BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Desain Penelitian

advertisement
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Zulganef (2008) adalah “penelitian yang
bertujuan menggambarkan suatu kondisi atau fenomena tertentu, tidak memilahmilah atau mencari faktor-faktor atau variabel tertentu.” “Riset yang bersifat paparan
ini ditujukan untuk mendeskripsikan hal-hal yang ditanyakan dalam riset, seperti:
siapa, yang mana, kapan, di mana dan mengapa” (Husein, 2002:40). Desain
penelitian deskriptif ini umumnya dapat menggunakan metode studi kasus, tindak
lanjut, analisis isi, kecenderungan atau korelasional (Husein, 2002).
Permasalahan perilaku konsumen pada hakekatnya adalah permasalahan yang
holistik, kompleks dan dinamis (Sugiyono, 2007) sehingga agar dapat memahami
secara lebih mendalam serta menemukan pola, hipotesis dan teori maka metode
kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Melalui metode kualitatif data yang
diperoleh akan lebih lengkap, mendalam dan mendetail sehingga tujuan penelitian
dapat tercapai. Data-data yang tidak tampak oleh indera, yang dapat diperoleh
melalui metode kualitatif , akan sulit diungkapkan melalui metode kuantitatif yang
bersifat empirik, terukur dan kaku (Sugiyono, 2005).
Lancaster (2005) menjelaskan bahwa terkadang metode kuantitatif dan
kualitatif dapat saling bersentuhan dan perbedaan diantara keduanya tidaklah
spesifik. Data kualitatif memang dapat dikuantitatifkan namun dalam banyak proyek
penelitian
ilmu
sosial,
usaha
mengubah
data
menjadi
angka
meskipun
memungkinkan dapat mengurangi potensi kekayaan dari penelitian tersebut
(Lancaster, 2005).
Tabel 3.1 Desain Penelitian. Sumber: Penulis, 2012.
Jenis
Metode
Tujuan
Horison
Unit Analisis
Penelitian
Penelitian
Studi Pustaka,
Deskriptif
Wawancara,
Waktu
Cross
Individu –
T-1
sectional
Konsumen
Observasi
Studi Pustaka,
Cross
Individu –
T-2
Deskriptif
Wawancara,
sectional
Konsumen
Observasi
Keterangan:
T-1 : Untuk mengidentifikasi karakteristik produk cokelat yang diminati oleh
konsumen Dapur Cokelat Kelapa Gading.
T-2 : Untuk menganalisis hal-hal yang mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen Dapur Cokelat cabang Kelapa Gading.
III.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di toko kue Dapur Cokelat cabang Kelapa Gading yang
beralamat di Jalan Kelapa Nias Raya blok QE-1 nomor 3, Kelapa Gading, Jakarta
Utara. Penelitian dilakukan dengan durasi kurang lebih empat bulan yaitu dari Maret
hingga Juni 2012.
Tabel 3.2 Rencana Penelitian. Sumber: Penulis, 2012.
III.3 Populasi Penelitian
Sugiyono (2005) mengemukakan bahwa terdapat perbedaan istilah yang
digunakan untuk populasi dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian
kualitatif tidak mengenal istilah populasi melainkan menggunakan istilah “situasi
sosial” (social situation) yang memiliki tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku
(actors), serta aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis dan tidak dapat
dipisahkan (Sugiyono, 2005).
Elemen situasi sosial dalam penelitian ini adalah:
1. Tempat
: Toko Dapur Cokelat cabang Kelapa Gading, Jakarta Utara.
2. Pelaku
: Konsumen Dapur Cokelat Kelapa Gading.
3. Aktivitas : Pembelian produk cokelat.
Gambar 3.1 Situasi sosial (Social situation). Sumber: Sugiyono (2005).
III.4 Sampel Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, sampel disebut sebagai nara sumber, partisipan atau
informan (Sugiyono, 2008). Lebih jauh Sugiyono (2008) menjelaskan:
“Sampel dalam penelitian kualitatif, juga bukan disebut sampel statistik, tetapi
sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori.
