The 2015 AEC Business Competition, Business Intelligence and

advertisement
JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 10, Nomor 1, Februari 2016
ISSN 2354-5682
53
ANALISIS HUBUNGAN CITRA MEREK (BRAND IMAGE)
DAN PRILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA
(Studi Kasus Pada PT Asia Surya Perkasa Cabang Pangkalpinang)
MARDIANSYAH
RIZAL RUBEN MANULLANG
YUDI RAFANI
Management Program
STIE-IBEK Bangka Belitung
Pangkal Pinang, Indonesia
[email protected]
Abstract-Authors in doing the research is empirically ti provide proof
about the releationship of brand image (Brand Image) and the
behavior of the consumer toward purchasing decision M otorcycles
Honda Brand. The research of the correlation analysis of walking by
to prove in every relationship in the analysis of each of the variables.
As for the data that is in use is the primary data. The results show
there is a connection variable brand image against the purchasing
decisions of 0.587 meaning can be interpreted based on the
correlation coefficient power indicator that shows the value of the
correlation strength categories are. There is a connection variable
behavior of consumers against purchasing decisions of 0.697
meaning can be interpreted based on the correlation coefficient power
indicator that shows the strength of the correlation value categories.
Keywords: Image of the brand (Brand Image), Consumer
Behaviour and buying decision.
I. PENDAHULUAN
Perkembangan dunia usaha saat ini sudah mengalami
peningkatan yang sangat tajam. Hal ini di tandai dengan
ketatnya persaingan dalam dunia usaha menuntut setiap
perusahaan
untukmengamb il
lang kah-lang kah
serta
memb entu k strateg i yang jitu dan efekt if g una
memenang kan persaingan
dengan ko mpet itor demi
menjaga
eksistensi yang
dimiliki dan
tentunya
mempertahan kan bah kan men ing kat kan keuntungan atau
profit yang d ihasilkan. Tanpa strategi yang jitu dan efektif
perusahaan tidak akan dapat bertahan karena seiring waktu
ko mp et ito r akan terus muncu l bersamaan deng an
permint aan konsu men yang kian men ingkat. Hal in i
dihadap i o leh setiap perusahaan yang mencari laba dan tidak
terkecuali industri sepeda motor. Saat ini, perkembangan
ju mlah penduduk yang cukup pesat serta beragamnya aktivitas
kerja setiap orang memungkinkan segala aktivitas tersebut
harus dilakukan secara cepat. Agar orang dapat melaku kan
pekerjaan secara cepat, d ibutuhkan sarana pendukung, seperti
saran a t ransp o rtas i.
Transp ortas i merup akan alat y an g b erg un a u ntu k
me min dah kan b aran g atau orang d ala m kuant itas
tert entu , ke suatu te mpat tertentu, dalam jangka waktu
tertentu. Kebutuhan akan alat transportasi dewasa ini telah
menjad i kebutuhan primer. Diband ing dengan alat
transportasi umu m, sebagian besar orang lebih memilih untuk
menggunakan alat transportasi pribadi terutama sepeda motor
guna menunjang aktivitas sehari-hari. Selain merupakan alat
transportasi yang praktis dan lincah manakala d igunakan
untuk melewati kemacetan baik dalam kota maupun luar
kota, konsumsi bahanbakar sepeda motor lebih rendah jika
dibandingkan dengan kendaraan roda empat. Kemudah an
kred it seped a mot or sert a perilaku masyarakat yang
cenderung konsu mtif pun menambah ju mlah pengguna
sepeda motor dari waktu ke waktu. Berbagai produsen sepeda
motor berlo mba-lo mba menciptakan aneka jenis varian sepeda
motor guna memenuhi kebutuhan masyarakat alat
transportasi, sehingga dewasa in i dapat d ilih at b erb ag ai
jen is sep ed a mo to r d ari berbagai merek bermuncu lan.
untuk
dapat
bersaing
perusahaan
juga
harus
mempertahan kan serta men jaga cit ra merek (brand image )
mereka yang sudah di kenal oleh masyarakat.
Citra merek (brand image) merupakan serang kaian
kepercayaan konsumen tentang merek tertentu sehingga
merek tersebut melekat di p ikiran mereka.Cit ra terhadap
merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan
terhadap suatu merek, konsu men yang memiliki c it ra yang
positif terhadap suatu merek akan leb ih memungkin kan
untuk melakukan keputusan pembelian.Cit ra merek (brand
image) merupakan persepsi konsu men serta apa yang
konsumen pikirkan dan rasakan ket ika mendengar dan
melihat nama suatu merek sehingga me mpermudah kan
perusahaan untuk men jual p roduk yang d i tawarkan
sehingga terjadilah yang namanya keputusan pembelian.
Keg iatan mengenali citra merek (brand image) merupakan
bentuk meyakin kan konsumen untuk membeli, sehingga
penjualan akan men ing kat sesuai tujuan yang di harapkan,
merek juga b isa berfungsi menarik min at konsu men, dengan
merek yang baik, dapat dengan mudah di ingat oleh
konsumen dan dapat mempengaruh i konsu men dalam
pengamb ilan keputusan pembelian . Merek honda merupakan
salah satu produk yang sudah terkenal d i indonesia,
dikarenakan dengan adanya citra merek yang berkualitas
mendukung masyarakat untuk membeli produk tersebut.
selain itu p rilaku konsu men juga harus d i perhat ikan o leh
perusahaan karena konsu men adalah setiap o rang pemakai
barang dan jasa dalam masyrakat baik untuk diri sendiri,
keluarga, maupun orang lain. Konsu men telah menjad i pusat
perhatian produsen karena konsumen lah yang memutuskan
bahwa ia akan membeli p roduk tertentu atau tidak. Oleh
karena itu pemasar wajib memahami konsu men, apa saja
www.stie-ibek.ac.id
© 2016, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 10, Nomor 1, Februari 2016
ISSN 2354-5682
yang di butuhkannya, apa seleranya, bagaimana konsu men
mengamb il keputusan. Prilaku konsumen adalah proses dan
akt ivitas ket ika seorang berhubungan dengan pencarian,
pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian
produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keing inan.
Prilaku konsu men merupakan hal-hal yang mendasari
konsumen untuk membuat keputusan pembelian . Pengert ian
prilaku konsumen menurut Sch iffman dan Kannu k dalam
Ristiyanti Prasetijo dan John J.O.I Ihalau w (2003) adalah
proses yang dilalu i o leh seseorang dalam mencari, membeli,
menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak pasca konsu msi
produk, jasa, maupun ide yang diharap kan b isa memenuh i
kebutuhannya. Pengaruh yang mendasar prilaku konsu men
antara lain disebab kan oleh fakto r internal yang
menggerakkan dan mempengaruh i prilaku, yaitu : Su mber
daya konsumen, motivasi dan ket rlibatan, pengetahuan,
sikap, kepribad ian dan gaya hidup. Sumberdaya konsu men
berkaitan dengan s ituasi pengamb ilan keputusan yang
menyangkut waktu, uang , dan perhat ian (penerimaan
info ramasi dan kemampuan pengolahan ). Mot ivasi dan
keterlibatan berkaitan dengan keg iatan yang berkaitan yang
berkepent ingan men jelaskan apa yang terjadi b ila prilaku
diarah kan pada tu juan yang diberi energ i dan diakt ifkan,
serta melihat bagaimana kehad iran dan ket idakhad irannya
mempengaruhi p rilaku proses pengamb ilan keputusan. Baik
keputusan membeli ataupun menggunakan suatu produk.
Sedangkan pengetahuan berkaitan dengan in formasi
mengenai produ k yang di simpan dalam ingatan konsu men,
sikap menggambarkan sebagai evaluasi secara menyeluruh
yang memung kinkan orang merespon dengan cara
menguntungkan atau t idak menguntungkan secara konsisten
berkenaan dengan cara menguntungkan atau tidak
menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan p rodu k
dan berbagai alternat ive yang d iberiakan.
Menurut kot ler dan A mstrong (2001) mengemu kakan
bahwa dalam keadaan yang sama, persepsi seseorang
terhadap sesuatu produk dapan berbeda-beda, hal ini
disebabkan oleh adanya proses seleksi terhadap stimu lus
yang ada.
Selain persepsi akan muncul pu la sikap yaitu sikap
konsumen dalam menilai suatu produk yang akan diminati
untuk dimiliki atau di manfaat kan. Sikap sebagai suatu
evaluasi yang menyelu ruh memungkinkan bag i konsumen
untuk menanggapi dengan cara yang menguntungkan
maupun tidak menguntungkan terhadap produk yang di
nialai.
Menurut Robin (2006) menyebutkan bahwa sikap
adalah pernyataan-pernyataan atau penilaian evaluative
berkenaan dengan obyek, orang, atau suatu peristiwa.
Didalam sikap terdapat t iga ko mponen, yaitu : Cogn itive
Co mponen, Affect ive Co mponen, Behav ioral Co mponen.
Cognit ive Co mponen adalah kepercayaan konsu men dan
pengetahuaan tentang obyek, yang d isebut dengan obyek
disin i adalah atribut produk. Kepercayaan dan pengetahuan
konsumen berkaitan dengan ketertarikan, hasrat, dan
keinginan konsumen terhadap suatu produk /merek.
Semakin posit if kepercayaan terhadap suatu produk / merek
maka keselu ruhan ko mponen kogn it if akan mendukung
sikap secara keselu ruhan. Affective Co mponen adalah
emosional yang merefleksikan perasaan sesorang terhadap
suatu obyek apakah obyek tersebut diing inkan atau d isukai.
54
Perasaan konsu men disin i berkaitan dengan harapan
konsumen terhadap produk / merek, bah wa produ k/ merek
tersebut diharapakan dapat memenuhi keinginan konsu men
sesuai dengan kebutuhannya. Behavioral Componen adalah
merefleksikan kecendrungan dan prilaku aktual suatu obyek,
dimana ko mponen ini menunjukkkan kecendrungan
melaku kan suatu tindakan. Tindakan dapat diartikan sebagai
keputusan untuk mengeksekusikan pembelian atau
pemakaian suatu produk.
