Jurnal KBP, Vol.3, No. 1, Juli 2015: 116-128 Jurnal KBP Volume 3- No. 1, Juli 2015 ANALISIS EFEKTIVITAS KERJA DILIHAT DARI PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER DAN BUDAYA KERJA KARYAWAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA ( PERSERO ) Tbk SIMPANG EMPAT CABANG PASAMAN BARAT Jhon Fernos AKBP Padang ([email protected]) ABSTRACT Visionary leadership and the work culture which will influence the effectiveness of employees at PT. BRI (Persero) Tbk. Simpang Empat Branch West Pasaman. Based on this research we conducted with the formulation of the problem studied is how the influence of visionary leadership and work culture of the effectiveness of employees of PT. BRI (Persero) Tbk. Simpang Empat Branch West Pasaman. For that conducted this research in the form of qualitative research with quantitative data pengalisaan form. The population of this study were employees at PT. BRI (Persero) Tbk. Simpang Empat Branch West Pasaman totaling 71 people by the end of 2012. Amount of samples used is determined by the total sampling methods ie the entire population into the study sample, with a total sample of 71 people. The data used is primary data and secondary data. Then to answer the formulation of the problem under study, the primary data obtained from questionnaires answered in the form of a statement of research samples are further analyzed using validity, reliability testing, multiple linear regression equation, linear coefficient of determination, t test and F test from the analysis of the data that has been done, resulting in visionary leadership influence on the effectiveness of employees of PT . BRI ( Persero ) Tbk . Simpang Empat Branch West Pasaman is significant because the t value is greater than the value of 2,898 t table 1.995 and 0.005 values significantly smaller than the 0.05 level of significant . The influence of culture on the effectiveness of employee work PT . BRI ( Persero ) Tbk. Simpang Empat Branch West Pasaman is significant because the t value is greater than the value of 3,180 t table 1.995 and 0.002 values significantly smaller than the 0.05 level of significant . The influence of visionary leadership and workplace culture at the same time the effectiveness of employees of PT . BRI ( Persero ) Tbk . Simpang Empat Branch West Pasaman is significant because the calculated F value 51.017 is greater than the value of F table value of 3.132 and 0.000 significantly below ( less than ) 0.05 level of significant with visionary leadership and the influence of culture simultaneously work against the effectiveness of employees is 58.8 % and the remaining 41.2 % showed the influence of variables other than the visionary leadership and work culture , for example, work discipline , employee education , employee skils , motivation and other work . Keyword: Visoner, Budaya Kerja, Efektifitas Kerja 116 Analisis Efektifitas... (Jhon Fernos) PENDAHULUAN Salah satu sumber daya yang terpenting dalam pencapaian tujuan organisasi adalah manusia, baik itu pegawai, buruh, karyawan ataupun pekerja yang kesemuanya ini sering disebut sebagai sumber daya manusia (human resources). Sumber daya manusia merupakan makhluk yang mempunyai pikiran, perasaan, kebutuhan dan harapan-harapan tertentu yang perlu di penuhi. Hal ini sangat memerlukan perhatian tersendiri karena faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi prestasi, dedikasi dan loyalitas serta kecintaan terhadap pekerjaan dan organisasinya (Hasibuan, 2002). Mangkunegara (2001) mengemukakan efektivitas kerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dengan bertitik tolak dari pendapat tersebut dapatlah dikatakan bahwa kinerja merupakan kesuksesan karyawan didalam melaksanakan suatu pekerjaan yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Efektivitas kerja mengandung makna prestasi yang berarti hasil karya yang dicapai, dan melakukan suatu kegiatan yang bertujuan mendapatkan hasil. Efektivitas kerja merupakan patokan akhir dari usaha yang dilakukan oleh karyawan dalam pelaksanaan tugasnya dan kinerja yang tinggi mengambarkan keberhasilan dan kesuksesan karyawan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya serta sebaliknya kinerja yang rendah menggambarkan ketidakberhasilan dan ketidaksuksesan