BAB 2 NERVI CRANIALIS PENDAHULUAN DESKRIPSI SINGKAT: Bab ini menguraikan tentang ke 12 nervi cranialis yang ada beserta cabang-cabangnya dan daerah yang diinervasi. Diterangkan juga kondisi-kondisi dimana terjadi gangguan pada salah satu nervus cranialis. Penjelasan disertai gambar-gambar yang menunjukkan lokasi dimana terdapatnya nervus cranialis tersebut. MANFAAT DAN RELEVANSI: Mahasiswa mengerti tentang ke 12 nervi cranialis dan mampu menguraikan satu persatu, baik perjalanannya, percabngannya dan daerah yang diinervasi. Manfaat yang lain adalah mahasiswa sudah mendapat bekal pada pekerjaan di klinik antara lain pada saat menganestesi pasien di daerah mulut. TIK: Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mampu menguraikan nervi cranialis Universitas Gadjah Mada 1 NERVI CRANIALIS OIeh : drg. Cendrawasih A.F, Mkes, Sp. Ort NN. CRANIALES Keduabelas pasang nn. craniales keluar dari otak. Kedua saraf pertama keluar dari otak dan berhubungan dengan otak melalui perluasan atau saluran. Kesepuluh saraf sisanya keluar langsung dari batang otak. Nn. craniales dapat melakukan satu atau beberapa fungsi : komponen fungsionalnya adalah (1) afferen umum (sensoris), (2) afferen khusus (sensoris rasa khusus, penciuman, penglihatan, pendengaran dan keseimbangan), (3) efferen voluntaris (motor dari otot skeletal, dan (4) efferen involuntaris (parasimpatetik atau otot polos atau gbndula). CN I - Nn. olfactorii Sensasi penciuman khusus adalah satu-satunya komponen fungsional dari nn. Olfactorii. Saraf ini keluar dari sel olfactorii bipolar dalam mucosa cavum nasi, di mana processus peripheral berakhir sebagai reseptor penciuman khusus dalam mucosa yang menutupi concha superior dan septum nasi superior. Processus centralis memiliki 18-20 cabang nn. Olfactorii proprium. Saraf ini berjalan ke atas melewati lamina cribrosa ke fossa cranii anterior adan masuk ke bulbous offactoris. Di sini saraf bersinapsis dengan sel mitralis, dan processus centralisnya berjalan kembali sepanjang fractus olfactorius ke daerah olfactorii prosencephalon Tes nn. craniales Setaiap nares berhadapan dengan berbagai bau. Pasien ditutup matanya dan diminta mengidentifikasi bau tersebut. Lesi sistem olfactorii menyebabkan kabunnya bau tersebut. Universitas Gadjah Mada 2 CN II - N. Opticus Sensasi penglihatan khusus ialah komponen fungsional nn. cranialis. Umumnya, (tetapi keliru) n. opticus dianggap sebagai bagian yang berjalan ke belakang dan bola mata ke chiasma opticum. Sebenarnya, n. opticus terdapat dalam retina mata dan keluar dari sel rod (penglihatan non diskriminasi) dan sel cone (penglihatan dan warna). Set reseptor ini terletak terutama pada permukaan luar retina dan menerima cahaya yang masuk. Processus centralis berjalan ke dalam, bersinapsis dengan set bipolar, yang juga bersinapsis dengan set ganglionik dan permuakaan dalam. Processus centralis dan set gangiionik terkumpul dan meninggalkan bola mata sebagai „n. opticus‟. Saraf atau tractus meninggalkan orbita melalui canalis opticus dan n. opticus dextra dan sinistra akan saling bergabung pada chiasma opticum. Di sini serabut keluar dari separuh tengah retina (nasalis); serabut sepaeuh lateral retina (temporalis) tidak hilang. „Tractus opicus‟ terus berjalan ke belakang dan chiasma dan berakhir pada corpus geniculatum laterale dari diencephalon Tes nn.Craniales Selain tes mata standar untuk warna dan ketapatan pengelihatan, lapang pandang juga di periksa untuk mengetahui adanya kebutaan. Lesi dapat mengenai jalan n. opticus dan menimbulkan tipe kebutaan tertentu. CN Ill — N. oculomotorius N. oculomotorius keluar dari fossa interpeduncularis mesencephalon dan berjalan ke anterior, masuk dan melewati sinus cavernosus. Kemudian masuk ke