karakteristik kolektor surya plat datar dengan variasi jarak

advertisement
Muhamad Jafri
KARAKTERISTIK KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR DENGAN VARIASI
JARAK (KAJIAN PUSTAKA)
CHARACTERISTICS OF FLAT PLATE SOLAR COLLECTOR BECAUSE OF
VARIATION DISTANCE (LITERATUR RIVIEW)
Muhamad Jafri
Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, FST, Universitas Nusa Cendana, Kupang
Jl. Adisucipto, Penfui Kupang-NTT.
Telp : (HP) 081237119375, E-mail : [email protected]
ABSTRACT
Heat received by a flat plate solar collector that comes from solar electromagnetic energy. The glass
cover that used was very influential by the heat that received. The distance between the glass cover
and the collector plate determines how much air between the plate and the glass cover, then
conducted research to determine the effect of distance on the temperature of the glass plate to plate
heat received large states. In the first study (Burhanuddin A., (2005) used glass is clear glass and
frosted glass with a thickness of 3 mm, respectively, and 5 mm. The result is that the highest
temperature is achieved when the glass plate used clear glass with a distance of 3 mm glass plate to
20 mm. While the two studies Ekadewi A. Handoyo, (2001) to be done to determine the efficiency of
flat plate solar thermal collectors. Collector testing was doing on November 30 th, December 1st, 3rd,
5th, 6th, and December 7th, 2005 with the variation of the glass cover distance of 3 cm, 6 cm and 9 cm.
The results showed that the output - input temperature difference is greater in distance of 3 cm. The
efficiency of solar thermal collectors is not a constant. The efficiency of solar collectors depends on
the intensity of solar radiation, temperature differences of input- output, and airflow. In the solar
collector, at the smallest of tilt angle of, the absorbed radiation is the largest. If the solar collector
angle equal to the zenith angle, absorption radiation will be maximum.
Key words: solar collectors flat plate, glass cover, the distance between the glass and the plate.
ABSTRAK
Panas yang diterima suatu kolektor surya plat datar berasal dari energi elektromagnetik
matahari, maka kaca penutup yang digunakan sangat berpengaruh terhadap panas yang
diterima. Jarak antara kaca penutup dan plat kolektor menentukan lebar celah dan sekaligus
banyaknya udara di antara plat dan kaca penutup, maka dilakukan penelitian untuk
mengetahui pengaruh jarak kaca ke plat terhadap temperatur plat yang menyatakan besar
panas yang diterima. Pada penelitian pertama (Burhanuddin A., (2005) kaca yang digunakan
adalah kaca bening dan kaca es dengan ketebalan masing-masing 3 mm dan 5 mm. Hasil
penelitian didapat bahwa temperatur plat tertinggi dicapai saat kaca yang digunakan kaca
bening 3 mm dengan jarak kaca ke plat 20 mm. Sedangkan pada penelitian ke dua Ekadewi
A. Handoyo, (2001) dilakukan untuk menentukan efisiensi kolektor panas surya plat datar.
Pengujian kolektor dilakukan pada tanggal 30 November 2005, 1, 3, 5, 6, 7 Desember 2005
dengan variasi jarak satu kaca penutup 3 cm, 6 cm, dan 9 cm. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perbedaan temperatur output-input lebih besar pada jarak 3 cm. Efisiensi kolektor
panas surya bukanlah suatu konstanta. Efisiensi kolektor surya bergantung pada intensitas
radiasi matahari, perbedaan temperatur input-output, dan aliran udara. Pada sudut
kemiringan kolektor surya yang terkecil, radiasi yang terserap yang adalah yang radiasi
terbesar. Jika sudut kemiringan kolektor surya sama dengan sudut zenit maka radiasi yang
terserap akan maksimal.
Kata kunci: kolektor surya plat datar, kaca penutup, jarak antara kaca dan plat.