Keputusan pembelian menjad i suatu hal yang pen ting
untuk diperhatikan karena hal ini tentu akan men jad i suatu
pertimbangan bagaimana suatu strategi pemasaran yang akan
dilaku kan perusahaan berikutnya. Keberhasilan perusahaan
dalam mempengaruh i konsumen dalam keputusan pembelian
sangat di dukung melalu i upaya membangun ko munikasi
kepada konsumen dengan membangun merek kepada
konsumen dengan strategi pemasaran, serta melaku kan
inovasi untuk varian-varians baru pada suatu produk. Proses
pengamb ilan keputusan pembelian yang ru mit seringkali
melibat kan beberapa keputusan. Suatu keputusan melibatkan
pilihan diantara dua atau lebih alternatif tindakan . Persaingan
yang begitu ketat sekarang ini membuat perusahaan perusahaan harus mampu memain kan strategi pemasaran
yang handal dan mampu menarik minat konsumen sehingga
mampu memenang kan pasar. Produk yang memiliki kualitas
yang baik dengan diferensiasi yang juga baik akan menjad i
produk yang kemung kinan besar memiliki konsumen yang
loyal.
Dengan memahami bagaimana prilaku konsumen akan
memberikan su mbangsih bagi perusahaan untuk meru muskan
strategi perusahaan yang nantinya akan d iimp lementasikan
dalam suatu produk hendak diproduksi, jauh sebelumnya
telah diketahui apa yang menjad i kebutuhan dan keinginan
konsumen.
Fakto r-fakto r yang memp engaruhi terdapat 4 faktor
internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan
pembelian :
1) Motivasi ( motivation) merupakan suatu dorongan yang
ada dalam d iri manusia untuk mencapai tujuan tetrtentu.
2) Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan
seseorang terhadap stimu lasi atau kejadian yang
diterimanya berdasarkan info rmasi dan pengalamannya
terhadap rangsangan tersebut.
3) Pembentu kan sikap (attitude formation) merupakan
penilaian yang ada dalam d iri seseorang yang
mencermin kan sikap suka/tidak suka seseorang akan
suatu hal.
4) Integrasi ( integration) merupakan kesatuan antara sikap
dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap
yang diamb il. Perasaan suka akan mendo rong seseorang
untuk membeli dan perasaan t idak suka akan
membu lat kan tekat seseorang untuk tidak membeli
produk tersebut.
Dengan adanya cit ra merek (brand image) yang baik
dan pemahaman akan prilaku konsumen yang tepat d i
harapkan pen jualan akan dapat terus men ingkat .Berkaitan
dengan pentingnya citra merek (brand image) dan prilaku
konsumen, maka hal in i perlu d iperhat ikan o leh PT. AS P
(Asia Surya Perkasa ) pang kalpinang yaitu perusahaan yang
bergerak di b idang penjualan sepeda bermotor merek
“HONDA” d imana dalam upaya mengantisipasi persaingan
www.stie-ibek.ac.id
© 2016, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 10, Nomor 1, Februari 2016
ISSN 2354-5682
yang semakin ketat dengan perusahaan lainnya, serta untuk
leb ih mening kat kan pen jualan produ knya maka perusahaan
perlu melakukan evaluasi untuk mempertahan kan Cit ra
Merek (Brand Image) dan memahami Prilaku Konsu men
guna untuk mempermudah akan Keputusan Pembelian dan
mempero leh profit yang maksimal serta tujuan perusahaan
lainnya.
II. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Manajemen
Manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Manajemen yang baik akan
memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan
masyarakat. Dengan manajemen, daya guna dan hasil guna
unsur-unsur manajemen akan dapat ditingkat kan.
Menurut Hasibuan (2012) Adapun unsur-unsur
manajemen itu terdiri dari ; a) Man,b) Money,c) Method, d)
Machines, e) Materials, dan f) Market, d isingkat 6 M.
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya
mengatur. Timbul pertanyaan tentang : apa yang diatur, apa
tujuannya diatur, mengapa harus diatur, siapa yang mengatur,
dan bagaimana mengaturnya. Adapun penjelasan sebagai
berikut :
1) Yang diatur adalah semua unsur manajemen, yakni 6 M .
2) Tujuan diatur adalah agar 6 M leb ih berdaya guna dan
berhasil guna dalam mewujudkan tujuan.
3) Harus diatur supaya 6 M itu bermanfaat optimal,
terkoordinasi dan terintegrasi dengan baik dalam
menunjang terwu judnya tujuan organisasi.
4) Yang
mengatur
adalah
pimp inan
dengan
kepemimp inannya yaitu pimpinan puncak, manajer madya,
dan supervise.
5) Mengaturnya adalah dengan melaku kan kegiatan urutan urutan fungsi manajemen tersebut.
Menurut Hasibuan (2012) manajemen adalah ilmu dan
seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber-sumber lainya secara efekt if dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan manajemen adalah
suatu ilmu dan seni dalam mengatur guna mencapai sasaran
yang ingin dicapai melalui pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber daya lainnya.
2. Dasar-Dasar Manajemen
Hasibuan (2012)
mengemukakan ada 6 dasar
manajemen yaitu :
1) Adanya kerja sama d i antara sekelo mpok orang dalam
ikatan formal.
2) Adanya tujuan bersama serta kepentingan yang sama yang
akan dicapai.
3) Adanya pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab yang
teratur.
4) Adanya hubungan formal dan ikatan tata tertib yang baik.
5) Adanya sekelo mpok orang dan pekerjaan yang akan
dikerjakan
6) Adanya human organization.
3. Bidang dan Pendekatan Manajemen
Secara singkat bidang dan pendekatan manajemen
dikemu kakan pada tabel dibawah in i.
55
TABEL 1.
Bidang dan Pendekatan Manajemen
Bidang -Bidang
Berbagai Pendekatan
Manajemen
Manajemen
1. Manajemen
Su mber Empirical case approach
Daya Manusia
Interpersonal behavior
2. Manajemen
approach
Pembelanjaan
Group behavior approach
3. Manajemen Produksi
Cooperative social approach
4. Manajemen Biaya
Socio technological system
5. Manajemen Pemasaran approach
6. Manajemen
Decision theory approach
Perkantoran
Communication center
7. Manajemen Risiko
approach
8. Manajemen
Mathematical approach
BerdasarkanSasaran
Operational approach
9. Manajemen
Mutu
(TQC & QCC)
Sumber : Hasibuan (2012)
4. Fungsi-Fungsi Manajemen
Fungsi-fungsi manajemen yang dikemu kakan para
penulis tidak sama, tergantung pada sudut pendekatan dan
pandangan mereka, untuk bahan perbandingan dikemu kakan
pembagian fungsi-fungsi manajemen pada tabel di bawah in i.
TABEL 2.
Fungsi-Fungsi Manajemen
G.R. Terry
1.
2.
3.
4.
Planning
Organizing
Actuating
Controling
Louis A. Allen
Planning
Organizing
Motivating
Controling
Leading
Planning
Organizing
Controling
Harold Koontz
Drs. P. Siagian
Planning
Organizing
Commanding
Coordinating
Controling
Planning
Organizing
Staffing
Directing
Controling
Planning
Organizing
Motivating
Controling
Evaluating
W.H. Newman
Luther G ullick
Henry Fa yol
1.
2.
3.
4.
5.
John F. Mee
1. Planning
2. Organizing
3. Assembling
Resources
4. Directing
5. Controling
6. ------7. -------
Lyndall F.
Urwick
Planning
Organizing
Staffting
Forecasting
Planning
Organizing
Directing
Coordinating
Reporting
Budgeting
Commanding
Coordinating
Controling
-------
MC. Na ma ra
Planning
Programming
Budgeting
System
Prof . DrsOe y
Liang Lee
Perencanaan
Pengorganisasi
an
Pengarahan
Pengkoordinasi
an
Pengontrolian
John.D.Millet
Directing
Facilitating
Sumber : Hasibuan (2012)
Fungsi-fungsi ini pada dasarnya harus dilaksanakan oleh
setiap manajer secara berurutan supaya proses manajemen itu
diterapkan secara baik.
5. Citra Merek (Brand Image)
a) Pengert ian Cit ra Merek (Brand Image )
Sebuah citra merek (b rand image) terkenal dan
terpercaya merupakan aset yang tidak ternilai. Keah lian
yang paling unik dari pemasaran yang profesional adalah
kemampuannya
untuk
menciptakan,
memelihara
www.stie-ibek.ac.id
© 2016, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 10, Nomor 1, Februari 2016
ISSN 2354-5682
melindungi, dan meningkatkan merek. Pengertian citra
merek menurut (Setiadi,2003).Konsumen yang memiliki
citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih
memungkinkan untuk melakukan pembelian Menurut
Kotler (2000) menyebutkan bahwa para pembeli
mungkin mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap
citra perusahaan atau merek. Menurut Susanti (2007)Brand
Image (citra merek) adalah persepsi masyarakat terhadap
perusahaan atau produknya.
Menurut Grewal, Krishnan, Baker, dan Bo rin dalam
Lin (2007), semakin baik citra merek, maka semakin
konsumen memberikan pengakuan terhadap kualitas
produknya. Konsumen biasanya mengambil keputusan
pembelian secara sing kat apab ila terd ap at beberapa
merek yan g sejen is yan g menawarkan man faat yang
sama. Seh ingga citra merek sering d igunakan sebagai
salah satu fakto r untu k menentu kan keputusan
pembelian suatu produk.
Menurut Maja Hribar (2007) Dimana h al in i
menyang kut
bagaimana
seo rang
konsu men
mengg ambarkan apa yang mereka pikirkan mengenai
sebuah merek dan apa yang mereka rasakan mengenai
merek tersebut ketika mereka memikirkannya.
Hal in i sejalan dengan penjelasan Setiadi (2003)
mengenai persepsi yang mengatakan bahwa persepsi
merupakan
proses
dimana
seseorang
memilih,
mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk
menciptakan suatu gambaran yang berarti di dunia ini.
Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik
kesimpulan, bahwa citra merek merupakan salah satu
kekuatan perusahan untuk mempermudah menjual dan
memasarkan produk yang akan di tawarkan kepada
konsumen, bahwa citra merek merupakan suatu alat untuk
mempermudah atau meyakinkan konsumen untuk
melakukan suatu pengambilan keputusan.
b) Faktor-Faktor Pembentuk Citra Merek
Schiffman
dan
Kanuk
(dalam Farrah,2005)
menyebutkan faktor-faktor pembentuk citra merek adalah
sebagai berikut:
1) Kualitas atau mutu, berkaitan dengan kualitas produk
barang yang ditawarkan oleh produsen dengan merek
tertentu.
2) Dapat dipercaya atau diandalkan, berkaitan dengan
pendapat atau kesepakatan yang dibentuk oleh
masyarakat tentang suatu produk yang dikonsumsi.
3) Kegunaan at au man faat , y ang terkait den gan fun gsi
dari suatu produk barang yang bisa dimanfaatkan oleh
konsumen.
