13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran 2.1.1

advertisement
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Manajemen Pemasaran
2.1.1
Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan bagian dari kegiatan yang penting bagi sebuah
perusahaan, serta juga merupakan salah satu faktor pendukung majunya sebuah
perusahaan. Dengan kualitas serta fungsi pemasaran yang cukup baik perusahaan
dapat menciptakan kriteria produk sesuai dengan yang diingikan oleh konsumen,
serta mempertahankan konsumen itu sendiri.
Pemasaran dapat diartikan sebagai hal yang sangat penting bagi perusahaan
serta juga mempunyai peranan penting bagi perusahaan, karena aktifitas pemasaran di
arahkan buat menciptakan perputaran yang memungkinkan perusahaan dalam
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Pemasaran itu juga
dapat diartikan secara social dan manajerial. Menurut Kotler dan Keller (2009:5)
pengertian pemasaran secara sosial adalah sebagai berikut :
“ Pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan
kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk
dan jasa yang bernilai dengan orang lain.”
Dan untuk pemasaran dalam manajerial, pemasaran sering digambarkan
sebagai seni menjual sebuah produk-produk. Sedangkan pengertian pemasaran
menurut (American Maerketing Association) yang mengutip dari Kotler dan Keller
(2009:5) :
“ Pemasaran adalah sesuatu fungsi organisasi dan serangkaian proses
untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan memberikan nilai kepada
pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang
menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingan.”
14
2.1.2
Pengertian Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran memegang penting dalam perusahaan, karena
manajemen pemasaran mengatur semua kengiatan dalam pemasaran. Pengertian
manajemen pemasaran menurut Kotler dan Keller (2009:5) :
“ Pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih,
mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan,
mengahantarkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.”
Sedangkan menurut Shultz yang dikutip oleh Buchari Alam (2004:134), yaitu :
“ Manajemen Pemasaran adalah merencanakan, pengarahkan, dan
pengawasan seluruh kegiatan pemasaran perusahaan ataupun bagian
dipemasaran.”
Dengan definisi yang diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran
adalah suatu seni atau ilmu dalam ,eraih, mempertahankan, merencanakan, serta
pengawasan
agar
menumbuhkan
pelanggan
melalui
sebuah
proses
untuk
meningakatkan efisiensi dan efektifitas dari kegiatan pemasaran yang dilakukan
sorang individu atau oleh perusahaa.
2.1.3
Pengertian Bauran Pemasaran
Setelah menentukan sebuah pasar sasaran serata juga posisi produk yang
diinginkan dalam benak konsumen terhadap produk yang dipasarkan, perusahan juga
perlu mendesain program sebuah program agar mendapatkan respon dari pasar
sasaran. Dalam pemasaran diperlukan sebuah alat, alat yang dimaksud disini adalah
program yang dapat dikontrol oleh perusahaan. Alat yang dimaksud disini disebut
bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasan (marketing mix) menurut Kotler
dan Keller (2009:24) :
“ Bauran Pemasaran adalah seperngkat aktifitas pemasaran yang
digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam
sasaran yang sudah dibidik.”
15
Definisi ini menunjukan bahwa bauran pemasaran (marketing mix) adalah alat
/ aktifitas yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran. Alat-alat
pemasaran itu terdiri dari 4 variabel yang disebut dengan 4P dari pemasaran, yang itu
semua terdiri dari produk (product),harga (price), promosi (promotion) dan tempat
(place).
Adapun definisi bauran pemasaran menurut Buchari (2008:205) :
“Marketing mix merupakan strategi mencampur kegiatan-kegiatan
marketing, agar dicari sebuah kombinasi yang maksimal sehingga
mendapatkan hasil paling memuaskan.”
Dari beberapa definisi yang sudah disampaikan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang dilakukan dengan
mencampurkan kegiatan-kegiatan marketing, agar mendapatkan kombinasi yang
maksimal untuk mencapai tujuan pemasaran di pasar sasaran, sehingga dapat
mendatangkan hasil yang memuaskan
16
Gambar 2.1 Empat P Bauran Pemasaran
Produk







Harga




Ragam
Kualitas
Desain
Fitur
Nama merek
Kemasan
Layanan

Daftar harga
Diskon
Potongan harga
Periode
pembayaran
Persyaratan
kredit
Pelanggan sasaran
Positioning yang
diharapkan
Promosi
Tempat







Saluran
Cakupan
Pemilahan
Lokasi
Persediaan
Transportasi
Logistic




Iklan
Penjualan
pribadi
Promosi
penjualan
Hubungan
masyarakat
Sumber : Kotler dan Armstrong, dalam bukunya “Prinsip-prinsip pemasaran”
(2008:62)
17
Ada 4 konsep di dalm kegiatan bauran pemasaran (marketing mix) yang
terkenal dengan sebutan 4P, yaitu sebagai berikut :
1. Produk (product)
Produk adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada
pasar sasaran.
