Proses Pendidikan Politik Masyarakat dalam...........(Emi Rachmawati) SOSIOHUMANITAS, XVII (2), Agustus 2015 PROSES PENDIDIKAN POLITIK MASYARAKAT DALAM KAMPANYE CALON ANGGOTA LEGISLATIF PADA PEMILU 2014 (Studi kasus di Kecamatan Bojongsoang Daerah Pemilihan III Kabupaten Bandung) Oleh: Emi Rachmawati Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Langlangbuana Email: [email protected] ABSTRAK Pendidikan politik bagi masyarakat merupakan hal yang sangat menarik untuk diketahui. Melalui proses ini para anggota masyarakat mengenal dan mempelajari nilainilai, norma-norma, dan simbol-simbol politik negaranya dari berbagai pihak dalam sistem politik seperti sekolah, pemerintah dan partai politik. Pendidikan politik mengajarkan masyarakat untuk lebih mengenal sistem politik negaranya secara sistematis, berkesinambungan dan menyeluruh bagi setiap warganegara dalam rangka membentuk warganegara yang baik (good citizen) yaitu warganegara yang melek politik (political literacy), memiliki kesadaran politik (political awareness), dan berpartisipasi dalam kehidupan politik (political participation) secara cerdas dan bertanggung jawab. Seperti yang di sebutkan dalam pasal 31 UU No. 2 Tahun 2008 tentang partai politik yang menyebutkan bahwa pendidikan politik merupakan proses pembelajaran dan pemahaman tentang hak, kewajiban, dan tanggung jawab setiap warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang pada gilirannya akan mendorong ke arah terbangunnya etika dan budaya politik sesuai dengan Pancasila. Pendidikan politik akan mempengaruhi perilaku politik masyarakat dan perilaku politik itu pada akhirnya akan mewarnai perilaku sosio-kultural masyarakat. Salah satu indikator keberhasilan pendidikan politik terletak pada perilaku sosio-kultural masyarakat itu sendiri. Semakin konstruktif perilaku sosio-kultural maka semakin efektif pendidikan politik yang di selenggarakan. Kata Kunci: Pendidikan Politik, Kampanye Politik ABSTRACT Political education of the people is always very interesting to know. Through this process, community members recognize and learn the values, norms, and symbols of the country's political parties in the political system such as schools, government and political parties. Political education teaches people to become more familiar with its political system in a systematic, continuous and comprehensive way. Its goals are to establish good citizens who are politically literate, have a political consciousness and also participate in political life intelligently and responsibly. As mentioned in article 31 of Law No. 2 of 2008 on political parties, political education is a process of learning 182 Proses Pendidikan Politik Masyarakat dalam...........(Emi Rachmawati) SOSIOHUMANITAS, XVII (2), Agustus 2015 and understanding of the rights, obligations and responsibilities of every citizen in the life of the nation, which in turn will lead to the establishment of ethics and political culture in accordance with Pancasila. Political education will affect people's political behavior and that eventually will characterize the behavior of the socio-cultural community. One indicator of the success of political education lies in the socio-cultural behavior of the people themselves. The more constructive socio-cultural behavior, the more effective political education was held. Keywords: Political Education, Political Campaign PENDAHULUAN Partai Pendidikan Politik dan Pemilu memiliki keterkaitan yang erat di mana keterkaitan langsung tersebut akan mengarahkan secara masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pemilu. Disinilah diperlukan adanya pendidikan politik kepada masyarakat khususnya oleh partai politik melalui calon anggota legislatif yang mewakilinya. Partai politik sebagai pemain pada barisan terdepan berkewajiban untuk melakukan pendidikan politik bagi rakyat. Sedangkan pendidikan politik disini bukan hanya dimaknai sebagai proses sepihak ketika partai politik memobilisasi dan memanipulasi rakyat untuk menerima nilai, norma, maupun simbol yang dianggapnya ideal dan baik, seperti