurangi aktiva lancer. b) Quick (acid-test) ratio Quick (acid-test) ratio adalah ukuran yang sama dengan current ratio, tanpa memperhitungkan persediaan (persediaan adalah harta lancar yang paling tidak likuid karena tidak mudah dijual, dan kalaupun dijual biasanya dengan kredit/tidak tunai). Dapat dirumuskan sebagai berikut: Current Asset - Inventory Quick Ratio = ------------------------------------Current Liabilities 13 Ratio ini lebih akurat karena hanya membandingkan aktiva yang sangat likuid dengan hutang lancar. Jika current ratio lebih tinggi dibandingkan quick ratio ini menunjukan adanya investasi yang sangat besar dalam persediaan. 2) Aktivitas Rasio Aktivitas mengukur seberapa cepat perusahaan menghasilkan penjualan atau cash (ditunjukkan dengan seberapa cepat beberapa account dikonversikan menjadi penjualan/cash). a) Inventory Turn Over (ITO) Inventory turn over mengukur aktivitas persediaan perusahaan, ditunjukkan dengan rumus : Cost of Goods Sold Inventory Turn Over (ITO) = --------------------------Inventory b) Average Collection Period (ACP) Average collection period menunjukkan lama waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversi piutang menjadi cash (menagih piutang). Dapat dirumuskan sebagai berikut: Account Receivables Average Collection Period = ----------------------------Average sales per day c) Average Payment Period (APP) Average payment period adalah lama waktu yang dibutuhkan untuk melunasi hutang dagang perusahaan (account payable). Dapat dirumuskan sebagai berikut: 14 Account Payable Average Payment Period = ----------------------------------Average purchase per day d) Total Asset Turnover (TATO) Total asset turnover mengukur efisiensi penggunaan asset perusahaan dalam menghasilkan penjualan, dan dihitung sebagai : Sales Total Asset Turnover = ------------------Total Asset 3) Leverage (Hutang) Hutang menunjukkan adanya dana dari pihak di luar perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan laba. Makin besar hutang perusahaan untuk mendanai asset, maka makin besar financial leverage (financial leverage menunjukkan adanya beban tetap yang berasal dari fixed-cost financing -berupa pembayaran bunga hutang- dalam menghasilkan laba perusahaan). Sehingga dengan kata lain, makin tinggi hutang makin besar risiko perusahaan, dan makin besar pula potensi perolehan labanya. (jadi makin tinggi risiko, makin tinggi returnnya). Ada dua jenis pengukuran hutang, yaitu degree of debt indebtedness dan ability to service debt. Degree of debt indebtedness mengukur jumlah hutang relative terhadap pos neraca yang signifikan lainnya, misalnya debt ratio. Ability to service debt mengukur kemampuan melakukan pembayaran yang dibutuhkan secara tetap selama perusahaan berhutang. Jika pembayaran dilakukan untuk beban tetap, 15 maka disebut coverage ratio, misalnya times interest earned dan fixed-payment coverage. a) Debt ratio Debt ratio mengukur proporsi total asset yang dibiayai oleh kreditor. Dapat dirumuskan sebagai berikut: Total Debt Debt ratio = -----------------------Total Assets Makin tinggi debt ratio, makin besar financial leverage, dan makin besar pula proporsi dana kreditor yang digunakan untuk menghasilkan laba. b) Times Interest Earned Ratio (Interest Coverage Ratio) Times interest earned ratio mengukur kemampuan perusahaan membayar beban bunga. Dapat dirumuskan sebagai berikut: Earning Before Interest and Taxes Times Interest Earned Ratio = ------------------------------------------Interest Rasio ini mengukur risiko, maka makin kecil Times interest earned ratio makin besar risikonya (tidak mampu membayar bunga hutang). Nilai yang dianggap baik bagi perusahaan berada di antara 3,0 – 5,0. c) Fixed Payment Coverage Ratio Fixed payment coverage ratio mengukur kemampuan perusahaan melunasi semua beban tetap yang ada, misalnya pembayaran bunga dan pokok pinjaman, sewa guna, dan dividen saham preferen. Dapat dirumuskan sebagai berikut: 16 Earning Before Interest and Taxes + Lease Payment Fixed-Payment = -----------------------------------------------------------------Coverage Ratio I+ L + (Principal Payment +PS Dividend) x [1/(1-T)] Keterangan : I = Interest L = Lease payment PS = Preferred Stock T = corporate tax rate Rasio ini mengukur risiko, maka makin kecil Fixed Payment coverage ratio makin besar risikonya, baik bagi perusahaan maupun bagi kreditor. Sebaliknya makin besar rasionya, makin kecil risiko perusahaan tidak mampu menutup beban tetapnya. 