INTISARI Penelitian Rahmanita (2010) mengenai Perbedaan Kecepatan Lisis Sel Hepar Pada Tikus Wistar Dalam Media Air Tawar Dan Tanah : Berdasarkan Gambaran Histopatologi menggunakan lama kematian 0-4 jam, menunjukkan tidak adanya sel nekrosis. Pembusukan dipengaruhi aktivitas mikroorganisme aerob, suhu, kadar garam, arus air serta medium mayat berada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan berbagai medium air terhadap gambaran histopatologi hepar sebagai penentu lama kematian pada tikus galur Wistar. Penelitian eksperimental dengan rancangan post test only control group design menggunakan 50 ekor tikus galur Wistar jantan-betina yang dibagi dalam 10 kelompok secara random. K1 sebagai kelompok kontrol setelah mati tidak ditenggelamkan, K2, K3, K4, K5, K6, K7, K8, K9, K10 adalah kelompok perlakuan yang ditenggelamkan 12, 24, 48 jam dalam medium aquadest, air sungai dan air laut. Kemudian diambil jaringan hepar dan diamati secara histopatologi menggunakan pengecatan HE dengan perbesaran 400X. Data dianalisis dengan uji normalitas dan homogenitas, dilanjutkan uji Kruskal Wallis dan Mann Whitney. Penelitian ini telah melewati Etichal Clearence. Rerata kelompok K1 yaitu 24,17%, K2 35,72%, K3 50,03%, K4 100,00%, K5 99,48%, K6 89,90%, K7 100,00%, K8 26,48%, K9 70,42%, K10 100,00%. Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan hasil yang signifikan p=0,000 (p<0,05). Kemudian uji Mann Whitney diketahui ada perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan (p<0,05), kecuali K8 p=0,463 (p<0,05). Kesimpulan bahwa medium air laut dengan lama perlaukan perendaman 24 jam dapat mempengaruhi lebih sedikit gambaran histopatologi sel hepar yang nekrosis sebagai penentu lama kematian. Kata kunci : Histopatologi Hepar, Aquadest, Air Sungai, Air Laut, Lama Kematian. xiii