182 PROSES PENDIDIKAN POLITIK MASYARAKAT

advertisement
Proses Pendidikan Politik Masyarakat dalam...........(Emi Rachmawati)
SOSIOHUMANITAS, XVII (2), Agustus 2015
PROSES PENDIDIKAN POLITIK MASYARAKAT DALAM
KAMPANYE CALON ANGGOTA LEGISLATIF PADA PEMILU 2014
(Studi kasus di Kecamatan Bojongsoang Daerah Pemilihan III
Kabupaten Bandung)
Oleh:
Emi Rachmawati
Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Langlangbuana
Email: [email protected]
ABSTRAK
Pendidikan politik bagi masyarakat merupakan hal yang sangat menarik untuk
diketahui. Melalui proses ini para anggota masyarakat mengenal dan mempelajari nilainilai, norma-norma, dan simbol-simbol politik negaranya dari berbagai pihak dalam
sistem politik seperti sekolah, pemerintah dan partai politik. Pendidikan politik
mengajarkan masyarakat untuk lebih mengenal sistem politik negaranya secara
sistematis, berkesinambungan dan menyeluruh bagi setiap warganegara dalam rangka
membentuk warganegara yang baik (good citizen) yaitu warganegara yang melek
politik (political literacy), memiliki kesadaran politik (political awareness), dan
berpartisipasi dalam kehidupan politik (political participation) secara cerdas dan
bertanggung jawab. Seperti yang di sebutkan dalam pasal 31 UU No. 2 Tahun 2008
tentang partai politik yang menyebutkan bahwa pendidikan politik merupakan proses
pembelajaran dan pemahaman tentang hak, kewajiban, dan tanggung jawab setiap
warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang pada gilirannya akan
mendorong ke arah terbangunnya etika dan budaya politik sesuai dengan Pancasila.
Pendidikan politik akan mempengaruhi perilaku politik masyarakat dan perilaku politik
itu pada akhirnya akan mewarnai perilaku sosio-kultural masyarakat. Salah satu
indikator keberhasilan pendidikan politik terletak pada perilaku sosio-kultural
masyarakat itu sendiri. Semakin konstruktif perilaku sosio-kultural maka semakin
efektif pendidikan politik yang di selenggarakan.
Kata Kunci: Pendidikan Politik, Kampanye Politik
ABSTRACT
Political education of the people is always very interesting to know. Through this
process, community members recognize and learn the values, norms, and symbols of
the country's political parties in the political system such as schools, government and
political parties. Political education teaches people to become more familiar with its
political system in a systematic, continuous and comprehensive way. Its goals are to
establish good citizens who are politically literate, have a political consciousness and
also participate in political life intelligently and responsibly. As mentioned in article 31
of Law No. 2 of 2008 on political parties, political education is a process of learning
182
Proses Pendidikan Politik Masyarakat dalam...........(Emi Rachmawati)
SOSIOHUMANITAS, XVII (2), Agustus 2015
and understanding of the rights, obligations and responsibilities of every citizen in the
life of the nation, which in turn will lead to the establishment of ethics and political
culture in accordance with Pancasila. Political education will affect people's political
behavior and that eventually will characterize the behavior of the socio-cultural
community. One indicator of the success of political education lies in the socio-cultural
behavior of the people themselves. The more constructive socio-cultural behavior, the
more effective political education was held.
Keywords: Political Education, Political Campaign
PENDAHULUAN
Partai
Pendidikan
Politik
dan
Pemilu
memiliki keterkaitan yang erat di mana
keterkaitan
langsung
tersebut
akan
mengarahkan
secara
masyarakat
untuk ikut berpartisipasi dalam pemilu.
Disinilah diperlukan adanya pendidikan
politik kepada masyarakat khususnya
oleh
partai
politik
melalui
calon
anggota legislatif yang mewakilinya.