4) Profitabilitas / Rentabilitas Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Ada banyak cara mengukur profitabilitas sehingga pengukurannya dikaitkan pada penjualan yang dihasilkan perusahaan, asset yang digunakan, maupun investasi yang dilakukan pemegang saham. a) Gross profit margin Gross profit margin mengukur prosentase laba yang diperoleh sesudah perusahaan menghasilkan produk. Dapat dirumuskan sebagai berikut: Sales – Cost of Goods Sold Gross profit Gross Profit Margin = ------------------------------------ = -------------------Sales Sales b) Operating profit margin Operating profit margin mengukur prosentase laba yang diperoleh sesudah perusahaan membayar semua biaya produksi dan biaya operasi (berarti tidak termasuk pembayaran biaya bunga, pajak dan dividen saham preferen). 17 Operating profit margin dapat dikatakan sebagai ukuran laba yang sebenarnya. c) Net profit margin Net profit margin mengukur prosentase laba yang diperoleh sesudah perusahaan membayar semua biaya-biaya yang terjadi, termasuk biaya bunga, pajak dan dividen saham preferen. Dapat dirumuskan sebagai berikut: Earning available for common stockholders Net Profit Margin = ----------------------------------------------------------Sales Untuk melihat keberhasilan perusahaan dalam industrinya, Net profit margin merupakan ukuran yang baik (walaupun tiap industri mempunyai ukuran yang berbeda). d) Earning Per Share (EPS) Earning per share menunjukkan laba per lembar saham yang menjadi hak pemegang saham biasa. EPS juga menjadi perhatian manajemen dan menarik minat calon investor. Dapat dirumuskan sebagai berikut: Earning available for common stockholders Earning Per Share = --------------------------------------------------------------Number of shares of commonstock outstanding e) Return on Total Assets (ROA) Return on total assets mengukur keberhasilan manajemen menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba. (Dalam beberapa literature, ROA sering disebut sebagai Return on Investment – ROI). Dapat dirumuskan sebagai berikut: 18 Earning available for common stockholders Return on Total Assets = -------------------------------------------------------Total Assets Ratio ini menunjukan produktivitas dari seluruh dana perusahaan (modal asing dan modal sendiri). Semakin tinggi ratio ini semakin baik. f) Return on Common Equity (ROE) Return on common equity mengukur presentase laba yang diperoleh atas investasi yang dilakukan pemegang saham. Dapat dirumuskan sebagai berikut: Earning available for common stockholders Return on Common Equity = -----------------------------------------------------Common Stock Equity . Ratio ini menunjukan produktivitas dari dana-dana pemilik perusahaan didalam perusahaannya sendiri. Semakin tinggi ratio ini semakin baik karena posisi modal pemilik perusahaan semakin kuat. 5) Pasar Rasio pasar menghubungkan nilai pasar perusahaan dengan beberapa indikator pengukuran akunting, misalnya price earning ratio dan market to book ratio. a) Price Earning Ratio (PER atau P/E Ratio) Price earning ratio mengukur kesediaan investor untuk membayar setiap uang (dollar) laba yang diperoleh perusahaan. Makin tinggi nilai PER makin tinggi kepercayaan investor pada perusahaaan atas kinerja yang akan datang. PER juga merupakan indikator atas nilai saham perusahaan. Dapat dirumuskan sebagai berikut: 19 Market price per share of common stock Price Earning Ratio = ----------------------------------------------------Earning per Share b) Market to Book Ratio (M/B) Market to book ratio memberikan satu penilaian tentang bagaimana investor melihat kinerja perusahaan, yaitu dengan menghubungkan nilai pasar dengan nilai buku perusahaan. Dapat dirumuskan sebagai berikut: Common stock Equity Book Value per Share = ---------------------------------------------------------of common stock Number of shares of commonstock outstanding Market Price per share of Common Stock Market to Book Ratio = ---------------------------------------------------Book Value per share of Common Stock C. Saham 1. Pengertian harga saham Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, 20 klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pengertian saham menurut Siamat (2004:268) adalah: “Saham adalah surat bukti atau tanda kepemilikian bagian modal pada suatu perseroan terbatas.” Pengertian saham menurut buku Panduan Pemodal Seri I (2006:23) adalah: “Bukti penyertaan modal di suatu perusahaan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan”. Sedangkan pengertian harga saham menurut Widoatmojo (2000:45) adalah: 1. Harga nominal (par value) adalah nilai yang ditetapkan oleh emiten, untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. 2. Harga perdana adalah harga sebelum saham tersebut dicatatkan ke bursa efek. 3. Harga pasar yaitu harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. 4. Harga pembukaan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli saat jam bursa dibuka. 5. Harga penutupan adalah harga yang diminta penjual atau pembeli pada saat akhir bursa. 6. Harga tertinggi adalah harga yang pa;ing tinggi yang terjasi pada hari bursa itu. Harga terendah adalah harga yang paling rendah yang terjadi pada hari bursa itu. 7. Harga rata-rata adalah perata-rata dari harga tertinggi dan terendah 8. Harga ini juga bisa dicatat untuk transaksi harian, bulanan atau tahunan. 