tayangan mata kamera dan sikap kepedulian masyarakat pada

advertisement
BAB II
URAIAN TEORITIS
II. 1 KOMUNIKASI
1. Pengertian Komunikasi
Dalam kehidupan sehari- hari, disadari ataupun tidak, komunikasi merupakan
bagian yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dengan komunikasi manusia
dapat menyampaikan pesannya pada pribadi lain melalui percakapan yang
kemudian dapat menciptakan kesamaan makna. Istilah komunikasi berasal dari
bahasa latin yakni kata Communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya
adalah sama makna.
Pengertian komunikasi seperti yang disampaikan diatas masih bersifat
dasariah. Dikatakan demikian dikarenakan komunikasi tidak sekedar bersifat
informastif, yakni bahwa orang mengerti apa yang disampaikan tetapi juga
persuasive, yakni orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan,
melakukan suatu tindakan atau perbuatan, dan lain sebaginya.
Secara etimologi (bahasa), kata “komunikasi” berasal dari Bahasa Inggris
“communication” yang mempunyai akar kata dari Bahasa Latin ‘communicare”.
Kata “communicare” sendiri memilki tiga kemungkinan arti yaitu :
1. “ to make common” atau membuat sesuatu menjadi umum.
2. “cum+munus” berarti saling memberi sesuatu sebagai hadiah.
3. “cum+munire” yaitu membangun pertahanan bersama.
Sedangkan secara epistemologis (istilah) terdapat ratusan uraian defenisi
untuk menggambarkan istilah komunikasi. Diantara ratusan defenisi tersebut,
beberapa diantaranya bahwa komunikasi itu merupakan proses atau tindakan
menyampaikan pesan (message) dari pengirim (sender) ke penerima (receiver),
melalui suatu medium (channel) yang biasanya mengalami gangguan (noise).
Dalam defenisi ini, komunikasi haruslah bersifat intentional (disengaja) serta
membawa perubahan (Mufid, 2005 : 2)
Universitas Sumatera Utara
Raymond S. Ross mendefenisikan komunikasi sebagai suatu proses menyortir,
memilih, dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa, sehingga membantu
pendengar membangkitkan maknA atau respon dari pikiran yang serupa dengan
yang dimaksudkan oleh sang komunikator ( Wiryanto 2004 : 6 ).
Sedangkan defenisi lainm menyebutkan bahwa komunikasi adalah suatu
transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang yang mengatur
lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar sesama anusia (2) melalui
pertukaran informasi (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain (4)
serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku (Cangara 2006 : 18 ).
2. Unsur-Unsur Komunikasi
Dari pengertian komunikasi sebagaimana diuraikan di atas, tampak adanya
sejumlah komponen dan unsur yang dicakup dan merupakan persyaratan
terjadinya komunikasi. Dalam bahasa komunikasi komponen atau unsur adalah
sebagai berikut (Wdjaja 2002 : 11-20) :
a. Sumber (source)
Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan, yang
digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa
orang, lembaga, buku dan sejenisnya. Apabila kita salah mengambil sumber
maka kemungkinan komunikasi yang kita lancarkan akan berakibat lain dari
yang kita harapkan.
b. Komunikator
Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara, menulis,
kelompok orang, organisasi komunikasi seperti suratr kabar, televisi dan
sebagainya. Dalam menyampaikan pesan kadang-kadang komunikator dapat
menjadi komunikan sebaliknya komunikan dapat menjadi komunikator.
c. Pesan
Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan
seharusnya mempunyai inti pesan (tema) sebagai pengarah di dalam usaha
Universitas Sumatera Utara
mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunitan. Pesan dapat di
sampaikan secara panjang lebar, namun yang perlu di perhatikan dan di
arahkan kepada tujuan akhir komunikasi.
d. Saluran (channel)
Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat di terima melalui
panca indra atau menggunakan media. Pada dasarnya komunikasi sering
dilakukan melalui dua saluran yaitu saluran formal (resmi) yang berupa desasdesus, kabar angin ataupun kabar burung.
e. Efek (hasil)
Efek merupakan hasil akhir dsari komunikasi, yakni sikap dan tingkah laku
orang, sesuai atau tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Jika sikap dan
tingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Jika sikap dan tingkah laku orang lain itu sesuai, maka berarti komunikasi
berhasil, begitupun sebaliknya.
