116-128 Jurnal KBP Volume 3- No. 1, Juli 2015 - AKBP

advertisement
Jurnal KBP, Vol.3, No. 1, Juli 2015: 116-128
Jurnal KBP
Volume 3- No. 1, Juli 2015
ANALISIS EFEKTIVITAS KERJA DILIHAT DARI PENGARUH
KEPEMIMPINAN VISIONER DAN BUDAYA KERJA KARYAWAN PT.
BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk SIMPANG EMPAT
CABANG PASAMAN BARAT
Jhon Fernos
AKBP Padang
([email protected])
ABSTRACT
Visionary leadership and the work culture which will influence the effectiveness of
employees at PT. BRI (Persero) Tbk. Simpang Empat Branch West Pasaman. Based on
this research we conducted with the formulation of the problem studied is how the
influence of visionary leadership and work culture of the effectiveness of employees of
PT. BRI (Persero) Tbk. Simpang Empat Branch West Pasaman. For that conducted
this research in the form of qualitative research with quantitative data pengalisaan
form. The population of this study were employees at PT. BRI (Persero) Tbk. Simpang
Empat Branch West Pasaman totaling 71 people by the end of 2012. Amount of
samples used is determined by the total sampling methods ie the entire population into
the study sample, with a total sample of 71 people. The data used is primary data and
secondary data. Then to answer the formulation of the problem under study, the
primary data obtained from questionnaires answered in the form of a statement of
research samples are further analyzed using validity, reliability testing, multiple linear
regression equation, linear coefficient of determination, t test and F test from the
analysis of the data that has been done, resulting in visionary leadership influence on
the effectiveness of employees of PT . BRI ( Persero ) Tbk . Simpang Empat Branch
West Pasaman is significant because the t value is greater than the value of 2,898 t
table 1.995 and 0.005 values significantly smaller than the 0.05 level of significant .
The influence of culture on the effectiveness of employee work PT . BRI ( Persero )
Tbk. Simpang Empat Branch West Pasaman is significant because the t value is
greater than the value of 3,180 t table 1.995 and 0.002 values significantly smaller
than the 0.05 level of significant . The influence of visionary leadership and workplace
culture at the same time the effectiveness of employees of PT . BRI ( Persero ) Tbk .
Simpang Empat Branch West Pasaman is significant because the calculated F value
51.017 is greater than the value of F table value of 3.132 and 0.000 significantly below
( less than ) 0.05 level of significant with visionary leadership and the influence of
culture simultaneously work against the effectiveness of employees is 58.8 % and the
remaining 41.2 % showed the influence of variables other than the visionary
leadership and work culture , for example, work discipline , employee education ,
employee skils , motivation and other work .
Keyword: Visoner, Budaya Kerja, Efektifitas Kerja
116
Analisis Efektifitas... (Jhon Fernos)
PENDAHULUAN
Salah satu sumber daya
yang terpenting dalam pencapaian
tujuan organisasi adalah manusia, baik
itu pegawai, buruh, karyawan ataupun
pekerja yang kesemuanya ini sering
disebut sebagai sumber daya manusia
(human resources). Sumber daya
manusia merupakan makhluk yang
mempunyai
pikiran,
perasaan,
kebutuhan
dan
harapan-harapan
tertentu yang perlu di penuhi. Hal ini
sangat
memerlukan
perhatian
tersendiri karena faktor-faktor tersebut
akan mempengaruhi prestasi, dedikasi
dan loyalitas serta kecintaan terhadap
pekerjaan
dan
organisasinya
(Hasibuan, 2002).
Mangkunegara (2001) mengemukakan efektivitas kerja merupakan
hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai karyawan
dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan
tanggung
jawab
yang
diberikan kepadanya. Dengan bertitik
tolak dari pendapat tersebut dapatlah
dikatakan bahwa kinerja merupakan
kesuksesan
karyawan
didalam
melaksanakan suatu pekerjaan yang
sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab yang dibebankan kepadanya.
Efektivitas kerja mengandung makna
prestasi yang berarti hasil karya yang
dicapai, dan melakukan suatu kegiatan
yang bertujuan mendapatkan hasil.
Efektivitas kerja merupakan patokan
akhir dari usaha yang dilakukan oleh
karyawan dalam pelaksanaan tugasnya
dan
kinerja
yang
tinggi
mengambarkan keberhasilan
dan
kesuksesan karyawan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
yang dibebankan kepadanya serta
sebaliknya kinerja yang rendah
menggambarkan
ketidakberhasilan
dan ketidaksuksesan karyawan dalam
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
yang dibebankan kepadanya.
Sedangkan
bagus
tidaknya
efektivitas kerja seseorang dapat
dilihat dari hasil kerjanya, karyawan
merupakan orang yang langsung
bergerak di dunia perbankan yang
memegang peranan penting dalam
memberikan layanan kepada nasabah.
Kepemimpian dan budaya kerja juga
secara langsung dapat mempengaruhi
efektivitas kerja karyawan PT. BRI
(Persero) Tbk. Cabang Simpang
Empat Pasaman Barat. Kepemimpinan
yang baik dan budaya kerja yang
menyenangkan akan meningkatkan
efektivitas kerja karyawan menjadi
lebih baik.
Disini kepemimpinan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas kerja karyawan.