2. Jenis-jenis saham Terdapat dua jenis saham, yaitu: 1) Common Stock Adalah saham yang sifat pemberian dividennya tidak tentu, dalam arti bahwa besar dividen yang dibagikan tergantung bagaimana keuntungan yang diperoleh 21 perusahaan penerbitnya. Jika emiten sebagai perusahaan penerbit saham sedang berada pada posisi gemilang dan sanggup memperoleh laba besar, tentu saja para pemegang saham akan turut menikmati dividen yang besar pula sesuai dengan porsi jumlah saham yang dimilikinya. 2) Preferred Stock Adalah saham yang sifat pemberian dividennya bisa disepakati antara investor dengan perusahaan penerbit saham. Dividen akan ditetapkan terlebih dahulu melalui perjanjian penetapan penerimaan dividen dan besarnya dividen biasanya tetap. Tetapi seandainya perusahaan sedang jatuh, pemilik saham preferen akan dinomorduakan dari pemilik obligasi tetapi dinomorsatukan dari pemilik saham biasa. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham Harga pasar saham dapat berubah-ubah setiap saat. Widoatmodjo (2000:81) menyatakan bahwa: “Faktor utama yang menyebabkan harga pasar saham berubah adalah adanya persepsi yang berbeda dari masing-masing investor, sesuai dengan informasi yang dimiliki. Persepsi tersebut dicerminkan melalui kemampuannya untuk memberikan keuntungan (rate return). Apabila sebagaian besar investor suatu saham mempunyai persepsi bahwa rate of return saham tersebut tidak memadai lagi, maka mereka akan mengambi; keputusan untuk menjualnnya. Kalau ini terjadi maka, harga saham akan menurun” Dan faktor-faktor yang mempengaruhi Rate of Return (ROR) menurut (Widoatmodjo, 2000:81-82) adalah sebagai berikut: 22 1) Tingkat pengembalian tanpa risiko Apabila kita menginvestasikan modal kita ke alat investasi yang tidak mengandung risiko. Di Indonesia, sarana investasi yang dianggap tidak memiliki risiko adalah deposito dan tabungan. 2) Premi risiko Premi risiko ini menunjukan seberapa besar kerugian investor apabila dia menanamkan modalnya untuk pembelian saham biasa. Investor akan menanggung risiko berupa kemungkinan masuknya pesaing baru, resesi ekonomi, atau yang lain. Dengan menambahkan premi risiko ke dalam tingkat pengembalian tanpa risiko, berarti investor telah berusaha meminimumkan risiko yang harus ditanggungnya dalam investasi saham biasa, yaitu dengan menuntut tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari tingkat pengembalian tanpa risiko. 3) Indeks beta Indeks beta ini menunjukan sensitivitas suatu saham terhadap keseluruhan pergerakan harga saham. Apabila kita menginginkan ROR yang tinggi, tentu saja kita bisa memilih saham yang indeks beta tinggi. 4) Tingkat pertumbuhan dividen ROR saham biasa bisa datang dari dua jurusan, yaitu dividen dan capital gain. Oleh karena ini, tingkat pertumbuhan dividen harus dimasukkan sebagai faktor yang mempengaruhi ROR. 4. Keuntungan saham Para investor tidak begitu saja membeli saham sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu terhadap emiten (perusahaan yang mengeluarkan saham). Salah satu 23 bahan pertimbangan bagi investor adalah kemampuan emiten dalam menghasilkan laba. Jika laba meningkat, maka secara teoritis harga saham akan meningkat pula. Harga saham akan bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi atas saham tersebut. Tinggi rendahnya harga saham lebih banyak dipengaruhi oleh pertimbangan pembeli atau penjual tentang kondisi internal dan eksternal perusahaan. Publikasi laporan keuangan emiten merupakan saat yang ditunggu-tunggu oleh para investor di bursa saham karena dari laporan keuangan itulah para investor dapat mempengaruhi perkembangan emiten, yang digunakan salah satu pertimbangan untuk membeli atau menjual saham yang dimilikinya. Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham, yaitu: 1) Dividen Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti 24 kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut. 2) Capital gain Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya. 5. Risiko saham Sebagai instrument investasi, saham memiliki risiko, antara lain: 1) Capital loss Merupakan kebalikan dari Capital gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham. Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham. b) Risiko likuidasi Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat 25 dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham, namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan. Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, hargaharga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply dan demand atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya. 6. Pengertian Return Saham Return adalah tingkat pengembalian minimum yang dibutuhkan untuk menarik investor agar membeli atau memiliki sekuritas. Saham suatu perusahaan bisa dinilai dari pengembalian (return) yang diterima oleh pemegang saham perusahaan yang bersangkutan. Return bagi para pemegang saham bisa berupa penerimaan dividen tunai maupun adanya perubahan harga saham pada suatu 26 periode (Ross, 2002). Dalam melakukan investasi dalam pasar modal, para investor pasti mengaharpkan return dari saham yang telah ditanamkannya. Menurut Sugiyanto (2003:109) : return adalah hasil yang diperoleh dari investasi. Terdapat 2 jenis return yaitu: 1) Return realisasi (realized return) Adalah return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko di masa datang. 2) Return ekspektasi (expected return) Adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi. Dalam penelitian ini, return yang digunakan adalah return realisasi (realized return) karena hanya memperhitungkan return yang telah terjadi dalam proses tertentu. 7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham Faktor-faktor yang mempengaruhi return saham yaitu: 1) Reaksi harga saham, dimana setiap penerbitan saham baru secara temporer akan menekan harga saham. Jika harga saham jatuh karena meningkatnya penawaran,maka saham akan menawarkan return yang lebih tinggi dari pada saham lain dan investor akan tertarik untuk melakukannya. 27 2) Spread yaitu perbedaan antara selisih nilai jual suatu saham dengan nilai beli saham. 3) Rasio yaitu perbandingan jumlah saham baru yang diterbitkan dengan jumlah saham lama yang beredar. 4) Diskon (subspread) yaitu potongan harga pemesanan saham baru. 8. Perhitungan Return Saham Tingkat hasil pengembalian (return) merupakan seberapa besarnya penerimaan yang diterima dari suatu investasi dengan biaya investasi awalnya. Tingkat hasil pengembalian atau rate of return adalah rasio selisih antara nilai akhir dengan nilai awal terhadap nilai awal investasi atau biaya investasi awalnya. Menurut Ross, Westerfild , Jordan, Bradford (2002:38), return saham dapat dirumuskan sebagai berikut: Dimana: Ri = Pt – P t-1 P t-1 Ri : Rata-rata tingkat pengembalian saham (return saham) Pt : Harga pada tahun t Pt-1: Harga pada tahun t-1 9. Hubungan ROA, ROE dan return saham Analisis fundamental berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan, tentang efektivitas dan efisiensi perusahaan mencapai sasarannya. Untuk menganalisis kinerja perusahaan dapat digunakan rasio keuangan yang terbagi dalam lima kelompok, yaitu rasio likuiditas, aktivitas, hutang, profiabilitas dan pasar (Gitman, 2003). Dengan analisis tersebut, para analisis mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor 28 fundamental yang mempengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan menerapkan hubungan faktor-faktor sehingga diperoleh taksiran harga saham. Umumnya faktor-faktor fundamental yang diteliti adalah nilai intrinsik, nilai pasar, return on assets (ROA), return on equity (ROE), book value (BV), debt equity ratio (DER), deviden earning, price earning ratio (PER), deviden payout ratio (DPR), deviden yield dan likuiditas saham. 29 D. Bagan Kerangka Pemikiran LAPORAN KEUANGAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN - Rasio Keuangan Ratio Profitabilitas : ROA dan ROE RETURN SAHAM 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Salah satu sektor industri yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah industri properti dan real estat yang sampai dengan tahun ini 2008 telah terdaftar 39 perusahaan. Tiga puluh sembilan perusahaan yang telah terdaftar tersebut sebagian besar berlokasi di Jakarta dengan lingkup usaha mulai dari perumahan, apartemen sampai dengan gedung perkantoran. Beberapa perusahaan tersebut antara lain PT. Bakrieland Development Tbk, didirikan pada tanggal 12 Juni 1990 berdasarkan Akta Notaris John Leonard Waworuntu, S.H., No.209, akta pendirian perusahaan disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.C2 1978.HT.01.01.TH.91 tanggal 31 Mei 1991. Perusahaan bergerak dalam bidang pembangunan, perdagangan dan jasa, termasuk usaha bisnis manajemen dan penyertaan pada perusahaan yang berhubungan dengan usaha real estat dan properti, serta dalam bidang infrastruktur. Perusahaan berdomisili di Jakarta dan berkantor pusat di Gedung Wisma Bakrie 1 Lantai 6, Jl.H.R. Rasuna Said Kav.B1, Jakarta Selatan. PT. Jakarta International Hotels & Development Tbk, didirikan pada tanggal 7 November 1969 dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Asing No.1/1967 berdasarkan Akta No.5 tanggal 7 November 1936 dari Soetrono Prawiroatmodjo, SH, notaris di Jakarta, yang kemudian diubah dengan Akta No.42 tanggal 27 Januari 1970 dari notaris yang sama. Ruang lingkup perusahaan mencakup pembangunan hotel dan 31 penyelenggaraan jasa perhotelan,pembagunan real estate dan property, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan dan niaga beserta fasilitasnya. Kantor pusat Perusahaan berkedudukan di Gedung Artha Graha – Lantai 15, Kawasan