karyawan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Sedangkan bagus tidaknya efektivitas kerja seseorang dapat dilihat dari hasil kerjanya, karyawan merupakan orang yang langsung bergerak di dunia perbankan yang memegang peranan penting dalam memberikan layanan kepada nasabah. Kepemimpian dan budaya kerja juga secara langsung dapat mempengaruhi efektivitas kerja karyawan PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Simpang Empat Pasaman Barat. Kepemimpinan yang baik dan budaya kerja yang menyenangkan akan meningkatkan efektivitas kerja karyawan menjadi lebih baik. Disini kepemimpinan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas kerja karyawan. Kepemimpinan yang dimaksud disini adalah kepemimpinan visioner, yaitu pola kepemimpinan yang ditujukan untuk memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersamasama oleh para anggota perusahaan dengan cara memberi arahan dan makna pada kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkan visi yang jelas (Kaloh, 2006). Kondisi seperti ini menuntut karyawan yang berkualitas seperti memiliki daya inovatif, kreatif yang lebih tinggi. Para karyawan PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Simpang Empat Pasaman Barat diharapkan memiliki keseimbangan antara intelektual dan spiritual serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan dalam memberikan kualitas pelayanan terbaiknya kepada nasabah agar dapat mencapai tujuan perusahaan. Oleh sebab itu semua karyawan PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Simpang Empat Pasaman Barat yang terlibat mengelola perbankan itu perlu menguasai teori dan praktek manajemen dengan baik. Hal ini dapat 117 Jurnal KBP, Vol.3, No. 1, Juli 2015: 116-128 dilaksanakan dengan baik apabila lembaga keuangan yang bersangkutan secara keseluruhan memiliki kondisi yang dinamik untuk mampu bergerak manunjang proses pencapaian tujuan perusahaan. Pencapaian ini tergantung pada perusahaan dengan strukturnya dan juga mutu dan dukungan dari pimpinan PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Simpang Empat Pasaman Barat, tenaga administrasi serta kualitas para karyawan tersebut Oleh karena itu, karyawan dituntut untuk memiliki kreatifitas, tanggung jawab, kesungguhan, keseriusan dalam bekerja, efektif dan produktif. Dalam hal ini sangat diperlukan perhatian yang sungguhsungguh terhadap pelaksanaan tugas karyawan PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Simpang Empat Pasaman Barat maupun pembinaan dan peningkatan kemampuan mereka, sehingga terbentuk budaya kerja yang baik untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan oleh PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Simpang Empat Pasaman Barat. Bank merupakan tempat berlangsungnya kegiatan transaksi dan transfer uang dari pihak bank kepada nasabah yang bersangkutan. Untuk mencegah timbulnya gejala yang dapat menggangu pencapaian tujuan perbankan dalam meningkatkan pelayanan nasabah, maka karyawan Bank PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Simpang Empat Pasaman Barat perlu dukungan kepemimpinan visioner dan budaya kerja agar terlaksana evektivitas kerja yang baik. Karakteristik kepemimpinan visioner adalah : (Kuntho, 2011) 1. Sebagai penentu arah dimana pemimpin harus mampu menyusun langkah berbagai sasaran yang dapat diterima sebagai suatu kemajuan yang 118 riil 2. Sebagai tauladan yang baik, pemimpin harus sanggup dan mampu dijadikan cermin bagi anggotanya. 3. Pemimpin harus mampu mengkomunikasikan visi dan misinya kepada anggota sehingga anggotanya antusias mendengarkan dengan penuh perhatian ketika pemimpin tersebut memberi masukan/pengarahan. Kepemimpinan yang efektif itu secara ringkas menggambarkan pola kerja yang ditunjang oleh kebersamaan, persahabatan, keterbukaan, senang menyelesaikan masalah, tidak membiarkan masalah itu berkembang. Sifat kepemimpinan seperti itu menunjukkan gaya kepemimpinan yang berlandaskan tidak pada kekuasaan, tetapi lebih dititikberatkan kepada kepemimpinan yang partisipatif, profesional dan komunikatif. Pentingnya kepimpinan visioner yaitu orang yang mampu dan kemapanan dalam menempatkan visi sebagai tumpuan untuk melangkah keluar dari masalah dan mencapai tujuan bersama dengan kelompok organisasi/perusahaan yang dipimpinannya sehingga dapat melakukan suatu perubahan dalam organisasi/perusahaan. Usaha pimpinan dalam menciptakan kondisi yang efektif dapat terlaksana apabila Kepala Cabang sebagai pimpinan PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Simpang Empat Pasaman Barat mampu menjalankan tugas kepemimpinannya dengan baik sehingga dapat menggerakkan sumber daya manusia yang dimilikinya. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai evektivitas kerja dari sumber daya manusia yang dimiliki PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang pADAMG Analisis Efektifitas... (Jhon Fernos) maka peranan kepemimpinan dalam bentuk kepemimpinan visioner sangat diperlukan. Selain itu, perhatian terhadap budaya kerja juga perlu ditingkatkan agar karyawan PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Simpang Empat dapat meningkatkan evektivitas kerjanya. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS Manajemen Sumber Daya Manusia dan Ruang Lingkupnya Swastha (1995) mengemukakan pengertian manajemen adalah ilmu dan seni merencanakan, mengkoordinasikan serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tulus (1994) mengemukakan pengertian manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan tenaga kerja dengan maksud untuk membantu mencapai tujuan perusahaan, individu, dan masyarakat. Fungsi - fungsi operasional manajemen sumber daya manusia menurut Panggabean (2002) terdiri dari: 1. Pengadaan tenaga kerja. Fungsi pengadaan tenaga kerja terdiri dari : a. Analisis pekerjaan. Analisis pekerjaan merupakan proses penyelidikan yang sistematis untuk memahami tugas-tugas, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dalam sebuah organisasi. b. Perencanaan tenaga kerja. Perencanaan tenaga kerja adalah suatu proses penyediaan tenaga kerja dalam kuantitas dan kualitas yang diperlukan organisasi pada waktu yang tepat agar tujuannya dapat dicapai. c. Penarikan tenaga kerja. Penarikan tenaga kerja merupakan proses yang bertujuan memperoleh calon karyawan yang memenuhi persyaratan (berkualitas). d. Seleksi. Seleksi adalah suatu cara untuk mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi syarat atau mempunyai kualifikasi sebagaimana tercantum dalam spesifikasi pekerjaan. 2. Pengembangan karyawan. Pengembangan karyawan dapat dilakukan melalui : a. Orientasi. Orientasi merupakan kegiatan pengenalan dan penyesuaian karyawan baru dengan organisasi. b. Pelatihan. Pelatihan adalah suatu usaha untuk meningkatkan keterampilan karyawan untuk melakukan pekerjaan tertentu. c. Pendidikan. Pendidikan adalah suatu usaha untuk meningkatkan pengetahuan atau pemahaman tentang suatu pekerjaan. 3. Perencanaan dan pengembangan karir. Perencanaan karir adalah suatu proes yang memungkinkan seseorang memilih tujuan karir dan mengenali cara atau jalur untuk mencapai tujuan tersebut. Pengembangan karir adalah suatu pendekatan formal yang diambil dan digunakan organisasi untuk menjamin agar orang-orang dengan 119 Jurnal KBP, Vol.3, No. 1, Juli 2015: 116-128 4. 5. 6. 7. kecakapan dan pengalaman yang layak yang tersedia ketika dibutuhkan. Penilaian prestasi kerja. Penilaian prestasi merupakan sebuah proses yang ditujukan untuk memperoleh informasi tentang kinerja karyawan. Kompensasi. Kompensasi merupakan suatu bentuk penghargaan yang diberikan oleh organisasi kepada karyawan atas kontribusi yang diberikan kepada organisasi. Kompensasi terdiri atas gaji pokok, insentif, dan kesejahteraan karyawan. Keselamatan dan kesehatan kerja Keselamatan kerja meliputi perlindungan karyawan dari kecelakaan di tempat kerja. Sedangkan kesehatan kerja merujuk kepada kebebasan karyawan dari penyakit secara fisik maupun mental. Pemutusan hubungan kerja. Pemutusan hubungan kerja adalah sebagai pengakhiran hubungan kerja antara pekerja dan pengusaha sehingga berakhir pula hak dan kewajiban di antara perusahaan dan karyawan. Gaya Kepemimpinan Arti Pemimpin dan Kepemimpinan Rivai (2004) mengemukakan pengertian pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan yang lebih kemudian diangkat dan ditunjuk sebagai orang yang dipercayakan untuk mengatur orang lainnya. Sedangakan menurut Sastrodiningrat (2004), pemimpin adalah seorang dengan cara apapun mampumempengaruhi pihak orang lain untuk berbuat sesuatu sesuai dengan kehendak orang itu sehingga tujuan yang telah ditentukan tercapai. Dari defenisi pemimpin 