31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode

advertisement
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kausal.
Analisis kausal menjelaskan bagaimana suatu variabel berpengaruh
terhadap perubahan pada variabel lainnya. Analisis ini menggambarkan
bagaimana variabel independen yang terdiri dari Debt Equity Ratio (DER),
Earnings Per Share (EPS), dan Price Earnings Ratio (PER) memiliki
pengaruh terhadap variabel dependen berupa return saham.
B.
Definisi dan Operasionalisasi Variabel
Penelitian ini menggunakan variabel independen dan dependen.
1. Variabel Independen

Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio adalah rasio leverage yang merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan
hutang) terhadap shreholders’equity yang dimiliki perusahaan.
Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur modal dari total
pinjaman (hutang) terhadap total modal yang dimiliki perusahaan.
Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang (jangka
pendek dan jangka panjang) semakin besar dibandingkan dengan
total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
perusahaan terhadap pihak luar (kreditur). Secara sistematis debt to
equity ratio (DER) dapat dirumuskan sebagai berikut :
(Husnan & Pudjiastuti, 2006)

Earning Per share
EPS (earning per share) adalah bagian dari proporsi laba
perusahaan yang diakui dalam setiap lembar saham biasa yang
beredar, nilainya dapat naik jika jumlah lembar saham yang beredar
dikurangi dan begitu pula sebaliknya.

Price Earning Ratio
Price Earning Ratio (PER) yang mewakili rasio pasar. PER
merupakan perbandingan antara harga pasar per lembar dengan
laba per lembar. Rasio ini merupakan indikator yang digunakan
untuk menentukan apakah harga saham tertentu dinilai terlalu
tinggi atau rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi PER adalah
rasio laba yang dibayar sebagai dividen, tingkat keuntungan yang
diharapkan pemodal dan pertumbuhan deviden. Semakin tinggi
nilai rasio ini maka invesrtor mengharapkan nilai saham
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
perusahaan akan naik. PER menerangkan perbandingan harga pasar
dari setiap lembar saham terhadap laba perlembar saham. Secara
Sistematis price earning ratio dapat dirumuskan sebagai berikut :
(Husnan & Pudjiastuti, 2006)
2. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return saham actual
(actual return). Return actual merupakan return yang sesungguhnya
terjadi. Return saham merupakan keuntungan yang diterima dari
investasi saham selama periode pengamatan yang secara sistematis
diperoleh dengan rumus :
Keterangan:
R = Return sekarang
Pt = harga saham sekarang
Pt-1 = harga saham periode lalu
Secara garis besar definisi operasional dari variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam Tabel 3.1
berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
Variabel
Debt to Equity
Ratio (DER)
Earning Per
Share (EPS)
Price Earning
Ratio (PER)
Return Saham
Definisi Variabel
Formula
Skala
Pengukuran
Rasio
Debt to Equity Ratio
(DER) merupakan rasio
yang menunjukkan
komposisi atau struktur
modal dari total pinjaman
(hutang) terhadap total
modal yang dimiliki
perusahaan
Earning Per Share (EPS)
adalah bagian dari
proporsi laba perusahaan
yang diakui dalam setiap
lembar saham biasa yang
beredar, nilainya dapat
naik jika jumlah lembar
saham yang beredar
dikurangi dan begitu pula
sebaliknya.
DER = Total hutang
dibagi total modal
EPS = Laba bersih
dibagi jumlah
lembar saham umum
Rasio
Price Earning Ratio (PER)
merupakan perbandingan
antara harga pasar per
lembar dengan laba per
lembar
Return saham merupakan
keuntungan yang diterima
dari investasi saham
selama periode tertentu
PER = Harga pasar
saham dibagi laba
per lembar saham
Rasio
Return Saham =
Harga saham
sekarang dikurangi
harga saham periode
sebelumnya dibagi
harga saham periode
sebelumnya
Sumber : Diolah oleh Penulis
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Rasio
35
C.
Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Dalam penelitan ini, populasi yang digunakan adalah perusahaanperusahaan yang go publik di bidang manufaktur yang terdaftar dan aktif
di Bursa Efek Indonesia selam tahun 2013 sampai dengan tahun 2015.
2. Sampel
Metode pengambilan sampel dengan menggunakan metode
purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel sebagai berikut :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar dan memperdagangkan saham
di Bursa Efek Indonesia per tanggal 1 Januari 2013 sampai tanggal 31
Desember 2015.
2. Perusahaan tidak melakukan delisting selama periode penelitian.
3. Memiliki data-data laporan keuangan perusahaan manufaktur dan
informasi yang terkait dan dibutuhkan dalam penelitian ini.
