BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari 3 kali sehari disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair, dengan atau tanpa darah dan atau lendir, biasanya terjadi secara mendadak, pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat (Suraatmaja, 2010). Diare akut berlangsung kurang dari 1 minggu dengan konsistensi cair dan frekuensi lebih dari 3 kali sahari (IDAI, 2011) . Menurut World Health Organization (WHO) menempatkan diare sebagai peringkat kedua penyebab kematian balita di dunia setelah penyakit pneumonia. Kasus diare di Indonesia juga masih menjadi masalah yang penting dan serius untuk diperhatikan, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, mencatat diare tersebar di semua kelompok umur dengan prevalensi tertinggi terdeteksi pada balita (16, 7%) dan 25, 2% penyebab kematian bayi dan balita. Pada tahun 2009, Kejadian Luar Biasa (KLB) diare terjadi di 15 provinsi dengan jumlah penderita sebanyak 5. 756 orang, jumlah kematian sebanyak 100 orang dengan case fatality rate (CFR) sebesar 1, 74%. Angka CFR ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 2, 48% (BalitbangKes Depkes RI, 2007). Angka kesakitan diare sekitar 200-400 kejadian di antara 1000 penduduk setiap tahunnya, dengan demikian di Indonesia dapat ditemukan 1 Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014 sekitar 60 juta kejadian setiap tahunnya. sebagian besar (70-80 %) dari penderita ini adalah anak di bawah lima tahun (BALITA), sebagian dari penderita (1-2%) akan jatuh ke dalam dehidrasi dan kalau tidak segera ditolong 50-60 % diantaranya dapat meninggal . Data angka kejadian diare di Provinsi Jawa Tengah tahun 2010 sebesar 48, 5%. Hal ini mengalami peningkatan 0, 7% bila dibanding pada tahun 2009 sebesar 47, 8%. Data selama lima tahun terakhir menunjukkan bahwa cakupan penemuan diare masih sangat jauh di bawah target yang diharapkan yaitu sebesar 100% (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2011). Berdasarkan data yang diperoleh penulis di Ruang Kanthil RSUD Banyumas dari bulan Maret sampai Juni diperoleh pasien anak berjumlah 457, sedangkan jumlah yang terkena diare berjumlah 60 kasus atau 13,13% hal ini menunjukan penderita diare pada anak di RSUD Banyumas masih cukup tinggi. Pada orang dewasa diare jarang menimbulkan kematian. Tetapi pada bayi dan anak kecil dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang singkat, karena diare menyebabkan berat badan anak akan terus turun membuat dampak kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemia) dan gangguan sirkulasi darah(Ngastiyah, 2005) Dehidrasi akan menyebabkan gangguan keseimbangan cairan tubuh, ini diakibatkan asupan cairan dengan pengeluaran tidak seimbang sehingga pada bayi, keadaan ini dapat mengakibatkan kematian. Dehidrasi terjadi Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014 dengan 3 tahap tanda gejala, pertama tanpa dehidrasi gejala tidak cukup tandatanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat atau ringan/sedang. Kedua dehidrasi ringan/sedang dengan gejala gelisah, rewel/marah, mata cekung, haus, minum dengan lahap, cubitan kulit perut kembalinya lambat > 2 detik. Ketiga dehidrasi berat dengan gejala letargis atau tidak sadar, mata cekung, dan balita cenderung tidak mau minum(Suraatmaja, 2010). Menurut Betz (2009) diagnose keperawatan pada penderita diare seperti yang sering muncul : resiko tinggi kekurangan volume cairan, diare, resiko kerusakan integritas kulit, Cemas. Sedangkan kasus yang saya munculkan yakni : bersihan jalan nafas tidak efektif, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan defisiensi pengetahuan. Berdasarkan uraian diatas mengenai kasus diare, diperoleh data bahwa kasus tersebut mempunyai faktor resiko yang tinggi terhadap tingkat perubahan status kesehatan pasien. Bila kondisi seperti ini tidak mendapat suatu perhatian dan penanganan secara serius dapat menyebabkan kematian atau meningkatnya faktor risiko komplikasi pada kasus diare. Untuk itu dalam pengelolaan pasien, perawat harus mampu memberikan suatu perawatan komprehensif sehingga derajat kesehatan pasien dapat meningkat. Terkait dengan permasalahan tersebut diatas maka penulis membuat laporan dengan judul “Asuhan Keperawatan pada An.K dengan Diare Cair Akut (DCA) di Ruang Kanthil RSUD Banyumas.” Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014 B. Rumusan masalah Bagaimanakah asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien An. K dengan Diare Cair Akut (DCA) diruang kanthil RSUD Banyumas. C. Tujuan Tulisan Dalam penulisan tugas akhir ini, penulisan mempunyai tujuan penulisan sebagai berikut: 1. Tujuan umum Melaporkan kasus pada pasien An. K dengan Diare Cair Akut (DCA) diruang kanthil RSUD banyumas. 2. Tujuan khusus a. Melakukan pengkajian secara komprehensif terhadap pasien dengan DCA (Diare Cair Akut) b. Mengkaji riwayat kesehatan pasien secara komprehensif khususnya pada pasien dengan DCA(Diare Cair akut) c. Merumuskan masalah keperawatan sensuai pengelompokan data yang diperoleh pada kasus DCA(Diare Cair Akut) d. Membuat rencana tindakan untuk mengatasi masalah keperawatan dengan DCA(Diare Cair Akut). e. Melakukan implementasi sesuai rencana tindakan yang sudah direncanakan dan melakukan evaluasi akhir. f. Membahas kesenjangan antara teori dan kondisi nyata kasus dilaporkan pada kasus DCA(Diare Cair Akut). Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014 D. Manfaat praktis 1. Bagi Penulis Hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi penulis, dan hasil penulisan ini dapat menjadi pengalaman untuk melakukan penulisan yang lain dan dapat mengaplikasikan teori-teori yang sudah didapat serta meningkatkan ilmu keperawatan khususnya keperawatan anak. 2. Bagi instansi terkait Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfat praktis dalam keperawatan khususnya di instansi terkait, yaitu RSUD Banyumas sebagai panduan perawat dalam pengelolaan kasus Diare Cair Akut (DCA). 3. Bagi tenaga kesehatan lain Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi tenaga kesehatan lain terutama dalam pengelolaan kasus yang bersangkutan 4. Bagi pendidikan Diharapkan dapat menjadi bahan referensi ilmiah, dan masukan bagi mahasiswa yang akan melakukan penulisan, sehingga dapat menambah wawasan bagi pembaca. E. Tempat dan Waktu Asuhan keperawatan ini dilakukan di Ruang kanthil RSUD Banyumas pada tanggal 6-7 Juni 2013. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang..., MUHAMMAD FADILAH, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014