BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Visual

advertisement
1 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Komunikasi Visual
Komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan
ungkapan daya kreatif, yang diaplikasikan dalam berbagai media komunikasi
visual dengan mengolah elemen desain grafis terdiri dari gambar/foto (ilustrasi),
huruf, warna, komposisi dan layout dalam berbagai media cetak, massa,
elektronik maupun audio visual. Semuanya itu dilakukan guna menyampaikan
pesan secara visual, audio, dan audio visual kepada target sasaran yang dituju.
Komunikasi visual, sesuai namanya, adalah komunikasi melalui
penglihatan. Komunikasi visual merupakan sebuah rangkaian proses penyampaian
kehendak atau maksud tertentu kepada pihak lain dengan penggunaan media
penggambaran yang hanya terbaca oleh indera penglihatan. 1 Komunikasi visual
mengkombinasikan seni, lambang, tipografi, gambar, desain grafis, ilustrasi, dan
warna dalam penyampaiannya.
Pada prinsipnya komunikasi visual perancangan untuk menyampaikan
pola fikir dari penyampaian pesan kepada penerima pesan, berupa bentuk visual
yang komunikatif, efektif dan tepat, terpola dan terpadu serta estetis, melalui
media tertentu sehingga dapat mengubah sikap positif sasaran.
1
Adi Kusrianto, “Pengantar Desain Komunikasi Visual”, Yogyakarta, CV. ANDI OFFSET, 2007,
hal. 10
5 2 Akar bidang komunikasi visual adalah komunikasi budaya, komunikasi
sosial dan komunikasi ekonomi. Tidak seperti seniman yang mementingkan
ekspresi perasaan dalam dirinya, seorang desainer komunikasi visual adalah
penterjemah dalam komunikasi gagasan. Karena itulah komunikasi visual
mengajarkan berbagai bahasa visual yang dapat digunakan untuk menterjemahkan
pikiran dalam bentuk visual. 2
Desain komunikasi visual sebagai salah satu bagian dari seni terap yang
mempelajari tentang perencanaan dan perancangan berbagai bentuk informasi
komunikasi
visual.
Perjalanan
kreatifnya
diawali
dari
menemukenali
permasalahan komunikasi visual, mencari data verbal dan visual, menyusun
konsep kreatif yang berlandaskan pada karakteristik target sasaran, sampai dengan
penentuan visualisasi final desain untuk mendukung tercapainya sebuah
komunikasi verbal-visual yang fungsional, persuasif, artistik, estetis, dan
komunikatif. 3
Artinya, menurut Sumbo Tinarbuko desain komunikasi visual dapat
dipahami sebagai salah satu upaya pemecahan masalah (komunikasi untuk
menghasilkan suatu desain yang paling baru diantara desain yang baru).
(Tinarbuko, 1998 : 66).
2
3
www.dkv.itb.ac.id.com
Suyanto, M. (2000), Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan, Penerbit Andi
3 2.2
Pengertian Audio Visual
Audio Visual adalah salah satu bentuk perwujudan dari komunikasi visual.
Audio berarti radio, yaitu suara. Visual berarti grafik, gambar, dapat dilihat.
Dengan demikian audio visual merupakan gabungan suara dan gambar dalam
menyampaikan suatu informasi. 4
Audio visual itu sendiri adalah sebagai alat komunikasi yang dapat
didengar dan dilihat.Perangkat yang digunakan sebagai alat audio meliputi radio,
televisi, dan alat telekomunikasi. Audio visual sebagai bentuk komunikasi massa
yang dikelola sebagai komoditi agar tersebar luas sesuai dengan sasaran yang
dituju, dikemas dalam bentuk berbagai komunikasi seperti Tv Commercial, Video
Clip Profile, Film ataupun animation dan slide to slide.
2.2.1
Jenis-jenis Audio Visual
2.2.1.1 Film
Film pertama kali lahir diparuh kedua abad 19, dibuat dengan
bahan dasar seluloid yang sangat mudah terbakar, bahkan oleh percikan
abu rokok sekalipun. Sesuai perjalanan waktu para ahli berlomba-lomba
untuk menyempurnakan film agar lebih aman, lebih mudah diproduksi,
dan enak ditonton. 5 Film itu adalah beberapa kesatuan dari beberapa scene
yang digabung menjadi satu.