120 tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa seseorang yang ingin menjadi pemimpin dia harus mempunyai kemampuan dalam mempengaruhi orang lain baik itu dalam tingkah lakunya maupun dalam bertindak, karena dia mempunyai tanggungjawab serta kepercayaan dari orang lain. Dari kata pemimpin kemudian muncullah istilah kepemimpinan, karena kepemimpinan ini merupakan proses seorang pemimpin dalam mempengaruhi tindakan dan tingkah laku orang lain. Sehingga muncullah beragam pendapat di dalam mendefinisikannya diantaranya yaitu menurut Rivai (2004), kepemimpinan adalah meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi, perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, untuk memperbaiki kelompok dan budaya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian pemimpin dan kepemimpinan menurut defenisi yang ada pada dasarnya adalahsama yaitu berusaha mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang untuk maksud mencapai tujuan secara bersama yang telah ditetapkan dalam suatu organisasi. Fungsi dan Peran Kepemimpinan Untuk menjadi pemimpin yang efektif maka seorang pemimpin mampu menjalankan fungsinya sebagai pemimpin dengan baik. Menurut Rivai (2004), fungsi kepemimpinan terbagi lima, yaitu: 1. Fungsi intruksi. Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bila mana dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat Analisis Efektifitas... (Jhon Fernos) 2. 3. 4. 5. dilaksanakan secara efektif. Fungsi konsultasi. Fungsi ini bersifat dua arah yaitu pemimpin dalam pengambilan keputusan memerlukan bahan pertimbangan dengan berkonsultasi dengan bawahan dimana konsultasi tersebut dilakukan setelah ditetapkan dalam pelaksanaan. Fungsi partisipasi. Pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Fungsi delegasi. Pimpinan memberikan pelimpahan wewenang membuat atau menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tampa persetujuan dari pemimpin. Fungsi pengendalian. Kepemimpinan yang sukses atau efektif mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah, terkoordinasi sehingga memungkinkan tercapainya tujuan barsama secara maksimal. Hersey (2001) mengemukakan bentuk-bentuk gaya kepemimpinan yang dapat dilakukan, yaitu : 1. Bentuk instruksi. Tipe ini ditandai dengan adanya komunikasi satu arah. Pimpinan membatasi peranan bawahan dan menunjukkan kepada bawahan apa, kapan, dimana dan bagaimana suatu tugas harus dilaksanakan. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan sematamata menjadi tanggungjawab pemimpin yang kemudian disampaikan kepada bawahan. Pelaksanaan pekerjaan diawasi dengan ketat. Tipe ini dapat disamakan pula dengan tipe otokrat. Karakteristik dari gaya kepemimpinan ini adalah secara umum orang-orang yang mempunyai tujuan dan termasuk pula yang mempunyai kemampuan untuk menyusun tujuan-tujuan tersebut yaitu yang dapat dicapai dan tujuan yang menggambarkan prestasi. 2. Bentuk konsultasi. Dalam bentuk ini terdapat komunikasi dua arah dan dalam melaksanakan tugasnya pemimpin memberikan bantuan kepada bawahan dan mau mendengar pendapat bawahan dalam pengambilan keputusan tetapi keputusan terakhir berada di tangan pemimpin. Karakteristik dari bentuk konsultasi ini yaitu organisasi yang mempunyai rasa tanggungjawab, dalam arti organisasi yang memiliki kemauan dan kemampuan tetapi kemudian timbul kombinasi antara kemauan dan kemampuan dalam bentuk : tidak mau dan tidak mampu, mau tetapi tidak mampu, tidak mau tetapi mampu, atau mau dan mampu. Bawahan yang dianggap memiliki tingkat kedewasaan yang paling tinggi apabila mereka memiliki kemauan dan kemampuan, sedang orang yang terendah adalah tingkat kedewasaan ialah mereka yang tidak mau dan tidak mampu Kepemimpinan Visioner Pengertian Kepemimpinan Visioner Pemimpin yang baik seharusnya memiliki visi ambisius, ditandai dengan keinginan besar untuk mencapai tujuan dan kapasitas perubahan yang berarti. Seorang pemimpin harus memiliki visi dan mampu membuka jendela bagi masa depan. Pemimpin yang handal, tidak 121 Jurnal KBP, Vol.3, No. 1, Juli 2015: 116-128 akan sekadar menuruti kemauan dan selera pribadinya atau mencoba menggerakkan energi sumber daya manusia yang dimilikinya hanya dengan model instruksi atau imingiming kenaikan gaji. Lebih dari sekedar kemauan untuk menawarkan insentif atau mengandalkan pada