Kepemimpinan yang dimaksud disini
adalah kepemimpinan visioner, yaitu
pola kepemimpinan yang ditujukan
untuk memberi arti pada kerja dan
usaha yang perlu dilakukan bersamasama oleh para anggota perusahaan
dengan cara memberi arahan dan
makna pada kerja dan usaha yang
dilakukan berdasarkan visi yang jelas
(Kaloh, 2006).
Kondisi seperti ini menuntut
karyawan yang berkualitas seperti
memiliki daya inovatif, kreatif yang
lebih tinggi. Para karyawan PT. BRI
(Persero) Tbk. Cabang
Simpang
Empat Pasaman Barat diharapkan
memiliki
keseimbangan antara
intelektual
dan
spiritual
serta
menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi yang diperlukan dalam
memberikan
kualitas
pelayanan
terbaiknya kepada nasabah agar dapat
mencapai tujuan perusahaan.
Oleh sebab itu semua karyawan
PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang
Simpang Empat Pasaman Barat yang
terlibat mengelola perbankan itu
perlu menguasai teori dan praktek
manajemen dengan baik. Hal ini dapat
117
Jurnal KBP, Vol.3, No. 1, Juli 2015: 116-128
dilaksanakan dengan baik apabila
lembaga
keuangan
yang
bersangkutan
secara
keseluruhan
memiliki kondisi yang dinamik untuk
mampu bergerak manunjang proses
pencapaian
tujuan
perusahaan.
Pencapaian ini tergantung pada
perusahaan dengan strukturnya dan
juga mutu dan dukungan dari
pimpinan PT. BRI (Persero) Tbk.
Cabang Simpang Empat Pasaman
Barat, tenaga administrasi serta kualitas
para karyawan tersebut
Oleh karena itu, karyawan
dituntut untuk memiliki kreatifitas,
tanggung
jawab,
kesungguhan,
keseriusan dalam bekerja, efektif dan
produktif. Dalam hal ini
sangat
diperlukan perhatian yang sungguhsungguh terhadap pelaksanaan tugas
karyawan PT. BRI (Persero) Tbk.
Cabang Simpang Empat Pasaman
Barat maupun pembinaan dan
peningkatan kemampuan mereka,
sehingga terbentuk budaya kerja yang
baik untuk dapat mencapai tujuan
yang diharapkan oleh PT. BRI
(Persero) Tbk. Cabang Simpang
Empat Pasaman Barat.
Bank
merupakan
tempat
berlangsungnya kegiatan transaksi dan
transfer uang dari pihak bank kepada
nasabah yang bersangkutan. Untuk
mencegah timbulnya gejala yang dapat
menggangu
pencapaian
tujuan
perbankan
dalam meningkatkan
pelayanan nasabah, maka karyawan
Bank PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang
Simpang Empat Pasaman Barat perlu
dukungan kepemimpinan visioner dan
budaya
kerja
agar
terlaksana
evektivitas kerja yang baik.
Karakteristik kepemimpinan
visioner adalah : (Kuntho, 2011)
1. Sebagai penentu arah dimana
pemimpin harus mampu menyusun
langkah berbagai sasaran yang dapat
diterima sebagai suatu kemajuan yang
118
riil
2. Sebagai tauladan yang baik,
pemimpin harus sanggup dan mampu
dijadikan cermin bagi anggotanya.
3. Pemimpin harus mampu
mengkomunikasikan visi dan misinya
kepada anggota sehingga anggotanya
antusias mendengarkan dengan penuh
perhatian ketika pemimpin tersebut
memberi masukan/pengarahan.
Kepemimpinan yang efektif itu
secara ringkas menggambarkan pola
kerja
yang
ditunjang
oleh
kebersamaan, persahabatan, keterbukaan,
senang
menyelesaikan
masalah, tidak membiarkan masalah
itu berkembang. Sifat kepemimpinan
seperti
itu
menunjukkan
gaya
kepemimpinan yang berlandaskan
tidak pada kekuasaan, tetapi lebih
dititikberatkan kepada kepemimpinan
yang partisipatif, profesional dan
komunikatif.
Pentingnya kepimpinan visioner
yaitu orang yang mampu dan
kemapanan dalam menempatkan visi
sebagai tumpuan untuk melangkah
keluar dari masalah dan mencapai
tujuan bersama dengan kelompok
organisasi/perusahaan
yang
dipimpinannya
sehingga
dapat
melakukan suatu perubahan dalam
organisasi/perusahaan.
Usaha
pimpinan
dalam
menciptakan kondisi yang efektif
dapat terlaksana apabila Kepala
Cabang sebagai pimpinan PT. BRI
(Persero) Tbk. Cabang Simpang
Empat Pasaman Barat mampu
menjalankan tugas kepemimpinannya
dengan
baik
sehingga
dapat
menggerakkan
sumber
daya
manusia yang dimilikinya.
Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa untuk mencapai
evektivitas kerja dari sumber daya
manusia yang dimiliki PT. BRI
(Persero) Tbk. Cabang pADAMG
Analisis Efektifitas... (Jhon Fernos)
maka peranan kepemimpinan dalam
bentuk kepemimpinan visioner sangat
diperlukan. Selain itu, perhatian
terhadap budaya kerja juga perlu
ditingkatkan agar karyawan
PT.
BRI (Persero) Tbk. Cabang Simpang
Empat dapat meningkatkan evektivitas
kerjanya.