orbita melalui fissura orbitalis superior. Universitas Gadjah Mada 3 Komponen fungsional 1. Serabut eferen voluntaris keluar dari corpus nucleus oculomotorius mesencephalon. Axon meluas ke tepi untuk mensuplai (a) m. levator palpebrae superioris, (b) m. rectus superior, (c) m. rectus medial dan (d) m. obliquus inferior dari mata. 2. Corpus sel eferen involuntaris (parasimpatetik) terletak pada nucleus Wesphal mesencephalon. Axon berjalan ke tepi, bersinapsis pada ganglion ciliare dan serabut postsinapsis mensuplai (a) m. ciliaris mata dan (b) m. spinchter pupillae. Tes nn. Craniales Lesi n. oculomotorius dapat terlihat berupa satu atau beberapa keadaan berikut ini (1) turunnya palpebra superior (ptosis), (2) ketidakmampuan untuk menggerakkan mata ke atas, bawah, dan tengah (3) kurangnya pengerutan pupil bila terkena cahaya, dan (4) ketidakmampuan untuk melihat dekat. Gambar N. oculotorius dan cabang-cabangnya (Orbita dibuka dari aspek lateral) CN IV – N. trochlearis N. trochlearis keluar sebagai benang kecil dan permukaan dorsal mesencephalon dan berjalan anterior di balik tepi bebas tentorium cerebelli. Saraf menembus dura daerah trigonum, masuk dan melewati sinus cavrnosus dan masuk ke orbita melalui fissura orbitalis superior. Komponen fungsional Corpus sel efferent voluntaris terdapat pada nucleus motorius mesencaphalon. Axon berjalan ke tepi, mensuplai hanya satu otot orbita m. abliquus superior Universitas Gadjah Mada 4 Tes nn. Craniales Lesi n. trochlearis timbul tanpa disetai disfungsi. Kemampuan untuk menggerakkan mata ke bawah dan lateral terganggu pada sisi yang terserang dan timbul penglihatan ganda (diplopia). Gambar N. trochlearis. CN VI - N. abducens N. abducens dibicarakan secara bertahap karena berjalan sama seperti nn. Craniales Ill dan IV N. abducens keluar dari permukaan ventral batang otak di pertemuan pons dan medulla. Saraf naik clivus, menembus dura, dan masuk ke sinus cavernosus. Pada saat berjalan melewati sinus, saraf masuk ke orbita melalui fissura orbitalis superior. Komponen fungsional Corpus sel efferent voluntaris dari nucleus motoris abducens dalam pons mengeluarkan xon yang berjalan ke tepi, mensuplai m. rectus lateralis mata. Tes nn. Craniales Lesi menyebabkan ketidakmampuan menggerakkan mata ke lateral dan penglihatan ganda (diplopia). Universitas Gadjah Mada 5 CN V - N. trigeminus N. trigeminus keluar sebagai tractus sensorius pendek dan tebal serta komponen motoris yang Iebih kecil dari permukaan ventrolateral pons. Saraf berjalan ke anterior di atas pars petrossa ossis temporalis, ke saluran dura (cave trigeminal atau Meckel) dalam fossa cranii media. Di sini saraf menjadi datar sebagai ganglion trigeminale (semilunar) yang besar, yang mengeluarkan tiga cabang. N. ophthalmicus (V-I). N. ophthalmicus berjalan ke anterior melalui sinus cavernosus dan masuk ke orbita, melalui fissura orbitalis superior. N.maxillaris (V-2).N. maxillaris masuk ke bagian posterior sinus cavernosus dan segera keluar melalui foramen rotundum, masuk ke fossa petrygopalatina. N. mandibularis (V-3). N. mandibularis turun melalui foramen ovale, masuk ke daerah infratemporalis. Komponen fungsional 1. Komponen afferen umum (ektoruseptif), keluar dari corpus sel ganglion trigeminale. Serabut centralis berjalan melalui pons, bersinapsis dengan corpus sel nucleus senserius khusus atau nucleus tractus trigeminus descendens. Serabut periferi berakhir sebagai organ perasa ekteroseptif pada kulit wajah, mulut dan mucosa mulut, meningie, serta conjunctiva palpebrae. Komponen afferen umum (proprioseptif) keIuar dari corpus nucleus mesenchephalon pons. Serabut centralis melewati nucleus sensoris utama di dekatnya atau Iangsung ke nucleus V. Serabut periferi berakhir sebagai ujung proprioseptif dalam periodontium, mucosa palatum, otot mastikasi dan aticulatio temporomandibularis. 