Putat Air ( Barringtonia Racemosa )

advertisement
This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Oct 29 19:39:16 2017 / +0000 GMT
Putat Air ( Barringtonia Racemosa )
LINK DOWNLOAD [26.60 KB]
Barringtonia racemosa merupakan tanaman tropis yang berasal dari anggota keluarga Lecythidaceae. Barringtonia
racemosa ditemukan di pantai barat India, Sundarbans, pulau Andaman dan Malaysia (Behbahani et al., 2007).
Taksonomi tumbuhan Barringtonia racemosa menurut Payens (1967) sebagai berikut :
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub Kelas
: Dilleniidae
Ordo
: Lecythidales
Famili
: Lecythidaceae
Genus
: Barringtonia
Spesies
: Barringtonia racemosa (L.) Spreng.
B. racemosa memiliki daun yang sederhana dengan panjang daunnya sekitar 20 cm. Bunganya besar dengan banyak benang sari.
Buah berwarna hijau, berbentuk elips 3 dimensi, dengan panjang buahnya sekitar 8 cm, dan berubah menjadi warna merah ketika
sudah gugur (Ling et al., 2009). Tumbuhan B. racemosa berbunga sepanjang tahun. Pada umumnya, bunga ini mekar secara
bersamaan. Penyerbukan bunga dilakukan oleh kelelawar atau serangga karena tertarik dengan aroma yang kuat serta nektar yang
berlimpah. Buah B. racemosa memiliki lapisan tebal yang tersusun atas spon dan jaringan fibrosa membuat buah tersebut dapat
terbawa oleh aliran air, sehingga sering terbawa jauh dan tersebar di tempat lainnya (Kaume, 2005).
B. racemosa tumbuh liar di sepanjang perairan tawar seperti: rawa, danau, sungai, dan tepi sawah (Deraniyagala et al., 2003). B.
racemosa tumbuh baik pada kondisi sedikit bersalinitas dengan substrat tanah liat, lempung atau pada tanah yang kayavulkanik
(Kaume, 2005).
Daun B. racemosa digunakan untuk gatal-gatal dan cacar air, serta untuk mengobati sakit tenggorokan (Burkill, 1935). Selain itu,
buah B. racemosa sering digunakan untuk mengobati batuk, asma dan diare dan bijinya digunakan untuk pengobatan kolik, penyakit
kuning dan gangguan mata (Behbahani et al., 2007).
Semua bagian dari tanaman B. racemosa telah banyak digunakan sebagai racun ikan dan ekstraknya telah terbukti efektif sebagai
insektisida (Kaume, 2005). Di Malaysia, buah B. racemosa digunakan untuk meracuni babi liar. Racun tersebut tidak hanya terdapat
pada buah dan biji, tetapi juga ditemukan di bagian lain dari tumbuhan B. racemosa (Burkill, 1935). Ekstrak air buah dan biji B.
Racemosa menunjukkan adanya flavonoid, terpenoid, dan saponin (Ojewole et al., 2005). Kulit tumbuhan B. racemosa mengandung
tanin dan juga saponin (Cheek, 2008).
Terpenoid dapat digunakan dalam pengobatan, yaitu sebagai obat malaria (artemisin) dan antikanker (taxol), dan juga memiliki
aktivitas antibakteri (Harborne, 1996). Senyawa flavonoid merupakan senyawa fenolik yang berfungsi sebagai repelen dan larvasida
(LIPI, 2006). Selain itu, flavonoid juga berfungsi sebagai antioksidan serta memiliki kemampuan untuk merubah atau mereduksi
radikah bebas (Giorgio, 2000). Saponin merupakan racun yang selektif untuk memberantas ikan tanpa merusak lingkungan, karena
saponin mengalami bio-degradasi dan hilang daya racunnya dalam jangka waktu singkat (Rohman, 1986). Hampir setiap jenis
tanaman mengandung tanin dan terdapat di setiap bagian tanaman (Harborne, 1996). Dalam bidang farmasi, tanin digunakan untuk
menghilangkan iritasi pada kulit dan juga untuk mengobati luka bakar (Agustiningrum, 2004).
Referensi
Payens, J.P.W. 1967. A monograph of the genus Barringtonia (Lecythidaceae). Blumea 157-263.
Behbahani, M., A. M. Ali, R. Muse, and N. B. Mohd. 2007. Antioxidant and anti-inflammatory activities of leaves of Barringtonia
racemosa. Journal of Medicinal Plants Research: 95-102,ISSN 1996-0875.
Ling, K. H., C. T. Kian, and T. C. Hoon. 2009. A Guide To Medicinal Plants : An Illustrated, Scientific and Medicinal Approach.
World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd. Singapore.
Kaume, R. N. 2005. Barringtonia racemosa (L.) Spreng. In: Jansen, P. C. M., and Cardon, D. (ed.). Dyes and tannins/Colorants et
tanins. [CD-Rom]. PROTA, Wageningen. Netherlands. Diakses pada tanggal 12 Desember 2012 melalui http://database.
prota.org/PROTAhtml/Barringtonia%20racemosa_En.htm.
Deraniyagala, S. A., W. D. Ratnasooriya, and C. L. Goonasekara. 2003. Antinociceptive effect and toxicological study of the
aqueousbark extract of Barringtonia racemosa on rats. Journal of Ethnopharmacology: 21?26.
Burkil, I. H. 1935. A dictionary of the economic products of the Malay Peninsula, volume 1 (A-H). Di akses pada tanggal 15 Mei
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 1/2 |
This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Oct 29 19:39:16 2017 / +0000 GMT
2013 pukul 03:06 WIB melalui www.wildsingapore.com/wildfacts/plants/coastal/barringtonia/racemosa/.htm.
Ojewole, J.A.O., N. Nundkumar, and C.O. Adewunmi. 2005. Molluscicidal, Cercariacidal, Larvacidal and Antiplasmodial Properties
of Barringtonia racemosa Fruit and Seed Extracts. BLACPMA Vol. 3, No. 5: 88-92.
Cheek, M. 2008. Barringtonia racemosa (L.) Roxb. KwaZulu-Natal Herbarium, South African National Biodiversity Institute's.
Diakses pada tanggal 08 Januari 2013 melalui www.plantzafrica.com.
Harborne, J. B. 1996. Metode Fitokimia: cara modern menganalisa tumbuhan.Terjemahan dari: Phytochemical methods, oleh
Padmawinata, K., dan Soediro, I. Cetakan ke-2. ITB. Bandung.
LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia). 2006. Nyamuk pun Tak Tahan Pahitnya Pare. Diakses pada tanggal 30 Juni 2013
pukul 21:16 WIB melalui http://www.lipi.go.id/www.cg.
Giorgi. P., (2000), Flavonoid an Antioxidant. Journal National Product. 63. 1035-1045.
Agustiningrum. 2004. Isolasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa Bioaktif dari Daun Ipomoea pes-caprae. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Rohman, M. 1986. Efektifitas Biji Teh (Saponin) Sebagai Ikan Liar di Tambak. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com
| Page 2/2 |
Download