TINJAUAN PUSTAKA DAN
HIPOTESIS
Manajemen Sumber Daya Manusia dan
Ruang Lingkupnya
Swastha (1995) mengemukakan
pengertian manajemen adalah ilmu
dan seni merencanakan, mengkoordinasikan serta mengawasi tenaga
manusia dengan bantuan alat-alat
untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Tulus (1994) mengemukakan
pengertian manajemen sumber daya
manusia
adalah
perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan
atas
pengadaan,
pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan
dan pemutusan hubungan tenaga kerja
dengan maksud untuk membantu
mencapai tujuan perusahaan, individu,
dan masyarakat.
Fungsi - fungsi operasional
manajemen sumber daya manusia
menurut Panggabean (2002) terdiri
dari:
1. Pengadaan tenaga kerja.
Fungsi pengadaan tenaga kerja
terdiri dari :
a. Analisis pekerjaan.
Analisis pekerjaan merupakan
proses penyelidikan yang sistematis
untuk memahami tugas-tugas,
keterampilan, dan pengetahuan
yang
dibutuhkan
untuk
melaksanakan pekerjaan dalam
sebuah organisasi.
b. Perencanaan tenaga kerja.
Perencanaan
tenaga
kerja
adalah
suatu
proses
penyediaan tenaga kerja dalam
kuantitas dan kualitas yang
diperlukan
organisasi
pada
waktu yang tepat agar tujuannya
dapat dicapai.
c. Penarikan tenaga kerja.
Penarikan
tenaga
kerja
merupakan
proses
yang
bertujuan memperoleh calon
karyawan
yang
memenuhi
persyaratan (berkualitas).
d. Seleksi.
Seleksi adalah suatu cara untuk
mendapatkan tenaga kerja yang
memenuhi
syarat
atau
mempunyai
kualifikasi
sebagaimana tercantum dalam
spesifikasi pekerjaan.
2. Pengembangan karyawan.
Pengembangan karyawan dapat
dilakukan melalui :
a. Orientasi.
Orientasi merupakan kegiatan
pengenalan dan penyesuaian
karyawan baru dengan organisasi.
b. Pelatihan.
Pelatihan adalah suatu usaha
untuk
meningkatkan
keterampilan karyawan untuk
melakukan pekerjaan tertentu.
c. Pendidikan.
Pendidikan adalah suatu usaha
untuk meningkatkan pengetahuan atau pemahaman tentang
suatu pekerjaan.
3. Perencanaan dan pengembangan
karir.
Perencanaan karir adalah suatu
proes
yang
memungkinkan
seseorang memilih tujuan karir dan
mengenali cara atau jalur untuk
mencapai
tujuan
tersebut.
Pengembangan karir adalah suatu
pendekatan formal yang diambil
dan digunakan organisasi untuk
menjamin agar orang-orang dengan
119
Jurnal KBP, Vol.3, No. 1, Juli 2015: 116-128
4.
5.
6.
7.
kecakapan dan pengalaman yang
layak
yang
tersedia
ketika
dibutuhkan.
Penilaian prestasi kerja.
Penilaian
prestasi
merupakan
sebuah proses yang ditujukan untuk
memperoleh informasi tentang
kinerja karyawan.
Kompensasi.
Kompensasi merupakan suatu
bentuk penghargaan yang diberikan
oleh organisasi kepada karyawan
atas kontribusi yang diberikan
kepada organisasi. Kompensasi
terdiri atas gaji pokok, insentif, dan
kesejahteraan karyawan.
Keselamatan dan kesehatan kerja
Keselamatan
kerja
meliputi
perlindungan
karyawan
dari
kecelakaan di tempat kerja.
Sedangkan kesehatan kerja merujuk
kepada kebebasan karyawan dari
penyakit secara fisik maupun
mental.
Pemutusan hubungan kerja.
Pemutusan hubungan kerja adalah
sebagai pengakhiran hubungan
kerja antara pekerja dan pengusaha
sehingga berakhir pula hak dan
kewajiban di antara perusahaan dan
karyawan.
Gaya Kepemimpinan
Arti Pemimpin dan Kepemimpinan
Rivai (2004) mengemukakan
pengertian pemimpin adalah seseorang
yang memiliki kemampuan yang lebih
kemudian diangkat dan ditunjuk
sebagai orang yang dipercayakan
untuk mengatur orang lainnya.
Sedangakan menurut Sastrodiningrat
(2004), pemimpin adalah seorang
dengan
cara
apapun
mampumempengaruhi pihak orang
lain untuk berbuat sesuatu sesuai
dengan kehendak orang itu sehingga
tujuan yang telah ditentukan tercapai.
Dari
defenisi
pemimpin
120
tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa seseorang yang ingin menjadi
pemimpin dia harus mempunyai
kemampuan dalam mempengaruhi
orang lain baik itu dalam tingkah
lakunya maupun dalam bertindak,
karena
dia
mempunyai
tanggungjawab serta kepercayaan
dari orang lain.
Dari kata pemimpin kemudian
muncullah istilah kepemimpinan,
karena kepemimpinan ini merupakan
proses seorang pemimpin dalam
mempengaruhi tindakan dan tingkah
laku
orang
lain.
