UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN SIDAGURI (Sida

advertisement
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN SIDAGURI (Sida
rhombifolia L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL
TOTAL PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR Sprague Dawley
Inri Okta Ridwanty1, Moerfiah2 dan Ike Yulia W3
1,2&3
Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Pakuan, Bogor.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian
ekstrak untuk menguji efektivitas dan mengetahui dosis ekstrak etanol daun
sidaguri yang efektif terhadap penurunan kadar kolesterol pada tikus jantan
galur Sprague Dawley yang telah diinduksi PTU. Hewan uji yang digunakan
yaitu 20 ekor tikus yang dibagi dalam 5 kelompok, setiap kelompok terdiri
dari 4 ekor tikus. Kelompok perlakuan terdiri dari dosis I (22,8 mg/200
gBB), dosis II (45 mg/200 gBB), dosis III (91 mg/200 gBB), kontrol positif
(Simvastatin 0,252 mg/200 gBB) dan kelompok kontrol negatif (CMC Na 5
%).
Hasil penelitian, diketahui ekstrak etanol daun sidaguri pada semua
dosis efektif menurunkan kadar kolesterol pada tikus selama pengobatan 15
hari. Dosis II (45 mg/200 gBB) merupakan dosis paling efektif untuk
menurunkan kadar kolesterol pada tikus putih jantan Sprague-Dawley.
Kata Kunci: Kadar Kolesterol, Tikus putih jantan galur Sprague Dawley,
Ekstrak Etanol Daun Sidaguri.
ABSTRACT
The purpose of research is to find out the effect of the extract given in
order to analyze the effectiveness and the effectual dosage of ethanol extract
of sidaguri leaf against the decreasing of cholesterol levels of a male galur
white mouse Sprague Dawleythat has been induced bu PTU. For the research,
20 white mice are used. The mice are divided into 5 groups, and each group
consists of 4 mice. The treatment consists of dosage I (22,8 mg/200 g weight),
dosage II (45 mg/200 g weight), dosage III (91 mg/200 g weight), positive
control is (Simvastatin 0,252 mg/200 g weight) and negative controlis
(CMCNa 0,5 %).
Research result show that all treatment dosage used are effective to
lower the cholesterol levels of the white mice in 15 days period of medication.
Dosage II (45 mg/200 g weight) is the most effective dosage to lower the
cholesterol levels of male white mice Sprague Dawley.
Keywords : Cholesterol Levels, galur male white mice Sprague Dawley,
Sidaguri leaf ethanol extract.
PENDAHULUAN
Kolesterol merupakan unsur penting
dalam tubuh yang diperlukan untuk
mengatur proses kimiawi di dalam tubuh,
tetapi kolesterol dalam jumlah tinggi bisa
menyebabkan terjadinya aterosklerosis
yaitu penyempitan dan pengerasan
pembuluh darah (Rahayu 2005). Kolesterol
adalah bagian dari lemak yang disebut lipid
plasma, bersama-sama dengan trigliserid,
fosfolipid dan asam lemak bebas.
Kolesterol didapatkan dari makanan yang
berasal dari hewan seperti otak, kuning
telur, kulit ayam dan jeroan. Trigliserida
dari
makanan
yang
mengandung
karbohidrat dan lemak jenuh seperti
daging, margarine, mentega, keju, minyak
sawit dan minyak kelapa. Fungsi kolesterol
adalah untuk mengsintesis (membuat)
membran sel, mengubah fluiditas sel dan
mengsintesis hormon steroid dan asam
empedu, sedangkan trigliserid adalah
sumber energi utama dalam tubuh manusia
(Dalimartha, 2007 dan Tapan, 2005). Jenis
kolesterol yang dapat membahayakan
sering kita kenal dengan sebutan LDL
(Low
Density
Lipoprotein)
yaitu
lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar
untuk disebarkan ke seluruh endotel
jaringan perifer dan pembuluh nadi. LDL
juga merupakan metabolit VLDL yang
disebut kolesterol jahat karena efeknya
yang aterogenik (Dalimartha, 2007).
Tanaman yang dapat dimanfaatkan
sebagai obat herbal untuk mengatasi
kolesterol yaitu tanaman sidaguri, yang
banyak
ditemukan
di
Indonesia.