4) Pelayanan, yang berkaitan dengan tugas produsen
dalam melayani konsumennya.
5) Res iko, berkaitan dengan besar kecilnya akibat atau
untung dan rugi yang mungkin dialami oleh konsumen.
6) Harga, yang dalam hal in i berkaitan dengan tinggi
rendahnya atau banyak sedikitnya jumlah uang yang
dikeluarkan konsumen untuk mempengaruh i suatu
produk, juga dapat mempengaruhi cit ra jangka
panjang.
7) Cit ra yang d imiliki o leh merek it u send iri, y aitu
yang beru pa pandangan, kesepakatan dan informasi
yang berkaitan dengan suatu merek dari produk tertentu.
56
c) Faktor yang Mempengaruhi Citra Merek
Sutisna (2001) menyatakan bahwa brand image
memiliki 3 variabel pendukung, yaitu:
1) Cit ra Pembuat/ Perusahaan
(Corporate
Image ) merupakan seku mpulan
asosiasi
yang
dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang
membuat suatu produk atau jasa.
2) Citra Pemakai (User Image) merupakan sekumpulan
asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap
pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa.
3) Citra Produk
(Product
Image)
merupakan
sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen
terhadap suatu produk
6. Kriteria Merek
Menilai baik-t idaknya suatu merek dapat dilihat dari
kriteriakriteria mengenai merek yang baik. Ada beberapa kriteria
merek yang baik, yaitu : (Setiawan, 2006) :
a. Terlindung dengan baik
b. Mudah diucapkan
c. Mudah Diingat
d. Mudah dikenali
e. Menarik
f. Menampilkan manfaat produk atau saran penggunaan produk
g. Menonjolkan citra perusahaan atau produk
h. Menonjolkan perbedaan produk dibanding pesaing
7. Hubungan Brand Image dengan Keputusan Pembelian
Wicaksono
(2007),
mengemukakan
pentingnya
pengembangancitra merek d alam keputusan pemb elian .
Brand image yang d ikelo la dengan baik akan menghasilkan
konsekuensi yang positif, meliputi:
a. Meningkat kan pemahaman terhadap aspek-aspek perilaku
konsumen dalam mengambil keputusan pembelian.
b. Memperkaya orientasi konsumsi tehadap hal-hal yang
bersifat simbolis lebih dari fungsi-fungsi produk.
c. Meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk.
d. Meningkatkan
keunggulan bersaing berkelanjutan,
meng ingat inovasi teknologi sangat mudah untuk ditiru oleh
pesaing. Menciptakan kesan men jad i salah satu
karateristik dasar dalam o rientasi pemasaran modern
yaitu lewat pemberian perhat ian leb ih serta penciptaan
merek yang kuat.
Implikasi dari hal tersebut menjadikan merek suatu
produk menciptakan image dari produk itu sendiri di benak
pikiran konsumen dan menjadikan motivasi dasar bagi
konsumen dalam memilih suatu produk (Aaker dalam
Vranesevic, 2003).
8. Indikator Citra Merek
Citra (Image) yang memiliki merek d idalam pikiran
konsumen cenderung memberikan kont ribusi y ang leb ih
penting terhadap kesuksesan sebuah merek dibanding
karakteristik aktual yang dimiliki merek, sehingga pemasar
berusaha untu k menciptakan cit ra merek (brand image) atau
produk yang konsisten dengan citra diri konsumen yang kira kira sesuai pada seg men pasar yang ditargetkan . Ind ikator
yang mencermin kan keberadaan citra merek d irang ku m
oleh Keller (1993) dalam skripsi Sarwo Edi (2013) yaitu:
1) Mudah di kenali
www.stie-ibek.ac.id
© 2016, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 10, Nomor 1, Februari 2016
ISSN 2354-5682
Selain dengan logo, sebuah merek dikenal melalui
pesan dan cara dimana produk dikemas dan disajikan kepada
para konsumen yang disebut trade dress. Melalui komunikasi
yang intensif, suatu bentuk produk khusus dapat menarik
perhatian dan mudah dikenali oleh konsumen. Sehingga
trade dress sering melayani fungsi yang sama seperti merek
dagang, yaitu deferensiasi produk dan jasa dipasar yang
dapat dimintakan perlindungan hukum.
2) Reputasi yang baik
Bagi perusahaan citra berarti persepsi masyarakat
terhadap jati diri perusahaan. Persepsi ini didasarkan pada
apa yang masyarakat ketahui atau kira tentang perusahaan
yang bersangkutan. Oleh karena itulah perusahaan yang
sama belum tentu memiliki citra yang sama pula dihadapan
orang. Citra perusahaan menjadi salah satu pegangan bagi
konsumen dalam mengambil keputusan penting. Citra yang
baik akan menimbulkan dampak positif bagi perusahaan,
sedangkan citra yang buruk melahirkan dampak negatif dan
melemahkan kemampuan perusahaan dalam persaingan.
57
buying behavior).
c. Konsep yang memberi acuan pada proses berpikirnya
manusia
dalam berkeputusan (Theories to guide the
thinking process).
11. Faktor faktor yang mempengaruhi prilaku konsumen
Menurut Bilson Simamora (2004) faktor-fakor yang
berp engaruh pada prilaku konsumen yaitu :
a) Faktor Kebudayaan
Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling
luas dan paling dalam terhadap prilaku konsumen. Pemasar
harus memahami peran yang dimainkan oleh kultur,sub kultur,dan kelas sosial pembeli;
1) Kultur
Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan
dan prilaku seseorang.
2) Subkultur
Subkultur merupakan segmen pasar yang penting, dan
pemasar sering menemukan manfaat dengan merancang
produk yang di sesuaikan dengan kebutuhan subkultur
3) Selalu di ingat
tersebut.
Artinya elemen merek yang dipilih hendaknya yang
3) Kelas social
mudah diingat dan disebut/diucapkan. Simbol, logo, nama
Kelas sosial adalah susunan yang relatif permanen dan
yang digunakan hendaknya menarik, unik sehingga menarik
teratur dalam suatu masyrakat yang anggotanya
perhatian masyarakat untuk diingat dan dikonsumsi.
mempunyai nilai,minat dan prilaku yang sama.
b) Faktor Sosial.
9. Prilaku Konsu men
Prilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh faktor
a) Pengert ian Prilaku Konsu men
sosial seperti kelompok kecil, keluarga, peran dan status
Menurur Ujang Sumarwan (2011) menyatakan bahwa :
sosial dari konsumen.faktor faktor ini sangat mempengaruhi
perilaku konsumen adalah semua keg iatan, tindakan, serta
tanggapan konsumen, oleh karena itu pemasar harus benarproses psikolog is yang mendorong tindakan tersebut pada
benar memperhitungkannya untuk menyusun strategi
saat sebelu m membeli, ket ika memb eli, menggun akan ,
pemasaran.
menghab is kan p rodu k dan jasa setelah melaku kan hal 1) Kelo mpok
hal d iat as atau keg iatan mengev aluas i.
Prilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok
Ph ilip Kot ler & Kev in Lan e Keller (2009)
kecil. Kelo mpok yang berpengaruh langsung dan
menyatakan p erilaku konsu men ad alah stud i tent ang
didalam mana seseorang menjadi anggotanya disebut
bagaiman a ind iv id u, kelo mpo k, d an o rgan isasi
kelo mpok keanggotaan. Ada yang disebut dengan
me milih, memb eli, men ggunakan, dan bagaimana
kelo mpok primer, di mana anggotanya berintraksi secara
barang, jasa, ide, atau pen galaman untu k memu askan
tidak formal seperti keluarga, temen, dan sebagainya.
kebutuhan dan keing inan mereka.
Adapula yang disebut dengan kelompok skunder, yaitu
Nembah
F. Hart imb u l Gint ing (2011:33)
seseorang berintraksi secara formal tetapi tidak reguler
mendefin isikan p erilaku konsu men adalah t indakan
2) Keluarga
pero rangan dalam mep ero leh, menggun akan serta
Anggota keluarga pembeli dapat memberikan pengaruh
me mbuang b arang d an jasa eko no mi, t ermasu k proses
yang kuat terhadap prilaku pembeli
pengamb ilan keputusan sebelu m men etap kan t ind akan .
3) Peran dan status
Menu rut Sup rant o & Nand an Limakrisn a (2007)
Posisi seseorang dalam tiap kelo mpok dapat ditentukan
mendefin isikan prilaku konsu men sebagai interaks i
dari segi peran dan status. Tiap peran membawa status
din amis ant ara ko gn isi, afeksi, perilaku , dan
yang mencerminkan penghargaan umum oleh
ling ku nganny a d i mana man usia melaku kan keg iatan
masyrakat.
pertu karan dalam h idup mereka.
c) Faktor Pribadi
Tu juan pe masaran adalah memen uh i kebutuhan
Keputusan sesorang pembeli juga dipengaruhi oleh
dan keing inan konsu men deng an sasaran agar
karateristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup
konsu men pu as. Unt u k itu pemasar h arus meng enal
pembeli, jabatan, keadaan ekonomi, gaya hidup,
konsu men dengan mempelajari keig inan , persepsi,
kepribadiaan dan konsep diri pembeli yang
preferensi dan perilaku belan ja konsu men (Kot ler,
bersangkutan.
2000).
d) Usia dan tahap daur hidup.
Orang akan mengubah barang dan jasa yang mereka beli
10. Prilaku Konsumen
sepanjang kehidupan mereka.kebutuhan dan selera
Menurut Setiadi (2003) studi mengenai per ilaku
seseorang akan berubah sesuai dengan usia.
konsumen akan menghasilkan tiga informasi penting yaitu :
1. Pekerjaan.
a. Orientasi pandang konsumen (A cconsumer orientation).
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa
b. Berbagai fakta tentang perilaku berbelanja (Facts about
yang dibelinya. Dengan demikian pemasar dapat
www.stie-ibek.ac.id
© 2016, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 10, Nomor 1, Februari 2016
ISSN 2354-5682
mengidentifikasi kelo mpok yang berhubungan dengan
jabatan yang mempunyai minat diatas rata-rata terhadap
produk mereka.
2. Gaya hidup
Orang yang berasal dari subkultur, kelas sosial dan
pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang
berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukkan pola
kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin
dalam kegiatan, minat dan pendapatannya.
3. Keadaan ekonomi
Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi pilihan produk.
Pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan
dapat dengan seksama memperhatikan kecenderungan
dalam pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat bunga.
e) Faktor Psikologis
Faktor bersifat psikologis adalah kebutuhan yang
timbul dari keadaan fisiologis tertentu seperti kebutuhan
untuk diakui, harga diri, atau kebutuhan untuk diterima oleh
lingkungannya.