2. Harga (price)
Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan untuk
memperoleh sebuah produk.
3. Promosi (promotion)
Promosi adalah sebuah aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan
membujuk pelanggan membeli produk tersebut.
4. Tempat (place)
Tempat meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi
para pelanggan sasaran
Berdasarkan definisi yang diatas, dapat disimpilkan bahwa bauran pemasaran
(marketing mix) adalah rangkaian alat-alat yang dapat dikendalikan, serta memiliki
fungsi sebagai strategi pemasaran yang dibaurkan oleh perusahaan untuk membuat
respo yang diinginkan dari pasar sasaran yang telah di tetapkan.
2.2
Promosi
Promosi merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu
program pemasaran itu sendiri. Oleh sebab itu perlunya dilakukan sebuah promosi
karena promosi yang kegiatannya memperkenalkan dan juga meningkatkan kembali
akan suatu produk. Batapun baiknnya suatu produk atau sebuah produk atau jasa
yang bakal ditawarkan kepada konsumen, namun apabila konsumen tersebut belum
pernah mendengar atau merasakan produk atau jasa tersebut, maka akibatnya
konsumen tersebut tidak bakal membeli serta mengosumsi dan penggunakan produk
yang ditawarkan. Jadi hakikatnya promosi itu adalah sebuah kegiatan yang
bermaksud buat menyampaikan atau mengimformasikan produk dan jasa kepada
18
konsumen serta pasar sasaran untuk memberikan informasi akan keistimewaan,
kegunaan dan yang paling penting adalah tentang keberadaanya, sehingga akan
merubah pola mikir konsumen untuk membeli setra mengosumsi dan juga
menggunakan produk tersebut dan juga untuk mendorong orang (konsumen) untuk
membeli.
2.2.1
Pengertian Promosi
Definisi promosi menurut Kotler dan Keller (2008:63) yaitu :
“ Promosi adalah aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan
membujuk pelanggan membelinya.”
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa promosi menciptakan arus
komunikasi antara penjual dan pembeli potensial yang bersifat menyebarkan
informasi, mempengaruhi, membujuk atau mengingatkan pasar sasaran untuk dapat
menciptakan permintaan akan sebuah produk atau jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan. Dengan dilakukannya sebuah kegiatan promosi pada dasarnya
diharapkan dapat menarik minat konsumen terhadap produk yang sedang ditawarkan
agar para konsumen membeli produk dan menjadi pelanggan yang setia atau loyal,
sehingga dapat mempengaruhi konsumen yang lain yang belm menggunakan produk
perusahan tertentu.
2.2.2
Bauran Promosi
Meskipun secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki beberapa fungsi
yang sama, tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan.
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:116-117) dialih bahsakan oleh Bob
Sabran bauran promosi terdiri dari lima cara komunikasi yang utama : Periklanan,
Promosi penjualan, Hubungan masyarakat, Penjualan personal, dan Pemasaran
langsung.
19
1. Periklanan (advertising)
Sama bentuk terbayar prensentasi nonpribadi dan promosi ide, barang, atau
jasa dengan sponsor.
2. Promosi Penjualan (sales promotion)
Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan produk
atau jasa.
3. Hubungan Masyarakat (public relations)
Membangun hubungan baik dengan bebagai kalangan untuk mendapatkan
publisitas yang diinginkan, membangun citra perusahaan yang baik, dan
menangani
atau
mengahadapi
rumor,
berita,
dan
kejadian
tidak
menyenangkan.
4. Penjualan Personal (personal selling)
Presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan untuk tujuan menghasilkan
penjualan dan membangun hubungan pelanggan.
5. Pemasaran Langsung (direct marketing)
Hubungan langsung dengan konsumen individual yang ditargetkan secara
cermat untuk memperoleh respons segera dan membangun hubungan
pelanggan yang langgeng dengan menggunakan surat langsung, telepon,
televisi
respon
langsung,
e-mail,
internet,
dan
sarana
lain
untuk
berkomunikasi secara langsung dengan konsumen tertentu.
2.3
Promosi Penjualan
2.3.1
Pengertian Promosi Penjualan
Menurut William F. Schoell yang dikutip kembali oleh Buchari Alma
(2004:188) menyatakan bahwa :
“ Sales promotion is any activity that offers in incentive or a limited period
to induce a desired response from target customers, company sales people or
intermediaries.”
20
Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong yang dikutip kembali oleh
Buchari Alma (2004:188) menyatakan bahwa :
“ Sales promotion consist of short term incentive to encourage purchase or
sales of a product or service.”
Dari definisi diatas disimpulkan bahwa promosi penjulan adalah kegiatan
menawarkan insentif dalam periode tertentu untuk mendorong kegiatan calon
konsumen, para penjual atau perantara.
Kegitan advertising biasanya oleh dua kegiatan alat promosi lainnya, yaitu
sales promotion dan public relation. Tugas advertising ialah memberi ajakan kepada
calon konsumen untuk mengenal dan membeli produk, sedangkan sales promotion
mengajak agar membeli sekarang (sales promotion offers reasons to bay now).
