UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

advertisement
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S-1 EKSTENSI
MEDAN
SKRIPSI
PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
PERSEDIAAN DALAM MENGHASILKAN INFORMASI
YANG BERGUNA PADA PT. CHAROEN POKPHAND
INDONESIA
OLEH :
NAMA
: RHEIN ALDE N SINULINGGA
NIM
: 040522155
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT
UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI
2007
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
2
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
“Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan dalam Menghasilkan
Informasi Yang Berguna Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia”.
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat,
dipublikasi atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level
Program S-1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas,
benar apa adanya. Dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya
bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.
Medan, 21 September 2007
Yang Membuat Pernyataan
Rhein Alde Novelita S
NIM. 040522155
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
3
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur, hormat dan kemuliaan penulis ucapkan kepada Allah
Bapa atas kasih dan penyertaanNya serta segala hikmat dan kebijaksanaan yang
diberikanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
Skripsi ini dibuat guna melengkapi persyaratan dalam memperoleh gelar
sarjana pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sumatera Utara,
dengan judul “Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam
Menghasilkan Informasi Yang Berguna Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia”.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari adanya kekurangan,
mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis.
Namun berkat
dorongan dan bantuan dari semua pihak skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang
setulusnya kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, sebagai Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan dan Bapak Fahmi
Natigor Nasution, SE, M.Acc,Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Wahidin Yasin, Ak selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Drs. Erwin Abubakar, MBA, Ak selaku dosen pembanding I.
5. Bapak Drs. M. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak selaku dosen pembanding II.
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
4
6. Seluruh dosen khususnya Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
7. Seluruh dosen dan staff administrasi khususnya Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
8. Seluruh staff dan karyawan PT. Charoen Pokphand Indonesia.
9. Teman-teman jurusan akuntansi khususnya stambuk 2004.
10. Seseorang yang telah banyak memberikan dukungan dalam penyelesaian
skripsi ini.
Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada kedua orang tua yang sangat kukasihi, Alm. T. Sinulingga dan P. Ginting
yang selalu mendoakanku dan menyayangiku.
Dan juga teristimewa buat
keluarga B’Hendri Ginting dan K’Daessy Sinulingga, Abang Aristo Leo
Sinulingga dan juga Abang Hendra Sinulingga serta keponakanku yang luculucu Joseph dan Rio. Juga buat keluargaku semuanya dimanapun berada, penulis
mengucapkan terima kasih.
Medan, 21 September 2007
Penulis,
Rhein Alde N. Sinulingga
NIM. 040522155
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
5
DAFTAR ISI
Hal
PERNYATAAN ............................................................................................ i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
ABSTRAK .................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
BAB I
ix
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................... 1
B. Perumusan Masalah ........................................................... 3
C. Tujuan Penelitian .............................................................. 4
D. Kerangka Konseptual ......................................................... 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Sistem Informasi Akuntansi ................................. 6
B. Komponen Sistem Informasi Akuntansi ............................. 11
C. Sistem Pengolahan Data Komputer .................................... 17
D. Tinjauan Tentang Persediaan ............................................. 22
E. Sistem Informasi Akuntansi Persediaan ............................. 32
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
6
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................. 35
B. Jenis dan Sumber Data ....................................................... 35
C. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 35
D. Metode Analisis Data ......................................................... 36
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
1. Gambaran Umum PT. Charoen Pokphand
Indonesia...................................................................... 36
a. Sejarah Singkat Perusahaan .................................... 36
b. Struktur Organisasi Perusahaan .............................. 39
2. Sistem Informasi Akuntansi untuk Pengolahan
Data Persediaan............................................................. 47
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Struktur Organisasi dan Sistem Informasi
Akuntansi..................................................................... 51
2. Sistem Informasi Akuntansi untuk
Pengolahan Data Persediaan ......................................... 52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan........................................................................ 57
B. Saran ................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 59
LAMPIRAN
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
7
DAFTAR TABEL
No.
Judul
Hal
Tabel 2.1
Keuntungan dan Kelemahan Sistem Real Time ............................ 19
Tabel 2.2
Keuntungan dan Kelemahan Sistem Tumpuk ............................... 20
Tabel 2.3
Keuntungan dan Kelemahan Sistem Database .............................. 23
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
8
DAFTAR GAMBAR
No.
Judul
Hal
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual.................................................................. 5
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
9
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Struktur Organisasi
Lampiran 2 Form Bukti Timbang
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Informasi akuntansi merupakan bagian yang terpenting dari seluruh
informasi yang diperlukan oleh manajemen. Agar data keuangan yang ada dapat
dimanfaatkan oleh pihak manajemen maupun pihak luar perusahaan, maka data
tersebut
perlu disusun dalam bentuk-bentuk
yang sesuai untuk dapat
menghasilkan informasi yang sesuai dan dalam bentuk yang sesuai juga, maka
diperlukan suatu sistem yang mengatur arus pengolahan data akuntansi dalam
perusahaan.
Akuntansi merupakan bahasa untuk berbisinis.
Setiap perusahaan
menggunakannya untuk menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat
keuangan. Pada mulanya, akuntansi hanyalah merupakan suatu proses
pengumpulan data, pencatatan, penggolongan, pembuatan rangkuman dan
pelaporan transaksi bisnis saja. Tetapi pada perkembangannya, akuntansi telah
dikembangkan dalam konsep sistem informasi terhadap akuntansi.
Data akuntansi merupakan data yang akan diolah dalam sistem akuntansi
untuk mendapatkan informasi akuntansi. Data tersebut bisa berupa data keuangan
maupun data non keuangan. Data yang bersifat keuangan misalnya data transaksi
yang langsung melibatkan uang seperti transaksi pemasukan dan pengeluaran kas,
pemasukan dan pengeluaran bank, hutang, piutang, dan lain-lain. Sedangkan data
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
11
yang bersifat non keuangan misalnya asset perusahaan seperti tanah, bangunan,
mesin-mesin, dan lain sebagainya. Semua data yang diperoleh tersebut dicatat di
dalam buku perusahaan yang terdiri dari buku kas, buku bank, buku penjualan,
buku pembelian, dan lain-lain. Semakin besar perusahaan, semakin beragam jenis
transaksinya yang biasanya juga memerlukan buku-buku seperti buku hutang,
piutang, persediaan, produksi, dan lain-lain.
Di dalam pencatatan, perusahaan kecil pada umumnya melakukan sistem
pencatatan manual dengan menggunakan buku biasa.
Seiring dengan
perkembangan teknologi, maka telah dikembangkan sistem pencatatan transaksi
menggunakan program komputer sehingga sanggup mencatat transaksi
yang
begitu banyak jumlahnya dan dalam waktu yang relatif singkat. Pemrosesan data
akuntansi menjadi informasi akuntasi ini dibukukan melalui beberapa langkah
mulai dari pengklasifian data sampai pada penyusunan laporan.
Untuk
pemrosesan inilah diperlukan alat bantu yang mempunyai kesanggupan teknis
untuk mengolah data sesuai dengan tujuan akhir pengolahan.
Persediaan merupakan salah satu jenis aset perusahaan yang sangat
dominan pengaruhnya dalam kegiatan usaha perusahaan terutama perusahaan
manufaktur. Pada umumnya persediaan mempunyai nilai relatif besar. Sistem
pengendalian persediaan barang bertujuan untuk memberikan informasi tentang
ketersediaan barang milik perusahaan. Dalam suatu perusahaan produsen barang,
komponen persediaan merupakan jenis harta yang memiliki nilai tinggi. Bahkan
persediaan merupakan harta lancar yang memiliki porsi terbesar di antara harta
lancar lainnya. Pada prinsipnya, sistem persediaan harus mencatat selengkapRhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
12
lengkapnya tentang pemasukan dan pengeluaran barang.
Sistem informasi
persediaan akan menghasilkan berbagai macam laporan tentang status persediaan.
Maka dari itu bentuk pengendalian persediaan ini harus dilaksanakan secara teliti
dan seksama sehingga tidak terjadi penyimpangan
dan kesalahan terhadap
informasi tentang data persediaan, di samping tuntutan persaingan bisnis yang
menghendaki penyediaan informasi persediaan secara tepat.
Tujuan akhir dari proses akuntansi adalah dihasilkannya informasi
akuntansi yang akan dipergunakan oleh berbagai kelompok pemakai dengan
tujuan yang berbeda-beda. Informasi sebagai hasil pengolahan data tersebut akan
digunakan untuk membantu pengambilan keputusan.
Dari keputusan tersebut
akan diteruskan dengan suatu tindakan sebagai follow up-nya. Dengan tindakan
tersebut akan diperoleh suatu hasil yang nantinya akan dianggap sebagai sebuah
data input untuk pengolahan tahap berikutnya.
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis ingin mengetahui sejauh mana
penerapan sistem informasi akuntansi dalam mengolah data persediaan yang telah
diterapkan
oleh
perusahaan.
Untuk
itu
penulis
mengambil
judul
:
“Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan
Informasi Yang Berguna Pada PT. Charoen Pokphand Indonesia.”
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka penulis
membatasi masalah yang akan dibahas yaitu : “Apakah sistem dan prosedur
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
13
pengolahan data akuntansi melalui sistem informasi akuntansi yang diterapkan
perusahaan mampu menghasilkan informasi yang berguna bagi perusahaan? “
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah sistem informasi akuntansi yang ada dalam
perusahaan telah memadai atau tidak, dalam usaha membantu perusahaan
mencapai tujuannya.
2. Untuk menambah pengetahuan, terutama dalam hal sistem informasi akuntansi
yang diterapkan oleh perusahaan.
Manfaat yang diharapkan atas penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis:
Memperoleh pengetahuan mengenai penerapan sistem
informasi akuntansi untuk persediaan dalam rangka menghasilkan informasi
yang berguna.
2. Bagi perusahaan: Sebagai masukan bagi perusahaan mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi untuk mengolah data
persediaan.
3. Bagi civitas akademi:
Dijadikan sebagai bahan acuan untuk penelitian
selanjutnya, terutama mengenai Penerapan Sistem Informasi Akuntansi
terhadap persediaan.
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
14
D. Kerangka Konseptual
Sistem Informasi
Akuntansi
Informasi Yang
Berguna
Laporan
Keuangan
Data Akuntansi
Siklus Produksi
Persediaan
Buku Besar
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
Sumber : Penulis, 2007
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Sistem Informasi Akuntansi
1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Sistem adalah kumpulan dari sub sistem / bagian / komponen apapun baik
fisik ataupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama
secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu. Informasi merupakan hasil
pengolahan data yang memberikan makna atau arti serta bermanfaat bagi yang
memakainya.
Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah sistem informasi yang selain
melakukan pengolahan data yang ada dalam sebuah organisasi, juga memberikan
dukungan informasi dan pengolahan untuk fungsi manajemen dan pengambilan
keputusan. Sedangkan sistem informasi akuntansi hanya mengolah data akuntansi
untuk menghasilkan informasi.