yang terjadi di negaranegara yang menganut sistem politik totaliter. politik merupakan proses pembelajaran dan pemahaman tentang hak, kewajiban, dan tanggung jawab setiap warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika dikaitkan dengan partai politik, pendidikan politik bisa diartikan sebagai usaha sadar dan sistematis dalam mentransformasikan segala sesuatu yang terkait dengan perjuangan partai politik tersebut kepada konstituennya agar mereka sadar akan peran dan fungsi, serta hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Fenomena umum yang terjadi dewasa ini menunjukkan gejala masyarakat yang cenderung jenuh dan apatis,tidak menganggap pentingnya sebuah partai sebagai salah satu institusi yang di butuhkan di dalam kehidupan berdemokrasi. Sebagai salah satu contoh bahwa masyarakat apatis 183 Proses Pendidikan Politik Masyarakat dalam...........(Emi Rachmawati) SOSIOHUMANITAS, XVII (2), Agustus 2015 adalah tingginya angka apatisme politik politic warga (golput). Pemilu legislatif. Menurut hasil pemilu tahun 2014 2. Apatisme di wilayah Kecamatan Bojongsoang, proses Daerah memilih Pemilihan (Dapil) III dalam penyelenggaraan yang tinggi politik terhadap sehingga partai politik maupun Kabupaten Bandung ini merupakan calon salah satu kecamatan dengan katagori mewakilinya. Hal ini disebabkan rawan pemilu karena masyarakat berfikir apapun/ Kecamatan siapapun partai politik yang menang Bojongsoang banyak berdiri pabrik- tidak akan ada perubahan yang pabrik signifikan bagi kehidupan mereka. kampanye legislatif. dalam Wilayah dan merupakan basis dari masing masing partai politik peserta. Dalam pelaksanaan anggota tidak 3. Adanya Pemilihan legislatif kecenderungan yang sikap negatif masyarakat terhadap partai Umum Kepala Daerah (Pemilukada) politik selain ketiga diusungnya yang disebabkan karena wilayah tersebut juga berpotensi terjadi janji politik ketika kampanye sering konflik antar pendukung parpol. tidak terealisasi. rawan Hasil pelanggaran, pengamatan pada maupun kandidat yang saat menjelang pemilihan anggota legislatif Permasalahan ada partai politik pada pemilu tahun 2014 ditemukan menunjukkan beberapa permasalahan antara lain: melalui calon anggota legislatif yang 1. Adanya mewakilinya pemahaman masyarakat bahwa yang belum dapat tentang politik yang rendah yang menyelenggarakan pendidikan politik disebabkan karena latar belakang yang ideal bagi masyarakat. Tumbuh- pendidikan tamatan kembangnya demokrasi, tentu akan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah tergantung pada proses dan kemampuan Menengah Pertama (SMP) juga partai politik maupun calon anggota kondisi ekonomi legislatif bawah, menjadikan mayoritas menengah ke masyarakat dalam mewujudkan pendidikan politik yang cerdas bagi rentan terhadap upaya mobilisasi masyarakat. politik dimaksudkan agar masyarakat tak lagi maupun terpaan money Pendidikan politik 184 Proses Pendidikan Politik Masyarakat dalam...........(Emi Rachmawati) SOSIOHUMANITAS, XVII (2), Agustus 2015 jadi obyek yang didominasi untuk adalah pendidikan politik dalam arti keperluan sesaat parpol.Lebih dari itu, sempit. pendidikan politik kepada masyarakat Menurut Surbakti (1999), dalam diharapkan bisa mengubah cara berpikir memberikan yang pemikiran pendidikan politik harus dijelaskan Dengan terlebih dahulu mengenai sosialisasi demikian, masyarakat sadar akan hak politik. Sosialisasi politik dibagi dua dan kewajiban, serta tanggung jawab yaitu mereka dalam kehidupan berbangsa dan indoktrinasi bernegara. politik lama masyarakat menuju yang Berdasarkan baru. latar belakang pengertian pendidikan politik politik. di dan Pendidikan merupakan dialogik tentang suatu antara proses pemberi dan masalah tersebut di atas, dirumuskan penerima pesan. Melalui proses ini masalah : para anggota masyarakat mengenal 1. Bagaimana pendidikan politik yang dan mempelajari nilai-nilai, norma- dilakukan oleh calon legislatif di norma, wilayah Kecamatan Bojongsoang, negaranya dari berbagai pihak dalam Daerah pemilihan III Kabupaten sistem Bandung. pemerintah, dan partai politik. 