Berbagai cara sales promotion yang ditawarkan yaitu : member sample gratis, kupon,
rabat, diskon, premi, kontes, trading stamps, demonstrasi, bonus, hadiah uang,
perlombaan penyalur dan lain-lain.
Promosi penjualan terdiri dari serangkaian teknik yang digunakan untuk
mencapai sasaran pemasaran dengan menggunakan biaya yang efisien dengan
memberikan nilai tambah pada produk atau jasa kepada perantara maupun pemakai
langsung, biayanya tidak dibatasi pada jangka waktu tertentu.
Promosi penjualan digunakan untuk mempengaruhi perhatian konsumen
dengan memberikan suatu informasi yang akan membawa konsumen untuk membeli
produk tersebut. Promosi penjualan merupakan alat yang menawarkan insentif pada
pembeli yang terdiri atas :
1. Promosi konsumen, seperti sample, kupon, penawaran uang kembali,
pengurangan harga, premi, hadiah, konters, peragaan, stiker.
2. Promosi dagang, seperti jaminan pembelian, hadiah barang, iklan bersama,
kerjasama iklan dan pemajangan, pengembalian uang, kontes penjualan para
penyalur.
3. Promosi wiraniaga, seperti member bonus, kontes dan kereta penjualan.
21
2.3.2
Tujuan Promosi Penjualan
Tujuan dari promosi penjualan menurut Bachari Alma (2004:188), ialah :
1. Menarik para pembeli baru.
2. Member hadiah / penghargaan kepada konsumen yang lama / langganan lama.
3. Meningkatkan daya pembelian ulang dari konsumen lama.
4. Menghindarkan konsumen lain pindah ke produk lain.
5. Mempopulerkan merek / meningkatkan loyalitas.
6. Meningkatkan volume penjualan jangka pendek dalam rangka memperluas
“market share” jangka panjang.
2.3.3
Karakteristik Promosi Penjualan
Meskipun alat-alat promosi bermacam-macam, tetapi alat promosi penjualan
tersebut memiliki cirri-ciri tersendiri. Seperti yang dikatakan oleh Kotler yang
dikutip oleh Benyamin Molan (2005:266), yaitu :
1. Komunikasi : Promosi penjualan menarik perhatian dan biasanya memberikan
informasi yang dapat mengarahkan konsumen kepada produk.
2. Insentif : Promosi penjualan menggabungkan sejumlah kebebasan, dorongan,
atau kontribusi yang memberika nilai kepada konsumen.
3. Ajakan : Promosi penjualan merupakan ajakan untuk melakukan transaksi
pembelian barang sekarang.
2.3.4
Kekuatan dan Kelemahan Promosi Penjualan
Menurut Kotler yang dikutip oleh Benyamin Molan (2005:299) promosi
penjualan memiliki beberapa kekuatan sebagai alat promosi yaitu promosi penjualan
memungkinkan produsen menyesuaikan diri dengan variasi penawaran dan
permintaan jangka pendek, promosi penjualan memungkinkan produsen menguji
seberapa tinggi harga yang dapat mereka kenakan, karena mereka selalu dapat
mengenakan diskon. Promosi penjualan membujuk konsumen mencoba produk baru
alih-alih tidak menyimpang dari produk yang ada pada sekarang. Promosi penjualan
22
memberikan format eceran yang lebih berbeda, seperti took harga murah setiap hari
dan took harga promosi. Promosi penjualan memungkinkan produsen dapat menjual
lebih dari pada biasanya mereka jual dengan harga normal. Promosi penjualan
membantu produsen menyesuaikan program-program dengan segmen konsumen
yang berbeda-beda. Konsumen sendiri menikmati kepuasan tersendiri karena mereka
menjadi pembeli yang cerdas ketika mereka memanfaatkan harga khusus.
Sedangkan kelemahannya adalah promosi penjualan, dengan potongan harga,
kupon, kesepakatan, hadiah tiada henti-hentinya mungkin menurunkan nilai tawaran
produk tersebut dalam benak pembeli.
2.3.5
Perencanaan Promosi Penjualan
Dalam menggunakan promosi penjualan, perusahaan harus melewati beberapa
tahap seperti yang diungkapkan oleh Kotler dan Keller (2007:268), yaitu :
1. Menetapkan tujuan-tujuan promosi penjualan
a. Bagi konsumen (consumer promotion) : untuk meliputi upaya mendorong
pembelian unit-unit yang berukuran lebih besar, menciptakan pengujian
produk diantara nonpemakai, dan menarik orang yang beralih merek dari
pesaing.
b. Bagi pengecer (trade promotion) : untuk meliputi upaya membujuk
pengecer menjual produk baru dan mempunyai tingkat persediaan,
mendorong pembelian dari luar musim, mendorong penyedian produkproduk terkait, mengimbangi promosi pesaing, membangun kesetian
merek dan memperoleh pintu masuk ke gerai eceran baru.
c. Bagi wiraniaga (sales force promotion) : untuk meliputi upaya mendorong
dukungan terhadap produk atau model baru, menodorong pencarian calon
pelanggan yang lebih banyak, dan merangsang penjualan diluar musim.