2. Komponen eefferen voluntaris keluar dari corpus nucleus motorius pons. Axon berjalan ke tepi, mensuplai keempat otot mastikasi dan tensor tympani, tensor veli palatili, venter anterior musculi digastrici,dan mylohyoideus. Universitas Gadjah Mada 6 Gambar N. Trigeminus Cabang-cabang n. trigeminus V.1 n. ophthalmicus (sensoris). N. ophthaknicus melewati fissura orbitalis superior dan terbagi menjadi tiga cabang. 1. N. lacrimalis yang berjaian ke anterior, ke arah dinding literal orbita. Menerima cabang sekretomotoris orbitalis dari ganglion petrygopalatinum yang tersebar ke glandula lacrimais. N. lacrimalis berakhir di superficial sebagai twig sensoris kecil ke permukaan lateral palpebra superior. 2. N. frontalis berjalan ke anterior, tepat di bawah atap orbita. Terbagi menjadi n. supraorbitalis dan supratrochlearis, yang berjalan sebagai cabang sensoris ke palpebra superior. 3. N. nasociliaris yang melengkung ke arah dinding medial dan mengeluarkan sejumlah cabang : (a) nn. ciliares longi ke bola mata, (b) ramus cum gangliociliari ke ganglion cilare, (c) n. ethmoidalis anterior dan posterior ke sinus etmoidalis dan cavum nasi, dan (d) n. infratrochlearis ke permukaan medial palpebra superior dan saccus lacrimalis. V-2 n. maxillaris (sensoris) 1. Ramus meningeus keluar dalam fossa crania media, mensup;ai dura 2. Rami ganglionares ke luar dalam fossa pterygopalatina, masuk ke ganglion pterygopalatium sebagai radix sensoris. 3. Rami alveolares superiors posteriores turun sebagai beberapa cabang pada permukaan infratemporalis maxillae. Masuk ke foramen alveoralis superior posterior, mensuplai sinus maxillaries dan akar gigi-gigi molar atas (kecuali akar mesiobukal molar pertama) 4. Ramus alveolaris aupeior medius turun dari bagian infraorbitalis n. maxillaries, mensuplai mucos sinus, akar premolars atas dan akar molars pertama. 5. Rami alveolares superiors anteriores meninggalkan bagian infraorbitalis n. maxillaries, ke wajah. Rami alveolus menurun melalui canalis alveolaris dalam dinding anterior sinus Universitas Gadjah Mada 7 maxillaries dan mengeluarkan cabang-cabangnya ke sinus, ke septum nasi dan gigi incisive primus, secundus dan canini. 6. Rami facials keluar dari foramen infraorbitale dan mensuplai palpebra inferior, cavum nasi dan labium oris superior. V-3 N. mandibularis (sensoris dan motoris). N. mandibularis turun melalui ovale dan terbagi atas cabang anterior dan posterior. 1. Nervus spinosus (sensoris) keluar dari batang n. mandibularis dan masuk kembali ke cranium melalui foramen spinosum. Mambantu mensuplai dura dari fossa crania media. 2. N. pterygoideus medialis (motoris) mensuplai otot dan juga serabut motoris ke m. tensor tympani serta tensor tympani serta tensor veli palatine. Keluar dari batang n. mandubularis. 3. Cabang motoris keluar dari bagian anterior, mensuplai m. temporális, masseter danpterygoideus lateralis. 4. N.buccalis (longus) (sensoris) berjalan ke anterior dan bawah dari cabang anterior, menembus tendon temporalis, mensuplai pipi dan gingiva bukal bawah. 5. N. auriculotemporalis (sensoris) keluar dari cabang posterior dan berjalan ke belakang berupa dua radix yang mengelilingi a. meningea media. Radix terkombinasi, berjalan jauh ke dalam m. pterygoideus lateralis dan articulatio temporomandibularis, membelok kelateral dan keluar pada wajah antara angulus mandibulae dan auricula. Saraf naik ke dahi dan lateal. N. auriculotemporalis mengeluarkan cabang sensoris keangulus mandibulae, auricula, meatus acusticus externus dan kulit dahi serta kulit kepala lateral. Juga membawa postsinapsis CN IX dan ganglion oticumkeglandula