BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil uji korelasi Pearson yang digunakan untuk mengolah data menunjukkan bahwa, p= 0,000 yang berarti < 0,05 maka H0 ditolak, artinya terdapat hubungan antara kontrol diri dan perilaku seksual pranikah. Nilai r= –0,763 maka terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kontrol diri dan perilaku seksual pranikah, artinya semakin rendah kontrol diri seseorang maka makin tinggi kecenderungan melakukan perilaku seksual pranikah. 2. Secara keseluruhan skor kontrol diri dan perilaku seksual pranikah merata, ada yang berada pada kategori tinggi, kategori sedang, dan kategori rendah. Jumlah tertinggi berada pada kategori sedang, siswa yang berada dalam kategori ini berarti mereka tidak sepenuhnya mudah menerima ajakan atau melakukan perilaku seksual pranikah dan juga tidak serta merta menolaknya, hal tersebut dikarenakan mereka masih labil kontrol dirinya bila dihadapkan pada tekanan yang menimpa. 5.2 Diskusi Perilaku seksual pranikah mempunyai dampak negatif seperti kehamilan tidak diinginkan dan penyakit menular seksual, namun dalam 63 kenyataannya masih banyak remaja yang melakukan perilaku seksual pranikah tersebut walaupun mereka mengetahui dampak yang ditimbulkan dari perilaku seksual pranikah. Hal ini terjadi karena, salah satu tugas perkembangan remaja adalah membentuk hubungan baru dan yang lebih matang dengan lawan jenis, karena meningkatnya minat pada seks dan keingintahuan tentang seks, remaja selalu berusaha mencari lebih banyak informasi mengenai seks, remaja mencari dari berbagai sumber informasi yang mungkin dapat diperoleh seperti membahasnya dengan teman-teman, atau mengadakan percobaan dengan jalan masturbasi, bercumbu, atau bersenggama (Hurlock 1997;226). Agar remaja terhindar dari informasi yang salah mengenai seksualitas dan terhindar dari perilaku seksual pranikah pihak keluarga dan sekolah harus bisa memberi informasi yang benar. Remaja akan dapat terhindar dari perilaku seksual pranikah dengan kontrol diri yang dimiliki, semua tergantung kepada kontrol diri masingmasing individu hal ini didasarkan pada pendapat William W. Wattenberg (dalam Mappiare, 1982) remaja telah bertambah pekerjaan atau perbuatanperbuatan yang dapat dilakukannya. Untuk itu perlu adanya kontrol agar dirinya dapat berperilaku yang diterima oleh masyarakat lingkungannya. 5.3 Saran 1. Bagi Sekolah Pihak sekolah hendaknya memberi pengetahuan yang mampu meningkatkan kontrol diri pada siswa-siswinya. Misalnya memberikan 64 teknik kontrol diri. Serta memberikan pendidikan atau informasi yang benar mengenai seksualitas. 2. Bagi Orangtua Orangtua hendaknya mengarahkan anaknya untuk mampu mengendalikan dorongan-dorongan yang ada dalam diri sehingga dapat memilih tindakan yang tepat agar tidak menimbulkan dampak negatif. Orangtua hendaknya meningkatkan pemantauan terhadap anaknya, agar anak terhindar dari perilaku menyimpang, seperti perilaku seksual pranikah. 3. Bagi Remaja Hendaknya meningkatkan kontrol diri dengan mengendalikan pikiran dan dorongan-dorongan yang ada, memilih tindakan yang tepat sehingga dapat menghasilkan konsekuensi yang positif. dan Jangan mudah terpengaruh terhadap hal negatif. Jangan pernah merasa malu untuk mendapat informasi yang benar tentang seksualitas baik dari orangtua, guru, dan sumber lainnya yang dapat dipercaya. 4. Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan permasalahan yang sama, diharapkan mengkaji masalah dengan jangkauan yang lebih luas dengan menambah variabel lain yang belum terungkap, misalnya tingkat religiulitas dan konsep diri.