2. Faktor apa saja yang mendukung dan simbol-simbol politik Alfian seperti (1981) sekolah, mengatakan dan menghambat pendidikan politik bahwa yang dilakukan oleh calon legislatif diartikan sebagai usaha yang sadar di Kecamatan untuk mengubah proses sosialisasi Bojongsoang, Daerah pemilihan III politik masyarakat sehingga mereka Kabupaten Bandung. memahami wilayah pendidikan politik dan politik menghayati dapat betul nilai-nilai yang terkandung dalam TINJAUAN PUSTAKA sistem politik yang ideal yang hendak Istilah pendidikan politik sering disamakan dengan istilah sosialisasi politik (political socialization). Oleh karena itu, dengan menggunakan dibangun. Substansi kurikulum pendidikan politik menurut Brownhill dan Smart (1989) terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu: Dengan kata lain, sosialisasi politik 185 Proses Pendidikan Politik Masyarakat dalam...........(Emi Rachmawati) SOSIOHUMANITAS, XVII (2), Agustus 2015 1. Pengetahuan, yang pengetahuan pengetahuan terdiri dari profesional, praktikal dan keterampilan tindakan dan keterampilan komunikasi. 3. Sikap dan nilai-nilai prosedural. pemahaman. Berdasarkan uraian di atas, maka 2. Keterampilan, yang terdiri dari keterampilan intelektual, penulis menggambarkan kerangka pemikiran model seperti di gambarkan pada Gambar 1. Kampanye Calon Anggota Legislatif Dapil III - Dapil I UU No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik Proses Pendidikan Politik Masyarakat - pengetahuan politik - sikap politik - perilaku politik Optimalisasi Pendidikan Politik Masyarakat dalam Pemilu Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian METODE PENELITIAN Metode penelitan yang digunakan tetapi berangkat dari kasus atau pengalaman. dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan analisis yang bersifat deskriptif melalui metode kualitatif, maka data yang didapat lebih lengkap, PEMBAHASAN Pendidikan Politik Masyarakat Dalam pelaksanaan kampanye lebih mendalam, kredibel dan bermakna calon legislatif di Daerah Pemilihan III sehingga tujuan dapat dicapai. Chaedar Kecamatan Bojongsoang Kabupaten (2003) menyatakan bahwa penelitian Bandung, proses pendidikan politik kualitatif tidak berangkat dari teori, masyarakatnya dilakukan analisis 186 Proses Pendidikan Politik Masyarakat dalam...........(Emi Rachmawati) SOSIOHUMANITAS, XVII (2), Agustus 2015 melalui pendekatan aplikasi teori legislatif Dapil III pada umumnya ialah pendidikan politik dengan melakukan dengan cara-cara mendengarkan apa yang disampaikan pemberian pengetahuan politik dan sikap politik mengikuti kampanye dan oleh para calon legislatif (caleg). Ada Pemberian pengetahuan politik tidaknya perubahan dari masyarakat para calon legislatif atau partai politik tergantung dari isi kampanye dapat tidak dimengerti secara kepada khusus memfokuskan peningkatan pengetahuan dan dipahami oleh masyarakat atau tidak. Masyarakat akan masyarakat akan pentingnya politik. memilih Fokus kampanye yang lebih sering kampanye disuarakan oleh calon legislatif adalah masyarakat yang mempunyai faham tentang dan ideologi sama serta meyakini caleg masalah ekonomi, yaitu kesejahteraan masyarakat marjinal. untuk menjadi tersebut bisa kalau menyentuh isi hati tersebut akan menjadi wakilnya di Calon legislatif terlalu fokus pada ambisinya caleg anggota parlemen. Mengenai perilaku parlemen sehingga mereka lupa bahwa dalam yang proses Bojongsoang Kabupaten Bandung, ada kampanye yaitu memberi pendidikan beberapa faktor yang menjadi dasar politik kepada masyarakat. Masyarakat mereka tidak banyak menerima pengetahuan antaranya: tentang 1. Faktor ekonomi. terpenting arti Masyarakat pentingnya digiring berpartisipasi suaranya dalam untuk memberikan dengan informasi pemilu. berpolitik berpartisipasi, ikut Masyarakat hak apabila yang didapatkan hanya melalui selebaran, poster, dan media cetak saja. di masyarakat mau ada Kecamatan yaitu di berpartisipasi iming-iming uang (transaksional). 