BAB V PENUTUP Pada bab ini diberikan kesimpulan dan saran-saran berdasarkan pembahasan dalam skripsi ini. 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Persamaan gelombang air dangkal 1D dikonstruksikan dari persamaan massa dan persamaan momentum. 2. Persamaan gelombang air dangkal 1D berbentuk sistem persamaan diferensial parsial nonlinear hiperbolik order satu. 3. Persamaan gelombang air dangkal 1D diaplikasikan pada permasalahan bendungan bobol untuk memperoleh solusi eksak (analitik) melalui metode karakteristik quasilinear. 4. Berdasarkan aliran air, setelah bendungan bobol terdapat tiga daerah. (a) Daerah I adalah daerah dengan air yang tenang tidak mengalami gangguan sehingga kondisi pada saat sebelum bendungan bobol masih terpenuhi. (b) Daerah II adalah daerah dengan air bergerak ke kanan dan kiri sehingga kecepatan totalnya tidak nol. Kecepatan horizontal dan ketinggian air pada daerah ini secara berturut turut adalah sebesar 23 (c0 + xt ) dan 1 √ x 2 9g (2 gh0 − t ) . (c) Daerah III adalah daerah kering. Air tidak masuk ke daerah ini. 74 75 5. Posisi paling jauh yang dicapai oleh air saat bendungan bobol adalah pada 2c0 t, dengan c0 dan t berturut-turut menunjukkan kecepatan perambatan awal dan waktu. Oleh karena itu, untuk menghindari bencana alam (bendungan bobol) kawasan penduduk harus berjarak lebih jauh dari posisi tersebut. 5.2. Saran Setelah membahas dan mengimplementasikan sistem persamaan gelombang air dangkal, penulis ingin menyampaikan beberapa saran. 1. Permodelan persamaan gelombang air dangkal dalam skripsi ini dibatasi pada topografi dasar permukaan yang mendatar dan tanpa adanya gesekan air, sehingga masih memberikan peluang untuk melakukan penelitian terkait permodelan gelombang air dangkal pada kemiringan dasar permukaan dan gesekan air yang tidak nol. 2. Permodelan persamaan gelombang air dangkal dalam skripsi ini dibatasi pada dimensi satu, sehingga masih memberikan peluang untuk mengkonstruksi persamaan gelombang air dangkal dua dimensi atau lebih. 3. Aplikasi dari permodelan gelombang air dangkal yang dibahas di dalam skripsi ini terbatas pada suatu bentuk masalah nilai awal, sehingga masih memberikan peluang untuk memberikan aplikasi untuk bentuk masalah nilai awal yang lain. 4. Solusi analitik untuk persamaan gelombang air dangkal ada untuk beberapa kasus selain dam break problem, misalnya debris avalanche problems dan waves on a sloping beach. Besar harapan penulis untuk selanjutnya kedua permasalahan tersebut dibahas secara tuntas dan lebih ringkas. 5. Penyelesaian masalah bendungan bobol dalam skripsi ini diperoleh menggunakan metode analitik, sehingga masih memberikan peluang untuk menyelesaikan permasalahan tersebut menggunakan pendekatan numerik.