3/26/2015 ANESTESI OBSTETRI 1 Ariyanto Setyoaji FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA • • • • 3/26/2015 ANESTESI UNTUK KEBIDANAN Direncanakan Karena prosedur kegawatan obstetri Karena prosedur kegawatan bedah lain Prosedur anestesi : General anestesi atau Regional Anestesi. 2 3/26/2015 ANESTESI UNTUK KEBIDANAN 1. Baik untuk ibu 2. Baik untuk anak 3. Baik untuk kontraksi rahim 3 3/26/2015 Anestesi untuk Kebidanan • Anestesi untuk melahirkan spontan • Anestesi untuk melahirkan secara operasi caesar (SC) • Anestesi untuk operasi non obstetri selama masa kehamilan • Anestesi yang terkait dengan prosedur selama operasi (Kehamilan Ektopik Terganggu, Abortus) 4 1. 2. 3. 4. 5. 3/26/2015 PERUBAHAN YANG TERJADI PADA IBU HAMIL Pernafasan Kardiovaskular Sistem Syaraf Sistem Urogenetalia Sistem Pencernaan 5 3/26/2015 PERUBAHAN PADA JALAN NAPAS • Trauma jalan napas jadi lebih sering ketika melakukan suksion dan intubasi • Kesulitan melakukan intubasi • Edema dari mukosa jalan napas • Pembesaran kapiler vena pada mukosa nasal, orofaring sehingga mudah terjadi risiko trauma bila dilakukan manipulasi jalan napas 6 3/26/2015 PERUBAHAN PADA SISTEM PERNAFASAN 1.Pemakaian Oksigen meningkat sekitar 20 % 2.Penurunan Fungsional Residual Capacity sekitar 20 % mengakibatkan penurunan cadangan oksigen 3.Peningkatan Minute Volume sebesar 50 % yang mengakibatkan mudah jatuh ke dalam stadium yang lebih rendah.(stadium 3 atau 4) 4.Penurunan arterial pCO2 Dampak Perubahan Pernafasan 1.Agen Inhalasi lebih cepat 2.Penurunan FRC dan peningkatan konsumsi oksigen 3.Sehingga kebutuhan oksigen meningkat, tetapi cadangan oksigen turun hal ini berakibat desaturasi atau angka kejadian hipoksia dapat lebih cepat terjadi 7 8 3/26/2015 3/26/2015 PERUBAHAN PADA KARDIOVASKULAR 1. Peningkatan Jumlah darah sekitar 35% 2. Nadi meningkat 3. Cardiac Output dan Stroke Volume meningkat (30%) 4. Volume Plasma meningkat 45 persen 5. Jumlah eritrosit hanya 25 % sehingga menyebabkan dilutional anemia of pregnancy 6. Pada kehamilan normal terjadi juga peningkatan faktor pembekuan VII, VIII, X, XII dan fibrinogen sehingga darah berada dalam hypercoagulable state yang meningkatkan risiko tromboembolism 9 7. Dapat terjadi Aortacaval Compresion 3/26/2015 Angioram Lateral 10 3/26/2015 Terjadi pada grafid aterm Dapat membahayakan bayi Harus segera diatasi Tindakan Left uterine displacement Berikan ekstra Fluid Kadang perlu vasopressor Ephedrin 10 – 25 mg iv. Monitor kondisi bayi 11 3/26/2015 Perubahan pada Sistem Syaraf Pada pasien yang dilakukan general anestesi maka dengan konsentrasi obat anestesi inhalasi yang lebih rendah cukup untuk mencapai anestesi. Hal ini dikarenakan akibat peningkatan endorphin dan progesteron pada wanita hamil. Pada anestesi pasien yang dilakukan anestesi dengan epidural atau intratekal (spinal), konsentrasi anestetik lokal yang diperlukan untuk mencapai anestesi juga lebih rendah. Hal ini karena pelebaran vena-vena epidural pada kehamilan menyebabkan ruang subarakhnoid dan ruang epidural menjadi lebih sempit. 