Pilihan pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh
faktor psikologis yang utama, yaitu motivasi, perseps i,
proses belajar, serta kepercayaan, dan sikap
1) Motivasi
Kebanyakan dari kebutuhan-kebutuhan yang ada tidak
cukup kuat untuk memotivasi seseorang untuk bertindak
pada suatu saat tertentu. Suatu kebutuhan akan berubah
menjadi motif apabila kebutuhan itu telah mencapai
tingkat tertentu.
2) Persepsi
Proses dimana individu memilih, meru muskan,dan
menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan
suatu gambaran yang berarti mengenai dunia.
3) Proses belajar
Menjelaskan perubahan dalam prilaku seseorang yang
timbul dari pengalaman dan kebanyakan dari prilaku
manusia adalah hasil proses belajar.
4) Kepercayaan dan sikap
Melalui tindakan dan proses belajar, orang akan
mendapatkan kepercayaan dan sikap yang kemudian
mempengaruhi prilaku pembeli. Kepercayaan adalah
suatu pemikiran yang deskriftif yang dimiliki seseorang
tentang sesuatu. Sedangkan sikap adalah organisasi dari
motivasi, perasaan emosianal, persepsi, dan proses
kognitif kepada semua aspek.
58
c) Prilaku membeli berdasarkan kebiasaan (Hanitual buying
behavior )
Dalam hal ini, konsumen membeli suatu produk
berdasarkan kebiasaan, bukan berdasarkan kesetiaan
terhadap merek.
d) Prilaku pembeli yang mencari keragaman (Variety
Seeking Buying Behavior)
Prilaku yang membeli keterlibatan yang rendah, namun
masih terdapat perbedaan merek nyang jelas.konsumen
berprilaku dengan tuuan mencari keragaman dan bukan
kepuasan. Jadi merek dalam prilaku ini bukan merupakan
suatu yang mutlak.
13. Perspektif Prilaku Konsumen
Menurut John C. Mowen / Michael Minor (2002) ada
tiga persfektif prilaku konsumen, yaitu :
1) Perspektif Pengambilan Keputusan (decision-making
perspective)
Menggambarkan seseorang konsumen sedang melakukan
serangkaian langkah-langkah tertentu pada saat
melakukan pembelian. Langkah-langkah ini termasuk
pengenalan
masalah, mencari,evaluasi alternatif,
memilih, dan evaluasi pasca perolehan.
2) Perspektif pengalaman (experiential perspective) atas
pembelian konsumen menyatakan bahwa untuk beberapa
hal konsumen tidak melakukan pembelian sesuai dengan
proses pengambilan keputusan yang rasional. Namun,
mereka membeli produk dan jasa tertentu untuk
memperoleh kesenangan, menciptakan fantasi, atau
perasaan emosi saja.
3) Persfektif pengaruh prilaku (behavioral influence
perspective) mengasumsikan bahwa kekuatan lingkungan
memaksa konsumen untuk melakukan pembelian tanpa
harus terlebih dahulu membangun perasaan atau
kepercayaan terhadap produk. Konsumen tidak saja
melalui proses pengambilan keputusan rasional, namun
juga bergantung pada perasaan untuk membeli produk
atau jasa tersebut.
14. Keputusan Pembelian
a) Pengertian Keputusan Pembelian
Perilaku pembelian konsumen adalah perilaku
pembelian akh ir dari konsu men, baik ind ividu al maupun
rumah tangga yang membeli barang-barang dan jasa untuk
konsumsi pribadi (Kotler dan Armstrong, 2008).Definisi
keputusan pembelian menurut Kotler dan Armstrong (2001)
12. Tipe-Tipe Perilaku Konsumen
adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli
Menurut Bilson Simamora(2004) ada empat prilaku
dimana konsumen benar-benar membeli.
konsumen yaitu;
Sedangkan menurut Swasta (2000) keputusan
a) Prilaku membeli yang rumit( Complex Buying Behavior)
pembelian adalah salah satu tahap dari keseluruhan proses
Prilaku membeli yang rumit membutuhkan keterlibatan
mental dan kegiatan-kegiatan fisik lainnya yang terjad i
yang tinggi dalam pembelian dengan berusaha menyadari
dalam proses pembelianpadasuatu periode dan waktu
perbedaan-perbedaan yang jelas diantara merek yang ada.
tertentu serta pemenuhan kebutuhan tertentu atau dengan
b) Prilaku membeli untuk mengurangi ketidakcocokan (
kat a lain merup akan suatu rang kaian tahap an yang
Dissonance Reducing Buying Behavior )
diambil oleh seorang konsumen.
Prilaku membeli semacam ini mempunyai keterlibatan
b) Peranan dalam Keputusan Pembelian
yang tinggi dan konsumen menyadari hanya terdapat
Suatu proses keputusan pembelian bukan sekedar
sedikit perbedaan diantara berbagai merek. Prilaku
mengetahui berbagai faktor yang akan mempengaruhi
membeli ini terjadi untuk pembelian produk yang
pembeli, tetapi berdasarkan peranan dalam pembelian dan
harganya mahal, tidak sering dibeli, berisiko, dan
keputusan untuk membeli. Pihak yang terlibat dalam proses
membeli secara relatif cepat karena perbedaan merek
pembelian menurut Bilson simamora (2004), kelima peranan
tidak terlihat.
tersebut meliputi:
www.stie-ibek.ac.id
© 2016, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 10, Nomor 1, Februari 2016
ISSN 2354-5682
a) Pemrakarsa (Initiator), yaitu orang yang menyarankan
membeli suatu barang atau jasa tertentu.
b) Pemberi pengaruh (Influencer), yaitu
orang
yangpandangan/nasihatnya
memberi
bobot
dalam
pengambilan keputusanakhir.
c) Pengambilan
keputusan (Decider),yaitu orang yang
mengambil keputusan pembelian.
d) Pembeli (Buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian
nyata.
e) Pemakai (user), yaitu orang yang menggunakan atau
meng konsumsi
barang atau jasa.
c) Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian
Proses Pengambilan Keputusan Pembelian menurut
bilson simamora (2004)
tah ap-tah ap yang dilewat i
pembeli untuk mencapai keputusan membeli melewat i
lima tahap, yaitu:
1. Pengenalan Masalah
2. Pengenalan masalah, adalah proses dimulai saat
pembeli menyadari adanya masalah atau kebutuhan.
Pembeli merasakan ad anya perbed aan antara yang
nyata dan yang d iing in kan . Kebutuhan ini
disebabkan karena adanya rangsangan internal
maupun eksternal. Dari pengalaman sebelumnya
orang telah belajar, bagaimana mengatasi dorongan ini
dan
dimotivasi
ke
arah
yang diketahuinya akan memuaskan dorongan ini.
3. Pencarian Informasi
4. Pencarian in formas i, adalah d imana seorang
konsumen mung kin terdorong kebutuhannya atau
juga mencari in formas i lebih lanjut. Pencarian
informasi ada dua jenis menurut tingkatannya :
1) Perhat ian y ang men ing kat y ang d itandai dengan
pencarian informasi yang sedang-sedang saja.
2) Pencarian
info rmasi
secara
aktif
yang
dilaku kan dengan mencari informasi dari segala
sumber.
5. Evaluasi Alternatif
Evaluasi alternat if adalah konsu men memp roses
in formas i tentang p ilihan merek untu k membuat
keputusan akhir.
6. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian, adalah pada tahap evaluasi,
konsumen menyusun merek-merek dalam h impunan
pilihan serta membentuk n ilai pembelian. Biasanya
konsu men akan memilih merek yang disukai tetapi
ada pula fakto r yang mempengaruh i seperti sikap
orang lain dan faktor-faktor keadaan tidak terduga.
7. Perilaku pembelian
Perilaku pembelian adalah perilaku sesudah
pembelian terhadap suatu produk, dimana konsumen
akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau
ketidakpuasan.
1) Kepu asan
sesudah
pembelian.
Konsu men
mendasarkan h arap annya kepada info rmasi yang
mereka terima tentang p roduk. Jika kenyataan
yang mereka dapat ternyata berbeda dengan yang
diharapkan maka mereka akan tidak puas. Bila
produk tersebut memenuhi harapan mereka maka
mereka akan merasa puas.
59
2) Tindakan
sesudah
pembelian.
Pen jualan
perusahaan berasal dari dua kelompok yaitu
pelanggan
baru
dan
pelanggan
ulang.
Mempertahankan pelanggan lama adalah lebih
penting dari pada menarik pelanggan baru. Oleh
karena itu, perusahaan harus
memerhat ikan
kepuasan pelanggan. Jikakonsumen merasa puas
ia akan memperlihat kan kemung kinan untu k
membeli lagi produk tersebut.
d) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Proses keputusan konsumen dalam membeli
atau mengkonsumsi produk atau jasa akan dipengaruhi
oleh keg iatan o leh pemasar dan lembaga lainnya serta
penilain dan persepsi konsumen itu sendiri. Proses keputusan
pembelian akan tediri dari pengenalan masalah, pencarian
informasi,
evaluasi
altenatif, pembelian, kepuasan
konsumen
Pemahaman
tentang
factorfaktor yang
mempengaruhi keputusan konsumen akan memberikan
pengetahuan kepada pemasar bagaimana menyusun strategi
dan komunikasi pemasaran yang lebih baik.
Setiad i (2003) keputusan pembelian yang akan
dilaku kan oleh konsumen sangat dipengaruhi oleh
faktor kebudayaan, sosial, p ribadi dan psiko logis:
1) Faktor kebudayaan merupakan faktor penentu yang
mendasari
Keing in an dan perilaku seseoran g.
Fakto r kebudayaan mempunyai pengaruh
yang
paling luas dan paling dalamterhadap perilaku
konsumen. Pemasaran harus memahami peran yang
dimain kan oleh budaya, sub-budayanya, dan kelas
sosial pembeli.
2) Fakto r sosial terd iri atas kelo mpo k referens i,
keluarga serta peran dan status seseorang dalam
ling kung annya.
Perilaku
konsumen
juga
akandipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti
kelo mpok kecil, keluarga,peran dan status sosial dari
konsumen.
3) Fakto r p rib ad i t erd iri d ari u mu r dan t ah apan dalam
siklus
hidup, pekerjaan, keadaan ekono mi, gaya hidup,
keperibadian
dan konsep diri. Keputusan seorang pembeli juga
dipengaruhi
oleh karakteristik pribadi sepert i u mur dan tahap
daur-h idup
pembeli, jabatan, keadaan ekono mi, gaya hidup,
kepribadian
dan konsep diri pembeli yang bersangkutan.