Untuk lebih jelasnya maka dikemukakan serangkaian pengertian Sistem
Informasi Akuntansi. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi menurut George H.
Bodnar (2000:1) yaitu “Sistem Informasi Akuntansi adalah kumpulan sumber
daya, seperti manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi
informasi.”
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
16
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi menurut Wilkinson (2000:7), yaitu “An
accounting information system is a unified structure within an entity, such as a
business firm, that employs physical resources and other components to transform
economic data into accounting information, with the purspose of satisfying the
information need of a variety users.”
Dari defenisi yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diambil
kesimpulan yang merupakan karakteristik sistem informasi akuntansi, yaitu bahwa
sistem informasi akuntansi merupakan kesatuan dari seluruh komponen yaitu
sumber modal dan manusia untuk mengolah data transaksi dalam menyiapkan
informasi keuangan, sedangkan informasi keuangan ini akan berguna bagi para
pemakai informasi keuangan dalam membuat keputusan untuk mencapai berbagai
tujuan dalam kesatuan usaha dan dalam penggunaan sumber daya seefisien dan
seefektif mungkin.
2. Struktur Organisasi dan Sistem Informasi Akuntansi
Informasi merupakan bagian yang sangat penting baik bagi individu
maupun organisasi.
Informasi juga dapat berfungsi sebagai perekat suatu
organisasi. Selain semakin terintegrasi atau solidnya suatu organisasi, informasi
berkualitas akan meningkatkan pula kualitas pemahaman para pengelola
organisasi tersebut dalam melihat perubahan-perubahan yang terjadi baik di dalam
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
17
maupun di luar organisasi, sehingga para pengelola organisasi akan dengan cepat
dan akurat menanggapi perubahan yang timbul.
Jadi dilihat dari aspek informasi, suatu organisasi perusahaan dapat
merupakan kumpulan atau integrasi dari berbagai keputusan yang diambil oleh
unit organisasi yang berintikan orang-orang dengan berdasarkan kepada informasi
yang diterima dan persepsi orang-orang tersebut terhadap informasi yang
diterimanya untuk mencapai tujuan.
Struktur organisasi perusahaan berkaitan erat dengan sistem informasi
akuntansi. Keterkaitan yang dimaksud adalah:
a. Untuk merancang atau membuat suatu sistem informasi akuntansi seorang
analis sistem harus memperhatikan struktur organisasi. Berdasarkan struktur
ini dapat dilihat bagaimana hubungan antara pihak di dalam perusahaan dan
apa yang dibutuhkan tiap bagian.
Struktur organisasi akan menjadi pola
bagaimana informasi mengalir dalam perusahaan.
Merupakan hal yang
terpenting bagi akuntan untuk mengerti tentang struktur dari suatu organisasi,
sehingga dapat secara efektif merancang suatu sistem untuk menyediakan
manajemen dengan fungsi-fungsi yang dibutuhkannya.
b. Untuk menciptakan sistem informasi akuntansi yang efektif diperlukan adanya
pemisahan tugas antara fungsi operasi, pencatatan dan penyimpanan. Hal ini
diatur dalam struktur organisasi. Untuk dapat memenuhi syarat bagi adanya
pengawasan yang baik hendaknya struktur organisasi dapat memisahkan
fungsi-fungsi operasional, penyimpanan dan pencatatan.
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
18
3. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
Bagi suatu perusahaan, Sistem Informasi Akuntansi dibangun dengan
tujuan utama untuk mengolah data keuangan yang berasal dari berbagai sumber
menjadi informasi akuntansi yang diperlukan oleh berbagi macam pemakai.
Pemakai informasi tersebut dapat berasal dari dalam perusahaan seperti manajer
atau dari luar perusahaan seperti pelanggan dan pemasok.
Ada tiga fungsi atau peran Sistem Informasi Akuntansi yang digunakan
untuk mencapai tujuan dimana ketiga fungsi tersebut sangat erat hubungannya
satu sama lain sehingga harus dilihat secara bersamaan. Ketiga peran atau fungsi
tersebut adalah:
1. Mendukung aktivitas perusahaan sehari-hari.
Suatu perusahaan agar dapat tetap eksis perusahaan tersebut harus terus
beroperasi dengan melakukan sejumlah aktivitas bisnis yang peristiwanya
disebut sebagai transaksi seperti melakukan pembelian, penyimpanan, proses
produksi dan penjualan. Di dalam sistem informasi akuntansi, khususnya
sistem informasi akuntansi keuangan, data-data akuntansi disimpan dalam
beberapa file.
File-file utama yang berisi data akuntansi terdiri dari file
transaksi (transaction file) yang berisi data jurnal dan file master (master file)
yang berisi data buku besar (ledger).
2. Mendukung proses pengambilan keputusan
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
19
Tujuan yang sama pentingnya dari sistem informasi akuntansi adalah untuk
memberi informasi yang diperlukan dalam proses pengambil keputusan.
Keputusan
harus dibuat
dalam kaitannya
dengan perencanaan dan
pengendalian aktivitas perusahaan.
3. Membantu pengelola perusahaan dalam memenuhi tanggung jawabnya kepada
pihak eksternal.
Setiap perusahaan harus memenuhi tanggung jawab hukum.
Salah satu
tanggung jawab penting adalah keharusannya memberi informasi kepada
pemakai yang berada diluar perusahaan atau stakeholder yang meliputi
pemasok, pelanggan, pemegang saham, kreditor, investor besar, serikat kerja,
analis keuangan, assosiasi industri, atau bahkan publik secara umum.
Adapun aktivitas / peran yang dilakukan oleh Sistem Informasi Akuntansi
untuk memenuhi tujuannya tersebut meliputi:
1. Mengumpulkan dan memasukkan data transaksi ke dalam sistem informasi
akuntansi.
2. Mengolah data transaksi tersebut.
Data yang sudah dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam sistem informasi
akuntansi biasanya mengalami serangkaian pengolahan baik secara batch
maupun
secara on-line agar bisa menjadi informasi yang sesuai dengan
kebutuhan.
3. Menyimpan data untuk tujuan dimasa mendatang.
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
20
Data disimpan dalam berbagai cara penyimpanan data.
Menyimpan dan
menyusun data tujuan utamanya agar data dapat diakses dengan cepat
sehingga informasi dapat diperoleh pada saat diperlukan dan dapat dipercaya.
4. Memberi pemakai atau pengambil keputusan (manajemen) informasi yang
diperlukan.
Informasi biasanya disajikan dalam bentuk laporan atau bila format yang
diinginkan sering berubah-ubah maka harus disediakan suatu fasilitas untuk
mencari data dan membuat laporan dengan format yang sesuai dengan
kebutuhan mereka sendiri saat itu.
5. Mengontrol semua proses yang terjadi.
Pengontrolan dilakukan sejak data dikumpulkan kemudian dimasukkan dan
disimpan untuk diproses sehingga salah satu fungsi penting dari sistem
informasi adalah untuk mengamankan data sehingga informasi yang akurat
dapat dihasilkan.
B. Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Untuk mewujudkan suatu pemrosesan data elektronis maka diperlukan
perangkat-perangkat pendukung yang memungkinkan terselenggaranya sistem
tersebut.
Adapun komponen/elemen-elemen dalam sistem pemrosesan data
elektronika terdiri dari:
1. Hardware
Hardware merupakan peralatan fisik yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan, memasukkan, memproses, menyimpan dan mengeluarkan
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
21
hasil pengolahan data dalam bentuk informasi. Hardware terdiri dari lima
komponen utama, yaitu:
a. Central Processing Unit (CPU)
Merupakan alat yang berfungsi untuk mengolah data dan memiliki
komponen register, ALU dan control unit. CPU merupakan jantung sistem
komputer, tapi walaupun demikian prosesor ini tidak akan memberikan
manfaat tanpa komponen pendukung lainnya. Prosesor dengan komponen
lainnya saling terintegrasi membentuk suatu sistem komputer.
b. Input Devices
Merupakan alat-alat yang dapat digunakan untuk memasukkan data ke
dalam komputer, misalnya adalah keyboard, mouse, scanner.
c. Output Devices
Merupakan peralatan-peraltan yang digunakan untuk mengeluarkan
informasi hasil pengolahan data. Misalnya adalah printer, monitor, LCD,
speaker.
d. Secondary Storage
Merupakan memori kedua yang digunakan untuk menyimpan data yang
jumlahnya sangat banyak.
e. Computer Communication Devices
Merupakan peralatan-peralatan yang harus digunakan agar komunikasi
data dapat berjalan dengan baik.
2. Software
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
22
Mesin komputer tidak dapat berbuat apapun kalau tidak dikendalikan oleh
program yang berupa instruksi.
Program inilah yang dinamakan software.
Software merupakan kumpulan dari program-program yang digunakan untuk
menjalankan aplikasi tertentu pada komputer. Pada umumnya software dapat
dibedakan atas dua jenis yaitu:
a. Sistem Software
Sistem software merupakan software yang digunakan untuk mengendalikan
jalannya komponen sistem komputer yang terdiri dari sistem operasi,
interpreter dan kompiler.
1) Sistem Operasi (Operating System)
Sistem operasi berfungsi untuk
mengendalikan
hubungan antara
komponen-komponen yang terpasang dalam suatu sistem komputer,
misalnya antara keyboard dengan CPU, dengan layar monitor, dan lainlain.
Sistem operasi memiliki beberapa fungsi, antara lain:
a) Menjalankan komputer saat pertama kali komputer dinyalakan.
b) Menjalankan program aplikasi.
c) Menjalankan program utility.
d) Mengelola file.
e) Menjalankan mode batch (menumpuk data sebelum diolah).
f) Memberi layanan pencetakan data di layar dan printer serta
menyimpan data di file.
2) Interpreter
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
23
Interpreter merupakan software yang berfungsi sebagai penerjemah bahasa
yang dimengerti oleh manusia ke dalam bahasa yang dimengerti oleh
komputer. Sehingga manusia dapat berkomunikasi dengan komputer.
3) Compiller
Compiler berfungsi untuk menterjemahkan bahasa yang dipahami oleh
manusia ke dalam bahasa yang dipahami oleh komputer secara langsung
satu file. Fungsi kompiler sama dengan fungsi interpreter tetapi caranya
yang berbeda.
b. Application Software
Merupakan software yang siap digunakan untuk menjalankan aplikasi tertentu.
Software aplikasi tidak dibuat memenuhi keinginan orang tertentu tetapi untuk
kepentingan umum. Application software ini dapat dibedakan atas tiga jenis
yaitu:
1) User software, yaitu aplikasi yang dibuat oleh pemakai sendiri.
2) Tailor made, yaitu aplikasi yang dibuat berdasarkan pesanan.
3) Package software, yaitu aplikasi yang tersedia di pasaran, seperti Wordstar
dan Lotus 123.
3. Database
Manajemen data merupakan bagian dari manajemen sumber daya
informasi yang membantu perusahaan agar sumber daya informasi yang
dimilikinya mencerminkan secara akurat sistem phisik yang diwakilinya.