Sehingga
muncullah beragam
pendapat di
dalam mendefinisikannya diantaranya
yaitu
menurut
Rivai
(2004),
kepemimpinan adalah meliputi proses
mempengaruhi dalam menentukan
tujuan
organisasi,
memotivasi,
perilaku pengikut untuk mencapai
tujuan, untuk memperbaiki kelompok
dan budaya.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa pengertian
pemimpin
dan
kepemimpinan
menurut defenisi yang ada pada
dasarnya adalahsama yaitu berusaha
mempengaruhi
seseorang
atau
sekelompok orang untuk maksud
mencapai tujuan secara bersama yang
telah ditetapkan dalam suatu organisasi.
Fungsi dan Peran Kepemimpinan
Untuk menjadi pemimpin yang
efektif maka seorang pemimpin
mampu
menjalankan
fungsinya
sebagai pemimpin dengan baik.
Menurut
Rivai
(2004),
fungsi
kepemimpinan terbagi lima, yaitu:
1. Fungsi intruksi.
Fungsi ini bersifat komunikasi
satu arah. Pemimpin sebagai
komunikator merupakan pihak
yang menentukan apa, bagaimana,
bila mana dan dimana perintah itu
dikerjakan agar keputusan dapat
Analisis Efektifitas... (Jhon Fernos)
2.
3.
4.
5.
dilaksanakan secara efektif.
Fungsi konsultasi.
Fungsi ini bersifat dua arah yaitu
pemimpin dalam pengambilan
keputusan
memerlukan
bahan
pertimbangan dengan berkonsultasi
dengan bawahan dimana konsultasi
tersebut
dilakukan
setelah
ditetapkan dalam pelaksanaan.
Fungsi partisipasi.
Pemimpin berusaha mengaktifkan
orang-orang yang dipimpinnya,
baik
dalam
keikutsertaan
mengambil keputusan maupun
dalam melaksanakannya.
Fungsi delegasi.
Pimpinan memberikan pelimpahan
wewenang
membuat
atau
menetapkan
keputusan,
baik
melalui
persetujuan
maupun
tampa persetujuan dari pemimpin.
Fungsi pengendalian.
Kepemimpinan yang sukses atau
efektif mampu mengatur aktifitas
anggotanya
secara
terarah,
terkoordinasi
sehingga
memungkinkan tercapainya tujuan
barsama secara maksimal.
Hersey (2001) mengemukakan
bentuk-bentuk gaya kepemimpinan
yang dapat dilakukan, yaitu :
1. Bentuk instruksi.
Tipe ini ditandai dengan adanya
komunikasi satu arah. Pimpinan
membatasi peranan bawahan dan
menunjukkan kepada bawahan apa,
kapan, dimana dan bagaimana
suatu tugas harus dilaksanakan.
Pemecahan
masalah
dan
pengambilan keputusan sematamata
menjadi
tanggungjawab
pemimpin
yang
kemudian
disampaikan kepada bawahan.
Pelaksanaan pekerjaan diawasi
dengan ketat. Tipe ini dapat
disamakan pula dengan tipe
otokrat. Karakteristik dari gaya
kepemimpinan ini adalah secara
umum
orang-orang
yang
mempunyai tujuan dan termasuk
pula yang mempunyai kemampuan
untuk menyusun tujuan-tujuan
tersebut yaitu yang dapat dicapai
dan tujuan yang menggambarkan
prestasi.
2. Bentuk konsultasi.
Dalam
bentuk
ini
terdapat
komunikasi
dua
arah
dan
dalam melaksanakan tugasnya
pemimpin memberikan bantuan
kepada
bawahan
dan
mau
mendengar pendapat bawahan
dalam pengambilan keputusan
tetapi keputusan terakhir berada di
tangan pemimpin.
Karakteristik
dari
bentuk
konsultasi ini yaitu organisasi
yang
mempunyai
rasa
tanggungjawab,
dalam
arti
organisasi yang memiliki kemauan
dan kemampuan tetapi kemudian
timbul kombinasi antara kemauan
dan kemampuan dalam bentuk :
tidak mau dan tidak mampu, mau
tetapi tidak mampu, tidak mau
tetapi mampu, atau mau dan
mampu. Bawahan yang dianggap
memiliki tingkat kedewasaan yang
paling tinggi apabila mereka
memiliki
kemauan
dan
kemampuan, sedang orang yang
terendah adalah tingkat kedewasaan
ialah mereka yang tidak mau dan
tidak mampu
Kepemimpinan Visioner
Pengertian Kepemimpinan Visioner
Pemimpin yang baik seharusnya
memiliki visi ambisius, ditandai
dengan keinginan
besar
untuk
mencapai tujuan dan kapasitas
perubahan
yang berarti. Seorang
pemimpin harus memiliki visi dan
mampu membuka jendela bagi masa
depan. Pemimpin yang handal, tidak
121
Jurnal KBP, Vol.3, No. 1, Juli 2015: 116-128
akan sekadar menuruti kemauan dan
selera pribadinya atau mencoba
menggerakkan energi sumber daya
manusia yang dimilikinya hanya
dengan model instruksi atau imingiming kenaikan gaji. Lebih dari
sekedar
kemauan
untuk
menawarkan
insentif
atau
mengandalkan pada kekuasaan yang
dimilikinya,
seorang
pemimpin
yang memiliki kharisma leadership
diharapkan juga memiliki kemampuan
untuk mensosialisasikan, meyakinkan
dan membangun kepercayaan serta
sense of belonging karyawannya
(Rivai, 2008).