4) Faktor ps iko lo g is terdiri atas motivasi, persepsi, proses
belajar serta kepercayaan diri dan sikap. Pilihan
pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh faktor
psikologi yang utama, yaitu faktor
motivasi, persepsi, proses belajar, serta kepercayaan dan
sikap.
Simamora (2005: 15) terdapat lima peran yang
terjad i dalam keputusan pembelian yaitu:
1) Pemrakarsa: o rang yang pertamakali menyaran kan
membeli suatu produk atau jasa.
2) Pemberi pengaruh : orang yang p andangan atau
nasehatnya memberi bobot dalam pengambilan
keputusan akhir.
www.stie-ibek.ac.id
© 2016, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 10, Nomor 1, Februari 2016
ISSN 2354-5682
3) Peng amb il
keputusan : o rang
y ang
sangat
men entu kan sebag ian atau keselu ruhan keputusan
pemb elian, apakah pembeli, apa yang d ibeli, kapan
hendak memb eli, b agaimana cara me mbeli, dan
diman a akan me mbeli.
4) Pembeli: o rang yang melaku kan pemb elian nyata.
5) Pemakai:
orang yang meng konsu ms i atau
menggunakan produk atau jasa.
e) Indikator Proses Keputusan Pembelian
Swasta (2000) keputusan pembelian adalah salah satu
tahap dari keseluruhan proses mental dan kegiatan-kegiatan
fis ik lainnya yang terjadi dalam proses pembelian pada
suatu periode dan waktu tertentu serta pemenuhan
kebutuhan tertentu atau dengan kata lain merupakan suatu
rangkaian tahapan yang diambil oleh seorang konsumen.
1) Pen genalan
masalah
adalah
t ahap d imana
konsu men meng enali adanya suatu masalah atau
kebutuhan.
2) Pencarian info rmas i adalah tahap dimana konsu men
telah tertarik untuk mencari leb ih banyak in formasi,
dilaku kan dengan cara meningkatkan perhatian atau
aktif mencari informasi.
3) Evalu asi berbagai alternat if adalah tahap d imana
konsu men menggunakan info rmasi y ang telah
didapat untu k mengev aluasi merek-merek alternatif.
4) Keputusan pembelian adalah (dalam h al in i
keputusan me milih p rodu k) adalah tahap d imana
konsu men ben ar-benar melaku kan pembelian.
5) Perilaku pasca pembelian ad alah tindakan leb ih
lan jut
setelah melakukan pembelian berdasarkan
keputusan atau ketidakpuasan.
15. Kerangka pemikiran
PT ASP (Asia Surya Perkasa ) adalah merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang penjualan sepeda motor
merek “HONDA“ sebagai perusahaan penjual sepeda motor,
maka perusahaan perlu memperhatikan mengenai masalah citra
merek ( brand image ) dan prilaku konsumen terhadap keputusan
pembelian sepeda motor.
Untuk meng etahu i hubun gan antara cit ra merek
(b rand i ma ge ) dan p rilaku konsumen yang mempun yai
hubung an sign ifikan terh adap keputusan p en jualan sepeda
mot or maka alat an alisis y ang d iperg unakan adalah
ko elas i lin ier berganda.
Berdasarkan u raian d i atas maka hubun gan cit ra
merek (bran d i mage) dan prilaku ko nsu men dalam
kaitann ya den gan kep utusan pe,mb elian sepeda moto r
honda d apat d i jab arkan d alam b entu k kerang ka p ikir
berikut in i :
GA M BA R 1.
KERA N GKA B ERPI KIR
60
III. METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat dan waktu penelit ian
Dalam penulisan penilitian in i, penulis menentukan
obyek penilitian yaitu pada salah satu perusahaan sepeda
motor yang terdapat di kota pangkalpinanag, yaitu tepatnya
pada perusahaan PT Asia Surya Perkasa yang beralamat di
Jalan Jendral Ah mad Yan i no.147 Pangkalpinang. Adapun
waktu yang dimanfaatkan untuk melaku kan penelit ian dan
pengumpulan sejumlah data yang diperlukan adalah dari bulan
maret sampai bulan jun i 2016.
2. Populasi Dan Sampel Penelitian
a) Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karateristik t ertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemud ian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2007).Populasi dalam penelitian in i adalah seluruh
konsumen di PT Asia Surya Perkasa cabang
Pangkalpinang dari bulan Januari 2015 sampai Maret
2016 yang berjumlah 2.568 orang baik dengan
pembayaran cash maupun kredit.
b) Sampel Penelit ian
Sampel adalah bagian dari ju mlah dan karateristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut ( Sugiyono, 2007 ).
Sedangkan sutrisno hadi (2004) mengemukakan bahwa
tidak ada ketetapan mutlak berapa persen suatu sample
harus diambil dari populasi.
Sampel pada penelitian ini adalah konsumen yang
cash maupun kredit motor honda di perusahaan PT Asia
Surya Perkasa cabang Pangkalpinang. Besar sampel
berju mlah 100responden di dapat dengan menggunakan
perhitungan rumus (Slovin seperti yang di kutip oleh
Manullang, 2013) besarnya sampel dalam penelit ian ini
menggunakan ru mus :
N
n=
N.d 2 + 1
Keterangan :
D = Glagat pendugaan
N = Ukuran Sample
N = Ukuran Populasi
Yang masih dapat ditoleransi sebesar 10 %
Berdasarkan ru mus tersebut, maka ju mlah sampel
yang diambil dalam penelitian ini adalah:
N
n=
N.d 2 + 1
2568
n=
2568 (0.1)2 + 1
CITRA M EREK (BRAND
IMA GE) (X1)
KEPUTUSAN
PEMBELIAN
(Y)
PRILAKU KONSUM EN
(X2)
2568
n=
= 96, 25
26,68
n = 96,25
Sumber : Data diolah peneliti tahun 2016
www.stie-ibek.ac.id
© 2016, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 10, Nomor 1, Februari 2016
ISSN 2354-5682
Untuk mempermudah penulis dalam mengambil
sampel, maka digenapkan menjadi 100 sampel.
Berdasarkan perhitungan diatas didapat ukuran
sampel adalah 100 orang. Sehingga dalam penelitian ini
ditetapkan ukuran sampel sebesar 100 responden. Menurut
Surachmad (2001), ju mlah diatas sudah memenuhi syarat
untuk dijadikan sampel karena sudah lebih dari 30
orang.Adapun kriteria sample adalah :
1) Responden yang sudah membeli sepeda motor
merek honda cash maupun kredit di PT Asia Surya
Perkasa cabang pangkalpinang
2) Perempuan maupun laki-laki
3) Umur > 17
4) Kesadaran baik
5) Mampu berko monikasi (berbicara / menulis)
2. Operasional Variabel Penelit ian
Dan untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan
skripsi, penelitian in i menggunakan variabel-variabel sebagai
berikut :
a) Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab
terjadinya/terpengaruhnya variabel terikat. Maka yang
men jadi variabel bebasnya adalah variabel-variabel yang
mempengaruhi hubungan citra merek (brand image) dan
prilaku konsumen terhadap keputusan pembelian sepeda
motor merek honda di perusahaan PT Asia Surya Perkasa
Cabang Pangkalpinang yang meliputi :
1. Citra Merek (Brand Iamge) :X1
2. Prilaku Konsumen
: X2
b) Variabel terikat ( Dependent Variab le )
Variabel terikat merupakan variabel yang nilainya
berhubungan dengan variabel bebas. Maka yang men jadi
variabel terikat adalah keputasan pembelian sepeda motor
merek honda di PT Asia Surya Perkasa cabang
pangkalpinang (Y). Operasional variabelnya sebagai
berikut :
TABEL 3.
HUBUNGAN VA RIA BEL, INDIKATOR, DAN SKA LA
Variabel Penelitian
Indikator
Citra Merek (X1 )
Schiffman dan Kanuk
(dalam Farrah,2005)
1. Kualitas atau mutu
2. Dapat
dipercaya/diandalkan
3. Kegunaan atau manfaat
4. Pelayanan
5. Resiko
6. Harga
7. Citra yang dimiliki oleh
merek itu sendiri
a. Faktor Kebudayaan
1. Kultur
2. Sub kultur
3. Kelas Sosial
b. Faktor Sosial
1. Kelompok
2. Keluarga
3. Peran dan Status
c. Faktor Pribadi
1. Usia dan tahap daur
hidup
2. Pekerjaan
3. Gaya Hidup
4. Keadaan Ekonomi
d. FaktorP sikologis
Prilaku Konsumen
(X2) Simamora
(2004)
Skal
a
Like
rt
1-5
Like
rt
1-5
61
1.
2.
3.
4.
Keputusan
Pembelian (Y)
Swasta (2000)
1.
2.
3.
4.
5.
Motivasi
Persepsi
Proses Belajar
Kepercayaan dan
Sikap
Pengenalan Masalah
PencarianInformasi
Evaluasi
Berbagai
Alternatif
Keputusan Pembelian
Prilaku Pasca Pemebelian
Like
rt
1-5
Sumber : Dio lah Peneliti Tahun 2016
3. Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan ini, metode pengumpulan data yang
penulis tempuh adalah sebagai berikut :
a) Data Primer
1) Data primer merupakan data yang didapat dari sumber
pertama, baik dari indiv idu ataupun perusahaan. Data
didapatkan melalu i cara sebagai berikut :
 Observasi: yaitu penulis melaku kan pengamatan
langsung terhadap konsumen yang membeli sepeda
motor dengan cara cash maupun kredit
diperusahaan PT Asia Surya Perkasa cabang
pangkalpinang.
 Kuesioner: untuk mendapatkan data mengenai
gambaran riel terhadap objek penelitian, penulis
datang langsung keru mah konsumen yang cash
maupun kred it sepeda motor merek honda atau
konumen yang melakukan servis ke Honda di PT
Asia Surya Perkasa dengan cara memberikan
lembaran pertanyaan pertanyaan yang diajukan
kepada pihak berhubungan langsung dengan
masalah yang akan di teliti oleh responden sendiri.