kekuasaan yang dimilikinya, seorang pemimpin yang memiliki kharisma leadership diharapkan juga memiliki kemampuan untuk mensosialisasikan, meyakinkan dan membangun kepercayaan serta sense of belonging karyawannya (Rivai, 2008). Kepemimpinan yang ditujukan untuk memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersamasama oleh para anggota perusahaan dengan cara memberi arahan dan makna pada kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkan visi yang jelas (Kartanegara, 2003). Kepemimpinan visioner setidaknya harus memiliki empat kompetensi kunci sebagaimana dikemukakan oleh Burt Nanus (1992) dalam Kartanegara (2003), yaitu : 1. Seorang pemimpin visioner harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dengan manajer dan karyawan lainnya dalam organisasi. 2. Seorang pemimpin visioner harus memahami lingkungan luar dan memiliki kemampuan bereaksi secara tepat atas segala ancaman dan peluang dengan orang-orang di luar organisasi, namun memainkan peran penting terhadap organisasi (investor, dan pelanggan). 3. Seorang pemimpin harus memegang peran penting dalam membentuk dan mempengaruhi praktek organisasi, prosedur, produk dan jasa. Seorang pemimpin dalam hal ini harus terlibat dalam 122 organisasi untuk menghasilkan dan mempertahankan kesempurnaan pelayanan, sejalan dengan mempersiapkan dan memandu jalan organisasi ke masa depan (successfully achieved vision). Fungsi Kepemimpinan Visioner Kepemimpinan yang memiliki visi (visionary leadership), yaitu kepemimpinan yang kerja pokoknya difokuskan pada rekayasa masa depan yang penuh tantangan. Selain itu, menjadi agen perubahan yang unggul dan menjadi penentu arah organisasi yang memahami prioritas, menjadi pelatih yang profesional, serta dapat membimbing personel lainnya ke arah profesionalisme kerja yang diharapkan. Kepemimpinan visioner ditandai oleh kemampuan dalam membuat perencanaan yang jelas sehingga dari rumusan visinya tersebut akan tergambar sasaran apa yang hendak dicapai dari pengembangan instansi yang dipimpinnya. (Kuntho, 2011). Kemampuan visioner adalah kemampuan pemimpin dalam mencipta, merumuskan, mengomunikasikan, mensosialisasikan/mentransformasikan , dan mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasil interaksi sosial di antara anggota organisasi dan stakeholders yang diyakini sebagai cita-cita organisasi di masa depan yang harus diraih atau diwujudkan melalui komitmen semua personel. (Kuntho, 2011). Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa apabila seorang pemimpin mampu melaksanakan fungsinya secara baik dan tepat, maka tujuan yang hendak dicapai suatu sekolah tersebut yang berupa kinerja dapat terwujud dengan baik. Langkah-langkah kepemimpinan Analisis Efektifitas... (Jhon Fernos) visioner, yaitu : (Kuntho, 2011) 1. Penciptaan visi. Pemimpin sebagai pencipta visi berarti mampu memikirkan secara kreatif masa depan organisasi. Terbentuknya visi dipengaruhi oleh pengalaman hidup, pendidikan, pengalaman profesional, interaksi dan komunikasi internasional, pertemuan keilmuan, serta kegiatan intelektual yang membentuk pola pikir (mindset) tertentu. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan, maka hipotesis dari penelitian adalah diduga kepemimpinan visioner berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Padang. METODE PENELITIAN Populasi Dan Sampel Populasi adalah suatu kelompok dari elemen penelitian, dimana elemen adalah unit terkecil yang merupakan sumber dari data yang diperlukan (Ginting dan Situmorang, 2008). Populasi penelitian adalah karyawan pada PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Padang dengan jumlah karyawan pada akhir tahun 2012 adalah 71 orang. Sampel adalah proses pemilihan sejumlah individu untuk suatu penelitian sedemikian rupa sehingga individu-individu tersebut merupakan perwakilan kelompok yang lebih besar pada mana orang itu dipilih (Ginting dan Situmorang,2008). Penentuan jumlah sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan metode total sampling yaitu seluruh populasi menjadi sampel penelitian, sehingga jumlah sampel penelitian akan sama dengan populasi yaitu 71 orang. Metode sampling yang digunakan adalah teknik simple random sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada. Teknik ini hanya digunakan jika populasinya homogen. (Martadiputra, 