[1828]
Muhamad Jafri
Kebutuhan
energi
semakin
kolektor surya. Ada banyak jenis kolektor
adanya
kemajuan
surya seperti plat datar, plat gelombang,
teknologi. Sumber energi yang banyak
tipe rak, dan masih banyak kolektor
dipakai sampai saat ini adalah sumber
lainnya dan semuanya tergantung dari
yang dapat habis yang tidak dapat
desain dan bentuk absorbernya. Dalam
diperbaharui
bumi,
suatu kolektor surya plat datar, sebagian
batubara dan gas bumi. Karena kebutuhan
besar energi matahari ditransmisi oleh
energi meningkat maka usaha manusia
kaca penutup ke plat yang biasanya dicat
untuk mengeksploitasi sumber energi di
hitam. Plat ini disinggungkan dengan pipa
atas
Mengingat
yang berisi fluida yang akan dipanasi. Ada
terbatasnya persediaan sumber energi
3 konfigurasi penyusunan pipa pada plat
tersebut, maka mulai dicari sumber energi
yang umum dipakai yaitu (1) pipa
lain seperti energi
ditempelkan di bawah plat, (2) pipa
meningkat
dengan
turut
seperti
minyak
meningkat.
matahari, energi
gelombang, energi angin, energi pasang
ditempelkan
surut, dll.
ditempelkan di antara plat. Plat kolektor
Energi matahari yang disediakan
yang
di
atas
menerima
plat,
panas
(3)
pipa
akan
Tuhan untuk umat manusia khususnya
menghantarkan panas ke fluida dalam
yang tinggal di daerah tropis, sangatlah
pipa.
berlimpah. Selain berlimpah dan tidak
Menurut John A. Duffie, at al
habis pakai, energi matahari juga tidak
(1991), panas yang diserap plat kolektor
menimbulkan
ini
dipengaruhi oleh kaca penutup. Jenis kaca
pemanfaatan energi surya cukup banyak
penutup yang digunakan menentukan
seperti penghangat rungan serta sebagai
banyaknya energi matahari yang diserap
pengering beberapa komoditi dan ikan.
kaca, yang ditransmisi ke udara di antara
Metode yang digunakanpun ada yang
kaca-plat dan yang direfleksi kembali ke
masih sederhana maupun modern yang
atmosfir. Pada penelitian ini akan dicari
memiliki nilai teknologi, yang mana
pengaruh jenis kaca penutup dan jarak
masing-masing memiliki kekurangan dan
kaca ke plat terhadap panas yang diterima
kelebihan. Sebuah metode yang sederhana
plat dengan mengukur temperature plat.
namun memiliki nilai teknologi adalah
Jarak kaca ke plat menentukan lebar celah
sistem pengeringan menggunakan oven,
dan sekaligus banyaknya udara di antara
dimana panasnya berasal dari surya yang
plat dan kaca penutup.
dikumpulkan
polusi.
atau
Selama
dikenal
sebagai
[1829]
Muhamad Jafri
Tujuan yang ingin dicapai dalam
Model kolektor surya
tulisan ini adalah untuk mengetahui
Dalam penelitian ini, digunakan
pengaruh jenis kaca penutup dan jarak
model seperti pada gambar 1.a Model
kaca ke plat terhadap panas yang diterima
yang
plat dengan mengukur temperatur plat.
pengambilan
digunakan
ada
data
8
buah
bisa
agar
dilakukan
bersamaan. Hal ini dilakukan mengingat
PENGKAJIAN
temperatur lingkungan, intensitas matahari
Pengaruh Jarak Kaca ke Plat Terhadap
Panas yang Diterima Kolektor Surya
Plat Datar
Pada penelitian ini akan dicari
dan kecepatan angin sangat berfluktuasi.
Agar dapat membuat perbandingan dari
parameter tertentu, maka semua parameter
pengaruh jenis kaca penutup dan jarak
yang
kaca ke plat terhadap panas yang diterima
lain
dijaga
konstan
selama
pengukuran.
plat dengan mengukur temperatur plat.
160
150
160
150
A
A
130
130
10
1
5
50
h
5
5
25
3
2
4
5
Katerangan : 1. Kotak, 2. Isolasi, 3. Kaca, 4. Plat, 5. Sensor
Gambar 1.a Gambar Model Kolektor Surya
Tinggi kotak bervariasi, ada 55 mm (2
dan 70 mm (2 buah). Bahan kaca penutup:
buah), 60 mm (2 buah), 65 mm (2 buah)
kaca bening dengan tebal 3 mm, 5 mm
[1830]
Media Exacta
dan kaca es dengan tebal 3 mm, 5 mm.
temperatur (oC) dengan faktor skala 10
Bahan plat kolektor: aluminium setebal 1
mV/oC. Sensor ini tidak membutuhkan
mm.
kalibrasi eksternal dengan akurasi sebesar
± ¼ oC pada temperatur kamar dan ± ¾ oC
pada range temperatur antara –55
Sensor Temperatur
o
C
plat
sampai + 150 oC. Sensor ini memiliki self
menggunakan IC LM35 seperti pada
heating yang rendah dan beroperasi
gambar 1.b. Keluaran sensor ini berupa
sampai temperatur + 150oC.