Metode penarikan sample dinamakan metode
purposive sampling, yaitu responden yang
kebetulan diju mpai atau dapat di ju mpai, cara
menentukan skala likert dengan lima alternatif
jawaban sebagai berikut :
 Sangat Setuju (SS) d iberi nilai =5
 Setuju (S) di beri nilai =4
 Kurang Setuju (KS)diberi n ilai =3
 Tidak Setuju (TS) diberi nilai =2
 Sangat tidak Setuju (STS) d iberi nilai =1
b) Data Sekunder
Data skunder merupakan data yang diperoleh melalu i
library research dengan cara membaca dan mempelajari
literatur-literatur,
baik
yang
berupa
buku-buku
perpustakaan, catatan kuliah, serta refrensi-refrensi lain
yang berhubungan dengan penelitian.
4. Pengolahan Data
Untuk mengetahui hasil penilitian berhubungan atau
tidak maka penulis melaku kan pengolahan data dengan
melakukan menyebar kusioner kepada konsumen, setelah
selesai di sebar penulis melakukan rekapan dan di entry ke
excel dan melaku kan pengolahan menggunakan spss 22
sehingga menumukan hasil pendapat dari masyarakat
mengenai Citra Merek dan Prilaku Konsumen terhadap
Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Honda
berhubungan atau tidak.
5. Metode Analisis Data
www.stie-ibek.ac.id
© 2016, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 10, Nomor 1, Februari 2016
ISSN 2354-5682
Untuk
melaku kan
analisis
faktor-faktor
yang
berhubungan dengan Citra Merek (Brand Image) dan Prilaku
Konsumen terhadap Keputusan Pembelian sepeda motor
merek HONDA d i PT Asia Surya Perkasa cabang
Pangkalpinang, penelitian akan menggunakan analisis korelasi
serta pengujian hipotesis.
6. Uji Valid itas dan Uji Reliabilitas
a) Uji Valid itas
Validitas merupakan ketepatan dan kecermatan suatu
alat ukur dalam melakukan fungsi sebagai alat ukur, atau
kemampuan untuk mengukur apa yang hendak di ukur.
Suatu instrumen dapat dilaku kan mempunyai validitas
yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi
ukurnya, dan memberikan hasil ukur sesuai dengan
maksud dilakukan pengukuran seperti yang telah
dinyatakan oleh Azwar (2000) dan manullang (2013).
Mengingat pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan kuisioner, maka kesanggupan dan
kesungguhan responden dalam men jawab pertanyaan pertanyaan merupakn hal yang sangat penting dalam
penelitian. Keabsahan suatu penelitan sangat ditentukan
oleh alat ukur yang digunakan. Apabila alat ukur yang
digunakan tidak valid dan tidak reliabel, maka hasil
penelitian yang dialakukan tidak akan menggambarkan
keadaan yang sesungguhnya, sehingga ketepatanpengujian
suatu hipotesis tentang hubungan variabel penelitian dapat
diragukan.
Sugiyono (2007) mengemu kakan bahwa valid itas
menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu mengukur
apa yang ingin di ukur. Pengujian terhadap valid t idaknya
butir pertanyaan dilakukan dengan cara membandingkan
nilai koefisien (r hitung) masing-masing item pertanyaan
dengan nilai ko relasi tabel (r tabel) pada taraf a =0,05, jika
r hitung > r tabel maka butir pertanyaan dinyatakan valid.
b) Uji Reliabilitas
Realib ilitas menunjukkan sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran
terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang sama
Sugiyono, (2007).
Uji reliabilitas ini dilaku kan dengan menggunakan
formula Alpha Cronbach Nurgiyantoro (2000) dengann
rumus sebagai berikut :
K
ƩO2 b
R = 1K-1
Oi
2
62
nƩ xy -Ʃ xƩy
R=
n (Ʃ x2 )-( Ʃ x)2 n ((Ʃy 2 )-( Ʃy)2
dimana :
r = koefisien korelasi
n = ukuran sample
x = nilai variabel bebas
y = nilai variabel terikat
7. Korelasi
Korelasi merupakan suatu kajian terhadap hubungan
satu variabel yang disebut sebagai variabel terikat
(dependent variabel) dengan satu variabel bebas
(independent variabel). Tujuan utama dalam analisis ini
adalah untuk mengetahui seberapa kuat hubungan variabel
bebas ( independent variabel ) terhadap variabel terikat
(dependent variabel). Sebelum melakukan pengujian
korelasi maka data dan variabel yang digunakan perlu di
uji valid itas dan realib ilitasnya.
a) Interpretasi Kekuatan Korelasi
TABEL 4.
INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI
Interval
Tingkat hubungan
0,00 – 0,199
0,30 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sumber : Sugiyono (2007)
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
b) Signifikansi Hasil Korelasi
Setelah angka korelasi didapat, maka bagian kedua
dari output SPSS adalah menguji apakah angka ko relasi
yang didapat bener-bener signifikan atau dapat digunakan
untuk menjelaskan hubungan dua variabel. Hipotesis :
Ho: tidak ada hubungan (korelasi) antara dua variabel,
berarti angka korelasi adalah 0.
Ha: ada hubungan (korelasi) antara dua variabel, atau
angka korelasi tidak 0.
Uji dilaku kan dua sisi karena yang akan dicari adalah
ada atau tidak hubungan dua variabel.
IV. PEMBAHASAN
Keterangan :
r
= koefisien reliabilitas
k
= ju mlah butir pertanyaan
Oi2 = varian butir pertanyaan
O2b = varian skor tes
1. Penyajian Data Penelitian
Data konsumen yang membeli sepeda motor merek
Honda di PT Asia Surya Perkasa Pangkalp inang sebagai
berikut:
Untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat
(dependent variabel) dengan variabel bebas (independen
variabel) menggunakan uji korelasi. Menutut Sugiyono
(2007). Bentuk hubungan matematika antara variabel
tersebut adalah :
TABEL 5.
DATA RESPONDEN BERDASARKAN USIA
Usia
Prosentase (%)
17-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
64%
20%
6%
www.stie-ibek.ac.id
© 2016, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 10, Nomor 1, Februari 2016
ISSN 2354-5682
51-60 tahun
Jumlah
Sumber: Data dio lah peneliti
10%
100%
Tabel 5 karateristik responden berdasarkan usia,
menunjukkan bahwa usia konsumen yang melakukan
pembelian sepeda motor Honda di Perusahaan PT Asia Surya
Perkasa Cabang Pangkalpinang di dominasi oleh konsumen
dengan usia 17 - 30 tahun. Hal in i dapat dilihat dari
keseluruhan responden yang ada dengan usia 17 -30 tahun
berju mlah 64 responden atau ( 64 % ), sedangkan karateristik
responden terendah usia 41-50 tahun berjumlah 6 responden
atau 6%.
TABEL 6
DATA RESPONDEN
BERDASARKAN JENIS KELAMIN
Jenis Kelamin
Prosentase (%)
Laki-laki
59%
Perempuan
41%
Jumlah
100%
Sumber: Data dio lah penelit i
Setelah dilaku kan perhitungan dengan teknik korelasi
“product Moment” diperoleh Koefisien Korelasi r hitung
instrumen dengan sampel sebanyak 100 orang (n = 100
orang), dengan  = 0.05 pada derajat bebas (df) 98 didapat
nilai r tabel 0,197 (Ghozali: 2009, dan Manullang: 2013 ),
artinya bila r hitung < r tabel, maka butir instrumen tersebut
tidak valid dan apabila r hitung > r tabel, maka butir instrumen
tersebut dapat digunakan (valid). Dari perhitungan statistik
untuk masing-masing variabel, ternyata bahwa r hitung yang
diperoleh leb ih besar dari r tabel, sehingga dikatakan bahwa
rata-rata semua butir kuesioner berpredikat valid. Nilai-n ilai
koefisien korelasi untuk uji validitas instrumen setiap variabel,
disajikan sebagai berikut :

Tabel 8 karateristik responden berdasarkan pendidikan,
menunjukkan bahwa konsumen yang melakukan pembelian
sepeda motor Honda di Perusahaan PT Asia Surya Perkasa
Cabang Pangkalpinang di dominasi oleh konsumen dengan
pendidikan SMA. Hal in i dapat dilihat dari keseluruhan
responden yang ada bahwasanya konsumen yang mempuny ai
pendidikan SMA berju mlah 39 responden atau ( 39% ),
sedangkan konsumen yang mempunyai pendidikan S3
berju mlah 1 responden atau ( 1%).
Variabel Citra Merek (X1 )
Nilai koefisien korelasi dari hasil uji validitas untuk
variabel Citra Merek dapat dilihat pada Tabel 5.4.
TABEL 9.
Rekap itulasi Nilai r Untuk Uji Validitas Instrumen
Penelit ian Variabel Citra Merek (X1 )
No mor
r-hitung
r-tabel
Keterangan
Kuesioner
1
0,415
0,197
Valid
2
0,436
0,197
Valid
3
0,458
0,197
Valid
4
0,404
0,197
Valid
5
0,417
0,197
Valid
6
0,573
0,197
Valid
7
0,579
0,197
Valid
8
0,430
0,197
Valid
9
0,424
0,197
Valid
Sumber: Data dio lah penelit i
Tabel 7, karateristik responden berdasarkan jenis
kelamin, menunjukkan bahwa konsumen yang melakukan
pembelian sepeda motor merek Honda di PT Asia Surya
Perkasa Cabang Pangkalp inang didominasi oleh konsumen
laki-laki. Hal ini dapat dilihat dari keseluruhan respond en
yang ada bahwasanya konsumen laki-laki berju mlah 59 atau
(59%), sedangkan konsumen perempuan berju mlah 41
responden atau ( 41% ).
TABEL 8.
DATA RESPONDEN
BERDASARKAN PENDIDIKAN
Pendidikan
Prosentase (%)
SD
2%
SMP
3%
SMA
39%
D3
24%
S1
29%
S2
2%
S3
1%
Su mber: Data dio lah penelit i
63
Berdasarkan data yang tertera pada Tabel 9, dapat
diketahui bahwa nilai koefisien korelasi untuk uji validitas
instrumen variabel Cit ra Merek (X1) yang diperoleh ratarata lebih besar dari r-tabel dan instrumen sebanyak 9 butir
pernyataan dikatakan valid.

Variabel Prilaku konsumen (X2 )
Nilai koefisien korelasi dari hasil uji validitas untuk
variabel Prilaku Konsumen dapat dilihat pada Tabel 10.
TABEL 10.
