STEROLEX Network Traffic Analyzer

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Network
Menurut Miller (1996, p4), network adalah kumpulan dari komputer dan
peripheral, seperti printer, modem, plotter, scanner, dan peripheral lainnya yang secara
bersamaan terhubung oleh beberapa medium. Hubungan yang terjadi bisa secara
langsung yaitu melalui kabel maupun secara tidak langsung yaitu melalui modem.
Berdasarkan luas jangkauannya (Tanenbaum, 1996, pp9-11), network dapat
dibagi atas 3 bagian, yaitu Local Area Network (LAN), Metropolitan Area Network
(MAN), dan Wide Area Network (WAN). LAN di desain untuk beroperasi dalam area
geografis terbatas melingkupi satu gedung dengan jarak antara 10 m – 1 km yang dapat
menghubungkan semua workstation, peripheral, terminal dan peralatan lain sehingga
membuat kemungkinan penggunaan teknologi komputer secara efisien dengan berbagi
file dan peranti lainnya.
MAN memiliki luas jangkauan lebih luas dibandingkan LAN dan lebih kecil
daripada WAN. MAN dapat menjangkau kantor-kantor perusahaan yang berdekatan
atau
juga
sebuah
kota.
WAN
merupakan
jaringan
komunikasi
data
yang
menghubungkan pengguna dalam lingkup geografis yang luas antara 100 km – 100.000
km. Sedangkan WAN adalah jaringan dengan skala yang sangat besar yang meliputi
daerah geografis yang sangat luas.
7
8
2.2
OSI
Halsall (1995, p13) mengatakan diawal tahun 1980 terjadi peningkatan jaringan
yang sangat besar dalam segi kuantitas dan di pertengahan tahun 1980 kesulitan
komunikasi
terjadi
pada
jaringan-jaringan
komputer
dengan
spesifikasi
dan
implementasi hardware dan software yang berbeda.
Untuk
berkomunikasi
menangani
ini,
maka
permasalahan
dibentuklah
ketidakcocokan
model
referensi
dan
OSI
ketidakmampuan
(Open
System
Interconnection) oleh International Standard Organization (ISO) di tahun 1984 untuk
memperjelas mekanisme komunikasi data elektronik. Model OSI dilengkapi dengan
sekumpulan standar yang menjamin kompatibilitas dan interoperabilitas antar beragam
tipe dari teknologi jaringan.
Menurut Halsall (1995, p14) seperti pada
Gambar 2.1 model OSI terbagi dalam 7 layer yang terdiri dari:
7
Application Layer
6
Presentation Layer
5
Session Layer
4
Transport Layer
3
Network Layer
2
Data Layer
1
Physical Layer
Upper Layers
Intermediate Layers
Lower Layers
Gambar 2.1 Model OSI menurut Halsall
9
Layer-layer ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu upper layers (layers 5-7),
intermediate layer (layer 4), dan lower layers (layers 1-3).
Upper layers terdiri dari layer aplikasi, presentasi dan session yang merupakan
application-oriented dimana ketiga layer ini bertanggung jawab untuk menangani
aplikasi jaringan, representasi data dan interaksi antar aplikasi dan pengguna. Ketiga
layer ini hanya mengirim data yang dibutuhkan oleh lower layers, khususnya ke mana
data akan dikirim. Upper layers berhubungan dengan protokol yang membolehkan
proses aplikasi dua end-user berinteraksi satu sama lain.
Intermediate layer merupakan layer transport yang menyembunyikan upper
layer dari operasi detail network layer yang dependent.
Lower layers merupakan network-oriented yang akan berurusan dengan
transmisi data, covering dan pemaketan, routing (pemilihan rute data pada jaringan),
verifikasi, dan transmisi dari masing- masing grup data. Lower layers berhubungan
dengan jaringan komunikasi data yang digunakan untuk link dua komputer yang saling
berhubungan.
2.3
Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP)
Dalam komunikasi data komputer, protokol diperlukan untuk mengatur
bagaimana suatu perangkat keras dapat berkomunikasi dengan perangkat keras lain.
Agar dua buah perangkat keras seperti komputer, hub, switch, router, dan lain- lain dapat
berkomunikasi maka kedua perangkat keras tersebut memerlukan penggunaan protokol
yang sama. TCP/IP adalah sekumpulan protokol yang dikembangkan untuk mengatur
komputer berbagi sumber melalui jaringan ( Hedrick, 1987).
10
TCP/IP dikembangkan oleh ARPAnet. Komputer-komputer yang terhubung ke
Internet berkomunikasi dengan protokol TCP/IP sehingga perbedaan jenis komputer
maupun sistem operasi tidak menjadi masalah dalam berkomunikasi. Protokol ini terdiri
dari 2 bagian penting yaitu protokol transport Transmission Control Protocol dan User
Datagram Protocol dan Internet Protocol.
2.3.1 Transmission Control Protocol (TCP)
TCP adalah protokol yang digunakan bersama dengan IP untuk mengirim data
dalam bentuk unit- unit pesan antara komputer ke Internet. Pengiriman data ini dapat
terjamin karena pada TCP terdapat tiga proses yaitu data acknowledgement, retransmisi,
dan sequencing dimana TCP selalu meminta konfirmasi setiap kali selesai mengirim
data, apakah data telah sampai di tempat tujuan. Kemudian TCP akan mengirimkan data
urutan berikutnya atau melakukan retransmisi yaitu pengiriman ulang data tersebut bila
terjadi. Data yang dikirim dan diterima diatur berdasarkan nomor urut. TCP juga
mengawasi unit data individual atau dikenal dengan nama paket, dimana pesan-pesan
dibagi untuk efisiensi routing melewati Internet.
TCP bertanggung jawab untuk memeriksa apakah pengiriman data dari client ke
server sudah benar. TCP juga mendeteksi kesalahan atau data lost dan melakukan
pengiriman kembali sampai data yang benar diterima lengkap (Gilbert, 1995).
TCP merupakan protokol yang menyediakan pelayanan seperti connection
oriented, reliable, byte stream service. Connection oriented berarti dua aplikasi
pengguna TCP harus melakukan pembentukan hubungan untuk melakukan pertukaran
11
data. Reliable berarti TCP menerapkan proses deteksi kesalahan paket dan retransmisi.
Byte Stream Service berarti paket dikirimkan dan sampai ke tujuan secara berurutan.
Selain TCP, dikenal juga protokol transport UDP (User Datagram Protocol).
UDP bersifat connectionless dan unreliable. Connectionless berarti dalam mengirim
paket dari tempat asal ke tujuan, masing- masing tidak mengadakan handshake (proses
saling menginisialiasikan koneksi) terlebih dahulu. Unreliable dimaksudkan bahwa
protokol IP tidak menjamin datagram yang dikirim sampai ke tempat tujuan tetapi
berusaha sebaik-baiknya agar paket yang dikirim sampai ke tempat tujuan.
2.3.2 Internet Protocol (IP)
IP adalah suatu metode atau protokol yang mengatur bagaimana suatu data
dikirim dari satu komputer ke komputer lain dalam suatu jaringan komputer. Setiap
perangkat keras (host) yang berada dalam jaringan Internet setidaknya mempunyai satu
alamat IP yang bersifat unik yang membedakan dari host lain..
Internet Protocol (IP) mempunyai 3 fungsi utama dalam jaringan TCP/IP
Internet:
•
IP
merupakan
bagian
dasar
dalam.
pengiriman
data
di
Intemet,
mendefinisikan format data yang tepat untuk dikirimkan ke Intemet.
•
IP mendefinisikan fungsi routing dan mendefinisikan pengalamatan dari
komputer.
•
IP mendefinisikan bagaimana suatu paket data harus diproses, mendefinisikan
kapan pesan kesalahan harus disampaikan dan mendefinisikan kapan kondisi
suatu paket data harus diabaikan
12
IP memiliki pengalamatan sebesar 32 bit. Dalam penulisannya IP dibagi menjadi
4 bagian dimana setiap bagiannya terdiri dari 8 bit dan dibatasi dengan titik (.). Alamat
IP ini dibagikan ke seluruh pengguna jaringan Intemet di seluruh dunia.
Pengalamatan IP terdiri dari dua bagian yaitu bagian network number dan host
number. Bagian yang menjadi network number dan host number diketahui dari
pembagian kelas IP. Kelas IP dibedakan pada ukuran dan jumlahnya.
Menurut Miller (1996, p35), Pengalamatan IP terbagi dalam, 5 kelas yaitu :
a.
Kelas A
Pengalamatan IP kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang
sangat besar. Bit pertama dari pengalamatan IP kelas A selalu di set 0 (nol) sehingga
byte terdepan dari alamat IP selalu bernilai antara 0 - 127. Delapan bit pertama
digunakan sebagai network number sedangkan 24 bit akhir untuk host number. Misal
alamat IP kelas A adalah 113.46.5.6 maka network number-nya adalah 113 dan host
number-nya adalah 46.5.6
b.
Kelas B
Pengalamatan IP kelas B biasanya dialokasikan untuk jaringan berukuran sedang
dan besar. Dua bit pertama dari pengalamatan IP kelas B selalu di set 10 (satu nol)
sehingga byte terdepan dari pengalamatan IP selalu bernilai antara 128 - 191. Enam
belas bit pertama digunakan sebagai network number, sedangkan 16 bit berikutnya
digunakan sebagai host number. Misalnya pengalamatan IP kelas B 132.92.121.1 maka
network number-nya adalah 132.92 dan host number-nya adalah 121.1. Dengan panjang
13
host number yang 16 bit, maka network dengan pengalamatan IP kelas B dapat
menampung sekitar 65000 host.
c.
Kelas C
Pengalamatan IP kelas C awalnya digunakan untuk jaringan berukuran kecil,
misalnya LAN. Tiga bit awal dari pengalamatan IP kelas C selalu diset 111. Dua puluh
satu bit berikutnya membentuk network number sedangkan 8 bit akhir untuk host
number. Dengan konfigurasi ini sekitar dua juta network dapat dibentuk dengan
memiliki 256 pengalamatan IP untuk masing- masing network.
d.
Kelas D
Pengalamatan IP kelas D digunakan untuk keperluan IP multicasting. Empat bit
awal di set 1110. Bit-bit berikutnya diatur sesuai dengan keperluan multicast group yang
menggunakan pengalamatan IP ini. Dalam multicast tidak dikenal network number dan
host number.
e.
Kelas E
Pengalamatan IP kelas E tidak digunakan untuk umum. Empat bit awal di set
1111.
Selain network number, digunakan network prefix (dengan tanda garis miring '/'
diikuti angka yang menunjukkan panjang network prefix dalam bit) untuk menyebut
bagian pengalamatan IP yang menunjukkan jaringan. Contohnya, untuk alamat IP kelas
B 132.92.121.1 maka dapat ditulis dengan 132.92/16.
2.3.3 Komponen Fisik Dalam Jaringan TCP/IP
Menurut Purbo (1998, p32), komputer dengan protokol TCP/IP dapat terhubung
ke komputer lain dan jaringan lain karena bantuan peralatan jaringan komputer. Pada
14
komputer itu sendiri, ditambahkan apa yang disebut sebagai network interface. Network
interface berupa kartu Ethernet atau modem. Kartu Ethernet terhubung ke komputer lain
lewat kabel RG-585 atau ke hub Ethernet lewat kabel UTP. Modem terhubung ke
jaringan melalui kabel telepon. Disamping itu masih diperlukan peralatan lain untuk
membentuk jaringan komputer. Peralatan ini disebut sebagai device penghubung
jaringan.
Device penghubung jaringan ini secara umum dibagi dalam beberapa kategori,
yaitu repeater, bridge, dan router. Repeater merupakan fasilitas paling sederhana dalam
jaringan komputer yang berfungsi menerima sinyal dari satu segmen kabel LAN dan
memancarkannya kembali dengan kekuatan yang sama dengan sinyal asli pada satu atau
lebih segmen kabel LAN yang lain. Dengan adanya repeater, jarak antara dua jaringan
komputer bisa diperjauh, Bridge memiliki kefleksibelan dan kecerdasan lebih
dibandingkan
dengan
repeater.
Bridge
dapat
menghubungkan
jaringan
yang
menggunakan metode transmisi berbeda atau medium access control yang berbeda.
Router memiliki kemampuan me lewatkan IP dari satu jaringan ke jaringan lain yang
mungkin memiliki banyak jalur di antara keduanya. Router-router yang saling terhubung
dalam jaringan Internet turut serta dalam sebuah algoritma routing terdistribusi untuk
menentukan jalur terbaik yang dilalui paket IP dari satu sistem ke sistem lain.
2.4
Arsitektur TCP/IP
2.4.1 Struktur Header IP
Menurut Bacalla (1995), semua paket IP memiliki struktur yang sama – dimulai
dari IP header, diikuti oleh beberapa variabel field yang bervariasi ukurannya. Isi dari
15
struktur tersebut adalah field -field berikut: Version, Internet Header Length, Type of
Service, Total Length, Identification, Flags, Fragment Offset, Time To Live, Protocol,
Header Checksum, Source IP Address, Destination IP Address, Options dan Padding
seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.2.
0
4
Version
8
16
IHL
19
31
TOS
Identification
Time To Live
Total Length
Flags
Fragment Offset
Protocol
Header Checksum
Source IP Address
Destination IP Address
Options
Padding
Gambar 2.2 Struktur header IP
Paket data yang sudah memiliki header IP lengkap yang ditangkap dari jaringan
ini diistilahkan sebagai packet dump. Gambar 2.3 berikut menggambarkan posisi packet
dump dari sebuah file yang dikirimkan ke jaringan dengan topologi Ethernet.
File:
Testing.xls
Frame
#1
Frame #1
with IP
header
Frame
#2
Frame #2
with IP
header
Frame
#3
Frame #3
with IP
header
.
.
.
Frame
#n
.
.
.
Frame #n
with IP
header
Ethernet
*
*
*
*
00
00
27
22
00
28
92
38
0C
34
04
00
07
02
20
B0
|
|
|
|
AC
40
00
00
Frame #3
with IP
header
01 00 80 | 48 B7 FD 70 | 08 00 45 00 [........H..p..E.]
00 80 06 | C9 9F 0A 15 | 00 E9 CA 9E [.(4.@...........]
50 00 00 | DE 1C C9 5F | E3 D1 50 10 ['.. .P....._..P.]
00
|
|
["8....]
Packet Dump
Gambar 2.3 Visualiasi Packet Dump
16
Berikut adalah penjelasan lebih detil mengenai masing-masing field pada header
IP diatas:
1.
Version: Field ini berukuran 4 bits dimulai dari oktet 0 s.d. 3, dimana isi dari
field ini menyatakan versi format internet header. Dalam dokumen ini
menjelaskan versi 4.
2.
IHL: Singkatan dari Internet Header Length, berukuran 4 bits dimulai dari
oktet 4 s.d. 7. Isi dari field ini menyatakan panjang internet header dalam
bilangan bulat 32 bit, dan menunjukkan alamat awal dari data. Catatan: nilai
minimum header yang benar adalah lima.
3.
Type of Service: Dengan ukuran 8 bits yang dimulai dari oktet 8 s.d. 15,
yang mengindikasikan parameter abstrak dari kualitas servis yang
diinginkan. Parameter ini digunakan untuk membimbing selection pada
parameter servis yang sebenarnya ketika mengirimkan datagram ke jaringan
local. Beberapa jaringan menawarkan prioritas servis (service precedence)
dimana dapat digunakan untuk mengutamakan aliran lalu lintas data yang
berprioritas tinggi daripada lalu lintas lainnya (biasanya dengan hanya
mengijinkan aliran data trafik yang memiliki nilai prioritas yang lebih tinggi
dari pengaturan saat itu untuk di ‘loloskan’ pada saat load jaringan sedang
tinggi).
Tiga pilihan utama dalam field ini adalah : three way tradeoff
between low-delay, high-reliability, and high-throughput yang diperlihatkan
pada Gambar 2.4.
17
Gambar 2.4 IP Header, field precedence
Pada Gambar 2.4, diketahui bahwa masing- masing bit memiliki arti
tertentu. Berikut adalah maksud dari setiap isi pada bit tersebut:
Bits 0-2:
Bit 3:
Bit 4:
Bit 5:
Bit 6-7:
Precedence.
0 = Normal Delay, 1 = Low Delay.
0 = Normal Throughput, 1 = High Throughput.
0 = Normal Relibility, 1 = High Relibility.
Reserved for Future Use.
Adapun kode dari precedence adalah sebagai berikut:
111
011
110
010
101
001
100
000
Network Control
Flash
Internetwork Control
Immediate
CRITIC/ECP
Priority
Flash Override
Routine
Penggunaan fasilitas Delay, Throughput, dan Reliability dapat
meningkatkan cost dari servis (dalam beberapa kasus). Dalam sebuah
jaringan, apabila ada satu jaringan lokal dengan kinerja yang lebih baik dari
yang lain akan mengakibatkan dampak yang berbanding terbalik, yaitu ada
beberapa jaringan lokal lainnya yang akan mengalami penurunan performa.
18
Oleh karena itu parameter ini biasanya jarang diset, kecuali pada kasus-kasus
khusus.
4.
Total Length: Field ini berukuran 16 bits dimulai dari oktet 16 s.d. 31. Isi
dari field ini menyatakan ukuran total satu datagram dalam satuan oktet,
termasuk internet header dan data. Maksimum ukuran datagram yang akan
diisi pada field ini adalah 65.535 oktet, akan tetapi ukuran datagram yang
terlalu besar yang hampir mendekati nilai maksimum hampir jarang ditemui
pada jaringan secara umum. Setiap hosts harus mampu menerima datagram
sampai dengan 576 oktet (walau mereka tiba semuanya ataupun dalam
keadaan terpecah) . Pengiriman datagram ke hosts dengan ukuran lebih dari
576 oktet sebaiknya hanya dilakukan apabila hosts tujuan siap untuk
menerima datagram dalam ukuran yang lebih besar. Ukuran 576 oktet
dipilih karena dianggap merupakan ukuran blok data yang masuk akal untuk
dikirim apabila dibutuhkan tambahan header information.
5.
Identification: Dimulai dari oktet 32 s.d. 47 (16 bit). Isi dari field ini berupa
indentifikasi dimana angka dari field ini diisi oleh pengirim untuk membantu
perakitan datagram yang terpecah.
6.
Flags: Field ini berukuran 3 bits, dimulai dari 48 s.d. 50. Masing- masing
dari tiga bit pada field ini digunakan sebagai kode yang detilnya dijelaskan
pada Gambar 2.5.
19
Gambar 2.5 IP header, field Flags
Masing- masing isi dari bit tersebut harus berupa angka 0 atau 1. Bit 0
tidak dipakai dan dicadangkan untuk keperluan yang akan datang, isinya
harus bernilai nol. Bit kesatu menandakan apakah data boleh dipecah atau
tidak. Apabila bit kesatu berisi 0 menandakan data boleh dipecah (May
Fragment), dan apabila berisi sebaliknya, berarti data jangan dipecah (Don’t
Fragment). Bit kedua menandakan status fragmen. Apabila berisi 0 berarti
fragmen ini adalah fragmen terakhir, tetapi apabila berisi sebaliknya berarti
menandakan masih ada fragmen lain.
7.
Fragment Offset : Dengan berukuran 13 bits (diawali dari oktet 51 s.d. 63),
field ini menyatakan posisi pecahan data (fragmen) ini dalam datagram.
Fragment offset diukur dalam satuan unit 8 bilangan oktet (64 bits).
Fragmen pertama selalu ber-offset nol.
8.
Time to Live: Diawali dari oktet 64 s.d. 71 (berukuran 8 bits), Field ini
menyatakan waktu maksimum datagram diperbolehkan beredar dalam
sistem jaringan. Jika field ini berisi nol maka datagram harus dibuang. Isi
dari field ini diubah setiap kali dalam memproses header. Satuan dari field
ini adalah detik, tetapi semenjak setiap modul yang memproses datagram
harus mengurangi TTL dengan minimal satu walaupun pemrosesan
20
datagram berlangsung kurang dari satu detik, TTL harus dipandang sebagai
batas atas dari waktu dimana datagram tersebut diperbolehkan beredar
dalam jaringa n. Maksud dari hal ini adalah untuk membuat datagram yang
tidak dapat terkirim disingkirkan dari jaringan, dan untuk mengacu kepada
waktu hidup maksimal dari datagram.
9.
Protocol: Berjumlah 8 bits, dimulai dari oktet 72 s.d. 79. Isi dari field ini
menyatakan protocol apa yang akan digunakan pada level selanjutnya. Field
protocol ini berukuran 8 bit yang digunakan untuk menentukan protokol
yang digunakan oleh client yang menyediakan payload (data) untuk paket ini
dan digunakan untuk memecah- mecah paket ini untuk menghasilkan
informasi.
10. Header Checksum: Field ini hanya merupakan checksum field saja. Dengan
berukuran 16 bit, dimulai dari oktet 80 s.d. 95, field ini digunakan karena
beberapa field header isinya selalu berubah (misalnya time to live). Apabila
isi field berikut berubah, isi field ini di hitung ulang dan di verifikasi pada
setiap point dimana internet header diproses. Algoritma checksum -nya
adalah sebagai berikut: Field checksum ini komplemen 1 dari jumlah
komplemen 1 dari semua field dalam header yang berukuran 16 bit. Untuk
menghitung checksum, maka nilai field checksum nol. Cara ini merupakan
cara termudah untuk menghitung checksum, dan hasil percobaan awal
menunjukkan bahwa cara ini layak, tapi cara ini hanyalah sementara dan
dapat diganti dengan prosedur CRC, tergantung dari kebutuhan selanjutnya.
21
11. Source Address: Berukuran 32 bits (dari oktet 96 s.d. 127). Field ini berisi
alamat IP pengirim. Alamat ini digunakan oleh intermediate routers untuk
memilih jalur yang tepat / terbaik untuk mengirimkan datagram tersebut.
12. Destination Address:
Dengan ukuran yang sama seperti source address
(dari oktet 128 s.d. 159), field ini berisi alamat IP tujuan. Alamat ini
digunakan oleh intermediate routers untuk memilih jalur yang tepat / terbaik
untuk mengirimkan datagram tersebut.
13. Options: Field ini merupakan field yang unik karena ukurannya bervariasi.
Dalam sebuah datagram, field ini mungkin ada atau juga tidak ada. Field
option harus diimplementasi oleh semua modul IP (host dan gateway). Yang
bukan menjadi suatu keharusan adalah keberadaan option pada transmisi
pada sebuah datagram, bukan implementasi mereka. Pada beberapa kasus,
security option mungkin dibutuhkan ada pada semua datagrams. Panjang
dari field inipun bervariasi. Mungkin saja nol (tidak ada sama sekali) atau
lebih.
14. Padding: Field ini juga memiliki ukuran yang tidak pasti. Digunakan untuk
meyakinkan bahwa jumlah internet header berakhir pada batas 32 bit. Jika
kurang dari 32 bit, maka padding ini akan diisi dengan angka nol sampai
ukuran 32 bit terpenuhi.
2.4.2 Struktur Header TCP
Semua paket TCP memiliki struktur yang sama – dimulai dari Source port,
diikuti oleh beberapa variabel field yang bervariasi ukurannya (Bacalla, 1995). Isi dari
22
struktur tersebut adalah field-field berikut: Source Port, Destination Port, Sequnece
Number, Ack number, Data Offset, Reserved, Control, Window, Checksum, Urgent
Pointer, TCP Options, dan Padding seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.6
0
4
10
16
Source Port
31
Destination Port
Sequence Number
Acknowledgement Number
Dta Ofs
Reserved
Control
Checksum
Window
Urgent Pointer
TCP Options
Padding
Gambar 2.6 Struktur header TCP
Penjelasan lebih detil mengenai masing- masing field :
1.
Source Port dan Destination Port masing- masing berukuran 16 bit (oktet 0
s.d. 15 dan oktet 16 s.d. 31), isi dari field ini merupakan nomor port sumber
dan tujuan dari paket TCP.
2.
Sequence Number: Berukuran 32 bits, dimulai dari oktet 32 s.d. 63, Berisi
nomor urut byte stream dalam data applikasi yang dikirim. Setiap kali data
ini sukses dikirim, pihak penerima data mengisi field acknowledgement
number dengan sequence number berikutnya yang diharapkan penerima.
3.
Acknowledgment Number: Juga menempati 32 bits, diawali dari oktet 64
s.d. 95. Bila bit kontrol ACK di set maka field ini berisi nomor urut
selanjutnya yang diharapkan diterima oleh oleh pihak pengirim. Sekali
koneksi terbentuk, ACK ini selalu dikirimkan.
23
4.
Data Offset : Berukuran 4 bits (oktet 96 s.d. 99). Isi field ini menyatakan
jumlah potongan sebesar 32 bit dalam header TCP. Field ini menunjukan
permulaan data. Header TCP (bahkan yang mengandung field option)
merupakan kumpulan fragmen yang masing- masing sebesar 32 bit.
5.