Sampel dalam penelitian kualitatif juga disebut sebagai sampel konstruktif, karena
dengan sumber data dari sampel itu dapat dikonstruksikan fenomena yang semula
masih belum jelas.”
Dalam penelitian ini, sampelnya adalah konsumen produk cokelat di Dapur
Cokelat Kelapa Gading. Jumlah unit sampel dianggap telah memadai apabila telah
sampai kepada taraf “redundancy” yaitu apabila sampel selanjutnya tidak akan
memberikan informasi yang baru (Sugiyono, 2005). Dengan begitu, fokus peneliti
dalam hal ini adalah lengkapnya perolehan informasi yang didapat.
III.4.1 Teknik Pengambilan Sampel
Secara umum teknik pengambilan sampel dibagi menjadi dua, yaitu probability
sampling dan non-probability sampling. Perbedaan diantara keduanya adalah
probability sampling memberikan kesempatan yang sama pada setiap elemen
populasi untuk menjadi sampel sedangkan non-probability sampling tidak
(Subiyanto, 1993).
Salah satu bentuk dari teknik non-probability sampling adalah teknik purposive
sampling yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini. Definisi teknik tersebut
dijelaskan oleh Sugiyono (2005:54) seperti berikut ini:
“Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang
dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai
penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang
diteliti.”
Berdasarkan definisi tersebut maka peneliti memutuskan untuk mewawancarai
pihak manajemen Dapur Cokelat Kelapa Gading, karena sebagai pengelola yang
menangani dan berhadapan dengan konsumen setiap hari pihak manajeman memiliki
pengetahuan yang baik akan konsumen sehingga dapat memberikan data yang
akurat kepada peneliti.
Selain itu, peneliti juga akan mengambil sampel dari pihak konsumen yang
berbelanja di Dapur Cokelat Kelapa Gading sebagai elemen pelaku dari situasi
sosial. Konsumen dapat memberikan informasi yang bermakna dan mendalam
mengenai apa yang mendorong mereka melakukan pembelian. Pengambilan sampel
dilanjutkan hingga informasi yang didapat penuh dan tidak ada informasi baru lagi.
III.5 Jenis Sumber Data
Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti. Dalam
penelitian ini data primer diperoleh melalui wawancara dengan konsumen
Dapur Cokelat cabang Kelapa Gading, wawancara dengan supervisor Dapur
Cokelat cabang Kelapa Gading serta observasi langsung ke toko tersebut.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari hasil penelitian orang lain
maupun literatur. Studi kepustakaan dilakukan guna memperoleh data sekunder
yang mendukung penelitian.
III.6 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini ditriangulasikan dengan menggunakan
dan mengkombinasikan lebih dari satu teknik pengumpulan data yang berbeda demi
keabsahan data yang diperoleh (Lancaster, 2005).
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga macam, yaitu:
1. Studi Kepustakaan
Pengumpulan data pertama-tama dilakukan melalui pengkajian literatur untuk
mengungkapkan teori-teori yang relevan dengan topik penelitian. Teori serta hasil
penelitian sebelumnya oleh ahli ditelaah dan dipaparkan untuk memberikan
gambaran besar akan topik penelitian yang dikaji. Penelitian ini banyak
mempergunakan referensi dari buku teks perilaku konsumen dan pemasaran yang
ditulis oleh Solomon, Philip Kotler, James Engel, serta Neal, Quester dan Hawkins.
2. Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan wawancara memungkinkan peneliti untuk
menyelidiki persepsi dan perspektif informan (Daymon dan Holloway, 2008). Jenis
wawancara yang digunakan didalam penelitian ini adalah wawancara semiterstruktur atau wawancara terfokus. Pertanyaan-pertanyaan disiapkan sebelumnya
dalam panduan wawancara dengan fokus pada permasalahan yang dibahas namun
dapat berkembang sesuai dengan respon informan. Pertanyaan – pertanyaan yang
digunakan didalam penelitian ini dapat dilihat pada bagian lampiran di akhir laporan
ini.