Kandungan yang terdapat dalam daun
sidaguri yaitu alkaloid, kalsium oksalat,
tanin, saponin, fenol, asam amino dan
minyak terbang, (Ismawan, 2012). Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Indah
(2015) menunjukkan bahwa daun sidaguri
mengandung senyawa alkaloid, flavonoid,
saponin dan tanin.
Hasil
penelitian
sebelumnya
diketahui bahwa ekstrak etanol daun
sidaguri dapat menghambat aktivitas xantin
oksidase sehingga dapat menurunkan kadar
asam urat (Siti, 2012) dan menghambat
pertumbuhan bakteri Klebsiella pneumonia
(Agasta dan Sri, 2012). Daun sidaguri
secara empiris banyak digunakan sebagai
penurun kolesterol oleh masyarakat yang
dikombinasikan dengan tanaman lain,
karena belum ada penelitian secara ilmiah
maka masih perlu dilakukan uji efektivitas
ekstrak etanol daun sidaguri sebagai
penurun kolesterol pada tikus putih jantan
galur Sprague Dawley. Masyarakat secara
empiris mengkonsumsi dengan takaran 20
gram daun sidaguri kering (Winarto,
2004). Daun sidaguri diharapkan dapat
menurunkan kadar kolesterol sebagai obat
alternatif.
METODE PENELITIAN
Pengumpulan Bahan
Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah daun sidaguri muda
yang dipetik dari daun ke-4 dari pucuk,
yang didapat dari Balai Penelitian
Tanaman
Obat
dan
Aromatik
(BALITTRO), Cimanggu, Bogor.
Pembuatan Serbuk Simplisia Daun
Sidaguri
Daun segar sidaguri dicuci dengan
air mengalir sampai bersih, kemudian
daun-daun
tersebut
ditiriskan
agar
kandungan airnya menurun, setelah itu
dikeringkan menggunakan oven pada suhu
± 45° C sampai kering. Daun yang telah
kering berwarna hijau kecoklatan dan
rapuh, lalu dihaluskan menggunakan
grinder sehingga menjadi serbuk. Serbuk
diayak dengan pengayak mesh 30,
selanjutnya
serbuk
ditimbang
dan
ditempatkan pada wadah tertutup rapat.
Pembuatan Ekstrak Etanol Daun
Sidaguri
Serbuk dimasukkan kedalam wadah
untuk dimaserasi dengan pelarut etanol 70
% sampai terendam sempurna dalam
wadah tertutup baik dan terlindung dari
sinar cahaya. Maserasi dilakukan 2x
dengan masing-masing 500 gram serbuk
daun sidaguri dan 5 L etanol 70 %,
kemudian dimaserasi selama 3x24 jam
dalam botol kaca coklat. Botol diaduk atau
dikocok setiap 6 jam sekali selama 15
menit, setelah direndam 24 jam, kemudian
disaring dengan kain batis. Filtrat disimpan
dalam botol kaca coklat yang lain,
sedangkan residunya dimaserasi kembali
dengan pelarut etanol 70 %, setelah selesai
dimaserasi disaring dengan kain batis.
Residu ditambahkan kembali dengan sisa
pelarut, lalu disaring kembali dengan kain
batis.
Filtrat
digabungkan,
lalu
dienaptuangkan. Maserat diuapkan dengan
cara evaporator sehingga diperoleh ekstrak
kental.
Analisis Karakteristik Serbuk Simplisia
dan Ekstrak Kental
a. Penetapan Kadar Air
Penetapan kadar air serbuk
simplisia dilakukan dengan menggunakan
alat moisture balance, yaitu dengan cara
menyalakan tombol on/off terlebih dahulu,
kemudian pinggan diletakan di tengah dan
penahan punch diatasnya, atur program
akurasi dan temperatur sesuai dengan
simplisia yang akan diuji lalu ditara.
Ditimbang simplisia sebanyak 5 gram
(akurasi sedang), disimpan di atas punch
dengan jumlah serbuk yang telah
disesuaikan, diratakan sampai menutupi
permukaan punch lalu ditutup, setelah
proses selesei persen kadar air dari
simplisia akan tertera secara otomatis pada
moisture balance.