Pengukuran
temperatur
tegangan (mV) yang linear terhadap
Gambar 1.b Sensor temperatur LM35
Temperatur plat diukur dengan
Prosedur Percobaan
menempelkan badan IC LM35 pada
Percobaan dilakukan langsung di tempat
permukaan plat. Posisi badan sensor
terbuka
seperti pada gambar 1.b dimana bagian
Percobaan
atas yang ditempelkan pada plat kolektor.
membandingkan langsung jenis-jenis kaca
Untuk ini diperlukan peralatan penunjang,
yang akan dibandingkan. Misalnya kaca
yaitu:
mengukur
bening tebal 3 mm dibandingkan dengan
tegangan keluaran, baterei 9V untuk input,
kaca es tebal 3 mm. Model yang
kabel penghubung dari kaki keluaran ke
disediakan ada 8 kotak: kaca bening tebal
multimeter. Peralatan lain yang diperlukan
3 mm dengan jarak kaca ke plat 15 mm,
adalah
untuk
20 mm, 25 mm, 30 mm dan kaca es tebal
dan
3 mm dengan jarak kaca ke plat 15 mm,
velometer untuk mengukur kecepatan
20 mm, 25 mm, 30 mm. Pemilihan jarak
angin di lokasi penelitian.
ini ditentukan dengan mengacu pada
multimeter
termometer
mengukur
untuk
air
temperatur
raksa
sekitar
di
bawah
sinar
dilakukan
matahari.
dengan
penelitian (Tirtoatmojo, dkk, 1995) yang
[1831]
Muhamad Jafri
menyebutkan bahwa jarak terbaik sekitar
cuaca cerah dengan temperatur lingkungan
25 mm.
berkisar 40oC–48oC dan kecepatan angin
antara 1,5 sampai 3 m/s. Berdasarkan hasil
percobaan, ternyata temperatur lingkungan
Hasil Percobaan Dan Analisa
Hasil percobaan yang dilakukan
dan
kecepatan
angin
tidak
terlalu
Purnawarman, dkk, (2001) menunjukkan
mempengaruhi temperatur plat. Hasil
bahwa
kolektor
pengukuran untuk keempat jenis kaca
intensitas
yang digunakan dapat dilihat dari gambar
dilakukan
1.c dan 1.d.
temperatur
berfluktuasi
matahari.
plat
tergantung
Saat
pengukuran
.
Gambar 1.c Temperatur Plat Kolektor untuk Kaca Bening 3 mm dan 5 mm
Gambar 1.d. Temperatur Plat Kolektor untuk Kaca Es 3 mm dan 5 mm
Temperatur rata-rata plat untuk
tersebut merupakan rata-rata dari semua
berbagai jarak yang dicoba pada penelitian
data yang didapat yaitu saat kaca penutup
ini dapat dilihat pada gambar 1.e. Data
[1832]
Media Exacta
yang dipakai kaca bening 3 mm dan 5 mm
dan persamaan konveksi bebas di antara 2
serta kaca es 3 mm dan 5 mm.
bidang datar sejajar dengan kemiringan
sudut ß dari horisontal, dalam hal ini
antara plat kolektor dengan permukaan
dalam kaca penutu terlihat bahwa
berbanding lurus dengan bilangan Nusselt
dan bilangan Nusselt berbanding lurus
dengan bilangan Rayleigh. Berarti
bertambah
jika
bilangan
akan
Rayleigh
bertambah. Berdasarkan persamaan;
Gambar 1.e Temperatur Rata-Rata Plat ke
Empat Jenis Kaca yang Digunakan.