4
Adi Kusrianto, “Pengantar Desain Komunikasi Visual”, Yogyakarta, CV. ANDI OFFSET, 2007,
hal. 4
5
Heru Effendy, “Mari Membuat Film”, Konfiden, 2002, hal. 20
4 2.2.1.2 Film Dokumenter
Film dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film
pertama karya Lumiere bersaudara yang berkisah tentang perjalanan
(travelogues) yang dibuat sekitar tahun 1890-an. Tiga puluh enam tahun
kemudian, kata ‘dokumenter’ kembali digunakan oleh pembuat film dan
kritikus film asal inggris John Grierson untuk film Moana (1926) karya
Robert
Flaherty.
Grierson
berpendapat
dokumenter
cara
kreatif
mempresentasikan realitas (Susan Hayward, key concepts in cinema
studies, 1996, hal 72). 6 Sekalipun Grierson mendapat tentangan dari
berbagai pihak, pendapatnya tetap relevan sampai saat ini. Film
dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk
berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film dokumenter tak lepas
dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan, dan propaganda dari orang
atau kelompok tertentu.
2.2.1.3 Video Klip
Video Klip (Music Video) adalah sarana bagi para produser musik
untuk memasarkan produknya lewat media televisi. Dipopulerkan pertama
kali lewat saluran televisi MTV 1981. Di Indonesia, video klip ini sendiri
kemudian berkembang sebagai bisnis yang menggiurkan seiring dengan
pertumbuhan televisi swasta. Akhirnya video klip tumbuh sebagai aliran
dan industri tersendiri. Beberapa rumah produksi mantap memilih video
6
Ibid, hal. 11
5 klip menjadi bisnis utama (core business) mereka. Di Indonesia, tak
kurang dari 60 video klip diproduksi tiap tahunnya.
2.2.1.4 Iklan Televisi
Iklan televisi (TV Commercial) film ini diproduksi untuk
kepentingan penyebaran informasi, baik tentang produk (iklan produk)
maupun layanan masyarakat (iklan layanan masyarakat atau public service
announcement/PSA). Iklan produk biasanya menampilkan produk yang
diiklankan ‘secara eksplisit’, artinya ada stimulus audio-visual yang jelas
tentang suatu produk tersebut. Sedangkan iklan produk terhadap fenomena
sosial yang diangkat sebagai topik iklan tersebut. Sedangkan iklan layanan
masyarakat umumnya menampilkan produk secara implisit.7
2.3
Konsep Audio Visual
Pengertian media komunikasi dan audio visual media berarti wadah atau
sarana. Dalam bidang komunikasi, istilah media yang sering kita sebut sebenarnya
adalah penyebutan singkat dari media komunikasi. 8 Media komunikasi sangat
berperan dalam mempengaruhi perubahan masyarakat. Televisi dan radio adalah
contoh media yang paling sukses menjadi pendorong perubahan. Audio visual
juga dapat menjadi media komunikasi. Penyebutan audio visual sebenarnya
mengacu pada indra yang menjadi sasaran dari media tersebut. Media audio visual
7
Ibid, hal. 11
http://tips-mempercepat-komputerku.blogspot.com/2008/07/pengertian-media-komunikasi-danaudio.html/rusli_febrian/pengertian-media-komunikasi-dan -media
8
6 mengandalkan pendengaran dan peglihatan dari khalayak sasaran (penonton).
Produk audio visual dapat menjadi media dokumentasi dan dapat juga menjadi
media komunikasi. Sebagai media dokumentasi tujuan yang lebih utama adalah
mendapatkan fakta dari suatu peristiwa. Sedangkan sebagai media komunikasi,
sebuah produk audio visual melibatkan lebih banyak elemen media dan lebih
membutuhkan perencanaan agar dapat mengkomunikasikan sesuatu. Film cerita,
iklan, media pembelajaran adalah contoh media audio visual yang lebih
menonjolkan fungsi komunikasi. Media dokumentasi sering menjadi salah satu
elemen dari media komunikasi. Karena melibatkan banyak elemen media, maka
produk audio visual yang diperuntukkan sebagai media komunikasi kini sering
disebut sebagai sarana multimedia.
