1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Asam

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian
Asam asetilsalisilat merupakan turunan dari asam salisilat yang
ditemukan dari ekstraksi kulit pohon willow, di mana manfaat obat asam
salisilat dan efek sampingnya telah dikenal selama lebih dari 2000 tahun
(Miller et al.,1978). Asam asetilsalisilat memiliki tiga sifat Non-Steroid
Anti-Inflammatory (NSAID) yaitu analgesik, anti-piretik, dan antiinflamasi (Smith et al., 1991).
Asam asetilsalisilat diperoleh dengan mereaksikan asam 2-hidroksi
benzoat dengan anhidrida asetat yang menghasilkan asam asetilsalisilat dan
asam asetat yang disebut dengan reaksi anhidrida asam (Forsythe, 1991).
Efek samping dari penggunaan asam asetilsalisilat seperti pada organ
lambung yaitu terjadinya perdarahan, dan tukak pada organ tersebut
(Kimberly et al., 1989).
Mengingat efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan
asam asetilsalisilat, maka perlu dilakukan pengembangan obat baru, di
mana obat ideal yang memiliki efek samping seminimal mungkin dengan
efek terapi maksimal. Pratiwi pada tahun 2009 memodifikasi turunan asam
asetilsalisilat yaitu dengan cara mengsintesis senyawa asam 2-(3(klorometil)benzoiloksi)benzoat.
Asam 2-(3-(klorometil)benzoiloksi)benzoat disintesis dengan cara
mereaksikan asam salisilat dengan 3-klorometilbenzoil klorida melalui
reaksi asilasi dengan penambahan piridin untuk menetralkan asam klorida
yang ada. Hasil sintesis Pratiwi (2009) menunjukkan bahwa senyawa asam
2-(3-(klorometil)benzoiloksi)benzoat
analgesik.
Pengujian
akivitas
memilik
analgesik
1
potensi
sebagai
obat
senyawa
asam
2-(3-
(klorometil)benzoiloksi)benzoat
oleh
Pratiwi
(2009)
yaitu
dengan
pemaparan senyawa uji tersebut pada hewan uji mencit. Penelitian ini
menunjukkan ED(50)aktivitas analgesik dengan hasil ED(50) senyawa asam 2-(3(klorometil)benzoiloksi)benzoat sebesar 14,05 mg/kgBB lebih kecil
dibandingkan dengan nilai ED(50) asam asetilsalisilat yaitu 20,83
mg/kgBB.
Berdasarkan
data
tersebut
senyawa
asam
2-(3-
(klorometil)benzoiloksi)benzoat lebih aktif dan berpotensial sebagai
analgesik, dibandingkan dengan senyawa asam asetilsalisilat.
Pradipta (2016) melakukan penelitian uji toksisitas subkronis
dengan senyawa asam 2-(3-(klorometil)benzoiloksi)benzoat terhadap tikus
wistar jantan dengan parameter uji aktivitas dan indeks organ. Hasil
penelitian Pradipta dengan parameter uji aktivitas menunjukkan senyawa
asam
2-(3-(klorometil)benzoiloksi)benzoat yang dipaparkan pada tikus
jantan tidak menimbulkan perubahan aktivitas. Parameter indeks organ
dengan pemaparan senyawa uji asam 2-(3-(klorometil)benzoiloksi)benzoat
dengan dosis 90 mg/kgBB ditemukan adanya perbedaan yang bermakna
pada organ lambung dengan kelompok satelit kontrol positif. Perbedaan ini
dipengaruhi dari perbedaan dosis yang diberikan, di mana semakin tinggi
dosis yang diberikan akan menurunkan bobot dari organ lambung tersebut,
hal
ini
terlihat
waktu
proses
pembedahan
di
mana
pada
senyawa uji dengan dosis tinggi terdapat beberapa organ lambung yang
menipis. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti kapasitas
lambung pada masing – masing tikus untuk menampung makanan berbedabeda, karena hal ini dipengaruhi oleh kecepatan masing- masing tikus
dalam mencerna makanan. Namun, penelitian yang dilakukan Pradipta
dengan menggunakan hewan coba tikus jantan. Sehingga perlu adanya
penelitian lebih lanjut dengan hewan coba tikus dengan jenis kelamin
berbeda.
2
Mengingat bahwa senyawa tersebut memiliki potensi sebagai calon
obat pengganti asam asetilsalisilat, maka perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut yaitu uji toksisitas subkronis dengan acuan OECD 407 (Organization
for Economic Cooperation and Development 407). Diharapkan melalui
penelitian ini dapat diketahui efek samping dari pemakaian asam 2-(3(klorometil)benzoiloksi)benzoat dalam jangka waktu yang lama secara
toksisitas subkronis senyawa asam 2-(3-(klorometil)benzoiloksi)benzoat
sebagai tahap lanjut dalam upaya mengembangkan obat analgesik yang baru
dengan efek samping yang minimal dan efek terapi yang lebih baik serta
tidak toksik bila dibandingkan dengan senyawa asam asetilsalisilat.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pengaruh pemberian senyawa asam 2-(3(klorometil)benzoiloksi)benzoat dalam pengujian toksisitas
subkronis terhadap perubahan aktivitas pada tikus wistar
betina?
2.
Bagaimana pengaruh pemberian senyawa asam 2-(3(klorometil)benzoiloksi)benzoat terhadap perubahan indeks
organ pada tikus wistar betina?
1.3
Tujuan Penelitian
1.
Mengetahui pengaruh pemberian senyawa asam 2-(3(klorometil)benzoiloksi)benzoat dalam pengujian toksisitas
subkronis terhadap perubahan aktivitas pada tikus wistar
betina.
2.
Mengetahui pengaruh pemberian dari senyawa asam 2-(3klorometil)benzoiloksi)benzoat terhadap perubahan indeks
organ pada tikus wistar betina.
3
1.4
Hipotesis Penelitian
1.
Senyawa asam 2-(3-(klorometil)benzoiloksi)benzoat dalam
pengujian
toksisitas
subkronis
tidak
menimbulkan
perubahan aktivitas pada tikus wistar betina.
2.
Senyawa asam 2-(3-(klorometil)benzoiloksi)benzoat tidak
menimbulkan perubahan indeks organ pada tikus wistar
betina.
1.5
Manfaat Penelitian
Data hasil penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai
referensi ilmiah untuk mengembangkan senyawa asam 2-(3-(klorometil)
benzoiloksi)benzoat, sebagai calon obat analgesik baru, yang memiliki efek
toksik lebih rendah.
4
Download