Daftar isi ISSN 1693-3346 Prosiding Pertemuan I1miah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir Serpong, 20 Nopember 2007 KARAKTERISASI ELEKTRODA REFERENSI Suryanto PRPN BAT AN Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang 15413, Tangerang ABSTRAK Satu dari berbagai cara untuk mempelajari proses yang terjadi pada permukaan suatu logam yang ada di dalam suatu larutan adalah dengan mengukur potensial logam tersebut terhadap menggunakan didalam larutan elektroda elektrolitnya. referensi. Pengukuran Elektroda ini dapat ini dirancang khusus dilakukan untuk dengan digunakan suatu larutan yang bersifat asam maupun basa serta pada temperatur maupun temperatur tinggi. Elektroda ini disambungkan ke voltmeter rendah yang mempunyai sensitifitas tinggi. Penggunaan, prinsip operasi dan jenis-jenis elektroda dibahas. Selain itu dilakukan perhitungan konversi potensial yang diukur referensi ke elektroda referensi lainnya pad a temperatur berdasarkan suatu elektroda 25°C maupun pad a temperatur tinggi. Hasil perhitungan yang didapat sesuai dengan hasil pengamatan langsung. ABSTRACT One of methods to study the process that take place at a surface of a metal which is immersed in an electrolyte solution is by measuring potential different between metal and its electrolyte solution. Potential measurement is carried out using reference electrode. The reference electrode is designed can be used in acid or base solution and in low or high temperature solution. In application, this electrode is connected to voltmeter with high sensitivity. Applications, requirements, operation principle and type of reference electrodes are discussed. In addition, calculation to convert potential different from one type of reference electrode to another type was performed at 25°C and above. The results show that calculated potential are same as that of direct measurements. 35 ISSN 1693-3346 Prosiding Pertemuan IImiah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir Serpong, 20 Nopember 2007 PENDAHULUAN Pengukuran tingkat keasaman suatu larutan penting sekali dalam industri kimia untuk menjamin bahwa proses yang diharapkan benar-benar terjadi. Tingkat keasaman, pH, yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan mengganggu tingkat keasaman mendapatkan dilakukan dalam pengukuran menggunakan beberapa yang kasus akurat metode dapat dan jalannya dilakukan terus-menerus, potentiometrik. proses. Pengukuran seeara maka Pengukuran manual. Untuk pengukuran yang dengan metoda ini memerlukan elektroda referensi. Selain untuk pengukuran tingkat keasaman larutan, elektrode referensi juga diperlukan untuk melakukan pengukuran-pengukuran Pengukuran yang dilakukan dalam menentukan tingkat korosi suatu logam. antara lain, Open circuit potential yaitu pengukuran potensial suatu logam di dalam suatu larutan elektrolit tanpa pemberian beda arus listrik ke logam terse but. Selain itu, pengukuran yang lainnya adalah polarisasi yaitu pengukuran besamya arus yang melewati elektroda terhadap beda potensial yang diberikan. Pengukuran yang terakhir dikenal dengan pengukuran korosi yang dipereepat. Makalah ini akan membahas jenis-jenis elektroda referensi dan karakteristiknya serta perhitungan konversi potensial suatu elektroda referensi ke elektroda refemsi lainnya. II. JENIS-JENIS ELEKTRODA POSITIF Elektrode referensi yang baik mempunyai : a. Potensial elektroda referensi yang stabil. Stabilitas yang tinggi akan tereapai jika material yang digunakan untuk elektroda maupun pengisinya telah di ketahui karakteristiknya dengan baik. b. Perubahan potensial elektroda referensi terhadap perubahan temperatur harus keeil. 