Berdasarkan kriteria-kriteria penelitian yang telah ditentukan, maka
perusahaan manufaktur yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut yang ditunjukkan dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian
NO
1
2
3
4
NAMA
Indocement Tunggal Prakarsa
Holcim Indonesia
Semen Indonesia (Semen Gresik)
Arwana Citramulia
http://digilib.mercubuana.ac.id/
KODE
INTP
SMCB
SMGR
ARNA
36
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Inti Keramik Alam Asri Industri
Keramika Indonesia Asosiasi
Alakasa Industrindo
Alumindo Light Metal Industry
Indal Aluminium Industry
Intanwijaya Internasional
Argha Karya Prima Industry
Malindo Feedmill
Charoen Pokphand Indonesia
Alkindo Naratama
Fajar Surya Wisesa
Suparma
Astra Otoparts
Gajah Tunggal
Indospring
Selamat Sempurna
Ricky Putra Gobalindo
Sunson Textile Manufacturer
Trisula International
Nusantara Inti Corpora
Jembo Cable Company
Kabelindo Murni
Voksel Electric
Akasha Wira International
Wilmar Cahaya Indonesia
Indofood Sukses Makmur
Mayora Indah
Gudang Garam
Hanjaya Mandala Sampoerna
Wismilak Inti Makmur
Darya-Varia Laboratoria
Tempo Scan Pacific
Mustika Ratu
Martina Berto
Mandom Indonesia
Kedaung Indah Can
http://digilib.mercubuana.ac.id/
IKAI
KIAS
ALKA
ALMI
INAI
INCI
AKPI
MAIN
CPIN
ALDO
FASW
SPMA
AUTO
GJTL
INDS
SMSM
RICY
SSTM
TRIS
UNIT
JECC
KBLM
VOKS
ADES
CEKA
INDF
MYOR
GGRM
HMSP
WIIM
DVLA
TSPC
MRAT
MBTO
TCID
KICI
37
D.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan penelitian ini penulis memperoleh data dan
informasi dari laporan keuangan yang telah dipublikasikan oleh Bursa
Efek Indonesia atau BEI melalui situs www.idx.co.id dan Studi
Kepustakaan.
Metode ini dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan atau
pengumpulan data yang bersumber pada buku yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti, guna memperoleh landasan teori dalam penelitian,
penelitian terdahulu, serta segala informasi yang berkaitan dengan
penelitian yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas, seperti
informasi didapat di internet maupun lainnya.
E.
Metode Analisis
1. Statistik Deskriptif
Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji
statistik umum yang berupa statistik deskriptif. Statistik deskriftif meliputi
mean, minimum, maximum serta standar deviasi yang bertujuan
mengetahui distribusi data yang menjadi sampel penelitian.
2. Pemilihan Model Regresi Pada Data Panel
Dalam regresi data panel kita harus memilih terlebih dahulu model
apakah yang cocok digunakan dalam suatu penelitian. Oleh karena itu kita
harus melakukan serangkai uji agar kita bisa mengetahui model mana yang
akan terpilih nantinya, apakah itu CEM, FEM atau REM. Oleh karena itu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
berikut adalah langkah-langkah uji yang harus kita gunakan untuk
memperoleh model terbaik dalam penelitian ini.
a. Memilih Common Effect Model atau Fixed Effect Model (Uji Chow)
Menurut Baltagi (2005) uji Cho, membandingkan antara Common
Effect Model atau Fixed Effect Model yang lebih baik digunakan
dalam penelitian ini. Berikut adalah hipotesis dan juga statistik uji
yang digunakan untuk uji Chow.
H0 : model Common Effect lebih baik dari pada Fixed Effect
H1 : model Fixed Effect lebih baik dari pada Common Effect
Apabila p-value atau probability kurang dari 0,05 (α), maka H0 ditolak
dan model yang terpilih adalah Fixed Effect Model (FEM).
b. Memilih Fixed Effect Model atau Random Effect Model (Uji Hausman)
Setelah kita melalui uji Chow diatas jika tolak H0, maka kita lanjut ke
uji selanjutnya yaitu uji Hausman. Pengujian lanjutan ini untuk
menguji manakah yang terbaik FEM atau REM. Berikut adalah
hipotesis yang digunakan untuk uji Hausman.
H0 : model Random Effect lebih baik dari pada Fixed Effect
H1 : model Fixed Effect lebih baik dari pada Random Effect
Apabila p-value atau probability kurang dari 0,05 (α), maka H0 ditolak
dan model yang terpilih adalah Fixed Effect Model (FEM).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik terdiri dari pengujian-pengujian sebagai berikut :
a. Uji Normalitas Data
Asumsi ini mensyaratkan bahwa nilai residual dari penduga menyebar
normal dengan rata-rata 0 dan varian
(Gujarati, 2006) mengatakan
bahwa pengujian asumsi normalitas dapat dilakukan dengan tiga cara,
diantaranya: (1) Histogram dari residual; (2) Normal probability plot
(NPP); dan (3) uji Jarque-Berra. Uji kenormalan secara formal
dilakukan dengan uji Jarque-Berra.
Dengan hipotesis nol adalah data berdistribusi normal sedangkan
hipotesis alternatifnya adalah data tidak berdistribusi normal. Uji
Jarque-Berra berdistribusi chi-square dengan derajat bebas 2. Jika nilai
probability Jarque-Berra lebih dari 5%, maka dapat dikatakan gagal
tolak H0, yang berarti data berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas berhubungan dengan situasi dimana ada hubungan
linier yang kuat diantara variabel independen (Gujarati, 2006). Model
regresi yang baik adalah model yang tidak terdapat korelasi antara
variabel independen atau korelasi antar variabel independennya
rendah. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas dapat
dilakukan dengan cara melihat correlation matrix.