Kepemimpinan yang ditujukan
untuk memberi arti pada kerja dan
usaha yang perlu dilakukan bersamasama oleh para anggota perusahaan
dengan cara memberi arahan dan
makna pada kerja dan usaha yang
dilakukan berdasarkan visi yang jelas
(Kartanegara, 2003).
Kepemimpinan
visioner
setidaknya harus memiliki empat
kompetensi
kunci
sebagaimana
dikemukakan oleh Burt Nanus (1992)
dalam Kartanegara (2003), yaitu :
1. Seorang pemimpin visioner harus
memiliki
kemampuan
untuk
berkomunikasi
secara
efektif
dengan manajer dan karyawan
lainnya dalam organisasi.
2. Seorang pemimpin visioner harus
memahami lingkungan luar dan
memiliki kemampuan bereaksi
secara tepat atas segala ancaman
dan peluang dengan orang-orang di
luar organisasi, namun memainkan
peran penting terhadap organisasi
(investor, dan pelanggan).
3. Seorang
pemimpin
harus
memegang peran penting dalam
membentuk
dan mempengaruhi
praktek
organisasi,
prosedur,
produk dan jasa. Seorang pemimpin
dalam hal ini harus terlibat dalam
122
organisasi untuk menghasilkan dan
mempertahankan
kesempurnaan
pelayanan,
sejalan
dengan
mempersiapkan dan memandu jalan
organisasi
ke
masa
depan
(successfully achieved vision).
Fungsi Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan yang memiliki visi
(visionary
leadership),
yaitu
kepemimpinan yang kerja pokoknya
difokuskan pada rekayasa masa depan
yang penuh tantangan. Selain itu,
menjadi agen perubahan yang unggul
dan menjadi penentu arah organisasi
yang memahami prioritas, menjadi
pelatih yang profesional, serta dapat
membimbing personel lainnya ke arah
profesionalisme kerja yang diharapkan.
Kepemimpinan visioner ditandai oleh
kemampuan
dalam
membuat
perencanaan yang jelas sehingga dari
rumusan
visinya
tersebut
akan
tergambar sasaran apa yang hendak
dicapai dari pengembangan instansi
yang dipimpinnya. (Kuntho, 2011).
Kemampuan visioner adalah
kemampuan
pemimpin
dalam
mencipta,
merumuskan,
mengomunikasikan,
mensosialisasikan/mentransformasikan
,
dan
mengimplementasikan
pemikiran-pemikiran
ideal
yang
berasal dari dirinya atau sebagai hasil
interaksi sosial di antara anggota
organisasi dan stakeholders yang
diyakini sebagai cita-cita organisasi di
masa depan yang harus diraih atau
diwujudkan melalui komitmen semua
personel. (Kuntho, 2011).
Berdasarkan pendapat di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa
apabila seorang pemimpin mampu
melaksanakan fungsinya secara baik
dan tepat, maka tujuan yang hendak
dicapai suatu sekolah tersebut yang
berupa kinerja dapat terwujud dengan
baik.
Langkah-langkah kepemimpinan
Analisis Efektifitas... (Jhon Fernos)
visioner, yaitu : (Kuntho, 2011)
1. Penciptaan visi.
Pemimpin sebagai pencipta visi
berarti mampu memikirkan secara
kreatif masa depan organisasi.
Terbentuknya visi dipengaruhi oleh
pengalaman hidup, pendidikan,
pengalaman profesional, interaksi
dan komunikasi internasional,
pertemuan keilmuan, serta kegiatan
intelektual yang membentuk pola
pikir (mindset) tertentu.
Hipotesis
Berdasarkan
perumusan
masalah dan kerangka konseptual
yang
telah dikemukakan, maka
hipotesis dari penelitian adalah diduga
kepemimpinan visioner berpengaruh
signifikan terhadap efektivitas kerja
karyawan PT. BRI (Persero) Tbk.
Cabang Padang.
METODE PENELITIAN
Populasi Dan Sampel
Populasi adalah suatu kelompok
dari elemen penelitian, dimana elemen
adalah unit terkecil yang merupakan
sumber dari data yang diperlukan
(Ginting dan Situmorang, 2008).
Populasi penelitian adalah karyawan
pada PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang
Padang dengan jumlah karyawan pada
akhir tahun 2012 adalah 71 orang.
Sampel adalah proses pemilihan
sejumlah individu untuk suatu
penelitian sedemikian rupa sehingga
individu-individu tersebut merupakan
perwakilan kelompok yang lebih besar
pada mana orang itu dipilih (Ginting
dan Situmorang,2008). Penentuan
jumlah sampel penelitian dilakukan
dengan menggunakan metode total
sampling yaitu seluruh populasi
menjadi sampel penelitian, sehingga
jumlah sampel penelitian akan sama
dengan populasi yaitu 71 orang.
Metode sampling yang digunakan
adalah teknik simple random sampling
yaitu pengambilan sampel dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada. Teknik ini hanya
digunakan jika populasinya homogen.
(Martadiputra, 2012).
Koefisien
Determinasi
Linier
Berganda
Koefisien determinasi bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel independen
menjelaskan
variabel
dependen.
Dalam output SPSS,
koefisien
determinasi terletak pada tabel
Model Summary dan tertulis R
Square. Untuk regresi linier berganda
sebaiknya menggunakan R Square
yang sudah disesuaikan atau tertulis
Adjusted R Square, karena disesuaikan
dengan jumlah variabel independen
yang digunakan dalam penelitian.