12 13 3/26/2015 3/26/2015 Perubahan pada sistem Urogenital • Bila tidur terlentang terjadi penekanan ureter dan penurunan fungsi sekresi ginjal • Aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus meningkat sampai 150% pada trimester pertama, namun menurun sampai 60% di atas normal pada saat kehamilan aterm. 14 3/26/2015 Perubahan pada sistem pencernaan • Aktifitas Progesteron membuat edema mukosa lambung dan usus, melemahkan motilitas usus serta memperpanjang pengosongan lambung (12-18 jam) dan melemahkan sphingter esofagus. • Peningkatan cairan asam lambung sehingga pH lambung kurang dari 2,5 • Tekanan intra abdomen meningkat karena pembesaran uterus 15 3/26/2015 Dampak Perubahan Fisiologi • Peningkatan risiko aspirasi • Semua orang hamil, lambungnya penuh 16 3/26/2015 Tabel Risiko Aspirasi Pada orang hamil gejala aspirasi ini dinamakan medelson syndrome 17 • • • • 3/26/2015 Anestesi untuk kebidanan Persiapan Mencegah komplikasi Pemilihan jenis anestesi Efek terhadap fetus 18 3/26/2015 Persiapan Anestesi • PERSIAPAN ANESTESI Persiapan pada ibu • Untuk mencegah aspirasi – Pengosongan lambung dengan suction aktif – Netralisasi asam lambung dengan memberikan magnesium trisilikat – Mengurangi produksi asam lambung dengan obat • Untuk menghindari terjadinya hipovolemic – Pemasangan infus – Menyediakan darah 19 • Obat-obat uterotonik. Persiapan pada Janin • Alat resusitasi bayi • Tempat penghangat bayi 3/26/2015 Anestesia cenderung menyebabkan muntah • Muntah paling sering muncul pada waktu induksi dan waktu akan sadar kembali • Bisa muntah aktif (vomit) atau mengalir pasif (regurgitasi karena sphincter cardia lemas) • Muntahan akan mudah masuk paru melalui trachea (aspirasi ke paru) • Aspirasi paru menyebabkan kerusakan paru yang tinggi angka kematiannya. 20 3/26/2015 terhisap masuk ke paru Muntahan / cairan lambung di pharynx 21 3/26/2015 Mencegah muntah • Mengosongkan lambung – puasa cukup – memasang pipa lambung, dihisap sampai kosong • Menghilangkan refleks muntah – induksi cepat, sadar kembali (recovery cepat) – jaga nafas, hipoventilasi sering memicu muntah • Melindungi trachea – intubasi trachea dengan ETT + cuff – posisi kepala lebih rendah (head down) 22 3/26/2015 Rahim / Kontraksi rahim * Bila memakai ether sampai Stadium III – plane 2 / Hati – hati Pada pemakaian agen anestesi Halothane karena dapat menyebabkan H.P.P (Hemmorhage Post partum) * Siap Uterotonika • • • • Ergot Alkaloids Methergin (Prostaglandin 15 –methyl F Synthocinon (Piton) (untuk mengontrol post partum bleeding dan atonia uteri) 23 3/26/2015 JANIN * Periksa detak jantung janin untuk menilai adanya distress janin - Stetoscop - Amnioscopy / Amniosintesis - Doppler - Ultrasonography - N.S.T • Pertolongan dengan Neonatus Life Support • Penilaian setelah lahir biasanya dengan APGAR Score 24 3/26/2015 PERSIAPAN ALAT 25 Pertahankan posisi korban tetap datar selama diangkut 3/26/2015 PREMEDIKASI “Kebanyakan obat anestesi bisa mencapai janin” • Hindari pemberian obat-obat sedasi dan narkotika karena berakibat depresi pada janin • Pemakaian pengering/drying agent ( SULFAS ATROPIN) 0,01 MG / KG • Pemberian Mg-Trisilikat 32 3/26/2015 PEMBERIAN ANESTESI Masalah Pemberian Anestesi pada Obstetrik • Perubahan fisiologik • Risiko muntah dan aspirasi. • Tidak tersedianya waktu untuk persiapan anestesi. • Efek obat pada foetus dan fetal (Apgar Score) • Pengaruh pada aliran darah uterus 33 • Menembus plasenta 3/26/2015 Anestesi untuk Sectio Caesaria • Anestesi Umum • Anestesi Regional : 1. Anestesi Spinal 2. Anestesi Epidural 3. Anestesi Kombinasi Spinal Epidural. 