Niaga Terpadu Sudirman Kav. 52-53, Jakarta. PT. Lippo Karawaci Tbk, didirikan dengan nama PT. Tunggal Reksakencana pada tanggal 15 Oktober 1990 berdasarkan akata Notaris Misahardi Wilamarta, S.H, No.233. Ruang lingkup perusahaan adalah dalam bidang real estate, pengembangan perkotaan (urban development), pembebasan/pembelian, pengelolaan, pematangan, pengurugan dan penggalian tanah; membangun sarana dan prasarana/infrastruktur, merencanakan, membangun gedung-gedung, perumahan, perkantoran, peridustrian, perhotelan, rumah sakit, pusat perbelanjaan, pusat sarana olahraga dan sarana penunjang termasuk tetapi tidak terbatas pada lapangan golf, klub-klub, restoran, tempat-tempat hibiran lain, laboratuium medik, apotik beserta fasilitasnya. Perusahaan berdomisili di 2121 Bulevar Gajah Mada No.01-01 Lippo Cyber Park, Lippo Karawaci, Tangerang. PT. Pudjiadi Prestige Tbk didirikan berdasarkan akta notaris Miryam Magdalena Indriani Wiardi, S.H No.21 tanggal 11 September 1980 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.Y.A5/156/12 tanggal 22 Januari 1983. Ruang lingkup perusahaan meliputi bidang pembagunan perumahan,perkantoran dan apartemen. Perusahaan berkantor pusat di Jayakarta Tower Jl. Hayam Wuruk 126, Jakarta. 32 Selain itu, perusahaan yang bergerak dalam bidang industri properti dan real estat lainnya adalah PT. Summarecon Agung Tbk didirikan sesuai dengan Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri berdasarkan akta notaris Ridwan Suseto, S.H, No.308 tanggal 26 November 1975. Ruang lingkup perusahaan terutama bergerak dalam bidang pengembangan real estate, penyewaan property dan pengelolaan fasilitas rekreasi dan restoran. Kantor pusat perusahaan berkedudukan di Plaza Summarecon, Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta. B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian kausal, yaitu metode yang digunakan untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas (independent variables) terhadap variabel terikat tertentu (dependent variables). Adapun penulis memilih metode penulisan kausal adalah karena penulis ingin mengetahui secara statistik mengenai pengaruh ROA dan ROE terhadap return saham sehingga dapat memberikan informasi tambahan bagi investor di Bursa Efek Jakarta (BEJ). ROA dan ROE merupakan variabel bebas (independent variable). Sedangkan return saham merupakan variabel terikatnya (dependent variable). C. Hipotesis Informasi rasio dalam laba (profitabilitas) terutama ROA dan ROE membawa muatan informasi ke pasar modal. Investor menggunakan informasi tersebut untuk mengevaluasi kinerja perusahaan yang telah tercatat dipasar modal sebelum 33 mengambil keputusan untuk investasi pada saham perusahaan tertentu yang dianggap dapat memberikan return yang lebih besar dengan perusahaan lainnya. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H0: Tidak Terdapat pengaruh yang signifikan ROA dan ROE terhadap return saham. Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan ROA dan ROE terhadap return saham. D. Sampel Penelitian Penelitian ini mengambil sampel pada perusahaan industri properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel yang akan digunakan harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan yang menyatakan laporan keuangan periode 31 Desember 2005 dan 31 Desember 2006. 2. Menyatakan listing saham bulan Maret dan April tahun 2006 dan 2007. 3. Perusahaan yang sahamnya aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). 4. Selama periode pengamatan perusahaan memiliki data yang lengkap untuk digunakan dalam penelitian ini. Dengan kriteria tersebut didapat sampel perusahaan yang akan digunakan dalam penelitian sebanyak 24 sampel dari 39 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu sebagai berikut: 1. PT. Bakrieland Development Tbk (ELTY) 2. PT. Bhuwanatala Indah Permai Tbk (BIPP) 34 3. PT. Bintang Mitra Semestaraya (BMSR) 4. PT. Ciputra Development Tbk (CTRA) 5. PT. Ciputra Surya Tbk (CTRS) 6. PT. Dharmala Intiland Tbk (DILD) 7. PT. Duta Anggada Realty Tbk (DART) 8. PT. Duta Pertiwi Tbk (DUTI) 9. PT. Jakarta International Hotels & Development Tbk (JIHD) 10. PT. Jaya Real Property Tbk (JRPT) 11. PT. Karka Yasa Profilia Tbk (KARK) 12. PT. Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) 13. PT. Kridaperdana Indahgraha (KPIG) 14. PT. Lippo Cikarang Tbk (LPCK) 15. PT. Lippo Karawaci Tbk (LPKR) 16. PT. ModernLand Realty Tbk (MDLN) 17. PT. New Century Development Tbk (PTRA) 18. PT. Pakowon Jati Tbk (PWON) 19. PT. Pudjiadi Prestige Tbk (PUDP) 20. PT. Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk (RBMS) 21. PT. Roda Panggon Harapan Tbk (RODA) 22. PT. Summarecon Agung Tbk (SMRA) 23. PT. Suryainti Permata Tbk (SIIP) 24. PT. Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) 35 E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran 1) Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:. a) Return saham (Rit) adalah tingkat pengembalian yang diperoleh pemegang saham bagi modal yang telah mereka tanamkan dalam suatu periode tertentu. Return saham dalam penelitian ini dihitung dengan rasio selisih antara harga saham bulan April dengan bulan Maret terhadap harga saham bulan Maret pada tahun 2006 dan 2007, dengan rumusan sebagai berikut: Ri = Pt – P t-1 P t-1 Dimana: Ri : Rata-rata tingkat pengembalian saham (return saham) Pt : Harga saham bulan April Pt-1: Harga saham bulan Maret b) Return On Assets (ROA) adalah rasio untuk mengukur kemampuan dari modal yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba bersih. c) Return On Equity (ROE) adalah rasio untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan saham biasa. 2) Variabel Pengukuran Variabel dependen adalah return saham dan variabel independen adalah ROA dan ROE, dimana menggunakan skala pengukuran yang sama yaitu skala rasio. 36 F. Metode Pengumpulan Data Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam rangka mengumpulkan data untuk penelitian ini dengan menggunakan data kepustakaan yang diperoleh dengan membaca, mengumpulkan, mencatat, mempelajari buku-buku, literatur, diktat-diktat dan men-download situs website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan alamat www.idx.co.id atau www.jsx.co.id. Data ini digunakan untuk mendapatkan landasan teori yang akan diterapkan agar penjelasan dan penggunaan suatu metode analisis serta pengambil keputusan dapat dilakukan dengan benar. G. Metode Analisa Data Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis untuk penelitian ini adalah: 1. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi ini digunakan untuk memprediksi seberapa jauh pengaruh antara variabel bebas (ROA dan ROE) dengan variabel terikat (return saham). Metode analisis regresi linier berganda : Yi = β + β1X1i + β2X2i Dimana : Yi β β1,β2 = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan = Harga y bila x = 0 (harga konstan) = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan. X1i, X2i= Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu. Koefisien Regresi β dan β1,β2 untuk persamaan regresi dapat dihitung : 37 β = β1,β2 = (∑ Yi )(∑ X i ) − (∑ X i )(∑ X iYi ) n ∑ X i − (∑ X i ) 2 2 n∑ X iYi − (∑ X i )(∑ Yi ) n ∑ X i − (∑ X i ) 2 2 2. Uji regresi Uji regresi ini digunakan untuk mengetahui berarti (signifikan) atau tidaknya hubungan yang terjadi antara variabel X1 dan X2 terhadap Y yang telah dibentuk oleh persamaan regresi. Adapun perhitungan dari regresi ini menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 16 dengan hipotesis untuk uji regresi adalah: Nilai sig. < α berarti H0 ditolak. Nilai sig. ≥ α berarti H0 diterima Dasar pengambilan keputusan, pada α = 0,05 3. Uji R2 (Koefisien Determinan) Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 ( 0 ≤ R2 ≤1). Semakin besar R2 (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat dijelaskan variabel dependen. Untuk memperoleh R2 dipakai rumus sebagai berikut: R2 = ∑ ( Y* - Ý)2/k = Jumlah kuadrat regresi ∑ ( Y - Ý)2/k Jumlah kuadrat total Y Y* Ý k dimana : = nilai persamaan = nilai Y yang ditaksir denganmodel regresi = nilai rata-rata pengamatan = jumlah variabel independent 38 4. Uji F Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Pengujian ini dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel. Untuk memperoleh nilai F hitung dipakai rumus berikut: = Jumlah kuadrat regresi R2 = ∑ ( Y* - Ý)2/k ∑ ( Y - Ý)2/ (n-k-1) Jumlah kuadrat residual Y Y* Ý n k dimana : = nilai persamaan = nilai Y yang ditaksir denganmodel regresi = nilai rata-rata pengamatan = jumlah pengamatan/sampel = jumlah variabel independent 5. Uji t Uji t dipakai unutk melihat signifikan dari pengaruh independen secara individu terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. Uji ini dilakukan dengan memperbandingkan t hitung dengan t tabel. Untuk memperoleh nilai t hitung dipakai rumus berikut: t hitung = bi – (βi) se (bi) , dimana bi = koefisien variabel ke-i βi = parameter ke-i yang dihipotesiskan se (bi) = kesalahan standar bi 39 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Berikut dalam tabel 1 disajikan daftar nama-nama perusahaan industri properti dan real estat beserta ROA, ROE tahun 2005 dan 2006 serta return saham tahun 2006 dan 2007 yang didapat dalam perhitungan pada tabel 2 yaitu, sebagai berikut: Tahun 2006 NO INDUSTRI PROPERTI DAN REAL ESTAT ROA (%) ROE (%) Tahun 2005 Rit (%) 2007 ROA (%) ROE (%) Rit (%) 2006 1 BHUWANATALA INDAH PERMAI -13.61 -23.41 0.23 -4.17 -6.61 0.93 2 BINTANG MITRA SEMESTARAYA -1.27 -1.53 0.29 -0.92 -1.10 6.42 3 CIPUTRA DEVELOPMENT 4 CIPUTRA SURYA 5.83 10.57 0.18 4.34 -239.12 8.22 13.49 22.35 1.31 9.32 18.59 0.52 5 DUTA ANGGADA REALTY 9.59 36.12 1.67 12.37 62.53 20.28 6 DHARMALA INTILAND 4.33 4,504.34 0.87 -0.75 18.54 9.99 7 DUTA PERTIWI 3.05 8.36 0.09 2.22 