23
2. Memilih alat promosi konsumen
Dalam mempergunakan alat promosi konsumen, kita harus memperhitungkan
jenis pasar, tujuan promosi, keadaan pesaing, dan efektivitas biaya untuk
setiap alat.
3. Memilih alat promosi perdagangan
Produsen menggunakan sejumlah alat promosi perdagangan sebagai berikut :
a. Untuk membujuk pengecer atau pedagang besar menjual mereknya.
b. Untuk membujuk pengecer atau pedagang besar menjual lebih banyak unit
dari pada jumlah normalnya.
c. Untuk mendorong pengecer mempromosikan merek tersebut dengan
memajang, memamerkan, dan melakukan penurunan harga.
d. Untuk merangsang pengecer dan pramuniaganya mondorong penjualan
produk tersebut.
4. Memilih alat promosi bisnis dan promosi tenaga penjual
Alat tersebut dipergunakan untuk mengumpulkan petunjuk bisnis, membuat
pelanggan terkesan dan member imbalan kepada mereka, memotivasi tenaga
penjual untuk bekerja keras.
5. Mengembangkan program
Dalam
merencanakan
program
promosi
penjualan,
pemasar
makin
menggabungkan beberapa media kedalam satu konsep kampanye total. Dalam
memutuskan menggunakan insentif tertentu, pamasar mempunyai beberapa
faktor yang perlu dipertimbangkan sebagai berikut :
a. Mereka harus menentukan besarnya insentif tersebut. Jumlah minimum
tertentu diperlukan apabila promosi tersebut ingin berhasil.
b. Menejer pemasaran harus menciptakan kondisi agar orang berpartisipasi.
Insentif mungkin ditawarkan kepada setiap orang atau kepada kelompok
yang dipilih.
c. Pemasar tersebut harus lamanya promosi.
d. Pemasar tersebut harus memilih saluran distribusi.
24
e. Manajer pemasaran tersebut harus menentukan waktu promosi.
6. Pra-pengujian, implementasi, pengendalian, dan evaluasi program
Walaupun sebagian besar program promosi penjualan dirancang berdasarkan
pengalaman, seharusnya dilakukan pra-pengujian untuk menentukan apakah
alat tersebut tepat, apakah besarnya insentif itu optimal, dan apakah metode
panyajian tersebut efisien.
Menajer pemasaran harus menyiapkan rencana penerapan dan pengendalian
untuk masing-masing promosi yang mencakup persiapan (lead time) dan
waktu penjualan (sell-in time).
Untuk mengevalusi program diatas, produsen dapat menggunakan tiga metode
data penjualan, survei konsumen, eksperimen.
2.3.6
Alat-alat Promosi Penjualan
Menurut Kotler yang dikutip oleh Benyamin Molan (2005:299), menyatakan
alat-alat promosi sebagai berikut :
25
Table 2.1
Alat-alat Promosi Penjualan
Alat
Definisi
Sampel Contoh
Merupakan tawaran produk gratis atau percobaan gratis
kepada konsumen dan diharapkan mereka menyukai produk
tersebut sehingga melakukan pembelian ulang.
Diskon
Pengurangan langsung dari harga barang pada pembalian
selama suatu priode waktu yang dinyatakan.
Undian
Mengajak konsumen untuk menyumpulkan nama mereka
untuk diundi.
Kemasan
harga Potongan harga lebih rendah dari harga biasa kepada
khusus atau paket konsumen yang diterapkan pada lebel atau bungkus.
harga
Hadiah
Barang yang ditawarkan secara cuma-cuma atau gratis atau
dengan harga yang sangat murah sebagai insentif untuk
membeli suatu produk.
Demonstrasi
Pertunjukan
yang
dilakukan
untuk
menunjukkan
atau
membuktikan keefektifan atau cara menggunakan produk.
Tawaran
uang Pengembalian
kembali
uang
kepada
konsumen
apabila
terjadi
ketidaksesuaian antara produk dengan harga atau terjadi
kerusakan produk yang dibeli berdasarkan perjanjian.
Promosi gabungan
Dua atau lebih merek atau perusahaan bekerja sama
mengeluarkan kupon, pengembalian uang dan kontes untuk
meningkatkan daya tarik mereka.
Pemajangan
Pemajangan ditempat pembalian untuk menarik pembeli.
ditempat pembelian
Kupon
Sertifikat yang member hak kepada pemegangnya atas
potongan harga yang telah ditetapkan untuk produk tertentu.
26
Premi
Barang yang ditawarkan dengan harga yang relative rendah
atau gratis sebagai insentif untuk membeli produk tertentu.
