File - BLOG PEMBELAJARAN AKUNTANSI

advertisement
Siklus Akuntansi
Perusahaan Jasa
Kompetensi Dasar:
Mengerjakan siklus akuntansi perusahaan jasa.
Indikator:
1. Pengertian dan ciri perusahaan jasa dijelaskan dengan benar.
2. Jurnal dan buku besar teridentifikasi.
3. Neraca saldo dicatat dengan benar.
4. Ayat jurnal penyesuaian dicatat dengan benar.
5. Neraca lajur disusun dengan benar.
6. Laporan keuangan dibuat dengan benar.
7. Jurnal penutup dan jurnal pembalik dicatat dengan benar.
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari indikator, diharapkan siswa mampu:
1. Menjelaskan pengertian dan ciri perusahaan jasa dengan benar.
2. Mengidentifikasi jurnal dan buku besar.
3. Mencatat neraca saldo dengan benar.
4. Mencatat ayat jurnal penyesuaian dengan benar.
5. Menyusun neraca lajur dengan benar.
6. Menyusun laporan keuangan dengan benar.
7. Mencatat jurnal penutup dan jurnal pembalik dengan benar
Mengerjakan siklus akuntansi perusahaan jasa
A. Pengertian dan Ciri Perusahaan Jasa
Pengertian perusahaan jasa secara ekonomis, merupakan suatu lembaga
atau perkumpulan dari beberapa orang (selaku pendiri) yang melakukan
kegiatan bersifat ekonomi dan sosial pada suatu masyarakat dengan tujuan
memperoleh laba. Jadi, perusahaan jasa adalah suatu usaha atau lembaga
yang kegiatannya dibidang jasa.
Ciri-ciri perusahaan jasa, yaitu:
1. Usahanya terus menerus
2. Secara terang-terangan (mempunyai ijin usaha)
3. Yang dihasilkan berupa jasa.
Transaksi keuangan perusahaan jasa, meliputi:
a. Investasi pemilik berupa setoran uang maupun barang habis pakai atau
aktiva lainnya
b. Membeli aktiva tetap
c. Menerima pinjaman dan membayar utang
d. Menerima pelunasan piutang
e. Menggunakan aktiva yang ada
f. Membuat laporan pertanggungjawaban.
Serangkaian kegiatan tersebut dilakukan secara terus menerus demi
kelangsungan usaha dengan tujuan mencari laba. Proses akuntansi berperan
pada kegiatan ini, mulai terjadinya transaksi, mencatatnya, melaporkan,
menganalisa sampai dengan meramalkan kegiatan mendatang.
B. Jurnal dan buku besar
Untuk memperkecil kemungkinan terjadi kesalahan pencatatan dalam
perkiraan-perkiraan buku besar, suatu transaksi sebelum dicatat dalam
perkiraan-perkiraan buku besar, lebih dulu dicatat dalam jurnal. Jadi jurnal itu
adalah catatan pertama/ pendahuluan atas transaksi-transaksi yang terjadi.
Pada dasarnya jurnal itu berfungsi sama seperti buku harian. Buku jurnal
yang biasa dipergunakan sesuai dengan kekhususan fungsinya dapat
dibedakana antara jurnal umum (general journal) dan jurnal khusus (special
journal). Bentuk standar jurnal umum terdiri atas lajur-lajur (kolom) seperti
terlihat dalam bagan sebagai berikut.
Tanggal
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Lajur tanggal, diisi dengan tanggal terjadinya transaksi secara kronoligis
(menurut urutan waktu).
Lajur keterangan, diisi nama perkiraan yang harus di debet dan di kredit
akibat terjadinya transaksi. Perkiraan yang harus di debet ditulis dulu,
jumlahnya ditulis di lajur debet. Perkiraan yang harus di kredit ditulis
agak ke kanan pada baris berikutnya, jumlahnya ditulis di lajur kredit.
Keterangan singkat mengenai transaksi, ditulis dibawahnya.
Lajur referens, diisi dengan nomor perkiraan dalam buku besar sebagai
tempat pemindahan data yang bersangkutan. Dengan demikian lajur ini
diisi pada saat data yang bersangkutan dipindahkan ke buku besar.
Pengertian Buku Besar
Buku besar adalah buku yang memuat kumpulan perkiraan-perkiraan
yang saling berhubungan serta mengikhtisarkan pengaruh transaksi terhadap
perubahan aktiva, kewajiban dan modal perusahaan. Banyaknya perkiraan
buku besar yang dibutuhkan oleh perusahaan berbeda-beda, tergantung
kepada keuangan dan kekayaan perusahaan, volume transaksi, serta informasi
yang diinginkan.
Dalam suatu proses pembukuan, setelah pencatatan transaksi ke dalam
jurnal umum, selanjutnya transaksi tersebut di catat ke dalam buku besar
yaitu dengan cara memindahbukukan jumlah-jumlah yang ada pada jurnal ke
dalam buku besar yang sesuai, kegiatan pembukuan ini dinamakan
memposting.
Klasifikasi Buku Besar
Klarifikasi Buku Besar yang dipergunakan dalam perusahaan adalah:
1. Buku Besar Umum sering disebut juga buku besar induk, yaitu semua
perkiraan yang ada dalam suatu periode tertentu seperti kas, piutang
usaha, persediaan utang usaha dan modal. Perkiraan-perkiraan ini saling
berdiri sendiri dan berfungsi mengikhtisarkan pengaruh transaksi terhadap
perubahan aktiva, kewajiban dan modal perusahaan.
2. Buku Besar Pembantu sering disebut juga buku tambahan, yaitu
sekelompok rekening yang khusus mencatat perincian piutang usaha dan
utang usaha yang berfungsi member informasi yang lebih mendetail.
Mencatat transaksi usaha ke dalam jurnal umum
Tanggal 1 Desember 2012, Tuan Kurniawan sebagai pemilik mendirikan
perusahaan jahit dengan nama “SELERA”. Sebagai penanaman modalnya ia
menyetor uang tunai sebesar
Rp 50.000.000,00. Perkiraan yang harus di
debet dan perkiraan yang harus di kredit akibat transaksi diatas, sehingga
buku jurnal akan dicatat sebagai berikut.
.
“Penjahit SELERA”
JURNAL UMUM Halaman 1
Tanggal
2012
Des 1.
Keterangan
Kas …………………….
Modal Kerja ………..
(Setoran modal)
Ref
DEBET
KREDIT
Rp 50.000.000
-
Rp
50.000.000
Kolom referensi masih kosong, ini menunjukkan data yang bersangkutan
belum dipindahkan ke buku besar. Jika data jurnal sudah dipindahkan ke
buku besar, maka dalam buku jurnal dan buku besar akan tampak sebagai
berikut
Buku Jurnal :
Halaman : 1
Tanggal
Keterangan
2012
Kas
Des 1.
Modal Kerja
(Setoran Modal)
Ref
DEBET
111 Rp 50.000.000
311
KREDIT
Rp 50.000.000
BUKU BESAR
Akun : KAS
No. 111
Tgl
Ket
Ref
DEBET
2012
Des 1.