Tabel 2.1Tabel Elemen Multimedia
Jenis Berdasarkan Indra
1. Audio
2. Visual
Elemen Multimedia
Suara
Teks
Gambar statis
Animasi (gambar gerak
rekaan)
Video (gambar gerak)
Pada masyarakat yang masih terbelakang (belum berbudaya baca-tulis)
elemen-elemen
multimedia
tidak
seluruhnya
secara
optimal
menunjang
komunikasi. Masyarakat terbelakang hanya mengenal gambar dan suara. Pada
masyarakat modern seluruh elemen multimedia menjadi sangat vital dalam
membangun kesatuan dan memperkaya informasi. Suara, teks, gambar statis,
7 animasi dan video harus diperhitungkan sedemikian rupa penampilannya,
sehingga dapat menyajikan informasi yang sesuai dengan ciri khas masyarakat
modern yakni efektif dan efisien. Untuk kepentingan efektifitas dan efisiensi
inilah kemudian muncul istilah multimedia yang bersifat infotainment
(informative sekaligus menghibur) dan multilayer (beberapa lapis tampil pada saat
yang sama). Saat menyaksikan tayangan TV masyarakat telah terbiasa melihat
sinetron sambil mencermati tambahan berita dalam bentuk teks yang bergerak
dibagian bawah layar TV, dan sesekali melirik logo perusahaan TV dipojok atas.
2.4
Teori Stimulus-Organisme-Response (SOR)
Dalam penelitian ini prinsip stimulus organisme respon merupakan hal
yang sangat penting. Prinsip stimulus respon merupakan suatu prinsip belajar
yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi stimulus tertentu, dengan
demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan erat
antara pesan-pesan media dan reaksi audiens. Elemen-elemen utama teori ini
adalah :
a. Message
: Isi pernyataan yaitu stimulus (S) = Perasaan
b. Receiver
: Penerimaan yaitu organisme (O) = Badan yang hidup atau
manusia
c. Efek
: Pengaruh atau responden (R) = Tanggapan
S→O→R
Sumber : model-model Komunikasi, Logman Inc, New York, 1981
8 Dalam model komunikasi ini efek merupakan reaksi tertentu terhadap
stimulus(rangsang) tertentu, sehingga orang dapat menduga atau memperkirakan
adanya hubungan erat antara elemen-elemen utama, seperti sebuah pesan
pernyataan (stimulus),komunikan (organisme) dan efek (responden). Teori S-O-R
sering dipakai untuk menjelaskan sejauh mana Respon (reaksi) khalayak terhadap
rangsangan atau pesan yang disampaikan.
Menurut teori stimulus respons merupakan reaksi terhadap stimulus (rangsangan)
khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan, memperkirakan kesesuaian dan
reaksi komunikan. Prinsip stimulus respon ini berkaitan dengan respon yang
dikemukakan oleh Mc Guire sebelumnya, dimana komponen respon kognitif
(presentation, attention, comprehension) berisi pengetahuan individu tentang
suatu objek tertentu yang menjadi stimulus,sedangkan komponen respon afektif
(yeilding) berisikan perasaan atau emosi individu terhadap stimulus tersebut yang
kemudian akan menimbulkan respon behaviour atau dampaknya terhadap
khalayak. Jadi jika dikaitkan dengan penelitian ini yakni tayangan iklan yang
sedang diteliti merupakan stimulus (s), melakukan tayangan iklan diantara televisi
yang merupakan organisme (o), maka masyarakat atau khalayak akan
memberikan respon (r) terhadap iklan tersebut, dimana efek respon ini bisa
bersikap positif atau negatif.
9 2.5
Proses Respon
Respon menurut bahasa merupakan balasan, tanggapan atau jawaban.Maka,
respon merupakan reaksi balik yang dihasilkan dari efek pesan yang disampaikan
oleh komunikator kepada komunikan atau media memberikan pesan yang
disampaikan oleh komunikator kepada komunikan atau media pesan memberikan
pesan yang ditangkap langsung oleh khalayak baik nantinya positif maupun
negatif.
Proses pembentukan respon melalui kegiatan komunikasi dapat dijelaskan
melalui Model Pemprosesan Informasi yang dikembangkan oleh McGuire. Ada
lima tahap secara berurutan yang menentukan kemungkinan seseorang terpersuasi,
sehingga dapat menimbulkan suatu perilaku yang diinginkan, kelima tahap
tersebut adalah :
1. Presentation (presentasi), untuk dapat mencapai khalayaknya, suatu pesan harus
dipresentasikan kepada khalayaknya.
2. Attention (perhatian), khalayak akan memberikan perhatian pada pesan yang
disampaikan oleh komunikator.