Reserved: Field ini dicadangkan untuk kebutuhan masa datang, harus berisi
nol. Ukuran dari field ini adalah 6 bits.
6.
Control Bits: Berukuran 6 bits (dari oktet 106 ke 111), Pada setiap bit
mengandung satu control sebagai ber ikut :
URG: Urgent Pointer field significant
ACK: Acknowledgment field significant
PSH: Push Function
RST: Reset the connection
SYN: Synchronize sequence numbers
FIN: No more data from sender
7.
Window: Berukuran 16 bits dari oktet 112 s.d. 127. Window ini berisi
jumlah oktet data, dimulai dengan ACK yang telah disetujui oleh pengirim
segmen ini.
8.
Checksum: Field ini dimulai dari oktet 128 s.d. 143 (berukuran 16 bits).
Field sebesar 16 bit ini adalah komplemen 1 dari jumlah komplemen 1 dari
semua fragmen 16 bit dari header dan teks. Bila sebuah segmen yang berisi
oktet header dan teks dengan jumlah ganjil di-checksum, oktet terakhir
ditambahkan 0 untuk membentuk bilangan bulat positif 16 bit untuk
keperluan checksum. Bilangan 0 ya ng ditambahkan tidak dikirimkan sebagai
24
bagian dari segmen. Selama menghitung checksum, field checksum itu
sendiri diisi dengan 0. Proses checksum ini juga menghitung 96 bit pseudoheader yang secara konseptual ditambahkan sebelum header TCP. Pseudoheader ini berisikan alamat pengirim, alamat tujuan, protokol yang
digunakan, dan besar paket TCP. Hal ini dilakukan untuk melindungi TCP
dari segmen yang tidak sampai pada tujuan. Informasi ini dibawa oleh IP dan
dikirim melalui jaringan sebagai hasil pemanggilan oleh TCP kepada IP.
Panjang dari TCP adalah jumlah panjang dari header TCP ditambah dengan
panjang data dalam oktet (bukan kuantitas yang dikirim secara eksplisit,
melainkan hasil perhitungan), dan tidak termasuk pseudo -header sebesar 12
oktet.
9.
Urgent Pointer: Field ini berukuran 16 bits, dimulai pada oktet 144 s.d.
159. Field Urgent Pointer ini menyatakan ofset positif dari nomor urut
dalam segmen ini. Urgent Pointer menunjuk nomor urut dari oktet yang
diikuti data yang penting (urgent data). Field ini hanya diproses apabila bit
kontrol URG diset.
10. TCP Options: Ukuran dari field ini tidak tetap, dapat menempati akhir dari
header TCP dan memiliki panjang kelipatan dari 8 bit. Semua option
diikutsertakan dalam checksum. Sebuah option dapat bermulai di setiap batas
oktet. TCP Options dapat memakan tempat pada akhir TCP header dan
ukurannya adalah kelipatan 8 bit. Semua pilihan pada field TCP Options
sudah termasuk dalam checksum. Isi pada field ini dapat dimulai pada oktet
berapapun dalam batas alamat oktetnya.
25
11. Padding: Field ini juga tidak memiliki ukuran yang pasti dan digunakan
untuk meyakinkan bahwa jumlah TCP header berakhir pada batas 32 bit.
Jika kurang dari 32 bit, maka padding ini akan diisi dengan angka nol
sampai ukuran 32 bit terpenuhi.
2.4.3 Struktur Header UDP
Menurut Purbo (1998, p56), UDP merupakan paket yang sederhana yang bersifat
unreliable. Karena sifatnya itu paket ini tidak memiliki field Acknowledgement. Pada
Gambar 2.7 ditunjukkan format dari datagram UDP (Purbo, 1998, p56).
Source Port
Destination Port
Datagram Length
Checksum
Application Data
Gambar 2.7 Struktur header UDP
Penjelasan lebih detil mengenai masing- masing field :
1.
Source Port dan Destination Port masing- masing berukuran 16 bit (oktet 0
s.d. 15 dan oktet 16 s.d. 31), isi dari field ini merupakan nomor port sumber
dan tujuan dari paket UDP.
2.
Datagram Length : Berukuran 16 bit, dari oktet 32 s.d. 47. Field ini
menyatakan panjang datagram paket UDP.
3.
Checksum: Berukuran 16 bit dimulai dari oktet 48 s.d. 63. Field sebesar 16
bit ini adalah komplemen 1 dari jumlah komplemen 1 dari semua fragmen
16 bit dari header dan teks. Bila sebuah segmen yang berisi oktet header dan
teks dengan jumlah ganjil di- checksum, oktet terakhir ditambahkan 0 untuk
membentuk bilangan bulat positif 16 bit untuk keperluan checksum.
26
Bilangan 0 yang ditambahkan tidak dikirimkan sebagai bagian dari segmen.
Selama menghitung checksum, field checksum itu sendiri diisi dengan 0.
Proses checksum ini juga menghitung 96 bit pseudo-header yang secara
konseptual ditambahkan sebelum header UDP. Pseudo-header ini berisikan
alamat pengirim, alamat tujuan, protokol yang digunakan, dan besar paket
UDP. Hal ini dilakukan untuk melindungi UDP dari segmen yang tidak
sampai pada tujuan. Informasi ini dibawa oleh IP dan dikirim melalui
jaringan sebagai hasil pemanggilan oleh UDP kepada IP.
2.5
Internet
2.5.1 Sejarah Internet
Teknologi Internet pertama sekali dikembangkan pada pertengahan tahun 1970
oleh Defense Advance Research Projects Agency (DARPA). Pada saat itu DARPA
adalah organisasi yang menemukan dan meneliti jaringan paket switching yang
kemudian dikenal dengan nama ARPANET,
Pada tahun 1979 banyak sekali peneliti yang terlibat dengan proyek protokol
TCP/IP yang merupakan salah satu dari penelitian DARPA. Protokol inilah yang
menjadi protokol utama pada jaringan Internet. Pada tahun 1980 protokol TCP/IP yang
baru mulai digunakan oleh ARPANET dengan cepat berubah menjadi backbone dari
jaringan yang baru dan digunakan oleh banyak sekali peneliti pada waktu itu. Pada tahun
1983 protokol TCP/IP resmi harus digunakan untuk setiap komputer yang terkoneksi
pada ARPANET.
27
Banyak universitas-universitas di Amerika mencoba mengadopsi protokol
TCP/IP yang dikembangkan di DARPA untuk digunakan dalam penelitian mereka. Pada
saat itu sistem operasi yang paling banyak digunakan adalah UNIX Karena itu protokol
TCP/IP kemudian dicoba untuk dikembangkan pada sistem operasi UNIX.
Pada saat yang sama University of Wisconsin menemukan konsep Domain Name
System (DNS) sehingga untuk mengakses komputer dalam ARPANET cukup
menggunakan nama komputer.
Salah satu universitas yang berhasil mengembangkan protokol TCP/IP adalah
University of California, yang memiliki bagian khusus pengembangan aplikasi yang
disebut Berkeley Software Distribution. Berkeley Software Distribution berhasil
membuat paket protokol TCP/IP yang lebih baik dibandingkan dengan protokol TCP/IP
hasil penelitian DARPA. Kemudian Berkeley Software juga menemukan socket sebagai
program aplikasi yang digunakan untuk mengakses protokol komunikasi. Aplikasi
socket ini yang kemudian paling banyak digunakan dalam mengakses protokol TCP/IP.
Pada tahun 1985 dimulai proyek besar untuk menggabungkan 6 pusat super
komputer di Ame rika Serikat dengan ARPANET yang disebut dengan NSFNET
(National Science Foundation Network ). Semua bagian dari NSFNET ini menggunakan
protokol TCP/IP dalam komunikasinya. Pada saat ini mulai dikembangkan jaringan TI
dengan bandwidth sebesar 1,544 Mbps.
Dengan kecepatan jaringan yang tinggi, NSFNET kemudian berkembang
menjadi semakin besar dan jaringan inilah yang dikenal dengan nama Internet. Pada
tahun 1992 World Wide Web (WWW) mulai dikenalkan kepada umum. WWW
28
kemudian menjadi salah satu service yang memacu dengan perkembangan Internet.
(Purbo, 1998, pp8-9)
2.5.2 Fasilitas di Internet
Beberapa contoh fasilitas yang disediakan pada jaringan Internet adalah :
1. WWW (World Wide Web), halaman web yang dapat menampilkan informasi
gambar, tulisan, suara, video dan lain- lain
2. FTP (File Transfer Protocol), aplikasi yang digunakan untuk transfer file dari
satu komputer ke komputer lainnya
3. IRC (Internet Relay Chatting), aplikasi yang digunakan untuk saling
berkomunikasi dengan modus teks.
4. E-mail (Electronic Mail), aplikasi yang digunakan untuk mengirimkan surat
atau pesan secara elektronik
5. USENET (Newsgroup), aplikasi yang digunakan untuk membaca dan
mengirimkan surat-surat yang dapat dibaca oleh umum (public).
2.6
HTML
Berdasarkan pendapat December dan Ginsburg (1996, p10), HTML singkatan
dari HyperText Markup Language. Hypertext menunjuk pada sesuatu yang bersifat
konektivitas dalam teks, artinya hubungan ke bagian lain dari teks ke dokumen lain.
Hubungan ini dilakukan dengan men-click topik yang ada. Markup menyatakan bahwa
dokumen HTML terdiri dari kode pemformatan (tag) yang menunjukkan bagaimana
dokumen harus ditampilkan. Dokumen HTML adalah dokumen yang terdiri dari teks
29
biasa, dan gambar yang merupakan kaitan dimana ditampilkan oleh browser. HTML
adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat halaman web yang
merupakan standard interface ke Internet meliputi animasi grafik, suara, video, program
interaktif, dan lain- lain. HTML menjabarkan sebuah tampilan halaman dengan cara
markup tag untuk memperlihatkan posisi yang berhubungan pada halaman tersebut.
Dua komponen penting untuk dapat menjalankan HTML adalah web server dan
aplikasi browser.
Web server adalah program yang dapat mengerti dan berbicara dengan HTTP
(HyperText Transfer Protocol). Mereka digunakan untuk menjawab permintaan HTTP
dan bereaksi dengan jawaban HTTP. Sebuah web server yang sederhana digunakan
untuk melaksanakan operasi HTTP dan mengembalikan header yang benar. Server yang
lebih rumit mempunyai banyak fasilitas yang memudahkan pengaturan dokumen
HTML. Beberapa fasilitas memungkinkan server untuk parse file atau menjalankan
program eksternal, otentikasi, meningkatkan fasilitas logging, atau access control untuk
membatasi alamat IP.
Aplikasi browser digunakan untuk menampilkan halaman web yang berupa file
HTML. Untuk membuka suatu halaman HTML dari browser perlu diketahui alamat
URL (Uniform Resource Locator) dan halaman web yang hendak dibuka
2.7
Sistem Operasi Linux
Sistem operasi Linux dikembangkan pertama kali oleh Linus Torvalds
mahasiswa sebuah Universitas Helsinki di Finlandia. (Anonymous, 2001c)
Linux
dulunya adalah proyek hobi yang dikembangkan dari Minix, yaitu sistem operasi UNIX
30
versi kecil. Linux versi 0.01 dikerjakan sekitar bulan Agustus 1991, kemudian pada
tanggal 5 Oktober 1991, Linus Torvalds mengumumkan versi resmi Linux yaitu 0.02.
Saat ini, Linux adalah sistem distribusi bebas dari UNIX yang sangat lengkap dan bisa
digunakan untuk networking, pengembangan software, dan bahkan untuk pekerjaan
sehari- hari.
Linux memiliki kelebihan diantaranya:
1.
Linux merupakan sistem multitasking yang mengijinkan banyak user
menjalankan program-program pada sistem yang sama secara bersamaan.
Linux juga adalah sistem operasi 32 bit yang memanfaatkan ciri mode
proteksi khusus dari Intel 80386 dan prosesor sesudahnya untuk bekerja
sama.
2.
Linux memiliki sistem. X-Window yang merupakan standard de facto sistem
grafik industri untuk mesin UNIX sehingga user dapat mengoperasikan
Linux berdasarkan modus grafik.
3.
Linux mendukung protokol TCP/IP yang menghub ungkan milyaran
komputer dalam jaringan dunia, yakni Internet. Untuk bisa mengakses ke
Internet atau LAN di sistem Linux diperlukan hubungan Ethernet atau bisa
juga menggunakan SLIP dan PPP lewat saluran telepon dengan
menggunakan modem.
4.
Linux dapat menggunakan sebagian dari hard disk sebagai virtual memory,
dengan mengembangkan total jumlah dari RAM yang tersedia. Linux juga
mengimplementasikan shared libraries, yang membolehkan program-
31
program yang menggunakan standard subroutines untuk menemukan kode
untuk subroutines ini di libraries saat runtime.
5.
Linux dapat berkembang berkat banyak sumbangan dari penggemar Linux,
hacker, dan para programmer. Hacker adalah orang-orang yang masuk ke
sistem komputer secara illegal untuk menunjukkan celah keamanan atau
untuk memahami cara kerja sistem tersebut. (Anonymous, 2001g).
6.
Linux mendukung hampir semua fungsi- fungsi yang ada di UNIX.
7.
Linux didukung oleh GNU diantaranya GNU C dan kompiler C++, gawk,
Grof, dan lain- lain yang terdapat dalam paket Linux. Banyak dari sistem
penting yang digunakan oleh Linux merupakan software GNU.
8.
Linux kompatibel dengan standard IEEE POSIX 1. Linux dikembangkan
dengan software yang portable yang mendukung banyak ciri-ciri dari
standard UNIX.
9.
Linux mendukung virtual memori. Linux menggunakan semua sistem
memori tanpa batas memori/segmentasi melewati penggunaan dari virtual
memory manager
10. Linux didistribusikan secara gratis di intemet.
Perkembangan Linux terkait erat dengan Internet. Pertama kali kernel Linux di
posting oleh Linus Torvalds di newsgroup comp.os.minix dan kemudian oleh
programmer-programmer di Internet bersama mengembangkan sistem operasi ini
berdasarkan General Public License yang berarti dalam distribusi Linux itu tidak
dikenakan biaya dan source code dari Linux dibagikan secara gratis. Hal ini yang
membuat Linux berkembang dengan sangat cepat.
32
2.8
PHP
PHP (PHP Hypertext Preprocessor) adalah bahasa pemrograman server side
pada, web yang diperkenalkan Rasmus Lerdorf pada musim gugur 1994 (Castagnetto,
1999, pp8-9 ). Dikembangkan pertama kali untuk mengawasi jumlah pengunjung yang
datang ke sitenya. Versi pertama yang digunakan oleh umum diperkenalkan pada tahun
1995 dan dikenal dengan nama Personal Home Page Tools. Versi pertama ini
merupakan versi yang masih sangat sederhana.
Pada pertengahan tahun 1995 dikembangkanlah PHP/FI versi 2. FI merupakan
singkatan dari Form Interpreter yang merupakan paket tambahan pada PHP khusus
untuk menangani proses form di HTML (Castagnetto, 1999, p9). Ketika PHP/FI
dikembangkan sudah banyak orang yang ikut menyumbangkan kode, sehingga proyek
ini berubah menjadi tim kerja. Di akhir tahun 1996 PHP/FI sedikitnya telah digunakan
oleh 15.000 web site di dunia, kemudian di pertengahan tahun 1995 angka ini meningkat
menjadi lebih dari 50.000 web site di dunia. Dan pada saat ini PHP banyak digunakan
pada sistem operasi Linux.
2.9
Apache
Apache adalah web server yang didistribusikan secara gratis dibawah NCSA
HTTPD. Pusat pengembangan dari web server Apache dibentuk oleh sekitar 20
programmer yang dinamakan grup Apache. Versi 1.3 digunakan oleh sistem operasi
UNIX seperti Linux, Solaris, DEC - Ultrix dan AIX. Meskipun banyak web server yang
ada, Apache tetap merupakan web server yang banyak digunakan pada perusahaan dan
33
universitas dimana umumnya sistem UNIX berada. Apache didesain untuk kecepatan,
reliabilitas dan memperbaiki masalah keamanan di NCSA HTTPD (Anonymous, 2001d)
2.10
ANSI C
Menurut Khan (2001), bahasa C dibuat di Bell Laboratories sebagai system
programming language untuk mengimplementasikan sistem operasi baru pada DEP
PDP-11 minicomputer. Proyek ini dimulai pada tahun 1972 dan spesifikasi bahasa C
dipublikasikan setelah enam tahun kemudian (Kernighan and Ritchie, 1978) [C is a
compact terse programming language that includes data types, data separations, the
ability to manipulate addresses, and uncomplicated but complete set of flow control
constructions.]
Pada tahun 1983, the American National Standards Institute (ANSI) membuat
suatu komite untuk menjadikan C sebagai bahasa pemrograman standar. ANSI C
rampung pada tahun 1988 dan diharapkan disetujui pada bulan Maret 1989. Fasilitas
tambahan yang utama pada standar ANSI ini adalah fungsi prototyping, lebih
mendukung banyak library untuk mempresentasikan date dan time, mata uang, dan
sebagainya, juga kemampuan lain seperti pre-processing directives dan mampu untuk
membuat dan mengatur banyak karakter yang terlalu banyak untuk ditampung dalam
satu byte.
Pada saat standar ini dikerjakan secara paralel, spesifikasi bahasa aslinya sudah
berubah dan dipublikasi ulang (Kernighan and Ritchie, 1988). Beberapa vendor dari
beberapa jenis C compilers untuk mikrokomputer sudah telanjur “membawa” ANSI C
compilers ke pasar. Setelah itu, sampai saat ini, C sudah sangat dekat diasosiasikan
34
dengan sistem operasi UNIX, dimana system programming C ini menjadi umum, dan
memiliki tantangan untuk menulis kode “portable” yang dapat dengan mudah ditransfer
ke banyak jenis komputer.
2.11
MySQL
MySQL
adalah
Structured
Query
Language
database
server.
Bahasa
pemrograman SQL di aplikasi MySQL menggunakan tata bahasa (syntax ) SQL standar.
MySQL digunakan karena memiliki kecepatan yang baik, reliabilitas dan kemudahan.
MySQL mengimplementasikan konsep client-server yang terdiri dari daemon
mysqld dan beragam jenis aplikasi client dan library (Anonymous, 2001e).
MySQL adalah sumber perangkat lunak yang terbuka (open source software).
Open source software dapat diartikan bahwa ada kemungkinan untuk pemakai
menambah dan memodifikasi program tanpa ada kewajiban untuk membayar royalti.
2.12
Cisco Port Monitoring / SPAN (SwitchPort Analyzer)
Switch dan hub memiliki perbedaan dalam metode pengiriman paket data. Pada
hub apabila ada satu port mengirimkan paket data ke port lainnya, maka semua port
dalam hub tersebut akan mendengar (listen) paket data tersebut, sehingga dalam hub
pengiriman paket data bersifat broadcast. Berbeda halnya dengan switch. Pada switch
apabila ada satu port mengirimkan data ke port lainnya, maka paket data hanya akan
didengar (listen) oleh port itu saja. Oleh karena itu pada switch pengiriman data bersifat
point-to-point.
35
Cisco memiliki fasilitas untuk menduplikat (mirror) paket data yang lewat pada
port tertentu ke port yang telah ditentukan. Pada Cisco seri 1900 fasilitas ini dinamakan
Port Monitoring sedangkan pada Cisco Switch seri 5000, 4000, 2948G, 2926G dan 2926
fasilitas ini diistilahkan sebagai SPAN (Switched Port Analyzer ). (Cisco System, 1999,
p31-1)
SPAN memilih lalu lintas jaringan untuk dianalisis oleh Network Analysis
Module Catalyst seri 5000 (sebuah device SwitchProbe atau RMON probe lainnya)
SPAN menduplikat lalu lintas jaringan dari satu atau lebih source port (Ethernet,
FastEthernet, TokenRing, atau Fiber Distributed Data Interface (FDDI)) pada Virtual
LAN (VLAN) yang sama ke destination port untuk dianalisa.
Gambar 2.8 Contoh konfigurasi SPAN
Pada Gambar 2.8 diatas, semua lalu lintas pada Ethernet port 5 (source port)
diduplikat ke Ethernet port 10. Sebuah network analyzer pada Ethernet port 10
menerima semua lalu lintas jaringan dari Ethernet port 5 tanpa secara fisik terhubung ke
jaringan tersebut.
Untuk mengkonfigurasi port SPAN pada Cisco Switch, ketikkan perintah ini
(diasumsikan user sudah logon / telnet ke switch ):
36
Langkah
Perintah
1. Masuk ke mode konfigurasi
Enable
2. Masukkan password secret
**********
3. Konfigurasi SPAN port asal set span {scr_mod/scr_ports | scr_vlan}
dan tujuan
dest_mod/dest_port [inpkts {enable | disable}]
[rx|tx|both]
4. Melihat status SPAN
show span
Perlu diperhatikan bahwa apabila port tujuan SPAN dihubungkan ke device lain
dan penerimaan paket yang masuk diaktifkan (menggunakan keyword inpkts enable),
port tujuan SPAN menerima lalu lintas data untuk semua VLAN dimana port tujuan
berada. Tetapi walaupun demikian, port tujuan SPAN tidak dapat berpartisipasi pada
spanning-tree untuk VLAN tersebut. (Cisco, 1999, p31-3)
Berikut adalah contoh yang memperlihatkan bagaimana cara mengkonfigurasi
SPAN sehingga pengiriman dan penerimaan lalu lintas data dari port 1/1 (SPAN source)
diduplikat ke port 2/1 (SPAN destination):
Console> (enable) set span 1/1 2/1
Enabled monitoring of Port 1/1 transmit/receive traffic by Port 2/1
Console> (enable) show span
Status
: enabled
Admin Source
: Port 1/1
Oper Source
: Port 1/1
Destination
: Port 2/1
Direction
: transmit/receive
Incoming Packets: disabled
Console> (enable)
Untuk menonaktifkan SPAN, ketikkan perintah ini pada mode konfigurasi:
set span disable
37
Berikut contoh untuk menonaktifkan SPAN pada switch :
Console> (enable) set span disable
Disabled monitoring of Port 1/1 transmit/receive traffic by Port 2/1
2.13
Sniffer
2.13.1 Definisi
Sniffer yang dikenal dengan istilah Network Traffic Analyzer/penganalisa lalu
lintas jaringan adalah sejenis alat atau program yang dirancang untuk mengintai paket
data. Program ini sering digunakan oleh sistem administrator untuk menganalisis isi
suatu paket data dalam pengiriman dan penerimaan (lalu lintas) data. Apabila ternyata
terjadi masalah seperti degradasi atau kemacetan dalam pengiriman data, informasi yang
dihasilkan dari sniffer akan digunakan untuk menentukan penyebab terjadinya masalah.
(Anonymous, 2001a)
2.13.2 Konsep
Kebanyakan proprietary sniffer (enhanced commercial) terdiri dari gabungan
antara alat dan teknologi. Kemampuan sniffer dalam menganalisis paket data bisa
bermacam- macam, tetapi protokol yang sering digunakan adalah standard Ethernet
seperti TCP/IP, IPX dan DECNet. Sebagai dasar untuk memahami konsep sniffer ini,
kita perlu mengetahui tentang dasar pengiriman data dalam sistem jaringan.
Umumnya dalam pengiriman paket data, semua komputer yang terdapat di dalam
satu jaringan akan turut menerima atau mendengar paket data dari komputer sumber,
tetapi hanya satu komputer, yaitu komp uter tujuan yang akan merespon paket data
tersebut. Komputer-komputer lain akan mengabaikan paket data tersebut kecuali
komputer yang dilengkapi dengan alat atau program untuk merekam (capture) data yang
38
dikirim tadi. Komputer ini dikatakan berada dalam promiscuous mode (mode yang
kacau balau dan apa adanya) atau dengan kata lainnya program ini adalah sniffer.
Selain dari itu, ada juga program sniffer yang dibuat dalam bentuk trojan dan
berasal dari luar sistem jaringan. Trojan yang istilah lengkapnya adalah Trojan Horse
adalah sebuah program yang menetap (malicious ) dan berbahaya yang didalamnya berisi
kode program yang berbahaya dimana kode program itu dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat mengambil alih kendali dan biasanya merusak seperti menghancurkan
File Allocation Table (FAT) pada harddisk (Anonymous, 2001f). Ini berarti program ini
dikirimkan kepada komputer sasaran melalui e-mail atau sekadar melekatkan dirinya
pada communication port komputer yang sudah diincar. Program ini kemudian akan
merekam traffic data yang dibuat oleh komputer yang diincar mengikuti aturan yang
telah diprogramkan oleh pengirim trojan tersebut dan menghantarnya kembali
kepadanya untuk dieksploitasi / manipulasi.