Setoran Modal
J-1
Rp 50.000.000
Tgl
DEBET
Rp 50.000.000
Akun : MODAL KERJA
Tanggal
Juli
1
Ket
Ref DEBET
Posting JU-
KREDIT
No. 311
KREDIT
SALDO
DEBET
Rp 50.000.000
KREDIT
Rp 50.000.000
1
Berikut ini transaksi yang terjadi pada “penjahit SELERA” selama bulan
Desember 2012, sebagai bulan pertama dari kegiatan usahanya:
Desember 1
Diterima dari Tuan Kurniawan sebagai penanaman dalam
perusahaannya, berupa uang tunai sebesar Rp 5.000.000,00
dan peralatan jahit seharga Rp 1.500.000,00
Desember 2
Dibayar sewa ruangan untuk masa 6 bulan sebesar Rp
600.000,00, terhitung sejak bulan Desember 1993.
Desember 4
Dibeli perlengkapan jahit berupa benang, resulting, kancing,
kain keras dan perlengkapan lain seharga Rp 300.000,00 secara
tunai.
Desember 6
Dibayar persekot asuransi untuk masa 1 tahun, terhitung mulai
bulan Desember 1993 sebesar Rp 600.000,00
Desember 8
Dibayar untuk pemasangan iklan mini pada harian Pikiran
Rakyat, sebesar Rp 50.000,00
Desember 10 Dibeli secara kredit dari Toko SARANA peralatan jahit berupa
mesin obras seharga Rp 3.000.000,00
Desember 12 Pekerjaan yang dipesan PT. PRAMBANAN selesai, faktur
bersama hasil pekerjaan seharga Rp 1.200.000,00 dikirimkan
hari ini.
Desember 14 dibayar rekening listrik sebesar Rp 40.000,00
Desember 15 Dibukakan penerimaan-penerimaan dari para langganan yang
membayar tunai, untuk periode minggu pertama dan kedua
sebesar Rp 500.000,00
Desember 15 Dibayar gaji karyawan tengah bulan pertama sebesar Rp
400.000,00
Desember 18 Dibeli perlengkapan jahit secara tunai seharga Rp 100.000,00
Desember 20 Diterima dari PT. PRAMBANAN untuk pembayaran pertama
atas faktur tanggal 12 Desember yang lalu sebesar Rp
600.000,00
Desember 23 Dibayar sumbangan kebersihan dan keamanan sebesar Rp
25.000,00
Desember 25 Dibayar kepada Toko SARANA hutang pembelian peralatan
jahit tanggal 10 Desember sebesar Rp 1.000.000,00
Desember 28 Tuan Kurnia mengambil uang kas Perusahaan sebesar Rp
300.000,00 untuk keperluan pribadinya
Desember 30 Dibukukan penerimaan-penerimaan dari langganan tunai untuk
minggu ketiga dan keempat sebesar Rp 800.000,00
Desember 30 Dibayar gaji karyawan Rp 400.000,00
Desember 31 Diterima faktur penagihan dari perusahaan Servis LANGGAN
SETIA untuk perbaikan 3 buah mesin jahit seharga Rp
45.000,00
Desember 31 Dibayar macam-macam beban sebesar Rp75.000,00
Untuk ketertiban catatan kegiatan usahannya, Tuan Kurnia memberi
nomor kepada setia perkiraan yang disediakan dalam buku besar
perusahaannya, sebagai berikut.
Penjahit SELERA
Bagan Perkiraan
PENGHASILAN :
411 Penghasilan jasa jahitan
HARTA :
111 Kas
112 Piutang Dagang
113 Asuransi dibayar di muka
114 Persediaan perlengkapan
131 Peralatan Jahit
131 Akumulasi penyusutan
peralatan
KEWAJIBAN :
211 Hutang Dagang
BEBAN :
511 Beban Gaji
512 Beban Sewa
513 Beban Perlengkapan
514 Beban Listrik dan Telepon
515 Beban iklan
516 Beban asuransi
517 Beban pemeliharaan peralatan
518 Beban penyusutan peralatan
519 Beban lain-lain
MODAL :
311 Modal Kurnia
312 Prive Kurnia
Dengan adanya bagan perkiraan buku besar Penjahit SELERA, maka
transaksi-transaksi di muka harus dicatat dalam jurnal pada perkiraanperkiraan yang disediakan, sepanjang perkiraan yang bersangkutan erat
hubungannya dengan transaksi yang dicatat. Oleh karena itu, transaksi
Penjahit SELERA dicatat dalam buku jurnal seperti di bawah ini. Anggaplah
setiap data jurnal langsung diposting ke buku besar, sehingga nomor
perkiraan yang bersangkutan sudah tampak dalam lajur referens. Analisa
dahulu setiap transaksi, kemudian memeriksa catatan jurnal berikut ini.
“Penjahit SELERA”
Jurnal Umum
Tanggal
2012 1
Des
2
4
6
8
10
12
14
15
15
18
20
Keterangan
Kas
Peralatan jahit
Modal Kurnia
(Setoran modal)
Beban sewa
Kas
(Sewa ruangan 6 bulan)
Persediaan perlengkapan
Kas
(Pembelian perlengkapan)
Asuransi dibayar di muka
Kas
(Persekot asuransi 1 tahun)
Beban Iklan
Kas
(Pemasangan iklan mini)
Peralatan jahit
Hutang dagang
(Pembelian mesin obras)
Piutang dagang
Penghasilan jasa jahitan
(Faktur untuk PT. PRAMBANAN)
Beban listrik dan telepon
Kas
(Pembayaran rekening listrik)
Kas
Penghasilan jasa jahitan
(Penerimaan rekening listrik)
Beban gaji
Kas
(Pembayaran gaji minggu 1 dan ke 2)
Persediaan perlengkapan
Kas
(Pembelian perlengkapan)
Kas
Piutang dagang
(Penerimaan dari PT. PRAMBANAN)
(RP)
Ref
111
131
311
Debet
50.000.000
1.500.000
Kredit
512
111
600.000
-
600.000
114
111
300.000
-
300.000
113
111
600.000
-
600.000
515
111
50.000
-
50.000
131
211
3.000.000
-
3.000.000
112
411
1.200.000
-
1.200.000
514
111
40.000
-
40.000
111
411
500.000
-
500.000
511
111
400.000
-
400.000
114
111
100.000
-
100.000
111
112
600.000
-
600.000
51.500.000
23 Beban lain-lain
Kas
(Sumbangan
kebersihan
dan
keamanan)
25 Hutang dagang
Kas
(Pembayaran kepada Toko SARANA)
28 Prive Kurnia
Kas
(Pengambilan Kurniawan)
30 Kas
Penghasilan jasa jahitan
(Penerimaan penghasilan jasa)
30 Beban gaji
Kas
(Pembayaran gaji)
31 Beban pemeliharaan peralatan
Hutang dagang
(Faktur service LANGGAN SETIA)
31 Beban lain-lain
Kas
(Pembayaran macam-macam beban)
519
111
25.000
-
25.000
211
111
1.000.000
-
1.000.000
312
111
300.000
-
300.000
111
411
800.000
-
800.000
511
111
400.000
-
400.000
517
212
45.000
-
45.000
519
111
75.000
-
75.000
Buku Besar Penjahit “SELERA”
Tgl.
2012
Des. 1
15
20
30
Ket.
Kas
Ref DEBET
Setoran Modal
Penghasilan jasa
Piutang
Penghasilan
J-1
J-1
J-2
J-2
Tgl.
5.000.000 Des 2
500.000
4
600.000
6
800.000
8
14
15
18
23
25
28
30
31
Tgl.
2012
Ket.
Piutang Dagang
Ref DEBET
Tgl.
1993
Ket.