(
(
)
)
Gambar 1.c sampai gambar 1.e
bilangan Rayleigh merupakan fungsi dari
terlihat bahwa temperatur plat tertinggi
L, celah atau jarak antara plat dengan kaca
saat jarak kaca ke plat 20 mm. Hal ini
penutup. Semakin lebar jaraknya, semakin
dapat dimengerti dengan memperhatikan
besar bilangan Rayleigh dan berarti
bahwa temperatur plat akan menurun jika
semakin
banyak energi dalam bentuk panas yang
demikian, semakin lebar jarak kaca ke
hilang ke lingkungan. Perpindahan panas
plat, temperatur plat semakin rendah.
ke lingkungan terjadi secara konveksi dan
Namun, dari gambar 1.e ada suatu
radiasi dari plat ke kaca sebelah dalam dan
fenomena yang menarik yaitu: pada jarak
secara konveksi dari permukaan kaca
kaca ke plat lebih rendah dari 20 mm,
sebelah luar ke lingkungan. Perpindahan
temperatur plat tidak lebih tinggi dari saat
panas radiasi tidak dipengaruhi lebar celah
jarak 20 mm melainkan justru lebih
atau jarak kaca ke plat. Sedang untuk
rendah. Diduga hal ini disebabkan karena
perpindahan
dengan sempitnya celah, molekul udara
panas
konveksi,
dari
besar
rugi
panas.
Dengan
tidak dapat berpindah dengan leluasa. Hal
persamaan,
(
)
ini menyebabkan perpindahan panas dari
didapat laju panas yang hilang akan
plat ke kaca sebelah dalam lebih mungkin
semakin besar jika koefisien perpindahan
terjadi secara konduksi daripada secara
panas konveksi,
konveksi.
, semakin besar.
Untuk
perpindahan
panas
konduksi, dari (Kreith, et al, 1978) laju
Sedang dari persamaan
panas berbanding terbalik dengan tebal
[1833]
Muhamad Jafri
atau lebar media yang searah perpindahan
Karakteristik Kolektor Surya Plat
Datar Dengan Variasi Jarak Penutup
plat Kolektor
panas (L):
Metode Penelitian
Penelitian ini
Semakin kecil lebar media atau
bahan,
semakin
besar
panas
secara
dilaksanakan
di
halaman belakang laboratorium pusat
konduksi yang ditransfer. Dalam hal
UNS
kolektor surya yang diteliti, maka semakin
Novembar 2005 sampai 7 Desember 2005
kecil
pukul 10.00-14.00 WIB.
jarak
kemungkinan
kaca
ke
plat
kolektor,
perpindahan
panas
Surakarta.
Alat
yang
pada
tanggal
digunakan
30
dalam
berlangsung lebih secara konduksi dan
penelitian
berarti semakin banyak panas yang hilang
anemometer testo, termometer digital,
ke lingkungan sehingga temperatur plat
light Meter Model Li-250 No Seri LMA–
menurun.
2706, sensor pyranometer No seri PY–
ini
46415
Prosedur Penelitian
Perancangan Kolektor Termal
Pembuatan Kolektor Termal
Pengujian Variasi Jarak Kaca Penutup
Plot Grafik Ir, Tp, Tk
Analisis Grafik
Perhitungan Efisiensi Termal
Plot Grafik η-ΔT
Kesimpulan
[1834]
adalah
termokopel,
Media Exacta
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran intensitas radiasi matahari
a. Intensitas matahari pada bidang
dapat dilihat pada Gambar 2.a.
datar
Gambar 2.a Grafik Intensitas Matahari terhadap waktu
Dari Gambar 1.b, dapat kita lihat
bahwa intensitas yang terjadi sangat
bahwa pengambilan data dilakukan dari
fluktuatif. Hal ini dapat terlihat dari
pukul
14.00.
kenaikan dan penurunan intensitas yang
intensitas sebaran yang terlihat tidak
cukup tajam. Fluktuatif yang terjadi
teratur.
yang
tersebut disebabkan karena kondisi cuaca
seharusnya pada pukul 10.00 sampai
yang berubah yang disebabkan adanya
dengan 12.00 akan naik dan pada pukul
gumpalan awan dan mendung tebal yang
12.00 sampai dengan 14.00 akan turun
menghalangi radiasi matahari sampai ke
tidak semuanya terjadi, sehingga terlihat
bumi.
10.00
sampai
Intensitas
dengan
matahari
b. Temperatur kolektor pada variasi jarak kaca penutup
Gambar 2.b Grafik temperatur dengan jam pengamatan pada jarak 3 cm dan 9 cm
[1835]
Muhamad Jafri
mencapai 13 0C dan perbedaan terkecil 0,4
Pada Gambar 2.b dapat kita lihat
bahwa besar temperatur keluarannya lebih
0
besar dari temperatur masukannya. Pada
mencapai 51,2 0C pada pukul 11.45 dan
jarak plat 3 cm perbedaan temperatur
temperatur masukan mencapai 42,6
masukan dan keluaran terbesar mencapai
pada pukul 11.45.