Kumpulan dari data-data disebut sebagai database. Database adalah kumpulan
data file yang sejenis dan antara data file yang satu dengan data file yang lain
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
24
mempunyai hubungan informasi yang berkaitan dan mempunyai struktur tetap.
Semua file database terdiri dari beberapa record dan record terdiri dari beberapa
field-field. Selanjutnya field-field terdiri dari sub field dan sub field terdiri atas
karakter-karakter. Pengolahan data merupakan tugas yang cukup penting dalam
sistem informasi suatu perusahaan. Karena kemajuan teknologi maka pengolahan
data menjadi kompleks sehingga perlu dikelola dengan lebih efisien. Dengan
tujuan inilah maka database diperlukan dalam suatu sistem pengolahan data
dengan komputer.
4. Prosedur
Prosedur merupakan rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan
secara berulang-ulang dengan cara yang sama. Prosedur penting dimiliki bagi
suatu organisasi agar segala sesuatu dapat dilakukan secara seragam.
Pada
akhirnya prosedur akan menjadi pedoman bagi suatu organisasi dalam
menentukan aktivitas apa saja yang harus dilakukan untuk menjalankan suatu
fungsi tertentu. Dengan adanya prosedur yang memadai maka dapat dilakukan
pengendalian terhadap aktivitas perusahaan.
Efektivitas sistem komputer akan tercapai bila semua peralatan bekerja
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan terlebuh dahulu.
Garis besar
prosedur tersebut akan menerangkan bagaimana mengoperasikan komputer,
tindakan yang dilakukan bila terjadi kesalahan, program apa yang dijalankan dan
lain-lain.
Untuk lebih mudah memahami prosedur maka rancangan suatu
prosedur yang sudah ditetapkan diuraikan dalam suatu pedoman prosedur berupa
penjelasan dengan konversi, operasi edit, operasi sortir, operasi pemeliharaan,
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
25
operasi penarikan file dan operasi pembuatan laporan. Operasi-operasi ini
sebenarnya melaksanakan semua tahapan yang diisyaratkan dalam memproses
transaksi.
5. Brainware
Brainware adalah sumber daya manusia yang merupakan bagian terpenting
dari komponen Sistem Informasi. Komponen ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan komponen lainnya sebagai hasil dari perencanaan, analisis,
perancangan. Meskipun komputer merupakan alat elektronik yang canggih dan
dapat bekerja secara otomatis namun sesuai dengan konsep bahwa komputer
hanya dapat bekerja sesuai dengan instruksi yang diterimanya maka dalam hal ini
aspek manusia tetap dibutuhkan. Peranan manusia dalam sistem pengolahan data
dengan komputer berdasarkan tugas dilakukan sebagai berikut:
a. Operator
Operator berfungsi untuk mengoperasikan komputer dan mematikan sistem
komputer.
b. Data Preparation
Data preparation berfungsi untuk memasukkan bentuk kode ke dalam media
input atau outputnya, menginput data dari sumber dokumen serta melakukan
verifikasi atas kebenaran input tersebut.
c. Sheduler
Scheduler berfungsi untuk menerima dan membukukan job-job yang sudah
dilaksanakan komputer, menyerahkan job-job dari user ke operator untuk
diolah, memeriksa dan memberikan hasilnya kepada user.
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
26
d. Librarian
Librarian berfungsi untuk mengatur keluar masuknya data yang disimpan
dalam suatu ruang khusus (library).
e. Programmer
Programmer berfungsi untuk merencanakan suatu program, menyusun
program, mengadakan implementasi sistem dan dokumen.
C. Sistem pengolahan data komputer
Pengolahan data dengan komputer, salah satunya bertujuan agar terjadi
peningkatan efektivitas dan efisiensi dalam penyelenggaraan sebuah sistem
informasi. Peningkatan efektivitas dan efisiensi tersebut harus didukung dengan
tersedianya sistem dan prosedur kegiatan pengolahan data yang melibatkan
teknik-teknik terbaik yang dimungkinkan dalam mengelola data-data tersebut.
Untuk mendapatkan yang terbaik dalam pengolahan data, di samping
menyediakan perangkat keras yang tepat, juga perlu diketahui tentang aplikasi
pengolahan data tersebut. Berbicara tentang aplikasi, berarti juga membahas
tentang sistem dan prosedur yang digunakan program, jumlah data yang akan
diolah, jumlah dan jenis laporan yang akan dihasilkan dan sebagainya. Jumlah
data yang sangat besar berhubungan erat dengan perangkat keras yang dipakai.
Teknik dan prosedur yang diterapkan di dalam pemrograman juga berpengaruh
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
27
terhadap efektivitas dan efisiensi pengolahan data. Demikian juga dengan sistem
pengolahan data. Prosedur dan sistem pengolahan data ada beberapa macam dan
masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda.
Ada keuntungan dan
kelebihan dari masing-masing teknik tersebut yang kesemuanya bisa mendapatkan
hasil maksimal jika diterapkan sesuai bentuk dan model aplikasi yang
dikembangkan. Jenis-jenis sistem pengolahan data dengan komputer, antara lain:
1. Sistem Real Time
Sistem Real Time merupakan suatu sistem pengolahan data yang
membutuhkan tingkat transaksi dengan kecepatan tinggi.
Hal ini mengingat
bahwa kebutuhan transaksi harus diperoleh pada saat yang sama, sebagai bagian
dari pengendalian sistem secara keseluruhan.
Pada sistem Real Time, pengolahan data harus berpusat pada CPU yang
relatif besar karena sistem ini didukung dengan sistem operasi yang rumit dan
sistem aplikasi yang panjang dan kompleks.
Hal itu juga mengingat
diperlukannya memori penyimpanan yang cukup besar untuk menampung antrian
data pesan-pesan dari setiap terminal. Kemudian file induk atau master file dalam
harus diupdate dan harus tersedia setiap saat jika dipergunakan sehingga
diperlukan sentralisasi dalam pengorganisasian file agar sistem bisa lebih efektif
dan efisien. Di samping itu, mengingat file-file tersebut harus selalu siap sedia
setiap saat jika dibutuhkan dalam pengolahan data, maka file-file tersebut harus
disimpan pada input output device yang bisa diakses secara langsung.
Pada sistem ini, antara pusat pemrosesan data dengan setiap terminal bisa
saja berlokasi sangat jauh. Untuk itu juga dibutuhkan suatu jalur komunikasi yang
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
28
tepat baik menggunakan telephone maupun kabel-kabel berkecepatan tinggi.
Antara pusat pemrosesan dengan terminal sebaiknya juga ditempatkan suatu
interchange terminal atau terminal persimpangan yang dapat menghimpun,
menyimpan dan mengirim pesan dari terminal ke pusat pemrosesan atau
sebalikya.
Tabel 2.1
Keuntungan dan Kelemahan Sistem Real Time
Keuntungan Sistem Real Time
1. Sistem Real Time dapat
mengendalikan kecermatan data
dengan baik. Hal ini dikarenakan
Sistem Real selalu mengedit data
saat memasuki terminal dan
menolak jika ada kesalahan.
2. Mampu menyajikan informasi
yang tepat waktu untuk
menanggapi pertanyaan yang
muncul dalam terminal dan
memenuhi kebutuhan manajemen.
Kelemahan Sistem Real Time
1. Konfigurasi perangkat keras
memerlukan CPU dengan
memori yang besar, CPU
cadangan dan terminal-terminal
yang cukup banyak.
2. Memerlukan perangkat lunak
yang canggih yang mampu
mengkoordinasikan perangkat
akses random, memproses
transaksi multiuser dan
mengendalikan komunikasi.
Sumber : Panduan Aplikatif Sistem Akuntansi Online Berbasis Komputer
(2003:129)
2. Sistem Batch
Sistem Batch merupakan teknik pengolahan data dengan menumpuk data
terlebih dahulu dan data tersebut diatur dalam kelompok-kelompok yang disebut
batch. Jadi pada dasarnya sistem ini akan memproses suatu data setelah data itu
terkumpul atau tertumpuk terlebih dahulu. Setiap batch ditandai dengan identitas
tertentu serta informasi mengenai data-data yang terdapat dalam batch tersebut.
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
29
Sistem tumpuk ini merupakan sistem pengolahan data yang paling tua dan paling
popular dibanding dengan sistem yang lainnya.
Dalam sistem Batch ini, setumpuk dokumen dikumpulkan dan diubah ke
dalam file-file input yang bisa terbaca komputer baik berupa punch card ataupun
disk. Pendekatan sistem ini diterapkan untuk aplikasi yang memiliki jumlah data
besar sehingga diperlukan pemeriksaan pendahuluan yang cermat sebelum data
diolah. Model ini juga diterapkan dalam sistem informasi yang tidak memerlukan
akses secara lagnsung dari waktu ke waktu melainkan dalam tingkat periode.
Misalnya laporan yang dibutuhkan dalam periode mingguan, bulanan, triwulan
dan sebaginya. Sebagai contoh, jika laporan dibutuhkan untuk tingkat bulanan,
maka data-data akan dikumpulkan terlebih dahulu untuk satu bulan, kemudian
baru diolah untuk mendapatkan laporan yang diinginkan.
Tabel 2.2
Keuntungan dan Kelemahan Sistem Tumpuk
Keuntungan Sistem Tumpuk
Kelemahan Sistem Tumpuk
1. Mudah dipahami oleh manajemen
1. Membutuhkan waktu relatif
dalam pengaturannya.
lebih lama karena harus
2. Perangkat keras dan perangkat
menyiapkan kartu-kartu yang
lunak tidak serumit sistem yang
disusun dengan sistem tumpuk.
lain.
3. Memerlukan biaya yang tidak
2. Sistem ini kurang mendukung jika
terlalu mahal untuk implementasi
suatu saat diperlukan informasi
sistem karena kesederhanaan
yang bersifat kritis mengingat
perangkat keras sistem dan
jangka waktu pencarian yang
konfigurasinya.
panjang.
Sumber : Panduan Aplikatif Sistem Akuntansi Online Berbasis Komputer
(2003:129)
3. Sistem Data Base
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
30
Sistem database merupakan pengembangan sistem yang menangani
penyelenggaran file sehingga pemrogram dapat mengembangkan aplikasi yang
terlepas dari struktur data. Dengan kata lain, program aplikasi dapat membentuk
dan menyelenggarakan file untuk menangani penumpukan data.
Data base merupakan suatu kumpulan data yang tidak berganda dan saling
berhubungan yang siap digunakan sebagai input program-program aplikasi
pemakai. Suatu konsep yang mengintegrasikan file-file data untuk membentuk
suatu database disebut dengan Data Base Manajemen Sistem (DBMS). Dengan
DBMS, file-file akan saling berhubungan dan saling mendukung untuk suatu
tujuan laporan. Sebagi contoh, sistem data base persediaan terdiri atas tabel daftar
barang, tabel pembelian, tabel penjualan, tabel mutasi dan sebagainya.
