HAL12-01-030511 e

advertisement
TEKNOLOGI INFORMASI
Bisnis Indonesia, Selasa, 3 Mei 2011
INOVASI
Teknologi baru
layar sentuh
OLEH GOMBANG NAN CENGKA
Kontributor Bisnis Indonesia
L
ayar sentuh sudah menjadi bagian
penting pada banyak peranti cerdas
modern, terutama ponsel pintar.
Teknologi yang digunakan juga semakin
berkembang.
Sebelumnya, layar sentuh resistif menjadi pilihan, terutama pada komputasi berbasis pena. Namun, dengan mulai populernya antarmuka sentuhan yang mengutamakan jemari, layar sentuh kapasitif mulai
mendominasi banyak peranti.
Pilihan layar sentuh kapasitif memang
masuk akal karena teknologi ini punya kelebihan.Layar sentuh kapasitif lebih akurat
dan lebih cepat tanggap daripada layar
resistif. Layar sentuh kapasitif juga
memungkinkan dukungan terhadap fitur
multisentuh, seperti yang dipopulerkan
oleh Apple iPhone.
Namun, tidak berarti layar kapasitif tidak
punya kekurangan. Teknologi layar kapasitif
mendayagunakan elektroda yang terus
hidup ketika layar tersebut dinyalakan, dan
karena itu terus menyedot daya cukup
besar. Semakin besar layar yang digunakan, semakin banyak pula daya yang
disedot oleh layar.
Pengguna di daerah dingin juga susah
menggunakan layar kapasitif karena tidak
dapat bekerja dengan jemari yang dibungkus sarung tangan. Kelembapan tinggi juga
menghalangi kerja layar seperti ini.
Layar sentuh resistif justru relatif lebih
hemat listrik. Layar
resistif
dibangun
dari dua
lapis bahan
lunak
dengan
udara sebagai perantara. Tekanan
stylus atau jari pada layar akan menciptakan rangkaian listrik dan dengan demikian mendeteksi adanya sentuhan.
Pendekatan ini lebih sederhana dan tidak
menuntut daya terlalu banyak, tetapi tidak
memungkinkan akurasi tinggi. Umur layar
juga lebih pendek karena selalu mengalami
perubahan bentuk (deformasi).
Sebuah perusahaan dari Inggris,
Peratech, pada awal bulan ini mengajukan
teknologi yang dikalim dapat mengatasi
masalah pada layar kapasitif ataupun resistif. Bahan yang disebut sebagai Quantum
Tunnelling Composite (QTC) Clear ini dapat
digunakan pada layar yang sensitif pada
tekanan seperti pada layar resistif. Lapisan
QTC dapat diselipkan pada dua lapisan tipis
ITO (indium timah oksida), yang pada gilirannya dijepit oleh dua permukaan yang
lebih kaku seperti gelas.
Seperti pada layar resistif, aliran listrik
hanya terjadi pada saat ada tekanan terhadap layar. Namun, QTC Clear lebih peka terhadap sentuhan. Karena bahan yang kaku
seperti gelas dapat digunakan, layar seperti ini akan berumur lebih panjang daripada
layar resistif biasa.
KLIK
Smartfren rilis simcard sosial
JAKARTA: Smartfren meluncurkan produk kartu perdana baru yang dirancang untuk memfasilitasi pelanggan operator telekomunikasi tersebut dalam berkomunikasi
melalui media sosial.
Djoko Tata Ibrahim, Deputi CEO Commercial Smartfren, mengatakan produk kartu
perdana (simcard) Smartfren Social itu
akan memanjakan pelanggan yang aktif
menggunakan jejaring sosial, khususnya
Facebook dan Twitter.
Dia menjelaskan dengan menggunakan kartu perdana seharga Rp5.000 termasuk bonus
pulsa Rp4.000 itu, pelanggan bisa mengakses
Facebook dan Twitter gratis tanpa batas selama kartu dalam keadaan aktif.