Partai politik sebagai pemain pada
barisan terdepan berkewajiban untuk
melakukan pendidikan politik bagi
rakyat. Sedangkan pendidikan politik
disini bukan hanya dimaknai sebagai
proses sepihak ketika partai politik
memobilisasi dan memanipulasi rakyat
untuk menerima nilai, norma, maupun
simbol yang dianggapnya ideal dan
baik, seperti yang terjadi di negaranegara yang menganut sistem politik
totaliter.
politik
merupakan
proses pembelajaran dan pemahaman
tentang hak, kewajiban, dan tanggung
jawab setiap warga negara dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Jika
dikaitkan
dengan
partai
politik, pendidikan politik bisa diartikan
sebagai usaha sadar dan sistematis
dalam
mentransformasikan
segala
sesuatu yang terkait dengan perjuangan
partai
politik
tersebut
kepada
konstituennya agar mereka sadar akan
peran dan fungsi, serta hak dan
kewajibannya sebagai warga negara.
Fenomena umum yang terjadi
dewasa
ini
menunjukkan
gejala
masyarakat yang cenderung jenuh dan
apatis,tidak menganggap pentingnya
sebuah
partai
sebagai
salah
satu
institusi yang di butuhkan di dalam
kehidupan berdemokrasi. Sebagai salah
satu contoh bahwa masyarakat apatis
183
Proses Pendidikan Politik Masyarakat dalam...........(Emi Rachmawati)
SOSIOHUMANITAS, XVII (2), Agustus 2015
adalah tingginya angka apatisme politik
politic
warga (golput).
Pemilu legislatif.
Menurut hasil pemilu tahun 2014
2. Apatisme
di wilayah Kecamatan Bojongsoang,
proses
Daerah
memilih
Pemilihan
(Dapil)
III
dalam
penyelenggaraan
yang tinggi
politik
terhadap
sehingga
partai
politik
maupun
Kabupaten Bandung ini merupakan
calon
salah satu kecamatan dengan katagori
mewakilinya. Hal ini disebabkan
rawan
pemilu
karena masyarakat berfikir apapun/
Kecamatan
siapapun partai politik yang menang
Bojongsoang banyak berdiri pabrik-
tidak akan ada perubahan yang
pabrik
signifikan bagi kehidupan mereka.
kampanye
legislatif.
dalam
Wilayah
dan
merupakan
basis
dari
masing masing partai politik peserta.
Dalam
pelaksanaan
anggota
tidak
3. Adanya
Pemilihan
legislatif
kecenderungan
yang
sikap
negatif masyarakat terhadap partai
Umum Kepala Daerah (Pemilukada)
politik
selain
ketiga
diusungnya yang disebabkan karena
wilayah tersebut juga berpotensi terjadi
janji politik ketika kampanye sering
konflik antar pendukung parpol.
tidak terealisasi.
rawan
Hasil
pelanggaran,
pengamatan
pada
maupun
kandidat
yang
saat
menjelang pemilihan anggota legislatif
Permasalahan
ada
partai
politik
pada pemilu tahun 2014 ditemukan
menunjukkan
beberapa permasalahan antara lain:
melalui calon anggota legislatif yang
1. Adanya
mewakilinya
pemahaman
masyarakat
bahwa
yang
belum
dapat
tentang politik yang rendah yang
menyelenggarakan pendidikan politik
disebabkan karena latar belakang
yang ideal bagi masyarakat. Tumbuh-
pendidikan
tamatan
kembangnya demokrasi, tentu akan
Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah
tergantung pada proses dan kemampuan
Menengah Pertama (SMP) juga
partai politik maupun calon anggota
kondisi
ekonomi
legislatif
bawah,
menjadikan
mayoritas
menengah
ke
masyarakat
dalam
mewujudkan
pendidikan politik yang cerdas bagi
rentan terhadap upaya mobilisasi
masyarakat.
politik
dimaksudkan agar masyarakat tak lagi
maupun
terpaan
money
Pendidikan
politik
184
Proses Pendidikan Politik Masyarakat dalam...........(Emi Rachmawati)
SOSIOHUMANITAS, XVII (2), Agustus 2015
jadi obyek yang didominasi untuk
adalah pendidikan politik dalam arti
keperluan sesaat parpol.Lebih dari itu,
sempit.
pendidikan politik kepada masyarakat
Menurut Surbakti (1999), dalam
diharapkan bisa mengubah cara berpikir
memberikan
yang
pemikiran
pendidikan politik harus dijelaskan
Dengan
terlebih dahulu mengenai sosialisasi
demikian, masyarakat sadar akan hak
politik. Sosialisasi politik dibagi dua
dan kewajiban, serta tanggung jawab
yaitu
mereka dalam kehidupan berbangsa dan
indoktrinasi
bernegara.
