I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit

advertisement
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penyakit kardiovaskular dapat disebabkan oleh kondisi dislipidemia
dengan karakteristik berupa peningkatan kadar trigliserida dan penurunan kadar
HDL (high density lipoprotein) atau normalnya kadar kolesterol tetapi terjadi
peningkatan LDL (low density lipoprotein) (Schaefer, 2010). Dislipidemia juga
memicu disfungsi endotelium yang mengakibatkan aterosklerosis, (Kelishadi,
2012; Shalisah, 2009). Oboh (2014) menjelaskan bahwa profil lipid dapat
terganggu bila mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan lemak sehingga
meningkatkan kadar LDL-C (low density lipoprotein-cholesterol) darah serta
mampu memicu resiko penyakit aterosklerosis hingga stroke.
Sebagian besar penduduk di negara berkembang memiliki kecenderungan
memanfaatkan tumbuhan sebagai obat tradisional. Hingga kini sudah makin
banyak penelitian mengenai potensi senyawa bioaktif pada tumbuhan yang dapat
dimanfaatkan untuk kesehatan (Zheng and Wu, 2007). Tumbuhan yang sudah
banyak dikenal adalah Ficus carica atau buah tin, tumbuhan ini memiliki
kandungan seperti vitamin, air, serat, mineral, kalsium, potasium, mangan dan
magnesium yang dibutuhkan oleh manusia (Salem et al., 2013; Joseph and Justin,
2011). Pada umumnya seluruh bagian tubuh tumbuhan tin seperti kulit batang,
daun, buah, biji, lateks, dan akar digunakan untuk pengobatan tradisional (Salem
et al, 2013). Buah tin dapat dimanfaatkan untuk pengobatan penyakit seperti
konstipasi, bronchitis, hiperlipidemia, diabetes, edema dan psoriasis. Daun
dijadikan jamu-jamuan untuk mengatasi diabetes dan batu ginjal serta gangguan
fungsi hati (Wang et al., 1996).
Di Indonesia terdapat jenis buah yang memiliki genus sama dengan tin
yaitu Ficus hispida L.f, dengan nama lokal luwingan. Tumbuhan luwingan berupa
tumbuhan tropis berbentuk pohon berukuran sedang yang tumbuh liar, mudah
berkembang biak, dan berbuah sepanjang tahun. India sudah memanfaatkan buah
luwingan untuk dibudidayakan dan buahnya dapat dikonsumsi manusia (Ali and
Chaudary, 2011). Lee et al., (2011) menjelaskan bahwa buah luwingan dapat
mengobati
penyakit
diare
karena
memiliki
sifat
hepatoprotektif
dan
neuroprotektif. Ali and Chaudary (2011) mengemukakan bahwa tumbuhan
luwingan memiliki potensi antineoplastik, kardioprotektif, dan antiinflamasi.
Menurut Lansky dan Paavilainen (2011) buah luwingan mengandung senyawa
bioaktif flavonoid, saponin, alkaloid, tanin, fenol, sterol dan terpenoid.
Penelitian mengenai manfaat farmakologis dari luwingan untuk bahan
pangan olahan penurun kolesterol darah belum banyak dilakukan. Penelitian ini
perlu dilakukan karena diperkuat dengan keberadaan saponin dan flavonoid di
buah luwingan. Menurut Francis et al. (2002), saponin dapat menurunkan tingkat
absorbsi kolesterol di usus dan juga menurunkan kadar LDL-C dalam darah tikus.
Penelitian Kunal et al., (2014)
menyatakan bahwa flavonoid quersetin yang
berfungsi sebagai antioksidan dapat menangkal radikal bebas, sehingga
mengurangi resiko penyakit kardiovaskular dan gangguan fungsi hati pada
perlakuan tikus pemberian diet pakan tinggi lemak. Quersetin dan β-sitosterol
bekerja sinergis untuk menurunkan ROS (Radical Oxygen Species) dengan
meningkatkan antioksidan endogen sehingga stress oksidatif tidak terjadi.
Lanhers, et al., (1991); Ijeh and Ukweni (2009) dalam Odutuga, et al., (2014)
menjelaskan bahwa senyawa seperti flavonoid dan alkaloid pada ekstrak etanol
Ficus exasperata menunjukkan aktivitasnya sebagai antioksidan dengan
kemampuannya menangkal radikal bebas saat peroksidasi lipid, selain itu terlihat
dari kemampuan proteksi menjaga integritas membran sel hati.
Penelitian ini menggunakan tikus model dislipidemia dan diberi air
perasan buah luwingan lalu dilakukan pengamatan pengaruhnya terhadap fungsi
organ jantung dan hati melalui uji ALT dan AST serta fungsi organ ginjal melalui
uji kreatinin darah. Hal ini penting dilakukan karena organ jantung berfungsi
dalam pemompaan darah ke seluruh tubuh sangat berpengaruh pada suplai
nutrien, organ hati berfungsi untuk detoksifikasi sangat riskan terpapar senyawa
yang berasal dari luar tubuh, dan organ ginjal berfungsi sebagai organ ekskresi
sangat riskan pula terganggu fungsinya apabila proses filtrasi tidak berjalan
lancar. Penelitian ini dilengkapi dengan parameter pengamatan lain yaitu efek
samping air perasan buah luwingan terhadap profil hematologi rutin dan indeks
aterogenik yang dilakukan oleh rekan peneliti.
B.
Permasalahan
Permasalahan yang diangkat dari latar belakang tersebut adalah bagaimana
kadar ALT, AST dan kreatinin darah tikus (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769)
Wistar dislipidemia dengan pemberian air perasan buah luwingan (Ficus hispida
L.f) per oral?
C.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini untuk mempelajari kadar ALT, AST dan
kreatinin darah tikus (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769) Wistar dislipidemia
dengan pemberian air perasan buah luwingan (Ficus hispida L.f) per oral.
D.
Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi serta menambah
khasanah ilmu pengetahuan kepada masyarakat mengenai manfaat buah luwingan
(Ficus hispida L.f) sebagai bahan pangan olahan penurun kolesterol darah yang
aman dikonsumsi. Selain itu juga diharapkan dapat memotivasi masyarakat untuk
melakukan inovasi dalam eksplorasi pengolahan buah luwingan (Ficus hispida
L.f).
Download