”Kami menghadirkan Smartfren Social
karena melihat ketertarikan pelanggan
pada aktivitas networking pada social media yang terus meningkat, terutama pada
kalangan muda. Untuk memfasilitasi itu,
Smartfren meluncurkan kartu perdana
sosial dengan fitur andalan gratis Facebook
dan Twitter sepuasnya,” ujarnya dalam
siaran pers kemarin. (BISNIS/JHA)
Musik digital untungkan operator
Pengunduhan musik lokal kuasai 60% pangsa pasar
OLEH RONI YUNIANTO
Bisnis Indonesia
JAKARTA: Operator
telekomunikasi memiliki
peluang besar menggarap musik sebagai layanan nilai tambah di
tengah tren menurunnya musik konvensional
sebagai imbas dari perkembangan teknologi
digital.
Gerd Leonhard, Media & Music
Futurist, mengatakan operator
berpotensi meraih untung dari
penggarapan musik digital selama mampu menyediakan layanan yang cepat, lebih baik, layak,
dan berkualitas.
“Jangan bertindak seperti radio
bertahun-tahun yang lalu, saat
ini poin nomor satu dalam menjual musik digital adalah Internet,
jejaring sosial, dan mobile, bukan
lagi radio seperti dulu,” ujarnya
di sela-sela seminar bertema
Towards the fortune of Indonesian
music unlimited 2020 kemarin.
Gerd menjelaskan musik
dalam perkembangannya juga
akan hadir pada berbagai media
dan bentuk seperti halnya untuk
kan layanan Speedy Music
penggunaan audiovisual,
Unlimited.
termasuk iklan, software
Perkembangan pasar musik digital
Layanan itu memungkendaraan, pesan multimeIndonesia (dalam Rp triliun)
kinkan pelanggan mengundia, dan kamera digital.
Tahun
Bisnis
Musik
Pembajakan
duh dan menikmati beberMenurut dia, konsumer
musik
digital**
apa ratus musik digital di
pada masa depan diberi kesitus yang disediakan oleh
leluasaan untuk mengisi
2009
6,31
1,81
4,5
Telkom secara gratis dalam
peranti musik mereka di
2010
6
1,5
4,5
1 bulan pertama dan membandara, stasiun kereta, dan
2011*
7,3
2,8
4,5
bayar Rp4.900 per bulan
gerai kopi dengan berbagai
untuk 6 bulan berikutnya.
jenis koneksi nirkabel se- Sumber: Operator, diolah
“Saat ini, sudah ada
perti halnya teknologi ja- Ket: *) prediksi,
**) nada sambung pribadi, musik rekaman, mobile fulltrack music
20.000 lagu lokal dan
ringan on demand lainnya.
480.000 lagu internasional
Gred menambahkan skema harga musik akan tergerus mer PT Telkom Tbk Nyoman G. yang tersedia. Kami menargetkan
oleh layanan musik digital yang Wiryanata mengatakan pesatnya sampai 600.000 lagu dan akan
dijual secara legal yang didukung perkembangan teknologi digital menuju 800.000 lagu hingga
dengan sistem pentarifan yang bukan saja memberi dampak pada akhirnya 1 juta lagu secara
menyatu, ditawarkan dengan pada penurunan layanan telepon bertahap,” tutur Wiryanata.
Saat ini, total pelanggan Speedy
model langganan, dan dipaket atau suara, melainkan juga
sebanyak 1,7 juta sambungan
dengan berbagai konten serta musik rekaman.
“Di AS, cakram digital [CD] su- dan 16 juta pelanggan Telkom
layanan nilai tambah.