politik
lama
masyarakat
menuju
yang
Berdasarkan
baru.
latar
belakang
pengertian
pendidikan
politik
politik.
di
dan
Pendidikan
merupakan
dialogik
tentang
suatu
antara
proses
pemberi
dan
masalah tersebut di atas, dirumuskan
penerima pesan. Melalui proses ini
masalah :
para anggota masyarakat mengenal
1. Bagaimana pendidikan politik yang
dan mempelajari nilai-nilai, norma-
dilakukan oleh calon legislatif di
norma,
wilayah Kecamatan Bojongsoang,
negaranya dari berbagai pihak dalam
Daerah pemilihan III Kabupaten
sistem
Bandung.
pemerintah, dan partai politik.
2. Faktor apa saja yang mendukung
dan simbol-simbol
politik
Alfian
seperti
(1981)
sekolah,
mengatakan
dan menghambat pendidikan politik
bahwa
yang dilakukan oleh calon legislatif
diartikan sebagai usaha yang sadar
di
Kecamatan
untuk mengubah proses sosialisasi
Bojongsoang, Daerah pemilihan III
politik masyarakat sehingga mereka
Kabupaten Bandung.
memahami
wilayah
pendidikan
politik
dan
politik
menghayati
dapat
betul
nilai-nilai yang terkandung dalam
TINJAUAN PUSTAKA
sistem politik yang ideal yang hendak
Istilah pendidikan politik sering
disamakan dengan istilah sosialisasi
politik (political socialization). Oleh
karena
itu,
dengan
menggunakan
dibangun.
Substansi
kurikulum
pendidikan politik menurut Brownhill
dan Smart (1989) terbagi ke dalam tiga
bagian, yaitu:
Dengan kata lain, sosialisasi politik
185
Proses Pendidikan Politik Masyarakat dalam...........(Emi Rachmawati)
SOSIOHUMANITAS, XVII (2), Agustus 2015
1. Pengetahuan,
yang
pengetahuan
pengetahuan
terdiri
dari
profesional,
praktikal
dan
keterampilan
tindakan
dan
keterampilan komunikasi.
3. Sikap dan nilai-nilai prosedural.
pemahaman.
Berdasarkan uraian di atas, maka
2. Keterampilan, yang terdiri dari
keterampilan
intelektual,
penulis
menggambarkan
kerangka
pemikiran
model
seperti
di
gambarkan pada Gambar 1.
Kampanye Calon Anggota
Legislatif Dapil III
- Dapil I
UU No. 2 Tahun 2008
tentang Partai Politik
Proses Pendidikan Politik
Masyarakat
- pengetahuan politik
- sikap politik
- perilaku politik
Optimalisasi Pendidikan
Politik Masyarakat dalam
Pemilu
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
METODE PENELITIAN
Metode penelitan yang digunakan
tetapi
berangkat
dari
kasus
atau
pengalaman.
dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif dengan analisis yang bersifat
deskriptif melalui metode kualitatif,
maka data yang didapat lebih lengkap,
PEMBAHASAN
Pendidikan Politik Masyarakat
Dalam
pelaksanaan
kampanye
lebih mendalam, kredibel dan bermakna
calon legislatif di Daerah Pemilihan III
sehingga tujuan dapat dicapai. Chaedar
Kecamatan Bojongsoang Kabupaten
(2003) menyatakan bahwa penelitian
Bandung, proses pendidikan politik
kualitatif tidak berangkat dari teori,
masyarakatnya
dilakukan
analisis
186
Proses Pendidikan Politik Masyarakat dalam...........(Emi Rachmawati)
SOSIOHUMANITAS, XVII (2), Agustus 2015
melalui
pendekatan
aplikasi
teori
legislatif Dapil III pada umumnya ialah
pendidikan politik dengan melakukan
dengan
cara-cara
mendengarkan apa yang disampaikan
pemberian
pengetahuan
politik dan sikap politik
mengikuti
kampanye
dan
oleh para calon legislatif (caleg). Ada
Pemberian pengetahuan politik
tidaknya perubahan dari masyarakat
para calon legislatif atau partai politik
tergantung dari isi kampanye dapat
tidak
dimengerti
secara
kepada
khusus
memfokuskan
peningkatan
pengetahuan
dan
dipahami
oleh
masyarakat atau tidak. Masyarakat akan
masyarakat akan pentingnya politik.