Program frekuensi
Program yang memberikan imbalan yang terkait dengan
frekuensi dan intensitas konsumen membeli produk atau jasa
perusahaan tersebut.
Imbalan
Nilai dalam bentuk tunai atau bentuk lain yang sebanding
berlangganan
dengan loyalitas berlangganan penjual atau sekelompok
penjual tertentu.
Promosi silang
Menggunakan satu merek untuk mengiklankan merek lain
yang tidak bersaing.
Sumber : Kotler dan Benyamin Molan (2005:299)
2.4
Perilaku Pembelian
2.4.1
Keputusan Pembelian Konsumen
Tujuan utama dari pemasar itu sendiri adalah untuk melayani serta
memuaskan keinginan serta kebutuhan konsumen. Oleh sebab itu pemasar harus
memahami bagaimana kah konsumen berperilaku dalam usahanya untuk memenuhi
dan memahami serta juga mengerti butuhaan akan keinginan konsumennya.
Terdapat berbagai definisi tentang perilaku konsumen antara lainnya yang di
kemukakan oleh Solomon (2004:7), yaitu :
“ It is the study of the processes involved when individuals or groups select,
purchase, use, or dispose of product, service, ideas, or experiences to satisfy
needs and desires.”
Menurut The American Marketing Assciation yang dikutip oleh Nugroho
J. Setiadi (2003:3) pengertian perilaku konsumen adalah :
“ Perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan
kognisi, perilaku dan lingkungannya dimana manusia melakukan
kegiatan pertukan dalam kehidupan mereka.”
27
Dari dua definisi tersebut terdapat 3 (tiga) ide penting, yaitu :
1. Perilaku konsumen adalah dinamis. Itu berarti bahwa perilaku konsumen,
group, ataupun masyarkat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.
2. Hal tersebut melibatkan interaksi antara afeksi dan kognisi, perilaku dan
kejadian sekitarnya, serta
3. Hal tersebut mengakibatkan pertukaran, hal ini membuat definisi perilaku
konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran sejauh ini yang juga
menekankan pertukaran. Kenyataannya, peran pemasaran adalah untuk
menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui formulasi dan penerapan
strategi pemasaran.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan, perilaku konsumen merupakan tindakantindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan
dengan pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang
atau jasa yang dipengaruhi oleh rangsangan atau stimulus dari lingkungannya dan
merupakan aktivitas manusia yang meliputi kegiatan mencari, kegiatan membeli,
kegiatan menggunakan, kegiatan mengevaluasi dan nilai tingkat kepuasan hingga
akhirnya menjurus pada citra.
Setiap saat kita dihadapkan pada pengambilan keputusan seperti membeli
barang merek aatau merek b, menurut Schiffman dan Kanuk (2004:549), yaitu :
“ Keputusan pembelian adalah suatu tindakan dari beberapa pilihan
yang ada.”
2.4.2
Model Perilaku Konsumen
Menurut Kotler dan Keller (2007:226) model perilaku konsumen dapat
digambarkan sebagai berikut:
28
Gambar 2.2
Model Perilaku Konsumen
Psikologi
Konsumen
Motivasi
Persepsi
Pembelajar
an
Rangsanga
n
Pemasaran
Ekonomi
Rangsang
an Lain
Memori
Proses
Keputusan
Pembelian
Pengenalan
masalah
Produk
& jasa
Pencarian
informasi
Teknologi
Harga
Politik
Distribusi
Budaya
Komunik
ator
Karateristik
Konsumen
Budaya
Social
Personal
Penilaian
alternatif
Keputusan
pembelian
Perilaku pasca
pembelian
Keputusan
pembelian
Pilihan produk
Pilihan merek
Pilihan dealer
Jumlah yang
tepat
melakukan
pembelian
Metode
pembayaran
Sumber : Kotler dan Keller (2007:226)
Rangsangan pemasaran terdiri dari empat bauran pemasaran, yaitu : Produk
(product), harga (price), promosi (promotion), tempat (place). Rangsangan lain
melitupi kekuatan dan kejadian penting di lingkungan konsumen : ekonomi, politik,
dan budaya. Semua input tersebut masuk ke dalam kotak hitam pembelian, dimana
29
input akan diubah menjadi tanggapan pembelian yang dapat diobservasi yaitu pilihan
produk, pilihan merek, pembelian saluran pembelian, penentuan waktu pembelian
dan jumlah pembelian. Pemasar ingin memahami bagaimana rangsangan diubah
menjadi tanggapan dalam kotak hitam pembelian, yang mempunyai dua bagian.
Pertama, karakteristik pembelian yang mempengaruhi bagaimana dia menerima dan
bereaksi terhadap rangsangan. Kedua, proses keputusan pembelian itu sendiri
mempengaruhi tingkah laku pembeli.
2.4.3
Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Armstong (2006:130) menyebutkan empat faktor yang
mempengaruhi konsumen dalam perilaku pengambilan keputusan pembelian.