2.14
Skema Bintang
Sebuah skema bintang terdiri dari dua jenis tabel, yaitu tabel fakta dan table
dimensi. Tabel fakta terdiri dari data kuantitatif atau data fakta mengenai bisnis,
informasi yang akan di- query. Informasi sering berupa pengukuran numeric dan terdiri
dari banyak kolom dan jutaan baris. Tabel dimensi lebih kecil dan menunjang data
deskriptif yang mencerminkan dimensi dari bisnis. Query SQL kemudian digunakan
untuk pendefinisian awal dan digunakan sebagai jalur penghubung antara tabel fakta dan
tabel dimensi, dengan batasan pada data untuk mengembalikan info rmasi yang dipilih.
39
2.15
State Transition Diagram (STD)
2.15.1 Pengertian STD
Menurut Hoffer (1996, p364) STD adalah sebuah diagram yang menggambarkan
bagaimana proses saling berhubungan dalam suatu waktu. STD menggambarkan state
yang dimiliki komponen sistem dan kejadian yang menyebabkan perubahan ke state
lainnya.
2.15.2 Pembuatan STD
Ada dua cara pembuatan STD, yaitu :
1.
Perhatikan semua state yang mungkin muncul dan perhatikan semua hubungan
yang mungkin diantara mereka.
2.
Mulai dari state awal, perhatikan state apa yang dapat diteruskan darinya, kemudian
dilanjutkan sampai semua jaringan tergambarkan.
Dalam pembuatan STD terdapat beberapa aturan, yaitu :
1.
Identifikasi semua state yang mungkin atau state initial.
2.
Gambarkan kotak untuk mewakili setiap state.
3.
Hubungan state dengan panah untuk memperlihatkan transisi.
4.
Setiap state harus menuju ke state lainnya.
5.
Namakan panah transisi dengan nama kejadian.
6.
Buatlah aksi yang ada pada setiap kotak.
7.
Pikirkan kemungkinan reaksi sistem akan kejadian tak terduga.
8.
Pelajari diagram untuk melihat apakah perlu untuk diuraikan.
40
9.
Lakukan pembahasan untuk kecepatan dan konsisten
a. Apakah semua state telah tergambarkan.
b. Apakah semua state dapat dituju.
c. Apakah semua state dapat menuju ke state lain (kecuali final state).
d. Apakah sistem berjalan normal pada semua kejadian.
BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1
Sejarah dan Struktur Organisasi Universitas Bina Nusantara
3.1.1 Sejarah Bina Nusantara
Menurut katalog mahasiswa (1997, pp5-8), sejarah Bina Nusantara bermula pada
tahun 1974, ketika penggunaan komputer di Indonesia masih dini, di mana pengolahan
data dan aplikasi komputer yang dikenal luas. masih harus menunggu beberapa tahun
lagi, YAYASAN BINA NUSANTARA telah membuka kursus komputer yang bernama
Modern Computer Course (MCC) dengan menyelenggarakan program pendidikan 3, 6,
dan 12 bulan.
Perkembangan komputer dan pendayagunaan yang begitu cepat mengakibatkan
pemupukan kemampuan dalam bidang ini tidak dapat ditunda lagi. Sebagai perintis,
Yayasan Bina Nusantara berperan aktif dalam mewarnai sejarah dan perkembangan
komputerisasi di Indonesia, dengan menyiapkan tenaga-tenaga terampil dalam bidang
komputer.
Berdasarkan dari pengalaman tersebut, pada tanggal 1 Juli 1981 Yayasan Bina
Nusantara membuka / menyelenggarakan pendidikan komputer tingkat Akademi dengan
nama Akademi Teknik Komputer (ATK). Kehadiran Akademi ini ternyata mendapat
sambutan hangat dari kalangan masyarakat dan pemerintah, sehingga keahlian para
mahasiswa dan para alumninya langsung dimanfaatkan oleh kalangan perusahaan
maupun pendidikan komputer.
41
42
Berkat bimbingan dan penilaian Mendikbud cq. Kopertis Wilayah III serta, usaha
besar yang ditunjukkan oleh seluruh Civitas Akademika, terutama dalam meningkatkan
mutu proses belajar mengajar, maka pada tanggal 13 Juli 1984 Akademi Teknik
Komputer mendapat status Terdaftar dengan surat keputusan Mendikbud No. 03 08 10
11984.
Bersamaan dengan surat tersebut Mendikbud memberikan nama baru, yaitu
Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Jakarta. Dengan munculnya beberapa
yayasan yang menyelenggarakan pendidikan komputer tingkat akademi maka pada
tahun 1985 Kopertis Wilayah III menganjurkan pemakaian nama "AMlK BINA
NUSANTARA” mengingat akademi ini dibina oleh Yayasan Bina Nusantara.
Tanggal 1 Juli 1985 Akademi ini mulai mengelola program studi kedua yaitu
program studi Akuntansi Komputer dan Informatika (AKI), sebagai tambahan dari
program studi sebelumnya.
Tanggal 15 Maret 1986 Akademi ini dinilai sebagai Akademi Komputer Terbaik
Pertama atas penyelenggaraan kegiatan akademik dan administratif sehingga mendapat
penghargaan dari Kantor Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (KOPERTIS) Wilayah
III Jakarta.
Pada tanggal 1 Juli 1986 Yayasan Bina Nusantara mulai merintis pendidikan
program S1 dengan nama "Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Bina
Nusantara" (STMIK BINA NUSANTARA) dengan jurusan Manajemen Informatika,
yang merupakan lanjutan dari Program DIII dengan beberapa penyesuaian. Pada tanggal
1 Juli 1987, STMIK Bina Nusantara membuka, jurusan baru yaitu Jurusan Teknik
Komputer yang menyelengga rakan program pendidikan pada orientasi peralatan
43
komputer (Hardware) dengan jenjang pendidikan S1. Pada bulan November 1987 status
terdaftar diterima untuk semua jurusan baru dan disusul dengan peleburan AMIK ke
dalam STMIK.
Pada bulan Januari 1988 STMIK Bina Nusantara memperoleh status Diakui bagi
jenjang
DIII untuk jurusan Manajemen Informatika dan Teknik Informatika, yang
kemudian meningkat menjadi status Disamakan pada tanggal 9 Agustus 1990 dengan
surat Keputusan Mendikbud No. 0523 10 11990. Sejak tahun 1992 semua
jurusan/program studi mempunyai status “Disamakan”.
Sejak tahun 1993 STMIK Bina Nusantara diijinkan untuk mengelola pendidikan
Pascasarjana, yaitu program studi Magister Manajemen Sistem Informasi.
Pada tahun 1995 Yayasan Bina Nusantara membulatkan tekad untuk
meningkatkan pengabdiannya pada Nusa dan Bangsa dengan menyelenggarakan
pendidikan yang lebih luas namun tetap bertumpu pada "Core Competence" dalam
teknologi dan sistem informasi, dan setelah melalui perjuangan yang cukup panjang
akhirnya dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa pada tanggal 8 Agustus 1996,
Universitas Bina Nusantara diakui keberadaannya oleh pemerintah. Pada tanggal 17
November 1997, semua jurusan dan jenjang studi S1, di STMIK Bina Nusantara
memperoleh akreditasi berdasarka n SK Mendikbud No. 78/D/O/1997. Pada tanggal 21
Desember 1998 semua jurusan dan program studi di lingkungan S1 Bina Nusantara
diintegrasikan ke dalam Universitas Bina Nusantara berdasarkan S.K. Mendikbud No.
174/D/O/1998, sehingga keseluruhan fakultas/prograrn studi di Universitas Bina
Nusantara menurut katalog Website Binus Online (2000), terlihat seperti pada Tabel 3.1
berikut:
44
Tabel 3. 1 Fakultas dan Program Studi di Universitas Bina Nusantara
No.
1
2
3
4
5
6
7
Lembaga / Fakultas dan Program Studi
Ilmu Komputer
Teknik Informatika
Teknik Komputer
Manajemen Informatika
Komputerisasi Akuntansi
MIPA
2.1 Matematika
2.2 Statistika
Teknik
3.1 Teknik Industri
3.2 Teknik Sipil
3.3 Teknik Arsitektur
3.4 Desain Komunikasi Visual
Ekonomi
4.1 Manajemen
4.2 Akuntansi
Sastra
5.1 Bahasa Inggris
Jurusan Ganda
6.1 Manajemen & Manajemen Informatika
6.2 Matematika & Teknik Informatika
6.3 Teknik Industri & Manajemen Informatika
6.4 Akuntansi & Manajemen Informatika
6.5 Statistik & Teknik Informatika
Pasca Sarjana
7.1 Magister Manajemen Sistem Informasi
7.2 Magister Manajemen Sistem Informasi
(Akuntansi)
Jenjang
S1
S1
S1, DIII
S1, DIII
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1, DIII
S1, DIII
S1
S1
S1
S1
S1
S2
S2
45
3.1.2 Bagan Struktur Organisasi Universitas Bina Nusantara
Menurut Online katalog di Website Binus 2000, Struktur oganisasi Universitas
Bina Nusantara secara garis besar diperlihatkan pada Gambar 3.1:
REKTOR
Pembantu Rektor I-IV
Direktur
Operasi
Akademik
Keuangan, Sarana dan Umum
Marketing
Biro Kendali Mutu
UPT Lab Perangkat Keras
UPT Lab Perangkat Lunak
UPT Lab Akuntansi
UPT Lab Perangkat Jaringan
UPT Perpustakaan
UPT Pusat Komputer
UPT Cyber @ccess
UPT Dukungan Pengajaran
UPT Pusat Bahasa
Applied Technology Laboratory
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Industri
Jurusan Teknik Sipil
Jurusan Teknik Arsitektur
Jurusan Desain Komunikasi Visual
Fakultas Ilmu Komputer
Jurusan Sistem Informatka
Jurusan Teknik Informatika
Jurusan Sistem Komputer
Jurusan Komputerisasi Akuntansi
Fakultas MIPA
Jurusan Matematika
Jurusan Statistika
Widya Raharja Informatika
BiNus @ccess
BiNus Career
BiNus Center
BiNus Training
Biro Layanan Regristrasi & Informasi
Biro Layanan Operasi Akademik
Biro Kemahasiswaan
Biro Sekretariat S2
Biro Dukungan Administrasi
Biro Publikasi
Biro Penerbitan
Koordinator Penelitian
Biro Keuangan
Biro Logistik
Biro Sumber Daya Manusia
Biro Building Management
Biro Kerja sama dan Hubungan Luar
Fakultas Ekonomi
Jurusan Manajemen
Jurusan Akuntansi
Fakultas Sastra
Jurusan Sastra
Inggris
Program Pasca Sarjana
Program Studi MM SI
Program Studi MM SI
(AK)
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Universitas Bina Nusantara
Dari Gambar 3.1 tersebut, maka struktur organisasi Bina Nusantara dapat
dijelaskan sebagai berikut: Struktur jabatan tertinggi adalah Rektor. Rektor memiliki
empat pembantu rektor. Masing-masing membidangi fungsi tertentu. Untuk operasional
sehari- hari juga dipimpin oleh empat direktur, yaitu Direktur Operasi, Direktur
Akademik, Direktur Keuangan Sarana dan Umum serta Direktur Marketing. Di Bina
Nusantara juga terdapat Biro dan UPT untuk pendukung operasional. Diantaranya ada
satu Biro yang bernama Biro Kendali Mutu, yang bertanggung jawab terhadap mutu di
Bina Nusantara. Juga terdapat beberapa subsidiary yaitu: Widya Raharja Informatika
(Software House), BiNus@ccess, Binus Career, Binus Center dan Binus Training.
46
Berikut adalah Biro-biro lain yang mendukung operasional:
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Biro Layanan Regristrasi & Informasi
Biro Layanan Operasi Akademik
Biro Kemahasiswaan
Biro Sekretariat S2
Biro Dukungan Administrasi
Biro Publikasi
Biro Penerbitan
Koordinator Penelitian
Biro Keuangan
Biro Logistik
Biro Sumber Daya Manusia
Biro Building Management
Biro Kerja sama dan Hubungan Luar
Selain Biro juga terdapat beberapa Unit Pelayanan Teknis (UPT) yang
berfungsi sebagai pendukung operasional dalam hal- hal yang bersifat teknis. Berikut
adalah UPT yang ada di Universitas Bina Nusantara :
•
•
•
•
•
•
•
•
•
UPT Lab. Perangkat Keras
UPT Lab. Perangkat Lunak
UPT Lab. Akuntansi
UPT Lab. Perangkat Jaringan
UPT Perpus takaan
UPT Pusat Komputer
UPT Cyber @ccess
UPT Dukungan Pengajaran
UPT Pusat Bahasa
Dan untuk mengimplementasikan teknologi secara tepat guna bagi mahasiswa
maka Unversitas Bina Nusantara memiliki satu divisi yaitu Applied Technology
Laboratory.
Adapun Bina Nusantara memiliki 5 Fakultas dan 1 Program Pasca Sarjana.
Kelima Fakultas tersebut adalah Fakultas Teknik dengan jurusan Teknik Industri,
Teknik Sipil, Teknik Arsitektur dan Desain Komunikasi Visual; Fakultas Ilmu
Komputer dengan jurusan Sistem Informatika, Teknik Informatika, Sistem Komputer,
47
Komputerisasi Akuntansi; Fakultas MIPA dengan jurusan Matematika dan Statistika;
Fakultas Ekonomi dengan jurusan Manajemen dan Akuntansi serta Fakultas Sastra
dengan jurusan Sastra Inggris. Program S2 yang diadakan di Bina Nusantara adalah
Program Pasca Sarjana dengan Program Studi MM SI dan MM SI (AK).
3.2
UPT Lab. Perangkat Jaringan
UPT Lab. Perangkat Jaringan adalah UPT yang bertugas melayani penggunaan
fasilitas komputer bagi segenap civitas akedemika di lingkungan Universitas Bina
Nusantara. Berikut adalah lingkup kerja, wewenang dan tanggung jawab di UPT Lab.
Perangkat Jaringan:
I.
Lingkup Kerja
Menunjang kegiatan teknologi informasi khususnya penggunaan fasilitas
jaringan dan server-server penunjang, yang dilakukan oleh direktorat-direktorat dalam
melaksanakan kegiatan operasional dan pengembangan dilingkungan Universitas Bina
Nusantara serta bagian-bagian lain dalam Yayasan Bina Nusantara.
II.
Wewenang Tanggung-Jawab
1.
Bertanggung jawab atas terlaksananya pelayanan dalam kegiatan yang terkait
dengan jaringan dan network operating system kepada seluruh pemakai
dilingkungan Universitas Bina Nusantara.
2.
Berwewenang mengatur dan mengeluarkan kebijaksanaan operasional.
3.
Membuat rencana, mengendalikan pelayana n, dan mengevaluasi kegiatan
pelaksanaan.
48
4.
Bekerja-sama dengan Sub Divisi Support dan Sub Divisi Warehouse berkaitan
dengan pelaksanaan tugas/fungsi UPT Lab. Perangkat Jaringan.
5.
Membuat laporan bulanan dan semesteran untuk disampaikan kepada Kepala
UPT Lab. Perangkat Jaringan.
3.3
Sistem Monitoring Jaringan yang Sedang Berjalan
UPT Lab. Perangkat Jaringan sebagai bagian yang memfasilitasi koneksi
jaringan di Universitas Bina Nusantara, harus senantiasa memastikan bahwa koneksi
jaringannya dalam keadaan baik untuk mendukung kegiatan operasional sehari- hari.
Lingkup koneksi jaringan yang harus dipelihara oleh UPT Lab. Perangkat Jaringan
meliputi jaringan lokal (LAN) yang terdiri dari sekitar 63 Virtual LAN (VLAN),
jaringan ke Internet (termasuk koneksi jaringan antar cabang-cabang lain seperti di
kampus Anggrek, gedung BinusTraining di tiga lokasi: Kemanggisan, Kedoya dan
Grogol, gedung SMU Bina Nusantara dan sekitar 15 Binus@ccess sites (dalam bentuk
associate member warnet)).
Sampai saat ini ada beberapa ca ra yang dilakukan oleh staf UPT Lab. Perangkat
Jaringan didalam melakukan tugas monitoring sebagai berikut :
a. Menggunakan software untuk memonitor pemakaian bandwidth yaitu Multi
Router Traffic Generator (MRTG). MRTG ini memonitor 5 interface Cisco
router seri 3600 yang juga merupakan 5 segmen jaringan besar di Universitas
Bina Nusantara. (Detil posisi router ini dapat dilihat pada Gambar 3.2 dibawah)
49
b. Melakukan tes berkala ke beberapa web server dan juga server-server lain
dengan metode sederhana seperti ping scanner dan traceroute (untuk mengecek
waktu respon dari tiap-tiap router/hop).
c. Melakukan pengecekan rutin log file pada server, misalnya pada server Linux
adalah pada file (/var/log/*), dan Event Viewer pada server Windows NT. Cara
lainnya adalah dengan menginstall Syslog server (remote) untuk server atau
device tertentu. Syslog adalah mekanisme untuk mencatat log file suatu device ke
server tertentu yang sudah ditentukan. Semua log file akan disimpan pada
harddisk di server yang sudah ditentukan tersebut.
d. Memonitor koneksi wireless ke cabang-cabang yang menggunakan wireless
device dengan menggunakan software yang sudah terintegrasi (embedded) pada
wireless device yang dimiliki oleh UPT Lab. Perangkat Jaringan.
50
1
2
3
4
5
Gambar 3.2 Diagram Jaringan Bina Nusantara
Gambar 3.2 diatas memperlihatkan 5 sub-network yang ada di Bina Nusantara saat
ini.
•
Area yang ditandai dengan nomor 1 adalah area DMZ. DMZ (Demilitarized Zone)
adalah area dimana semua server yang berada pada area ini dapat diakses oleh
semua orang di seluruh dunia melalui Internet, berbeda dengan private zone atau
LAN. Oleh karena itu semua server yang diletakkan pada area ini harus memiliki
IP real yang dikenal di Internet (bukan IP reserved yang digunakan untuk LAN
seperti umumnya IP class A 10.0.0.0 dan IP class C 192.168.0.0).
•
Sub network dial-in modem yang ditunjukkan pada area yang bernomor 2
merupakan area jaringan WAN dimana mahasiswa/staff Bina Nusantara dapat
mengakses Internet menggunakan line telepon dengan jaringan Universitas Bina
51
Nusantara sebagai perantaranya. Mahasiswa/staff Bina Nusantara harus memiliki
account agar dapat mengakses Internet lewat area ini dan untuk penggunaan
fasilitas ini dikenakan biaya tertentu yang besarnya ditentukan dan diatur oleh
UPT Lab. Cyber@ccess.
•
Sedangkan pada lokasi yang ditandai dengan nomor 3, terdapat sub network Bina
Nusantara Study Site atau lebih dikenal dengan area warnet. Sampai saat ini sudah
sekitar 15 warnet yang terhubung ke jaringan Universitas Bina Nusantara untuk
mengakses Internet. Associate warnet ini terhubung ke jaringan Universitas Bina
Nusantara dengan menggunakan wireless device dengan radius jarak pancar
sekitar 2 km. Area ini juga digunakan untuk menghubungkan jaringan Universitas
Bina Nusantara ke SMU Bina Nusantara.
•
Pada area yang ditandai dengan nomor 4, terdapat sub network Cyber@ccess. Area
ini diperuntukkan untuk mengakses Internet bagi seluruh mahasiswa aktif Bina
Nusantara dengan biaya yang cukup murah. Mahasiswa harus terlebih dahulu
mendaftarkan diri dan membayar biaya pemakaian ruangan beserta komputer dan
untuk memanfaatkan fasilitas ini, mahasiswa harus membawa Binus Card sebagai
kartu tanda pengenal.
•
Area 5 adalah area LAN Bina Nusantara. Pada area ini terdapat sekitar 63 VLAN
dan digunakan untuk operasional oleh seluruh staff Bina Nusantara. Area ini juga
terhubung jaringan BinusTraining Bina Nusantara untuk cabang Kemanggisan dan
Grogol.
52
3.4
Analisis
3.4.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan
Sebagai Universitas yang memiliki visi untuk menjadi perguruan tinggi swasta
yang diterima sebagai panutan dalam pengembangan dan penerapan Ilmu dan Teknologi
di Indonesia, terutama yang terkait dan ditunjang oleh berbagai bentuk penerapan
Teknologi Informasi, maka semenjak tahun 1999 Bina Nusantara telah menjadi
semacam Internet Service Provider untuk warnet-warnet di sekitar Bina Nusantara.
Gabungan
warnet-warnet ini dinamakan Binus@ccess, yang selain melayani
mahasiswa/umum didalam mengakses Internet, juga sebagai study site dimana
mahasiswa
diharapkan
dapat
mengakses
pengetahuan
atau
menjalani
proses
pembelajaran dari tempat ini, selain didalam kampus.
Untuk langkah selanjutnya, pada awal tahun 2002, Universitas Bina Nusantara
merencanakan melebarkan sayap ke pelosok-pelosok daerah di Indonesia, baik di pulau
Jawa, maupun keluar pulau Jawa dengan mendirikan cabang-cabang BinusTraining yang
rencananya pada setiap BinusTraining tersebut juga akan didirikan beberapa site seperti
Binus@ccess di Jakarta yang proses pendiriannya akan bermitra dengan pengelola
warnet lain pada daerahnya masing- masing.
Melihat dari visi Bina Nusantara kedepan, tentunya kebutuhan untuk
infrastruktur jaringan yang kuat dan baik, selain dari sumber daya manusia yang kokoh
mutlak diperlukan. Infrastruktur jaringan yang kuat dan baik, tentunya membutuhkan
penanganan yang khusus untuk proses monitoring, perawatan dan juga pemeliharaannya
sehari- hari.
53
3.4.2 Analisis Masalah
Proses monitoring yang dilakukan sampai saat ini di UPT Lab. Perangkat
Jaringan Bina Nusantara dirasakan masih memiliki kelemahan. Berikut adalah gambaran
umum dari permasalahan yang dirasakan saat ini:
Sub Network A
Sub Network D
?
11010011001
2
Area Kampus Anggrek
11010011001
Sub Network B
3
11010011001
11010011001
1
Area Kampus Syahdan
?
Sub Network C
Sub Network E
110100110
010110111
011100101
?
Network Traffic Analyzer
4
Gambar 3.3 Gambaran Analisis Masalah
Gambar 3.3 diatas memperlihatkan gambar jaringan di Universitas Bina
Nusantara. Dari gambar ini, digambarkan gedung Kampus Syahdan dan Kampus
Anggrek terhubung dengan jaringan. Pada area yang ditandai dengan nomor 1, dapat
dilihat bahwa administrator jaringan tidak mengetahui mengenai paket data yang
beredar di dalam jaringan Universitas Bina Nusantara. Karena tidak mengetahui paket
data yang beredar di jaringan, baik dari sisi jumlah, ukurannya dan kepadatannya
menyebabkan administrator jaringan tidak dapat menentukan penyebab dari masalah
apabila terjadi kasus seperti lack of bandwidth yang ditandai dengan terjadinya
penurunan performa pada kecepatan transfer data pada jaringan. Kasus ini (yang
54
ditandai pada nomor 2) biasanya menjadi masalah yang cukup serius pada Universitas
dengan ukuran jaringan yang luas.
Program penganalisa lalu lintas jaringan yang beredar saat ini hanya memberikan
informasi tentang packet dump dengan penyajian laporan yang apa adanya. Hal ini (yang
ditandai dengan nomor 3) menyebabkan administrator jaringan pemula akan mengalami
masalah yang cukup serius karena kesulitan untuk membaca laporan dan memahami hal
yang terjadi pada jaringan.
Pada gambar yang ditandai dengan nomor 4, terlihat satu kendala lagi, yaitu
program penganalisa lalu lintas jaringan yang ada saat ini jarang sekali yang memiliki
fasilitas remote, sehingga akan sangat menyulitkan apabila terdapat tuntutan agar
program penganalisa lalu lintas jaringan dapat diakses dari mana saja.
Dari narasi diatas, empat kendala yang dihadapi oleh administrator jaringan di
Universitas Bina Nusantra pada saat ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Belum adanya sistem/program yang digunakan oleh UPT Lab. Perangkat
Jaringan yang dapat mengamati lalu lintas data yang lewat pada jaringan
apabila terjadi masalah, misalnya kemacetan dalam jaringan.
Kelemahan ini juga menjadi kendala apabila administrator jaringan mencurigai
terjadinya serangan pada server atau device yang otomatis membenahi jaringan seperti
packet flooding, yaitu mengirimkan data yang besar ke salah satu server atau device
yang menyebabkan bandwidth terpakai secara sia-sia. Serangan lain misalnya seperti
Distributed Denial of Service (DDoS) attack. DDoS adalah metode yang digunakan
untuk menggagalkan fungsi/servis yang berjalan yang disediakan oleh server dengan
55
cara meminta (request) layanan servis tersebut secara berlebihan dan serentak oleh
banyak unauthorized hosts/users, sehingga hosts/user yang berhak (authorized) untuk
memperoleh servis tersebut gagal atau tidak dapat mengakses servis yang disediakan
oleh server.