(Nugroho, 2005)
Untuk mengetahui besarnya
pengaruh kepemimpinan visioner dan
budaya kerja terhadap efektivitas kerja
karyawan pada PT. BRI (Persero)
Tbk. Cabang Padang, analisa datanya
dilakukan menggunakan program
SPSS.
Uji t
Pengujian hipotesisnya adalah sebagai
berikut:
1. Ho diterima jika nilai p-value pada
kolom sig. > level of significant (α)
yang menyatakan adanya pengaruh
tidak
signifikan
antara
kepemimpinan visioner dan budaya
kerja terhadap efektivitas kerja
karyawan pada PT. BRI (Persero)
Tbk. Cabang Padang secara parsial.
2. Ha diterima jika nilai p-value pada
kolom sig. < level of significant (α)
yang
menyatakan
adanya
pengaruh
signifikan
antara
kepemimpinan visioner
dan
budaya kerja terhadap efektivitas
123
Jurnal KBP, Vol.3, No. 1, Juli 2015: 116-128
kerja karyawan pada PT. BRI
(Persero) Tbk. Cabang Padang
secara parsial.
Tabel 1
Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Linier Berganda
Uji F
Bentuk pengujian hipotesisnya adalah
sebagai berikut :
1. Ho diterima jika nilai p-value pada
kolom sig. > level of significant (α)
yang menyatakan adanya pengaruh
tidak
signifikan
antara
kepemimpinan visioner dan budaya
kerja terhadap efektivitas kerja
karyawan pada PT. BRI (Persero)
Tbk. Cabang Padang secara
bersamaan.
2. Ha diterima jika nilai p-value pada
kolom sig. < level of significant (α)
yang
menyatakan
adanya
pengaruh
signifikan
antara
kepemimpinan visioner
dan
budaya kerja terhadap efektivitas
kerja karyawan pada PT. BRI
(Persero) Tbk. Cabang Padang
secara bersamaan.
K
Nilai
Koefisien Determinasi e
0,588
t
Linier Berganda (Adjusted
e
R Square)
r
Sumber : data, 2013
a
n
Berdasarkan
tabel
4.12.
g
dihasilkan nilai koefisien
a determinasi
linier berganda adalah n0,588 berarti
besarnya pengaruh kepemimpinan
visioner dan budaya kerja terhadap
efektivitas kerja karyawan PT. BRI
(Persero) Tbk. Cabang
Simpang
Empat
Pasaman
Barat
adalah
58,8% sedangkan sisanya 41,2%
dipengaruhi
oleh
selain
kepemimpinan visioner dan budaya
kerja, seperti pengaruh dari disiplin
kerja, pendidikan karyawan, keahlian
karyawan, motivasi.
Berdasarkan ringkasan hasil uji t
seperti yang dikemukakan pada tabel
14 dapat diketahui :
1. Kepemimpinan
visioner
berpengaruh signifikan terhadap
efektivitas kerja karyawan PT.
BRI (Persero) Tbk. Cabang
Padang. Hal ini terlihat dari nilai
t hitung 2,898 lebih besar dari
nilai t tabel 1,995 dan nilai
signifikan 0,005 dibawah (lebih
kecil dari) level of significant
0,05. Hal ini berarti semakin
baiknya kepemimpinan visioner
mempunyai
pengaruh
yang
menentukan untuk meningkatkan
efektivitas kerja karyawan PT.
BRI (Persero) Tbk. Cabang
Padang.
2. Budaya
kerja
berpengaruh
signifikan terhadap efektivitas
kerja karyawan PT. BRI (Persero)
Tbk. Cabang Padang. Hal ini
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Sampel Penelitian
Karakterisitik sampel penelitian
yang merupakan karyawan PT.
BRI (Persero) Tbk. Cabang Padang
adalah sebagai berikut:
Jenis kelamin.
Karyawan berdasarkan jenis kelamin
dikemukakan pada tabel 2 dan dari
tabel 3. diketahui sebagian besar
karyawan berusia 41 tahun atau lebih
sebanyak 37 orang (52,1%) sedangkan
sisanya 19 orang (26,8%) berusia31
tahun sampai dengan 40 tahun dan
15 orang (21,1%) berusia 21 tahun
sampai dengan 30 tahun.
124
Analisis Efektifitas... (Jhon Fernos)
terlihat dari nilai t hitung 3,180
lebih besar dari nilai t tabel 1,995
dan nilai signifikan 0,002 dibawah
(lebih kecil dari) level of
significant 0,05. Hal ini berarti
semakin baiknya budaya kerja
mempunyai
pengaruh
yang
menentukan untuk meningkatkan
efektivitas kerja karyawan PT.
BRI (Persero) Tbk. Cabang
Padang.
Berdasarkan hasil uji F seperti
yang dikemukakan pada tabel 4.14.
dapat
diketahui
kepemimpinan
visioner dan budaya kerja secara
bersamaan berpengaruh signifikan
terhadap efektivitas kerja karyawan
PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang
Padang. Hal ini terlihat dari nilai F
hitung 51,017 lebih besar dari nilai F
tabel 3,132 dan nilai signifikan 0,000
dibawah (lebih kecil dari) level of
significant 0,05. Hal ini berarti
semakin
baiknya
kepemimpinan
visioner dan budaya kerja secara
bersamaan mempunyai pengaruh yang
menentukan untuk meningkatkan
efektivitas kerja karyawan PT. BRI
(Persero) Tbk. Cabang Padang.
