INDEF SCHOOL OF POLITICAL ECONOMY KEBIJAKAN FISKAL Rabu 09 Agustus 2017 INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) KEBIJAKAN EKONOMI 1. KEBIJAKAN FISKAL ◦ Adalah kebijakan yang dibuat Pemerintah untuk mengarahkan perekonomian suatu negara menjadi lebih baik melalui pengeluaran (belajna) dan pendapatan pemerintah. ◦ Pemerintah berusaha mengarahkan jalannya perekonomian menuju keadaan yang diinginkannya. Melalui kebijakan fiskal, pemerintah dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional, kesempatan kerja, investasi, dan distribusi pendapatan 2. KEBIJAKAN MONETER ◦ Adalah kebijakan yang dibuat Bank Sentral untuk mengarahkan perekonomian suatu negara menjadi lebih baik melalui instrumen moneter (jumlah uang beredar) FUNGSI POKOK KEBIJAKAN FISKAL 1. Fungsi alokasi Adalah fungsi pemerintah dalam mengalokasikan faktor-faktor produksi yang tersedia di dalam masyarakat sedemikian shg kebutuhan masyarakat akan apa yg disebut public goods dapat terpenuhi. 2. Fungsi distribusi Adalah fungsi pemerintah melalui APBN untuk terjaminnya pembagian pendapatan nasional yang adil diantara anggota masyarakat. 3.Fungsi stabilisasi Adalah fungsi pemerinah untuk terpeliharanya tingkat kesempatan kerja yg tinggi, tingkat harga yg relatif stabil dan tingkat pertumbuhan ekonomi yg memadai. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO Sumber: APBNP 2017 RINGKASAN APBN Postur APBN 6 RASIO BELANJA MODAL TERHADAP PDB (%) INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) RASIO ANGGARAN KESEHATAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP PDB (%) INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) Efektifitas Belanja Sosial INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) 99 Efektifitas Dana Transfer ? Transfer ke Daerah dan Dana Desa (Triliun Rupiah) 1. Transfer ke Daerah a. Dana Perimbangan 1. Dana Transfer Umum a) Dana Bagi Hasil b) Dana Alokasi Umum 2. Dana Transfer Khusus b. Dana Insentif Daerah c. Dana Otonomi Khusus & Keistimewaan DIY 2. Dana Desa TOTAL 2014 LKPP APBNP 2015 APBNP LKPP % % 2016 APBNP Realisasi % 2017 APBN 509,4 494,5 97,1% 643,8 602,4 93,6% 729,3 663,7 91,0% 704,92 491,9 477,0 97,0% 624,5 583,0 93,4% 705,5 639,8 90,7% 677,07 458,9 445,1 97,0% 462,9 430,9 93,1% 494,5 475,9 96,2% 503,63 117,7 103,9 88,3% 110,1 70,9% 109,1 83,0% 92,79 341,2 341,2 100,0% 352,9 352,9 100,0% 385,4 385,4 100,0% 410,83 33,0 31,9 96,7% 161,6 152,1 94,1% 211,0 163,9 1,4 1,4 100,0% 1,7 1,7 100,0% 5,0 5,0 100,0% 16,1 16,1 100,0% 17,7 17,7 100,0% 18,8 18,8 100,0% 20,35 - - - 20,8 20,8 100,0% 47,0 46,7 509,4 494,5 78,1 97,1% 664,6 623,2 INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) 90,5 93,8% 776,3 710,4 77,7% 173,44 99,4% 7,5 60 91,5% 764,92 10 Kepatuhan Pajak Rendah…. INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) 1111 Kebijakan Fiskal Defisit Rp Triliun 2012 2013 2014 2015 2016 APBN-P 2017 RAPBN 400,0 % 0,00 300,0 (0,50) 200,0 100,0 237,4 175,2 323,1 248,9 332,8 296,7 0,0 (1,00) (1,50) (153,3) (211,7) (226,7) (298,5) (296,7) (332,8) (100,0) (2,00) (200,0) (300,0) (1,86) (2,33) (2,35) (2,25) (2,41) (2,50) (2,58) (400,0) (3,00) Defisit Pembiayaan % thd PDB Dalam APBNP 2017, Pembiayaan menjadi 397 T sehingga defisit melebar menjadi 2,92% INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) 1212 Perkembangan Rasio dan Stok Utang Pemerintah INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) 1313 Pembiayaan Utang APBNP 2016 Surat Berharga Negara (neto) Jatuh Tempo* Penerbitan SBN (gross)** 364.866,9 (246.535,7) 611.402,6 RAPBN 2017 404.311,4 (191.642,3) 595.953,7 • SBN Neto termasuk SBSN untuk pembiayaan kegiatan/proyek senilai Rp16,77 triliun terdiri atas: (1) Kementerian Perhubungan Rp7,54 triliun, (2) Kementerian Agama Rp1,79 triliun, dan (3) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Rp7,43 triliun. INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) 1414 Realisasi APBN Semenster I 2017 