Ref KREDIT
Sewa Ruang
Perlengkapan
Asuransi
Iklan
B. Listrik
B. Gaji
Perlengkapan
Kebersihan
Hutang Toko
SARANA
Prive Kurnia
B. Gaji
B. Lain-lain
J-1
J-1
J-1
J-1
J-1
J-1
J-2
J-1
600.000
300.000
60.000
50.000
40.000
400.000
100.000
25.000
J-2
J-2
J-2
J-2
1.000.000
300.000
400.000
75.000
Ket.
Ref
KREDI
T
Des
12
PT.
PRAMBANAN
J-1
1.200.000 Des 20 PT.PRAMB
ANAN
Asuransi Dibayar di Muka
Tgl.
Ket.
Ref DEBET
Tgl.
2012
1993
Des 6 Persekot Asuransi 1 J-1 600.000
th
Tgl.
Ket.
2012
Des 4 Pembelian
8 Pembelian
Persediaan Perlengkapan
Ref DEBET
Tgl.
1993
J-1
300.000
J-1
100.000
Tgl.
Ket.
2012
Des 1 Setoran Modal
10 Pembelian
Peralatan Jahit
Ref DEBET
Tgl.
1993
J-1 1.500.000
J-1 3.000.000
Tgl.
2012
Des
25
Hutang Dagang
Ref DEBET
Tgl.
1993
J-2 1.000.000 Des
10
Tgl.
2012
Tgl.
2012
Tgl.
2012
Des
28
Ket.
Hutang
Toko SARANA
Ket.
Ket.
Ket.
Pengambilan
Kurnia
J-2
600.000
Ket.
Ref
KREDIT
Ket.
Ref
KREDIT
Ket.
Ref
KREDIT
Ket.
Ref
KREDIT
Pembelian
Peralatan
J-1
3.000.000
Ref
KREDIT
J-2
45.000
Ket.
Ref
KREDIT
Setoran
J-1
6.500.000
Ket.
Ref
KREDIT
Hutang Service
Ref DEBET
Tgl.
Ket.
1993
Des 31 Servis
SETIA
Modal Kurnia
Ref DEBET
Tgl.
1993
Des 1
Prive Kurnia
Ref DEBET
Tgl.
1993
J-1 300.000
Tgl.
2012
Ket.
Tgl.
Ket.
2012
Des15 Minggu 1 & 2
30 Minggu 3 & 4
Tgl.
Ket.
2012
Des 2 Sewa 6 bulan
Tgl.
2012
Des
14
Penghasilan Jasa Jahitan
Ref DEBET
Tgl.
1993
Des
12
15
30
Beban Gaji
Ref DEBET
J-1
J-2
Ref
KREDIT
Tunai
Tunai
J-1
J-2
J-2
1.200.000
500.000
800.000
Tgl.
1993
Ket.
Ref
KREDIT
Tgl.
1993
Ket.
Ref
KREDIT
Ket.
Ref
KREDIT
Ket.
Ref
KREDIT
Ket.
Ref
KREDIT
Ket.
Ref
KREDIT
400.000
400.000
Beban Sewa
Ref DEBET
J-1
Ket.
600.000
Beban Listrik dan Telepon
Ref DEBET
Tgl.
1993
Rekening Des.
J-1
40.000
Ket.
Tgl.
Ket.
2012
Des 8 Iklan Mini
Beban Iklan
Ref DEBET
J-1
Tgl.
1993
50.000
Beban Pemeliharaan Peralatan
Tgl.
Ket.
Ref DEBET
Tgl.
2012
1993
Des31 Servis Mesin
J-2
45.000
Tgl.
Ket.
2012
Des23 Kebersihan
31 Macam-macam
beban
Beban Lain-lain
Ref DEBET
Tgl.
1993
J-2
25.000
J-2
75.000
Dalam buku besar “penjahit SELERA” sampai dengan 31 Desember 2012,
terdapat beberapa perkiraan yang masih kososng, diantaranya perkiraan beban
perlengkapan dan perkiraan beban asuransi. Beban perlengkapan maupun
beban asuransi sebenarnya sudah ada hanya besarnya yang belum dihitung.
C. Neraca Saldo
Neraca
Saldo
adalah
daftar
yang
berisi
kumpulan
seluruh
rekening/perkiraan Buku Besar. Neraca Saldo biasanya disiapkan pada akhir
periode atau dapat juga disiapkan kapan saja untuk memastikan
keseimbangan Buku Besar. Untuk menyiapkan Neraca Saldo, saldo tiap
perkiraan harus ditentukan terlebih dahulu.
Neraca Saldo disusun untuk memastikan bahwa Buku Besar secara
matematis adalah akurat dengan pengertian bahwa jumlah saldo-saldo debet
selalu sama dengan saldo-saldo kredit. Namun keseimbangan bukan berarti
catatan-catatan akuntansi benar-benar akurat.
Bentuk Neraca Saldo
NERACA SALDO
Nama Rekening
No.
Rekening
Debet
Kredit
Menyusun Neraca Saldo
Saldo setiap rekening disusun berurutan dari rekening Neraca dan
rekening Rugi Laba sebagai berikut.
1.
Aktiva Lancar
2.
Aktiva Tetap
3.
Aktiva Lain-lain
4.
Hutang Lancar
5.
Hutanng Tidak Lancar
6.
Ekuitas
7.
Pendapatan Operasi
8.
Pendapatan Non Operasi
9.
Beban Operasi
10. Beban Non Operasi
Manfaat Neraca Saldo
Penyusunan Neraca Saldo bermanfaat untuk:
a.
Menunjukkan ringkasan akun – akun buku besar, sehingga dapat
menjadi sumber informasi yang benar untuk menyusun laporan laba rugi,
perubahan ekuitas dan neraca.
b.
Melakukan pengujian keseimbangan jumlah debit dan kredit dalam buku
besar dan ketepatan perhitungannya dalam pembukuan selama tahun
berjalan.
D. Ayat jurnal penyesuaian
Pembuatan Jurnal Penyesuaian (Adjusting Journal Entries)
Jurnal penyesuaian adalah jurnal untuk menyesuaikan saldo akun-akun
yang tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Banyak hal yang
mengakibatkan saldo suatu akun pada akhir periode tidak sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya. Hal ini terutama karena akuntansi menggunakan
“dasar waktu” (accrual basic) sebagai dasar pencatatan dan perhitungan.
Artinya, baik penghasilan maupun beban, harus dihitung dan dicatat untuk
suatu periode tertentu, terpisah dari penghasilan dan beban periode lain.
Akibatnya, pada akhir periode terjadi kemungkinan adanya beban yang masih
harus dibayar atau beban dibayar di muka, penghasilan yang masih harus
diterima atau penghasilan yang diterima di muka.
1. Beban yang Masih Harus Dibayar (Accrued Expense)
Beban yang harus dibayar adalah beban yang realisasi pembayarannya
belum terjadi, sehingga belum dicatat. Misalnya, pada tanggal 30
November 2012 terdapat beban gaji yang belum dibayar sebesar
Rp300.000,00. Jumlah tersebut telah menjadi beban tahun 2012, tetapi
belum dicatat karena belum dibayar, sehingga merupakan hutang tahun
2012. Oleh karena itu saldo perkiraan “beban gaji” harus disesuaikan
dengan jurnal penyesuaian sebagai berikut.