23,1 0C dan perbedaan terkecil 9,9 0C.
63,8 0C pada pukul 11.45 dan temperatur
c. Perbedaan temperatur masuk (Tin)
dan temperatur keluar (Tout)
terhadap jam pengamatan
Hasil temperatur kolektor surya
masukan mencapai 41,7 0C pada pukul
dapat
12.45. Pada jarak plat 9 cm perbedaan
temperatur masuknya (Tin) dan temperatur
nilai masukan dan keluaran terbesar
keluarnya (Tout) terhadap jam pengamatan.
Temperatur keluaran tertinggi mencapai
C.
Temperatur
dilihat
pada
keluaran
grafik
Gambar 2.c Grafik perbedaan temperatur input-output pada jarak 3 cm dan 6 cm
Gambar 2.d Grafik perbedaan temperatur input-output pada jarak 3 cm dan 9 cm
[1836]
tertinggi
0
C
perbedaan
Media Exacta
Gambar 2.e Grafik perbedaan temperatur input-output pada jarak 6 cm dan 9 cm
Pada Gambar 2.c, Gambar 2.d, dan
hal ini dikarenakan adanya perbedaan
Gambar 2.e dapat kita lihat bahwa pada 30
aliran udara yang bergerak di sekitar
November 2005, perbedaan temperatur
kolektor. Dari hasil pengukuran dapat
pada jarak kaca 3 cm hasilnya lebih tinggi
disimpulkan bahwa variasi jarak kaca
dari jarak kaca 6 cm. Tetapi ada 2 data
berpengaruh
yang hasilnya kebalikannya, hal ini karena
temperatur kolektor. Dimana perbedaan
adanya perubahan aliran yang bergerak di
temperatur akan maksimum pada jarak
sekitar kolektor. Pada 1 Desember 2005,
kaca kecil, karena sedikit energi panas
perbedaan temperatur pada jarak kaca 3
yang hilang ke lingkungan.
cm hasilnya lebih tinggi dari jarak kaca 9
Efisiensi kolektor Surya
cm. Hal ini karena pada jarak kaca 9 cm
a. Efisiensi kolektor surya pada variasi
panas yang hilang ke lingkungan semakin
berkurang.
sedangkan
pada
perbedaan
jarak kaca
besar. Sehingga penyerapan panas pada
plat
terhadap
Hasil efisiensi pada kolektor surya
3
dapat dilihat pada grafik efisiensi kolektor
Desember 2005, perbedaan temperatur
surya
pada jarak kaca 6 cm hasilnya sebagian
masuknya (Tin) dan temperatur keluarnya
besar lebih tinggi dari jarak kaca 9 cm.
(Tout), yaitu pada Gambar 2.f, Gambar 2.g,
Pada jarak kaca 9 cm banyak panas yang
dan Gambar 2.h.
hilang ke lingkungan. Tetapi ada beberapa
keadaan dimana besarnya berkebalikan,
[1837]
terhadap
perbedaan
temperatur
Muhamad Jafri
Gambar 2.f Grafik efisiensi termal dengan jarak kaca dan plat penyerap 3 cm dan 6 cm
Gambar 2.g Grafik efisiensi termal dengan jarak kaca dan plat penyerap 3 cm dan 9 cm
Gambar 2.h Grafik efisiensi termal dengan jarak kaca dan plat penyerap 6 cm dan 9 cm
Pada Gambar 2.f, Gambar 2.g, dan
Sedangkan pada jarak kaca 6 cm efisiensi
Gambar 2.h kita lihat bahwa pada tanggal
termal tertinggi mencapai 97,59 % dan
30 November 2005, efisiensi termal
terendah 23,65
tertinggi pada jarak kaca 3 cm mencapai
Desember 2005, efisiensi termal tertinggi
72,82
pada jarak kaca 3 cm mencapai 81,58 %
%
dan
terendah
33,05
%.
[1838]
%.
Pada tanggal
1
Media Exacta
dan terendah 29,22 %. Sedangkan pada
yang laminer, dan perbedaan temperatur
jarak kaca 9 cm efisiensi termal tertinggi
masukan dan keluaran maksimum.
mencapai 98,59 % dan terendah 11,2 %.