34 3/26/2015 Spinal Anestesi • Tindakan anestesi untuk menghambat penghantaran sinyal nyeri dengan cara memberikan obat anestesi lokal ke dalam ruang subarachnoid menggunakan jarum khusus. 35 3/26/2015 INDIKASI 36 • Keuntungan: tehnik sederhana, induksi cepat, fetal terpapar obat minimal sehingga kejadian depresi janin dihindari, pasien bangun, mengurangi bahaya aspirasi. • Kerugian : kejadian hipotensi tinggi, mual dan muntah intrapartum, kemungkinan sakit kepala setelah penusukan dura, lama kerja terbatas. 3/26/2015 Spinal Anestesi 37 3/26/2015 Posisi Pasien Spinal Anestesi 38 3/26/2015 Posisi Jarum Spinal 39 3/26/2015 KONTRAINDIKASI Kontraindikasi relatif • Infeksi di sekitar tempat injeksi • Lama pembedahan yang tidak jelas Kontraindikasi absolut • Pasien menolak • Hipovolemia (Ibu mengalami pendarahan0 • Koagulopati • Adanya defisit dan kelainan neurologis • Kenaikan tekanan intrakranial • Infeksi di tempat tusukan • Sepsis 40 • • • • • • • • 3/26/2015 KOMPLIKASI Trauma neurologis yang permanen Sindrom kauda equina Spinal hematom Arachnoiditis Meningitis PDPH High spinal Gangguan kardiovaskular 41 3/26/2015 ANESTESI EPIDURAL Tindakan anestesi untuk menghambat penghantaran sinyal nyeri dengan cara memberikan obat anestesi lokal ke dalam ruang epidural dengan menggunakan jarum khusus. 42 43 3/26/2015 44 3/26/2015 3/26/2015 Anestesi Epidural • Keuntungan : Kemungkinan risiko aspirasi lebih kecil Kejadian dan beratnya hipotensi ibu lebih kecil Epidural dapat digunakan untuk operasi yang lebih lama. Depresi pada janin lebih berkurang Ibu tetap sadar 45 3/26/2015 Anestesi Epidural • Kerugian : Tehnik sulit Mulai kerja lambat Membutuhkan jumlah obat anestetika lokal yang lebih banyak Bisa terjadi Post Dural Puncture Headache 46 3/26/2015 Kontraindikasi Epidural • Pasien menolak • Adanya gangguan faktor koagulasi • Infeksi di daerah pemasangan kateter epidural • Hipovolemia • Ada peningkatan tekanan intrakranial • Alergi terhadap obat anestesi lokal 47 • • • • • • • • 3/26/2015 Komplikasi Epidural Trauma neurologis yang permanen Sindrom kauda equina Spinal hematom Arachnoiditis Meningitis PDPH High spinal/Blok spinal yang tinggi Gangguan kardiovaskular (hipotensi) 48 49 3/26/2015 3/26/2015 Anestesi Epidural 50 51 3/26/2015 Side effects of epidural and spinal anesthesia The block of Sympathetic nerve fibers venous pooling ↑ arterial resistance ↓ Venous return ↓ 1. Blood pressure ↓ Compression of inferior vena cava by uterus 9/3/2013 BITEW(IESO) Combined spinal epidural (CSE) 53 9/3/2013 BITEW(IESO) Combined Spinal epidural 54 9/3/2013 BITEW(IESO) Espocan CSE Needle (B. Braun) 55 9/3/2013 Eldor needle BITEW(IESO) Combined Spinal Epidural for Obstetric Anesthesia.flv 56 3/26/2015 Anestesi umum / General 57 • Pengendalian jalan napas dan pernapasan 3/26/2015 Keuntungan Anestesi Umum optimal. • Induksi cepat • Mudah dikendalikan • Risiko hipotensi dan instabilitas kardiovaskular lebih rendah. (80% dengan spinal anestesia → hipotensi-sistolik < 100 mmHg). 