File tabel terdiri dari beberapa buah record. Seperti misalnya dalam tabel
barang ada record untuk barang-barang kosmetik, peralatan kantor, dan
sebagainya. Setiap record terdiri dari banyak data field, misalnya record barang
terdiri dari data field kode barang, nama barang, harga beli, harga jual dan
sebagainya.
Tabel 2.3
Keuntungan dan Kelemahan Data Base
Keuntungan Sistem Data Base
Kelemahan Sistem Data Base
1. Sistem ini dapat diimplementasikan
menggunakan sistem tumpuk
maupun online real time.
1. Membutuhkan biaya penerapan
yang relatif tinggi karena sistem
ini memerlukan konfigurasi
perangkat keras dan perangkat
lunak yang berkemampuan besar.
2. Masalah pencarian data dan
dokumen untuk kelengkapan
sistem juga seringkali menjadi
2. Para pemakai tidak perlu terlalu
banyak memikirkan masalah
pemeliharaan file sehingga dapat
lebih berkonsentrasi dalam aplikasi.
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
31
kendala.
Sumber : Panduan Aplikatif Sistem Akuntansi Online Berbasis Komputer
(2003:133)
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
32
D. Tinjauan tentang Persediaan
1.
Pengertian Persediaan
Istilah persediaan menunjukkan barang-barang yang dimiliki untuk dijual
dalam kegiatan normal perusahaan, serta untuk perusahaan manufaktur, barangbarang yang sedang diproduksi atau akan dimasukkan ke dalam proses produksi.
Sifat barang yang diklasifikasikan sebagai persediaan sangat bervariasi menurut
sifat aktivitas perusahaan, dan dalam beberapa hal meliputi aktiva yang biasanya
tidak dianggap sebagai persediaan.
Sebagai contoh, tanah dan bangunan yang
dimiliki untuk dijual kembali oleh suatu perusahaan real estate, bangunan yang
sedang dikerjakan untuk dijual di masa mendatang oleh perusahaan konstruksi, dan
saham yang dibeli untuk dijual kembali oleh para pialang selayaknya
diklasifikasikan sebagai persediaan oleh perusahaan bersangkutan. Persediaan
merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara
kontinu diperoleh atau diproduksi dan dijual.
Dalam perusahaan manufaktur, persediaan terdiri dari: persediaan produk
jadi, persediaan produk dalam proses, persediaan bahan baku, persediaan bahan
penolong, persediaan bahan habis pakai pabrik, persediaan suku cadang. Dalam
perusahaan dagang, persediaan hanya terdiri dari satu golongan, yaitu persediaan
barang dagangan, yang merupakan barang yang dibeli untuk tujuan dijual kembali.
Transaksi yang mengubah persediaan produk jadi, persediaan bahan baku,
persediaan bahan penolong, persediaan bahan habis pakai pabrik, dan persediaan
suku cadang, bersangkutan dengan intern perusahaan dan transaksi yang
menyangkut pihak luar perusahaan (penjualan dan pembelian), sedangkan transaksi
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
33
yang mengubah persediaan produk dalam proses seluruhnya berupa intern
perusahaan.
Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan No.14 (2004:14.1) memberikan
pengertian persediaan yang lebih spesifik sebagai berikut:
Persediaan adalah aktiva:
a. tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal;
b. dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan atau;
c. dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam
proses produksi atau pemberian jasa
2. Jenis-jenis persediaan
Istilah persediaan atau persediaan barang dagang pada umumnya diterapkan
untuk barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan dagang, baik perusahaan
dagang besar maupun eceran, apabila barang tersebut diperoleh dalam keadaan
yang siap untuk dijual kembali.
Istilah bahan baku, barang dalam proses dan
barang jadi berkaitan dengan persediaan perusahaan manufaktur.
a. Persediaan bahan baku
Bahan baku merupakan barang-barang yang diperoleh untuk digunakan
dalam proses produksi.
Beberapa bahan baku diperoleh secara langsung dari
sumber-sumber alam. Akan tetapi, lebih sering bahwa bahan baku diperoleh dari
perusahaan lain yang merupakan produk akhir pemasok tersebut. Sebagai contoh,
kertas cetak merupakan produk akhir dari pabrik kertas, tetapi merupakan bahan
baku bagi perusahaan percetakan.
Meskipun istilah bahan baku dapat digunakan secara luas untuk mencakup
seluruh bahan baku yang digunakan dalam proses produksi, namun sebutan ini
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
34
sering dibatasi untuk barang-barang yang secara fisik dimasukkan ke dalam produk
yang dihasilkan. Istilah bahan penolong atau pembantu digunakan untuk menyebut
bahan tambahan, yaitu bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi tetapi
tidak secara langsung dimasukkan ke dalam produk. Bahan baku yang secara
langsung digunakan dalam produksi barang-barang tertentu sering disebut bahan
langsung, bahan penolong disebut bahan tak langsung. Walaupun bahan penolong
dapat diikhtisarkan secara terpisah, barang-barang tersebut harus dilaporkan sebagai
bagian dari persediaan perusahaan karena akhirnya akan dipakai dalam proses
produksi. Bahan-bahan penolong yang dibeli untuk digunakan dalam penyerahan
barang, penjualan, dan berbagai fungsi administratif umum lainnya tidak boleh
dilaporkan sebagai bagian persediaan, tetapi sebagai beban dibayar di muka
(prepaid expense).
b. Barang dalam proses
Barang dalam proses yang juga disebut pekerjaan dalam proses terdiri dari
bahan baku yang sebagian telah diproses dan perlu dikerjakan lebih lanjut sebelum
dapat dijual.
Persediaan ini meliputi tiga unsur biaya: bahan langsung, upah
langsung dan overhead pabrik atau overhead produksi. Biaya bahan yang secara
langsung dikaitkan dengan barang-barang dalam produksi dikelompokkan dalam
bahan langsung.
Biaya pekerja yang secara langsung dapat dikaitkan dengan
barang-barang dalam produksi dikelompokkan dalam upah langsung.
Bagian
overhead pabrik yang dapat dialokasi ke barang-barang dalam produksi merupakan
unsur overhead pabrik atau overhead produksi.
Overhead pabrik terdiri dari seluruh biaya produksi selain bahan langsung
dan upah langsung. Biaya ini meliputi bahan penolong yang digunakan dan biaya
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
35
tenaga kerja yang tidak dapat secara langsung dikaitkan dengan proses pengerjaan
produk tertentu.
Biaya ini meliputi biaya produksi umum seperti penyusutan,
pemeliharaan, reparasi, pajak, kekayaan, asuransi, serta biaya penerangan,
pemanasan dan pembangkit tenaga.
c. Barang jadi
Barang jadi merupakan produk yang telah diproduksi dan menunggu untuk
dijual. Pada saat produk ini diselesaikan, biaya yang diakumulasikan dalam proses
produksi ditransfer dari Barang dalam Proses ke perkiraan persediaan barang jadi.
3. Sistem Persediaan
Catatan persediaan dapat diselenggarakan baik dengan basis periodik
ataupun dengan basis perpetual.
Sistem persediaan periodik memerlukan
inventorisasi fisik, yaitu penghitungan, pengukuran atau penimbangan barang pada
akhir periode akuntansi untuk menetapkan kuantitas yang ada sehingga porsi biaya
yang terbawa ke masa depan bisa ditentukan.
Sistem persediaan perpetual memerlukan pengelolaan catatan yang
menyajikan ikhtisar berlanjut atas pos-pos persediaan yang ada pada perusahaan.
Masing-masing kelompok barang memiliki persediaan barang yang ada pada
perusahaan.
Penambahan dan penurunan persediaan dicatat dalam perkiraan
masing-masing, saldo yang dihasilkan merupakan jumlah yang ada dalam
perusahaan.
Sistem persediaan perpetual dapat diselenggarakan hanya dengan
mencatat kuantitas saja atau dengan mencatat kuantitas dan harga.
Dalam
organisasi manufaktur, sistem perpetual yang diterapkan pada persediaan
memerlukan pencatatan setiap pergerakan bahan baku, barang dalam proses, dan
barang jadi. Jika digunakan sistem perpetual, perhitungan fisik atas persediaan
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
36
yang ada dalam perusahaan harus dilakukan sedikitnya sekali setahun untuk
memperkuat jumlah saldo yang terdapat dalam pembukuan.
Frekuensi
penghitungan fisik bervariasi tergantung pada sifat barang, tingkat perputarannya
dan tingkat pengendalian internal.
Dalam prakteknya, semua perusahaan dagang dan manufaktur besar serta
banyak organisasi telah menerapkan sistem persediaan perpetual.
Sistem ini
merupakan suatu pengecekan dan pengendalian berkesinambungan atas persediaan.
Perencanaan pembelian dan produksi akan dipermudah, jumlah persediaan yang ada
di perusahaan dapat terjamin keserasiannya, dan kerugian yang terjadi karena
kerusakan dan pencurian akan terungkap sepenuhnya.
Biaya tambahan untuk
menyelenggarakan sistem tersebut biasanya akan terimbangi karena manfaat yang
diperoleh manajemen.
4. Metode Pencatan Persediaan
Ada beberapa metode yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam
mencatat jumlah persediaan, antara lain:
a. Metode FIFO ( First In First Out)
Metode FIFO didasarkan pada asumsi bahwa harus dibebankan ke
pendapatan sesuai dengan urutan terjadinya. Dengan demikian persediaan akan
dinyatakan berdasarkan biaya terbaru.
b. Metode rata-rata tertimbang (Average)
Metode rata-rata tertimbang didasarkan pada asumsi bahwa barang yang
dijual harus dibebani dengan biaya rata-rata; dimana rata-rata itu dipengaruhi
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
37
menurut jumlah unit
yang diperoleh pada masing-masing harga.
Persediaan
dinyatakan dengan biaya rata-rata tertimbang per unit yang sama.
c. Metode LIFO (Last In First Out)
Metode LIFO didasarkan pada asumsi bahwa biaya terbaru atau terakhir dari
suatu unsur barang tertentu harus dibebankan ke harga pokok penjualan. Dengan
demikian persediaan dilaporkan sebesar biaya terlama yang paling dini.
5. Sistem dan Prosedur Pengelolaan Persediaan
Prosedur pengelolaan persediaan dalam operasi perusahaan terdiri atas
rangkaian kegiatan yang dimulai dari produksi atau pembelian, penerimaan dan
penyimpanan barang serta pemakaian atau pengeluran barang untuk dijual. Dalam
menjamin adanya pengawasan dan perlakuan yang seragam terhadap transaksitransaksi yang berkaitan dengan persediaan maka perlu adanya prosedur
pengelolaan persediaan yang memadai dalam perusahaan. Sistem dan prosedur
pengelolaan persediaan secara komputer pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan
sistem manual. Secara umum prosedur pengelolaan persediaan dapat dibagi atas:
a. Prosedur Pembelian
b. Prosedur Penerimaan dan Penyimpanan Barang
c. Prosedur Penjualan Barang
Masing-masing prosedur dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.