Pada tanggal 3 Desember 2005, efisiensi
PENUTUP
termal tertinggi pada jarak kaca 6 cm
Kesimpulan
mencapai 82,48 % dan terendah 28,47 %.
Berdasarkan
hasil
penelitian
Sedangkan pada jarak kaca 9 cm efisiensi
Ekadewi A. Handoyo, (2001) dengan kaca
termal tertinggi mencapai 81,51 % dan
bening 3 mm, 5 mm dan kaca es 3 mm, 5
terendah
mm dengan beberapa jarak kaca ke plat,
23,6
dikatakan
%.
bahwa
Sehingga
hasil
dapat
perhitungan
didapat:
efisiensi termal dari kolektor surya dalam
1. Panas
yang
diserap
plat
atau
penelitian ini bukanlah suatu konstanta
temperatur plat tertinggi jika jarak
melainkan sebuah karakteristik dengan
kaca ke plat 20 mm.
variabel yang tergantung dari intensitas
2. Temperatur lingkungan dan kecepatan
matahari, temperatur masukan, temperatur
angin
keluaran,
Dimana
mempengaruhi panas yang diserat plat.
intensitas matahari yang diterima kolektor
Sedangkan hasil penelitian Burhanuddin
tidak fluktuatif, aliran udara yang laminer,
A., (2005) dapat disimpulkan bahwa:
dan perbedaan temperatur masukan dan
1. Pada ketiga variasi jarak plat penyerap
dan
keluaran
aliran
udara.
maksimum.
jika
cuaca
cerah
tidak
Perbedaan
dengan kaca transparan, didapatkan
temperatur akan maksimum pada jarak
nilai perbedaan temperatur input-output
kaca kecil.
tertinggi pada jarak 3 cm dan terendah
Sehingga dapat dikatakan bahwa
pada jarak 9 cm, dan plat penyerap
hasil perhitungan efisiensi termal dari
akan menyerap radiasi matahari secara
kolektor
maksimal jika posisi plat tersebut tegak
surya
bukanlah
suatu
dalam
penelitian
konstanta
ini
melainkan
lurus
sebuah karakteristik dengan variabel yang
tergantung
datang
radiasi
matahari.
2. Efisiensi
temperatur masukan, temperatur keluaran,
intensitas
dan
masukan, temperatur keluaran, dan
udara.
intensitas
arah
matahari,
aliran
dari
dengan
Dimana
intensitas
matahari yang diterima kolektor tidak
termal
bergantung
matahari,
aliran udara efisiensi termal.
fluktuatif dan permukaan kolektor tegak
lurus dengan posisi matahari, aliran udara
s
[1839]
dari
temperatur
Muhamad Jafri
maka semakin besar temperatur yang
Rekomendasi
Banyak
penelitian
tentang
terjadi pada plat. Namun perlu diketahui
karakteristik kolektor surya plat datar
bahwa masih banyak faktor lain yang
khususnya tentang pengaruh jarak antara
mempengaruhi
kaca penutup dan plat absorber yang hasil
surya plat datar seperti, sudut kemiringgan
mengarah pada kesimpulan yang sama
kolektor, jenis kaca penutup serta dimensi
yaitu semakin kecil jarak yang terbentuk,
kolektor.
karakteristik
kolektor
DAFTA PUSTAKA
Duffie, J.A. dan Beckman, W.A. , 1991: Solar Engineering of Thermal Processes, John
Willey and Sons Inc, Wisconsin.
Ekadewi Anggraini Handoyo, 2001: Pengaruh Jarak Kaca Ke Plat Terhadap Panas Yang
Diterima Suatu Kolektor Surya Plat Datar, Jurnal Teknik Mesin Universitas Kristen
Petra, Volume 3, No. 2, 52-56, Surabaya.
Kreith, Frank and Kreider, Jan F., 1978: Principles of Solar Engineering. New York:
McGraw, Hill Book.
Purnawarman, Heru, 2001: Pengaruh Jumlah dan Jarak Kaca Terhadap Temperatur Plat
Solar Kolektor, Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen Petra, Surabaya.
Tirtoatmojo, Rahardjo, 1995: Pemanas Air dengan Memanfaatkan Energi Matahari,
Percetakan Universitas Kristen Petra, Surabaya
[1840]
Download