2012). Koefisien Determinasi Linier Berganda Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summary dan tertulis R Square. Untuk regresi linier berganda sebaiknya menggunakan R Square yang sudah disesuaikan atau tertulis Adjusted R Square, karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian. (Nugroho, 2005) Untuk mengetahui besarnya pengaruh kepemimpinan visioner dan budaya kerja terhadap efektivitas kerja karyawan pada PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Padang, analisa datanya dilakukan menggunakan program SPSS. Uji t Pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut: 1. Ho diterima jika nilai p-value pada kolom sig. > level of significant (α) yang menyatakan adanya pengaruh tidak signifikan antara kepemimpinan visioner dan budaya kerja terhadap efektivitas kerja karyawan pada PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Padang secara parsial. 2. Ha diterima jika nilai p-value pada kolom sig. < level of significant (α) yang menyatakan adanya pengaruh signifikan antara kepemimpinan visioner dan budaya kerja terhadap efektivitas 123 Jurnal KBP, Vol.3, No. 1, Juli 2015: 116-128 kerja karyawan pada PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Padang secara parsial. Tabel 1 Hasil Analisis Koefisien Determinasi Linier Berganda Uji F Bentuk pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut : 1. Ho diterima jika nilai p-value pada kolom sig. > level of significant (α) yang menyatakan adanya pengaruh tidak signifikan antara kepemimpinan visioner dan budaya kerja terhadap efektivitas kerja karyawan pada PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Padang secara bersamaan. 2. Ha diterima jika nilai p-value pada kolom sig. < level of significant (α) yang menyatakan adanya pengaruh signifikan antara kepemimpinan visioner dan budaya kerja terhadap efektivitas kerja karyawan pada PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Padang secara bersamaan. K Nilai Koefisien Determinasi e 0,588 t Linier Berganda (Adjusted e R Square) r Sumber : data, 2013 a n Berdasarkan tabel 4.12. g dihasilkan nilai koefisien a determinasi linier berganda adalah n0,588 berarti besarnya pengaruh kepemimpinan visioner dan budaya kerja terhadap efektivitas kerja karyawan PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Simpang Empat Pasaman Barat adalah 58,8% sedangkan sisanya 41,2% dipengaruhi oleh selain kepemimpinan visioner dan budaya kerja, seperti pengaruh dari disiplin kerja, pendidikan karyawan, keahlian karyawan, motivasi. Berdasarkan ringkasan hasil uji t seperti yang dikemukakan pada tabel 14 dapat diketahui : 1. Kepemimpinan visioner berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Padang. Hal ini terlihat dari nilai t hitung 2,898 lebih besar dari nilai t tabel 1,995 dan nilai signifikan 0,005 dibawah (lebih kecil dari) level of significant 0,05. Hal ini berarti semakin baiknya kepemimpinan visioner mempunyai pengaruh yang menentukan untuk meningkatkan efektivitas kerja karyawan PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Padang. 2. Budaya kerja berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Padang. Hal ini HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Sampel Penelitian Karakterisitik sampel penelitian yang merupakan karyawan PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Padang adalah sebagai berikut: Jenis kelamin. Karyawan berdasarkan jenis kelamin dikemukakan pada tabel 2 dan dari tabel 3. diketahui sebagian besar karyawan berusia 41 tahun atau lebih sebanyak 37 orang (52,1%) sedangkan sisanya 19 orang (26,8%) berusia31 tahun sampai dengan 40 tahun dan 15 orang (21,1%) berusia 21 tahun sampai dengan 30 tahun. 