3. Tujuan komunikasi dan fungsi komunikasi
Tujuan komunikasi (Effendy 2003 : 55) yaitu :
a. Mengubah sikap (to change the attitude)
b. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion)
c. Mengubah perilaku (to change the behavior)
d. Mengubah masyarakat (to change the society)
Sedangkan fungsi komunikasi (Effendy 2003 : 55 ) yaitu :
a. Menginfornasikan (to inform)
b. Mendidik (to educate)
c. Menghibur (to entertain)
d. Mempengaruhi (to influence)
Universitas Sumatera Utara
4. Tatanan Komunikasi
Tatanan komun ikasi adalah proses komunikasi di tinjau dari segi jumlah
komunikan,
berdasarkan
situasi
komunikan
seperti
itu,
maka
dapat
diklasifikasikan menjadi bentuk seperti berikut (Effendy 2003 : 54 ) :
a. komunikasi pribadi (personal communication) yang terdiri dari komunikasi
intra pribadi dan komunikasi antar pribadi.
b. Komunikasi kelompok (group communication) yaitu terdiri dari komunikasi
kelompok kecil seperti ceramah, simposium, diskusi panel, seminar dan lainlain dan komunikasi kelompok besar.
c. Komunikasi massa (mass communication) yaitu terdiri dari komunikasi media
massa cetak/pers seperti surat kabar dan majalah dan komunikasi media massa
elektronik seperti radio, televisi, film dan lain-lainnya.
5. Dampak Komunikasi
Bagian terpenting dalam berkomunikasi adalah bagaimana caranya agar
sesuatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efe
tertentu pada komunikan. Dampak yang timbul dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
a. Dampak Kognitif adalah yang timbul dalam kmunikan yang menyebabkan
komunikan menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya.
b. Dampak Efektif adalah yang timbul dalam diri kmunikan bukan hanya sekedar
tahu tetapi tergerak hatinya yang menimbulkan suatu perasaan tertentu.
c. Dampak Behavioral adalah yang timbul pada diri komunikan dalam bentuk
perilaku, tindakan atau kegiatan.
Universitas Sumatera Utara
II. 2 KOMUNIKASI MASSA
1. Pengertian Komunikasi Massa
Setiap aspek komunikasi massa adalah bermedia (mediated), dan intraksi
bermedia berbeda dengan interaksi personal. Pertama, potensi masukan yang
diindera penerima lebih terbatas. Kedua, penerima pesan bermedia mempunyai
sedikit kntrol sama sekali atas sumber-sumbernya yakni umpan baliknya sangat
terbatas ( Tubbs and Moss 2005:198).
Banyak defenisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para
ahli komunikasi tentang komunikasi massa, namun pada dasarnya komunikasi
massa adalah komunikasi mealui media massa ( media cetak dan elektronik).
Sebab pada awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari
pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa).
Salah satunya adalah menurut Jay Black dan Federick C. Whitney menyebutkan “
Mass Communication is a process whereby mass-produced message are
transmitted to large, anonymous, and heterogeneous masses of receivers (
komunikasi massa adaah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi
secara massal / tidak sedikit itu disebarkan kepada massa p[enerima pesan yang
luas, anonim dan heterogen ).
Menurut Little John, komunikasi massa adalah suatu proses dimana
organisasi media memproduksi pesan-pesan dan mengirimkannya kepada publik.
Melalui proses ini diharapakan sejumlah pesan yang dikirimkan akan digunakan
dan dikonsumsi oleh audience ( Nurudin 2004 : 11 ).
Defenisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli
komunikasi lain, yaitu Gebner. Menurut Gebner, komunikasi massa adalh
produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan
yang kontiniu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat indusrtri
(Ardianto 2004 : 4 ).
Berdassarkan kespengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi
massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa yang modern (media
cetak dan media elektronik) dalam penyampaian informasi maupun pengetahuan
Universitas Sumatera Utara
yang ditujukan kepada sejumlah khayalak (komunikan) yang tersebar, heterogen
dan anonim sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.