Rasio terhadap PDB Perbandingan Ketimpangan Antar Negara INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) 1717 Peningkatan Rasio Gini Vietnam 00's Laos 90's India Cambodia Indonesia Thailand Philippines China Malaysia 0 10 20 30 40 50 60 Peningkatan Gini di Indonesia selama dua dekade terakhir adalah salah satu yang tertinggi di kawasan Asia Timur. Catatan: Penghitungan Koefisien Gini semua negara menggunakan pendekatan konsumsi, kecuali Malaysia yang menggunakan pendapatan. Periode masing-masing negara: Indonesia 1990-2011; Malaysia 1992-2009; Lao PDR 1992-2008; Cina 1990-2008; Vietnam 1992-2008; Thailand 1990-2009; Filipina 1991-2009; dan Kamboja 1994-2008. Sumber: Inequality in Asia and The Pacific:Trends, Drivers, and Policy Implications, ADB (2014)., Disadur dari Presentasi Dr Elan satriawan (TNP2K) INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) 1818 1996 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016 2005 2015 Nasional 1996 dan 2005 Nasional 2015 Papua 0.42 0.42 Papua Barat** Maluku Utara* Maluku Sulawesi Barat** Gorontalo* Sulawesi Tenggara 0.42 Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Sulawesi Utara Kalimantan Utara** Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Barat NTT NTB Bali 0.43 Banten* Jawa Timur 0.43 DI Yogyakarta Jawa Tengah Jawa Barat 0.5 0.45 0.4 0.35 0.3 0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0 DKI Jakarta Kep. Riau* Kep.Bangka Belitung* Lampung Bengkulu Sumatera Selatan Jambi Riau Sumatera Barat Sumatera Utara Aceh Rasio Gini Provinsi di Indonesia 1996, 2000 dan 2015 0.44 0.42 Update data Gini Ratio s.d. September 2016 Sumber: BPS, Februari 2017 INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) Pertumbuhan Vs Pengangguran 12.00 10 10.00 5 TPT (%) 0 6.00 -5 Pert. Eko (%) 8.00 4.00 -13.13 -10 2.70 2.62 2.85 2.81 2.55 2.62 2.74 2.79 4.36 4.87 4.69 5.46 6.36 6.08 8.10 9.06 9.67 9.86 11.24 10.28 9.11 8.39 7.87 7.14 7.48 6.13 6.17 5.94 6.18 5.25 5.60 2.00 -15 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016* 2017** - TPT Pert. Ekonomi Linear (TPT) Linear (Pert. Ekonomi) *) APBN-P 2016, **) RAPBN 2017 Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Kemampuan menyerap tenaga kerja dari pertumbuhan ekonomi menurun INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) 21 Pertumbuhan dan Kemiskinan 40 12 35 Kemiskinan (%) 30 2 25 20 -3 15 -8 5 -13 -18 1976 1978 1980 1981 1984 1987 1990 1996 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016* 2017** 0 40.1 33.3 28.6 26.9 21.6 17.4 15.1 17.47 24.2 23.43 19.14 18.41 18.2 17.42 16.66 15.97 17.75 16.58 15.42 14.15 13.33 12.36 11.66 11.47 10.96 11.13 10.86 10.50 10 Pertumbuhan Eko (%) 7 Kota+Desa Pertumbuhan Ekonomi Linear (Kota+Desa) Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Kemampuan pertumbuhan ekonomi dalam mereduksi kemiskinan menurun. Pada 1976 – 1987, rata-rata pertumbuhan 6,18% per tahun, kemiskinan turun 22,7%. Tahun 20042015, rata-rata pertumbuhan ekonomi 5,58%, kemiskinan hanya turun sebesar 5,53% INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) 22 0.45 9 0.43 8 0.41 7 0.39 6 0.37 5 0.35 4 0.33 3 0.31 2 0.29 1 0.27 0 0.25 Indeks Gini Pert Eko Poly. (Indeks Gini) Linear (Pert Eko) Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Pertumbuhan dibarengi dengan ketimpangan yang semakin melebar INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) Koef Gini 10 1964 1969 1976 1980 1984 1987 1990 1993 1996 1999 2000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Pert Eko (%) Pertumbuhan dan Ketimpangan Kemiskinan Semakin Parah dan Dalam? Tahun Jumlah Penduduk Miskin (Juta orang) Persentase Penduduk Miskin (%) Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln) Mar 2012 29,25 11,96 1,880 0,473 248 707 Sept 2012 28,71 11,66 1,901 0,484 259 520 Mar 2013 28,17 11,36 1,745 0,432 271 626 Sept 2013 28,60 11,46 1,883 0,482 292 951 Mar 2014 28,28 11,25 1,753 0,435 302 735 Sept 2014 27,73 