6.49 18.19 8 BAKRIELAND DEVELOPMENT 3.31 6.02 0.36 4.92 9.97 0.17 9 JAKARTA INTERNATIONAL -3.28 -11.61 1.05 -5.97 -13.38 1.19 10 JAYA REAL PROPERTY 6.85 10.97 2.15 6.03 8.86 15.96 11 KARKA YASA PROFILIA -0.46 -0.66 -0.44 0.28 0.42 1.36 12 KAWASAN INDUSTRI JABABEKA 2.24 2.63 -0.29 7.52 9.30 0.11 13 KRIDA PERDANA INDAHGRAHA 2.45 2.84 191.00 2.84 2.97 3.02 14 LIPPO CIKARANG 0.02 0.05 -0.01 0.43 1.08 3.68 15 LIPPO KARAWACI 5.47 15.66 1.30 8.59 19.87 -0.37 16 17 MODERNLAND REALTY NEW CENTURY DEVELOPMENT -0.22 1.42 -0.53 4.71 0.16 0.64 1.47 -62.80 3.04 -217.17 -0.65 2.36 18 PUDJIADI PRESTIGE LIMITED 0.24 0.32 -0.74 1.51 2.53 596.00 19 PAKUWON JATI 9.27 27.14 0.17 3.49 73.36 -0.95 20 RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI 0.36 0.48 0.17 -1.60 -2.19 1.60 21 RODA PANGGON HARAPAN 0.59 0.61 0.35 -2.69 -2.82 -0.48 22 SURYAINTI PERMATA 19.47 21.65 1.00 17.86 20.79 3.03 23 SURYAMAS DUTAMAKMUR 4.26 25.94 0.17 -3.30 -26.07 -0.97 24 SUMMARECON AGUNG 9.78 21.96 1.59 10.40 23.16 -0.31 Tabel 1. ROA, ROE dan Return saham 40 No 1 2 3 4 5 6 7 8 Industri Properti dan Real Estat BHUWANATALA INDAH PERMAI BINTANG MITRA SEMESTARAYA CIPUTRA DEVELOPMENT CIPUTRA SURYA DUTA ANGGADA REALTY DHARMALA INTILAND DUTA PERTIWI BAKRIELAND DEVELOPMENT Harga Saham (Milyar Rp) Tahun 2007 Mar Apr Rit (%) 40,612 49,973 0.23 49 63 0.29 499,838 591,484 0.18 115,125 265,643 1.31 634 1,695 1.67 7,098 13,301 0.87 2,653 2,899 0.09 408,673 556,885 0.36 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 JAKARTA INTERNATIONAL JAYA REAL PROPERTY KARKA YASA PROFILIA KAWASAN INDUSTRI JABABEKA KRIDA PERDANA INDAHGRAHA LIPPO CIKARANG LIPPO KARAWACI MODERNLAND REALTY NEW CENTURY DEVELOPMENT PUDJIADI PRESTIGE LIMITED PAKUWON JATI RISTIA BINTANG MAHKOTASEJATI RODA PANGGON HARAPAN SURYAINTI PERMATA SURYAMAS DUTAMAKMUR SUMMARECON AGUNG 23,904 6,430 5,369 309,055 3 2,130 120,656 6,894 24,589 404 919 24 57 25,512 862 62,773 49,100 20,236 3,023 217,945 576 2,102 278,100 7,989 40,404 107 1,074 28 77 51,014 1,012 162,877 1.05 2.15 -0.44 -0.29 191.00 -0.01 1.30 0.16 0.64 -0.74 0.17 0.17 0.35 1.00 0.17 1.59 Harga Saham (Milyar Rp) Tahun 2006 Mar Apr Rit (%) 806 1,558 0.93 12 89 6.42 35,472 327,214 8.22 262,914 398,756 0.52 1,499 31,893 20.28 2,434 26,757 9.99 582 11,168 18.19 102,088 118,981 0.17 43,955 1,680 136 291,393 55 71 925,834 288,635 608 5 115 15 23 4,617 4,776 309,004 96,086 28,501 321 324,175 221 332 586,728 100,913 2,043 2,985 6 39 12 18,616 123 213,414 1.19 15.96 1.36 0.11 3.02 3.68 -0.37 -0.65 2.36 596.00 -0.95 1.60 -0.48 3.03 -0.97 -0.31 Tabel 2. Perhitungan return saham Berdasarkan tabel 1 dan 2 dapat dilihat nilai minimum return saham adalah -0,97 terdapat pada PT.Surya Dutamas tahun 2006 dan nilai maksimum sebesar 596 terdapat pada PT. Pudjiadi Prestige Limited tahun 2006. Nilai rata-rata 18,5952 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 89,48672. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata pergerakan return saham pada industri properti dan real estat di bursa mengalami penurun ditahun 2007 dibandingkan tahun 2006. Variabel independen ROA mempunyai nilai minimum sebesar -62.80 terdapat pada PT. New Century Development tahun 2005 dan nilai maximum sebesar 19.47 terdapat pada PT. Surya Inti Permata tahun 2006. Nilai rata-rata 1,9702 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 11,25461. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata nilai kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam aktiva untuk 41 menghasilkan laba bersih pada industri properti dan real estat pada tahun 2006 mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2005. Variabel independen ROE mempunyai nilai minimum sebesar -239,12 terdapat pada PT. Ciputra Development tahun 2005 dan nilai maximum sebesar 4.504,34 terdapat pada PT. Dharmala Intiland tahun 2006. Nilai rata-rata 92,8754 dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 652,28639. Hal ini menunjukan bahwa rata-rat nilai kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilakn keuntungan bagi pemegang saham preferen dan saham biasa pada industri properti dan real estat pada 2006 mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2005.. Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk mengetahui karakteristik data seperti nilai minimum, maximum, nilai rata-rata, dan seberapa jauh data-data bervariasi. Hasil uji deskriptif data untuk perusahaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3 Statistics N Valid Return On Return On Assets Equity Return Saham 48 48 48 0 0 0 1.9702 92.8754 18.5952 11.25461 652.28639 89.48672 Minimum -62.80 -239.12 -.97 Maximum 19.47 4504.34 596.00 Missing Mean Std. Deviation 42 B. Analisa Uji Regresi Berganda Dalam analisa regresi harus dikembangkan sebuah persamaan regresi yang mencari nilai variabel independen dan nilai variabel dependen yang telah diketahui. Analisa regresi digunakan terutama untuk tujuan peramalan, selain itu, mempelajari bagaimana eratnya antara suatu variabel independen dengan sebuah variabel dependen. Pada penelitian ini menggunakan regresi linear berganda karena lebih dari satu variabel independen. Dalam pengujian ini juga menggunakan program SPSS versi 16 yang meliputi banyak perhitungan model regresi linear. Nilai perhitungan variabel independen dan nilai variabel dependen dapat dilihat pada tabel berikut ini: 1. Nilai Koefisien Determinan Berikut nilai koefisien determinan dari regresi linier berganda. Tabel 4 Nilai Koefisien Determinan Model Summaryb Model 1 R .028a Adjusted R Std. Error of the Square Estimate R Square .001 -.044 91.41688 Durbin-Watson 2.082 a. Predictors: (Constant), Return On Equity, Return On Assets b. Dependent Variable: Return Saham Pada tabel Model Summary tersebut dapat diketahui angka R Square adalah 0,001 (yaitu pengkruadratan dari koefisien determinan, atau 0,028 x 0,028 = 0,001). R Square dapat disebut koefisien determinan, yang dalam hal ini berarti 0,1 % return saham perusahaan dipengaruhi oleh ROA dan ROE, sementara sisanya dipengaruhi oleh sebab-sebab lain dengan catatan semakin kecil angka R Square, semakin lemah pengaruh kedua variabel bahkan tidak terdapat pengaruh. 43 2. Pengujian hipotesis Berikut nilai F hitung dan nilai t hitung dari regresi linier berganda Tabel 5 Nilai F Hitung ANOVAb Model 1 Sum of Squares Regression df Mean Square 303.001 2 151.501 Residual 376067.061 45 8357.046 Total 376370.062 47 F Sig. .018 .982a a. Predictors: (Constant), Return On Equity, Return On Assets b. Dependent Variable: Return Saham Dari uji ANOVA atau penentuan nilai F Test, didapat F Hitung adalah 0,018 dengan tingkat kepercayaan (95%) dan derajat kebebasan (df), α = 0,05 dan derajat kebebasan (df) 2 : 45, maka hasilnya: Sig α 0.982 > 0,05 karena Sig > α, maka disimpulkan model regresi tidak dapat dipakai untuk memprediksi return saham. 44 Tabel 6 Nilai t hitung Coefficientsa P Standardized Unstandardized Coefficients a Model d B 1 (Constant) a Std. Error 18.917 13.509 Return On Assets .021 1.189 Return On Equity -.004 .021 Coefficients t Beta Sig. 1.400 .168 .003 .018 .986 -.028 -.190 .850 a. Dependent Variable: Return Saham Pada tabel Coefficients tersebut diketahui bahwa nilai t Hitung sebesar 1,400 dengan tingkat kepercayaan (95%) dan derajat kebebasan (df), α = 0,05 maka hasilnya: Sig α 0.168 > 0,05 Karena Sig > α, maka dapat diartikan bahwa Ho diterima dan tidak terdapat pengaruh ROA dan ROE terhadap return saham. Hal tersebut dikarenakan ROA dan ROE serta return saham tidak berhubungan secara nyata dan pengaruh rasio keuangan terhadap return saham masih sangat bervariatif, artinya selain dipengaruhi ROA dan ROE juga dipengaruhi oleh faktor-faktor fundamental lainnya seperti nilai intrinsik, nilai pasar, book value (BV), debt equity ratio (DER), deviden earning, price earning ratio (PER), deviden payout ratio (DPR), deviden yield dan likuiditas saham. 45 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa, tidak terdapat pengaruh ROA dan ROE terhadap return saham pada industri properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia tahun 2005 dan 2006. Hal tersebut dikarenakan ROA dan ROE serta return saham tidak berhubungan secara nyata dan pengaruh rasio keuangan terhadap return saham masih sangat bervariatif, artinya selain dipengaruhi ROA dan ROE juga banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor fundamental lainnya seperti nilai intrinsik, nilai pasar, book value (BV), debt equity ratio (DER), deviden earning, price earning ratio (PER), deviden payout ratio (DPR), deviden yield dan likuiditas saham. B. Saran-saran Dari pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian, berikut ini beberapa yang dapat penulis ajukan sebagai rekomendasi, yaitu sebagai berikut: 1. Para investor yang ingin berinvestasi saham di sektor industri properti dan real estat, hendaknya mempertimbangkan faktor-faktor fundamental lainnya dan pasar saham secara umum sebelum mengambil keputusan. 2. Keterbatasan yang ada dalam penelitian ini untuk disarankan kepada penelitian selanjutnya. Keterbatasan penelitian ini yaitu pada data perusahaan yang kurang optimal seperti keterbatasan sampel yang digunakan hanya berjumlah 24 46 perusahaan dan periode pengamatan dari tahun 2005 sampai 2006 serta hanya mengambil perusahaan dari industri properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan konteks keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, maka penulis sarankan untuk dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya antara lain dengan menambah jumlah variabel yang diteliti seperti price earning ratio (PER), memperluas jenis industri yang diteliti seperti industri manufaktur atau industri otomotif, serta menambah tahun penelitian dan jumlah perusahaan yang diteliti. 47