2. Fungsi Komunikasi Massa
Komunikasi tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita atau pesan,
tetapi juga pertukaran berita dan pesan, tetapi juga sebagai kegiatan individu dan
kelompok mengenai pertukaran data, fakta, dan ide. Karena itu komunikasi massa
dapat berfungsi untuk :
a. Informasi
Kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan, opini,
komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi diluar dirinya
apakah itu dalam lingkungan daerah atau internasional.
b. Sosialisasi
Yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang
bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota
masyarakat secara efektif.
c. Motivasi
Mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang
mereka baca, lihat, dengar lewat media massa.
d. Bahan Diskusi
Menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk mencapai persetujuan
dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang menyangkut orang
banyak.
e. Pendidikan
membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk
pendidikan formal di sekolah maupun di luar sekolah. Juga meningkatkan
kualitas penyajian materi yang baik, menarik dan mengesankan.
Universitas Sumatera Utara
f. Memajukan Kebudayaan
Media massa menyebarluaskan hasil-hasil kebudayaan melalui pertukaran
program siaran radio dan televisi, ataukah bahan tercetak seperti buku dan
penerbitan-penerbitan
lainnya.
Pertukaran
ini
akan
memungkinkan
peningkatan daya kreativitas guna memajukan kebudayaan nasional masingmasing negara, serta mempertinggi kerjasama hubungan antar negara.
g. Hiburan
Media massa telah menyita banyak waktu luang untuk semua golongan usia
dengan difungsikannya sebagai alat sebagai alat hiburan dalam rumahtangga.
Sifat estetikanya yang dituangkannya dalam bentuk lagu, lirik dan bunyi
maupun gambar dan bahasa, membawa orang pada situasi menikmati hiburan
seperti halnya kebutuhan pokok lainnya.
h. Integrasi
Banyak bangsa di dunia dewasa ini diguncang oleh kepentingan-kepentingan
tertentu karena perbedaan etnis dan ras. Komunikasi seperti satelite dapat
dimanfaatkan untuk menjembatani perbedaan – perbedaan itu dalam
memupuk dan memperkokoh persatuan bangsa. ( Cangara, 2006 : 57 – 58 ).
3. Efek Komunikasi Massa
Efek dari pesan yang dsisebarkan oleh komunikator melalui media massa
timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu efek melekat
pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Mengenai efek
komunikasi diklasifikasikan sebagai :
A. Efek Kognitif ( Cognitive effect )
Efek kognitif berhubungan dengan pikiran dan penalaran, sehingga
khalayak yang swemula tidak tahu menjadi tahu, yang tida mengerti dan
bingung menjadi jelas. Contoh pesan komunikasi yang menimbulkan efek
kognitif antara lain berita, tajuk, rencana, artikel, acara penerangan, acara
pendidikan, dan lainnya (effendy 2003 : 318).
Universitas Sumatera Utara
Efek kognitif timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif
bagi dirinya. Efek kognitif iniakan diahas tentang bagaimana media massa
dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat
dan mengembangkan keterlamilan kognitifnya. Melalui media massa, kita
memperoleh informasi tenang benda, orang, atau tempat yang beum
pernah kita kunjungi secara langsung (effendi 2003 : 319).
B. Efek Afektif (Affektive Effect)
Efek ini kadarnya lebih tinggi dari pada efek kognitif. Dimana efek ini
berkaitan dengan perasaan. Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya
memberitahu khalayak tentang seseuatu, tetapi lebih dari pada itu, khalayak turut
dapat merasakan iba, terharu, sedih, gembira, marah, dan sebaginya (Effendi 2003
: 319)
II. 3 TELEVISI
Pada hakikatnya, media televisi lahir karena perkembangan teknologi.
Bermula dari ditemukannya electrische teleskop sebagai perwujudan gagasan
mahasiswa Berlin (Jerman Timur) yang bernama Paul Nipkov, untuk mengirim
gambar melalui udara dari satu tempat ketempat lain. Hal ini terjadi antara tahun
1883-1884. akhirnya nipkov sendiri diakui sebagai bapak televisi (Kuswandi
1996:6). Televisi sendiri mulai dinikmati oleh publik Amerika Serikat (AS) pada
tahun 1939 yaitu ketika berlangsungnya “World Fair” di New York hingga sampai
sekarang. Sebagai media massa yang muncul belakangan dibanding media cetak
lainnya, televisi memberikan pengaruh dalam banyak kehidupan manusia.