Gambar 2.3
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Pembelian
oleh Konsumen
Cultural
Cultur
Social
Personal
References
groups
Age and life
cycle stage
Occupation
Subcultur
Family
Economic
Situasion
Lifestyle
Social Class
Roles and
status
Personality
and selfcocept
Sumber : Kotler dan Armstrong (2006:130)
Pcycological
Motivation
Perception
Learning
Beliefts and
attitudes
Buyer
30
1. Faktor-faktor kebudayaan (cultural factor)
Faktor kebudayaan berpengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku
konsumen, berikut ini adalah beberapa peranan kebudayaan (cultur),
subkebudayaan (subculture), dan kelas social (social class).
a. Kebudayaan (culture) adalah factor penentu keinginan dan perilaku
seseorang yang paling mendasar.
b. Subkebudayaan (subculture) adalah setiap mempunyai kelompokkelompok sub budaya yang lebih kecil, yang merupakan identifikasi dan
sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya.
c. Kelas social (social class) adalah sebuah kelompok yang relative
homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat yang tersusun
dalam urutan yang panjang.
2. Faktor-faktor sosial (social factor)
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor social seperti keluarga
(family), kelompok referensi (references groups), status dan peranan dan
status (roles and status).
a. Keluarga (family), para anggota keluarga dapat memperikan pengaruh
kuat terhadap perilaku pembelian.
b. Kelompok
referensi
(references
groups),
kelompok
yang
dapat
memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan
perilaku seseorang.
c. Peranan dan status (roles and status), kedudukan seseorang dalam
memperkenangkan memperlihatkan kekayaan.
3. Faktor-faktor pribadi (personal factor)
Keputusan seseorang pembeli yang dipengaruhi oleh cirri-ciri kepribadiannya,
termasuk usia dan daur kehidupannya (age and life cycle stage), pekerjaanya
(occupation), kondisi ekonomi (ecomonic situation), gaya hidup (lifestyle),
kepribadian dan konsep diri (personality and self-concept).
31
a. Usia dan daur kehidupannya (age and life cycle stage), seseorang membeli
barang dan jasa berubah selama hidup mereka.
b. Pekerjaanya (occupation), pola konsumsi seseorang juga dipengaruhi oleh
pekerjaanya.
c. Kondisi ekonomi (ecomonic situation), keadaan ekonomi seseorang sangat
berpengaruhi besar terhadap pemilihan produk yang bakal dibeli.
d. Gaya hidup (lifestyle),pola hidup seseorang dalam kehidupan sehari-hari
yang dinyatakan dalam kegaiatan, minat dan pendapat (opini) yang
bersangkutan.
e. Kepribadian dan konsep diri (personality and self-concept), kepribadian
adalah
cirri-ciri
psikologis
yang
membedakan
seseorang
yang
menyebabkan terjadinya jawaban yang secara relative tetap dan bertahan
lama.
4. Faktor-faktor psikologis (psychological factor)
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi lagi oleh empat faktor psikologis
utama seperti motivasi (motivation), persepsi (perception), pengetahuan
(learning), serta kepercayan dan pendirian (beliefs and attitudes).
a. Motivasi (motivation), seseorang mempunyai banyak kebutuhan pada
setiap waktu tertentu. Sebagian kebutuhan bersifat biogenic, kebutuhan
demikian berasal dari keadaan psikologis mengenai ketegangan seperti
rasa lapar, haus, tidak enak. Kebutuhan yang lain bersifat psikonetik,
kebutuhan demikian berasal dari keadaan psikologis mengenai ketegangan
seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan dan rasa kepemilikan.
b. Persepsi
(perception),
proses
dimana
seseorang
menyeleksi,
menginteprestasikan masukan informasi untuk menciptakan gambaran
keseluruhan yang berarti.
c. Pengetahuan (learning), ketika orang-orang bertindak, mereka belajar.
Pengetahuan menjelaskan perubahan dalam suatu perilaku individu yang
berasal dari pengalaman.
32
d. Kepercayan dan pendirian (beliefs and attitudes), suatu kepercayaan
adalah pikiran deskriptif yang dianut seseorang mengenai suatu hal.
Kepercayaan ini mungkin ada atau mungkin tidak mengandung unsure
emosional.
2.4.4
Jenis-jenis Perilaku Pembelian
Pengambilan keputusan berbeda-beda, tergantung pada keputusan pembelian.
Pembelian yang rumit dan mahal mungkin melibatkan lebih banyak pertimbangan
pembelian dan lebih banyak peserta. Seperti yang dikutip oleh Kotler yang dikutip
oleh Benyamin Molan (2005:221), membedakan 4 (empat) jenis perilaku pembelian
konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan merek,
yaitu :
1. Perilaku pembelian yang rumit (complex buying behavior)
Perilaku pembelian yang rumit membutuhkan keterlibatkan yang
tinggi dalam pembelian yang berusaha menyadari perbedaan-perbedaan yang
jelas diantara merek-merek yang ada. Perilaku pembelian ini terjadi pada
waktu membeli produk-produk yang mahal, tidak sering dibeli, beresiko dan
dapat mencerminkan diri pembelinya, seperti mobil, jam tangan, pakaian dan
lain-lainya.