Tanggal
2012
Des 31
Keterangan
Beban Gaji
Ref
Debet
Kredit
Rp300.000,00
Hutang Gaji
Rp300.000,00
2. Beban yang Dibayar di Muka (Prepaid Expense)
Beban yang dibayar di muka adalah pengeluaran yang sudah terjadi
dalam suatu periode yang akan datang. Misalnya, pada tanggal 1 Oktober
2012 dibayar sewa untuk 1 (satu) tahun sebesar Rp1.200.000,00.
Pembayaran sewa terjadi pada periode 2012, sebesar Rp1.200.000,00
untuk masa 1 Oktober 2012 sampai 1 Oktober 2013 (12 bulan). Sampai
dengan 31 Desember 2012, sudah dijalani selama 3bulan sehingga beban
sewa tahun 2012 adalah sebesar Rp300.000,00 (
3
12
× Rp1.200.000,00).
Sisanya sebesar Rp900.000,00, adalah untuk beban sewa tahun 2013.
Dengan demikian pada tanggal 31 Desember 2012 terdapat sewa dibayar
di muka sebesar Rp 900.000,00.
Jurnal penyesuaian yang harus dibuat pada tanggal 31 Desember 2012,
tergantung kepada pencatatan transaksi pembayaran sewa tanggal 1
Oktober 2012. Ada dua kemungkinan pencatatan transaksi pembayaran
sewa, yaitu.
1) Dicatat
sebagai
harta,
sehingga
pembayaran
sewa
sebesar
Rp1.200.000,00, dicatat debet pada perkiraan “sewa dibayar di muka”
dan kredit pada perkiraan kas. Akibatnya dalam neraca saldo 31
Desember 2012, terdapat perkiraan “sewa dibayar di muka” dengan
saldo debet Rp1.200.000,00. Dalam jumlah ini sudah menjadi beban
sewa tahun 2012 sebesar Rp300.000,00. Dengan demikian jurnal
penyesuaian yang harus dibuat adalah sebagai berikut.
Tgl
2012
Des 31
2) Dicatat
Keterangan
Ref
Beban Sewa
Debet
Kredit
Rp300.000,00
Sewa dibayar di muka
sebagai
beban,
Rp300.000,00
sehingga
pembayaran
sewa
sebesar
Rp1.200.000,00 dicatat debet pada perkiraan “beban sewa” dan kredit
pada perkiraan kas. Akibatnya dalam neraca saldo 31 Desember 2012
yang ada adalah perkiraan “beban sewa” dengan saldo debet
Rp1.200.000,00. Dalam jumlah ini terdapat sewa dibayar di muka
(untuk tahun 2013) sebesar Rp900.000,00. Oleh karena itu, jurnal
penyesuaian untuk penyesuaian saldo perkiraan “beban sewa” adalah
sebagai berikut.
Tanggal
2012
Des 31
Keterangan
Sewa dibayar di muka
Beban sewa
Ref
Debet
Kredit
Rp900.000,00
Rp900.000,00
3. Penghasilan yang Masih Harus Diterima (Accrued Income)
Penghasilan yang masih harus dibayar adalah penghasilan yang sudah
terjadi, tetapi belum dicatat. Misalnya, pada tanggal 31 Desember 2012
pada perusahaan bengkel terdapat kendaraan yang sudah selesai diperbaiki
dengan harga perbaikan Rp 100.000,00 belum diserahkan pada
pemiliknya. Perbaikan kendaraan tersebut dilakukan pada tahun 2012,
sehingga penghasilan jasa yang bersangkutan harus diakui tahun 2012.
Oleh karena itu, dicatat dengan jurnal penyesuaian sebagai berikut.
Tanggal
Keterangan
Ref
2012
Penghasilan yang masih
Des 31
harus diterima
Debet
Kredit
Rp100.000,00
Penghasilan Jasa
Rp100.000,00
4. Penghasilan yang Diterima di Muka (Diferred Income)
Penghasilan yang diterima di muka adalah penghasilan yang sidah
diterima dalam suatu periode, tetapi merupakan penghasilan periode yang
akan datang. Misalnya pada tanggal 1 April 2012, diterima sewa untuk 1
tahun sebesar Rp600.000,00. Jumlah penghasilan sewa Rp600.000,00
adalah untuk masa 1 April 2012 sampai 1 April 2013. Penghasilan sewa
untuk tahun 2012 adalah sewa selama 9 bulan (April s.d Desember) atau
sebesar 129 × Rp600.000,00 = Rp450.000,00. Sisanya sebesar Rp150.000,00
adalah penghasilan sewa untuk tahin 2013, sehingga pada tanggal 31
Desember 2012 terdapat sewa diterima di muka sebesar Rp150.000,00.
Jurnal penyesuaian yang harus dibuat pada 31 Desember 2012,
tergantung pada pencatatan saat terjadi transaksi penerimaan penghasilan.
Ada dua kemungkinan pencatatan transaksi penerimaan penghasilan, yaitu:
1) Dicatat
sebagai
hutang.
Transaksi
penerimaan
sewa
sebesar
Rp600.000,00 pada tanggal 1 April 2012 dicatat debet pada perkiraan
kas dan kredit pada perkiraan “sewa diterima di muka”. Akibatnya,
perkiraan yang muncul dalam neraca saldo 31 Desember 2012 adalah
perkiraan “sewa diterima di muka” dengan saldo kredit Rp 600.000,00.
Dalam
jumlah
tersebut
sebesar
Rp450.000,00
sudah
menjadi
penghasilan sewa tahun 2012. Oleh karena itu, harus dipindahkan
dengan jurnal penyesuaian sebagai berikut.
Tanggal
2012
Des 31
Keterangan
Ref
Sewa diterima di muka
Debet
Kredit
Rp450.000,00
Penghasilan sewa
Rp450.000,00
2) Dicatat sebagai penghasilan. Transaksi penerimaan sewa tanggal 1
April 2012 sebesar Rp600.000,00 dicatat debet pada perkiraan kas dan
kredit pada perkiraan “penghasilan sewa”. Akibatnya, perkiraan yang
muncul dalam neraca saldo 31 Desember 2012 adalah perkiraan
“penghasilan sewa” dengan saldo kredit Rp 600.000,00. Dalam jumlah
ini termasuk penghasilan sewa untuk tahun 2013 sebesar Rp150.000,00
yang merupakan sewa diterima di muka. Oleh karena itu, harus
dipindahkan dengan jurnal penyesuaian sebagai berikut.
Tanggal
2012
Des 31
Keterangan
Ref
Penghasilan sewa
Debet
Kredit
Rp150.000,00
Sewa diterima di
Rp150.000,00
muka
Sebagai contoh, jurnal penyesuaian yang harus dibuat oleh “penjahit
SELERA” pada tanggal 31 Desember 2012. Setelah diadakan penelitian
kembali terhadap saldo-saldo perkiraan dalam neraca saldo, diperoleh
data untuk penyesuaian sebagai berikut.
1) Asuransi dibayar di muka sebesar Rp60.000,00 adalah untuk masa
satu tahun, terhitung sejak bulan Desember 2012.
2) Nilai persediaan perlengkapan jahit pada tanggal 31 Desember
2012 ditaksir seharga Rp100.000,00.
3) Beban penyusutan peralatan jahit yang menjadi beban bulan
Desember 2012 sebesar Rp200.000,00.
4) Gaji seorang karyawan sebesar Rp100.000,00 belum dibayar.
5) Beban sewa dibayar tanggal 2 Desember 2012 untuk masa 6 bulan.
Pembuatan jurnal penyesuaian atas dasar data di atas adalah sebagai
berikut.