Pengaruh tersebut bisa dalam politik, ekonomi, sosial, budaya bahkan pertahanan
dan keamanan negara.
Dengan teknologi televisi yang ada sekarang ini, baas- batas negara pun
tidak lagi merupakan hal yang sulit untuk diterjang melainkan begitu mudah
untuk diterobos. Televisi memiliki sifat yang istimewa. Televisi merupakan
gabungan media dan gambar yang penyamaian isi pesannya seolah- olah langsung
antara komunikator dan komunikan, dan infrmasi yang disampaikan oleh televisi
Universitas Sumatera Utara
akan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara
visual.
Posisi dan peran media televisi dalam operasionalisasinya di masyarakat,
tiadak
berbeda
dengan cetak
dan
radio.
Menurut
Robert
K.
Avery
mengungkapkan ada tiga fungsi media yaitu :
a. The surveillance of the environment (Mengamati Lingkungan)
b. The Correlation of the part society in respnding to the environment
(Mengadakan korelasi antara informasi data yang diperoleh dengan kebutuhan
khalayak sasaran, karena komunikator lebih menekankan pada seleksi evaluasi
dan interpretasi.)
c. The transmission of the social heritage from one generation to the next
(Menyalurkan nilai- nilai budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya.)
Ketiga fungsi diatas pada dasarnya memberikan suatu penilaian pada media
massa sebagai alat atau sarana yang secara sosiologis menjadi perantara untuk
menyambung atau menyampaikan nilai- nilai tertentu kepada masyarakat
(Kuswandi 1996 : 25)
Walaupun begitu televisi memiliki kelemahan. Kekurangan dari televisi
adalah karena bersifat “transitority” maka isi pesannya tidak dapat dimemori oleh
pemirsa (lain halnya dengan media cetak, informasi dapat disimpan dalam bentuk
klipingan koran). Media televisi terikat oleh waktu tontonan, sedangkan media
cetak dapat dibaca kapan dan dimana saja. Televisi tidak dapat melakukan kritik
sosial dan pengawasan sosial secara langsung seperti halnya media cetak. Hal ini
terjadi karena faktor penyebaran siaran televisi yang begitu luas kepada massa
yang heterogen. Pengaruh televisi lebih cenderung menyentuh aspek psikologis
massa, sedangkan media cetak lebih mengandalkan efek rasionalitas. Namun
kelebihan dan kekurangan itu tidak menjadi persoalan karena pada pinsipnya,
dalam tugas “jurnaism” semua jenis media sama- sama memberikan suatu
informasi kepada masyarakat agar “well informed”. Itulah media televisi dengan
beragai kelebihan serta kekurangannya. Melihat posisi dan peranannya, ukan tidak
mungkin pada suatu saat, media televisi akan memerikan kemajuan bagi manusia
sebagai aset informasi dan komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
Pengaruh televisi pada sistem komunikasi tidak pernah lepas dari
pengaruh terhadap aspek- aspek kehidupan masyarakat indonesia. Menurut Prof.
Dr. R. Mar’at, acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan,
persepsi, dan perasaan para penonton sebab salah satu pengaruh psikologis dari
televisi seakan- akan menghipnotis penonton sehingga mereka seolah- olah hanyut
dalam keterlibatan pada kisah atau peristiwa yang dihidangkan televisi (Efendy
2004 : 122).
Menurut Frank Jefkins, televisi memiliki sejumah karakteristik khusus dari
program acara televisi yaitu ;
a. Selain menghasilkan suara, televisi juga menghasilkan gerakan, visi, dan
warna
b. pembuatan program televisi lebih lama dan lebih mahal
c. Karena mengandalkan tayangan secara visual, maka segala sesuatu yang
nampak harus dibuat semenarik mungkin.
Sedangkan program acara televisi terdiri dari :
a. Buletin Berita Nasional, misalnya siaran berita atau buletin berita regional
yang dihasilkan oleh stasiun- stasiun TV lokal
b. Liputan- liputan khusus yang mengupas tentang berbagai masalah terbaru
secara mendalam.
c. Program- program Olahraga, baik olahraga diluar dan di dalam ruangan yang
disiarkan secara langsung atau tidak langsung dari dalam atau luar negeri.
d. Acara mengenai topik-topik khusus yang bersdifat informatif seperti acaraacara mengenai cara memasak, berkebun, atau kuis.
e. Drama, terdiri dari sinetron sandiwara dan film.
f. Acara musik, yang berisi musik pop, konser musik klasik dan sebagainya.
g. Acara untuk anak-anak dan film kartun
h. Acara keagamaan.
i.