Penetapan kadar air ekstrak kental
dilakukan
menggunakan
metode
gravimetri, dengan cara ditimbang ekstrak
kental sebanyak 10 gram kemudian
dimasukkan kedalam cawan porselen yang
sebelumnya telah ditara terlebih dahulu,
lalu dimasukkan kedalam oven dengan
suhu 105ºC selama 5 jam dan ditimbang,
kemudian dilanjutkan pengeringan dan
ditimbang pada jarak 1 jam sampai
beratnya konstan (DepKes RI, 2000).
b. Penetapan Kadar Abu
Penetapan kadar abu simplisia
dilakukan dengan cara lebih kurang 2-3
gram serbuk simplisia ditimbang seksama,
dimasukkan ke dalam krus silikat yang
telah dipijarkan dan ditara, pijaran
diratakan perlahan-lahan hingga arang
habis, didinginkan dan ditimbang. Kadar
abu dihitung terhadap bahan yang telah
dikeringkan diudara (DepKes RI, 2000).
Syarat kadar abu ekstrak menurut
Farmakope Herbal (2008) tidak lebih dari
5,9 %.
Analisis Fitokimia Serbuk Simplisia dan
Ekstrak Kental
Uji Alkaloid
Sebanyak 500 mg serbuk simplisia
dan ekstrak kental ditimbang, kemudian
ditambahkan 1 ml asam klorida 2 N dan 9
ml air, dipanaskan diatas penangas air
selama 2 menit lalu didinginkan dan
disaring, selanjutnya filtrat digunakan
sebagai larutan percobaan yang akan
digunakan dalam pengujian berikut:
a. Filtrat
pada
kaca
arloji,
ditambahkan 2 tetes Bouchardat
LP. Hasil positif ditujukan dengan
adanya endapan coklat sampai
hitam.
b. Filtrat
pada
kaca
arloji,
ditambahkan 2 tetes Mayer LP.
Hasil positif ditujukan dengan
adanya endapan putih atau kuning
yang larut dalam methanol P.
c. Filtrat
pada
kaca
arloji,
ditambahkan 2 tetes Dragendorff
LP. Hasil positif ditujukan dengan
adanya endapan jingga coklat
(DepKes, 1995).
Uji Flavonoid
Sebanyak 500 mg serbuk simplisia
dan ekstrak kental ditimbang, kemudian
dilarutkan dalam 5 ml etanol 95 %, diambil
2 ml larutan dan ditambahkan 0,1 gram
serbuk
Magnesium,
kemudian
ditambahkan 10 tetes asam klorida pekat,
dikocok perlahan. Warna merah jingga
hingga merah ungu yang terbentuk
menunjukkan positif adanya flavonoid
(DepKes, 1995).
Uji Saponin
Sebanyak 500 mg serbuk simplisia
dan ekstrak kental ditimbang, kemudian
dimasukkan kedalam tabung reaksi,
ditambahkan 10 ml air suling panas,
didinginkan dan kemudian dikocok kuatkuat selama 10 detik. Hasil positif ditandai
dengan terbentuknya buih yang mantap
selama tidak kurang dari 10 menit, setinggi
1 cm sampai 10 cm. Pada penambahan 1
tetes asam klorida 2 N buih tidak hilang
(DepKes, 1995).
Uji Tanin
Sebanyak 2 gram serbuk simplisia
dan ekstrak kental ditambahkan etanol 80
% sebanyak 30 ml dikocok secara konstan
selama 15 menit, kemudian disaring. Filtrat
yang diperoleh diuapkan di atas penangas
air. Pada sisa penguapan ditambahkan
akuades panas, lalu diaduk. Setelah dingin
lalu disentrifugasi. Cairan di atasnya
dipisahkan dengan cara dekantasi, dan
larutan digunakan sebagai larutan uji.
Terhadap larutan uji dilakukan percobaan
sebagai berikut :
a. Ditambhakan larutan 10 % gelatin,
akan timbul endapan warna putih.
b. Ditambah NaCl-gelatin (larutan 1
% gelatin dalam larutan 10 % NaCl
dengan perbandingan 1:1). Timbul
endapan dan dibandingkan dengan
hasil pada butir a.
c. Ditambah larutan 3 % besi (III)
klorida, terjadi warna hijau biru
hingga kehitaman (Hanani, 2015).