Prosedur Pembelian
1) Prosedur pembelian dimulai dengan kegiatan mencetak laporan pemesanan
ulang barang dagangan yang berisi nomor dan kuantitas barang yang
kurang.
Laporan ini ditujukan pada bagian pembelian setelah kepala
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
38
pengawas persediaan meninjau ulang dan menandatangani laporan tersebut
yang mana laporan ini berfungsi sebagai permintaan pembelian.
2) Bagian pembelian setelah memilih salah satu atau lebih pemasok untuk
barang yang dibutuhkan kemudian memasukkan data mengenai pembelian
ini melalui terminal yang ada dalam barang pembelian. Pemilihan pemasok
ini dapat dibantu laporan prestasi para pemasok yang tersedia sebagai
laporan hardcopy atau peragaan softcopy pada terminal tersebut. Data yang
dimasukkan
ke
dalam
terminal tersebut
meliputi nomor
barang,
kuantitasnya, nomor pemasok, serta tanggal tiba barang yang dipesan,
setelah diverifikasi dengan program edit, data tersebut disimpan sementara
dalam file data transaksi pembelian.
Pada akhir setiap hari, program
pesanan pembelian menyiapkan dan mencetak pesanan pembelian dari data
yang dimasukkan pada hari itu. Setiap pesanan pembelian dinomori secara
berurut dan diberi tanggal secara otomatis oleh program tersebut. Program
pesanan pembelian dapat juga menyelipkan selembar dari tiap-tiap pesanan
pembelian ke dalam file pesanan pembelian terbuka, file data transaksi
pembelian.
b. Prosedur Penerimaan dan Penyimpanan Barang
1) Setelah barang-barang diterima oleh bagian penerimaan barang, pertamatama barang itu dihitung dan diperiksa fisiknya. Hasil perhitungan serta
nomor persediaan kemudian dimasukkan ke dalam nomor terminal yang
terisi program penerimaan persediaan bersama-sama dengan nomor pesanan
pembeliannya yang diambil dari slip pengiriman persediaan.
Program
penerimaan persediaan on-line yang memuat file pesanan pembelian
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
39
terbuka, melakukan pengecekan data. Program tersebut akan menunjukkan
adanya perbedaan pada layar monitor jika antara jumlah yang dipesan
dengan jumlah yang diterima terdapat perbedaan.
Apabila pesanan
pembelian tidak ada ditemukan maka barang yang diterima tersebut akan
ditolak dan transaksi dibatalkan.
Selanjutnya program tersebut akan mencetak laporan penerimaan barang
yang
telah dinomori secra berurut. Satu lembar dari pelaporan tersebut
dikirimkan beserta barang dagangan yang diterima ke bagian gudang.
Selanjutnya bagian gudang menerima barang tersebut serta menandatangani
laporan yang ada sebagai bukti barang telah diterima dan
kemudian
laporan tersebut diteruskan ke bagian hutang dagang untuk
pencatatan
hutang.
2) Pada saat penyimpanan barang di gudang perlu diperhatikan penyusunan
barang-barang yang teratur dan rapi agar pada saat dibutuhkan tidak
mengalami kesulitan dalam mengambilnya dan bila stock opname diadakan
atas barang-barang di gudang, maka dapat dilakukan dengan mudah
disamping menghemat tempat penyimpanan.
3) Selanjutnya setiap jumlah yang diterima dicatat, saldo yang ada ditambah,
dan jumlah yang dipesan dikurangi yang dilakukan dalam file induk
persediaan.
Setiap jumlah yang diterima dicatat pada file pesanan
pembelian.
Pad file pemesanan ulang, setiap jumlah yang diterima
dikurangi dari jumlah yang masih dalam pesanan. Waktu tenggang pesanan
tersebut dimasukkan dalam riwayat pemasok.
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
40
4) Selanjutnya file persediaan berinteraksi dengan prosedur pemesanan
pembelian, prosedur penerimaan barang serta prosedur pengeluaran barang.
File utama adalah file induk persediaan, yang mana saldo yang tersedia pada
setiap barang persediaan dimutakhirkan dengan menunjukkan pesanan,
penerimaan dan penjualan barang.
c. Prosedur Pengeluaran Barang
Umumnya prosedur ini terjadi akibat adanya penjualan barang dagangan
sebagai berikut:
1) Bagian penjualan setelah menerima pesanan dari langganan atau dari
salesman perusahaan, memasukkan pesanan tersebut melalui terminal
meliputi nomor pelanggan, nomor salesman, nama pemesan, jumlah dan
jenis barang yang dipesan, nomor persediaan barang dagangan serta tanggal
penyerahan yang dijadwalkan.
2) Program yang ada selanjutnya mengecek data kredit pelanggan dalam file
induk piutang dagang, mengecek file induk persediaan untuk memverifikasi
apakah jumlah dan jenis yang dipesan tersedia, jika kredit disetujui
menempatkan pesanan tersebut dalam file pesanan terbuka, serta mencatat
tanggal pengiriman yang diharapkan dalam jadwal pengiriman barang.
3) Kemudian dikirimkan salinan persetujuan atas pesanan yang telah disetujui
oleh bagian penjualan yang dicetak disana pada suatu terminal sebelum
tanggal yang dijanjikan.
Sistem tersebut mengeluarkan permintaan
persediaan dan salinan-salinan bukti pengiriman dari data yang tersimpan
dalam file pesanan terbuka. Salinan-salinan ini dicetak dalam terminal di
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
41
gudang dan bagian pengiriman. Di bagian gudang, barang yang diminta
dipersiapkan dan diserahkan ke bagian pengepakan untuk dikirim.
4) Selanjutnya bagian pengiriman memasukkan jumlah barang yang siap
dikirim melalui terminal.
5) Berdasarkan data dari bagian bagian pengiriman dan data pelanggan dari file
induk piutang, program pembuatan dokumen mencetak slip pengiriman dan
lembar-lembar bukti muatan. Program tersebut juga mengurangi saldo yang
tersedia dalam file induk persediaan dan memutakhirkan file pesanan barang
terbuka, untuk mencerminkan pengiriman tersebut jika barang yang dipesan
ulang terdapat pada pengiriman tersebut, maka notasi dimasukkan dalam
pesanan terbuka dan pemesanan ulang ditutup.
Bagian pengiriman
menyertakan slip pengiriman dalam barang tersebut, menyerahkannya ke
bagian pengangkutan dan meminta tanda tangan pengangkut pada bukti
muatan.
E. Sistem Informasi Akuntansi untuk pengolahan data persediaan
Kemampuan komputer dalam melakukan kombinasi prosedur-prosedur yang
terpisah merupakan suatu aplikasi yang cukup penting dalam pemrosesan data.
Dengan menggunakan komputer pengolahan data akuntansi menjadi lebih cepat dan
akurat. Pengolahan data persediaan yang juga merupakan bagian dari akuntansi
akan melalui proses yang sama dengan proses pengolahan data akuntansi secara
umum apabila digunakan komputerisasi
Dalam pengolahan data akuntansi persediaan dikenal arsip induk, arsip transaksi
dan tabel data (Extract File) yang menggunakan berbagai macam media. Arsip
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
42
induk berisi data yang sifatnya tetap dan umumnya hanya sekali dibentuk untuk
dipakai dalam pengolahan data selanjutnya.
Arsip transaksi berisi data yang
sifatnya sementara untuk suatu kegiatan atau jangka waktu tertentu. Arsip induk
persediaan berisi kode jenis barang, uraian barang, kode lokasi, titik pemesanan
kembali, kuantitas-kuantitas order dan saldo barang. Sedangkan arsip transaksi
persediaan berisi kode jenis barang, nomor dokumen, tanggal, kuantitas satuan serta
harga satuan. Setiap transaksi persediaan diproses menjadi arsip transaksi yang
berisi data transaksi persediaan, arsip transaksi persediaan ini akan dipindahkan ke
arsip induk persediaan yang akan diperbaharui datanya dengan diterimanya data
dari arsip transaksi persediaan.
Salah satu program komputer akuntansi yang
dikenal adalah program Akuntansi Myob dimana inventory dibahas pada modul
inventory.
Inventory digunakan untuk mencatat informasi yang berhubungan dengan
barang yang diperdagangkan, fungsi inventory hampir sama dengan kartu
persediaan pada akuntansi manual. Menu yang digunakan untuk transaksi yang
berhubungan dengan persediaan barang pada program Akuntansi Myob adalah Item
Register, Set Item Price, Item List, Count Inventory, Inventory Adjustment.
Item Register merupakan sebuah form untuk mengetahui posisi kuantitas
barang dan history atas persediaan yang dimiliki oleh perusahaan.
Bisa juga
dinamakan Stock Card. Di dalam form tersebut dapat diketahui mutasi barang pada
tanggal yang dipilih per barang atau keseluruhan barang.
Set Item Price digunakan untuk merubah harga jual setiap barang. Dalam
menilai persediaan ada dua metode yaitu last cost dan average cost Item List berisi
daftar barang, baik yang diperdagangkan maupun tidak.
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
43
Count Inventory merupakan suatu aktivitas menyesuaikan barang yang ada
di gudang.
Setiap periode (biasanya sebulan sekali) sebuah perusahaan akan
melakukan stock opname (perhitungan barang di gudang secara fisik).
Ada
beberapa kemungkinan perbedaan jumlah yang menurut catatan dengan jumlah
yang sebenarnya di gudang.
Kemungkinan tersebut karena barang rusak atau
hilang, barang sudah dikirim tetapi belum dibuat invoice ke customer, barang sudah
diterima tetapi belum menerima tagihan dari supplier. Form untuk perhitungan
barang secara fisik dapat dicetak dari Report, Inventory, Inventory Count Sheet.
Form tersebut diberikan ke bagian gudang untuk dicek setiap barang yang ada.
Inventory Adjustment digunakan untuk mencatat penyesuaian persediaan,
misalkan berdasarkan hasil perhitungan fisik barang di gudang (stock opname),
terdapat perbedaan dengan catatan komputer sehingga perlu dibuat penyesuaian.
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang berbentuk deskriptif, yaitu
penelitian yang menguraikan sifat-sifat dan keadaan sebenarnya dari suatu objek
penelitian.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif dan data kualitatif yang
bersumber dari:
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek penelitian yaitu dari
PT. Charoen Pokphand Indonesia melalui teknik wawancara yang kemudian
akan diolah oleh penulis.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan yang berupa
modul dan dokumen yang berhubungan dengan penelitian.
C. Teknik Pengumpulan Data
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
45
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah:
a. Teknik Observasi, yaitu dilakukan dengan mengamati langsung terhadap objek
yang diteliti, yaitu PT. Charoen Pokphand Indonesia.
b. Teknik Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab
langsung kepada pihak-pihak yang terkait dengan pokok permasalahan.
c. Teknik dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan melakukan pengumpulan
dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis yang dipakai dalam menganalisis penelitian adalah dengan
menggunakan metode deskriptif yaitu metode yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan data, menyusun data, menginterpretasikan serta menganalisanya
sehingga diperoleh gambaran mengenai masalah yang diteliti.