Pembahasan
Berdasarkan analisa data yang
telah dilakukan untuk mencari
jawaban dari perumusan masalah yaitu
bagaimanakan
pengaruh
kepemimpinan visioner dan budaya
kerja secara parsial dan secara
bersamaan terhadap efektivitas kerja
karyawan PT. BRI (Persero) Tbk.
Cabang Padang, maka dapatlah
dikemukakan pembahasan hasilnya
sebagai berikut :
1. Pengaruh kepemimpinan visioner
terhadap efektivitas kerja karyawan.
Kepemimpinan
visioner
berpengaruh
signifikan
terhadap
efektivitas kerja karyawan PT. BRI
(Persero) Tbk. Cabang Simpang
Empat Pasaman Barat dikarenakan
hasil
uji
t
yang
dilakukan
menghasilkan nilai t hitung (2,898)
lebih besar dari nilai t tabel (1,995)
pada level of significant 0,05 dengan
bentuk pengaruhnya adalah positif
dikarenakan nilai koefisien regresi
kepemimpinan
visioner
yang
dihasilkan bernilai positif yaitu 0,531
yang
berarti
semakin
baiknya
kepemimpinan
visioner
akan
mengakibatkan semakin meningkatnya
efektivitas kerja karyawan PT. BRI
(Persero) Tbk. Cabang Padang dan
sebaliknya
jika
kepemimpinan
visioner semakin tidak baik maka
efektivitas kerja karyawan PT. BRI
(Persero) Tbk. Cabang Padang akan
mengalami penurunan.
Hasil
penelitian
yang
dilakukan ini mendukung penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Purba
(2011) yang menemukan hasil adanya
hubungan signifikan positif antara
kepemimpinan
camat
terhadap
efektivitas
kerja pegawai Kantor
Camat Kabupaten Langkat.
2. Pengaruh budaya kerja terhadap
efektivitas kerja karyawan.
Budaya kerja berpengaruh
signifikan
terhadap
efektivitas
kerja karyawan PT. BRI (Persero)
Tbk. Cabang Padang dikarenakan
hasil
uji
t
yang
dilakukan
menghasilkan nilai t hitung (3,180)
lebih besar dari nilai t tabel (1,995)
pada level of significant 0,05 dengan
bentuk
pengaruhnya
positif
dikarenakan nilai koefisien regresi
budaya kerja yang dihasilkan bernilai
positif yaitu 0,386 yang berarti
semakin baiknya buday kerja akan
mengakibatkan semakin meningkatnya
efektivitas kerja karyawan PT. BRI
(Persero) Tbk. Cabang Padang dan
sebaliknya jika budaya kerja semakin
tidak baik maka efektivitas kerja
karyawan PT. BRI (Persero) Tbk.
125
Jurnal KBP, Vol.3, No. 1, Juli 2015: 116-128
Cabang Padang akan mengalami
penurunan.
Hasil
penelitian
yang
dilakukan ini mendukung penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Emri
(2009) yang menemukan hasil adanya
hubungan signifikan positif antara
budaya kerja dalam organisasi
terhadap efektivitas kerja pegawai
Kantor Camat Kabupaten Langkat.
3. Pengaruh kepemimpinan visioner
dan budaya kerja secara bersamaan
terhadap efektivitas kerja
karyawan.
Kepemimpinan visioner dan
budaya kerja secara bersamaan
berpengaruh
signifikan
terhadap
efektivitas kerja karyawan PT. BRI
(Persero) Tbk. Cabang Padang. Hal
ini terjadi dikarenakan nilai F hitung
51,017 lebih besar dari F tabel 3,132
pada level of significant 0,05. Besar
pengaruh kepemimpinan visioner dan
budaya kerja secara bersamaan
terhadap efektivitas kerja karyawan
adalah 58,8% dan 41,2% dipengaruhi
variabel lainnya seperti disiplin
kerja, pendidikan karyawan, keahlian
karyawan, motivasi kerja dan lain-lain.
Dari dua variabel bebas yang
diteliti yaitu kepemimpinan visioner
dan budaya kerja maka dapat
diketahui yang paling berpengaruh
signifikan terhadap efektivitas kerja
karyawan PT. BRI (Persero) Tbk.
Cabang Padang adalah budaya kerja
dikarenakan nilai t hitung budaya
kerja 3,180 lebih besar dari nilai t
hitung kepemimpinan visioner 2,898
dan nilai signifikan budaya kerja 0,002
lebih kecil dari nilai signifikan
kepemimpinan visioner 0,005.
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dari penelitian
yang dilakukan
di
PT.
BRI
(Persero)
Tbk. Cabang Padang
mengenai pengaruh kepemimpinan
126
visioner dan budaya kerja terhadap
efektivitas kerja karyawan adalah :
1. Pengaruh kepemimpinan visioner
terhadap efektivitas kerja karyawan
PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang
Simpang Empat Pasaman Barat
adalah signifikan karena nilai t
hitung 2,898 lebih besar dari
nilai t tabel 1,995 dan nilai
signifikan 0,005 dibawah (lebih
kecil dari) level of significant 0,05
dengan bentuk pengaruhnya adalah
positif karena nilai koefisien regresi
kepemimpinan visioner bernilai
positif yaitu 0,531.