36 ISSN 1693-3346 Prosiding Pertemuan I1miah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir Serpong, 20 Nopember 2007 Beberapajenis a. elektroda referensi yang umum di gunakan : Sistem logam mulia / gas hidrogen Pada sistem ini akan terjadi reaksi reduksi ion hidrogen menjadi gas hidrogen dan sebaliknya pada permukaan logam mulia platina. Logam platina yang digunakan biasanya diperoleh dari elektrodeposisi sehingga butirannya halus. b. Sistem logam / garam tak lamt Pad a sistem ini akan terjadi reaksi reduksi dari garam logam menjadi logam mulia dan sebaliknya. Garam yang terbentuk umumnya tidak lamt dalam air. Sistem ini dapat dioperasikan hingga temperature lebih dari 100°C tergantung pada logam mulia yang digunakan c. Sistem logam / garam Pada sistem ini terjadi reaksi reduksi dari ion logam membentuk sebaliknya. Banyak pendapat yang menyatakan bahwa logam dan sistem ini tidak sepenuhnya elektroda referensi tetapi elektroda referensi semu. Pad a suatu elektroda referensi reaksi kimia yang terjadi umumnya dapat dinyatakan sebagai berikut: (I) Rd Dimana: Ox adalah zat yang direduksi dan Rd adalah zat yang dioksidasi. Reaksi diatas hams terjadi dalam lingkungan yang sesuai dimana komposisi elektrolit sebagai bahan pengisi elektroda tetap. Jika ini terjadi maka potensial yang ada dapat ditentukan dan konstan. Besamya potensial tersebut mengikuti persamaan Nerst: Ec = Eo Dimana + (RT/nF) In ([Ox]/[RdD Eo (2) = Potensial elektroda dasar R = Konstanta Gas Molar T = Temperatur F = Konstanta Faraday n = jumlah elektron yang ada dalam reaksi diatas [Ox] = Konsentrasi ion yang akan direduksi [Rd] = Konsentrasi zat yang akan dioksidasi 37 Prosiding Pertemuan IImiah Nasional Serpong, 20 Nopember 2007 [OX] dan Konsentrasi mengindikasi-kan Rekayasa [Rd] tergantung bahwa potensial Perangkat pada suatu komposisi elektroda ISSN 1693-3346 Nuklir larutan. referensi Persamaan (2) tergantung pada temperatur dan komposisi zat pengisi elektroda. ILL Elektroda Hidrogen Standar Ini merupakan (SHE) elektroda referensi dengan sistem logam mulia / gas hidrogen. Reaksi yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut: (3) Elektrolit yang digunakan dalam elektroda ini adalah as am klorida. Fasa-fasa yang ada dapat dinyatakan sebagai berikut: Pt (s) I H2 (g) I H+ (aq) Garis tegak menyatakan batas fasa. Potensial elektrodanya dapat dinyatakan sebagai berikut: (4) Dimana [H+] adalah konsentrasi tekanan parsial gas hidrogen. ion hidrogen Untuk kondisi di dalam larutan, standar, bahan [H2] adalah mumi pada temperatur 25°C, tekanan hidrogen parsial pada 1 atm, aktifitas ion hidrogen 1 unit (equivalent dengan 1,18 M asam klorida), maka suku ke dua dari persamaan (4) menjadi nol, sehingga: E H + fH2 = EO H +fH2 (5) 38 Prosiding Pertemuan IImiah Nasional Serpong, 20 Nopember 2007 Rekayasa Perangkat ISSN 1693-3346 Nuklir Potensial elektroda sekarang menjadi potensial elektroda hidrogen standar (SHE) yang nilainya not pada semua temperatur. Berdasarkan konvensi SHE merupakan elektroda referensi standar utama. Elektroda hidrogen standar dipelihatkan pada gambar 1. Elektroda ini sangat tidak praktis, karena elektroda ini memerIukan suplai gas hidrogen. Waktu yang diperIukan untuk menstabilkan elektroda hidrogen standar yang baru dibuat cukup lama. Hal kesetimbangan. ini disebabkan Karena lambatnya kesulitan-kesulitan elektroda ini, maka hidrogen elektroda mencapai ini jarang digunakan. 