Pemeliharaan
Hewan
Coba
(Aklimatisasi)
Hewan coba yang digunakan pada
penelitian ini adalah tikus putih jantan
galur Sprague Dawley sebanyak 20 ekor
yang berumur 3-4 bulan dengan bobot
sekitar 200-300 gram. Dibagi menjadi 5
kelompok
perlakuan,
masing-masing
kelompok terdiri dari 4 ekor. Tikus putih
jantan sebelumnya diaklimatisasi terlebih
dahulu di dalam ruang kandang hewan
selama
kurang
lebih
1
minggu.
Aklimatisasi bertujuan untuk membiasakan
tikus terhadap lingkungan barunya dan
dilakukan pengamatan keadaan umum
seperti penimbangan berat badan dan
kesehatan hewan. Kandang berbentuk
kotak plastik dengan tutup kawat yang
berukuran 30 cm x 20 cm x 12 cm yang
dialasi sekam padi dan dibersihkan secara
rutin setiap tiga kali seminggu agar kondisi
kandang tetap kering dan sehat. Selama
penelitian semua kelompok tikus diberi
pakan pelet standar B-512, dan minum
secara ad libitum.
Induksi PTU (Propiltiourasil)
Tikus diinduksi PTU 100 mg yang
digunakan sebanyak 12,5 mg/hari dalam 2
kali dosis pemberian selama 10 hari.
Propiltiourasil dibuat dalam bentuk larutan
suspensi cmc 0,5 % dengan cara
melarutkan 100 mg PTU (1 tablet) dalam 8
ml pelarut, sehingga dalam 1 ml larutan
mengandung 12,5 mg PTU (Allo, et al.,
2013). Volume dosis yang telah dihitung
diinduksi secara oral.
Pemberian Ekstrak Etanol Daun
Sidaguri pada Hewan Coba
Sebanyak 20 ekor tikus putih jantan
galur Sprague Dawley dibagi menjadi 5
kelompok
dimana
masing-masing
kelompok terdiri dari 4 ekor tikus putih
jantan dengan pembagian kelompok,
diantaranya :
1. Dosis I Ekstrak etanol daun
sidaguri 22,8
mg/200 g BB
sebanyak 2 ml secara oral.
2. Dosis II Ekstrak etanol daun
sidaguri 45 mg/200 g BB sebanyak
2 ml secara oral.
3. Dosis III Ekstrak etanol daun
sidaguri 91 mg/200 g BB sebanyak
2 ml secara oral.
4. Kontrol
positif
yang diberi
Simvastatin 0,252 mg/200 g BB
sebanyak 2 ml secara oral.
5. Kontrol negatif yang diberi larutan
CMC Na 0,5 % sebanyak 2 ml
secara oral.
Prosedur pengukuran kadar kolesterol
total
Ekor tikus dibersihkan dari kotoran
yang menempel. Darah diambil dari ekor
tikus dengan cara melukainya, darahnya
diletakkan
pada
strip
diambil
menggunakan oxidase-peroxidase reactiv
strips yang selanjutnya dipasang pada alat
glukometer Accu chek active untuk dilihat
kadar kolesterol yang dinyatakan dalam
mg/dL.
Rancangan Penelitian
Untuk memperoleh suatu kesimpulan
mengenai antikolesterol dari ekstrak etanol
daun sidaguri pada tikus putih jantan maka
data yang diperoleh dianalisa dengan
menggunakan analisa sidik ragam untuk
Rancangan Acak Lengkap Faktorial.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Serbuk
Ekstrak Kental
Gambar 1. Serbuk dan Ekstrak Kental
Daun
Sidaguri.
Rendemen serbuk yang diperoleh
sebesar 31,11 %. Rendemen ekstrak etanol
daun sidaguri adalah 29,21 %.
Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air
Serbuk dan Ekstrak Kental
Kadar Air
Ulangan
Serbuk
Ekstrak
1
2
2,62 %
2,50 %
15,09 %
14,31 %
Rata-rata
2,56 %
14,7 %
Tabel 2. Hasil Analisis Kadar Abu
Serbuk dan Ekstrak Kental
Kadar Abu
Ulangan
Serbuk
Ekstrak
1
2
7,42 %
7,96 %
5,33 %
5,39 %
Rata-rata
7,69 %
5,36 %
Tabel 3. Hasil Analisis Fitokimia
Hasil Analisis
Golongan
Senyawa
Serbuk
Ekstrak
Alkaloi
+
+
Flavonoid
+
+
Saponin
+
+
Tanin
+
+
Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus
Setelah Induksi PTU
Tikus
dikondisikan
menjadi
hiperkolesterolimia dengan pemberian
tablet PTU dalam CMC Na 0,5 % yang
diberikan secara
oral
(perhitungan
mengenai dosis PTU pada. PTU
(propiltiourasil) berfungsi meningkatkan
kadar kolesterol dengan cara menghambat
sintesis hormon tiroid. Bila hormon
tiroidnya
dihambat
maka
akan
memperlambat pula kerja reseptor LDL di
dalam tubuh, sehingga ekskresi kolesterol
yang melalui feses dihambat maka
terjadilah penumpukkan di dalam darah
yang menyebabkan kadar kolesterol darah
meningkat (Guyton dan Hall, 1997).
Propiltiourasil
akan
menimbulkan
hipotiroidisme yang di hubungkan dengan
peningkatan konsentrasi LDL plasma
akibat penurunan katabolisme LDL.
Penyebabnya yaitu pada kondisi hipotiroid
terjadi penurunan sintesis reseptor dan
ekskresi LDL di hati, sehingga LDL
banyak beredar di plasma dan menjadi
penyebab hiperkolesterolemia (Allo, et al.,
2013).
Simvastatin 0,252 mg/200 g BB dan
Kontrol negatif dengan Larutan CMC 0,5
%.
Pemberian ekstrak dilakukan peroral
setiap hari selama 15 hari dan diukur kadar
kolesterol pada hari ke-5, hari ke-10, hari
ke-13 dan hari ke-15 setelah perlakuan.
Dosis perlakuan tersebut berdasarkan dosis
empiris untuk manusia yaitu 20 gram
simplisia kering (Winarto, 2004) yang
dikonversikan dengan dosis hewan coba
sebagai dosis awal. Dosis tersebut
kemudian dinaikkan 2 kali-nya dan
diturunkan 2 kali-nya.
Gambar 2. Grafik Rata-rata
Peningkatan Kadar Kolesterol
Hasil
rata-rata
dimana
kadar
kolesterol sebelum di induksi dengan PTU
yaitu sebesar 153,8 mg/dL, setelah
dilakukan induksi pada hari ke-5 terjadi
peningkatan menjadi 193,7 mg/dL,
kemudian dilakukan induksi kembali pada
hari ke-10 terjadi peningkatan menjadi
233,65 mg/dL. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa pemberian PTU secara signifikan
dapat meningkatkan kadar kolesterol,
sesuai dengan penelitian Allo, dkk (2013).
Hasil Perlakuan Ekstrak Kental Daun
Sidaguri terhadap Penurunan Kadar
Kolesterol
Perlakuan dilakukan terhadap tikus
yang telah diinduksi dengan PTU.
Kelompok perlakuan tikus terdiri dari:
Ekstrak etanol daun sidaguri dosis I yaitu
22,8 mg/200 g BB, Ekstrak etanol daun
sidaguri dosis II yaitu 45 mg/200 g BB,
Ekstrak etanol daun sidaguri dosis III yaitu
91 mg/200 g BB, Kontrol positif dengan
Gambar 3. Grafik Rata-rata Penurunan
Kadar Kolesterol
Pengukuran
dilakukan
dengan
menggunakan
alat
Easy
Touch®,
parameter yang diukur adalah kadar
kolesterol tikus setelah pemberian ekstrak
etanol daun sidaguri.
Penyebab penurunan kadar kolesterol
adalah kandungan senyawa flavonoid yang
dapat mengurangi kadar kolesterol darah
pada
mencit
yang
mengalami
hiperlipidemia dan mengurangi oksidasi
kolesterol LDL yang memiliki peranan
penting dalam proses aterogenesis yaitu
radang yang terjadi pada dinding pembuluh
darah
akibat
penumpukan
lemak.
Flavonoid bekerja mengurangi sintesis
kolesterol dengan cara menghambat
aktivitas enzim acyl-CoA cholesterol acyl
transferase (ACAT) pada sel HepG2 yang
berperan dalam penurunan esterifikasi
kolesterol pada usus dan hati, serta
menghambat aktivitas enzim 3-hidroksi-3metil-glutaril-CoA (Metwally, 2009 dan
Arief, 2012).