Biasanya konsumen tidak tahu terlalu banyak tentang kategori produk
dan harus berusaha mengetahui sehingga pemasar harus menyusun strategi
untuk memberikan informasi kepada konsumen tentang atribut produk,
kepentingannya, tentang merek perusahaan, dan atribut lainnya.
2. Perilaku pembelian pengurang ketidaknyamanan (dissonance redusing
buying behavior)
Perilaku pembelian semacam ini mempunyai keterlibatan yang tinggi
dan konsumen menyadari hanya terdapat sedikit perbedaan diantara
perbedaan merek. Perilaku membeli ini terjadi untuk pembelian produk yang
harganya mahal, tidak sering dibeli, berisiko, dan membeli secara relatif cepat
33
karena perbedaan merek tidak terlihat seperti karpet, keramik, dan lainlainnya.
3. Perilaku pembelian karena kebiasaan (habitual baying behavior)
Konsumen membeli suatu produk berdasarkan kebiasaan, bukan
berdasarkan kesetiaan terhadap merek. Konsumen memilih produk secara
berulang bukan karena merek produk, tetapi karena mereka telah mengenal
produk tersebut. Setelah membeli mereka mengevaluasi kembali kepada
mereka membeli produk karena mereka tidak terlibat dengan produk. Perilaku
ini biasanya terjadi karena produl-produk seperti gula, garam, detergen, dan
lain-lain.
4. Perilaku pembelian yang mencari variasi (variety seeking baying
behavior)
Perilaku ini memiliki keterlibatan yang rendah, namun masih terdapat
pebedaan merek yang jelas. Konsumen berperilaku dengan tujuan mencari
keragaman dan bukan kepuasan. Jadi merek dalam perilaku ini merupakan
sesuatu yang mutlak. Perilaku ini biasanya terjadi pada produk-produk yang
sering dibeli, harga murah dan konsumen mencoba merek yang baru.
2.4.5
Peran Pembelian
Menurut Bilson Simamora (2004:15), peran pembelian merupakan suatu
proses keputusan pembelian buakn sekedar mengetahui beberapa faktor yang akan
mempengaruhi pembeli, tetapi berdasarkan dalam pembelian dan keputusan untuk
membeli. Terdapat lima peranan dalam keputusan membeli :
1. Memprakarsa (initiator)
Seseorang yang pertama kali yang mengusulkan ide untuk membeli sesuatu
produk dan jasa.
34
2. Pemberi pengaruh (influencer)
Sesorang yang pandangan atau nasihatnya member bobot dalam pengambilan
keputusan akhir.
3. Pengambilan keputusan (decider)
Orang yang sangat menentukan sebagian atau keseluruhan keputusan
pembelian, apakah pembeli, apa yang dibeli, kapan hendak membeli, dengan
bagaimana cara membeli, dan dimana akan membeli.
4. Pembeli (buyer)
Orang yang melakukan pembelian nyata.
5. Pemakai (user)
Orang yang mengosumsi dan menggunakan produk dan jasa.
Dalam melakukan proses pembelian, konsumen dipengaruhi oleh bermacammacam pengaruh seperti diatas, sehingga pemasar harus bias pengembangkan
pemahaman mengenai bagaimana konsumen melakukan keputusan pembelian, secara
khusus, pemasar harus mengidentifikasi siapa yang membuat keputusan pembelian,
jenis-jenis keputusan pembelian, dan langkah-langkah proses pembelian.
2.4.6
Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Ada lima tahap yang dilalui oleh para konsumen dalam pembelian, yaitu
pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternative, keputusan pembelian,
dan perilaku pembelian. Model ini menekankan bahwa proses pembelian bermula
sebelum pembelian dan berakibat jauh setelah pembelian. Setiap konsumen tentu
melewati lima tahap ini untuk setiap pembelian yang mereka buat. Dalam pembelian
yang lebih
rutin, mereka
menggambarkan tahap tersebut :
mebalik tahap-tahap
tersebut.
Gambar
berikut
35
Gambar 2.4
Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Problem
Recognition
Information
Search
Evaluation Of
Alternative
Purches
Decision
Post Purches
Behavior
Sumber : Kotler (2005:224)
Proses pembelian konsumen menurut Kotler yang dikutip oleh Benyamin
Molan (2005:224), adalah sebagai berikut :
1. Pengenalan Masalah
Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau
kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan dengan keadaan aktual dan
sejumlah keadaan yang diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya
rangsangan internal maupun eksternal.
Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan
tertentu. Dengan mengumpulkan informasi dari para konsumen seluruhnya,
para pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan yang paling sering
membangkitkan minat akan produk tertentu. Para pemasar kemudian dapat
menyusun strategi pemasaran yang mampu memicu minat konsumen.