3. Comprehension (pemahaman), khalayak akan mempelajari isi pesan yang
disampaikan oleh komunikator.
4. Yielding (penerimaan), isi pesan kemudian akan diterima yang akhirnya
menimbulkan persetujuan khalayak.
10 5. Retention (retensi), isi pesan kemudian akan disampaikan dalam pikiran khalayak
(diingat), untuk menjadi dasar atau pedoman dalam dirinya untuk bertindak
(behaviour). 9
Dari tahap tersebut terdapat tiga komponen yang membangun respon, yaitu :
1. Komponen Kognitif (presentation, attention, comprehension)
Berisi pengetahuan individu tentang suatu objek tertentu yang menjadi stimulus.
2. Komponen Afektif (yielding)
Berisikan perasaan atau emosi individu terhadap stimulus. Menyangkut masalah
emosional subjektif terhadap suatu objek sikap, seperti : rasa benci, suka, sangat
suka, dan lain-lain.
3. Komponen Behaviour (retention)
Komponen behaviour atau perilaku dalam respon menunjukkan bagaimana
perilaku yang ada dalam diri seseorang dengan objek sikap yang dihadapinya. 10
2.5.1
Respon Kognitif (pengetahuan)
Respon khalayak pada tahap kognitif adalah tanggapan, reaksi atau
jawaban yang diberikan responden pada tahap pengetahuan, kesadaran serta
pembelajaran dari apa yang dilihat dan didengar.Proses iklan yang menimbulkan
kognisi adalah dimulai dari exposure (terpaan) iklan.
Sikap konsumen terhadap iklan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang meliputi isi pesan iklan, pengaruh suatu pesan iklan terhadap suasana hati
9
Christoper Gilson and Harold W, Berkman, Advertising Concept and Strategies, (First Edition,
Random House Inc, 1980), hal. 465
10
Ibid. hal. 466
11 dan emosi konsumen.Faktor-faktor tersebut sudah terbukti dapat mempengaruhi
sikap konsumen terhadap merk baik keterlibatan konsumen yang rendah atau
tinggi dalam melakukan keputusan merkmaupun keputusan konsumen sudah
mengenal merk ataupun yang belum mengenal merk.
Proses kognisi erat kaitannya dengan pengetahuan mengenai diri sendiri
lingkungannya atau keberadaan sekitarnya untuk mengubah, merinci, menyimpan
dan mengungkapkan terhadap objek yang dilihatnya. Khalayak yang terekspos
oleh pesan iklan dan memberikan respon kognisi dalam dirinya maka akan
dapatmempengaruhi proses hasil perubahan sikap.
Sebagai proses interpretasi yang saling berkaitan, perhatian dan
pemahaman melayani fungsi dasar sistem kognitif yang sama untuk membangun
interpretasi atau arti personal yang subyektif yang membuat lingkungan dan
perilaku seseorang menjadi berarti. Pengetahuan ini kemudian dapat dipergunakan
dalam proses interpretasi dan intergrasi selanjutnya untuk menuntun perilaku
konsumen dan membantu mereka beradaptasi dengan lingkungan 11 .
11
J. Paul Peter dan Jery C. Olson, Customer Behaviour, Penerbit Erlangga, 2000, hal. 100
12 Dibawah ini merupakan skema proses kognitif khalayak yang terlibat
dalam interpretasi 12 .
Bagan 2.1
Proses Kognitif Khalayak yang terlibat dalam Interpretasi
Perhatian Pemahaman
Pengetahuan, arti, dan
kepercayaan
Ingatan
Proses integrasi
Pengetahuan, arti, dan
kepercayaan
Sikap dan keinginan
pengambilan
keputusan
Sumber : Customer behaviour, Penerbit Erlangga 2000
Dari table diatas secara singkat terdapat empat aspek penting dari system
kognitif yang mempengaruhi bagaimana konsumen menterjemahkan informasi,
yaitu 13 :
1. Proses pemahaman yang muncul secara cepat dan otomatis dengan tingkat
kesadaran yang kecil. Misalnya, interpretasi sederhana seperti mengenal
suatu produk yang sering muncul secara otomatis dan langsung ketika
seseorang dapat eksposur, tanpa adanya pemahaman yang disadari.
Pemrosesan otomatis memiliki manfaat yang jelas, yaitu menjaga
kapasitas kognitif agar tetap bebas untuk tugas interpretasi hal-hal yang
masih membutuhkan pemikiran secara cerdas.