memilih
Fokus kampanye yang lebih sering
kampanye
disuarakan oleh calon legislatif adalah
masyarakat yang mempunyai faham
tentang
dan ideologi sama serta meyakini caleg
masalah
ekonomi,
yaitu
kesejahteraan masyarakat marjinal.
untuk
menjadi
tersebut
bisa
kalau
menyentuh
isi
hati
tersebut akan menjadi wakilnya di
Calon legislatif terlalu fokus pada
ambisinya
caleg
anggota
parlemen.
Mengenai
perilaku
parlemen sehingga mereka lupa bahwa
dalam
yang
proses
Bojongsoang Kabupaten Bandung, ada
kampanye yaitu memberi pendidikan
beberapa faktor yang menjadi dasar
politik kepada masyarakat. Masyarakat
mereka
tidak banyak menerima pengetahuan
antaranya:
tentang
1. Faktor ekonomi.
terpenting
arti
Masyarakat
pentingnya
digiring
berpartisipasi
suaranya
dalam
untuk
memberikan
dengan
informasi
pemilu.
berpolitik
berpartisipasi,
ikut
Masyarakat
hak
apabila
yang
didapatkan hanya melalui selebaran,
poster, dan media cetak saja.
di
masyarakat
mau
ada
Kecamatan
yaitu
di
berpartisipasi
iming-iming
uang
(transaksional).
2. Kesadaran
dan
kemauan
untuk
berpolitik:
Keacuhan berpolitik adalah akibat
politik yang dijadikan sandaran
Sikap Politik
Sikap masyarakat di Kecamatan
Bojongsoang Kabupaten Bandung pada
saat
mengikuti
kampanye
masyarakat hanya menjadi catatan
tanpa jadi kenyataan.
pemilu
187
Proses Pendidikan Politik Masyarakat dalam...........(Emi Rachmawati)
SOSIOHUMANITAS, XVII (2), Agustus 2015
Faktor Pendukung dan Penghambat
dalam Proses Pendidikan Politik
Masyarakat
mempengaruhi
masyarakat
merupakan bagian yang dikenal dan
tidak dapat dipisahkan dari program
Dasar Hukum proses pendidikan
politik masyarakat adalah:
dalam
1. Undang-Undang
Republik
Indonesian Nomor 8 tahun 2012
tentang pemilihan umum anggota
DPR,
DPRD
mengatur
dan
DPD
beberapa
yang
perubahan
pokok tentang Pemilu Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah dan Dewan
Perwakilan
pelayanan masyarakat, antara lain
Rakyat
Daerah,
khususnya yang berkaitan dengan
penyempurnaan
tahapan
penyelenggaraan Pemilu,
bentuk
pemberitaan
majalah,
poster,
iklan
di
televisi, radio, komunikasi dengan
pemuka masyarakat, dan selebaran
selebaran. Kampanye komunikasi
itu
mempunyai
memberitahu,
memotivasi
tujuan
untuk
membujuk
perubahan
dan
perilaku
khalayak.
2. Masyarakat
mendapatkan
sebenarnya
belum
pendidikan
politik
yang ideal dari para politisi yang
sekarang
2. Undang-Undang Nomor 2 tahun
berbagai
menjadi
pemimpin
maupun wakilnya di parlemen.
2008 pasal 1 ayat 4 Pendidikan
Politik adalah proses pembelajaran
dan
pemahaman
tentang
hak,
kewajiban, dan tanggung jawab
setiap
warga
kehidupan
negara
dalam
berbangsa
dan
bernegara.