2. Tidak dapat menentukan secara pasti penyebab terjadinya masalah apabila
terjadi lack of bandwidth.
Administrator jaringan masih meraba-raba kemungkinan penyebab dari masalah ini dan
juga tentang siapa atau apa yang menyebabkan masalah tersebut tanpa mampu
melakukan proses sniffing (pengintipan) lalu lintas data yang lewat terhadap jaringan
yang dicurigai bermasalah.
3. Produk penganalisa lalu lintas jaringan yang beredar sampai saat ini, masih
menyulitkan administrator jaringan dalam membaca hasil packet dump.
Hal ini menyebabkan hanya administrator jaringan yang memiliki pengetahuan yang
luas akan paket data TCP/IP saja yang mampu melakukan monitoring, selebihnya hasil
laporan dari program penganalisa lalu lintas jaringan kurang menghasilkan informasi
yang berguna karena sulit dimengerti.
4. Produk penganalisa lalu lintas jaringan yang beredar saat ini, jarang yang
memiliki kemampuan remote.
Apabila administrator jaringan tersebut bekerja pada area yang luas dimana dia sendiri
dituntut untuk menangani jaringan pada beberapa lokasi yang berbeda dan juga saling
56
berjauhan, maka kemampuan dari program penganalisa lalu lintas jaringan yang tidak
memiliki fasilitas remote akan menyulitkan administrator jaringan, karena monitoring
hanya dapat dilakukan pada lokasi dimana program penganalisa lalu lintas jaringan
diinstall.
3.4.3 Analisis Pemecahan Masalah
3.4.3.1
Analisa Pemecahan Masalah (Umum)
Pada Gambar 3.4 berikut digambarkan pemecahan masalah untuk mengatasi
permasalahan yang ada:
INTERNET
3
Sub Network A
Sub Network D
2
11010011001
1
Sub Network B
Area Kampus Anggrek
11010011001
11010011001
11010011001
Sub Network E
Area Kampus Syahdan
Sub Network C
4
DATA DAT
ATA DATA
TA DATA D
Network Traffic Analyzer
3
Gambar 3.4 Gambaran solusi dari analisis masalah
Melihat Gambar 3.4 diatas, program penganalisa lalu lintas jaringan mutlak
digunakan agar dapat melihat dan mengawasi paket data yang beredar di jaringan (Area
yang bernomor 1). Dengan menggunakan program penganalisa lalu lintas jaringan, maka
57
paket data yang beredar di jaringan dapat diketahui. Hal ini berguna untuk mengetahui
keadaan utilisasi bandwidth pada jaringan (Area yang bernomor 2).
Sedangkan untuk masalah yang ditandai dengan nomor 3, harus dirancang
sebuah program penganalisa lalu lintas jaringan yang memungkinkan administrator
jaringan untuk mengakses program penganalisa lalu lintas jaringan tersebut dari tempat
manapun, baik dalam jaringan LAN maupun dari Internet tanpa harus berada di tempat
dimana program tersebut diinstall (Area yang bernomor 3). Dan sebaiknya program
tersebut dibuat agar dapat memudahkan administrator jaringan yang masih pemula
untuk dapat membaca laporan hasil tampilan packet dump dengan mudah (hal ini
ditandai dengan nomor 4).
Dari analisa masalah diatas, penulis menyadari bahwa penggunaan program
penganalisa lalu lintas jaringan yang juga dikenal dengan istilah sniffer/Network Traffic
Analyzer, mutlak diperlukan bagi UPT Lab. Perangkat Jaringan untuk mengawasi lalu
lintas data pada saat terjadi masalah-masalah seperti yang sudah diuraikan diatas. Ada
cukup banyak program penganalisa lalu lintas data jaringan yang sudah diproduksi, baik
yang dapat didownload di Internet dengan gratis maupun versi yang berupa shareware
dalam bentuk paket komersial. Pada Tabel 3.2, penulis membandingkan 3 jenis program
penganalisa lalu lintas jaringan yang beredar di Internet dan menganalisa kemampuan
dari ketiganya.
Tabel 3. 2 Perbandingan 3 jenis produk penganalisa lalu lintas jaringan di pasaran
Nama Produk
Uraian
Feature
Mampu menghasilkan informasi grafikal
Dapat diakses dari workstation manapun (remote)
Dapat menghasilkan detil laporan hasil sniffing
Pemakai mudah menganalisa hasil packet dump
Tersedia filter input untuk memilih jenis protokol (IP,TCP,UDP) yang hendak
dianalisa
Tersedia filter input untuk memilih jangkauan IP address yang hendak
dianalisa
Mampu menyajikan statistik ukuran paket data yang analisa
Dapat memberikan rangkuman laporan berupa penggunaan bandwidth
berdasarkan protocol, IP address dan menggambarkan kejadian pada jaringan
Dapat menyimpan hasil analisa ke file bertipe text
Dapat mencetak laporan hasil analisa ke printer
Harga
Analyzer
Link View
Ethereal
(Windows)
(Windows)
(Linux)
P
O
P
O
O
O
P
P
O
P
O
P
diperlukan
program
tambahan
untuk
menganalisa
packet dump
O
multiple
address
O
P
P
P
O
O
O
P
P
O
P
O
P
gratis
$995.00
gratis
O
P
Keterangan:
P
O
: Fasilitas tersedia/ada/bisa.
: Fasilitas tidak tersedia/tidak ada/tidak bisa.
multiple address
: Tidak berupa jangkauan (range) tetapi pemakai dapat mengisikan banyak alamat sekaligus
58
59
Hasil perbandingan ketiga produk pada Tabel 3.2 didapat melalui pengujian dengan data
teknis seperti yang ditampilkan pada Tabel 3.3 berikut:
Tabel 3. 3 Data teknis perbandingan 3 jenis produk penganalisa lalu lintas jaringan di pasaran
Nama Produk
Uraian
Versi program
Media penampung hasil dump sementara
Utilisasi CPU pada saat sniffing
Penggunaan RAM pada saat loading program
Penggunaan RAM pada saat sniffing
Pengguna dapat mengakses program pada
jenis sistem operasi
Ukuran program setelah diinstall
Analyzer
Link View
Ethereal
(Windows)
(Windows)
(Linux)
full
memori
2-20%
2458-2948kB
3464-3682kB
demo
memori
5-10%
8972-9200kB
9454-9626kB
full
memori
3-7%
1304-1812kb
2140-2292kb
windows
windows
linux
5.19 MB
6.55 MB
1.2 MB
Keterangan:
full: Produk yang diuji coba merupakan versi penuh. Semua fasilitas yang tersedia dapat digunakan.
demo: Produk yang diuji coba merupakan versi demo. Kemungkinan ada fasilitas yang tidak dapat digunakan.
Utilisasi CPU pada saat sniffing: Batas nilai antara 0% sampai 100%
Salah satu kelemahan yang diperlihatkan oleh program diatas adalah hasil packet
dump yang sulit dimengerti. Hal ini cukup menyulitkan orang awam maupun
administrator jaringan pemula yang kurang mengerti paket data dalam TCP/IP. Oleh
karena itu, penulis mencoba mencari pola-pola dari kegiatan dalam jaringan yang umum
dilakukan. Dengan mendapatkan pola tersebut, penulis mencoba untuk membuat
informasi paket data yang dicapture sehingga dapat ditampilkan dalam bentuk yang
lebih baik.
60
3.4.3.2
Analisa Pemecahan Masalah (Teknik EasyView)
Untuk memberikan hasil tampilan dari analisa paket yang lebih baik, dilakukan
pengambilan contoh packet dump (Gambar 2.3) untuk dianalisa. Berikut adalah hasil
pola dari kegiatan dalam jaringan yang umum dilakukan :
1.
HTTP (HyperText Transfer Protocol)
Berikut adalah salah satu contoh packet dump dari paket dengan protokol HTTP:
1
2
3
4
5
6
7
*
*
*
*
*
*
1
2
3
4
01
59
22
2F
61
23
13
38
31
67
8C
04
19
2E
65
03
12
76
31
2F
|
|
|
|
|
5
6
7
8
40
00
00
0D
67
00
50
00
0A
69
80
00
47
41
66
06
01
45
63
2C
9 10 11 12
|
|
|
|
|
1A
61
54
63
20
DD
4B
20
65
69
0A
DB
2F
70
6D
14
F4
20
74
61
|
|
|
|
|
13 14 15 16
45 00 [
E.]
25 32 CA 9B [.#..@.......%2..]
B8 0F 50 18 [Y....P..aK....P.]
48 54 54 50 ["8.v..GET / HTTP]
3A 20 69 6D [/1.1..Accept: im]
67 65 2F 78 [age/gif, image/x]
-----cut----
Dari data tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa protokol yang digunakan
didalam paket HTTP adalah TCP. Hal ini dapat dilihat dari baris ke-2, kolom ke-8, yang
berisikan angka 0x06 (06 hexadecimal), yang menandakan paket TCP. Data lain yang
menunjukkan bahwa ini adalah paket HTTP adalah paket ini menggunakan port 80, yang
dapat dilihat pada baris ke-3, kolom ke-5 dan ke-6 (0x50 = 80 decimal). Selain itu, paket
HTTP sendiri ada 2 macam, yaitu HTTP request dan reply. Pada HTTP request, terdapat
kata kunci GET, pada baris ke-4, kolom ke-7 sampai kolom ke-9. Sedangkan jika pada
baris ke-4, kolom ke-7 sampai kolom ke-10 berisikan kata HTTP, maka paket tersebut
adalah paket HTTP reply. Berikut ini adalah contoh paket HTTP request.
1
1
2
3
4
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12
13 14 15 16
*
45
* 05 DC 75 D2 | 40 00 3F 06 | 6D 55 CA 9B | 59 13 0A
* 25 32 00 50 | 04 12 DB F4 | B8 0F 00 01 | 62 46 50
* 7D 78 53 29 | 00 00 48 54 | 54 50 2F 31 | 2E 30 20
00
14
18
32
[
E.]
[..u.@.?.mU..Y...]
[%2.P........bFP.]
[}xS)..HTTP/1.0 2]
61
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
30
2C
3A
65
32
2E
3A
74
68
49
61
20
0A
3C
6E
3C
30
20
33
72
20
31
20
65
74
53
66
63
3C
74
74
2F
20
32
39
3A
28
0D
50
6E
6D
53
66
6C
68
69
61
74
4F
31
3A
20
55
0A
48
74
6C
20
0D
6F
65
74
72
69
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4B
20
33
41
6E
58
50
2D
0D
66
0A
73
61
6C
61
74
0D
4A
30
70
69
2D
2F
54
0A
72
43
65
64
65
20
6C
0A
75
20
61
78
50
34
79
58
6F
6F
0D
3E
3E
55
65
44
6E
47
63
29
6F
2E
70
2D
6D
6E
0A
0A
42
6E
3E
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
61
20
4D
68
20
77
30
65
43
20
6E
0D
20
69
69
0A
74
32
54
65
50
65
2E
3A
61
50
65
0A
20
6E
76
20
65
30
0D
2F
48
72
31
20
63
72
63
3C
20
61
65
20
3A
30
0A
31
50
65
0D
74
68
6F
74
68
20
20
72
20
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
20
31
53
2E
2F
64
0A
65
65
78
69
74
20
4E
73
20
54
20
65
33
34
2D
43
78
3A
79
6F
6D
20
75
69
20
68
31
72
2E
2E
42
6F
74
20
53
6E
6C
20
73
74
20
75
32
76
31
30
79
6E
2F
4D
74
3A
3E
20
61
79
20
[00 OK..Date: Thu]
[, 21 Jun 2001 12]
[:39:30 GMT..Serv]
[er: Apache/1.3.1]
[2 (Unix) PHP/4.0]
[.1..X-Powered-By]
[: PHP/4.0.1..Con]
[tent-Type: text/]
[html..X-Cache: M]
[ISS from ProxySt]
[aff..Connection:]
[ close....<html>]
[.<head>.
]
[<title>Bina Nusa]
[ntara University]
[</title>.
]
-----cut-----
Jika paket terdeteksi bertipe HTTP, maka informasi yang perlu ditampilkan
adalah informasi berikut: Source Port, Destinaton Port, dan deskripsi untuk EasyView.
Deskripsi ini diambil dari text yang dapat terbaca pada data di
field TCP Options
dengan kata kunci berupa GET, POST, HTTP.
2.
HTTPS (HyperText Transfer Protocol Secure)
Berikut ini adalah potongan packet dump dari paket data yang dikirim dengan
protokol HTTPS yang berhasil ditangkap:
1
2
3
4
5
6
*
*
*
*
*
1
2
3
4
02
25
3F
69
40
32
BB
6B
EC
01
B3
62
C0
BB
86
63
|
|
|
|
5
6
7
8
00
04
00
61
00
51
00
2E
76
66
14
63
06
FF
11
6F
9 10 11 12
|
|
|
|
4C
C2
69
6D
DF
15
62
30
CA
00
61
81
9E
01
6E
9F
13 14 15 16
|
|
|
|
0F
31
6B
30
34
EC
2E
0D
45
0A
50
6B
06
00
14
10
6C
09
[
E.]
[[email protected]..]
[%2...Qf.....1.P.]
[?.......ibank.kl]
[ikbca.com0..0...]
-----cut----Paket HTTPS adalah paket TCP. Hal ini dibuktikan dar i angka 0x06 pada baris
ke-2 dan kolom ke-8. Data kedua yang menunjukkan ciri dari paket HTTPS adalah
penggunaan port 443. Angka ini dapat dilihat pada baris ke-3 kolom ke-3 dan ke-4, atau
62
baris ke-3 kolom ke-5 dan ke-6. (Pada contoh diatas, angka yang menunjukkan port 443
ada pada baris ke-3 kolom ke-3 dan ke-4).
Jika terdeteksi paket bertipe HTTPS, maka informasi yang perlu ditampilkan
adalah informasi berikut: Source Port, Destinaton Port, dan deskripsi untuk EasyView.
Karena isi dari paket data yang dik irim dengan protokol HTTPS ini dikirimkan dalam
keadaan terenkripsi, maka deskripsi untuk EasyView hanya dapat berupa tampilan text
yang menyatakan data tersebut adalah data HTTPS tanpa bisa memberikan keterangan
lain.
3.
Ping (Packet InterNet Groper)
1 2
1
2
3
4
5
*
*
*
*
*
00
25
67
77
3C
63
68
61
3
4
EB
08
69
62
00
00
6A
63
|
|
|
|
5
6
7
8
00
43
6B
64
00
5C
6C
65
20
01
6D
66
01
00
6E
67
9 10 11 12
|
|
|
|
51
09
6F
68
04 0A 14 |
00 61 62 |
70 71 72 |
69
|
13 14 15 16
45 00 [
E.]
25 32 0A 14 [.<.... .Q...%2..]
63 64 65 66 [%c..C\....abcdef]
73 74 75 76 [ghijklmnopqrstuv]
[wabcdefghi]
Ping menggunakan protokol ICMP. Hal ini dapat dilihat pada baris ke-2 kolom
ke-8 (field protocol), yang berisi nilai 0x01 yang berarti ICMP. ICMP terdiri dari 2 jenis,
yaitu ICMP request dan ICMP reply. Jika angka pada baris ke-3 kolom ke-3 bernilai
0x08, seperti pada contoh diatas, maka paket tersebut adalah paket ICMP echo request.
Sedangkan jika pada kolom ke-3 tersebut bernilai 0x00, maka paket tersebut adalah
paket ICMP echo reply. Beberapa tipe lain yang dikenali adalah sebagai berikut.
Type
0
3
4
5
6
8
9
Name
Echo Reply
Destinatio n Unreachable
Source Quench
Redirect
Alternate Host Address
Echo
Router Advertisement
63
10
11
12
13
14
15
16
17
18
30
31
Router Selection
Time Exceeded
Parameter Problem
Timestamp
Timestamp Reply
Information Request
Information Reply
Address Mask Request
Address Mask Reply
Traceroute
Datagram Conversion Error
Jika paket terdeteksi bertipe ICMP, maka ambil informasi berupa operasi ICMP
dari tipe yang dikenal oleh protokol ICMP diatas.
4.
FTP (File Transfer Protocol)
Paket FTP dapat dikenali dengan cara melihat apakah angka pada field source
atau destination port bernilai 21. Angka 0x15 (21 desimal) pada baris ke-3 kolom ke-3
dan ke-4 merupakan nomor port standar yang dikenal untuk servis ini. FTP
menggunakan protokol TCP yang ditunjukkan oleh angka 0x06 pada baris ke-2 kolom
ke-8. Berikut ini adalah contoh paket dump dari data FTP:
1
2
3
4
5
6
7
8
*
*
*
*
*
*
*
*
1
2
3
4
00
00
16
44
72
6C
20
72
E9
D0
20
20
74
5B
D5
00
28
31
28
20
42
66
15
45
2E
50
49
6C
|
|
|
|
|
|
|
5
6
7
8
40
08
00
32
72
6E
75
00
1C
00
2E
6F
73
65
3F
16
32
32
46
74
4A
06
87
32
72
54
61
61
9 10 11 12
|
|
|
|
|
|
|
46
AE
30
63
50
6C
63
F7
8F
20
31
44
6C
6B
0A
00
50
20
20
61
65
17
0A
72
53
44
74
74
|
|
|
|
|
|
|
13 14 15
45
1A 15 0A
C8 D2 50
6F 46 54
65 72 76
65 66 61
69 6F 6E
73 5D 0D
16
00
15
18
50
65
75
29
0A
[
E.]
[.r.f@.?.F.......]
[..............P.]
[..(E..220 ProFTP]
[D 1.2.2rc1 Serve]
[r (ProFTPD Defau]
[lt Installation)]
[ [BlueJackets]..]
Jika terdeteksi paket bertipe FTP, maka informasi yang perlu ditampilkan adalah
informasi berikut: Source Port , Destinaton Port, dan deskrip si untuk EasyView.
Deskripsi ini diambil dari text dari paket data FTP yang field datanya hanya terdiri dari 1
baris saja. Ciri dari informasi yang field datanya hanya 1 baris, adalah selalu dimulai
64
pada baris ke-4 kolom ke-7 dan diakhiri dengan karakter end of line (0x0d 0x0a). Jika
ternyata informasi yang terdapat pada field data ini lebih dari 1 baris, maka cukup
tampilkan bahwa paket ini FTP Data.
5.
Telnet
Dengan memperhatikan protokol yang dipakai pada baris ke-2 kolom ke-8 yang
bernilai 0x06 (TCP) dan nilai port pada baris ke-3 kolom ke-3 dan 4, atau pada kolom
ke-5 dan 6 yang bernilai 0x17 (23 desimal), maka paket tersebut dikenal sebagai paket
telnet, seperti pada contoh berikut ini.
1
2
3
4
5
6
7
8
*
*
*
*
*
*
*
1
2
3
4
00
00
10
20
6E
20
0A
6D
E9
20
52
0D
56
50
00
00
1F
53
0A
65
61
02
17
5C
4D
0D
72
73
|
|
|
|
|
|
|
5
6
7
8
00
04
00
20
0A
69
73
00
16
00
35
55
66
77
FF
71
57
35
73
69
6F
06
88
65
30
65
63
72
9 10 11 12
|
|
|
|
|
|
|
A5
05
6C
35
72
61
64
B5
38
63
20
20
74
3A
0A
00
6F
53
41
69
20
15
00
6D
79
63
6F
13 14 15 16
|
|
|
|
|
|
|
00
DD
65
61
63
6E
01
32
20
68
65
0D
45
0A
50
74
64
73
0A
C0
15
18
6F
61
73
0D
[..H..p........E.]
[.m..............]
[......q..8...2P.]
[. .\..Welcome to]
[ RSM 5505 Syahda]
[n....User Access]
[ Verification...]
[.Password: ]
Jika terdeteksi paket adalah bertipe Telnet, maka informasi yang perlu
ditampilkan adalah informasi berikut: Source Port, Destinaton Port, dan deskripsi untuk
EasyView. Deskripsi ini diambil dari text yang dapat terbaca pada data di field TCP
Options pada baris pertama saja. Cara untuk mendeteksi apakah text yang dapat terbaca
hanya terdiri dari 1 baris adalah dengan memeriksa isi dari baris ke-4 kolom ke-7. Jika
berisi 0xFF atau 0x00, maka cukup cetak bahwa paket data ini adalah “Telnet session”,
akan tetapi jika berisi selain itu, maka cetak semua karakter yang dapat terbaca (berupa
karakter ASCII text saja sampai akhir dari paket data.
65
6.
DNS (Domain Name Service)
Paket DNS umumnya dapat dikenali dari 2 hal. Yaitu menggunakan protokol
UDP yang ditandai oleh nilai 0x11 pada baris ke-2 kolom ke-8 dan menggunakan port
53 yang ditandai oleh nilai 0x35 (53 desimal) pada baris ke-3 kolom ke-3 sampai 4 atau
kolom ke-5 sampai 6.
1
2
3
4
5
*
*
*
*
*
1
2
3
4
00
59
00
67
40
11
00
32
E3
04
00
30
01
1F
00
30
|
|
|
|
5
6
7
8
00
00
00
30
00
35
00
03
80
00
03
63
11
2C
77
6F
9 10 11 12
|
|
|
|
29
E7
77
6D
01
86
77
00
0A
00
0A
00
15
03
6C
01
|
|
|
|
13 14 15 16
45 00 [
E.]
00 E9 CA 9B [.@......).......]
01 00 00 01 [Y....5.,........]
65 6C 61 6E [.......www.lelan]
00 01
[g2000.com.....]
Paket DNS terdiri dari 2 jenis, yaitu paket DNS query dan DNS response.
Perbedaannya adalah bit pertama dari parameter DNS (baris ke-3 kolom ke-13). Jika bit
pertama dari parameter DNS bernilai ‘0’, maka paket tersebut adalah DNS query dan
jika bit pertama bernilai ‘1’, maka paket tersebut adalah DNS response. Pada contoh
dibawah., angka pada baris ke-3 kolom ke-13 tersebut adalah 81 (jika dikonversi ke
biner menjadi 1010001), ini menandakan paket tersebut adalah paket DNS response
akan tetapi jika berisi angka misalnya 01 (jika dikonversi ke biner menjadi 00000001)
maka paket tersebut adalah paket DNS query.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
1
2
3
4
00
00
00
67
00
65
00
4E
02
C0
03
03
B4
E9
01
32
01
6C
01
03
95
53
02
06
B3
00
00
30
00
61
00
4E
C2
C0
C0
87
35
02
30
01
6E
02
45
00
4E
6B
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
6
7
8
00
04
00
30
00
67
95
54
0D
00
00
00
1F
02
03
01
32
C2
02
0A
01
01
3D
00
03
63
2C
30
00
49
57
00
00
11
A0
77
6F
D2
30
11
44
49
01
01
9 10 11 12
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9B
C2
77
6D
00
30
04
00
4C
00
00
07
97
77
00
04
03
48
C0
4C
00
00
CA
00
0A
00
CA
63
4F
34
41
26
26
9B
03
6C
01
9E
6F
4F
00
4D
8A
43
13 14 15 16
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
59
81
65
00
27
6D
44
02
45
00
00
11
80
6C
01
92
00
03
00
54
04
04
45
0A
00
61
C0
0A
00
43
01
54
CA
CA
00
15
01
6E
0C
6C
02
42
00
45
9E
9E
[
E.]
[......=.....Y...]
[...5............]
[.......www.lelan]
[g2000.com.......]
[......,.....'..l]
[elang2000.com...]
[.........HOOD.CB]
[N.NET.ID..4.....]
[......WILLAMETTE]
[.S.N......&.....]
[...k......&C....]
[..]
66
Jika terdeteksi paket berupa paket DNS, maka ambil informasi nama DNS yang
hendak diresolve dan tampilkan hasilnya meliputi Operation Code, dan Status. Deskripsi
untuk EasyView dapat diambil dari text di baris ke-4 kolom ke-8 sampai dengan baris
ke-6 kolom ke-6.
7.
SMTP (Simple Mail Transport Protocol)
Jika sebuah paket menggunakan protokol TCP (0x06), yang ditunjukkan pada
baris ke-2 kolom ke-8 dan salah satu dari port asal ataupun port tujuan menggunakan
port 25 (0x19) yang ditunjukkan pada baris ke-3, kolom ke-3 dan 4 ataupun kolom ke-5
dan 6, maka kemungkinan besar paket itu adalah paket SMTP. Berikut ini adalah contoh
paket SMTP.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
*
*
*
*
*
*
*
*
*
1
2
3
4
00
25
7D
62
50
30
32
3A
7D
63
78
69
20
2F
20
33
27
00
04
6E
53
38
4A
30
EE
19
DD
75
65
2E
75
20
|
|
|
|
|
|
|
|
5
6
7
8
40
04
00
73
6E
31
6E
2B
00
5A
00
2E
64
31
20
30
3C
C6
32
61
6D
2E
32
37
06
8B
32
63
61
30
30
30
9 10 11 12
|
|
|
|
|
|
|
|
C3
7B
30
2E
69
3B
30
30
4E
FA
20
69
6C
20
31
0D
CA
31
73
64
20
46
20
0A
9B
39
69
20
38
72
31
|
|
|
|
|
|
|
|
13 14 15
45
59 2C 0A
E7 44 50
67 6D 61
45 53 4D
2E 31 31
69 2C 20
30 3A 32
16
00
14
18
2E
54
2E
32
30
[
E.]