12
13
Ibid, hal.101
Ibid, hal.100
13 2. Interpretasi melibatkan interaksi antara pengetahuan dalam ingatan dan
informasi dari lingkungan. Informasi dari lingkungan mengaktifkan
pengetahuan relavan yang ada dalam ingatan, baik yang berupa struktur
pengetahuan skema atau tulisan.
3. Pengetahuan yang diaktifkan mempengaruhi bagaimana konsumen mau
mendengar informasi dan memahami arti yang dikandung karena sistem
kognitif memiliki kapasitas yang terbatas, maka dalam satu kesempatan
konsumen secara sadar hanya dapat memperhatikan dan memahami
sejumlah kecil informasi saja.
2.5.2
Respon Afektif (Perasaan/Sikap)
Respon khalayak pada tahap afektif adalah tanggapan, reaksi, jawaban
yang diberikan oleh responden pada tahap perasaan, sikap serta evaluasi terhadap
sesuatu yang didengarkan atau dilihat.
Proses pembentukan respon afektif melalui kegiatan komunikasi dapat
dijelaskan melalui model pemrosesan informasi yang dikembangkan oleh
McGuire tersebut. Ada lima tahap secara berurutan yang menentukan
kemungkinan seseorang terpersuasi sehingga dapat menampilkan suatu respon.
Tahap-tahap tersebut adalah presentasi (Persentation), perhatian (Attention),
pemahaman (Comprehension), penerimaan (Yielding) dan retensi(Retention) 14 .
Untuk mencapai khalayak suatu pesan harus dipresentasikan kepada
khalayaknya, ini disebut tahap presentasi, tahap berikutnya yaitu perhatian,
14
James F Engel, Martin R. Warshow dan Thomas C Kinner, Ioc cit Hal. 363
14 khalayak akan memberikan perhatian yang disampaikan. Tahap ketiga menurut
McGuire merupakan tahap yang penting dalam proses persuasi, pada tahap ini
khalayak akan mempelajari isi pesan yang disampaikan komunikator.
Sedangkan proses afektif lebih tinggi kadarnya dari kognitif. Maka
komunikator bukan hanya membuat agar komunikan mengerti, tetapi juga
membuat tergeraknya hatinya dan akhirnya dapat menimbulkan perasaan tertentu,
misalnya : perasaan yang iba, terharu, sedih, gembira, benci, marah, dan
sebagainya.
Setelah pesan yang diterima oleh khalayak yang menimbulkan persetujuan
(Yeilding). Kemudian isi pesan akan disimpan (tahap retention) dalam pemikiran
untuk menjadi dasar atau pedoman dalam dirinya untuk bertindak (behaviour).
Bagan 2.2
Gambaran teori yang digunakan pada penelitian respon
Mc. Guire
J. Paul Peter & Jerry C. Olson
Presentation (Presentasi)
Perhatian
Attention (Perhatian)
Kognitif
Pemahaman
Comprehension
(Pengetahuan)
Pengetahuan
(Pemahaman)
Kepercayaan
Sikap
Yeilding (Penerimaan)
Afektif (Perasaan)
Keinginan
Behaviour
Retention (Retensi)
Pengambilan Keputusan
(Perilaku)
Sumber : Hasil Rangkuman
15 2.6
Televisi Sebagai Media Periklanan
Televisi merupakan bentuk perpaduan antar video (visualisasi) dan audio
(berbagai macam suara). Oleh karena itu, maka elemen-elemen yang terkandung
didalamnya akan dibahas menjadi dua bagian, yaitu 15 :
A) Video
Iklan televisi merupakan sebuah visualisasi dari berbagai gabungan elemen
gambar video, dimana gambar dalam video tersebut silih berganti atau tidak
statis,juga sebagai pembeda dari pengguna media lain, seperti majalah, Koran dan
radio yaitu menciptakan berbagai gerakan, tindakan dan peragaan melalui
kekuatan visual.
Adapun komponen-komponen penyusun dari kekuatan visual televisi, yaitu : 16
1. Action (gerakan)
Sebagai kekuatan visualisasi gambar yang menciptakan ruang gerak kehidupan
dari objek, makhluk hidup, lingkungan dan sekitarnya.