Rekap itulasi Nilai r Untuk Uji Validitas Instrumen
Penelit ian Variabel Prilaku konsumen (X2 )
No mor
r-hitung
r-tabel
Keterangan
Kuesioner
1
0,432
0,197
Valid
2
0,464
0,197
Valid
3
0,545
0,197
Valid
4
0,418
0,197
Valid
5
0,434
0,197
Valid
6
0,476
0,197
Valid
7
0,409
0,197
Valid
Su mber: Data diolah peneliti
2. Uji Valid itas dan Reliabilitas
Uji reliab ilitas dan validitas terhadap data sebelum di
olah dilaku kan pemeriksaan terhadap konsistensi alat ukur dan
validitas dari masing-masing kuesioner. Untuk memperoleh
Berdasarkan data yang tertera pada Tabel 10, dapat
hasil perhitungan yang akurat, proses penghitungan
diketahui bahwa nilai Koefisien Korelasi untuk uji
menggunakan program SPSS 22.
validitas instrumen variabel Prilaku Konsumen (X2 ) yang
www.stie-ibek.ac.id
© 2016, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 10, Nomor 1, Februari 2016
ISSN 2354-5682
diperoleh rata-rata lebih besar dari r-tabel dan instrumen
sebanyak 4 butir pernyataan dikatakan valid.

Variabel Keputusan Pembeliaan (X3 )
Nilai Koefisien Korelasi dari hasil uji validitas untuk
variabel Keputusan Pembelian dapat dilihat pada Tabel 11.
TABEL 11.
Rekap itulasi Nilai r Untuk Uji Validitas Instrumen
Penelit ian Variabel Keputusan Pembelian (Y)
No mor
r-hitung
r-tabel
Keterangan
Kuesioner
1
0,606
0,197
Valid
2
0,573
0,197
Valid
3
0,347
0,197
Valid
4
0,422
0,197
Valid
5
0,355
0,197
Valid
6
0,590
0,197
Valid
7
0,499
0,197
Valid
8
0,403
0,197
Valid
9
0,533
0,197
Valid
10
0,541
0,197
Valid
11
0,495
0,197
Valid
12
0,451
0,197
Valid
13
0,427
0,197
Valid
Sumber: Data dio lah penelit i
Berdasarkan data yang tertera pada Tabel 11 dapat
diketahui bahwa nilai koefisien korelasi untuk uji validitas
instrumen variabel Keputusan Pembelian (X3 ) yang
diperoleh rata-rata lebih besar dari r-tabel dan instrumen
sebanyak 4 butir pernyataan dikatakan valid.
a) Uji Reliabilitas
Melalui perhitungan dengan bantuan program SPSS
22 dipero leh nilai Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach
(Ghozali, 2009: 48), dapat dilihat pada tabel 12.
TABEL 12
Koefisien Reliab ilitas
No.
VA RIABEL
1.
2.
3.
Citra Merek (X1 )
Prilaku Konsumen(X2 )
Keputusan
Pembelian(Y)
Sumber: Data dio lah penelit i
Koefisien Reliab ilitas
(Alpha)
0,743
0,715
0,826
Hasil Koefisien Reliab ilitas (Alpha) yang tertera pada
Tabel 12 dapat dikatakan bahwa instrumen yang
digunakan andal, artinya suatu instrumen yang dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
atau mengukur obyek yang telah ditetapkan karena
instrumen tersebut sudah tergolong baik dimana koefisien
reliabilitas alpha > dari alpha correctit alpha item
correlation atau suatu variabel dikatakan reliable jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Ghozali: 2009,
Manullang:2013).
64
Hasil o lahan data menggunakan program SPSS 22,
hubungan/korelasi antara variabel independen (variabel bebas)
terhadap variabel dependen (variabel terikat) dapat silihat
pada tabel berikut:
TABEL V.8
Hubungan Citra Merk dan Prilaku
Konsumen Terhadap Minat Beli
Correlations
Keputusan
Citra
Perilaku
Pembelian
Merk Konsumen
Keputusan
Pearson
1
,587**
,679**
Pembelian Correlation
Sig. (2,000
,000
tailed)
N
100
100
100
Citra Merk
Pearson
,587**
1
,430**
Correlation
Sig. (2,000
,000
tailed)
N
100
100
100
Perilaku
Pearson
**
**
,679
,430
1
Konsumen Correlation
Sig. (2,000
,000
tailed)
N
100
100
100
Sumber : Data Diolah Penelit i
Pada pengujian korelasi/ hubungan maka yang diuji
adalah:
1) Kekuatan (magnitude) Koefisien Korelasi
2) Uji Hipotesis Korelasi
Pengujian Kekuatan (magnitude) Koefisien Korelasi
dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Kekuatan (magnitude) Koefisien Korelasi variabel Citra
Merek terhadap Keputusan Pembelian dengan nilai 0,587
Berdasarkan indikator kekuatan (magnitude) Koefisien
Korelasi bahwa nilai tersebut menunjukkan kekuatan
(magnitude) Korelasi kategori sedang, di sebabkan
banyaknya merek motor lain yang bermunculan sehingga
membuat konsumen men jadi bahan pertimbangan untuk
memilih produk apa yang ingin mereka beli, sehingga
membuat hubungan/korelasi antara citra merek dan
Keputusan Pembelian men jadi SEDANG.
 Kekuatan (magnitude) koefisien korelasi variabel Prilaku
Konsumen terhadap Keputusan Pembelin dengan nilai
0,697 Berdasarkan indikator kekuatan (magnitude)
Koefisien Korelasi bahwa nilai tersebut menunjukkan
kekuatan (magnitude) Korelasi kategori KUAT, di
sebabkan konsumen merasa nyaman terhadap pemakaian
serta iritnya bahan bakar motor Honda sehingga tidak
mudah untuk konsumen pindah untuk memakai produk
lain walaupun produk lain banya bermunculan, maka
terjadilah hubungan Prilaku Konsumen terhadap
Keputusan Pembelian memiliki hubungan yang kuat.
Pengujian Hipotesis Antara Variabel Independen
(variabel bebas) terhadap Variabel Dependen (variabel
terikat ). Indikator yang digunakan adalah jika nilai sign pada
output SPSS < 0,025 maka keputusan hipotesisnya adalah
3. Analisis dan Interpretasi Hasil
www.stie-ibek.ac.id
© 2016, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 10, Nomor 1, Februari 2016
ISSN 2354-5682
tolak Ho, terima H1 dan jika n ila sign > 0,025 maka keputusan
hipotesisnya terima Ho.
 Uji Hipotesis Variabel Citra Merek terhadap Variabel
Keputusan Pembelian
Ho: Diduga tidak terdapat hubungan variabel Citra Merek
terhadap variabel Keputusan Pembelian sepeda motor
merek Honda di PT. Asia Surya Perkasa Cabang
Pangkalpinang.
H1 : Diduga terdapat hubungan variabel Citra Merek
terhadap variabel Keputusan Pembelian sepeda
motor merek Honda di PT. Asia Surya Perkasa
Cabang Pangkalpinang.

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai sign
pengujian hipotesis varibel Cit ra Merek terhadap variabel
Keputusan Pembelian adalah 0,000. Jika dibandingkan
nilai sign (0,000) dengan indikator Korelasi yaitu 0,025
maka dapat diketahui bahwa keputusan hipotesisnya
adalah tolak Ho, terima H1 bahwa terdapat hubungan
antara variabel Cit ra Merek terhadap variabel Keputusan
Pembelian sepeda motor merek Honda di PT Asia Surya
Perkasa Cabang Pangkalpinang
Uji Hipotesis Variabel Prilaku Konsumen Terhadap
Variabel Keputusan Pembelian
Ho: Diduga tidak terdapat hubungan variabel Prilaku
Konsumen terhadap variabel Keputusan Pembelian
sepeda motor merek Honda di PT Asia Surya Perkasa
Cabang Pangkalpinang.
H1 : Diduga terdapat hubungan variabel Prilaku
Konsumen terhadap variabel Keputusan Pembelian
sepeda motor merek Honda di PT Asia Surya Perkasa
Cabang Pangkalpinang.
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai sign
pengujian hipotesis varibel Prilaku Konsumen terhadap
variabel Keputusan Pembelian adalah 0,000. Jika
dibandingkan nilai sign (0,000) dengan indikator Korelasi
yaitu 0,025 maka dapat diketahui bahwa keputusan
hipotesisnya adalah tolak Ho, terima H1 bahwa terdapat
hubungan antara variabel Prilaku Konsumen terhadap
variabel Keputusan Pembelian sepeda motor merek Honda
di PT Asia Surya Perkasa Cabang Pangkalpinang.
4. Pembahasan Hasil Penilitian
Hasil u ji statistik bahwa uji valid itas yang dilakukan
untuk menguji semua pernyataan yang diuji valid serta uji
reliabilitas menunjukkan bahwa semua variabel yang diuji
reliabel (layak).
Dari uji kekuatan (magnitude) Koefisien Korelasi
menunjukkan bahwa variabel Prilaku Konsumen terhadap
variabel Keputusan Pembelian memiliki hubungan yang
sangat kuat, semua itu dengan di buktikan Kekuatan
(magnitude) Koefisien Korelasi variabel Prilaku Konsumen
terhadap Keputusan Pembelian dengan nilai 0,697
Berdasarkan indikator kekuatan (magnitude) Koefisien
Korelasi bahwa nilai tersebut menunjukkan kekuatan
(magnitude) korelasi kategori KUAT di sebabkan konsumen
merasa nyaman terhadap pemakaian serta iritnya bahan bakar
motor Honda sehingga tidak mudah untuk konsumen pindah
untuk memakai produk lain walaupun produk lain banyak
65
bermunculan, maka terjadilah hubungan Prilaku Konsumen
terhadap Keputusan Pembelian memiliki hubungan yang kuat.
Hasil penelitian in i sesuai dengan teori dimana
Simamo ra (2004) menyatakan bahwa prilaku konsumen itu di
pengaruhi beberapa faktor : a) Faktor Kebudayaan, b) Faktor
Sosial, c) Faktor Pribadi, d) Faktor Psiko logis. Prilaku
Konsumen yang terbentuk dalam rangka memutuskan untuk
pembelian sebuah produk sering di dorong atas aspek yang
berkaitan dengan faktor psiko logis salah satunya aspek
persepsi. Pada aspek persepsi individu akan memilih,
meru muskan, dan menafsirksan data untuk menghadirkan
informasi dalam mengambil keputusan pembelian. Dalam hal
ini, Honda memiliki tehnologi mesin yang relatif muktahir
mampu untuk menggunakan bahan bakar yang relatif irit.