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
46
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
1. Gambaran Umum PT. Charoen Pokphand Indonesia
a. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Charoen Pokphand Indonesia cabang Medan adalah merupakan suatu
perusahaan PMA ( Penanaman Modal Asing ) yang bergerak di bidang produksi
makanan ternak atau lebih dikenal dengan pakan ternak. Adapun jenis pakan ternak
yang diproduksi perusahaan ini berdasarkan jenis ternaknya adalah seperti; pakan
udang, pakan ikan, pakan ayam, pakan bebek, pakan sapi, dan pakan babi. Di
samping memproduksi pakan ternak seperti di atas, perusahaan ini juga bergerak di
bidang peternakan dan tambak udang.
PT. Charoen Pokphand Indonesia, pada awalnya bergerak di bidang bahanbahan pertanian, seperti bibit tanam-tanaman, pupuk, serta obat pembasmi serangga
di Bangkok Thailand, yang kemudian berkembang menjadi perusahaan yang juga
bergerak di bidang produksi pakan ternak seperti tersebut di atas, lalu pada tahun
1952 perusahaan ini resmi menggunakan nama Charoen Pokphand yang artinya
pangan berlimpah.
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
47
Mengingat banyaknya permintaan akan anak ternak yang cukup tinggi di
Negara Thailand, maka dikembangkanlah perusahaan yang menghasilkan makanan
ternak sebagai bagian dari bisnis perusahaan ini. Kira-kira tahun 1953 didirikanlah
pabrik makanan ternak Charoen Pokphand yang pertama, untuk memenuhi
kebutuhan akan bahan baku yang berkualitas baik untuk pabrik pakan ternaknya
maka Charoen Pokphand juga menyediakan bibit tanaman hasil dari Charoen
Pokphand sendiri bagi para petani, yang nantinya bila panen hasilnya akan dibeli
oleh Charoen Pokphand untuk diproses menjadi pakan ternak yang bermutu baik,
pada mulanya pengolahan makanan ternak dilakukan secara sederhana dan belum
memakai alat modern, tetapi perusahaan ini telah mampu mensuplai akan
kebutuhan makanan ternak antara 60% sampai dengan 70% di negara Thailand.
Pada tahun 1970 dengan semakin banyakanya kebutuhan pasar dan
berkembangnya perusahaan, maka jaringan perusahaan ini semakin meluas untuk
memenuhi permintaan pasar, dan sebagai jawabnya Charoen Pokphand pun
melebarkan sayapnya ke beberapa negara seperti Indonesia, Singapura, Hongkong,
Taiwan dan Malaysia.
PT. Charoen Pokphand Indonesia didirikan tahun 1971 sebagai anak
perusahaan dari Charoen Pokphand Overseas Investment Co. Ltd Hongkong. Hal
ini ditandai dengan berdirinya salah satu pabrik pakan ternak modern dan berskala
besar yang pertama di Jakarta.
Dengan adanya peningkatan konsumsi pangan serta pertambahan penduduk
yang pesat maka kebutuhan akan pakan ternak pun menjadi meningkat. Untuk
mengimbangi perkembangan yang ada tersebut, PT. Charoen Pokphand Indonesia
memperluas kegiatan usaha dan juga pasarnya dengan mendirikan dua pabrik baru
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
48
yang masing-masing berada di Surabaya pada tahun 1976, dan di Medan pada tahun
1979.
Pada tahun 1988, karena didorong oleh semakin meningkatnya pasaran
ekspor udang, maka PT. Charoen Pokphand Indonesia menambah pakan udang ke
dalam rangkaian produksi pakan unggas yang sudah semakin berkembang dengan
kapasitas produksinya 14.400 ton pakan udang untuk setiap tahunnya.
PT. Charoen Pokphand Indonesia cabang Medan dikelompokkan atas dua
divisi yaitu, PT. Charoen Pokphand Indonesia cabang Medan yang berlokasi di
Kawasan KIM Mabar memproduksi pakan ternak (unggas) serta PT. Charoen
Pokphand Indonesia cabang Medan yang berlokasi di jalan Medan-Tanjung
Morawa KM 8,5 memproduksi makanan udang dan ikan.
b. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi ini pada dasarnya mengandung arti penetapan batasbatas tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing individu di dalam
gerak dan langkah untuk mencapai tujuan perusahaan yang ditetapkan, sehingga
masing-masing pekerja akan mengetahui dengan jelas tugas dan tanggung jawabnya
dalam pekerjaan. Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand
Indonesia cabang Medan adalah berbentuk fungsional dan staff. Struktur organisasi
tersebut terdiri atas beberapa divisi yang membawahi beberapa departemen.
Departemen itu juga terdiri dari beberapa seksi. Masing-masing divisi, departemen
dan seksi-seksi memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda sesuai dengan
fungsi masing-masing unit dalam organisasi.
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
49
Untuk menggerakkan suatu organisasi dibutuhkan personil yang memegang
jabatan tertentu dalam organisasi, dimana masing-masing personil diberi tugas dan
tanggung jawab sesuai dengan jabatannya. Adapun tugas, wewenang dan tanggung
jawab setiap jabatan pad PT. Charoen Pokphand Indonesia cabang Medan akan
dijelaskan sebagai berikut:
1. Presiden Direktur
Presiden Direktur adalah merupakan pucuk pimpinan yang tertinggi di dalam
perusahaan yang mempunyai kekuasaan dan tanggung jawab ke dalam maupun
ke luar perusahaan dan mempunyai wewenang dalam memutuskan setiap
kebijaksanaan perusahaan.
Tugas-tugas Presiden Direktur antara lain adalah:
a) Menetapkan langkah-langkah pokok dalam melaksanakan kebijaksanaan
perusahaan dan sasaran-sasaran perusahaan.
b) Mengambil keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan yang tepat demi
kepentingan dan kelangsungan jalannya perusahaan agar terbentuk suatu
kerjasama yang harmonis.
c) Mengadakan hubungan kerjasama dengan pihak luar perusahaan baik pihak
swasta maupun pemerintah.
d) Memimpin dan mengawasi kegiatan perusahaan setiap harinya.
e) Mengkoordinir tugas-tugas yang didelegasikan kepada tiap-tiap bagian dan
menjalin hubungan kerja yang baik dengan para karyawan perusahaan agar
dapat terbentuk suatu kerjasama yang harmonis.
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
50
2. Internal Control
Internal control bertugas memeriksa dan mengawasi setiap tindakan yang
dilakukan oleh Presiden Direktur maupun para manager yang ada dalam
perusahaan. Internal Control berfungsi sebaga staff ahli yang berwenang untuk
memberikan saran-saran bagi perkembangan perusahaan. Internal Control ini
berkedudukan di pusat (Jakarta) dan biasanya diterjunkan langsung ke
perusahaan-perusahaan cabang berdasarkan instruksi Vice President dari
Jakarta, yang biasanya empat kali dalam setahun.
3. Marketing Manager
Marketing Manager bertanggung jawab atas kelancara penjualan dan
tercapainya target penjualan. Selain itu Marketing Manager juga bertanggung
jawab kepada pimpinan perusahaan untuk melaporkan tentanghasil penjualan
kepada atasan baik secara lisan maupun tulisan.
Tugas-tugas Marketing Manager antara lain:
a) Mengadakan strategi perusahaan yang baik yaitu mencakup jenis produk,
harga, pendistribusian dan promosi produk yang telah dipasarkan serta
produk yang akan dipasarkan.
b) Mengadakan penelitian pasar untuk mengetahui tingkat kebutuhan
konsumen, market share dan tingkat persaingan sehingga dapat ditentukan
kebijaksanaan atau rencana volume penjualan.
c) Meneliti kondisi produk yang berada di pasar.
4. Production Manager
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
51
Tugas-tugas Production Manager antara lain adalah:
a) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan produksi.
b) Mengawasi dan merencanakan produksi agar sesuai dengan spesifikasi dan
standar mutu yang telah ditentukan.
c) Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk mendeteksi
kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.
5. Export Import Manager
Tugas-tugas Export Impoprt Manager antara lain adalah:
a) Menyiapkan dokumen yang menyangkut pelaksanaan ekspor dan impor
perusahaan.
b) Membuat laporan mengenai pelaksanaan kegiatan ekspor dan impor.
c) Mengirimkan dan memasukkan barang dari dan ke luar negeri.
d) Memeriksa barang yang akan dikirim atau yang akan diterima apakah ada
yang rusak atau hilang.
6. Purchasing Manager
Tugas-tugas Purchasing Manager antara lain adalah:
a) Membantu General Manager dalam merencanakan serta mengkoordinir
seluruh pengolahan yang berhubungan dengan pembelian, penyimpanan dan
pendistribusian bahan-bahan yang digunakan oleh perusahaan.
b) Merencanakan sistem pengadaan dan persediaan bahan.
c) Mempersiapkan permintaan kebutuhan bahan dan menetapkan standar
bahan.
7. Finance Manager
Tugas-tugas Finance Manager antara lain adalah:
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
52
a) Merencanakan dan mengawasai pelaksanaan keuangan perusahaan.
b) Bertanggungjawab atas pendanaan perusahaan.
c) Menerima order dari bagian marketing.
d) Mengkoordinir pembayaran gaji dan upah karyawan.
8. Accounting Manager
Tugas-tugas Accounting Manager antara lain adalah:
a) Memeriksa dan menganalisa data dan laporan aliran dana serta biaya
perusahaan.
b) Memeriksa dan menganalisa semua transaksi keuangan baik pemasukan
maupun pengeluaran.
9. Sales Head
Tugas-tugas Sales Head antara lain adalah:
a) Melakukan penelitian kemungkinan adanya pasar baru di daerahnya.
b) Bertanggung jawab atas distribusi produk di daerahnya.
c) Melakukan riset terhadap kebutuhan konsumen akan jenis produk yang
diminati.
d) Menyusun laporan penjualan produk dari beberapa daerah pemasaran.
10. Production Head
Tugas-tugas Production Head antara lain adalah:
a) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan produksi.
b) Mengkoordinir dan mengawasi bagian mixer, bahan baku dan pengolahan
agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana.
c) Bekerjasama dengan bagian Engineering untuk memeriksa bagian-bagian
yang rusak dan perbaikan mesin.
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
53
d) Memberikan laporan kegiatan produksi secara rutin kepada Manager
Produksi.
11. Quality Control Head
Tugas-tugas Quality Control Head antara lain adalah:
a) Bertanggung jawab atas mutu produk
b) Melakukan pengawasan mutu produk dalam proses.
c) Melakukan penelitian mutu produk dalam proses.
d) Bertanggung
jawab terhadap
manager
pengembangan produk
dan
pengendalian mutu.