Adapun dalam teknik televisi dikenal dengan dua kategori, yaitu :
(a) Live Action, dimana pengambilan gambar dilakukan dengan keadaan dari objek
ataupun makhluk hidup yang sebenarnya dimana keseluruhannya terkesan nyata.
(b) Animation Action, sebagai penciptaan suatu objek ataupun makhluk hidup dengan
menggunakan media gambar yang dimanipulasi untuk dapat hidup bergerak.
15
Russell Thomas. Klepper’s, Advertising Procedure, 1999. Pearson Education Asia, Lts,
Singapure, hal. 534
16
Sandra E. Moriarty, Creative Advertising Theory and Practise 2, 1991, Precentice Hall, hal. 285
16 2. Casting (model/pemain)
Iklan televisi merupakan sebuah drama pendek yang membutuhkan pemain atau
talent.Kekuatan peran dalam individu maupun objek diperlukan dalam
pembentukkan karakter.Komponen pencarian suatu karakter dilakukan melalui
suatu audisi disebut casting. Proses pencarian karakter merupakan sebuah gambar
dari personality masing-masing pemain yang disesuaikan dengan ide, konsep dan
jalan cerita.
3. Customers (pakaian, aksesoris dan atribut yang dipakai)
Pembentukan karakter dari suatu iklan juga berpengaruh terhadap pemakaian
atribut yang digunakan, dimana pakaian yang digunakan menjadi suatu ciri khas
dari karakter yang dimainkan.Customers yang dipakai juga mengidentifikasi atau
personality melalui lifestyle, yang dapat menimbulkan berbagai macam kesan
secara individual.
4. Setting (latar belakang)
Merupakan sebuah bahasa yang digunakan untuk menciptakan suatu kesan
sesungguhnya, dimana kesan tersebut tercipta berdasarkan penempatan lokasi
pengambilan gambar visual televisi.Pengambilan tersebut dapat dilakukan melalui
sebuah ruangan yang diciptakan didalam studio ataupun diluar studio.
5. Props (perlengkapan dan peralatan pendukung)
17 Atau biasa dikenal dengan sebutan property, yaitu berbagai macam perlengkapan
kebutuhan dan peralatan yang digunakan dalam visualisasi televisi.Penggunaan
property disesuaikan dengan kebutuhan dan ide dasar dari cerita.Property
digunakan didalam suatu visualisasi didalam televisi.Penggunaan property itu
sendiri seperti handphone, piring, meja, bangku dan lain-lain.
6. Lighting (tata cahaya dan warna)
Tata pencahayaan dalam visualisasi televisi menurut Joe Sedelmair, “merupakan
elemen yang penting dalam merefleksikan objek untuk tertangkap didalam
kamera”. Ini dikarenakan kebutuhan film dalam menangkap cahaya akan
memperlihatkan berbagai situasi, kondisi, dan pembangkit mood dari audience
yang melihatnya.
7. Special Effects
Penggunaan dari suatu efek dalam visualisasi mempunyai tujuan sebagai
pelengkap dan pemanis suatu adegan. Dalam penggunaan special effect gambar,
gerak maupun waktu dapat dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan akan
penyampaian pesan dalam visualisasi televisi. Adapun teknik penggunaan dari
special effect ini merupakan penambahan elemen dari visualisasi menggunakan
media komputer yang dioperasionalkan oleh seseorang.
18 B) Audio
Dalam audio terdapat elemen-elemen yang merupakan karakteristik
penciptaan pesan yang mendukung dari visualisasi televisi, dimana penciptaan
pesan tersebut audio merupakan sebuah pencitraan dari persepsi yang dibuat oleh
suara. Adapun elemen-elemen yang terkandung didalamnya, yaitu : 17
1. Musik
Yaitu gabungan nada dan melody yang menjadi emosi dalam perasaan
individu.Musik untuk periklanan dikenal dengan kata “jingle” yang merupakan
potongan-potongan nada atau melodi untuk menarik perhatian gambar.
2. Voice
Dalam periklanan penyampaian pesan dapat berupa suara. Dimana karakteristik
suara tersebut menimbulkan kesan “keterdekatan” dan “ajakan”, sebagai bagian
yang menciptakan pesan secara persuasif kepada audience. Oleh karena itu pesan
yang disampaikan kepada audience harus terdengar dengan jelas dan menarik
perhatiannya.Berdasarkan hal tersebut, maka suara dalam periklanan diciptakan
sesuai
target
audience
agar
kesan
“kedekatan”
dapat
dirasakan
oleh
audience.Adapun suara yang digunakan merupakan suara yang dibuat oleh
seseorang yang dalam periklanan disebut voice over.