Semua
kelompok
perlakuan
menunjukkan
penurunan
terhadap
kolesterol darah tikus. Dosis ekstrak
sidaguri yang paling baik menurunkan
kadar kolesterol yaitu pada perlakuan dosis
II (45 mg/200 gram BB), diikuti dengan
dosis III (91 mg/200 gram BB) dan dosis I
(22,8 mg/200 gram BB), sedangkan pada
kontrol negatif masih menunjukkan angka
yang besar. Simvastatin sebagai kontrol
positif memang jauh lebih baik
kemampuannya
menurunkan
kadar
kolesterol, hal ini dikarenakan Simvastatin
bekerja menurunkan lipid dengan cara
menghambat 3-hydroxy-3-methyl-glutaryl
koenzim A (HMG-CoA) reduktase dalam
melepaskan prekursor kolesterol asam
mevalonik dari koenzim A. Kompetitif
inhibisi oleh simvastatin menimbulkan
respon
kompensasi
selular
seperti
peningkatan enzim HMG-CoA reduktase
dan reseptor Low Density Lipoprotein
(LDL) dikarenakan peningkatan HMGCoA reduktase (Adesta, 2010).
Pengaruh Perlakuan terhadap Bobot
Badan Tikus Putih Jantan
Berat badan tikus menunjukkan
adanya perubahan selama perlakuan. Bobot
badan tikus yang ditimbang yaitu bobot
badan normal sebelum induksi, bobot
badan sesudah induksi dan bobot badan
setelah pengobatan.
Gambar 4. Grafik Perubahan Bobot
Badan Tikus
Perubahan berat badan tikus dapat
dilihat pada Gambar 7. Bobot badan
mengalami kenaikan setelah diinduksi
dengan
PTU
karena
terjadinya
penumpukan
LDL
yang
dihambat
ekskresinya. Perubahan kenaikan bobot
badan yang lebih tinggi terjadi pada
kelompok dosis I diiringi dosis II, kontrol
positif, kontrol negatif dan dosis III,
kemudian mengalami penurunan selama 15
hari perlakuan dan konsentrasi penurunan
paling tinggi terjadi pada kelompok dosis
II diiringi dengan dosis I dan dosis III.
Faktor fisiologis dan pola makan tikus
mempengaruhi perubahan berat badan
yang bervariasi selama induksi dan selama
perlakuan,
sehingga
kenaikan
dan
penurunan berat badan setiap tikus
berbeda-beda.
Analisis Data
Berdasarkan hasil uji statistik RAL
faktorial hubungan antara dosis perlakuan
dengan waktu pemberian memberikan
pengaruh
berbeda
nyata
terhadap
penurunan kadar kolesterol karena sig
dosis < 0,05 dan tidak terdapat interaksi
antar dosis dan waktu karena nilai sig >
0,05 sehingga dilakukan uji lanjut Duncan,
maka diperoleh data bahwa pada dosis I,
dosis II, dosis III dan kontrol positif
memberikan pengaruh yang sama terhadap
penurunan kadar kolesterol pada tikus,
sementara
pada
kontrol
negatif
memberikan pengaruh yang berbeda nyata
terhadap penurunan kadar kolesterol pada
tikus. Hasil uji Duncan maka terlihat
bahwa dosis I, dosis II dan dosis III berada
dalam satu subset dengan kontrol positif
yang artinya ketiga dosis tersebut dapat
menurunkan kadar kolesterol dengan baik,
tetapi dosis II (45 mg/200 gram BB) adalah
dosis
yang paling efektif
untuk
menurunkan kadar kolesterol pada tikus,
karena hasil pada uji Duncan yaitu 168,15
sangat berbeda sedikit dibandingkan
dengan kontrol positif yaitu 168,40.
Uji lanjut Duncan berdasarkan waktu
perlakuan pada hari ke-10, 13 dan 15
memberikan pengaruh yang sama terhadap
penurunan kadar kolesterol, sementara
pada hari ke-0 dan hari ke-5 memberikan
pengaruh yang berbeda nyata terhadap
penurunan kadar kolesterol pada tikus.
L.) Terhadap Kadar Kolesterol
Total
Tikus
Wistar
(Rattus
norvegicus). Jurnal e-Biomedik
(eBM). 1 (1). Hal 371-378.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
a.