Program-program ilmu pengetahuan dan pendidikan.
Universitas Sumatera Utara
j.
Acara bincang-bincang ( Jefkins 2003 : 105-108 )
Tayangan mata kamera merupakan bagian dari tayangan berita yang termasuk
dalam tayangan soft news. Tayangan mata kame\ra merupakan bagian dari
Current Affair. Susuai dengan namanya, current affair merupakan program
kekinian. Program ini menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita
penting yang muncul sebelumnya, yang dikupas secara lengkap dan mendalam.
Dengan demikian current affair sangat terikat dengan waktu dalam hal
penyajiannya namun tidak seketat pada hard news. Batasannya adalah semua isu
yang dibahas masih mendapat perhatian khalayak agar dapat disajikan. Seperti
program yang menyajikan cerita masyrakat korban Lumpur lapindo, korban
gempa bumi, korban tsunami, dan lain sebagainya.
II. 4 TEORI S – O – R
1. Latar Belakang Kelahiran Teori
Teori ini muncul sekitar tahun 1930-an, Model S-O-R munsul sebagai model
klasik komunikasi yang mendapat banyak pengaruh psikologi. Teori S-O-R
merupakan singkatan dari Stimulus- Organism- Response. Awalnya teori ini
dikenal hanya sebagai teori Stimulus- Respon tetapi kemudian De Fleur
menambahkan organisme dalam bagiannya sehingga menjadi Teori S-O-R. Objek
material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama yaitu manusia yang
jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi afeksi dan
konasi.
Hovland, Janis dan Kelley menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang
baru ada tiga variabel penting yaitu : Perhatian, Pengertian dan Penerimaan.
Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau
mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari
komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan
inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan
menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.
Universitas Sumatera Utara
Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan
perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi
dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya
kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan
perubahan perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat.
2. Uraian Teori
Asumsi dasar dari model ini adalah: media massa menimbulkan efek yang
terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Stimulus Response Theory atau
S-R theory. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksireaksi. Artinya model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat non
verbal, simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon
dengan cara tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif;
misal jika orang tersenyum akan dibalas tersenyum ini merupakan reaksi positif,
namun jika tersenyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan reaksi
negatif. Model inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi
yaitu Hypodermic Needle atau teori jarum suntik. Asumsi dari teori inipun tidak
jauh berbeda dengan model S-O-R, yakni bahwa media secara langsung dan cepat
memiliki efek yang kuat tehadap komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai
jarum suntik besar yang memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) dan
menghasilkan tanggapan ( R) yang kuat pula pada penonton.
Seperti di sebutkan diawal tentang pendapat Hovland, Janis dan Kelly
maka dapat dijelaskan bahwa secara substansi acara televisi memiliki kontribusi
dalam memformulasikan pesan-pesan kepada pemirsa. Akibatnya secara tidak
langsung pemirsa telah melakukan proses belajar dalam mencerna serta mengingat
pesan yang telah diterimanya. Kondisi ini tentunya tanpa disadari sebagai upaya
mengubah sikap pemirsa.
Ada tiga variabel penting dalam menelaah sikap yang dirumuskan dalam
teori S-O-R, secara interpretatif acara dalam televisi merupakan stimulus yang
akan ditangkap oleh organisme khalayak. Komunikasi akan berlangsung jika ada
perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan
komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan
Universitas Sumatera Utara
mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah
sikap. Dalam hal ini, perubahan sikap terjadi ketika komunikan memiliki
keinginan untuk mengikuti atau melakukan seperti yang telah disaksikannya di
televisi.
Pendekatan teori S-O-R lebih mengutamakan cara-cara pemberian imbalan
yang efektif agar komponen konasi dapat diarahkan pada sasaran yang
dikehendaki. Sedangkan pemberian informasi penting untuk dapat berubahnya
komponen kognisi. Komponen kognisi itu merupakan dasar untuk memahami dan
mengambil keputusan agar dalam keputusan itu terjadi keseimbangan.