3. Sound Effect
17
Ibid. hal. 288
19 Yaitu penciptaan visualisasi berdasarkan keadaan situasi dengan menggunakan
berbagai macam suara, dalam iklan televisi penggunaan dari sound effect tersebut
hanya sebagai penjelas dan pemanis dari visualisasi yang ditekankan dalam video.
Karakteristik jenis audio yang digunakan dalam iklan televisi berguna
sebagai suatu penjelas suasana, karakter, situasi, dan lain-lain. Dimana penjelasan
tersebut terkait dengan manfaat dari audio atau suara, yaitu : 18
1. Background
Digunakan sebagai suara latar dalam sebuah iklan televisi. Dimana diciptakan
untuk memberikan kesan “reality” atau kenyataan akan keberadaan situsi sebuah
iklan televisi dan sebagai pembangkit suasana kepada khalayak yang
mendengarnya.
2. Transitions
Musik sebagai bagian dari pembeda karakter suatu tempat dalam suatu
iklan.Dimana suara tersebut dapat menjelaskan bagian-bagian dari iklan
berdasarkan “frame by frame”.
3. Movement/Sound Effect
Karakter suara yang berfungsi sebagai bagian yang mempertegas situasi dan
memperjelas keadaan lingkungan ataupun objek yang dikaitkan dengan iklan
tersebut.
4. Accent
18
Russel, Thomas. Kleppner’s, Advertising Procedure, 1999.Pearson Education Asia, Ltd,
Singapura.Hal. 536
20 Musik dapat menciptakan partisipasi dan tindakan dari pendengarnya.Dimana
sebuah alunan nada dan karakter musik dapat membangkitkan emosi pendengar.
Dalam membuat iklan, diperlukan unsur-unsur yang mendukung
periklanan media televisi. Unsur-unsur tersebut adalah jingle atau music, story
board, copy atau script, endorser, signature slogan atau strapline, dan loggo.
A. Audio
Unsur yang pertama adalah jingle, menurut Bovee dan Arens, sebuah
music atau iklan biasanya menyampaikan pesan penjualan, jadi jingle harus
mendukung iklan tersebut, pesan jingle sifatnya menjual produk tersebut. 19
B. Visual
Yang
kedua
adalah
storyboard,
adalah
visualisasi
untuk
iklan
televisi.Merupakan gambaran kartun yang dibuat dalam bentuk layar televisi atau
persegi panjang yang menampilkan alur cerita iklan yang diusulkan.
Ketiga adalah copy or script, yaitu susunan kalimat yang membentuk
headline atau pesan pada sebuah iklan. 20 Script adalah naskah, biasanya script ini
digunakan untuk radio, televisi, sinema, drama, teater maupun iklan. 21
Dalam menentukan naskah (script) iklan pada media televisi yaitu :
a. Waktu
19
Courland L. Bovee, William F. Arens, Contemporary Advertising, USA :Richard D Irwin inc,
1986, Glosasarya, G-10
20
Bovee and Arens, Op. Cit, Glossary, G-5
21
Nuradi et.al, Kamus Istilah Periklanan Indonsia, Matari Advertising, PT. Gramedia Pustaka,
Jakarta : 1996, hal. 159
21 Naskah iklan ditelevisi ditulis dalam kerangka waktu yang terbatas, ukurannya
(spot) adalah detik, dan biasanya spot televisi adalah 15 detik, 30 detik dan 60
detik.
b. Format
Penulisan script menggunakan format atau kode yang telah dimengerti secara
umum oleh kalangan iklan.
Keempat adalah endorser atau model, merupakan orang ataupun artis yang
membintangi suatu iklan terhadap produk yang dipromosikan.Bertujuan untuk
memudahkan khalayak mengingat iklan tersebut secara daya tarik iklan.
Kelima adalah signature atau strapline.Slogan adalah baris kalimat
penutup (the pay off line). Tujuan dari slogan ialah untuk memberikan
kesinambungan dari kampanye periklanan dan untuk menciptakan ingatan pada
konsumen terhadap produk yang diiklankan. 22 Slogan dapat digunakan sebagai
alat untuk menciptakan citra produk dan perusahaan. Slogan dapat ditampilkan
dalam bentuk audio (voice) saja, tulisan (visual) saja atau audio-visual (tulisan
dan voice).