12. Personal and GA Head
Tugas-tugas Personal and GA Head antara lain adalah:
a) Mengumpulkan absensi atau kartu absen dan membagikannya kepada semua
departemen pada semua departemen pada setiap awal bulan.
b) Mengatur dan mengawas kerja supir, baik utnuk kerja rutin mengantar dan
menjemput karyawan maupun tugas untuk GA serta departemen lain seharihari.
c) Melaksanakn administrasi lainnya yang berkaitan dengan tugas seperti
karyawan cuti, sakit dan lamaran kerja.
d) Melaporkan pelaksanaan setiap tugas kepada atasan sebagai tindak lanjut
tanggung jawab tugas kepada bagian GA dan Personal.
13. Production Supervisor
Tugas-tugas Production Supervisor antara lain adalah:
a) Mengadakan pemeriksaan, penilaian, analisa serta evaluasi pekerjaan
bawahannya.
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
54
b) Mengkoordinir pembagian tugas bawahannya.
c) Merencanakan pemakaian bahan baku, bahan penolong dan utilitas.
d) Melakukan perencanaan pekerjaan dan waktu.
e) Bertanggung jawab kepada Production Manager.
14. Maintenance Supervisor
Tugas-tugas Maintenance Supervisor antara lain adalah:
a) Mengadakan pemeriksaan, penilaian, analisa serta evaluasi pekerjaan
bawahannya.
b) Mengkoordinir pembagian tugas bawahannya.
c) Merencanakan pemakaian bahan baku, bahan penolong dan utilitas.
d) Melakukan perencanaan pekerjaan dan waktu.
e) Betanggung jawab kepada Production Manager.
15. Factory Administration Supervisor
Tugas-tugas Factory Administration Supervisor antara lain adalah:
a) Mengawasi dan mencatat kegiatan pemasukan dan pengeluaran barang dari
dan ke gudang.
b) Bertanggung jawab atas kerusakan bahan baku dan bahan jadi.
c) Bertanggung jawab kepada Finance and Accounting Manager.
16. Material and Product Analysis Section Head
Tugas-tugas Material and Product Analysis Section Head antara lain adalah:
a) Melakukan pengujian laboratorium terhadap bahan baku, bahan setengah
jadi dan produk jadi.
b) Melakukan analisa dan control terhadap bahan baku, bahan setengah jadi,
dan produk jadi.
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
55
17. Section Head Level Staff (SHLS)
Tugas-tugas Section Head Level Staff antara lain adalah:
a) Mengawasi dan mengkoordinir semua bagian terkait.
b) Menyelesaikan tugas-tugas luar yang sifatnya intern dan ekstern seperti
mengadakan hubungan dengan masyarakat dan karyawan.
c) Mengawasi pekerjaan departemen umum.
d) Mengawasi keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan dan kekeluargaan
di perusahaan.
18. Sales Administration
Tugas-tugas Sales Administration antara lain adalah:
a) Mencatat data-data penjualan produk dari setiap daerah pemasaran dan
menyusun laporan hasil penjualan produk setiap bulannya.
b) Mencatat jumlah produk yang didistribusikan ke setiap daerah pemasaran
serta menyusun laporan total jumlah produk yang telah didistribusikan ke
setiap daerah pemasaran setiap bulannya.
19. Sales Area
Tugas Sales Area antara lain adalah melakukan kegiatan sesuai dengan
Pemasaran Area.
2. Sistem informasi akuntansi untuk pengolahan data persediaan
Untuk meningkatkan aktivitas kerja dalam memberikan pelayanan kepada
pelanggan, maka perusahaan ini telah memakai sistem jaringan komputer dalam
pengolahan datanya.
Sistem pengolahan data akuntansi pada PT. Charoen
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
56
Pokphand Indonesia di program sendiri oleh perusahaan. Dan yang bertanggung
jawab dalam sistem pengolahan data akuntansi perusahaan yaitu bagian
komputerisasi atau Electronic Data Processing (EDP) pada masing-masing cabang.
Sistem komunikasi data yang digunakan adalah LAN (Local Area Network) yang
merupakan suatu network yang dibatasi dengan wilayah tertentu atau lokal
setempat. LAN biasanya digunakan untuk melakukan hubungan antar komputer
dan antar departemen dalam satu gedung atau satu tempat. Setiap bagian dalam
perusahaan sudah menggunakan komputer. Jenis komputer yang digunakan dalam
setiap departemen berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing
departemen. Jenis-jenis komputer yang digunakan perusahaan terdiri dari berbagai
merk komputer dengan kapasitas 512MB-80GB,
Dalam mengolah data persediaan, perusahaan menggunakan program Theos
Workstation 2000 yang dirancang atau dibuat oleh bagian EDP dari perusahaan
untuk kepentingan perusahaan. Perusahaan ini merupakan perusahaan manufaktur,
sehingga data persediaannya terdiri atas persediaan bahan baku, bahan dalam proses
dan bahan jadi. Masing-masing data persediaan mempunyai program antara lain
Truck Scale, Raw Material.
Di dalam hal prosedur pembelian, terlebih dahulu bagian gudang
mengajukan permintaan pembelian bahan baku yang berisi jenis dan jumlah bahan
baku yang kurang ke bagian pembelian.
Kemudian bagian pembelian akan
membuat surat order pembelian bahan baku yang dinomori secara berurut dan
diberi tanggal pemesanan yang akan diberikan kepada pemasok. Setelah itu, bahan
baku yang sudah dibeli dari pemasok, akan diangkut dengan truk-truk perusahaan.
Dalam penghitungan kapasitas bahan baku, perusahaan menggunakan program
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
57
truck scale. Dimana terlebih dahulu truk-truk yang bermuatan bahan baku yang
akan digunakan untuk proses produksi di pabrik ditimbang dengan menggunakan
truck scale. Setelah ditimbang maka akan diketahui berat truk beserta dengan
bahan baku yang dibawa truk tersebut. Setelah diketahui timbangan dari truk,
bahan baku tersebut akan dicek kuantitas dan kualitasnya.
Jika kuantitas dan
kualitas bahan baku sudah memadai untuk diproduksi, maka truk akan dibongkar.
Setelah truk selesai dibongkar, truk akan keluar dari gudang dan ditimbang kembali
dengan menggunakan truck scale. Selisih antara berat truk sewaktu masuk dan
keluar dari gudang merupakan jumlah bahan baku yang masuk ke gudang. Bagian
gudang akan membuat form bukti timbang dan form penerimaan bahan baku, yang
kemudian form tersebut akan dilanjutkan ke bagian administrasi produksi dan
bagian pembelian. Bagian pembelian akan menyesuaikan surat order pembelian
bahan baku dengan form penerimaan bahan baku. Berdasarkan informasi yang
diperoleh dari form yang diterima dari bagian gudang, maka bagian administrasi
produksi akan memproses jumlah persediaan bahan baku ke dalam program
komputer yang dinamakan Raw Material yang terdiri dari:
a. Raw Material Code (R/M Code)
Di dalam R/M Code, persediaan bahan baku akan dikodekan. Pengkodean
bahan baku tersebut terdiri dari kode jenis-jenis bahan baku, kode untuk bagian
akunting, status pajak dari bahan baku dan tanggal proses.
b. Supplier Code
Nama-nama supplier dikodekan untuk memudahkan pemrosesan data pada
komputer, dengan memasukkan data identitas perusahaan seperti nama
perusahaan, alamat perusahaan.
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
58
c. R/M Receipt
Digunakan untuk mengetahui jumlah persediaan bahan baku yang sudah
diterima oleh bagian gudang. Bagian gudang akan memberikan copyan hasil
timbangan ke bagian pembelian untuk mengetahui jumlah pembelian bahan
baku.
Setelah itu bagian gudang akan membuat BPB (Bukti Penerimaan
Barang).
d. Usage
Merupakan laporan pemakaian bahan baku. Maka akan diketahui berapa jumlah
bahan baku yang sudah digunakan untuk proses produksi.
e. Beginning Balance
Merupakan menu untuk mengetahui jumlah saldo awal persediaan.
f. Start of day
Merupakan menu untuk menginput data-data persediaan dalam 1 hari tersebut.
Dimulai dari pengisian saldo awal bahan baku, pembelian, pemakaian,
penyesuaian sampai dengan saldo akhir bahan baku.
Setelah data-data persediaan bahan baku di input oleh bagian administrasi
produksi melalui tahap-tahap tersebut di atas, maka akan dibuat laporan persediaan
bahan baku secara harian dan bulanan.
Setelah persediaan bahan baku diinput maka selanjutnya diproses menjadi
barang dalam proses. Dilakukan penimbangan terhadap barang dalam proses dan
kemudian dicampur (mixing) dalam mesin pencampur. Barang dalam proses yang
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
59
sudah selesai dicampur, disimpan di dalam bin (tong) berkapasitas 12 ton untuk
dipakai dalam proses berikutnya.
Selanjutnya barang dalam proses yang disimpan dalam bin (tong) tersebut
dikeluarkan untuk dipakai dalam proses produksi yang pada akhirnya menjadi
barang jadi yaitu berupa pakan ikan terapung dan pakan ikan tenggelam. Kemudian
akan dibuat laporan harian persediaan barang jadi berdasarkan barang yang selesai
diproduksi. Umumnya pengeluaran persediaan barang jadi dari gudang disebabkan
karena adanya penjualan. Bagian penjualan menerima pesanan dari langganan dan
akan membuat form delivery order yang akan diteruskan ke bagian gudang. Bagian
gudang akan mengecek jenis produk dan jumlah, apakah dapat dipenuhi atau tidak.
Jika dapat dipenuhi, maka penjualan akan disetujui, dan persediaan barang jadi
keluar dari gudang untuk diberikan ke pelanggan. Saldo awal barang jadi
merupakan saldo akhir periode sebelumnya ditambah penerimaan yang merupakan
hasil produksi hari ini, dikurangi penjualan yang berdasarkan pesanan pelanggan,
kemudian diadakan penyesuaian terhadap persediaan apakah ada yang rusak atau
kelebihan produksi, sampai pada akhirnya akan diperoleh saldo akhir dari masingmasing jenis persediaan.
Dalam hal pencatatan persediaan, perusahaan menggunakan metode FIFO
(Firs In First Out).
Dimana bahan baku yang pertama kali masuk ke gudang
langsung digunakan untuk proses produksi.
Setiap barang yang dipesan oleh
perusahaan diakui sebagai persediaan pada saat barang telah diterima oleh bagian
gudang. Dalam hal ini perusahaan menerapkan sistem pengakuan persediaan yaitu
FOB destination.
Penerimaan barang tersebut langsung dilaporkan dengan
membuat bukti penerimaan barang yang dibuat oleh bagian gudang
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
60
Sistem pencatatan persediaan yang digunakan oleh PT. Charoen Pokphand
Indonesia adalah sistem perpetual dimana setiap ada transaksi yang terjadi atas
persediaan langsung dicatat oleh bagian gudang dan memasukkan data pada sistem
komputer. Dengan diterapkannya sistem ini pada perusahaan, maka bagian gudang
dapat mengetahui langsung jumlah persediaan barang melalui komputer. Bagian
gudang juga membuat kartu stok untuk persediaan yang ada di gudang. Kemudian
akan dilakukan pengecekan kembali, apakah jumlah persediaan yang ada di kartu
stok gudang sesuai dengan jumlah yang ada di komputer. Jika terjadi kesalahan,
maka akan dilakukan koreksi kembali.