124 Analisis Efektifitas... (Jhon Fernos) terlihat dari nilai t hitung 3,180 lebih besar dari nilai t tabel 1,995 dan nilai signifikan 0,002 dibawah (lebih kecil dari) level of significant 0,05. Hal ini berarti semakin baiknya budaya kerja mempunyai pengaruh yang menentukan untuk meningkatkan efektivitas kerja karyawan PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Padang. Berdasarkan hasil uji F seperti yang dikemukakan pada tabel 4.14. dapat diketahui kepemimpinan visioner dan budaya kerja secara bersamaan berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Padang. Hal ini terlihat dari nilai F hitung 51,017 lebih besar dari nilai F tabel 3,132 dan nilai signifikan 0,000 dibawah (lebih kecil dari) level of significant 0,05. Hal ini berarti semakin baiknya kepemimpinan visioner dan budaya kerja secara bersamaan mempunyai pengaruh yang menentukan untuk meningkatkan efektivitas kerja karyawan PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Padang. Pembahasan Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan untuk mencari jawaban dari perumusan masalah yaitu bagaimanakan pengaruh kepemimpinan visioner dan budaya kerja secara parsial dan secara bersamaan terhadap efektivitas kerja karyawan PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Padang, maka dapatlah dikemukakan pembahasan hasilnya sebagai berikut : 1. Pengaruh kepemimpinan visioner terhadap efektivitas kerja karyawan. Kepemimpinan visioner berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Simpang Empat Pasaman Barat dikarenakan hasil uji t yang dilakukan menghasilkan nilai t hitung (2,898) lebih besar dari nilai t tabel (1,995) pada level of significant 0,05 dengan bentuk pengaruhnya adalah positif dikarenakan nilai koefisien regresi kepemimpinan visioner yang dihasilkan bernilai positif yaitu 0,531 yang berarti semakin baiknya kepemimpinan visioner akan mengakibatkan semakin meningkatnya efektivitas kerja karyawan PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Padang dan sebaliknya jika kepemimpinan visioner semakin tidak baik maka efektivitas kerja karyawan PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Padang akan mengalami penurunan. Hasil penelitian yang dilakukan ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Purba (2011) yang menemukan hasil adanya hubungan signifikan positif antara kepemimpinan camat terhadap efektivitas kerja pegawai Kantor Camat Kabupaten Langkat. 2. Pengaruh budaya kerja terhadap efektivitas kerja karyawan. Budaya kerja berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Padang dikarenakan hasil uji t yang dilakukan menghasilkan nilai t hitung (3,180) lebih besar dari nilai t tabel (1,995) pada level of significant 0,05 dengan bentuk pengaruhnya positif dikarenakan nilai koefisien regresi budaya kerja yang dihasilkan bernilai positif yaitu 0,386 yang berarti semakin baiknya buday kerja akan mengakibatkan semakin meningkatnya efektivitas kerja karyawan PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Padang dan sebaliknya jika budaya kerja semakin tidak baik maka efektivitas kerja karyawan PT. BRI (Persero) Tbk. 125 Jurnal KBP, Vol.3, No. 1, Juli 2015: 116-128 Cabang Padang akan mengalami penurunan. Hasil penelitian yang dilakukan ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Emri (2009) yang menemukan hasil adanya hubungan signifikan positif antara budaya kerja dalam organisasi terhadap efektivitas kerja pegawai Kantor Camat Kabupaten Langkat. 3. Pengaruh kepemimpinan visioner dan budaya kerja secara bersamaan terhadap efektivitas kerja karyawan. Kepemimpinan visioner dan budaya kerja secara bersamaan berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Padang. Hal ini terjadi dikarenakan nilai F hitung 51,017 lebih besar dari F tabel 3,132 pada level of significant 0,05. Besar pengaruh kepemimpinan visioner dan budaya kerja secara bersamaan terhadap efektivitas kerja karyawan adalah 58,8% dan 41,2% dipengaruhi variabel lainnya seperti disiplin kerja, pendidikan karyawan, keahlian karyawan, motivasi kerja dan lain-lain. Dari dua variabel bebas yang diteliti yaitu kepemimpinan visioner dan budaya kerja maka dapat diketahui yang paling berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Padang adalah budaya kerja dikarenakan nilai t hitung budaya kerja 3,180 lebih besar dari nilai t hitung kepemimpinan visioner 2,898 dan nilai signifikan budaya kerja 0,002 lebih kecil dari nilai signifikan kepemimpinan visioner 0,005. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan di PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Padang mengenai pengaruh kepemimpinan 126 visioner dan budaya kerja terhadap efektivitas kerja karyawan adalah : 1. Pengaruh kepemimpinan visioner terhadap efektivitas kerja karyawan PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Simpang Empat Pasaman Barat adalah signifikan karena nilai t hitung 2,898 lebih besar dari nilai t tabel 1,995 dan nilai signifikan 0,005 dibawah (lebih kecil dari) level of significant 0,05 dengan bentuk pengaruhnya adalah positif karena nilai koefisien regresi kepemimpinan visioner bernilai positif yaitu 0,531. 