1) Asurandi dibayar di muka sebesar Rp60.000,00 untuk masa satu
tahun, terhitung sejak bulan Desember 2012.
2) Nilai persediaan perlengkapan pada 31 Desember 2012 ditaksir
seharga Rp 100.000,00
3) Beban
penyusutan
peralatan
jahit
tahun
2012,
sebesar
Rp200.000,00
4) Gaji seorang karyawan penjahit “SELERA” sebesar Rp100.000,00
belum dibayar.
5) Beban sewa dibayar tanggal 2 Desember 2012 untuk masa 6 bulan.
Pembuatan jurnal penyesuaian atas dasar data diatas adalah sebagai
berikut.
1. Asuransi dibayar di muka sebesar Rp60.000,00 untuk masa satu
tahun, terhitung sejak bulan desember 2012.
Keterangan ini menunjukkan bahwa pembayaran asuransi
Rp60.000,00 adalah untuk periode 1 Desember 2012 sampai 31
Desember 2013. Dengan demikian sampai 31 Desember 2012 baru
dijalani 1 bulan, sehingga yang menjadi beban asuransi tahun 2012
1
adalah sebesar Rp 5.000,00 (12
x Rp 60.000,00). Sedangkan sisanya
sebesar Rp55.000,00 pada 31 Desember 2012, masih merupakan
asuransi dibayar di muka.
Dari penjelasan di atas beban asuransi bulan Desember 2012
sebesar Rp 5.000,00 belum dicatat, dan masih berada dalam
perkiraan “asuransi dibayar di muka”. Oleh karena itu, harus
dipindahkan dari perkiraan “asuransi dibayar di muka” ke perkiraan
“beban asuransi”, yaitu dengan jurnal penyesuaian berikut.
Tanggal
2012
Keterangan
Ref
Beban Asuransi
Des 31
Debet
Kredit
Rp5.000,00
Asuransi dibayar di muka
Rp5.000,00
Setelah pos jurnal di atas di posting ke buku besar, maka perkiraanperkiraan yang bersangkutan akan tampak sebagai berikut.
Asuransi dibayar di muka
60.000,00
31/12 5.000,00
Beban Asuransi
5.000,00
2. Nlai persediaan perlengkapan pada 31 Desember 2012 ditaksir
seharga Rp 100.000,00.
Saldo perkiraan “persediaan perlengkapan” dalam neraca saldo
menunjukkan saldo debet sebesar Rp400.000,00. Jumlah tersebut
menunjukkan perlengkapan yang dibeli sampai dengan 31
Desember 2012 adalah Rp 400.000,00. Sisa pada akhir periode itu
Rp400.000,00 – Rp100.000,00 = Rp 300.000,00. Jumlah inilah yang
menjadi beban perlengkapan tahun 2012. Oleh karena itu, pada
tanggal
31
Desember
2012
dari
perkiraan
“persediaan
perlengkapan” sebesar Rp300.000,00 harus dipindahkan ke
perkiraan “beban perlengkapan”. Jurnal penyesuaian untuk hal
tersebut adalah sebagai berikut.
Tanggal
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
2012
Beban Perlengkapan
Des 31
Rp300.000,00
Persd. Perlengkapan
Rp300.000,00
Dari jurnal diatas, perkiraan “persediaan perlengkapan” dan “beban
perlengkapan” dalam buku besar tampak sebagai berikut.
Persediaan Perlengkapan
400.000,00
300.000,00
Beban Perlengkapan
300.000,00
Perhatikan perkiraan “persediaan perlengkapan”, setelah jurnal
penyesuaian di posting ke buku besar menunjukkan saldo sebesar
Rp100.000,00. Dengan demikian telah sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
3. Beban
penyusutan
peralatan
jahit
tahun
2012,
sebesar
Rp200.000,00.
Harta tetap yang dipergunakan perusahaan setiap saat nilainya
turun, baik karena aus maupun karena nilai ekonomisnya turun.
Keadaan tersebut merupakan kerugian bagi perusahaan. Oleh karena
itu, penurunan nilai harta tetap harus dicatat sebagai terjadinya
beban penyusutan. Pencatatan terjadinya beban penyusutan harta
tetap biasanya dilakukan setiap akhir periode melalui jurnal
penyesuaian, yaitu dengan mendebet perkiraan “beban penyusutan”
dan kredit perkiraan “akumulasi penyusutan”. Jadi tidak dicatat
kredit pada perkiraan harta tetap yang bersangkutan, sehingga
perkiraan harta tetap akan tetap menunjukkan harga perolehannya.
Perkiraan
“akumulasi
penyusutan”
merupakan
pengurangan
perkiraan harta tetap yang bersangkutan. Saldo perkiraan ini setiap
akhir periode akan bertambah.
Dari penjelasan di atas, maka jurnal penyesuaiannya adalah
sebagai berikut.
Tanggal
2012
Keterangan
Ref
Beban Peny. Peralatan
Des 31
Debet
Kredit
Rp200.000,00
Ak. Peny Peralatan
Rp200.000,00
Setelah posting ke buku besar akan tampak sebagai berikut.
Peralatan Jahit
4.500.000,00
Akumulasi Penyusutan Peralatan
Peralatan
200.000,00
Beban
Penyusutan
200.000,00
4. Gaji seorang karyawan penjahit “SELERA” sebesar Rp100.000,00
belum dibayar.
Keterangan ini menunjukkan adanya beban gaji yang harus
diakui dan dicatat pada bulan Desember 2012 tetapi belum dicatat.
Jasa seorang karyawan telah dipergunakan bulan Desember 2012.
Dengan adanya keterangan di atas, saldo debet perkiraan “beban
gaji”
dalam
neraca
saldo
sebesar
Rp800.000,00
belum
menggambarkan beban gaji tahun 2012, sebab belum termasuk
jumlah Rp100.000,00 yang belum dicatat. Oleh karena itu, pada
tanggal 31 Desember 2012 harus dibuat jurnal penyesuaian sebagai
berikut.
Tanggal
2012
Des 31
Keterangan
Beban Gaji
Hutang Gaji
Ref
Debet
Kredit
Rp100.000,00
Rp100.000,00
Setelah pos jurnal penyesuaian di atas di posting ke buku besar,
maka perkiraan yang bersangkutan akan tampak sebagai berikut.
Hutang Gaji
Beban Gaji
800.000,00
100.000,00
31/12 100.000,00
Setelah posting jurnal penyesuaian, tampak saldo perkiraan beban
gaji sebesar Rp 900.000,00 yaitu beban gaji tahun 2012.
5. Beban sewa dibayar tanggal 2 Desember 2012 untuk masa 6 (enam)
bulan.
Keterangan tersebut menginformasikan bahwa beban sewa
Rp600.000,00 yang tampak dalam neraca saldo adalah untuk sewa
selama 6 bulan. Kita akan membuat laporan sampai dengan tanggal
31 Desember 2012, dengan demikian sewa tersebut baru dijalani
selama 1 (satu) bulan, yaitu bulan Desember 2012 atau sejumlah (16
x Rp600.000,00 = Rp100.000,00. Jumlah Rp100.000,00 inilah yang
merupakan beban sewa tahun 2012 yang sebenarnya.