2. Pencarian Informasi
Konsumen yang tergerak mungkin mencari dan mungkin pula tidak
mencari informasi tambahan. Jika dorongan konsumen semakin kuat dan
produk yang memenuhi kebutuhan berbeda dalam jangkauan, mungkin
konsuman akan langsung membelinya. Jika tidak, konsumen akan menyimpan
kebutuhan itu kedalam ingatan atau pengerjakan pencarian informasi yang
berhubungan dengan kebutuhan itu sendiri.
Sumber informasi konsumen digolongkan ke 4 kelompok golongan :
36
a. Sumber Pribadi
: Keluarga, teman, tetangga, dan kenalan.
b. Sumber Komersial
: Iklan, penjual, pengecer, kemasan, pajangan
di took.
c. Sumber Publik
: Media masa, organisasi menentu
pemberiperingkat.
d. Sumber Pengalaman
: Penanganan, pengkajian, dan pemakaian
produk.
Pencarian informasi terdiri dari 2 jenis menurut tingkatannya. Yang
pertama adalah perhatian yang meningkat, yang ditandai dengan pencarian
informasi yang sedang saja. Kedua, pencarian informasi secara aktif yang
dilakukan dengan cara mencari informasi dari segala sumber.
3. Evaluasi Alternatif
Konsumen akan memproses informasi tentang pemilihan merek untuk
membuat keputusan terakhir. Pertama, kita melihat konsumen memiliki
kebutuhan. Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya melihat
kepada aktribut produk. Konsumen akan memberikan bobot yang berbeda
untuk setiap produk sesuai dengan kepentingannya. Kemudian konsumen
mungkin akan mengembangkan himbauan akan kepercayaan merek.
Konsumen juga dianggap kepuasan yang bervariasi menurut tingkat
alternative tiap ciri. Dan akhirnya konsumen akan tiba pada sikap kearah
alternative merek melalui prosedur promosi penjualan.
4. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah membeli produk, keonsumen akan mengalami level kepuasan
atau tidak ada kepuasan. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika
produk dibeli. Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian,
tindakan paska pembelian, dan pemakaian produk paska pembelian.
a. Kepuasan paska pembelian
Konsumen mendasarkan harapannya kepada informasi yang mereka
terima tentang produk. Jika kenyataannya yang mereka dapat ternyata
37
berbeda dengan yang diharapkan maka mereka merasa tidak puas. Bila
produk tersebut memenuhi harapan, mereka akan merasa puas.
b. Tindakan pasca pembelian
Kepuasan dan ketidak puasan terhadap produk akan mempengaruhi
perilaku konsumen selanjutnya jika konsumen tersebut puas, maka ia akan
menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali
produk tersebut. Dan sebaliknya pada pelanggan yang tidak puas mereka
akan membuang atau mengembalikan produk tersebut. Pemasar dapat
menggunakan berbagai cara untuk mengurangi ketidak puasan ini.
Komunikasi
pasca
pembelian
dengan
pembeli
telah
terbukti
mengahasilkan penurunan pengembalian produk dan pembatalan pesanan
selain itu, juga merupakan cara yang sangat tepat untuk mempertahankan
pelanggan. Misalnya dengan menggunakan system saran, mengirim surat
atau menelpon orang yang telah membeli produknya.
c. Pemakaian dan pembuangan pasca pembelian
Para pemasar juga harus memantau cara pembeli memakai dan membuang
produk tertentu. Jika para konsumen menyimpan produk itu kedalam
lemari untuk selamanya, produk ini tersebut mungkin tidak begitu
memuaskan. Jika para konsumen tersebut menjual atau mempertukarkan
produk tersebut, penjual produk baru akan menurun. Jika para konsumen
membuang
produk
tertentu,
pemasar
harus
mengetahui
cara
membuangnya, jika produk tersebut itu dapat bias merusak lingkungan.
2.5
Hubungan
Promosi
Penjualan
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Konsumen
Manusia terbuka terhadap banyaknya stimuli atau rangsangan seperti
sentuhan, suasana, warna, aroma, rasa dan lain-lain. Stimuli tersebut dapat kita terima
melalui indra kita, rangsangan atau stimuli ini akan menarik perhatian konsumen
38
terhadap keadaan suatu produk. Karena itu pemasar harus mengadakan sesuatu yang
khusus sebagai stimuli untuk menarik perhatian konsumen.
Menurut Kotler yang dikutip oleh Benyamin Molan (2005:299) perusahanperusahan menggunakan alat promosi penjualan untuk memperoleh tanggapan
pembeli yang lebih kuat dan lebih cepat. Untuk memahaminya para pemasar harus
mengetahui kegunaan, persepsi, dan perilaku belanja pelanggan sasaran mereka.
Seluruh alat-alat promosi penjualan sangat berpengaruh terhadap keputusan
pembelian konsumen. Promosi penjualan merupakan suatu rangsangan yang dapat
menarik perhatian konsumen untuk melakukan pembelian ulang serta pembelian yang
lebih banyak.
Download