(Joint National Committee) hipertensi terjadi apabila tekanan darah

advertisement
9
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Menurut JNC (Joint National Committee) hipertensi terjadi apabila
tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg ( Tagor 2003). Hipertensi adalah
suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara abnormal
dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan darah yang
disebabkan satu atau beberapa factor resiko
yang tidak berjalan
sebagaimana mestinya dalam mempertahankan tekanan darah secara
normal (Wijaya, dan Putri 2013).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan
darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari
90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit
dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang
berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan
kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner)
dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan
mendapat pengobatan yang memadai. Banyak pasien hipertensi dengan
tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat. (Maj,
Kedokt Indon, 2009)
9
Asuhan Keperawatan Pada..., ISMI ROKHIMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
10
Hipertensi berkaitan dengan kenaikan tekanan ssitolik atau tekanan
diastolik atau tekanan keduanya. Hipertensi dapat di definisikan sebagai
tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140
mmHg dan tekanan diastolikdi atas 90 mmHg. Pada nanda, hipertensi di
definisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolic 90
mmHg (Brunner dan Suddart,2005)
Jadi dapat disimpulakn bahwa hipertensi adalah tekanan darah
persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan
diastoliknya diatas 90 mmHg dan di klasifikasikan sesuai dengan derajat
keparahan nya,mempunyai rentang dari tekanan darah normal.
Klasifikasi hipertensi dibagi menjadi:
a. Hipertensi Esensial (primer)
Merupakan 90 % dari kasus penderita hipertensi, dimana
sampai saat ini belum diketahui penyebabnya secara pasti.
Beberapa factor berpengaruh dalam terjadinya hipertensi
asensial, seperti: Faktor genetic, Stres dan psikologis, serta
factor lingkungan dan diet (peningkatan penggunaan garam dan
berkurangnya asupan kalium).
Peningkatan tekanan darah tidak jarang merupakan satusatunya tanda hipertensi primer. Umumnya gejala baru terlihat
setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti ginjal,otak ,
mata dan jantung.
Asuhan Keperawatan Pada..., ISMI ROKHIMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
11
b. Hipertensi sekunder
Pada hipertensi sekunder, penyebab dan patofiologi dapat
diketahui
dengan
dikendalikan
sekunder
jelas
dengan
sehingga
obat-obatan.
diantaranya
berupa
lebih
mudah
Penyebab
kelainan
untuk
hipertensi
ginjal
seperti
tumor,diabetes , kelainan adrenal, kelainan aorta seperti
ditandai dengan naiknya tekanan darah akan dideteksi pada
pergelangan tangan tetapi tidak pada kaki,kelainan endokrin
lainnya seperti obesitas, resistensi insulin,hipertiroidisme, dan
pemakaian
obat-obatan
seperti
kontrasepsi
oral
dan
kortiskoteroid.
Klasifikasi berdasar derajat hipertensi
a. Berdasar JNC VII:
Derajat
Tekanan Sistolik
Tekanan Diastolik
(mmHg)
(mmHg)
Normal
<120
Dan<80
Pre-Hipertensi
120 – 139
Atau 80-89
Hipertensi derajat
140 – 159
Atau 90-99
>160
Atau >10
I
Hipertensi derajat
II
Asuhan Keperawatan Pada..., ISMI ROKHIMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
12
Tabel 2.1 (Sumber: JNC (Joint National Committee) VII, 2003)
b. Menurut European Society of cardiology :
Kategori
Tekanan
Tekanan
Sistolik
Diastolik
(mmHg)
(mmHg)
Optimal
< 120
dan
< 80
Normal
120 -129
dan/atau
80 – 84
Normal tinggi
130 – 139
dan/atau
85 – 89
Hipertensi
140 – 159
dan/atau
90 -99
160 – 179
dan/atau
100 -109
>180
dan/atau
>110
>190
dan