parctidea. Universitas Gadjah Mada 8 6. N. lingualis (sensoris) keluar ke m. pterygoideus lateralis dari cabang posterior. Berjalan ke inferior, keluar dan bawah tepi inferior m. pterygoideus lateralis dan terus berjalan sepanjang permukaan m. pterygoideus medialis. Masuk ke daerah dasar mulut dan serabut sensoris ganglionik ke ganglion submandibulare. Berakhir dengan serabut sensoris ke membrana mucosa dua pertiga anterior lingua. Juga serabut chorda tympani, yaitu perasa sensoris khusus ke dua pertiga anterior serabut parasimpatetik ke glandulae salivariae sublingualis dan submandibularis serta glandula mucosa minor dari dasar mulut. 7. N. alveolaris inferior (sensoris dan motoris) keluar dari cabang posterior berjalan ke inferior jauh ke dalam m. pterygoideus lateralts dan saat mencapai tepi inferior otot, membelok ke lateral, masuk ke foramen mandubulae. Sebelum masuk ke foramen, cabang motoris yang ramping dikeluarkan, berjalan ke bawah dan depan ke daerah submandibula, mensupai m. mylohyoldeus dan venter anteior musculi digastrici. N. alveolaris inferior berjaian melewati canalis mandibulae dan ketika berjalan di bawah akar gigi bawah, mengeluarkan serabut sensoris ke foramen apicis dentis. Pada darah premolar, dikeluarkan rami mentales yang berjalan ke lateral, dikeluarkan dan foremen mentale ke wajah. Di sini saraf terpisah, mensuplai cabang sensoris kulit dagu, membrana mucosa dan kulit labium onis inferior serta gingiva labial bawah. Gambar Divisi maxillaris dan N. trigeminus (V-2). Universitas Gadjah Mada 9 Tes nn. craniales Lesi n. trigeminus dapat menimbulkan 1. Rasa baal (kurangnya sensasi) pada cabang sensoris. Luas serangan tergantung pada letak tes untuk mengetahui kesensitifan terhadap sentuhan ringan dengan sepotong kapas engan tissue muka, persepsi rasa takut di tes dengan jarum. 2. Mungkin terjadi paralisa otot mastikasi dan kelemahan dasar mulut dan pallatum molle. 3. Sensitivitas terhadap bunyi tinggi dan keras (hiperakusis) karena paralisa m.tnsor tympani auris media Sakit trigeminal N. trigeminus adalah saraf sensonis utama pada wajah dan bertugas untuk menghantar sistem saraf pusat. Sakit karena prosedur perawatan gigi pada jaringan keras dan lunak mulut dapat dikontrol dengan anastesi lokal.. Selain itu, sakit orofacial dapat timbul dan berbagai penyakit mulut : (1) karies gigi (sakit menyeluruh), (2) puipitis dan abses dento alveolar (sakit lokal), (3) gigi impaksi dan gigi bungsu yang terinfeksi, (4) ductus salivarius yang tersumbat atau infeksi, (5) infeksi virus seperti herpes simplek, (6) sinusitis, (7) kejang otot mastikasi,dan (8) artritis articulatio temporomandibularis. Sakit menyebar. Kadang-kadang sakit tampak berasal dari satu tempat, tetapi sumber sakit yang sebenarnya berpindah-pindah atau berasal dari struktur yang berbeda. Misalnya, sinusitis maksilaris dapat termanifestasi sebagai sakit gigi belakang atas. Hal ini terjadi karena akar gigigigi belakang atas terletak dekat dengan sinus maxillaris dan kedua struktur memiliki suplai saraf yang sama. Juga, sakit dan radang articulatio temporomandibularis kadang mirip seperti “sakit tetinga”. Di sini sekali lagi, struktur terletak sangat berdekatan dan meatus acusticus externus serta articulatiotemporomandibularis memiliki suplai saraf yang sama. Neuralgia trigeminal. Neuralgia trigeminal adalah sakit yang hebat timbul hanya dengan sentuhan ringan pada bagian wajah tertentu (trigger zone). Penyebab keadaan ini belum diketahul, dan ada berbagai cara perawatan termasuk pemotongan radix sasorius n. trigeminus, pemotongan tractus trigemmnalis descendens dalam medulla, suntikan alohol pada ganglion atau menekan ganglion trigeminale (trauma ringan). Universitas Gadjah Mada 