Keseimbangan inilah yang merupakan system dalam menentukan arah dan
tingkah laku seseorang. Dalam penentuan arah itu terbentuk pula motif yang
mendorong terjadinya tingkah laku tersebut. Dinamika tingkah laku disebabkan
pengaruh internal dan eksternal.
Dalam teori S-O-R, pengaruh eksternal ini yang dapat menjadi stimulus
dan memberikan rangsangan sehingga berubahnya sikap dan tingkah laku
seseorang. Untuk keberhasilan dalam mengubah sikap maka komunikator perlu
memberikan tambahan stimulus (penguatan) agar penerima berita mau mengubah
sikap. Hal ini dapat dilakukan dalam barbagai cara seperti dengan pemberian
imbalan atau hukuman. Dengan cara demikian ini penerima informasi akan
mempersepsikannya sebagai suatu arti yang bermanfaat bagi dirinya dan adanya
sanksi jika hak ini dilakukan atau tidak. Dengan sendirinya penguatan ini harus
dapat dimengerti, dan diterima sebagai hal yang mempunyai efek langsung
terhadap sikap. Untuk tercapainya ini perlu cara penyampaian yang efektif dan
efisien.
II. 5 SIKAP KEPEDULIAN
1. Pengertian Sikap
Menurut Effendy (2002: 19) sikap adalah suatu kesiapan kegiatan
(Preparatory activity), suatu kecenderungan pada diri seseorang untuk melakukan
suatu kegiatan menuju atau menjauhi nilai-nilai sosial.
Universitas Sumatera Utara
Dalam Azwar (1988) yang dikutip oleh Diyakini & Hudani (2003, 95),
defenisi sikap adalah sebagai berikut:
4. Thurstone
Sikap merupakan suatu efek baik itu sikap yang bersifat positif, maupun yang
bersifat negatif dalam hubungannya dengan aspek-aspek psikologis.
5. Kimball Younng (1945)
Sikap adalah predisposisi mental untuk melakukan suatu tindakan
6. Sherif and sherif (1956)
Sikap menentukan keajekan dan kekhasan perilaku seseorang dalam hubungan
dengan stimulus manusia/ kejadian- kejadian. Sikap merupakan suatu keadaan
yang memungkinkan suatu perpuatan/ tingkah laku.
Sikap juga dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan bertindak,
berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai.
Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan
cara- cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap sendiri dapat berupa benda,
orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok (Rakhmat. 2003).
Sikap menurut schifman dan Kanuk adalah ekspresi perasaan yang
mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka
dan setuju atau tidak setuju terhadap suatu objek.
Sikap menurut
Secard & Backman adalah suatu keteraturan tertentu
dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan
(konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya (Azwar, 1995)
Istilah sikap (attitude) pertama sekali dipergunakan oleh Herbert Spencer
untuk menunjukkan suatu status mental seseorang. Bagi para ahli komunikasi,
sikap dapat memberikan gambaran perilaku komunikan sebelum dan sesudah
menerima informasi (Sunarjo, 1997)
2. Komponen Sikap
Komponen- komponen dalam sikap menurut Azwar ada tiga yakni
komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif.
Universitas Sumatera Utara
1. Komponen Kognitif
Komponen ini berkaitan dengan keyakinan atau kepercayaan seseorang
mengenai objek. Selain itu komponen ini juga tersusun atas dasar pengetahuan
yang dimiliki individu tentang objek sikapnya. Pengetahuan ini kemudian
akan memberikan keyakinan tertentu dalam diri individu terhadap objek sikap.
Jadi komponen kognitif ini akan menjawab pertanyaan apa yang akan
dipikirkan atau dipersepsikan tentang objek tertentu, apabila berkaitan dengan
masalah isu atau problem yang kontroversial.
2. Komponen Afektif
Komponen ini berkaitan dengan objek perasaan terhadap objek. Dimana
komponen ini berkaitan dengan aspek emosional terhadap objek tersebut.
Objek tersebut dirasakan sebagai hal yang menyenangkan atau tidak
mnyenangkan. Disukai atau tidak disukai. Beban emosional inilah yng
memberikan watak tertentu terhadap sikap yaitu watak mantap, tergerak, dan
termotivasi.