<90
derajat I
Hipertensi
derajat II
Hipertensi
derajat III
Hipertensi
sistolik
terisolasi
Gambar 2.2 (Sumber : ESC,2007)
Klasifikasi gangguan tekanan darah
a. Hipertensi sitolik adalah peningkatan tekanan darah sistolik
b. HIpertensi diastolic adalah peningkatan tekanan darah diastolic
Asuhan Keperawatan Pada..., ISMI ROKHIMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
13
B. ANATOMI FISIOLOGI
Anatomi
1. Jantung
Jantung merupakan
organ berupa otot, berbentuk kerucut,
berongga. Jantung berada di dalam toraks, antara kedua paru-paru dan di
belakang stemum, dan lebih menhadap ke kiri daripada ke kanan. Ukuran
jantung kira-kira sebesar kepalan tangan. Jantung dewasa beratnya antara
220 sampai 260 gram. Jantung terbagi oleh sebuah septum (sekat) menjadi
daa belah, yaitu kiri dan kanan. Setiap belahan di bagi menjadi dua ruang,
yang atas disebut atrium, dan yang bawah disebut ventrikel. Maka di kiri
terdapat satu atrium dan satu ventrikel, dan di kanan juga terdapat satu
atrium dan satu ventrikel. Disetiap sisi ada hubungan antara atrium dan
ventrikel melalui lubang atrio-ventrikuler dan pada setiap lubang tersebut
terdapat katup yang kanan bernama katup (valvula) trikuspidalis dan kiri
katup miral atau katup bikuspidalis. Katup atrio- ventrikel mengizinkan
darah mengalir hanya ke satu jurusan, yaitu dari atrium ke ventrikel, dan
menghindarkan darah mengalir kembali dari ventrikel ke atrium. Katup
trikuspidalis terdiri atas tiga kelompok atau kuspa, katup mitral terdiri atas
dua kelopak .
Jantung tersusun atas otot dan terbungkus sebuah membran yang
disebut pericardium. Membran itu terdiri atas dua lapis yaitu pericardium
visceral adalah membrane serus yang lekat sekali pada jantung, dan
pericardium parietal adalah lapisan fibrus yang terlipat keluar dari basis
Asuhan Keperawatan Pada..., ISMI ROKHIMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
14
jantung dan membungkus jantung sebagai kantong longgar. Karena
susunan ini jantung berada di dalam dua lapis kantong pericardium, dan di
antara dua lapisan itu ada cairan serus. Karena sifat meminyaki dari cairan
serus jantung dapat bergerak bebas.
Di sebelah dalam jantung dilapisi endothelium atau endocardium.
Tebal dinding jantung
terdiri atas tiga lapis yaitu pericardium
(pembungkus luar), miokardium (pembungkus dalam), Endokardium
(batas dalam).. Dinding otot jantung tidak sama tebalnya. Dinding
ventrikel terdapat satu atrium dan satu ventrikel paling tebal,disbanding
dinding ventrikel sebelah kanan sebab kekuatan kontraksi ventrikel kiri
jauh lebih besar dari ventrikel kanan. Dinding atrium tersusun atas otot
yang lebih tipis.
Gambar 2.1
Sumber : faundation of nursing 2008
Asuhan Keperawatan Pada..., ISMI ROKHIMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
15
Jantung adalah pompa, gerakan jantung berasal dari nodus sinusatrial, kemudian kedua atrium berkontraksi. Gelombang kontraksi
inimelalui berkas His kemudian ventrikel berkontraksi. Gerakan jantung
terdiri atas dua jenis yaitu kontraksi atau sistol dan pengenduran atau
diastole. Kontraksi dari kedua atrium terjadi serentak dan disebut sistol
atrial, pengendurannya adalah diastole atrial. Kontraksi dan pengenduran
ventrikel disebuit sistol dan diastole ventrikel. Lama kontraksi ventrikel
adalah 0,3 detik dan tahap pengundurannya selama 0,5 detik. Dengan cara
ini jantung berdenyut secara terus menerus. Kontaksi kedua atrium
pendek, sedangkan kontraksi lebih lama dan lebih kuat. Dengan
berkontraksi otot jantung memompa dan darah, yang masuk sewaktu
diastole, keluar dari ruang-ruangnya. Konduktivitas( daya antar) adalah
kontraksi yang diantarkan melalui setiap serabut otot jantung secara halus
sekali. Ritme yaitu otot jantung mempunyai kekuatan kontraksi ritmik
secara otomatis tanpa tergantung pada rangsangan saraf.