10 CN VII - N. facialis N. facialis keluar sebagai dua cabang dari tepi bawah pons. Cabang yang terkecil adalah n. (sensoris dan redix parasynpathicus), yang bergabung dengan cabang lebih besar rius) ketika keduanya mendekati dan masuk ke meatus acusticus intemus. Meatus pars petrosa ossis temporalis dan bergabung dengan canalis facialis. N. facialis lateral dalam canalis facialis, membelok tajam pada genu (pergelangan), berjalan ke belakang dan inferior, keluar melalui foramen stylomatoideurn di dasar cranium. Saraf masuk ke ula parotidea dan terpisah menjadi lima cabang. Genu saraf mengandung gangumum keluar berupa komponen kecil dan corpus sel di ganglion geniculatum sensoris. Komponen fungsional 1. Serabut afferent umum keluar berupa komponen kecil dari corpus sel di ganglion geniculatum n. fa centralis berjalan ke batang otak, bersinapsis dengan nucleus sensorius utama n. trigeminus. Serabut peripheral berakhir sebagai reseptor cutaneus dalam concha auricuta. 2. Serabut afferen khusus keluar dan corpus set datam ganglion geniculatum. Serabut centratis berjalan kembati ke batang otak, bersinapsis dalam nucleus tractus solitarius medulla. Serabut penipherat berakhir sebagai reseptor rasa dan dua pertiga anterior tingua. 3. Serabut efferen voluntaris keluar dali corpus set nucleus motorius nervi facialis dalam pons. Axon berjatan ke tepi,mensuptai (a) otot ekspresi wajah dan ptatysma, (b) m. stylohyoideus, (c) venter posterior musculi digastnici, dan (d) m. stapedius. Universitas Gadjah Mada 11 4. Serabut efferen involuntaris ketuar dan corpus set nucleus salivatorius superior dalam medulla. Axon berjatan ke tepi untuk bersinapsis datam: a. Ganglion ptrygopalatinum. Serabut postsinapsis berjatan ke gtanduta tacrimalis dan glandula minor nasopharharynx, tuba auditiva, palatum, cavum nasi dan sinus paranasat. b. Ganglion submandibulare. Serabut postsinapsis berjalan ke gtandulae sativariae submandibularis dan sublinguatis. Cabang-cabang 1. N. petrosus major (rasa dan parasimpatetik) keluar dan genu n. facialis. Saraf berjalan ke anterior dan medial melalui tulang dan keluar melalui hiatus superior pada lereng superior pada lereng anterior pars petrossa ossis temporalis di fossa cranii media. Di sini, saraf berjalan ke foramen lacerum, turun sebagian dan kemudian masuk ke canalis pterygoideus. Di sini, bergabung dengan n. pet rosus profundus (simpatetik) membentuk n. canalis pterygoidei. Berja dan bergabung dengan ganglion pterygopalatinum. Serabut perasa berjalan melewati palatum dan serabut parasimpatetik postsinapsis berjalan ke glandula lacrimabs, mucosa palatum, nasoparynx dan cavum nasi. 2. N. muscull stapedius keluar dari canas facialis dan merupakan motoris dan m. stapedtus auris media. Universitas Gadjah Mada 12 3. Chorda tympani (peresimpafetik dan rese) keluar dari bagian descendens n. faciabs dalam canaks faciaks. Chorda tyrnpanl berjalan melewati auris media antara permukaan medial membrana tympani dan processus malleus. Meningga&an cranium melakil fissura petrotympanica, bergabung dengan n. nguaIis di daerah infra temporahs. Serabut rasa tersebar ke dua pertiga anterior kngua melakii n. lingualis. Serabut para simpatetik pada para sinamsis di ganglion submandibulare, munsuplal glandulae sakvarlae submandibularis dan subhnguahs bersarna dengan glandulaminor dasar mukit. 4. Ramus suprahyoidei motoris keluar dari n. facialis setelah muncul dari foramen stylomastoideum. Mensuplai m. stylohyoideus dan venter posterior muscuh digastrici. 