[.}'.@.<..N..Y,..]
[%c...Z..{.19.DP.]
[}x....220 sigma.]
[binus.ac.id ESMT]
[P Sendmail 8.11.]
[0/8.11.0; Fri, 2]
[2 Jun 2001 10:20]
[:30 +0700..]
Jika terdeteksi paket adalah bertipe SMTP, maka ambil hanya informasi dari
paket data SMTP yang field datanya hanya terdiri dari 1 baris saja. Ciri dari informasi
yang field datanya hanya 1 baris, adalah selalu dimulai pada baris ke-4 kolom ke-7 dan
diakhiri dengan karakter end of line (0x0d 0x0a). Jika ternyata informasi yang terdapat
pada field data ini lebih dari 1 baris, maka cukup tampilkan SMTP Data.
67
8.
POP3 (Post Office Protocol 3)
Perbedaan antara paket SMTP dengan paket POP adalah pada port asal ataupun
port tujuan. Jika salah satu dari port asal atau port tujuan bernilai 110, maka paket
tersebut adalah paket POP. Berikut ini adalah contoh paket POP, dimana port asal
bernilai 0x6E (110) yang terletak pada baris ke-3, kolom ke-3 & 4.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
1
2
3
4
00
25
22
6F
65
72
61
30
30
8C
63
38
6C
72
20
74
30
30
B0
00
A6
73
6E
28
20
31
20
13
6E
B0
74
65
74
46
20
28
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
6
7
8
40
04
00
69
74
6D
72
31
47
00
5D
00
63
20
29
69
30
4D
FB
E1
2B
65
4D
20
2C
3A
54
06
DC
4F
20
61
50
20
35
29
9 10 11 12
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7C
13
4B
28
69
4F
32
34
0D
16
4B
20
74
6C
50
32
3A
0A
CA
36
62
6D
20
33
20
30
9B
57
65
29
53
20
4A
35
|
|
|
|
|
|
|
|
|
13 14 15
45
59 2F 0A
95 29 50
74 61 20
20 49 6E
65 72 76
32 2E 30
75 6E 20
20 2D 30
16
00
14
18
53
74
65
20
32
37
[
E.]
[....@...|...Y/..]
[%c.n.]...K6W.)P.]
["8....+OK beta S]
[olstice (tm) Int]
[ernet Mail Serve]
[r (tm) POP3 2.0 ]
[at Fri, 22 Jun 2]
[001 10:54:05 -07]
[00 (GMT)..]
Jika terdeteksi paket adalah bertipe POP, maka ambil hanya informasi dari paket
data POP yang field datanya hanya terdiri dari 1 baris saja. Ciri dari informasi yang field
datanya hanya 1 baris, adalah selalu dimulai pada baris ke-4 kolom ke-7 dan diakhiri
dengan karakter end of line (0x0d 0x0a). Jika ternyata informasi yang terdapat pada field
data ini lebih dari 1 baris, maka cukup tampilkan POP Data.
3.4.3.3
Ciri Program Penganalisa Lalu Lintas Jaringan yang Ideal
Sebuah program penganalisa lalu lintas jaringan yang ideal setidaknya harus
memiliki fasilitas sebagai berikut :
1. Tidak membebani server. Pengguanaan program penganalisa lalu lintas jaringan
seharusnya tidak membebani server sedemikian rupa sehingga server masih dapat
beroperasi dengan baik dan melayani servis-servis selain program penganalisa lalu
68
lintas jaringan itu sendiri. Hal ini termasuk juga didalam utilisasi processor dan
memory pada sistem operasi.
2. Remote. Kemampuan ini dibutuhkan untuk mempermudah administrator jaringan di
dalam mengakses program penganalisa lalu lintas jaringan kapanpun dan dimanapun
didalam satu sistem jaringan.
3. Kemudahan membaca informasi packet dump. Maksudnya adalah untuk
mempermudah administrator jaringan bahkan yang masih pemula untuk dapat
mengerti hasil packet dump yang ditampilkan.
4. Rangkuman laporan cerdas. Tidak hanya detil laporan biasa saja, akan tetapi
berupa detil laporan yang dapat membantu administrator jaringan untuk mengetahui
adanya kemungkinan masalah yang terjadi pada lalu lintas data dalam jaringan.
5. Informasi Grafikal. Kemampua n ini akan mempermudah administrator jaringan dan
juga pihak eksekutif untuk membaca hasil laporan dengan mudah.
6. Packet filter (jenis protocol dan range IP address). Fasilitas ini memungkinkan
administrator jaringan untuk mengecek hanya pada jenis protokol atau alamat IP
tertentu saja.
7. Statistik ukuran paket data. Fasilitas ini berguna untuk memperlihatkan variasi
ukuran paket data yang beredar pada jaringan. Dapat berguna sebagai bahan analisa
lebih lanjut jika diperlukan.
8. Intrusion Detection. Adalah kemampuan untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya
sabotase pada jaringan. Intrusion detection ini akan membantu administrator
jaringan untuk segera aware dan dapat mengambil tindakan pencegahan secara cepat
apabila terjadi tindakan intrusion pada jaringan.
69
9. Intelligent Report. Kemampuan ini berguna agar sniffer dapat menghasilkan
laporan yang lebih baik sehingga hasil laporannya mudah dimengerti.
10. Smart learning sniffing. Kemampuan tambahan dengan menggunakan kepandaian
buatan sehingga dapat menentukan/memprediksi pola-pola baru penyerangan pada
sistem intrusion detection.
11. Data reconstruct. Fasilitas ini dapat digunakan untuk merangkai data yang
dikirimkan ke jaringan dan merakitnya lagi menjadi satu file utuh sehingga
administrator jaringan dapat melihat/mengambil file yang dikirimkan apabila file
tersebut dicurigai berbahaya.
3.5
Perancangan Program Penganalisa Lalu Lintas Jaringan
3.5.1 Perancangan Model Sistem
Berikut adalah gambaran perancangan program penganalisa lalu lintas jaringan
Sterolex. Pada Gambar 3.5, Sterolex dibuat dalam 2 model. Server dan Client. Untuk
program server dibuat dengan menggunakan bahasa C di sistem operasi Linux dan
berjalan sebagai sebuah servis tanpa mengeluarkan tampilan apapun kecuali pesan
kesalahan pada layar (console mode), sedangkan program untuk client dibuat dengan
menggunakan PHP dan menggunakan web server Apache serta memanfaatkan database
server MySQL. Semua administrasi dapat dilakukan di client mulai dari Start /stop
program server sampai dengan mencetak laporan. Sterolex dapat dijalankan di sistem
operasi manapun asalkan pada sistem operasi itu terdapat web browser.
70
Linux Server
Tabel_dump
MySQL
Database
Sterolex
Apache Web Server
PHP Script
ery
_qu
p
m
_du
n
bel
Ta
sio
r
ses l_use
_
l
e
e
b
b
Ta
Ta
Client
Client
Query
Response
U+P
Otorisasi
Query
Response
U+P
Otorisasi
Query
Response
U+P
Otorisasi
Web Browser
Client
Gambar 3.5 Gambaran perancangan program Sterolex
Gambar 3.5 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
•
Client berhubungan dengan server melalui interface web browser. Semua
aktivitas seperti mengirimkan User ID dan Password (U+P) kemudian
memperoleh otorisasi, Query dan Response semuanya dilak ukan melalui
perantara web browser.
•
Web Browser berhubungan dengan server Sterolex melalui Apache web
server yang dilayani dengan script PHP.
•
Script PHP berhubungan langsung dengan MySQL database untuk operasi
authentikasi, menjaga user session dan mempero leh hasil query.
71
•
Server Sterolex berjalan sebagai servis di server Linux dan selalu mengisi
tabel_dump pada MySQL database dengan informasi paket data yang
berhasil ditangkap pada saat sniffing.
Tahap-tahap perancangan program penganalisa lalu lintas jaringan ini dibagi
menjadi 5 tahap yaitu:
•
Perancangan Struktur Menu
•
Perancangan State Transition Diagram (STD)
•
Perancangan Layar
•
Perancangan Database
•
Perancangan Modul
3.5.2 Rancangan Struktur Menu
Untuk merancang menu ini, penulis menganalisa kebutuhan pengguna untuk
menggunakan Sterolex. Adapun menu- menu yang sekiranya dibutuhkan oleh pengguna
adalah sebagai berikut:
Start/Stop, Query (Duration, Protocol, IP Address), Save,
Report (Bandwidth Usage, Packet Size Information, Summary, Detail), Normal/View,
Settings, Help dan Logout. Pada Gambar 3.6 berikut, digambarkan struktur menu dari
program client Sterolex:
72
Menu Utama
Start/
Stop
Query
Duration
Protocol
Save
IP
Address
Detail
report
View
Result
By
Protocol
Easy/
Normal
View
Report
Bandwidth
usage
infor
By IP
Address
Report
Summary
Settings
Help
Logout
Packet
size info
Graphics
Version
By IP
Address
Graphics
Version
Gambar 3.6 Diagram Struktur Menu Program Client
Berikut penjelasan akan perancangan dari masing-masing menu tersebut:
•
Start/Stop: Menu ini akan digunakan oleh pengguna yang memiliki hak
untuk mengaktifkan atau menon-aktifkan program server Sterolex. Fasilitas
menu ini digunakan secara toggle, artinya apabila posisi server Sterolex saat
ini sedang aktif, maka akan server Sterolex akan dinon-aktifkan dan
demikian juga berlaku untuk sebaliknya.
•
Query: Menu ini akan digunakan oleh pengguna untuk menampilkan/melihat
hasil packet dump yang berhasil diintip dan tersimpan dalam bentuk log file
yang masih belum diolah pada server (dalam format binary). Untuk menu
Query ini penulis sengaja memisahkan menjadi beberapa filter dengan tujuan
73
agar pengguna dapat lebih fokus hanya ke tampilan data yang diinginkan.
Penulis membagi kategori query ini menjadi 3 yaitu: Duration, Protocol, IP
Address.
o Menu Duration digunakan untuk membatasi rentang waktu. Menu ini
digunakan untuk menentukan rentang waktu yang ingin dilihat oleh
pengguna untuk dianalisa dimana menu ini akan mengeluarkan hasil
analisis berupa data yang diminta pengguna dengan cara mengisikan
batas tanggal dan jam awal serta tanggal dan jam akhir. Dari sini data
awal akan disaring dan data yang tidak termasuk dalam rentang waktu
ini akan dibuang/tidak dianalisa.
o Filter kedua adalah berdasarkan Protocol. Pada menu ini pengguna
dapat mendefinisikan dengan jelas jenis-jenis protokol yang
diinginkan untuk dianalisa. Sterolex menggunakan filter ini untuk
memilah jenis paket yang akan diikutkan untuk ditampilkan serta
dianalisa.
o Filter terakhir adalah berdasarkan IP address. Disini akan terjadi
filter terakhir dimana hanya IP address yang dipilih saja yang akan
ditampilkan dan dianalisa. IP address ini dapat berupa IP address dari
host ataupun sembarang IP address, yaitu dengan mengisikan kata
kunci “Any”. Setidaknya sesudah filter Duration diisi, maka
pengguna dapat menggunakan menu View Result yang terdapat pada
menu Query untuk melihat hasil dari tampilan dari analisa Sterolex
terhadap packet dump yang dipilih. Pada sa at Tombol View Result
74
belum ditekan, maka penulis membuat agar menu Start/Stop, Query,
Settings, Help dan Logout saja yang dapat diaktifkan. Oleh karena itu
tombol View Result ini digunakan sebagai gerbang, dimana setelah
tombol ini tekan maka akan menyebabkan banyak menu yang baru
dapat aktif. Menu yang baru aktif kemudian setelah tombol ini
ditekan adalah: Save, Easy/Normal View dan Report (Bandwidth
Usage, Packet Size Information, Summary, Detail). Yang masingmasing akan dijelaskan sebentar lagi.
•
Save: Menu ini akan gunakan oleh pengguna untuk menyimpan hasil query
dalam bentuk laporan detil yang akan disimpan pada harddisk local di
workstation client dalam format file text.
•
Report: Menu ini akan digunakan oleh Sterolex untuk memberikan hasil
laporan analisa kepada pengguna. Karena laporan ini memainkan peranan
yang sangat penting untuk pengguna karena laporan dapat memberikan
informasi yang sekiranya dibutuhkan oleh pengguna, maka menu ini
dirancang dengan banyak sub-menu dan dengan hati- hati. Adapun sub-menu
yang penulis rancang adalah: Bandwidth Usage Information, Packet Size
Information, Summary dan Detail.
o Menu Bandwidth usage information memberikan informasi mengenai
penggunaan bandwidth oleh protokol atau IP address tertentu. Oleh
karena itu menu ini dibagi lagi menjadi 2 sub- menu yaitu: Bandiwdth
Usage Information By Protocol dan Bandwidth Usage Information
by IP Address. Laporan dalam bentuk grafik juga diberikan untuk
75
meringkas kedua informasi diatas dalam bentuk grafik. Menu untuk
melakukan hal ini adalah menu Bandwidth Usage Information
Graphics Version.
o Jenis laporan kedua yang akan disajikan kepada pengguna adalah
berupa menu Packet Size Information. Pada menu ini dilaporkan
distribusi ukuran paket data yang beredar di jaringan dan juga dapat
ditampilakn secara berurutkan berdasarkan IP address. Laporan untuk
bentuk grafiknya adalah berupa menu Packet Size Information
Graphics Version.
o Dua laporan lain yang akan dibuat adalah Summary dan Detail. Menu
Report Summary digunakan untuk menghasilka n rangkuman dari
laporan yang bias dibuat oleh Sterolex. Isi dari rangkuman ini berupa
Total bandwidth usage, Bandwidth usage by Protocol, Top 15
bandwidth usage by IP Address, Total packet count, Top 15 most
packet count by IP address dan Packet list detailed tanpa packet
dump dengan tambahan informasi Bandwidth Usage dan Packet Size
Information dalam bentuk grafik. Sedangkan isi dari Detail Report
terdiri dari Total bandwidth usage, Bandwidth usage by Protocol,
Bandwidth usage by IP Address, Total packet count, Packet count by
IP address dan Packet list detailed dengan informasi packet dump
tetapi tanpa presentasi dalam bentuk grafik.
•
Easy/Normal View: Menu ini akan digunakan oleh pengguna secara toggle
untuk melihat hasil query dengan modus presentasi no rmal (seperti pada
76
program penganalisa lalu lintas jaringan biasa) ataupun dengan modus
EasyView dimana presentasi dapat lebih mudah dibaca. Modus EasyView
ditampilkan dalam bentuk yang sesuai dengan analisa teknik EasyView
diatas.
•
Settings, menu ini akan digunakan apabila pengguna ingin mengatur
beberapa pengaturan pada program Sterolex. Pengaturan yang dirancang
adalah adalah auto logoff setelah idle dalam beberapa waktu, mencoba
resolve IP ke nama DNS dan mengubah password admin serta user.
•
Help, menu ini dapat digunakan apabila pengguna membutuhkan bantuan
didalam mengakses menu ataupun fasilitas yang disediakan oleh Sterolex. Isi
dari menu ini dapat dilihat pada Lampiran Help yang disertakan pada
halaman lampiran.
•
Logout, menu ini akan digunakan oleh pe ngguna yang sudah selesai
menggunakan program Sterolex.
77
3.5.3 Perancangan State Transition Diagram
Gambar 3.7 dibawah adalah gambaran State Transition Diagram program client
Sterolex:
Verifikasi User ID dan Password
gagal
Tampilkan Layar Verifikasi
Layar Verfikasi
Verifikasi User ID dan Password berhasil
Tampilkan Layar Utama
Proses selesai
Kembali ke Layar Utama
Layar Utama
Pilih Menu Start/Stop
Tampilkan status program server
Pilih Menu Logout
Tampilkan Layar Logout
Pilih Menu Query
Tampilkan Layar Query
Pilih Menu Help
Tampilkan Layar Help
Pilih Menu Save
Tampilkan Layar Save
Pilih Menu
Print
Tampilkan
Layar Detail
report
Layar
Start/
Stop
Layar
Query
Layar
Save
Pilih Menu Settings
Tampilkan Layar Settings
Pilih Menu
Report Summary
TampilkanLayar
Report Summary
Pilih Menu
Easy/
Normal
View
Tampilkan
Layar Easy/
Normal
View
Layar
Detail
report
Pilih Menu Report
Tampilkan Menu Report
Layar
Easy/
Normal
View
Layar
Report
Layar
Report
Summa
ry
Layar
Settings
Layar
Help
Layar
Logout
Gambar 3.7 State Transition Diagram Layar Utama
Pada Gambar 3.7 ini, sebelum masuk ke state Layar Utama terdapat state
Verifikasi, apabila verifikasi berhasil dilewati, maka proses akan berlanjut ke state Layar
Utama sedangkan apabila verifikasi masih gagal, maka state verifikasi akan terus
diulangi. Ada 10 state yang dapat dituju dari Layar Utama, yaitu: Start/Stop, Query,
78
Save, Detail Report, Easy/Normal View, Report, Report Summary, Settings, Help dan
Logout. Masing- masing state dari ke-10 state diatas dapat kembali lagi ke Layar Utama.
Layar Utama
Pilih Menu Start/Stop
Tampilkan status program server
Proses Selesai
Kembali ke Layar Utama
Start/
Stop
Gambar 3.8 State Transition Diagram Layar Start/Stop Program
Pada Gambar 3.8 ini, dari state Layar Utama, pengguna dapat langsung menuju
ke state Start/Stop dan sebaliknya.
Layar Utama
Pilih Menu Query
Tampilkan Layar Query
Proses selesai
Kembali ke Layar Utama
Layar
Query
Pilih Duration
Tampilkan Layar Duration
Pilih IP Address
Tampilkan Layar IP Address
Pilih Protocol
Tampilkan Layar Protokol
Layar
Duration
Layar
Protocol
Layar
IP
Address
Pilih View Result
Tampilkan Layar
Normal View
Layar
Normal
View
Proses Selesai
Kembali ke Layar Utama
Gambar 3.9 State Transition Diagram Layar Query
79
Pada Gambar 3.9 ini, dari state Layar Utama, pengguna dapat langsung menuju
ke state Query. Dari state Query ini pengguna dapat menuju ke-3 state lainnya, yaitu:
Duration, Protocol dan IP Address. Setiap dari 3 state diatas dapat langsung menuju ke
state Normal View dengan menekan tombol View Result . Pada state View Result ini,
pengguna dapat langsung kembali ke state Layar Utama.
Layar Utama
Layar
Query
Pilih Duration
Tampilkan Layar Duration
Pilih Tanggal Awal
Tampilkan Tanggal Awal
Pilih Jam Awal
Tampilkan Jam Awal
Layar
Duration
Pilih Tanggal Akhir
Tampilkan Tanggal Akhir
Pilih Jam Akhir
Tampilkan Jam Akhir
Pilih View Result
Tampilkan Normal
View
Proses Selesai
Kembali ke Layar Utama
Layar Normal
View
Pilih Menu easy/
Normal View
Tampilkan Easy
view
Pilih Menu easy/
Normal View
TampilkanNormal
view
Layar Easy View
Proses Selesai
Kembali ke Layar Utama
Gambar 3.10 State Transition Diagram Layar Query Duration
Pada Gambar 3.10 ini ditampilkan detil state Query Duration. Pada state ini,
pengguna dapat memasukkan entri berupa Tanggal Awal, Jam Awal, Tanggal Akhir dan
Jam Akhir. Setelah pengguna menekan tombol View Result, maka program akan menuju
80
ke state Normal View. Pengguna dapat berpindah-pindah dari state Normal View ke
EasyView dan seterusnya atau kembali ke State Query.
Layar Utama
Layar
Query
Pilih Protocol
Tampilkan Layar Protokol
Klik di Check Box
Tampilkan tanda checked
Layar
Protocol
Pilih View Result
Tampilkan Normal
View
Proses Selesai
Kembali ke Layar Utama
Pilih Menu easy/
Normal View
Tampilkan Easy
view
Layar Normal
View
Layar Easy
View
Pilih Menu easy/
Normal View
TampilkanNormal
view
Proses Selesai
Kembali ke Layar Utama
Gambar 3.11 State Transition Diagram Layar Query Protocol
Pada Gambar 3.11 ini ditampilkan detil state Query Protocol. Pada state ini,
pengguna dapat memasukkan entri berupa pilihan jenis protokol yang diinginkan, seperti
IP, TCP, UDP, ICMP. Setelah selesai memilih dan pengguna menekan tombol View
Result, maka program akan menuju ke state Normal View. Pengguna dapat berpindahpindah dari state Normal View ke EasyView dan seterusnya atau kembali ke State Query.
81
Proses Selesai
Kembali ke Layar Utama
Layar Utama
Layar
Query
Pilih IP Address
Tampilkan Layar IP Address
Ketik IP Address di Station1
Tampilkan IP Address di Station1
Ketik IP Address di Station2
Tampilkan IP Address di Station2
Layar
IP
Address
Pilih View Result
Tampilkan Layar
Normal View
Proses Selesai
Kembali ke Layar Utama
Pilih Direction
Tampilkan Direction
Layar Normal
View
Pilih Menu easy/
Normal View
Tampilkan Layar
Easy view
Layar Easy
View
Pilih Menu easy/
Normal View
Tampilkan Layar
Normal view
Gambar 3.12 State Transition Diagram Layar Query IP Address
Pada Gambar 3.12 ini ditampilkan detil state Query IP Address. Pada state ini,
pengguna dapat memasukkan entri berupa pilihan alamat IP address (station 1 dan
station 2) dan juga jenis direction yang diinginkan. Setelah selesai memilih dan
pengguna menekan tombol View Result, maka program akan menuju ke state Normal
View. Pengguna dapat berpindah-pindah dari state Normal View ke EasyView dan
seterusnya atau kembali ke State Query.
82
Layar Utama
Pilih Cancel
Kembali ke Layar Utama
Pilih Menu Save
Tampilkan Layar Save
Layar
Save
Proses selesai
Kembali ke Layar Utama
Data
tersimpan
Pilih Save
Simpan data
Gambar 3.13 State Transition Diagram Layar Save
Pada Gambar 3.13, dari state Layar Utama, pengguna dapat menuju State Save
dengan menekan tombol Save. Setelah masuk state ini terdapat 2 pilihan yaitu Ok atau
Cancel. Apabila pengguna memilih Ok, maka program akan menyimpan data ke file dan
langsung kembali ke state Layar Utama, akan tetapi jika pengguna memilih Cancel,
maka program akan langsung ke state Layar Utama tanpa menyimpan data ke file.
Layar Utama
Pilih Menu
Print
Tampilkan
Layar Report Detail
Layar
Report
Detail
Proses selesai
Kembali ke Layar Utama
Pilih Menu Print Now
Cetak Tampilan
Tampilan tercetak
Gambar 3.14 State Transition Diagram Menu Print
83
Pada Gambar 3.14, dari state Layar Utama, pengguna dapat menuju State Detail
Report dengan menekan tombol Print. Setelah masuk state ini terdapat pilihan untuk
mencetak. Apabila pengguna memilih tombol Print, maka program akan mencetak data
ke printer dan kemudian kemb ali ke state Layar Utama.
Layar Utama
Pilih Menu Easy/Normal
Tampilkan Layar Normal View
Proses Selesai
Kembali ke Layar Utama
Pilih Menu easy/
Normal View
Tampilkan Easy
view
Layar Normal
View
Layar Easy
View
Pilih Menu easy/
Normal View
TampilkanNormal
view
Proses Selesai
Kembali ke Layar Utama
Gambar 3.15 State Transition Diagram Layar Normal/EasyView
Pada Gambar 3.15 ini, dari state Layar Utama, pengguna dapat menuju ke state
Normal View dengan menekan tombol Normal/EasyView. Akan tetapi tombol ini hanya
dapat ditekan apabila pengguna sudah terlebih dahulu menekan tombol View Result dari
sub menu Query. Setelah masuk ke state Normal View, pengguna dapat berpindahpindah dari state Normal View ke EasyView dan seterusnya atau kembali ke State Query.
84
Layar Utama
Pilih Menu Report
Tampilkan Layar Report
Layar Report
Pilih Bandwidth Usage Information
Tampilkan Bandwidth Usage Information
Pilih Packet Size Information
Tampilkan Packet Size
Information
Layar
Bandwidth
Usage
Information
Layar Packet
Size
Information
Pilih Summary
Tampilkan Summary
Proses Selesai
Kembali ke Layar Utama
Pilih Complete
Tampilkan Complete
Layar
Complete
Layar
Summary
Gambar 3.16 State Transition Diagram Layar Report
Pada Gambar 3.16 ini, pada state Report pengguna dapat menuju ke-4 state yang
diinginkan yaitu: Bandwidth usage information, Packet size information, Complete dan
Summary. Masing-masing state tersebut akan memberikan laporan dengan presentasi
tampilan informasi yang berbeda-beda. Dari ke-4 state tersebut, pengguna dapat kembali
ke state Layar Utama.