Dia menilai munculnya solusi dah turun beberapa tahun be- Flexi. Speedy Music Unlimited
teknologi yang menandai hak lakangan ini hingga mencapai terselenggara atas kerja sama
cipta digital akan mendukung 74%. Ini tidak bisa dihindari ka- Speedy dengan PT MelOn Indopemantauan dan akuntansi serta rena sudah menjadi fakta, nesia, sebagai provider konten
solusi pembayaran instan yang sehingga kami sebagai pemilik musik digital.
memungkinkan
terciptanya jaringan harus melakukan sinertransparansi bagi konsumen, gi dengan perusahaan label Pengunduhan lokal
para pelaku bisnis di industri musik dan penyanyi dalam
Dalam perkembangan lain,
memanfaatkan jaringan digital Ketua Indonesia Mobile Online
musik, dan operator.
Gerd yang juga penulis buku untuk menghantarkan musik ke Content Association (Imoca)
Music 2.0 menambahkan musik pelanggan,” ujarnya.
Agustinus Haryawirasma mengaWiryanata menjelaskan untuk takan pihaknya belum dapat medigital juga sebagian besar dipacu oleh iklan di samping model memberikan nilai tambah kepa- mastikan seberapa besar penyeda pelanggan Internet cepat dia konten telah terlibat dan yang
langganan.
Sementara itu, Direktur Konsu- Speedy pihaknya memperkenal- akan tertarik mengembangkan
Pemerintah
diminta segera
liberalisasi SLI
OLEH HERY LAZUARDI
Bisnis Indonesia
JAKARTA: Pemerintah
diminta segera menerapkan liberalisasi sambungan langsung internasional untuk mendorong
persaingan yang sehat
antarpenyedia layanan
dan menyediakan pilihan
lebih banyak bagi konsumen.
Menurut anggota Komisi VI DPR Muhammad
Unais Ali Hisyam, liberalisasi sambungan langsung internasional (SLI)
merupakan salah satu
bentuk persaingan pasar
yang diyakini lebih
menguntungkan daripada monopoli ataupun
duopoli.
“Harga murah akan
muncul dari persaingan
antarpenyedia layanan
untuk merebut pangsa
pasar lebih besar. Para
provider akan berupaya
menekan biaya untuk
memperoleh keuntungan,” katanya pekan lalu.
Selain itu, lanjut Unais,
provider akan berkompetisi memberikan layanan
terbaik kepada konsumen disertai dengan harga yang kompetitif. Layanan merupakan bentuk komitmen perusahaan, sekaligus untuk menjaga pelanggan dan kredibilitas perusahaan di
mata konsumen.
Keuntungan lain dari
liberalisasi SLI, menurut
dia, yakni meningkatnya
pendapatan negara dari
pajak. “Membuka jalur
komunikasi internasional
kepada umum akan meningkatkan pendapatan
provider, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan negara dari pajak
penghasilan
badan,”
tutur Unais.
Aktivis kebijakan publik Agus Pembagio menegaskan pemerintah
harus lebih berani menerapkan liberalisasi dengan membuka peluang
usaha di sektor SLI bagi
pemain baru.
“Liberalisasi SLI agar
asas manfaat, adil, dan
merata bisa terjadi di
industri telekomunikasi
nasional,” kata mantan
Wakil Ketua Yayasan Perlindungan Konsumen itu.
Saat ini, terdapat tiga
penyelenggara SLI berbasis clear channel yakni PT
Indosat Tbk (001), PT
Telkom Tbk (007), dan
PT Bakrie Telecom Tbk
(009).
Dievaluasi
Beberapa operator telekomunikasi lain dikabarkan berminat masuk ke
bisnis ini, di antaranya
PT XL Axiata Tbk. Komite
Badan Regulasi Telekomunikasi
Indonesia
(BRTI) sedang membuat
draf untuk mengevaluasi
pemberian lisensi SLI
bagi pemain baru itu.
Penambahan pemain
di sektor SLI, tutur Agus,
akan menguntungkan
masyarakat karena tarif
jasa tersebut makin murah. “Kompetisi antarpemain diharapkan berujung pada peningkatan
kualitas pelayanan dan
tarif yang semakin terjangkau bagi pengguna.”
Sebelumnya, Menteri
Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring
berjanji akan menjaga
persaingan di sektor telekomunikasi dengan mendorong tarif lebih murah
dan menambah pemain.