5. N. facialls (mofor/s) keluar dalam glandula parotidea sebagai ma kelompok utama. Yaltu, raml temporales, raml zygomatici, raml buccales, rarnus marginalis mandibulae, dan raml cervicales ke otot ekspresi wajah dan platysma. Tes nn. cranlales Lesi n. facias dapat menimbukan (1) paralisa otot ekspresi wajah, (2) hilangnya sensasi rasa dan dua perilga anterior lingua, dan (3) berkurangnya jumlah sekresi saliva. Peradangan spontan n. facialis dalam canals facialis menimbulkan tekanan pada saraf dan alisa wajah (Bell‟ palsy) pada sisi yang terserang. Peravatan segera dengan kortison akan dapat mengurangi peradangan. CN VIII - N. vestibulocochlearls N. vestibulocochlearis keluar antara medulla dan pons, mauk ke meatu custicus intemus dengan n. facialis dalam pars petrosa ossis temporaks. Radix vestibularis berakhir pada canalis semicircularis; radix cochlearis berakhir pada auris media. Komponen fungsional 1. Corpus afferen khusus (keseimbengan) terletak dalam genglion vestibulare, suatu engkakan pada saraf di meatus acusticus internus. Processus centrals berjalan ke medulIa dan pons, bersinapsis pada nucleus vestibularis. Processus peripheral berakhir pada utriculus, sacculus, dan ampullae canalis semicircularis. 2. Corpus afteren khusus (pendengaran), terletak pada genglion cochleare (spirale cochleae). Processus centrals berjalan ke nuclei cochleares dalam pons. Processus peripheral berakhir pada organum spirale (Coill) di cochlea. Tes nn. Craniles Kerusakan radix vestibularis dan/atau cochlearis CN VIII menimbulkan vestibularis dan/atau CN VIII menimbulkan (1) tinitus (dengung atau berisik), atau gangguan pendengaran dan (2) vertigo (pusing) dan hilangnya keseimbangan. Universitas Gadjah Mada 13 CN IX - N. Glossopharyngeus N. Glossopharyrigeus keluar dari permukaan lateral medulla sebagai tiga atau empat radix. Saraf keluar dan melewati foramen jugulare, masuk ke dasar cranium. Pada saat melewatinya, foramen membesar sebagai dua tonjolan: gngIion rostra/is (superius) dan gangion caudalis (inferius). Saraf menurun, melewati diantara m. constrictor superior dan medius, masuk ke Saraf berjalan melalui daerah tonsiila dan berakhir dengan masuk ke sepertiga posterior Komponen fungsional 1. Corpus afferen umum terletak pada ganglion superius dan inferius. Processus centralis berjalan ke batang otak, bersinapsis dengan corpus nuc/eus spinalis nervi trigemini. Processus peripheral berakhir sebagai recetor sensoris umum dalam kulit auricula dan membrana mucosa sepertiga posterior lingua, pharynx dan auris media. Komponen afferent yang terpisah juga berfungsi sebagai chemoreseptor dan baroreseptor. Corpus sel pada ganglion inferius dan processus centralis berjalan ke batang otak bersinapsis nucleus tractus solitarius medulla. Processus peripheral berakhir sebagai eseptor (oksigen) pada corpus carotis dan baroreseptor (tekanan) pada dinding sinus 2. Corpus afferen khusus, terletak pada ganglion inferius. Processus centralis ke batang otak, a nucleus tractus solitarius (bagian gustratoris). Processus peripheral berakhir sebagai reseptor rasa dalam mucosa sepertiga posterior lingua. 3. Corpus afferen voluntaris dalam nucleus ambiguus medulla. Axon berjalan ke tepi, al hanya satu otot - m. Stylopharyngeus. 4. Corpus efferen involuntaris (parasimpatetik) yang terletak pada nucleus saIivatorius medulla. Axon berjalan ke tepi bersinapsis pada ganglion oticum; serabut postsinapsis di bawa ke glandula parotidea oleh n. auriculotemporalis V- 3. Universitas Gadjah Mada 14 Cabang-cabang 1. N. tympanicus (sensoris dan parasimpatetik) keluar dali ganglion inferius dan masuk kembali ke cranium melalui canalis tympani ossis temporalis. Canalis berjalan ke auris media dan di sini, saraf membentuk plexus tympanicus auris media. N. petrosus minor adalah cabang plexus tympanicus. Berjalan dan auris media melalui canalis kecil dan masuk melalui hiatus inferius pada lereng anterior pars petrosa ossis temporalis. Saraf berjalan langsung melalui foramen ovale, menurun dan bersinapsis pada ganglion opticum. Serabut postsinapsis di bawa oleh n. auriculotemporalis ke glandula parotidea. 