Dalam neraca saldo perkiraan “beban sewa” menunjukkan
saldo debet Rp 500.000,00. Pada tanggal 31 Desember 2012 harus
dicatat sebagai sewa dibayar di muka. Dengan kata lain dari
perkiraan beban sewa sebanyak Rp500.000,00 harus dipindahkan ke
perkiraan “sewa dibayar di muka”. Jurnal penyesuaian untuk
mencatat hal tersebut adalah sebagai berikut.
Tanggal
2012
Des 31
Keterangan
Sewa Dibayar di muka
Beban sewa
Ref
Debet
Kredit
Rp500.000,00
Rp500.000,00
Setelah posting pos jurnal di atas dalam buku besar tampak sebagai
berikut.
Beban Sewa
600.000,00
Sewa Dibayar Di muka
31/12 500.000,00
500.000,00
Dari bahasan mengenai pembuatan jurnal penyesuaian di muka,
maka jurnal penyesuaian yang dibuat penjahit “SELERA” 31
Desember 2012 dalam buku jurnal tampak sebagai berikut.
“Penjahit SELERA”
JURNAL UMUM
Tanggal
Keterangan
2012 31 Beban Asuransi
Des
Asuransi dibayar di muka
31 Beban Perlengkapan
Persediaan Perlengkapan
31 Beban Penyusutan Peralatan
Ak. Penyusutan Peralatan
31 Beban Gaji
Utang Gaji
31 Sewa dibayar di muka
Beban Sewa
Setelah
pos-pos
jurnal
lainnya,
Ref
Debet
Rp5.000,00
Kredit
Rp5.000,00
Rp300.000,00
Rp300.000,00
Rp200.000,00
Rp200.000,00
Rp100.000,00
Rp100.000,00
Rp500.000,00
Rp500.000,00
maka
pos-pos
jurnal
penyesuaian di atas diposting ke buku besar pada perkiraan yang
bersangkutan.
Kegiatan penyusunan neraca saldo dan pembuatan jurnal
penyesuaian dilakukan pada akhir periode. Tujuan dari semua
kegiatan tersebut adalah untuk menyusun laporan keuangan. Untuk
memudahkan penyusunan laporan keuangan, perlu disusun kertas
kerja yang biasa disebut dengan “neraca lajur”.
E. Neraca Lajur
Neraca Lajur adalah kertas kerja berkolom-kolom untuk memudahkan
dalam membuat penyesuaian dan penyusunan laporan keuangan. Neraca
Lajur disusun dengan memindahkan data-data Neraca Saldo dan Jurnal
Penyesuaian.
Tujuan penyusunan neraca lajur di antaranya sebagai berikut.
1. Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan.
2. Untuk menggolongkan dan meringkas informasi dari neraca saldo dan data
penyesuaian, sehingga merupakan persiapan sebelum disusun laporan
keuangan yang formal.
3. Untuk mempermudah menemukan kesalahan yang mungkin dilakukan
dalam membuat jurnal penyesuaian.
Bagian Pokok Neraca Lajur:
1. Neraca Saldo
2. Penyesuaian
3. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
4. Laporan Perhitungan Laba-rugi
5. Neraca
Bentuk-bentuk kertas kerja adalah sebagai berikut.
1. Bentuk 6 kolom
No Nama akun
2. Bentuk 8 kolom
No Nama akun
Neraca saldo
D
K
Neraca
saldo
D
K
Laba/rugi
D
K
Penyesuaian
D
K
Neraca
D
K
Laba/rugi
Neraca
D
D
K
K
3. Bentuk 10 kolom
No Nama
akun
Neraca
saldo
D
K
4. Bentuk 12 kolom
No Nama
Neraca
akun
saldo
D
Penyesuaian
K
D
Penyesua
ian
D
K
K
Nerca saldo
Setelah
disesuaikan
D
K
Neraca
saldo
setelah
disesuaikan
D
K
Laba/rugi
Neraca
D
D
Laba/rugi
D
K
K
Perubahan
modal
D
Penjelasan Untuk Masing-masing Lajur:
1. Neraca Saldo
 Informasi-informasi yang tercantum pada lajur neraca saldo adalah
sama persis dengan neraca saldo.
 Jadi sebenarnya dengan menggunakan neraca lajur, neraca saldo dapat
langsung dibuat pada neraca lajur, tidak perlu dibuat secara terpisah.
2. Jurnal Penyesuaian
 Berisi penyesuaian-penyesuaian.
 Jurnal-jurnal penyesuaian yang telah dibuat akan menyesuaikan
perkiraan-perkiraan neraca saldo yang sudah ada.
 Untuk perkiraan baru yang timbul akan dituliskan dibawah perkiraanperkiraan neraca saldo tersebut.
3. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
K
K
Neraca
D
K
 Setelah
dilakukan
jurnal
penyesuaian,
neraca
saldo
akan
memperkirakan semua perkiraan dan saldo-saldo yang terdapat dalam
lajur ini, yang nantinya akan terlihat pada laporan keuangan.
 Untuk perkiraan-perkiraan neraca saldo yang tidak dipengaruhi oleh
jurnal penyesuaian, langsung dipindah ke lajur ini.
 Bagi perkiraan yang dipengaruhi oleh jurnal penyesuaian, harus
dihitung
saldo
perkiraan
yang
bersangkutan
dan
kemudian
dipindahkan ke lajur ini.
 Lajur ini pada akhirnya harus dijumlahkan ke-2 sisinya.
 Sehingga kebenaran dan ketelitian dalam lajur ini dapat terjamin.
4. Lajur Laba/Rugi
 Lajur rugi-laba berisi semua perkiraan nominal, yang merupakan
perkiraan yang akan dikelompokkan atau akan dimasukkan dalam
laporan perhitungan rugi-laba.
 Selanjutnya kolom debit dan kredit dalam lajur rugi-laba dijumlahkan.
 Bila sisi kredit lebih besar sisi debitnya, maka perusahaan akan
mendapat laba.
 Sebaliknya, bila sisi debit yang lebih besar dari sisi kredit, maka
perusahaan menderita kerugian.
5. Lajur Neraca
 Lajur neraca berisi semua perkiraan riil, yang merupakan perkiraan
yang akan dikelompokkan dalam neraca.
Adapun prosedur penyusunan neraca lajur adalah sebagai berikut.
1. Memasukkan saldo-saldo yang terdapat dalam rekening buku besar ke
dalam kolom Neraca Saldo (NS) pada formulir neraca lajur, di mana
jumlah debit dengan jumlah kredit harus sama.
2. Membuat jurnal penyesuaian dengan menganalisis data dan memasukkan
ke dalam neraca lajur kolom Ayat Penyesuaian (AP).
3. Menjumlahkan atau mencari selisih antara kolom Neraca Saldo dengan
kolom Ayat Penyesuaian, dan mengisi kolom Neraca Saldo setelah
Disesuaikan (NSD).
4. Memindahkan jumlah-jumlah di dalam kolom Neraca Saldo setelah
Disesuaikan ke dalam kolom Laba/Rugi dan kolom Neraca.
a. Untuk rekening riil atau neraca yakni rekening Harta, Utang, dan
Modal, harus dipindahkan ke dalam neraca lajur kolom Neraca.
b. Untuk rekening nominal atau laba rugi yakni rekening Pendapatan
dan Beban, harus dipindahkan ke dalam neraca lajur kolom
Laba/rugi.
5. Menjumlahkan kolom laba rugi dan neraca. Seandainya kolom laba rugi
lebih besar sebelah kredit, berarti laba, maka jumlah laba dipindahkan ke
kolom neraca sebelah kredit. Sebaliknya, jika jumlah dalam kolom laba
rugi lebih besar sebelah debit berarti rugi, maka jumlah rugi dipindahkan
ke kolom neraca sebelah debit.
