1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Standar Akuntansi Keuangan (SAK) berisi beberapa pilihan prosedur akuntansi yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk menyusun laporan keuangan, seperti persediaan (PSAK No. 14), aktiva tetap dan aktiva lain-lain (PSAK No. 16), akuntansi penyusutan (PSAK No. 17), dan aktiva tidak berwujud (PSAK No. 19). Terdapat beberapa perusahaan yang konsisten untuk menggunakan akuntansi konservatif karena PSAK No. 1 paragraf 21 mengharuskan perusahaan untuk konsisten dalam penyajian dan klasifikasi pospos dalam laporan keuangan antar perioda. Akuntansi konservatif merupakan praktik akuntansi mengurangi laba dalam merespon bad news, tetapi tidak meningkatkan laba dalam merespon good news (Basu, 1997). Praktik ini terjadi karena standar akuntansi yang berlaku mengijinkan perusahaan untuk memilih metoda akuntansi dari set metoda yang dapat diterapkan dalam kondisi yang sama, sehingga perusahaan dapat memilih salah satu metoda akuntansi yang dirasa paling tepat (Widya, 2004). Pilihan metoda akuntansi akan berpengaruh terhadap angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan, baik neraca maupun laporan laba-rugi pada masing-masing perusahaan. 2 Konservatisma akuntansi tidak secara konsisten digunakan ketika perusahaan melakukan manajemen laba menaik. Oleh karena itu, manajer perusahaan berusaha untuk menghindari penurunan laba karena penurunan laba berakibat negatif pada nilai perusahaan dan kompensasi manajer, sehingga manajer cenderung untuk menggunakan praktik akuntansi yang konservatif (Dunbar et al. , 2004) Pada perusahaan bertumbuh, manajer memilih untuk menggunakan akuntansi konservatif dengan alasan investor menilai positif atas investasi yang dilakukan perusahaan. Karena investor mengharapkan kenaikan arus kas dari investasi yang dilakukan saat ini (Wydia, 2004). Selain itu, pada perusahaan bertumbuh, manajer juga cenderung untuk melakukan manajemen laba (Saputro dan Setiawati, 2004). Menurut (Beneish, 2001 dan Hettihewa, 2003 dalam Yulistia, 2006), ada 4 hal yang mendorong manajer untuk melakukan manajemen laba menaik (income increasing earnings management), yaitu kontrak hutang (kreditur), persetujuan kompensasi (pemegang saham), penawaran ekuitas, dan jual beli orang dalam (insider trading). Manajer melakukan manajemen laba menurun (income decreasing earnings management) untuk mengurangi dividen agar meyakinkan pemberi pinjaman bahwa manajer serius terhadap operasi pengetatan perusahaan karena kondisi keuangan perusahaan yang buruk (Charitou dan Lambertides, 2003 dalam Yulistia, 2006). Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti akan meneliti pengaruh manajemen laba terhadap pilihan manajer perusahaan untuk menggunakan praktik akuntansi (konservatif atau tidak konservatif). Manajer perusahaan yang 3 menggunakan praktik akuntansi konservatif, bisa dipengaruhi oleh perilaku opportunistik (memperoleh keuntungan pribadi) manajer dalam mengelola laba untuk dapat memaksimalkan kepentingannya dengan mengorbankan kesejahteraan pihak-pihak yang melakukan kontrak dengan manajer. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti memberi judul : Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Pilihan Akuntansi Konservatif Dengan Pertumbuhan Perusahaan Sebagai Variabel Pemoderasi. 1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan penelitian ini adalah: Apakah manajemen laba berpengaruh pada pilihan manajer perusahaan untuk menggunakan praktik akuntansi konservatif dengan pertumbuhan perusahaan sebagai variabel pemoderasi? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: Menguji pengaruh manajemen laba terhadap pilihan manajer perusahaan untuk menggunakan praktik akuntansi konservatif dengan pertumbuhan perusahaan sebagai variabel pemoderasi. 1.4 Kontribusi Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 4 1. Bagi Pemerintah Memberi masukkan ke pemerintah sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan. 2. Bagi Emiten / Perusahaan Yaitu untuk memberikan bahan pertimbangan kepada manajer dalam menentukan metoda akuntansi mana yang akan digunakan yang sesuai dengan kondisi perusahaan. 3. Bagi Investor Yaitu untuk memberikan bahan pertimbangan kepada investor, apabila akan menanamkan saham di perusahaan dengan melihat metoda akuntansi yang digunakan oleh perusahaan. Karena diduga manajer perusahaan yang menggunakan praktik akuntansi konservatif, bisa dipengaruhi oleh perilaku opportunistik manajer. 1.5 Batasan Penelitian Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini dilakukan pada semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah konservatisma akuntansi. Konservatisma akuntansi ini berupa variabel dummy yaitu konservatif (1), dan tidak konservatif (0) maka pengukuran konservatisma menggunakan beberapa asumsi yang didasarkan pada SAK 2002. ini 5 3. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajemen laba yang diukur melalui akrual diskresioner dengan menggunakan model Jones (Teoh, et al., 1998 dalam Icha 2005). 4. Variabel moderasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertumbuhan perusahaan. Variabel ini diukur dari market-to-book value ratio (Collins & Kothari, 1989). 5. Laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan dari tahun 2003 – 2007. 6. Pemisahan sampel dengan menggunakan proksi menaikkan atau menurunkan laba, menggunakan ukuran dari Ardiati (2003).