3. Observasi
Teknik observasi adalah mengumpulkan data langsung dari lapangan dengan
mengandalkan pengamatan peneliti (Semiawan, 2007). Observasi menyaratkan
pencatatan dan perekaman sistematis mengenai sebuah peristiwa, artefak-artefak, dan
perilaku-perilaku informan yang terjadi dalam situasi tertentu, bukan seperti yang
mereka ingat, diceritakan kembali, dan digeneralisasikan oleh partisipan itu sendiri
(Daymon dan Holloway, 2008). Karena seringkali ada perbedaan antara apa yang
dikatakan orang dengan apa yang sebenarnya terjadi maka observasi digunakan
sebagai alat pembanding yang dapat mengkonfirmasi maupun membantah
pernyataan partisipan.
Jenis observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi partisipatif. Tipe
partisipasi yang digunakan adalah partisipasi pasif (passive participation) dimana
peneliti datang ke tempat dimana objek melakukan kegiatan namun tidak ikut serta
melakukan kegiatan tersebut.
Grove
dan
Fisk
mengungkapkan
bahwa
metode
pengambilan
data
observasional sangat tepat untuk mengukur fenomena-fenomena yang terkait dengan
pengalaman partisipan, misalkan pengalaman dalam mengkonsumsi jasa, selain itu
metode ini juga memberikan gambaran informasi dunia nyata (seperti yang dikutip
Zulganef, 2008). Mereka menyatakan bahwa pelayanan sulit untuk diinvestigasi
menggunakan metode penelitian tradisional sementara metode observasi dapat
menangkap proses natural dari fenomena pelayanan pada saat interaksi terjadi
(Grove dan Fisk, 1992).
Lebih lanjut Grove dan Fisk (1992) mendeskripsikan empat keuntungan yang
diperoleh bila menggunakan metode pengumpulan data observasional dalam
penelitian jasa:
1. Melengkapi metode pengambilan data tradisional
2. Menjadi sarana dalam mengungkapkan ataupun menguji hipotesis
3. Memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap suatu fenomena
4. Menyajikan informasi mengenai fenomena yang muncul dalam kondisi alamiah
Menurut sifatnya data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif
yaitu data yang tidak berbentuk angka sedangkan menurut sumbernya data tersebut
merupakan data eksternal yaitu data yang didapat dari luar perusahaan (Supranto,
2001).
Menurut waktu pengumpulannya, data ini merupakan cross section data yaitu
“data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu untuk menggambarkan keadaan
atau kegiatan pada waktu yang bersangkutan baik hari, minggu, bulan, kwartal
maupun tahun” (Supranto, 2001). Observasi langsung penelitian ini dilaksanakan
selama tujuh hari dari tanggal 8 Juni 2012 hingga 14 Juni 2012.
III.7 Metode Analisis Data
Metode analisis data kualitatif yang digunakan oleh peneliti sesuai dengan
konsep metode analisis yang dipaparkan oleh Miles dan Huberman (1994). Metode
tersebut mengemukakan bahwa terdapat tiga aktivitas dalam analisis data, yaitu
reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi (conclusion drawing/verification) (Miles dan Huberman,
1994; Emzir, 2010).
Reduksi data memiliki penjelasan seperti yang dijelaskan oleh Miles dan
Huberman (1994:10) berikut ini: “Data reduction refers to the process of selecting,
focusing, simplifying, abstracting, and transforming the data that appear in writtenup field notes or transcriptions.” (Reduksi data merujuk kepada proses menyeleksi,
memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksi dan mentransformasi data yang
terdapat pada catatan lapangan maupun transkrip).
Penyajian data merupakan proses pengorganisasian data sehingga tersaji
menjadi informasi yang runut dan dapat berupa grafik, diagram, matriks dan jaringan
(Miles dan Huberman, 1994).
Aktivitas analisis yang ketiga adalah penarikan kesimpulan. Pada saat memulai
pengumpulan data, peneliti mulai memperhatikan adanya keteraturan, pola maupun
penjelasan. Pada akhirnya kesimpulan ditarik sesuai dengan sifat data yang telah
dikumpulkan (Miles dan Huberman, 1994).
Download