Di bawah ini adalah Neraca Saldo pada PENJAHIT SELERA, per 31
Desember 2011.
Penjahit Selera
NERACA SALDO
31 Desember 2012
(Rp)
Nomor
Perkiraan
111
112
113
114
130
131
211
212
311
312
Perkiraan
Kas
Piutang Dagang
Asuransi dibayar di muka
Persediaan Perlengkapan
Peralatan Jahit
Akumulasi Penyusutan Peralatan
Hutang Dagang
Hutang Service
Modal Kurnia
Prive Kurnia
Debet
Kredit
3.550.000
600.000
60.000
400.000
4.500.000
300.000
2.000.000
45.000
6.500.000
2.500.000
411
511
512
513
514
515
516
517
518
519
Penghasilan Jasa Jahitan
Beban Jahit
Beban Sewa
Beban Perlengkapan
Beban Listrik dan Telepon
Beban Iklan
Beban Asuransi
Beban Pemeliharaan Peralatan
Beban Penyusutan Peralatan
Beban Lain-lain
Total
800.000
600.000
40.000
50.000
45.000
100.000
11.045.000
11.045.000
Data Penyesuaian sebagai berikut.
a. Asuransi dibayar di muka sebesar Rp60.000,00 adalah untuk masa satu
tahun, terhitung sejak bulan Desember 2011.
b. Nilai persediaan perlengkapan jahit pada tanggal 31 Desember 2011
ditaksir seharga Rp100.000,00
c. Beban penyusutan peralatan jahit yang menjadi beban bulan Desember
2011 sebesar Rp200.000,00
d. Gaji seorang karyawan sebesar Rp100.000,00 belum dibayar
e. Beban sewa dibayar tanggal 2 Desember 2011 untuk masa 6 bulan
Ayat penyesuaian dalam jurnal umum dari Penjahit Selera, akan tampak
seperti berikut.
Penjahit Selera
Jurnal Penyesuaian
Tgl.
31 Des 11
31 Des 11
31 Des 11
Keterangan
Beban Asuransi
Asuransi dibayar di muka
Beban Perlengkapan
Persediaan Perlengkapan
Beban Penyusutan Peralatan
Ref
Debet
5.000,00
300.000,00
200.000,00
(Rp)
Kredit
5.000,00
300.000,00
-
Akum. penyusutan peralatan
31 Des 11
31 Des 11
Beban Gaji
100.000,00
Hutang Gaji
Sewa dibayar di muka
200.000,00
-
100.000,00
500.000,00
Beban Sewa
-
500.000,00
Dari semua data akuntansi Penjahit Selera, dapat disusun neraca lajur sebagai
berikut.
F. Laporan keuangan
Laporan Laba/Rugi
Laporan Laba-Rugi pada hakikatnya adalah laporan tentang kinerja dan
kemampuan dalam memperoleh keuntungan. Laporan ini menyajikan seluruh
pendapatan dan beban (pengeluaran) perusahaan selama satu periode
akuntansi. Unsur-unsur laporan perubahan laba-rugi, terdiri dari :
a. Pendapatan Usaha, adalah hasil yang diperoleh perusahaannya dari
menjalankan kegiatan usahanya. Contohnya : pendapatan jasa perusahaan
b. Beban Usaha, adalah pengolahan ekonomis yang harus dilakukan oleh
perusahaan dalam rangka menghasilkan penghasilan. Contohnya : beban
gaji, beban administrasi.
c. Pendapatan Diluar Usaha, adalah hasil yang diperoleh perusahaan diluar
dari menjalankan kegiatan usahanya. Contohnya : Pendapatan bunga bank
d. Beban Diluar Usaha, adalah beban yang dikeluarkan untuk membiayai
kegiatan di luar usaha utama. Contohnya : Beban saat inventaris yang
hilang
Terdapat 2 bentuk Laporan Laba Rugi, yaitu:
1) Bentuk single step, tidak dibedakan sumber pendapatan dan beban
Nama Perusahaan
Laporan Laba-Rugi
Periode…….
Pendapatan
Beban
Total Beban
Rp xxx
Rp xxx Rp xxx
Laba Usaha
2)
Bentuk multiple step, dibedakan sumber pendapatan dan bebannya
Nama Perusahaan
Laporan Laba-Rugi
Periode……..
Pendapatan
Pendapatan Usaha
Pendapatan Diluar Usaha
Jumlah Pendapatan
Beban
Beban Usaha
Beban DIluar Usaha
Total Beban
Laba Usaha
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx Rp xxx
Laporan Perubahan Modal
Laporan Perubahan Modal merupakan suatu daftar yang disusun secara
sistematis,
yang
menjelaskan
perubahan
modal
setelah
perusahaan
melakukan kegiatan usahanya selama periode tertentu. Pada laporan ini
disajikan modal awal, penarikan oleh pemilik (prive), saldo laba-rugi, dan
modal akhir. Modal akhir diperoleh dari modal awal dikurangi saldo
penarikan oleh pemilik (prive) ditambah saldo laba dan dikurangi saldo rugi
tahun yang dihitung. Dapat disimpulkan bahwa laba menambah modal
sedangkan rugi mengurangi modal.
Nama Perusahaan
Laporan Perubahan Modal
Per ................
Modal Awal
Laba Usaha
Rp xxx
Prive
Rp xxx Kenaikan Modal
Modal Akhir
Rp xxx
Rp xxx +
Rp xxx
Nama Perusahaan
Laporan Perubahan Modal
Per ......................
Modal Awal
Rugi Usaha
Rp xxx
Prive
Rp xxx +
Penurunan Modal
Modal Akhir
Rp xxx
Rp xxx Rp xxx
Neraca
Neraca merupakan laporan yang menyajikan posisi harta, hutang, dan
hak pemilik atau pemegang saham, pada saat tertentu. Manfaat neraca ialah
memberikan informasi sebagai komplemen informasi yang disajikan laporan
laba-laba, dan informasi yang berguna untuk:
a) Perhitungan tingkat keuntungan perusahan (rate of return).
b) Evaluasi struktur modal perusahaan.
c) Menilai likuiditas, solvabilitas, dan fleksibilitas keuangan perusahaan.
Likuiditas adalah tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, misalnya membayar hutang
dagang, gaji, bunga dan lain sebagainya.
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua
kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Flesibilitas keuangan, adalah kemampuan perusahaan utnuk melakukan
tindakan-tindakan yang efektif berkaitan dengan jumlah dan waktu aliran
kas, sehingga perusahaan tersebut dapat menjawab tantangan kebutuhan
yang tidak diharapkan (tak terduga) dan mengambil kesempatan yang
ada.
Elemen-elemen di dalam neraca dibagi menjadi 3 kelompok:
1) Asset, adalah manfaat-manfaat yang akan didapat oleh suatu perusahaan
atau organisasi sebagai hasil dari transaksi-transaksi atau kejadiankejadian masa lalu.
2) Hutang, pengorbanan manfaat ekonomi pada waktu yang akan datang
yang timbul dari kewajiban suatu perusahaan atau organisasi sekarang
untuk menyerahkan asset atau manfaat berupa jasa kepada perusahaan
lain sebagai akibat dari transaksi atau kejadian masa lampau.