11.2.Elektroda Perak /Perak Klorida Ini merupakan elektroda referensi dengan sistem logam / garam. Elektroda ini banyak digunakan karena mudah dan handal. Elektroda ini dapat dioperasikan pada temperatur lebih dari 100°C. Reaksi keseimbangan yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut: AgCI + eO Ag + cr (6) Fasa-fasa yang ada dapat dinyatakan sebagai berikut: Ag (s) I AgCI (s) I cr (aq) Potensial elektrodanya dapat dinyatakan sebagai berikut: EAg/AgCI = EOAg/AgCI- (RT/F) In ([AgCI]/([Ag][Cr]) (7) Dimana EOAg/AgCl = 0,2223 V vs SHE pada 2SoC dengan koefisien temperatur 0,23 mVfC. karena perak dan perak klorida berada dalam bentuk padat maka [AgCI]=[Ag]=l. Dengan ini maka persamaan (6) berubah menjadi: EAg/AgCI = EOAg/AgCl- (RT/F) In [Cn 39 (8) ISSN 1693-3346 Prosiding Pertemuan IImiah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir Serpong, 20 Nopember 2007 Persamaan (7) memperlihatkan bahwa potensial elektroda ini tergantung pada aktifitas ion klorida didalam elektroda. Untuk itu penting sekali untuk mengetahui komposisi larutan elektrolit yang menjadi larutan pengisi serta konsentrasinya. pengisi elektrodanya 3,5 M kalium klorida, mencapai 0.199 V vs SHE pada temperature memperlihatkan maka potensial 25 DC. Gambar 2 elektroda referensi Ag/AgCI. Kelemahan menyebabkan yang mengandung Untuk dari elektroda ini adalah sensitif terhadap cahaya. Cahaya AgCl berubah menjadi Ag. Selain itu elektroda ini tidak cocok untuk larutan yang mengandung ion komplek seperti ion ammonium dan ion sianida. 11.3.Elektroda Merkuri IMerkuro Klorida (Calomel) SCE Ini merupakan elektroda referensi dengan sistem logam / garam tak lamt. Elektroda ini digemari karena kemudahan dan kehandalannya. Elektroda ini lebih dikenal dengan sebutan kalomel. Gambar 3 memperlihatkan elektroda kalomel. Reaksi keseimbangan yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut: HgCl + eO Hg + cr (9) Fasa-fasa yang ada dapat dinyatakan sebagai berikut: Hg (I) I HgCl (s) I cr (aq) Potensial elektrodanya dapat dinyatakan sebagai berikut: EHglHgCI = EDHglHgCI- (RT/F) In ([HgCl]/([Hg][Cr]) 40 (10) ISSN 1693-3346 Prosiding Pertemuan IImiah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir Serpong, 20 Nopember 2007 Dimana EOHglHgCI = 0,268 V vs SHE pada 25°C dengan koefisien temperatur 0,29 mVfC. karena merkuri dalam bentuk cair dan merkuro klorida dalam bentuk padat maka [HgCI]=[Hg]=I. Dengan ini maka persamaan (9) berubah menjadi: EHglHg2CI2 = EOHglHg2CI2 - (RTIF) In [Cr] Persamaan aktifitas ini menunjukkan ion klorida divariasi. didalam (11 ) bahwa potensial larutan pengisi. elektroda Konsentrasi tergantung pada ion klorida dapat Untuk 0.1 M, 1.0 M dan 3.8 M Genuh), potensial temperatur elektroda pada 25°C adalah 0.336 V, 0.283 V dan 0.245 V vs SHE. Umumnya elektroda ini mempunyai larutan pengisi yang mengandung garam kalium klorida jenuh. Konsentrasi kalium klorida yang jenuh dapat dilihat pada bagian bawah elektroda yang umumnya didapatkan kalium klorida padat (tidak larut). Elektroda ini mempunyai 2 kendala, pertama, temperatur maksimum dimana elektroda ini bekerja adalah stabil dibandingkan 70°C, kedua, dengan elektroda pembuatan elektroda ini lebih sulit Ag/AgCI. Selain elektroda kalomel, ada 2 elektroda referensi lain yang menggunakan merkuri. 