Artikel ini disusun dalam rangka sebagai bahan dalam penyusunan kinerja Departemen Keuangan Tahun 2005: ROAD-MAP DEPARTEMEN KEUANGAN TAHUN 2005-2009 SELAYANG PANDANG Departemen Keuangan (Depkeu) telah berhasil menyusun Road-Map Departemen Keuangan Tahun 2005-2009 yang merupakan penjabaran visi dan misi departemen yang berisi tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan departemen selama 5 (lima) tahun ke depan, yang disusun berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009. Dengan ditetapkannya paket Undang-undang di bidang keuangan negara, maka peran dan tugas Depkeu difokuskan pada kebijakan fiskal. Seiring dengan itu, fungsi Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan (DJLK) dan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) akan digabung menjadi Bapepam LK, dan menjadi embrio pembentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Depkeu sebagai pengelola keuangan dan kekayaan negara membagi kebijakan fiskal dalam 5 (lima) bidang utama yaitu pendapatan negara, belanja negara, pembiayaan anggaran, kekayaan negara dan sistem pengelolaan keuangan negara. Pemisahan fungsi di dalam pengelolaan keuangan dan kekayaan negara perlu dilakukan agar dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien. Pemisahan fungsi tersebut meliputi fungsi pengkajian kebijakan fiskal, fungsi perumusan kebijakan fiskal, fungsi perencanaan, penyusunan, dan alokasi anggaran, fungsi pelaksanaan anggaran dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan anggaran, serta fungsi pengawasan atas pelaksanaan anggaran. Untuk mendukung fungsi tersebut dapat berjalan dengan baik, maka perlu dilakukan reorganisasi dan reposisi serta penambahan peran, tugas dan fungsi di setiap unit Eselon I Depkeu sebagai berikut: 1. BAPEKKI menjadi Badan Kebijakan Fiskal yang mempunyai tugas pokok melakukan pengkajian dan perumusan kebijakan fiskal secara umum pada bidang pendapatan negara, belanja negara, pembiayaan anggaran dan kekayaan negara. 2. DJAPK akan mempunyai tugas pokok perencanaan, penyusunan, dan alokasi anggaran termasuk anggaran belanja ke daerah sebagai konsekuensi pelaksanaan tugas perimbangan keuangan pusat dan daerah. 3. DJPBN akan mempunyai tugas pokok pada pelaksanaan anggaran, pembiayaan (utang negara) dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan anggaran. 4. DJPLN menjadi Direktorat Jenderal Pengelolaan Kekayaan Negara (DJPKN) dan diperluas fungsinya menjadi pelaksana pengelolaan kekayaan negara. 5. Penambahan peran Inspektorat Jenderal sebagai complience office untuk Good Governance dan Risk Management. Untuk mendukung pencapaian target-target makro ekonomi dan fiskal Depkeu selaku telah mempersiapkan langkah-langkah kebijakan fiskal yang akan ditempuh melalui 4 (empat) fokus strategi sebagai berikut: 1. Fokus strategi di bidang pendapatan negara diarahkan pada pencapaian 4 (empat) target yaitu : optimalisasi pendapatan negara, peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat, terwujudnya keadilan dan perlindungan masyarakat, serta citra baik Depkeu terkait dengan layanan publik dalam rangka peningkatan pendapatan. 2. Fokus strategi belanja negara diarahkan pada peningkatan efektifitas dan efisiensi belanja negara. Peningkatan efektifitas dan efisiensi dilakukan dalam rangka mencapai 5 (lima) target, yaitu: efisiensi pengadaan barang dan jasa, alokasi belanja yang tepat sasaran, alokasi belanja yang berkeadilan sosial, peningkatan kualitas pelayanan, dan citra baik Depkeu dalam mengelola belanja negara. 3. Fokus strategi di bidang pembiayaan anggaran diarahkan pada pencapaian target 5 (lima) indikator menguatnya kemampuan pembiayaan pemerintah, yaitu: penurunan stok utang, penggunaan utang secara selektif, optimalisasi pemanfaatan hibah dan utang, terwujudnya rasa aman bagi masyarakat, dan citra yang baik bagi Depkeu. 4. Fokus strategi di bidang kekayaan negara diarahkan pada optimalisasi pengelolaan dan penilaian kekayaan negara. Dari keseluruhan muatan Road-Map Depkeu terdapat hal yang memerlukan perhatian khusus yakni pemberdayaan dan pemanfaatan secara umum SDM (human capital) dan teknologi informasi (information capital). Pentingnya peningkatan kapasitas SDM terkait dengan commitment (integritas) , competence (keterampilan), characters (kecakapan), dan courage (keberanian mengambil keputusan dan mempetanggungjawabkannya). Sementara pentingnya pemanfaatan secara optimum teknologi informasi (TI) adalah dalam rangka peningkatan akuntabilitas dan transparansi serta penyelenggaraan office automation. Pengelolaan sumber daya informasi difokuskan pada upaya penyelenggaraan fasilitasi pemberian informasi kepada masyarakat mengenai kebijakan pemerintah terkait dengan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Depkeu. Hal tersebut dilaksanakan sebagai bentuk dukungan terhadap penyelenggaraan good governance khususnya terkait dengan penyelenggaraan transparansi fiskal. Upaya ini dilakukan melalui pengembangan sistem pengolahan data berbasis teknologi informasi. Demokratisasi dalam berbagai aspek kehidupan sebagai inti dari proses reformasi, dalam pandangan Depkeu, merupakan proses yang akan berjalan terus menerus hingga dicapainya kesempurnaan yang sesungguhnya. Oleh karena itu pimpinan Depkeu telah berketatapan hati untuk mendukung setiap proses perbaikan dan peningkatan kualitas secara terus menerus di lingkungan Depkeu, baik dalam tatalaksana (legal framework dan system and procedure), SDM, organisasi, maupun sarana dan prasarana. Ketetapan tersebut secara umum dituangkan dalam satu kalimat yang telah disepakati jajaran pimpinan Departemen Keuangan sebagai satu credo Depkeu, yakni “Membangun Departemen Keuangan Menuju Indonesia Mandiri”.