2. N. caroticotympanici (sensoris) berjalan ke sinus carotis (baroreseptor) dan corpus carotis (chemoreseptor). 3. N. musculi stylopharyngei merupakan satu-satunya cabang motoris n. glossopharyngeus. 4. Rami pharingei (sensoris) keluar untuk membantu membentuk plexus pharyngeus bersama serabut n. vagus dan sympathicus. 5. Rami linguales (sensoris) berjalan ke mucosa sepertiga posterior lingua sebagai sensoris den serabut sensoris khusus (rasa). Tes nn. craniales Gangguan n. glossopharyngeus akan terlihat berupa (1) hilangnya reflek gangging (2) hilangnya persepsi rasa dan sepertiga posterior lingua. Universitas Gadjah Mada 15 C X - N. vagus N. vagus keluar sebagai 8-10 radix dari sulcus antara pedunculus cerebellaris dan oliva medulla. Radix berjalan memancar dan melewati foramen jugulare. Saraf membesar menjadi dua tonjolan - ganglion rostralis dan caudalis (superius dan inferius). N. vagus kemudian menurun melalui leher pada selubung carotis dan melewatinya ke thorax, bergabung dengan n. vagus sisi berlawanan, membentuk plexus oesophageus melalui diaphragma abdomen dan n. vagus berubah bentuk menjadi rami anterior dan posterior. Komponen fungsional 1. Corpus afferen umum terletak pada ganglion superius dan inferius. Processus centralis berjalan ke posterior, bersinapsis pada nucleus spinalls nervi trigemini. Processus peripheral berakhir ebgai reseptor sensoris pada (a) meninge fossa cranii posterior, (b) kulit meatus acusticus externus, (c) membrana mucosa larynx, dan (d) viseroreseptor thorax dan visceral abdomen. 2. Corpus afferen khusus (rasa) terletak pada gangion vagalls infesius. Serabut centralis berjalan ke medulla, bersinapsis pada nucleus solitarius (bagian gustatoris). Serabut perifer berakhir sebagai reseptor rasa di sekitar orifisum larynx dan epiglottis. Universitas Gadjah Mada 16 3. Corpus efferen voIuntaris terletak pada nucleus ambiguus medulla. Axon berkelompok sebagai radices craniales n.occessorius (CN Xl), yang bergabung dengan spinalis dalam fossa cranii posterior dan kemudian berpisah untuk bergabung serabut n. vagus. Komponen ini mensuplai semua otot berstria yang di oleh cabang-cabang n. vagus (a) M. pharyngeus superior, medius dan inferior, (b) m. palatopharyngeus, (c) m. levator veIl platini, (d) m. palatopharyngeus, (e) m. palatoglossus, dan (f) otot intrinsik larynx. 4. Corpus efferen involuntaris (parasimpatetik) terletak dalam nucleus vagalis dorsalis medulla. Axon berjalan ke tepi, mensuplai otot polos (a) bronchial tree, (b) jantung, (C) ventriculus dan (d) intestinum crassum dan tenue sampai flexura coli sinistra. Juga mensuplai serabut secretomotoris ke sistem pernapasan dan sistem pencernaan. Cabang-cabang 1. Ramus meningeus keluar dan ganglion vagalis superius, mensuplai meninge fossa cranli posterior 2. Ramus auricularis (sensoris) keluar dan ganglion vagalis superius dan berjalan ke telinga, mensuplai sebagian auricula dan meatus acusticus externus. Universitas Gadjah Mada 17 3. Rami pharyngea (motoris) keluar dan ganglion inferius dan berjalan ke pharynx. Merupakan saraf motoris untuk semua otot berstriae dan pharynx dan palatum molle, all m. stylopharyngeus (CN IX) dan tensor veli palatini (V-3). 4. Ramus caroticotympanicus (sensoris) keluar dan ganglion vagalis inferius dan ian ke dinding sinus carotis. Cabang ini merupakan tambahan dari n. caroticus CN 5. N. laryngeus superior (senscris den moforis), cabang dari ganglion vagalis inferius dan berjalan pada leher. Terbagi atas dua cabang : (a) rarnus I8ryngeus internus, yang menembus membrana tyrohyoldeus dan mensuplal sensasi pada larynx dl atas pUca vocalis, dan (b) remus Ieryngeus extemus yang merupakan motons m. cricotityroideus larynx. 