11.4.Elektroda Merkuri / Merkuro Sulfat Ini merupakan elektroda referensi dengan sistem logam / garam tak larut. Reaksi keseimbangan yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut: Yz Hg2S04 + e' = Hg + Y2S0l' (12) Fasa-fasa yang ada dapat dinyatakan sebagai berikut: Hg (I) I Hg2S04 (s) I sol' (aq) Potensial elektrodanya dapat dinyatakan sebagai berikut: (13) EHglHg2s04 = EOHglHg2S04 - (RT/F) In [SOl'] Persamaan ini menunjukkan bahwa potensial elektroda tergantung pada aktifitas ion sulfat didalam larutan pengisi. Jika elektroda diisi dengan kalium sui fat jenuh, maka potensialnya sebesar 0,644 V vs SHE pada temperatur 27°C. Elektroda ini juga dapat diisi dengan natrium sulfat dengan karakteristik hampir sarna. 41 yang Prosiding Pertemuan IImiah Nasional Serpong, 20 Nopember 2007 11.5. Elektroda Merkuri / Merkuro Rekayasa Perangkat Nuklir ISSN 1693-3346 Oksida Ini merupakan elektroda referensi dengan sistem logam / garam tak larut. Reaksi keseimbangan HgO yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut: + H20 + 2e- = Hg + 20H- (14) Fasa-fasa yang ada dapat dinyatakan sebagai berikut: Hg (I) I HgO (s) I OK (aq) Potensial elektrodanya dapat dinyatakan sebagai berikut: EHglHgo= EOHglHgO- (RT/2F) In [OH-] (15) Jika elektroda ini diisi dengan natrium hidroksida 0.1 M, maka potensialnya menjadi 0,926 V vs SHE pada temperature 25°C. III. KONVERSI Dalam menuliskan satu elektroda berdasarkan hasil penelitian, potensial yang didapat harus rnengacu pada salah referensi dan mengkonversinya menjadi potensial yang sebenamya elektroda referensi gas hidrogen (SHE). Hal yang sarna dilakukan untuk data yang didapatdari dapat dibandingkan literatur. Dengan konversi ini maka, potensial yang diperoleh dengan hasil pengamatan lain atau literatur yang ada. Tabel dibawah ini dapat digunakan untuk mengkonversi potensial yang diperoleh rnenjadi potensial standar berbasis elektroda referensi gas hidrogen. Tabel I: tabel konversi potensial elektroda referensi SHE 0 0,400 0,682 0,038 0,022 0,422 0,704 0,222 0,244 0,644 0,926 Ag/ Hg/ Hg/ HgCI Hg/HgO Hg2S04 SHE 0 Potensial 0 0Tabel Konversi Dari 42 0 Prosiding Pertemuan IImiah Nasional Serpong, 20 Nopember 2007 Untuk pengukuran yang dilakukan konversinya mengikuti: E (vs SHE) = E (vs SCE) Rekayasa Perangkat menggunakan ISSN 1693-3346 Nuklir elektroda referensi SCE, maka + 0,244 Volt KESIMPULAN I. Pengukuran mengkonversi Potensial harus mengacu pada salah satu elektroda referensi dan menjadi potensial berdasarkan elektroda referensi gas hidrogen. 2. Potensial elektroda tergantung pada temperatur dan konsentrasi larutan elektrolit yang digunakan untuk mengisi elektroda referensi. 3. HasH Perhitungan ini sesuai dengan pengamatan langsung. IV. DAFT AR PUST AKA 1. Bockris, J.a and Reddy A.N., Modern Electrochemistry, Macdonald, London, 1987 2. West, J.M., Electrodeposition and Corrosion Processes, 2nd Edition, Van Nostrand Reinhold, London, 1970 Gelas Gelas HCI, 1,18 M, 25°C Ke elektroda lain Keramik Porous H2, 1 Atm Gambar I: Elektroda Referensi Gas Hidrogen (SHE) 43 Prosiding Pertemuan IImiah Nasional RekaY~JI>>:>erangkatNuklir Serpong, 20 Nopember 2007 Kawat Platina Gelas Gelas KCl Jenuh Hg Hg&HgCl Gelas Porous Keram ik Porous Gambar 2: Elektroda Referensi Calomel (SCE) Kawat Ag Gelas KCl,IM Porous AgCl Porous Keramik Gambar 3: Elektroda Referensi Ag/AgCl 44 ISSN 1693-3346