85
Layar Report
Pilih Bandwidth Usage Information
Tampilkan Bandwidth Usage Information
Layar Bandwidth
Usage for IP
Address by
Protocol
Pilih Salah satu IP Address
yang Ada
Tampilkan Bandwidth Usage for
IP Address by Protocol
Layar
Bandwidth
Usage
Information
(Text)
Pilih Graphics Version
Tampilkan Graphics Version
Pilih Text Version
Tampilkan Text Version
Layar
Bandwidth
Usage
Information
(Graphics)
Pilih Salah satu Protocol
yang Ada
Tampilkan Bandwidth
Usage for Protocol by
IP Address
Layar Bandwidth
Usage for Protocol
by IP Address
Gambar 3.17 State Transition Diagram Layar Report Bandwidth Usage Information
Pada Gambar 3.17 ini, dari state Bandwidth usage information text version,
pengguna dapat menuju ke-3 state yaitu: Bandwidth usage information by Protocol,
Bandwidtdh usage information by IP Address dan Bandwitdh usage information
Graphics Versions. Dari state Bandwidth usage information by Protocol, Bandwidtdh
usage information by IP Address pengguna dapat menuju ke state Bandwidth usage
information Text Version. Pada state Bandwitdh usage information Graphics Versions
pengguna dapat langsung menuju ke state Bandwidth usage information Text Version
dan sebaliknya, ataupun langsung ke state Layar Utama.
86
Layar Report
Pilih Packet Size Information
Tampilkan Packet Size
Information
Layar Packet
Statistic for IP
Address
Pilih Salah satu IP
Address yang Ada
Tampilkan Packet
Statistic for IP Address
Layar Packet
Size
Information
(Text)
Pilih Graphics Version
Tampilkan Graphics Version
Pilih Text Version
Tampilkan Text Version
Layar Packet
Size
Information
(Graphics)
Gambar 3.18 State Transition Diagram Layar Report Packet Size Information
Pada Gambar 3.18 ini, dari state Packet size information text version, pengguna
dapat menuju ke-2 state yaitu: Packet Statistic for IP Address dan Packet size
information Graphics Versions. Dari state Packet size information text v ersion pengguna
dapat menuju ke state Layar Utama. Pada state Packet size information Graphics
Versions pengguna dapat langsung menuju ke state Bandwidth usage information Text
Version dan sebaliknya, ataupun langsung ke state Layar Utama.
Layar Report
Pilih Complete
Tampilkan Tampilan
Complete
Layar
Complete
Proses selesai
Kembali ke Layar Utama
Tampilan
tercetak
Gambar 3.19 State Transition Diagram Layar Report Complete
87
Pada Gambar 3.19 ini, dari state Report, pengguna langsung dibawa ke state
Complete Report apabila menekan tombol Complete pada sub menu Report, dan
pengguna dapat langsung menuju ke state Layar Utama jika diinginkan.
Layar Report
Pilih Summary
Tampilkan Layar
Report Summary
Proses Selesai
Kembali ke Layar Utama
Layar Tampilan
tercetak
Pilih Menu Print Now
Cetak Tampilan
Layar Report
Summary
Gambar 3.20 State Transition Diagram Layar Report Summary
Pada Gambar 3.20 ini, dari state Report, pengguna langsung dibawa ke state
Report Summary apabila menekan tombol Summary pada sub menu Report, dan
pengguna dapat langsung menuju ke state Layar Utama jika diinginkan.
Layar Utama
Pilih Menu
Report Summary
Tampilkan Layar
Report Summary
Proses Selesai
Kembali ke Layar Utama
Tampilan
tercetak
Pilih Menu Print Now
Cetak Tampilan
Layar
Report
Summary
Gambar 3.21 State Transition Diagram Layar Menu Report Summary
Pada Gambar 3.21 ini, dari state Layar Utama, pengguna langsung dibawa ke
state Report Summary apabila menekan to mbol Report Summary pada menu Layar
88
Utama. Pada state ini pengguna juga dapat menuju state Print apabila pengguna
menekan tombol Print.
Layar Utama
Pilih Menu Settings
Tampilkan Menu Settings
Proses Selesai
Kembali ke Layar Utama
Ketik Current Admin Password
Tampilkan Asterisk
Ketik New Admin Password
Tampilkan Asterisk
Layar Data
Tersimpan
Ketik New Admin Password lagi
Tampilkan Asterisk
Pilih Save
Simpan Data
Ketik Current User Password
Tampilkan Asterisk
Layar
Settings
Ketik New User Password
Tampilkan Asterisk
Ketik New User Password lagi
Tampilkan Asterisk
Ketik Minutes for Auto Logoff
Tampilkan Menit
Gambar 3.22 State Transition Diagram Layar Settings
Pada Gambar 3.22 ini, dari state Layar Utama, pengguna langsung dibawa ke
state Settings apabila menekan tombol Settings pada menu Layar Utama. Pada state ini
pengguna dapat mengatur fasilitas Auto Logoff dan mengubah password user serta
admin. Pengguna langsung dibawa ke state Layar Utama apabila pengguna menekan
tombol Save.
89
Layar Utama
Pilih Menu Help
Tampilkan Menu Help
Pilih salah satu Index Help
Tampilkan Help Text
Proses Selesai
Kembali ke Layar Utama
Layar
Help
Gambar 3.23 State Transition Diagram Layar Help
Pada Gambar 3.20 ini, dari state Layar Utama, pengguna dapat langsung menuju
ke state Help dan sebaliknya. Dari state ini pengguna dapat memilih link yang
diinginkan dan layar bantuan ditampilkan dalam state yang sama.
Layar Utama
Pilih Menu Logout
Tampilkan Layar
Logout
Layar
Logout
Gambar 3.24 State Transition Diagram Layar Logout
Pada Gambar 3.24 ini, dari state Layar Utama, pengguna dapat langsung menuju
ke state Logout dan setelah itu program akan mengakhiri sesinya. State ini adalah final
state pada program ini.
90
3.5.4 Rancangan Layar
Pada program server, tidak ada rancangan layar karena program server dibuat
sebagai sebuah service pada sistem operasi Linux. Rancangan layar pada program client
meliputi 24 rancangan layar. Pada layar pertama akan digambarkan rancangan layar
login seperti yang terlihat pada Gambar 3.25.
Network Traffic Analyzer
Logo
User
XXXXXX
Password
*******
Login
STEROLEX
STEphanus Ridwan
ROny Baskoro Lukito
ALEX
(c) 07.2001
Gambar 3.25 Rancangan Layar Logon
Layar ini terdiri dari tulisan Network Traffic Analyzer, logo, text box User, text
box Password dan nama pembuat. Apabila login gagal, maka akan ditampilkan Layar
Invalid Login (Gambar 3.26) dan program akan meminta pemakai untuk melakukan
login ulang. Tetapi jika User dan Password diterima maka akan ditampilkan Layar
Utama (Gambar 3.27).
91
Network Traffic Analyzer
Logo
Invalid User/Password
User
XXXXX
Password
********
STEROLEX
STEphanus Ridwan
ROny Baskoro Lukito
ALEX
(c) 07.2001
Login
Gambar 3.26 Rancangan Layar Invalid Login
Start/
Stop
Query
Save
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
Setti
ngs
Help
Press Query to begin analyze.....
Gambar 3.27 Rancangan Layar Utama
Logo
ut
92
Pada Gambar 3.27 ini, Layar Utama memiliki sebuah toolbar pada baris atas
yang terdiri dari beberapa tombol berikut: Start/Stop (Gambar 3.28), Query (Gambar
3.29), Save (Gambar 3.33), Print (Gambar 3.34), Easy/Normal View (Gambar 3.32),
Report (Gambar 3.36), Report Summary (Gambar 3.44), Settings (Gambar 3.45), Help
(Gambar 3.46) dan Logout (Gambar 3.47).
Awalnya, hanya tombol Start/stop, Query, Settings, Help dan Logout saja yang
dapat ditekan (enable). Tombol lainnya hanya dapat ditekan (enable) setelah pemakai
melakukan query dengan menekan tombol query.
Tombol Start/Stop berupa toggle, dapat berupa 2 gambar (icon) yang berbeda.
Apabila program server dalam keadaan tidak aktif, maka gambar pada tombol akan
berbentuk seperti berikut: [ u ], akan tetapi jika program server sudah dalam keadaan
aktif, maka gambar pada tombol akan berbentuk seperti: [ ¢ ]. Apabila tombol
Start/Stop ditekan, maka program akan menampilkan Gambar 3.28.
Start/
Stop
Query
Save
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
Setti
ngs
Help
Service has been started/stopped
Gambar 3.28 Rancangan Layar Start/Stop Program Server
Logo
ut
93
Jika pemakai ingin menampilkan hasil sniffing yang dilakukan oleh program
server, maka pemakai dapat menekan tombol query seperti pada Gambar 3.29 berikut.
Start/
Stop
Query
Save
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
Setti
ngs
Help
Logo
ut
Filter
Category
Duration
Protocol
IP Address
View Result
Gambar 3.29 Rancangan Layar Query
Layar ini digunakan oleh pemakai untuk menampilkan hasil sniffing yang
dilakukan oleh program server berdasarkan kriteria yang dapat diatur sendiri oleh
pemakai. Kriteria atau filter yang dapat diatur oleh pemakai untuk menampilkan hasil
sniffing berdasarkan kategori Duration (Gambar 3.30), kategori Protocol (Gambar 3.31)
dan kategori IP Address (Gambar 3.32). Setelah pemakai mengisi kriteria rentang waktu
(Duration), maka pemakai baru dapat menekan tombol View Result yang sebelumnya
tidak dapat ditekan (disable). Setelah tombol View Result ditekan, maka semua tombol
pada toolbar baru dapat ditekan (enable). Hasil dari View Result dapat dilihat pada
Gambar 3.32.
94
Start/
Stop
Query
Save
Filter
Category
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
Setti
ngs
Help
Logo
ut
Duration
From:
q
Date
q
q
Time
q
q
To:
Date
q
q
Time
q
q
Duration
Protocol
IP Address
q
View Result
Gambar 3.30 Rancangan Layar Kriteria Duration
Pada rancangan layar ini, terdapat beberapa combo box yang harus diisi dengan
tanggal, bulan, tahun, jam dan menit.
Start/
Stop
Query
Save
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
Setti
ngs
Help
Select Protocol:
Filter
TCP
Category
Duration
Protocol
IP Address
View Result
HTTP
HTTPS
FTP
Telnet
POP3
SMTP
DNS
Lotus Note
NNTP
Others
UDP
DNS
NFS
Others
ICMP
Gambar 3.31 Rancangan Layar Kriteria Protocol
Logo
ut
95
Rancangan layar kriteria protokol memiliki 3 check box kategori untuk memilih
jenis protokol. Ke-3 check box itu adalah pilihan untuk TCP, UDP dan ICMP dimana
masing-masing kategori masih memiliki sub kategori lagi. Yaitu: HTTP, HTTPS, FTP,
Telnet, POP3, SMPT, DNS, Lotus Note, NNTP, DNS (UDP), NFS dan 2 textbox untuk
mengisi nomor port pada TCP dan UDP.
Start/
Stop
Query
Save
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
Setti
ngs
Logo
ut
Help
IP Address
Filter
Station 1
Category
Direction
Station 2
Duration
Protocol
IP Address
View Result
Apply
Gambar 3.32 Rancangan Layar Kriteria IP Address
Pada rancangan layar ini, terdapat 5 text box Station1 dan 5 text box Station2
yang digunakan untuk mengisi IP address. Disamping itu juga terdapat 5 pasang radio
button yang digunakan untuk memilih arah (direction).
96
DETAIL REPORT
Created on 30 Jul 2001 23:55
Save As
Bandwidth Usage: ___
Protocol:
Save in:
xxxx xxxx xxxx xxxxx
xxxx xxxxx xxxx xxxx
Bandwidth usage by IP Address
xxxx xxxxx xxxx xxxxx
xxxx xxxxx xxxx xxxxx
Packet statistics : ____ total count
xxx-xxx : nnn
xxx-xxx : nnn
packet count by IP Address
xxxx xxxx xxxx xxxx
File name: *.txt
xxxx xxxx xxxx xxxx
q
S
Save as type: Text Documents (*.txt)
Packet lit deailed:
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Save
Cancel
Gambar 3.33 Rancangan Layar Save
Pada Gambar 3.33 diatas, ditampilkan rancangan layar Save. Pada layar save
ini, dilatar belakang selalu ditampilkan layar Report Detil terlebih dahulu. Pada layar ini
akan dibuka new window pada web browser. Dialog box “Save As” menggunakan
default dari sistem operasi Windows (jika client menggunakan sistem operasi Windows).
Isi dari dialog box itu adalah text box Save In, List nama file, text box File name dan
Save as type, dengan 2 button yaitu Save dan Cancel. Jika tidak menggunakan sistem
operasi Windows, maka tampilan akan disesuaikan dengan sistem operasi dan web
browser yang digunakan oleh pemakai.
97
DETAIL REPORT
Created on 30 Jul 2001 23:55
Bandwidth Usage: ___
Protocol:
xxxx xxxx xxxx xxxxx
xxxx xxxxx xxxx xxxx
Bandwidth usage by IP Address
xxxx xxxxx xxxx xxxxx
xxxx xxxxx xxxx xxxxx
2
Packet statistics : ____ total count
xxx-xxx : nnn
xxx-xxx : nnn
packet count by IP Address
xxxx xxxx xxxx xxxx
xxxx xxxx xxxx xxxx
4
1
3
5
Packet list detailed:
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Gambar 3.34 Rancangan Layar Print
Rancangan layar ini ditampilkan apabila pengguna menekan tombol Print. Pada
saat tombol Print ditekan, maka hasil laporan detil akan ditampilkan pada layar baru.
Berikut contoh tampilan pada area nomor 1:
Total bandwidth usage : 10459kb
Bandwidth usage by protocol
HTTP
: 8945kb (78.81%)
FTP
: 1024kb (12.75%)
POP3
: 564kb ( 5.89%)
SMTP
:
56kb ( 0.54%)
--dan seterusnya—
Angka persen pada rancangan layar diatas didapat dari penggunaan bandwidth
per protokol dibagi total bandwidth usage dikalikan 100%.
98
Berikut contoh tampilan pada area nomor 2:
Bandwidth usage by IP address
10.10.10.1
in: 144kb (%)
out: 801kb (%)
10.10.10.15 in: 43kb (%)
out: 198kb (%)
10.10.20.22 in: 257kb (%)
out: 307kb (%)
--dan seterusnya—
total: 945kb (37.01%)
total: 241kb (13.22%)
total: 564kb (20.98%)
Angka persen pada rancangan layar diatas didapat dari penggunaan bandwidth
per IP dibagi total bandwidth usage dikalikan 100%
Berikut contoh tampilan pada area nomor 3:
Total packet count : 151223
0-75 b : 212 ( 7.12%)
76-150b : 65
( 2.11%)
151-225b : 220 ( 7.34%)
226-300b : 54
( 1.99%)
301-375b : 16
( 0.45%)
376-450b : 200 ( 7.12%)
451-525b : 1023 (34.66%)
--dan seterusnya---
Berikut contoh tampilan pada area nomor 4:
Packet count by IP address
10.10.10.1
in: 144 (%)
out: 801 (%)
10.10.10.15 in: 43 (%)
out: 198 (%)
10.10.20.22 in: 257 (%)
out: 307 (%)
--dan seterusnya—
total: 945 (37.01%)
total: 241 (13.22%)
total: 564 (20.98%)
Berikut contoh tampilan pada area nomor 5:
Packet list detailed
Filter apply
Duration
: 29 July 2001 23:15 To 30 July 2001 00:30
Protocol
: ICMP, DNS, HTTP
IP address : 10.21.0.233 < -> Any Or
10.20.37.99 --> 10.21.0.45
No
: 01
----- IPv4 Header ----Version = 4
Header length = 20 bytes
99
Type of service = 0x00
Total length = 1500 bytes
Identification = 30162
Flags = 0x04
Fragment offset = 0 bytes
Time to live = 63 seconds/hops
Protocol = 6 (TCP)
Header checksum = 0x6D55
Source address = [202.155.89.19]
Destination address = [10.20.37.50]
No IP options
----- TCP Header ----Source port = 80 (http)
Destination port = 1042
Sequence number = 3690248207
Acknowledgement number = 90694
Header length = 20 bytes
Flags = **P***
Window = 32120
Checksum = 0x5329
Urgent pointer = 0
No TCP options
----- HTTP Server Reply ----[1460 byte(s) of data]
HTTP/1.0 200 OK
Date: Thu, 21 Jun 2001 12:39:30 GMT
==========================================================================
* 00 A0 24 70 | FA 55 00 03 | FE DE 0C 00 | 08 00 45 00 [..$p.U........E.]
* 05 DC 75 D2 | 40 00 3F 06 | 6D 55 CA 9B | 59 13 0A 14 [..u.@.?.mU..Y...]
* 25 32 00 50 | 04 12 DB F4 | B8 0F 00 01 | 62 46 50 18 [%2.P........bFP.]
* 7D 78 53 29 | 00 00 48 54 | 54 50 2F 31 | 2E 30 20 32 [}xS)..HTTP/1.0 2]
* 30 30 20 4F | 4B 0D 0A 44 | 61 74 65 3A | 20 54 68 75 [00 OK..Date: Thu]
* 2C 20 32 31 | 20 4A 75 6E | 20 32 30 30 | 31 20 31 32 [, 21 Jun 2001 12]
* 3A 33 39 3A | 33 30 20 47 | 4D 54 0D 0A | 53 65 72 76 [:39:30 GMT..Serv]
* 65 72 3A 20 | 41 70 61 63 | 68 65 2F 31 | 2E 33 2E 31 [er: Apache/1.3.1]
* 32 20 28 55 | 6E 69 78 29 | 20 50 48 50 | 2F 34 2E 30 [2 (Unix) PHP/4.0]
* 2E 31 0D 0A | 58 2D 50 6F | 77 65 72 65 | 64 2D 42 79 [.1..X-Powered-By]
* 3A 20 50 48 | 50 2F 34 2E | 30 2E 31 0D | 0A 43 6F 6E [: PHP/4.0.1..Con]
* 74 65 6E 74 | 2D 54 79 70 | 65 3A 20 74 | 65 78 74 2F [tent-Type: text/]
* 68 74 6D 6C | 0D 0A 58 2D | 43 61 63 68 | 65 3A 20 4D [html..X-Cache: M]
* 49 53 53 20 | 66 72 6F 6D | 20 50 72 6F | 78 79 53 74 [ISS from ProxySt]
* 61 66 66 0D | 0A 43 6F 6E | 6E 65 63 74 | 69 6F 6E 3A [aff..Connection:]
* 20 63 6C 6F | 73 65 0D 0A | 0D 0A 3C 68 | 74 6D 6C 3E [ close....<html>]
* 0A 3C 68 65 | 61 64 3E 0A | 20 20 20 20 | 20 20 20 20 [.<head>.
]
* 3C 74 69 74 | 6C 65 3E 42 | 69 6E 61 20 | 4E 75 73 61 [<title>Bina Nusa]
* 6E 74 61 72 | 61 20 55 6E | 69 76 65 72 | 73 69 74 79 [ntara University]
* 3C 2F 74 69 | 74 6C 65 3E | 0A 20 20 20 | 20 20 20 20 [</title>.
]
* 20 3C 6C 69 | 6E 6B 20 72 | 65 6C 3D 22 | 73 74 79 6C [ <link rel="styl]
* 65 73 68 65 | 65 74 22 20 | 68 72 65 66 | 3D 22 62 73 [esheet" href="bs]
* 74 79 6C 65 | 2E 63 73 73 | 22 3E 0A 3C | 2F 68 65 61 [tyle.css">.</hea]
* 64 3E 09 0A | 3C 62 6F 64 | 79 20 6C 65 | 66 74 6D 61 [d>..<body leftma]
* 72 67 69 6E | 3D 22 30 22 | 20 74 6F 70 | 6D 61 72 67 [rgin="0" topmarg]
* 69 6E 3D 22 | 30 22 3E 0A | 3C 21 2D 2D | 20 57 68 6F [in="0">.<!-- Who]
* 6C 65 20 74 | 61 62 6C 65 | 20 2D 2D 3E | 20 0A 3C 74 [le table --> .<t]
* 61 62 6C 65 | 20 63 65 6C | 6C 70 61 64 | 64 69 6E 67 [able cellpadding]
* 3D 22 30 22 | 20 63 65 6C | 6C 73 70 61 | 63 69 6E 67 [="0" cellspacing]
* 3D 22 30 22 | 20 62 6F 72 | 64 65 72 3D | 22 30 22 20 [="0" border="0" ]
* 77 69 64 74 | 68 3D 22 31 | 30 30 25 22 | 3E 0A 20 20 [width="100%">. ]
* 3C 74 72 3E | 20 0A 20 20 | 20 20 3C 74 | 64 20 61 6C [<tr> .
<td al]
* 69 67 6E 3D | 22 63 65 6E | 74 65 72 22 | 3E 20 3C 21 [ign="center"> <!]
* 2D 2D 20 48 | 65 61 64 65 | 72 20 42 69 | 6E 61 20 4E [-- Header Bina N]
* 75 73 61 6E | 74 61 72 61 | 20 2D 2D 3E | 20 0A 20 20 [usantara --> . ]
* 20 20 20 20 | 3C 74 61 62 | 6C 65 20 63 | 65 6C 6C 70 [
<table cellp]
100
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
61
70
72
33
30
72
64
65
65
69
65
77
68
30
61
79
61
20
68
72
3C
0A
72
20
6E
20
74
6E
6C
20
74
6E
76
20
79
65
65
20
26
20
75
69
6F
20
62
20
20
3D
67
61
33
3D
20
3E
26
20
3E
2D
2D
64
61
3D
33
30
3E
20
69
66
6D
61
69
74
22
6E
20
3E
20
74
22
21
20
6D
61
2F
20
20
61
75
20
20
61
61
20
70
3D
3D
20
6E
20
74
7A
72
20
73
20
74
73
65
72
33
53
61
0A
6E
20
0A
2D
2D
64
63
22
33
25
20
61
67
3D
67
64
64
3D
20
74
2D
3C
3C
22
20
2D
20
20
63
68
20
74
6D
65
20
74
6D
6C
20
65
22
22
20
62
20
20
65
64
20
70
20
79
65
2F
63
09
65
6C
20
62
20
20
20
3E
69
69
30
33
22
0A
6C
68
22
20
65
74
22
61
61
20
2F
74
20
68
2D
20
6D
74
74
20
79
65
3D
20
79
65
75
20
3D
65
22
20
73
20
74
3D
73
20
3B
20
70
61
62
68
68
61
69
20
73
20
20
45
20
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6E
6E
22
33
3E
20
69
74
69
73
72
68
36
6C
72
48
74
64
63
65
20
20
65
69
73
20
70
3D
22
20
70
3D
65
20
22
78
3E
53
70
20
79
22
22
20
26
20
65
72
75
2E
65
72
67
20
70
20
20
4E
3C
67
67
20
33
0A
20
67
3D
6E
72
5F
3D
33
74
61
6F
64
20
6C
69
53
20
74
6F
65
20
65
22
68
20
65
22
3D
20
68
63
0A
20
3B
20
70
31
20
20
6E
20
3D
63
74
67
69
63
6E
20
3B
20
20
44
73
3D
3D
62
22
20
20
6E
22
64
63
6C
22
22
3D
20
6D
3E
61
61
67
65
20
68
6E
61
20
3D
63
74
20
3D
72
22
20
69
6C
20
45
26
20
65
35
76
20
62
20
69
68
74
69
67
68
3D
20
26
20
20
20
70
No
: 02
----- IPv4 Header ----Version = 4
22
22
67
20
20
20
3D
36
65
3D
65
33
20
22
55
65
0A
6C
73
68
61
20
6F
3D
72
20
22
6F
64
20
22
65
22
20
64
75
20
20
6E
20
3D
22
61
20
73
20
6D
20
6F
66
68
20
61
20
6E
20
20
3A
61
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
30
30
63
77
20
20
22
30
78
22
66
31
62
42
6E
70
20
69
73
74
72
20
64
22
63
20
68
6E
69
20
68
73
3E
3C
64
64
20
41
62
20
22
20
6C
20
70
20
61
73
6E
22
74
62
62
20
62
20
20
20
6E
22
22
6F
69
20
20
6C
22
2E
69
74
30
6F
69
69
61
20
67
3D
3D
63
20
3D
2F
68
20
69
66
67
20
69
74
0A
69
65
65
20
20
73
20
74
6E
75
20
3B
20
67
72
2F
20
3D
6F
73
20
73
20
20
53
20
20
20
6C
64
20
20
65
3E
68
6D
2E
22
72
6E
76
67
20
6E
22
22
68
20
22
63
22
20
64
69
22
20
64
72
20
6E
6E
22
20
52
70
20
65
61
65
20
20
3C
65
63
62
77
32
72
6D
20
70
3C
20
65
63
62
6F
74
20
20
66
3C
74
61
6A
20
64
61
65
65
20
3D
68
36
20
20
70
67
3E
3C
64
67
3E
3C
64
69
20
70
22
20
20
20
3B
20
78
6D
3D
20
0A
69
20
3D
74
69
30
64
69
20
3B
2F
20
61
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
65
6F
72
68
20
20
74
61
6D
67
70
68
65
20
72
22
20
22
65
30
2D
20
6F
69
0A
69
65
22
0A
69
65
63
20
75
20
76
20
43
20
3C
74
65
22
20
20
6E
6E
22
6E
64
20
65
64
20
20
66
20
72
6C
72
3D
3D
20
20
22
20
22
65
67
65
72
4E
73
3E
20
72
61
22
2D
3C
73
2D
20
6E
6E
20
20
6E
6E
74
20
74
6E
61
20
20
0A
69
22
3D
22
20
20
70
61
69
5F
74
61
72
64
20
0A
6F
20
63
6C
64
22
22
3C
3C
20
68
3E
2F
22
69
3D
75
69
3C
20
69
64
3E
3E
66
74
62
20
70
22
76
20
70
22
22
20
20
61
6C
20
48
20
6E
20
22
3E
26
20
75
6D
6D
73
68
6C
3D
6C
20
20
72
3C
68
73
65
23
31
74
74
68
72
3C
68
20
67
22
73
74
2F
20
67
65
20
20
6F
22
69
20
75
20
61
20
75
20
20
20
74
6D
75
20
20
20
70
73
77
0A
6E
20
74
65
61
65
3D
74
30
65
20
20
6D
21
20
[adding="0" cells]
[pacing="0" borde]
[r="0" bgcolor="#]
[333333" width="1]
[00%">.