Yang keenam adalah loggo. Logo adalah simbol atau identifikasi suatu
produk atau perusahaan.Logo digunakan agar khalayak dengan mudah
mengetahui dan mengenal produk atau perusahaan tersebut dengan mudah. 23
22
William F. Arens, Contenporary Advertising International Edition, McGraw-Hill Irwin, New
York, 2002, hal. 420
23
Frank Jefkins, Periklanan, Edisi ke3, Erlangga, Jakarta : 1997, hal. 300
22 Untuk iklan televisi, ada beberapa teknik visual yang dapat digunakan
untuk membuat naskah iklan yang dramatis dan mempunyai kemampuan menjual
yang kuat. Menurut russel dan kawan-kawan teknik itu adalah :
a. Testimonial. Teknik ini mempergunakan seseorang yang dikenal luas yang
mampu memberikan kesaksian atau jaminan terhadap suatu produk.
b. Demonstration. Teknik ini cukup popular mengingat televisi adalah media yang
ideal untuk memberikan demonstrasi kepada konsumen tentang manfaat suatu
produk.
c. Close-up. Teknik ini menampilkan produk secara dekat (close-up).
d. Story line. Teknik ini mirip dengan membuat sebuah iklan yang sangat pendek.
e. Direct product comparism. Gaya ini membandingkan dua buah produk secara
langsung.
f. Humor. Gaya ini sangat digemari oleh copywriter atau konsumen, akan tetapi
gaya ini mengandung resiko yang sangat besar karena jika tidak digarap dengan
hati-hati maka pemirsa akan merasa jengkel atau sebal.
g. Slice of life. Pendekatan ini menggunakan penggalan adegan sehari-hari yaitu
“keadaan yang menjengkelkan” + “penyelesaian masalah” + “bahagia”.
h. Consumer
interview.
Teknik
ini
menggunakan
seorang
reporter
yang
mewawancarai seseorang secara spontan biasanya membicarakan keunggulan
suatu produk.
i. Vignattes and situation. Produk-produk yang sering menggunakan teknik ini
adalah permen, minuman, rokok dan produk-produk lain yang sering dikonsumsi.
Antara situasi keadaan saling mendukung.
23 j. Animation. Gambar kartun sebagai ganti suasana manusia sebenarnya.
k. Stop motion. Meskipun mampu menampilkan gambar-gambar bergerak, televisi
sering kali juga menampilkan iklan yang hanya disajikan sebagai stop motion, dan
mungkin juga merupakan rangkaian berseri.
l. Rotoscope. Teknik ini menggabungkan teknik animasi dengan gambaran nyata.
m. Combination. Teknik ini merupakan gabungan dari dua atau beberapa teknik
dasar.
2.7
Target Audience (khalayak sasaran)
Untuk dapat mencapai tujuannya, pengiklan harus mengerti khalayaknya
dan dengan siapa mereka ingin berkomunikasi.Khalayak adalah penerima,
sasaran,
pendengar,
decoder
dan
komunikan. 24 Khalayak
secara
efektif
menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Khalayak (audience), juga
merupakan faktor penentu keberhasilan komunikasi, karena komunikator tentunya
sebagai patokan keberhasilan upaya komunikasi yang ia lakukan itu apabila pesan
yang disampaikan melalui suatu saluran atau media dapat diterima sampai
khalayak sasaran. Dipahami dan mendapat tanggapan positif, dalam arti sesuai
dengan harapan yang diinginkan komunikator.
Khalayak dapat digolongkan menjadi : 25
1. Selective Attention (Perhatian Selektif)
Golongan ini yang termasuk mau menerima pesan-pesan yang diminati saja.
24
Ibid, hal. 9
Ibid. hal. 57
25
24 2. Selective Perception (Persepsi Selektif)
Yang termasuk golongan ini adalah mereka yang berbeda persepsi dalam
menanggapi suatu pesan.
3. Selective Retention (Retensi Selektif)
Yang terakhir merupakan golongan yang hanya mau mengingat, apa yang perlu
diingat saja terutama kalau erat kaitannya dengan kepentingan mereka.
Khalayak dari penelitian ini adalah Siswa/I SMA Yadika 1 Jakarta Barat
yang pernah menonton atau menyaksikan iklan IM3 versi “Kamseupay”.
Download