Sedangkan hal-hal yang dianggap
menghambat dalam proses pendidikan
politik masyarakat antara lain:
1. Faktor non teknis, yaitu sulitnya
calon legislatif masuk ke suatu
daerah yang seakan sudah di klaim
milik
Perlunya
proses
pendidikan
politik diperlukan antara lain karena:
1. Kajian
secara
memberi
kampanye
teoritis
komunikasi
bertujuan
informasi
untuk
dan
partai
tertentu.
menggambarkan
Hal
ini
seolah-olah
masyarakat sudah dikotak-kotakan
milik partai tertentu.
2. Letak
jangkau
geografis
yang
khususnya
sulit
di
masyarakat
188
Proses Pendidikan Politik Masyarakat dalam...........(Emi Rachmawati)
SOSIOHUMANITAS, XVII (2), Agustus 2015
yang berada jauh di pelosok sering
masyarakat
tidak tersentuh langsung oleh calon
Kampanye Pemilu legislatif di Dapil III
legislatif ataupun partai politik.
Kecamatan Bojongsoang Kabupaten
3. Kejenuhan
masyarakat
terhadap
pada
penyelenggaraan
Bandung masih jauh dari harapan
pemilu karena seringnya pemilu
masyarakat.
digelar mulai dari pemilihan Kepala
pendekatan teori pendidikan politik dari
Daerah, pemilu legislatif, pemilihan
Brownhill
Kepala
menunjukkan bahwa:
Desa
bahkan
sampai
pemilihan RT/RW.
kesadaran
berpartisipasi.
bisa
memicu
untuk
Kondisi
kebanyakan
(1989)
yang
oleh calon anggota legislatif atau
partai politik tidak secara khusus
demikian
memfokuskan kepada peningkatan
tingginya
Kecamatan
Smart,
ikut
angka
golput.
5. Masyarakat
dan
melalui
1. Pendidikan politik yang diberikan
4. Masyarakat yang pragmatis tanpa
didasari
Analisis
berada
di
Bojongsoang
mempunyai
latar
pengetahuan
masyarakat
pentingnya
politik.
kampanye
yang
akan
Fokus
lebih
sering
disuarakan oleh calon legislatif
adalah tentang masalah ekonomi,
belakang pendidikan hanya tamatan
yaitu
SMP, maka pemahaman politiknya
marjinal. Dalam kampanye calon
kurang baik. Selain itu dengan
legislatif
kondisi masyarakat yang sebagian
legislatif lebih banyak berisi ajakan
berada
untuk mendukung dirinya menjadi
pada
kondisi
menengah
kebawah maka kecenderungan yang
ada
adalah
kerentanan
dengan
terpaan money politic.
kesejahteraan
dari
masyarakat
beberapa
calon
anggota legislatif.
2. Pada
konteks
Sikap
Politik,
pedidikan politik yang diberikan
oleh calon anggota legislatif kepada
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
masyarakat pada saat menghadapi
kampanye, menghasilan dua jenis
sikap
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa pendidikan politik
masyarakat
yakni
sikap
positip dan negatif. Masyarakat
yang
memiliki
sikap
positif
189
Proses Pendidikan Politik Masyarakat dalam...........(Emi Rachmawati)
SOSIOHUMANITAS, XVII (2), Agustus 2015
terhadap pendidikan politik pada
dalam
umumnya
politik masyarakat antara lain:
merespon
pemahamannya
tergantung
terhadap
meningkatkan
pendidikan
isi
a. Mengadakan simulasi pemilu
kampanye yang disampaikan oleh
dari tingkat kecamatan sampai
calon legislatif. Adapun masyarakat
tingkat desa dengan bekerja
yang
pada
sama
oleh
setempat.
bersikap
negatif
umumnya
disebabkan
penilaian
negatif
kapabilitas
materi
b. Merangkul tokoh, masyarakat,
cara
tokoh agama, tokoh pemuda
kampanye
calon legislatif.