2. Pengaruh budaya kerja terhadap
efektivitas kerja karyawan PT. BRI
(Persero) Tbk. Cabang Padang
adalah signifikan karena nilai t
hitung 3,180 lebih besar dari nilai t
tabel 1,995 dan nilai signifikan
0,002 dibawah (lebih kecil dari)
level of significant 0,05 dengan
bentuk pengaruhnya adalah positif
karena nilai koefisien regresi
budaya kerja bernilai positif yaitu
0,386.
3.
Pengaruh
kepemimpinan
visioner dan budaya kerja secara
bersamaan terhadap efektivitas
kerja karyawan PT. BRI (Persero)
Tbk. Cabang Padang adalah
signifikan karena nilai F hitung
51,017 lebih besar dari nilai F tabel
3,132 dan nilai signifikan 0,000
dibawah (lebih kecil dari) level of
significant 0,05 dengan besarnya
pengaruh kepemimpinan visioner
dan budaya kerja secara bersamaan
terhadap efektivitas kerja karyawan
adalah 58,8% dan sisanya 41,2%
menunjukkan besarnya pengaruh
dari selain variabel
kepemimpinan visioner dan budaya
kerja, misalnya disiplin kerja,
pendidikan karyawan, keahlian
karyawan, motivasi kerja dan lainlain.
Analisis Efektifitas... (Jhon Fernos)
Hasil penelitian ini membawa
implikasi
untuk
meningkatkan
kepemimpinan
visioner,
budaya
kerja
dan
efektivitas
kerja
karyawan PT. BRI (Persero) Tbk.
Cabang Padang adalah :
1. Untuk kepemimpinan visioner
disarankan agar pimpinan cepat
tanggap terhadap masalah-masalah
yang terjadi di perusahaan dengan
cara
memberikan
bimbingan
kepada bawahan yang mengalami
kesulitan dalam melaksanakan
tugas sehingga karyawan dapat
bekerja
dengan
lebih
profesionalisme serta memberikan
pujian kepada karyawan yang
berhasil
melaksanakan
tugas
dengan baik, cepat dan tepat serta
memberikan
sanksi
kepada
karyawan yang melanggar disiplin
kerja.
2. Untuk budaya kerja disarankan agar
lebih mengembangkan budaya
berdiskusi antara pimpinan dengan
bawahan dan bawahan dengan
bawahan. Tujuannya adalah agar
permasalahan yang terjadi di dalam
pekerjaan dapat segera diatasi dan
agar rekan kerja yang mengalami
kesulitan dalam melaksanakan
pekerjaan segera mendapatkan
bantuan dari rekan kerja yang
lainnya dalam bentuk pemberian
arahan dan bimbingan terhadap
pekerjaan
yang tidak
dapat
dilaksanakan dengan baik.
3. Untuk efektivitas kerja disarankan
agar karyawan lebih meningkatkan
kualitas pekerjaan dengan cara
bekerja secara baik dan benar serta
tidak bersikap menunda-nunda
pekerjaan
sehingga
pekerjaan
dapat diselesaikan sesuai dengan
sasaran yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Panggabean,
Mutiara S.
2002.
Manajemen Sumber Daya
Manusia.
Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Purba, Fitrah Dewinta Br.
2011.
Pengaruh
Kepemimpinan
Camat terhadap Efektivitas
Kerja Pegawai (Studi pada
Kantor
Camat
Salapian
Kabupaten
Langkat).
http://repository.usu.ac.id
Rivai,
M.
2010.
Pengaruh
Komunikasi
Organisasi
terhadap Efektifitas Kerja
Karyawan pada PT. Mandiri
Cabang Tasbih dan PT.
Mandiri Cabang Balaikota
Medan.
Medan:
Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen
Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan.
Jakarta:
PT.
Rajagrafindo Persada.
Rivai, Veithzal. 2008. Manajemen
Personalia dan Manajemen
Sumber
Daya
Manusia.
Yogyakarta: BPFE.
Robbins, Stepen P. dan Coutler, Mary
2002. Manajemen. Jakarta:
Indeks.
Sastrodiningrat,
Soebagyo.
2004.
Kapita
Selekta
Manajemen
dan
Kepemimpinan.
Cetakan
Ketiga. Jakarta: Bumi Aksara.
Scein. 1992. Management.
Jakarta: Intermedia
Siagian, Sondang. P. 2002. Fungsifungsi Manajerial. Jakarta:
Bumi Aksara. Swastha, Basu.
1995.
Pengantar
Bisnis
Modern. Yogyakarta: Liberty.
Tangkilisan, Hessel Nogi S.
2005.
Manajemen Publik.
Jakarta:
PT
Gramedia
127
Jurnal KBP, Vol.3, No. 1, Juli 2015: 116-128
Widiasarana Indonesia.
Thoha,
Miftah.
2004.
Kepemimpinan
dalam
Manajemen.
Cetakan
Kesepuluh. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Tika, Pabundu. 2006.
Budaya
Organisasi
dan
Peningkatan
Kinerja
Perusahaan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Tulus,
Moh.
Agus.
1994.
Manajemen Sumber Daya
Manusia.
Jakarta:
PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Utomo,
Sugeng Satrio.
2009.
Hubungan
Kepemimpinan
Visioner,
Ketrampilan Kepala Sekolah
dan
Iklim
Komunikasi
Organisasi terhadap Kinerja
Profesional Guru Pada SMA
Negeri di Kabupaten Malang.
http://www.google.com
128
Download