7 III MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT 3.1 Model SIR Model dasar yang digunakan untuk menggambarkan penyebaran penyakit adalah model epidemik SIR. Model SIR ini dikemukakan oleh Kermark & McKendrick pada tahun 1927 sebagai model dasar dari pengembangan pemodelan epidemiologi. Model ini mempunyai tiga kompartemen yang menggambarkan proses penyebaran penyakit pada suatu populasi. Kompartemen-kompartemen tersebut adalah : Susceptible (S) yaitu kelompok individu yang sehat tetapi dapat terinfeksi penyakit, Infected (I) yaitu kelompok individu yang terinfeksi dan dapat sembuh dari penyakit dan Recovered (R) yaitu kelompok individu yang telah sembuh dan kebal dari penyakit. Menurut Hethcote (2000), diasumsikan bahwa adalah laju rekrutmen dan laju kematian alami dari populasi, adalah laju infeksi atau individu laju transmisi penularan penyakit ketika bersinggungan/kontak dengan individu yang terinfeksi dan rentan adalah laju pemulihan individu yang terinfeksi dan individu-individu yang pulih atau sembuh yang diasumsikan memiliki kekebalan (kekebalan alami) terhadap penyakit. Asumsi-asumsi tersebut dapat digambarkan ke dalam bentuk kompartemenkompartemen pada Gambar 1 berikut. S I R Gambar 1 Diagram transfer penyebaran penyakit model SIR Dari kompartemen pada Gambar 1 di atas dapat disusun model matematika yang dituliskan sebagai berikut : dS dt dI dt dR dt S SI SI I I R I dengan semua parameter pada sistem (3.1) adalah bernilai positif. (3.1) 8 3.2 Model SVIR dan Strategi Vaksinasi Kontinu (CVS) Berdasarkan teori epidemik dari Kermark dan McKendrick, penyebaran penyakit menular dapat digambarkan secara matematis oleh model-model kompartemen SIR dengan setiap huruf mengacu pada kompartemen dimana individu berada. Oleh karena itu Vaksinasi juga dapat dianggap sebagai penambahan kompartemen V secara alami ke dalam model epidemik dasar SIR. Kribs-Zaleta & Velasco-Hernandez (2000), menambahkan kompartemen V ke dalam model SIS dan mempelajari penyakit pertusis dan TBC, sedangkan Arino et al. (2003) menambahkan kompartemen V ke dalam model SIRS, KribsZaleta & Martcheva (2002) mempelajari efek dari kampanye vaksinasi pada penyebaran suatu penyakit non-fatal seperti hepatitis A dan hepatitis B, baik pada tahap infeksi akut ataupun kronis. Alexander et al. (2004) dan Shim (2006) menggunakan model SVIR untuk mempelajari model dinamika penyakit influenza (flu) dengan vaksinasi. Semua model kontinu di atas yang berasumsi bahwa individu memperoleh kekebalan setelah divaksinasi dan waktu bagi individu mendapatkan kekebalan atau waktu untuk menyelesaikan proses vaksinasi diabaikan. Pada kenyataannya segera setelah individu yang rentan memulai proses vaksinasi, individu itu akan berbeda dengan individu yang rentan tetapi individu yang divaksinasi harus dibedakan dengan individu yang pulih karena telah mendapatkan kekebalan akibat divaksinasi ataupun kekebalan setelah sembuh dari penyakit. Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan vaksinasi dalam model dasar SIR, model SVIR ini mengasumsikan bahwa individu yang divaksinasi tidak mendapatkan kekebalan segera artinya bahwa individu yang divaksinasi masih memungkinkan terinfeksi atau individu dalam V akan pindah ke R saat mendapatkan kekebalan akibat divaksinasi. Strategi vaksinasi kontinu pada model SVIR ini berdasar pada model dasar SIR untuk suatu penyakit yang tidak menyebabkan kematian (non fatal) misalkan penyakit campak. Menurut Alexander et al. (2004), Arino et al. (2004), KribzZaleta & Velasco-Hernandez (2000) total populasi akan berada pada tingkat konstan, maka strategi vaksinasi kontinu ini mengasumsikan bahwa rekrutmen dan laju kematian alami dari populasi, adalah laju adalah laju 9 transmisi/penularan penyakit ketika individu yang rentan berinteraksi dengan individu yang terinfeksi dan adalah laju pemulihan individu yang terinfeksi dan individu yang pulih diasumsikan memiliki kekebalan alami terhadap penyakit. Xianning et al. (2007) memperkenalkan strategi vaksinasi kontinu pada model epidemik SVIR. Strategi vaksinasi kontinu pada model SVIR secara matematis adalah penambahan kompartemen V pada model dasar SIR, dimana V adalah kelompok baru yang dibagi dari kelompok S dan menunjukkan kepadatan individu yang telah memulai proses vaksinasi. Individu dalam V memerlukan waktu untuk mendapatkan tingkat proteksi terhadap penyakit selama proses vaksinasi dan akan berpindah ke R saat mendapatkan kekebalan. Oleh karena itu, berdasarkan diagram transfer kompartemen model SIR maka dapat digambarkan diagram transfer model kompartemen sebagai berikut dengan asumsi : a) adalah laju dimana individu yang rentan dipindahkan ke dalam proses vaksinasi. b) 1 adalah laju rata-rata ( 1 / 1 adalah waktu rata-rata) bagi individu yang mengalami proses vaksinasi untuk memperoleh kekebalan. c) Sebelum memperoleh kekebalan, individu masih memiliki kemungkinan terinfeksi dengan laju transmisi adalah 1 . Diasumsikan 1 lebih kecil dari karena individu yang memperoleh vaksinasi mungkin memiliki kekebalan parsial selama proses vaksinasi. S I R 1 1 V Gambar 2 Diagram transfer penyebaran penyakit model SVIR dengan strategi CVS 10 Asumsi-asumsi diatas dapat dituliskan dalam bentuk persamaan diferensial berikut : dS dt dV dt dI dt dR dt S S SI VI 1 S V 1 V (3.2) SI 1 V I 1 VI I I R dengan semua parameter bernilai positif.