Multikolinearitas dideteksi dengan melihat koefisien korelasi antar
variabel bebas. Jika korelasi antar variabel bebas terlalu tinggi (di atas
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
0.8 atau 0.9) menunjukkan data terjangkit multikolinier (Field, 2000).
Data dikatakan teridentifikasi multikolinearitas apabila koefisien
korelasi antar variabel independen lebih dari atau sama dengan 0.8
(Gujarati,2006).
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah sebuah pengujian yang bertujuan untuk
menguji apakah di dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan
penggangu pada periode t dengan kesalahan pengangu pada periode t1. jika terjadi korelasi bama dinamakan problem autokorelasi.
Autokorelasi terjadi karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lainnya. Autokorelasi diuji dengan menggunakan
Durbin-Watson. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :
a) Jika 0 < d < d1, maka terjadi autokorelasi positif
b) Jika d1 < d < du , maka tidak ada kepastian apakah terjadi
autokorelasi atau tidak (ragu-ragu)
c) Jika 4-d1 < d < 4 , maka terjadi autokorelasi negatif
d) Jika 4-du < d < 4-d1, maka tidak ada kepastian apakah terjadi
autokorelasi atau tidak (ragu-ragu)
e) Jika du < d < 4- du, maka tidak terjadi autokorelasi baik positif
maupun negatif.
d. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana varians dari setiap residual
tidak konstan. Dampak adanya hal tersebut adalah tidak efisiennya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
proses estimasi, sementara hasil estimasinya sendiri tetap konsisten
dan tidak bias. Selain itu, heteroskedastis akan mengakibatkan hasil uji
t dan uji F dapat menjadi tidak “reliable” atau tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Model regresi yang baik adalah yang
homokedastisitas atau tidak heteroskedastisitas. Tes heteroskedastisitas
bisa dilihat berdasarkan scatterplot. Tetapi tes heteroskedastisitas
menggunakan scatterplot sangat lemah karena hanya mengandalkan
analisis visual. Untuk mendapatkan kepastian perlu uji hipotesis yaitu
menggunakan uji Glejser. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan
uji Glejser untuk mengetahui ada tidaknya heterokedastisitas. Uji
Glejser dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel bebas
terhadap nilai absolut residualnya (Gujarati, 2006). Sebagai pengertian
dasar, residual adalah selisih antara nilai observasi dengan nilai
prediksi dan absolut adalah nilai mutlaknya. Hipotesis untuk uji glejser
sebagai berikut:
H0 : residual bersifat homoskedastis
H1 : residual bersifat heteroskedastis
Apabila p-value atau probability lebih dari 0,05 (α), maka H0 diterima,
sehingga asumsi homoskedastis terpenuhi.
4. Uji Hipotesis
Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan regresi
linier berganda. Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah :
Y= α + b1x1 + b2x2 + b3x3 + €
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
Keterangan :
Y : Return saham
α : Konstanta
x1 : Debt to Equity Ratio
x2 : Earning Per Share
x3 : Price Earning Ratio
€ : residual
a) Koefisien Determinasi ( R2)
Koefisien determinasi (Goodness of Fit) merupakan suatu ukuran yang
penting dalam regresi karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya
model regresi yang terestimasi. Dengan kata lain, angka tersebut dapat
mengukur seberapa dekat garis regresi yang terestimasi dengan data
sesungguhnya. Nilai koefisien determinasi ini mengindikasikan seberapa
besar proporsi atau persentase dari total variasi variabel dependen yang
dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen (Gujarati, 2006).
Akan tetapi, nilai
2
tidak pernah menurun, penambahan variabel
independen selalu meningkatkan nilai
2
. Untuk menghilangkan pengaruh
penambahan variabel independen dalam model, maka digunakan adjusted
2
yang telah disesuaikan dengan derajat bebasnya.
b) Uji F (Nilai F Regresi)
Uji F (nilai F regresi) merupakan pengujian bersama-sama variabel
independen yang dilakukan untuk melihat variabel independen secara
keseluruhan terhadap variabel dependen. Hasil Uji F yang signifikan atau
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
nilai sig (p-Value) dibawah 5 % menandakan bahwa variabel debt to equity
ratio, earning per share, price earning ratio secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap return saham.
c) Pengujian koefisien regresi parsial ( Uji-T)
Uji T (nilai T regresi) merupakan pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui apakah variabel independen berpengaruh secara signifikan
terhadap variebel dependen. Uji T (nilai T regresi) dalam penelitian ini
menggunakan tingkat signifikansi 5 %. Variabel independen dikatakan
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen apabila nilai sig (pValue) dibawah 5 %. Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah debt to
equity ratio, earning per share, price earning ratio berpengaruh secara
parsial terhadap return saham.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download