Pemberian ekstrak daun sidaguri
pada hari ke-10, 13 dan 15
memberikan pengaruh yang sama
terhadap penurunan kadar kolesterol.
b.
Ekstrak daun sidaguri pada dosis II
(45 mg/gram BB) efektif dapat
menurunkan kadar kolesterol pada
tikus putih jantan galur SpragueDawley yang diinduksi dengan PTU.
Arief, M. I, R. Novriansyah, I. T.
Budianto, M. B. Harmaji. 2012.
Jurnal Prestasi. Potensi Bunga
Keramuting
(Melastoma
malabathricum L.) Terhadap Kadar
Kolesterol Total dan Trigliserida
Pada
Tikus
Putih
Jantan
Hiperlipidemia Yang Diinduksi
Propiltiourasil. Vol 1 (2): 124.
Saran
a.
Perlu
dilakukan
perbandingan
induksi antara PTU dengan pakan
tinggi
lemak,
agar
kenaikan
kolesterol pada tikus putih jantan
galur Sprague Dawley naik dengan
baik.
b.
Perlu dilakukan penelitian untuk
mengecek nilai kadar kolesterol LDL
dan trigliserida pada tikus putih
jantan galur Sprague dawley.
DAFTAR PUSTAKA
Adesta, Fajar Englando Alan. 2010.
Pengaruh Pemberian Simvastatin
Terhadap Fungsi Memori Jangka
Pendek Tikus Wistar Hiperlipidemi.
Agasta, R.S dan M. Sri. 2012. Ekstrak
Metanol dan Etanol Daun Sidaguri
(Sida rhombifolia L.) Menghambat
Pertumbuhan Bakteri Klebsiella
pneumonia tetapi tidak terhadap
Staphylococcus
aureus.
FKIP
Universitas Negeri
Semarang.
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.ph
p/prosbio/article/view/1173.
Diakses Sabtu, 13 Oktober 2015
Pukul 16.29 WIB.
Allo, G. I., Mowor, M. P., dan Awaloei,
H., 2013. Uji Efek Ekstrak Etanol
Daun Jambu Biji (Psidium guajava
Dalimartha, S. 2007. 36 Resep Tumbuhan
Obat
Untuk
Menurunkan
Kolesterol. Jakarta: Puspa Swara.
DepKes RI. 1995. Materia Medika
Indonesia. Jilid V. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pengawasan
Obat dan Makanan.
DepKes RI. 2000. Parameter Standar
Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
Direktorat Jenderal Pengawasan
Obat dan Makanan.
Erik
Tapan, MHA. 2005. Penyakit
Degeneratif. PT Elex Media
Komputindo. Jakarta : hal 48.
Guyton, A.C. dan J. E. Hall. 1997. Buku
Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi
Ke-9. Terj.daei: Text book of
medical physiologi, oleh Setiawan,
I. Penerbit Buku Kedokteran EGC:
Jakarta.
Hanani, E. 2015. Analisis Fitokimia.
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta : hal 85.
Ismawan, Bambang. 2012. Herbal
Indonesia Berkhasiat. PT. Trubus
Swadaya. Depok: hal 490-491.
KemenKes RI, 2011. Suplemen II
Farmakope Herbal Indonesia.
Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia. Halaman 81,
85.
Metwally MAA, El-Gellal AM, El-Sawaisi
SM. 2009. Effects of silymarin on
lipid metabolism in rats. World App
Sci J 12: 1634-1637.
Permatasari, Indah. 2015. Uji Efektivitas
Ekstrak Etanol Daun Sidaguri (Sida
rhombifolia
L.)
Terhadap
Penurunan Pada GulaDarah Tikus
Putih Jantan Galur
Sprague
Dawley.
Skripsi.
Universitas
Pakuan: Bogor.
Siti, M.L. 2012. Uji Penghambatan
Ekstrak Daun Sidaguri (Sida
rhombifolia L.) terhadap Aktivitas
Xantin Oksidase dan Identifikasi
Golongan Senyawa pada Fraksi
yang Aktif. (Skripsi). Depok:
FMIPA
Farmasi
Universitas
Indonesia.
W. P. Winarto. 2004. Harba (Panduan
Pengembangan Tanaman Obat).
Edisi September 2004 – Februari
2005. Yayasan Pengembangan
Tanaman Obat. Pondok Cabe
Ciputat: hal 26.
Download