6. N. laryngeus recurrens (sensoris dan moforis), berjalan ke alas di sekitar a. subclavia dextra dan di sekitar aorta sinistra, berjalan pada leher dan masuk ke larynx antara constrictor inferior dan oesophagus. Saraf merupakan sensons untuk larynx di baviah plica vocaks dan motoris untuk otot intrinsik larynx. 7. Rami cardiaci (parasimpfet/k) berjalan dan n. vagus di leher dan turun ke plexus cardiaci di thorax. Serabut saling bersinapsis dan serabut postsinapsis berjalan ke jantung dan berfungsi untuk memperlambat detak jantung dan mengerutkan a. coronaria. 8. Ramus pulmonalls (parasimpatefik) dikeluarkan pada thorax dan membentuk plexus pu/mona/is anterior d8n poster/or Serabut n. vagus bersinapsis di sini dan serabut postsinapis mensuplai otot polos bronchialis. 9. Plexus oesophagus (parasfmpefef/k) trbentuk oleh pengyabungan plexus vagaus sinistra dan dextra. Serabut bersinapsis di sini dengan sel dengan sel ganglionik, dan serabut postsinapsis terus mensuplal otot polos dan glandula oesophagus. 10. Ramus abdominalis keluar dari cabang vagus anterior dan posterior. N. vagus dalam abdomen bersinapsis dengan sel ganghonik sekunder pada dinding viseral (ventriculus dan otot polos usus dan glandula, ke distal, sejauh fleksura coff sinistra). Tes nn cranlales Pasien dengan lesi n. vagus akan mengalami (1) paralisa palatum molie dan larynx di sisi yang terserang, dan (2) serak serta baal dari larynx, sehingga benda asing dapat terhirup masuk. Kerusakan bilateral n. vagus dapat menimbulkan (1) detak Jantung yang cepat (takikardia); (2) pernafasan, dan (3) ketldakmampuan berbicara dan bernafas karena parabsa plica ocalis. CN XI – N. accessorius N. accessorius terbentuk dari dua radices. Radices spinales yang keluar dari filamen segmen spinals C6 – C1, yang terlihat berupa cabang yang melintasi foramen magnum dan Universitas Gadjah Mada 18 dengan radices craniales. Kedua radices ini saling bergabung sebagian dan radices spinales yang keluar melalui foramen jugunale, masuk ke bagian anterior trigonum coli. Radices craniales keluar sebagai filamen kecil di bawah daerah asal serabut n. vagus. F‟ rauices spinales, terpisah, dan bergabung dengan n. vagus. Komponen fungsional Hanya serabut efferen voluntaris yang terletak pada n. accessonus spinalis, tetapi efferen ini keluar dari dua sumber. 1. Pars vagalis keluar dan corpus nucleus ambiguus dan seperti sudah dibicarakan dia atas, merupakan komponen fungsional n. vagus. 2. Pars spinalis keluar dan corpus cornu anterior chorda spinalis C6 - C1.Serabut-serabut ini merupakan serabut motoris untuk m. sternomastoideus dan trapezeus. Tes nn. Craniales Kerusakan radices craniales n. accessorius dan akibatnya sudah dibicarakan pada n. vagus. spinalis mengakibatkan paralisa m. sternomastoideus dan trapezius. Tes craniales Kerusakan radices craniales n. accessorius dan akibatnya sudah dibicarakan pada n. vagus. spinalis mengakibatkan paralisa m. sternomastoideus dan trapezius. TES FORMATIF: 1. Sebutkan ke 12 nervi cranialis dan fungsinya! 2. Sebutkan perjalanan masing-masing nervus cranialis dan percabangannyal Universitas Gadjah Mada 19 3. Sebutkan daerah yang diinervasi masing-masing nervi cranialis Iengkap dengan cabang-cabangnya! PENILAIAN DAN UMPAN BALIK: Apabila anda dapat menjawab semua soal di atas maka anda dapat melanjutkan ke selanjutnya. Apabila anda hanya dapat menjawab 2 soal dan ketiga soal, maka anda bisa mengulangi bab ini. TINDAK LANJUT: Apabila anda masih kurang jelas, maka anda dapat membaca buku pedoman yang tercatum pada daftar pustaka. Universitas Gadjah Mada 20