2. Kesadaran dan kemauan untuk berpolitik: Keacuhan berpolitik adalah akibat politik yang dijadikan sandaran Sikap Politik Sikap masyarakat di Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung pada saat mengikuti kampanye masyarakat hanya menjadi catatan tanpa jadi kenyataan. pemilu 187 Proses Pendidikan Politik Masyarakat dalam...........(Emi Rachmawati) SOSIOHUMANITAS, XVII (2), Agustus 2015 Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Proses Pendidikan Politik Masyarakat mempengaruhi masyarakat merupakan bagian yang dikenal dan tidak dapat dipisahkan dari program Dasar Hukum proses pendidikan politik masyarakat adalah: dalam 1. Undang-Undang Republik Indonesian Nomor 8 tahun 2012 tentang pemilihan umum anggota DPR, DPRD mengatur dan DPD beberapa yang perubahan pokok tentang Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan pelayanan masyarakat, antara lain Rakyat Daerah, khususnya yang berkaitan dengan penyempurnaan tahapan penyelenggaraan Pemilu, bentuk pemberitaan majalah, poster, iklan di televisi, radio, komunikasi dengan pemuka masyarakat, dan selebaran selebaran. Kampanye komunikasi itu mempunyai memberitahu, memotivasi tujuan untuk membujuk perubahan dan perilaku khalayak. 2. Masyarakat mendapatkan sebenarnya belum pendidikan politik yang ideal dari para politisi yang sekarang 2. Undang-Undang Nomor 2 tahun berbagai menjadi pemimpin maupun wakilnya di parlemen. 2008 pasal 1 ayat 4 Pendidikan Politik adalah proses pembelajaran dan pemahaman tentang hak, kewajiban, dan tanggung jawab setiap warga kehidupan negara dalam berbangsa dan bernegara. Sedangkan hal-hal yang dianggap menghambat dalam proses pendidikan politik masyarakat antara lain: 1. Faktor non teknis, yaitu sulitnya calon legislatif masuk ke suatu daerah yang seakan sudah di klaim milik Perlunya proses pendidikan politik diperlukan antara lain karena: 1. Kajian secara memberi kampanye teoritis komunikasi bertujuan informasi untuk dan partai tertentu. menggambarkan Hal ini seolah-olah masyarakat sudah dikotak-kotakan milik partai tertentu. 2. Letak jangkau geografis yang khususnya sulit di masyarakat 188 Proses Pendidikan Politik Masyarakat dalam...........(Emi Rachmawati) SOSIOHUMANITAS, XVII (2), Agustus 2015 yang berada jauh di pelosok sering masyarakat tidak tersentuh langsung oleh calon Kampanye Pemilu legislatif di Dapil III legislatif ataupun partai politik. Kecamatan Bojongsoang Kabupaten 3. Kejenuhan masyarakat terhadap pada penyelenggaraan Bandung masih jauh dari harapan pemilu karena seringnya pemilu masyarakat. digelar mulai dari pemilihan Kepala pendekatan teori pendidikan politik dari Daerah, pemilu legislatif, pemilihan Brownhill Kepala menunjukkan bahwa: Desa bahkan sampai pemilihan RT/RW. kesadaran berpartisipasi. bisa memicu untuk Kondisi kebanyakan (1989) yang oleh calon anggota legislatif atau partai politik tidak secara khusus demikian memfokuskan kepada peningkatan tingginya Kecamatan Smart, ikut angka golput. 5. Masyarakat dan melalui 1. Pendidikan politik yang diberikan 4. Masyarakat yang pragmatis tanpa didasari Analisis berada di Bojongsoang mempunyai latar pengetahuan masyarakat pentingnya politik. kampanye yang akan Fokus lebih sering disuarakan oleh calon legislatif adalah tentang masalah ekonomi, belakang pendidikan hanya tamatan yaitu SMP, maka pemahaman politiknya marjinal. Dalam kampanye calon kurang baik. Selain itu dengan legislatif kondisi masyarakat yang sebagian legislatif lebih banyak berisi ajakan berada untuk mendukung dirinya menjadi pada kondisi menengah kebawah maka kecenderungan yang ada adalah kerentanan dengan terpaan money politic. kesejahteraan dari masyarakat beberapa calon anggota legislatif. 2. Pada konteks Sikap Politik, pedidikan politik yang diberikan oleh calon anggota legislatif kepada KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan masyarakat pada saat menghadapi kampanye, menghasilan dua jenis sikap Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pendidikan politik masyarakat yakni sikap positip dan negatif. Masyarakat yang memiliki sikap positif 189 Proses Pendidikan Politik Masyarakat dalam...........