2. Pengaruh budaya kerja terhadap efektivitas kerja karyawan PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Padang adalah signifikan karena nilai t hitung 3,180 lebih besar dari nilai t tabel 1,995 dan nilai signifikan 0,002 dibawah (lebih kecil dari) level of significant 0,05 dengan bentuk pengaruhnya adalah positif karena nilai koefisien regresi budaya kerja bernilai positif yaitu 0,386. 3. Pengaruh kepemimpinan visioner dan budaya kerja secara bersamaan terhadap efektivitas kerja karyawan PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Padang adalah signifikan karena nilai F hitung 51,017 lebih besar dari nilai F tabel 3,132 dan nilai signifikan 0,000 dibawah (lebih kecil dari) level of significant 0,05 dengan besarnya pengaruh kepemimpinan visioner dan budaya kerja secara bersamaan terhadap efektivitas kerja karyawan adalah 58,8% dan sisanya 41,2% menunjukkan besarnya pengaruh dari selain variabel kepemimpinan visioner dan budaya kerja, misalnya disiplin kerja, pendidikan karyawan, keahlian karyawan, motivasi kerja dan lainlain. Analisis Efektifitas... (Jhon Fernos) Hasil penelitian ini membawa implikasi untuk meningkatkan kepemimpinan visioner, budaya kerja dan efektivitas kerja karyawan PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Padang adalah : 1. Untuk kepemimpinan visioner disarankan agar pimpinan cepat tanggap terhadap masalah-masalah yang terjadi di perusahaan dengan cara memberikan bimbingan kepada bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas sehingga karyawan dapat bekerja dengan lebih profesionalisme serta memberikan pujian kepada karyawan yang berhasil melaksanakan tugas dengan baik, cepat dan tepat serta memberikan sanksi kepada karyawan yang melanggar disiplin kerja. 2. Untuk budaya kerja disarankan agar lebih mengembangkan budaya berdiskusi antara pimpinan dengan bawahan dan bawahan dengan bawahan. Tujuannya adalah agar permasalahan yang terjadi di dalam pekerjaan dapat segera diatasi dan agar rekan kerja yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan pekerjaan segera mendapatkan bantuan dari rekan kerja yang lainnya dalam bentuk pemberian arahan dan bimbingan terhadap pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan dengan baik. 3. Untuk efektivitas kerja disarankan agar karyawan lebih meningkatkan kualitas pekerjaan dengan cara bekerja secara baik dan benar serta tidak bersikap menunda-nunda pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan sasaran yang diharapkan. DAFTAR PUSTAKA Panggabean, Mutiara S. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia. Purba, Fitrah Dewinta Br. 2011. Pengaruh Kepemimpinan Camat terhadap Efektivitas Kerja Pegawai (Studi pada Kantor Camat Salapian Kabupaten Langkat). http://repository.usu.ac.id Rivai, M. 2010. Pengaruh Komunikasi Organisasi terhadap Efektifitas Kerja Karyawan pada PT. Mandiri Cabang Tasbih dan PT. Mandiri Cabang Balaikota Medan. Medan: Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Rivai, Veithzal. 2008. Manajemen Personalia dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE. Robbins, Stepen P. dan Coutler, Mary 2002. Manajemen. Jakarta: Indeks. Sastrodiningrat, Soebagyo. 2004. Kapita Selekta Manajemen dan Kepemimpinan. Cetakan Ketiga. Jakarta: Bumi Aksara. Scein. 1992. Management. Jakarta: Intermedia Siagian, Sondang. P. 2002. Fungsifungsi Manajerial. Jakarta: Bumi Aksara. Swastha, Basu. 1995. Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta: Liberty. Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: PT Gramedia 127 Jurnal KBP, Vol.3, No. 1, Juli 2015: 116-128 Widiasarana Indonesia. Thoha, Miftah. 2004. Kepemimpinan dalam Manajemen. Cetakan Kesepuluh. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Tika, Pabundu. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta: Bumi Aksara. Tulus, Moh. Agus. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Utomo, Sugeng Satrio. 2009. Hubungan Kepemimpinan Visioner, Ketrampilan Kepala Sekolah dan Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja Profesional Guru Pada SMA Negeri di Kabupaten Malang. http://www.google.com 128