3. Pada
konteks
yang berpengaruh.
c. Membuka
Perilaku
Politik
tingkat
masyarakat
melalui
pendidikan politik dapat dilihat dari
historis dan teoritis.
mereka
penyelenggaraan
dalam
d. Kegiatan
kampanye.
kepada
Masyarakat pada kategori ekonomi
menengah
cenderung
keatas
positif
ketika
pendekatan
faktual,
pendidikan
masyarakat
politik
dikemas
semenarik mungkin.
responnya
atau
aktif
meneruskan kembali informasi yang
didapatkan
partisipasi
selebar-lebarnya
masyarakat sebagai dimensi dari
keterlibatan
pemerintah
terhadap
maupun
penyampaian
dengan
1. Untuk mendapatkan hasil yang
dalam
optimal dalam hal ini peningkatan
undangan sosialisasi dalam usaha
pemahaman masyarakat terhadap
meningkatkan
politik,
masyarakat
hadir
Saran
pemahaman
para
calon
pendidikan
anggota legislatif bekerja sama
politik. Masyarakat menengah ke
dengan pihak-pihak yang kompeten
bawah
tentang
seyogyanya
cenderung
cenderung
tidak
pasif
dan
menindak-
lanjutinya.
4. Upaya
yang
dalam
memberikan
pengetahuan
politik khusus kepada masyarakat
tentang pentingnya mengetahui hak
dilakukan
calon
dan kewajiban warga negara jauh
legislatif untuk mengatasi hambatan
sebelum masa kampanye Pemilihan
Umum legislatif.
190
Proses Pendidikan Politik Masyarakat dalam...........(Emi Rachmawati)
SOSIOHUMANITAS, XVII (2), Agustus 2015
2. Untuk
mengatasi
masalah
interaktif atau kuis. Hal tersebut
kurangnya tingkat partisipasi pada
diharapkan
pemilih melalui pendidikan politik,
pandangan baru bagi masyarakat
sebaiknya para calon legislatif lebih
bahwa politik itu bisa menjadi
giat melakukan berbagai kegiatan
sesuatu hal yang menarik untuk bisa
sosialisasi dan kerjasama dengan
dikenal, dipelajari dan digali.
semua agen sosial yang terkait
dapat
5. Seyogyanya
memberikan
adanya
dukungan
(seperti LSM, Media cetak dan
finansial yang mencukupi karena
elektronik ataupun tenaga pengajar
kegiatan dalam rangka pendidikan
pendidikan) secara berkelanjutan,
politik terhambat dengan anggaran
tidak hanya pada saat menghadapi
yang
Pemilihan Umum saja.
semua program sosialisasi yang
3. Dalam
usaha
untuk
mencapai
kurang
bisa
mendukung
telah dicanangkan.
optimalisasi partisipasi masyarakat
6. Seyogyanya aktivitas pendidikan
dalam pendidikan politik harus
politik yang dilakukan oleh calon
didukung
dengan
legislatif maupun partai
manusia
yang
sumber
Hal
secara
diperlukan agar bisa menghadapi
sehingga
masyarakat
berbagai tantangan seperti budaya
paham dan lebih mengerti tentang
sosial daerah setempat yang selama
politik yang berujung pada tingkat
ini
partisipasi
jenuh
ini
politik
dilakukan
cenderung
baik.
daya
pada
pelaksanaan pemilu dengan segala
berkelanjutan
masyarakat
menjadi
dalam
pemilu legislatif.
konflik dan konstalasi politik yang
senantiasa
mengikuti
setiap
DAFTAR PUSTAKA
kegiatan tersebut.
4. Sumber
daya
manusia
yang
berkualitas juga diharapkan dapat
memberikan pola-pola baru dalam
sosialisasi
pendidikan
politik
dengan kemasan yang menarik bagi
masyarakat, misalnya dengan dialog
Alfian
(1981),
Pemikiran
dan
Perubahan Politik Indonesia,
Jakarta: Gramedia
Alwasilah. C. (2003). Pokoknya
Kualitatif:
Dasar-dasar
Merancang
dan
Melakukan
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Pustaka Jaya.
191
Proses Pendidikan Politik Masyarakat dalam...........(Emi Rachmawati)
SOSIOHUMANITAS, XVII (2), Agustus 2015
Brownhill, R. & Smart, P. (1989).
Political Education. London and
New York: Routledge
Surbakti, R. (1999). Memahami Ilmu
Politik. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia
Dokumen dan Sumber Lain
Undang-Undang Republik Indonesia
No.2 Tahun 2008 tentang
Partai Politik
Undang-Undang Republik Indonesia
No. 8 Tahun 2012 tentang
Pemilihan Umum anggota
DPR, DPRD dan DPD
192
Download