2. Fisiologi
Tekanan darah arteri merupakan produk total resistensi perifer dan
curah jantung. Curah jantung meningkat karena keadaan yang meningkat
frekuensi jantung,volume sekuncup atau keduanya. Resistensi perifer
meningkat karena factor-faktor yang meningkatkan viskositas darah atau
yang menurunkan lumen pembuluh darah,kususnya pembuluh rteriol.
Asuhan Keperawatan Pada..., ISMI ROKHIMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
16
Beberapa teori tentang hipertensi:
1. Perubahan pada bantalan dinding pembuluh darah arteriolar yang
menyebabkan meningkatan resistensi perifer
2. Peningkatan pada system saraf simpatik yang abnormal dan berasal
dari dalam pusat vasomotor, peningkatan tonus ini menyebabkan
peningkatan resistensi vaskuler perifer
3. Penambahan volume darah yang terjadi karena disfungsi renal atau
hormonal
4. Peningkatan penebalan dinding arteriol akibat factor genetik yang
menyebabkan peningkatan resistensi vaskuler perifer
5. Pelepasan renin yang abnormal sehingga terbentuk angiotensia yang
menimbulkan kontriksi arteriol dan meningkatkan volume darah
Hipertensi yang berlangsung lama akan meningktkan beban kerja
jantung karena terjadi peningkatan resistensi terhadap ejeksi ventrikel kiri.
Untuk meningkatkan kontraksinya, ventrikel kiri mengalami hipertrofit
sehingga kebutuhan jantung akan oksigen dan beban jantung meningkat.
Hipertensi memicu proses atreloskelosis arteri koronaria maka jantung
dapat mengalami gangguan lebih lanjut akibat penurunan aliran darah ke
dalam miokardium sehingga timbul angina pectoris atau infark miokardi.
Asuhan Keperawatan Pada..., ISMI ROKHIMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
17
C. ETIOLOGI
Corwin (2000) menjelaskan bahwa hipertensi tergantung pada
kecepatan denyut jantung, volume sekuncup dan
Total Peripheral
Resistance(TPR). Peningkatan kecepatandenyut jantung dapat terjadi
akibat rangsangan abnormal saraf atau hormone pada nodus SA.
Peningkatan denyut kecepatan jantung yang berlangsung kronik sering
menyertai keadaan hipertiroidisme. Namun, peningkatan kecepatan denyut
jantung biasanya di kompensasioleh penurunan volume sekuncup sehingga
tidak menimbulkan hipertensi.
Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama dapat terjadi
apabila terdapat peningkatan volume plasma yang berkepanjangan, akibat
gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam
yang berlebihan. Peningkatan pelepasan renin atau aldosterone maupun
menurun aliran darah ke ginjal dapat mengubah penanganan air dan garam
oleh ginjal. Peningkatan volume plasma akan menyebabkan peningkatan
volume diastolik akhir sehingga terjadi peningkatan volume sekucup dan
tekanan darah. Peningkatan preload biasaya berkaitan dengan peningkatan
sistolik.
Peningkatan TPR yang berlangsung lama dapat terjadi peningkatan
perangsangan saraf atau hormone pada arteriol, atau responsifitas yang
berlebihan dari arteriol, atau resposivitas yang berlebihan dari arteriol
terdapat rangsangan normal. Kedua hal tersebut akan menyebabkan
penyempitan pembuluh darah.
Asuhan Keperawatan Pada..., ISMI ROKHIMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
18
Pada peningkatan TPR, jantung harus memompa secara lebih kuat
dan dengan demikian menghasilkan tekanan yang lebih besar, untuk
mendorong darah melintasi pembuluh darah yang menyempit. Hal ini
disebabkan peningkatan afterload jantung dan biasanya berkaitan dengan
peningkatan diastolic. Apabila peningkatan tekanan afterload berlangsung
lama, maka ventrikel kiri mulai mengalami hipertrofi ( membesar).