58 3/26/2015 Kerugian Anestesi Umum • Risiko aspirasi pada ibu lebih besar. • Masalah pengelolaan jalan nafas (Kesulitan melakukan intubasi tetap merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas maternal). • Bayi terkena narkotik (bila diberikan sebelum bayi lahir) Sehingga dapat terjadi depresi janin akibat 59 pengaruh obat. • Ibu awareness selama light anestesi umum 3/26/2015 Penyebab depresi Neonatal dengan Anestesi Umum • Penyebab fisiologis : hipoventilasi ibu, hiperventilasi ibu, pengurangan perfusi uteroplasental akibat kompresi aortocaval. • Penyebab Farmakologik: Obat induksi, obat pelumpuh otot, konsentrasi oksigen rendah, N2O dan anestetika inhalasi lainya, efek dari ID interval yang lama. 60 3/26/2015 Anestesi Umum 61 62 Yang ideal adalah intravena - inhalasi dengan intubasi, hal ini mengurangi kemungkinan terjadinya aspirasi. Setelah bayi lahir dapat diberikan narkotik intravena. • a. Ketamin dengan dosis 1 -1.5 mg per kg berat badan dilanjutkan agen inhalasi dengan masker setelah anak lahir. • b. Ketamin dengan dosis 1 - 1.5 mg per kg berat badan dan ditambahkan suksinil cholin 1 mg per kg berat badan dan dilakukan intubasi, dan setelah anak lahir, obat anestesi inhalasi baru diberikan, misalkan eter, ethrane atau isoflurane. • c. Pentothal dengan dosis 3 mg - 5 mg per kg berat badan ditambah suksinil cholin 1 mg per kg berat badan dilanjutkan dengan N2O / O2 , setelah anak lahir dilanjutkan dengan eter, ethrane atau isoflurane 3/26/2015 Anestesi Umum 3/26/2015 Anestesi Umum • Obat induksi: pentotal 4mg/kg, Ketamin 1-1.5 mg/kg, Etomidate 0.3 mg/kg, propofol 2-2.5 mg/kg. • N2O menembus plasenta dengan cepat dan berikan dengan konsentrasi tidak melebihi 50 • Enfluran, isofluran, sevofluran, desfluran dapat digunakan sebagai anestetika untuk bedah 63 sesar. 3/26/2015 Anestesi Umum 64 3/26/2015 Pengaruh dari interval InductionDelivery dan Uterine Incision-Delivery • ID lebih lama dari 8 menit, Apgar score 1 menit lebih rendah. • UD lebih lama dari 180 detik, Apgar score 1menit lebih rendah. 65 • • • • 3/26/2015 Perhatian pada Post Partum Pada ruang recovery Perhatian ABCDE Kontraksi rahim Kondisi bayi 66 Perhatian pada Post Partum Uterine Atony Uterine / Vaginal Lacerations Uterine Rupture / Inversion Placental Abruption Placenta Previa / Accreta Preeclampsia (HELLP Syndrome) Dead Fetus Syndrome Amniotic Fluid Embolism Dilutional Coagulopathy 3/26/2015 Perhatian Post partum yg lain • Pada kasus-kasus obstetri patologi yang memerlukan obat-obatan / penanganan medik selain anestesi, diberikan sebagaimana seharusnya. Contoh : • Pada pre-eklampsia, diberikan juga vasodilator, magnesiumsulfat. • Pada infeksi atau kemungkinan infeksi, diberikan antibiotika. • Pada keadaan umum / tanda vital yang buruk, misalnya syok, hipoksia, ditatalaksana dengan oksigen, cairan, obat-obatan, dan sebagainya. 68 3/26/2015 Terima kasih 69