1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kafein adalah kristal putih, alkaloid pahit, dengan rumus kimia C8H10N4O2 yang terkandung dalam kopi atau teh dan banyak digunakan dalam pengobatan W D terutama sebagai stimulan sistem saraf. Kafein mengandung bahan psikoaktif dan sangat banyak ditemukan baik didalam makanan maupun minuman yang dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari (Norton et al., 2011). Data yang K U diperoleh dari FDA (Food and Drug Administration) tahun 2012 melaporkan asupan kafein pada populasi masyarakat di Amerika Serikat antara tahun 2003 dan 2008. Ditemukan banyak yang mengkonsumsi kafein dari kelompok usia yang berbeda termasuk anak – anak usia 2-13 tahun, remaja 14-21 tahun dan wanita © usia subur atau usia produktif 16-45 tahun. Dari kelompok usia yang bervariasi ini masing-masing dari mereka mengkonsumsi kafein secara tetap sebanyak 300 mg/hari yang bersumber utama dari kopi, teh, dan minuman berenergi. Remaja dan dewasa muda mengkonsumsi sekitar sepertiga dari jumlah kafein yang dikonsumsi orang dewasa atau sekitar 100 mg/hari (FDA, 2012). Karena tingginya angka penggunaan kafein tersebut maka telah banyak dilakukan penelitian mengenai efek penggunaan kafein terhadap kesehatan (Nawrot et al., 2010). Efek negatif penggunaan kafein jangka panjang dapat menimbulkan efek seperti ulkus lambung dan peningkatan kadar kolesterol, sedangkan pada penggunaan kafein jangka pendek dapat menimbulkan efek 2 seperti peningkatan frekuensi pernafasan, urin, asam lemak dalam darah, dan asam lambung disertai peningkatan tekanan darah (Hoeger et al., 2002 ; Sigmon et al., 2009). Selain efek utamanya dalam menstimulasi sistem saraf pusat, kafein juga memiliki berbagai macam efek terhadap kesehatan. Salah satu efek positif kafein terhadap kesehatan adalah kemampuan kafein dalam menghambat proliferasi pada berbagai sel kanker, misalnya pada HCC, HUVEC, JB6 cell line W D (Tai et al, 2010; Li et al., 2013; Hashimoto et al., 2004). Penelitian yang dilakukan oleh Tsuang et al (2006) menggunakan kultur sel osteoblas dari newborn Wistar-rat calvaria yang dipapar kafein menunjukan aktivitas apoptosis osteoblas secara signifikan. K U Penelitian lain pada hepatocellular carcinoma yang dilakukan oleh Kawano et al (2011) menunjukan aktivitas penghambatan proliferasi dan pada sel hepar yang normal hanya sedikit efek yang ditimbulkan oleh kafein, sehingga dapat dikatakan kafein dapat © digunakan sebagai pendamping obat anti kanker. Pada penelitian yang dilakukan oleh Li et al (2013), penghambatan yang disebabkan oleh kafein terlihat signifikan setelah diinkubasi selama 72 jam pada HUVEC. Selain itu untuk menguji efek anti proliferasi dapat ditentukan dengan parameter nilai doubling time. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya maka perlu dilakukan penelitian mengenai efek kafein dengan menggunakan jenis sel yang berbeda. Pada penelitian sebelumnya oleh Kuhlmann dkk kafein dengan dosis 200 µg/mL dapat menghambat pertumbuhan sel HeLa melalui inhibisi sintesis RNA (Kuhlmann et al., 1968). KB cell line merupakan sel karsinoma epitel rongga mulut yang dikultur di 3 dalam laboratorium sehingga dapat digunakan dalam berbagai macam penelitian. Pada penelitian ini akan digunakan KB cell line sebagai model representatif sel epitel rongga mulut yang berkontak langsung dengan kafein, baik itu melalui makanan dan minuman yang mengandung kafein dan dikonsumsi sehari-hari. Hingga saat ini belum ada penelitian yang dilaporkan mengenai efek kafein pada kopi terhadap sel karsinoma epitel rongga mulut. Kedua hal tersebut menjadi W D dasar dilaksanakannya penelitian ini. Pada penelitian mengenai efek kopi dan teh terhadap kanker mulut (Galeone et al., 2010), kopi terbukti lebih berpengaruh terhadap penurunan angka kejadian kanker mulut dibandingkan teh. Oleh karena itu pada penelitian ini digunakan kafein yang diekstrak dari biji kopi arabika. K U B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dirumuskan permasalahan © penelitian sebagai berikut : 1. Apakah kafein memiliki efek menghambat proliferasi sel KB ditinjau dari presentase sel yang hidup ? 2. Apakah kafein dapat memperpanjang nilai doubling time dari sel KB ? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui kemungkinan kafein memiliki efek penghambatan proliferasi sel KB ditinjau dari presentase sel yang hidup. 4 2. Mengetahui kemungkinan kafein dapat memperpanjang nilai doubling time dari sel KB. D. Manfaat Penelitian Dengan dilaksanakannya penelitian ini maka akan diperoleh manfaat yaitu sebagai berikut : 1. W D Menunjukkan bahwa kafein memiliki efek anti proliferasi terhadap sel KB seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa kafein mampu menghambat proliferasi sel kanker dengan memberikan pengaruh yang sangat sedikit pada sel normal, sehingga dapat dipertimbangkan lebih lanjut agar dapat digunakan K U sebagai salah satu sarana alternatif terapi untuk kanker. 2. Menambah pengetahuan mengenai efek kafein terhadap proliferasi sel. © E. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai proliferasi sel baik pada sel normal maupun sel kanker yang disebabkan oleh paparan kafein dalam dosis tertentu sudah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, namun penelitian untuk melihat efek kafein terhadap penghambatan proliferasi pada KB cell line belum pernah dilakukan. Berikut ini adalah beberapa penelitian mengenai anti proliferasi yang diinduksi oleh kafein. Penelitian mengenai penghambatan pada Human Hepatocellular Carcinoma Cells yang dinduksi oleh kafein dilakukan oleh Tai et al. pada tahun 2010. Penelitian mengenai kafein dalam meningkatkan efek anti-tumor cisplatin pada Human Hepatocellular Carcinoma Cells dilakukan oleh Kawano et al. pada 5 tahun 2011. Penelitian mengenai anti proliferasi sel endotelial yang diinduksi oleh kafein dilakukan oleh Li et al. pada tahun 2013. Penelitian mengenai anti proliferasi sel JB6 yang diinduksi oleh kafein dilakukan oleh Hashimoto et al. pada tahun 2004. Hasil akhir dari empat penelitian diatas membuktikan bahwa kafein dapat menghambat proliferasi. Selain itu pada penelitian ini digunakan biji kopi arabika yang diambil dari daerah Temanggung, Jawa Tengah. W D © K U