<t]
[r> .
<t]
[d align="left" h]
[eight="60"><a hr]
[ef="index.htm"><]
[img src="image/h]
[eader_left.jpg" ]
[width="310" heig]
[ht="63" border="]
[0" alt="Bina Nus]
[antara Universit]
[y - Homepage"></]
[a></td>.
]
[ <td align="rig]
[ht" class="heade]
[r" height="60"> ]
[<!-- Search --> ]
[.
<fo]
[rm method="post"]
[ action="/cgi-bi]
[n/htsearch">.
]
[
<inpu]
[t type="hidden" ]
[name="config" va]
[lue="htdig">.
]
[
<inpu]
[t type="hidden" ]
[name="restrict" ]
[value="">.
]
[
<input t]
[ype="hidden" nam]
[e="exclude" valu]
[e="">.
]
[
S E A R C H ]
[   . ]
[
<inp]
[ut type="text" s]
[ize="15" name="w]
[ords" value="">.]
[
&n]
[bsp;  .
]
[
<input]
[ type=image name]
[=search src="ima]
[ge/button/btn_se]
[arch.gif" width=]
[33.height=20 alt]
[=Search border=0]
[ align=absmiddle]
[>.
]
[   . ]
[
</form]
[>.
<!]
[-- END : Search ]
[--> <span ]
101
Header length = 20 bytes
Type of service = 0x00
Total length = 1500 bytes
--dan seterusnya—
Start/
Stop
Query
Save
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
Setti
ngs
Help
Logo
ut
List packet listened
DETAIL PACKET
INFORMATION
List packet listened
List packet listened
xxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxx
2
1
List packet listened
List packet listened
List packet listened
List packet listened
List packet listened
List packet listened
List packet listened
HEXA
HEXA
HEXA
HEXA
HEXA
(DUMP
(DUMP
(DUMP
(DUMP
(DUMP
FILE)
FILE)
FILE)
FILE)
FILE)
3
Gambar 3.35 Rancangan Layar Result
Berikut adalah rancangan layar apabila pemakai menekan tombol View Result
pada menu Query. Terdapat tiga area pada layar ini. Area kiri berisi semua informasi
paket secara detil, area kanan atas berisi deskripsi singkat setiap paket yang dianalisa,
sedangkan area kanan bawah, berisi isi dari tiap-tiap paket yang dianalisa (packet dump).
Awalnya (by default) data pada area kanan atas akan disajikan dalam bentuk normal,
seperti layaknya program sniffer lain. Bentuk normal itu berisi informasi sebagai
berikut: Tipe koneksi, Source IP Address, Destination IP Address, Source Port,
Destination Port, Sequence Number, Acknowledgement, Length, Description, Time, dll.
Dalam mode normal ini, gambar ( icon) pada tombol Easy/Normal akan berupa: [ Eà N ]
102
sedangkan jika tombol tersebut ditekan, maka gambar (icon) tombol akan berubah
menjadi: [ NàE ] dan program akan memasuki mode EasyView.
Ada beberapa perbedaan antara Normal View dan EasyView . Pada mode
EasyView , informasi pada area kanan atas, akan disajikan dalam bentuk yang lebih
friendly.
Berikut rancangan tampilan area nomor 1 pada Gambar 3.35 untuk modus
normal view:
No
99
99
99
99
99
99
Source Add
9.9.9.9
9.9.9.9
9.9.9.9
9.9.9.9
9.9.9.9
9.9.9.9
Dest Add
9.9.9.9
9.9.9.9
9.9.9.9
9.9.9.9
9.9.9.9
9.9.9.9
Summary
XXXX XXX
XXXX XXX
XXXX XXX
XXXX XXX
XXXX XXX
XXXX XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
Time
mm/dd/yyyy
mm/dd/yyyy
mm/dd/yyyy
mm/dd/yyyy
mm/dd/yyyy
mm/dd/yyyy
hh:mm:ss
hh:mm:ss
hh:mm:ss
hh:mm:ss
hh:mm:ss
hh:mm:ss
Misalnya :
No
Source Add
Dest Add
Description
Time
:
:
:
:
:
01, 02, 03, . . .
10.21.0.233
10.21.0.45
TCP: SPort=80 DPort=1250 SYN ACK=001 SEQ=7755 LEN=60
07/29/2001 23:17:59
--dan seterusnya—
Sedangkan berikut adalah rancangan tampilan area nomor 1 pada Gambar 3.35
untuk modus EasyView:
No
99
99
99
99
99
99
Source Add
9.9.9.9
9.9.9.9
9.9.9.9
9.9.9.9
9.9.9.9
9.9.9.9
Dest Add
9.9.9.9
9.9.9.9
9.9.9.9
9.9.9.9
9.9.9.9
9.9.9.9
Summary
XXXX XXX
XXXX XXX
XXXX XXX
XXXX XXX
XXXX XXX
XXXX XXX
Misalnya :
No
Source Add
Dest Add
: 01, 02, 03, . . .
: 10.21.0.233
: 10.21.0.45
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
Time
mm/dd/yyyy
mm/dd/yyyy
mm/dd/yyyy
mm/dd/yyyy
mm/dd/yyyy
mm/dd/yyyy
hh:mm:ss
hh:mm:ss
hh:mm:ss
hh:mm:ss
hh:mm:ss
hh:mm:ss
103
Summary
Time
: TCP: SPort=1513 GET /index.html HTTP/1.1
: 07/29/2001 23:19:49
--dan seterusnya—
Pada area nomor 2, rancangan tampilannya adalah sebagai berikut:
No
: 01
----- IPv4 Header ----Version = 4
Header length = 20 bytes
Type of service = 0x00
Total length = 1500 bytes
Identification = 30162
Flags = 0x04
Fragment offset = 0 bytes
Time to live = 63 seconds/hops
Protocol = 6 (TCP)
Header checksum = 0x6D55
Source address = [202.155.89.19]
Destination address = [10.20.37.50]
No IP options
----- TCP Header ----Source port = 80 (http)
Destination port = 1042
Sequence number = 3690248207
Acknowledgement number = 90694
Header length = 20 bytes
Flags = **P***
Window = 32120
Checksum = 0x5329
Urgent pointer = 0
No TCP options
----- HTTP Server Reply ----[1460 byte(s) of data]
HTTP/1.0 200 OK
Date: Thu, 21 Jun 2001 12:39:30 GMT
104
Berikut rancangan tampilan pada area nomor 3:
0x9999:
0x9999:
0x9999:
0x9999:
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
99
Contoh:
0x0000:
0x0010:
0x0020:
0x0030:
00
00
0A
3E
80
28
15
FD
48
CD
04
41
D7
83
A9
4A
A7
40
00
00
6C
00
17
00
00
7F
70
00
03
06
6A
00
FE
0F
44
00
DE
E0
A1
00
0C
0A
57
00
00 08 00 45 00
15 00 2D 0A 16
47 00 0E 50 10
00
Start/
Stop
Query
Save
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
99
99
99
99
99
99
99
99
Setti
ngs
99
99
99
99
99
99
99
99
Help
XXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXX
..H..l........E.
.([email protected]..
......pjD.WG..P.
>.AJ........
Logo
ut
Please select report
type
Bandwidth usage
information
Packet size information
Complete
Summary
Gambar 3.36 Rancangan Layar Report
Rancangan layar ini terdiri dari 4 pilihan, yaitu rancangan layar Bandwidth usage
information (Gambar 3.37), Packet size information (Gambar 3.41), Complete Gambar
3.34) dan Summary (Gambar 3.44).
105
Start/
Stop
Query
Save
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
Setti
ngs
Logo
ut
Help
Summary:
Graphics Version
Total Bandwidth Usage: xxx Mb
Please select report
type
Bandwidth usage by protocol:
HTTP : xxx Mb (99%)
POP3: xxx Mb (99%)
NNTP: xxx Mb (99%)
Lotus : xxx Mb (99%)
Others: xxx Mb (99%)
FTP: xxx Mb (99%)
SMTP: xxx Mb (99%)
TELNET: xxx Mb (99%)
DNS: xxx Mb (99%)
Bandwidth usage by IP:
Bandwidth usage
information
Packet size information
Complete
Summary
10.10.10.1 in: xxx Mb (99%) out: xxx Mb (99%)
10.10.10.2 in: xxx Mb (99%) out: xxx Mb (99%)
10.10.10.3 in: xxx Mb (99%) out: xxx Mb (99%)
10.10.10.4 in: xxx Mb (99%) out: xxx Mb (99%)
10.10.10.5 in: xxx Mb (99%) out: xxx Mb (99%)
10.10.10.6 in: xxx Mb (99%) out: xxx Mb (99%)
10.10.10.7 in: xxx Mb (99%) out: xxx Mb (99%)
Gambar 3.37 Rancangan Layar Report Bandwitdh Usage
Jika link pada protokol misalnya HTTP atau FTP dipilih, maka hasilnya akan
ditampilkan pada Gambar 3.38. Juga apabila link IP pada Bandwidth usage by IP dipilih,
maka hasilnya akan ditampilkan pada Gambar 3.39.
Jika link Graphics Version dipilih, maka layar akan menampilkan bentuk grafik
dari statistik yang ada seperti pada Gambar 3.40.
106
Start/
Stop
Query
Save
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
Setti
ngs
Logo
ut
Help
Summary:
Total Bandwidth Usage: xxx Mb
Please select report
type
Bandwidth usage
information
Packet size information
Complete
Summary
Graphics Version
Bandwidth usage by protocol:
Bandwidth
for HTTP
by IP Address:
HTTP : xxx
Mb usage
(99%)
FTP:
xxx Mb (99%)
(Sort from higher to less bandwidth usage)
POP3: xxx
Mb (99%)
SMTP: xxx Mb (99%)
10.10.10.1
xxx Mb (99%) TELNET: xxx Mb (99%)
NNTP: xxx
Mb :(99%)
: xxx Mb (99%)
NOTES:10.10.10.7
xxx
Mb
10.10.10.51 : (99%)
xxx Mb (99%) DNS: xxx Mb (99%)
Others: xxx
10.10.10.13:
Mb (99%)
xxx Mb (99%)
10.10.10.17 : xxx Mb (99%)
10.10.10.23: xxx Mb (99%)
Bandwidth
10.10.10.61
usage: xxx
byMbIP:
(99%)
10.10.10.33: xxx Mb (99%)
10.10.10.1 in: xxx Mb (99%) out: xxx Mb (99%)
10.10.10.2 in: xxx Mb (99%) out: xxx Mb (99%)
10.10.10.3 in: xxx Mb (99%) out: xxx Mb (99%)
10.10.10.4 in: xxx Mb (99%) out: xxx Mb (99%)
10.10.10.5 in: xxx Mb (99%) out: xxx Mb (99%)
10.10.10.6 in: xxx Mb (99%) out: xxx Mb (99%)
10.10.10.7 in: xxx Mb (99%) out: xxx Mb (99%)
Gambar 3.38 Rancangan Layar Report Bandwitdh Usage by Protocol
Start/
Stop
Query
Save
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
Setti
ngs
Summary:
Logo
ut
Help
Graphics Version
Total Bandwidth Usage: xxxMb
Please select report
type
Bandwidth usage by protocol:
HTTP : xxx Mb (99%) FTP: xxx Mb (99%)
POP3: xxx Bandwidth
Mb (99%)usageSMTP:
for IP Address
xxx Mb
by protocol
(99%)
NNTP: xxx Mb (99%)
TELNET:xxx Mb (99%)
IP: 10.10.10.13
NOTES: xxx
Mb (99%) DNS: xxx Mb (99%)
Others: xxxHTTP
Mb (99%)
: xxx Mb (99%) FTP: xxx Mb (99%)
POP3: xxx Mb (99%)
NNTP: xxx Mb (99%)
Bandwidth
usage
IP:
NOTES:
xxx by
Mb (99%)
Bandwidth usage
information
Packet size information
Complete
Summary
SMTP: xxx Mb (99%)
TELNET:xxx Mb (99%)
DNS: xxx Mb (99%)
(99%) out: xxx Mb (99%)
10.10.10.1 Others:
in:xxx xxx
MbMb
(99%)
10.10.10.2 in:xxx Mb (99%) out: xxx Mb (99%)
10.10.10.3 in:xxx Mb (99%) out: xxx Mb (99%)
10.10.10.4 in:xxx Mb (99%) out: xxx Mb (99%)
10.10.10.5 in:xxx Mb (99%) out: xxx Mb (99%)
10.10.10.6 in:xxx Mb (99%) out: xxx Mb (99%)
10.10.10.7 in:xxx Mb (99%) out: xxx Mb (99%)
Gambar 3.39 Rancangan Layar Report Bandwitdh Usage by IP Address
107
Untuk menutup pop-up window ini, terdapat tombol close [X] pada sudut kanan
atas window.
Start/
Stop
Query
Save
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
Setti
ngs
Summary:
Total Bandwidth Usage: ___ Mb
Please select report
type
Logo
ut
Help
Text Version
Bandwidth usage by protocol:
Graphics Bandwidth
usage by protocol
Bandwidth usage
information
Bandwidth usage by IP Address:
Packet size information
Graphics Bandwidth
usage by protocol
Complete
Summary
Gambar 3.40 Rancangan Layar Report Bandwitdh Usage Graphics Version
Apabila link Text Version ditekan, maka layar akan kembali ke layar
sebelumnya, seperti pada Gambar 3.37.
Start/
Stop
Query
Save
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
Setti
ngs
Total Packet Count: ___ Packet
Please select report
type
0-75 b : nnn
76-150b : nnn
151-225b : nnn
226-300b : nnn
301-375b : nnn
376-450b : nnn
451-525b : nnn
Logo
ut
Help
526-600b : nnn
601-675b : nnn
676-750b : nnn
751-825b : nnn
826-900b : nnn
901-975b : nnn
976-1050b : nnn
Graphics Version
1051-1125b
1126-1200b
1201-1275b
1276-1350b
1351-1425b
1426-1500b
:
:
:
:
:
:
nnn
nnn
nnn
nnn
nnn
nnn
Total packet used by IP address :
Bandwidth usage
information
Packet size information
Complete
Summary
10.10.10.1
10.10.10.2
10.10.10.3
10.10.10.4
10.10.10.5
10.10.10.6
10.10.10.7
10.10.10.8
: nnn
: nnn
: nnn
: nnn
: nnn
: nnn
: nnn
: nnn
10.10.10.9 : nnn
10.10.10.10 : nnn
10.10.10.11 : nnn
10.10.10.12 : nnn
10.10.10.13 : nnn
10.10.10.14 : nnn
10.10.10.15 : nnn
10.10.10.16 : nnn
Gambar 3.41 Rancangan Layar Report Packet Size Information
108
Jika link IP address dari Total packet used by IP address dipilih, maka akan
ditampilkan layar seperti pada Gambar 3.42. Jika link Graphics Version dipilih, maka
akan ditampilkan bentuk grafik dari statistik data yang ada seperti pada Gambar 3.43.
Start
/Stop
Query
Save
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
Setti
ngs
Total Packet Count: ___ Packet
Please select report
type
Logo
ut
Help
Graphics Version
0-75 b : nnn
526-600b : nnn
76-150b : nnn
601-675b : nnn
Packet
151-225b
statistic for
: nnn
IP Address
676-750b : nnn
226-300b : nnn
751-825b : nnn
IP: 10.10.10.13
301-375b
:
nnn
826-900b : nnn
Packet in: nnn (99%) Packet out: nnn (99%)
376-450b : nnn
901-975b : nnn
Total451-525b
Packet Count:
: nnn
___ Packet 976-1050b : nnn
0-75 b : nnn 526-600b : nnn
76-150b : nnn
601-675b : nnn
1051-1125b : nnn
1126-1200b : nnn
226-300b : nnn
1276-1350b : nnn
1051-1125b : nnn
1126-1200b : nnn
1201-1275b : nnn
1276-1350b : nnn
1351-1425b : nnn
1426-1500b : nnn
Total
packet
by IP : address
:
151-225b
: nnn used
676-750b
nnn
1201-1275b
: nnn
Bandwidth usage
information
Packet size information
Complete
Summary
751-825b : nnn
301-375b : nnn
nnn
1351-1425b
10.10.10.1
: nnn826-900b : 10.10.10.9
: nnn: nnn
376-450b : nnn
nnn
1426-1500b : nnn
10.10.10.2
: nnn901-975b : 10.10.10.10
: nnn
451-525b : nnn 976-1050b : nnn
10.10.10.3 : nnn
10.10.10.11 : nnn
10.10.10.4 : nnn
10.10.10.12 : nnn
10.10.10.5 : nnn
10.10.10.13 : nnn
10.10.10.6 : nnn
10.10.10.14 : nnn
10.10.10.7 : nnn
10.10.10.15 : nnn
10.10.10.8 : nnn
10.10.10.16 : nnn
Gambar 3.42 Rancangan Layar Report Packet Size Information by IP address
Untuk menutup pop-up window ini, terdapat tombol close [X] pada sudut kanan
atas window.
Start/
Stop
Query
Save
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
Setti
ngs
Total Packet Count: ___ Packet
Help
Logo
ut
Text Version
Please select report
type
Graphics packet count
Total packet used by IP address :
Bandwidth usage
information
Packet size information
Complete
Graphics packet used by IP
Address
Summary
Gambar 3.43 Rancangan Layar Report Packet Size Information Graphics Version
109
Apabila link Text Version ditekan, maka layar akan kembali ke layar
sebelumnya, seperti pada Gambar 3.41.
SUMMARY REPORT
Created on 30 Jul 2001 23:55
Bandwidth Usage: ___
Protocol:
xxxx xxxx xxxx xxxxx
xxxx xxxxx xxxx xxxx
Top 15 bandwidth usage by IP Address
xxxx xxxxx xxxx xxxxx
xxxx xxxxx xxxx xxxxx
Graphics Bandwidth
usage
1
2
Bandwidth
Usage
Packet statistics : ____ total count
xxx-xxx : nnn
xxx-xxx : nnn
Top 15 most packet count by IP Address
xxxx xxxx xxxx xxxx
xxxx xxxx xxxx xxxx
3
4
Packet lit deailed:
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Graphics Packet size
information
5
Gambar 3.44 Rancangan Layar Report Summary
Rancangan tampilan pada Gambar 3.44 area nomor 1:
Total bandwidth usage : 10459 Kb
Bandwidth usage by Protocol
HTTP
: 8945 Kb (78.81%)
FTP
: 1024 Kb (12.75%)
POP3
: 564 Kb ( 5.89%)
SMTP
:
56 Kb ( 0.54%)
--dan seterusnya—
Pada Gambar 3.44 area nomor 2:
Top 15 bandwidth usage by IP Address
#1 10.10.10.1
in: 144kb (%)
out: 801kb (%)
#2 10.10.20.22 in: 257kb (%)
out: 307kb (%)
.
.
#15 10.10.10.15 in: 43kb (%)
out: 198kb (%)
total: 945kb (37.01%)
total: 564kb (20.98%)
total: 241kb (13.22%)
110
Berikut rancangan tampilan pada Gambar 3.44 untuk area nomor 3:
Total packet count : 151223
0 75b : 650
( 7.14%)
76 – 150b : 1145
(13.77%)
151 – 225b : 231
( 3.45%)
226 – 300b : 46
( 0.45%)
301 – 375b : 1022
(10.67%)
376 – 450b : 125123 (69.11%)
451 - 525b : 650
( 7.14%)
--- dan seterusnya ---
Pada area nomor 4 untuk Gambar 3.44 adalah sebagai berikut:
Top 15 most packet count
#1 10.10.10.1
in: 144
#2 10.10.20.22 in: 257
.
.
#15 10.10.10.15 in: 43
by IP address
(%)
out: 801 (%)
(%)
out: 307 (%)
total: 945 (37.01%)
total: 564 (20.98%)
(%)
total: 241 (13.22%)
out: 198 (%)
Dan untuk rancangan tampilan Gambar 3.44 pada area nomor 5 adalah:
Packet list detailed
Filter Apply
Duration
: 99 XXXX 9999 99:99 To 99 XXXX 9999 99:99
Protocol
: XXX, XXX, XXX
IP address : 99.99.99.99 <-> Any Or
99.99.99.99 --> 99.99.99.99
No
99
99
99
99
99
99
Source Add
9.9.9.9
9.9.9.9
9.9.9.9
9.9.9.9
9.9.9.9
9.9.9.9
Dest Add
9.9.9.9
9.9.9.9
9.9.9.9
9.9.9.9
9.9.9.9
9.9.9.9
Summary
XXXX XXX
XXXX XXX
XXXX XXX
XXXX XXX
XXXX XXX
XXXX XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
Misalnya :
Packet list detailed
Filter Apply
Duration
: 29 July 2001 23:15 To 30 July 2001 00:30
Protocol
: ICMP, DNS, HTTP
IP address : 10.21.0.233 <-> Any Or
10.20.37.99 --> 10.21.0.45
No
Source Add
Dest Add
: 01, 02, 03, . . .
: 10.21.0.233
: 10.21.0.45
Time
mm/dd/yyyy
mm/dd/yyyy
mm/dd/yyyy
mm/dd/yyyy
mm/dd/yyyy
mm/dd/yyyy
hh:mm:ss
hh:mm:ss
hh:mm:ss
hh:mm:ss
hh:mm:ss
hh:mm:ss
111
Summary
Time
: TCP: DPort=1513 SPort=80 SYN ACK=001 SEQ=7755 LEN=60
: 07/29/2001 23:17:59
--dan seterusnya--
Start/
Stop
Query
Save
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
Setti
ngs
Logo
ut
Help
Auto Logoff after idle:
minutes
Try to resolve IP address to DNS name
Change Password
Admin Password
Current Password
New Password
Confirm Password
User Password
Current Password
New Password
Confirm Password
[ Message Area ]
Save
Gambar 3.45 Rancangan Layar Setting
Pada rancangan layar ini, terdapat beberapa text box, yaitu text box Auto Logon
After Idle n Minutes, Change password: Admin dan User dan 1 tombol yaitu: Save.
Apabila pemakai menekan tombol Save maka akan muncul pesan pada Message Area:
“Data has been saved”
112
Start/
Stop
Query
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
Index Help
About
Save
Print
Easy
/Nor
Repo
rt
Rept
Sum
Setti
ngs
HELP
HELP
HELP
HELP
HELP
HELP
HELP
HELP
HELP
HELP
HELP
HELP
HELP
HELP
HELP
Help
TEXT
TEXT
TEXT
TEXT
TEXT
TEXT
TEXT
TEXT
TEXT
TEXT
TEXT
TEXT
TEXT
TEXT
TEXT
Gambar 3.46 Rancangan Layar Help
Thank you for using STEROLEX....
Gambar 3.47 Rancangan Layar Logout
Logo
ut
113
3.5.5 Spesifikasi Tabel
Spesifikasi tabel pada basis data Sterolex menggunakan MySQL. Berikut ini
spesifikasi dari tabel-tabel yang digunakan sebagai basis data Sterolex.
