BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam pembahasan maka, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa upacara adat ka uwi yang dilaksanakan masyarakat desa Zozozea kampung Tera’au merupakan wujud komunikasi antara manusia, Tuhan dan nenek moyang sebagai ungkapan syukur atas hasil yang diperoleh serta pembukaan lahan atau kebun baru untuk menanam sekaligus memohon perlindungan, pemeliharaan dan penjagaan tanaman yang akan ditanam. Dalam setiap tahapan upacara adat ka uwi tersebut mengandung makna bagi kehidupan sehari-hari. Tahap bou adalah tahap mengumpulkan anggota keluarga dan mempersiapkan perlengkapan upacara adat, tahap ini mengandung makna kebersamaan, kekeluargaan diantara anggota keluarga dan mosalaki. Tahap kema nena ka nggua merupakan tahap pelaksanaan nggua ka uwi yang terdiri dari beberapa proses yang harus dilalui antara lain zera tau nggua, koe uwi, dhera dha’o, poto uwi, roro uwi, pedhe uwi dan ka uwi. Tahap ini mempunyai makna kebersamaan, kekeluargaan, ketaatan. Tahap zengi nei merupakan tahap pembersihan peralatan upacara adat ka uwi dan disimpan pada tempatnya, pada tahap ini mau menunjukan 79 setiap peralatan yang telah dipakai disimpan pada tempatnya karena warisan leluhur. Tahap ini mempunyai makna ketaatan dan kebersihan. Tahap teo tanda, tahap ini adalah mosalaki atau tokoh adat menggantungkan tanda larang pada jalan masuk di daerah sekitar nua nggua (kampung adat). Tanda ini mengingatkan warga yang tidak mengikuti upacara adat dilarang masuk kampung adat. 6.2. Saran Bagi tua adat dan masyarakat pelaksana upacara adat ka uwi diharapkan upacara adat ini tetap dipertahankan sebagai warisan leluhur yang syarat akan nilai-nilai sosial budaya Bagi pemerintah daerah setempat diharapkan dapat mempertahankan uwi sebagai pangan lokal. Bagi peneliti lainnya yang ingin meneliti tentang masalah yang sama diharapkan dapat mengkaji lebih dalam lagi setiap proses tahapan upacara adat ka uwi. 80 DAFTAR PUSTAKA Effendi, Onong Uchjana 2001. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya. Franz, Josef Eilers, 1995. Berkomunikasi Antara Budaya.. Ende : Nusa Indah G Lestari, Endang dan Maliki, MA, 2003. Komunikasi yang Efektif. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara. Harjana, M. Agus, 2003. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Jogyakarta : Kanisius. Koentjaraningrat, 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta. Liliweri, Alo, 2004. Dasar-Dasar komunikasi Antar Budaya. Jogyakarta : Pustaka Belajar. Mulyana, Deddy dan Rahmat Jalaluddin, 2001. Komunikasi Antar Budaya. Bandung: Rodakarya. Nurudin, 2004. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta : RajaGrafindo Persada. Pawito, 2007. Penelitian komunikasi Kualitatif. Jogjakarta : Lkis Pelangi Aksara. Rakhmat, Jalaluddin, 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya. Ritzer, George dan Goodman, Doudlas J, 2007. Teori Sosiologi modern. Jakarta : Kencana. Simanjuntak, Parma, 2003. Berkenalan Dengan Antropologi. Jakarta : Erlangga Soekanto, Soerjono, 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : RajaGrafindo Persada. 81 Sumber lain : www.google.com Dokumen hasil seminar SMPN IV Rajawawo 82