“Semangat
kami
adalah membuka kompetisi agar tercipta layanan
yang berkualitas dan tarif
terjangkau bagi masyarakat. Jadi, kalau ada sektor yang masih kurang
pemain bisa saja ditambah,” katanya beberapa
waktu lalu.
Dia mengakui jumlah
pemain di beberapa layanan telekomunikasi
masih kurang, padahal
pasarnya cukup besar, seperti kode akses SLI.
Adopsi TI di sekolah dasar baru 20%
OLEH ARIEF NOVIANTO
Bisnis Indonesia
JAKARTA: Adopsi teknologi informasi untuk kegiatan belajar mengajar pada tingkat pendidikan dasar
masih minim atau baru 20% karena
rendahnya kualifikasi dan kompetensi tenaga pengajar.
Sekretaris Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan Nasional Bambang Indriyanto mengatakan penggunaan
teknologi informasi (TI) untuk dunia pendidikan, terutama setingkat
sekolah dasar (SD) baru berada di
kota-kota besar.
Menurut dia, rendahnya kualifikasi dan kompetensi guru SD merupakan salah satu penyebab rendah-
i3
nya penetrasi TI pada pendidikan
dasar. Kondisi itu diperparah oleh
keterbatasan dana pendidikan untuk
mengadopsi TI pada semua level.
“Adopsi TI untuk sekolah menengah dan kejuruan relatif lebih tinggi yakni mencapai 40%, di mana
penggunaan TI sudah menjadi proses integral dalam pembelajaran.
Untuk SD masih minim, baru 20%,”
ujarnya kemarin.
Dia menambahkan sejak 2004
kementeriannya sebenarnya sudah
mendorong penggunaan TI secara
massal dalam proses pendidikan,
tetapi hingga kini belum dilakukan
evaluasi.
Namun, menurut Bambang,
pihaknya telah memiliki Pusat
Teknologi Informasi dan Komunikasi
(Pustekkom) dalam rangka mendorong penetrasi TI untuk kegiatan
belajar mengajar pada berbagai
level.
“Selain menggunakan bandwidth,
kami juga mendorong penetrasi TI
di dunia pendidikan melalui jaringan VSAT [very small aperture terminal]. Kami akan tetap berusaha untuk meningkatkan penetrasi penggunaan TI bagi dunia pendidikan,”
tegasnya.
IBM Indonesia dan Universitas
Bina Nusantara (Binus) bekerja
sama dengan Kemendiknas dan
Pemprov DKI Jakarta mendorong
peningkatan kualitas guru SD di bidang TI dengan menggelar program
pelatihan untuk 1.000 guru dari 500
SD di Jakarta.
layanan musik.
“Namun, kami yakin banyak
karena sebagian content provider
[dotcom] banyak yang sudah
memulai dan menjadi label. Ada
pula yang menjual secara langsung, bukan saja menjual konten
saja untuk mengakomodasi
pemain,” tegasnya.
Dia mengungkapkan berdasarkan data dari operator, jumlah
peminat musik lokal mencapai
porsi lebih tinggi dibandingkan
dengan peminat musik internasional. Menurut dia, saat ini pengunduhan musik lokal mencapai
60%, di mana biasanya orang
Indonesia lebih menyukai musik
lokal dan musik atau lagu asing
yang paling populer.
Agustinus memaparkan terkait
dengan kreativitas, penyedia musik digital juga bersaing dengan
aplikasi gratis di Internet sepeti
YouTube dan lainnya yang
memungkinkan pengunduhan
dengan ukuran kecil.
“Penyedia konten juga diharapkan dapat menyediakan lagu dengan inovasi baru dan tarif yang
kompetitif, berjualan langsung
dengan menggunakan model elektronik digital atau menjual lagu
dengan cara berbeda, misalnya
dalam bentuk CD dengan tandatangan artis,” ujarnya. ([email protected])
Download