3) Equity, adalah sisa hak asset yang dihitung dari asset dikurangi dengan
hutang-hutangnya. Dalam perusahaan equity ini adalah hak pemilik.
Elemen-elemen itu masih dapat dibagi lagi menjadi sub-sub kelompok yang
dapat memberikan informasi tambahan.
ASSET
Aktiva lancar
Investasi jangka panjang
Aktiva tetap berujud
Aktiva tidak berujud
Aktiva lain-lain
NERACA
HUTANG DAN EQUITY
Hutang lancar
Hutang jangka panjang
Hak pemilik
Modal saham
Agio saham
Laba yang ditahan
Di bawah ini adalah Neraca Saldo pada BENGKEL GEMBIRA, per 31
Desember 2011.
No Akun
111
112
113
“Bengkel Gembira”
Neraca Saldo
Periode 31 Desember 2011
(Dalam Rupiah)
Nama Akun
Debit
Kas
2.500.000
Perlengkapan
800.000
Sewa Dibayar Dimuka
2.400.000
Kredit
121
122
211
311
312
411
412
511
512
513
514
Peralatan
Akum Penyusutan Peralatan
Utang Usaha
Modal Usaha
Prive
Pendapatan Usaha
Pendapatan Bunga
Beban Gaji
Beban Listrik, Air, Telepon
Beban Iklan
Beban Bunga
16.800.000
1.680.000
5.300.000
8.960.000
1.100.000
9.200.000
3.200.000
3.000.000
1.000.000
500.000
240.000
28.340.000
28.340.000
Buatlah 2 bentuk Laporan Laba-Rugi beserta Laporan Perubahan Modal
Bengkel Gembira berdasarkan Neraca Saldo di atas.
1. Laporan Laba-Rugi bentuk Single Step
Bengkel Gembira
Laporan Laba-Rugi
Per 31 Desember 2011
-
Pendapatan
12.400.000
Beban
Beban Gaji
Beban Listrik, Air, Telepon
Beban Iklan
Beban Bunga
Total
Beban
Laba Usaha
Rp
Rp 3.000.000
Rp 1.000.000
Rp 500.000
Rp 240.000 +
Rp 4.740.000 Rp 7.660.000
2. Laporan Laba Rugi bentuk Multiple Step
Bengkel Gembira
Laporan Laba-Rugi
Per 31 Desember 2011
Pendapatan
Pendapatan Usaha
Pendapatan Diluar Usaha
Jumlah Pendapatan
Rp 9.200.000
Rp 3.200.000
Rp 12.400.000
-
-
Beban
Beban Usaha
Beban Gaji
Rp 3.000.000
Beban Listrik, Air, dan Telepon
Rp 1.000.000
Beban Iklan
Rp 500.000
Jumlah Beban Usaha
Rp 4.500.000
Beban Diluar Usaha
Beban Bunga
Rp 240.000
Jumlah Beban Diluar Usaha
Rp 240.000
Total
Beban
Rp 4.740.000 Laba Usaha
Rp 7.660.000
3. Laporan Perubahan Modal
Bengkel Gembira
Laporan Perubahan Modal
Per 31 Desember 2011
Modal Awal
Laba Usaha
RP 7.660.000
Prive
Rp 1.100.000 +
Penurunan Modal
Modal Akhir
Rp 8.960.000
Rp 8.760.000 Rp
200.000
G. Jurnal penutup dan Pembalik
Jurnal Penutup adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi
untuk menutup rekening-rekening nominal/sementara. Prosedur Pembuatan
Jurnal Penutup:
1) Memindahkan saldo akun-akun penghasilan dan saldo-saldo akun beban
ke dalam Ikhtisar Laba Rugi, sehingga baik penghasilan maupun beban
yang diakui selama suatu periode akuntansi akan tampak dalam akun
Ikhtisar Laba Rugi.
2) Memindahkan saldo akun Ikhtisar Laba Rugi ke dalam akun Modal
pemilik. Perlu dipahami bahwa saldo akun Ikhtisar Laba Rugi adalah
laba atau rugi bersih yang diperoleh perusahaan dalam periode yang
bersangkutan.
3) Memindahkan saldo akun Prive pemilik ke dalam akun Modal pemilik.
Akun Prive pemilik merupakan penarikan atas modal sehingga
mengakibatkan turunnya ekuitas.
Jurnal Penutup
Terdapat 4 (empat) jurnal penutup yang harus dibuat yaitu:
1. Menutup rekening Pendapatan
Rekening
Debet
Pendapatan
xxx
Ikhtisar Rugi/Laba
Kredit
xxx
2. Menutup rekening Beban
Rekening
Debet
Ikhtisar Rugi/Laba
Beban
xxx
Kredit
xxx
3. Menutup rekening Ikhtisar Rugi/Laba
Rekening
Debet
Ikhtisar Rugi/Laba
Modal
xxx
Kredit
xxx
4. Menutup rekening Prive
Rekening
Modal
Prive
Debet
xxx
Kredit
xxx
Contoh
Berikut adalah data laporan Rugi laba suatu perusahaan:
Pendapatan ……………………………………………. Rp 12.900.000,Beban Telepon ………………………………………… Rp 1.000.000,-
Beban Asuransi ………………………………………... Rp
250.000,-
Beban Depresiasi ……………………………………… Rp 9.000.000,Beban Gaji …………………………………………….. Rp 2.000.000,Jurnal penutup yang harus dibuat pada akhir periode akuntansi adalah
sebagai berikut.
JURNAL PENUTUP
Rekening
Menutup Pendapatan:
Pendapatan
Ikhtisar Rugi/Laba
Debet
12.900.000
Kredit
12.900.000
Menutup Beban:
Ikhtisar Rugi/Laba
Beban telepon
Beban asuransi
Beban depresiasi
Beban gaji
Menutup Ikhtisar Rugi/Laba:
Ikhtisar Rugi/Laba
Modal
12.250.000
650.000
1.000.000
250.000
9.000.000
2.000.000
650.000
Jurnal Pembalik
Jurnal balik adalah jurnal yang dibuat pada awal periode sebagai
kebalikan dari sebagian jurnal penyesuaian pada akhir periode sebelumnya.
Jurnal ini bersifat opsional namun jika dilakukan memberikan manfaat.
Tidak semua ayat jurnal penyesuaian dilakukan reversing entries. Jurnal
penyesuian yang dibalik adalah:
1. Hutang biaya
2. Piutang Pendapatan
3. Pendapatan Diterima Dimuka jika digunakan pendekatan pendapatan
4. Biaya Dibayar Dimuka jika digunakan pendekatan beban (biaya)
Untuk memudahkan pemahaman, berikut ini disajikan ikhtisarnya saja
sebagai berikut.
No.
Jenis AJP
1
Ayat Jurnal Penyesuaian
Jurnal Balik
Biaya Gaji
Hutang Gaji
Hutang Biaya
.
100
Hutang Gaji
100
100
Biaya Gaji
100
Pendapatan
2
Piutang
Piutang Bunga
.
Bunga
Pendapatan Bunga
150
Bunga
150
150
150
Piutang Bunga
Pendapatan
Pendapatan Tiket
Diterima
Pendapatan
Pendapatan Tiket
3
Tiket
200
.
DD
200
200
Dimuka
DD
Biaya
Sewa
Dibayar
Dimuka
200
Pendapatan Tiket
Dibayar
Beban Sewa
4
.
900
Sewa
900
Dimuka
Beban Sewa
Dibayar
900
900
Dimuka
Download
Study collections