Dengan hipertrofi, kebutuhan ventrikel akan oksigen semakin meningkat
sehingga ventrikel harus mampu memompa darah secara lebih keras lagi
untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pada hipertrofi, serat-serat otot
jantung juga mulai tenang melebihi panjang normalnyayang pada akhirnya
menyebabkan penurunan kontraktilitas dan volume sekuncup
D. PATOFISIOLOGI
Beberapa factor yang saling berhubungan mungkin juga turut
serta menyebabkan peningkatan tekanan darah pada pasien hipertensi, dan
peran mereka berbeda pada setiap individu. Di antara factor-faktor yang
telah dipelajari secara intensif adalah asupan garam, obesitas dan resistensi
insulin , system renin angiotensin, dan system saraf simpatis.
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda
spinalis ke ganglia simpatis dikoraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah
Asuhan Keperawatan Pada..., ISMI ROKHIMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
19
melalui saraf simpatis ke ganglia simaptis. Pada titk ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin yang akan merangsang serabut saraf
paska ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah, berbaagai factor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh
darah terhadap rangsang vasokontriktor. Individu dengan hipertensi sangat
sensitive terhadap norefineprin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai rangsangan emosi, kelenjar edrenal juga
terangsang mengakibatkan tambahan aktifitas vasokontriksi. Medulla
edrenal mengeksresi epinefrin yang menyebabkan vaskontriksi. Korteks
adrenal mengsekresi kortisol dan steroid aslinya, yang dapat memperkuat
respon vasokontriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang dapat
mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal mengakibatkan pelepasan
renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada
gilirannya merangsang sekresi aldosterone oleh korteks adrenal. Hormon
ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intravaskuler. Semua factor tersebut merupakan
factor pencetus hipertensi.
Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh darah
perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada
Asuhan Keperawatan Pada..., ISMI ROKHIMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
20
lanjut usia. Perubahan tersebut meliputi atreloskelosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos
pembuluh darah,. Konsekuensinya aorta dan arteri besar berkurang
kemampuan nya dalam mengkonsumsi volume darah yang dipompa oleh
jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan
peningkatan tahanan perifer (Brunner dan Sudart 2005).
E. TANDA DAN GEJALA
Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan maupun selain
tekanan darah yang tinggi, tetapi pula dapat ditemukan perubahan pada
retina seperti perdarahan, eksudat(kumpulan cairan), penyempitan
pembuluh darah, dan pada kasus berat edema pupil (edema pada dipkus
optikus)
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakan
gejala sampai bertahun-tahun. Gejala bila ada menunjukkan adanya
kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai system organ
yang divaskularisasi oleh pembuluh darah yang bersangkutan. Perubahan
patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan
urinasi pada malam hari) dan azetoma (peningkatan nitrogen ure darah
(BUN)
dan
keratin).
Keterlibatan
pembuluh
darah
otak
dapat
menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien yang bermanifestasi
sebagai paralysis sementara pada satu sisi (hemiplegia atau gangguan
tajam penglihatan(Brunner dan Suddart 2005)
Asuhan Keperawatan Pada..., ISMI ROKHIMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
21
Crowin (2000) menyebutkan bahwa sbagian besar gejala klinis timbul:
1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah,
akibat peningkatan tekanan darah intracranial
2. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi
3. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf
pusat
4. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus
5.
Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan
kapiler.
F. PENATALAKSANAAN UMUM
1. Penatalaksanaan Nonfarmakologi :
Penatalaksanaan Nonfarmakologi dengan modifikasi gaya hidup
sangat penting dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam mengobati tekanan darah
tinggi (Ridwannamirudin 2007). Penatalaksanaan hipertensi dengan
nonfarmakologis terdiri dari berbagai macam cara modifikasi gaya
hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu :
a. Mempertahankan berat badan ideal
Mempertahankan berat badan ideal sesuai Body Mass Index(BMI)
dengan rentang 18,5-24,9 kg/m2 (Kaplan 2006). BMI dapat
diketahui dengan membagi berat badan dengan tinggi badan yang
telah dikuadratkan dalam satuan meter.