Hal in i lah yang menghadirkan persepsi yang positif pada
faktor psiko logis untuk mendorong terbentuknya prilaku
konsumen dengan hubungan yang kuat terhadap keputusan
pembelian. Adapun yang mendorong prilaku konsumen untuk
memutuskan sebuah keputusan pembelian juga dapat di lihat
dari faktor sosial salah satunya keluarga dimana ketika di
dalam keluarga tersebut sudah merasakan rasa nyaman dalam
pemakaian sepeda motor merek Honda sehingga mereka
memberikan ru jukan untuk membeli sepeda motor merek
Honda, Hal in i lah yang membuat keluarga pada faktor sosial
mempunyai hubungan yang positif buat konsumen untuk
mengambil sebuah keputus an pembelian sepeda motor merek
Honda.
Faktor pribadi juga sangat mendorong prilaku konsumen
untuk memutuskan pembelian salah satunya dapat di lihat dari
aspek pekerjaan, d imana ketika orang yang sudah bekerja
akan sangat mudah dalam pengamb ilan sebuah keputusan
pembelian sepeda motor merek Honda. Hal in i lah yang
membuat sebuah pekerjaan itu memiliki hubungan yang
positif kuat dalam mendorong terbentuknya prilaku konsumen
dengan hubungan yang kuat terhadap keputusan pembelian.
Selain tiga faktor d i atas tadi ada lagi faktor yang
mendorong prilaku konsumen dalam pengambilan sebuah
keputusan yaitu faktor kebudayaan terdiri dari aspek kultur,
subkultur, kelas sosial. Ku ltur memiliki dorongan yang positif
kuat karena merupakan faktor penentu paling pokok dari
keinginan dan prilaku konsumen dalam pengamb ilan
keputusan pembelian sepeda motor merek Honda, subkultur
juga ikut mendorong prilaku konsumen dalam pengamb ilan
keputusan karena merupakan segmen pasar yang terpenting
akan terjad inya keputusan pembelian.
Sedangkan variabel Citra Merek terhadap variabel
Keputusan Pembelian memiliki hubungan/korelasinya sedang,
semua itu dengan di buktikan Kekuatan (magnitude) koefisien
korelasi variabel Citra merek terhadap keputusan pembelian
dengan nilai 0,587 Berdasarkan indikator kekuatan
(magnitude) koefisien korelasi bahwa nilai tersebut
menunjukkan kekuatan (magnitude) korelasi kategori
SEDANG di sebabkan banyaknya merek motor lain yang
bermunculan sehingga membuat konsumen menjadi bahan
pertimbangan untuk memilih produk apa yang ingin mereka
beli.
Hasil penelitian in i sesuai dengan teori dimana
Schiffman dan kanuk ( dalam Farah 2005) menyatakan bahwa
Citra Merek itu di pengaruhi beberapa faktor: a) kualitas dan
mutu, b) dapat di percaya atau di andalkan, c) kegunaan dan
manfaat, d) pelayanan, e) resiko. Citra Merek yang terbentuk
www.stie-ibek.ac.id
© 2016, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 10, Nomor 1, Februari 2016
ISSN 2354-5682
dalam rangka memutuskan untuk pembelian sebuah produk
sering di dorong atas beberpa aspek yaitu kualitas dan mutu.
Pada aspek kualitas dan mutu akan berkaitan dengan
kualitas produk barang yang di tawarkan oleh honda motor
dengan varian produk honda untuk membantu mengambil
keputusan pembelian. Dalam hal ini Honda memiliki kualitas
produk yang di tawarkan menghadirkan sebuah kualitas dan
mutu yang positif pada faktor Citra Merek. hal in i lah yang
mendorong terbentuknya Citra Merek dengan hubungan yang
sedang terhadap keputusan pembelian d i karenakan belu m
sepenuhnya membuat hati masyrakat yakin terhadap
keseluruhan kualitas dan mutu produk Honda.
Adapun yang mendorong Citra Merek juga dapat di lihat
dari aspek dapat di percaya dan di andalkan dalam aspek ini
berkaitan dengan pendapat atau kesepakatan yang di bentuk
oleh masyrakat tentang suatu produk yang di konsumsi dalam
mengambil keputusan pembelian. Dalam hal ini masyrakat
sudah yakin bahwa honda dapat di percaya dan di andalkan.
Faktor kegunaan atau manfaat juga mendorong dalam
pengambilan keputusan di karena kan honda memiliki banyak
manfaat bagi masyrakat untuk berdagang apalagi motor tipe
cup seperti revo, supra x banyak digunakan orang untuk
berdagang. Aspek pelayanan juga sangat mendorong dalam
pengambilan keputusan. Dengan pelayanan dan sikap yang
baik terhadap konsumen itu akan membantu kita untuk
mempermudah konsumen dalam pengambilan keputusan, di
karenakan konsumen merasa puas dengan pelayanan yang di
laku kan team marketing dalam men jelaskan produk serta fitur
yang ada di motor Honda. Selain beberapa aspek di atas aspek
resiko juga mendorong dalam pengambilan keputusan, di
mana honda memiliki fitur keamanan dalam mengurangi
resiko contohya fitur: Side Stand Switch (standar kaki
samping bawah), Brake Loc k (double pengereman depan
belakang bersamaan), Key Shutter (kunci pengaman) dengan
beberapa fitur di atas mungkin membantu mengurangi resiko
saat memakai motor merek Honda.
Pengujian Hipotesis menunjukkan bahwa semua variabel
citra merek dan variabel prilaku konsumen berhubungan/
berkorelasi terhadap variabel keputusan pembelain. Ha ini
ditunjukkan bahwa n ilai sign < dari 0,025.
V. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai
Hubungan Citra Merek dan prilaku Konsumen terhadap
Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Honda di PT Asia
Surya Perkasa Cabang Pangkalpinang, maka kesimpulan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Terdapat hubungan variabel Citra Merek terhadap
Keputusan Pembelian sepeda motor merek honda di PT
Asia Surya Perkasa Cabang Pangkalpinang dengan nilai
0,587 d i interprestasikan dengan berdasarkan indikator
kekuatan koefisien ko relasi bahwa nilai tersebut
menunjukkan kekuatan korelasi kategori SEDANG,
dengan demikian pengidentifikasi masalah butiran s atu di
bab 1 tidak terbukti secara emp iris.
b) Terdapat hubungan variabel Prilaku Konsumen terhadap
Keputusan Pembelian sepeda motor merek honda di PT
Asia Surya Perkasa Cabang Pangkalpinang dengan nilai
66
0,697 d i interprestasikan dengan berdasarkan indikator
kekuatan koefisien ko relasi bahwa nilai tersebut
menunjukkan kekuatan korelasi kategori KUAT, dengan
demikian pengidentifikasi masalah nomor dua di bab 1
tidak terbukti secara empiris.
2. Saran
a) Dalam rangka men ingkatkan Citra Merek motor Honda PT
Asia Surya perkasa Cabang Pangkalpiang serta
men ingkatkan penguasaan pangsa pasar di pangkalpinang
maka yang perlu di lakukan dengan melaku kan promosi
secara rutin, melaku kan pelayanan sepenuh hati terhadap
konsumen serta menjelaskan dengan detail tentang
keleb ihan produk honda.
b) Penjualan merupakan tujuan utama d ilakukannya keg iatan
perusahaan dalam menghasilkan barang/jasa, mempunyai
tujuan akhir yaitu menjual barang/jasa tersebut kepada
masyarakat/konsumen sehingga pimpinan perusahaan PT
Asia Surya Perkasa Cabang Pangkalpinang perlu
melakukan penelitian dalam rangka meningkat kan Citra
Merek Motor Honda Cabang Pangkalpinang.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Amelia Fristiana, Dessy “Pengaruh Citra M erek dan Harga
terhadap Keputusan Pembelian pada Ramai Sw alayan
Peterongan Semarang”. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis. 2012
[2] Azwar, S. 2000. “Reliabilitas dan Validitas”.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar Offset Nurgiyantoro,. Teori Pen gkajian
Fiksi.Yogyakarta : Gajah M ada University Press Gramedia.
2000.
[3] Edi, Sarwo.“Pengaruh Pengaruh citra merek, sikap konsumen
dan asosiasi merek terhadap proses keputusan pembelian
konsumen”. Skripsi M anajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas
Negeri Semarang. 2008.
[4] Fadil dan Inneke Qamariyah. “Analisi Pengaruh Faktor-Faktor
Ekuitas M erek Sepeda M otor M erek Honda terhadap Keputusan
Pembelian:Studi Kasus pada Universitas Sumatra Utara”. Jurnal
M anajemen
Bisnis.
1(2):
48-58. 2008.
[5] Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis M ultivariate dengan Program
SPSS “.Semarang : UNDIP. 2009.
[6] Hasibuan,S.P. Drs.H.M elayu.”Manajemen Sumber Daya
Manusia”. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012.
[7] Kotler, P. & Armstrong. “Prinsip -Prinsip Pemasaran 1”. Edisi
keduabelas. Jakarta: Erlangga. 2008.
[8] Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller.. “M anajemen Pemasaran
Jilid 1”, edisi Ketiga Belas, Terjemahan Bob Sabran, MM. Jakarta:
Erlangga. 2009
[9] Nela Evelina, H andoyo DW, Sari Listyorini. “ Pengaruh Citra
M erek, Kualitas Produk, Harga dan Promosi Terhadap
Keputusan Pembelian Kartu Perdana TelkomFlexy (Studi kasus
pada
konsumen
TelkomFlexy
di Kecamatan Kota Kudus Kabupaten Kudus)” Jurnal Sosial dan
Politik, 2012.
[10] Setiadi, Nugroho J. “Perilaku Konsumen”. Jakarta: Prenada
M edia. Utama. 2003.
[11] Simamora, Bilson. ReM arketing For Business Recovery.
Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. 2001.
[12] ________.“2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta:
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. 1-11.
www.stie-ibek.ac.id
© 2016, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 10, Nomor 1, Februari 2016
ISSN 2354-5682
[13] Schiffman dan Kanuk. “Perilaku Konsumen Edisi Ketujuh”.
Jakarta: Salemba Empat. 2004.
[14] Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung:
Alfabeta. Sutrisno Hadi. (2004). Statistik. Jilid 3. Yogyakarta:
ANDI.
[15] Urip Wahyuni, Dewi. “Pengaruh M otivasi, Persepsi dan Sikap
Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda M otor
M erek “Honda”
di Kawasan Surabaya Barat”. Jurnal
M anajemen dan Kewirausahaan. 10 (1): 30-37. 2008.
[16] Yoga Wiratama, Aditya. “Analisis Pengaruh Produk, Persepsi
Harga, Dan Citra M erek Terhadap Keputusan Pembelian
Sepatu Olahraga M erek Nike Di Kota Semarang”. Skripsi.
Semarang: Universitas Diponegoro. 2012.
www.stie-ibek.ac.id
© 2016, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
67
Download