I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minuman beralkohol merupakan salah satu jenis hasil fermentasi yang telah ada jauh sebelum Masehi. Wine merupakan salah satu minuman beralkohol. Proses biologis pada pembuatan wine (vinifikasi) merupakan akibat serangkaian transformasi biokimia yang melibatkan peran sejumlah enzim dari beberapa mikroorganisme yang secara alami hidup pada buah anggur, khususnya khamir. Reaksi biokimia yang terjadi selama proses pembuatan wine juga dapat dikatalisis oleh enzim – enzim yang ada dalam cairan buah anggur. Seringkali kinerja enzim dan mikroorganisme yang ada pada buah anggur dalam proses pembuatan wine kurang efisien dan kurang mikroorganisme optimal, komersial sehingga ataupun seringkali enzim dilakukan seperti enzim penambahan pectinase (Moreno dan Polo, 2005). Pada awal fermentasi yang tumbuh adalah khamir aerofilik dan tidak tahan terhadap alkohol seperti anggota genus Kloeckera, Candida, Hansenula, Torulopsis dan Pichia tetapi anggota genus Saccharomyces dan Schizosaccahromyces akan tumbuh dominan dan melakukan fermentasi. Namun demikian, proses fermentasi secara spontan ini banyak kelemahannya, misalnya tidak efisien dan hasil yang diperoleh tidak maksimal. Oleh karena itu, fermentasi menggunakan kultur murni terutama dari strain anggota genus Saccharomyces banyak digunakan dalam fermentasi minuman beralkohol. 1 2 Penelitian ini menggunakan Saccharomyces ellipsoides FNCC 3004, sebagai strain yang banyak digunakan dalam pembuatan anggur. Salah satu keuntungan menggunakan S. ellipsoides adalah mampu hidup pada kadar etanol yang tinggi hingga mencapai 14% (Brock et al, 2000) Minuman beralkohol dapat dibuat dari berbagai macam substrat, salah satunya adalah substrat yang berasal dari buah – buahan. Pada penelitian ini akan dilakukan vinifikasi dari buah salak dengan mengadopsi metode vinifikasi dari buah anggur. Salak memiliki rasa dan aroma yang khas serta mengandung senyawa karbohidrat, tanin, dan asam-asam organik seperti halnya anggur. Salak merupakan buah yang mudah busuk sehingga memiliki waktu simpan yang relatif singkat. Oleh karena itu, penanganan pasca panen yang kurang tepat dapat menyebabkan kerusakan fisiokimia dan fisiologis yang menyebabkan susut pasca panennya bisa mencapai 80% (Muchtar, 2003). Salah satu cara pengolahan yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan buah salak adalah dengan memfermentasikan buah salak menjadi wine yang harga jualnya lebih tinggi daripada harga jual buah salak mentah. Salak dapat digunakan sebagai salah satu substrat wine karena memiliki kandungan gula yang cukup tinggi, aroma yang khas dan rasanya yang unik. Kualitas produk minuman hasil proses fermentasi yang melibatkan aktivitas mikroorganisme ini sangat tergantung pada kualitas substrat yang digunakan, kemampuan mikrobia yang berperan, kondisi lingkungan selama proses fermentasi berlangsung, lamanya pemeraman dan nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme 3 seperti nitrogen, karbon, fosfor, sulfur, kalsium, besi dan magnesium. Selain sumber karbon, mikroorganisme juga memerlukan nitrogen untuk pertumbuhan dan produksi metabolit. Sumber nitrogen yang digunakan dapat berupa nitrogen anorganik seperti: gas amoniak, garam ammonium dan garam nitrat. Nitrogen organik seperti urea, corn steep liquor, ekstrak yeast dan hidrolisat protein juga sering digunakan sebagai sumber nitrogen. Konsentrasi dan sumber nitrogen yang digunakan mempengaruhi pH medium, pertumbuhan, dan aktivitas metabolisme S. cerevisiae. Pada penelitian ini diberikan penambahan nitrogen dalam bentuk diammonium fosfat. Diammonium fosfat merupakan sumber nitrogen anorganik. Selain memiliki kandungan nitrogen diammonium fosfat juga memiliki kandungan fosfat yang penting bagi pertumbuhan mikrobia. Nitrogen bagi mikrobia berfungsi untuk mendukung sintesis protein selama masa pertumbuhan, perbanyakan sel khamir dan produksi metabolit. Selain itu nitrogen juga berfungsi untuk sintesis asam amino. Asam-asam amino akan mengalami transaminasi membentuk asam keto dimana asam keto merupakan suatu senyawa pembentuk flavor. Asam keto dikonversikan menjadi alkohol dengan cara dekarboksilasi menjadi aldehid yang kemudian direduksi. 4 B. Perumusan Masalah Apakah penambahan Nitrogen dalam bentuk diammonium hidrogen fosfat [(NH4)2HPO4] memberikan pengaruh terhadap rasa dan aroma minuman vinifikasi dari substrat sari buah salak. C. Hipotesis Penambahan nitrogen dapat meningkatkan rasa dan aroma minuman vinifikasi dari substrat sari buah salak. D. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan nitrogen bentuk diammonium hidrogen fosfat [(NH4)2HPO4] terhadap aroma dan rasa pada minuman vinifikasi dari sari buah salak