.
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Struktur Organisasi dan Sistem Informasi Akuntansi
Struktur organisasi merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam
rangka merealisasi tujuan yang telah digariskan. Dengan adanya struktur organisasi
yang baik dalam suatu perusahaan, maka hubungan kerja, pembagian wewenang
dan tanggung jawab terlihat dengan jelas.
Penerapan sistem komputer dalam pengolahan data akuntansi perusahaan
mempunyai dampak-dampak sebagai berikut:
a. Kemampuan menghasilkan informasi tepat waktu
Dalam hal ini, kebutuhan perusahaan atas informasi yang dihasilkan tepat
pada waktunya dapat dipenuhi. Dengan pengolahan elektronik, laporan-laporan
yang dibutuhkan dapat tersedia tepat waktu sehingga pengambilan keputusan tidak
mengalami hambatan.
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
61
b. Kemampuan menghasilkan informasi yang berguna
Penerapan sistem komputer dalam perusahaan menyebabkan keakuratan
data-data lebih terjamin.
Dengan berbagai prosedur dan perangkat yang ada
kemungkinan program komputer akan memberitahu setiap kesalahan, sehingga
dapat diperbaiki.
Informasi yang cukup banyak dan berguna dapat dihasilkan
dengan tingkat kecermatan dan keakuratan yang tinggi.
c. Kemampuan menghasilkan informasi yang cepat
Salah satu pertimbangan perusahaan menerapkan sistem komputer dalam
pengolahan data akuntansi adalah pelayanan yang cepat dan biaya yang terjangkau
pada konsumen. Penyediaan barang yang cepat sangat penting demi menghindari
kerugian ekonomis yang relatif besar.
d. Kemampuan mengawasi setiap transaksi
Penerapan komputer dalam mengolah data akuntansi perusahaan ini
berdampak untuk seluruh transaksi. Didukung oleh sistem komputer dan program
yang digunakan oleh perusahaan, akan mempermudah untuk mengontrol dan
mengawasi pekerjaan dari setiap bagian, sehingga operasi perusahaan dapat
berjalan dengan baik.
2. Sistem Informasi Akuntansi untuk Pengolahan data Persediaan.
Pengolahan data dengan menggunakan komputer bertujuan agar terjadi
peningkatan efektivitas dan efisiensi dalam penyelenggaraan sebuah sistem
informasi. PT. Charoen Pokphand Indonesia merancang sendiri program yang akan
digunakan oleh perusahaan sesuai dengan kebutuhan masing-masing bagian dalam
perusahaan.
Program tersebut dirancang oleh bagian EDP atau komputerisasi
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
62
perusahaan.
Dalam hal pengolahan data, PT. Charoen Pokphand Indonesia
mempergunakan sistem Database dimana
data yang diperoleh lalu diproses
kemudian diinput ke dalam komputer untuk menghasilkan suatu informasi. Setelah
proses pemasukan data selesai, maka data-data tersebut dapat dicetak sehingga
menghasilkan laporan harian. Untuk membuktikan hasil kebenarannya, maka hasil
yang dicetak lewat komputer dapat dibandingkan dengan laporan harian.
Apabila hasil yang dicetak lewat komputer sudah sesuai dan benar nilainilainya, maka bentuk laporan tersebut dapat diubah susunannya agar lebih rapi.
Untuk itu langkah kerja yang harus dilaksanakan adalah mencetak hasil laporan
tersebut ke dalam bentuk file. Kemudian file tersebut diedit sehingga menghasilkan
laporan seperti yang diinginkan. Distribusi informasi akuntansi ini bertujuan untuk
menghasilkan informasi akuntansi yang akurat dan berguna bagi pemakainya.
Prosedur pembelian, penerimaan dan penyimpanan persediaan mempunyai
peranan yang sangat menentukan bagi perusahaan karena mengingat persediaan
yang ada di gudang. Oleh karena itu harus diusahakan agar setiap pembelian
persediaan yang dilakukan akan mendapat barang yang berkualitas sesuai dengan
jumlah yang dibutuhkan dalam produksi. Bagian pembelian bertanggung jawab
terhadap pembelian barang yang mendukung proses produksi, dan bagian gudang
bertanggung jawab atas persediaan yang ada di gudang baik kualitas maupun
kuantitasnya.
Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, PT. Charoen Pokphand
Indonesia menggunakan sistem perpetual untuk mencatat persediaannya dimana
setiap ada transaksi yang terjadi atas persediaan langsung dicatat oleh bagian
gudang dan menginput data persediaan ke komputer. Dengan menerapkan sistem
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
63
ini, maka bagian gudang dapat mengetahui keadaan langsung persediaan barang
setiap saat baik melalui kartu stok maupun komputer.
Dalam hal pencatatan
persediaan, perusahaan menggunakan sistem pencatatan FIFO (First In First Out)
yaitu dimana persediaan yang pertama kali masuk ke dalam gudang, maka
persediaan itu pula yang pertama kali keluar dari gudang jika terjadi produksi.
Persediaan dicatat dan diakui oleh perusahaan setelah persediaan sampai di gudang
dan bukti penerimaan barang telah diterima oleh bagian gudang. Dalam hal ini
perusahaan menggunakan sistem FOB Destination, yaitu persediaan dicatat jika
persediaan benar-benar sudah diterima oleh bagian gudang.
Pengolahan data akuntansi persediaan secara elektronik pada perusahaan
dapat menghasilkan informasi yang berguna bagi perusahaan. Pengolahan data
akuntansi persediaan secara komputer dikaitkan dengan tujuan pengawasan
persediaan adalah sebagai berikut:
a. Menyediakan data persediaan yang tepat dan dapat dipercaya
Pengolahan data persediaan berbasis komputer dalam perusahaan dengan sistem
komunikasi yang diterapkan menjadi informasi yang dihasilkan dapat dipercaya.
Sistem dan program komputer yang disusun menjadikan prosedur-prosedur dapat
dijalankan dan diawasi dengan baik, sehingga informasi yang dihasilkan dapat
berguna bagi perusahaan dan menjadi informasi yang dapat dipercaya.
b. Menjaga aktiva dan catatan-catatan perusahaan
Penerapan sistem
komputer dalam pengolahan data akuntansi juga
memungkinkan seluruh transaksi yang dicatat dapat disimpan dengan baik.
Transaksi akan bebas dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab karena data
persediaan telah dijaga keamanannya.
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
64
c. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasi
Pengolahan data akuntansi dengan komputer menghasilkan informasi yang
cepat dan tepat, dimana data yang dimasukkan ke dalam komputer langsung
diproses secara otomatis sesuai dengan program yang ada.
Hal ini akan
meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja dalam operasional perusahaan.
d. Mendorong ditaatinya kebijakan pimpinan perusahaan
Dalam penerapan komputer, program-program yang ada telah disesuaikan
sesuai dengan kebijaksanaan dan peraturan dari pimpinan. Pegawai perusahaan
didorong untuk mentaati kebijaksanaan, peraturan dan prosedur yang telah
ditetapkan, karena suatu sistem pengolahan berbasis komputer dianggap akan
memiliki prosedur dan sistem pemisahan tanggung jawab atas akses dan proses
data.
Dengan bantuan komputer, pimpinan perusahaan akan lebih mudah
mengawasi bagaimana pelaksanaan tugas setiap bawahannya, apakah telah
dilaksanakan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing atau belum.
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengolahan data akuntansi persediaan
secara komputer sangat bermanfaat untuk menyediakan data persediaan yang tepat
dan dapat dipercaya, menjaga aktiva dan catatan-catatan perusahaan, meningkatkan
efektivitas dan efisiensi operasi, mendorong ditaatinya kebijaksanaan pimpinan
perusahaan.
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada analisis dan evaluasi hasil penelitian yang telah
dikemukakan sebelumnya, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1.
Struktur organisasi PT. Charoen Pokphand Indonesia telah menunjukkan
pembagian tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab dengan jelas dan
benar sehingga pelaksanaan pengawasan intern dapat dilaksanakan.
2.
Penerapan komputerisasi dalam perusahaan sebagai alat bantu dalam proses
pencatatan dan pengolahan data persediaan, maka laporan-laporan dapat
dihasilkan secara cermat, lengkap, tepat dan berguna bagi perusahaan.
3.
Sistem dan prosedur pengolahan data akuntansi persediaan melalui sistem
informasi akuntansi yang dilaksanakan PT. Charoen Pokphand Indonesia telah
menjalankan prosedur-prosedur pengolahan data persediaan yang baik disertai
dengan dokumen yang jelas.
4.
Penerapan sistem informasi akuntansi untuk pengolahan data persediaan cukup
efektif sehingga informasi yang dihasilkan berguna bagi pihak-pihak yang
terkait di dalam perusahaan.
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
66
B. Saran
1. Perlu adanya peningkatan SDM dalam melakukan penanganan kegiatan di
bidang sistem informasi akuntansi, karena masalah di dalam perusahaan akan
semakin kompleks, dan di dalam suatu perusahaan sistem informasi akuntansi
juga memegang peranan penting untuk kelancaran usaha dan juga dalam
pengambilan keputusan.
2. Untuk memperlancar proses pengolahan data pada perusahaan, maka sebaiknya
komputer sebagai alat pemrosesan yang ada pada perusahaan di back-up untuk
mengikuti perkembangan teknologi dan lebih up to date.
3. Infrastruktur jaringan LAN ( Local Area Network) dan WAN (Wide Area
Network) agar lebih dikembangkan untuk mendukung kecepatan, ketepatan dan
keakuratan data dan informasi.
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
67
DAFTAR PUSTAKA
Andi, 2003. Panduan Aplikatif Sistem Akuntansi Online Berbasis Komputer,
Wahana Komuter, Semarang.
Bodnar, George H., Hopword, William S., 2003. Sistem Informasi Akuntansi,
Edisi VIII, Jilid I, Penerbit PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta..
Hall, James A, 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Jilid Pertama, Edisi Pertama,
Salemba Empat, Jakarta.
Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
Philipe E. Fess, Rollin C. Niswonger, Carl S.Waren, 1999.Prinsip-Prinsip
Akuntansi, Edisi Keenambelas, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Simamora, Henry, Akuntasi, 2000. Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jilid
Satu, Salemba Empat, Jakarta.
Susanto, Azhar, 2002. Sistem Informasi Akuntansi: Konsep dan Pengembangan
Berbasis Komputer, Lingga Jaya, Bandung.
Widjajanto, Nugroho, 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Erlangga, Jakarta.
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
68
Ikatan Akuntans Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit
Salemba Empat (PT Salemba Empat Patria), Jakarta.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku
Petunjuk Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi,
Medan.
Rhein Alde N Sinulingga : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dalam Menghasilkan Informasi
Yang Berguna Pada Pt.Charoen Pokphand Indonesia, 2007.
USU Repository © 2009
Download