Asuhan Keperawatan Pada..., ISMI ROKHIMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
22
b. Kurangi asupan natrium (sodium)
Kurangi asupan natrium dapat dilakukan dengan cara diet rendah
garam yaitu tidak lebih dari 100 mmol/hari (kira-kira 6 gr NaCl
atau 2,4 gram/hari) (Kaplan 2006). Jumlah yang lain
dengan
mengurangi asupan garam sampai kurang dari 2300 mg(1 sendok
teh) setiap hari.Pengurangan garam menjadi ½ sendok teh/hari,
dapat menurunkan tekanan sistolik sebanyak 5 mmHg dan tekanan
diastolic sekitar 2,5 mmHg (Radmarssy 2007)
c. Batasi Konsumsi alcohol
Radmarssy 2007 mengatakan bahwa konsumsi alcohol harus
dibatasi karena konsumsi alcohol berlebihan dapat meningkatkan
tekanan darah.
d. Makanan K dan Ca yang cukup dari diet
Pertahankan asupan diet potasium (>90 mmol (3500 mg)/hari)
dengan cara konsumsi diet tinggi buah dan sayur dan diet rendah
lemak dengan cara mengurangi asupan lemakjenuh dan lemak total
(Kaplan 2006). Dengan mengkonsumsi buah-buahan sebanyak 3-5
kali dalam sehari, seorang bisa mencapai asupan potassium yang
cukup (Radmarssy 2007)
e. Menghindari merokok
Nikotin dalam tembakau dapat membuat jantung bekerja lebih
keras karena menyempitkan pembuluh darah dan meningkatkan
frekuensi denyut jantung serta tekanan darah (sheps 2005)
Asuhan Keperawatan Pada..., ISMI ROKHIMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
23
f. Penurunan Stres
Stres memang tidak menyebabkan hipertensi yang menetap namun
jika episode stress sering terjadi dapat menyebabkan kenaikan
sementara yang sangat tinggi (Sheps 2005)
g. Terapi masase (pijat)
Dalimartha (2008) pada prinsipnya pijat yang dilakukan pada
penderita hipertensi adalah untuk memperlancar aliran energy
dalam tubuh sehingga gangguan hipertensi dan komplikasinya
dapat diminimalisir, ketika semua jalur energy terbuka dan aliran
energi tidak lagi terhalang oleh ketegangan otot dan hambatan lain
maka risiko hipertensi dapat ditekan.
2. Pengobatan Farmakologi :
a. Diuretik (Hidroklorotiazid)
Mengeluarkan cairan tubuh sehingga volume cairan ditubuh
berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih
ringan
b. Penghambat Simpatetik (Metildopa,Klonidin dan Reseprin)
Penghambat aktifitas saraf simpatis
c. Betabloker (Metroprozol,Propandol, dan Atenolol )
-
Menurunnya daya pompa jantung
-
Tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap
gangguan pernafasan seperti asma bronchial
Asuhan Keperawatan Pada..., ISMI ROKHIMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
24
-
Pada penderita diabetes mellitus : dapat menutupi gejala
hipoglikemia
d. Vasodilator (Prasosin,Hidralasin)
Bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos
pembuluh darah.
e. ACE inhibitor (Captropil)
Menghambat pembentukan zat Angiotensin II.
Efek samping: batuk kering,pusing sakit kepala dan lemas.
f. Penghambat Angiotensin II (Valsartan)
Menghalangi penempelan zat Penghambat Angiotensin II pada
reseptor sehingga meringankan daya pompa jantung.
g. Antagonis Kalsium (Ditiasem dan Verapamil)
Menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas).