3. Subjek dan Objek Sikap
Menurut Alo Liliweri, subjek dan objek sikap adalah :
a. Subjek, yaitu orang yang bersikap. Setiap orang boleh mempunyai satu atau
beberapa sikap terhadap orang lain. Sekelompok orang, organisasi social dan
lain- lain. Sikap ini depengaruhi oleh latar belakang kehidupan socialm
antropologis,
ekonomi,
politik,
dan
lingkungan kehidupan
manusia.
Kesimpulannya, sikap terhadap objek tergantung pada factor manusia yang
bersikap.
b. Objek sikap, yaitu sikap kita terhadap suatu objek ditentukan oleh ta,pilan
objek itu sendiri. Jika tampilan objek itu menarik perhatian maka orang akan
mempunyai harapan tertentu dan mendapat kesan tentang objek itu kedalam
memori.
4. Pembentukan Sikap
Pada dasarnya sikap bukan merupakan suatu pembawaan, melainkan hasil
interaksi antarindividu dengan lingkungan sehingga sikap bersifat dinamis. Faktor
Universitas Sumatera Utara
pengalaman besar perananya dalam pembentukan sikap. Sikap sosial terbentuk
dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Interaksi sosial
mengandung arti lebih daripada sekedar adanya kontak sosial dan hubungan
antarindividu sebagai anggota kelompok sosial. Dalam interaksi sosial, terjadi
hubungan yang saling mempengaruhi diantara individu yang satu dengan yang
lain, terjadi hubungan timbal- balik yang turut mempengaruhi pola perilaku
masing-masing individu sebagai anggota masyarakat. Lebih lanjut, interaksi sosial
itu meliputi hubungan antarindividu dengan lingkungan fisik maupun lingkungan
psikologis
di sekelilingnya.
Berikut
enam
faktor
yang
mempengaruhi
pembentukan sikap manusia, yaitu (Azwar, 1997):
a. Pengalaman Pribadi
Apa yang telah kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi
penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan dapat menjadi salah
satu dasar terbentuknya sikap. Untuk menjadi dasar pembentukan sikap,
pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap
akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam
situasi yang melibatkan factor emosional. . tidak adanya pengalaman sama
sekali dengan suatu objek cenderung akan membentuk sikap negative terhadap
objek tersebut.
b. Orang Lain Yang Dianggab Penting
Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang
ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggab penting, seseorang
yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah laku dan
pendapat kita. Seseorang yang tdak ingin kita kecewakan, atau seseorang yang
berarti khusus bagi kita (significant others), akan banyak mempengaruhi
pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Orang- orang yang biasanya
dianggab penting bagi individu adalah orang tua, orang yang status sosialnya
lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri atau suami,
dan lain- lain.
Universitas Sumatera Utara
c. Kebudayaan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan, mempunyai pengaruh yang
besar terhadap pembentujan sikap kita. Seorang ahli Psikologi terkenal Burhus
Fredic
Skinner
sangat
menekankan
pengaruh
lingkungan
(termasuk
kebudayaan) dalam membentuk pribadi seseorang. Kepribadian tidak lain
daripada pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah
reinforcement (penguatan dan ganjaran) yang kita alami. Tanpa kita sadari
kebudayaan telah mewarnai sikap masyarakat, karenakebudayaan juga yang
memberi corak pengalaman individu- individu anggota kelompok masyarakat
asuhannya.
d. Media Massa
Tugas pokok dari media massa adalah menyampaikan informasi, selain itu
juga membawa pula pesan- pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan
opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan
landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesanpesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat akan
memberikan dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah
arah sikap.
e. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Lembaga pendidikan ddan lembaga agama sebagai suatu system mempunyai
pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar
pengertan dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan
buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh
dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan pusat keagamaan serta ajaranajarannya.
f. Faktor Emosional dalam diri Individu
Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman
pribadi seseorang. Kadang- kadang, suatu bentuk sikapmerupakan pernyataan
yang didasari oleh emosi yang berfungsi semacam, penyaluran frustasi atau
pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego, sikap yang demikian dapat
Universitas Sumatera Utara
merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah
hilang. Akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan
bertahan lama.
Universitas Sumatera Utara
Download