10,96 1,751 0,441 312 328 Mar 2015 28,59 11,22 1,971 0,535 330 776 Sept 2015 28,51 11,13 1,841 0,511 344 809 Mar 2016 28,01 10,86 1.944 0,525 354 386 Sumber : BPS INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) 2424 Pertumbuhan dan Kemiskinan Desa- Kota 15 40 10 30 5 25 0 20 15 10 5 -10 -15 1976 1978 1980 1981 1984 1987 1990 1996 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 0 -5 40.4 33.4 28.4 26.5 21.2 16.1 14.3 19.78 25.72 26.03 22.38 24.84 21.1 20.23 20.11 19.98 21.81 20.37 18.93 17.35 16.56 15.59 14.7 14.42 13.76 14.09 Kemiskinan (%) 35 Pertumbuhan Eko (%) 45 Kota Desa Pertumbuhan Ekonomi Linear (Kota) Linear (Desa) Linear (Pertumbuhan Ekonomi) Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Jauh sebelum krisis, kemiskinan desa < kemiskinan kota, menjelang krisis (1996), kemiskinan desa > kemiskinan kota. Hal ini terus meningkat seiring makin berkurangnya sumber2 pertumbuhan ekonomi baru di daerah. INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) 25 Persentase Kemiskinan Desa- Kota Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) 26 Peranan Pulau dalam Pembentukan PDB Sumber: BPS. 2017 INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) 27 Ketimpangan Antar Wilayah Ketimpangan secara horizontal masih terjadi, sumber pertumbuhan masih bertumpu pada kawasan barat, Tingkat Kemiskinan di kawasan timur masih relatif tinggi, dan Tingkat Pengangguran tertinggi di Jawa. KALIMANTAN: 7,9% thd PDB Pertambangan, Industri, Pertanian SULAWESI: 6,0% thd PDB Pertanian, konstruksi, perdagangan 11,1% 4,3% 2,0% 5,2% 3,8% 6,5% 5,5% 7,4% 1,2% 22,0% 7,5% 11,0% SUMATERA: 22,0% thd PDB Pertanian, Industri pengolahan, pertambangan 3% 10,1% 5,9% 5,6 % 5,9% 14,7% PAPUA: 2,5% thd PDB Pertambangan, pertanian, dan administrasi pemerintahan BALI & NUSRA: 13,1% thd PDB Pertanian, pariwisata, perdagangan Pertumbuhan PDRB, 2016, YoY JAWA: 58,5% thd PDB Industri pengolahan, perdagangan, konstruksi Tingkat pengangguran 2016 Tingkat Kemiskinan Daerah, per September 2016 Source: BPS KEMENTERIAN KEUANGAN 28 Variasi Ketimpangan Antar Daerah Rata-rata Nasional: • Tingkat Kemiskinan 10,7% • Pendapatan perkapita Rp45,18 jt 0.45 106 100 0.41 0,397 0.41 0.4 0.39 80 0.36 0.37 0.36 0.35 60 0.43 0.42 0.35 0.35 0.35 0.33 0.32 0.4 0.39 0.37 0.36 0.42 0.36 0.34 0.36 0.37 0.35 0.33 0.32 48 42 40 33 0.28 20 17 21 20 18 1717.03 13.86 13.39 13 14 16.43 10.27 7.147.678.37 20 25 16 21 22.01 16.02 21 15 13.1913.1 11.85 13 12 8.77 5.364.15 5.045.843.75 0.35 0.33 0.34 0.33 0.4 0.39 0.3 0.3 0.29 28.4 24.88 22 19 18 18 17.63 19.26 14.09 16 14 12 11.19 12.77 9.24 09 07 8 8.2 10 10 07 6.99 6.41 6 5.364.52 05 13 15 0 0.25 0.2 Kemiskinan Pendapatan perkapita (Rp Juta) Rasio Gini Rasio Gini Nasional • Terdapat variasi yang besar dalam ketimpangan, baik intradaerah maupun antardaerah. Contoh Provinsi Jakarta memiliki pendapatan perkapita tinggi, tingkat kemiskinan rendah, namun gini ratio tinggi. Sebaliknya, Prov. Maluku Utara memiliki Gini ratio dan tingkat kemiskinan rendah, dan pendapatan perkapita sangat rendah. • PDRB perKapita Prov. Kalimantan Barat nomor 25 di Indonesia dengan Gini Ratio dan tingkat kemiskinan lebih rendah dari rata-rata nasional INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) 2929 Ketimpangan Sektoral 2016 (%,yoy) Sumber : BPS INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) 3030 Pertumbuhan Vs Distribusi TK Sumber : BPS INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) 3131 Pertumbuhan Tidak Berkualitas... Percent 10 8.8 8.7 8.6 8.0 8 Non-tradable 7.4 7.0 7.1 7.1 7.2 7.1 6.3 6 5.3 4.9 6.2 5.3 6.5 GDP 5.1 4 4.7 4.6 3.9 3.5 3.4 3.5 3.7 3.9 2.6 2 3.8 3.4 3.7 3.6 Tradable 2.5 2.2 0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 * First quarter (January-March) Source: BPS-Statistics Indonesia. INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) 3232 TERIMA KASIH INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE (INDEF) 3333