Nama Tabel
: Tabel_Dump
Keterangan
: Digunakan untuk menyimpan hasil parsing dari packet dump
Nama Field
waktu
milisec
src_ip
src_port
dest_ip
dest_port
protocol
ttl
tos
id
dgmlen
seq
ack
paket
Tipe Data
Datetime
Mediumint
Varchar
Smallint
Varchar
Smallint
Tinyint
Tinyint
Tinyint
Smallint
Smallint
Int
Int
Text
Panjang Keterangan
Waktu dari paket diterima
8
Satuan milidetik dari waktu paket diterima
11
Source IP Address
5
Port yang digunakan pada source IP Address
11
Destination IP Address
5
Port yang digunakan pada destination IP Address
3
Protokol yang digunakan dalam paket
3
Time-to-Live
3
Type-of-Service
5
Network ID
5
Panjang Datagram
10
Nomor Sequence
10
Nomor Acknowledge
Isi paket
Nama Tabel
: Tabel_Dump_Query
Keterangan
: Digunakan untuk menampung data hasil filter untuk perintah View
Result.
Nama Field
waktu
milisec
src_ip
src_port
dest_id
dest_port
protocol
ttl
tos
id
dgmlen
Tipe Data
Datetime
Mediumint
Varchar
Smallint
Varchar
Smallint
Tinyint
Tinyint
Tinyint
Smallint
Smallint
Panjang Keterangan
Waktu dari paket diterima
8
Satuan milidetik dari waktu paket diterima
11
Source IP Address
5
Port yang digunakan pada source IP Address
11
Destination IP Address
5
Port yang digunakan pada destination IP Address
3
Protokol yang digunakan dalam paket
3
Time-to-Live
3
Type-of-Service
5
Network ID
5
Panjang Datagram
114
seq
ack
paket
Int
Int
Text
10
10
Nomor Sequence
Nomor Acknowledge
Isi paket
Nama Tabel
: Tabel_Query
Keterangan
: Digunakan untuk menyimpan kategori filter untuk query dan juga
informasi user account.
Nama Field
sessionid
durasi_awal
durasi_akhir
tcp_port
tcp_other
udp_port
udp_other
icmp
ip_addr
Tipe Data
Char
Datetime
Datetime
Text
Text
Text
Text
Set('Y','N')
Text
Panjang Keterangan
32
ID session yang sedang aktif
Filter durasi query awal
Filter durasi query akhir
Filter TCP port
Filter TCP port selain standar
Filter UDP port
Filter UDP port selain standar
1
Status filter protokol ICMP
Daftar IP address
Nama Tabel
: Tabel_Session
Keterangan
: Digunakan untuk validasi session pengguna
Nama Field
sessionid
userid
datetime
Tipe Data
Char
Char
Int
Panjang
32
16
10
Keterangan
ID session yang sedang aktif
User account yang sedang aktif
Waktu terakhir session-keep-alive
Nama Tabel
: Tabel_User
Keterangan
: Digunakan untuk menyimpan user account dan password
Nama Field Tipe Data
userid
Varchar
password
Varchar
Keterangan:
Datetime
Mediumint
Varchar
Panjang Keterangan
15
User account
20
User password
Field untuk menampung tipe data tanggal dan jam
Field untuk menampung bilangan bulat, tempat fisikal yang dikonsumsi
adalah sebesar 32 bit atau 4 byte
Field penampung tide data alfanumerik dengan besar maksimum 255 byte.
Berbeda dengan tide data char, varchar mengonsumsi tempat fisikal
tergantung dari data yang dimasukkan
115
Smallint
Tinyint
Int
Text
Set('Y','N')
Field untuk menampung bilangan bulat, tempat fisikal yang dikonsumsi
adalah sebesar 16 bit atau 2 byte
Field untuk menampung bilangan bulat, tempat fisikal yang dikonsumsi
adalah sebesar 8 bit atau 1 byte
Field untuk menampung bilangan bulat, tempat fisikal yang dikonsumsi
adalah sebesar 32 bit atau 4 byte
Field penampung tide data alfanumerik dengan besar maksimum 65535
byte.
Merupakan tipe data set dengan besar tergantung dari banyaknya data set,
pada kasus ini tempat fisikal yang dikonsumsi adalah 1 byte
Pada Gambar 3.48 dibawah ini, diperlihatkan spesifikasi skema bintang program
Sterolex.
Fakta Session
sessionid
userid
Fakta Dump_query
Fakta Dump
waktu
waktu
milisec
milisec
userid
src_ip
src_ip
Password
src_port
src_port
dest_ip
dest_ip
dest_port
dest_port
protocol
protocol
ttl
ttl
tos
tos
id
id
dgmlen
dgmlen
seq
seq
ack
ack
paket
paket
datetime
Dimensi User
Fakta Query
sessionid
durasi_awal
durasi_akhir
tcp_port
tcp_other
udp_port
udp_other
icmp
ip_addr
Gambar 3.48 Spesifikasi skema bintang Sterolex
116
3.5.6 Perancangan Modul
3.5.6.1
Perancangan Modul Program Server
Modul
Fungsi
Memanggil modul
Dipanggil modul
Parameter Input
Parameter Output
: Main (sterolex.c)
: Modul utama STEROLEX, dimana program mulai berjalan
: ShowUsage
:: argc => counter dari commandline parameter
argv => isi dari commandline parameter
:-
Set semua prosedur handler sinyal
Set global variabel
Inisialisasi struktur internal
Jika argv kosong
Tampilkan Petunjuk Pemakaian dengan Modul ShowUsage
End Jika
While argv masih belum terproses semua
Parsing argv
Jika argv bernilai "readmode" dan uid tidak "root"
Tampilkan pesan error
Set flag exit
End Jika
Jika argv bernilai "quiet"
jalankan STEROLEX dalam modus quiet
End Jika
Jika argv bernilai "log"
Set direktori logging ke nilai yang didefinisikan user
End Jika
Jika argv bernilai "daemon"
Jalankan STEROLEX dalam modus daemon / servis
End Jika
End While
Jika tersedia native thread
Bangkitkan thread untuk kegiatan 'sniffing' pada setiap interface
Else
Pool semua kegiatan 'sniffing' pada thread utama
End Jika
Mulai looping LibPCap
End modul Main
Modul
Fungsi
Memanggil modul
Dipanggil modul
Parameter Input
Parameter Output
: ShowUsage (sterolex.c)
: Modul untuk menampilkan petunjuk pemakaian
:: Main
: progname => nama progra m
:-
117
Tampilkan nama program
Tampilkan nama pembuat program
Tampilkan petunjuk pemakaian
End modul ShowUsage
Modul
Fungsi
Memanggil modul
Dipanggil modul
Parameter Input
Parameter Output
: DecodeEthPkt (decode.c)
: Modul untuk mendecode packet Ethernet
: DecodeIP
DecodeARP
:: p => pointer ke struktur paket yang selesai didecode
pkthdr => pointer ke header paket
pkt => pointer ke data paket yang sudah ditangkap
:-
Inisialisasi zona memori pada struktur p
Asosiasikan header paket (pkthdr) dengan struktur p
Asosiasikan isi paket (pkt) frngan struktur p
Set panjang paket yang telah ditangkap
Set total panjang paket
Jika panjang paket yang ditangkap < panjang paket total
Panjang paket total = panjang paket yang ditangka p
End Jika
Atur urutan Ethernet pada struktur data paket
Case tipe network
IP : decode dengan menggunakan modul DecodeIP
ARP atau REVARP : decode dengan menggunakan modul DecodeARP
End Case
End module DecodeEthPkt
Modul
Fungsi
Memanggil modul
Dipanggil modul
Parameter Input
Parameter Output
: DecodeIP (decode.c)
: Modul untuk mendecode layer IP
: Checksum
DecodeIPOptions
DecodeTCP
DecodeUDP
DecodeICMP
: DecodeEthPkt
: pkt => pointer ke data paket yang akan didecode
len => panjang dari layer IP ke akhir paket
p => pointer ke struktur paket yang didecode
:-
Asosiasikan struktur IP pada data mentah
Jika panjang header IP < Panjang header IP seharusnya
118
Tampilkan pesan kesalahan
End Jika
Jika IP yang didecode bukan versi 4
Tampilkan pesan kesalahan
Buang paket ini
End Jika
Set panjang datagram IP
Set panjang header IP
Jika panjang field IP lebih besar dari paket yang ditangkap
Set panjang field IP = panjang paket yang ditangkap
End Jika
Hitung cheksum
Jika cheksum sukses
Jika Panjang datagram IP > 5 byte
Decode Option IP dengan modul DecodeIPOptions
Else
Set Option = 0
End Jika
Set sisa panjang datagram
Lakukan pengecekan paket yang terfragmentasi
Jika paket ini bukan sebuah fragmen
Set flag paket fragmen = 0
Case protocol
TCP : decode dengan modul DecodeTCP
UDP : decode dengan modul DecodeUDP
ICMP : decode dengan modul DecodeICMP
End Case
End Jika
End Jika
End modul DecodeIP
Modul
Fungsi
Memanggil modul
Dipanggil modul
Parameter Input
Parameter Output
: DecodeTCP (decode.c)
: Modul untuk mendecode transport layer TCP
: DecodeTCPOptions
: DecodeIP
: pkt => pointer ke data paket yang akan didecode
len => panjang dari layer IP ke akhir paket
p => pointer ke struktur paket yang didecode
:-
Jika panjang TCP > 20 byte
Jika flag verbose di set
Tampilkan pesan kesalahan
End Jika
Buang paket ini
End JIka
Susun data TCP pada struktur p
Sesuaikan offset payload
Persiapkan pseudo header untuk operasi checksum
Hitung checksum
Jika checksum terpenuhi
119
Jika panjang datagram > 20 byte
Decode option TCP dengan module DecodeTCPOptions
Else
Set Option = 0
End Jika
Set pointer data
End Jika
Sesuaikan panjang datagram
End modul DecodeTCP
Modul
Fungsi
Memanggil modul
Dipanggil modul
Parameter Input
Parameter Output
: DecodeUDP (decode.c)
: Modul untuk mendecode transport layer UDP
:: DecodeIP
: pkt => pointer ke data paket yang akan didecode
len => panjang dari layer IP ke akhir paket
p => pointer ke struktur paket yang didecode
:-
Jika panjang paket < panjang header UDP
Jika flag verbose di set
Tampilkan pesan kesalahan
End Jika
Buang paket ini
End Jika
Susun data UDP pada struktur p
Hitung checksum
Jika checksum terpenuhi
Isi pointer p dengan isi datagram UDP
End Jika
End modul DecodeUDP
Modul
Fungsi
Memanggil modul
Dipanggil modul
Parameter Input
Parameter Output
: DecodeICMP (decode.c)
: Modul untuk mendecode transport layer ICMP
:: DecodeIP
: pkt => pointer ke data paket yang akan didecode
len => panjang dari layer IP ke akhir paket
p => pointer ke struktur paket yang didecode
:-
Jika panjang paket < panjang header ICMP
Jika flag verbose di set
Tampilkan pesan kesalahan
End Jika
Buang paket ini
End Jika
120
Set pointer header ICMP
Hitung checksum
Jika checksum terpenuhi
Isi pointer p dengan isi datagram ICMP
End Jika
Kalkulasi besar data ICMP
Case tipe ICMP
ICMP_ECHOREPLY : Set nomor urut id paket
ICMP_ECHO : Set nomor urut id paket
Tambahkan besar echo ext ke pointer data
dan kurangi dari besar data
ICMP_DEST_UNREACH : Jika besar paket < 16
Jika flag verbose di set
Tampilkan pesan kesalahan
End Jika
Jika besar paket < 8
Keluar dari modul
End Jika
End Jika
Ciptakan Paket baru
End Case
End module DecodeICMP
Modul
Fungsi
Memanggil modul
Dipanggil modul
Parameter Input
Parameter Output
: DecodeARP (decode.c)
: Modul untuk mendecode ARP
:: DecodeEthPkt
: pkt => pointer ke data paket yang akan didecode
len => panjang dari layer IP ke akhir paket
p => pointer ke struktur paket yang didecode
:-
Jika panjang paket < header ARP
Jika flag verbose di set
Tampilkan pesan kesalahan
End Jika
Buang paket ini
End Jika
End module DecodeARP
Modul
Fungsi
Memanggil modul
Dipanggil modul
Parameter Input
: DecodeTCPOptions (decode.c)
: Modul untuk mendecode Oktet option dari header TCP
:: DecodeTCP
: o_list => ptr ke option list
o_len => panjang dari option list
121
Parameter Output
p => pointer ke decoded packet struct
:-
Set option_ptr = o_list
While byte_yg_diproses < o_len
Case option_ptr
Case TCPOPT_NOP atau TCPOPT_EOL :
Berhenti proses mendecode
Case TCPOPT_SACKOK :
Proses option TCP
Case TCPOPT_WSCALE :
Proses option TCP
End Case
End While
End module DecodeTCPOptions
Modul
Fungsi
Memanggil modul
Dipanggil modul
Parameter Input
Parameter Output
: DecodeIPOptions (decode.c)
: Modul untuk mendecode Oktet option dari header TCP
:: DecodeIP
: o_list => ptr ke option list
o_len => panjang dari option list
p => pointer ke decoded packet struct
:-
Set option_ptr = o_list
While byte_yg_diproses < o_len
Case option_ptr
Case IPOPT_RTRALT atau IPOPT_NOP atau IPOPT_EOL :
Berhenti proses mendecode
else
Proses option IP
End Case
End While
End module DecodeIPOptions
122
3.5.6.2
Rancangan Modul Program Client
Modul
Keterangan
Parameter Input
: start.php
: Modul utama dari Module Web STEROLEX
: ssc => session id
act => flag aksi
Parameter Output
Dipanggil Modul
Memanggil Modul
:: queryexec.php
: common.php
ssc.php
toolbar.php
summary.php
detil.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Tampilkan toolbar dengan modul toolbar.php
Jika act = execQuery
Tampilkan frameset baru
Tampilkan sumarry dengan modul summary.php
Tampilkan detil dengan modul detil.php
Tutup frameset
Else
Tampilkan summary dengan modul summary.php
End Jika
End module start.php
Modul
Keterangan
Parameter Input
Parameter Output
Dipanggil Modul
Memanggil Modul
: toolbar.php
: Modul untuk menampilkan toolbar
: ssc => session id
:: start.php
: ssc.php
common.php
setupJavascript
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Setup DHTML dengan modul setupJavascript
Ciptakan Tabel untuk menampung tombol toolbar
Jika status STEROLEX hidup
Tampilkan tombol Stop
Else
Tampilkan tombol Start
End Jika
Tampilkan tombol Query
123
jika Filter ada isinya
Tampilkan tombol Save
Tampilkan tombol Print
Jika modus aktive = normal
Tampilkan tombol normal2easy
Else
Tampilkan tombol easy2normal
End Jika
Tampilkan tombol Report
Tampilkan tombol Summary
Else
Tampilkan tombol Save tidak aktif
Tampilkan tombol Print tidak aktif
Tampilkan tombol normal2easy tidak aktif
Tampilkan tombol Report tidak aktif
Tampilkan tombol Summary tidak aktif
End Jika
Tampilkan tombol Setting
Tampilkan tombol help
Tampilkan tombol Logout
End module toolbar.php
Modul
Keterangan
Parameter Input
Parameter Output
Dipanggil Modul
Memanggil Modul
: summary.php
: Modul untuk menampilkan summary
: ssc => session id
:: start.php
: ssc.php
common.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Jika tabel dump_filter berisi
Tampilkan header tabel
While ada informasi paket
Tampilkan informasi paket
End While
End Jika
End module summary.php
Modul
Keterangan
Parameter Input
Parameter Output
: detil.ph p
: Modul untuk menampilkan detil
: ssc => session id
wkt => waktu paket diterima
ms => waktu dalam milidetik dari paket yang diterima
:-
124
Dipanggil Modul
Memanggil Modul
: start.php
: ssc.php
common.php
paket2ascii
paketprint
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Query paket dari filter_dump
Proses paket hasil query dengan modul paket2ascii
Tamp ilkan hasil dengan paketprint
End module detil.php
Modul
Keterangan
Parameter Input
Parameter Output
Dipanggil Modul
Memanggil Modul
: query.php
: Modul untuk menampilkan navigasi menu query
: ssc => session id
:: toolbar.php
: ssc.php
common.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Tampilkan navigasi dari menu Query
Case user input
Duration: panggil modul duration.php
Protocol: panggil modul protocol.php
IP Address: panggil modul ipaddr.php
View Result: panggil modul queryexec.php
End Case
End module query.php
Modul
Keterangan
Parameter Input
Parameter Output
Dipanggil Modul
Memanggil Modul
: duration.php
: Modul untuk menampilkan layar filter durasi
: ssc => session id
:: query.php
: ssc.php
common.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
125
Jika session tidak valid keluar
Query tabel_query untuk user filter
Jika user filter tidak ada
Tampilkan layar pemilihan durasi default
Else
Tampilkan layar pemilihan durasi sesuai pilihan user
End Jika
Jika User menekan tombol apply
Simpan setting user dengan modul durasave.php
End Jika
End module duration.php
Modul
Keterangan
Parameter Input
Parameter Output
Dipanggil Modul
Memanggil Modul
: protocol.php
: Modul untuk menampilkan layar filter berdasarkan protocol
: ssc => session id
:: query.php
: ssc.php
common.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Query tabel_query untuk user filter
Jika user filter tidak ada
Tampilkan layar pemilihan protocol default
Else
Tampilkan layar pemilihan protocol sesuai pilihan user
End Jika
Case user input
IP : negasi status filter IP
ganti status filter seluruh filter TCP/IP
TCP : negasi status filter TCP
ganti status filter seluruh TCP
UDP : negasi status filter UDP
ganti status filter seluruh UDP
ICMP : negasi status filter ICMP
ganti status filter seluruh ICMP
End Case
Jika User menekan tombol apply
Simpan setting user dengan modul protocolsave.php
End Jika
End module protocol.php
Modul
Keterangan
Parameter Input
: ipaddr.php
: Modul untuk menampilkan layar filter durasi berdasarkan ip address
: ssc => session id
126
Parameter Output
Dipanggil Modul
Memanggil Modul
:: query.php
: ssc.php
common.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Query tabel_query untuk user filter
Jika user filter tidak ada
Tampilkan layar filter ip address default
Else
Tampilkan layar filter ip address sesuai pilihan user
End Jika
Jika User menekan tombol apply
Simpan setting user dengan modul ipsave.php
End Jika
End module ipaddr.php
Modul
Keterangan
Parameter Input
Parameter Output
Dipanggil Modul
Memanggil Modul
: durasave.php
: Modul untuk menyimpan filter berdasarkan durasi
: ssc => session id
:: duration.php
: ssc.php
common.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Hasilkan query statement dari user defined filter
Execute query
Jika query error
Tampilkan Pesan Error
End Jika
End module durasave.php
Modul
Keterangan
Parameter Input
Parameter Output
Dipanggil Modul
Memanggil Modul
: protocolsave.php
: Modul untuk menyimpan filter berdasarkan protocol
: ssc => session id
:: duration.php
: ssc.php
common.php
127
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Parsing semua flip-flop filter switch
Hasilkan query statement dari filter
Execute query
Jika query error
Tampilkan Pesan Error
End Jika
End module protocolsave.php
Modul
Keterangan
Parameter Input
Parameter Output
Dipanggil Modul
Memanggil Modul
: ipsave.php
: Modul untuk menyimpan filter berdasarkan IP address
: ssc => session id
:: duration.php
: ssc.php
common.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Validasi input filter
Hasilkan query statement dari user defined filter
Execute query
Jika query error
Tampilkan Pesan Error
End Jika
End module ipsave.php
Modul
Keterangan
Parameter Input
Parameter Output
Dipanggil Modul
Memanggil Modul
: queryexec.php
: Modul untuk menghasilkan tabel_dump_query dari filter
: ssc => session id
:: query.php
: ssc.php
common.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Hapus isi tabel_dump_query
Hasilkan query statement dari user defined filter
Hasilkan tabel_dump_query dengan menjalankan query
128
Panggil modul start.php dengan act=execQuery
End module queryexec.php
Modul
Keterangan
Parameter Input
Parameter Output
Dipanggil Modul
Memanggil Modul
: setting.php
: Modul untuk menghasilkan layar konfigurasi setting
: ssc => session id
:: toolbar.php
: ssc.php
common.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Tampilkan layar konfigurasi
Jika User menekan tombol apply
Simpan settin g user dengan modul settingsave.php
End Jika
End module setting.php
Modul
Keterangan
Parameter Input
Parameter Output
Dipanggil Modul
Memanggil Modul
: settingsave.php
: Modul untuk menghasilkan layar konfigurasi setting
: ssc => session id
:: toolbar.php
: ssc.php
common.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Validasi input setting
Hasilkan query statement dari user setting
Execute query
Jika query error
Tampilkan Pesan Error
End Jika
End module settingsave.php
Modul
Keterangan
: report.php
: Modul untuk menghasilkan report
129
Parameter Input
Parameter Output
Dipanggil Modul
Memanggil Modul
: ssc => session id
:: toolbar.php
: ssc.php
common.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Query Tabel_dump_query
Analisa dan parsing hasil query
Tampilkan report
End module report.php
Modul
Keterangan
Parameter Input
Parameter Output
Dipanggil Modul
Memanggil Modul
: s ummary.php
: Modul untuk menghasilkan summary
: ssc => session id
:: toolbar.php
: ssc.php
common.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Query Tabel_dump_query
Analisa dan parsing hasil query
Tampilkan summary
Tampilkan grafik protokol di layar summary dengan modul gprotocol.php
Tampilkan grafik paket di layar summary dengan modul gpaket.php
End module report.php
Modul
Keterangan
Parameter Input
Parameter Output
Dipanggil Modul
Memanggil Modul
: help.php
: Modul untuk menghasilkan layar help
::: toolbar.php
:-
Tampilkan Menu help pada seksi navigasi
tampilkan Isi menu pada seksi summary
End Module help.php
130
Modul
Keterangan
Parameter Input
Parameter Output
Dipanggil Modul
Memanggil Modul
: gprotocol.php
: Modul untuk menghasilkan grafik penggunaan bandwith berdasarkan protokol
::: summary.php
: common.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Query Tabel_dump_query
Analisa dan parsing hasil query
Hasilkan grafik protokol
End module gprotocol.php
Modul
Keterangan
Parameter Input
Parameter Output
Dipanggil Modul
Memanggil Modul
: gpaket.php
: Modul untuk menghasilkan grafik distribusi paket
::: summary.php
: common.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Query Tabel_dump_query
Analisa dan parsing hasil query
Hasilkan grafik protokol
End module gpaket.php
Modul
Keterangan
Parameter Input
Parameter Output
Dipanggil Modul
Memanggil Modul
: save.php
: Modul untuk menyimpan report ke dalam lokal storage
: ssc => session id
:: toolbar.php
: ssc.php
common.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Query Tabel_dump_query
Analisa dan parsing hasil query
Tampilkan full report
Munculkan save dialog setelah report selesai dibuatEnd module save.php
131
Modul
Keterangan
Parameter Input
Parameter Output
Dipanggil Modul
Memanggil Modul
: print.php
: Modul untuk menghasilkan report secara tertulis
: ssc => session id
:: toolbar.php
: ssc.php
common.php
Membuka koneksi ke database dengan modul common.php
Validasi session dengan modul ssc.php
Jika session tidak valid keluar
Query Tabel_dump_query
Analisa dan parsing hasil query
Tampilkan full report
Munculkan print dialog setelah report selesai dibuat
End module print.php
Modul
Keterangan
Parameter Input
Parameter Output
Dipanggil Modul
Memanggil Modul
: ssc.php
: Modul untuk validasi session
: ssc => session id
:: start.php
toolbar.php
summary.php
detil.php
query.php
report.php
duration.php
ipaddr.php
protocol.php
print.php
save.php
summary.php
settingsave.php
queryexec.php
ipsave.php
setting.php
: session.php
Set URL session_invalid
Set URL session_expired
Validasi session code dengan modul sesion.php
Jika session invalid
kirim HTTP header URL session_invalid
End Jika
Jika session sudah expired
kirim HTTP header URL session_expired
132
End Jika
End Module ssc.php
Modul
Keterangan
Parameter Input
Parameter Output
Dipanggil Modul
Memanggil Modul
: session.php
: Modul Objek operasi session
: ssc => session id
: err => pesan error
err_no => kode error
: ssc.php
:-
Query Tabel_Session berdasarkan ssc
Jika ssc kosong
Ciptakan session baru
Else
Verifikasi ssc
Jika ssc tidak valid
Set err_no = 201
Set err = "Session ID is not valid"
Keluar dari module
End Jika
Jika ssc sudah expired
Set err_no = 202
Set err = "Session ID has expired"
Keluar dari module
End Jika
Reset timer expired
Hapus session yang melewati batas expired
End Jika
End module session.php
Download