Asuhan Keperawatan Pada..., ISMI ROKHIMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
25
G. PATHWAY
Faktor predisposisi usia, jenis kelamin,
merokok, stress, kurang olahraga,
genetic, alcohol, konsentrasi garam,
obesitas
Hipertensi
Tekanan vasikular
darah
Beban kerja
Jantung
Kerusakan vaskuler
Perubahan situasi
Pembuluh darah
Krisis situasi
Informasi minim
Metode koping
Defisit
Pengetahuan
Kerusakan vaskuler
Pembuluh darah
Perubahan struktur
Tidak efektif
Ketidak efektifan koping
Penyumbatan
Pembuluh darah
Resiko cidera
Vaskontriksi
Spasme
menterol
Gangguan sirkulasi
Ginjal
Otak
Vasokontraksi pemb
Resistensi pemb
Darah ginjal
Darah otak
Pembuluh darah
Retine
Asuhan Keperawatan Pada..., ISMI ROKHIMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
26
Blood flow dara
Nyeri kepala
Suplai O2
Sistemik
Koroner
Ke otak
Respon RAA
Merangsang
alosteron
Retensi Na
Vasokontriksi
Resiko
ketidak
Efektifan
Perfusi
jaringan
otak
Penurunan Curah
Jantung
Edema
Iskemia
miokard
Afterload
Nyeri
dada
Fatigue
Intoleransi
aktivitas
Kebanyakan
Violume cairan
Gambar 2.1
Sumber Nanda 2013
Asuhan Keperawatan Pada..., ISMI ROKHIMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
27
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokonstriksi, hipertrofi/ rigiditas ventrikuler, iskemia miokard
2. Nyeri ( sakit kepala) berhubungan dengan agen biologis (peningkatan
tekanan vesikuler serebral)
3. Resiko ketidak efektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan
gangguan sirkulasi
4. Kurangnya Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang proses penyakit dan perawatan diri
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidak
seimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
Asuhan Keperawatan Pada..., ISMI ROKHIMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
28
I. INTERVENSI
Dx. 1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokonstriksi, hipertrofi/ rigiditas ventrikuler, iskemia miokard
Tujuan: Kriteria hasil :
-Tanda Vital dalam rentang normal
-Dapat mentoleransi aktivitas tidak ada kelelahan
-Tidak ada edema paru , perifer, dan asites
-Tidak ada penurunan kesadaran
Intervensi :
Cardiac care
-Pantau TD
-catat edema umum
-berikan lingkungan tenang
-pertahankan pembatasan aktifitas seperti tidur dan istirahat
-bantu aktifitas perawatan diri sesuai kebutuhan
-anjurkan teknis relaksasi non farmakologis nafas dalam
-Kolaborasi pemberian obat-obat sesuai indikasi
Asuhan Keperawatan Pada..., ISMI ROKHIMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
29
Dx 2. Nyeri ( sakit kepala) berhubungan dengan agen biologis (peningkatan
tekanan vesikuler serebral)
Tujuan : kriteria hasil :
-Pasien mampu mengidentifikasi nyeri
-Pasien mampu mengontrol nyeri
-Pasien mampu melaporkan nyeri
-Nyeri berkurang atau hilang
Intervensi :
Paint management
-Pertahankan tirah baring
-Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan
-Batasi aktifitas
-Hindari merokok atau gangguan nikotin
-ajarkan teknik ralaksasi nonfarmakologi yaitu nafas dalam
-Kaji status nyeri
-Kaji keluhan pasien
Asuhan Keperawatan Pada..., ISMI ROKHIMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
30
Dx 3. Resiko ketidak efektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan
gangguan sirkulasi
Tujuan: kriteria hasil :
-pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik: seperti TD
dalam batas normal
-TAnda-tanda vital stabil
Intervensi :
Managemen sensual perifer
-Pertahankan tirah baring
-Kaji tekanan darah
-Pertahankan obat-obatan dan cairan yang sesuai anjuran dokter
-amati adanya hipotensi yang mendadak
-Ukur intake dan output cairan
-Ambulasi sesuai kemampuan : hindari kelelahan
Dx 4. Kurangnya Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit dan perawatan diri
Tujuan : kriteria hasil :
-pasien mengungkapkan pengetahuan
-Melaporkan Pemakaian obat obatan sesuai resep dokter
Asuhan Keperawatan Pada..., ISMI ROKHIMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
31
Intervensi :
Teaching disease proces
-jelaskan tentang penyakitnya
-jelaskan sifatpenyakit dan tujuan dari pengobatan dan prosedur
- jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang
-Jelaskan gejala kambuhan
Dx 5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidak seimbangan
suplai dan kebutuhan oksigen
Tujuan : kriteria hasil :
-Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai
-tanda-tanda vital normal
-energy psikomotor
-sirkulasi status baik
Intervensi :
Activity therapy :
-bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan yang sesuai
dengan kemampuan fisik,psikologi dan sosial
-bantu untuk mengetahui aktifitas yang disukai
-bantu pasien untuk memotifasi diri dan penguatan
-bantu klien untuk membuat jadwal latihan di waktu luang
Asuhan Keperawatan Pada..., ISMI ROKHIMAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
Download