(Emi Rachmawati) SOSIOHUMANITAS, XVII (2), Agustus 2015 terhadap pendidikan politik pada dalam umumnya politik masyarakat antara lain: merespon pemahamannya tergantung terhadap meningkatkan pendidikan isi a. Mengadakan simulasi pemilu kampanye yang disampaikan oleh dari tingkat kecamatan sampai calon legislatif. Adapun masyarakat tingkat desa dengan bekerja yang pada sama oleh setempat. bersikap negatif umumnya disebabkan penilaian negatif kapabilitas materi b. Merangkul tokoh, masyarakat, cara tokoh agama, tokoh pemuda kampanye calon legislatif. 3. Pada konteks yang berpengaruh. c. Membuka Perilaku Politik tingkat masyarakat melalui pendidikan politik dapat dilihat dari historis dan teoritis. mereka penyelenggaraan dalam d. Kegiatan kampanye. kepada Masyarakat pada kategori ekonomi menengah cenderung keatas positif ketika pendekatan faktual, pendidikan masyarakat politik dikemas semenarik mungkin. responnya atau aktif meneruskan kembali informasi yang didapatkan partisipasi selebar-lebarnya masyarakat sebagai dimensi dari keterlibatan pemerintah terhadap maupun penyampaian dengan 1. Untuk mendapatkan hasil yang dalam optimal dalam hal ini peningkatan undangan sosialisasi dalam usaha pemahaman masyarakat terhadap meningkatkan politik, masyarakat hadir Saran pemahaman para calon pendidikan anggota legislatif bekerja sama politik. Masyarakat menengah ke dengan pihak-pihak yang kompeten bawah tentang seyogyanya cenderung cenderung tidak pasif dan menindak- lanjutinya. 4. Upaya yang dalam memberikan pengetahuan politik khusus kepada masyarakat tentang pentingnya mengetahui hak dilakukan calon dan kewajiban warga negara jauh legislatif untuk mengatasi hambatan sebelum masa kampanye Pemilihan Umum legislatif. 190 Proses Pendidikan Politik Masyarakat dalam...........(Emi Rachmawati) SOSIOHUMANITAS, XVII (2), Agustus 2015 2. Untuk mengatasi masalah interaktif atau kuis. Hal tersebut kurangnya tingkat partisipasi pada diharapkan pemilih melalui pendidikan politik, pandangan baru bagi masyarakat sebaiknya para calon legislatif lebih bahwa politik itu bisa menjadi giat melakukan berbagai kegiatan sesuatu hal yang menarik untuk bisa sosialisasi dan kerjasama dengan dikenal, dipelajari dan digali. semua agen sosial yang terkait dapat 5. Seyogyanya memberikan adanya dukungan (seperti LSM, Media cetak dan finansial yang mencukupi karena elektronik ataupun tenaga pengajar kegiatan dalam rangka pendidikan pendidikan) secara berkelanjutan, politik terhambat dengan anggaran tidak hanya pada saat menghadapi yang Pemilihan Umum saja. semua program sosialisasi yang 3. Dalam usaha untuk mencapai kurang bisa mendukung telah dicanangkan. optimalisasi partisipasi masyarakat 6. Seyogyanya aktivitas pendidikan dalam pendidikan politik harus politik yang dilakukan oleh calon didukung dengan legislatif maupun partai manusia yang sumber Hal secara diperlukan agar bisa menghadapi sehingga masyarakat berbagai tantangan seperti budaya paham dan lebih mengerti tentang sosial daerah setempat yang selama politik yang berujung pada tingkat ini partisipasi jenuh ini politik dilakukan cenderung baik. daya pada pelaksanaan pemilu dengan segala berkelanjutan masyarakat menjadi dalam pemilu legislatif. konflik dan konstalasi politik yang senantiasa mengikuti setiap DAFTAR PUSTAKA kegiatan tersebut. 4. Sumber daya manusia yang berkualitas juga diharapkan dapat memberikan pola-pola baru dalam sosialisasi pendidikan politik dengan kemasan yang menarik bagi masyarakat, misalnya dengan dialog Alfian (1981), Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia, Jakarta: Gramedia Alwasilah. C. (2003). Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Jaya. 191 Proses Pendidikan Politik Masyarakat dalam...........(Emi Rachmawati) SOSIOHUMANITAS, XVII (2), Agustus 2015 Brownhill, R. & Smart, P. (1989). Political Education. London and New York: Routledge Surbakti, R. (1999). Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia Dokumen dan Sumber Lain Undang-Undang Republik Indonesia No.2 Tahun 2008 tentang Partai Politik Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum anggota DPR, DPRD dan DPD 192